sejarah pemikiran soekarno tentang dasar … · ku persembahkan karya ... yang tumbuh pada masa...
TRANSCRIPT
SEJARAH PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG
DASAR NEGARA PANCASILA 1916-1945
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
YOVITA SEPTIKA SARI
NIM : 081314017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SEJARAH PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG
DASAR NEGARA PANCASILA 1916-1945
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
YOVITA SEPTIKA SARI
NIM : 081314017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
KU PERSEMBAHKAN KARYA INI:
Kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan
limpahan berkat dan kasih. Teruntuk Kedua orang tuaku
Petrus Sarju dan Florentina Suparti Kedua adikku:
Bernadus Yogi Verdianto dan Agnes Putri Indarti
Terima kasih Tuhan karena ENGKAU telah memberikan kedua orang tua
yang begitu luar biasa keluarga yang selalu mendukungku,
mengajarkanku cara bertahan hidup, dan meraih mimpi-mimpiku.
Sahabat-sahabatku di Pendidikan Sejarah 08 Mari teman kita songsong masa depan yang sesungguhnya Terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini. GBU All.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Setiap kemajuan mesti didahului oleh kegagalan Berkat ide, maka kegagalan mendorong munculnya
Kemajuan, kegagalan merupakan penderitaan, Namun setelah itu dapat muncul hidup baru.
(Immanuel Kant)
Kesuksesan yang baik Adalah kesuksesasn
yang tidak diraih secara Instan.
(Hitam Putih)
Jangan bergantung pada orang lain. faktanya kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan
hanya seringkali kamu tidak mempercayainya.
Sesungguhnya sekuat apapun manusia mengandalkan
kemampuan & kekuatannya itu adalah kosong
sebab campur tangan Tuhanlah yang mampu menjawab dan menentukan segalanya.
(Yovita Septika Sari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SEJARAH PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG DASAR NEGARAPANCASILA 1916-1945
OlehYOVITA SEPTIKA SARI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA2013
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis 1)Latar belakang lahirnya Pancasila sebagai falsafah negara, 2) Latar belakangpemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila, dan 3) Problem kenegaraan apasaja yang di usulkan oleh Soekarno dan penyelesainnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yangmeliputi: Pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), interpretasi,dan penulisan (historiografi). Model penulisan yang digunakan adalah deskriptifanalitis dengan menggunakan pendekatan historis, yuridis dan politik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Latar belakang lahirnya Pancasilasebagai falsafah negara adalah adanya perkembangan dan pengaruh pemikiran dunia,yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya nasionalisme Indonesia. Pancasilayang disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, dapat diterimaoleh anggota sebagai usulan dasar negara. Usulan Soekarno tentang Pancasilamenjadi rancangan preambule yang disepakati oleh panitia kecil dan termuat dalamalenia keempat UUD 1945, yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yangadil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia. Kemudian Pancasila disahkan menjadi dasar falsafah negara padasidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), tanggal 18 Agustus 1945.2) Latar belakang pemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila, adalah adanyarealita yang terlihat, bahwa bangsa Indonesia memiliki akar kebudayaan yangberagam, sehingga kaya akan nilai-nilai tradisi. Pengalaman pendidikan dan politikyang tumbuh pada masa Hindia Belanda dan juga pengaruh dari para tokohpergerakan nasional maupun internasional, menjadi suatu pembuktian bagi Soekarnodalam mewujudkan pemikirannya tentang dasar negara Pancasila. 3) Problemkenegaraan yang di usulkan oleh Soekarno dan penyelesainnya, terjawab denganadanya Pancasila sebagai dasar negara, bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahanrepublik, sistem pemerintahan presidensial dan memutuskan bahwa wilayah negaraIndonesia merdeka adalah bekas wilayah kekuasaan Pemerintah Kolonial HindiaBelanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
HISTORY OF SOEKARNO’S THOUGHT ABOUT PANCASILA THESTATE FOUNDATION 1916-1945
BYYOVITA SEPTIKA SARI
SANATA DHARMA UNIVERSITY2013
This thesis aims to describe and analyze 1) the background of the birth ofPancasila as the state’s philosophy, 2) Soekarno’s rationale about Pancasila, and 3)any state problems and their solutions proposed by Sukarno.
The method used in this study is the historical method including: sourcecollection (heuristic), source criticism (verification), interpretation and writing(historiography). The method of the thesis writing is descriptive analytical using ahistorical, juridical and political approach.
The results of this investigation suggested that: 1) the background of the birthof Pancasila as the State’s philosophy is the development and influence of theemerging universal thoughts, which later became the forerunner for the establishmentof Indonesian nationalism. Pancasila, first proposed on June 1, 1945 in BPUPKI, wasaccepted by parliament members as the basic proposal for the stateis foundation. Theproposal was then considered as the preamble draft, agreed by small committee andfed in the 1945 fourth Paragraph, namely: Belief in the one and only God, Just andcivilized humanity, The unity of Indonesia, Democracy guided by the inner wisdomin the unanimity arising out of deliberations amongst representatives, Social justicefor all of the people of Indonesia. It was then passed as the state foundation onPreparatory Committee for Indonesian Independence (PPKI), dated August 18, 1945.2) Soekarno’s rationale on the basis of Pancasila State, is the visible reality, thatIndonesia has a diverse cultural roots, and rich in traditional values. Education andpolitical experience that grows during the Dutch East Indies and also the influence ofthe leaders of national and international movement, encourage Soekarno to realize histhoughts on the basis of the state ideology. 3) The state’s problems and their solutionproposed by Sukarno, were answered with the emergence of Pancasila as the statefoundation, a state of unity, the government of republic, presidential governancesystem and decided that the independent territory of the Indonesian state is theterritory of the former Dutch East Indies colonial administration.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang begitu besar, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “SEJARAH PEMIKIRAN
SOEKARNO TENTANG DASAR NEGARA PANCASILA 1916-1945 ”. Skripsi
ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, program studi pendidikan Sejarah.
Penulis menyadari, bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. S. Adisusilo J.R., S.Th., M.Pd. Selaku dosen pembimbing I dan bapak
Drs. Ignatius Sandiwan Suharso sebagai pembimbing II, yang telah memberikan
saran, masukan dan bimbingan hingga pada akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Seluruh dosen pendidikan Sejarah yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
dan bimbingan selama di bangku kuliah.
4. Kedua orang tuaku, nenek, paman dan bibiku, serta Adik-adikku yang telah
memberikan dukungan, kasih, semangat dan doa.
5. Seseorang yang aku kasihi, atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
6. Sahabat-sahabatku, Linda, Riri, Cristin, Andri, Awan, Cahyo, Pipin, Lisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2008, terima kasih untuk kebersamaan
kita selama ini.
8. Teman-teman mitra-mitri Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, atas motivasi
dan dukungannya.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Maka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 23 Agustus 2013
Yovita Septika Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR...................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................................. 14
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................... 15
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 15
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 15
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 16
E. Kajian Teori.................................................................................. 22
F. Metode Penelitian ......................................................................... 37
1. Metode Penelitian ..................................................................... 37
a. Pengumpulan Sumber (Heuristik)......................................... 37
b. Kritik Sumber (Verivikasi) .................................................. 38
c. Interpretasi............................................................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
d. Penulisan .............................................................................. 39
2. Pendekatan ................................................................................ 39
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 40
BAB II: LATAR BELAKANG LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI
FALSAFAH NEGARA
A. Beberapa Kekuatan Dalam Aliran BPUPKI................................. 42
a. Perkembangan dan Pengaruh Pemikiran Barat....................... 43
b. Masuknya Pemikiran Barat ke Indonesia ............................... 46
c. Nasionalisme Indonesia .......................................................... 48
B. Pancasila Disampaikan Pada Sidang Umum BPUPKI ................. 58
a. Gagasan Muhammad Yamin ( 29 Mei 1945) ........................ 61
b. Gagasan Soepomo ( 31 Mei 1945........................................... 67
c. Gagasan Soekarno ( 1 Juni 1945) .......................................... 70
d. Sidang BPUPKI Tanggal 22 Juni 1945 .................................. 80
C. Pancasila Dirumuskan dan Diusulkan
Sebagai Dasar Falsafah Negara .................................................... 82
a. Perbedaan dan Perdebatan Ideologi Dalam Sidang BPUPKI. 83
b. Sidang Umum BPUPKI II ...................................................... 88
D. Sidang Pengesahan Dasar Falsafah Negara Dan UUD................. 97
a. Peristiwa Sekitar Proklamasi ................................................. 97
b. Menjelang Sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)............................ 102
c. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) ................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III: LATAR BELAKANG PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG
DASAR NEGARA PANCASILA
A. Kebangsaan.................................................................................. 113
B. Internasionalisme atau Perikemanusiaan..................................... 127
C. Mufakat atau Demokrasi ............................................................. 130
D. Kesejahteraan Sosial.................................................................... 134
E. Ketuhanan.................................................................................... 138
BAB IV: PROBLEM KENEGARAAN YANG DIUSULKAN
OLEH SOEKARNO
A. Dasar Negara................................................................................ 142
B. Bentuk Negara ............................................................................. 147
C. Bentuk Pemerintahan.................................................................... 150
D. Sistem Pemerintahan..................................................................... 153
E. Wilayah Negara ............................................................................ 156
BAB V: KESIMPULAN .................................................................................. 163
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 169
LAMPIRAN...................................................................................................... 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus ................................................................................... 175
Lampran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 179
Lampiran 3 : Persidangan resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal
29 Mei- 1 Juni 1945 ............................................................... 204
Lampiran 4 : Persidangan resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal
10-17 Juli 1945....................................................................... 204
Lampiran 5 : Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 ....... 205
Lampiran 6 : Soekarno penggali Pancasila.................................................. 206
Lampiran 7 : Mohammad Yamin................................................................. 207
Lampiran 8 : Soepomo................................................................................. 208
Lampiran 9 : Naskah “ Piagam Jakarta” atau “ Jakarta Charter”
Yang dihasilkan oleh Panitia Sembilan pada tanggal
22 Juni 1945 ........................................................................... 209
Lampiran 10 : Pancasila................................................................................. 210
Lampiran 11 : Preambule Undang-Undang Dasar......................................... 211
Lampiran 12 : Lambang Pancasila ................................................................ 212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dasar negara Pancasila yang di miliki oleh bangsa Indonesia, merupakan
dasar negara terbaik. Terbukti hingga saat ini dasar negara tersebut masih tetap
digunakan dan dihayati oleh masyarakat Indonesia. Dalam Pancasila termuat sila-
sila yang tak membela satu golongan pun, tetapi di dalam Pancasila ada keadilan,
toleransi, dan keharmonisan bagi setiap golongan suku, agama dan masih banyak
lagi. Pancasila adalah penjelmaan cita-cita historis bangsa Indonesia, yang berisi
tradisi-tradisi dari zaman Hinduisme, Buddha dan Islam. Kebiasaan-kebiasaan yang
lebih dicerminkan dalam adat adalah milik Indonesia sejak zaman kuno. Dari
paham-paham yang kuno itulah, mengilhami lahirnya Pancasila.1
Pancasila dianggap dasar negara yang paling cocok bagi bangsa Indonesia,
mengingat penduduk Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa yang berbeda-
beda, hal tersebut merupakan warisan budaya yang begitu luar biasa. Secara formal
Pancasila mempunyai akar dalam sejarah, peradaban agama, hidup ketatanegaraan,
kegotong royongan, struktur sosial dari masyarakat Indonesia yang diciptakan oleh
kebudayaan dan aliran pemikiran atau semangat kebatinan bangsa Indonesia.
Perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia yang lampau menitikberatkan pada 1 J.F.Rutges, Pancasila Filsafat Negara Indonesia, Yogyakarta : Basis, 1954-1955, hlm. 39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, politik, dan kemasyarakatan.2 Jadi perbedaan-
perbedaan tersebut bukanlah menjadi suatu penghalang bagi rakyat yang
multikulturalisme, tetapi sebaliknya menjadi alat pemersatu bangsa yang
berlandaskan pada Pancasila.
Pada masa Jawa kuno terdapat 2 kerajaan besar yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, yaitu Sriwijaya
dan Majapahit. Berdasarkan sumber sejarah, kerajaan Sriwijaya sudah
mengembangkan tata negara dan tata pemerintahan yang mampu menciptakan
peraturan-peraturan yang ditaati oleh rakyat yang berada di wilayah kekuasaannya.3
Dari perkembangan Sriwijaya tersebut, Mohammad Yamin menyebutnya sebagai
negara kesatuan Indonesia pertama dengan dasar kedatuan. Pada sistem tata negara
dan tata pemerintahan Sriwijaya inilah, dapat ditemukan nilai-nilai Pancasila yang
saling berkaitan satu sama lain. Seperti nilai persatuan yang tidak terpisahkan
dengan nilai Ketuhanan yang tampak pada raja sebagai pusat kekuasaan dengan
kekuatan religius berusaha mempertahankan wibawanya terhadap para Datu.
Demikian juga nilai-nilai kemasyarakatan dan ekonomi yang terjalin satu sama lain
dengan nilai internasionalisme dalam bentuk hubungan dagang dan menjadi bagian
dari birokrasi pemerintahan Sriwijaya.4
2 P.J. Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 17. 3 Ibid., hlm 16. 4 Ibid., hlm. 17-21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kemerosotan Sriwijaya disusul munculnya kerajaan Majapahit di Jawa, yang
berhasil meluaskan wilayah kekuasaannya ke seluruh nusantara. Puncak birokrasi
pemerintahan Majapahit ialah di bawah kekuasaan raja Hayam Wuruk dengan di
bantu oleh Apatih Mangkubhumi Gajah Mada.5 Di bawah kekuasaan raja Hayam
Wuruk dengan dibantu oleh Apatih Mangkubhumi Gajah Mada inilah, Majapahit
telah berhasil mengitegrasikan Nusantara. Faktor-faktor yang dimanfaatkan untuk
menciptakan wawasan Nusantara itu ialah: kekuatan religio magis yang berpusat
pada sang Prabhu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan-kerajaan
daerah di Jawa dengan sang Prabhu dalam lembaga Pahom Narendra (keluarga
raja). Ikatan ekonomis yang berupa persembahan upeti dalam Pisowanan Agung
untuk pejabat-pejabat daerah di Jawa dan pemungutan pajak oleh pegawai-pegawai
raja di luar Jawa. Kekuatan militer yang dikoordinasi oleh Rakryan Juru Pangalasan
yang di bawah perintah Apatih Mangkubhumi. Gambaran dari sistem pemerintahan
kerajaan-kerajaan tersebut dapat dikatakan bahwa nilai-nilai religius sosial, dan
politik merupakan materi Pancasila yang sudah muncul sejak masyarakat Nusantara
memasuki zaman sejarah.6
Ditinjau dari segi etnis budaya, Indonesia termasuk negara yang paling
hiterogen (beranekaragam) di dunia. Karena terdiri dari 300 kelompok etnis dan 50
bahasa yang satu sama lain amat berbeda. Tentang kehidupan beragama, semua
5 Ibid., hlm 21. 6 Ibid., hlm. 23-24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
agama besar di dunia ada disini, kecuali Yudaisme. Semua agama tersebut
berkembang dengan amat baik, hal tersebut semakin menambah keanekaragaman
agama dan suku-suku tradisional. Namun semuanya itu seolah tak cukup untuk
melukiskan kemajemukan Indonesia. Sebab Indonesia juga majemuk secara
ekonomi, sosial dan politis. Kehidupan ekonominya bervariasi antara sistem ladang
yang berpindah-pindah, sampai kepada sistem sawah dengan sistem irigasi yang
teratur, serta perkebunan-perkebunan yang padat modal. Dari penjaja keliling
sampai kepada pabrik-pabrik raksasa yang modern.
Sistem sosialnya pun bervariasi dari desa-desa kecil yang terpencil sampai
kepada kota-kota metropolitan yang besar dan maju. Dari masyarakat yang tanpa
strata, seperti masyarakat kubu yang bersifat nomaden, sampai kepada masyarakat
yang mempunyai susunan yang berlapis-lapis, seperti pada masyarakat-masyarakat
kota perdagangan dari industri. Pola sistem kekerabatan pun beraneka ragam, ada
yang matrilineal, patrilinieal dan bilateral. Sedangkan sistem politiknya bervariasi
antara kesukuan, kerajaan dan sebuah republik modern.7
Suatu hal yang khas pada Indonesia adalah, komposisi dan kemajemukan
promordialnya, pluralitas strukturalnya. Sistem nilai tradisional masyarakat
Indonesia, secara umum dapat dijelaskan sebagai struktur yang terdiri atas lapisan
atau eselon budaya, yaitu asli, India dan Islam. Menurut Kahane, ketiga lapisan itu
7 Eka Darmaputera, Pancasila Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tidak pernah benar-benar melebur dan terkristalisasikan, dengan akibat nilai
bersama yang bersifat sentral serta sistem normatif di Indonesia tidak pernah
tercipta.
Ditinjau dari sudut ekologi sosialnya, kaum abangan yang berpusat di desa-
desa, yaitu kaum petani dalam masyarakat Indonesia. Kaum priyayi adalah lapisan
atas di dalam masyarakat, yaitu para birokrat yang menguasai kota-kota di daerah
pedalaman. Sedangkan kaum santri, merupakan unsur pedagang di dalam
masyarakat, dapat dimengerti amat berpengaruh pada kota-kota perdagangan di
wilayah-wilayah pesisir. Dengan demikian, kita dapat melihat kemajemukan
masyarakat Indonesia juga terletak pada kenyataan tumpang tindihnya perbedaan-
perbedaan ekologi sosial, kelas dan primordial, di dalam keadaan mana amat sulit
tercipta simbol-simbol dan norma-norma bersama.8 Tiga lapisan budaya yang ada di
Indonesia, di mana dua faktor telah membentuk ketiga lapisan budaya itu serta
beraneka ragam variasi kombinasi di antara mereka, yang pertama adalah faktor
sejarah budaya, dan yang kedua ialah faktor lingkungan di mana masing-masing
berkembang. Berikut sejarah terbentuknya ketiga lapisan budaya tersebut
a) Lapisan asli
Hampir semua penduduk Indonesia sekarang, kecuali Irian dan sekitarnya,
adalah dari kelompok Deutero-Melayu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh J.H. Krom, menunjukkan, bahwa kehidupan orang-orang melayu mula-mula 8 Ibid., hlm. 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
berpusat pada pertanian. Sistem persawahan mendorong banyak macam kegiatan
yang ditujukan untuk menahan meluasnya hutan-hutan liar, sehingga mendorong
penduduk untuk mencapai tingkat kerjasama timbal-balik serta saling menolong
yang tinggi. Hal tersebut memunculkan organisasi sosial yang disebut desa.
Kekhasan dari desa ini menjadi ciri yang menetap dari masyarakat Indonesia.
Bahkan menurut Muskens, desa adalah simbol dari kepribadian nasional
Indonesia.9 Desa adalah simbol dari kepribadian nasional Indonesia. Banyak
orang berpendapat, bahwa desa adalah tempat lahir tipe demokrasi asli Indonesia.
Sebagai sebuah masyarakat kecil, terjalin erat satu sama lain. Hubungan
timbal-balik di antara mereka, terkenal dengan sebutan tulung-tinulung atau
sambat-sinambat. Di balik ikatan tolong-menolong yang bersifat praktis itu,
adalah nilai-nilai moral yang bersifat sentral, mengatur kehidupan bersama
mereka, misalnya: gotong-royong (menekankan kerjasama), pada-pada
(menekankan kesamaan), dan tepa selira (menekankan timbang/tenggang rasa).
Desa juga merupakan sebuah kesatuan religius. Ritus yang paling sentral adalah
slametan terhadap nenek moyang, serta pendiri desa (cikal-bakal), mereka
didewakan dan dipuja. Animisme, merupakan konsepsi tradisional yang paling
dasar. Kehidupan manusia dipercayai sebagai ada di dalam konteks kosmis. Di
mana semua manifestasi alam, dipercayai sebagai konsekwensi dari kiprah
kekuatan-kekuatan supra-natural. Menurut Vlekke, unsur-unsur pokok dari 9 Ibid., hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
agama asli Indonesia adalah sebagai berikut: pertama, suatu kepercayaan yang
bersifat panteistis, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu dan semua kehidupan
mempunyai tenaga/energi kehidupan. Enersi ini (jiwa) pada seseorang dapat
lebih kuat daripada yang ada pada orang lain.10
b) Lapisan India
Para ahli sejarah tidak mencapai kesepakatan tentang perjumpaan pertama
antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan India, apakah terjadi
melalui suatu bentuk penaklukan secara militer, atau melalui cara perdamaian,
baik dengan perantara perdagangan ataupun agama. Dibalik ketidakpastian
mengenai hal tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa paling sedikit ada tiga hal
yang disepakati oleh kebanyakan pengamat. Pertama, bahwa ketika perjumpaan
itu terjadi, Indonesia sama sekali bukanlah negara yang vakum secara sosio-
budaya. Kedua, bahwa di dalam perjumpaan itu, kebudayaan Indonesia sama
sekali tidak pasif dan tidak hanya menyerah. Ketiga, meskipun pengaruh dari
anak benua India itu memang benar-benar kuat, tetapi tidak bisa mencabut
lapisan budaya asli. Keberhasilan pengaruh India itu, pada satu pihak adalah oleh
karena ia mengandung unsur-unsur yang menarik dan bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia. Yakni seperti. Konsep-konsep filsafati serta agamawi
yang relatif canggih, serta cara pendekatannya yang khas, membuat lapisan India
10 Ibid., hlm. 24-25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
segera diterima oleh lapisan atas dari masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, dan
dalam skala yang lebih rendah di Sumatera.11
c) Lapisan Islam
Lapisan disebut kebudayaan pesisir, atau kebudayaan pantai. Kebudayaan
ini mulai tumbuh sekitar abad ke 14-18, dan sejak semula amat berkaitan dengan
penyebaran agama Islam. Jadi, apabila lapisan asli berkaitan dengan lapisan
petani, lapisan India dengan golongan atas, maka lapisan Islam mempunyai
jalinan dengan unsur-unsur perdagangan di dalam masyarakat. Keseragaman
budaya di antara orang-orang pesisir secara etnis sangat heterogen. Kebudayaan
mereka masing-masing merupakan percampuran antara kebudayaan asli dengan
kebudayaan Arab dan India Selatan. Islam masuk ke Indonesia melalui rute yang
tidak langsung, ia telah menglami “penyaringan” dan “penggodogan” oleh
pengalaman-pengalaman religius orang-orang Persia dan India, dan oleh
karenanya relatif mengandung unsur mistik yang cukup kuat. Hal tersebut justru
dapat diterima dengan mudah oleh penduduk Indonesia, bahkan sampai pada titik
dirangkul pula ke dalam sinkretisme Jawa. Pada akhir abad ke-15 dan selama
abad ke-16, pengaruh Islam semakin meluas, dan berhasil menjadi agama
mayoritas penduduk Indonesia.12
11 Ibid., hlm. 26-28. 12 Ibid., hlm. 30-31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Intervesi Barat juga memilki peranan penting bagi kebudayaan Indonesia.
Perjumpaan yang terus -menerus dengan peradaban barat berhasil membentuk suatu
lapisan budaya baru. Pengaruh kebudayaan terbesar adalah, bahwa periode ini
merupakan latar belakang bagi lahirnya Republik Indonesia yang modern dan
merdeka. Kebudayaan barat dapat dikatakan tidak pernah bersinggungan secara
intensif dengan kehidupan rakyat banyak.
Weber, dalam bukunya yang amat terkenal, pernah menjabarkan “roh kapitalisme”, yang merupakan keunikan kebudayaan barat, antara lain dalam bentuk: minat yang sungguh-sungguh kepada yang baru, semangat berpetualang dalam mengusahakan hal-hal baru, kesadaran individualism yang dalam, penghargaan yang tinggi kepada materi, dan pemujaan terhadap kerja sebagai suatu “panggilan”. Roh semacam itu tidak dengan begitu saja dapat ditanamkan di tempat lain, ia membutuhkan lahan yang cocok.13
Seluruh masyarakat Indonesia pada dasarnya terstrukturkan menurut negara-
pusat---masyarakat-desa (Tichelman) atau poros “Negara-Desa” (Greetz), dengan
lapisan yang amat lemah dan tipis di antara kedua kutubnya. Di sampan itu,
pengambil operan beberapa unsur kebudayaan Barat juga mempunyai dampak yang
tak dapat dipandang remeh. Abad ke-19 ditandai oleh semakin banyaknya priyayi
muda yang menikmati pendidikan Barat, dan di dalam kenyataan mampu meyerap
kebudayaan Barat ke dalam diri mereka.14
13 Ibid., hlm. 38. 14 Ibid., hlm. 37-39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Soekarno mengatakan, bahwa puncak penderitaan bangsa Indonesia adalah
perang dengan segala akibatnya, yakni kemiskinan dan kemelaratan. Pada tanggal 1
Maret 1945 pemerintah Jepang meresmikan terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas dari badan tersebut,
adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan
dengan segi-segi politik, ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lain, yang dibutuhkan
dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.15Melihat dari latar belakang
Indonesia pada masa tradisional, Soekarno berusaha memahami dan menggali
Pancasila.
Gagasan Pancasila disampaikan pertama kali oleh Soekarno di depan sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada
tanggal 1 Juni 1945. Hari-hari sebelum tanggal 1 Juni 1945, telah terjadi perdebatan
yang tajam, mencerminkan perbedaan pendapat di antara golongan sesama anggota
BPUPKI yang berjumlah lebih dari 60 orang.16 Namun perdebatan-perdebatan
tersebut berubah, setelah Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya yaitu “Pancasila
Dasar Negara Indonesia Merdeka”. Semua perdebatan tersebut seolah menemukan
alurnya, dan seperti kelahirannya, dasar negara Indonesia merdeka itu telah melalui
15A.M.W. Pranarka, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and Internasional Studies, 1985, hlm. 25. 16 Saafroedin Bahar et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. xxv-xxvi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perdebatan sesama anggota BPUPKI. Soekarno juga mengharapkan agar dalam
badan perwakilan Indonesia merdeka kelak, demi terciptanya undang-undang yang
mencerminkan hati nurani rakyat dengan tak terkecuali. Dasar negara Indonesia,
yakni Pancasila tidak pernah menolak perbedaan pendapat, suku, agama, status
sosial. Tetapi perbedaan-perbedaan yang beraneka ragam tersebut sebaliknya
melebur menjadi satu dalam ikatan persatuan sebagai cermin kepribadian bangsa,
yaitu musyawarah mufakat “Bhinneka Tunggal Ika”.17
Pemikiran Soekarno tentang Pancasila, tidak lepas dari pengaruh pergerakan
politik yang telah ada dalam jiwanya. Terutama sejak ia tinggal di rumah pemimpin
nasionalis Tjokroaminoto saat Soekarno bersekolah di HBS di Surabaya.
Pendidikan yang ia jalani selama bertahun-tahun ini, sebagian besar adalah
pendidikan Belanda dan Barat. Di sekolah HBS inilah, sebagai seorang pelajar
Belanda dan di rumah yang ditumpanginya tersebut ia mulai berkenalan dengan
paham nasionalisme. Paham yang mulai bersemi dan yang berlindung di bawah
sayap Marxisme Barat, memiliki ciri suatu ideologi kebebasan.18 Pengaruh
nasionalisme dalam diri Soekarno terus berkembang sampai ia menjadi mahasiswa
di Bandung, ia semakin gencar menentang kolonialisme dan imperealisme yang
terjadi di Indonesia. Hal tersebut membuat pemerintah kolonial risau tatkala
Soekarno mendirikan partai politik yang dianggap bertujuan untuk merobohkan
17 Soekarno, Pancasila Sebagai Dasar Negara, Jakarta : Inti Idayu Press-Yayasan Pendidikan Soekarno, 1984, hlm. V. 18 Lambert Giebels, Soekarno Biografi 1901-1950, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001, hlm. 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pemerintahan Hindia-Belanda. Soekarno menjelma menjadi seorang pemimpin yang
ditakuti sekaligus disegani. Pemikiran-pemikiran dan pidato yang ia miliki
dituangkan dengan tajam dan luas mengenai keadaan politik internasional dan
masyarakat Indonesia dibawah penjajahan asing.19
Masuknya pemikiran Barat ke Indonesia, telah memberikan dampak yang
begitu hebat, di mana munculnya gerakan kebangkitan nasional ditandai oleh
berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. BU menghendaki pendidikan
rakyat, sehingga dapat terangkatlah harkat, derajat dan martabatnya.20 Berawal dari
pergerakan Budi Utomo inilah, kemudian bermunculan berbagai organisasi lainnya
yang memiliki semangat perjuangan bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia.
Lahirnya Pancasila, adalah buah pemikiran yang luar biasa dari seorang
Soekarno. Pemikiran Soekarno mencapai puncaknya pada tahun 1945, ketika ia
mengemukakan gagasan tentang dasar Negara di depan sidang umum BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945. Soekarno telah berjasa besar atas terciptanya dasar negara
Pancasila yang masih kita digunakan hingga saat ini. Di mana perumusuan tersebut
bertujuan untuk membawa bangsa Indonesia pada arah yang lebih baik. Pancasila
menjadi satu-kesatuan dan paham kebangsaan yang mengacu pada perasaan, sikap
19 Soekarno, Indonesia Menggugat, Jakarta: Penerbit S.K.Seno, 1951, hlm. 1. 20 G. Moedjanto, Dari Pembentukan Pax Neerlandica sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2003 , hlm. 73-76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mental cinta tanah air, bangsa dan negara serta kesediaan berkorban demi
kepentingan kesejahteraan seluruh masyarakatnya.21
Paham kebangsaan telah dihayati dan diresapi oleh rakyat Indonesia selama
proses pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan. Secara konkrit
dituangkan sebagai landasan idiil Pancasila dalam landasan konstitusional UUD
1945, dengan Pancasilanya merupakan kesatuan tak terpisahkan. Pancasila
merangkum sejelas-jelasnya seluruh subtansi, isi dan esensi dari paham kebangsaan
Indonesia. Jika bangsa Indonesia tidak mengacu pada Pancasila dan UUD 1945,
merupakan suatu tindakan ahistoris yang mengarah kepada bentuk penyimpangan.22
Pancasila bagi bangsa Indonesia mengandung berbagai pengertian, antara lain
sebagai pandangan hidup bangsa dan ideologi nasional disatu pihak juga sebagai
dasar negara Indonesia. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa Pancasila, selain
merupakan konsep kultural juga merupakan konsep politik serta konsep hukum.23
21 Sejarah Lahirnya Pancasila, Jakarta : Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA), 1995, hlm. 3. 22 Ibid 23Pariata Westra, Pancasila Dalam Empat Pilar Utama Negara-Bangsa Edisi I, Yogyakarta : Pusat Dokumentasi Kepustakaan Balai Pembina Administrasi dan Manajemen, 2011, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Apa latar belakangnya dan bagaimana lahirnya Pancasila sebagai dasar falsafah
negara?
2. Apa latar belakangnya dan bagaimana pemikiran Soekarno tentang dasar negara
Pancasila?
3. Problem kenegaraan apa saja yang dikemukakan oleh Soekarno dan bagaimana
penyelesainnya?
Pada persoalan yang pertama antara lain akan dijelaskan tentang latar
belakang Pancasila sebagai dasar falsafah negara, yang di sampaikan Soekarno
pada sidang umum Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), pengesahan dasar falsafah negara dan UUD dalam sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada persoalan kedua akan dijelaskan pemikiran Soekarno tentang dasar
negara Pancasila, yaitu kebangsaan sebagai sila pertama dan Internasionalisme
atau perikemanusiaan sebagai sila kedua, mufakat demokrasi sebagai sila ketiga,
sila kesejahteraan sosial, dan Ke-Tuhanan sebagai sila keempat dan kelima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada permasalahan ketiga akan di jelaskan tentang problem kenegaraan
yang dikemukakan oleh Soekarno dan penyelesaiannya tentang dasar negara,
bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dan wilayah negara.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk menjelaskan apa latar belakangnya dan bagaimana lahirnya Pancasila
sebagai dasar falsafah negara.
2. Untuk menjelaskan apa latar belakangnya dan bagaimana pemikiran Soekarno
tentang dasar negara Pancasila.
3. Untuk menjelaskan problem kenegaraan apa saja yang dikemukakan oleh
Soekarno dan bagaimana penyelesainnya.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini adalah:
a. Bagi Penulis
Penulisan ini menjadi suatu makna yang berharga bagi penulis, dalam
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai Pancasila. Hal tersebut
sangat berguna sebagai pembelajaran dan wawasan penulis supaya mampu
mengimplementasikan Pancasila dengan baik sebagai pandangan hidup
bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penulisan skripsi ini, diharapkan melaksanakan salah satu Tri Dharma
perguruan tinggi, yakni bidang penelitian, skripsi ini diharapkan dapat menambah
kekayaan khasanah pustaka sejarah sebagai bahan bacaan yang berguna bagi
pembeljaran sejarah, khususnya mengenai Sejarah pemikiran Soekarno tentang
Pancasila 1916-1945.
c. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah
Skripsi ini diharapkan mampu menarik minat mahasiswa pendidikan
Sejarah untuk mempelajari lebih dalam mengenai sejarah pemikiran Soekarno
tentang dasar negara Pancasila 1916-1945. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.
D. Tinjauan Pustaka
Sumber sejarah pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi
dengan mata kepala sendiri atau dengan pancaindera yang lain atau dengan alat-alat
mekanik seperti telepon dan lain-lain untuk mengetahui suatu peristiwa. 24 Sumber
primer itu tidak perlu asli (asli yang dimaksud di sini adalah bahwa dari sumber
yang ada dalam peristiwa tersebut) tetapi sumber primer itu hanya harus asli dalam
artian kesaksiannya tidak berasal dari sumber lain, melainkan berasal dari sumber
24 Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, Jakarta : UI Pres, 1969, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pertama. Dengan demikian sumber primer harus dihasilkan oleh seseorang yang
sejaman dengan peristiwa yang dikisahkan.25
Adapun sumber yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah berupa
sumber tertulis yang diperoleh melalui buku-buku dan surat kabar. Buku-buku dan
surat kabar yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)26. Buku
yang diterbitkan oleh Sekretariat Republik Indonesia ini, memaparkan tentang awal
BPUPKI dibentuk dan proses kerja BPUPKI sendiri. Dimana didalamnya terurai
dengan jelas, tentang berlangsungnya sidang-sidang yang dilaksanakan oleh
BPUPKI. Dalam sidang-sidang tersebut muncul perdebatan-perdebatan dari para
penggagas dasar negara Pancasila hingga terbentuknya UUD 1945. Buku ini
digunakan untuk membahas bab II, III dan IV.
Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila27. Buku ini menguraikan mengenai
sejarah perkembangan pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi, dasar negara
dan sumber hukum. Pemikiraan-pemikiran tentang Pancasila mempunyai sejarah
perkembangannya, di mana Pancasila merupakan hal yang fundamental bagi
25 Ibid., hlm. 35-36. 26 Saafroedin Bahar., et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995. 27 Buku ini merupakan disertasi yang ditulis oleh A.M.W. Pranarka, yang memberikan dokumentasi lengkap mengenai pemikiran dan pengkajian tentang Pancasila. Dan diterbitkan oleh Yayasan Proklamasi Centre For Strtegis and Internasional Studies Jakarta, pada tahun 1985.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Indonesia. Bagian Heuristik dalam buku ini mengungkapkan konteks sejarah dari
sumber-sumber pemikiran mengenai Pancasila itu. Penggambaran sejarah
perkembangan pemikiran mengenai Pancasila sebagai suatu Ideen Geschichte.
Disini dikemukakan pendapat-pendapat dan latar belakang berbagai aliran yang ikut
membentuk sejarah pemikiran Pancasila. Memuat suatu analisa kritis atas sejarah
perkembangan pemikiran suatu ideologi Pancasila dalam eksistensi, esensi maupun
operasionalisasi Pancasila. Buku ini digunakan untuk membahas bab II dan bab III.
mengenai Pancasila disampaikan dalam sidang umum BPUPKI dan perdebatan-
perdebatan penganut ideologi yang berbeda-beda.
