sejarah islam riau rom b · 2020. 7. 12. · bukti kesejarahan tersebut tidak berfungsi lagi dan...

212

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    SEJARAH ISLAM RIAU

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Penerbit Aswaja PressindoJl. Plosokuning V/73, Minomartani,

    Sleman, YogyakartaTelp. (0274) 4462377

    Email: [email protected]: www.aswajapressindo.co.id

  • ii

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Perpustakaan Nasional RI: Katalog dalam Terbitan (KDT)

    SEJARAH ISLAM RIAUPenulis:Dr. Ellya Roza, M.Hum

    All right reservedHak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip ataumemperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun,tanpa izin tertulis dari penerbit

    xii + 200 halaman; 15,5 x 23 cm

    Cover: Agung IstiadiLayout: Agvenda

    ISBN: 978-602-6370-62-4Cetakan pertama: Maret 2017

    Penerbit Aswaja PressindoJl. Plosokuning V/73, Minomartani,Sleman, YogyakartaTelp. (0274) 4462377Email: [email protected]: www.aswajapressindo.co.id

  • iii

    SEKAPUR SIRIHPENULIS

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah Swtdipersembahkan karena telah menganugerahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan buku ini dapatdiselesaikan. Salawat dan salam diperuntukkan hanya kepadaNabi Muhammad Saw yang telah menghantarkan manusiakepada alam ilmu pengetahuan sehingga umatnya dapat menja-lankan kehidupan sesuai dengan ajaran yang disampaikannya.

    Buku yang ada dihadapan pembaca ini merupakan olahandari hasil penelitian yang telah penulis lakukan selama duatahun. Artinya buku ini adalah buku yang ditulis berdasarkankepada hasil penelitian di lapangan dan di perpustakaan.Kehadiran buku seperti ini seyogyanya ditunggu dan dinantikarena informasi mengenai usaha para ulama, guru dan ustadzdalam rangka penyebaran Islam keseluruh pelosok duniaterutama di daerah belum banyak diketahui oleh masyarakatsekarang ini. Oleh karena itu, buku ini diterbitkan dalam rangkamengisi ruang-ruang kosong penulisan sejarah Islam bangsa In-donesia terutama yang berlangsung di daerah yang jauh darijangkauan sejarawan pusat di antaranya Riau. Padahal IslamisasiRiau sangat eratkaitannya dengan Islamisasi Indonesia dimanaposisi Riau yang strategis yakni di perairan Selat Melaka tentu

  • iv

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    saja akan berimbas kepada masyarakat Riau yang notabeneMelayu. Kawasan Melayu adalah kawasan maritim karena beradadi perairan kelautan yang mendominasi kawasannya.

    Bukan rahasia lagi bahwa penulisan sejarah masa lalu In-donesia selama ini lebih cenderung berkiblat kepada apa yangditulis oleh sarjana Barat, khususnya Belanda. Demikian jugapenulisan mengenai sejarah Islam juga berpatokan kepada apayang ditulis oleh sarjana Barat. Hal ini tentu saja akibat darikolonial yang terlalu lama menancapkan kukunya dalam rangkauntuk menjajah di bumi pertiwi yang tercinta ini. Konsekwensilogisnya adalah terjadinya bagian-bagian tertentu dari wilayahIndonesia ini seakan terbenam, sementara sejarah pada wilayahlain, baik sejarah Islamnya maupun sejarah pada umumnyaselalunya kebanjiran informasi. Oleh karena itu, penulisan bukuini mencoba untuk mengangkat bagian yang hampir terbenamitu dengan mengarahkan kepada sejarah Islam Riau, khususnyamengenai masuk dan berkembangnya Islam di Riau melaluiKabupaten Kampar dan Kabupaten RokanHulu.

    Pada awalnya buku ini disusun sebagai buku daras bagimahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau padamata kuliah Sejarah Islam Riau. Buku daras tersebut juga sudahditerbitkan pada tahun anggaran 2016 yang lalu. Namundikarenakan tuntutan masyarakat Riau yang juga memerlukanbuku ini, maka penulis mencoba mencetak kembali denganmelakukan revisi di sana sini guna kelengkapan keterangan yangtertulis di dalam buku. Artinya buku ini menjadi lebih lengkapkandungan isinya. Dengan demikian usaha dan upaya yang telahdilakukan oleh para pendahulu sebagai tokoh masa lalumasyarakat Riau dalam mengenalkan agama Islam tidak hilangbegitu saja sebab berbagai bukti kesejarahan Islam di Riau masihdapat disaksikan pada saat sekarang ini. Bukti kesejarahan

  • v

    tersebut dikhawatirkan lambat laun akan mengalami kehancuranakibat usia, cuaca dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebelumbukti kesejarahan tersebut tidak berfungsi lagi dan tidak berdayaguna, maka dilakukan penggalian yang mendalam terhadappeninggalan sejarah. Kemudian diwujudkan menjadi sebuahbuku yang dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat. Artinya,mumpung sumber sejarah Islam Riau masih dapat ditemukan,maka sumber tersebut dimanfaatkan untuk pengembangankeilmuan terutama ilmu–ilmu sosial yang berkaitan denganketokohan para ulama di daerah-daerah.

    Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Riau tentunyatidak terlepas dari proses perdagangan yang telah lama terjadidi Nusantara ini dimana tanah dan bumi Nusantara memilikidaya tarik bagi para pedagang tersebut. Para pedagang memburuhasil bumi Nusantara termasuk Riau yang berada di perairanSelat Melaka. Sebagaimana yang diketahui bahwa Selat Melakamerupakan pelabuhan internasional pada masa itu. Dengandemikian kedatangan para pedagang tersebut khususnyapedagang yang berasal dari Timur Tengah membawa perubahanbagi masyarakat yang didatanginya karena di samping berda-gang, mereka juga mengenalkan dan mengembangkan agamaIslam di wilayah yang mereka kunjungi. Bahkan mereka jugamelakukan hubungan kekerabatan dengan penduduk setempatsehingga terbentuk komunitas-komunitas baru.

    Kehadiran buku ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungandari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasihyang tiada terhingga kepada semua pihak yang tidak dapat penulissebutkan satu persatunamanya. Dalam kesempatan ini, pengharga-an yang tiada terhingga penulis persembahkan buat ayahanda AnisIdris, ibunda Roslaima, suami tercinta Syahbirin Syah dan duaananda terakhir yang sedang menuntut ilmu di sekolahnya masing-

    Kata Pengantar

  • vi

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    masing. Perhatian dan kasih sayang serta dukungan merekamembuat penulis semangat untuk menulis buku ini. Semoga amalbaik mereka menjadi amal jariyah sesungguhnya dan dilipatganda-kan pahalanya oleh Allah Swt, amiin.

    Penulis berharap semoga kehadiran buku ini dapat menjadibacaan segar bagi pemerhati, praktisi, mahasiswa dan penelitiserta masyarakat dunia dimana saja berada. Kemudian diharap-kan juga bahwa buku ini dapat bermanfaat dalam pengembang-an ilmu pengetahuan.

    Akhir kata disampaikan bahwa tiada gading yang tidak retakdan tiada kata yang tidak tersilap, maka dari itu diharapkan tegurdan sapa yang sesuai dengan tunjuk ajar Islam sehingga bukuini bermanfaat bagi semua kalangan.

    Pekanbaru dikenal kota bertuahSungai Siak terkenal dengan kedalamannyaIslamisasi Indonesia diketahui sudahIslamisasi Riau akan dijelaskan pula

    Sungai Kampar tempatmencucibajuBanyak orang menebarkan jalaSiapa yang membawa Islam ke RiauSyekh Burhanuddin itulah namanya

    Sungguh molek Propinsi RiauBujang daranya pandai menariUntuk mengetahui Sejarah Islam RiauMari dibaca buku yang satu ini

    Pekanbaru, Februari 2017

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

  • vii

    DAFTAR ISI

    SEKAPUR TULIS PENULIS ................................................... iiiDAFTAR ISI ......................................................................... vii

    Bab IPENDAHULUAN .................................................................. 1A. Latar belakang .............................................................. 1B. Kajian Terdahulu ........................................................... 6C. Kontribusi Hasil Penelitian ............................................ 8D. Metodologi Penelitian .................................................. 9

    Bab IIPENGERTIAN ...................................................................... 17A. Sejarah .......................................................................... 17B. Islam .......................................................................... 23C. Riau .......................................................................... 25

    Bab IIIRIAU .......................................................................... 31A. Geografis Riau .............................................................. 31B. Agama dan Masyarakat Riau ........................................ 35C. Budaya Dan Tradisi Masyarakat Riau ............................ 39D. HubunganAwal Riau DenganTimur Tengah .................. 43

  • viii

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Bab IVISLAMISASI INDONESIA ..................................................... 51A. Teori Islamisasi .............................................................. 51

    1. Teori Arab ................................................................ 532. Teori India ............................................................... 603. Teori China .............................................................. 64

    B. Penyebar dan Penyebaran Islam................................... 671. Faktor Perdagangan ................................................ 702. Faktor Perkawinan .................................................. 703. Faktor Dakwah ........................................................ 714. Faktor Ajaran Agama Islam ..................................... 71

    Bab VISLAMISASI RIAU ................................................................ 75A. Islamisasi Riau Melalui Kuntu, Kampar ......................... 81

    1. Geografis Kabupaten Kampar ................................. 832. Sejarah Kabupaten Kampar ..................................... 853. Geografis Kuntu ...................................................... 934. Sejarah Kuntu .......................................................... 965. Masuknya Agama Islam di Kuntu ............................ 1026. Dampak Islamisasi terhadap Sosial

    Keagamaan Masyarakat Kuntu ................................ 1047. Dampak Islamisasi terhadap Sosial Budaya

    Masyarakat Kuntu ................................................... 110B. Islamisasi Riau dari Barus ke Rokan Hulu ...................... 115

    1. Geografi Barus ........................................................ 1212. Sejarah Barus .......................................................... 1223. Situs Makam Tua Aulia 44 di Barus

    Sebagai Bukti Kesaksian Islamisasi .......................... 1284. Penyebar Islam di Barus .......................................... 1325. Selintas Kabupaten Rokan hulu ............................... 134

  • ix

    6. Penduduk Rokan Hulu ............................................. 1397. Sejarah Kabupaten Rokan Hulu ............................... 1418. Kerajaan Rokan ....................................................... 1459. Masuknya Agama Islam di Rokan Hulu.................... 15110. Dampak Islamisasi terhadap Sosial Keagamaan

    dan Budaya Masyarakat Rokan Hulu ....................... 158C. Karakteristik Islam Riau ................................................ 164

    Bab VISYEKH BURHANUDDINPENYEBARAGAMA ISLAM di RIAU ...................................................... 167A. Riwayat Hidup ............................................................... 167B. Pendidikan .................................................................... 169C. Perkawinan ................................................................... 170D. Karya .......................................................................... 170E. Akhir Hayat ................................................................... 172F. Perjuangan Dalam Mengembangkan Da’wah Islam ..... 175

    Bab VIIPENUTUP .......................................................................... 183A. Kesimpulan ................................................................... 183B. Rekomendasi ................................................................ 184

    DAFTAR KEPUSTAKAAN ..................................................... 187DAFTAR INFORMEN ........................................................... 197BIODATA PENULIS .............................................................. 199

    Daftar Isi

  • x

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

  • 1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari peristiwa-peristiwamasa lampau karena peristiwa masa lampau itu merupakanbagian dari hidup manusia yang dapat dimanfaatkan sebagaicermin untuk masa sekarang dan yang akan datang. Peristiwamasa lampau jika tidak dikenang maka ianya akan punah.Sebaliknya jika dikenang ianya merupakan sebuah matarantaibagi kehidupan manusia dulu dan sekarang. Dengan kata lainsebagai sebuah sebab akibat masa lalu dengan masa kini danmasa yang akan datang.

