scenario ii

10
Scenario 2 Seorang laki-laki umur 48 tahun datang ke klinik dokter gigi ingin membuatkan gigi tiruan. Penderita juga mengeluh adanya bau mulut dan banyak karang gigi. Dari hasil pemeriksaan klinis diketahui banyak karies gigi, xerostomia, gigi goyang. Dari anamnesa diketahui adanya poliuri, polidipsi, dan polifagia dan badanya sering lelah. Pemeriksaan darah ada penderita menunjukan gula darah acak melebihi normal. Pasien mengkonsumsi obat antidiabetic oral namun jaranag kontrol ke dokter. Step 1 – Identifikasi Kata Sulit 1. Poliuri Kondisi banyaknya kencing melebihi 3 kali sehari terutama pada malam hari. Simptoma medis berupa kelainan produksi air seni sehingga terjadi kelainan frekuensi kencing. 2. Polidipsi Kondisi dimana seseorang merasa haus karena kekurangan cairan. Merupakan hasil aksi reaksi atau respon untuk menghindari dehidrasi akibat poliuri. 3. Polifagia Rasa lapar berlebihan karena adanay poliuri, yang diakibatkan hormone insulin tidak bekerja semestinya

Upload: medinadolpind

Post on 17-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sken 2

TRANSCRIPT

Page 1: Scenario II

Scenario 2

Seorang laki-laki umur 48 tahun datang ke klinik dokter gigi ingin membuatkan gigi tiruan.

Penderita juga mengeluh adanya bau mulut dan banyak karang gigi. Dari hasil pemeriksaan

klinis diketahui banyak karies gigi, xerostomia, gigi goyang. Dari anamnesa diketahui adanya

poliuri, polidipsi, dan polifagia dan badanya sering lelah. Pemeriksaan darah ada penderita

menunjukan gula darah acak melebihi normal. Pasien mengkonsumsi obat antidiabetic oral

namun jaranag kontrol ke dokter.

Step 1 – Identifikasi Kata Sulit

1. Poliuri

Kondisi banyaknya kencing melebihi 3 kali sehari terutama pada malam hari.

Simptoma medis berupa kelainan produksi air seni sehingga terjadi kelainan frekuensi

kencing.

2. Polidipsi

Kondisi dimana seseorang merasa haus karena kekurangan cairan.

Merupakan hasil aksi reaksi atau respon untuk menghindari dehidrasi akibat poliuri.

3. Polifagia

Rasa lapar berlebihan karena adanay poliuri, yang diakibatkan hormone insulin tidak

bekerja semestinya sehingga kekurangan energy akibat terjadinya kelaparan tingkat sel.

Kekurangan cadanagan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam daraha tinggi. Akan

tetapi glukosa tetap di sirkulasi sehingga tidak sampai ke sel.

4. Gula darah acak

Kadar gula yang di periksa tanpa mempertimbangkan waktu terakhir kali makan, dengan

nilai normal 70-125 ml/dL.

5. Obat Diabetic Oral

Obat yang meningkatkan kerja insulin atau menstimulasi dari sekresi insulin yang di

berikan secara oral dan bisa menurunkan kadar gula darah.

Page 2: Scenario II

Step 2 – Rumusan Permasalahan

1. Apakah keterkaitan poliuri, polidipsi, polifagia dengan gula darah acak ?

2. Kenapa walaupun mengkonsumsi obat, gula darah acak pasien tetap tinggi ? dan apa efek

dari obat antidiabetic oral ?

3. Apakah keterkaitan Oral Higyne pasien yang buruk dengan kondisi sistemik pasien ?

4. Apakah yang akan di lakukan oleh dokter gigi untuk menangani kondisi rongga mulut

pasien tersebut ?

Step 3 – Analisis Permasalahan

1. Apakah keterkaitan poliuri, polidipsi, polifagia dengan gula darah acak ?

Kondisi pasien dengan gula darah yang tinggi tentunya sangat berhungan dengan kondisi

poliuri, polidipsi, dan polifagia yang di alami oleh pasien. Diantaranya, dapat di jelaskan

sebagai berikut,

a. Hubungan dengan poliuri :

Dengan kondisi gula darah yang tinggi melebihi batas ginjal untuk melakukan

resorbsi sehingga kemampuan glomerolus menurun sehingga ia gagal menyaring atau

memfilter gula tersebut, sehingga terjadi kelebihan glukosa dalam urin yang

dinamakan glikosuria. Selain itu adanya glukosa dalam tubuli ginjal menyebabkan

keadaan menjadi hipertonik dan menarik cairan di sekitarnya dan menyebabkan

volume urin meningkat dan terjadilah poliuri.