Pancasila Sebagai Dasar Negara28, buku yang diterbitkan oleh Inti Idayu
Press. Buku ini mengupas tentang bagaimana sosok Soekarno sebagai penggali
Pancasila. Soekarno percaya bahwa Pancasila merupakan dasar negara republik
Indonesia yang mampu menjadi alat pemersatu bangsa. Pemikiran Soekarno
dipengaruhi oleh wawasan barat, dimana ia membandingkan perjuangan rakyat
Indonesia dalam mencapai suatu kemerdekaan. Soekarno menguraikan mengapa ia
menggali Pancasila sebagai dasar negara dan juga tentang arti, inti dari sila-sila
yang terdapat dalam Pancasila itu sendiri. Buku ini digunakan untuk membahas bab
III, tentang penjelasan Soekarno tentang Pancasila, yang bukanlah hasil renungan
28 Buku ini merupakan kumpulan kursus tentang Pancasila oleh presiden Soekarno di Istana Negara, Jakarta pada tanggal 26 Mei, 5 Juni, 16 Juni, 22 Juli, dan 3 September 1958. Serta kuliah umum pada seminar Pancasila di Yogyakarta tanggal 21 Februari 1959 dan pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
semalam saja. Tetapi pikiran tersebut telah dipersembahkan Soekarno sejak
bertahun-tahun lamanya.
Uraian Pancasila di Lengkapi dengan Dokumen Lahirnya Pancasila 1 Juni
194529, buku yang diterbitkan oleh MUTIARA. Dalam buku ini dipaparkan
lampiran notulen sidang-sidang Panitia Lima saat merancang dan merumuskan
pengertian-pengertian Pancasila dalam uraian Pancasila tersebut. Dimana Panitia
Lima merupakan bekas panitia Sembilan yang menandatangani perumusan
pembukaan UUD 1945. Buku ini digunakan untuk membahas bab III, dimana pada
waktu merancang UUD 1945 dapat dilihat tujuan negara Indonesia yang dilihat dari
struktur masyarakt asli, yang tidak lain ialah ciptaan kebudayaan Indonesia sendiri.
Pantjasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia30. Buku ini merupakan
kumpulan tiga uraian pokok-pokok persoalan tentang Pancasila. Berisi tentang
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Yang kedua, yaitu
tentang pembukaan Undang-undang dasar 1945. Serta yang ketiga ialah berita
pemikiran ilmiah tentang kemungkinan jalan keluar dari kesulitan mengenai
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia. Buku ini di gunakan untuk
29 Buku ini adalah turunan dari naskah asli uraian Pancasila yang ditandatangani para anggota Panitia Lima di Jakarta tanggal 18 Februari 1975 dan di Lugano, Swiss pada tanggal 18 Maret 1975, yang turunannya oleh Panitia Lima disampaikan pula kepada presiden Soeharto dengan sebuah delegasi yang dipimpin oleh Jendral Soerono pada tanggal 23 Juni 1975. 30 Buku ini merupakan pidato pada promosi Honoris Causa dalam Ilmu hukum, yang dilakukan oleh senat Universitas negeri Gajah Mada terhadap Ir. Soekarno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
membahasa bab II, tentang analisa pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang
umum BPUPKI, Pancasila sebagai falsafah Negara.
Tjamkan Pantja Sila! Pantjasila Dasar Falsafah Negara31. Buku ini
merupakan pidato-pidato mengenai Pancasila yang di sampaikan oleh Soekarno.
Berisikan pemikiran/gagasan yang di sampaikan Soekarno pada sidang umum
BPUPKI. Serta makna setiap sila sebagai dasar falsafah Negara. Buku ini akan
digunakan untuk membahasa bab II dan bab III.
Dibawah Bendera Revolusi.32 Buku ini menguraikan dengan jelas isi dari
hasil pemikiran Soekarno yang dituangkan dalam tulisan-tulisan, yang banyak
dipengaruhi oleh pemikir/tokoh-tokoh dunia untuk memimpikan dan menciptakan
Indonesia yang merdeka selama menjadi mahasiswa dan kapan ia mulai terjun ke
panggung politik, kemudian muncul sebagai seorang pemimpin. Buku ini digunakan
untuk membahas bab II dan bab III, mengenai sejarah pemikiran Soekarno dalam
setiap tahap kehidupannya, hingga mampu menggali Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-
195733. Buku ini sama persis isinya dengan buku Dibawah Bendera Revolusi.
Dimana isinya merupakan tulisan-tulisan Soekarno yang memiliki pemikiran luar 31Departemen Penerangan, Tjamkan Pantja Sila! Pantjasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: Pradnja Paramita,1964. 32Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi, Jakarta : Panitia Penerbit di Bawah Bendera Revolusi jilid I, 1965.
33 Soekarno, Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-1957, Jakarta: Panitia Pembina Djiwa Revolusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
biasa dalam menyikapi segala persoalan dan kejadian di Indonesia pada saat itu,
Soekarno maju ke panggung politik untuk memperjuangkan bangsanya agar dapat
meraih kemerdekaan dan lepas dari penjajah. Buku ini digunakan untuk membahas
bab III.
Indonesia Menggugat.34 Buku ini berisi pembelaan Soekarno dimuka hakim
kolonial pada tahun 1930. Sebagai seorang pemimpin partai politik PNI, ia dituduh
memimpin suatu partai politik dengan tujuan untuk merobohkan dengan kekerasan
pemerintah Hidia-Belanda yang berkuasa pada waktu itu. Pada akhirnya Soekarno
dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Buku ini digunakan untuk membahas bab
III, saat Soekarno tengah menentang imperialisme dan kapitalisme.
Bung Karno Putera Fajar,35 buku yang diterbitkan oleh Gunung Agung Jakarta pada
tahun 1966. Buku ini menguraikan tentang siapa sosok Soekarno, siapa saja tokoh-
tokoh yang sangat mempengaruhi pemikiran-pemikirannya, cita-cita dan
perjuangannya dalam meraih kemerdekaan. Hingga Soekarno dikenal sebagai tokoh
dunia yang berpengaruh. Buku ini digunakan untuk membahas bab II dan III
tentang latar belakang lahirnya pemikiran sila-sila Pancasila.
Sari Pandangan Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia dari Sokrates
hingga Ir. Soekarno.36 Buku ini berisi himpunan dan uraian-uraian beberapa sarjana
34 Soekarno, Indonesia Menggugat, Jakarta : S.K. Seno, 1951. 35 Solichin Salam, Bung Karno Putera Fajar, Jakarta: Gunung Agung, 1966. 36 Mr. Soenarko, Sari Pandangan Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia dari Sokrates hingga Ir. Soekarno, Jakarta: N.V.Hidup, 1951.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tatanegara. Buku ini membantu mengemukakan beberapa sari pandangan para ahli
ketatanegaraan yang umumnya telah diakui dan berjasa dalam menyumbangkan
pikiran-pikirannya mengenai kenegaraan. Buku ini akan digunakan untuk
membahas bab IV.
Hukum Tatanegara Sistem Pemerintahan Negara. 37 Buku ini menjelaskan
tentang sistem ketatanegaraan, sistem pemerintahan serta bentuk-bentuk Negara.
Buku ini akan digunakan untuk membahas bab IV.
E. Kajian Teori
Heurmeneutika, kata heurmeneutika adalah terjemahan dari bahasa Inggris
hermeneutics. Kata terakhir ini berasal dari kata kerja Yunani hermeneuo yang
berarti mengungkapkan pikiran-pikiran seseorang dalam kata-kata. Ketiga
pengertian ini sebenarnya juga menerjemahkan dan juga bertindak sebagai
penafsiran. Pemikiran-pemikiran tersebut sebenarnya hendak mengungkapkan
bahwa hermeuneutika merupakan untuk beralih usaha dari sesuatu yang relatif
gelap kesesuatu yang lebih terang. Dalam pengertian pertama hermeuneutika
dipahami sebagai peralihan dari suatu yang relatif abstrak dan gelap, yakni pikiran-
pikiran kedalam bentuk ungkapan-ungkapan yang jelas, yaitu dalam bentuk bahasa.
Pemadatan pemikiran dalam bahasa sudah merupakan penafsiran. Dalam pengertian
kedua, “menerjemahkan”, terdapat usaha mengalihkan diri dari bahasa asing yang
maknanya gelap bagi kita sendiri yang maknanya jelas. Dalam pengertian ketiga, 37 Soehino, Hukum Tatanegara Sistem Pemerintahan Negara,Yogyakarta: Liberty, 1993.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pada waktu seseorang sedang menafsirkan sesuatu, ia melewati suatu ungkapan
pikiran yang kurang jelas, bentuk pemikiran yang kurang jelas diubah menjadi
bentuk pemikiran yang lebih jelas, hal itulah yang disebut menafsirkan. Di masa
lampau hermeuneutika memiliki arti yang luas, yaitu sejumlah pedoman untuk
pemahaman teks-teks yang bersifat otoritatif, seperti: dogma dan kitab suci.
Hermeuneutika atau penafsiran adalah ciri khas manusia, karena manusia tak dapat
dibebaskan dari kecenderungan dasarnya untuk member makna.38
Pemikiran, erat kaitannya dengan situasi yang mengalami proses perluasan
diri dari individu yang merupakan contoh khas dari penyingkapan setiap macam
pengetahuan yang ditentukan secara situasional. Setiap macam pengetahuan dapat
dipahami hanya dengan metode penafsiran, dan tahap-tahap pemahaman itu
terproses pada klarifikasi individu. Sesuai dengan kenyataan, bahwa klarifikasi diri
itu memungkinkan perluasan pengetahuan. Penekanan ini membuat sebuah
pembedaan yang jelas apakah seorang individu menyadari dorongan-dorongan
untuk mencirikan pemikiran dan pandangannya.39 Pemikiran memunculkan gagasan
yang mampu menafsirkan kembali masa lampau dalam terang pengalaman-
pengalaman pokoknya.40 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ide/gagasan adalah
rancangan yang tersusun di pikiran, artinya sama dengan cita-cita. Selama gagasan
38 F. Budi Hardiman, Hermeneutik: Apa itu?, Yogyakarta: Basis Vol. XL, No. 1-12,1991, hlm. 3-4. 39 Mannheim Karl, Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, Yogyakarta:Kanisius, 1991, hlm. 51-52. 40 Ibid., hlm. 231.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata,
maka gagasan masih berada di dalam pikiran.41
Filsafat dan pandangan hidup, Pancasila dapat dipandang sebagai dalil-
dalil filsafat atau sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dalil-dalil filsafat
merumuskan manusia dalam semesta-realitas, jadi merupakan Weltanschauung.
Pancasila sebagai dasar negara pada konkretnya adalah negara yang berdasarkan
Pancasila.42 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat sendiri memiliki
pengertian: pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada sebab akal dan hukumnya.43 Kedudukan Pancasila sebagai
pandangan hidup, adalah manusia mementingkan pengertian dalam mengutamakan
pandangan yang hendak diketahui kebenarannya. Manusia berpikir tentang
realitasnya sendiri. Dengan demikian, pengertiannya abstrak (ialah filsafat) beralih
menjadi pandangan atau lebih baik: pendirian hidup.44
Ideologi dan tujuan ideologi istilah ideologi berasal dari kata Yunani
(Greek) eidos dan logos. Eidos yang berasal dari kata kerja mempunyai arti melihat,
memandang, berarti gambaran pandangan. Karena memikir itu juga mirip dengan
memandang, maka eidos juga berarti pikiran (idea). Logos disini berubah menjadi
41 http://id.wikipedia.org/wiki/Gagasan, diakses pada tgl 18/10/2012 42 A. Sudiarja, SJ (Koord), Karya Lengkap Driyarkara (Menalar Dasar Negara Indonesia Telaah Filsafat Pancasila), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm. 854-855. 43 Hasan Alwi (Red), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, hlm. 317. 44 A. Sudiarja, SJ (Koord), op.cit., hlm. 855.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
logia, berarti kata, pengertian, ucapan. Logi berarti pengertian atau ilmu
pengetahuan, namun dalam istilah ideologi, kata logi tidak menunjuk ilmu
pengetahuan. Ideologi adalah kesatuan idea-idea, kesatuan itu dimiliki dengan dan
dalam logos atau pengertian. Dengan ini tampaklah bahwa ideologi kita dipandang
sebagai sesuatu yang baik, bahwa ideologi menjadi pengertian yang fundamental
tentang realitas, bahwa ideologi adalah realitas dan ke realitas. Menurut Marxisme
ideologi itu tidak obyektif, bahwa ideologi itu suatu kebohongan. Tetapi mengapa
ideologi-ideologi itu dianut? Menurut Marxisme ideologi dianut karena
menguntungkan. Misalnya, karena vested interest. Misalnya mitos-mitos yang
dikarang untuk mempertahankan kedudukan kaum bangsawan sampai-sampai orang
berani mengatakan bahwa asal-usul rajanya adalah dari kedewaan. Menurut
pandangan dari kaum Marxis, banyak ideologi berasal dari kaum kapitalis dan untuk
kepentingan kapitalis. Ideologi itu berarti kompleks dan merupakan satu-kesatuan
yang fundamental. Untuk menerapkan pikiran tersebut pada Pancasila, baiklah kita
melihat bahwa Pancasila merupakan ideologi negara, yang artinya ideologi yang
menjadi dasar hidup kenegaraan.45
Ideologi merupakan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Sedangkan
ideologi politik merupakan sistem kepercayaan yang menerangkan dan
45Ibid, hlm. 911-923.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
membenarkan suatu tatanan politik yang ada atau yang dicita-citakan dan
memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta program untuk
mencapainya.46 Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.47
Dasar kebangsaan pada tahun 1882 Ernest Renan telah mengemukakan
pendapatnya tentang paham “bangsa”. Bangsa menurutnya adalah suatu nyawa,
suatu azas-akal, yang terdiri dari dua hal: pertama-tama rakyat itu dulunya harus
bersama-sama menjalani suatu riwayat. Kedua, rakyat itu sekarang harus
mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu. Bukan berdasarkan jenis ras,
bahasa, agama, persamaan tubuh, dan bukan pula batas-batas negeri yang
menjadikan “bangsa” itu. Sedangkan menurut Otto Bauer yang juga mempelajari
soal bangsa, menurutnya bangsa adalah suatu persatuan perangai yang terjadi dari
persatuan hal-ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat itu.48
46 Ibid, hlm. 417. 47 http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi, diakses pada tgl 5 Juni 2012 48 Soekarno, Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-1957 (Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme), Jakarta: Panitia Pembina Djiwa Revolusi, hlm 12; Di bawah Bendera Revolusi Jakarta: Panitia Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1963, hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Nasionalisme-Internasionalisme atau perikemanusiaan: nasionalisme dapat
disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang berpusat pada bangsanya.
Gejala seperti semangat nasional, kebanggaan nasional dan patriotisme. Hal tersebut
terdapat pada semua bangsa, sebagai suatu gejala umum untuk mensolidarisasikan
diri dengan suatu kelompok yang senasib. Kata nasionalisme mencakup dua arti:
a) Dalam arti nasionalistis, dimaksudkan suatu sikap yang keterlaluan, sempit dan
sombong. Sikap kurang dewasa ini tidak menghargai orang dan bangsa lain
seperti semestinya.
b) Nasionalisme (nasionale Staat) dapat juga menandakan sikap nasional yang
positif, yakni mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Inilah kebangsaan yang luas pandangannya serta
dewasa dan adil. Nasionalisme yang seperti ini sangat berguna untuk membina
rasa persatuan antara penduduk negara yang heterogen (karena perbedaan suku,
agama, asal-usul, misalnya dalam negara emigrasi seperti Australia). Hal tersebut
berfungsi untuk membina rasa identitas dan kebarsamaan dalam negara serta
bermanfaat pula untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperoleh.49
49 A. Heuken SJ, et all., Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila Jilid III, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Karya, 1983, hlm. 218-219.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Menurut P.J. Suwarno pengertian kebangsaan itu sendiri sangat kompleks
dan berubah-ubah setiap saat.50 Nasionalisme sendiri muncul pada abad ke-18
dalam suasana liberalisme diantara bangsa-bangsa Eropa yang merasa perlu
menekankan identitas dan kesamaan derajatnya dengan Inggris dan Perancis yang
pada saat itu merupakan negara yang paling maju.51 Pada saat itu di Inggris
perkembangan industri sudah mendorong kelas menengah dan kelas bangsawan
yang menjadi penasehat di Parliamentum menjadi kuat terhadap raja, sehingga
akhirnya menghasilkan revolusi agung (glorious revolution 1688) yang memperkuat
kedudukan Parliamentum dengan partai Whig yang mendapat dukungan secara
umum. Sehingga dapat dikatakan dari sinilah nasio dan nasionalisme Inggris
muncul. Nasionalisme Inggris berkembang bersamaan dengan perkembangan
indusri di Inggris, yang disebut Jingoisme dan menjelma menjadi imperialism yang
kapitalistik menguasai daerah-daerah Asia, Amerika, Australia, dan Afrika.
Nasionalisme Inggris ini kemudian berkembang menjadi demokratisme yang
menuntut perluasan perwakilan dalam Parliamentum.52
Nasionalisme “murni” di Indonesia (yang tidak merupakan bagian dari
ideologi lain, mis. Keagamaan atau Marxisme), mungkin lahir diantara kelompok-
kelompok mahasiswa Indonesia (kaum intelektual) pada tahun 20-an. Mereka
50P. J. Suwarno, Seri Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah (Kumpulan Karangan Ilmiah), Seri XX (Bulan Agustus 1993-Juni 1994) (Nasio dan Nasionalisme), Yogyakarta: Jurusan Sejarah Fak. Sastra dan Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, 1994, hlm. 1. 51 A. Heuken SJ, et all, loc. cit. 52 P. J. Suwarno, 1994, op. cit., hlm. 2-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menyadari bahwa Islamisme dan Marxisme tidak akan mampu menggerakkan
seluruh rakyat untuk membebaskan diri dari penjajahan.53 Dengan memanfaatkan
pengetahuan yang diperoleh dari bangku sekolah modern yang didirikan oleh
pemerintah Belanda, kaum intelektual Indonesia sadar, bahwa bangsa bangsanya
telah kehilangan hak-haknya. Kesadaran itu terus berkembang dan muncullah usaha
emansipasi dalam bentuk gerakan budaya Budi Utomo, gerakan sosial religius
Sarekat Islam, gerakan nasionalistik Indische Partij, PNI dan sebagainya.54
Internasionalisme merupakan suatu kebanggaan dalam mendirikan negara Indonesia
merdeka yang menuju pula pada kekeluargaan bangsa-bangsa. Internasionalisme
disini berbeda dengan Chauvinisme, yang menyombongkan negerinya sendiri dan
menghina bangsa-bangsa lain. Chauvinisme merupakan rasa nasionalisme yang
berlebih-lebihan dengan mudah akan meningkat pada rasialisme dan menyempitkan
cakrawala sesorang atau bahkan suatu bangsa. “Rasa gila bangsa” ini menjelma
dalam penghinaan dan kebencian terhadap bangsa lain dan terlalu mengutamakan
darah/nation sendiri.55
Mufakat dan demokrasi mufakat berarti, setuju seiya sekata , sepakat dan
tidak ada satu orang pun yang menolak sebuah usul itu. Persetujuan kata sepakat
53 A. Heuken SJ, et all, op. cit., hlm. 221. 54 P. J. Suwarno,1994, hlm. 6. 55 Ibid., hlm. 158.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
telah tercapai antara kedua belah pihak.56 Musyawarah berasal dari kata Syawara
yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau
mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah lain dalam tata Negara
Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan
“syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban
musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan
suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan
(mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau
pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.57 Demokrasi dan
Kebebasan, istilah demokrasi secara umum berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“demos” artinya rakyat dan “kratia” artinya pemerintahan. Jadi demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat untuk rakyat atau pemerintahan oleh mereka yang
diperintah.
Pola ini tidak hanya dipakai dalam negara saja, tetapi juga dalam
perkumpulan organisasi biasa. Demokrasi merupakan pola pemerintahan dalam
mana kekuasaan untuk memerintah berasal dari mereka yang diperintah atau
mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang
diambil oleh mereka yang diberi wewanang. Jadi dasar dari demokrasi atau
56 Hasan Alwi (Red), op.cit., hlm. 758.
57 http://id.wikipedia.org/wiki/Musyawarah ,diakses pada tgl 5 Juni 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kerakyatan ialah: bahwa semua manusia sebagai anggota masyarakat adalah bebas
dan sama haknya (kedaulatan rakyat). Maka dasar dari demokrasi adalah konsensus
bahwa setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban dasar yang sama dan tidak
boleh diganggu gugat, juga tidak boleh oleh kelompok mayoritas atau penguasa.58
Dalam pengertian demokrasi, termuat nilai-nilai hak asasi manusia, karena
demokrasi dan hak-hak asasi manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebuah negara yang mengaku
dirinya demokratis mestilah mempraktekkan dengan konsisten mengenai
penghormatan pada hak-hak asasi manusia, karena demokrasi tanpa penghormatan
terhadap hak-hak asasi setiap anggota masyarakat, bukanlah demokrasi melainkan
hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang menindas. Demokrasi juga
mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat.59
Kebebasan, merupakan suatu gagasan/konsep yang analog, artinya kebebasan
direalisasikan secara fundamental berbeda menurut tingkat keberadaan (binatang,
manusia, roh, Tuhan). Arti kebebasan dapat dirumuskan secara negatif dan positif:
a) Dalam arti negatif “berarti bebas dari”, misalnya bebas dari ikatan atau paksaan
untuk bertindak yang mengikat/ memaksa itu dapat bersifat lahiriah atau materiil
58A. Heuken SJ, et all, op.cit., hlm. 173-174.
59 http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme, diakses pada tgl 5 Juni 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(misalnya belenggu) atau dapat bersifat batiniah atau psikologis (mis. Ancaman
berat). Kebebasan psikologis atau berkehendak mengatakan bahwa manusia
mampu berkehendak seperti yang dikehendakinya.
b) Dalam arti positif manusia adalah “bebas untuk” berbuat sesuatu dan khususnya
“bebas untuk berbuat baik”. Kebebasan adalah suatu kemampuan positif,
sehingga manusia dengan berbuat dan khususnya dengan berbuat baik (sekurang-
kurangnya dengan tidak berbuat jahat) merealisasikan diri menjadi orang yang
baik. Jadi, kebebasan dapat kita rumuskan secara deskriptif sebagai kemampuan
manusia untuk mengatur perilaku dan kehidupannya menurut kehendaknya
sendiri tanpa dibatasi atau dihalangi.60
Kesejahteraan sosial, dalam UUD 1945 (pasal 33) bab XIV kesejahteraan
sosial diuraikan dasar demokrasi ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama azas
kekeluargaan dan bangun perusahaan yang sesuai dengan koperasi. Sebagai negara
aktif berfungsi dalam bidang kemakmuran rakyat dan keadilan sosial, artinya tidak
menyerahkannya kepada persaingan kekuatan dipasar bebas saja.61
Ke-Tuhanan merupakan sejarah istilah dan pengertian, pada suku-suku di
kawasan nusantara pengakuan Ke-Tuhanan dalam bentuk yang berbeda-beda sudah
terdapat pada zaman purbakala, lama sebelum agama Hidu, Buddha, Islam dan
60A. Heuken SJ, et all, op.cit., hlm. 244-245. 61 Ibid., hlm. 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kristen menginjak bumi Indonesia. Beraneka nama digunakan untuk menyebut
Yang Mahatinggi, misalnya Ompu Tuan Mula Jadi Na Bolon atau Debata (di
Sumatra, Batak), Sang Hyang Widhi Wasa (di Bali) atau Puang Matna dan To
Kantanan (di Sulawesi, Toraja). Menurut penyelidikan W. Schmidt (Wina), seorang
antropolog terkenal, paham Ke-Tuhanan sudah terdapat pada zaman yang paling
kuno. Maka, tepatlah bahwa Ke-Tuhanan digali dari khazanah keagamaan bangsa
kita yang paling tua. Agama dan kepercayaan, sebagai perwujudan Ke-Tuhanan
sangat erat barkaitan dengan nilai-nilai dan pandangan kehidupan kemasyarakatan
seluruhnya.62
Politik, dalam pengertian Yunani merupakan aktivitas membangun
kebijakan publik diantara orang-orang merdeka. Muncul diluar batas-batas
kekaisaran-kekaisaran awal, yaitu pertama kali di kota-kota Yunani kuno sekitar
tahun 700- hingga 500 SM. Kata politik sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
polis yang berarti kota, atau negara kota yang kerap dipusatkan di lokasi yang
strategis dan dilindungi oleh pasukan penjaga.63 Sedangkan arti politik menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah: pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau
62 Ibid., hlm. 24. 63 Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan Sistem dan Bentuk Pemerintahan di Dunia Jilid I, Jakarta : PT Lentera Abadi, 2010 , hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kenegaraan yang menyangkut dengan sistem pemerintahan, dasar pemerintahan
menyangkut tindakan, kebijakan dan siasat.64
Pancasila, menurut ensiklopedi Politik dijelaskan, yaitu: Filsafat negara
Republik Indonesia, berarti lima asas atau dasar negara. Kelima asas atau dasar itu
ialah: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kedaulatan rakyat, Kebangsaan, Keadilan
sosial dan Perikemanusiaan.65 Pancasila, adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.66 Pancasila dasar negara
Indonesia, sebagai dasar fundamental-foundation of state mencakup dan
memancarkan suatu pola rangkaian sistem pemikiran, cita-cita dan keyakinan bulat
yang saling berkaitan.67 Pancasila berasal dari khasanah sejarah bangsa Indonesia,
jauh sebelum agama-agama besar mulai menyebarluas di bumi Indonesia. Pancasila
sebagai satu kesatuan maupun lima silanya satu persatu berakar dalam hidup sosio-
budaya bangsa. Pada hakikatnya menurut Soekarno Pancasila bukanlah dilahirkan
tetapi timbul atau bangkit kembali.68
64 Hasan Alwi (Red), op.cit,. hlm. 886. 65 Tatang Sastrawiria dan Haksan Wirasutisna, Ensiklopedia Politik, Jakarta: Perpustakaan Perguruan Kem. P.P dan K., 1955, hlm. 222. 66 http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila, diakses pada tgl 5 Juni 2012
67 N.N. Ensiklopedi Nasional Jilid 12 1990. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, hlm. 94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Marhaenisme merupakan gabungan dari beraneka faham, menampung
banyak aliran supaya dapat membentuk sebuah gerakan rakyat. Dicetuskan oleh
Soekarno (1927) sebagai teori perjuangan revolusioner. Istilah Marhaen sendiri
diambil dari nama seorang petani miskin dari desa Tjigereleng, Bandung.69
Marhaenisme juga berarti ideologi yang menentang penindasan manusia atas
manusia dan bangsa atas bangsa. Walaupun sejatinya definisi ini pada masa
sekarang telah berkembang dan dibahas dalam Marhaenisme Kekinian. Merupakan
ideologi yang dikembangkan dari pemikiran Soekarno. Ajaran ini menggambarkan
kehidupan rakyat kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang
hidupnya selalu dalam cengkraman orang orang kaya dan penguasa. Marhaenisme
pada esensinya sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk dari Sosio-Nasionalisme,
Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa.70
Marxisme, adalah suatu kumpulan ajaran-ajaran yang menjadi dasar
sosialisme dan komunisme abad ke-19 dan abad ke-20. Tujuan utama dari usaha
Marx ialah menghapuskan kapitalisme, yang pada abad ke-19 sangat merugikan
kaum proletar. Menurut Marxisme manusia bukan suatu pribadi yang bernilai
karena ia manusia, yakni suatu mahkluk rohani yang mempunyai tujuan
transenden.71
69A. Heuken SJ, et all, Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila Jilid III, op.cit., hlm. 139-140. 70 http://id.wikipedia.org/wiki/Marhaenisme, diakses pada tgl 5 Juni 2012
71 A. Heuken SJ, et all , op.cit., hlm. 142.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Imperealisme adalah, aliran politis yang bermaksud dan berusaha untuk
memperluas daerah negara atau memperbesar pengaruh politik serta ekonominya.
Dengan demikian, kaum imperealis mengurangi kemerdekaan bangsa-bangsa lain.
Tersebarnya imeperalisme pada abad ke-19 memiliki hubungan erat dengan
kapitalisme dan kolonialisme.72 Imperealisme juga berarti, suatu cita-cita dari suatu
negara untuk meluaskan kekuasaannya atas negeri-negeri lain. Kekuasaan ini
berupa politik, militer, atau ekonomi.73
Kolonialisme, adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah
dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi
dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga
menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk
melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa
moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan. Pendukung dari
kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang
dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang
dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi.74 Bentuk kolonialiesme sendiri
72 Ibid., hlm. 138. 73 Tatang Sastrawiria dan Haksan Wirasutisna, op.cit., hlm. 120. 74 http://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme, diakses pada tgl 28/07/2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sangat erat hubungannya dengan timbulnya kapitalisme.75 Kapitalisme sendiri
digunakan untuk sistem ekonomi dan sistem sosial.76
F. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
sejarah, dengan melalui tahap-tahap berikut:
a. Pengumpulan sumber (Heuristik)
Bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
Adapun sumber primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah : Risalah
Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22
Agustus 1945, Pancasila Sebagai Dasar Negara, Pantjasila Dasar Filsafat
Negara Republik Indonesia, Tjamkan Pantja Sila! Pantjasila Dasar Falsafah
Negara, Uraian Pancasila di Lengkapi dengan Dokumen Lahirnya Pancasila 1
Juni 1945, Pantjasila Dasar Filsafat Negara, Dibawah Bendera Revolusi,
Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-1957,
Indonesia Menggugat.
75 A. Heuken SJ, et all., op.cit., hlm. 54. 76 Ibid., hlm. 213.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sedangkan sumber sekunder diantaranya ialah: Sejarah Pemikiran Tentang
Pancasila, Soekarno Biografi 1901-1950, Bung Karno Putera Fajar,
Mohammad Hatta Kumpulan Pidato II Dari tahun 1951-1979, Sari Pandangan
Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia dari Sokrates hingga Ir. Soekarno,
dan Hukum Tatanegara Sistem Pemerintahan Negara.
b. Kritik Sumber (Verifikasi)
Tahap selanjutnya ialah verifikasi, ialah pengujian terhadap data-data
yang ada untuk mengetahui apakah data tersebut dapat dipertanggung
jawabkan kebenaran dan keasliannya atau tidak. Tahap ini dibagi menjadi dua
macam yaitu, otentisitas atau keaslian sumber (kritik ekstern), dan kredibilitas,
atau bisa dipercaya (kritik intern).77 Kritik ekstern digunakan untuk
membuktikan keaslian sumber yang akan digunakan. Kritik intern dilakukan
untuk meneliti apakah sumber yang digunakan dapat dipercaya kebenarannya.
Kritik intern ini dilakukan dengan cara membandingkan berbagai sumber
sehingga akan diperoleh fakta yang lebih baik, jelas dan lengkap.78
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan kelanjutan, setelah verifikasi. pada tahap ini
penulis melakukan penafsiran atas fakta-fakta yang telah diuji dan
menganalisis sumber agar dapat menghasilkan suatu peristiwa yang telah
77 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta : Bentang Budaya, 2001, hlm. 101. 78 Ibid., hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
teruji kebenarannya. Tujuan dari interpretasi ialah untuk mengurangi unsur
subjektifitas dalam penulisan sejarah. Interpretasi terdiri dari dua macam yaitu
analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan.79
d. Penulisan (Historiografi)
Tahap terakhir dari penelitian sejarah ialah penulisan sejarah.
Penulisanan ini merekonstruksi kejadian di masa lampau berdasarkan atas
fakta dan data dengan melalui suatu proses. Metode penulisan dalam skripsi
ini ialah dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Metode sejarah
deskriptif menekankan pada penemuan fakta-fakta sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. 80
2. Pendekatan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan tiga pendekatan, yaitu
pendekatan historis, yuridis dan politik. Pendekatan historis merupakan
kenyataan (sosio-historis), terdapat kemungkinan untuk melacak hakikat obyek-
obyek dalam kenyataan itu atau dengan kata lain esensi atau hakikat obyek-
79 Ibid, hlm. 103. 80 Mohammad Natsir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
obyek itu terletak di dalam sejarah.81 Pendekatan historis menggunakan sejarah
reskonstruktif, digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah dan kajian
terhadap berbagai narasi sejarah yang telah ada untuk menemukan kebenaran.
Selain itu sejarah reflektif, yang mempunyai pengertian sebagai pengambilan
kesimpulan umum terhadap berbagai kajian sejarah pada aspek-aspek kehidupan
yang berkembang. Pendekatan ini, digunakan untuk merekonstruksi pidato
Soekarno dalam menggali dasar negara Pancasila yang telah dipikirkannya sejak
ia menjadi mahasiswa di Bandung dan mulai terjun ke Panggung politik untuk
melawan pemerintah kolonial Belanda.
Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisa proses sidang BPUPKI
dan PPKI dalam merumuskan dan mengesahkan dasar negara dan UUD.
Pendekatan politik digunakan untuk melihat keberanian Soekarno saat
mendirikan PNI, sebagai awal dari kepemimpinannya dalam dunia politik
kemudian terus berlanjut hingga ia menggali Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Sejarah Pemikiran Soekarno Tentang Dasar Negara
Pancasila 1916-1945” ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
81 Ankersmith, F.R., Refleksi tentang sejarah terjemahan Dick Hartoko. Jakarta :Gramedia, 1987, hlm. 210.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Bab I : Berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Bab ini menjelaskan apa latar belakangnya dan bagaimana lahirnya
Pancasila sebagai dasar falsafah negara
Bab III : Bab ini menjelaskan apa latar belakangnya dan bagaimana sejarah
pemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila
Bab IV : Bab ini menyajikan uraian mengenai Problem kenegaraan apa saja
yang dikemukakan oleh Soekarno dan bagaimana penyelesainnya.
Bab V : Bab ini berupa kesimpulan dari penulisan permasalahan yang
diuraikan pada bab II, III dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB II
LATAR BELAKANG LAHIRNYA PANCASILA
SEBAGAI DASAR FALSAFAH NEGARA
A. Beberapa Kekuatan Aliran Dalam BPUPKI
Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kaiso Kuniaki
mengeluarkan sebuah kebijakan untuk memberi kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia dalam waktu dekat. Berita ini disambut baik oleh tokoh-tokoh nasional
seperti Soekarno, Oto Iskandardinata dan sebagainya. Sejak deklarasi Kaiso ini
pemerintah pendudukan militer Jepang mulai mengakui realitas Indonesia. Disisi
lain Jepang tidak bergerak dengan cepat memberikan kemerdekaan Indonesia. Hal
ini karena Jepang berpandangan bahwa janji itu lebih berharga bagi kepentingan
Jepang daripada perwujudannya.
Kemudian pemerintah Jepang mengumumkan berdirinya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas BPUPKI
adalah meneliti dan merumuskan kebijakan-kebijakan mengenai kelengkapan
politik dan birokratik yang diperlukan oleh sebuah negara baru. BPUPKI ini
beranggotan dari berbagai kelompok aliran yang ada di Indonesia. Tiap kelompok
ini saling memperjuangkan ideologinya masing-masing dalam membentuk dasar
negara Indonesia yang merdeka. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
pendidikan yang didapat dari beberapa tokoh elit politik Indonesia. Disamping itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
juga para elit politik Indonesia juga dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan yang berkembang dari luar negeri.1
a. Perkembangan dan Pengaruh Pemikiran Dunia
Banyak pemikiran yang membentuk perkembangan mengenai Pancasila.
Pemikiran mengenai Pancasila terjadi pada abad ke XX, suasana pada waktu
itu banyak dipengaruhi oleh pemikiran barat yang memiliki sejarahnya sendiri
di Indonesia. Alam pikiran barat tersebut telah memberikan sumbangan yang
cukup besar bagi para anggota BPUPKI dan para pejuang bangsa lainnya.
Alam pikiran Eropa atau barat yang modern pada saat itu masuk ke Indonesia
dengan caranya sendiri. Sehingga sejarah pemikiran Pancasila dapat
direalisasikan berdasarkan pengaruh alam pikiran Eropa dan disesuaikan
dengan alam pikiran masyarakat Indonesia pada umumnya. 2
Aliran-aliran pemikiran Eropa yang ada di Indonesia pada saat itu
menjadi latar belakang sejarah yang amat penting bagi perkembangan bangsa
Indonesia dalam menentukan pemikiran dasar negara Pancasila. Perkembangan
pemikiran Eropa tumbuh apad awal abad ke XX, kemudian menjadi mata
rantai dari pertumbuhan kebudayaan Eropa modern. Kebudayaan Eropa
modern diawali oleh gerakan Renaissance yang selanjutnya diikuti oleh
gejolak-gejolak di dalam pemikiran pengetahuan, politik dan keagamaan.
