scenario ii
DESCRIPTION
sken 2TRANSCRIPT
![Page 1: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/1.jpg)
Scenario 2
Seorang laki-laki umur 48 tahun datang ke klinik dokter gigi ingin membuatkan gigi tiruan.
Penderita juga mengeluh adanya bau mulut dan banyak karang gigi. Dari hasil pemeriksaan
klinis diketahui banyak karies gigi, xerostomia, gigi goyang. Dari anamnesa diketahui adanya
poliuri, polidipsi, dan polifagia dan badanya sering lelah. Pemeriksaan darah ada penderita
menunjukan gula darah acak melebihi normal. Pasien mengkonsumsi obat antidiabetic oral
namun jaranag kontrol ke dokter.
Step 1 – Identifikasi Kata Sulit
1. Poliuri
Kondisi banyaknya kencing melebihi 3 kali sehari terutama pada malam hari.
Simptoma medis berupa kelainan produksi air seni sehingga terjadi kelainan frekuensi
kencing.
2. Polidipsi
Kondisi dimana seseorang merasa haus karena kekurangan cairan.
Merupakan hasil aksi reaksi atau respon untuk menghindari dehidrasi akibat poliuri.
3. Polifagia
Rasa lapar berlebihan karena adanay poliuri, yang diakibatkan hormone insulin tidak
bekerja semestinya sehingga kekurangan energy akibat terjadinya kelaparan tingkat sel.
Kekurangan cadanagan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam daraha tinggi. Akan
tetapi glukosa tetap di sirkulasi sehingga tidak sampai ke sel.
4. Gula darah acak
Kadar gula yang di periksa tanpa mempertimbangkan waktu terakhir kali makan, dengan
nilai normal 70-125 ml/dL.
5. Obat Diabetic Oral
Obat yang meningkatkan kerja insulin atau menstimulasi dari sekresi insulin yang di
berikan secara oral dan bisa menurunkan kadar gula darah.
![Page 2: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/2.jpg)
Step 2 – Rumusan Permasalahan
1. Apakah keterkaitan poliuri, polidipsi, polifagia dengan gula darah acak ?
2. Kenapa walaupun mengkonsumsi obat, gula darah acak pasien tetap tinggi ? dan apa efek
dari obat antidiabetic oral ?
3. Apakah keterkaitan Oral Higyne pasien yang buruk dengan kondisi sistemik pasien ?
4. Apakah yang akan di lakukan oleh dokter gigi untuk menangani kondisi rongga mulut
pasien tersebut ?
Step 3 – Analisis Permasalahan
1. Apakah keterkaitan poliuri, polidipsi, polifagia dengan gula darah acak ?
Kondisi pasien dengan gula darah yang tinggi tentunya sangat berhungan dengan kondisi
poliuri, polidipsi, dan polifagia yang di alami oleh pasien. Diantaranya, dapat di jelaskan
sebagai berikut,
a. Hubungan dengan poliuri :
Dengan kondisi gula darah yang tinggi melebihi batas ginjal untuk melakukan
resorbsi sehingga kemampuan glomerolus menurun sehingga ia gagal menyaring atau
memfilter gula tersebut, sehingga terjadi kelebihan glukosa dalam urin yang
dinamakan glikosuria. Selain itu adanya glukosa dalam tubuli ginjal menyebabkan
keadaan menjadi hipertonik dan menarik cairan di sekitarnya dan menyebabkan
volume urin meningkat dan terjadilah poliuri.
Selain itu, kadar gula yang tinggi juga memepengaruhi hormone insulin sehingga
kerjanya menurun. Dengan menurunnya insulin maka mekanisme lipolysis akan
terganggu, dimana kan semakin banyak lemak yang di lisiskan dan menghasilkan
sama lemak yang banyak serta produk keton yang meningkat yang mengakibatkan
cairan tubuh bersifat lebih asam. Kodisi tersebut mampu menghambat kerja
aldosterone sehingga Natrium dan Calium di sekresikan di urine.
b. Hubungan dengan polidipsi :
Polidipsi merupakan hasil aksi reaksi atau respon untuk menghindari dehidrasi akibat
poliuri. Karna terjadinya poliuri dimana volume urin meningkat karna peristiwa
diuresis osmotic dan akibatnya cairan dalam tubuh berkurang yang mengakibatkan
![Page 3: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/3.jpg)
dehidrasi intrasel. Dehidrasi sel ini akan menstimulasi hipotalamus untuk meransang
rasa haus yang terus menerus sehingga tubuh akan merespon untuk minum terus
menerus. Kondisi inilah yang disebut polidipsi.
