satuan-acara-penyuluhan-asi-ekslusif-ruang-anak-lt-1
DESCRIPTION
ASITRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)PENDIDIKAN KESEHATAN
ASI EKSLUSIF PADA BAYI USIA DINI
DI RUANG ANAK LANTAI I RSUP dr. KARIADI SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Profesi Ners Stase Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Elsa Naviati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.AnakDosen Pembimbing Klinik : Ns. Ubaidillah, S.Kep
Oleh
Erlangga Galih Z.N
NIM. 22020115210021
PROGRAM PROFESI NERS XXVI
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
ASI EKSLUSIF PADA BAYI USIA DINI
DI RUANG ANAK LANTAI I RSUP dr. KARIADI SEMARANG
Pokok bahasan : ASI Eksklusif pada bayi usia dini
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya ASI Eksklusif pada bayi usia dini
Sasaran : Ibu-ibu menyusui yang memiliki bayi yang sedang dirawat
di ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi
Waktu : 13.00-13.25 WIB
Pertemuan ke : 1 (satu)
Tanggal : 9 September 2015
Tempat : Ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi
Penyuluh : Mahasiswa PSIK FK Undip
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI eksklusif merupakan cara ibu menyusui bayi secara murni dari usia 0-6
bulan. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti: susu formula, madu,
air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Dalam menyusui,
khususnya secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah.
Namun, seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering kali mendapat
informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui
yang benar dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui
bayinya (Roesli, 2005).
Banyak pengetahuan dan informasi yang disampaikan oleh berbagai media yang
menyatakan keunggulan ASI dibandingkan susu non formula maupun susu formula.
Diantara keunggulan ASI yang nyata yaitu adanya bahan-bahan imunitas yang efektif
untuk penyakit-penyakit gastrointestinal, alergi makanan dan diabetes, juga tindakan
menyusui dapat memberikan kepuasan batin bagi ibu dan anak, dan merupakan dasar
bagi perkembangan kepribadian anak. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
manfaat pemberian ASI eksklusif antara lain yaitu menurunkan mortalitas bayi,
menurunkan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu
perkembangan kecerdasan anak dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi
ibu (Tjekyan, 2003).
Data yang diperoleh dari survey kementerian kesehatan tahun 2008, ternyata
hanya 30-40 % bayi berusia kurang dari 2 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Sekitar 6-10 % bayi berusia 4-5 bulan mendapatkan ASI eksklusif dan hanya 3 % yang
diberi ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan. Dari laporan Depkes didapatkan
penurunan pemberian ASI eksklusif dari 42,4 % pada tahun 2003 menjadi 39,5 % pada
tahun 2008. Dukungan pemerintah Indonesia terhadap penggunaan dan pemberian ASI
termasuk ASI eksklusif sebenarnya telah dicanangkan, hal itu terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu / GNPP ASI
pada tahun 2006. (Wijaya, 2006). Salah satu gerakan peningkatan ASI yaitu melalui
pendidikan kesehatan melalui tenaga kesehatan dan kader-kader yang berada diseluruh
wilayah Indonesia. Dengan diadakannya pendidikan kesehatan baik secara personal
maupun yang dilakukan secara massal maka dapat menambah wawasan para ibu
tentang pentingnya ASI ekslusif sehingga mereka dapat meningkatkan pemberian ASI
ekslusif pada bayi terutama pada usia 0-6 bulan.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 15 menit, peserta yang mengikuti
pendidikan kesehatan diharapkan dapat memahami dan mengetahui tentang pentingnya
ASI Eksklusif dan konsep pemberian ASI Eksklusif pada bayi
C. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta pendidikan kesehatan dapat menjelaskan tentang pengertian ASI Eksklusif
2. Peserta pendidikan kesehatan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat ASI
Ekslusif
3. Peserta pendidikan kesehatan dapat menjelaskan tata cara memberikan ASI
Eksklusif dengan metode yang benar
4. Peserta pendidikan kesehatan dapat dampak negatif pemberian ASI yang tidak
optimal
D. Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan mengenai ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan yaitu
para ibu yang sedang menyusui di ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi Semarang
E. Karakteristik Sasaran
Para ibu yang sedang menyusui pada bayi usia 0-6 bulan di ruang anak lantai 1 RSUP
dr.Kariadi Semarang
F. Target
Adapun target yang diharapkan yaitu 75% ibu peserta pendidikan kesehatan dapat
memahami dan mengetahui tentang pentingnya serta konsep pemberian ASI Ekslusif
pada bayi.