    Dikarenakan salah satu sasaran pembangunan nasionalyang dilaksanakan adalah pembinaan budaya dan penggaliansejarah daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional,maka penggaliaan sejarah daerah adalah dijadikan sebagai salahsatu sumber maupun bagian terpenting dari sejarah nasionalkarena sejarah nasional merupakan sejarah bangsa Indonesia.

    Menggali masa lampau di sebuah daerah berarti daerahtersebut dapat dikatakan telah berhasil mengungkapkan kembalisejarahnya. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya Di tengah Ditengah apabila dilakukan penggalian kembali terhadap peristiwa-peristiwa sejarah terdahulu yang berasal dari sebuah proses yang

  • 2

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    telah mengubah tatanan kehidupan dan keyakinan masyarakatsecara umumnya. Misalnya dengan merekonstruksi prosesIslamisasi di wilayah Riau, maka akan terbuka peluang keilmuandi berbagai aspek untuk menelitinya sehingga peristiwabersejarah dan para tokoh yang berjasa tidak terlupakan olehmasyarakat sekarang. Bahkan sebaliknya dengan menggalisejarah, maka para tokoh yang telah berjasa tersebut dapatdikenali oleh generasi sekarang sehingga tidak terjadi manipulasisejarah di masa yang akan datang. Dengan demikianpenghargaan kepada peristiwa masa lalu menjadi nyata danwujud sehingga karakter bangsa menjadi lebih terarah.

    Sebagaimana yang dikatakan oleh Heri Gunawan bahwakarakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan sumberdaya manusia karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa.1

    Dengan kata lain bahwa sumber daya manusia sangat berperandalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan peradabanbangsa. Demikian juga menurut Nurcholis Madjid, kemajuan suatubangsa lebih ditentukan oleh sumber daya manusianya daripadasumber daya alamnya. Pendapat ini didasarkan kepada sumber dayaalam Indonesia yang termasuk nomor tiga di dunia, namun bukanberarti bangsa Indonesia adalah negara nomor tiga makmur didunia, karena di sana sini memang masih banyak sekali masyarakatyang hidup di bawah standar. Artinya sumber daya manusianyabelum mampu mengatasi permasalahan tersebut. Jika kita bicaratentang sumber daya manusia, bukan berarti keahlian saja yangharus diperhatikan, namun di sisi lain juga harus memperhatikansikap yang mendorong dan menopang daya cipta serta kreatifitasyang memang merupakan bingkai budaya sehingga nampak nyatadalam pribadi-pribadi masyarakatnya. Di samping itu sikap dan1 Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012,

    h. 28.

  • 3

    kreatifitas ini adalah usaha dalam pengenalan dan pemahamanterhadap nilai-nilai yang pernah hidup dalam masyarakat dansekaligus modal dalam pembengunan di masa kini dan akan datang.2

    Misalnya mengenai Islamisasi di Indonesia telah menghasil-kan berbagai teori yang lengkap dengan bukti peninggalannya.Apakah teori tersebut dapat pula diimplementasikan kepadateori Islamisasi di daerah Riau. Hal inilah yang harus dianalisisdengan seksama karena Riau sebagai daerah yang terletak diposisi strategis yakni di Selat Melaka, maka secara otomatis akanterimbas dengan proses Islamisasi Indonesia melalui parapedagang asing yang melewati Selat Melaka. Artinya konsepIslamisasi di Indonesia apakah sama dengan konsep Islamisasidi Riau. Inilah yang akan dicari jawabannya.

    Sampai setakat ini memang belum ditemui kesamaankonsep tersebut karena posisi letak Riau yang berada antaraSamudera Hindia dan Selat Melaka. Artinya Islamisasi di Riaudapat terjadi dari berbagai arah apakah dari Barus di SumateraUtara melalui Rokan Hulu, apakah dari jalur timur yakni daerahpesisir yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera atau dariSumatera Barat melalui Kuntu di Kecamatan Kampar Kiri.

    Jalur Islamisasi yang diprediksi tersebut ternyata banyakmeninggalkan berbagai peristiwa dan berbagai bukti peninggal-an yang masih dapat disaksikan pada masa sekarang. Demikianjuga kehidupan masyarakat tempatannya masih dapat dijadikansumber sebagai saksi sejarah ataupun lainnya.

    Sejarah Islam Riau merupakan realitas masa lalu terhadapkeseluruhan fakta yang ditinggalkan oleh para pendahulu. SejarahIslam Riau merupakan peristiwa yang unik dan berlaku hanya sekali

    Pendahuluan

    2 Madjid, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia,Jakarta: Paramadina, 1997, h.187.

  • 4

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    dan tidak mungkin berulang untuk kedua kalinya pada peristiwayang sama persis dengan peristiwa sebelumnya. Meskipun adapandangan yang mengatakan bahwa masa silam tidak perludihiraukan lagi karena tidak mungkin dapat dikembalikan ke masasekarang. Pandangan demikian sebenarnya tidak dapat diterimakarena tidak memiliki argumentasi yang kuat. Padahal kejadian-kejadian masa silam dari waktu ke waktu ternyata dapat menjadisuatu pedoman dalam kehidupan masyarakat, baik masyarakatsekarang maupun masyarakat yang akan datang.

    Informasi ataupun hasil penelitian tentang Islamisasi Riaubelum ada diwujudkan menjadi sebuah buku teks. Informasiyang didapat hanya secara lisan saja bahwa masuknya Islam diRiau salah satunya adalah melalui Kuntu yang termasuk ke dalamwilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Hal ini berdasarkankepada adanya komplek pemakaman di Kuntu yakni makamSyekh Burhanuddin yang diprediksi sebagai penyebar agama Is-lam di Riau. Nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyara-kat Riau khususnya dan Nusantara umumnya. Bahkan namaSyekh Burhanuddin telah banyak dikenal dan diperbincangkanpara ilmuwan, baik dalam literatur maupun dari laporan bangsaEropa lainnya.

    Nama Syekh Burhanuddin tidak hanya dikenal pada satuwilayah saja akan tetapi juga dikenal di beberapa daerahdiIndonesia di antaranya:

    1. Ulakan Pariaman (Sumatra Barat).

    2. Aceh Darussalam (Aceh).

    3. Kuntu Kampar Kiri (Riau)

    Terkait dengan nama Syekh Burhanuddin sebagai penyiaragama Islam yang ada di tiga daerah, bahkan kemungkinan besar

  • 5

    juga ada nama tersebut di daerah lainnya, maka itu suatupertanda dan menjadi bukti bahwa Sejarah Islam Riau perludiwujudkan dalam sebuah buku teks sebagai bahan informasibagi masyarakat.

    Banyak prediksi yang muncul dalam menelaah keberadaanSyekh Burhanuddin sebagai penyiar agama Islam. Bagimasyarakat Riau keberadaan Syekh Burhanuddin yang di KuntuKampar jelas adanya. Bagi masyarakat Sumatera Barat keberada-an Syekh Burhanuddin Ulakan jelas adanya. Artinya banyakanggapan dan praduga yang muncul ketika membicarakan SyekhBurhanuddin. Bahkan ada pula sebagian kalangan beranggapanbahwa orangnya satu akan tetapi namanya ada di tiga daerah.Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa Syekh Burhanuddinyang di Ulakan Pariaman itulah yang ada di Kuntu Kampar.Anggapan demikian tentu saja tidak dapat diterima karenasebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa SyekhBurhanuddin terdapat pada tiga daerah bahkan di daerah lainkemungkinan juga ada yang bernama Syekh Burhanuddinsebagai penyebar agama Islam.

    Oleh karena itu sangat perlu informasi mengenai masuk danberkembangnya Islam di Riau ini diteliti dan dianalisis sehinggadapat melahirkan sebuah teori yang digunakan jika membicara-kan Islamisasi Riau. Selain itu juga dapat pula diketahui siapayang mengenalkan agama Islam di Riau sehingga agama Islamtumbuh dan berkembang dengan suburnya. Dengan demikianbukti-bukti sejarah dan peristiwa Islamisasi Riau tidak hilang ditelan waktu. Artinya peristiwa yang pernah terjadi perludirekonstruksi dengan cara historiografi atau penulisan kembaliterhadap peristiwa tersebut agar dapat dipahami dan diketahuioleh masyarakat sekarang. Hal inilah yang mendasari dilakukan-

    Pendahuluan

  • 6

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    nya penelitian demi penelitian sehingga bukti dan fakta sejarahdapat ditemukan.

    Berdasarkan dari latar belakang di atas, permasalahan yangakan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah mengenaiSejarah Islam Riau terutama pintu masuknya apakah yangberawal dari daerah Kuntu atau dari Rokan dimana kedua namanegeri tersebut pada awalnya merupakan bagian dari KabupatenKampar. Oleh karena itu, untuk lebih terarahnya penelitian ini,maka permasalahan yang akan dicari jawabannya dapatdirumuskan sebagai berikut.

    1. Bagaimanakah teori Islamisasi Riau.

    2. Siapakah tokoh penyebar atau yang mengembangkan agamaIslam di Riau.

    3. Apakah dampak Islamisasi terhadap sosio-budaya dan sosio-keagamaan bagi masyarakat Riau.

    Sebagaimana permasalahan yang telah dirumuskan melaluibeberapa pertanyaan, maka penelitian ini bertujuan untukmengetahui teori Islamisasi Riau. Kemudian untuk tokohpenyebar atau yang mengembangkan agama Islam di Riau. Selainitu juga untuk mengetahui dampak Islamisasi terhadap sosio-budaya dan sosio-keagamaan bagi masyarakat Riau.

    B. Kajian TerdahuluSemenjak direncanakan penelitian hingga disusunnya hasil

    penelitian bahkan sampai diformat menjadi sebuah buku, makaselama itu tidak ditemukan kajian-kajian tentang Islamisasi diRiau, baik berupa kajian individu maupun kelompok kecualihanya berita dari internet saja. Dari survey yang dilakukan, makadiperoleh berita tentang sebuah buku yang berjudul Sejarah

  • 7

    Masuknya Islam di Riau yang ditulis oleh almarhum KH. AbdulKadir MZ, namun buku tersebut tidak pernah dijumpai wujudfisiknya. Penelusuran buku tersebut telah dilakukan sampai kePerpustakaan Suman HS Propinsi Riau dan ternyata juga tidakada. Hal ini diprediksi kemungkinan buku tersebut sudah habis.Bahkan peneliti juga bertanya kepada salah seorang puterialmarhum tentang keberadaan buku tersebut. Dalam wawancaradiperoleh keterangan bahwa ayahnya memang pernah menulisbuku mengenai masuknya Islam ke Riau akan tetapi bukunyatidak diketahui lagi sementara di rumah ayahnya juga tidakditemukan buku tersebut.3

    Berdasarkan pelacakan dan penelusuran terhadap tulisanilmiah ataupun tulisan bebas mengenai Sejarah Islam Riau,ternyata tidak ditemukan buku yang dapat dijadikan bahanbacaan bagi masyarakat Riau khususnya dan Indonesia umum-nya. Hal ini sebenarnya yang menjadi latar belakang penulisanbuku yang membicarakan Islamisasi di Riau. Permasalahan yangcukup berat bagi masyarakat Riau karena bacaan sebagai sumbersangat susah diperoleh kecuali hanya informasi lisan saja. Meski-pun Sejarah Islam Riau jelas adanya bahkan sumber primerpunberupa peninggalan sejarah Islam banyak yang dapat disaksikanmisalnya saja Kampar yang dikenali dengan sebutan “SerambiMekah” nya Riau mempunyai banyak peninggalan sejarah Is-lam. Namun itu masih dalam bentuk prasasti atau bangunanyang belum dituliskan menjadi sebuah buku.

