scm - coca cola fix (1)
DESCRIPTION
supply chain managementTRANSCRIPT
Supply Chain Management
“Coca-Cola”
Dosen : Ronny Setiawan, ST.,MM.
Nama kelompok :
Natasha Callista 31412297
Jessica Devi 31412298
Gabriele 31412299
Sanda Sule 31412301
Siane Panther 31412308
Universitas Kristen Petra
Surabaya
Coca-Cola Indonesia
Sejarah singkat
PT Coca-Cola Amatil Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam operasional dan
distribusi minuman berkarbonasi (Coca-Cola). Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan bagian
dari Coca-Cola Company yang telah tersebar luar di lebih dari 200 negara. Coca-Cola yang
terbuat dari campuran karbon dioksida dan air tersebut masuk ke Indonesia sekitar tahun 1927
yang dibawa dan diperkenalkan oleh perusahaan Hinda Belanda. PT Coca-Cola Amatil atau
Allied Manufacturing and Trading Industries Limited ini telah memiliki lebih dari 700 ribu
pelanggan tetap diseluruh wilayah itu. Dalam rangka memperlancar usahanya perusahaan
manufaktur ini membentuk PT Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia. Melalui unit usahanya
tersebut PT CCAI memiliki 10 pabrik pembotolan (bottling) yang ada diseluruh Indonesia.
Perusahaan Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi dan mendistribusikan produk
Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan. Coca-Cola
Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan
(joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha
independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor
terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha
Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat
perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di
Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan
pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.
Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah
kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen
di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola
Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai
bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut
bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling
Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami
didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh
Indonesia. Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling Indonesia
diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Walaupun kebijakan dan pengembangan produksi diarahkan oleh National Office
yang berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik memiliki manajemen yang memiliki
pengalaman luas dan kualifikasi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola berbagai aspek
teknis dan pengawasan mutu.
Semua pabrik diwajibkan mematuhi berbagai ketentuan internasional dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan secara teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan
mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Selama ini pabrik-pabrik Coca-Cola
Bottling di Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas
pencapaian standar yang melampaui standar yang ditetapkan untuk pabrik-pabrik sejenis di
berbagai lokasi lain di dunia.
Visi dan Misi :
Visi Perusahaan adalah “Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia
Tenggara”.
Misi Perusahaan adalah “Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita
dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.”
Agar dapat memenuhi visi dan misi, cara kerja dan cara Coca-cola berhubungan dengan
semua pihak yang memiliki kepentingan atas perusahaan mulai dari konsumen dan pelanggan
hingga ke pemasok, terhadap pemerintah dan Coca-cola sendiri harus dibangun atas dasar nilai-
nilai yang kuat. Bertumpu pada dasar kejujuran dan integritas, nilai-nilai inti Coca-Cola adalah:
Nilai-nilai Perusahaan
Sumber Daya Manusia: Mengembangkan Sumber Daya Manusia, menghargai
prestasi serta menikmati apa yang dilakukan.
Pelanggan: Menang untuk pelanggan dan untuk diri sendiri.
Semangat: Semangat untuk bertindak, bertanggung jawab dan sukses.
Inovasi : Selalu mencari cara yang lebih baik.
Keunggulan : Senantiasa melakukan pekerjaan yang terbaik.
Warganegara yang baik : Melakukan hal yang benar dari Perusahaan, masyarakat
dan sesama. Perusahaan diharuskan untuk memelihara nilai-nilai perusahaan
dengan selalu mempertahankan standar dalam berperilaku.
I. Supply Chain Product Coca-Cola
Supply chain produk Coca-cola di mulai dari penyediaan bahan baku sesuai
dengan kebutuhan serta kemasan minuman baik dari botol kaca, botol plastik hingga
kaleng oleh perusahaan kemudian di proses di pabrik dari proses pembuatan minumannya
hingga pada pengemasan minuman tersebut. Setelah produk jadi telah siap, maka
perusahaan akan mendistribusikannya kepada berbagai pusat penjualan, pengecer, hotel,
cafe yang ada dan ke berbagai mesin pendingin Coca-cola.