G. Strategi Pembelajaran
1. Metode
Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan di RW 07Semarang adalah:
Ceramah
Tanya jawab
2. Alat dan Media
Leaflet
3. Kriteria Evaluasi
a) Kriteria Evaluasi Struktural
Pre planning sudah dibuat
Media dan materi sudah dipersiapkan
Ada kontrak waktu antara pemberi materi pendidikan kesehatan dengan peserta
b) Kriteria Evaluasi Proses
Berjalan dengan lancar
Penyampaian materi runtut dan sesuai dengan jadwal
Peserta mengikuti pendidikan kesehatan (ceramah) dengan cermat dari awal
sampai akhir
Peserta aktif dalam mengamati ataupun bertanya selama pendidikan kesehatan
Pemberi materi mampu memfasilitasi jalannya pendidikan kesehatan
c) Kriteria Evaluasi Hasil
Setelah 15 menit mengikuti pendidikan kesehatan, maka:
Peserta pendidikan kesehatan dapat menjelaskan tentang pentingnya serta
konsep ASI Eksklusif
Peserta pendidikan kesehatan dapat menjelaskan tentang pengertian ASI
Ekslusif
Peserta pendidikan kesehatan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dan
tata cara pemberian ASI Ekslusif
Peserta pendidikan kesehatan dapat dampak negatif pemberian ASI yang tidak
optimal
H. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tahap
kegiatan
Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan tersuluh Metode
dan Media
Pembukaan 2 menit Salam
Perkenalan
Menyampaikan
cakupan materi,
tujuan
penyuluhan
Menjelaskan
gambaran
kegiatan
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Ceramah
Penyajian 10 menit Menjelasan
definisi ASI
Eksklusif
Menjelaskan
tujuan
pemberian ASI
Eksklusif
Menyebutan
dan
menjelaskan
pentingnya serta
manfaat ASI
Eksklusif
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Leaflet
Menjelaskan
tentang tata cara
pemberian ASI
Ekslusif dan
dampak bila
dalam
pemberiannya
ASI Eksklusif
tidak optimal
Memperhatikan
serta bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Penutup 3 menit Mengevaluasi
dan tanya jawab
Menyimpulkan
pokok bahasan
Mengakhiri
pertemuan
dengan salam
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Menjawab salam
Ceramah
I. Setting Tempat
Keterangan gambar :
Penyaji pendidikan kesehatan
Peserta pendidikan kesehatan ASI Eksklusif
Observer dan fasilitator ASI Eksklusif
BAB II
MATERI
A. Definisi
ASI Ekskusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6
bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu,
pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada
bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.
Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009).
ASI Eksklusif yaitu sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi usia 0-6 bulan dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang
sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-
sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007)
Dari beberapa gagasan diatas terkait definisi ASI Eksklusif dapat disimpulkan
bahawa ASI Eksklusif merupakan ASI yang memenuhi kebutuhan gizi pada bayi usia 0-
6 bulan tanpa tambahan makanan lainnya yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
B. Kandungan ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang
suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu
formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya
diare pada bayi yang mendapat susu formula.Komposisi ASI yaitu : karbohidrat, protein,
lemak,mineral,vitamin (Hubertin, 2004).
Di dalam ASI terdapat laktosa yang merupakan karbohidrat utama dalam ASI yang
berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI
hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama
laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini maka
kadar karbohidrat ASI relatif stabil. (Badriul, 2008). Selain karbohidrat, ASI juga
mengandung protein. Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda
dengan protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula
terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak yang terdiri dari
protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu formula lebih
banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Disamping
itu juga, ASI mempunnyai asam amino yang lengkap yaitu taurin. Taurin diperkirakan
mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam
jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang (Preasetyono, 2009).
Selain mengandung karbohidrat, lemak, protein, ASI juga mengandung mineral,
vitamin K, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin yang larut dalam air. Hampir
semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam
ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI.
Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan
asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).
C. Manfaat
Komposisi ASI yang lengkap dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula.
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui.
Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya
tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih
sayang.
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan
bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya.
Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan,
bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2
tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan penelitian khusus guna
memantau pertumbuhan bayi penerima ASI eklslusif dan terbukti bayi penerima ASI
eksklusif dapat tumbuh sesuai dengan rekomendasi pertumbuhan standar WHO-NCHS
(Danuatmaja, 2003).
Selain itu juga, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Dengan diberikan
ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan
tubuh ) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan
menurun segera setelah kelahirannya. ASI merangsang terbentuknya antibodi bayi lebih
cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif. Suatu kenyataan
bahwa mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit) pada bayi
ASI eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI
(Budiasih, 2008).