    Berita tentang masuknya Islam ke Riau dapat diketahui daribuku yang berjudul Masuknya Islam ke Indonesia tulisan karyaYusuf Abdullah Puar yang terbit pada tahun 1984 oleh CV.

    3 Wawancara dengan Emi Kadir staf Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Riau padatanggal 1 April 2015 di Hotel Furaya Pekanbaru.

    Pendahuluan

  • 8

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Indradjaya di Jakarta-Bandung. Dalam buku tersebut dijelaskansedikit tentang waktu masuknya Islam ke Riau. Namun tokohyang menyebarkan Islam secara khusus tidak disebutkan. Artinyainformasi yang tertulis hanya secara umum saja.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kajian mengenaiIslamisasi Riau, baik masuk dan berkembangnya Islam melaluiKuntu, Kampar maupun masuk dan berkembangnya Islam melaluiRokan Hulu belum ada yang dilakukan. Oleh karena itu penyusunanbuku ini sangat tepat mengingat Islamisasi Riau merupakan sesuatuhal yang harus diketahui oleh masyarakat sekarang agar catatandan peristiwa sejarah tidak punah ditelan waktu.

    C. Kontribusi Hasil PenelitianHasil penelitian dapat digunakan sebagai data untuk menja-

    di sebuah buku. Penelitian yang dilakukan melibatkan berbagaiaspek pendekatan ilmu. Artinya penelitian ini merupakan peneli-tian yang mengintegrasikan berbagai bidang ilmu guna merekon-struksi peristiwa sejarah Islam di Riau. Penelitian yang telah dila-kukan meliputi dua tahapan penelitian. Kedua tahapan peneliti-an tersebut diolah sehingga menghasilkan sebuah buku yangdiberi judul Sejarah Islam Riau.

    Untuk mengantisipasi manipulasi sejarah di Indonesia, makasangat perlu kiranya dilakukan berbagai hal yang berkaitandengan sejarah, baik di tingkat daerah maupun di tingkatnasional. Salah satunya adalah dengan melakukan rekontruksiterhadap peristiwa sejarah yang telah terjadi pada daerah yangmengalaminya sehingga apa-apa yang yang tersurat dan yangtersirat dapat diketahui masyarakat sekarang ini. Artinya hasilpenelitian ini merupakan sebuah upaya nyata untuk menggaliperistiwa Islamisasi yang telah terjadi di Riau.

  • 9

    Berdasarkan kenyataan, buku-buku mengenai Sejarah Is-lam di Riau sangat susah mendapatkannya karena belum adanyaperhatian dari berbagai pihak ke arah itu. Selain itu, menggalisejarah memerlukan dana yang tidak sedikit karena daerah Riaumasih belum lancar dari aspek transportasi sehingga lokasi sukarditempuh dengan kendaraan umum. Kondisi yang demikianitulah yang menjadi penyebab kurangnya minat untuk menelitihal-hal yang berkaitan dengan peninggalan sejarah. Oleh karenaitu hasil penelitian yang diformat menjadi sebuah buku memilikikontribusi yang positif terhadap pemerintah, ilmuwan, maha-siswa, mayarakat.

    D. Metodologi PenelitianManusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah

    dibekali dengan hasrat ingin tahu. Keingintahuan manusia itusudah dapat disaksikan sejak seseorang masih kanak-kanak danakan terus berkembang secara dinamis mengikuti fase-faseperkembangan kejiwaan orang tersebut. Hasrat ingin tahumanusia akan terpuaskan bila sudah memperoleh jawaban danketerangan serta kejelasan mengenai apa yang dipertanyakan.Sudah menjadi sifat manusia bahwa tidak akan pernah mencapaikepuasan mutlak untuk menerima realita yang dihadapinya.Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, makamanusia akan cenderung mengadakan penelitian. Sementarapenelitian memerlukan metodologi dalam pelaksanaannya.

    Pemahaman atas metodologi akan memberikan kejelasan,apa dan bagaimana metode penelitian harus dioperasikanterhadap sesuatu bidang ilmu.4 Apabila mengkaji Sejarah Islam

    4 Endaswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: PustakaWidyataman, 2006, h.5.

    Pendahuluan

  • 10

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Riau serta dampaknya terhadap masyarakat ketika berlangsung-nya proses Islamisasi, maka mau tak mau akan berkaitan dengansocial budaya dan perilaku masyarakat sebagai pendukungnya.Perilaku masyarakat tersebut tercermin dalam berbagai aspekterutama dalam kehidupan beragama karena fenomena keaga-maan itu sendiri adalah perwujudan social budaya manusia.Dalam mengamati fenomena tersebut akan melibatkan berbagaiilmu-ilmu social karena ilmu pengetahuan social dengan filosofi,metode dan tekniknya dapat dengan cermat mengamati perilakumanusia hingga menentukan unsur substansi yang menjadikomponen perilaku manusia. Misalnya sosiologi menyelidiktentang interaksi perilaku manusia sedangkan antropologimenyelidik terbentuknya pola-pola perilaku dalam tatanan nilaiyang dianut dalam kehidupan manusia kemudian ilmu sejarahmengamati proses terjadinya perilaku tersebut. Artinya peneliti-an ini adalah penelitian yang cenderung mengarah kepadapenelitian sejarah yang termasuk ke dalam kelompok ilmu-ilmusosial. Oleh karena itu, maka metode yang digunakan adalahmetode sejarah. Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatatkanbahwa metodologi mengandung arti sistem yang merangkumikaedah dan prinsip yang digunakan dalam sesuatu kegiatan,kegiatan belajar, kegiatan ilmu dan sebagainya, sedangkanmetode mengandungi makna cara melakukan sesuatu.5

    Seiring dengan perkembangan ilmu sejarah yang semakinkaya akan teori dan metodologi,6 maka seluruh aspek kehidupanmasa lampau manusia memiliki kesempatan yang sama untukdikaji. Bidang-bidang kajian yang semakin beragam denganmudah dapat dipelajari dari karya-karya historiografis yaitu karya

    5 Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia, 2008,h.1030.

    6 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994, h. 5.

  • 11

    yang menyajikan dimensi kesejarahan dari aktifitas pensejarah-an. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian sejarah, makametode yang digunakan sesuai dengan metode sejarah yangdituntun oleh kerangka pemikiran teoritis. Metode sejarahmenurut Garraghan7 adalah seperangkat prinsip dan aturan yangsistematis yang disusun untuk membantu dalam pengumpulansumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis,dan menyajikan suatu sintesis hasil yang dicapai. Demikian jugapendapat Stuart bahwa metode sejarah didefinisikan sebagaisuatu sistem prosedur yang benar untuk pencapaian kebenaransejarah.8 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa metode sejarahsebagai suatu sistem prosedur yang benar untuk mencapaikebenaran sejarah.

    Menurut Robingson dalam Kartodirjo, keobjektifan sejarahterletak kepada semua hal-hal yang diketahui manusia, yangpernah dilakukan, difikirkan, diharapkan, serta dirasakan sedang-kan sejarah dalam pandangan subjektif lebih merupakan hal-hal yang dicatat dan dilakukan dalam kesadaran manusiaseluruhnya. Kemudian Colingwood menegaskan bahwa sifat-sifatsejarah haruslah saintifik, rasional, humanistik dan self-reveala-tory. Oleh karena itu, makin banyak bidang kajian yang dapatdilakukan oleh ilmuwan, tidak hanya berhubung kait denganmunculnya minat-minat baru atau peluang-peluang yangmemungkinkan bagi sejarawan untuk mengkaji, tetapi juga

    7 Garraghan, A Guide to Historical Method, Vol.1, New York: Fordham University Press,1957, h.33. Lihat juga Herlina, Metode Sejarah, Bandung: Sastra Historika, 2008;lihat juga Stuart, History as Art and as Science: Twin Visitas on the Past, New York:Harper Torchbooks,1964.

    8 Gottschalk, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press,1975, h.32.

    9 Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu Alternatif,Jakarta: Gramedia, 1992, h.13.

    Pendahuluan

  • 12

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    karena semakin kontributifnya ilmu-ilmu sosial terhadapkepentingan sejarah, di samping itu pula berarti semakinapresiatifnya sejarah terhadap ilmu-ilmu sosial. 9

    Selanjutnya, sebagai ilmu, sejarah terikat pada prosedurpenelitian ilmiah. Sejarah terikat pada pemikiran yang bersandarkepada fakta. Kebenaran sejarah terungkai dari usaha yangdilakukan oleh sejarawan untuk mengkaji sumber sejarah secaratuntas sehingga diharapkan mengungkap secara objektif danhasil akhir yang diharapkan yaitu dapat mengelakkan salahpaham antara pemahaman sejarawan dengan fakta.10

    Melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia yangtersebar luas di Kepulauan Nusantara dengan lingkungan fisik,sosial dan budaya yang beraneka ragam, maka pengetahuansejarah sangat diperlukan, baik yang terjadi secara nasionalmaupun yang terjadi secara lokal. Dalam memberikan perhatianpada peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah-daerah (lokal),bukanlah untuk menonjolkan rasa kedaerahan yang sempitmelainkan untuk mengungkapkan kesadaran sejarah sebagaisuatu yang tangguh pendiriannya yang berpegang pada cita-citakemerdekaan yang tersimpul dalam Mukaddimah UUD 1945.

    Penelitian sejarah dilakukan dengan empat tahapan kerjayaitu: (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi, dan (4) historiografi.Langkah pertama adalah heuristic yaitu kegiatan mengumpulkansumber, baik data yang bersifat primer maupun data yangbersifat sekunder. Sumber tertulis misalnya dalam bentuk arsipnaskah dan dokumen. Selain itu, dimanfaatkan juga biografitokoh yang menyebarkan agama Islam pada masanya. Demikianjuga surat kabar dan majalah, baik lokal, nasional dan internasio-

    10 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang, 2001, h.13.

  • 13

    nal serta informasi digital apakah internet atau lainnya. Semuasumber tersebut digolongkan ke dalam sumber primer. Sedang-kan sumber sekunder akan ditelusuri pula misalnya dalambentuk sumber cetakan atau penerbitan berbentuk buku danpenelitian ilmiah yang diterbitkan terbatas seperti tesis dandisertasi serta hasil laporan penelitian akademis lainnya dalambentuk jurnal, baik yang disajikan secara digital maupun tidak.

    Selanjutnya pengumpulan sumber lisan juga dilakukandengan wawancara. Wawancara digunakan untuk melengkapisumber tertulis dan dapat juga dijadikan sumber utama untukperistiwa-peristiwa yang tidak ditemukan sumber tertulisnya.Sedangkan sumber sejarah dalam bentuk benda juga dimanfaat-kan untuk mendukung data dalam bentuk tulisan dan lisan,seperti makam, batu nisan, madrasah, sekolah, foto-foto danlainnya. Hal ini dapat menjadi bukti terhadap peristiwa sejarah.Dalam pengumpulan data dilakukan observasi ke lokasi yangmenjadi objek penelitian karena sejumlah bukti sejarah masihdapat diamati guna pembuktian sejarah. Semakin intens danteliti serta kreatif dalam heuristik, diharapkan akan diperolehsumber yang kaya dengan informasi.

    Untuk menjaring data dalam penelitian ini dilaksanakandengan pendekatan berbagai ilmu-ilmu sosial yang berfungsisebagai ilmu bantu.11 Hal ini sangat perlu dilakukan karena kajiansejarah tidak boleh berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu-ilmu lain.Bantuan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi,

    11 Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia1992, h.5.

    12 Pemahaman tentang eksplanasi sejarah dapat dibaca pada tulisan Lliod, Explana-tion in Social History, New York, Basic Blackwell Inc, 1986.

    13 Pemahaman mengenai kritik dapat dibaca pada tulisan Garraghan, op.cit., h.168-177; Gottschalk, op.cit., h. 80-117; Kuntowijoyo, op.cit.,h.98-100.