Pertumbuhan kebudayaan Eropa modern pada abad XIV melahirkan dua aliran
1 R. E. Elson., The Idea of Indonesia, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2008 , hlm. 157. 2 A.M.W. Pranarka, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and Internasional Studies, 1985, hlm. 261.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pemikiran utama Rasionalisme dan Emperisme. Pada akhirnya pada periode ini
melahirkan pemikir-pemikir yang mempunyai pengaruh amat besar di dalam
pandangan-pandangan mengenai hukum, negara dan masyarakat, seperti:
Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu, Voltaire, Rousseau dll.
Pertumbuhan rasionalisme dan emperisme, disertai dengan makin memudarnya
suasana abad pertengahan. Sehingga menumbuhkan suatu gerakan yang
dikenal dengan Aufklarung sebagai suatu gerakan kebudayaan yang berpangkal
pada otonomi dan independensi pengetahuan manusia. Aufklarung percaya,
bahwa pengetahuan manusia dapat membangun dunia dan masyarakatnya serta
mampu menjadi sumber dari perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri.
Pada masa Aufklarung bersamaan dengan perkembangan Rasionalisme dan
Emperisme terkenal ajaran-ajaran besar yang terkenal, adalah manusia sebagai
individu, hak-hak asasi, kebebasan, persamaan, kontrak sosial, republik,
demokrasi, trias politika, konstitusi dan hukum kodrat.
Pertumbuhan kebudayaan Eropa modern pada abad XIV melahirkan dua
aliran pemikiran utama Rasionalisme dan Emperisme. Pada akhirnya pada
periode ini melahirkan pemikir-pemikir yang mempunyai pengaruh amat besar
di dalam pandangan-pandangan mengenai hukum, negara dan masyarakat,
seperti: Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu, Voltaire, Rousseau dll.
Pertumbuhan rasionalisme dan emperisme, disertai dengan makin memudarnya
suasana abad pertengahan. Sehingga menumbuhkan suatu gerakan yang
dikenal dengan Aufklarung sebagai suatu gerakan kebudayaan yang berpangkal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pada otonomi dan independensi pengetahuan manusia. Terjadinya revolusi
Perancis pada akhir abad ke- XVIII sampai pada awal abad ke-XIX merupakan
peristiwa yang sangat luas pengaruhnya, bukan saja bagi Eropa namun juga
terhadap perkembangan di dunia. Konsep egalite, fraternite et liberte telah
menjadi cikal-bakal mengenai perkembangan pemikiran politik, otonomi
individu, hak-hak asasi, demokrasi, pembagian kekuasaan, republik dan
konstitusi. Revolusi Perancis memiliki corak dasar anti-kerajaan dan anti-
klerikal mampu menumbuhkan gerakan nasionalisme di Eropa, merupakan
perjuangan kearah hak-hak asasi, kemerdekaan, republik dan konstitusi.
Munculnya Kapitalisme dan Liberalisme memacu pertumbuhan
ekonomi serta melahirkan suatu Revolusi Industri yang terkait dengan modal,
teknologi, pasar dan perdagangan. Dampak dari lahirnya Revolusi Industri
sangatlah luas baik bagi kedudukan manusia di dalam masyarakat maupun di
dalam pergaulan antar bangsa dan negara. Perkembangan Kapatalisme dan
Liberalisme melahirkan pemikiran baru mengenai ekonomi, masyarakat,
hukum dan negara. Berkembangnya sosialisme, di mana Marxisme menjadi
aliranran utama bagi tumbuhnya sifat radikal dan agresif. Pada akhirnya
seluruh pertumbuhan dan perkembangan tersebut menyebabkan adanya suatu
ikatan yang semakin erat satu sama lain, diantaranya ideologi, politik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ekonomi. Perkembangan tersebut juga memacu tumbuhnya kekuatan dan
kekuasaan di Eropa, yaitu kolonialisme dan imperealisme.3
b. Masuknya Pemikiran Barat ke Indonesia
Masuk dan tumbuhnya kekuasaan Barat di Indonesia, sesungguhnya
telah dimulai sejak kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di Malaka. Hal ini
dapat kita lihat dalam agama dan perdagangan. Masyarakat Indonesia
melakukan interaksi sosial dalam perdagangan, dan agama nasrani pun
perlahan-lahan mulai dikenalkan di Indonesia. Lambat laun pemikiran-
pemikiran Eropa benar-benar masuk di Indonesia, terutama saat Belanda sudah
menjajah Indonesia. Banyak orang-orang Indonesia yang diberikan kesempatan
belajar dan menempuh pendidikan di Eropa seperti Mohammad Hatta, Suttan
Syahrir, Ahmad Soebardjo, Darmawan Mangoenkoesoemo dll. Orang-orang
Indonesia tersebut mulai berkenalan dengan elemen-elemen ideologi
Aufklarung, sebagai suatu ideologi sekuler (bukan keagamaan) yang terkait
erat pertumbuhannya dengan perkembangan rasionalisme, emperisme, idealism
dan positivisme.
Rasionalisme merupakan, aliran anggapan atau teori filsafat yang
menjunjung tinggi hasil pemikiran manusia tanpa memperdulikan pengalaman
pribadi, fakta dan data empiris. Berdasarkan pemikiran ini, bahwa pengetahuan
manusia terbentuk dan terjadi dari akal serta rasio.4 Empirisme, yaitu aliran
3 Ibid., hlm. 263-271. 4 Ensiklopedi Nasional Jilid 14, Jakarta : Cipta Adi Pustaka, 1990, hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
filsafat yang menitikberatkan pada pengalaman inderawi sebagai sumber
utama, asal-usul atau batasan pengenalan maupun pengetahuan manusia.5
Idealisme, biasa diterapkan pada suatu sistem atau ajaran yang beranggapan
bahwa prinsip atau dasar segala sesuatu adalah sesuatu yang terlihat, dalam arti
luas idealisme adalah pandangan praktis dan teoritis yang menekankan pikiran
pada jiwa, roh atau hidup.6 Positivisme, yaitu paham yang membatasi
pengetahuan manusia hanya pada hal-hal yang dapat diperoleh secara ilmiah.7
Ajaran-ajaran tentang hak-hak asasi manusia, kemerdekaan, persamaan
demokrasi, republik, hukum, negara dan konstitusi. Mereka banyak mengenal
ajaran-ajaran dari para pemikir-pemiran terkemuka di dunia. Masuknya
perkembangan pemikiran Eropa ke Indonesia memiliki peranan yang sangat
penting, karena orang-orang Indonesia bisa mengenal dan mempelajari
perkembangan pemikiran yang terjadi di Eropa.
Akan tetapi, sesungguhnya pengaruh Barat masuk ke Indonesia bukan
sebagai suatu masyarakat yang masih kosong. Bahwa sebelum pemikiran Barat
tersebut mempengaruhi perkembangan pemikiran di Indonesia, agama Hindu,
Buddha dan Islam yang lebih dulu berkembang dan mempengaruhi alam
pikiran Indonesia. Terutama Hindu dan Buddha yang telah lama tumbuh dan
berkembang di Indonesia, dimana keduanya telah membentuk unsur-unsur
pemikiran dan kebudayaan yang begitu kental menyatu dengan masyarakat,
5 Ibid., hlm. 107-108. 6 Ibid., hlm. 7. 7 Ibid., hlm. 354.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai simbol kebesaran bangsa Indonesia pada masa silam. Keduanya
merupakan unsur dari luar yang lebih dahulu masuk, dan telah membentuk
perkembangan alam pikiran serta kebudayaan dan masyarakat Indonesia.
Sebelum agama Hindu, Buddha, Islam dan Nasrani masuk ke Indonesia,
bangsa Indonesia pun telah terdapat masyarakat dan kebudayaan sendiri.
Dimana kemudian masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat dengan adat dan
kebudayaan yang tradisional. Jika kita menganalisis berbagai pemikiran yang
ada di Indonesia dalam kurun waktu yang begitu panjang terutama pada awal
abad ke-XX, bangsa Indonesia memiliki alam pemikiran yang sangat
majemuk. Di samping alam pikiran adat dan tradisional, di dalam masyarakat
Indonesia terdapat pengaruh-pengaruh Hindu, Buddha, Islam dan Nasrani dan
kemudian aliran-aliran dari ideologi Barat modern sekuler.8
c. Nasionalisme Indonesia
Ciri khas nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme ke-Timuran yang
tidak mementingkan diri dan memperkaya diri sendiri, sehingga dapat
merugikan orang lain. Nasionalisme sejati saling bekerjasama antar golongan
melawan kapitalisme dan imperealisme Barat. Wajib bekerja untuk keselamatan
negara dan rakyatnya. Bukan nasionalisme Barat yang bersifat agresif saling
menyerang, mengejar kemauan sendiri demi kepntingan dan memperkaya diri
8A.M.W. Pranarka.,op.cit., hlm. 271-273.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sendiri, karena nasionalisme yang demikian pasti akan binasa.9 Nasionalisme
sebagai bentuk dari kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi
Utomo pada 1908. Didirikan oleh seorang dokter Jawa, yaitu Wahidin
Sudirohoesodo dan didukung oleh mahasiswa kedoketeran STOVIA. Budi
Utomo sebagai organisasi modern yang menumbuhkan kesadaran nasionalisme
dan terorganisir dalam suatu gerakan menentang kekuasaan kolonial Belanda.10
Budi Utomo menghendaki pendidikan rakyat, sehingga dapat terangkatlah
harkat, derajat dan martabatnya.11 Berawal dari pergerakan Budi Utomo inilah,
kemudian bermunculan berbagai organisasi lainnya yang memiliki semangat
perjuangan bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia. Dalam diri Soekarno
tumbuh jiwa nasionalisme, semenjak muda ia mengalami pergumulan batin
yang besar. Menurutnya diskriminasi-diskriminasi dan peghinaaan yang
dilakukan oleh kekuasaan kolonial meninggalkan luka mendalam bagi harga
diri bangsa Indonesia.
Soekarno sangat membenci kekuasaan kolonial, ia bertekad untuk untuk
menghancurkan rasa nista dan penghinaan terhadap rakyat Indonesia.12 Oleh
Soekarno kaum nasionalis diajak bersama-sama meyeleraskan pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dan mewujudkan persatuan. Persatuan antar
semua golongan untuk satu tujuan, yaitu perbaikan nasib bangsa Indonesia. 9 Soekarno, Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-1957 , Jakarta: Panitia Pembina Djiwa Revolusi, hlm. 16. 10Legge John .D., Sukarno Sebuah Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm. 58. 11G. Moedjanto, Dari Pembentukan Pax Neerlandica sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2003, hlm. 73-76. 12Legge John .D., op.cit., hlm. 47-48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Mengangkat kehidupan rakyat Indonesia agar menjadi tuan di negerinya
sendiri, cukup sandang, pangan dan papan. Tidak lagi miskin, lapar dan
menderita akibat kekejaman dan diskriminasi pemerintah kolonial.
Soekarno menjadi anggota Tri Koro Dharmo pada tahun 1915,
merupakan perkumpulan pemuda di mana yang diterima sebagai anggota hanya
anak-anak sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan Madura.
Gerakan ini didirikan oleh dr. R. Satiman Wiryo Sandjoyo, Kadarman dan
Sunardi beserta kaum muda lainnya. Merupakan gerakan pemuda pertama yang
sesungguhnya, sebab mereka merasa tidak puas terhadap Budi Utomo yang
condong menjadi perkumpulan kaum tua. Dalam perkembangannya pada tahun
1918 Soekarno mengganti Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java.
Sejalan dengan munculnya Jong Java berdiri pula perkumpulan-
perkumpulan pemuda berdasarkan kedaerahannya seperti pasundan, Jong
Sumatra Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon dll. Jika ditelisik
lebih lanjut berawal dari gerakan-gerakan pemuda inilah nasionalisme
Indonesia berkembang dengan sepenuhnya. Para pemuda Indonesia memiliki
cita-cita dan tujuan yang sama, yaitu ingin menuju pada arah kemajuan
Indonesia. Berawal untuk memajukan budaya dan daerah masing-masing,
kemudian berlanjut menuju pada persatuan bangsa yang dituangkan dalam
suatu wadah.13
13 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia V, Jakarta: Balai Pustaka,1993, hlm. 190-193.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bersamaan dengan kegiatan politik Soekarno para pemuda
melaksanakan Kongres pertama untuk mencapai persatuan pemuda dari seluruh
Indonesia, ialah Kongres Pemuda Indonesia I yang diadakan pada tahun 1926
di Jakarta. Kongres tersebut dilantik oleh Jong Indonesia Kongres Komite,
tujuan dari Kongres ini ialah menanamkan semangat kerjasama antara
perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar persatuan Indonesia
dalam arti yang luas. Para pemuda kembali melaksanakan Kongres Pemuda
Indonesia II pada tahun 1928 yang menggabungkan segala bentuk perkumpulan
pemuda Indonesia. Kongres tersebut menghasilkan sumpah pemuda yang
terkenal dengan Sumpah Pemuda.14 Hasil dari keputusan Sumpah Pemuda
ialah:
1. Kami Putera-Puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah
Indonesia.
2. Kami Putera-Puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Putera-Puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
Dengan hasil keputusan tersebut, disepakati bersama bahwa keyakinan
asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.
14 Ibid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Keyakinan tersebut diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya, yakni
kemauan, sejarah, Bahasa, Hukum adat, pendidikan dan kepanduan.15
Gerakan pemuda ini semakin nyata, pada akhirnya menentukan tujuan
dengan berdirinya organisasi Indonesia Muda. Indonesia Muda memutuskan
untuk tidak akan turut segala aksi politik, dan anggota dilarang pula melakukan
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan politik. Azas dari Indonesia Muda
adalah kebangsaan dan tujuannya adalah Indonesia raya. Jiwa nasionalisme
telah tumbuh pada jiwa bangsa Indonesia sejak lama. Lambat laun nasionalisme
itu berproses bersama para pemuda, untuk menentukan suatu sikap dan tujuan
dalam mencapai persatuan dan perbaikan nasib bangsa Indonesia. Dalam
kemajemukan bangsa,pemuda Indonesia bersatu Pada akhirnya jiwa
nasionalisme itu pula yang akan membawa bangsa Indonesia pada sebuah
kemerdekaan.16
Nasionalisme Indonesia pada hakikatnya berbeda dengan gerakan
perlawanan sebelumnya terhadap kekuasaan Belanda. Misalnya perang Jawa
1825-1830 yang merupakan gerakan perlawanan yang bersifat lokal.
Nasionalisme baru muncul pada awal abad ke-20, di mana telah melibatkan
hampir seluruh wilayah jajahan yang dikuasai Eropa. Gerakan perlawanan yang
15 A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 275. 16 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, loc.cit,.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dilakukan tidak hanya menentang kekuasaan kolonial, tetapi juga memikirkan
dan mengembangkan pandangan baru yang sadar akan kepribadian nasional.17
Kata Indonesia berasal dari bahasa Latin, yaitu Indus yang berarti
“Hindia” dan bahasa Yunani. Pertama kali dikenalkan oleh etnolog Inggris
James Richardson Logan pada tahun 1850 ketika ia menulis buku mengenai
bangsa yang tinggal di kepulauan penghasil rempah-rempah. Logan
menggabungkan kata “India” yang waktu itu diartikan oleh kebanyakan orang
Barat sebagai daerah penghasil rempah dengan kata “nesos” yang berarti
kepulauan. Dengan menggabung dua kata itu, terciptalah nama “Indonesia”.
Sejak saat itu James Richardson Logan secara konsisten menggunakan nama
“Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah
ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Orang pertama yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia”
adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri
Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische
Persbureau.18Istilah Indonesia kembali popular pada tahun 1922 atas inisiatif
Mohammad Hatta. Seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi
Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Belanda yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah
17 Legge John .D., loc.cit,. 18 Robert Cribb dan Audrey Kahin, Kamus Sejarah Indonesia, Jakarta: Komunitas Bambu, hlm 180-181; Abdul Hamid et all, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hlm. 69; http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia, diakses pada tgl 11/01/2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
nama menjadi Indonesische Vereeniging dan pada tahun 1925 dipakai juga
nama Perhimpunan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama
menjadi Indonesia Merdeka pada tahun 1924.19
Langkah Soekarno dalam dunia politik, ialah dengan mendirikan
Algemeene Studie Club pada tahun 1926. Terinspirasi dari Indonesische Studie
Club yang didirikan oleh Soetomo. Algemeene Studie Club memainkan peranan
yang sangat penting dalam mengembangkan gerakan nasionalis sekuler.
Organisasi ini lebih menanamkan pada masalah-masalah politik daripada
pendidikan karena anggotanya yang berpikiran radikal.20 Namun, menurut
penjelasan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, tujuan dari Algemeene
Studie Club adalah tidak berpolitik, namun anggota-anggotanya secara
perseorangan boleh terjun kedalam dunia politik.
Kegiatan politik Soekarno semakin terasah, ketika ia menjadi
mahasiswa di Bandung. Di mana ia banyak bertemu dengan para tokoh-tokoh
politik seperti Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangukusumo dan Ki Hadjar
Dewantara. Kehidupan dan pemikiran tokoh-tokoh ini berpengaruh penting
terhadap Soekarno. Tokoh lain yang berpengaruh bagi Soekarno adalah Tan
Malaka, seorang anggota parlemen PKI. Tan Malaka seorang yang mempunyai
daya tarik bagi masa, interpretasinya yang tajam dalam penerapan teori marxis
19Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto ,op.cit., hlm. 195-196; http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia, diakses pada tgl 11/01/2013 20Peter Kasenda, Soekarno Muda Biografi Pemikiran 1926-1933, Jakarta: Komunitas Bambu, 2010, hlm. 21-22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dalam situasi di Hindia, menjadikan Tan Malaka seorang yang mempesona
Soekarno. Dari Tjokroaminoto ia belajar tentang pelaksanaan kerukunan, dan
dari Ki Hadjar Dewantara ia menimba gagasan sintesis aliran pemikiran Barat
dan tradisional. Sedangkan dari Douwes Dekker ia memetik terpenting
pelajaran tentang “Nasionalisme” mendahulukan revolusi nasional, dengan
meyingkirkan semua pertimbangan konflik dalam masyarakat, dan
mempersatukan rakyat Hindia dalam suatu keseluruhan. Soekarno pun
menyerap gagasan nasionalisme sekuler menjadi aliran utama dalam pemikiran
nasionalisme Indonesia.
Mungkin pemikirannya tentang konsep “Marhaenisme” juga berasal dari
periode ini, yaitu konsep mencoba menyesuaikan Marxisme tentang proletariat
ke dalam situasi sosial masyarakat agraris. Bahkan Soekarno pun belajar dari
Alimin dan Semaun tentang Marxisme, dan beberapa persepsi tentang
imperialisme sebagai sistem kekuasaan. Di bawah pengaruh-pengaruh inilah
pemikiran-pemikiran politik Soekarno mulai tersusun secara teratur.
Algemeene Studie Club menjadi cikal bakal berdirinya PNI. Berdirinya PNI
didukung oleh tokoh-tokoh politik lainnya, seperti Tjipto Mangunkusumo
sebagai tokoh senior. PNI dibawah Soekarno memiliki beberapa gagasan yang
radikal dalam menentang kekuasaan kolonial. Gagasan merdeka dan
kemerdekaan politik, pada prinsipnya gagasan tersebut akan dipersatukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
perjuangan bersama untuk mencapai kemerdekaan.21 PNI dasarnya berazaskan
pada Marhaenisme atau kaum Marhaen yang memiliki sifat tidak serakah dan
mandiri,sedangkan esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk
dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi. Sosio-Demokrasi dikatakan oleh
Soekarno sistem yang tidak hanya melayani kepentingan elite, tetapi bertujuan
memperbaiki nasib rakyat yang berarti menghilangkan kemiskinan rakyat. Sosio-
Demokrasi mencakup demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, ide tersebut
merupakan usaha untuk kembali pada kekuatan sendiri. Sedangkan sosio-Nasionalisme
itu adalah bentuk perjuangan untuk memperbaiki keadaan-keadaan di dalam suatu
masyarakat, sehingga keadaan yang dulunya tidak baik menjadi sempurna, karena
tidak ada kaum yang tertindas, miskin dan sengsara.22
Debut politik Soekarno dalam Algemeene Studie Club menjadikannya
sebagai gerakan radikal. Ia berusaha menyatukan partai Komunis Indonesia
dengan Sarekat Islam, di mana ia membangun kekuatan untuk menentang rezim
kolonial dengan menulis rangkaian artikel berjudul “Nasionalisme, Islam, dan
Marxisme” dalam Indonesia Moeda. Soekarno mendesakkan pentingnya sebuah
persatuan nasional, suatu front bersama kaum nasionalis, Islamis dan Marxis
dalam perlawanan tanpa kompromi (non-kooperatif) terhadap Belanda.23
Kegiatan Soekarno dalam PNI, berusaha menggabungkan berbagai gerakan
kemerdekaan “mengusahakan kemerdekaan Indonesia sekarang”. Soekarno
21 Legge John .D.,op.cit., hlm. 84- 110. 22 Peter Kasenda.,op.cit., hlm. 53-54. 23 Seri Buku Tempo, Sukarno Paradoks Revolusi Indonesia, Jakarta: KPG dan Majalah Tempo, 2010, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berpidato dan berorasi menerangkan pada rakyat bahwa kehidupan Belanda
tergantung pada tanah jajahan, ia berusaha menyadarkan rakyat sehingga
semangat rakyat begitu menggelora untuk menentang kolonial Belanda. PNI
semakin berkembang pesat, dan pemerintah kolonial Belanda mulai curiga dan
kuatir terhadap kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh PNI. Hingga pada
akhirnya kecurigaan tersebut semakin bertambah, ketika pada akhir 1929
terdengar desas-desus tentang pemberontakan PNI terhadap kekuasan
pemerintah Belanda. Soekarno ditangkap bersama tokoh PNI lainnya dan
dijebloskan ke tahanan penjara Banceuy dengan tuduhan merencanakan
pemberontakan kepada Belanda.24
Pada tahun 1930 Soekarno mengungkapkan pleidoinya dihadapan
pengadilan kolonial. Soekarno menentang imperalisme dan kapitalisme
Belanda, ia membeberkan semua tentang kejahatan-kejahatan pemerintah
Belanda dan kerugian-kerugian bangsa Indonesia di mana Belanda memeras
keuntungan dari suatu bangsa yang lebih rendah tingkat kemajuannya. Akibat
imperealisme dan kapitalisme Belanda tersebut Indonesia dimonopoli
perdagangannya dan kepentingan-kepentingan penduduk pribumi sama sekali
tidak diperdulikan. Soekarno berhasil mempermalukan pemerintah kolonial
Belanda dengan membongkar kebusukan-kebusukannya selama menjajah
Indonesia.25 Walaupun pembelaan tersebut tidak lantas membuat Soekarno
24 Ibid., hlm. 19. 25 Soekarno, Indonesia Menggugat, Jakarta: S.K.Seno,1951, hlm. 27-33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dibebaskan dari hukuman penjara, namun hal tersebut mendapat perhatian yang
sangat besar dari seluruh lapisan masyarakat dan menjadi proses yang
menggetarkan bagi dunia politik Indonesia dan negeri Belanda. Pembelaan
Soekarno dimuka pengadilan tersebut kemudian dibukukan dengan judul
“Indonesia Menggugat”.26
B. Pancasila Disampaikan pada Sidang Umum BPUPKI
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, pemimpin-pemimpin
Pergerakan Nasional Indonesia, memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan
rezim asing yang menguasai negeri ini. Keinginan untuk mempersiapkan rakyat
guna merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mula-mula Pergerakan
Nasional Indonesia praktis dibekukan sama sekali oleh pemerintah Jepang
bendera Merah Putih, dilarang berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh
dinyanyikan. Tindakan-tindakan tersebut diambil oleh Jepang, setelah kekuasaan
Jepang terkonsolidasi menyusul meyerahnya angkatan perang Belanda. Pada
akhir tahun 1942, Blitzkrieg atau perang kilat angkatan perang Jepang di seluruh
daerah Asia Pasifik telah dapat dihentikan oleh angkatan perang sekutu, dan pihak
Jepang mulai beralih strategi defentif. Tahun 1943 situasi mereka makin lama
makin buruk, karena pasukan-pasukannya pada umumnya telah terdesak di semua
front, sedangkan kekuatan mereka sudah habis.27
26 Solichin Salam, Bung Karno Putera Fajar, Jakarta: Gunung Agung, 1986, hlm. 60-61. 27Nugroho Notosusanto, Naskah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Menghadapi situasi yang demikian, Jepang berusaha merangkul rakyat
Asia yang mereka duduki negaranya.28 Pada tanggal 7 September 1944 Perdana
menteri Koiso atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan
Indonesia di kemudian hari. Menurut rencana Jepang akan memberikan pada
bulan September 1945.29 Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada mereka,
meskipun kemerdekaan itu ada dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia
Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon.
Dalam rangka janji kemerdekaan tersebut, pihak Jepang memberikan
keleluasaan bergerak kepada pemimpin-pemimpin Pergerakan Nasional
Indonesia. Hingga pada akhirnya, pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah Jepang
meresmikan terbentuknya Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas dari badan ini adalah untuk
mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi-segi
politik, ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lainnya, yang dibutuhkan dalam
usaha pembentukan negara Indonesia Merdeka.30 BPUPKI diketuai oleh Dr.
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan R.P. Soeroso dan seorang Jepang
bernama Itjibangse selaku wakil-wakil ketua. Jumlah anggota lebih dari 60 orang,
28 Ibid., hlm. 19. 29 Lembaga Soekarno-Hatta., Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, Jakarta: Inti Idayu Press,1984, hlm. 14. 30 A.M.W. Pranarka, op.cit., hlm. 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
termasuk didalamnya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin,
Soepomo dan lain-lain.31
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
melakukan dua kali masa sidang secara resmi, yaitu:
Masa sidang I : 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
Masa sidang II : 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945.32
Sedangkan sidang tidak resmi, hanya dihadiri oleh 38 orang anggota
BPUPKI, berlangsung dalam masa reses antara sidang pertama dan sidang kedua,
untuk membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sidang
tersebut dipimpin oleh anggota BPUPKI Soekarno.33
Di dalam sidang umum pertamanya, para anggota BPUPKI berbicara serta
membahas macam-macam hal yang ada kaitannya dengan persiapan Indonesia
merdeka, antara lain tentang syarat-syarat hukum suatu negara, bentuk negara,
pemerintahan negara dan dasar negara. Pembicaraan dan pembahasan mengenai
dasar negara merupakan salah satu sidang umum yang pertama, oleh karena dasar
negara tersebut dipertanyakan oleh ketua BPUPKI, Radjiman Widyodiningrat.
Terhadap pertanyaan ketua mengenai dasar negara Indonesia, banyak anggota
31 Nugroho Notosusanto., loc.cit. Sidang pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 dan dilaksanakan di Jalan Pejambon Jakarta, bertempat di gedung Tyuuoo Sangi-In (sekarang gedung Departemen Luar Negeri), sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 28 Mei 1945, telah dilangsungkan upacara peresmian BPUPKI di depan gedung yang sama. 32 Lembaga Soekarno-Hatta., op.cit., hlm. 15. 33 Saafroedin Bahar., et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. hlm. xvii.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
merasa keberatan, karena khawatir bahwa pembicaraan akan menjadi perdebatan
filosofi, dan hanya akan menunda-nunda kenyataan Indonesia Merdeka.
Tentang dasar negara itu, sekurang-kurangnya ada tiga anggota yang
mengemukakan gagasan/pendapatnya, yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.34
a) Gagasan Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada sidang umum pertama BPUPKI, tepatnya pada tanggal 29 Mei
1945 Muhammad Yamin mendapatkan kesempatan yang pertama untuk
mengemukakan gagasan atau pendapatnya di depan seluruh anggota BPUPKI.
Dalam pidatonya ia mengungkapkan, bahwa rapat panitian penyelidikan
Indonesia Merdeka ini memberi peringatan pada kita, bahwa kewajiban yang
terpikul diatas kepala dan kedua bahu kita, ialah suatu kewajiban yang sangat
teristimewa. Sekiranya sumbangan rohani daripada kita berhasil memberi
akibat yang sempurna. Zaman yang gemilang bagi rakyat Indonesia
seluruhnya dan akan memunculkan suatu negara peradaban yang makmur dan
bersifat adil. Kita mendirikan negara Indonesia atas keinsyafan akan
pengetahuan yang luas tentang seluruh Indonesia. Besar keyakinan saya,
bahwa kita semua jangan memutuskan harapan masyarakat Indonesia yang
ingin merdeka dan ingin bernegara berdaulat.35
34 A.M.W. Pranarka, op.,cit, hlm. 25-26. 35 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dalam menyampaikan pidato di hari pertama sidang umum BPUPKI
Mohammad Yamin mengemukakan lima gagasan atau pendapatnya. Di
tengah penyampaian pidato tersebut, terjadi perdebatan dialog antara Soeroso
sebagai wakil ketua yang mengatakan, bahwa Mohammad Yamin
menyimpang dari penjelasan dasar negara yang diinginkan oleh ketua. Suroso
mengatakan, bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah bentuk negara dan
susunan pemerintahan yang juga membahas soal penduduk, hal tersebut bisa
dibicarakan lain waktu karena yang terpenting saat ini adalah dasar negara
Indonesia. Namun Mohammad Yamin bersikukuh jika hal tersebut penting
dan masuk akal sebagai pembentukan negara. Merasa jika Mohammad Yamin
tidak mengerti apa yang diinginkan oleh ketua, yakni dasar negara Suroso
mengatakan bahwa sebaiknya Yamin tunduk pada ketua, dan hal tersebut
dijawab oleh Yamin bahwa ia turut tapi tidak tunduk.36 Gagasan yang
disampaikan oleh Yamin, antara lain:
1. Peri- Kebangsaan
Indonesia merdeka, sekarang-Nationalisme lama dan baru dasar
negara Sriwijaya dan Majapahit--perubahan zaman-dasar peradaban
Indonesia--tradisi tata negara yang putus--Etat national-etats puissances--
kesukaran mencari dasar asli--cita-cita yang hancur di medan perjuangan.
Kebangsaan Indonesia mengharuskan dasar sendiri.
36 Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Djilid I, Jakarta: Yayasan Prapantja, 1959, hlm. 100-105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Peri-Kemanusiaan
Kemajuan kemerdekaan-kemerdekaan akan menghidupkan
kedaulatan negara--anggota keluarga--dunia—status politik yang
sempurna—menolak dominion status, protectoraat,mandate, Atlantic
Charter pasal 3—status internasional yang berisi kemanusiaan dan
kedaulatan sempurna.
3. Peri-Ketuhanan
Peradaban luhur—Ber—Tuhan—dasar negara yang berasal dari peradaban
dan agama.
4. Peri-Kerakyatan
1) Permusyawaratan: surat Asysyura ayat 38—kebaikan musyawarat-
musyawarat dalam masyarakat dalam semasa khalif yang empat dan
sesudah itu—musyawarat bersatu dengan perintah agama.
2) Perwakilan: Dasar adat yang mengharuskan perwakilan-perwakilan
sebagai ikatan masyarakat di seluruh Indonesia-perwakilan sebagai
dasar abadi bagi tata negara.
3) Kebijaksanaan: Rasionalisme—perubahan dalam adat dan
masyarakat—keinginan penyerahan—Rasionalisme sebagai dinamika
rakyat.
a) Faham negara Indonesia: Membuang dasar negara filsafatiah (Plato,
Aristoteles, Thomas More)—6 gabungan dasar dan faham yang
ditolak—9 gabungan dasar dan faham yang diterima—kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
negara kesejahteraan rakyat Indonesia; dan terbentuknya republik
Indonesia yang berdasarkan nasionalisme unitarisme.
b) Pembelaan: Dasar syuriah menimbulkan perang jihad—perwakilan
secara adat menimbulkan tenaga keraman—kebijaksanaan teknik
dan siasat perang—balatentara kebangsaan Indonesia.
c) Budi negara: Dahulu dan sekarang –1. Setia negara—2. Percaya
akan tenaga rakyat—3. Ingin merdeka.
5. Kesejahteraan Rakyat
Keadilan sosial, kegembiraan dalam negara baru—perubahan bagi republik
rakyat kesejahteraan.37
Pada rumusan lebih lanjut Muhammad Yamin mengatakan bahwa
“pokok-pokok aturan dasar negara Indonesia haruslah disusun menurut watak
peradaban Indonesia. Di dalam pidatonya itu juga dibicarakan pula tentang
perikemanusiaan, Ketuhanan, permusyawaratan dan perwakilan. Ditegaskan
delapan paham Indonesia merdeka dan disinggung pula hal-hal yang
berkenaan dengan kehidupan ekonomi.38 Muhammad Yamin juga
menambahkan, bahwa ada tiga usaha yang harus dilakukan oleh BPUPKI
untuk mencapai “Indonesia Merdeka, sekarang”. Pertama, mengumpulkan
segala bahan untuk pembentukan negara. Kedua, adanya pengurus undang-
37 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 8-9 ; Muhammad Yamin, op.cit., hlm. 87-88. 38 A.M.W. Pranarka, op.cit., hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
undang dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu. Ketiga, menjalankan
isi hukum dasar negara itu dalam negara yang lalu terbentuk.39
Mengenai pidato Muhammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945, dalam
sidang umum BPUPKI telah menimbulkan polemik. Di mana dengan panjang
lebar Prof. Dr. Nugroho Notosusanto telah menguraikan proses perumusan
Pancasila dasar negara. Ia mengatakakan, bahwa Muhammad Yamin telah
mengucapkan pidato yang berisi sumbangan pikirannya, bahwa dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk adalah lima azas yang unsur-unsurnya sama
dengan dasar negara kita sekarang ini, yakni Pancasila. Yamin telah
memeperkenalkan lima azas itu tanpa memberi nama Pancasila, tidak seperti
halnya yang dilakukan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Penulisan
tersebut berdasarkan buku milik Yamin, yaitu “Naskah Persiapan Undang-
undang Dasar 1945“. Berdasarkan tulisan itu, Nugroho Notosusanto meyakini
pendapat tersebut, keyakinannya itu juga berdasarkan kata pengantar yang
ditulis oleh Presiden Soekarno dalam Naskah Yamin yang tertanggal 22 April
1959.
Mengenai kredibilitas naskah Yamin tersebut, mendapatkan tanggapan
serius dari sejarawan G. Moedjanto. Berdasarkan keterangan dari Prof.
Pringgodigdo yang mengatakan, bahwa Yamin pernah meminjam laporan
39St.Sularto dan D.Rini Yunarti, Konflik Di Balik Proklamasi, BPUPKI,PPKI Dan Kemerdekaan, Jakarta: KOMPAS, 2010, hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
stenografis sidang-sidang BPUPKI tetapi kemudian tidak pernah
dikembalikan. Didukung oleh interpretasi dari Mohammad Hatta yang
membenarkan, bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 Yamin telah mendahului
Soekarno saat berpidato tentang dasar negara. Tetapi isi pidatonya bukan yang
dimuat dalam bukunya, Hatta pernah membantah pengakuan Yamin dengan
menyatak Yamin licik. Ia dengan tegas mengatakan, bahwa hanya Soekarno
yang menjawab pertanyaan ketua BPUPKI Radjiman Wediodiningrat, pada
hari keempat pada tanggal 1 Juni 1945. Ia berpidato panjang lebar yang
lamanya 1 jam, berpokok pada Pancasila lima dasar. Pernyataan senada pun
dikatakan oleh mantan ketua BPUPKI sendiri, dan juga beberapa mantan
anggota BPUPKI. Maka utuk mengerti sejarah G. Moedjanto berusaha
mengingatkan perlunya memperhatikan:
1) Supaya berusaha secara sadar untuk tidak terbelenggu oleh ikatan-ikatan
sosial-politik atau ideologi tertentu supaya tidak berat sebelah.
2) Jika kesaksian (tidak mencukupi), janganlah memaksakan kesimpulan
secara definitif.
