sedimentasi

12
LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 MODUL : Sedimentasi DOSEN PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati, MT. Oleh : Kelompok : VIII (Delapan) Nama : 1. Randy Surya K 121411057 2. Sandra Sopian 121411058 3. Widya Piqra 121411061 4. Yulia Endah P 121411062 Kelas : 3A Praktikum : 25 September 2013 Penyerahan Laporan : 02

Upload: widya-fiqra

Post on 26-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: sedimentasi

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Sedimentasi

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati, MT.

Oleh :

Kelompok : VIII (Delapan)

Nama : 1. Randy Surya K 121411057

2. Sandra Sopian 121411058

3. Widya Piqra 121411061

4. Yulia Endah P 121411062

Kelas : 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Praktikum : 25 September 2013Penyerahan Laporan : 02 Oktober 2013

Page 2: sedimentasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah hasil samping dari suatu kegiatan produksi yang sudah tidak

digunakan dan bisa menimbulkan pencemaran pada lingkunngan. Salah satu contoh

pencemaran limbah yaitu pencemaran sungai. Pencemaran sungai biasanya diakibatkan oleh

limbah rumah tangga ataupun oleh limbah industri. Dalam perkembangan zaman yang

semakin pesat dan diiringi dengan pola perilaku masyarakat yang semakin konsumtif maka

peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke sungai pun tidak dapat dihindari. Salah satunya

adalah sungai di daerah. Sungai ini berguna untuk air resapan dan pengairan ke pertanian

dan daerah sekitar. Namun, apabila air yang digunakan tersebut tercemar akan mengurangi

kualitasnya. Oleh karena itu, perlu adanya treatment lebih lanjut agar sungai tidak tercemar

dan bisa sesuai dengan baku mutu lingkungan. Salah satu caranya yaitu dengan proses

sedimentasi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

a. Menentukan efisiensi proses sedimentasi air sungai tercemar dengan PAC sebagai

koagulannya..

b. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi.

Page 3: sedimentasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses membiarkan bahan tersuspensi menetap dengan adanya

gaya gravitasi. Sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi dimana

tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan dan mengikat padatan sehingga

menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Macam-macam

koagulan yang biasanya digunakan adalah aluminium sulfat, klorida polyaluminium (juga

dikenal sebagai PAC atau tawas cair) dan sulfat besi. Efektivitas dari koagulan memiliki

ketergantungan yang kompleks pada jenis koagulan yang digunakan, sifat air baku, yang

dipengaruhi oleh hal-hal seperti suhu, pH dan terutama proporsi tertentu dari organik,

partikel anorganik dan biologi yang merupakan padatan tersuspensi sebagai serta

pencampuran. Semakin besar laju alir limbah masuk maka semakin sulit mengendap dan

semakin ringan padatan tersuspensi dalam limbah maka sulit diendapkan.

Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistem

pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses sedimentasi

awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan demikian

akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Proses koagulasi menggunakan tawas /

aluminium sulfat untuk mengikat kotoran atau memutus rantai pada ikatan senyawa zat

warna sehingga membentuk gumpalan, sedangkan proses flokulasi dengan cara menambah

larutan polimer untuk memperbesar gumpalan (folcs) sehingga lebih mudah untuk

diendapkan. Secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk

memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD,

dsb) dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur

tersendiri.

2.2. Bagian - bagian tangki sedimentasi :

Inlet zone

Page 4: sedimentasi

Zona inlet mendistribusikan aliran air secara merata pada bak sedimentasi dan

menyebarkan kecepatan aliran yang baru masuk

Settling Zone

Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horizontal ke arah outlet, dalam zona ini terjadi

proses pengendapan

Sludge Zone

Tempat penyimpanan lumpur sebelum dibuang untuk pengolahan tambahan atau

pelepasannya.

Outlet Zone

Tempat dimana air akan meninggalkan bak.

Adapun macam-macam bangunan Sedimentasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konvensional, merupakan bak Sedimentasi biasa yang pengendapannya secara gravitasi

dan memanfaatkan panjang bak.

2. Menggunakan Plate Settler, untuk meningkatkan efisiensi pengendapan dari bangunan

Sedimentasi terkadang juga digunakan plate settler (TiLed Plate Separator). Plate ini

memiliki kemiringan atau sudut terhadap garis horizontal tertentu (45 – 600) yang

mengakibatkan lumpur tidak menumpuk pada plate, akan tetapi jatuh meluncur ke

bawah, sehingga flok-flok akan lebih mudah dipisahkan. Dan efisiensi pengendapan

Page 5: sedimentasi

partikel flokulen dipengaruhi oleh over flow rate, detention time, dan kedalaman dari bak

pengendap.

3. Menggunakan Tube Settler, fungsinya sama dengan plate settler, hanya modelnya

berbentuktube. Tube settler ini ada yang dipasang secara horizontal maupun vertikal

dengan kemiringan tertentu terhadap garis horizontalnya.

4. Mekanis, bangunan Sedimentasi mekanis menggunakan scrapper untuk mempercepat

pengendapan flok-flok yang sudah terbentuk ke dalam ruang lumpur dan sekaligus untuk

pembersihannya. Biasanya digunakan untuk instalasi pengolahan yang besar.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:

a. Luas bidang pengendapan

b. Penggunaan baffle pada bak sedimentasi

c. Mendangkalkan bak

d. Pemasangan plat miring

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi :

Banyaknya lumpur

Luas bak pengendapan

Kedalaman bak pengendapan

Page 6: sedimentasi

Gambar 1. Skema alat sedimentasi Plate Settler

Page 7: sedimentasi

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat

1. Tangki penampung air

2. Tangki koagulasi + pengaduk

3. Tangki flokulasi + pengaduk

4. Bak sedimentasi

Skema peralatan sedimentasi

Skema alat sedimentasi yang dilakukan scara gravitasi (jenis Lamela Clarifier)

Page 8: sedimentasi

Limbah tekstil (sampel) Tawas

PENGADUKAN

Air baku

Skema alat sedimantasi yang dilakukan scara gravitasi (jenis circular)

Bahan

1. Limbah tekstil

2. Tawas

3.2 Membuat Larutan Baku (Air Baku)

Page 9: sedimentasi

KOAGULASI-FLOKULASI

Air baku Tawas

SEDIMENTASI

Mengukurnilai kekeruhan (NTU)

Mengambil sampel setiap 3 menit sekali

Menentukan waktu pengendapan optimum

Mengukur nilaikekeruhan awal (NTU)

3.3 Proses Sedimentasi