    Pendahuluan

  • 14

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    arkeologi dan sosio-politik sangat diperlukan karena kajian histo-ris yang bersifat diakronis saja tidak cukup. Untuk memperolehgambaran yang utuh perlu dilengkapi dengan analisis secarasingkronis. Dengan demikian eksplanasi12 historis yang terhasildiharapkan memadai serta mencukupi.

    Langkah kedua adalah kritik13 karena data yang telah dite-mukan dan dikumpulkan melalui tahapan heuristik harus diujimelalui kritik atau verifikasi yang terdiri dari kritik ekstern yangdigunakan untuk menentukan sejauh mana otentisitas sumberdan kritik intern bertugas menjawab pertanyaan tentang kredibi-litas atau keterpercayaan sumber.

    Langkah ketiga adalah melakukan interpretasi yakni setelahmelalui proses kritik. Menurut Sjamsuddin, interpretasi dilaku-kan dalam dua bentuk, yaitu análisis (menguraikan) dan síntesis(menyatukan). Dalam tahap ini digunakan teori atau konsep-konsep ilmu sosial untuk membantu menjelaskan fakta-faktasejarah.14 Artinya, penelitian ini tidak hanya menghasilkan rekon-struksi sejarah naratif-konvensional, tetapi juga dengan pende-katan dari berbagai disiplin ilmu lain. Dengan demikian, teknikpenulisan sejarah yang akan dihasilkan adalah deskripsi, narasi,dan analitis yang digunakan secara bersama.15 Kemudian untukmemperoleh gambaran yang utuh perlu dilengkapi dengan anali-sis secara singkronis. Dengan ini pula cara eksplanasi historisyang terhasil diharapkan memadai serta mencukupi.16

    14 Sjamsuddin, Terjemahan A. Aji, Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak,2007, h.155-156

    15 Kartodirdjo, op.cit., h.121; lihat juga Sjamsuddin, op.cit., h.158.16 Lliod, op.cit. h.15.17 Garraghan, op.cit., h.34; Gottschalk, op.cit., h.143; Kuntowijoyo, op.cit., h. 89-105;

    Herlina, op.cit., h.17-60.

  • 15

    Langkah terakhir adalah historiografi sebagai tahapanpenyampaian hasil rekonstruksi imaginatif masa lampau sesuaidengan jejak-jejak atau faktanya. Cara penulisan yang digunakanadalah berdasarkan kronologi terhadap peristiwa-peristiwa yangberlaku dalam tempoh dan skop kajian. Ini dapat membantuuntuk memudahkan dan menjelaskan tentang sesuatu isu yangdibincangkan agar dapat membuat kesimpulan yang lebih kritis.Dengan kata lain, tahapan historiografi adalah tahapan kegiatanpenulisan yang memerlukan kemahiran art of writing.17

    Selanjutnya penelitian ini menggunakan dua pendekatanyakni gabungan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantita-tif.18 Penelitian kualitatif merupakan analisis terhadap kandunganisi atau istilah lainnya adalah konten analisis. Gabungan inidilakukan dengan harapan dapat memperkaya data dan lebihmemahami permasalahan yang diteliti. Sedangkan bentukpenelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang memberisesuatu uraian dan gambaran secara rinci atau menggambarkanrealitas yang kompleks sehingga penjelasan dan analitikalinterpretatifnya tercapai.

    Adapun mengenai lokasi penelitian adalah Riau secaraumumnya, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu secarakhusus karena jalur Islamisasi Riau yang diprediksi berada diwilayah tersebut. Oleh karena itu dalam rangka mencari data,maka observasi penuh dilakukan di Kuntu, Kampar dan RokanIV Koto dengan cara wawancara kepada tokoh-tokoh masyarakatyang bermukim di sana dan menelusuri jejak perjalananIslamisasi yang disebarkan oleh para tokoh penyebar ketika itu.

    Adapun rentang waktu sebagai fokus kajian penelitian initidak ditentukan karena kegiatan ini adalah merekonstruksi18 Vredenbergt, Metode dan Teknik Penelitian, Edisi ke-6 Jakarta: Gramedia, h.4-9.

    Pendahuluan

  • 16

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    mengenai masuk dan berkembangnya Islam melalui kedua jaluryakni utara dan barat yang telah terjadi berabad-abad yang lalusehingga penarikan waktu tidak dapat ditentukan. Denganadanya proses Islamisasi, maka akan berdampak kepadamasyarakat yang disentuhnya. Hal ini tentu saja akan membawapengaruh terhadap kondisi sosial-agama dan social-budayamasyarakat tempatan. Oleh karena itu kegiatan penelitian inijuga melihat keadaan masyarakat tempatan.

    Penulisan dalam buku ini dilakukan berdasarkan kronologiterhadap peristiwa-peristiwa yang berlaku dalam tempoh danskop kajian. Ini dapat membantu untuk memudahkan danmenjelaskan tentang sesuatu isu yang dibincangkan agar dapatmembuat kesimpulan yang lebih kritis.Dalam rangka penulisanbuku ini, maka tahapan-tahapan proses yang telah dilakukanakanberakhir dengan memformat hasil penelitian menjadi sebuahbuku bacaan. Artinya buku ini dapat dikatakan sebagai tahapanakhir dari proses yang telah dilakukan.

  • 17

    BAB IIPENGERTIAN

    A. Sejarah

    Sejarah merupakan peristiwa masa lalu yang disusunberdasarkan peninggalan-peninggalan dari berbagaiperistiwa yang telah terjadi. Sejarah tidak boleh dilupakan sebabtanpa adanya sejarah masa lalu maka tidak akan ada sejarahzaman sekarang. Maksudnya sejarah adalah kejadian yang terjadipada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itudisebut sumber sejarah.

    Kata sejarah secara harfiah berasal dari kata Arab(šajaratun) yang artinya silsilah atau pohon yang bercabang-

    cabang. Pohon kayu yang bercabang-cabang diibaratkan sebagaisejarah karena sejarah berkembang dari satu titik kejadianbercabang ke titik kejadian yang lain yang saling berhubungan.Pohon yang bercabang-cabang juga diibaratkan sebagai suatusilsilah keturunan dari suatu individu, raja atau orang-orangpenting. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh ( ).Kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalahwaktu atau penanggalan. Dalam Bahasa Inggris kata sejarahdisebut history artinya masa lampau. Dalam Bahasa Yunani katasejarah disebut istoria yang berarti belajar,ilmu atau orang

  • 18

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    pandai. Dalam bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia,bahasa Jerman geschichte, yang artinya sesuatu yang telahterjadi, sedangkan dalam Bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.Jadi sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segalaperistiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalamkehidupan umat manusia

    Istilah sejarah digunakan dalam literatur bahasa Indonesiadengan beberapa variasi. Pembatasan terhadap arti “catatanperistiwa masa lalu” muncul pada akhir abad ke-15 yang padasaat itu masih dalam arti Yunani. Kemudian Francis Baconmenggunakan istilah tersebut pada akhir abad ke-16, ketika iamenulis tentang “Sejarah Alam”. Baginya, historia adalah“pengetahuan tentang objek yang ditentukan oleh ruang danwaktu”, sehingga jenis pengetahuan disediakan oleh ingatansedangkan ilmu disediakan oleh akal.

    Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagaibahasa di atas, maka dapat ditegaskan bahwa sejarahmenyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itumasalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, makapara sejarawan cenderung mengatasi masalah ini denganmembuat periodisasi.

    Jadi sebetulnya sejarah mempunyai peranan yang sangatpenting dalam kehidupan, baik kehidupan bermasyarakatmaupun bernegara. Hanya saja bagi sebagian masyarakat masihada yang menganggap remeh manfaat mempelajari sejarah.Bahkan sejarah bagi sebagian orang dianggap sesuatu yang tidaklagi up to date atau ketinggalan zaman. Hal berbeda kita jumpaidalam sejarah bangsa Eropa dan Amerika dimanaorang Eropadan Amerika sangat menghargai sejarah. Mereka menganggapdengan belajar sejarah dapat menyerap nilai-nilai positif yang

  • 19

    ada dalam karya sejarah termasuk karya sejarah. Dalam arti luas,sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kejadian atauperistiwa pada masa lampau dalam kehidupan manusia melaluibukti tertulis misalnya kitab/dokumen kuno dan lisan misalnyatradisi turun temurun dan mitos, bukti berupa benda-bendamisalnya artefak dan prasasti serta monumen sejarah.

    Oleh karena itu, ada banyak cara untuk memilah informasidalam sejarah, antara lain (1) berdasarkan kurun waktu(kronologis); (2) berdasarkan wilayah (geografis); (3) berdasarkannegara (nasional); (4) berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis);(5) berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).Dalampemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana carapenulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal danspasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, makasejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain.

    Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah sebab parapengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidakilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutamafaktor “dapat dilihat atau dicoba kembali”. Artinya sejarah hanyadipandang sebagai pengetahuan belaka, bukan sebagai ilmu.Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa diterima akal sehat karenasejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun caranyakarena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walaumendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terusberkembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu.Herodotus yang hidup pada abad ke-5 SM adalah ahli sejarahYunani dan oleh masyarakat Barat dianggap sebagai “bapaksejarah”. Herodotus bersama dengan kontemporer Thucydidesmembantu membentuk dasar bagi studi modern sejarahmanusia. Kiprah mereka terus dibaca hari ini.

    Pengertian

  • 20

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Sejarah dapat disebut sebagai ilmu jika memenuhi beberapasyarat dari ilmu pengetahuan yaitu:

    1. Memiliki objek yaitu manusia yang dapat dilihat dari sudutpandang waktu.

    2. Memiliki teori.

    3. Memiliki kebenaran yang diakui umum dan generalisasi.

    4. Memiliki langkah-langkah dan metode dalam penulisansejarah.

    5. Bersifat empiris yaitu didasarkan pada pengamatan danpengalaman.

    Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa sejarah sebagaiilmu merupakan pengetahuan yang membahas tentangperistiwa masa lampau dalam kehidupan manusia yang benar-benar terjadi dan disusun secara sistematis dan kronologis.Selain itu, dalam kehidupan manusia peristiwa sejarah adalahsuatu kejadian atau peristiwa yang abadi, penting dan unik.

    Kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkindapat diubah oleh usaha manusia meskipun mungkin ada yangdapat mengubah jalannya sejarah namun orang-orang yangberkuasalah yang dapat melakukannya. Meskipun adapandangan lain yang menyatakan bahwa sejarah tidak pernahberulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam halini, ada banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatukejadian sejarah. Tidak mungkin seluruh faktor ini muncul danterulang lagi. Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenaisuatu kejadian pada masa lampau tidak dapat secara sempurnaditerapkan untuk kejadian pada masa sekarang. Tetapi banyakyang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnyabenar, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil

  • 21

    dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umumdapat dengan seksama diambil dari kejadian ini, makakesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnyakinerja respon darurat bencana alam dapat terus dan harusditingkatkan; walaupun setiap kejadian bencana alam memangdatang dengan sendirinya tanpa direncanakan oleh manusia.

    Membicarakan sejarah merupakan merekonstruksi masalalu dengan apa-apa saja yang sudah dikatakan, dipikirkan,dirasakan, dikerjakan dan dialami oleh semua orang. Perludijelaskan bahwa memulai kembali masa lalu bukan untukkepentingan masa lalu itu sendiri tetapi sejarah pun mempunyaikepentingan masa kini bahkan untuk masa mendatang. Olehkarena itu, tidak ada gunanya jika seseorang tidak belajar untukmengetahui sejarah. Dapat dilihat bahwa sejarah masih terusditulis oleh semua orang, sepanjang waktu dan semuaperadaban. Hal inilah menjadi bukti bahwa sejarah itu perludiingat dan diketahui oleh setiap umat manusia.

