sejarah
DESCRIPTION
materi uasTRANSCRIPT
Ekstensifikasi pertanian adalah perluasan areal pertanian ke wilayah yang
sebelumnya belum dimanfaatkan manusia. Sasarannya adalah ke lahan hutan, padang
rumput steppe, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal (terpinggirkan).
Dalam peristilahan internasional program demikian lebih dikenal sebagai agricultural
(land) expansion (perluasan lahan pertanian).
Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah ada. Dalam melakukan
intensifikasi pertanian, terdapat cara-cara yang penting yang perlu saudara ketahui dalam
melakukannya. Cara ini disebut dengan Panca Usaha Tani. Hal-hal yang termasuk dalam
Panca Usaha Tani :
1. Pemilihan bibit unggul
2. Pemupukan lahan pertanian
3. Pengairan
4. Penyemprotan atau pemberantasan hama
5. Pembukaan lahan / pengolahan tanah dan teknik penanaman yang teratur
Pengertian Reformasi
1. Reformasi merupakan perubahan yang radikal dan menyeluruh untuk perbaikan.
2. Reformasi menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara kearah yang lebih baik secara konstitusional dalam berbagai bidang
kehidupan.
3. Reformasi juga berarti memperbaiki, membetulkan, menyempurnakan dengan
membuat sesuatu yangsalah menjadi benar.
Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi
1) Faktor politik
a) Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam kehidupan pemerintahan.
b) Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang penuh dengan nepotisme
dan
kronisme serta merajalelanya korupsi.
c) Kekuasaan Orba di bawah Soeharto otoriter tertutup.
d) Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
e) Mahasiswa menginginkan perubahan.
2) Faktor ekonomi
a) Adanya krisis mata uang rupiah.
b) Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
c) Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
3) Faktor sosial masyarakat
adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang melumpuhkan perekonomian
rakyat.
4) Faktor hukum
belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di antara warga negara.
Tujuan Reformasi
1) Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi.
2) Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat.
3) Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
4) Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia.
tokoh-tokoh reformasi :
1. Abdurahman Wahid (GD)
2. Megawati Soekarno Putri (MSP)
3. Muhammad Amien Rais (MAR)
4. Sri Sultan Hamengkubuwono (HBX)
Penggerak reformasi
Forum Kota (Forkot) dan Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi & Demokrasi (Famred)
adalah dua organisasi mahasiswa non-senat yang menjadi motor penggerak reformasi di
Indonesia. Pada tahun 1998, kedua organisasi ini kerap melakukan aksi-aksi mahasiswa
yang sering berakhir dengan bentrok. Tokoh-tokoh kedua organisasi tersebut adalah Adian
Napitupulu dan Bernard.
Peristiwa yang mengawali lahirnya reformasi
Pembakaran gedung DPR Megawati
Agenda Reformasi
Agenda Reformasi Politik
1) Reformasi di bidang ideologi negara dan konstitusi.
2) Pemberdayaan DPR, MPR, DPRD maksudnya agar lembaga perwakilan rakyat benar-
benar
melaksanakan fungsi perwakilannya sebagai aspek kedaulatan rakyat,
dengan langkah sebagai berikut.
a) Anggota DPR harus benar-benar dipilih dalam pemilu yang jurdil.
b) Perlu diadakan perubahan tata tertib DPR yang menghambat kinerja DPR.
c) Memperdayakan MPR.
d) Perlu pemisahan jabatan ketua MPR dengan DPR.
3) Reformasi lembaga kepresidenan dan kabinet meliputi hal-hal berikut.
a) Menghapus kewenangan khusus presiden yang berbentuk keputusan presiden dan
instruksi
presiden.
b) Membatasi penggunaan hak prerogatif.
c) Menyusun kode etik kepresidenan.
4) Pembaharuan kehidupan politik yaitu memperdayakan partai politik untuk menegakkan
kedaulatan
rakyat, maka harus dikembangkan sistem multipartai yang demokratis tanpa intervensi
pemerintah.
5) Penyelenggaraan pemilu.
6) Birokrasi sipil mengarah pada terciptanya institusi birokrasi yang netral dan profesional
yang tidak
memihak.
