sejarah panjang masjid baiturrahman 01

3
SEJARAH PANJANG MASJID BAITURRAHMAN BANDA ACEH  http://wikipedia.org/wiki/masjid  Pahit getirnya rakyat Aceh melawan Belanda, pergolakan pasca kemerdekaan, gempa dan tsunami, hingga perjanjian damai GAM–RI adalah bagian dari masjid yang didirikan Sultan Iskandar Muda (1607–1636) ini. Berkunjung ke negeri Serambi Makkah merupakan wisata yang menawan hati. Apalagi kondisinya saat ini sudah kondusif, berbeda dibandingkan masa konflik atau  pasca tsunami, 26 Desember 2004. Saat ini Aceh sudah siap diku njungi oleh siapa  pun. Panorama dan keindahann ya setelah masa rekonstruksi menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjun g, terutama Masjid Baiturrahman yang berada di jantung Kota Banda Aceh. Belum lengkap rasanya, mengunjungi Aceh jika tak menyempatkan diri shalat  berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang jadi kebanggaan orang Aceh ini, arsitekturnya bercorak elektik. Rancangannya merupakan gabungan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negeri. Sehingga, bangunan terlihat unik, megah, dan indah. Siapa arsitek di balik keindahan masjid yang pernah dibakar penjajah Belanda ini? Adalah Kapten de Bruijn, Komandan Zeni Tempur Angkatan Darat Tentara Kerajaan Belanda. Dalam merancang arsitektur masjid, ia berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje, orientalis kepercayaan pemerintah Belanda dan penghulu Masjid Bandung. Masjid ini beberapa kali mengalami pembangunan kembali akibat terbakar atau dibakar Belanda. Jadi, masjid yang berdiri sekarang adalah masjid yang dibangun Belanda, sebagai pengganti dari masjid raya yang telah mereka bakar dalam  peperangan menaklukkan Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Masjid ini terbakar pada masa pemerintahan Sultan Nurul Alam (1675-1678 M). Selanjutnya,  pembangunan kembali dilakukan p ada 9 Oktober 1879 M oleh Teng ku Malikul Adil, disaksikan Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh, G J van der Heijden. Pembangunan selesai dan resmi dibuka pada 27 Desember 1881 M.

Upload: arisma-handayani

Post on 04-Jun-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

8/13/2019 Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-panjang-masjid-baiturrahman-01 1/3

SEJARAH PANJANG MASJID BAITURRAHMAN BANDA ACEH

 http://wikipedia.org/wiki/masjid 

 

Pahit getirnya rakyat Aceh melawan Belanda, pergolakan pasca kemerdekaan, gempa

dan tsunami, hingga perjanjian damai GAM–RI adalah bagian dari masjid yang

didirikan Sultan Iskandar Muda (1607–1636) ini.

Berkunjung ke negeri Serambi Makkah merupakan wisata yang menawan hati.

Apalagi kondisinya saat ini sudah kondusif, berbeda dibandingkan masa konflik atau

 pasca tsunami, 26 Desember 2004. Saat ini Aceh sudah siap dikunjungi oleh siapa

 pun. Panorama dan keindahannya setelah masa rekonstruksi menjadi daya tarik

tersendiri bagi pengunjung, terutama Masjid Baiturrahman yang berada di jantung

Kota Banda Aceh.

Belum lengkap rasanya, mengunjungi Aceh jika tak menyempatkan diri shalat

 berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang jadi kebanggaan orang Aceh

ini, arsitekturnya bercorak elektik. Rancangannya merupakan gabungan berbagai

unsur dan model terbaik dari berbagai negeri. Sehingga, bangunan terlihat unik,

megah, dan indah.

Siapa arsitek di balik keindahan masjid yang pernah dibakar penjajah Belanda ini?

Adalah Kapten de Bruijn, Komandan

Zeni Tempur Angkatan Darat Tentara Kerajaan Belanda. Dalam merancang arsitektur

masjid, ia berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje, orientalis kepercayaan pemerintah

Belanda dan penghulu Masjid Bandung.Masjid ini beberapa kali mengalami pembangunan kembali akibat terbakar atau

dibakar Belanda. Jadi, masjid yang berdiri sekarang adalah masjid yang dibangun

Belanda, sebagai pengganti dari masjid raya yang telah mereka bakar dalam

 peperangan menaklukkan Aceh.

Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Masjid ini

terbakar pada masa pemerintahan Sultan Nurul Alam (1675-1678 M). Selanjutnya,

 pembangunan kembali dilakukan pada 9 Oktober 1879 M oleh Tengku Malikul Adil,

disaksikan Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh, G J van der Heijden.

Pembangunan selesai dan resmi dibuka pada 27 Desember 1881 M.

Page 2: Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

8/13/2019 Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-panjang-masjid-baiturrahman-01 2/3

Saat ini, dengan berlakunya syariat Islam, kawasan Masjid Baiturahman dinyatakan

sebagai area terbatas. Hanya pengunjung yang menutup aurat, sesuai hukum syariat,

yang boleh masuk halaman masjid. Tapi karena daya tarik dan keindahannya,

 pengunjung rela mematuhinya asal bisa melihat magnet Aceh ini dari dekat. Halaman

masjid kerap menjadi tempat deklarasi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

kepentingan masyarakat.Posisinya yang tepat di tengah lapangan terbuka, membuat masjid ini terlihat jelas

dari kejauhan sehingga menjadi magnet bagi siapa pun yang mengunjunginya. Ketika

senja menjelang, panorama kian eksotik. Siluet di ufuk barat memberi pesona tiada

tara di atas rumah Allah ini. Apalagi, jika pengunjung menaiki menara yang berdiri

tegak di halaman depan masjid. Dari puncak menara ini, kita bisa puas menikmati

keindahan Kota Banda Aceh.

Menara yang disebut Menara Modal, merupakan monumen yang dibangun

 pemerintah pusat untuk mengenang pengorbanan dan andil besar rakyat Aceh bagi

 berdirinya NKRI. Menara ini terdiri dari enam lantai yang bisa dicapai melalui lift dan

tangga. Dari puncak menara ini dapat dilihat pemandangan Kota Banda Aceh dan

sekitarnya. Kota ini tampak damai dikelilingi Pegunungan Bukit Barisan dengan

 puncaknya yang disebut Gunung Seulawah Agam. Selain itu, tampak juga hijaunya

Selat Malaka yang membentang luas.

Jika kita menyusuri semua sudut masjid, kita akan menjumpai gerbang sebagai pintu

utama. Posisinya menempel dengan bangunan utama. Setelah itu terdapat porch

 berbentuk segi empat yang memanjang. Bagian depan, kiri, dan kanan porch

dikelilingi tangga yang membentuk huruf U. Pada ujung tangga depan, terdapat tiga

 jendela tanpa pintu yang dibentuk oleh empat tiang berbentuk silindris dengan gaya

arsitektur Moorish. Arsitektur ini, banyak dijumpai pada masjid-masjid di AfrikaUtara dan Spanyol. Antar tiang dihubungkan dengan plengkung patah model Persia.

Di masjid ini terdapat empat tiang dan tiga plengkung. Pada bagian atas dan sisi

 plengkung dihiasi relief lengkung-lengkung seperti corak Arabesque. Di atas ketiga

 plengkung, terdapat semacam tympanum berbentuk jenjang seperti penampang

tangga. Ini merupakan model khas rumah klasik di Belanda. Pada tiap jenjang dihias

dengan miniatur gardu atau cungkup, yang dihiasi kubah bawang pada puncaknya.

Corak ini menunjukkan pengaruh India. Jadi, bagian luarnya saja sudah jelas nuansa

ekletik masjid ini. Sisi kiri dan kanan porch punya dua tiang yang dihubungkan pada

satu plengkung. Dekorasinya sama dengan porch bagian depan.

Setelah melewati porch, pengunjung menuju ke ruang utama masjid yang digunakan

untuk shalat. Untuk sampai di ruang utama ini, pengunjung harus melewati plengkung

dan tiang yang sama dengan di depan. Plengkung tanpa pintu ini, arsitekturnya seperti

masjid-masjid kuno di India. Bagian tengah ruang shalat berbentuk bujur sangkar,

 beratap kubah utama yang indah dan megah bercorak bawang. Puncuknya dihiasi

cunduk seperti masjid-masjid kuno di India.