    Dalam sejarah terdapat tiga aspek, yaitu masa lampau, masasekarang dan masa mendatang. Pada masa lampau dijadikansebagai titik tolak untuk masa mendatang sehingga sejarahtersebut mengandung pelajaran tentang nilai dan moral.Sedangkan pada masa sekarang, sejarah akan bisa dipahami olehgenerasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagaisumber menuju kemajuan dalam kehidupan masyarakat, bangsadan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akanmenunjukkan tentang kehidupan manusia dan kebudayaannyasehingga dapat membuat suatu hubungan sebab akibatmengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupantersebut, meskipun belum tentu setiap peristiwa akan tercatatdalam sejarah.

    Pengertian

  • 22

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Dalam menulis sejarah, ahli sejarah mendapatkan informasimengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatanyang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarahlainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yangsering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral historydalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumberutama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misal-nya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semuasumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah,karena tergantung pada periode yang hendak diteliti ataudipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi,atau cara pandang sejarah yang berbeda satu dengan yanglainnya. Oleh karena itu, banyak alasan mengapa orang menyim-pan dan menjaga catatan sejarah, termasuk alasan administra-tif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perda-gangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik padapemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasankeagamaan, kesenian, pencapaian olahraga (misalnya: rekorolimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi(misalnya surat-menyurat), dan hiburan.

    Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebutperlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber.Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan in-tern. Kritik ekstern adalah kritik yang pertama kali harus dilaku-kan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama jikasumber sejarah tersebut berupa benda yakni dengan melihatvalidisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warnadan lain sebagainya. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat

    19 Munawir, Kamus Arab Al-Munawwir Arab-Indonesia, edisi lux, Yogyakarta: PustakaProgresif, 1984, h.699.

  • 23

    dari isi sumber tersebut, apakah isi sumber dapat dipertanggung-jawabkan atau tidak, apakah hanya berupa andaian saja ataucerita dari mulut ke mulut yang beredar di masyarakat padawaktu itu. Hal seperti itu oleh sejarawan harus dikritik ataudianalisis dengan pendekatan berbagai ilmu sosial lainnya.Artinya data sejarah sebagai sumber terlebih dahulu dilakukanpelacakan kesahihannya sebelum digunakan sebagai sumbersejarah. Hal tersebut sangat penting agar data yang digunakanterbebas dari kepalsuan.

    B. IslamIslam berasal dari kata Arab salima yang mengandung arti

    selamat. Dari kata salima ini lahir kata aslama yang bermaksudterpelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan juga bermaknamenyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat.19 Oleh karena itu Is-lam secara umum dapat dimaknai dengan sejahtera dan patuhterhadap sistem Allah Swt sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 83 yang terjemahannya Islam adalahagama para nabi yang diawali dari Nabi Adam As. sampai NabiMuhammad Saw.

    Selanjutnya dari kata aslama terbentuk kata Islam sedang-kan pemeluk Islam tersebut disebut dengan muslim.20 Orangyang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dansiap patuh pada ajarannya. Nama Islam secara khusus diberikankepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yakninabi akhir zaman seperti yang tertulis di dalam Al-Quran surahAl-Maidah ayat 3 yang artinya: […] dan Aku telah redha akanIslam itu menjadi agama kamu. Oleh karena itu, Islam merupa-kan risalah terakhir yang diturunkan kepada Muhammad Saw

    20 Ibid.

    Pengertian

  • 24

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    untuk seluruh umat di dunia ini. Dalam ajarannya, Islam tidakhanya mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanyasaja akan tetapi juga mengatur hubungan antara manusiadengan manusia lainnya. Aturan itu diramu dengan sedemikianrupa dan sangat sempurna sekali sehingga umat yang patuh dantaat pada aturan yang dibuat akan menemukan dan mendapat-kan kebahagiaan dan kedamaian lahir dan batin.

    Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapatdikatakan bahwa pengertian Islam dari segi syarak ialahmentauhidkan Allah Swt, patuh, tunduk dan jujur kepada Nyaserta beriman dengan ajaran Allah yang dibawa oleh NabiMuhammad Saw. Sedangkan Islam dari aspek keyakinanmerupakan agama rahmatan lilalamin. Oleh karena itu, Islamberbeda dengan agama lain karena Islam bukan sebuahkebudayaan akan tetapi menimbulkan kebudayaan. Kebudayaanyang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan Islam.

    Untuk masa sekarang arti kebudayaan dibedakan denganarti peradaban karena kedua kata tersebut memiliki ciri sendiri-sendiri meskipun sering juga masyarakat menggunakan katakebudayaan dan peradaban dalam artian yang sama. Yang jelaslandasan peradaban Islam adalah kebudayaan Islam terutamawujud idealnya. Sedangkan landasan kebudayaan Islam adalahagama Islam. Jadi agama Islam melahirkan kebudayaan danperadaban. Kalau kebudayaan dan peradaban merupakan hasilcipta rasa dan karsa manusia, maka Islam adalah wahyu dariTuhan. Islam yang diturunkan di Jazirah Arab telah membawabangsa Arab yang semula jahiliyah menjadi bangsa yang majudan berkebudayaan serta berperadaban. Agama Islam sangatcepat bergerak mengembangkan dunia membina suatu kebuda-yaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarahmanusia hingga sekarang.

  • 25

    Islam dibawa oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw kepadaseluruh manusia dalam segala aspek kehiupan termasuk dalambidang sosial politik. Beliau membebaskan manusia dari kege-lapan peradaban menuju cahaya keimanan. Karenanya Islamadalah agama yang universal, sempurna, lentur, elastis dan selaludapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.21 Menurut BudiSulistiono pernyataan ini sangat menarik untuk ditelusuri dalamkonteks estafeta jejak sejarah dakwah Islam. Islam berkembangmelintasi dimensi suku/etnis, geografis dan terus berkembanghingga ke berbagai wilayah di dunia. Hanya dalam waktu kurangdari 100 tahun Islam dapat berkembang ke seluruh jazirah Arabdan kemudian melintasi daratan dan laut ke Afrika Utara, melaluiSelat Gibraltar ke Eropa dan terus berkembang ke wilayah timur,Asia Tengah, daratan Cina, anak benua India dan terus bergerakke wilayah timur hingga ke Asia Tenggara.22

    C. RiauRiau adalah salah satu propinsi yang ada di Indonesia

    dengan pusat pemerintahannya kota Pekanbaru. Riau terletakdi bagian tengah pulau Sumatera dan dan dibagian tengah pantaitimur Pulau Sumatera. Seiring dengan reformasi yang telahmemberikan perubahan yang drastis terhadap negeri ini, tidakterkecuali di Propinsi Riau sendiri. Salah satu perwujudannyaadalah dengan diberlakukannya pelaksanaan otonomi daerahyang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2004. Hal iniberimplikasi terhadap timbulnya daerah-daerah baru di Indo-

    21 Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun TradisiKesalehan Hakiki, cet ke-3, Jakarta:Ciputat Press, 2003, h.287-288.

    22 Budi Sulistiono, “Islam dan Tamadun Melayu: Menatap Masa Depan”, dalam JurnalSosial Budaya, Pekanbaru: LPPM UIN Suska Riau, Vol. IX. no.1, Januari-Juni 2014,(104-114), h.104.

    Pengertian

  • 26

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    nesia, dari 27 propinsi pada awalnya sekarang sudah menjadi32 propinsi. Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riauresmi menjadi Propinsi ke-32 di Indonesia. Ini berarti, PropinsiRiau yang dulunya terdiri dari 16 kabupaten/kota sekarang hanyamenjadi 14 kabupaten/kota. Riau saat ini merupakan salah satupropinsi terkaya di Indonesia karena sumber dayanya didominasioleh sumber alam terutama minyak bumi, gas alam, karet dankelapa sawit.

    Secara etimologis terdapat bermacam-macam pendapattentang asal kata Riau. Pertama diprediksikata Riau berasal daripenamaan orang Portugis dari kata rio yang berarti sungaimisalnya Rio de Janairo artinya Sungai Januari. Di Pulau Bintanada sebuah sungai yang bernama Sungai Rio yang lama kelamaanberubah sebutan masyarakat menjadi Sungai Riau.23 Hal iniberdasarkan kepada ekspedisi militer Portugis pada tahun 1514ketika memasuki Sungai Siak yang bermuara di Selat Melaka.Ekspedisi Portugis tersebut bertujuan untuk mencari lokasikerajaan yang diyakini mereka ada pada aliran sungai tersebut.Dari sudut pertahanan, sungai ini sangat penting artinya karenasungai ini merupakan jalan pintu masuk ke pusat kerajaan, begitupula dari sudut ekonomi, sungai ini sangat penting karena sungaiini merupakan jalan satu-satunya yang dapat dilalui oleh saranapengangkutan.

    Ada juga yang menyebutkan bahwa Riau berasal daripenuturan masyarakat setempat yang berasal dari kata rioh atauriuh yang berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja. Pendapat inikemungkinan mendekati benar karena nama Riau dari bahasa

    23 Sungai Riau menerima aliran dari beberapa anak sungai yang kecil-kecil di antaranya:Sungai Terusan, Sungai Timun, Sungai Tarom, Sungai Pulai, Sungai Carang, SungaiAir Raja, Sungai Baru, Sungai Galang Besar.

  • 27

    setempat. Penyebutan Riau berasal dari suatu peristiwa ketikadidirikannya negeri baru di Sungai Carang di daerah Bintan untukdijadikan pusat kerajaan. Hulu sungai itulah yang kemudianbernama Ulu Riau.24 Peristiwa itu tertulis di dalam teks sebagaiberikut.

    (…) tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke MakamTauhid (di ibukota Kerajaan Johor) diperintahkan membawadagangannya ke Sungai Carang di Pulau Bintan (suatu tempatsedang didirikan negeri baru). Di muara sungai itu merekakehilangan arah. Bila ditanyakan kepada awak-awak perahu yanghilir, “dimana tempat orang-orang raja mendirikan negeri,”mereka mendapat jawaban”di sana di tempat yang rioh” sambilmengisyaratkan ke hulu sungai. Menjelang sampai ke tempatyang dimaksud mereka, apabila ditanya,selalu mereka menja-wab “mau ke rioh.”25

    Pembukaan negeri baru yang bernama Riau itu terjadi padatanggal 27 September 1673 atas perintah Sultan Johor ke-8 yakniSultan Abdul Jalil Syah III (1623-1677) kepada Laksamana TunAbdul Jamil untuk membangun benteng-benteng pertahanandalam rangka menyerang kapal-kapal Portugis di perairan Riau.26

    Setelah negeri Riau berdiri, dinobatkanlah Sultan SulaimanBadrul Alamsyah menjadi Sultan Riau ke-13.27 Bila dihubungkanpengertian rio yang artinya sungai dengan kata rioh yang artinyasuara yang ramai terdapat suatu pengertian yang bersamaan.Sebab Sungai Riau ini terletak pada arus lalu lintas perdagangan

    24 Lutfi, dkk., Sejarah Riau, Pekanbaru: Unri Press, h.11-12.25 Ahmad dan Ali Haji, Tuhfat al-Nafis,V, Matheson (ed), Kuala Lumpur: Fajar Bakti,h.

    76-77. Tercatat juga dalam Sejarah Raja-raja Riau. Nomor kode W. 62. PerpustakaanNasional Jakarta. Tertulis juga dalam Hikayat Riau, seri Kl. 24. Perpustakaan UniversitiLeiden

    26 Adil, Sejarah Johor, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1971, h.71.27 Tamim, Sejarah Hancurnya Singgasana Melayu I dan Timbulnya Singgasana Melayu

    II.Pekanbaru: Pemerintah Daerah Riau, 1984,h.11.

