save our trotoar

18
Save Our Trotoar ; Menuju Wacana Makassar Kota Dunia Trotoar dan Kota Berkelanjutan Makassar menuju kota dunia adalah sebuah harapan yang ramai dikampanyekan beberapaa tahun ini. Layaknya sebuah harapan, keberadaannya menimbulkan pesimistis dan optimistis di beberapa kalangan. Pada hakekatnya Makassar telah menjadi simpul bagi kawasan Indonesia Timur, dapat dilihat dari perkembangan pembangunan di beberapa sector di kota Daeng ini. Selain itu, indikatornya dapat dilihat dari pesatnya perkembangan transportasi di kawasan ini. Untuk jalur udara, jurusan Makassar mengalami peningkatan dibandingakan beberapa tahun belakangan, bahkan sebuah maskapai penerbangan telah melakukan penetrasi dengan pengembangan jalur Makassar ke luar negeri. Hal ini cukup membuktikan posisi dan peran Makassar, paling tidak di kawasan Indonesia Timur (KIT) cukup mumpuni. Menurut Bintoro (1989), kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Jadi, kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi, karena itu kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai. Sebagai sistem, kota terdiri atas beberapa unsur pembangunannya, dan salah satunya adalah transportasi. Vita Fajriani Ridwan Page 1

Upload: khalvati

Post on 05-Dec-2014

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TRotoar,pejalan kaki, makassar, tata ruang

TRANSCRIPT

Page 1: Save Our Trotoar

Save Our Trotoar ; Menuju Wacana Makassar Kota Dunia

Trotoar dan Kota Berkelanjutan

Makassar menuju kota dunia adalah sebuah harapan yang ramai dikampanyekan beberapaa

tahun ini. Layaknya sebuah harapan, keberadaannya menimbulkan pesimistis dan optimistis

di beberapa kalangan. Pada hakekatnya Makassar telah menjadi simpul bagi kawasan

Indonesia Timur, dapat dilihat dari perkembangan pembangunan di beberapa sector di kota

Daeng ini. Selain itu, indikatornya dapat dilihat dari pesatnya perkembangan transportasi di

kawasan ini. Untuk jalur udara, jurusan Makassar mengalami peningkatan dibandingakan

beberapa tahun belakangan, bahkan sebuah maskapai penerbangan telah melakukan penetrasi

dengan pengembangan jalur Makassar ke luar negeri. Hal ini cukup membuktikan posisi dan

peran Makassar, paling tidak di kawasan Indonesia Timur (KIT) cukup mumpuni.

Menurut Bintoro (1989), kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan

manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata

sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Jadi, kota merupakan tempat

bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi, karena itu

kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai.

Sebagai sistem, kota terdiri atas beberapa unsur pembangunannya, dan salah satunya adalah

transportasi.

Transportasi secara umum (Dinas Perhubungan,1997) dapat diartikan sebagai kegiatan

perpindahan barang dan atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan membentuk suatu

hubungan yang terdiri dari tiga bagian yaitu: ada muatan yang diangkut, tersedianya sarana

sebagai alat angkut, dan tersedianya prasarana jalan yang dilalui. Proses transportasi

merupakan gerakan dari tempat asal pengangkutan dimulai ke tempat tujuan kemana kegiatan

pengangkutan diakhiri. Proses transportasi tercipta akibat perbedaan kebutuhan antara

manusia satu dengan yang lain, antara satu tempat dengan tempat yang lain, yang bersifat

kualitatif dan mempunyai ciri berbeda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, jenis

yang diangkut, dan lain-lain. Fungsi transportasi adalah untuk menggerakkan atau

memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

sistem tertentu untuk tujuan tertentu. Transportasi dilakukan karena nilai dari orang atau

barang yang diangkut akan menjadi lebih tinggi di tempat lain (tujuan) dibandingkan di

tempat asal. (Morlok, 1995). Jadi, dapat dikatakan transportasi merupakan unsur yang

Vita Fajriani Ridwan Page 1

Page 2: Save Our Trotoar

penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial,

politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang

terjadi dalam berbagai bidang dan sektor tersebut, dan secara umum berperan dalam

mendukung kegiatan dan perputaran roda pembangunan nasional khususnya kegiatan dalam

bidang perekonomian. Sistem transportasi secara menyeluruh masing-masing saling terkait

dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi tersebut terdiri dari sistem kegiatan, sistem

jaringan prasarana transportasi, sistem pergerakan lalu lintas, dan sistem kelembagaan

(Tamin, 2000). Sistem ini diusahakan memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan

murah.