Perkembangan kecerdasan bayi sangat ditentukan oleh ASI. Faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak adalah nutrisi yang diterima
saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan
atau growt spourt sangat penting karena pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat.
Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi
sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal karena
kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja, 2003).
Bagi ibu, manfaat menyusui terutama pada masa pemberian ASI Eksklusif yaitu
dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah
dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum)
akan berkurang. Hal ini terjadi karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar
oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga
perdarahan akan lebih cepat berhenti. Proses ini akan menurunkan angka kematian ibu
yang melahirkan. Selain itu juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada
ibu karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).
Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan
terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan
menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker
payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga
bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari
penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang
menyusui berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebih praktis,
ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi kepuasan pada ibu (Maulana, 2007).
D. Tata Cara Memberikan ASI
Air Susu Ibu (ASI) sangat ideal untuk bayi yang masih tergantung pada air susu
untuk mempertahankan kehidupannya. Pemberian ASI akan berjalan dengan baik bila
bayi diberikan ASI sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta mempunyai
kepercayaan diri bahwa ibu mampu melakukan hal tersebut. Tahun pertama, khususnya
enam bulan pertama, adalah masa yang sangat kritis dalam kehidupan bayi. ASI harus
merupakan makanan utama pada masa ini. Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan
makanan tambahan selain ASI sampai usia enam bulan (Depkes RI,2005).
Kebiasaan menyusui pada usia bayi sekitar 0-6 bulan yang dilakukan ibu-ibu
terutama ibu yang masih tergolong muda biasanya jarang dilakukan. Mereka kebanyakan
menggunakan susu formula untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi. Hal ini juga
berdampak pada tata cara pemberian ASI Eksklusif yang salah dikarenakan kurang
terbiasanya ibu memberikan ASI kepada bayinya. Terdapat tata cara pemberian ASI
Eksklusif atau cara menyusui yang benar (Maulana, 2007).
1. Cuci tangan sebelum menyusui bayi
2. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan sekitarnya.
3. Ibu duduk atau tiduran / berbaring
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:
- Perut bayi menempel ke perut ibu.
- Dagu bayi menempel ke payudara.
- Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
- Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar puting susu.
5. Dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi, mulut bayi akan sering
terbuka
6. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar
lingkaran/daerah gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi.
7. Berikan ASI dari satu payudara hingga volume habis sebelum pindah ke payudara
lainnya.
8. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang masih terisi penuh oleh susu
E. Dampak negatif pemberian ASI Eksklusif yang tidak optimal
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan
alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif
adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI.
Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat
juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Beberapa
dampak pemberhentian pemberian ASI Eksklusif antara lain (Hubertin, 2004) :
1. Daya tahan tidak optimal
2. Perkembangan otak kurang
3. Perkembangan gigi dan rahang kurang
4. Dampak psikologis kedekatan dengan ibu kurang
5. Sering timbul alergi dan ruam
BAB III
EVALUASI
A. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
Pada persiapan pendidikan kesehatan ASI Eksklusif, kendala yang dialami
mengenai materi apa saja yang cocok dan mengena diberikan pada ibu
menyusui yang memiliki pendidikan kurang dan media apa saja yang tepat agar
materi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami. Kesulitan dalam memilih
bahasa yang tepat pada leaflet agar mudah dipahami merupakan hal yang
menghabiskan waktu lama dalam tahap persiapan
2. Evaluasi Proses
Penggunaan media leaflet sangat efektif untuk membantu penyampaian
pendidikan kesehatan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil. Selain itu
dikolaborasikan dengan metode ceramah dan tanya jawab menjadi lebih efektif.
Modifikasi penyampaian materi dilakukan agar tetap bisa dipahami.. Ketika di
beri pertanyaan setelah dilakukannya diskusi, peserta pendidikan kesehatan
dapat menjawab menggunakan bahasa mereka sendiri.
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan pendidikan kesehatan ASI Eksklusif, peserta lebih paham
mengenai pentingnya ASI eksklusif, baik pengertian, manfaat, tata cara member
ASI Eksklusif yang benar hingga dampak bila ASI Eksklusif pada bayi yang
tidak diberikan secara optimal. Hal ini terlihat ketika peserta dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh. Pertanyaan yang diberikan dapat
dijawab dengan benar meski tidak secara lengkap. Hal-hal tersebut
menunjukkan bahwa peserta mampu memahami materi yang disampaikan.
Peserta sudah berinisitif untuk mengoptimalkan pemberian ASI mulai dari saat
ini sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat berjalan optimal.