    Pengertian

  • 28

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    di Selat Melaka. Oleh karena itu, penamaan Riau besar kemung-kinanmemang berasal dari penamaan rakyat setempat yaitu“rioh” yang menjadi sebuah negeri yang terletak di aliran sungai.Nama itu besar kemungkinan mulai terkenal semenjak Raja Kecikyang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah sebagai SultanJohor ke-12 memindahkan pusat Kerajaan Melayu dari Johor keUlu Riau pada tahun 1719. Setelah itu, nama ini dipakai sebagaisalah satu negeri dari empat negeri utama yang membentukKerajaan Riau Lingga Johor dan Pahang. Kemudian denganperjanjian London 1824 antara Belanda dengan Inggeris,kerajaan ini terbagi menjadi dua. Bagian Johor–Pahang beradadi bawah pengaruh Inggeris sedangkan belahan Riau-Linggaberada dibawah pengaruh Belanda. Kemudian pada zamanpenjajahan Belanda tahun 1905-1942 nama Riau dipakai untuknama sebuah keresidenan yang daerahnya meliputi pesisir timurSumatera bagian tengah. Demikian juga pada zaman Jepangnama Riau masih dipertahankan. Dalam perkembangan selanjut-nya kata Riau dipergunakan untuk menamakan pulau-pulau yangterletak sebelah tenggara Semenanjung Malaysia.

    Penduduk Riau sebagian besarnya adalah masyarakat Mela-yu karena Kerajaan Melayu Riau-Lingga yang berpusat di wilayahRiau sangat mendominasi pada masa lalu. Tidak dapat dipungkiribahwa keberadaan Kerajaaan Melayu Riau merupakan salah satufaktor penting dalam membina kerukunan dan keharmonisanmasyarakat di Alam Melayu. Selanjutnya setelah imperiumMelaka dikalahkan oleh Portugis pada tahun 1511M, makafederasi budaya, politik, dan ekonomi kawasan Kesultanan Riau-Lingga menjadi kekuatan penyangga kesinambungan kekuasaanMelayu yang berturut-turut dan berpusat di Johor, Riau danLingga.

  • 29

    Di dalam kehidupan suku-suku asli masyarakat adat danmasyarakat beraja-raja tersebut wujud kebudayaan Melayu yangdipelihara sebagai patokan kehidupan sosial. Agama Islam yangmobilitas penyebarannya bermula dari elite perbandaran melaluiperdagangan kemudian mempengaruhi kehidupan masyarakatsehingga terjadi perubahan-perubahan penting dalam kebuda-yaan tempatan dan terjadi integrasi budaya. Budaya pendatangdan budaya tempatan menyatu sehingga wujud budaya baruyang saling isi mengisi. Sebagaimana yang dikatakan Ellya Rozabahwa Islam secara historis menjadi inti dari dinamika kebuda-yaan Melayu tersebut. Sedangkan dalam karya dan praktekbudaya, Islam memperkenalkan tulisan atau aksara Arab yangmenyuburkan budaya tulis di Alam Melayu yang di transformasioleh genios local dan dikenal dengan nama aksara Arab-Melayu.28 Aksara Arab Melayu tersebut menjadi warisan bagimasyarakat Melayu sekarang dimana aksaranya menjadibagian dari peninggalan sejarah dan budaya.

    Pada tahun 2001, pemerintah dan masyarakat di PropinsiRiau mengambil keputusan politik tentang Pola Dasar Pem-bangunan Daerah Riau dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda)nomor 36 tahun 2001 yang di dalamnya termaktub Visi Riau2020 yang berbunyi: “Terwujudnya Riau sebagai pusatperekonomian dan kebudayaan Melayu di lingkungan

    28 Roza, Sejarah Masuknya Aksara Arab-Melayu ke Indonesia, makalah tidakditerbitkan yang disampaikan pada Seminar Dosen-dosen Fakultas Tarbiyah IAINSuska pada tanggal 23 November 2004,h.2. Kemudian baca juga Ellya Roza, SejarahKeberadaan Aksara Arab-Melayu Di Nusantara Dan Peranannya Untuk MembacaKhazanah Intelektual Naskah-Naskah Melayu. Makalah tidak diterbitkan dan telahdisampaikan pada acara Seminar Internasional dengan tema “Perkembangan TulisanArab Melayu dan Pengaruhnya Terhadap Pengajaran Bahasa Arab di Asia Tenggara”,yang ditaja oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN SuskaRiau pada hari Jumat tanggal 17 April 2015 di Islamic Center UIN Suska Riau.

    Pengertian

  • 30

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    masyarakat yang agamis sejahtera lahir batin di Asia Tenggarapada tahun 2020.”

    Masyarakat Melayu Riau selalu terbuka menerimakehadiran para pendatang dari pelbagai suku, bangsa, danagama. Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh sifat etnisMelayu yang selalu “welcome”, terbuka terhadap siapa saja danmemiliki rasa persaudaraan yang tinggi.

  • 31

    BAB IIIRIAU

    A. Geografis Riau

    Riau adalah salah satu propinsi yang ada di Indonesia yangterdiri dari daerah daratan dan daerah perairan dengan luaslebih kurang 8.915. 015,09 km2. Keberadaannya membentangdari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Melaka. Terletakantara 010 05’ 00’’ Lintang Selatan dan 020 25’ 00’’ Lintang Utaraatau antara 1000 00’ 00’’ – 1050 05’ 00’’ Bujur Timur. Di sampingitu sesuai dengan Undang-undang no.32 tahun 2004 terdapatwilayah lautan sejauh 12 mil dari garis pantai.29 Di wilayahdaratan terdapat banyak sungai, di antaranya ada 4 sungai besaryang mempunyai arti penting bagi kelancaran hubunganmasyarakat Riau dengan daerah luar Riau. Bahkan sungai-sungaitersebut merupakan sarana perhubungan utama yang digunakanmasyarakat antara daerah-daerah yang berada dalam PropinsiRiau itu sendiri. Sungai besar tersebut adalah:

    1. Sungai Siak, panjang 300 km dengan kedalaman 8-12 m.

    2. Sungai Rokan, panjang 400 km dengan kedalaman 8 m.

    3. Sungai Kampar, panjang 400 km dengan kedalaman 6 m.

    4. Sungai Indragiri, panjang 500 km dengan kedalaman 8 m.

    29 Badan Pusat Statistik Propinsi Riau tahun 2015.

  • 32

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Keempat sungai tersebut membelah dari pegunungandaratan tinggi Bukit Barisan dan bermuara di Selat Melaka danLaut Cina Selatan. Keadaan dan kondisi pasang airnyadipengaruhi oleh pasang surut laut. Di samping itu, bumi Riauterkenal dengan sumber alam yang terkandung di dalamnya.Dapat disaksikan sampai sekarang bahwa sebahagian besarbuminya mengandung minyak yang sangat diperlukan dalamkehidupan bahkan selalu didengar sebuah ungkapan untuk Riaudi atas minyak di bawah minyak.

    Letak Riau yang sangat strategis yakni di posisi silang dansangat menguntungkan kepada perkembangan daerahnyasehingga Riau segera dapat mensejajarkan kondisi danperkembangan daerahnya dengan daerah lainnya di Indonesia.Untuk hari ini Riau dapat dijangkau dari mana saja dan denganalat transportasi apa saja seperti darat, laut dan udara sehinggaRiau sebagai daerah transit yang amat menguntungkan bagikehidupan masyarakatnya. Riau yang kaya dengan alamnya dankaya dengan buminya tentunya akan dapat mensejahterakanmasyarakatnya.

    Batas-batas Propinsi Riau bila dilihat posisinya dengannegara tetangga dan propinsi lainnya adalah sebagai berikut.

    1. Sebelah utara : Selat Melaka dan Propinsi Sumatera Utara

    2. Sebelah selatan : Propinsi Jambi dan Propinsi SumateraBarat

    3. Sebelah timur : Propinsi Kepulauan Riau dan Selat Melaka

    4. Sebelah barat : Propinsi Sumatera Barat dan SumateraUtara

    Berikut ini dapat dilihat peta Propinsi Riau serta kabupatenyang ada di wilayahnya.

  • 33

    Propinsi Riau

    Selanjutnya, bahasa pengantar yang digunakan masyarakatRiau pada umumnya menggunakan Bahasa Melayu. BahasaMelayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang karenapada hakikatnyaBahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu.Pada zaman Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasainternasional di Kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnyasebagai bahasa perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu,semenjak pusat kerajaan berada di Melaka kemudian pindah keJohor dan akhirnya pindah ke Riau mendapat prediket pulasesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu karena itu, BahasaMelayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, BahasaMelayu Johor terkenal dengan Melayu Johor dan Bahasa Melayuzaman Riau terkenal dengan Bahasa Melayu Riau.

    Wijk mengatakan bahwa Bahasa Melayu dipergunakansebagai bahasa perdagangan antar pulau dan akhirnya menjadi

    Riau

  • 34

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    bahasa perantara antar kepulauan Nusantara.30 Sementara Ikrammengatakan bahwa Bahasa Melayu adalah bahasa yang mula-mula digunakan di suatu daerah di Sumatra bagian timur yangkemudian disebar luaskan oleh para imigran ke daerah sekitar-nya seperti jazirah Malaka, daerah Riau, Kepulauan Lingga, danselanjutnya ke daerah pantai pulau-pulau lainnya. Bahasa inisudah dipakai pada zaman Kerajaan Sriwijaya sebagai bahasaresmi, tidak terbatas dalam bidang administrasi tetapi jugasebagai bahasa pengantar dalam kegiatan keagamaan danfilsafat.31 Menurut Hussein,Bahasa Melayu pada masa kejayaanKerajaan Melayu di Malaka, Pasai dan Aceh, digunakan untukmenyusun dan menggubah karya sastra. Karya sastra yangdihasilkan di istana umumnya berupa sastra tulis dan yangtergolong sastra rakyat berupa sastra lisan.32 Menurut Teeuwyang dikutip oleh Kridalaksana bahwa pemakaian Bahasa Melayusebenarnya lebih luas lagi yaitu semua bahasa yang dahulu ataukini dipakai di berbagai bagian Malaya, Sumatera, Kalimantan,Jakarta, dan Irian Jaya, namun Bahasa Melayu yang lebih dikenalbiasanya disebut Bahasa Melayu Riau atau Bahasa Melayu Johorkarena tempat tersebut merupakan bekas kerajaan yaituKerajaan Riau Lingga dan Kesultanan Johor.33 Hal senada jugadikatakan oleh Barriedbahwa pada waktu itu Bahasa Melayuistanalah yang dianggap bahasa tinggi yaitu dialek Riau. Itu pulayang menjadi standar bahasa yang dianggap baik.34

    30 Wijk, Tata Bahasa Melayu, terjemahan T.W. Kamil, Jakarta: Djambatan, 1985, h.7.31 Ikram, “Sastra Lama sebagai Penunjang Pengembangan Sastra Modern”, dalam

    majalah Bahasa dan Sastra, 2 (1): 2-13, 1976, Jakarta: Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa.

    32 Hussein (penyelenggara), Tamadun Melayu, Jilid 2. Kuala Lumpur: Dewan Bahasadan Pustaka, 1989, h.10

    33 Kridalaksana, Masa Lampau Bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta:Sinar Harapan, 1991, h.11.

  • 35

    Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebab-kan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, di antara-nya (1) Bahasa Melayu secara historis berasal dari perkembanganBahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. BahasaMelayu sudah tersebar ke seluruh Nusantara sehingga sudahdipahami oleh masyarakat. Artinya, bahasa ini sudah lamamenjadi bahasa antar suku di Nusantara; (2) Bahasa Melayu padadekade berikutnya sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja AliHají dan kawan-kawannya sehingga bahasa ini sudah menjadistándar: dan (3) Melalui Bahasa Melayu sudah banyak dihasilkankarya sastra dan karya keagamaan.