Progresitas kota Makassar dalam pembangunan menuntut kesinambungan proses

pembangunan itu sendiri yang pada dasarnya merupakan inti dari pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan menurut Brundtland Report dari PBB (1987),

adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip

“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa

depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan

adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan

pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Sementara pengembangan kota berkelanjutan

didefinisikan sebagai pengembangan kota yang mengedepankan adanya keseimbangan antara

aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup. Keseimbangan ini penting untuk

menjamin adanya keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia, tanpa

mengurangi peluang generasi yang akan datang untuk menikmati kondisi yang sama.

Pembangunan berkelanjutan diperkotaan menuntut kebutuhan ruang kota dan pemanfaatan

sumber daya. Ketersediaan ruang-ruang kota (lahan), seringkali tidak sejalan dengan tingkat

kebutuhannya, sehingga menimbulkan pertentangan prioritas peruntukan ruang bagi tujuan

pembangunan, biasanya kepentingan pembangunan ekonomi lebih mendapat prioritas dari

pada yang lain yaitu social-politik atau lingkungan. Sehingga realisasi rencana pembangunan

yang berkelanjutan harus disertai konsep penataan ruang kota bagi setiap tujuan

pembangunan tersebut dilaksanakan dengan konsisten.

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang selalu memperhatikan: (1)

fungsi ekologi, (2) fungsi sosial, dan (3) fungsi ekonomi. Tujuannya agar proses

pembangunan menghasilkan nilai tambah tanpa merusak fungsi ekologi dan memberikan

manfaat sosial bagi masyarakat. Adapun aspek-aspek penting dalam pengembangan desain

kota yang berkelanjutan meliputi: (1) landform/microclimate, (2) site design, (3)

Vita Fajriani Ridwan Page 2

Page 3: Save Our Trotoar

infrastructure efficiency, (4) land use, (5) transportation, dan (6) on site energy resources

(Sudarwanto, 2008). Dalam kajian pembangunan berkelanjutan, transportasi tidak hanya

berarti masalah kendaraan saja. Aspek transportasi meliputi: integrasi, jaringan multi moda,

pedestrian, sepeda, transit, kendaraan berdaya angkut tinggi, minimalisasi perkerasan, dan

minimalisasi parkir. Tabel 1 menunjukkan posisi aspek transportasi sebagai kajian dalam

pembangunan berkelanjutan.

Suatu kota dikatakan berkelanjutan apabila mampu melakukan konservasi sumber daya alam,

seperti: menekan konsumsi material, air, energi dan bahan bakar (Santa Monica

Sustainability Plan). Tersedianya fasilitas aksesibilitas dan publik transport yang baik

menekan konsumsi energi dan bahan bakar. Tersedianya sistem aksesibilitas dan public

transport yang baik dapat menjadikan Makassar sebagai kota yang berkelanjutan.

Makassar sebagai bagian dari kawasan kota inti dari kawasan Maminasata memilik fungsi

primer sebagai pusat kegiatan nasional dan fungsi sekunder sebagai pusat pelayanan kawasan

metropolitan. Untuk itu keberadaan sarana prasarana transportasi mutlak dibutuhkan untuk

mendukung fungsi kota, terlebih mengingat fungsi dari jalan yang merupakan simpul dari

kawasan yang terkotak-kotak. Apabila jalan berfungsi baik maka kota menjadi hidup, namun

bila jalan tidak berfungsi baik, roda kehidupan kota menjadi terganggu. Sirkulasi kota pada

akhirnya sampai sekarang menjadi masalah dan persoalan baru yang rumit. Kawasan pejalan

kaki sebenarnya merupakan bagian dari konsep sirkulasi kota secara terpadu, namun

seringkali diabaikan dan kurang diperhitungkan padahal jalur pejalan kaki bukan saja

berfungsi sebagai tempat bergeraknya manusia atau menampung sebagian kegiatan sirkulasi