3) Tidak membuat kesimpulan-kesimpulan tanpa dasar pembuktian, atau
hanya mengajukan kesimpulan-kesimpulan logis (bukan historis). Karena
bukti-bukti yang dikumpulkan terbatas. 40
40Sekitar Tanggal dan Penggalinya Edisi kedua (Otensitas Pidato Yamin Di Depan Sidang Badan Penyelidik Tanggal 29 mei 1945), Jakarta: Yayasan Idayu, 1981, hlm. 17-18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b) Gagasan Soepomo (31 Mei 1945)
Soepomo menyampaikan pidatonya di depan seluruh anggota BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945, hanya berselang dua hari setelah penyampaian
pidato Muhammad Yamin. Sebelum mengungkapkan pendapatnya Soepomo
terlebih dahulu mengulas sedikit pembicaraan-pembicaraan yang sudah
disampaikan oleh para anggota sebelumnya.41 Dalam pidatonya Soepomo
mengatakan, bahwa jikalau hendak membicarakan tentang dasar sistem
pemerintahan yang hendak kita pakai untuk negara Indonesia. Maka dasar
sistem pemerintahan itu bergantung pada Staatsidee, yaitu dengan menurut
dasar apa negara Indonesia akan di dirikan?, menurutnya ada 3 permasalahan,
yakni:
1) Pertama, apakah Indonesia akan berdiri sebagai persatuan negara
(Eenheidsstaat) atau negara serikat (Bondstaat) atau sebagai persekutuan
negara (Statenbond).
2) Kedua, dipersoalkan perhubungan antara negara dan agama.
3) Ketiga, apakah Republik atau Monarkhi.
Menurut Soepomo, untuk menjawab permasalah tersebut, hendaknya
dibicarakan dasarnya negara Indonesia merdeka dan dasar pengartian
Staatsidee yang menjadi cita-cita negara. Menindaklanjuti persatuan negara
atau negara serikat atau tentang Republik atau Monarkhi, ia menyampaikan
tiga uraian teori tentang negara: 41 Ibid., hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1) Teori perseorangan, teori individualistis. Menurut aliran ini, negara ialah
masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara
seluruh seseorang dalam masyarakat itu (conttrat social). Susunan hukum
negara yang berdasar individualism terdapat di negeri Eropa Barat dan di
Amerika.
2) Teori golongan, negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan (suatu
klasse) untuk menindas klasse lain. Negara memiliki kedudukan ekonomi
yang paling kuat dan menindas golongan-golongan lain yang lemah.
3) Teori integralistik, teori yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, dan
Hegel. Menurut teori ini negara tidak diperuntukkan untuk kepentingan
satu golongan masyarakat saja, tetapi juga kepentingan masyarakat
seluruhnya. Negara merupakan susunan masyarakat yang integral, karena
semua golongan berhubungan erat satu sama lain dan untuk menjamin
keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai sebuah persatuan.42
Soepomo menjelaskan, bahwa pembangunan negara hendaknya
disesuaikan dengan corak keadaan umum pada masa sekarang dan harus
memiliki keistimewaan dengan keadaan umum itu. Berdasarkan nasihat
Soomubutyoo, negara yang akan berdiri janganlah meniru susunan negara
lain. Karena pada dasarnya setiap negara memiliki keistimewaan sesuai
dengan riwayat maupun karakter masyarakatnya. Ia memberikan contoh dasar
negara Dai Nippon, yang berdasarkan atas persatuan lahir batin yang kekal. 42 Muhammad Yamin., op.cit., hlm.110-111; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 32-33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Negara bersandar atas kekeluargaan dan dasar persatuan keluarga ini sangat
sesuai dengan corak masyarakat Indonesia.
Struktur masyarakat Indonesia asli, merupakan hasil daripada
penciptaan aliran pikiran atau semangat kebatinan bangsa Indonesia yang juga
memunculkan struktur kerohanian. Masyarakat Indonesia memiliki cita-cita
dalam persatuan hidup antara dunia luar dan dunia batin, antara Mikrokosmos
dan Makrokosmos. Para pejabat atau pemimpin bersatu-jiwa dengan rakyat
dan senantiasa wajib memegang teguh persatuan dan keseimbangan dalam
masyarakatnya. Senantiasa memberi bentuk (Gestaltung), rasa keadilan,
bermusyawarah dengan rakyatnya agar kebaikan selalu terpelihara. Negara
persatuan Indonesia, hendaknya memisahkan antara urusan negara dengan
urusan agama Islam. Karena Indonesia bukan negara Islam, mendirikan
negara Islam di Indonesia berarti mendirikan negara yang akan
mempersatukan golongan mayoritas, lalu bagaimana dengan golongan agama
kecil lainnya, seperti Kristen, Hindu, Buddha dan lain-lain. Negara Islam
tidak sesuai dengan cita-cita negara persatuan karena akan menimbulkan
perpecahan.
Dalam suasana persatuan tersebut antara rakyat dan pemimpin serta
semua golongan lapisan masyarakat diliputi oleh semangat gotong-royong dan
semangat kekeluargaan. Hubungan perekonomian berdasarkan negara
integralistik menggunakan sistem “Sosialisme negara” (Staatssocialisme).
Dalam lapangan ekonomi, negara harus bersifat kekeluargaan, karena hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tersebut merupakan ciri khas masyarakat timur. Sistem tolong menolong dan
koperasi hendaknya dipakai sebagai salah satu dasar ekonomi negara
Indonesia. Pada akhirnya pokok dari dasar yang diuraikan oleh Soepomo
untuk membangun negara Indonesia, adalah:
1) Hubungan negara dan agama,
2) Cara bentukan pemerintahan,
3) Hubungan negara dan kehidupan ekonomi43
c) Gagasan Soekarno (1 Juni 1945)
Sekitar 68 tahun yang lalu Soekarno berpidato sebagai anggota
BPUPKI, ia mengusulkan sekitar lima sila, yang diusulkan sebagai dasar
filsafat negara Indonesia merdeka.44 Soekarno mendapat kesempatan
menyampaikan gagasan atau pendapatnya di depan anggota BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945. Ia berusaha mengacu dan menepati permintaan ketua
BPUPKI Radjiman Widyodiningrat untuk mengemukakan dasar Indonesia
merdeka. Menurut Soekarno yang diminta oleh ketua adalah “Phlosfische
grondslag” atau “Weltanschauung”, merupakan fundamen, filsafat, pikiran
yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat untuk didirikan diatas Indonesia
merdeka. Arti “Merdeka” bagi Soekarno ialah “Political independence atau
Politieke onafhankelijkheid”.
43D.Rini Yunarti, BPUPKI,PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI, Jakarta: KOMPAS, 2003, hlm. 21-22; St. Sularto dan D. Rini Yunarti., op.cit., hlm. 29-32; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 33-43; A.M.W. Pranarka, op.cit., hlm. 29-30; Muhammad Yamin, op.cit., hlm. 111-120. 44P.Swantoro, Memperingati Lahirnya Pancasila, Jakarta: Basis Vol. XIV-XV, 1964-1966, hlm. 256.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Merupakan suatu jembatan, untuk menuju pada masyarakat yang adil
dan sempurna, tidak ada penindasan dan hisapan, tidak ada kapitalisme dan
imperialisme.45 Jembatan emas, merupakan gerakan Indonesia merdeka bagi
kaum Marhaen, kemerdekaan tersebut sepenuhnya menjadi hak kaum
Marhaen, demi kehidupan mereka yang lebih baik. Bukan untuk kesengsaraan
maupun ratap tangis.46 Soekarno mencontohkan tentang negara-negara yang
merdeka, di mana setiap negara memiliki perbedaan baik karakter, budaya,
maupun sejarahnya. Namun, ada persamaannya yakni sanggup
mempertahankan negaranya. Cara masyarakat Indonesia membela dan
mempertahankan tanah airnya, hanya dengan bambu runcing, namun hal
tersebut menjadi bukti bahwa mereka semua siap sedia mati agar bangsa
Indonesia bisa meraih kemerdekaannya. Dalam pidatonya Soekarno juga
mengungkapkan:
“Kita sekarang menghadapi satu saat yang maha penting. Tidakkah kita mengetahui, sebagaimana telah diutarakan berpuluh-puluh pembicara, bahwa sebenarnya internationaalrecht, hukum internasional, menggampangkan pekerjaan kita? untuk menyusun, mengadakan,mengakui satu negara yang merdeka, tidak ada syarat yang neko-neko, yang menjelimet, tidak! Syaratnya sekedar bumi, rakyat, pemerintah yang teguh! Ini sudah cukup untuk internationaalrecht. Cukup, saudara-saudara, asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh salah satu negara lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama: Merdeka. Tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu
45Soekarno, op.cit., hlm. 311. 46Ibid., hlm. 352-353.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahnya, sudahlah ia merdeka”.47
Melalui perkataannya itu, Soekarno ingin menunjukkan, bahwa
Indonesia memiliki semuanya itu, dan mampu mewujudkan cita-cita
Indonesia merdeka. Sekarang tinggal bagaimana bangsa Indonesia
mewujudkan negara yang merdeka itu, melalui proses sidang BPUPKI yang
telah di bentuk oleh pemerintah Jepang. Untuk mendirikan sebuah negara
dengan paham yang disetujui secara bersama-sama, tetapi tidak untuk satu
golongan saja, seperti golongan kaya, yang memberi kekuasaan kepada satu
golongan bangsawan. Bukan itu maksudnya! Tetapi bahwa tujuan mendirikan
negara adalah “semua buat semua” yang bernama kaum kebangsaan. Hal
inilah yang menjadi salah satu dasar pikiran dari Soekarno, yang selalu
mendengung dalam jiwanya, bukan saja didalam sidang BPUPKI yang
sedang berlangsung, akan tetapi sudah sejak tahun 1918, atau 25 tahun yang
lalu.48
Kemudian tiba saatnyalah Soekarno membentangkan pendapatnya, yaitu:
1. Dasar pertama, yang baik menurutnya dijadikan dasar buat negara
Indonesia ialah dasar Kebangsaan.
“Dasar pertama, jang baik didjadikan dasar negara buat Indonesia, ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu
47Departemen Penerangan RI, Lahirnya Pantja-Sila, Surakarta: Forum Komunikasi Persatuan Nasional Surakarta (F.K.P.N.S), 2001, hlm. 15; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 68. 48Departemen Penerangan RI ., op.cit., hlm. 18-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kebangsaan dalam arti jang sempit, tetapi saja menghendaki satu nationale staat, satu nationale staat Indonesia bukan berarti staat yang sempit. Sebagai saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan adalah orang bangsa Indonesia, bapak tuanpun orang Indonesia, nenek tuanpun bangsa Indonesia, datuk-datuk tuan, nenek-moyang tuanpun bangsa Indonesia. Di atas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti jang dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah kita dasarkan negara Indonesia”.49
Dasar nationale staat atau negara nasional, maksudnya adalah yang
meliputi seluruh kepulauan Indonesia, sebuah cetakan alam yang ada
dibumi khatulistiwa sebagai satu kesatuan. Sumatra, Jawa, Sunda,
Kalimantan, Sulawesi, itu bukan nationale staat, tetapi hanya Indonesia
secara keseluruhan, itulah satu nationale staat.50 Menurut Ernest Renan
syarat bangsa ialah “kehendak akan bersatu”, atau “le desir d’etre
ensemble”, yaitu segerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa
dirinya bersatu. Sedangkan menurut Otto Bauer, disitu ditanyakan “Was ist
eine nation? Dan jawanya ialah: “Eine nation ist eine aus
Schiksalsgemeinschaft erwachsene charaktergemeinschaft” (Bangsa adalah
satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib).51 Namun
timbul satu ilmu baru yang dinamakan Geopolitik. Geopolitik merupakan
dalil-dalil yang digunakan oleh Soekarno untuk memeperkuat pendapatnya
bahwa Indonesia harus menjadi satu nationale staat. Teori geopolitik ini,
diciptakan oleh Karl Haushofer, yang kemudian ditekankan oleh kaum nazi
49 Muhammad Yamin., op.cit., hlm 69. 50 Mohammad Hatta., Kumpulan Pidato II, Jakarta: Inti Idayu Press, 1983, hlm.195. 51 Departemen Penerangan RI., op.cit., hlm. 19-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Jerman menjadi “Blut und-Boden-Theori”. Teori ini sebetulnya sebagai
sendi bagi politik imperialism Jerman, tetapi sangat menarik juga bagi
kaum nasionalis Asia dan Indonesia untuk membela cita-cita kemerdekaan,
persatuan bangsa dan tanah air.52
Nationale staat di Indonesia secara keseluruhan, telah berdiri sejak
zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat ini pula bangsa
Indonesia mendirikannya secara bersama-sama dan mengambil sebagai
dasar yang pertama, yakni kebangsaan Indonesia. Namun pada
kenyataannya prinsip kebangsaan ini ada bahayanya, yakni ketika orang
meruncingkan nasionalisme menjadi Chauvinisme. Chauvinisme
merupakan rasa nasionalisme yang berlebih-lebihan dengan mudah akan
meningkat pada rasialisme dan menyempitkan cakrawala seseorang atau
bahkan suatu bangsa.53 Soekarno mengutip pernyataan Gandhi: “Saya
seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah peri kemanusiaan”, My
nationalism is humanity”. Kebangsaan yang dimaksudkan bukanlah
kebangsaan yang menyendiri, tetapi kebangsaan yang menuju pada
persatuan dunia dan persaudaraan dunia.54
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan”. Ia mengemukakan bahwa
internasionalisme berakar dari nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat 52 Mohammad Hatta.,loc.cit. 1983. 53A. Heuken SJ, et all, Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila Jilid II, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Karya, 1983, hlm. 158. 54 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme. 55
Dalam arti menegaskan, bahwa bangsa Indonesia tidak menganut paham
yang picik. Di mana kita harus menuju pada persaudaraan dunia,
kekeluargaan bangsa-bangsa. Internasionalisme bagi Soekarno ialah
“humanity”, Perikemanusiaan.56
3. Dasar ketiga ialah: Prinsip Mufakat, Dasar perwakilan, Dasar
permusyawaratan. Di jelaskan oleh Soekarno bahwa negara Indonesia
bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan
walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara “semua buat
semua”, “satu buat semua, semua buat satu”. Soekarno yakin, bahwa syarat
yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan
,perwakilan. Dengan cara ini diharapkan bangsa Indonesia dapat
memperbaiki segala hal, seperti dalam memelihara agama juga
keselamatan agama, dengan jalan membawa sistem pembicaraan,
permusyawaratan atau demokrasi didalam Badan Perwakilan Rakyat. Baik
Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan lainnya sama-sama berjuang dan
bekerja sehebat-hebatnya di dalam badan perwakilan.57
4. Dasar keempat: prinsip Kesejahteraan sosial, tidak ada kemiskinan didalam
Indonesia merdeka. Masyarakat Indonesia semuanya haruslah sejahtera,
semua kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi, sehingga mereka merasa
55 Departemen Penerangan RI., op.cit., hlm. 24- 25. 56 Mohammad Hatta.,op.cit., 1983. hlm. 197. 57 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 77-78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
nyaman berada di bumi Indonesia. Bukan kaum kapital yang merajalela
dan rakyat menderita. Seluruh rakyat memiliki hak politik dan hak
ekonomi yang sama, sehingga kehidupan masyarakat Indonesia sejahtera.
Soekarno menyatakan:
”Saudara-saudara, saya usulkan: kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politik-economische democratic yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud tentang Ratu- Adil? Yang dimaksud dengan faham Ratu-Adil ,ialah sociale rechtaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan, kurang pakaian, menciptakan dunia baru yang didalamnya ada keadilan, di bawah pimpinan Ratu-Adil. Maka oleh karena itu, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat, mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politik, saudara-saudara, tetapi pun diatas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama sebaik-baiknya. Saudara-saudara, badan permusyawaratan yang kita akan buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politieke democratic saja, tetapi yang bersama-sama dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid dan sociale rechtvaardigheid”.58
5. Prinsip yang kelima, ialah Ketuhanan: Soekarno mengajak seluruh bangsa
Indonesia untuk ber-Tuhan, masing-masing orang Indonesia hendaknya
ber-Tuhan dan menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap
rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni tiada “egoisme-
agama”. Dan hendaknya negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan. 58Ibid., hlm. 78-80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hendaknya mengamalkan dan menjalankan agama, baik Islam maupun
Kristen dengan cara yang berkeadaban. Berkeadaban untuk saling hormat-
menghormati satu sama lain. Dalam hal ini Soekarno mencontohkan:
“Nabi Muhammad SAW telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama-agama lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid itu. Marilah kita di dalam Indonesia merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan: bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan berbudi pekerti yang luhur, ke-Tuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujuai bahwa negara Indonesia merdeka berasaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa!”.59
Dalam pangkuan asas yang kelima ini, segenap agama akan
mendapatkan tempat sebaik-baiknya, ber-Tuhan, berbudaya, menghormati,
menghargai dan saling menjaga satu sama lain walaupun ada perbedaan
didalamnya.
Dasar negara telah diusulkan oleh Soekarno dan ia namakan
Pancasila. Sila yang artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah
bangsa Indonesia akan didirikan, kekal dan abadi. Soekarno menawarkan
sebuah alternatif, jikalau ada anggota yang tidak setuju dengan Pancasila,
maka akan diperas menjadi tiga saja, yakni dua dasar yang pertama,
kebangsaaan dan internasionalisme, kebangsaan dan perikemanusiaan,
diperas menjadi satu dan dinamakan socio-nationalisme. Demokrasi dan
59 Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kesejahteraan diperas menjadi satu dan dinamakan socio-democratie,
sedangkan yang ketiga adalah ke-Tuhanan.
Socio-nationalisme, socio-democratie dan ke-Tuhanan itu
dinamainya Trisila. Namun jika Trisila tersebut belum menjadi kehendak
dari para anggota, maka Soekarno mengusulkan alternatif lainnya, yaitu
Ekasila yang berarti “Gotong-royong”. Gotong royong adalah suatu faham
yang dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan. Kekeluargaan adalah satu
faham yang statis, tetap dalam gotong-royong menggambarkan suatu
usaha, suatu amal dan suatu pekerjaan secara bersama-sama saling bantu-
membantu demi kepentingan bersama. Prinsip gotong royong juga pada
hakikatnya mencakup semua golongan masyarakat, baik yang kaya
maupun yang tidak kaya, antara Islam dan Kristen, antara yang bukan
Indonesia tulen dengan peranakan, bersatu menjadi bangsa Indonesia. 60
Namun sekali lagi, baik Pancasila, Trisila dan Ekasila dikembalikan
lagi kepada seluruh anggota BPUPKI, manakah yang disetujui dan yang
diminati. Pada dasarnya prinsip-prinsip yang telah diutarakan oleh
Soekarno tersebut merupakan buah pemikiran yang telah sejak lama
menggelora dalam dirinya. Pola pemikiran yang begitu luar biasa,
merupakan sebuah bukti nyata, bahwa pengalamannya dalam dunia politik
yang sudah lama ia jalani, menjadikan ia seseorang yang mampu berpikir
kritis, menggelora, dan melahirkan suatu pemikiran yang luar biasa. 60 Ibid., hlm .80-83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Prinsip-prinsip yang diutarakan Soekarno secara nyata dapat diterima oleh
semua anggota BPUPKI secara baik, dan pada prinsipnya mampu
menjawab keinginan dari ketua BPUPKI, sebagai dasar Indonesia merdeka.
Menurut lapisan budaya yang di tulis oleh Eka Darmaputera,
Indonesia memiliki lapisan asli. Bahwa desa adalah tempat lahir tipe
demokrasi yang asli Indonesia. Sistem desa pun nampaknya mendukung
pendapat tersebut, misalnya otonomi, partisipasi, gotong royong dan
sebagainya ada di sana. Sebagai masyarakat kecil di pedesaan jalinan
kehidupan mereka sangat erat satu sama lain, karena tujuan dari penduduk
desa adalah hidup rukun dan selaras. Saling tolong menolong dan selalu
menekankan kerjasama (gotong royong, tulung-tinulung atau sambat-
sinambat). Menekankan kesamaan dan tepa selira dan memiliki hubungan
yang baik antar anggota masyarakat.61
Kehidupan yang demikian menginspirasi Soekarno, bahwa
masyarakat pedesaan adalah simbol kedamaian dan kerukunan. Khasanah
kultural budaya tercipta dan berkembang di alam pedesaan. Masyarakat
yang selalu bergotong royong menciptakan harmonisasi kehidupan yang
begitu nyaman satu sama lain. Tradisi dan kebudayaa baik ada di sana,
diciptakan penuh dengan nilai-nilai kebaikan dengan tidak mementingkan
diri sendiri. Kepala desa yang diplih secara mufakat dan diterima oleh
61 Eka Darmaputera, Pancasila Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
semua anggota masyarakatnya. Tradisi nenek moyang terus dikembangkan
oleh masyarakat tersebut. Soekarno melihat itu semua sebagai sumber
kebaikan dan akan berperan penting bagi cita-cita bangsa Indonesia ketika
merdeka kelak.
d) Sidang BPUPKI Tanggal 22 Juni 1945
Sebelum sidang pertama berakhir, ketua BPUPKI Radjiman
Wedyodiningrat membentuk Panitia kecil yang di ketua oleh Soekarno untuk
membahas Pancasila sebagai falsafah negara dan Panitia kecil yang diketuai
oleh Soepomo sebagai panitia perancang UUD. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melancarkan pelaksanaan kerja BPUPKI. Sidang BPUPKI tersebut
berlangsung pada masa reses atau diselenggarakan sidang tidak resmi yang
membahas rancangan dasar falsafah negara dan rancangan Undang-undang
Dasar. Sidang tersebut dihadiri anggota BPUPKI, yang beranggotakan:
1) Soekarno
2) Mohammad Hatta
3) Muhammad Yamin
4) Sutardjo Kartohadikusumo
5) Wachid Hasjim
6) Hadikoesoemo
7) Oto Iskandardinata
8) A.A. Maramis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tugas dari panitia ini adalah menggolongkan dan memeriksa usulan
tertulis dari anggota yang disampaikan selama masa reses. Pada waktu Panitia
kecil, mengadakan rapat dengan dihadiri oleh anggota-anggota Dokuritu
Zyunbi Tyoosakai. Maka Panitia kecil membentuk lagi satu panitia yang di
pimpin oleh Soekarno. Yaitu, dengan membentuk Panitia Sembilan, tujuan
panitia ini dibentuk adalah untuk menyelesaikan masalah perbedaan pendapat
sesama anggota BPUPKI. Panitia sembilan terdiri dari:
1) Mohammad Hatta
2) Muhammad Yamin
3) Achmad Soebardjo
4) A.A. Maramis
5) Soekarno
6) Kiai Abdul Kahar Muzakir
7) Abdul Wahid Hasjim
8) Abikoesno Tjokrosoejoso
9) Haji Agoes Salim62
Panitia Sembilan, mengadakan pembicaraan untuk mencapai hasil atau
satu persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Persetujuan
tersebut dimaksudkan dalam suatu rancangan prembule. Rancangan tersebut
kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta atau The Djakarta Charter.63
62Endang Saifuddin Anshari., loc.cit. 63 A.M.W. Pranarka, op.cit., hlm. 35-36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. Pancasila Dirumuskan dan Diusulkan Sebagai Dasar Falsafah Negara
Pancasila diungkapkan oleh Soekarno dalam lingkungan sebuah badan
yang bertugas dan berusaha menciptakan kemerdekaan negara. Bahkan
kemerdekaan itu masih harus diperjuangkan, saat penyampaian pidato dalam
sidang BPUPKI Soekarno menunjukkan bahwa Pancasila adalah pendirian dan
pandangan hidup bangsa. Sebuah perenungan jiwa yang dalam, dan buah dari
penyelidikan cipta yang teratur dan seksama di atas basis pengetahuan dan
pengalaman yang luas.64
Dalam pidatonya Soekarno pertama kali menggunakan istilah Pancasila,
sebagai satu dasar filsafat negara, atau sebagai Weltanschauung untuk dijadikan
dasar negara Indonesia merdeka. Satu filsafat kenegaraan yang dapat diterima
dan disetujui oleh seluruh anggota yang hadir dalam sidang BPUPKI. Dasar
negara yang dapat mempersatukan seluruh kekuatan bangsa Indonesia. Pada
kenyataannya memang benar Pancasila baru dikemukakan oleh Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945, namun isi dari ajaran-ajaran Pancasila sudah lama
diketemukan, atau lebih tepatnya tumbuh dan berkembang dalam kandungan ibu
pertiwi Indonesia. Soekarno menjelaskan, bahwa dirinya bukan pencipta dari
Pancasila itu, namun ia adalah penggali dari apa yang sudah ada di Indonesia ini.
Selanjutnya hal tersebut harus dijadikan dasar dari berdirinya negara Indonesia
merdeka, yakni filsafat Pancasila. Soekarno menggali Pancasila sejak tahun
64 Notonagoro, Pantjasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1962, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1918, saat ia menjadi mahasiswa di Bandung. Antara tahun 1927-1933, telah
banyak pemikiran yang dihasilkan, di mana antara tahun-tahun tersebut ajaran-
ajaran Pancasila telah banyak dikemukakan, meskipun dikala itu istilah Pancasila
belum diketemukan. Misalnya saja ajaran sosionasionalisme dan
sosiodemokrasi.65
Pancasila telah disepakati sebagai dasar negara Indonesia, bangsa
Indonesia pun membutuhkan dasar hukum yang kuat. Rumusan Pancasila akan
dirancang menjadi preambule dasar falsafah negara dan rancangan Undang-
undang Dasar.66 Undang-undang dasar, merupakan sebuah hukum dasar tertinggi
dan merupakan perwujudan dari Pancasila. Undang-undang dasar didasarkan atas
sistem kekeluargaan, maka segala pasal-pasal akan diselaraskan dengan sistem
itu. Negara Indonesia bersifat kekeluargaan, tidak saja hidup kekeluargaan ke
dalam, akan tetapi juga ke luar. Dalam usaha menyusun UUD 1945, juga diingat
dinamika masyarakat, dinamika kehidupan masyarakat dan negara Indonesia
yang terus tumbuh, maka UUD 1945 disusun hanya secara garis besar saja, agar
mudah mengikuti dinamika kehidupan masyarakat.67
a. Perbedaan dan Perdebatan Ideologi Dalam Sidang BPUPKI
Pada sidang BPUPKI yang telah berlangsung, terjadi proses perbedaan
dan perdebatan yang dipengaruhi oleh tiga ideologi: pertama ideologi
kebangsaan, kedua Islam dan yang ketiga ideologi Barat modern sekular.
66 Mohammad Hatta.,op.cit., 1983. hlm. 198. 67 Panitia Lima., Uraian Pancasila, Jakarta: Mutiara, 1980, hlm. 18-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Ideologi kebangsaan tampak dalam pandangan-pandangan yang
mempertahankan persatuan, kebangsaan, kekeluargaan, kerakyatan dan
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ideologi barat modern sekular tampak dari pendapat-pendapat yang
menghendaki masuknya hak-hak dasar didalam Undang-Undang Dasar dan
adanya pertanggungjawaban para menteri kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Perbedaan idelogi ini juga sudah tampak dalam sidang umum yang
pertama, dimana menghendaki agar urusan negara dipisahkan dari urusan
agama. Ideologi Islam tampak dari pendapat yang menghendaki bahwa agama
Islam menjadi dasar negara, negara mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan syariat Islam, bahwa agama Presiden harus agama Islam, dan
agama resmi negara adalah agama Islam.68
Perbedaan antara ideologi kebangsaaan dan ideologi Islam, sudah terjadi
sejak sidang umum BPUPKI belangsung. Walaupun telah diusahakan
terjadinya kompromi dalam bentuk rumusan yang termaktub di dalam
rancangan Undang-Undang Dasar, namun demikian perbedaan antara ideologi
kebangsaan dan ideologi Islam tetap berjalan. Anggota Latuharhary
mengatakan bahwa, dampaknya akan sangat besar jika mewajibkan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, mengingat bahwa bangsa Indonesia tidak
68 A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 47-48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
hanya terdiri dari satu agama saja. Tapi ada Kristen, Khatolik, Buddha dan
Hindu.69
Sidang pada tangggal 10 Juli 1945, disampaikan oleh Soekarno. Di
mana ia menjelaskan, bahwa Panitia kecil mendapat tugas yang sangat berat,
sehubungan adanya perbedaan pendapat antara golongan kebangsaan dan
golongan Islam. Perbedaan itu, terutama yang mengenai masalah agama dan
negara. Namun pada akhirnya tercapai kesepakatan antara kedua golongan
dalam panitia Sembilan.
“Allah Subhanahuwataala memberkati kita. Sebenarnya pada permulaan adalah kesukaran antara golongan yang dinamakan golongan kebangsaan. Mula-mula ada kesukaran mencari pertemuan faham antara golongan ini, terutama yang mengenai soal agama dan negara, tetapi sebagai tadi saya akatakan, Allah Subhanahuwata’ala memberkati kita sekarang ini; kita sekarang sudah ada persetujuan”.70
Rancangan prembule hukum dasar, telah disepakati oleh para anggota
BPUPKI, yang tergabung dalam panitia kecil (panitia Sembilan). Kewajiban
umat Islam untuk menjalankan syariat Islam, merupakan kebulatan
nasionalisme Indonesia. Didalamnya diharapkan adanya persatuan bangsa
Indonesia, perikemanusiaan, perwakilan permufakatan kedaulatan rakyat dan
keadilan sosial. Prembule tersebut juga akan menjadi suatu alat pemersatu
yang melindungi segenap golongan yang ada didalam anggota BPUPKI. 71
69 Ibid. 70 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 94. 71 Muhammad Yamin.,op.cit., hlm. 153-155; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 94-96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Perdebatan yang terjadi banyaklah yang mengenai “kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa Latuharyhary
sebagai seorang Kristen menyampaikan keberatannya pada kalimat tersebut.
Usul yang sama juga disampaikan oleh Wongsonegro dengan didukung oleh
Hoesein Djajadiningrat, bahwa mungkin anak kalimat tersebut dapat
menimbulkan fanatisme karena seolah-olah memaksa menjalankan syariat
Islam bagi orang-orang Islam. Namun Soekarno sekali lagi menegaskan,
bahwa kalimat tersebut merupakan kompromi yang sudah disepakati antara
golongan kebangsaan dan golongan Islam, yang didapat dengan susah
payah.72
Panitia kecil menyampaikan 2 pasal dari rancangan pertama Undang-
Undang Dasar pada sidang BPUPKI.73 Dan yang menjadi topik utama adalah
pasal 4 dan 28. Pasal 4 ayat 2 tentang presiden: “yang dapat menjadi presiden
dan wakil presiden hanya orang Indonesia asli. Pasal 28 tentang agama:
”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untu memeluk agama apa
pun untuk beribadat menurut agamanya masing-masing”. Lalu Wahid Hasjim
mengusulkan, agar pasal 4 ayat 2 itu ditambah dengan kata-kata “yang
beragama Islam”. Jika presiden orang Islam,maka pemerintah-perintah berbau
Islam dan akan besar pengaruhnya. Ia juga mengusulkan agar pasal 29
72 Endang Saifuddin Anshari.,op.cit., hlm. 34-35. 73 Ibid., hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dirubah, sehingga berbunyi: Agar “agama negara ialah agama Islam”, dengan
menjamin kemerdekaan orang-orang yang beragama lain dan sebagainya”.
Hal ini erat hubungannya dengan pembelaan.
Pada umumnya pembelaan yang berdasarkan atas kepercayaan sangat
hebat, karena menurut ajaran agama, nyawa hanya boleh diserahkan buat
ideologi agama. Kalimat tersebut mendapat pertentangan dari Agus Salim,
karena menurutnya kompromis antara golongan kebangsaan dan golongan
Islam mentah lagi. Ia berpendapat hal tersebut hendanya diserahkan pada
Badan Permusyawaran rakyat, jika presiden harus orang Islam, bagaimana
dengan wakil presiden, duta-duta dan sebagainya.apakah artinya janji kita
untuk melindungi agama lain. Pada akhirnya dicapai suatu kesepakatan untuk
menghapus pasal 4 ayat 2, anggota menerima usulan Oto Iskandardinata dan
Wongsonegoro tentang pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: …dan negara
menjamin kemerdekaan dan sebagainya menjadi ayat 2.74
Muncul pendapat yang disampaikan oleh Abdul Kahar Muzakkir. Ia
mengatakan bahwa sebaiknya segala hal yang berkenaan dengan nama Allah,
nama agama, rakmat, berkat, hak dan petolongan-Nya dihapus saja dari
undang-undang. Namun hal tersebut ditolak oleh Soekarno. Sidang rapat
BPUPKI akhirnya dulanjutkan pada tanggal 16 Juli 1945. Dalam pidatonya
Soekarno menjelaskan, bahwa terjadi perdebatan, perbedaan pendapat dan
kesukaran-kesukaran selama sidang BPUPKI berlangsung. 74 Soeripto.,op.cit., hlm. 83-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Perbedaan pendapat antara golongan kebangsaan dan golongan Islam
dalam mencapai suatu kesepakatan dirasa sangat sulit, namun atas kerja keras
seluruh anggota BPUPKI, perbedaan tersebut dapat diatasi. Soekarno
mengatakan, bahwa hendaknya golongan-golongan yang tidak sepaham
dengan Islam supaya dapat menerima secara affair dan berkorban agar segara
tersusun Undang-undang Dasar dan tercapainya Indonesia merdeka. Hal
tersebut disampaikan oleh Soekarno dengan perasaan yang amat berat, namun
itu semua diharapkan dapat segera mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.75
b. Sidang Umum BPUPKI II
Jalannya Sidang umum BPUPKI II
1. Laporan Soekarno
Dalam sidang resmi kedua Soekarno menyampaikan laporannya.
Di mana panitia kecil telah memeriksa usul-usul yang masuk dan telah
menentukan keputusan sidang secara bersama-sama. 40 anggota telah
memasukkan usul dan setelah ditinjau maka usul-usul tersebut mengenai
32 soal. Tetapi usul-usul tersebut akhirnya oleh panitia kecil digolongkan
menjadi Sembilan soal saja, antara lain:
1) Golongan usul yang minta Indonesia merdeka selekas-lekasnya
2) Golongan usul yang mengenai dasar
3) Golongan usul yang mengenai unificatie atau federatie
4) Golongan usul yang mengenai bentuk negara dan kepala negara 75 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 350-357.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
5) Golongan usul yang mengenai warga negara
6) Golongan usul yang mengenai daerah
7) Golongan usul yang mengenai soal agama dan negara
8) Golongan usul yang mengenai pembelaan
9) Golongan usul yang mengenai keuangan
Dalam usul-usul tersebut 26 anggota mengusulkan supaya
Indonesia merdeka selekas-lekasnya. Alasan yang disampaikan
bermacam-macam, seperti “jikalau kita tidak lekas menyelenggarakan
Indonesia merdeka itu, dianggap satu hal yang tidak sesuai dengan
kehormatan bangsa”. Mengingat banyak anggota yang menginginkan
Indonesia merdeka secepatnya, maka panitia kecil menyampaikan tiga
buah usul kepada ketua BPUPKI, sebagai berikut:
1) Badan penyelidik ini menentukan bentuk negara dan menyusun hukum
dasar negara.
2) Minta lekas dari pemerintah Agung di Tokyo pengesahan hukum
dasar itu dan minta agar dengan selekas-lekasnya diadakan Badan
Persiapan Kemerdekaan, yang kewajibannya ialah sekedar
menyelanggarakan negara Indonesia merdeka diatas hukum dasar yang
ditentukan oleh Badan Penyelidik, serta melantik pemerintah nasional.
3) Soal tentara kebangsaan dan soal keuangan. 76
76Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 88-92; Muhammad Yamin., op.cit., hlm. 147-151; A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 34-35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tiga usul tersebut diajukan oleh anggota panitia kecil, dalam
rangka usaha untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia. Karena
kemerdekaan selekas-lekasnya merupakan sebuah cita-cita dan impian
seluruh rakyat Indonesia. Kemerdekaan menjadi titik pangkal bagi bangsa
Indonesia untuk lepas dari penjajahan dan memulai kehidupan yang
mandiri lepas dari kekuatan-kekuatan yang merugikan kehidupan mereka
dalam bebagai bidang.
