sejarah dan sumber penerimaan negarapenerimaan negara

30
1 HUKUM PAJAK HUKUM PAJAK Sejarah dan Sumber Sejarah dan Sumber Penerimaan Negara Penerimaan Negara

Upload: fiqi

Post on 31-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sumber tertera

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

11

HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK

Sejarah dan Sumber Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Page 2: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Nama Kelompok :Nama Kelompok :

Ervan Islami (14.641.0324)Ervan Islami (14.641.0324)

FiqiFiqi (14.641.0279) (14.641.0279)

HanifHanif (14.641.0305) (14.641.0305)

RendyRendy (14.641.0325) (14.641.0325)

YusufYusuf (14.641.0347) (14.641.0347)

22

Page 3: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

SEJARAH PAJAK DI INDONESIA

33

Pada mulanya pajak merupakan suatu upeti (pemberian secara cuma-cuma) namun sifatnya merupakan suatu kewajiban yang dapat dipaksakan yang harus dilaksanakan oleh rakyat (masyarakat) kepada seorang raja atau penguasa. Saat itu, rakyat memberikan upetinya kepada raja atau penguasa berbentuk natura berupa padi, ternak, atau hasil tanaman lainnya seperti pisang, kelapa, dan lain-lain. Pemberian yang dilakukan rakyat saat itu digunakan untuk keperluan atau kepentingan raja atau penguasa setempat dan tidak ada imbalan atau prestasi yang dikembalikan kepada rakyat karena memang sifatnya hanya untuk kepentingan sepihak dan seolah-olah ada tekanan secara psikologis karena kedudukan raja yang lebih tinggi status sosialnya dibandingkan rakyat.

Page 4: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Dalam perkembangannya, sifat upeti yang diberikan oleh Dalam perkembangannya, sifat upeti yang diberikan oleh rakyat tidak lagi hanya untuk kepentingan raja saja, tetapi sudah rakyat tidak lagi hanya untuk kepentingan raja saja, tetapi sudah mengarah kepada kepentingan rakyat itu sendiri. Artinya mengarah kepada kepentingan rakyat itu sendiri. Artinya pemberian kepada rakyat atau penguasa digunakan untuk pemberian kepada rakyat atau penguasa digunakan untuk kepentingan umum seperti untuk menjaga keamanan rakyat, kepentingan umum seperti untuk menjaga keamanan rakyat, memelihara jalan, pembangunan saluran air, membangun memelihara jalan, pembangunan saluran air, membangun sarana sosial lainnya, serta kepentingan umum lainnya.sarana sosial lainnya, serta kepentingan umum lainnya.

Perkembangan dalam masyarakat mengubah sifat upeti Perkembangan dalam masyarakat mengubah sifat upeti (pemberian) yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya (pemberian) yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut, yang kemudian dibuat suatu aturan-aturan memaksa tersebut, yang kemudian dibuat suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun unsur keadilan lebih diperhatikan. Untuk memenuhi unsur unsur keadilan lebih diperhatikan. Untuk memenuhi unsur keadilan inilah maka rakyat diikutsertakan dalam membuat keadilan inilah maka rakyat diikutsertakan dalam membuat aturqn-aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya akan aturqn-aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya akan dikembalikan juga hasilnya untuk kepentingan rakyat sendiri.dikembalikan juga hasilnya untuk kepentingan rakyat sendiri.

44

Page 5: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Di Indonesia, sejak zaman kolonial Belanda hingga sebelum tahun 1983 telah diberlakukan cukup banyak Undang-Undang yang mengatur mengenai pembayaran pajak, yaitu sebagai berikut:

Ordonansi Pajak Rumah Tangga;

Aturan Bea Meterai;

Ordonansi Bea Balik Nama;

Ordonansi Pajak Kekayaan;

Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor;

Ordonansi Pajak Upah;

Ordonansi Pajak Potong;

Ordonansi Pajak Pendapatan;

Undang-Undang Pajak Radio;

Undang-Undang Pajak Pembangunan I;

Undang-Undang Pajak Peredaran;

55

Page 6: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

kemudian dengan perkembangan ekonomi dan masyarakat maka di undangkan lagi beberapa UU yaitu:

UU Pajak penjualan Tahun 1951 yang diubah dengan UU No.2 tahun 1968

UU no.21 Tahun 1959 tentangpajak deviden yang diubah dengan UU No.10 Tahun 1967 tentang pajak atas bunga, deviden, dan royalty

UU No.19 tahun 1959 tentang penagihan pajak Negara dengan surat Paksa

UU no.74 tahun 1958 tentang pajak bangsa asing dan

UU no.8 Tahun 1967 tentang tata cara pemungutan PPd, PKK dan PPs atau Tata cara MPS-MPO.