II. Tempat PT. Coca Cola Memperoleh Bahan Baku
PT. Coca-Cola Indonesia merupakan perwakilan dari The Coca-Cola Company yang
menyuplai bahan baku konsentrat keseluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia dan
menetapkan seluruh standar bahan baku yang digunakan oleh pabrik. Ada beberapa bahan baku
produk yang harus impor seperti bahan baku konsentrat dan juga gula rafinasi. Hal itu
dikarenakan di Indonesia tidak mampu menyediakan bahan baik secara kualitas, kuantitas
dan kontinuitas. Namun ada beberapa bahan yang bisa diproduksi di Indonesia seperti
botol plastic, botol kaleng, dan botol kaca yang diproduksi pada PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia ( CCBI ). CCBI hanya memproduksi minuman dalam kemasan botol.
Berikut adalah tempat perolehan bahan baku :
a. Air
Bahan baku air dapat diperoleh dengan mudah oleh PT. CCBI karena letak pabrik
PT. Coca Cola yang selalu berada dekat dengan pegunungan sehingga bahan baku ini
mudah didapat dari sumur tanah yang di bor (deep well).
b. Gula Murni
Bahan dasar pembuatan sirup adalah gula dan konsentrat. Gula sebagai pemberi rasa
manis dan konsentrat sebagai penentu rasa minuman. Gula diperoleh dari luar negeri dan
dalam negeri yaitu dari Denmark, Inggris dan Lampung. Supplier (pemasok gula) yang
masih aktif adalah PT. AJM (Arindo Jaya Mandiri), manufacture dari Danisco Denmark.
Pada pengolahan sirup, gula yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan murni. Hal
ini bisa dilihat secara visual bahwa kristal gula berwarna putih bersih. Sebelum gula
diterima, selalu dilakukan pemeriksaan dahulu apakah sesuai standart. Standart yang
digunakan meliputi kondisi kemasan pada gula (baik dan utuh), kenampakan (kristal
putih/granular), kekeruhan, bebas dari rasa dan bau asing, warna max 35 RBU/Range
Base Unit. Gula akan dibeli jika sesuai dengan standart dan kemudian disimpan dalam
gudang yang disusun dalam palet (1 palet = 25 sak).
c. Konsentrat
Proses pembuatan konsentrat dilakukan di Coca Cola Indonesia (CCI) Cilangkap,
bahan baku dibuat di Atlanta dan disimpan dalam gudang dengan suhu rendah (< 5 C).
Konsentrat merupakan bahan pemberi rasa, aroma, bau, pewarna, dan pengawet pada
minuman ringan. Konsentrat berbentuk serbuk/powder (untuk pengawet), liquid (untuk
pewarna dan aroma. Konsentrat yang digunakan dibedakan menjadi 3 macam yaitu : Part
I berupa bubuk yang memberikan warna dan pengawet (Part IA, IB dan IC), Part II
berupa liquid untuk aroma/flavour (Part IIA dan IIB), Part III yaitu teh kering berupa teh
hijau dan teh hitam.
III. Proses Merubah Raw Material menjadi Barang jadi pada PT.Coca-
Cola.Tempat merubah bahan baku menjadi barang jadi yaitu di pabrik dari PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia. Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola
Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang
tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun kebijakan dan pengembangan produksi
diarahkan oleh National Office yang berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik
memiliki manajemen yang memiliki pengalaman luas dan kualifikasi yang tinggi dalam
memproduksi dan mengelola berbagai aspek teknis dan pengawasan mutu.
Proses Produksi PT.Coca-Cola
Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan konsumen berawal dari bahan
baku pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan :
1. Tahap pertama untuk menghasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu membuat
sirup yang terdiri dari gula dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi
“Coca-Cola” bahan baku berkualitas tinggi sangat mutlak diperlukan.
2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng benar-
benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu menguji
air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.
3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat canggih membantu para teknisi
memeriksa segala segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar
karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa.
4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat “Coca-Cola”. Sari rasa untuk
“Coca-Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini
tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi,
memeriksa dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah
pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu
yang amat ketat adalah alas an mengapa “Coca-Cola” dikenal sebagai minuman yang
memiliki kadar soda yang paling sempurna.
5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET (Polyethelyne terephthalate) maupun
kaleng sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir.
Botol-botol pun harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan
dibasuh kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah boto-botol
tersebut siap untuk diisi dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini.
6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis.
Cara tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara
otomatis menjamin kadar higienis yang sempurna pula.
7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton
atau dimasukkan ke dalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk
mengirimkan produk-produk “Coca-Cola menuju lebih dari 420.000 gerai (outlet)
yang menjual produk-produk “Coca-Cola” di Indonesia.