7) Militer dan dwifungsi ABRI mengarah kepada mengurangi peran sosial politik secara
bertahap
sampai akhirnya hilang sama sekali, sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi
Hankam.
8) Sistem pemerintah daerah dengan sasaran memperdayakan otonomi daerah dengan
asas
desentralisasi.
Agenda Reformasi Bidang Ekonomi
1) Penyehatan ekonomi dan kesejahteraan pada bidang perbankan, perdagangan, dan
koperasi serta
pinjaman luar negeri untuk perbaikan ekonomi.
2) Penghapusan monopoli dan oligopoli.
3) Mencari solusi yang konstruktif dalam mengatasi utang luar negeri.
Agenda Reformasi Bidang Hukum
Agenda reformasi bidang hukum difokuskan pada integrasi nasional.
1) Terciptanya keadilan atas dasar HAM.
2) Dibentuk peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan tuntutan reformasi. Misal
: Bidang
ekonomi dikeluarkan UU kepailitan, dihapuskan UU subversi, sesuai semangat HAM
dilepaskan napol-tapol (amnesti-abolisi).
Agenda reformasi bidang pendidikan
Agenda reformasi bidang pendidikan ditujukan terutama masalah kurikulum yang harus
ditinjau paling sedikit lima tahunan.
Hambatan pelaksanaan reformasi politik
1) Hambatan kultural : mengingat pergantian kepemimpinan nasional dari Soeharto ke
B.J. Habibie tidak diiringi pergantian rezim yang berarti sebagian besar anggota
kabinet, gubernur, birokrasi sipil, komposisi anggota DPR/MPR masih peninggalan
rezim Orba.
2) Hambatan legitimasi : pemerintah B.J. Habibie karena belum merupakan hasil pemilu.
3) Hambatan struktural : berkaitan dengan krisis ekonomi yang berlarut-larut yang
berdampak bertambah banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan.
4) Munculnya berbagai tuntutan otonomi daerah, yang jika tidak ditangani secara baik
akan menimbulkan disintegrasi bangsa.
5) Adanya kesan kurang kuat dalam menegakkan hukum terhadap praktik penyimpangan
politik-ekonomi rezim lama seperti praktik KKN.
6) Terkotak-kotaknya elite politik, maka dibutuhkan kesadaran untuk bersama-sama
menciptakan kondisi politik yang mantap agar transformasi politik berjalan lancar.
Pengertian Revolusi Hijau
Perubahan dalam memproduksi dari system tradisional ke system modern
Latar Belakang Penerapan Revolusi Hijau
1) Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Rusaknya lahan pertanian akibat perang
3) Jumlah penduduk tidak seimbang dengan produksi pangan
Dampak Postive Revolusi Hijau
1) Efisien waktu dan tenaga
2) Hasil produksi banyak
Dampak Negative Revolusi Hijau
1) Lapangan kerja sempit
2) Tanah tergantung pada pupuk / bahan kimia
3) Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten
4) Kwalitas pangan menurun
5) Penurunan keanekaragaman hayati
TRITURA (12 Januari 1966)
1. Pembubaran PKI beserta ormas ormas nya
2. Bersihkan cabinet dwikora dari unsur PKI
3. Penurunan harga barang-barang
TRILOGI PEMBANGUNAN
1. Pemerataan pembangunan & hasil-hasilnya
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. Stabilitas nasional yang sehat & dinamis
Alasan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB
1. Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia
diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB padahal Malaysia pada
saat itu merupakan Negara boneka bentukan Inggris
2. Alasan Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965 adalah :
a. kegagalan dalam menghadapi terbentuknya federasi sehingga Indonesia
menjalankan politik
konfrontasi
b. kegagalan menentang masuknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB.
Penyimpangan pada masa orde lama (1945-1949 ; 1959-1966)
1. MPRS Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.
2. Penyimpangan Ideologis , yakni konsep Pancasila berubah jadi NASAKOM
(Nasionalis,Agama dan Komunis).