Penyangga kubah berdenah segi delapan. Pada masing-masing sisinya, terdapat

sepasang jendela dengan ambang plengkung patah. Pada bagian bawah terdapat

tritisan berdenah segi delapan. Bagian kiri dan kanan ruang utama ini, terdapat unit

sayap kembar sehingga bangunan ini menjadi simetris. Atap masjid berbentuk limas berlapis dua. Jendelanya bermodel Moorish, terutama dari hiasan yang bercorak

Page 3: Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

8/13/2019 Sejarah Panjang Masjid Baiturrahman 01

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-panjang-masjid-baiturrahman-01 3/3

intricate.

Antara tahun 1935 dan 1936 M masjid ini mengalami renovasi. Sayap kiri dan kanan

atapnya ditambah kubah sehingga jumlahnya menjadi tiga. Pada tahun 1957, ada

 penambahan dua unit kubah kembar. Posisinya di ujung kiri (utara) dan kanan

(selatan) dari sayap. Dengan penambahan ini, jumlah kubah menjadi lima. Tapi,dilihat dari depan, konstruksi masjid masih tetap simetris.

Selain itu, ada juga dua buah minaret pada sudut barat-utara dan barat-selatan.

Penampang minaret bersegi delapan, dengan bentuk atap sama dengan kubah utama.

Penambahan ini tetap mengacu pada elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya

sehingga keaslian masjid tetap terjaga. Akhir 1980-an, masjid direnovasi lagi.

Bencana gempa dan tsunami, 26 Desember 2004, sempat membuat beberapa sudut

masjid mengalami kerusakan. Meski tak parah, setahun setelah tsunami, masjid

kembali direnovasi termasuk menata ulang halaman masjid yang porak poranda akibat

tsunami. Ketika bencana terjadi, masjid ini menjadi salah satu tempat berlindung

warga kota. Ribuan nyawa selamat saat berlindung di masjid ini. Masjid

Baiturrahman tetap tegak berdiri ketika gempa mengguncang Aceh, sementara

 bangunan lain dan kawasan pemukiman di sekitarnya banyak yang ambruk.

Pasca tsunami dan ditandatanganinya perdamaian antara pemerintah dengan GAM,

masjid ini kembali menjadi bagian dari sejarah itu. Dari masjid inilah, warga kota

menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia bertemu dengan wakil GAM di

Helsinki, Finlandia. Masjid ini juga yang menjadi saksi ketika pasca perjanjian damai,

Aceh menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung. Tes kemampuan membaca

al-Qur’an bagi calon Gubernur juga digelar di masjid ini.

Saat renovasi pasca tsunami, sebagian dilakukan melalui sumbangan masyarakat.

Perbaikan besar-besaran dilakukan setelah ada sumbangan lembaga donor

diantaranya, Saudi Charity Campaign. Total dana untuk renovasi masjid pasca

tsunami mencapai Rp 20 miliar. Pada 15 Januari 2008, proses perbaikan resmi selesai.

Kini, masjid bersejarah ini seolah-olah habis bersolek, tampil cantik menawan.

Tak hanya cantik fisik. Saat ini, masjid juga menjadi pusat kegiatan keislaman di

Serambi Makkah. Sejak 2007, tiap Sabtu awal bulan rutin diadakan pengajian tingkat

tinggi untuk para pejabat pemerintahan provinsi. Ada juga pengajian untuk

masyarakat umum, kajian al-Qur’an, hadits, dan lainnya. Untuk memaksimalkanfungsi masjid sebagai sarana dakwah, masjid ini juga memiliki stasiun radio. Warga

Kota Banda Aceh, Aceh Besar hingga Sabang bisa mengakses semua acara di masjid,

yang disiarkan langsung melalui Radio Baiturrahman 1198 khz. Radio ini

dipancarkan dari menara selatan masjid.

Sungguh, tak cukup rasanya halaman untuk menceritakan keindahan dan nilai sejarah

masjid ini. Masjid ini adalah monumen keperkasaan pejuang muslim Aceh. Maka,

 belum ke Aceh bila belum shalat di Baiturrahman. (Ardan)