c. Hubungan dengan polifagi :
Polifagi adalah kondisi dimana seseorang merasa lapar yang terus menerus. Polifagi
ini dikarenakan hormone insulin yang bermasalah sehingga sel tubuh tidak bisa
menyerap glukosa dengan baik atau kadar glukosa yang tinggi di dalam darah
sehingga kinerja insulin tidak mencukupi yang nantinya akan mengakibatkan
kelaparan tingkat sel. Dalam hal ini insulin memainkan peranan yang penting dalam
memasukan glukosa dalam darah ke dalam sel untuk di pecah menjadi ATP sehingga
tubuh mendapatkan energy. Namun, pada penderita diabetes dimana kadar glukosa
darahnya sangat tinggi dan insulinnya bermasalah, glukosa tetap di sirkulasi dan tidak
sampai ke sel, sehingga menyebabkan tubuh merasa lemas dan kurang energy.
Dengan adanya ini otak merespon dengan kondisi lapar yang terus menerus yang di
sebut polifagi.
2. Kenapa walaupun mengkonsumsi obat, gula darah acak pasien tetap tinggi ? dan
apa efek dari obat antidiabetic oral ?
Pengotrolan gula darah tidak cukup hanya dengan obat saja. Namun juga perlu tindakan
seperti non farmakologis untuk mengontrol gula darah. Diantaranya,
1. Diet
Diet rendah karbohidrat sangat membantu dalam penurunan kadar gula darah bagi
pasien diabetes. Karena karbohidrat sangat berperan dalam menaikan kadar gula
darah, jadi mengatur asupan karbohidrat secara benar akan mampu membantu
menurunkan kadar gula darah. Kemudian memenuhi diet dengan sayuran, buah-
buahan, daging, kacang-kacangan, susu, dan biji-bijian. Konsumsi diet tinggi serat
(25-35 gram per hari) untuk membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.
![Page 4: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Merubah gaya hidup
Meninjau pravalensi tertinggi sebanyak 14,7 % terjadinya diabetes adalah di daerah
perkotaan dan hanya 7,2% di daerah desa atau rural, maka penyakit ini di hubungkan
dengan gaya hidup modern yang sering mengkonsumsi junk food, makanan cepat
saji, makanan tinggi glukosa, kolestrol, lemak dan karbohidrat. Selain itu kebiasaan
meminum alcohol juga dapat mempengaruhi kerja pancreas untuk memproduksi
insulin sehingga menaikan resiko terkena diabetes. Stress juga mampu menaikan
kadar glukosa dalam darah. Sehingga merubah gaya hidup adalah cara yang tepat
untuk mengontrol kadar gula darah sehingga mencegah terjadinya resiko komplikasi
pada penderita diabetes.
3. Olah raga
Factor kemalasan juga berperan dalam kenaikan gula darah. Disini, olah raga mampu
meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin yang kemudian merangsang hati dan
otot mengolah glukosa untuk di jadikan energy. Melakukan olah raga dengan teratur
terbukti dapat menurukan level glukosa dalam darah pada penderita diabetes.
4. Mengatur jarak kontrol ke dokter
Rutin kontrol ke dokter menjadi poin yang penting pada penderita diabetes. Karna
dengan kontrol ke dokter maka pasien menjadi tahu bagaimana cara mengontrol gua
darahnya dan obat apa yang harus dia konsumsi. Jika pasien sudah melalukan tiga hal
tersebut di atas, namun kadar gula masih tinggi ada kemungkinan ketidak cocokan
obat yang dia konsumsi, maka kontrol ke dokter menjadi hal yang sangat penting.
Mengingat cara kerja obat diabetic yang bermacam-macam, maka mungkin saja ada
kesalahan pada reseptornya sehingga tidak mempan. Oleh karena itu dokter perlu
mengetahui etiologi dari diabetes yag di derita pasien.
Efek dari obat antidibetic oral sendiri adalah terjadinya xerostomia dan juga bisa
mengakibatkan alergi dari golongan obat sulfonuria.
![Page 5: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Apakah keterkaitan OH pasien yang buruk dengan kondisi sistemik pasien ?