3. Kaburnya Politik Luar Negeri Bebas Aktif. Indonesia lebih condong ke timur dan dekat
dengan
negara-negara komunis seperti Cina dan Uni Soviet
4. DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan oleh Presiden (padahal menurut Konstitusi, Presiden
tidak dapat membubarkan atau memberhentikan Presiden)
5. Kekuasaan Pemerintah sewenang-wenang,karena MPR,DPR,dan DPA belum dibentuk,
jadi segala hal dilaksanakan berdasarkan perintah Presiden.
6. MPR dan DPR dibawah Kekuasaan Presiden
Penyimpangan pada masa orde baru (1967-1998)
1. Pasal 2 UUD 1945 – Politik – KKN
2. Pasal 24 UUD 1945 – hukum – hukum tidak ditegakan
3. Pasal 33 UUD 1945 – ekonomi – mementingkan kepentingan golongan
1. Pemusatan Pemerintahan dibawah tangan Presiden (Pemerintahan yang otoriter)
Contoh:
a. Campur tangan Presiden pada pengangkatan pejabat dan elit politik.
b. Mematikan peran daerah untuk mengatur pemerintahannya. PAD (Penghasilan Asli
Daerah) diambil oleh pemerintah pusat lebih besar daripada jatah daerah itu sendiri.
2. Semaraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
3. Pembangunan yang tidak merata antara wilayah pusat dan daerah. Sehingga
menyebabkan kesenjangan pembangunan & sosial.
4. Pelanggaran HAM
Contoh:
a. Ketidakadilan pada masyarakat Tionghoa (nonpribumi).
b. Pembatasan kebebasan berpendapat, Pemberedelan Koran Tempo,Detik,Editor.
c. Tindakan Represi Militer Tanjung Priok 1984
d. Para kritik aktivis demiokrasi dibungkam, dan oposisi diharamkan.
5. Penggunaan Kekerasan untuk menciptakan Keamanan.
6. Tidak ada Rencana Sukresi (Penurunan Kekuasaan ke Pemerintah /Presioden
Selanjutnya).
7. Pemilu yang tidak Demoratis
Tekad orde baru
1. Tekad awal Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan
melaksanakan Pancasila & UUd 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat lahirnya orde baru
1. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde
baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa orde
lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini
menyebabkan Presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk
melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas maret
atau Supersemar.
2. Dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada
Soeharto untuk mengatasi situasi dan kondisi yang sulit dikendalikan akibat berbagai
peristiwa yang berpuncak G30S/PKI, menandai lahirnya babakan perikehidupan bangsa
Indonesia yang dikenal sebagai Orde Baru.
3. Latar belakang lahirnya orde baru antara lain
a. Terjadinya peristiwa gerakan 30 september 1965
b. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa gerakan 30
september 1965 dan ditambahnya dengan adanya konflik di angkatan darat yang
sudah berlangsung lama.
c. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga
barang bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
d. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan
besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demokrasi menuntut
agar PKI beserta organisasi masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya di adili.
e. Kesatuan aksi Front Pancasila atau angkatan 66 (KAMI,KAPI,KPPI,KASI dsb) untuk
menghancurkan tokoh yang terlibat dalam gerakan 30 september 1965.
f. Kesatuan aksi “front pancasila” pada 10 januari 1966 didepan gedung DPR-GR
mengajukan tuntutan yang dikenal dengan TRITURA
g. Upaya reshuffle kabinet dwikora pada 21 februari 1966 dan pembentuk kabinet
seratus menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap kabinet
tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa gerakan 30 september
1965.
h. Wibawa dan kekuasaan presiden soekarno semakin menurun setelah upaya
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam gerakan 30 september 1965 tidak
berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk mahkamah militer luar biasa
(mahmilub)
i. Sidang paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. maka presiden mengeluarkan surat pemerintah 11
maret 1966 (supersemar) yang ditunjukan bagi letjen soeharto guna mengambil
langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan
Isi Pokok dari Supersemar
Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto, Menteri/Panglima Angkatan Darat, yang pada pokoknya berisi
perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk atas nama Presiden/Pangti
ABRI/Pemimpin Besar Revolusi mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna
terjaminnya kemanan dan ketenangan serta kestabilan pemerintahan.