    Seiring dengan reformasi yang terjadi di Indonesia, makatelah memberikan perubahan yang drastis terhadap negeri ini,tidak terkecuali di Propinsi Riau. Salah satu implementasinyaadalah dengan diberlakukannya otonomi daerah yang mulaidilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2004. Hal ini berimplikasiterhadap timbulnya daerah-daerah baru di Indonesia, dari 27propinsi pada awalnya sekarang sudah menjadi 32 propinsi.Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau resmimenjadi Propinsi ke-32 di Indonesia, itu berarti Propinsi Riauyang dulunya terdiri dari 16 kabupaten/kota sekarang hanyamenjadi 12 kabupaten/kota.

    B. Agama dan Masyarakat RiauMasyarakat Melayu di masa lampau bahkan sampai saat

    ini adalah masyarakat yang bersifat akomodatif, bersahabat,wellcome terhadap kaum perantau yang datang membawabudaya dan agama baru, baik dari dalam maupun luar negeri.

    34 Baried, Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa, 1985, h. 84.

    Riau

  • 36

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Misalnya pendatang dari India dengan membawa agama Hindu,dari Cina dengan agama Budha dan Konghuchu, dari Eropadengan agama Kristen dan Katolik, maupun pendatang lainnyadari beragam etnis di wilayah Nusantara. Meskipun demikian,hingga kini semua suku yang datang, kuat memegang tradisi yangberlaku di masyarakat dan dapat menerima budaya Melayusebagai payung bersama. Pepatah Melayu, “di mana bumi dipijakdi situ langit dijunjung” tampaknya dapat diterima dan diikutioleh para pendatang.

    Sepanjang catatan sejarah, hampir tidak pernah dijumpaikonflik di dalam masyarakat, baik yang bernuansa etnis maupunagama. Ini pula agaknya kenapa budaya rukun dalam masyarakatMelayu tersebut mampu terpelihara dengan baik selamaberabad-abad, karena dikaitkan dengan wujudnya nilai-nilaikerukunan yang terdapat di antara pasal-pasal dalam Gurindam12 karya Raja Ali Haji. Oleh sebab itu, hingga kini Gurindam 12sebagai salah satu produk seni budaya menjadi masterpieceBudaya Melayu yang senantiasa dikenang orang. Karya monu-mental salah seorang Raja Melayu yang sarat dengan pesan-pesan agama dan kemanusiaan ini memberikan pengaruh besardalam membentuk perilaku masyarakat Melayu dalam pergaulanmereka sehari-hari. Jadi cukup beralasan bahwa keadaanharmonis dan rukun yang selama ini terbangun secara kondusifdi Riau merupakan kontribusi nyata dari keberadaan BudayaMelayu secara umum dan Gurindam 12 secara khusus.

    Meskipun orang Melayu tidak lagi merupakan satu-satunyapenduduk mayoritas masyarakat Riau, namun karena PropinsiRiau berada di bawah naungan budaya Melayu, maka parapendatang diharapkan menyesuaikan diri dengan budayaMelayu. Budaya Melayu dijadikan payung dan acuan bagi mereka

  • 37

    dalam berprilaku dan bertindak. Pepatah: “Dimana bumi dipijakdisitu langit dijunjung”, dipegang teguh oleh para pendatang.Agar masyarakat selalu menjaga budaya Melayu, maka setiaphari Jum`at seluruh karyawan instansi pemerintah dan anak-anaksekolah memakai pakaian Melayu, berupa baju “Teluk Belanga”,dan dalam setiap pidato selalu disertai dengan pantun.

    Secara garis besarnya suku-suku yang terdapat di PropinsiRiau dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    1. Suku Melayu; merupakan penduduk asli dan mayoritas,terdapat di seluruh daerah Riau.

    2. Suku Bugis dan Makassar; mereka datang dari SulawesiSelatan. Banyak terdapat di Indragiri Hilir, seperti diTembilahan, Enok, Tempuling Gaung anak Serka dan Reteh.

    3. Suku Banjar; Suku Banjar ini datang dari Kalimantan Selatan,mereka kebanyakan menetap di Tembilahan dan Sapat.

    4. Suku Mandahiling; mereka tinggal dengan daerah berbatasandengan Sumatera Utara seperti di Pasir Pengaraian.

    5. Suku Batak; mereka tinggal dikota-kota yang agak besar.Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai PegawaiNegeri, anggota TNI dan buruh.

    6. Suku Jawa; pada umumnya ada di daerah Riau, terutamadaerah transmigrasi dan daerah perkotaan. Mereka ada yangbekerja sebagai petani yang rajin, pegawai negeri, anggotaTNI, buruh dan sebagainya.

    7. Suku Minangkabau; pada umumnya tinggal di kota-kota dandaerah pasar dan mereka hidup sebagai pedagang, namunbanyak juga yang menjadi pegawai negeri, anggota TNI, danlain sebagainya

    Riau

  • 38

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    8. Suku-suku lainnya adalah Cina; Suku Cina pada umumnyatinggal di daerah kepulauan seperti di Bagansiapi-api danBengkalis. Namun sekarang ini banyak juga yang tinggal didaerah perkotaan.

    Kehidupan umat beragama yang sangat beragam di PropinsiRiau sejak dahulu sampai saat sekarang cukup aman dan damaiserta berjalan sesuai tatanan sosial yang ada dalam masyarakat.Pemeluk dari berbagai agama yang ada di daerah ini seperti Is-lam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu relatif hiduprukun dan damai berdampingan mesra dalam ayomanpemerintah daerah. Meskipun terjadi konflik, tidak sampaimenimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang besar.Pemerintah dan segenap lapisan masyarakat senantiasamelakukan berbagai dialog kerukunan dalam bingkai TriKerukunan Umat Beragama yaitu: kerukunan antar intern umatbergama, kerukunan antar umat beragama dan kerukuan antarumat beragama dengan pemerintah. Perhatian PemerintahPropinsi Riau terhadap kerukunan umat beragamadiimplementasikan dengan koordinasi yang sangat sistematikdengan lembaga agama, etnis dan suku dalam setiap persolanyang bersinggungan langsung dengan kasus-kasus Sara.

    Bermakna kondisi kehidupan beragama di Propinsi Riaucukup baik, namun masih ditemukan permasalahan krusial yangdihadapi misalnya pendirian rumah ibadah yang menyalahiaturan izin pendirian rumah ibadah (IMB). Tentunya hal inibertentangan dengan peraturan bersama dua menteri (Menagdan Mendagri) nomor 9 dan 8 tahun 2006. Dukungan penuhdari masyarakat dan pemerintah Propinsi Riau sampai saat inisangat baik dan kondusif, baik dalam bentuk moril maupunmateril.

  • 39

    Adapun perhatian besar dari Pemerintah Propinsi Riauadalah dengan pembentukan Forum Komunikasi UmatBeragama (FKUB)Propinsi dan FKUB Kabupaten/Kota.Pemerintah Propinsi Riau telah memberikan apresiasi yangcukup baik terhadap kegiatan kerukunan umat bergama dipropinsi Riau. Hal itu direalisasikan dengan menganggarkankegitan FKUB setiap tahunnya dalam APBDPropinsi Riau sejaktahun 2006.

    C. Budaya Dan Tradisi Masyarakat RiauPropinsi Riau terletak tepat di tengah-tengah pulau

    Sumatera yang berbatasan dengan beberapa propinsi tetanggaseperti Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, danKepulauan Riau, sehingga secara umum penduduk Propinsi Riaubeserta budayanya menjadi tempat bertemu, berassimilasi danberakulturasi berbagai budaya yang dibawa oleh pendatang dariberbagai etnis, baik di dalam maupun di luar pulau Sumatera.Dengan demikian, komposisi penduduk Propinsi Riau terdiri darimasyarakat yang sangat heterogen dengan beragam etnis, suku,status sosial, agama, budaya dan bahasa. Keadaan ini didorongpula oleh semakin maju dan berkembangnya perekonomian diPropinsi Riau sehingga menjadi daya tarik bagi para pendatangbaru untuk mengadu nasib di sini, dan tentunya bermukim diwilayah Propinsi Riau. Meskipun demikian, Budaya Melayusebagai budaya asli penduduk Propinsi Riau masih tetap eksisdan dipertahankan, misalnya melalui seni tari, seni suara,pantun, sastra, kuliner, pakaian, upacara adat, upacaraperkawinan, khitanan, bangunan rumah adat, dan tata kramakehidupan masyarakat. Komitmen untuk tetap mempertahankandan melestarikan budaya Melayu ini dinyatakan secara tegas

    Riau

  • 40

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    dalam visi Riau 2020 yang berbunyi “Terwujudnya Propinsi RiauSebagai Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan Melayu DalamLingkungan Masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir dan Bathin,di Asia Tenggara Tahun 2020”. Berdasarkan kalimat Visi Riau2020, subjek utama yang ingin dicapai dari setiap aktivitaspembangunan di Riau adalah Riau sebagai pusat perekonomiandan pusat kebudayaan Melayu dengan bentangan ruang AsiaTenggara.

    Jika dilihat sejarah ke belakang, sesungguhnya BudayaMelayu yang identik dengan Islam sudak sejak zaman dahulumenyatu dalam masyarakat dan dipraktekkan dalam kehidupansehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar, karena antaraajaran Islam itu sendiri dan cara hidup masyarakat hampir tidakbisa dipisahkan satu dengan yang lain. Islam adalah budayamasyarakat, dan budaya masyarakat adalah Islam. Kondisi sepertiini, langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalamperilaku pengamalan agama, termasuk dalam membinakerukunan sesama umat beragama dan antar umat berbedaberagama.

    Dikarenakan salah satu sasaran pembangunan nasionalyang dilaksanakan adalah pembinaan budaya dan penggaliansejarah daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional,maka penggaliaan sejarah daerah adalah dijadikan salah satusumber maupun bagian terpenting dari sejarah nasional karenasejarah nasional merupakan sejarah bangsa Indonesia. Olehkarena itu, sangat tepat kiranya apabila dilakukan penggaliankembali peristiwa-peristiwa sejarah terdahulu yang berasal dariperistiwa di daerah yang terletak di posisi lalu lintas perjalanan.Sebab kehadiran sejarah bagi ilmu pengetahuan berfungsisebagai tolok ukur, perbandingan, studi komparatif di antara

  • 41

    masa dahulu dan masa sekarang dan masa yang akan datang.Sejarah boleh dijadikan jawaban atas berbagai pertanyaan.Selain itu, boleh dikatakan juga bahwa ia mengangkat masadahulu dan menuliskannya kembali sehingga dapatdimanfaatkan untuk pelajaran pada masa sekarang. Dari setiapkejadian, sejarah merupakan penjelmaan kegiatan manusia yangterjadi dalam satu ruang dan waktu.

    Propinsi Riau adalah tanah air sejarah dan kebudayaanMelayu atau tuan rumah bagi sejarah dan kebudayaan Melayu.Anggapan tersebut didukung oleh berbagai fakta kesejarahan.Di Riau, sampai sekarang hidup sejumlah suku asli seperti Sakai,Bonai, Akit, Hutan, Petalangan, Talang Mamak, Duano, danmasyarakat adat seperti rantau nan kurang aso duo puluo diKuantan, masyarakat limo koto dan tigo baleh koto di Kampar.Sejumlah peninggalan sejarah seperti candi yang ditemukanmemberi petunjuk pula tentang kewujudan kebudayaan Melayudan peradaban kuno di kawasan ini mulai dari zaman pra sejarahsampai ke periode Hindu dan Budha. Beberapa kajian ilmiahmenyatakan bahwa imperium Sriwijaya pun pernah bertapak dikawasan ini. Di pinggir empat sungai besar dan anak-anaksungainya yang membelah kawasan ini, selama berabad-abadpernah bertapak sejumlah kerajaan seperti Gasib kemudian Siak,Kampar dan Pelalawan dan Gunung Sahilan, Rokan dan KuntoDarussalam, Tambusai, Rambah dan Indragiri.