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun juga merupakan ruang (space) tempat

aktivitas manusia itu sendiri mulai dari media interaksi sosial, pedoman visual suatu

lingkungan, hingga menjadi landmark suatu lingkungan. Pada beberapa kota besar di negara-

Vita Fajriani Ridwan Page 3

Tabel 1. Pengembangan desain kota berkelanjutan

Page 4: Save Our Trotoar

negara maju, aktivitas jalan kaki yang didukung oleh prasarana dan fasilitas kawasan yang

lengkap, kembali menjadi aktivitas yang populer. Kepopuleran jalur pejalan kaki di kota-kota

besar yang maju dilandasi oleh serangkaian pengalaman yang menguntungkan atau positif.

Dalam hubungannya dengan pembangunan kota berkelanjutan dalam lingkup kota

Makaassar, keberadaan trotoar akan sangat dibutuhkan mengingat konsep kota “menuju kota

dunia” dipadukan dengan kota go green dan kota berkelanjutan yang semuanya berinti pada

lingkungan. Dalam lingkup transportasi hal ini dapat diaplikasikan dengan penerapan

angkutan public (public transport) yang bersifat massal, dan untuk itu selain kendaraan

berdaya angkut besar, fisik bangunan pendukungnya juga harus baik. Bangunan pendukung

sistem public transport umumnya merupakan bagian area trotoar. Artinya ada satu kesatuan

diantara jalur pejalan kaki dengan bangunan pendukung public transport. Guna

menghubungkan antar bangunan pendukung public transport pada kondisi geografis yang

berbeda, dibutuhkan tersedianya jalur pejalan kaki dengan desain yang berbeda-beda.

Wujudnya bisa berupa trotoar terbuka, trotoat beratap, jembatan penghubung, ramp, tangga,

dan sebagainya.

Ketersediaan prasarana dan sarana aksesibilitas bagi pejalan kaki dan pengguna angkutan

umum merupakan dua faktor yang sangat erat hubungannya. Pengguna angkutan umum

sangat membutuhkan trotoar yang aman dan nyaman guna mencapai public transport.

Fasilitas public transport yang baik mempermudah gerakan manusia dari satu tempat ke

tempat lainnya, begitupun dengan trotoar. Dalam pembangunan berkelanjutan, trotoar

termasuk ke dalam kajian aspek transportasi. Artinya, keberadaan trotoar yang memenuhi

syarat dapat dijadikan salah satu penilaian keberhasilan pembangunan kota.

Menurut Alamsyah, trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas

yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki, jalan-jalan di daerah lalu lintas dengan jumlah

pejalan kaki mencapai lebih dari 300 orng/12 jam dan lalu lintas kendaraan lebih dari 1.000

kendaraan/12 jam (Alamsyah,2005). Sementara menurut buku Petunjuk Penggunaan Trotoar

yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, trotoar adalah jalur pejalan kaki yang

terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari

permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.

Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga

dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tersebut. Trotoar

juga berfungsi memperlancar lalu lintas jalan raya karena tidak terganggu atau terpengaruh

Vita Fajriani Ridwan Page 4

Page 5: Save Our Trotoar

oleh lalu lintas pejalan kaki. Sementara menurut Widagdo (2008) menjelaskan bahwa trotoar

adalah merupakan sarana tempat orang melakukan aktivitas berjalan kaki, baik sekedar

rekreasi atau sebuah upaya untuk mencapai suatu tujuan. Trotoar dibangun untuk

menyediakan tempat bagi pejalan kaki, pemakai kursi roda, dan kereta bayi agar dapat

berjalan dengan lancar, aman, nyaman dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas serta

menghindari kecelakaan (Sutjana). Keberadaan trotoar sebagai sarana aksesibilitas bagi

pejalan kaki sangat dibutuhkan, karena mampu memberi kenyamanan dan keamanan bagi

penggunanya, yaitu para pejalan kaki dan juga termasuk penyandang cacat (Widagdo, 2008).