Tujuan keluarnya supersemar
a. tujuan dikeluarkannya Supersemar adalah untuk menstabilkan keadaan negara ketika
terjadi Gerakan 30 September yang dimotori oleh PKI.
Saksi pembuatan Supersemar
1. Jendral M. Yusuf
TAP MPR
a. Ketetapan MPR No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar
b. Ketetapan MPRS Nomor IX/MPRS/1966 tentang Surat Perintah Presiden/Panglima Tertinggi
ABRI /Pemimpin Besar Revolusi /Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Republik Indonesia
c. Ketetapan MPR No. XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan
Negara dari Presiden Soekarno.
Nama cabinet Habibie
Kabinet Reformasi Pembangunan
Pasal yang mengatur naiknya wakil presiden menggantikan presiden
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi
bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah
konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa "bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan
pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak
konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus
mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".
Tujuan pemilu tahun 1999
1. Menghapuskan rezim kekuasaan orde baru
2. Untuk memilih DPR, MPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota
Penataan hubungan luar negeri pada masa orde baru
1. Kembali menjadi anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang ke-60.
2. Pembentukan organisasi ASEAN
o Tujuan awal didirikan ASEAN : Untuk membendung perluasan paham komunis setelah
Negara komunis Vietnam menyerang kamboja
o Ditandai dengan ditandatanginya Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967
3. Keikutsertaan Negara Indonesia dalam organisasi internasional
o Consultative Group on Indonesia (CGI)
CGI adalah kelompok negara pemberi kredit kepada indonesia yang dibentuk sebagai
kelanjutan dari IGGI (Inter Government on Indonesia) yang telah dibubarkan pada
tahun 1992. CGI dibentuk pada tanggal 6 april 1992.
o Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama
Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan
pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik.
Dengan kata lain Asia-Pacific Economic Cooperation, atau APEC, adalah forum utama
untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di
kawasan Asia-Pasifik.
4. Integrasi wilayah timor-timor
Adalah keinginan Timor Timur menjadi bagian dari wilayah Republic Indonesia karena
pada saat itu wilayah Timor Timur tidak diperhatikan oleh portugis. Kemudian terjadi
kekacauan politik yang menyebabkan perdebatan partai-partai politik disana dan partai-
partai politik yang bertikai tidak mampumenyelesaikan masalahnya. Hal ini disambut
baik oleh Republik Indonesia. Pada akhirnya Timor Timur menjadi bagian dari RI pada
bulan Juli 1976 menjadi propinsi yang ke 27. Namun demikian ada juga partai politik
yang tidak setuju dengan masuknya Timor Timur ke wilayah RI, kelompok ini salah
satunya adalah Fretilin.
5. Normalisasi Hubungan dengan Negara lain
o Pemulihan Hubungan dengan Singapura
Dengan perantaraan Dubes Pakistan untuk Myanmar, Habibur Rachman, hubungan
Indonesia dengan Singapura berhasil dipulihkan kembali. Pada tanggal 2 Juni 1966
pemerintah Indonesia menyampaikan nota pengakuan atas Republik Singapura
kepada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Dan pemerintah Singapura menyampaikan
nota jawaban kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
o Pemulihan Hubungan dengan Malaysia
Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia setelah diumumkan Dwikora oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964. Tindakan pemerintah Orde Lama ini
jelas menyimpang dari pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif.
Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia dikembalikan lagi pada politik
bebas aktif sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini merupakan pelaksanaan
dari Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966. Indonesia segera memulihkan hubungan
dengan Malaysia yang sejak 1964 terputus.