Selain itu, kadar gula yang tinggi juga memepengaruhi hormone insulin sehingga

kerjanya menurun. Dengan menurunnya insulin maka mekanisme lipolysis akan

terganggu, dimana kan semakin banyak lemak yang di lisiskan dan menghasilkan

sama lemak yang banyak serta produk keton yang meningkat yang mengakibatkan

cairan tubuh bersifat lebih asam. Kodisi tersebut mampu menghambat kerja

aldosterone sehingga Natrium dan Calium di sekresikan di urine.

b. Hubungan dengan polidipsi :

Polidipsi merupakan hasil aksi reaksi atau respon untuk menghindari dehidrasi akibat

poliuri. Karna terjadinya poliuri dimana volume urin meningkat karna peristiwa

diuresis osmotic dan akibatnya cairan dalam tubuh berkurang yang mengakibatkan

Page 3: Scenario II

dehidrasi intrasel. Dehidrasi sel ini akan menstimulasi hipotalamus untuk meransang

rasa haus yang terus menerus sehingga tubuh akan merespon untuk minum terus

menerus. Kondisi inilah yang disebut polidipsi.

c. Hubungan dengan polifagi :

Polifagi adalah kondisi dimana seseorang merasa lapar yang terus menerus. Polifagi

ini dikarenakan hormone insulin yang bermasalah sehingga sel tubuh tidak bisa

menyerap glukosa dengan baik atau kadar glukosa yang tinggi di dalam darah

sehingga kinerja insulin tidak mencukupi yang nantinya akan mengakibatkan

kelaparan tingkat sel. Dalam hal ini insulin memainkan peranan yang penting dalam

memasukan glukosa dalam darah ke dalam sel untuk di pecah menjadi ATP sehingga

tubuh mendapatkan energy. Namun, pada penderita diabetes dimana kadar glukosa

darahnya sangat tinggi dan insulinnya bermasalah, glukosa tetap di sirkulasi dan tidak

sampai ke sel, sehingga menyebabkan tubuh merasa lemas dan kurang energy.

Dengan adanya ini otak merespon dengan kondisi lapar yang terus menerus yang di

sebut polifagi.

2. Kenapa walaupun mengkonsumsi obat, gula darah acak pasien tetap tinggi ? dan

apa efek dari obat antidiabetic oral ?

Pengotrolan gula darah tidak cukup hanya dengan obat saja. Namun juga perlu tindakan

seperti non farmakologis untuk mengontrol gula darah. Diantaranya,

1. Diet

Diet rendah karbohidrat sangat membantu dalam penurunan kadar gula darah bagi

pasien diabetes. Karena karbohidrat sangat berperan dalam menaikan kadar gula

darah, jadi mengatur asupan karbohidrat secara benar akan mampu membantu

menurunkan kadar gula darah. Kemudian memenuhi diet dengan sayuran, buah-

buahan, daging, kacang-kacangan, susu, dan biji-bijian. Konsumsi diet tinggi serat

(25-35 gram per hari) untuk membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Page 4: Scenario II

2. Merubah gaya hidup

Meninjau pravalensi tertinggi sebanyak 14,7 % terjadinya diabetes adalah di daerah

perkotaan dan hanya 7,2% di daerah desa atau rural, maka penyakit ini di hubungkan

dengan gaya hidup modern yang sering mengkonsumsi junk food, makanan cepat

saji, makanan tinggi glukosa, kolestrol, lemak dan karbohidrat. Selain itu kebiasaan

meminum alcohol juga dapat mempengaruhi kerja pancreas untuk memproduksi

insulin sehingga menaikan resiko terkena diabetes. Stress juga mampu menaikan

kadar glukosa dalam darah. Sehingga merubah gaya hidup adalah cara yang tepat

untuk mengontrol kadar gula darah sehingga mencegah terjadinya resiko komplikasi

pada penderita diabetes.

3. Olah raga

Factor kemalasan juga berperan dalam kenaikan gula darah. Disini, olah raga mampu

meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin yang kemudian merangsang hati dan

otot mengolah glukosa untuk di jadikan energy. Melakukan olah raga dengan teratur

terbukti dapat menurukan level glukosa dalam darah pada penderita diabetes.

4. Mengatur jarak kontrol ke dokter

Rutin kontrol ke dokter menjadi poin yang penting pada penderita diabetes. Karna

dengan kontrol ke dokter maka pasien menjadi tahu bagaimana cara mengontrol gua

darahnya dan obat apa yang harus dia konsumsi. Jika pasien sudah melalukan tiga hal

tersebut di atas, namun kadar gula masih tinggi ada kemungkinan ketidak cocokan

obat yang dia konsumsi, maka kontrol ke dokter menjadi hal yang sangat penting.

Mengingat cara kerja obat diabetic yang bermacam-macam, maka mungkin saja ada

kesalahan pada reseptornya sehingga tidak mempan. Oleh karena itu dokter perlu

mengetahui etiologi dari diabetes yag di derita pasien.

Efek dari obat antidibetic oral sendiri adalah terjadinya xerostomia dan juga bisa

mengakibatkan alergi dari golongan obat sulfonuria.