Tabel 2. Lebar Minimum Trotoar menurut penggunaan lahan(Sumber : Petunjuk Penggunaan Trotoar (No. 007/T/BNKT/1990)

Dalam mendesain dan merancang trotoar pun memiliki aturan-aturan. Berdasarkan buku

Petunjuk Penggunaan Trotoar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, suatu

ruas jalan dianggap perlu dilengkapi dengan trotoar apabila disepanjang jalan tersebut

terdapat penggunaan lahan (perumahan, sekolah, pusat perbelanjaan, pusat perdagangan,

pusat perkantoran, pusat hiburan, pusat kegiatan sosial, daerah industri, terminal bus dan lain-

lain) yang mempunyai potensi menimbulkan pejalan kaki. Secara umum trotoar dapat

direncanakan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur lalu lintas (bila telah tersedia jalur

parkir). Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi trotoar dapat tidak sejajar

dengan jalan bila keadaan topografi atau keadaan setempat yang tidak memungkinkan.

Trotoar sedapat mungkin ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka atau diatas

saluran drainase yang telah ditutup dengan plat beton yang memenuhi syarat, sedangkan

ruang di bawah trotoar dapat digunakan sebagai ruang untuk menempatkan utilitas dan

pelengkap jalan lainnya.

Vita Fajriani Ridwan Page 5

Page 6: Save Our Trotoar

Vita Fajriani Ridwan Page 6

Gambar 1. Gambar tipikal penempatan trotoar(Sumber : Petunjuk Penggunaan Trotoar (No. 007/T/BNKT/1990)

Page 7: Save Our Trotoar

Vita Fajriani Ridwan Page 7

Gambar 2. Gambar tipikal penempatan trotoar(Sumber : Petunjuk Penggunaan Trotoar (No. 007/T/BNKT/1990)

Page 8: Save Our Trotoar

Dalam masalah kenyamanan pengguna, maka dalam desainnya trotoar harus diperkeras,

diberi pembatas (dapat berupa kereb atau batas penghalang/barrier) dan diberi elevasi lebih

tinggi dari permukaan perkerasan jalan. Perkerasan trotoar dapat dibuat dengan blok beton,

beton, perkerasan aspal,atau plesteran. Permukaan trotoar harus rata dan mempunyai

kemiringanmelintang 2-4% supaya tidak teijadi genangan air. Kemiringan memanjang trotoar

disesuaikan dengan kemiringan memanjang jalan dan disarankan kemiringan memanjang

maksimum 10%.

Adapun rencana kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki, yaitu

berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit

Vita Fajriani Ridwan Page 8

Gambar 3. Gambar tipikal penempatan trotoar(Sumber : Petunjuk Penggunaan Trotoar (No. 007/T/BNKT/1990)

Page 9: Save Our Trotoar

selama enam jampaling sibuk dalam satu hari untuk dua arah. Sehingga rencana trotoar

adalah volume rata-rata permenit pada interval puncak

W = lebar trotoar (meter)

V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit).

N = lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m)

Trotoar di Makassar

Membicarakan masalah di trotoar pada dasarnya tidak berbeda di anatara kota Makassar dan

yang lainnya. Secara umum tiap jalan memiliki masalah yang sama, artinya tidak ada ajalan

yang memiliki masalah khusus, untuk itu pembahasan masalah trotoar yang terdapat di

Makassar dikelompokkan berdasarkan kategori masalahnya.