Dari scenario di ketahui bahwa pasien memngidap penyakit sistemik yaitu Diabetes
Melitus. Hal ini juga di kenali dari tanda-tandanya yaitu adanya poliuri, polidipsi dan
polifagi. Selain itu pasien juga mengkonsumsi obat antidiabetic oral namun jarang
kontrol ke dokter. Hal ini menunjukan bahwa pasien tidak rutin mengontrol kadar
glukosa dalam darahnya. Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan system
imun menurun karna glukosa dalam darah menyebabkan penebalan pembuluh darah
sehingga system imun berjalan lambat. Keadaan ini menyebabkan penderita DM
cenderung mudah mengalami infeksi dan menyebabkan berbagai macam manifestasi
dalam rongga mulutnya seperti yang ada pada scenario.
a. Xerostomia :
Ada suatu hipotesis, dimana saat gula darah meningkat maka kaan memaksa
mitokondria sel untuk mensintesis ATP sehingga menghasilkan energy. Namun,
peristiwa ini juga ternyata menghasilkan radikal atau menyebabkan stress oksidatif
(ROS) yang mengakibatkan NO dalam tubuh menurun sehingga protein rusak.
Rusaknya protein ini juga terjadi di sel sel acini di kelenjar saliva yang juga
mengakibatkan kemampuan sel mensekresikan saliva menurun dan berakibat
xerostomia.
Selain itu, menurunnya cairan tubuh karena poliuri juga berperan dalam
mengakibatkan kekeringan dalam mulut. Dengan tingginya kadar glukosa, khususnya
di dalam tubuli ginjal, menyebabkan keadaan menjadi hipertonik yang menginduksi
terjadinya diuresis osmotic dimana cairan tubuh tertarik sehingga volume urin
meningkat sedangakan tubuh mengalami dehidrasi intra sel yang juga mempengaruhi
sekresi saliva.
b. Gigi goyang :
Gigi goyang yang di alami pasien bisa dikarenakan adanya periodontitis dan
gingivitis yang mengakibatkan resorbsi tulang alveolar. Terjadinya periodontitis dan
penyakit gingiva pada DM dapat di jelaskan oleh beberapa hipotesa, diantaranya :
a. Terjadinya penebalan membrane basal
Dengan menebalnya pembuluh darah,maka aliran nutrisi, sisa metabolism,
oksigen akan lambat dan berakibat menurunya kemampuan tubuh untuk
![Page 6: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/6.jpg)
memerangi infeksi karna system imun yang berjalan lambat. Sehingga infeksi
periodontitis yang di alami pasien DM akan berlansung lebih progesive.
b. Perubahan Mikrobiologis
Peningkatan level glukosa dalam caran surkular dapat mempengaruhi lingkungan
subgingival, yang dapat menginduksi perubahan kualitatif pada bakteri yang
nantinya akan mempengaruhi perubahan jaringan periodontal.
c. Perubahan imunologis
Hal ini juga di berkaitan dengan penebalan pembuluh darah. Dengan pembuluh
darah yang sempit maka kemotaksis, daya fagositosis akan terganggu karna
defisiensi dari LPMN sehingga meningkatkan kerentanan DM dengan infeksi.
d. Perubahan biokimia
cAMP (cyclic adenosine monophosphate), disaat gula darah tinggi akan menurun
sehingga dimana seharusnya cAMP tersebut berperan mengurangi inflamasi
menjadi tidak efektif. Sehingga inflamasi terjadi lebih parah.
c. Bau mulut dan Karang Gigi :
Bau mulut pada pasien DM dikarenakan meningkatnya bakteri rongga mulut yang
mengeluarkan gas sulfur sebagai produknya sehingga rongga mulut pasien bau.
Selain itu, di saat gula darah tinggi maka kadar kalsium dalam saliva akan meningkat
sehingga mendorong terbentuknya pelikel dan menyebabkan pengendapan protein
dan meningkatkan deposit meteri pada permukaan gigi geligi dan menyebabkan
kalkulus yang memperparah kegoyangan gigi pasien.
d. Dental caries :
Banyaknya gigi yang karies juga merupakan manifestasi dari DM. karena pada pasien
DM kondisi rongga mulutnya akan lebih asam. Ditunjang dengan kualitas saliva yang
menurun, kondisi pH asam pada rongga mulut dan tingginya glukosa maka akan
sangat menunjang terebntuknya karies pada gigi.
![Page 7: Scenario II](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081822/55cf9157550346f57b8cccc1/html5/thumbnails/7.jpg)
4. Apakah yang akan di lakukan oleh dokter gigi untuk menangani kondisi rongga
mulut pasien tersebut ?
Hal yang paling penting dilakukan oleh dokter gigi sebelum melakukan perawatan adalah
menganjurkan pasien untuk cek kadar gula terlebih dahulu. Selain itu kadar gula juga
harus terkontrol dengan baik dan pemberian obat harus dibawah pengawasan oleh dokter
ahli. Kemudian yang dilakukan oleh dokter gigi adalah memperbaiki kondisi oral hygne
pada pasien dan menyehatkan jaringan rongga mulut kembali.