Setelah melakukan pembicaraan yang serius, akhirnya panitia
kecil berhasil mencapai suatu modus kompromi yang disepakati bersama,
antara para nasionalis kebangsaan, nasionalis Islam dan pihak para
nasionalis sekuler. Dalam pidatonya pada tanggal 10 Juli dalam sidang
BPUPKI, Soekarno menekankan bahwa tugas panitia kecil sangatlah
berat. Hal tersebut sehubungan dengan adanya perbedaan pendapat antara
dua kelompok anggota. Kemudian ia menyampaikan kesepakatan yang
telah disepakati bersama dalam panitia Sembilan.77 Hasil dari
perundingan panitia Sembilan tersebut berupa rancangan prembule, yang
berisikan:
“Pembukaan: bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
77Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, Jakarta: CV Rajawali, 1986, hlm.30; St. Sularto dan D. Rini Yunarti., op.cit., hlm. 30-33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka,bersatu,baerdaulat,adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk Pemerintahan Negara Indonesia merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang terebentuk dalam suatu hukum dasar Negara Republik Indonesia, yang berkedaulat rakyat, dengan berdasarkan kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudakan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 78
Prembule tersebut ditandatangani oleh Sembilan anggota pada
tanggal 22 JUni 1945 di Jakarta, maka dikenal sebagai Piagam Jakarta
(The Djakarta Charter), nama tersebut pertama kali diungkapakan oleh
Muhammad Yamin.79 Kemudian Soekarno menambahkan penjelasannya,
bahwa rancangan prembule yang diusulkan oleh Panitia Sembilan
mengandung segenap pikiran yang ada dalam benak para anggota
BPUPKI. Didalamnya berisi ke-Tuhanan, terutama Islam: dimana
kebulatan nasionalisme Indonesia, persatuan bangsa Indonesia:
kemanusiaan atau Indonesia merdeka didalamnya terdiri darai susunan
78 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 95. 79 Endang Saifuddin Anshari, op.cit,. hlm. 32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
perikemanusiaan dunia: perwakilan, permufakatan. Kedaulatan rakyat
masuk didalamnya: keadilan sosial, sociale rechtvaardigheid. Maka
Panitia Kecil (Panitia Sembilan) memiliki keyakinan, bahwa prembule ini
bisa menghubungkan, mempersatukan segenap aliran yang ada
dikalangan anggota BPUPKI.80
Kesepakatan Piagam Jakarta telah dilaporkan oleh Soekarno di
depan seluruh anggota sidang. Dalam Piagam Jakarta tersebut, tersimpul
dua ujud daripada Indonesia merdeka, yaitu:
1) Memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa
sampai tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Terlebih dahulu dikatakan,
bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan peri keadilan.
Dengan disepakatinya Piagam Jakarta itu, maka urutan Pancasila
menjadi berubah, dasar moral terletak di atas sebagai berikut:
1) Ke-Tuhanan- kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
80 Notonagoro, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Yogyakarta: UGM, 1959, hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan meletakkan dasar moral di atas, negara dengan
pemerintahannya memperoleh dasar yang kokoh. Memerintahkan
kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, serta persaudaraan ke dalam
dan ke luar. Dasar Ke-Tuhanan menghendaki jiwa yang murni dalam
melaksanakan tugas negara. Dengan politik pemerintahan yang berpegang
kepada moral yang tinggi diharapkan tercapainya “suatu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia”. 81
2. Laporan Soepomo
Sidang BPUPKI dilanjutkan pada tanggal 11 Juli 1945, dengan
acara persiapan Undang-Undang Dasar dan pembentukan Panitia
perancang Undang-Undang Dasar. Ada tiga hal yang harus dikerjalan
oleh panitia Perancang Undang-Undang Dasar ini, yakni: Declaration of
right (Pernyataan kemerdekaan), Prembule, dan Undang-Undang Dasar.82
Pembicaranaan tentang rancangan Undang-Undang Dasar di ketuai oleh
Soekarno dengan beranggotakan:
81 Mohammad Hatta., op.cit., 1983. hlm. 198-199. 82 A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1) Maramis
2) Oto Iskandardinata
3) Poeroebojo
4) H. Agoes Salim
5) Mr. Soebardjo
6) Soepomo
7) Ny.Ulfah Santoso
8) Wachid Hasjim
9) Parada Harahap
10) Latuharyhary
11) Soesanto Tirtoprodjo
12) Sartono
13) Wongsonagoro
14) Woerjaningrat
15) Singgih
16) Tan Eng Hoa
17) Hoesein Djajadiningrat
18) Soekiman.
Dalam rapat ini juga diadakan pemungutan suara antara
federalisme, unitarisme dan Bondstaat suara terbanyak memilih
unitarisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
“Pada prembule Latuharhary menyatakan ketidak setujuannya pada perkataan tentang berdasar atas ke-Tuhanan dan mewajibkan syariat Islam pada pemeluk-pemeluknya. Ia mengusulkan bahwa didalam Undang-Undang Dasar diadakan pasal yang terang supaya tidak ada kemungkinan apapun juga yang akan membawa perasaan tidak senang pada golongan-golongan agama lain. Menurutnya hal tersebut akan memunculkan dampak yang besar terhadap agama lain menyangkut adat-istiadat”. Sejalan dengan pernyataan Latuharhary, Wongsonagoro dan Djajadiningrat menyatakan bahwa hal tersebut “mungkin dapat menimbulkan fanatisme”, karena seolah-olah memaksa menjalanakan syariat Islam bagi orang-orang Islam”.83
Agoes Salim menanggapi keberatan Latuharyhary dengan
mengemukakan pendapat bahwa “ Pertikaian hukum agama dengan
hukum adat bukan masalah baru, dan pada umumnya sudah selesai. Lain
daripada itu orang-orang yang beragama lain tidak perlu khawatir, karena
keamanan orang-orang itu tidak tergantung kepada kekuasaan negara.
Tetapi pada adatnya umat Islam yang 90% itu. Wachid Hasyim pun
mengingatkan bahwa paksaan-paksaan tidak bisa terjadi, dengan
berpegang kepada dasar permusyawaratan. Soekarno selaku ketua panitia
kemudian menaggapi, bahwa kalimat itu adalah kompromis antara
golongan kebangsaan dan Islam. Kesepakatan tersebut didapat dengan
susah payah, oleh karena itu pokok-pokok lain kiranya tidak ada yang
83 Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
menolak, karena pokok-pokok dalam preambule dianggap sudah
diterima.84
Sebagai ketua akhirnya Soekarno menentukan sikap dengan
membentuk panitia perancang Undang-undang yang anggotanya terdiri
dari: Wongsonagoro, Soebardjo, Maramis, Soepomo, Soekiman dan Agus
Salim. Dan atas usul Wongsonagoro, Soepomo ditunjuk sebagai
ketuanya. Kewajiban panitia tersebut adalah merancang Undang-Undang
Dasar, dengan memperhatikan pendapat-pendapat yang telah diajukan
dirapat besar dan rapat panitia Perancang Undang-Undang Dasar.85
Rapat dilanjutkan pada tanggal 13 Juli 1945, sebagai ketua dari
panitia perancang Undang-undang dasar, Soepomo menguraikan dasar
rancangan UUD. Diantaranya yang penting adalah: kedaulatan dilakukan
oleh Badan Permusyawaratan Rakyat yang bersidang sekali dalam 5
tahun. Oleh karena Badan ini memegang kekuasaan tertinggi, maka
pembantuan negara dapat dilakukan; buat sehari-hari presidenlah yang
merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat. Dalam memerintah negara ia
dibantu oleh Wakil Presiden, Menteri-menteri yang bertanggung jawab
kepadanya. Dan oleh Dewan Pertimbangan Agung. Dalam membentuk
undang-undang, Presiden harus semufakat dengan Dewan Perwakilan
84 Ibidem. 85 Muhammad Yamin., op.cit., hlm. 260.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rakyat. Atas dasar Undang-Undang Dasar, maka hak-hak dasar tidak
perlu dimasukkan. Sesudah itu ketua, membentuk panitia penghalus
bahasa yang terdiri dari Djajadiningrat, Agus Salim dan Soepomo. 86
D. Sidang Pengesahan Dasar Falsafah Negara dan UUD
a. Peristiwa Sekitar Proklamasi
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu setelah kota
pada tanggal 6 Agutus kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat.
Sehari setelah itu pada tanggal 7 Agustus, keanggotaan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia baru dibentuk dan diumumkan di Jakarta. Kemudia
pada tanggal 8 Agustus kota Nagasaki kembali dijatuhi bom atom oleh
Amerika. Hal tersebut memaksa Jepang untuk benar-benar meyerah pada
sekutu, kemudian yang terjadi adalah terjadinya kekosongan politik, di mana
pihak Jepang masih berkuasa namun telah menyerah, dan tidak tampak pasukan
sekutu yang menggatikan kehadiran mereka. Rencana-rencana bagi
kemerdekaan yang disponsori oleh Jepang secara teratur tampaknya berhenti.87
Dengan demikian dapat diduga bahwa kekalahan Jepang akan terjadi
dalam waktu yang singkat, sehingga proklamasi kemerdekaan harus segera
dilaksanakan. Soekarno dan Hatta ingin memperbincangkan pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan di dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan
86 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 223. 87 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2010, hlm. 443.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Indonesia (PPKI), sehingga dengan demikian tidak menyimpang dari ketentuan
pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan muda, yang
menganggap PPKI adalaah badan buatan Jepang. Mereka juga tidak menyetujui
dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan seperti yang telah digariskan oleh
pemerintah Jepang. Sebaliknya mereka menghendaki terlakasanya proklamasi
kemerdekaan dengan kekuatan sendiri, lepas sama sekali dari Jepang.88
Adanya perbedaan paham tersebut mendorong golongan pemuda untuk
membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke luar kota. Menjelang tanggal 16
Agustus 1945 mereka telah dibawa oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok
dan ditempatkan di sebuah asrama Peta, dengan dalih melindungi mereka jika
terjadi pemberontakan Peta dan Heiho. Ternyata tidak ada pemberontakan sama
sekali, sehingga Soekarno-Hatta lekas menyadari, bahwa kejadian ini
merupakan usaha mereka untuk memaksa mereka supaya lekas menyatakan
kemerdekaan di luar rencana pihak Jepang.89
Akhirnya rombongan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dijemput oleh
Soebardjo, Soebardjo adalah pembatu Muhammad Hatta sebagai tata usaha
kantor panitia persiapan kemerdekaan. Pada malam harinya Soebardjo
mengundang anggota PPKI ke rumah Laksamana Muda Maeda, dengan terlebih
dahulu melakukan pemeberitahuan kepada Maeda melalui telepon. Meminjam
rumah Laksamana Muda Maeda sebagai tempat diadakannya sidang PPKI,
88 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, hlm. 79. 89 M.C. Ricklefs., op.cit., hlm. 444.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
yang dihadiri oleh segenap anggotanya beserta pemimpin-pemimpin pemuda
dan beberapa orang pemimpin pergerakan.90 Bersama tokoh pemuda, yakni
Soekarni dan Sayuti Melik, Soekarno, Mohammad Hatta dan Soebardjo
membahas perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tidak seorang pun
diantara mereka yang membawa teks Piagam Jakarta, lalu Soekarno berkata:
“Apa persilahkan Bung Hatta menyusun teks ringkas itu, sebab bahasanya kuanggap yang terbaik, sesudah itu kita persoalkan bersama-sama, setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang lengkap yang sudah hadir di ruang tengah. Hatta menjawab: apabila aku mesti memikirkannya, lebih baik bung yang menuliskannya, aku mediktekannya. Semuanya setuju, kalau kalimat pertama diambil dari alenia ketiga rancangan UUD, yang mengenai proklamasi. Lalu kalimat pertama itu menjadi: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Tetapi, Hatta mengatakan, kalimat itu hanya menyatakan kemauan bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri sebab itu mesti ada komplemennya yang menyatakan bagaimana caranya menyelenggarakan revolusi nasional. Lalu Hatta mendiktekan kalimat berikut : “Hal-2 yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”. Setelah bertukar pikiran sebentar, teks itu disetujui oleh mereka berlima yang menjadi panitia kecil”.91
Secara rinci demikian naskah Proklamasi berdasarkan tulisan tangan
Soekarno92:
90 Mohammad Hatta, Memoir, Jakarta : Tintamas, 1978, hlm. 448. 91 Ibid., hlm. 451- 452. 92 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, op.cit., hlm. 84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Setelah kelompok perumus naskah proklamasi selesai, segera menuju ke
serambi muka. Sidang itu bukan lagi sidang PPKI, karena sudah bertambah
pemimpin-pemimpin muda. Soekarno membuka sidang dan membacakan
rumus pernyataan kemerdekaan yang telah dibuat perlahan-lahan dan berulang-
ulang. Sesudah itu ia bertanya apakah saudara-saudara setuju dengan rancangan
teks proklamasi ini, dan semua menjawab setuju diiringi dengan gemuruh suara
mengatakan setuju.93 Kepada semua anggota yang hadir Soekarno menyarankan
agar bersama-sama menandatangani naskah Proklamasi Indonesia merdeka
sebagai suatu dokumen bersejarah dan sebagai warisan bagi anak cucu kita. Ia
mengambil contoh naskah kemerdekaan Amerika Serikat dulu, yang
memutuskan bahwa semua anggota ikut menandatangani keputusan mereka
bersama. Soekarni kemudian mengusulkan bahwa bukan kita semua yang hadir 93 Mohammad Hatta, op.cit., 1978. hlm. 453.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
di sini harus menandatangani naskah itu, cukuplah dua orang saja yang
menandatanganinya atas nama rakyat Indonesia yaitu Soekarno- Hatta.94
Dengan disetujinya usul Soekarni oleh seluruh anggota sidang, maka
Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah itu berdasarkan
naskah tulisan Soekarno, disertai dengan perubahan-perubahan yang telah
disetujui. Sayuti Melik segera mengetik naskah daripada rumusan Proklamasi.
Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah itu, yakni kata-kata “tempoh”
diganti menjadi “tempo” sedangkan “wakil-wakil bangsa Indonesia”. Demikian
pula perubahan terjadi pada cara penulisan tanggal, yaitu “Jakarta 17-805”
menjadi “Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05”. Dengan perubahan tersebut maka
naskah yang sudah diketik segera ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.
pada bagian akhir diganti dengan “Atas nama Bangsa Indonesia”. 95
94 Mohammad Hatta, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, Jakarta: Tintamas, 1982, hlm. 52. 95 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, op.cit., hlm. 86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Soekarno membacakan Proklamasi.
Upacara Proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Setelah Proklamasi dibacakan dan bendera nasional Sang Merah Putih
dinaikkan sebagai tanda bangsa Indonesia sudah merdeka, benegara, berdaulat,
serta lagu Indonesia Raya dinyanyikan, rakyat bersorak dan gembira.96
b. Menjelang Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Sehari sebelum pelaksanaan sidang PPKI, tepatnya pada sore hari setelah
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Mohammad Hatta menerima
telepon dari tuan Nijyijima, pembatu Admiral Maeda menayakan dapatkah
menerima seorang opsir kaigun (angkatan laut), karena ia mau mengungkapkan
suatu hal yang penting bagi Indonesia. Demikian pernyataan Hatta:
“……..Nijyijima sendiri akan menjadi juru bahasanya. Saya persilahkan mereka datang. Opsir itu saya lupa namanya datang sebagai utusan kaigun untuk memberitahukan dengan sungguk-sungguh, bahwa wakil Protestan dan Katolik dalam daerah yang dikuasai oleh angkatan laut Jepang, berkeberatan sangat terhadap bagian kalimat dalam pembukaan Undang-undang Dasar, yang berbunyi “Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Mereka mengakui, bahwa kalimat itu tidak mengikat mereka, hanya mengenai rakyat yang beragama Islam. Tetapi tercantumnya ketetapan seperti itu di dalam suatu dasar yang menjadi pokok Undang-undang Dasar berarti mengadakan diskriminasi terhadap mereka golongan minoritas. Jika “diskriminasi” itu dtetapkan juga, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia. Saya katakana bahwa bukan itu suatu diskriminasi, sebab penetapan itu hanya mengenai rakyat yang beragama Islam. Waktu merumuskan Pembukaan Undang-undang Dasar itu, Maramis yang ikut serta dalam panitia Sembilan, tidak mempunyai keberatan apa-
96 Mohammad Hatta, op.cit., 1978. hlm. 454.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
apa dan pada tanggal 22 Juni ia ikut menandatanganinya. Opsir tadi mengatakan bahwa itu adalah pendirian dan perasaan pemimpin-pemimpin Protestan dan Katolik dalam daerah pendudukan kaigun. Mungkin waktu itu Maramis Cuma memikirkan bahwa kalimat tersebut berlaku hanya untuk rakyat Islam yang 90% jumlahnya dan tidak mengikat rakyat Indonesia yang beragama lain…….setelah terdiam sebentar, sayaa katakana kepada opsir itu, bahwa esok hari dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan akan saya kemukakan masalah yang sangat penting itu”.97
Begitu seriusnya hal tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1945,
sebelum sidang Panitia Persiapan dimulai. Mohammad Hatta mengajak Ki
Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo dan Teuku
Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan untuk membicarakan masalah
itu.98
“Supaya kita jangan pecah sebagai bangsa, kami mufakat untuk menghilangkan bagian kalimat yang menusuk hati kaum Kristen itu dan menggantinya dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Apabila suatu masalah yang serius dan bisa membahayakan keutuhan negara dapat diatasi dalam sidang kecil yang lamanya kurang dari 15 menit, itu adalah suatu tanda bahwa pemimpin-pemimipin tersebut di waktu itu benar-benar mementingkan nasib dan persatuan negara”.99
Mohammad Hatta menyatakan bahwa, semangat Piagam Jakarta tidak
lenyap dengan menghilangkan perkataan “Ke-Tuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dan menggantinya
dengan “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.100 Perubahan tersebut, tentu saja
menimbulkan reaksi penolakan terutama dari golongan Islam, seperti A. Kahar
97 Mohammad Hatta, op.cit., 1982. hlm. 58-59. 98 Mohammad Hatta, op.cit., 1983. hlm. 202;Mohammad Hatta, op.cit.,1978. hlm. 457. 99 Mohammad Hatta, op.cit., 1982. hlm. hlm. 60. 100 Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Muzakkir101 dan Ki Bagus Hadikusumo,102 yang telah memberikan jasa
pengorbanan begitu besar, baik dalam memperjuangkan maupun dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jasa para nasionalis Islam dalam
merumuskan formula resmi pertama Pancasila dalam bentuk Piagam Jakarta.103
Letak pengorbanan nasionalis Islam adalah tidak mengadakan perlawanan dan
tantangan, karena jiwa toleransi mereka.104 Reaksi positif ditunjukkakan oleh
Teuku .M. Hasan, hal tersebut dapat dipahami karena dia tidak tergolong
kelompok nasionalis Islam. Sedangkan pihak yang menyepakati perubahan sila
pertama tersebut, adalah golongan pihak kebangsaan, seperti Soekarno, Ahmad
Subardjo dan Mohammad Hatta.
101 N.N., Tentang Dasar Negara Republik Indonesia Dalam Konstituante Jilid III, 1958, Bandung, hlm. 38. Dalam sidang Konstituante A. Kahar Muzakkir mengatakan “Bahwa Pancasila telah dikebiri, Pancasila itu telah dirusak. Sebab prinsip-prinsip yang mendatangkan moral yang luhur dengan adanya Pancasila, yang tadinya merupakan agreement itu dicederai dengan sengaja. Itu berarti pula bahwa perjanjian itu telah dibatalkan dengan kehendak eenzijdig. Saya katakanatas kehendak satu pihak, yaitu pihak kebangsaan. Maka dengan ini, dengan tegas saya menyatakan, bahwa jikalau orang berbicara tentang penghianatan terhadap suatu perjanjian yang disebut “ Gentlemen Agreement”, maka pihak yang menghianati itu bukanlah pihak kami, pihak Islam, akan tetapi, pihak yang merubah itulah, yakni yang menghapuskan rumusan-rumusan yang esensiil yang mengenai Islam”. 102 Menurut kesaksian sejarah Mr. Kasman Singodimedjo, seorang anggota PPKI dalam sidang Konstituante mengatakan bahwa saat proses perubahan sila pertama sebelum sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dimulai Soekarno dan Mohammad Hatta, menyuruh Teuku .M.Hasan sebagai putera Aceh menyantuni Ki Bagus Hadikusumo guna menentramkannya. Hanya dengan kepastian dan jaminan bahwa 6 bulan lagi sesudah bulan Agustus tahun 1945 akan dibentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis Pembuat Undang-undang Dasara Negara guna memasukkan materi Islam itu kedalam Undang-undang Dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo itu untuk menanti. 103 Endang Saifuddin Anshari.,op.cit.,hlm. 60-611. 104 Dalam bukunya yang berjudul Piagam Jakarta 22 Juni 1945, Endang Saifuddin Anshari mengutip pernyataan Mentri agama H. Alamsjah, bahwa : “Hal ini ditempuh tidak lain karena keinginan umat Islam membentuk persatuan dalam kemerdekaan. Sehingga lahirnya Pancasila seperti yang dikenal sekarang adalah hadiah dari umat Islam”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
c. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membentuk Dokurisu Junbi Linkai
atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang beranggotakan 21
orang. PPKI dipimpin oleh Soekarno sebagai ketua dan Mohammad Hatta
sebagai wakil ketua.105 Tugas dari PPKI, ialah menetapkan UUD dan hal-hal
yang perlu untuk negara Indonesia yang kemerdekaannya akan “dihadiahkan”
oleh pemerintah Jepang pada tanggal 24 Agustus 1945.106
a) Agenda Sidang PPKI
Sidang PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus, atau sehari
setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia. 107Agenda yang akan dibahas
dalam sidang tersebut adalah pengesahan Undang-undang dasar. Sidang
diketuai oleh Soekarno dan Mohammad Hatta sebagi wakilnya. Dalam
pidato pembukaannya Soekarno meminta agar rapat berjalan dengan cepat
dan tidak bertele-tele, mengingat bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 telah
diproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan harus segera disusul dengan
penyusunan undang-undang dasar dengan mengikuti garis-garis besar yang
telah dirancang oleh Dokuritu Zyunbi Tyoosakai. Perubahan-perubahan yang
penting saja yang akan dibicarakan dalam sidang ini, urusan kecil-kecil
hendaknya dikesampingkan dan juga pemilihan presiden dan wakil 105 St. Sularto dan D. Rini Yunarti., op.cit., hlm 41; Endang Saifuddin Anshari., op.cit., hlm. 49-50. 106 J.C.T Simorangkir dan B. Mang Reng Say, Tentang dan Sekitar Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Penerbit Djambatan,1986, hlm. 115. 107 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 412. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), berlangsung di Jalan Pejambon Jakarta dan bertempat di gedung Tyuuoo Sangi-In, pada jam 11.30 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
presiden.108 Perubahan-perubahan daripada perkataan yang diusulkan dan
disetujui oleh beberapa anggota mengenai pembukaan Undang-undang
Dasar serta pasal Undang-undang Dasar.109
b) Proses Pengubahan Sila Pertama
Setelah sidang dibuka oleh Soekarno dan memberikan pidato singkat,
maka Mohammad Hatta dipersilahkan menyampaikan laporannya, mengenai
perubahan-perubahan pokok yang penting.
1) Menghilangkan pernyataan Indonesia merdeka serta pembukaan yang
lama diganti dengan pembukaan yang semula dirancang oleh panitia kecil
(panitia Sembilan). Dalam mukadimah kembali pada prembule yang
lama, dahulu panitia kecil telah merancang prembule untuk Undang-
undang Dasar. Tetapi kemudian pada sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai
merubah prembule itu dan memecah menjadi dua, ialah pernyataan
Indonesia merdeka dan Pembukaan (yang singkat). Kemudian
Mohammad Hatta membacakan dasar falsafah negara yang telah
mengalami perubahan mendasar.
108 Lembaga Soekarno-Hatta., op.cit., hlm. 41. 109 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 413.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pembukaan
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka,bersatu,berdaulatan, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah –darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu hukum dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.110
2) Pasal 6 alinea 1 menjadi: ”Presiden ialah orang Indonesia asli yang
beragama Islam dicoret”, menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
Hal ini terkait jika Presiden republik orang Islam, agaknya menyinggung
perasaan dan pun tidak berguna.
110Muhammad Yamin, op.cit., hlm. 759; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 417; A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
3) Pasal 29 ayat 1: “Negara berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.
Sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.111
Inilah perubahan yang dapat mempersatukan segala bangsa.
Setelah direvisi oleh Mohammad Hatta, Pancasila dalam pembukaan
Undang-undang Dasar mengalami perubahan. Jika sebelumnya isi dan
urutan Pancasila dalam Piagam Jakarta sebagai berikut:
1) Ke-Tuhanan- kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka perubahan yang disetujui secara bulat pada sidang PPKI isi dan
urutan Pancasila dalam pembukaan Undang-undang adalah sebagai berikut:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
111 Soeripto, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 cetakan ke-1,Surabaya: Penerbit Grip, 1962, hlm. 110-111; Endang Saifuddin Anshari., op.cit., hlm. 51; Lembaga Soekarno-Hatta., op.cit., hlm. 42-43; Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 414-416.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan juga terjadi pada pembukaan Undang-undang Dasar itu
sendiri, atas usul I Gusti Ketut Pudja alinea ketiga yang berbunyi: “Atas
Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa” diganti menjadi “Atas berkat
Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”. Kemudian Ki Bagoes Hadikoesomo
mengusulkan perkataan “menurut dasar” dicoret saja dan lebih baik diganti
dengan “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan dan seterusnya”. Hasil dari keputusan
yang diterima secara aklamasi oleh seluruh anggota pada sidang PPKI,
adalah:
Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka,bersatu,berdaulatan, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah –darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.112
Alenia I, mengandung makna: Suatu anti-these yang mengandung
pertentangan antara kemerdekaan bangsa dan kolonialisme diseluruh
dunia.113Kemerdekaan mutlak menjadi hak segala bangsa, Indonesia
menentang penjajahan di atas dunia.114
Alenia II dan III, mengandung makna: Karena rahmat Tuhan, bangsa
Indonesia telah sampai pada tujuannya untuk merdeka dan melaksanakan
tugas, agar masyarakatnya bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tugas-tugas
tersebut dilaksanakan dengan berpegang teguh kepada Pancasila dan Undang-
undang Dasar. Kemerdekaan yang didapat adalah anugerah dari Tuhan,
karena rakyat Indonesia telah berjuang dan berkorban untuk mencapai cita-
cita luhur, yaitu kemerdekaan Indonesia.
112 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 419-420 113 Muhammad Yamin, op.it., hlm. 250-251. 114 Lembaga Soekarno-Hatta.,op.cit., hlm. 58.; Panitia Lima.,op.cit., hlm. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Alenia IV, mengandung makna: Suatu sintese negara republik Indonesia yang
dibentuk atas kemerdekaan yang telah diproklamirkan dan disusun menurut
tinjauan bangsa Indonesia yang bernama ajaran Pancasila.115
Setelah mengalami berbagai perubahan melalui perdebatan-perdebatan
yang panjang, maka dapat dicapai suatu keputusan yang bulat. Dengan
demikian Pancasila disahkan menjadi dasar Falsafah Negara Indonesia.
115 Muhammad Yamin.,loc.cit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB III
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN SOEKARNO
TENTANG DASAR NEGARA PANCASILA
Bangsa Indonesia telah memiliki akar kebudayaan yang beragam. Sosio
kultural budaya yang begitu beraneka ragam telah menjadikan bangsa ini kaya
akan kebudayaan dan nilai-nilai tradisi. Kemajemukan rakyatnya menjadikan
bangsa Indonesia, bangsa yang unik dengan tradisi dan kebudayaan yang berbeda-
beda. Pancasila sebagai bentuk pencapaian terbaik bangsa, ditengah-tengah
kemajemukan masyarakat itulah Pancasila digali oleh Soekarno. Berdasarkan atas
tradisi-tradisi dan nilai-nilai kemanusiaan yang telah ada jauh sebelum bangsa ini
lahir. Keanekaragaman bahasa, adat-istiadat, suku, budaya, ras/etnik dan agama
memampukan rakyat Indonesia menyadari kesatuan bangsa untuk lepas dari para
penjajah. Cita-cita luhur rakyat Indonesia untuk merdeka dan lepas dari para
penjajah pada akhirnya memunculkan tokoh-tokoh dan para pemimpin yang
memiliki pemikiran kritis, diantaranya adalah Soekarno sendiri. Bersama-sama
berjuang meraih kebebasan dan kemerdekaan bangsa.
Soekarno cukup menyadari situasi dan tradisi Indonesia, yakni menyepi
sebelum kembali ke masyarakat. Seperti Arjuna pahlawan dalam perang
Mahabarata yang telah melewati masa hukuman dan meyepi untuk membina
kekuatan spiritual. Seperti Airlangga yang telah menarik diri dari masyarakat
ramai dalam waktu yang lama untuk meditasi dan latihan-latihan keaagamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sebelum pada akhirnya ia muncul untuk membangun kerajaan Jawa Timur.
Pemikiran Soekarno begitu tajam. Ia pun menyadari bahwa ia harus terpinggirkan
dari dunia yang ramai dalam kurun waktu yang lama dalam penahanannya. Pada
waktunya ia akan kembali dengan membawa kekuatan baru ke dalam masyarakat.
Perjuangan Soekarno dalam dunia politik, adalah menuju gelanggang utama
tempat Soekarno memainkan kegiatan politiknya pada saat-saat akhir kekuasaan
pendudukan Jepang di Indonesia dan menyampaikan pemikirannya dalam sidang
BPUPKI, yang dinamakan dengan Pancasila.
A. Kebangsaan
Sejak kecil Sekarno sangat menyukai cerita-cerita pewayangan terutama
cerita Mahabarata, Bharata yudha, Ramayana dan tokoh favoritnya adalah
Bima. Kesukaannya pada cerita-cerita tersebut, karena pengaruh dari ayahnya
yang begitu mengidolakan tokoh pewayangan bernama Karna. Karna adalah
seorang pahlawan besar dalam cerita Mahabarata yang sangat kuat dan sangat
besar. Ayahnya mengharapkan Soekarno menjadi seorang berjiwa patriot,
memiliki keberanian dan kepedulian bagi negaranya, menjadi seorang
pahlawan besar bagi rakyatnya. Harapan ayah Soekarno tak sia-sia, karena
pada kenyataannya Ia menjadi seorang pemimpin besar bangsa Indonesia dan
menuju pada sebuah kemerdekaan bangsa.
Pada tahun 1914 Soekarno masuk menjadi siswa Hollads Inlandsche
School/HIS (Sekolah Pribumi Belanda). Ia merasakan, bahwa hari-harinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sekolah di tandai dengan kemiskinan dan diskriminasi dari teman-teman
Belanda pada kala itu. Soekarno kemudian oleh ayahnya di pindahkan ke
Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar Eropa) di Mojokerto agar ia dapat
memasuki HBS yang selalu berpeluang untuk memasuki perguruan tinggi
Belanda. Pola pengajaran di ELS dianggap bersifat diskriminatif terhadap
anak-anak pribumi karena melakukan asas persamaan atau concordantie. Di
mana pelajaran yang diberikan sama persis dengan pengajaran yang diberikan
pada tingkat pendidikan yang sama di Belanda. Soekarno menyelesaikan
pendidikan ELS tepat waktu, dan ia melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi,
oleh ayahnya Soekarno dimasukkan ke Hoogere Burger School atau HBS
(Sekolah Lanjutan Tinggi) di Surabaya.1
Mengawali pendidikannya pada tahun 1916-1921 Soekarno bersekolah
Hoogere Burger School (HBS) Surabaya. Pendidikan yang ia nikmati selama
menjadi siswa HBS adalah pendidikan Belanda dan Barat. Ia tinggal di rumah
seorang pemimpin nasionalis Tjokroaminoto, ia adalah seorang pemimpin
dari Sarekat Islam (SI), disanalah ia mula mengenal paham nasionalisme.
Seperti yang di jelaskan pada pembahasan sebelumnya, melalui
Tjokroaminoto pula ia bisa bertemu dengan Alimin yang memperkenalkannya
pada Marxisme. Dalam perjalanan awal karier politiknya, ia pun berkenalan
dengan Musso dan Dharsono, mereka adalah pengurus dari Sarekat Islam dan
anggota dari Indiche School Democratische Vereeniging (ISDV). Pada waktu 1 Lambert Giebels, Soekarno Biografi 1901-1950, Jakarta: Grasindo, 2001, hlm. 17-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
itu mereka tengah memainkan peranan penting dalam pergerakan melawan
kolonial dengan tokoh militan Islam seperti Haji Agus Salim.2 Soekarno
semakin mendalami teori marxis selama di bangku sekolah melalui C.
Hartagh seorang guru yang mengajar bahasa Jerman di HBS yang juga
tercatat sebagai anggota ISDV.3 Perkenalannya dengan tokoh-tokoh besar
semakin membuatnya yakin untuk terjun dalam dunia politik dan ia mendapat
pengaruh pemikiran Barat yang modern. Soekarno menjadi anggota Tri Koro
Dharmo yang berarti tiga tujuan suci, melambangkan kemerdekaan politik,
ekonomi dan sosial. Ia pun mengikuti studieclub, mengembangkan pemikiran
dan cita-cita, berdebat dan mengungkapkan pendapatnya yang dengan tegas
tidak menyetujui tentang keharusan bagi generasi untuk menguasai bahasa
Belanda. Nusantara adalah daerah yang terdiri dari pulau-pulau dan bahasa
yang harus dikuasai adalah bahasa melayu baru setelahnya adalah bahasa
asing.
Rasa Nasionalisme dalam diri Soekarno terus tumbuh, ia mengatakan
bahwa rumah Tjokroaminoto4 adalah dapur Nasionalisme. Di mana ia banyak
ikut terlibat dalam pembicaran-pembicaraan politik bersama Tjokroaminoto,
Alimn dan Muso, Haji Agus Salim dll. Soekarno mengagumi Thomas
Jefferson, melalui Declaration of Independence yang ditulisnya pada tahun
2Peter Kasenda, Soekarno Muda Biografi Pemikiran 1926-1933, Jakarta: Komunitas Bambu, 2010, hlm. 16. 3 Bernard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, Jakarta: LP3ES, 1987, hlm. 36. 4 Tjokroaminoto adalah seorang pemimipin Sarekat Islam yang rumahnya ditempati oleh Soekarno semasa menjadi siswa HBS di Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1776, buah pemikirannya menjadi menjadi cita-cita dan pendirian dasar
Soekarno. Keinginannya untuk merobohkan kekuasaan kolonial Belanda
terpatri dalam dirinya, ia menulis untuk majalah Tjokroaminoto dalam
“Oetoesan Hindia” dengan menggunakan nama samaran Bima.5 Melalui
Tjokroaminoto dan Sarekat Islam, Soekarno telah mengalami berbagai aliran
politik secara bergantian mulai dari harga diri bangsa, persatuan dan
nasionalisme. Soekarno mendapatkan suatu pelajaran berharga dari seorang
Tjokroaminoto, mempunyai daya cipta dan cita-cita tinggi seorang pejuang
yang mencintai tanah tumpah darahnya. Secara tak sadar ia menggembleng
Soekarno.
Saat-saat bersekolah di HBS, ia seringkali merasakan kesunyian dan
kesepian. Hal itu ia gunakan untuk membaca dan menyelami pemikiran dari
tokoh-tokoh dunia seperti Beatrice Webb yang mendirikan gerakan buruh
Inggris, Otto Bauer, Adler, Karl Marx Friedrich Engels dan Lenin. Jean
Jacques Rousseau, Arstide Briand dan Jean Jaures ahli pidato terbesar dalam
sejarah Perancis. Soekarno merasakan keberadaan mereka, menjadi pejuang
revolusi besar dan menyelamatkan negaranya dari penjajahan kolonial
Belanda.