1. Keberadaan Billboard dan sejenisnya

2. Jalur bebas trotoar

Pada sampel di atas di ambil di Jl. A.P. Pettarani. Jalur trotoar yang biasanya digunakan untuk pejalan kaki dihegemoni oleh keberadaan billboard, baliho, hingga spanduk yang terkadang mengambil seluruh bahu trotoar, dan memaksa pejalan kaki berjalan di jalan, dan artinya lagi secara tidak langsung runtut efeknya adalah pejalan kaki mengambil hak

Vita Fajriani Ridwan Page 9

VW = + N 35

Page 10: Save Our Trotoar

kendaraan. Padahal dalam aturan yang diterbitkan buku Petunjuk Penggunaan Trotoar (No. 007/T/BNKT/1990), sangat jelas batasan jalur bebas trotoar yang diizinkan yaitu 250 cm dihitung dari dasar trotoar (jika pada trotoar terdapat billboard). Hal ini dimaksudkan untuk menjaga jarak pandang dan tidak mengganggu kenyamanan dan pergerakan pejalan kaki

Pada dasarnya bagi pejalan kaki sendiri memilih berjalan di jalan karena tidak adanya pilihan. Berbeda halnya dengan jalur trotoar di Dublin, Irlandia (sebagai pembanding), dimana trotoar tidak di invasi oleh kerumunan billboard, sehingga para pengguna bebas menggunakan haknya berjalan di jakul trotoar dengan aman dan nyaman

3. Keberadaan pohon dan tiang listrik di tengah trotoar

Selain billboard, trotoar di Makassar sering terdapat tiang listrik dan pohon yang tegak berdiri di tengah-tengah trotoar, padahal seperti yang tercantum pada Gambar 1 di atas, sangat jelas dibedakan perletakan aksesoris jalan (Furniture street) , yang penempatannya seharusnya di pisahkan (di sisi trotoar). Kenyataan ini, karena perencanaan yang terjadi tidak bersifat terpadu (saling tumpang tindih). Antara pihak yang mengerjakan trotoar, dan yang yang lainnya (PLN, pertamanan, Telkom. PDAM) tidak saling bersinergi, sehingga terkesan tumpang tindih.Pada gambar pembanding, dapat dilihat trotoaar dipisahkan dari furniture street, sehingga tidak saling tumpang tindih dan menganggu.

4. Trotoar yang tidak aman

Satu hal lainnya yang memaksa pejalan kaki tidak menggunakan trotoar adalah kondisi fisik trotoar yang tidak layak pakai karena tidak aman ataupun rusak. Seperti halnya di Jln. A.P. Pettarani, kondisi trotoarnya yang berlubang karena pengerjaan drainase sangat berbahaya bagi pejalan kaki. Dan hal ini, sekali lagi karena perencanaan trotoar yang tidak terpadu dengan perencanaan lainnya.

Vita Fajriani Ridwan Page 10

Page 11: Save Our Trotoar

Berbeda halnya dengan kondisi trotoar di sebelahnya. Trotoar benar berfungsi sebagai jalur pejalan kaki. Dan pejalan kaki pun menikmati berjalan di areal tersebut karena kondisi yang nyaman dan juga aman.

5. Parkir yang merajalela

Trotoar pun terkadang menjadi parker liar bagi kendaraan, mulai dari becak hingga mobil besar sejenis truk. Perubahan fungsi ini anehnya sangat ramai di trotoar di Makassar, bahkan di trotoar di kawasan perkantoran dinas pemerintah, banyak kendaraan parker di atas trotoar. Untuk masalah ini, konsistensi dari pemerintah sangat dibutuhkan. Dan tentu saja, untuk mewadahi kendaraan tersebut, harus ada ruang kantong parker untuk jalan-jalan tretentu yang tidak menginvasi ruang trotoar ataupun ruang lainnya (seperti jalan), sehingga ruang-ruang yang ada adapat berfungsi sesuai fungsinya.

Sebagai pembanding, dapat dilihat pada seputaran jalan di Toronto, Kanada,dimana untuk ruang parker di sediakan ruang khusus, sehingga pengguna jalan bebas menggunakan haknya, berjalan di atas trotoar.