66

Page 7: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Terlalu banyak undangan-undangan yang dikeluarkan Terlalu banyak undangan-undangan yang dikeluarkan mengakibatkan masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakibatkan masyarakat mengalami kesulitan dalam pelaksanaanya. Selain itu, beberapa undang-undang di atas pelaksanaanya. Selain itu, beberapa undang-undang di atas ternyata dalam perkembangan tidak memenuhi rasa keadilan, ternyata dalam perkembangan tidak memenuhi rasa keadilan, dan masih memuat unsur-unsur kolonial. Maka pada tahun dan masih memuat unsur-unsur kolonial. Maka pada tahun 1983, pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan 1983, pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat melakukan reformasi undang-undang Rakyat sepakat melakukan reformasi undang-undang perpajakan yang ada dengan mencabut semua undang-undang perpajakan yang ada dengan mencabut semua undang-undang yang ada dan mengundangkan 5 paket undang-undang yang ada dan mengundangkan 5 paket undang-undang perpajakan yang sifatnya lebih mudah dipelajari dan dipraktikkan perpajakan yang sifatnya lebih mudah dipelajari dan dipraktikkan serta tidak menimbulkan duplikasi dalam hal pemungutan pajak serta tidak menimbulkan duplikasi dalam hal pemungutan pajak dan unsur keadilan menjadi lebih diutamakan, bahkan sistem dan unsur keadilan menjadi lebih diutamakan, bahkan sistem perpajakan yang semula official assessment diubah menjadi self perpajakan yang semula official assessment diubah menjadi self assessment. assessment.

77

Page 8: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Kelima undang-undang tersebut adalah Kelima undang-undang tersebut adalah

Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP);

Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Pajak Pajak Penghasilan (UU PPh);

Undang-Undang No.8 Tahun 1983 Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (UU PPN Dan PPnBM);

Undang-Undang No.12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan (UU PBB);

Undang-Undang N0. 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai (UU BM).

88

Page 9: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Pada tahun 1994, empat dari kelima UU tersebut pada tahun 1994 mengalami perubahan dengan mengubah beberapa pasal yang dipandang perlu dengan UU, yaitu sebagai berikut :

UU No.6 Tahun 1983 Diubah Dengan UU No.9 Tahun 1994

UU No.7 Tahun 1983 Diubah Dengan UU No.10 Tahun 1994

UU No.8 Tahun 1983 Diubah Dengan UU No.11 Tahun 1994

UU No.12 Tahun 1983 Diubah Dengan UU No.12 Tahun 1994.

99

Page 10: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Kemudian pada tahun 1997 pemerintah membuat Kemudian pada tahun 1997 pemerintah membuat beberapa undang-undang yang berkaitan dengan beberapa undang-undang yang berkaitan dengan masalah perpajakan untuk mendukung undang-masalah perpajakan untuk mendukung undang-undang yang sudah ada, yaitu :undang yang sudah ada, yaitu :

UU No. 17 Tahun 1997 Tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak

UU No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

UU No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

UU No. 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak

UU No. 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

1010

Page 11: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Adanya perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus menerus dan untuk memberikan rasa keadilan dan pelayanan kepada Wajib Pajak, maka pada tahun 2000 pemerintah kembali mengadakan perubahan terhadap UU Perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yang selengkapnya seperti dibawah ini.

UU No.16 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No.6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No.9 Tahun 1994

UU No. 17 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 10 Tahun 1994

UU No. 18 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No.8 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No.11 Tahun 1994

UU No.19 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No.19 Tahun 1997

UU No.21 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No.21 Tahun 1997

UU No. 34 Tahun 2000 Mengenai Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997

1111

Page 12: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

Selanjutnya pada tahun 2007 sampai 2009 pemerintah bersama DPR sepakat melakukan perubahan atas UU Perpajakan :

UU Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan No.16 Tahun 2000 Diubah Dengan UU No.28 Tahun 2007,Mulai Berlaku 1 Januari 2008. Lalu KUP Ini Pun Mengalami Perubahan Lagi Dengan UU No.16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ke4 Atas UU No.6 Tahun 1983 Tentang KUP.