Coca Cola Bottling
Indonesia
IV. Channel Distribusi PT. Coca-Cola.
Sebagian besar produk-produk Coca-Cola Bottling didistribusikan melalui lebih
dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut
diangkut ke pusat-pusat penjualan tersebut oleh armada truk berukuran besar dan
kemudian didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran oleh kendaraan distribusi yang
lebih kecil. Apabila truk-truk penjualan Coca-Cola Bottling ditempatkan berderet, maka
akan bisa sepanjang lebih kurang 17 km. Hal inilah yang membuat perusahaan Coca-Cola
Bottling sebagai salah satu perusahaan distribusi terbesar di Indonesia. Diperkirakan
lebih dari 80% produk-produk Coca-Cola Bottling dijual melalui para pengecer dan
grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha usaha kecil, dan
mereka mempekerjakan kurang dari lima karyawan dengan omset penjualan per tahun
kurang dari Rp. 1 milyar. Kebijakan penjualan dan distribusi secara menyeluruh
diarahkan oleh National Office di Cibitung, Bekasi, namun penerapan kebijakan tersebut
dilaksanakan oleh para manajer operasional dan regional yang handal dan berpengalaman
beserta staf mereka. Coca Cola membantu dalam pertumbuhan perekonomian melalui
500.000 pelanggan dan 2500 pemasok yang tercatat dalam rantai pasokan.
PT Coca Cola Amatil menggunakan system Strategic Route Planning (SRP) yang
telah sukses dijalannkan. Strategic Route Planning (SRP) merupakan system yang
memungkinkan perusahaan merumuskan strategi routing secara tepat. Sebagai contoh,
sebuah area dengan jumlah penduduk tertentu dilayani dengan beberapa armada, agar
jalur masing-masing armada dapat lebih efisien dan efektif. Wilayah atau took yang
produknya telah habis bisa dipenetrasi oleh wiraniaga (salesman) CCAI terdekat. Semua
itu dapat diketahui melalui system SRP yang serba terkomputerisasi. Secara sederhana
SRP merupakan system aplikasi yang bisa memproses digital mapping distribusi produk-
produk Coca-cola.
Untuk memasok ke toko, perusahaan Coca-Cola memiliki alur pendistribusian
produknya dari gudang penyalur ke toko. Untuk menjual produk Coca-Cola, toko dapat
menghubungi nomor pelanggan yang tertera di poster, spanduk, maupun website PT
Coca-Cola. Setelah menghubungi dan menyampaikan ketersediaan toko pemilik untuk
dipasok Coca-Cola, truk pengirim produk Coca-Cola akan mengirim produk dan lemari
pendingin (jika memungkinkan) ke toko yang menghubungi. Terdapat lebih dari 1200
truk pengirim berasal dari sekitar 100 pusat distribusi di nusantara.
Setiap periode tertentu, truk Coca-Cola akan datang ke toko pemasok untuk
pengecekan persediaan produk Coca-Cola di toko. Pegawai PT Coca-Cola akan mengisi
produk di lemari pendingin dan mendata jumlah penjualan saat itu. Code di badan lemari
pendingin di pindai, bertujuan sebagai penanda bahwa toko tersebut sudah dikunjungi.
Jika ada produk baru dari PT Coca-Cola, produk tersebut akan ditawarkan pada toko saat
truk datang ke toko. Hal yang sama juga dilakukan pada toko pemasok produk Coca-Cola
yang lain.
Perusahaan coca cola menggunakan system jual putus, tidak menggunakan sistem
konsinasi atau barang yang tidak laku dikembalikan ke perusahaan karena best before
kecuali barang yang cacat atau rusak perusahaan mau menerima pengembalian produk
tersebut. Dengan adanya sistem tersebut perusahaan memberikan training kepada toko-
toko kapan toko itu harus membeli produk banyak ketika lebaran, hari libur nasional, atau
hari-hari besar lainnya dan membeli produk dengan jumlah sedikit ketika hari biasa.
Perusahaan juga menginvestsikan lemari pendingin ke toko-toko karena apabila produk
yang berkarbonasi itu akan tahan lebih lama karbonasinya apabila ditaruh di dalam lemari
es.