6. PKL yang semrawut

Masalah lainnya yang mendesak dan banyak terjadi adalah,PKL (Pedagang kaki lima) yang mengambil posisi trotoar (biasanya dengan alas an posisi strategis) untk berdagang. Terkadang pedagang ini menggunakan ruang tersebut sudah bukan temporal tetapi permanen (dijadikan sebagai tempat tinggal, bahkan terkadang di ruang tersebuat ada 2 keluarga yang menempati). Sehingga masalah yang terjadi semakin bertambah. Bukan hanya pejalan kaki yang diambil haknya, namun masalah limbah dari penghuni tetap namun liar PKL itu menjadi polusi citra sebuah kota yang berharap menjadi kota dunia. Dalam masalah ini, sama halnya dengan masalah parkir,

Vita Fajriani Ridwan Page 11

Page 12: Save Our Trotoar

konsistensi pemerintah sangat dibutuhkan. Selain itu harus ada solusi untuk para PKL, dengan lokalisasi keberadaan mereka, yang tidak mengganggu fungsi ruang lainnya.Solusi itu, dapat kita lihat dari pengaturan PKL di kawasan Commerce Street – Fort Worth dan salah satu sudut di Orchand Road di Singapura. Lokalisasi yang ada, menjadikan ruang itu sebagai landmark dari kawasan tersebut. Sehingga dari segi fungsi ruang kota dan citra kota bias saling mendukung satu dan yang lainnya

Masalah-masalah trotoar memang bukan hanya masalah pemerintah, namun hal utama yang harusdi perhatikan adalah peranan pemerintah dalam mengadakan, mengatur, mensosialisasikan masalah ini ke ranah bawah. Makassar dalam pengembangan sebagai kota berkelanjutan dalam perspektif transportasi memiliki masalah transportasi yang besar. Masalah transportasi ini, secara umum berasal dari tiga hal: manusia atau penggunanya yang tdak sadar, prasarana dan sarana yang tidak sesuai, serta aturan dan distribusi yang tidak jelas dan tumpul. Ketiga komponen ini harus saling bersinergi. Begitupun untuk masalah trotoar. Karena keberadaan trotoar bisa menjadi jalan Makassar menstimulus masyarakat dalam rancangan menuju kota dunia dan go greennya, jika dapat dimanfaatkan masyarakat secara optimal, karena berjalan kaki jika sudah menjadi pola hidup dan kebiasaan, maka ketergantungan masyarakat akan kendaraan bias ditekan. Sebab bukan rahasia lagi, di Makassar untuk jalur pendek saja, masyarakat mengandalkan kendaraan, bukan karena masyarakat alas berjalan, tetapi pejalan kaki ini bingung mau berjalan kaki di mana? Jikapun ada trotoar yang disediakan, mereka merasa tidak nyaman dengan trotoar yang ada, karena kondisi trotoar yang tidak aman dan nyaman atau dengana kata lain tidak memanusiakan pengguna trotoar.

Daftar Pustaka

Departemen Perhubungan. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: 271/HK.105/DRJ/96 Tentang Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum. Jakarta: Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1996.

Dharma, Agus. Sustainable Compact City Sebagai Alternatif Kota Hemat Energi. Depok: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma.

Direktorat Jenderal Bina Marga. Petunjuk Perencanaan Trotoar No. 007/T/BNKT/1990Santa Monica Sustainable City Plan. Diakses online: www.smepd.org, pada 14 Desember

2012.Sudarwanto, Budi. Materi Kuliah Pembangunan Berkelanjutan - Semester 1. Semarang:

Program Pasca Sarjana Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro, 2008.Sutjana, I Dewa Putu. Masalah Ergonomi Dalam Pembangunan Trotoar. Denpasar:

Laboratorium Fisiologi dan Ergonomi Universitas Udayana.Widagdo, Roni Suryo. Kembalikan Fungsi Trotoar. Jalan Raya.net: 2008. Diakses online:

www.jalanraya.net/index.php?option=com_content&task=view&id=48&Itemid=41, pada 15 Desember 2012.

Vita Fajriani Ridwan Page 12