UU Pph No.17 Tahun 2000 Diubah Dengan UU No.36 Tahun 2008 Berlaku Mulai 1 Januari 2009.

UU Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah No.18 Tahun 2000 Diubah Dengan UU No.42 Tahun 2009 Mulai Berlaku 1 April 2010.

1212

Page 13: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

13

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pajak • Retribusi • Keuntungan BUMN/BUMD • Denda dan Sita • Pencetakan Uang • Pinjaman • Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah • Penyelenggaraan Undian Berhadiah

Page 14: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

14

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pajak– Pajak merupakan pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan) tanpa ada imbalan langsung bagi pembayarnya.

– Jenis pajak di Indonesia:• Pajak Pusat:• Pajak Daerah:

Page 15: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

15

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

– Jenis pajak di Indonesia:• Pajak Pusat:

– Pajak Penghasilan (PPh)– Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN)– Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM)– Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)– Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB)– Bea Meterai– Bea Masuk– Cukai– Pajak Ekspor

Page 16: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

16

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

– Jenis pajak di Indonesia:• Pajak Daerah:

–Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

–Pajak Hotel dan Restoran (PHR)

–Pajak Reklame–Pajak Hiburan–Pajak Bahan Bakar

Page 17: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

17

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Retribusi – Retribusi merupakan pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya.

– Contoh, pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah, pembayaran uang sekolah, dll

Page 18: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

18

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Keuntungan BUMN/BUMD – Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat

berhak memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN.

– Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.

Page 19: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

19

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Denda dan Sita – Pemerintah berhak memungut denda atau

menyita asset milik masyarakat, apabila masyarakat (individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan pemerintah

– Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak tertagih, dll

Page 20: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

20

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pencetakan Uang – Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah

dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah.

– Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan cermat, agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi

Page 21: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

21

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pinjaman – Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan

negara, yang dilakukan apabila terjadi defisit anggaran.

– Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali, berikut dengan bunganya.

– Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri

– Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi perbankan, institusi non bank, maupun individu

Page 22: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

22

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah – Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah

dari individu, institusi, atau pemerintah– Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam

maupun luar negeri– Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan

sumbangan, hadiah, atau hibah.– Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan penerimaan

pemerintah yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah

Page 23: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

23

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Penyelenggaraan Undian Berhadiah – Pemerintah dapat menyelenggarakan undian

berhadiah dengan menunjuk suatu institusi tertentu sebagai penyelenggara

– Jumlah yang diterima pemerintah adalah selisih dari penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya hadiah yang dibagikan.

– Banyak negara menyelenggarakan undian berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Jerman, Indonesia (pernah).

Page 24: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

24

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Berdasarkan institusi yang menanganinya, penerimaan negara dibedakan menjadi:

– Penerimaan Pemerintah Pusat

– Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi

– Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Page 25: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

25

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Pusat– Penerimaan Pembiayaan

Pinjaman sektor Perbankan

Pinjaman luar negeri

Penjualan Obligasi Pemerintah

Privatisasi BUMN

Penjualan aset pemerintah– Penerimaan Negara dan Hibah

• Penerimaan Dalam Negeri– Penerimaan perpajakan– Penerimaan bukan pajak (PNBP)– Bagian laba BUMN– Lain-lain penerimaan yang sah

Page 26: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

26

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

Pajak DaerahRetribusi DaerahBagian laba BUMDPAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB• Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Perseorangan/Pribadi• Bagian daerah dari Sumber daya alam• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum• Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

Page 27: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

27

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi– Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

• Pinjaman dari Pemerintah Pusat• Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya• Pinjaman dari BUMN/BUMD• Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank• Pinjaman dari Luar Negeri• Penjualan Aset Daerah• Penerbitan Obligasi Daerah

Page 28: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

28

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

Pajak DaerahRetribusi DaerahBagian laba BUMDPAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB• Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Perseorangan/Pribadi• Bagian daerah dari Sumber daya alam• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum• Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

Page 29: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

29

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota– Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

• Pinjaman dari Pemerintah Pusat• Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya• Pinjaman dari BUMN/BUMD• Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank• Pinjaman dari Luar Negeri• Penjualan Aset Daerah• Penerbitan Obligasi Daerah

Page 30: Sejarah dan Sumber Penerimaan NegaraPenerimaan Negara

3030

Terima Kasih