V. Customer dan Supplier Relationship PT. Coca-Cola.
Yang dilakukan perusahaan agar image produknya bagus di masyarakat yaitu
dengan cara menjaga kualitas produk dan menjalin hubungan dengan outlet, seperti
pelatihan outlet agar tokonya tetap eksis dan dapat menjual produk dari coca cola dengan
tepat waktu. Selain itu Coca Cola juga memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka
menjual produk-produk Coca-Cola. Kebijakan penjualan dan distribusi secara
menyeluruh diarahkan oleh National Office di Cibitung, Bekasi, namun penerapan
kebijakan tersebut dilaksanakan oleh para manajer operasional dan regional yang handal
dan berpengalaman beserta staf mereka.
Selain itu untuk membangun hubungan dengan pelanggan dengan cara
menggabungkan saluran hotline yang diproses dengan system TI yaitu dengan system
SRP. Mengembangkan dan memadukan aplikasi SRP Coca Cola Amatil dengan media
untuk konsolidasi semua masukan, komplain, dan saran produk.
Perusahaan menghargai kemitraannya dengan para pelanggan, pemasok dan
konsumennya. Perusahaan berusahan memperlakukan para mitra ini dengan cara yang
sama yang diinginkan mereka dalam memperlakukan perusahaan. Selalu hadapi
pelanggan, pemasok, dan konsumen dengan adil, perlakukan mereka dengan jujur dan
dengan hormat. Beberapa adalah pedoman cara Coca Cola mengusahakan hubungan
dengan pemasok dan pelanggannya:
Jangan melakukan praktik yang tidak adil, menipu, atau menyesatkan.
Selalu sampaikan produk Perusahaan dengan cara yang jujur dan berterus terang.
Jangan menawarkan, menjanjikan, atau memberikan apa pun kepada pelanggan atau
pemasok dengan imbalan mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya bagi
Perusahaan.
VI. Cara mendapatkan masukan dari end user pada PT. Coca-Coca
Indonesia
National Contact Centre sebagai Layanan Pelanggan yang dimiliki oleh Coca-
Cola Amatil Indonesia sejak tahun 2005 adalah bentuk komitmen untuk memberikan
kemudahan akses bagi pelanggan, konsumen maupun masyarakat yang ingin berinteraksi
dan membutuhkan layanan dari CCAI. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan handal, proses serta sistem dan teknologi yang terintegrasi, Coca-cola
siap membantu. Tim sales Coca-cola yang sangat besar tak hanya menjual produk-produk
kepada para pelanggan tetapi juga memberikan tips dalam menempatkan produk Coca-
Cola. Sales supervisor juga teratur mengunjungi para pelanggan, memberikan bimbingan,
serta menampung masukan yang disampaikan para pelanggan.
VII. Sruktur logistic yang dipakai1. Pergudangan Produk
Proses logistik dalam saluran distribusi dapat menggunakan berbagai fasilitas
perusahaan dan para spesialis perantara. Fasilitas didefinisikan sebagai suatu satuan
organisasional yang terlibat dalam penyelenggaraan seluruh atau sebagian proses
logistik. Spesialis perantara adalah perusahaan yang dijalankan untuk mencari laba.
Sebuah gudang distribusi atau sebuah truk yang dikelola perusahaan merupakan fasilitas
logistik, tetapi keduanya mungkin merupakan spesialis perantara yaitu jika gudang itu
merupakan gudang umum dan truknya dioperasikan oleh sebuah perusahaan
pengangkutan umum. Kombinasi yang tetap dari fasilitas perusahaan dengan spesialis
perantara perlu dipilih untuk mencapai tujuan dengan total biaya yang paling rendah.
Logistik dapat pula didefinisikan sebagai proses perencanaan, implementasi, dan
pengendalian secara efisien, aliran biaya yang efektif dan penyimpanan barang mentah,
inventori barang dalam proses, barang jadi dan informasi terkait dari titik asal ke titik
konsumsi untuk tujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Ada lima yaitu : komponen
yang bergabung untuk membentuk system logistic, yaitu : struktur lokasi fasilitas,
transportasi, persedian (inventori), komunikasi, dan penangan (handling) dan
penyimpanan (storage)
2. Moda Transportasi produk
Ada beberapa cara utama transportasi yang digunakan oleh PT.Coca-Cola Bottling
Indonesia. Cara utama transportasi tersebut adalah kareta api, jalan raya, jalur air, saluran
pipa dan penerbangan. Masing masing alat transportasi sendiri, atau mengadakan
perjanjian dengan spesialis transport.