Secara emosional pemikiran Soekarno telah terpengaruh oleh
negarawan-negarawan tersebut. Di tempatnya menuntut ilmu, Soekarno
5Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 1966, hlm. 35-67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
membayangkan pemikir-pemikir yang sedang marah selagi berpidato dan
meneriakkan semboyan-semboyan seperti “persetan dengan penindasan” dan
“hidup kemerdekaan”. Hatinya seakan menyala-nyala dan mulai
mempraktikannya dengan berdiri diatas meja dengan emosional yang tinggi.6
Melalui Tri Koro Darmo, yang kemudian namanya di ubah menjadi Jong
Java, Soekarno memiliki pergaulan sosial yang berlandaskan kebangsaan. Di
mana dalam perkumpulan tersebut ia dan kawan-kawannya membaktikan diri
untuk mengembangkan kebudayaan asli seperti mengajarkan main gamelan
dan melakukan pekerjaan-pekerjaan sosial.7
Setelah menyelesaikan pendidikan HBS di Surabaya selama 5 tahun
pada tahun 1921, Soekarno meninggalkan Surabaya dan menuju Bandung. Di
sana ia tinggal di rumah Haji Sanusi, untuk kembali meneruskan
pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi (Technische Hoogeschool). Menurut
Soekarno kota Bandung memiliki warna ideologi yang khas. Sebab di kota
Bandung ini telah berkembang pemikiran bahwa tujuan pergerakan adalah
kemerdekaan penuh untuk tanah air Indonesia. Gagasan-gagasan tersebut
dikembangkan oleh Indische Partij yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada pemikiran-pemikiran Soekarno selanjutnya. Di Bandung pula ia
berkenalan dengan tokoh-tokoh nasionalis sekuler, seperti Douwes Dekker,
Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara. Soekarno begitu
6 Ibid., hlm. 52-53. 7 Ibid., hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
terkesan dengan cara Douwes Dekker dalam mendekati situasi Hindia
Belanda untuk kemudian memperkenalkan cara pandangnya meraih
kemerdekaan secara penuh untuk tanah air Indonesia. Pandangan tersebut
menjadi kesimpulan tersendiri bagi Soekarno dalam menunjukkan
kesetiaannya kepada tanah air dan bersedia berjuang untuk memperoleh
kemerdekaannya. Pengaruh pemikiran semacam itu sangat terasa pada diri
Soekarno dan pada kemudian hari berkembang menjadi aliran utama dalam
pemikiran nasionalisme Indonesia, hal tersebut akan terlihat jelas pada
gagasan dan pemikiran politik Soekarno.8
Terutama dari Dr. Tjipto Mangunkusumo, ia mengambil suatu pelajaran
penting, di mana ia memiliki keberanian untuk mempertahankan keyakinan
dan berjuang untuk tanah air kaum Pandawa. Pada diri Tjipto
Mangunkusumo, Soekarno menemukan kembali kepercayaan kepada Ratu
Adil. Ketiga orang tersebut memimpin Indische Partij yang radikal, sebagian
besar anggotanya adalah orang-orang Indo-Eropa dan merupakan satu-satunya
partai yang lebih banyak berpikir dalam rangka nasioanalisme Indonesia
daripada dalam Islam, Marxisme, atau ukuran-ukuran suku bangsa yang
sempit. Di dalam ide-ide mereka Soekarno menemukan pembenaran bagi
suatu bentuk nasionalisme yang tidak mengandung komitmen tertentu
terhadap Islam, teori perjuangan kelas, maupun kaitan formal dengan
kelompok etnik tertentu. Pada diri Ki Hadjar Dewantara, Soekarno belajar 8 Peter Kasenda.,op.cit., hlm. 18-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
tentang sistem sekolah Taman Siswa, yang dimulai dimulai pada tahun 1922,
menolak Islam pembaharu dan memakai kebudayaan Jawa sebagai dasar
filosofis bagi ciri nasional baru. Hal ini mendapat tanggapan postif di dalam
pemikiran Soekarno. Menurutnya cara kaum abangan Jawa, dan terutama
golongan atas di antara mereka itu, meyerap ide-ide Hindu, Buddha, Islam,
dan Barat ke dalam suatu sintesis yang unik yang mereka anggap memuaskan,
tampaknya menjadi model bagi seluruh bangsa Indonesia.9
Pengaruh-pengaruh dan gagasan-gagasan yang telah diterima oleh
Soekarno, menjadi suatu perjalanan panjang dalam kehidupan politiknya.
Tahapan dan proses yang telah ia lewati menjadikannya peka terhadap tujuan
kolonial. Soekarno menyerukan nasionalisme dan persatuan demi kepentingan
nasionalisme itu sendiri yang mengandung arti bahwa doktrin-doktrin untuk
tidak menyerah dengan perjuangan sosial masyarakat Indonesia, menolak
kekuasaan penjajahan secara radikal. Soekarno terlibat mendirikan Algemeene
Studi Club di kalangan mahasiswa pada tahun 1926, organisasi ini nyata-nyata
bersifat politis dengan kemerdekaan untuk Indonesia sebagai tujuannya. Di
dalam gerakan ini Soekarno melihat adanya bukti bahwa yang terpenting
adalah dicapainya persatuan. Nasionalisme itu muncul sebagai satu gagasan
yang mempersatukan yang berangsur-angsur menjadi penting. Pandangan
demikian itu bukan hanya mengenai kemerdekaan tetapi juga mengenai
9 M.C. Ricklefs., Sejarah Indonesia Modern,Yogyakarta: Gadjah Mada University, 1991, hlm. 276-277.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
tatanan politik yang berlandaskan rasa kepribadian nasional, dimana
nasionalisme telah menyajikan suatu rasa kesetiaan yang mungkin dapat
menyampingkan ikatan-ikatan keluarga, rasa kesukuan atau ikatan tradisional
lainnya.
Dengan dibentuknya Algemeene Sudie Club di Bandung, semakin
meyakinkan Soekarno mengutuk eksklusive dan chauvinisme nasionalisme
Eropa serta mempertentangkannya dengan nasionalismenya sendiri yang
berlandaskan cinta kasih seluruh umat manusia.10 Soekarno melihat penduduk
bumiputra sebagai suatu kelompok sebenarnya yang tidak terbagi-bagi dalam
kedudukan sosial, tetapi terbagi dalam aliran serta ideologi. Keisyafan dan
tragic itu pulalah yang sekarang menjadi nyawa pergerakan rakyat di
Indonesia.11 Soekarno mengenal aspek kolonial dengan kondisi-kondisi di
Eropa yang tidak asing baginya. Ia meyakini, bahwa apa yang ia ketahui
mempunyai warna ideologi yang kuat seperti Marxis sejati, di mana ia melihat
dan merasakan mengenai rakyat yang diperas dan menderita, mengenai tirani
kaum kapiltalis, mengenai pertentangan yang tak dapat diperdamaikan di
antara kelas-kelas, serta kemenangan yang sebentar lagi akan di capai.12
Soekarno menyadari bahwa bangsa tidak ditentukan oleh ras, bahasa
atau agama atau pun perbatasan wilayah. Perjuangannya lepas dari teori Islam
maupun Marxis tentang revolusi sosial, yang memberikan tekanan kepada
10 Legge John .D., Sukarno Sebuah Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm. 98. 11 Peter Kasenda.,op.cit., hlm. 24. 12 Bernard Dahm., op.cit., hlm. 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
keutamaan perjuangan politik untuk mencapai kemerdekaan dan mengabaikan
masalah-masalah mengenai bentuk negara dan tipe masyarakat yang akan
dibangun jika merdeka nanti. Hal tersebut mencerminkan suatu konsepsi
nasionalis yang murni dibandingkan dengan konsepsi-konsepsi nasionalisme
yang berlaku sebelumnya di Indonesia. Dalam penggarapannya mengenai
nasionalisme telah membawanya untuk menggali sumber-sumber intelektual
yang bermacama-macam. Soekarno mengenali semua aliran politik dalam
pergerakan Indonesia dan ia menciptakan suatu konsep ideal dengan
menciptakan persatuan tanpa harus saling berhadapan dengan perlawanan dari
pihak manapun. Didalam Algeemeene Studie Club, yang menerbitkan
majalahnya sendiri Indonesia Muda, Soekarno memaparkan pemikiran-
pemikirannya yang semakin matang melalui sebuah karangan “Nasionalisme,
Islam dan Marxisme”.
Melalui pemikirannya Soekarno berusaha mensejajarkan Nasionalisme,
Islam dan Marxisme dan tujuannya adalah menempatkan orang Islam dan
Marxis di bawah Nasionalis. Ia menginginkan agar orang-orang Islam dan
Marxis bersekutu dengan orang-orang nasionalis dan bersama-sama menjadi
satu roh yang besar, roh persatuan. Soekarno menghimbau pada masing-
masing aliran untuk membenamkan perbedaan-perbedaan antara mereka dan
bersama-sama bekerja untuk meraih kemerdekaan. Nasionalis yang menolak
bekerja dengan kaum Marxis, adalah keliru memahami perkembangan
sejarah. Asal-usul Marxisme di Indonesia sama halnya dengan asal-usul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
nasionalisme, suatu perlawanan yang sama terhadap penindasan. Kaum
muslimin, pada gilirannya hendaknya mengatasi rasa takutnya terhadap
Marxisme dan mengakuinya sebagai sekutu. Kapitalisme, musuh kaum
Marxis, juga musuh Islam dan taktik Marxis, yang baru ialah bekerjasama
dengan gerakan-gerakan nasionalisme Islam sejati. Dalam pemikiran
Soekarno ketiga aliran itu memiliki status yang sama dan bukan saja hanya
saling melengkapi, tetapi mengandung pengertian bahwa nasionalisme adalah
arus sentral. Karena Islam adalah agama kaum yang tertindas, maka pemeluk
Islam haruslah nasionalis. Karena modal di Indonesia adalah modal asing
maka kaum Marxis yang berjuang melawan kapitalisme haruslah pejuang
nasionalis. Tujuannya adalah persatuan antara Nasionalisme, Islam dan
Marxisme, tetapi isi nasionalisme dalam Islam dan Marxislah yang
memungkinkan persatuan itu. Nasionalisme adalah ideologi yang merangkum,
yang dapat menyalurkan aliran-aliran yang berbeda itu ke dalam satu arus.
Pada usia 20 tahun, Soekarno mengenalkan istilah Marhaenisme.
Marhaen, adalah sebutan bagi rakyat kecil yang mandiri memperjuangkan
hidupnya dengan tenaga, pikiran, alat-alat sendiri demi kebutuhan hidupnya
agar terpenuhi, yang pada kenyataannya masih kekurangan. Walau hidup
dalam kemelaratan ia tetap tidak mengeluh dan terus berusaha dengan baik.
Marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek dan penemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kembali kepribadian nasional Indonesia. 13Marhaen adalah lambang bagi
kaum yang lemah, sengsara dan tertindas akibat kekejaman imperealisme
selama berabad-abad, namun tetap berusaha hidup mandiri dan
mengupayakan hidup bagi keluarganya.
Dalam buku otobiografinya yang berjudul Bung Karno penyambung
lidah rakyat Indonesia. Soekarno mengatakan bahwa ia sudah memiliki
pegangan dalam bidang politik, dan dimana ia berkumpul selalu menjadi buah
bibir. Atas keyakinan tersebut, dan berkat dukungan dari teman-temannya di
Algemeene Studie Club pada tahun 1927, ia mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI). Tujuan dari PNI adalah kemerdekaan sepenuhnya sekarang.
Soekarno dan para kader-kadernya membawa PNI kearah yang radikal, ia
merasa tak perlu seperti partai-partai sebelumnya yang berusaha
menyembunyikan tujuannya supaya Belanda tak mengganggu mereka,
baginya kemerdekaan harus dicapai sekarang, tidak perlu di sembunyikan
tanpa tedeng aling-aling14. Di bawah PNI, Soekarno selalu mengadakan rapat-
rapat dan berpidato, dalam pidatonya ia selalu menggugah serta
membangkitkan jiwa dan semangat “heroisme dan patriotisme” di kalangan
rakyat. Dalam kesempatannya berpidato ia selalu senantiasa menanamkan
jiwa nasionalisme kepada seluruh rakyat Indonesia, oleh karena Soekarno
berkeyakinan, bahwa hanya dasar kebangsaanlah perjuangannya akan dapat
13 Cindy adams., op.cit., hlm. 85. 14 Ibid., hlm. 106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
berhasil dan cita-citanya untuk kemerdekaan Indonesia dapat tercapai.15 Sikap
Soekarno yang berani dan radikal dalam tubuh PNI, dianggap oleh pemerintah
kolonial sebagai pemberontakan, hal tersebut pun diakui oleh Soekarno bahwa
ia adalah seorang pemberontak dan PNI sebagai tentara pemberontak.16
Kehadiran Soekarno di tengah-tengah rakyat dengan pidato yang berapi-api
sangat mendapat perhatian dari rakyat, dan menjadi ketakutan sendiri bagi
pihak kolonial, oleh karena pengaruh Soekarno yang begitu besar, maka ia
tidak pernah lolos dari intaian dan incaran pihak pemerintah kolonial.17
Di bawah bendera PNI, Soekarno semakin membentangkan aksi-aksi
politiknya. Di mana ia menjadi bagian dalam memprakarsai berdirinya
Pemufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). PPPKI sendiri dibentuk pada bulan Desember tahun 1927,
merupakan front persatuan organisasi-organisasi kaum nasionalis yang
beranggotan PNI, Sarekat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sumatra Bond,
Kaum Betawi dan kelompok studi dr. Sutomo. Unsur yang mengikat mereka
adalah mencapai persatuan nasional dan keinginan untuk merdeka.18
Aktivitas-aktivitas Soekarno dalam tubuh PNI dan PPPKI semakin lama
semakin tumbuh dengan pesat. Pemerintah kolonial merasa aksi-aksi
Soekarno memiliki tujuan untuk merobohkan kekuasaan kolonial dengan
15 Solichin Salam., Bung Karno Putera Fajar, Jakarta: Gunung Agung, 1986, hlm. 53. 16 Cindy Adams., op.cit., hlm. 107. 17 Solichin Salam., op.cit., hlm. 54. 18 Lambert Giebels., op.cit., hlm. 86-87 ; Legge John .D., op.cit., hlm. 113.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
kekerasan dan mereka semakin mencurigai setiap aksi Soekarno. Maka pada
tahun 1930 Soekarno dan beberapa temannya di tangkap atas tuduhan
pemberontakan terhadap pemerintah kolonial.
Di hadapan pengadilan kolonial, ia melakukan pembelaannya. Di mana
ia mengecam imperealisme dan kapitalisme kolonial yang menyebabkan
penderitaan dan kemiskinan bangsa Indonesia. Pleidoinya tersebut kemudian
di bukukan dibawah judul “Indonesia Menggugat”. Di kota Bandung
Soekarno mulai memimpin pergerakan politiknya yang bersasakan
“nasionaliosme”.
Nasionalisme itu dalam hakikatnya mengecualikan segala pihak yang
tak ikut mempunyai keinginan hidup menjadi satu dengan rakyat, walaupun
nasionalisme itu sesungguhnya mengecilkan segala golongan yang tak merasa
satu golongan, satu bangsa dengan rakyat. Nasionalis sejati yang cintanya
pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi-dunia dan
riwayat. Bukan semata-mata timbul dari kesombongan belaka, nasionalis yang
bukan chauvinis, haruslah menolak segala paham pengecualian yang sempit
budi. Nasionalis yang sejati, nasionalisnya itu bukan semata-mata meniru
nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan
kemanusiaan. Nasionalis yang menerima rasa nasionalismenya sebagai suatu
wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai bakti agar terhindar dari paham
yang sempit. Menurut Soekarno nasionalis Indonesia, adalah nasionalis ke-
Timuran, nasionalisme yang membuat kita menjadi perkakasnya Tuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
membuat kita hidup didalam roh. Kita menyadari, bahwa kaum pergerakan
nasional Indonesia, bukannya menjadi abdi atau hamba dari pada negeri
tumpah darah kita, akan tetapi kita juga merasa menjadi abdi bagi Asia, bagi
kaum yang sengsara dan abdi hamba dunia. Terutama bangsa kita Indonesia.
Bukan nasionalisme yang ke Barat-baratan, begitu agresif dan selalu
menyerang yang mengejar materi dan mementingkan diri sendiri.19
Nasionalisme sangat penting bagi Soekarno, karena menurutnya dasar filsafat
Indonesia merdeka adalah nasionalisme/kebangsaan, dan pada akhirnya ia
tuangkan menjadi prinsip pertama dalam Pancasila pada sidang Umum Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).20
Paham kebangsaan mengandung arti positif, di mana kita akan mampu
membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya secara sehat,
kita bisa menjadi suatu bangsa yang hidup bersaudara dengan bangsa-bangsa
yang lain, dengan tetap berpegang teguh pada kepribadian sendiri dengan
kultur/tradisi sendiri. Rasa kebangsaan adalah rakyat Indonesia dari Sabang
sampai Merauke.21 Kebangsaan yang menghendaki satu Nationale Staat,
meliputi seluruh kepulauan Indonesia. Bukan daerah yang berdiri sendiri-
sendiri, seluruh pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan Sunda dan Sulawesi
melebur menjadi satu dan menjadi sebuah negara. Soekarno mengatakan,
19Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi Jilid I, Jakarta : Panitia Penerbit di Bawah Bendera Revolusi jilid I,1965, hlm. 76. 20 Peter Kasenda., op.cit., hlm. 99. 21Departemen Penerangan, Tjamkan Pantja Sila! Pantjasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: Pradnja Paramita,1964, hlm. 114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
bahwa Indonesia satu kelompok kepulauan di khatulistiwa, dibatasi oleh
lautan sekeliling dan dipagar oleh dua benua, daratan Asia dan Australia, dan
didiami oleh oleh satu bangsa dari satu keturunan. Soekarno menggunakan
dalil-dalil teori Geo- politik ciptaan Karl Haushofer tentang Blut-und-Boden.
Teori tersebut sangat menarik bagi kaum nasionalis Asia dan Indonesia
khususnya untuk membela cita-cita kemerdekaan, persatuan bangsa dan tanah
air. Bangsa Indonesia bukanlah sekedar satu golongan orang yang hidup di
daerah yang kecil, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia yang tinggal
di pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatra sampai Irian, karena antara
manusia Indonesia sudah terjadi “character gemeischaft” dan telah menjadi
satu. Indonesia harus menuju dan mendirikan Nationale Staat, diatas kesatuan
bumi Indonesia.22
B. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
Kota Surabaya menjadi awal Soekarno mengenal apa yang dikatakannya
dengan dapur Nasionalisme. Saat di kota itu juga Soekarno ia berkenalan luas
dengan rangkaian alam pikiran politik. Ketika terjadi perpecahan dalam tubuh
SI, akibat tidak adanya disiplin partai yang ketat, sehingga menimbulkan
praktek umum bahwa seseorang dapat menjadi anggota beberapa organisasi
pada waktu yang bersamaan. Seperti Semaun, di mana pada waktu bersamaan
menjabat sebagai secretariat Sarekat Islam dan wakil ketua ISDV yang pada
22Saafroedin Bahar., et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. 74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
perjalanannya akan berubah halauan menjadi partai Komunis Indonesia.
Soekarno terpaksa menentukan posisi dalam pertentangan antara pihak-pihak
yang mau ko-operatif, dan golongan Sarekat Islam yang Non-kooperatif.
Bahwa sebenarnya Sarekat Islam dan ISDV mengejar tujuan yang sama, yaitu
mengusahakan kesejahteraan rakyat, namun mereka berbeda dalam cara
mencapai tujuan itu.23
Permasalahan yang melanda SI tersebut, menjadi semakin tajam.
Semaun, yang sanagat dipengaruhi oleh sayap kiri ISDV, dan kemudian hari
memimipin partai Komunis Indonesia (PKI), dan Tjokroaminoto berusaha
sekuat tenaga untuk menghindari perpecahan dalam pergerakannya menjadi
wakil-wakil dua aliran. Dengan demikian, maka sudah sejak semula Soekarno
menjadi saksi dari perebutan kekuasaan di dalam pergerakan ini dan
perpecahan yang menyertainya. Soekarno berkenalan dengan tokoh-tokoh
seperti Sneevliet, A. Baars, Semaun, Muso, Tan Malaka. Pada tahun 1917, ia
sendiri pada akhirnya terpengaruh oleh slogan-slogan komunis, ketika tokoh
sosialis A. Baars yang juga telah menarik Semaun ke sayap kiri, mendesaknya
untuk meninggalakan nasionalisme dan mengikat diri kepada humanisme
internasional yang sosialis.
Pelajaran yang di ambil oleh Soekarno dari tokoh A. Baars adalah
mengenai kebangsaan. “Jangan berfaham kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa
kemanusiaan sedunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun”. 23Lambert Giebels., op.cit., hlm. 41-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Namun, setelah ia membaca tulisan dari Dr. Sun Yat Sen yang berjudul “San
Min Chu I” atau “The Three People’s Principles”, ia mendapat pelajaran
yang dapat membongkar kosmopolitisme yang diajarakan oleh A. Baars
tersebut. Sejak saat itu, dalam jiwa Soekarno tertanamlah rasa kebangsaan. Di
lain sisi peranan penting Abdul Muis pada diri Soekarno telah memberikan
pengaruh bagi penyembuhan Soekarno dan internasionalisme. Dalam kongres
nasional SI Abdul Muis, secara tegas mengatakan, bahwa keadaaan yang
menyedihkan membuat kita dituntut dengan segenap kekuatan untuk
memuntut kaum sosialis agar tidak menghambur-hamburkan kekuatan untuk
memperbaiki seluruh dunia dan mulai menjadi orang-oarang internasionalis.
Menurutnya seorang pemimpin rakyat harus menghidupkan kembali perasaan
kebangsaan dalam hati orang-orang sebangsanya. Hanya jika kita mempunyai
perasaan kebangsaan itu, maka kita dapat mengharapakan bahwa hasrat kita
akan kemerdekaan akan segera tercapai. 24
Soekarno menjelaskan, bahwa prinsip kebangsaan ini ada bahayanya,
karena dapat meruncingkan nasionalisme menjadi chuvinisme, sehingga
berfaham “Indonesia uber Alles”. Namun bukan itu yang diinginkan olehnya,
ia meperingatkna, bahwa “Tanah air kita Indonesia hanya satu bagian kecil
saja daripada dunia”, ia pun mengutip pernyataan Gandhi yang menyatakan:
“saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah peri kemanusiaan”.
Pada akhirnya Soekarno menggali prinsip Pancasila yang kedua, yakni 24 Bernard Dahm., op.cit., hlm. 40-41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
“Internasionalisme”. Mengacu pada prinsip kebangsaan, bahwa yang
dimaksud, bukanlah kebangsaan yang menyendiri dan menganggap
bangsanya yang tertinggi, termulia dan terbagus, sehingga hal tersebut dapat
memicu suatu dampak yang bruk, dengan meremehkan bangsa lain.
Internasionalisme yang dimaksud adalah, bahwa kita harus menuju pada
persatuan dunia dan persaudaraan dunia. Menurut Soekarno, bahwa pada
hakikatnya “Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar
didalam buminya nasionalisme”, jadi keduanya saling berkaitan erat. 25 Rasa
internasionalisme (perikemanusiaan), adalah hasil daripada pertumbuhan
rohani, pertumbuhan dari kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam dari
tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi. Kita tidak menghendaki supaya
nasionalisme kita menjadi nasionalisme yang chauvinisme, tapi nasionalisme
yang hidup dalam perikemanusiaan, nasionalisme yang mencari usaha agar
segala umat manusia pada akhirnya nanti dapat hidup dalam satu keluarga
besar yang sama bahagianya.26
C. Mufakat atau Demokrasi
Prinsip sila selanjutnya yang diungkapkan oleh Soekarno adalah
mufakat atau demokrasi. Menurut Soekarno, demokrasi adalah suatu ideologi
politik. bahwa manusia memiliki kesadaran, sebab demokrasi adalah suatu
alam pikiran, alam pikiran politik yang di produksi dalam suatu periode.
25Departemen Penerangan RI, Lahirnya Pantja-Sila, Surakarta: Forum Komunikasi Persatuan Nasional Surakarta (F.K.P.N.S), 2001, hlm. 23-25 ; Cindy Adams,. op.cit., hlm. 301. 26Departemen Penerangan., op.cit., hlm. 142-143.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Dengan demokrasi, diharapkan masyarakat Indonesia mampu meletakkan
segala sesuatu di atas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Maka demokrasi
yang harus dijalankan adalah demokrasi Indonesia sendiri, dengan demikian
kita dapat menyelenggarakan apa yang menjadi amanat penderitaan daripada
rakyat Indonesia. Demokrasi bukan hanya sekedar teknis, tetapi satu alam
jiwa pemikiran dan perasaan kita.27
Musyawarah atau demokrasi digali dari peradaban atau kebudayaan
bangsa Indonesia sendiri, gotong royong dan semangat kekeluargaan,
musyawarah untuk mufakat.28 proses pengambilan keputusan mengenai segala
sesuatu merupakan tradisi dari nenek moyang “musyawarah untuk mufakat”.
Musyawarah mengenai segala sesuatu adalah suatu praktek yang berlaku di
mana-mana. Di mana orang memiliki kebebasan berbicara dan didengarkan.
Setelah menjalani proses yang lama, suatu keputusan biasanya bisa diambil.
Dalam keputusan tersebut tidak seorang pun yang pendapatnya sepenuhnya
diterima, tetapi juga tak seorangpun pendapatnya sepenuhnya ditolak, Karena
semuanya merasa tertampung.29
Demokrasi dalam diri Soekarno, sudah mulai terbentuk ketika ia
telibat percakapan dengan tokoh-tokoh SI saat ia tinggal di rumah
Tjokroaminoto. Dari percakapan-percakapan mengenai kapitalisme Belanda, 27Soekarno., Pancasila Sebagai Dasar Negara, Jakarta : Inti Idayu Press-Yayasan Pendidikan Soekarno, 1984, hlm. 95-106. 28Panitia Lima., Uraian Pancasila di Lengkapi dengan Dokumen Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Jakarta : Penerbit Mutiara, 1980, hlm. 45. 29Eka Darmaputera., Pancasila Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, hlm. 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Soekarno mulai meresapkan percakapan politik tersebut. Bahkan ia tak segan-
segan untuk mengajukan pertanyaan pada salah seorang tokoh yang ada,
seperti Alimin, maupun Tjokroaminoto sendiri. Percakapan-percakapan
tersebut terus dipupuknya hingga menjadi suatu bentuk musyawarah. Pada
akhirnya Soekarno terlibat dalam perkumpulan politiknya yang pertama,
dimana ia menjadi bagian dari Tri Koro Dharmo pada tahun 1920. Beserta
anggota-anggotanya ia banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan
mengembangkan kebudayaan asli. Berkaca dari kegiatan yang Soekarno
jalani, dapat dipastikan ia telibat percakapan, berpendapat, perbedaan,
perdebatan dan mencari solusi dalam setiap permasalahan yang ada di dalam
organisasi tersebut. Dari hal-hal tersebut kita bisa melihat, bahwa di dalamnya
telah terjadi musyawarah atau demokrasi antar anggota.30
Dalam prakteknya, mulai nampak pada tahun 1927 ketika Soekarno
bersama-sama dengan Dr. Tjipto Mangukusumo, Budiarto, Iskaq
Tjokrohadisurojo dan Sunarjo bersama- sama membentuk suatu persiapan
untuk mempelajari dan mempertimbangkan pembentukan suatu organisasi.
Mereka lebih banyak berkumpul secara informal bersama-sama teman dekat
untuk mempelajari dan mempertimbangkan pembentukan suatu organisasi.
Walau sedikit ditentang oleh tokoh senior mereka Dr. Tjipto Mangunkusumo
yang berusaha memperingatkan bahaya tindakan pemerintah Hindia Belanda
yang menindas suatu partai nasional yang khusus diorganisasi untuk itu. 30 Cindy Adams., op.cit., hlm. 54-56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Tetapi anggota yang lain memutuskan untuk jalan terus, hingga akhirnya
terbentuklah PNI. Pada hakikatnya hal ini merupakan inisiatif kelompok basis
Indonesia, meskipun gagasan mengenai organisasi nasionalis yang baru telah
lebih dulu didiskusikan dikalangan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di negeri
Belanda. Pembentukan sebenarnya berasal dari hasil kerja kelompok studi
daripada Perhimpunan Indonesia.31
Musyawarah mufakat menjadi sikap sosial yang ditandai oleh kuatnya
adat, nilai yang dijunjung tinggi adalah kebersamaan didalam tindakan
(gotong-royong), maupun dalam pengambilan keputusan itu sendiri dengan
tujuan menjaga serta memelihara keserasian hubungan dalam kelompok.32
musyawarah mufakat merupakan kepribadian bangsa Indonesia, tradisi ini
menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang berusaha dikembangkan dalam
Pancasila. Musyawarah atau demokrasi diharapkan oleh Soekarno supaya
dapat menjembatani segala perbedaan-perbedaan, berkompromi dan
mengungkap pendapat atau usulan untuk kebaikan semua pihak. Dan pada
akhirnya demokrasi yang akan membawa permusyawaratan pada Dewan
Perwakilan Rakyat. 33
31Legge John .D., op.cit., hlm. 110. 32 Eka Darmaputera., op.cit., hlm. 41-42. 33 Panitia Lima., op.cit., hlm. 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
D. Kesejahteraan Sosial
Pengetahuan yang di dapat Soekarno saat tinggal di rumah
Tjokroaminoto, membuatnya sadar bahwa tak ada alasan bagi seorang
pemuda Indonesia bersenang- senang. Disaat keadaan bangsa dan rakyatnya
sedang berada dalam penderitaan dan kemiskinan. Ia mempelajari tulisan ahli
pikir India, Swami Vivekananda “Jangan bikin kepalamu menjadi
perpustakaan, tetapi pakailah pengetahuanmu untuk diamalkan”. Maka
Soekarno mulai menerapkan apa yang telah ia baca dan pelajari. Dia mulai
membandingkan antara peradaban yang megah dengan tanah airnya sendiri
yang sudah bobrok. Ia memandang dalam keputusasaan dari setiap laki-laki
dan perempuan yang dilihatnya, rakyat yang begitu miskin dan menderita dan
semuanya akibat kekejaman pemerintah kolonial Belanda. Hal tersebut dirasa
sangat tak adil, masyarakat Indonesia harusnya mampu menjadi tuan di negeri
nya sendiri, hidup sejahtera dengan hasil bumi yang melimpah ruah. Tetapi
pada kenyataannya malah menderita, kelaparan dan miskin akibat
kesewenang-wenangan kolonial Belanda. 34
Sewaktu masih bersekolah di HBS, Soekarno membaca dan menyerap
ilmu pengetahuan yang ia peroleh. Pada saat di Bandung, kemudian ia dapat
memilah-milah pengetahuan dari bacaan-bacaan yang pernah ia peroleh
tersebut. Soekarno mendapat bantuan dari seorang Marcel Koch, seorang
marxis yang lambat laun beralih menganut aliran sosialisme yang demokratis. 34 Cindy Adams., op.cit., hlm. 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Menurut Koch, Soekarno menyukai karangan-karangan tentang sosialisme
dan politik, dan secara khusus ia tertarik pada buku-buku Karl Kausky.
Pandangan Marxis Soekarno didasarkan pada ideologi Marxis Kautsky, hal ini
beralasan, karena Karl Kautsky diakui oleh dunia internasional sebagai
seorang penafsir ideologi Marxis. Karl Kautsky mulanya adalah seorang
Marxis yang revolusioner, tetapi dikemudian hari ia merubah alirannya
menjadi seorang sosialis evolusioner. Menurutnya yang penting bukan lagi
perebutan kekuasaan dengan kekerasan, melainkan kemenangan kaum
proletariat.
Soekarno mengubah ideologi Marxisme evolusioner dari Kautsky
menjadi suatu konsepnya sendiri untuk nasionalisme Indonesia. Soekarno
juga, mempelajari karangan-karangan Bakaoenin, yang mengatakan bahwa ia
tidak menyetujui anggapan kaum Marxis, bahwa hanya kaum proletariat
industri perkotaan yang bisa dijadikan pasukan penggempur dalam suatu
perjuangan revolusioner. Ia berkata, tidak bisa disangkal bahwa kaum petani
kecil merupakan sekutu yang mutlak dibutuhkan dalam suatu perjuangan.35
Dari ide-ide Kautsky dan Bakaoenin oleh Soekarno digabung menjadi
ideologi yang disebut “Marhaenisme”. Teori ini kembangkan ketika ia masih
menjadi mahasiswa di Bandung, saat bersepeda sambil berpikir ia telah
sampai dibagian selatan kota Bandung, suatu daerah pertanian yang padat
dimana orang dapat menyaksikan para petani mengerjakan sawahnya yang 35 Lambert Giebels., op.cit., hlm. 58-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kecil. Kemudian ia bercakap-cakap dengan seorang petani dan mulai bertanya
pada petani, siapa yang memiliki sawah ini, apakah miliknya pribadia atau
bersama-sama dengan orang lain, dan petani itu menjawab bahwa semua
tanah itu adalah miliknya, merupakan warisan orangtuanya secara turun-
temurun. Lalu Soekarno bertanya lagi mengenai sekop kecil, cangkul dan
bajak yang ia gunakan untuk mengolah tanah. Petani itu menjawab, bahwa
semua alat yang ia gunakan itu adalah kepunyaannya sendiri.
Semakin lama Soekarno semakin menggali secara mental, dan
pikirannya mulai bekerja untuk mengembangkan teorinya. Secara terus
menerus Soekarno bertanya pada petani itu, untuk siapa hasil yang kau
dapatkan itu, lalu apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hasil
dari pertanian itu apakah ada yang bisa dijual hasilnya. Petani itu menjawab,
jika semua hasil pertanian itu untuknya, bahwa hasilnya untuk memenuhi
kebutuhan seorang istri dan empat orang anaknya, sedangkan hasilnya sekedar
cukup untuk makanan sehari-hari, tidak ada lebihnya untuk dijual. Soekarno
pun bertanya lagi, apakah petani itu memperkejakan orang dan sebuah gubuk
kecil, milik siapa itu. Petani sekali lagi menjawab, bahwa ia tidak pernah
memperkejakan orang lain, karena petani tidak mampu membayarnya, dan
gubuk itu adalah miliknya. Kemudian Soekarno menanyakan nama petani
tersebut, ia meyebut namanya adalah “Marhaen”. Otaknya sangat berpikir
keras, pada akhirnya ia mendapat ilham untuk menggunakan namanya dalam
menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia. Bagi Soekarno kaum Marhaen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
merupakan satu-satunya kekuatan yang ampuh, Soekarno berusaha untuk
memasukkan ke dalam masa sebanyak mungkin golongan tersebut, sebab
yang diutmakan adalah persatuan rakyat, yakni kaum Marhaen.
Menurut Soekarno, untuk mencapai suatu masyarakat tanpa kelas-kelas
tertindas di Indonesia, tidaklah cukup bagi kaum Marhaen, yang akan
memperjuangkannya untuk menjadi “kaum revolusioner borjuis”, dengan
kemerdekaan sebagai tujuan akhir mereka. Mereka menjadi “orang-orang
revolusioner sosial”, dan tidak boleh berhenti sebelum terwujudnya
kebahagiaan bagi semua orang, bagi seluruh komunitas Indonesia. Kepada
perjuangan itu, Soekarno memberikan nama yang baru saja ia ciptakan
“Sosionasionalisme atau nasionalisme Marhaen”. 36
Tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka, demikian
ungkapnya. Bahwa ia menginginkan rakyatnya sejahtera, semua orang cukup
makan, cukup pakaian dan hidup dalam kesejahteraan, tidak ada kaum
kapitalis yang merajalela. Pada hakikatnya bahwa setiap generasi telah
mengharapkan kedatangan Ratu Adil, yaitu akan datangnya keadilan sosial.
Di mana didalamnya terdapat persamaan poltik tetapi juga persamaan
ekonomi. Artinya bahwa, kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya.
36Soekarno, Di bawah Bendera Revolusi Jakarta : Panitia Penerbit di Bawah Bendera Revolusi jilid I,1965, hlm. 174.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Demokrasi sosial, demokrasi ekonomi merupakan dunia baru yang di
dalamnya terdapat kesejahteraan bersama.37
E. Ketuhanan
Berada di penjara Sukamiskin, saat menjadi pemimpin PNI sedikit
membuatnya tertekan. Hal ini dikarenakan ia di jaga cukup ketat dan akses
dunia luar cukup sulit untuk ditembus. Kehidupan yang terasing, dan lama-
kelamaan ia merasa kesepian. Ia berusaha memaksakan diri untuk menyadari
bahwa cita-cita yang besar datangnya dari tempat yang sepi. Karena dilarang
membaca buku-buku yang berbau politik, maka Soekarno mulai mendalami
Islam. Sesungguhnya Soekarno mulai mengimani, bahwa pada dasarnya kami
adalah bangsa yang beragama, rakyat tahu akan kewajiban terhadap Tuhan.
Bangsa yang semenjak lahir mengabdi kepada Tuhan, hal tersebut dapat
disaksikan di Bali, di mana seni dan tradisi dipersembahkan kepada Yang
Maha Kuasa. Di Jawa Barat setiap hari akan terdengar masyarakat yang
melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Di Jawa Tengah menjulang tinggi
candi Prambanan sebagai lambing dari puncak peradaban Hindu dan Candi
Borobudur , candi umat Buddha yang terbesar diseluruh dunia. Orang-orang
dapat menemui Masjid dan Gereja disetiap kampung. Tuhan tidak
mempermasalahkan kepercayaan mana yang kami tempuh. 38
37Cindy Adams., op.cit., hlm. 302. 38 Ibid., hlm 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Pengalaman hidupnya tersebut, memberikan keyakinan pada dirinya.