    Setelah imperium Melaka dikalahkan oleh Portugis padatahun 1511, federasi budaya, politik dan ekonomi kawasan inibersama-sama Riau Lingga menjadi kekuatan penyanggakesinambungan kekuasaan Melayu yang berturut-turut berpusatdi Johor, Riau dan Lingga. Di tengah-tengah kekuasan pengaruhkolomial Belanda dan Inggris di Alam Melayu, pada abad ke-18

    Riau

  • 42

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    35 Roza, “Aksara Arab-Melayu di Indonesia (Suatu Refleksi Historis),” dalam Jurnal SosialBudaya. Vol. 2 no. 1, Pekanbaru: Puslit Sosbudbang UIN Suska Riau, 2004, h.2.Baca juga Ellya Roza, 2015., op.cit.

    sampai pertengahan abad ke-20, Kerajaan Siak tampil sebagaipusat pewarisan kejayaan Melaka bersama Kerajaan Riau-Linggadan daerah takluknya. Di dalam kehidupan suku-suku asli,masyarakat adat dan masyarakat beraja-raja tersebut wujudkebudayaan Melayu yang dipelihara sebagai patokan kehidupansocial. Agama Islam yang mobilitas penyebarannya bermula darielite perbandaran dan perdagangan kemudian mempengaruhiperubahan-perubahan penting dalam kebudayaan tempatan.Islam secara historis menjadi inti dari dinamika kebudayaanMelayu tersebut. Sebagaimana yang tergambar dari statemen“Adat bersendi Syara’ dan Syara’ bersendi Kitabulah.” Sedangkandalam karya dan praktik budaya, Islam memperkenalkan tulisanatau aksara Arab yang menyuburkan budaya tulis di Alam Melayuyang di transformasi oleh genios local dan dikenal dengan namaaksara Arab-Melayu.35

    Sejarah panjang perkembangan kebudayaan Melayu terse-but berhubungan pula dengan letak Riau sebagai frontier areaperdagangan dunia Selat Melaka. Interaksi dengan parapendatang berpengaruh juga terhadap perkembangankebudayaan. Sedangkan dalam konteks karya budaya telahmenghasilkan perubahan-perubahan penting dalam tradisikesenian, pengunaan percetakan untuk penyebaran syair-syairdan hikayat.

    Potensi budaya Melayu sebagai bagian daripada budayanasional telah memberi petunjuk bahwa budaya tersebutmempunyai peranan dalam perjalanan bangsa Indonesia sebagaipemberi identitas bahwa salah satu unsur budayanya yaitu

  • 43

    Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa persatuan. Ini dikukuh-kan pada Sumpah Pemuda 1928 yang selanjutnya ditetapkandalam UUD negara RI bahwa Bahasa Negara adalah Bahasa In-donesia.

    Semua nilai-nilai budaya Melayu tersebut sesungguhnyamerupakan kearifan lokal dan menjadi modal dasar yang sangatkokoh dalam membangun, memupuk, mempertahankan, danmelestarikan kerukunan khususnya kerukunan umat beragamadan kerukunana masyarakat di Propinsi Riau dan Indonesia. Olehkarena itu, mari digalikembangkan dan amalkan nilai-nilai aslibudaya yang bernuansakan nilai-nilai agama demi terwujudnyamasyarakat Indonesia yang rukun dan harmonis. Karena itu pola-pola penyebaran suku-suku yang ada di Riau sudah terbentuksecara otomatis mengikuti pola kesamaan bahasa, budaya,pekerjaan, agama, dan suku, meskipun pola-pola tersebutbukanlah merupakan sesuatu yang tetap dan permanen. Merekaini tinggal dan menyebar di daerah-daerah tertentu dan kota.

    D. Hubungan Awal Riau Dengan Timur TengahAdanya hubungan awal antara Riau yang termasuk ke dalam

    wilayah Asia Tenggara dengan Timur Tengah tidak terlepas dariadanya pengaruh pelayaran dan perdagangan dari berbagai sukubangsa. Sebagaimana hasil penelitian Azra yang mengatakanbahwa telah terjadi hubungan antara penduduk Nusantaradengan bangsa Arab jauh sebelum kelahiran Islam yangdiperkirakan pada abad ketiga sebelum Masehi.36 Bahkandikatakan lebih lanjut bahwa kontak paling awal antara keduawilayah tersebut terutama yang berkaitan dengan perdagangan

    36 Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII-XVIII: MelacakAkar-akar Pembaharuan Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1994, h. 11.

    Riau

  • 44

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    telah bermula sejak masa Phunisia dan Saba dimana kapal-kapalArab dan Persia yang berdagang ke Cina melakukan pengemba-raan pula di Nusantara. Hal ini terjadi karena pada waktu ituKepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan parapedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalinhubungan dengan masyarakat sekitar terutama daerah pesisir.37

    Demikian juga Budi Sulistiono telah memprediksi bahwahubungan kegiatan perdagangan di Benua Asia, khususnyahubungan antara Arab, Persia, Cina dan India telah tumbuh sejakawal tarikh Masehi.38 Kegiatan perdagangan pada waktu itudilakukan melalui 2 jalur yakni:

    1. Jalur darat yang dikenal dengan nama nama jalur sutera. Jalursutera adalah jalur yang membentang luas sebagai penghu-bung antara China di timur dengan suku bangsa di bagianBarat. Artinya, jalur sutera merupakan rute perdaganganyang diterobos oleh China Kuno.Selain itu, penamaan jalursutera inijuga disebabkan oleh para pedagang China yangmelalui jalur ini membawa kain sutera sebagai bahandagangannya dimana kain sutera tersebut merupakan hasildari kebudayaan China pada waktu itu. Pada zaman dahulu,awalnya kain sutera hanya dipakai dan digunakan bangsaChina untuk negaranya sendiri. Namun, setelah semakinbanyaknya produksi kain sutera di negaranya, maka merekamulai memperdagangkan kain sutera tersebut ke negaralainnya. China menganggapnya negara mereka lah yangmemiliki kebudayaan yang tinggi sehingga dapat menghasil-kan sutera. Namun setelah melakukan kegiatan perdaganganmereka akhirnya menyadari bahwa banyak negara-negara

    37 Ibid38 Sulistiono, op.cit., h.104.

  • 45

    lain yang telah memiliki kebudayaan yang setara denganmereka. Misalnya saja, China menukarkan kain sutera merekadengan emas, batu giok, arca, gading, dan ukir-ukiran yangada di India. Kemudian China juga menukarkan kain suteramereka dengan rempah-rempah yang ada di negara lainnya.Berikut ini dapatdilihat jalur sutera pada peta di bawah ini.(garis berwarna merah).

    Jalur sutera yang dimaksud terbagi menjadi tiga jalur yakni:

    a. Jalur Utara, menghubungkan antara China dengan Eropahingga Laut Mati. Rutenya Dunhuang-Hami-Kucha-Kashgar-Bukhara-melewati laut mati (Aral Sea: daerat lautmati) menuju Eropa

    b. Jalur Tengah, menghubungkan China dengan Eropasampai ketepian Laut Meditrrannia. Rutenya Dunhuang-Kocha-Kashgar menuju Persia sampai ke Meditrrannia.

    c. Jalur Selatan, menghubungkan China, Afganistan Iran danIndia. Rutenya Dunhuang-Miran-Yarkand-bercabang dua,terus ke Leh (India) atau melalui Kasyhar kemudiansampai ke Meditrannia.

    Riau

  • 46

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Perjalanan melalui jalur sutera tidak semuanya berjalanlancar karena para pedagang banyak mengalami gangguanselama melakukan perjalanannya. Hal ini dapat dimaklumibahwa pada masa awal, yang berlaku adalah systemkekuasaan atau hokum rimba artinya siapa yang kuat dialahyang berkuasa. Yang berkuasa akan melakukan tindakan dankekerasan kepada yang dikehendakinya sehingga terjadibeberapa hambatan yang dialami para pedagang selamadalam perjalanan di jalur sutera tersebut. Di antara gangguanyang dialami di antaranya adalah:

    a. Adanya gangguan dari para perampok

    Dalam perjalanannya, para pedagang sering digangguoleh suku-suku kecil yang ada di Asia Tengah yangberkeinginan merampas barang-barang berharga yangmereka bawa.Akibat adanya gangguan tersebut, makapemerintah Dinasti Han semakin memperluas pertahananmiliter nya sampai ke Asia Tengah. Salah satu strateginyaadalah dengan mengirimkan seorang utusan untuk menjalinhubungan baik dengan suku-suku kecil di Asia Tengah.Setelahterciptanya hubungan baik tersebut, maka kota-kota jalursutera berubah menjadi kota perdagangan yang ramaidikarenakan suku-suku kecil Asia Tengah yang semulamerampok barang para pedagang kini sudah ikut serta dalamproses perdagangan, mereka berganti profesi sebagai seorangpedagang. Dikarenakan jalur sutera menjadi ramai disinilahterjadinya pertukaran pengetahuan maupun kebudayaan dariberbagai negara sepert India, China, Eropa, dan Timur Tengah.

    b. Daerah yang tandus serta banyak binatang buas.

    Tidak seperti namanya yakni jalur sutera dimanapertama kali yang ada dalam pikiran saat mendengarnya

  • 47

    adalah jalan yang baik, mulus, dingin dan nyamansebagaimana sutera itu sendiri. Namun ternyata jalursutera adalah jalur yang tandus dan banyak binatangbuasnya. Hal ini disebabkan karena jalur suteramerupakan jalur yang baru, jadi masih gersang dan belumbanyak tanda-tanda kehidupan serta masih banyakbinatang-binatang buas yang hidup disana.Akibat adanyahambatan kedua dijalur sutera, maka pada masaKekaisaran Romawi menguasai dunia timur, muncul lahalternatif jalur laut sekaligus sebagai jalur perdaganganyang kedua.

    2. Jalur laut, jalur ini lebih memungkinkan untuk mengangkutbarang dengan jumlah yang lebih banyak serta tidak akanada kegersangan karena dikelilingi oleh sumber air.Jalur lautini menggunakan kapal layar sebagai alat transportasinya.Kemudian kompas sebagai alat bantu petujuk arah agar bisasampai ketempat tujuan yang diinginkan. Berikut ini dapatdilihat jalur laut pada garis yang berwarna biru.

    Riau

  • 48

    Dr. Ellya Roza, M.Hum

    Jalur laut ini membentang dari China melewati AsiaTenggara kemudian Samudra Hindia, Laut Arabia melewati LautMerah sampai ke Alexandria berujung di Laut Mediterania39.Artinya bangsa-bangsa yang berada di Timur Tengah telahmelakukan hubungan dagang dengan China. Dengan demikianwilayah Nusantara juga akan ikut serta karena rute perjalananyang dilalui oleh pedagang Timur Tengah melalui Selat Melaka.

    Pelayaran dari samudera hingga ke negeri Cina telahdikenal dunia barat sejak abad pertama Masehi. Hal itu dapatdibuktikan melalui penelusuran naskah kuno Periplus MarisErythraci (pemandu navigasi untuk Laut Hindia) yang ditulisoleh seorang pelaut Yunani.40 Dengan demikian dapat didugabahwa alur pelayaran melalui Selat Melaka yang menghu-bungkan Laut Hindia dengan Laut Cina Selatan telah dilayarisejak permulaan abad Masehi. Teknik navigasi dari timur kebarat atau sebaliknya lebih dahulu berkembang daripadakemahiran berlayar utara-selatan. Oleh karenanya, dapatdiperkirakan bahwa pelayaran dari Asia bagian barat (TimurTengah dan India) yang dikenal sebagai “Negeri di atas Angin”lebih dulu dilakukan daripada hubungan laut antara AsiaTenggara dengan Asia Timur khususnya dengan negeri Cina.Namun setelah berkembangnya pelayaran ke Cina, perairanSelat Melaka dan sekitarnya se