1) Kereta Api
Alat transportasi ini mempunyai kemampuan untuk mengangkut barang bertonase
yang sangat besar, karena spesifikasi kareta api tersebut. Akan tetapi alat transportasi ini
memerlukan biaya tetap yang cukup tinggi dan biaya peralatan rutin yang cukup tinggi
pula, serta pengeluaran biaya lain untuk hak pemakaian jalan, peralatan langsir dan
penggunaan stasiun.
2) Jalan Raya
Jalan raya sebagai alat transportasi bisa dikatakan lebih maju dibandingkan dengan
alat transportasi yang lainnya, karena alat transportasi dengan jalan raya selalu bias
dilalui oleh kendaraan bermotor. Disisi lain kendaraan bermotor memiliki fleksibelitas
yang cukup tinggi karena dapat dioperasikan di atas semua jenis jalan raya.
3) Transportasi melalui jalan air
Secara garis besar pengangkutan melalui jalan air dibedakan menjadi dua yaitu
pengangkutan laut dan pengangkutan melalui air di daratan. Keuntungan utama alat
transportasi melalui air adalah kemampuannya untuk membawa barang dalam jumlah
sangat besar. Perahu diesel mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi pula dibandingkan
dengan alat transportasi lainnya.
4) Transportasi melalui udara .
Alat transportasi yang terbaru adalah pengangkutan lewat udara, daya tarik
pengangkutan udara ini adalah kecepatannya. Walaupun pengangkutan udara ini
membutuhkan pengangkutan darat sebelum dan sesudahnya, akan tetapi kecepatan
pelayanan di antara dua tempat yang cukup jauh dapat menurunkan biaya logistic
keseluruhannya dengan margin yang cukup besar untuk mengimbangi biaya
pengangkutan udara yang cukup tinggi.
VIII. System Insentif PT. Coca-Cola
Sistem insentif yang dilakukan PT. Coca-Cola yaitu mengadakan penghargaan
Supplier of the Year. CCAI memberikan delapan kategori penghargaan Supplier of the
Year Awards:
1. Kemasan dan Bahan
2. Transportasi dan Logistik
3. Pelayanan Bisnis
4. Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
5. Pabrik dan Alat
6. Peralatan Perdagangan;
7. Account Manager of the Year
8. “Overall Supplier of the Year”.
Supplier of the Year ini adalah salah satu program yang digunakan CCAI untuk
mendukung setiap pemasok dan membantu mereka menghasilkan solusi praktis terbaik
untuk meningkatkan keunggulan servis dan kinerja operasional.
Terhadap karyawannya, Coca Cola menerapkan sistem insentif berupa
kepemilikan saham. Orang-orang tertentu di CCAI berhak untuk memperoleh saham
Coca Cola Amatil Australia sebagai bentuk insentif jangka panjang bagi karyawan untuk
setia bersama perusahaan. Pemberian ini sesuai dengan ketentuan Bapepam untuk
memberikan 5% sahamnya kepada karyawan.
IX. Cara menempatkan Informasi dan teknologi terkini pada PT.Coca-ColaPerusahaan mengupdate teknologi dan informasi terkini dengan ruang sistem
informasi untuk memudahkan sales marketing yang bekerja di lapangan di seluruh
Indonesia. Sales tersebut turun ke toko-toko sehingga dapat mengetahui langsung
permintaan pasar. Jadi perusahaan itu hanya memproduksi produk sesuai permintaan
permintaan bukan memproduksi berdasarkan kemampuan alat produksi supaya tidak
terjadi penumpukan produk karena apabila terjadi penumpukan produk maka perusahaan
akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Dalam memasarkan produknya pun, Coca-Cola menggunakan teknologi yang ada
masa kini. Strategi pemasaran dari Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri yang unik
dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai denga event yang sedang
berlangsung, baik melalui konser music, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah
kejutan, maupun iklan TV.
Pengembangan pendekatan Manajemen Sistem Informasi (Information
System/IS) yang terarah pada organisasi di perusahaan Coca-Cola merupakan bentuk
pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini. Salah satu manfaat
terpenting dari investasi CCBI pada teknologi sistem informasi selama lima tahun
terakhir adalah dengan meningkatkan kemampuan karyawan di seluruh level organisasi
perusahaan Coca Cola.
Departemen Informasi Sistem akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan
dari setiap lini bisnis internal, serta ikut membantu proses evolusi guna meningkatkan
kualitas investasi sistem informasi di perusahaan Coca Cola, dan pada akhirnya untuk
meningkatkan layanan terhadap pelanggan.