Soekarno menyatakan, bahwa ia tak pernah mendapat pendidikan agama yang
teratus dari orang tuanya, terutama ayahnya, karena memang tidak mendalami
bidang itu. Ia menemukan sendiri agama Islam dalam dirinyaa sejak ia tinggal
ditengah-tengah keluarga Tjokroaminoto, keluarga Tjokroaminoto mengikuti
organisasi Muhammadiyah. Ia mempelajari semua agama sebagai
pengetahuan, dan mengambil pelajaran yang baik untuknya. Dalam
kelanjutannya Soekarno mulai mempelajari Alkitab, baik Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru yang penjelasannya diberikan oleh Romo Van Lith,
dan ia menaruh perharian pada “kotbah di atas bukit”. 39
Pengalaman-pengalaman mempelajari agama tersebut membuatnya
kaya akan ilmu pengetahuan tentang agama. Pemikirannya menjadi luas
terhadap agama satu dengan yang lainnya. Hal tersebut mendoronganya
menjadikan Ketuhanan sebagai prinsip yang kelima. Ia menyarankan, bahwa
selayaknya bangsa Indonesia ber-Tuhan dengan menjalankan kepercayaannya
masing-masing. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan,
yakni tidak dengan egoisme agama, sehingga bisa menjadi negara Indonesaia
satu negara yang ber-Tuhan. Mengamalkan dan mejalankan agama dengan
cara berkeadaban, ialah dengan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
39 Ibid., hlm. 151-152.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
dengan saling hormat-menghormati satu sama lain. Ke-Tuhanan yang
berbudaya dan berbudi pekerti luhur.40
Upaya Soekarno untuk menjadikan prinsip ke-Tuhanan, membuka
wawasan baru, bahwa tak perlu ada pertentangan karena perbedaan agama.
Sehingga bisa menjadi bangsa merdeka yang memeiliki kebebasan beragama
menurut kepercayaan masing-masing. Semua golongan agama dapat bersatu
utnuk menuju pada kebaikan sebuah bangsa. Semakin jelas, bahwa Soekarno
telah memiliki wawasan jauh kedepan dengan menjamin kebebasan beragama
sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Bangsa Indonesia didasari oleh
moral yang kuat, sehingga memperkuat pembentukan karakter, dan
melahirkan manusia yang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap
hidupnya.
40 Saafroedin Bahar., et.all., op.cit., hlm. 80-81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
BAB IV
PROBLEM KENEGARAAN YANG DIUSULKAN
OLEH SOEKARNO DAN PENYELESAIANNYA
Semakin terjepitnya angkatan perang Jepang membuat situasi Jepang semakin
buruk. Akibatnya kepulauan Saipan yang letaknya sangat dekat dengan kepulauan
Jepang jatuh ke tangan Amerika. Hal tersebut menimbulkan kegoncangan dalam
masyarakat Jepang, terbukti bahwa moril masyarakatnya mulai mundur, produksi
perang merosot dal hal itu mengakibatkan kurangnya persediaan senjata dan amunisi.
Ditambah lagi timbulnya soal-soal logistik karena hilangnya sejumlah kapal angkutan
dan kapal perang.1 Dengan keadaan yang semakin sulit tersebut pada tanggal 7
September 1944 Koiso mengumumkan pada seluruh dunia di muka sidang ke-85
Parlemen Jepang bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan dalam waktu dekat.2
Persiapan khusus kemerdekaan yang dijanjikan oleh Jepang kepada bangsa
Indonesia, kemudian diwujudkan pemerintah pendudukan militer Jepang dengan
mengumumkan berdirinya BPUPKI. Secara umum BPUPKI menemukan dua visi
politik yang sangat berbeda. Pertama mencari bentuk pemerintahan yang hierarkis,
integralis, integralis dan korporatis yang bakal menyatukan rakyat Indonesia dalam
negara yang kuat dan dominan. Kedua jauh lebih berhati-hati terhadap kekuasaan
1 Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta : Balai Pustaka, 1993, hlm. 66. 2 P. J. Suwarno, Tatanegara Indonesia Dari Sriwijaya Sampai Indonesia Modern, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2003, hlm. 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
negara dan ideologi besar-besaran serta berusaha menempatkan batas dan
penyeimbang yang kuat bagi penerapan kendali negara yang bersatu. Kemudian
BPUPKI bersidang membahas problem kenegaraan yang akan dibentuk bagi
Indonesia yang merdeka. Soekarno sebagai seorang tokoh nasionalis sangat antusias
terlibat dalam membangun negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.3
A. Dasar Negara
Pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI, Soekarno menyajikan sebuah
konsep definisi mengenai dasar negara yang kelak akan dibentuk. Soekarno
menamai dasar negara itu dengan istilah Pancasila. Pancasila ini kemudian
diterima dengan suara bulat oleh anggota BPUPKI sebagai filosofi dasar untuk
negara Indonesia yang akan lahir. Adapun Pancasila menurut Soekarno adalah
sebagai berikut:
1. Persatuan Indonesia.
Mengulang tema lama dengan menggunakan kiasan yang pertama kali
digunakan dalam organisasi Perhimpunan Indonesia, Soekarno berkata:
“Bahkan seorang anak, apabila dia melihat peta dunia, dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia membentuk suatu kesatuan. Di peta dapat ditunjukkan kesatuan gugusan pulau di antara dua samudra besar, Samudra Pasifik dan Hindia, serta di antara dua benua, Benua Asia dan Australia. Seorang anak pun bisa mengatakan bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Pulau-Pulau lain diantaranya adalah suatu
3 R. E. Elson., The Idea of Indonesia, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm. 158.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
kesatuan…keseluruhan kepulauan ini ditakdirkan Tuhan menjadi satu kesatuan antara dua benua dan dua samudra--- itulah negara kita”.4
Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 750 suku bangsa. Suku bangsa- suku
bangsa ini sebagai pemangku nusantara. Pada tanggla 17 Agustus kita disatukan
bersama dalam satu “persatuan” menjadi bangsa Indonesia. Oleh karena itu
Pancasila adalah asas bersama yang tunggal, ibarat common de nominator bagi
pluralisme dan multikultaralisme.5
2. Nasionalisme.
Soekarno berpandangan bahwa kebangsaan jangan didasarkan pada
chauvinisme atau kebangsaan sempit melainkan kepada internasionalisme atau
kemanusiaan yang lapang. Akan tetapi internasionalisme yang saya maksud
bukan berarti kosmopolitisme yang tidak mau adanya kebangsaan.
Internasionalisme tidak akan tumbuh subur kalau tidak berakar didalam
buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak akan hidup subur kalau tidak hidup
dalam taman sarinya Internasionalisme. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dan berhubungan erat satu sama lain.
3. Perwakilan, musyawarah dan mufakat
Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu orang
untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara
“semua buat semua”, “satu buat semua, semua buat satu. Soekarno sangat
4 Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 1966, hlm. 303. 5 Sri Edi Swasono, Pancasila dan Ide Persatuan, (Jakarta : Kompas, 2013, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
optimis bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah
permusyawaratan, perwakilan.
4. Kesejahteraan Sosial.
Pada konteks ini Soekarno menentang apa yang di ia sebut “sekadar
demokrasi politik” Barat yang tidak peduli dengan keadilan sosial dan
menyebabkan rakyat berada dalam genggaman kapitalis. Yang diperlukan tidak
hanya kesejajaran dalam politik akan tetapi kesejajaran dalam bidang ekonomi
juga.
5. Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Rakyat Indonesia tidak hanya harus percaya terhadap Tuhan, tapi setiap
orang Indonesia harus percaya terhadap Tuhanya sendiri. Hendaknya Negara
Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan
secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme agama”. Hendaknya Negara
Indonesia satu negara yang ber-Tuhan. Rakyat Indonesia hendaknya
menjalankan ibadahnya dengan cara yang berkeadaban, yaitu saling hormat
menghormati satu sama lain. Marilah dalam Indonesia yang merdeka yang kita
susun ini adalah Ketuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi
pekerti yang luhur, ke-Tuhanan yang hormat menghormati satu sama lain.6
Sebelum memasuki reses sidang pada tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI
membentuk subkomite yang beranggotakan sembilan orang untuk 6 R. E. Elson., op.cit., hlm. 161- 162.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
mempertimbangkan berbagai usul tentang bentuk Undang-undang Dasar
Indonesia. Hasil kerja awal panitia sembilan adalah pembukaan yang
menegaskan nilai-nilai dasar negara yang mengikuti pidato Pancasila Soekarno.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil menyelesaikan naskah
mengenai dasar negara yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta”.7 Panitia
tersebut mengubah urutan sila dalam Pancasila yang diajukan oleh Soekarno.
Perubahan Pancasila tersebut disetujui oleh sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan dengan suara bulat, maka isi dan urutan Pancasila dalam
pembukaan UUD 1945 adalah sebagi berikut:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.8
Semua anggota sidang BPUPKI telaha menerima secara bulat Pancasila
dijadikan sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam
pembukaan UUD Republik Indonesia. Pancasila menjadi bagian dari
pandangan hidup bangsa, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan
7 Ibid. 8 Mohammad Hatta., Kumpulan Pidato II, Jakarta: Inti Idayu Press, 1983, hlm. 202.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
dan watak yang sangat berakar kuat di dalam kebudayaan bangsa Indonesia.
Suatu kebudayaan yang mengajarkan manusia hidup untuk mencapai bahagia,
jika dikembangkan dengan keselarasan dan keseimbangan, baik hidup lahiriah
maupun rohani.9 Gagasan demokrasi dengan suasana kekeluargaan (gotong-
royong) sangat ditekankan oleh Soekarno. Penekanan kekeluargaan ini
tercermin dalam tulisannya yang berjudul “Nasionalisme, Islam dan
Marxisme”. Tulisan tersebut menjadi pertautan penting diantara tiga kekuatan
revolusioner yang disebutnya sebagai roh Asia dan menjadi nyawa pergerakan
rakyat Indonesia. Menurutnya kapal yang membawa kita ke Indonesia merdeka
adalah kapal persatuan. Demi persatuan itu Soekarno menekankan pentingnya
bangsa Indonesia menempuh jalan nasionalisme dan jalan demokrasinya
sendiri, yang tidak perlu meniru nasionalisme dan demokrasi yang berkembang
di Barat. 10
Menurut Soekarno dasar negara Pancasila merupakan uraian yang
paling tegas tentang sebuah ideologi. Pancasila sebagai dasar kenegaraan,
merupakan gambaran bulat tentang dasar-dasar hegara Indonesia. Pancasila
menjadi tiang-tiang ideologi dari negara Indonesia yang terdiri dari prinsip-
prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Kedaulatan rakyat, Keadilan
sosial dan perikemanusiaan. Bersumber pada cita-cita bekerjasama dan gotong-
royong merupakan sari pokok dari Pancasila itu sendiri. Cita-cita Indonesia asli
9 Ign Gatut Saksono, Pancasila Soekarno, Yogyakarta : Rumah Belajar Yabinkas, 2007, hlm. 33-38. 10 Yudi Latif, Negara Paripurna, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2011, hlm. 351.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
dalam perjuangan nasional telah dapat dipersatukan diri secara sintetis pada
faham intenasional, demokrasi sosialisme dan nasionalisme. Merupakan suatu
kebulatan dan kesatuan sebagai Weltanschaung yang dapat digunakan sebagai
dasar kenegaraan yang bersifat politis. Ekonomi yang didasarkan pada
kekeluargaan dan antara sila satu dan lainnya saling berkaitan satu sama lain.11
Pancasila adalah dasar negara, Pancasila bukan wahana tetapi ruh yang harus
tetap hidup. Tanpa Pancasila, Indonesia tidak ada, karena di atas Pancasila
sebagai dasar negara, berdirilah pilar-pilar berbangsa dan bernegara.12
B. Bentuk Negara
Negara kesatuan atau yang biasa disebut unitary state atau dalam bahasa
Belanda eenheidsstaat, adalah bentuk negara yang dilihat dari susunannya
merupakan negara bersusunan tunggal, hal itu berarti, dalam negara tersebut tidak
terdapat negara di dalam negara. Kekuasaan yang mengatur seluruh daerah,
merupakan kekuasaannya ada ditangan pemerintah pusat. Pada negara kesatuan
hanya ada satu bentuk kedaulatan dan hal itu dijalankan oleh pemerintah pusat.
Sedangkan daerah dengan demikian tidak memiliki kedaulatan. Daerah tidak dapat
membuat UUD sendiri dan juga tidak dapat menentukan organisasi
pemerintahannya sendiri. Di dalam negara kesatuan, kewenangan atau kekuasaan
11 Mr. Soenarko, Sari Pandangan Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia dari Sokrates hingga Soekarno, Jakarta : N.V. Hidup, 1951, hlm. 114-116. 12 Sri Edi Swuasono, loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
daerah biasanya diatur secara rinci, sedangkan sisanya merupakan kekuasaan
pusat.13
Jika kita ingin mendirikan negara kesatuan Indonesia yang selaras dengan
ciri khas masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar negara kesatuan.
Suatu negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya yang berdiri di atas semua
golongan dalam semua bidang. Gagasan tentang negara Islam ditentang keras oleh
Soepomo, karena akan menyebabkan munculnya minoritas-minoritas kecil yang
tidak akan bisa bersatu dengan negara. Bahkan Soepomo tidak simpatik dengan
gagasan negara Islam maupun federal. Pandangan negara kesatuan membuat
federalisme tidak diperlukan dalam negara Indonesia yang berupa negara kesatuan.
Pada sidang kedua BPUPKI tanggal 10 Juli, Soekarno memegang peranan
penting. Sebagai ketua Panitia kecil ia memimpin rapat, menentukan sikap toleran
dan tidak mengangkat dirinya sendiri untuk tidak mencerminkan pikiran-pikiran
politiknya sendiri. Sebagian besar pekerjaan memperinci konstitusi dilakukan oleh
sekelompok kecil bersama Haji Agus Salim di rumahnya. Di bawah pimpinan
ketua, Soekarno secara bulat panitia menerima prinsip negara kesatuan lebih dari
negara persatuan.14 Dalam sistem negara kesatuan mensyaratkan negara
mengendalikan unsur-unsur terpenting ekonomi demi kepentingan negara dan
rakyat.
13 Ensiklopedi Pemerintahan dan Kewarganegaraan Jilid 6, Jakarta : PT Lentera Abadi, 2010, hlm.7. 14 John D. Legge, Sukarno Sebuah Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm. 220.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Bentuk negara kesatuan yang dimaksud disini adalah bentuk negara
kesatuan Pancasila. Bentuk negara kesatua Pancasila bukanlah negara agama
tetapi juga bukan negara sekuler. Tetapi negara kesatuan Pancasila menjunjung
tinggi agama dan melindungi agama. Kedudukan Pancasila menjadi kekuatan
ideologi negara, berperan secara tidak langsung melalui peranan umat beragama
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.15
Menurut Magnis Suseno, bangsa Indonesia sejak dahulu dihadapkan pada
persoalan mau menjadi negara sekuler atau negara agama. Maka Pancasila
dicetuskan oleh Soekarno untuk memecahkan masalah itu.16 Soekarno mengatakan
bahwa pentingnya pemisahan antara negara dan agama dan hal itu merupakan
suatu keharusan. Satu pertimbangan yang memainkan peranan penting dalam
pikiran Soekarno. Barangsiapa menganjurkan dipersatukan negara dan agama dan
menghendaki hukum Islam dijadikan hukum negara, harus juga memikirkan umat
Kristen dan umat agama-agama lainnya. Mereka tentu saja tidak akan setuju
dengan suatu konstitusi Islam. Suatu pemecahan yang sangat sulit tentang
hubungan antara negara dan agama pada akhirnya iat tuliskan pada artikelnya
“keahlian agama saja tidak cukup: melaksanakan itu ideal malahan lebih
memerlukan keahlian kenegaraan”. Di sinilah Soekarno menemukan
pemecahannya yang ideal, pada prinsipnya bisa dicapai kata sepakat mengenai
15 J. Soedjati Djiwandono, Setengah Abad Negara Pancasila, Jakarta : Centre for strategic and Internasional Studies, 1995, hlm. 64. 16 Yudi Latif, Pancasila, Kunci Bangsa Indonesia, Jakarta: Kompas, 2013, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
konstitusi oleh semua golongan, semua aliran, dan semua lapisan rakyat.17
Pemecahan masalah yang diusulkan adalah sila pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, dipilih untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah
negara agama. 18
C. Bentuk Pemerintahan
Pada sidang BPUPKI kedua yang berlangsung pada tanggal 10 Juli 1945
dengan agenda membahas tentang bentuk pemerintahan negara Indonesia
merdeka. Dalam sidang tersebut beberapa elit politik yang duduk dalam BPUPKI
memaparkan pendapatnya tentang bentuk pemerintahan negara Indonesia. Hal
utama yang yang mereka paparkan adalah tentang bentuk republik atau kerajaan.
Dahler dalam pidatonya mengungkapkan pendapatnya bahwa saya ini seorang
republiken akan tetapi saya mengusulkan bentuk pemerintahan negara Indonesia
untuk saat ini adalah kerajaan. Hanya kerajaanlah yang merupakan corak
kemajuan kemanusiaan, kemajuan agama dan kemajuan segala-galanya. Hal ini
tidak dapat dilepaskan bahwa raja itu wakil Allah di dunia ini. Namun disisi lain,
Dahler juga mengungkapkan pendapatnya kalau sekarang bangsa Indonesia sendiri
dengan keyakinan tentang haknya sendiri akan meminta bentuk republik saya tidak
17 Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, Jakarta : LP3ES, 1987, hlm. 248-252. 18 Yudi Latif, loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
menolak. Bahkan akan mendukung dengan segenap kemamapuan saya curahkan
demi berdirinya pemerintahan negara Indonesia dalam bentuk republik.19
Sementara itu Muhammad Yamin memaparkan pendapatnya tentang
bentuk pemerintahan negara Indonesia lebih mengedepankan republik. Hal ini
tidak bisa dilepaskan dari pengalaman pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia
yang memasuki pintu gerbang kemerdekaan. Oleh karena itu kita harus segera
mewujudkan syarat dan sifat negara kita, yaitu: suatu negara yang merdeka yang
didalamnya ada pembagian kekuasaan rakyat. Hal ini hanya terdapat dalam bentuk
republik. Republik merupakan bentuk yang sempurna dan memberikan jaminan
kepada bangsa Indonesia dan tanah airnya. Adapun alasan Muhammad Yamin
lebih mengedepankan bentuk republik ini tidak dapat dilepaskan dari tigal utama
yaitu:
1) Adanya keyakinan bahwa rakyat Indonesia menghendaki republik dan
republiklah yang memberikan yang jiwa kepada bangsa Indonesia, bukannya
bentuk lain yang manapun.
2) Sebagai seorang nasionalis, hendak mengeluarkan perasaan rakyat terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, agar memerintah, supaya pemerintahan negara kita
dijalankan secara musyawarah atau perundingan, dengan pembagian kekuasaan.
Dan hal ini hanya dapat dilaksanakan dalam suatu negara yang tersusun dalam
19 Saafroedin Bahar et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. 108-109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
bentuk republik yang dikepalai oleh kepala negara yang dipilih oleh badan
permusyawaratan rakyat.
3) Negara kita didirikan tidaklah hanya menurut syarat kebangsaan, kemauan
rakyat dan perintah agama. Melainkan juga untuk mencukupi syarat-syarat
dunia internasional, yaitu untuk mendapatkan bentuk yang jelas supaya dapat
status internasional yang sempurna. 20
Muhammad Yamin dengan tegas memilih bentuk republik. Kemudian ia
meminta kepada pimpinan sidang untuk segera mengambil keputusan mengenai
bentuk pemerintahan negara Indonesia karena situasinya mendesak. Pengambilan
keputusan harus dilakukan dengan cara pegambilan suara terbanyak. Peserta
sidang hanya mempunyai dua pilihan tentang bentuk pemerintahan negara
Indonesia yaitu republik atau kerajaan. Pada akhirnya ketua sidang menyetujui
pendapatnya Muhammad Yamin. Kemudian dilaksanakan pemungutan suara
dengan hasil republik mendapatkan suara mayoritas yaitu dengan selisih suara 55 :
9. Soekarno kemudian menanyakan kepada ketua sidang, jadi keputusan sidang
panitia menetapkan republik? Sudah jelas bahwa republik yang dipilih menjadi
bentuk pemerintahan negara Indonesia.
20 Ibid., hlm. 113.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
D. Sistem Pemerintahan
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 terdapat banyak gagasan
yang diungkapan oleh segelintir elit politik dengan pokok bahasan mengenai
sistem pemerintahan. Dalam sidang tersebut, Soepomo menghendaki adanya suatu
jaminan bagi pimpinan negara terutama kepala negara terus menerus bersatu
dengan rakyat. Ia menghendaki susunan pemerintahan Indonesia harus dibentuk
sistem badan permusyawaratan. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni
1945 mengungkapkan pendapatnya bahwa secara implisit menolak lembaga
legislatif seperti negara Amerika Serikat. Walaupun ia mengkritik demokrasi
model lembaga legislatif di Amerika Serikat, namun bukannya berarti ia setuju
dengan praktik sistem pemerintahan parlementer. Pada tanggal 15 Juli 1945,
Muhammad Yamin mengusulkan agar kementrian baik secara keseluruhan
maupun perorangan bertanggungjawab kepada dewan perwakilan.
Walaupun anggota BPUPKI cenderung menolak pembentukan negara yang
menganut sistem pemerintahan parlementer menurut pola Barat. Dan semua pihak
mengutamakan sistem musyawarah mufakat yang asli Indonesia. Kekuasaan
tertinggi berada ditangan Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang akan bersidang
sekali dalam lima tahun, dan di mana sedapat mungkin semua golongan dan
lapisan yang penting dalam masyarakat akan diwakili. Majelis akan memilih
presiden, yang akan diberi kekuasaan yang hampir tak terbatas selama lima tahun,
dan hanya bertanggung jawab kepada Majelis itu. Sebuah Dewan Perwakilan
Rakyat yang biasa akan berfungsi memberikan pertimbangan. Presiden tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
terikat untuk mengikuti pertimbangan-pertimbangannya, tetapi parlemen yang
hanya memberikan pertimbangan itu akan diwakili sepenuhnya dalam Majelis
Permusyawaratan Rakyat, dengan demikian ikut memegang kekuasaan tertinggi.
Presiden mengangkat menteri-menteri yang hanya bertanggung jawab
kepadanya.21
Maka pada tanggal 18 Agustus 1945, sistem pemerintahan Indonesia
disetujui menganut sistem presidensial dan disahkan oleh PPKI. Ada alasan pokok
yang mendasari pemilihan sistem pemerintahan presidensial antara lain:
1) Indonesia memerlukan kepemimpinan yang kuat, stabil dan efektif untuk
menjamin keberlangsungan eksistensi negara Indonesia yang baru
diproklamasikan. Para pendiri bangsa meyakini bahwa model kepemimpinan
negara yang kuat dan efektif hanya dapat diciptakan dengan memilih sistem
pemerintahan presidensial di mana presiden tidak hanya berfungsi sebagai
kepala negara, tetapi sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
2) Karena alasan teoritis, yaitu alasan yang terkait dengan cita negara (staatsidee),
terutama cita negara integralistik pada saat pembahasan UUD 1945 dalam
sidang BPUPKI. Sistem pemerintahann presidensial diyakini amat kompatibel
dengan paham negara integralistik.
3) Pada awal kemerdekaan presiden diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakan
kewenang-wenangan DPR, MPR, dan DPA. Pilihan pada sistem presidensial
dianggap tepat dalam melaksanakan kewenangan yang luar biasa. Dengan 21 Bernhard Dahm, op.cit., hlm. 364-365.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
sistem presidensial, presiden dapat bertindak lebih cepat dalam mengatasai
masalah-masalah kenegaraan pada masa transisi.
4) Merupakan simbol perlawanan atas segala bentuk penjajahan karena sistem
parlementer dianggap sebagai produk penjajahan oleh para pendiri bangsa.
Sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan republik
Indonesia yang disahkan dan berdasarkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Soekarno dan Mohammad Hatta dilantik menjadi presiden dan wakil
presiden republik Indonesia yang pertama berdasarkan aturan peralihan pasal III.22
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
Dewan Pertimbangan Agung dibentuk maka segala kekuasaan dijalankan oleh
presiden dengan bantuan Komite Nasional dengan tujuan agar mencegah
terkonsentrasinya kekuasaan presiden dan wakil presiden serta membantu presiden
dan wakil presiden dalam merumuskan arah kebijakan pemerintah. Kemudian
Presiden Soekarno dan wakil Presiden Mohammad Hatta menunjuk para mentri
sebagai pembantunya dalam menjalankan pemerintahan. Kabinet presidensial ini
dilantik pada tanggal 2 Sepetember 1945 oleh presiden Soekarno. 23
22 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 445. 23 P. J. Suwarno, op.cit., hlm.140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
E. Wilayah Negara
Pembahasan tentang wilayah negara dilaksanakan dalam sidang kedua BPUPKI
pada tanggal 10-11 Juli 1945. Menurut Radjiman Wedyodiningrat, penentuan
mengenai batas wilayah tidak begitu sukar, namun seharusnya tetap dibicarakan
dan beberapa anggota BPUPKI hendaknya mengungkapkan pendapatnya, agar
batas negara Indonesia itu jelas. Beberapa anggota, seperti Kiai Abdul Kahar
Muzakir, Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, Soekarno, Haji Agoes Salim dll.
Menyampaikan pendapat dan tanggapannya mengenai wilayah batas negara
Indonesia.
1. Pendapat Kiai Abdul Kahar Muzakir
Menurut Kiai Abdul Kahar Muzakir, sesungguhnya jika kita hendak
mengenangkan kembali luas wilayah kita pada zaman nenek moyang bangsa
Indonesia adalah pada zaman kekuasaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Menurutnya, jika akan membentuk negara sebaiknya kita dapat menjaga dan
mempertahankan halaman rumahnya sebagaimana yang kita warisi daripada
nenek moyang kita. Manusia Indonesia berkewajiban membela tanah air,
mempertahankan dan mengembalikan setiap jengkal daripada tanah air kita
dengan segenap kekuatan dan kemampuannya. Ia mengatakan, bahwa tanah
Melayu merupakan sebagian dari tanah air Indonesia. Secara sukarela dan sejak
lama mereka mencita-citakan kesatuan, begitupun juga dengan tanah Papua
yang telah menjadi sumber kekayaan Indonesia, walaupun berbeda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
mereka adalah warisan dari pendahulu kita yang harus tetap menjadi bagian
dari tanah air.24
2. Pendapat Muhammad Yamin
Pendapat yang diutarakan, bahwa batas negara hendaknya berdasarkan
hukum internasional. Berdasarkan kekuasaan Hindia- Belanda di Indonesia dan
yang akan menjadi daerah republik Indonesia, tentulah wilayah bekas jajahan
Hindia Belanda itu sendiri, yang meliputi Borneo utara, Portugis Timor, Papua
dan tanah Melayu. Secara khusus hendaknya tanah Malaya yang memiliki bukti
sejarah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Secara pasti, bahwa
tanah Malaya memiliki satu hubungan dengan segala kepulauan di Indonesia,
orang Indonesia di bagian barat baik itu Borneo barat atau seluruh Sumatra,
Semenanjung Melayu, Jazirah Malaya memiliki kesatuan hati yang betul-betul
“realiteit dan mission sacree”. Jika melihat wilayah kekuasaan dua kerajaan
terbesar di Indonesia Sriwijaya dan Majapahit, maka wilayah Indonesia menuju
Asia dan selalu melalui Malaya. Selain daripada sejarah politik, secara
geopolitik menyatakan bahwa tanah Malaya merupakan satu rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan dari tanah Indonesia dan lainnya. Geopolitik baik yang
bersifat udara, lautan dan daratan menyatakan bahwa tanah Melayu
24 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm 131-133.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
berhubungan erat dengan Indonesia barat. Sehingga semakin mengukuhkan
keberadaan tanah Melayu sebagai bagian dari Indonesia.25
Mengenai pulau Papua, secara ethnologi, bahasa dan geografi ada yang
menyebutkan, bahwa pulau Papua tidak masuk wilayah Indonesia. Tetapi
pendapat seperti itu hanya disampaikan oleh orang-orang lewat karangan
bukunya. Pendapat lain mengatakan, bahwa seluruh pulau Papua masuk
Indonesia, karena melingkungi daerah Malaya dan Polinesia. Maka dengan
sendirinya perkataan Indonesia itu lahir dimaksudkan bahwa pulau Papua
masuk ke dalam wilayah Indonesia. Secara geopolotik pulau Papua merupakan
wilayah yang paling akhir dari kepulauan Indonesia menuju lautan Pasifik.
Sedangkan menurut faham Indonesia sendiri sebagian besar dari kepulauan
Papua masuk dalam lingkungan tanah adat kerajaan Tidore, sehingga hal
tersebut semakin memperkuat jawaban, bahwa Papua benar-benar bagian dari
Indonesia. Papua memiliki peranan penting dalam setiap pergerakan kita di
tanah Indonesia, tanah Papualah juga yang memberi bunyi internasional.
Peranan tanah Digul dalam pergerakan menuju kemerdekaan telah menjadi
bukti konkret kekuatan Papua baik Indonesia. Jika kita merunut lebih jauh,
sebenarnya wilayah Indonesia sejak masa kerajaan Majapahit dan dibawah
patih Gajah Mada, wilayah Indonesia batasannya tidak pernah berubah.
Pendapat Muhammad Yamin, didukung pula oleh Abdul Kaffar yang
25 Ibid., hlm. 134-137.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
mengatakan, bahwa alangkah baiknya jika kita dapat menjaga batasan-batasan
wilayah Indonesia dengan menggunakan ilmu strategi. Wilayah-wilayah yang
disebutkan tersebut, seperti pulau Timur, pulau Borneo dan Papua dimasukkan
dalam lingkungan Indonesia. Alasan tersebut, bukan karena kita bersifat
meminta tetapi hal itu beralaskan kebangsaan.26
3. Pendapat Mohammad Hatta
Sebagai pembicara pertama mengatakan, bahwa permintaannya sederhana
saja mengenai batas-batas wilayah Indonesia, adalah daerah Indonesia yang
dahulu dijajah oleh Belanda. Teori bahwa Malaka dan Papua diminta menjadi
bagian tanah air Indonesia berdasarkan strategi. Menurutnya strategi itu tidak
dapat berdiri sendiri, tetapi tergantung pada konstellasi politik dalam
lingkungan internasional. Maka lebih baik jika Malaka menjadi negara sendiri
dan bersatu dengan Asia Timur Raya, namun jika Malaka megiginkan bersatu
dengan kita hal tersebut bukan menjadi masalah.
Beberapa uraian tentang tanah Papua, seolah-olah menunjukkan tuntutan
yang begitu imperealistis. Batas negara bukanlah suatu soal yang dapat
ditetapkan secara exact, tetapi soal oppurtunisme dengan doelmatigheid, yakni
sebuah tujuan yang tepat. Tujuan yang tepat adalah, lingkungan Indonesia yang
dahulu pernah dijajah Belanda. Maka hendaklah para pemuda kita diajak
berpikir secara realistis, agar menghilangkan nafsu meluap keluar, tetapi
26 Ibid., hlm. 138-142.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
sebaiknya mengubah tujuan menjadi meluap ke dalam, membangun negara dan
mempertahankannya, itulah suatu tujuan yang tepat. Menentukan batas dasar
tanah air kita menurut garis internasional yang tetap, yaitu Hindia Belanda
dahulu.
Tanah Papua bukan menjadi tujuan utama, hal tersebut dikarenakan bangsa
Indonesia yang belum merdeka ini, belum sanggup dan mempunyai tenaga
yang cukup untuk mendidik bangsa Papua yang juga berhak untuk menjadi
bangsa yang merdeka. Biarkan tanah Papua dan tanah Malaka menentukan
nasibnya sendiri, apakah mereka ingin menjadi bagian dari bangsa Indonesia
atau berdiri sendiri, tetapi janganlah menuntutnya untuk menjadi bagian dari
Indonesia, janganlah menjadi politik imperealisme. Jika pada akhirnya mereka
ingin bersatu dengan Indonesia, maka akan kita terima dengan tangan terbuka.27
4. Pendapat Soekarno
Mengatakan bahwa negara Indonesia merdeka harus meliputi tanah Malaya
dan Papua. Secara tegas ia menyetujui usulan dari pada Muhammad Yamin.
Berdasarkan keyakinannya, bahwa rakyat Malaya merasa dirinya bertanah air
Indonesia dan merasa dirinya bersatu dengan kita. Sekalipun berbahaya karena
bersifat imperealis, namun Selat Malaka harus menjadi bagian dari tanah air,
demi keselamatan Indonesia saat terancam dari musuh. Sedangkan tanah Papua
menurut kitab Negarakertagama, telah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan
27 Ibid., hlm. 146-149.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Majapahit sejak zaman dahulu. Peta dunia menunjukkan gambar kepulauan
Indonesia adalah satu kesatuan, maka secara tegas mengatakan bahwa wilayah
Indonesia harus meliputi tanah Papua dan Malaya. Hal senada juga turut
diungkapkan oleh Soetardjo, di mana ia mendukung Malaya untuk menjadi
bagian dari pada Indonesia, namun hendaknya soal Papua ditunda karena
perdebatan mengenai Papua dianggapnya dapat menjadi suatu perselisihan dan
pertikaian. Walaupun pada dasarnya ia menyetujui jika Papua menjadi wilayah
Indonesia.28
5. Pendapat Agus Salim
Agus Salim berpendapat bahwa wilayah Indonesia merdeka pertama-tama
ialah wilayah Hindia Timur yang telah dibebaskan oleh Dai Nippon dari
kekuasaan Belanda. Kemudian termasuk didalamnya segala bagian daerah
dalam kepulauan Indonesia dan daerah tanah Melayu. Apabila suara-suara
rakyat itu menyatakan kehendaknya masuk ke Indonesia, dengan memajukan
permintaan kepada Dai Nippon Teikoku, agar member jalan cara bagaimana
rakyat-rakyat di tanah Melayu, Serawak, Brunei, Sandakan dan Papua.
Berbagai pendapat telah diutarakan, kita dapat menyimpulkan bahwa yang
menjadi perdebatan dari awal adalah masuknya tanah Papua menjadi bagian
dari Indonesia atau tidak. Hingga pada akhirnya pendapat-pendapat yang telah
tertampung tersebut diputuskan menjadi 3 aliran, yaitu:
28 Ibid., hlm. 151-152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
1) Memandang batasnya, ialah Hindia Belanda dahulu.
2) Hindia Belanda dahulu ditambah Borneo Utara, ditambah Papua, ditambah
Timor semuanya.
3) Hindia Belanda dahulu ditambah Malaka, ditambah Borneo Utara, ditambah
Papua ditambah Timor, dan kepulauan sekelilingnya.
Sampai ketiga aliran ini diturunkan, masih ada perbedaan pendapat dalam
memutuskan apakah Papua turut menjadi bagian dari Indonesia atau tidak.
Maka, Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua mengambil kebijakannya
dengan cara distem. Memutuskan bahwa wilayah negara Indonesia merdeka
adalah bekas wilayah kekuasaan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.29
29 Ibid., hlm. 153-160.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
BAB V
KESIMPULAN
Penelitian mengenai “Sejarah pemikiran Soekarno tentang dasar negara
Pancasila 1916-1945”, membahas tiga pokok permasalahan. Pertama mengenai latar
belakang lahirnya Pancasila sebagai dasar falsafah negara, kedua mengenai latar
belakang pemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila dan yang ketiga
mengenai problem kenegaraan apa saja yang di usulkan oleh Soekarno dan
penyelesaiannya. Lahirnya Pancasila memerlukan waktu yang lama dan melalui
perdebatan-perdebatan yang panjang, tak cukup sehari saja untuk merumuskannya.
