satuan acara pembelajaran novat

12
TUGAS PENKES SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN) E I A D T NOVAT TINGOR 1002013 Dosen pembimbing: Ns.Veolina Irman S,kep PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES SYEDZA SAINTIKA

Upload: novat-em

Post on 19-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Pembelajaran Novat

TUGAS PENKES

SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN)

E

I

A

DT

NOVAT TINGOR

1002013

Dosen pembimbing: Ns.Veolina Irman S,kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA

PADANG

2013

Page 2: Satuan Acara Pembelajaran Novat

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Medical Bedah

Kode Mata Kuliah : BB 0504 / 4 SKS (2 sks teori)

Waktu Pertemuan : 1 x 2 x 50’

Pertemuan : 3 (ketiga)

A. KOMPETENSI

1. KU : Menerapkan dan mempraktekkan dalam menyusun Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

2. KP : Menjelaskan konsep dasar keperawatan medical bedah

B. POKOK BAHASAN

1. Asuhan keperawatan Pada Klien TB Paru

C. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian TB Paru

2. Etiologi TB Paru

3. Manifestasi Klinis TB Paru

4. Patofisiologi

5. Pengkajian pada penderita TB Paru

Page 3: Satuan Acara Pembelajaran Novat

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSENKEGIATAN

MAHASISWAMEDIA DAN

ALAT PENGAJARAN

Pendahuluan 1. Menguraikan tujuan dan

manfaat mata kuliah

serta kompetensi akhir

yang akan dicapai oleh

mahasiswa pada akhir

proses pembelajaran

2. Menjelaskan pokok

bahasan dan sub pokok

bahasan kuliah hari ini

1. Memahami uraian

dosen dan menanyakan

hal hal yang terkait

dengan pemberian

materi tentang

pengertian TB Paru ,

Etilogi TB Paru,

Manifestasi klinis TB

Paru, Patofisiologi dan

Pengkajian pada

penderita TB Paru

2. Memahami dengan

secara seksama uraian

pokok bahasan dan sub

pokok bahasan kuliah

hari ini

LCD proyektor,

White borrad

Page 4: Satuan Acara Pembelajaran Novat

Penyajian 1. Menjelaskan pengertian

TB Paru

2. Menjelaskan Etiologi

TB Paru

3. Menjelaskan manifestsi

klinis TB Paru

4. Menjelaskan

Patofisiogi TB Paru

5. Menjelaskan

Pengkajian pada

penderita TB Paru

6. Menanyakan kembali

hal hal yang belum

dipahami dan perlu di

diskusikan

1. Memperhatikan dan

mendengarkan

penjelasan

2. Memperhatikan dan

mencatat etiologi TB

Paru

3. Memperhatikan dan

mencatat manifestasi

klinis

4. Memperhatikan dan

mencatat

penatalaksanaan TB

Paru

5. Memahami penjelasan

Asuhan Keperawatan

6. Memberi tanggapan

LCD Proyektor,

White board

Penutup Bersama sama mahasiswa

menyimpulkan kembali

tentang pengertian TB

Paru, etiologi, manifestasi

klinis, patofisiologi, dan

pengkajian pada pasien

dengan TB Paru

Memberikan komentar

dan sumbang saran

tentang materi pengertian

TB Paru,

etiologi, ,anifestasi klinis,

patofisiologi dan

pengkajian pada pasien

dengan TB Paru

LCD proyektor,

White board

Page 5: Satuan Acara Pembelajaran Novat

Menugaskan mahasiswa

mempelajari materi kuliah

yang akan datang tentang

Asuhan Keperawatan TB

Paru

Membaca dan memahami

materi kuliah yang akan

datang tentang Asuhan

Keperawatan TB Paru

E. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mengenai Asuhan Keperawatan TB

Paru. Contoh soal :

1. Jelaskan manifestasi klinis penyakit TB Paru

2. Hal-hal yang perlu dikaji pada penderita Tb paru

F. REFERENSI

Muttaqin.Arif (2008) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan.Salemba Medika.Jakarta

Lampiran Materi

A. Defenisi

Tuberculosis paru-paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi kronis atau menahun yang

menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang

dan nodus limfe (Irman somantri, 2008).

B. Etiologi

Page 6: Satuan Acara Pembelajaran Novat

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran

panjang 1- 4 mm dengan tebal 0,3 – 0,6 mm. sebagian besar komponen M.

tuberculosis adalah berupa lemak (lipid) sehingga kuman mampu tahan terhadap asam

serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.

Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen.

Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang

kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk

penyakit tuberkulosis (Irman somantri, 2008).

C. Manifestasi Klinis

Gejala pada tuberkulosis terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Gejala Respiratorik

a. Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu

b. Dahak yang mukoid sampai mukopurulan

c. Nyeri dada, sampai batuk darah

d. Sesak napas (bila ada tanda-tanda penyebaran ke rongga lain)

2. Gejala Sistemik

a. Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam

b. Akut: demam tinggi, menggigil

c. Millier: demam akut, sesak napas, sianosis

D. Patofisiologi

Infeksi primer. Pertama kali klien terinfeksi oleh tuberculosis disebut sebagai

“infeksi primer” dan biasanya terdapat pada apeks paru atau dekat pleura lobus bawah.

Infeksi primer mungkin hanya berukuran mikroscopis, dan karenanya tidak tampak pada

foto ronsen. Tempat infeksi primer dapat mengalami proses degenerasi nekrotik

(perkejuan) tetapi bisa saja tidak, yang menyebabkan pembentukan rongga yang terisi

oleh masa basil tuberkel seperti keju, sel-sel darah putih yang mati, dan jaringan paru

Page 7: Satuan Acara Pembelajaran Novat

nekrotik. Pada waktunya, material ini mencair dan dapat mengalir ke dalam percabangan

trakheobronkhial dan dibatukkan. Rongga yang terisi udara tetap ada dan mungkin

terdeteksi ketika dilakukan ronsen dada.

Sebagian besar tuberkel primer menyembuh dalam periode bulanan dengan

membentuk jaringan parut, dan pada akhirnya terbentuk lesi pengapuran yang juga

dikenal sebagai tuberkel ghon. Lesi ini dapat mengandung basil hidup yang dapat aktif

kembali meski telah bertahun-tahun, dan menyebabkan infeksi sekunder.

Infeksi TB primer menyebabkan tubuh mengalami reaksi alergi terhadap basil tuberkel

dan proteinnya. Respon imun seluler ini tampak dalam bentuk sensitisasi sel-sel T dan

terdeteksi oleh reaksi positif pada tes kulit tuberkulin. Perkembangan sensitivitas

tuberkulin ini terjadi pada semua sel-sel tubuh 2-6 minggu setelah infeksi primer. Dan

akan dipertahankan selama basil hidup berada dalam tubuh. Imunitas didapat ini biasanya

menghambat pertumbuhan basil lebih lanjut dan terjadinya infeksi aktif.

Faktor yang tampaknya mempunyai peran dalam perkembangan TB menjadi

penyakit aktif termasuk:

a.       usia lanjut

b.      imunosupresi

c.       infeksi HIV

d.      malnutrisi

e.       alkoholisme dan penyalahgunaan obat

f.       adanya keadaan penyakit lain

g.      predispose genetic

Infeksi sekunder. Selain penyakit primer yang progresif, infeksi ulang juga

mengarah pada bentuk klinis TB aktif. Tempat primer infeksi yang mengandung basil TB

dapat tetap laten selama bertahun-tahun dan kemudian teraktifkan kembali jika daya

tahan klien menurun. Penting artinya untuk mengkaji kembali secara periodik klien yang

telah mengalami infeksi TB untuk mengetahui adanya penyakit aktif (Niluh dan Christie,

2003). 

E. Pengkajian

Page 8: Satuan Acara Pembelajaran Novat

Riwayat Perjalanan Penyakit

a. Pola aktivitas dan istirahat

Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit

tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.

Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut;

infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul.

b. Pola nutrisi

Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.

Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.

c. Respirasi

Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.

Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid

kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi

basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru

dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.),

perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran

bronkogenik).

d. Rasa nyaman/nyeri

Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Objektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa

timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

e. Integritas ego

Page 9: Satuan Acara Pembelajaran Novat

Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan takberdaya/tak ada

harapan.

Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.

Riwayat Penyakit Sebelumnya:

a. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.

b. Pernah berobat tetapi tidak sembuh.

c. Pernah berobat tetapi tidak teratur.

d. Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.

e. Daya tahan tubuh yang menurun.

f. Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.

Riwayat Pengobatan Sebelumnya:

a. Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.

b. Jenis, warna, dosis obat yang diminum.

c. Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.

d. Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Riwayat Sosial Ekonomi:

Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.

Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas,

menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan

dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang

banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus

harapan.

Faktor Pendukung

a. Riwayat lingkungan.

b. Pola hidup.

Page 10: Satuan Acara Pembelajaran Novat

c. Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan

diri.

d. Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit,

pencegahan, pengobatan dan perawatannya.