Page 5: Scenario II

3. Apakah keterkaitan OH pasien yang buruk dengan kondisi sistemik pasien ?

Dari scenario di ketahui bahwa pasien memngidap penyakit sistemik yaitu Diabetes

Melitus. Hal ini juga di kenali dari tanda-tandanya yaitu adanya poliuri, polidipsi dan

polifagi. Selain itu pasien juga mengkonsumsi obat antidiabetic oral namun jarang

kontrol ke dokter. Hal ini menunjukan bahwa pasien tidak rutin mengontrol kadar

glukosa dalam darahnya. Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan system

imun menurun karna glukosa dalam darah menyebabkan penebalan pembuluh darah

sehingga system imun berjalan lambat. Keadaan ini menyebabkan penderita DM

cenderung mudah mengalami infeksi dan menyebabkan berbagai macam manifestasi

dalam rongga mulutnya seperti yang ada pada scenario.

a. Xerostomia :

Ada suatu hipotesis, dimana saat gula darah meningkat maka kaan memaksa

mitokondria sel untuk mensintesis ATP sehingga menghasilkan energy. Namun,

peristiwa ini juga ternyata menghasilkan radikal atau menyebabkan stress oksidatif

(ROS) yang mengakibatkan NO dalam tubuh menurun sehingga protein rusak.

Rusaknya protein ini juga terjadi di sel sel acini di kelenjar saliva yang juga

mengakibatkan kemampuan sel mensekresikan saliva menurun dan berakibat

xerostomia.

Selain itu, menurunnya cairan tubuh karena poliuri juga berperan dalam

mengakibatkan kekeringan dalam mulut. Dengan tingginya kadar glukosa, khususnya

di dalam tubuli ginjal, menyebabkan keadaan menjadi hipertonik yang menginduksi

terjadinya diuresis osmotic dimana cairan tubuh tertarik sehingga volume urin

meningkat sedangakan tubuh mengalami dehidrasi intra sel yang juga mempengaruhi

sekresi saliva.

b. Gigi goyang :

Gigi goyang yang di alami pasien bisa dikarenakan adanya periodontitis dan

gingivitis yang mengakibatkan resorbsi tulang alveolar. Terjadinya periodontitis dan

penyakit gingiva pada DM dapat di jelaskan oleh beberapa hipotesa, diantaranya :

a. Terjadinya penebalan membrane basal

Dengan menebalnya pembuluh darah,maka aliran nutrisi, sisa metabolism,

oksigen akan lambat dan berakibat menurunya kemampuan tubuh untuk

Page 6: Scenario II

memerangi infeksi karna system imun yang berjalan lambat. Sehingga infeksi

periodontitis yang di alami pasien DM akan berlansung lebih progesive.

b. Perubahan Mikrobiologis

Peningkatan level glukosa dalam caran surkular dapat mempengaruhi lingkungan

subgingival, yang dapat menginduksi perubahan kualitatif pada bakteri yang

nantinya akan mempengaruhi perubahan jaringan periodontal.

c. Perubahan imunologis

Hal ini juga di berkaitan dengan penebalan pembuluh darah. Dengan pembuluh

darah yang sempit maka kemotaksis, daya fagositosis akan terganggu karna

defisiensi dari LPMN sehingga meningkatkan kerentanan DM dengan infeksi.

d. Perubahan biokimia

cAMP (cyclic adenosine monophosphate), disaat gula darah tinggi akan menurun

sehingga dimana seharusnya cAMP tersebut berperan mengurangi inflamasi

menjadi tidak efektif. Sehingga inflamasi terjadi lebih parah.

c. Bau mulut dan Karang Gigi :

Bau mulut pada pasien DM dikarenakan meningkatnya bakteri rongga mulut yang

mengeluarkan gas sulfur sebagai produknya sehingga rongga mulut pasien bau.

Selain itu, di saat gula darah tinggi maka kadar kalsium dalam saliva akan meningkat

sehingga mendorong terbentuknya pelikel dan menyebabkan pengendapan protein

dan meningkatkan deposit meteri pada permukaan gigi geligi dan menyebabkan

kalkulus yang memperparah kegoyangan gigi pasien.

d. Dental caries :

Banyaknya gigi yang karies juga merupakan manifestasi dari DM. karena pada pasien

DM kondisi rongga mulutnya akan lebih asam. Ditunjang dengan kualitas saliva yang

menurun, kondisi pH asam pada rongga mulut dan tingginya glukosa maka akan

sangat menunjang terebntuknya karies pada gigi.

Page 7: Scenario II

4. Apakah yang akan di lakukan oleh dokter gigi untuk menangani kondisi rongga

mulut pasien tersebut ?

Hal yang paling penting dilakukan oleh dokter gigi sebelum melakukan perawatan adalah

menganjurkan pasien untuk cek kadar gula terlebih dahulu. Selain itu kadar gula juga

harus terkontrol dengan baik dan pemberian obat harus dibawah pengawasan oleh dokter

ahli. Kemudian yang dilakukan oleh dokter gigi adalah memperbaiki kondisi oral hygne

pada pasien dan menyehatkan jaringan rongga mulut kembali.