Normalisasi hubungan Indonesia–Malaysia tersebut berhasil dicapai dengan
ditandatangani Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966. Persetujuan
normalisasi hubungan Indonesia–Malaysia merupakan hasil perundingan di Bangkok
(29 Mei–1 Juni 1966). Perundingan dilakukan Menteri Luar Negeri Malaysia, Tun Abdul
Razak dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik. Perundingan telah
menghasilkan persetujuan yang dikenal sebagai Persetujuan Bangkok.
o Pembekuan Hubungan dengan RRC
Pada tanggal 1 Oktober 1967 Pemerintantah Republik Indonesia membekukan
hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC). Keputusan tersebut
dilakukan karena RRC telah mencampuri urusan dalam negeri Indonesia dengan cara
memberikan bantuan kepada G 30 S PKI baik untuk persiapan, pelaksanaan, maupun
sesudah terjadinya pemberontakan tersebut. Selain itu pemerintah Indonesia merasa
kecewa dengan tindakan teror yang dilakukan orang-orang Cina terhadap gedung,
harta, dan anggota-anggota Keduataan Besar Republik Indonesia di Peking.
Pemerintah RRC juga telah memberikan perlindungan kepada tokoh-tokoh G 30 S PKI
di luar negeri, serta secara terang-terangan menyokong bangkitnya kembali PKI.
Melalui media massanya RRC telah melakukan kampanye menyerang Orde Baru. Dan
pada 30 Oktober 1967 Pemerintah Indonesia secara resmi menutup Kedutaan Besar
di Peking
Dualisme Kepemimpinan
Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan
berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di
dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar
berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil
memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Pada akhirnya dalam kurun waktu 1966-1967
terjadi dualisme kepemimpinan nasional. Disatu pihak presiden soekarno yang masih
berkuasa sebagai presiden, dan di pihak lain ada tokoh Jendral Soeharto yang memimpin
pemerintahan.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena
akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada
Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai
pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan
pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno . 12
Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa
ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden
Republik Indonesia.
Front Pancasila (Angkatan 66)
o Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI),
o Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),
o Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
o Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) dan lain-lain.
pada tanggal 26 Oktober 1966 membuktikan barisannya yang dikenal dengan nama Front
Pancasila, mereka melaksanakan aksi protes terhadap kepemimpinan Soekarno. Aksi
mogok demontrasi mulai dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 1966 di halaman
Universitas Indonesia.
PPKI
oPPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
o PPKI sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok
muda kala itu hanya menganggap "PPKI" sebagai sebuah lembaga buatan pihak
pemerintah pendudukan militer Jepang. Anggota "PPKI" telah menjalankan tugas yang
diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya "PPKI" dapat
meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi negara Indonesia yang saat itu
baru saja berdiri
o PPKI melanjutkan tujuan dan tugas BPUKI yaitu membuat dan menyusun dasar negara
maupun piagam jakarta. PPKI sangat berperan penting karena tanpanya indonesia takan
mampu merdeka.
ABRI pada masa orde baru dan reformasi
ORDE LAMA : Dwifungsi ABRI, yaitu sebagai pengaman Negara dan dapat pula berpolitik
REFORMASI : Tidak boleh berpolitik hanya sebagai pengaman Negara
Kabinet 100 Menteri
o Dilantik pada tanggal 24 februari 1966
o Cabinet 100 menteri merupakan pengganti cabinet dwikora yang disepurnakan
o Namun pada kenyataannya cabinet 100 menteri menimbulkan kemarahan rakyat
terutama mahasiswa karena susunan menteri-menteri dalam cabinet terrsebut
dipandang jauh dari harapan rakyat dan bertentangan dengan TRITURA karena tokoh-
tokoh yang dicurigai terlibat dalam G-30-S/PKI diangkat dan diduduki sebagai menteri.
o Pada hari pelantikan cabinet ini demonstrasi meledak diseluruh kota Jakarta dan
menjalar sampai ke Istana Merdeka, Salah seorang Mahasiswa Universitas Indonesia,
Arief Rachman Hakim, tewas tertembak pada waktu itu, gugurnya mahasiswa tsb
menjadikan situasi semakin panas.
Cara yang ditempuh PKI memperkeruh suasana
1. Isu dewan Jenderal = Dewan Jenderal adalah sebuah nama yang ditujukan untuk
beberapa Jenderal yang diduga akan
melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada Hari ABRI, 5 Oktober 1965
Alasan Indonesia melakukan normalilsasi dengan Malaysia