Soekarno juga mengharapkan agar dalam badan perwakilan Indonesia merdeka kelak,
demi terciptanya undang-undang yang mencerminkan hati nurani rakyat dengan tak
terkecuali. Dasar negara Indonesia, yakni Pancasila tidak pernah menolak perbedaan
pendapat, suku, agama,status sosial. Tetapi perbedaan-perbedaan yang beraneka
ragam tersebut sebaliknya melebur menjadi satu dalam ikatan persatuan sebagai
cermin kepribadian bangsa, yaitu musyawarah mufakat “Bhinneka Tunggal Ika”.
Dari uraian pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Lahirnya Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh ilmu pengetahuan dari Eropa yang disesuaikan dengan ilmu
pengetahuan masyarakat Indonesia. Soekarno merupakan salah satu elit politik
Indonesia yang mendapatkan pendidikan secara Barat berusaha dengan segenap
kemampuannya untuk merumuskan dasar falsafah negara Indonesia merdeka. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, Soekarno mendapatkan kesempatan
memaparkan pendapatnya tentang dasar negara Indonesia merdeka.
Dasar pertama buat negara Indonesia adalah dasar kebangsaan. Dasar yang
kedua adalah internasionalisme atau perikemanusiaan. Dasar ketiga adalah
mufakat, dasar perwakilan, dasar permuyawaratan. Dasar keempat yaitu
kesejahteraan sosial. Dasar kelima adalah Ketuhanan. Ide Soekarno tersebut
merupakan buah imajinasinya yang telah lama menggelora dalam sanubarinya dan
melahirkan pemikiran yang sangat luar biasa. Pendapat Soekarno ini dinamakan
Pancasila. Ide Soekarno tentang Pancasila kemudian dirumuskan menjadi
rancangan preambule. Setelah mengalami perubahan-perubahan mendasar, pada
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, akhirnya Pancasila kemudian disahkan
menjadi dasar falsafah negara.
2. Latar belakang pemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila berkaitan erat
dengan pendidikan yang didapatnya, pergaulan dengan tokoh-tokoh pergerakan
nasional, pengalaman berpolitik pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda
dan kerjasama dengan pemerintah pendudukan militer Jepang di Indonesia.
Sebagai seorang tokoh nasionalis, Soekarno sangat antusias terlibat dalam
membangun negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Kemudian ia menyajikan sebuah konsep definisi mengenai dasar negara yang
kelak akan dibentuk. Soekarno menamai dasar negara itu dengan istilah Pancasila.
Adapun pemikiran Soekarno tentang dasar negara Pancasila adalah sebagai
berikut: Pertama adalah Nasionalisme, Soekarno berpandangan bahwa kebangsaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
jangan didasarkan pada chauvinisme atau kebangsaan sempit melainkan kepada
internasionalisme atau kemanusiaan yang lapang. Akan tetapi internasionalisme
yang dimakdud bukan berarti kosmopolitisme yang tidak mau adanya
kebangsaan.
Internasionalisme tidak akan tumbuh subur kalau tidak berakar didalam
buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak akan hidup subur kalau tidak hidup
dalam taman sarinya Internasionalisme. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan
dan berhubungan erat satu sama lain. Kedua adalah Internasionalisme atau
perikemanusiaan, prinsip ini mengacu pada prinsip kebangsaan, bahwa yang
dimaksud, bukanlah kebangsaan yang menyendiri dan menganggap bangsanya
yang tertinggi, termulia dan terbagus, sehingga hal tersebut dapat memicu suatu
dampak yang buruk, dengan meremehkan bangsa lain. Internasionalisme yang
dimaksud adalah, bahwa kita harus menuju pada persatuan dunia dan persaudaraan
dunia. Menurut Soekarno, bahwa pada hakikatnya “Internasionalisme tidak dapat
hidup subur, kalau tidak berakar didalam buminya nasionalisme”, jadi keduanya
saling berkaitan erat.
Ketiga adalah Mufakat atau demokrasi. Menurut Soekarno, demokrasi
adalah suatu ideologi politik. bahwa manusia memiliki kesadaran, sebab
demokrasi adalah suatu alam pikiran, alam pikiran politik yang di produksi dalam
suatu periode. Dengan demokrasi, diharapkan masyarakat Indonesia mampu
meletakkan segala sesuatu di atas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Maka
demokrasi yang harus dijalankan adalah demokrasi Indonesia sendiri, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
demikian kita dapat menyelenggarakan apa yang menjadi amanat penderitaan
daripada rakyat Indonesia. Demokrasi bukan hanya sekedar teknis, tetapi satu alam
jiwa pemikiran dan perasaan kita. Musyawarah atau demokrasi digali dari
peradaban atau kebudayaan bangsa Indonesia sendiri, gotong royong dan
kekeluargaan, musyawarah untuk mufakat. Proses pengambilan keputusan
mengenai segala sesuatu merupakan tradisi dari nenek moyang “musyawarah
untuk mufakat”. Musyawarah mengenai segala sesuatu adalah suatu praktek yang
berlaku di mana-mana. Di mana orang memiliki kebebasan berbicara dan
didengarkan.
Keempat adalah Soekarno menentang apa yang di ia sebut “sekadar
demokrasi politik Barat”, yang tidak peduli dengan keadilan sosial dan
menyebabkan rakyat berada dalam genggaman kapitalis. Tidak ada kemiskinan di
dalam Indonesia merdeka, Bahwa Soekarno menginginkan rakyatnya sejahtera,
semua orang cukup makan, cukup pakaian dan hidup dalam kesejahteraan, tidak
ada kaum kapitalis yang merajalela. Maka tidak hanya kesejajaran politik yang
diperlukan, tetapi juga kesejajaran dalam bidang ekonomi.
Kelima adalah Ketuhanan. Soekarno mempelajari semua agama sebagai
pengetahuan, dan mengambil pelajaran yang baik untuknya. Dalam kelanjutannya,
ia mulai mempelajari Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang
penjelasannya diberikan oleh Romo Van Lith, dan ia menaruh perhatian pada
“kotbah diatas bukit”. Pengalaman-pengalaman mempelajari agama tersebut
membuatnya kaya akan ilmu pengetahuan tentang agama. Pemikirannya menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
luas terhadap agama satu dengan yang lainnya. Hal tersebut mendoronganya
menjadikan Ketuhanan sebagai prinsip yang kelima. Ia menyarankan, bahwa
selayaknya bangsa Indonesia ber-Tuhan dengan menjalankan kepercayaannya
masing-masing. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni
tidak dengan egoisme agama, sehingga bisa menjadi negara Indonesaia satu negara
yang ber-Tuhan. Mengamalkan dan menjalankan agama dengan cara berkeadaban,
ialah dengan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan saling hormat-
menghormati satu sama lain. Ke-Tuhanan yang berbudaya dan berbudi pekerti
luhur.
3. Problem kenegaraan yang di usulkan oleh Soekarno dan penyelesaiannya,
pertama berkaitan dengan dasar negara. Menurut Soekarno dasar negara Pancasila
merupakan uraian yang paling tegas tentang sebuah ideologi. Pancasila sebagai
dasar kenegaraan, merupakan gambaran bulat tentang dasar-dasar hegara
Indonesia. Pancasila menjadi tiang-tiang ideologi dari negara Indonesia yang
terdiri dari prinsip-prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Kedaulatan
rakyat, Keadilan sosial dan perikemanusiaan.
Bersumber pada cita-cita bekerjasama dan gotong-royong merupakan sari
pokok dari Pancasila itu sendiri. Cita-cita Indonesia asli dalam perjuangan
nasional telah dapat dipersatukan diri secara sintetis pada faham internasional,
demokrasi sosialisme dan nasionalisme. Merupakan suatu kebulatan dan kesatuan
sebagai Weltanschaung yang dapat digunakan sebagai dasar kenegaraan yang
bersifat politis. Kedua mengenai bentuk negara. Di bawah pimpinan ketua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Soekarno, panitia secara bulat menerima prinsip negara kesatuan lebih dari negara
persatuan. Bentuk negara kesatuan di sini adalah bentuk negara kesatuan
Pancasila. Negara kesatuan Pancasila menjunjung tinggi agama dan melindungi
agama. Kedudukan Pancasila menjadi kekuatan ideologi negara, berperan secara
tidak langsung melalui peranan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Ketiga, Soekarno menanyakan kepada ketua sidang, bahwa para
anggota mendukung keputusan sidang panitia menetapkan republik untuk dipilih
menjadi bentuk pemerintahan Indonesia merdeka dan sistem pemerintahannya
adalah presidensiil. Keempat mengenai wilayah negara, Soekarno mengusulkan,
bahwa negara Indonesia merdeka harus meliputi tanah Malaya dan Papua. Namun
pada akhirnya disepakati oleh seluruh anggota BPUPKI, bahwa wilayah Indonesia
adalah bekas wilayah kekuasaan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Adams, Cindy. 1966. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta:
Gunung Agung.
Alwi, Hasan. (Red). 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Ankersmith, F.R. 1987. Refleksi tentang sejarah terjemahan Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia.
Anshari, Endang Saifuddin. 1986. Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Jakarta: CV
Rajawali.
Bahar, Saafroedin. et.al. 1995. Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. Jakarta: Sekretariat
Negara Republik Indonesia.
Cribb, Robert dan Kahin, Audrey. 2004. Kamus Sejarah Indonesia. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Dahm, Bernard. 1987. Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: LP3ES.
Darmaputera, Eka. 1987. Pancasila Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan
Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Departemen Penerangan RI, 2001, Lahirnya Pantja-Sila, (Surakarta: Forum
Komunikasi Persatuan Nasional Surakarta (F.K.P.N.S.).
Djiwandono, J. Soedjati. 1995. Setengah Abad Negara Pancasila. Jakarta: Centre for
strategic and Internasional Stidies.
Elson, R. E. 2008. The Idea of Indonesia. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Giebels, Lambert. 2001. Soekarno Biografi 1901-1950. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Gottchalk, Louis. 1969. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Hatta, Mohammad. 1978. Memoir. Jakarta: Tintamas.
_______________.1982. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Tintamas.
_______________.1983. Kumpulan Pidato II Dari tahun 1951-1979. Jakarta: Inti
Idayu Press.
Hamid , Abdul et all. 2012. Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: Pustaka
Setia.
Heuken, SJ. A. et all. 1983. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila.
Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Kasenda, Peter. 2010. Soekarno Muda Biografi Pemikiran 1926-1933. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lembaga Soekarno-Hatta. 1984. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila. Jakarta: Inti Idayu Press.
Legge, John .D. 1985. Sukarno Sebuah Biografi Politik. Jakarta: Sinar Harapan.
Mannheim, Karl. 1991. Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik.
Yogyakarta: Kanisius.
Moedjanto, G. 2003. Dari Pembentukan Pax Neerlandica sampai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Natsir, Mohammad. 1986. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
N.N. 1990. Ensiklopedi Nasional Jilid 5, 7,12,13,14. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
N.N. 2010. Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan Sistem dan Bentuk
Pemerintahan di Dunia Jilid 6. Jakarta: PT Lentera Abadi.
N.N. 1958. Tentang Dasar Negara Republik Indonesia Dalam Konstituante Jilid I
dan III. Bandung.
Notonagoro. 1957. Pantjasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
_________.1959. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Yogyakarta: UGM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
_________.1962. Pantjasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Notosusanto, Nugroho. 1984. Naskah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan
Pancasila Yang Otentik. Jakarta: Balai Pustaka.
Panitia Lima. 1980. Uraian Pancasila di Lengkapi dengan Dokumen Lahirnya
Pancasila 1 Juni 1945. Jakarta: Penerbit Mutiara.
Pranarka, A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan
Proklamasi Centre For Strategic and Internasional Studies.
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto, Nugroho. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.
________________________________________________.1993. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Ricklefs, M.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
____________.2010. Sejarah Nasional Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Balai
Pustaka.
Saksono, Ign. Gatut. 2007. Pancasila Soekarno, Yogyakarta: Rumah Belajar
Yabinkas.
Shadily, Hasan. et all. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Simorangkir, J.C.T. dan Say, B. Mang Reng. 1986. Tentang dan Sekitar Undang-
Undang Dasar 1945. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Salam, Solichin. 1966. Bung Karno Putera Fajar. Jakarta: Gunung Agung.
Sastrawiria, Tatang dan Wirasutisna, Haksan. 1955. Ensiklopedia Politik. Jakarta:
Perpustakaan Perguruan Kem. P.P dan K.
Sekitar Tanggal dan Penggalinya Edisi kedua. 1981. Jakarta: Yayasan Idayu.
Seri Buku Tempo. 2010. Sukarno Paradoks Revolusi Indonesia. Jakarta: KPG dan
Majalah Tempo.
Soehino. 1993. Hukum Tatanegara Sistem Pemerintahan Negara. Yogyakarta:
Liberty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Soenarko, Mr. 1951. Sari Pandangan Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia
dari Sokrates hingga Ir. Soekarno. Jakarta: N.V.Hidup.
___________.1951. Dasar-Dasar Umum Tatanegara. Jakarta: Djambatan.
Soekarno. 1951. Indonesia Menggugat. Jakarta: S.K. Seno.
________.1964. Tjamkan Pantja Sila! Pantjasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta:
Pradnja Paramita.
________.1965 Di bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitia Penerbit di Bawah
Bendera Revolusi jilid I.
________.Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-
1957. Jakarta: Panitia Pembina Djiwa Revolusi.
________.1984. Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jakarta: Inti Idayu Press-Yayasan
Pendidikan Soekarno.
Soeripto. 1962. Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 cetakan ke-1. Surabaya:
Penerbit Grip.
Sudiarja, A. SJ. (Koord). 2006. Karya Lengkap Driyarkara (Menalar Dasar Negara
Indonesia Telaah Filsafat Pancasila). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suganda, Dann. 1981. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dan Pemerintah
Daerah. Bandung: Sinar Baru.
Sularto, St. dan Yunarti, D.Rini. 2010. Konflik Di Balik Proklamasi, BPUPKI, PPKI
Dan Kemerdekaan. Jakarta: KOMPAS.
Suwarno, P.J. 1994. Seri Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah (Kumpulan
Karangan Ilmiah), Seri XX (Bulan Agustus 1993-Juni 1994) (Nasio dan
Nasionalisme). Yogyakarta: Jurusan Sejarah Fak. Sastra dan Prodi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
_____________.2003. Tatanegara Indonesia Dari Sriwijaya Sampai Indonesia
Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Westra, Pariata. 2011. Pancasila Dalam Empat Pilar Utama Negara-Bangsa Edisi I.
Yogyakarta: Pusat Dokumentasi Kepustakaan Balai Pembina Administrasi
dan Manajemen.
Yamin, Muhammad. 1959. Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Djilid I.
Jakarta: Yayasan Prapantja.
________________. Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Yunarti, D.Rini. 2003. BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI. Jakarta:
KOMPAS.
Sumber Majalah
Hardiman, F. Budi. 1991. Hermeneutik: Apa itu?, Yogyakarta: Basis Vol. XL. No. 1-
12.
Rutges, J.F. 1954-1955. Pancasila Filsafat Negara Indonesia. Yogyakarta: Basis.
Swantoro, P. Memperingati Lahirnya Pancasila. Yogyakarta: Basis Vol. XIV-XV.
1964-1966.
Sumber Koran
Latif, Yudi. 2013. Pancasila, Kunci Bangsa Indonesia. Jakarta: Kompas. Selasa 4
Juni.
Swasono, Sri Edi. 2013. Pancasila dan Ide Persatuan. Jakarta: Kompas, Sabtu 1 Juni.
Sumber Internet
Gagasan, http://id.wikipedia.org/wiki/Gagasan. Diakses pada tgl 18/10/2012.
Ideologi, http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi. Diakses pada tgl 05/06/2012.
Kolonialisme, http://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme. Diakses pada tgl
28/07/2012.
Liberalisme, http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme. Diakses pada tgl 05/06/2012.
Marhaenisme, http://id.wikipedia.org/wiki/Marhaenisme. Diakses pada tgl 05/06/
2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Musyawarah, http://id.wikipedia.org/wiki/Musyawarah. Diakses pada tgl 05/06/2012.
Pancasila, http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila. Diakses pada tgl 05/06/2012.
Sauvinisme, http://id.wikipedia.org/wiki/Sauvinisme. Diakses pada tgl 05/06/2012.
Sejarah nama Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia.
Diakses pada tgl 11/01/2013.
http://politik.kompasiana.com/2013/02/26/negara-agama-negara-sekuler-negara-
atheis-dan-negara-pancasila--538459.html. Diakses pada tgl 28/02/2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha_Persiapan_Kemerdekaan_Indo
nesia. Diakses pada tgl 24/07/2013.
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Soekarno_1959.jpg. Diakses pada tgl
24/07/2013.
http://www.andreasharsono.net/2010/05/gadjah-mada-dan-muhammad-yamin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Soepomo. Diakses pada tgl 24/07/2013.
http://s284.photobucket.com/user/jennygozali/media/Pancasila-1e.jpg.html. Diakses
pada tgl 24/07/2013.
http://ketatanegaraan.wordpress.com/category/sosialisasi-uud-1945/. Diakses pada tgl
24/07/2013.
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Garuda_Pancasila.jpg. Diakses pada tgl
24/07/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 1
SILABUS
Satuan Pendikan : SMAMata pelajaran : SejarahKelas/ Semester : XII IPS/ I ( Satu)Tahun Pelajaran : 2012/ 2013Standar Kompetensi : Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru.
KOMPETENSIDASAR
MateriPokok
KegiatanPembelajaran
INDIKATORPENILAIAN Alokasi
waktuSumberbelajarTeknik Bentuk Instrumen
1.1 MenganalisisperistiwasekitarProklamasi17 Agustus1945 danpembentukanpemerintahIndonesia.
LatarbelakanglahirnyaPancasilasebagaidasarfalsafahnegara.
Melalui kajianpustaka, internet ,diskusi kelompokdan presentasidiharapkan siswadapat membahas :
1. Beberapa alirandalam BPUPKI.
1. Kognitifa.Produk
1. Menjelaskanbeberapa alirandalam BPUPKI
2. Menganalisismasuknyapemikiran barat keIndonesia.
3. Menjelaskan sudutpandang sebab-sebab terbentuknyanasionalismeIndonesia.
Testetulis
Observasi
Tesessayterbukadan tesessaytertutup.
Testertulispilihanganda.
Teslisantertutup.
2 x 45menit
Buku :
Magdalia
Alfian dkk,
2007,
Sejarah
untuk SMA
dan MA
Kelas XII
Program
Ilmu
Pengetahua
n
Sosial.Jakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
KOMPETENSIDASAR
MateriPokok
KegiatanPembelajaran INDIKATOR
PENILAIAN Alokasiwaktu
SumberbelajarTeknik Bentuk Instrumen
2. Pancasiladisampaikan padasidang umumBPUPKI.
3. Pancasiladirumuskan dandiusulkan sebagaidasar falasafahnegara
4. Sidangpengesahan dasarfalsafah negaradan UUD
b. Proses
1. Membandingkandasar negara yangdisampaikandalam sidangumum BPUPKI.
2. Menganalisisperbedaan danperdebatanideologi dalamsidang BPUPKI.
3. MenjelaskanSidang umumBPUPKI II dalammerumuskan dasarfalsafah negara.
4. Menjelaskanperistiwa sekitarProklamasi.
5. Menjelaskansidang PanitiaPersiapanKemerdekaanIndonesia (PPKI).
Lembarpengamatan.
2 x 45menit
ta.Esis.
I Wayan
Badrika.
2006.
Sejarah
Untuk SMA
Kelas XII
Program
Ilmu
Pengetahua
n Sosial,
Jakarta :
Erlangga
Saafroedin
Bahar,
1995,
Risalah
Sidang
Badan
Penyelidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
KOMPETENSIDASAR
MateriPokok
KegiatanPembelajaran INDIKATOR
PENILAIAN Alokasiwaktu
SumberbelajarTeknik Bentuk Instrumen
5. Mampumengerjakan tugasdengan teliti dantepat.
6. Mencontohkanbentuk nila-nilaiPancasila.
7. Beranimengungkapkanpendapat danmenghargaipendapat temanyang berbedadalam kelompok.
2. Afektifa.Karakter
1. Mampumengerjakantugas denganteliti dan tepat.
2. MenghormatiPancasila sebagaidasar negaraIndonesia.
b.Keterampilansosial
1. Gotong royong,toleransi, sikappeduli.
2. Beranimengungkapkanpendapat danmenghargaipendapat temanyang berbedadalam kelompok.
2 x 45menit
Usaha-
usaha
Persiapan
Kemerdeka
an
Indonesia
(BPUPKI),
Panitia
Persiapan
Kemerdeka
an
Indonesia
(PPKI),
Jakarta:
Sekretariat
Negara
Republik
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
KOMPETENSIDASAR
MateriPokok
KegiatanPembelajaran INDIKATOR
PENILAIAN Alokasiwaktu
SumberbelajarTeknik Bentuk Instrumen
8. Menerapkanpemahamantentang Pancasila
3. Psikomotoris
1. Menggambargaruda sebagailambang negara.
2. Menggambarpeta tempatduduk sidangBPUPKI.
3. MenuliskanrumusanPancasilaSoekarno.
MediaPembelajaran:
PowerPoint
Film Koran,
Majalah Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata pelajaran : Sejarah
Kelas / Semester : XII IPS/ I (Satu)
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya
Orde Baru.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan
pemerintah Indonesia.
III. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
- Menjelaskan beberapa aliran dalam BPUPKI.
- Menganalisis masuknya pemikiran barat ke Indonesia.
- Menjelaskan sebab-sebab terbentuknya nasionalisme Indonesia.
b. Proses
- Membandingkan dasar negara yang disampaikan dalam sidang umum
BPUPKI
- Menganalisis perbedaan dan perdebatan ideoogi dalam sidang BPUPKI.
- Menjelaskan Sidang umum BPUPKI II dalam merumuskan dasar falsafah
negara
- Menjelaskan peristiwa sekitar Proklamasi.
- Menjelaskan sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
2. Afektif
a. Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
- Mampu mengerjakan tugas dengan teliti dan tepat.
b. Keterampilan Sosial
- Gotong royong, toleransi, sikap peduli.
- Berani mengungkapkan pendapat dan menghargai pendapat teman yang
berbeda dalam kelompok.
3. Psikomotoris
- Menggambar garuda sebagai lambang negara.
- Menggambar peta tempat duduk sidang BPUPKI.
- Menuliskan rumusan Pancasila Soekarno.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
Siswa dapat
- Siswa dapat menjelaskan beberapa aliran dalam BPUPKI.
- Siswa dapat menganalisis masuknya pemikiran barat ke Indonesia.
- Siswa dapat menjelaskan sebab-sebab terbentuknya nasionalisme
Indonesia.
b. Proses
- Siswa dapat membandingkan dasar negara yang disampaikan dalam
sidang umum BPUPKI.
- Siswa dapat menganalisis perbedaan dan perdebatan ideologi dalam
sidang BPUPKI.
- Siswa dapat menjelaskan Sidang umum BPUPKI II dalam merumuskan
dasar falsafah negara
- Siswa dapat menjelaskan peristiwa sekitar Proklamasi.
- Siswa dapat menjelaskan sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
2. Afektif
c. Karakter
- Siswa dapat mengerjakan tugas dengan teliti dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
d. Keterampilan Sosial
- Siswa dapat menunjukkan sikap gotong royong, toleransi, sikap peduli.
- Siswa dapat dan berani mengungkapkan pendapat dan menghargai
pendapat teman yang berbeda dalam kelompok.
3. Psikomotoris
- Siswa dapat menggambar garuda sebagai lambang negara.
- Siswa dapat menggambar peta tempat duduk sidang BPUPKI.
- Siswa dapat menuliskan rumusan Pancasila Soekarno.
V. Materi Pembelajaran
Latar belakang lahirnya Pancasila sebagai dasar falsafah negara.
a. Beberapa aliran dalam BPUPKI.
a) Perkembangan dan pengaruh pemikiran dunia.
b) Masuknya pemikiran barat ke Indonesia.
c) Nasionalisme Indonesia.
b. Pancasila disampaikan dalam sidang umum BPUPKI.
a) Mohammad Yamin.
b) Soepomo.
c) Soekarno
c. Pancasila dirumuskan dan diusulkan sebagai dasar falsafah negara
a) Perbedaan dan perdebatan ideoogi dalam sidang BPUPKI.
b) Sidang umum BPUPKI II dalam merumuskan dasar falsafah negara.
d. Sidang Pengesahan dasar falsafah negara dan UUD
a) Peristiwa sekitar Proklamasi
b) Menjelang sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
c) Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi.
Metode : Ceramah, Kerja kelompok, diskusi, Tanya jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
VII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi waktu
1. Kegiatan Awal
a. Pengkondisian kelas untuk siap belajar, guru
memberi salam dilanjutkan mengabsen siswa
b. Apersepsi:
- Guru memotivasi siswa untuk mencintai dasar
negara Pancasila sebagai ideologi negara
Indonesia.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan siswa, yaitu
tentang peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan pembentukan pemerintah
Indonesia.
Pendahuluan
15 Menit
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan pengantar tentang materi
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
pembentukan pemerintah Indonesia.
b. Guru memperkenalkan kepada siswa materi kasus,
menonton film atau mendiskusikan kejadian-
kejadian yang terkait dengan peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan
pemerintah Indonesia.
c. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
pengaruh pemikiran barat yang masuk ke
Indonesia terhadap BPUPKI.
d. Siswa secara berkelompok membandingkan dasar
negara yang disampaikan dalam sidang umum
40 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
BPUPKI.
e. Siswa secara berkelompok menganalisis perbedaan
dan perdebatan ideologi dalam sidang umum
BPUPKI.
f. Siswa secara berkelompok mendiskusikan perstiwa
sebelum dan sesudah proklamasi.
g. Siswa secara individu mencontohkan secara
konkret bentuk perwujudan dari Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
h. Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil
diskusinya secara bergantian didepan kelas (untuk
melatih kemampuan berkomunikasi, pemahaman
dan pendengar yang baik).
3. Penutup
a. Siswa bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan
dan mengajak siswa mencatat hasil rangkuman
secara individu.
b. Siswa mengerjakan tugas tes tertulis melatih
pemahaman dengan jujur dan tanggung jawab.
c. Siswa menyampaikan tanggapan (melakukan
umpan balik/refleksi) tentang pelaksanaan
pembelajaran.
d. Guru memberikan penghargaan pada individu
maupon kelompok yang hasil kerjanya baik agar
siswa lebih percaya diri.
e. Guru memberikan tindak lanjut agar siswa secara
individu mampu mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
15 Menit
VIII. Sumber dan Media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
a. Sumber Belajar
Magdalia Alfian dkk, 2007, Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XII Program
Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta.Esis.
I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XII Program Ilmu
Pengetahuan Sosial, Jakarta : Erlangga.
Saafroedin Bahar, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
b. Media Pembelajaran
Power Point.
Film tentang Pancasila.
Koran, Majalah.
Internet
IX. Penilaian
Instrumen: Tes essay terbuka dan tes essay tertutup, tes tertulis pilihan ganda,
tes lisan tertutup
1. Kognitif
a. Produk
1) Jelaskan 2 aliran pokok yang ada dalam BPUPKI?
2) Buatlah analisis tentang masuknya pemikiran barat ke Indonesia dan
contohnya!
3) Jelaskan sebab-sebab terbentuknyanya nasionalisme di Indonesia? dan
berikan contohnya!
b. Proses
1) Bandingkan dasar negara yang disampaikan dalam sidang umum BPUPKI?
2) Buatlah analisis perbedaan dan perdebatan ideologi dalam sidang BPUPKI?
3) Jelaskan tentang peristiwa sekitar Proklamasi?
4) Jelaskan tentang pembentukan sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
2. Afektif
a. Karakter
Banggakah anda terhadap dasar negara Pancasila, jelaskan?
b. Keterampilan sosial
Jelaskan bentuk perwujudan dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari?
NO.Aspek yang Diamati Skor Pengamatan
4 3 2 1
1 Partisipasi
2 Kerjasama
3 Antusias
4 Ide/Gagasan
5 Keberanian (Berkomunikasi dan
bertindak)
6 Dll.
Keterangan:
4 = Sangat Setuju Sekali
3 = Setuju Sekali
2 = Setuju
1 = Tidak Setuju
3. Psikomotor
1) Gambarkan garuda sebagai lambang negara Indonesia dan peta tempat duduk
dalam sidang BPUPKI.
2) Tuliskan rumusan Pancasila Soekarno yang disampaikan dalam sidang
BPUPKI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
NA = Kognitif (70%) + Afektif (20%) + Psikomotor (10%)
Tindak Lanjut
1. Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat pencapaian KKM 75
2. Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaian KKM kurang
dari 75
3. Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaian KKM
lebih dari 75.
Yogyakarta, 30 Setember 2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
NIP: Yovita Septika Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
LAMPIRAN MATERI
LATAR BELAKANG LAHIRNYANYA PANCASILA SEBAGAI DASAR
FALSAFAH NEGARA
A. Beberapa Kekuatan Aliran dalam BPUPKI
a. Perkembangan dan pengaruh pemikiran dunia
Banyak pemikiran yang membentuk perkembangan mengenai Pancasila.
Pemikiran mengenai Pancasila terjadi pada abad ke XX, suasana pada waktu
itu banyak dipengaruhi oleh pemikiran barat yang memiliki sejarahnya sendiri
di Indonesia. Alam pikiran barat tersebut telah memberikan sumbangan yang
cukup besar bagi para anggota BPUPKI dan para pejuang bangsa lainnya. Alam
pikiran Eropa atau Barat yang modern pada saat itu masuk ke Indonesia dengan
caranya sendiri. Sehingga sejarah pemikiran Pancasila dapat direalisasikan
berdasarkan pengaruh alam pikiran Eropa dan disesuaikan dengan alam pikiran
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pertumbuhan kebudayaan Eropa modern pada abad XIV melahirkan dua
aliran pemikiran utama Rasionalisme dan Emperisme. Sehingga menumbuhkan
suatu gerakan yang dikenal dengan Aufklarung sebagai suatu gerakan
kebudayaan yang berpangkal pada otonomi dan independensi pengetahuan
manusia. Munculnya Kapitalisme dan Liberalisme memacu pertumbuhan
ekonomi serta melahirkan suatu Revolusi Industri yang terkait dengan modal,
teknologi, pasar dan perdagangan. Perkembangan Kapatalisme dan Liberalisme
melahirkan pemikiran baru mengenai ekonomi, masyarakat, hukum dan negara.
Berkembangnya sosialisme, di mana Marxisme menjadi aliranran utama bagi
tumbuhnya sifat radikal dan agresif. Pada akhirnya seluruh pertumbuhan dan
perkembangan tersebut menyebabkan adanya suatu ikatan yang semakin erat
satu sama lain, diantaranya ideologi, politik dan ekonomi. Perkembangan
tersebut juga memacu tumbuhnya kekuatan dan kekuasaan di Eropa, yaitu
kolonialisme dan imperealisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
b. Masuknya pemikiran Barat ke Indonesia
Masuk dan tumbuhnya kekuasaan Barat di Indonesia, sesungguhnya
telah dimulai sejak kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di Malaka. Hal ini
dapat kita lihat dalam agama dan perdagangan. Masyarakat Indonesia
melakukan interaksi sosial dalam perdagangan, dan agama nasrani pun
perlahan-lahan mulai dikenalkan di Indonesia. Lambat laun pemikiran-
pemikiran Eropa benar-benar masuk di Indonesia, terutama saat Belanda sudah
menjajah Indonesia. Banyak orang-orang Indonesia yang diberikan kesempatan
belajar dan menempuh pendidikan di Eropa seperti Mohammad Hatta, Suttan
Syahrir, Ahmad Soebardjo, Darmawan Mangoenkoesoemo dll. Orang-orang
Indonesia tersebut mulai berkenalan dengan elemen-elemen ideologi
Aufklarung, sebagai suatu ideologi sekuler (bukan keagamaan) yang terkait
erat pertumbuhannya dengan perkembangan rasionalisme, emperisme, idealism
dan positivisme.
Masuknya perkembangan pemikiran Eropa ke Indonesia memiliki
peranan yang sangat penting, karena orang-orang Indonesia bisa mengenal dan
mempelajari perkembangan pemikiran yang terjadi di Eropa. Akan tetapi,
sesungguhnya pengaruh Barat masuk ke Indonesia bukan sebagai suatu
masyarakat yang masih kosong. Bahwa sebelum pemikiran barat tersebut
mempengaruhi perkembangan pemikiran di Indonesia, agama Hindu, Buddha
dan Islam yang lebih dulu berkembang dan mempengaruhi alam pikiran
Indonesia. Terutama Hindu dan Buddha yang telah lama tumbuh dan
berkembang di Indonesia, dimana keduanya telah membentuk unsur-unsur
pemikiran dan kebudayaan yang begitu kental menyatu dengan masyarakat,
sebagai simbol kebesaran bangsa Indonesia pada masa silam. Keduanya
merupakan unsur dari luar yang lebih dahulu masuk, dan telah membentuk
perkembangan alam pikiran serta kebudayaan dan masyarakat Indonesia.
Sebelum agama Hindu, Buddha, Islam dan Nasrani masuk ke Indonesia,
bangsa Indonesia pun telah terdapat masyarakat dan kebudayaan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
c. Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme sebagai bentuk dari kebangkitan nasional ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo pada 1908. Didirikan oleh seorang dokter Jawa, yaitu
Wahidin Sudirohoesodo dan didukung oleh mahasiswa kedoketeran STOVIA.
Budi Utomo sebagai organisasi modern yang menumbuhkan kesadaran
nasionalisme dan terorganisir dalam suatu gerakan menentang kekuasaan
kolonial Belanda. Berawal dari pergerakan Budi Utomo inilah, kemudian
bermunculan berbagai organisasi lainnya yang memiliki semangat perjuangan
bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia. Dalam diri Soekarno tumbuh jiwa
nasionalisme, semenjak muda ia mengalami pergumulan batin yang besar.
Menurutnya diskriminasi-diskriminasi dan peghinaaan yang dilakukan oleh
kekuasaan kolonial meninggalkan luka mendalam bagi harga diri bangsa
Indonesia.
Nasionalisme Indonesia pada hakikatnya berbeda dengan gerakan
perlawanan sebelumnya terhadap kekuasaan Belanda. Misalnya perang Jawa
1825-1830 yang merupakan gerakan perlawanan yang bersifat lokal.
Nasionalisme baru muncul pada awal abad ke-20, di mana telah melibatkan
hampir seluruh wilayah jajahan yang dikuasai Eropa. Gerakan perlawanan
yang dilakukan tidak hanya menentang kekuasaan kolonial, tetapi juga
memikirkan dan mengembangkan pandangan baru yang sadar akan
kepribadian nasional.
B. Pancasila Disampaikan pada Sidang umum BPUPKI
Dalam rangka janji kemerdekaan tersebut, pihak Jepang memberikan
keleluasaan bergerak kepada pemimpin-pemimpin Pergerakan Nasional
Indonesia. Hingga pada akhirnya, pada bulan 1 Maret 1945, pemerintah Jepang
meresmikan terbentuknya Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas dari badan ini adalah untuk
mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi-segi
politik, ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lainnya, yang dibutukan dalam
usaha pembentukan negara Indonesia Merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan R.P. Soeroso dan seorang Jepang
bernama Itjibangse selaku wakil-wakil ketua. Jumlah anggota lebih dari 60
orang, termasuk didalamnya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad
Yamin, Soepomo dan lain-lain. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia melakukan dua kali masa sidang secara resmi, yaitu:
masa sidang I: 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dan masa sidang II : 10 Juli
sampai dengan 17 Juli 1945. Tentang dasar negara itu, sekurang-kurangnya ada
tiga anggota yang mengemukakan gagasan/pendapatnya, yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo dan Soekarno.
a. Gagasan Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Dalam menyampaikan pidato dihari pertama sidang umum BPUPKI
Mohammad Yamin mengemukakan lima gagasan atau pendapatanya.
Gagasan yang disampaikan oleh Yamin, antara lain:
1. Peri- Kebangsaan
Indonesia merdeka, sekarang-Nationalisme lama dan baru dasar
negara Sriwijaya dan Majapahit--perubahan zaman-dasar peradaban
Indonesia--tradisi tata negara yang putus--Etat national-etats puissances--
kesukaran mencari dasar asli--cita-cita yang hancur di medan perjuangan.
Kebangsaan Indonesia mengharuskan dasar sendiri.
2. Peri-Kemanusiaan
Kemajuan kemerdekaan-kemerdekaan akan menghidupkan
kedaulatan negara--anggota keluarga--dunia—status politik yang
sempurna—menolak dominion status, protectoraat,mandate, Atlantic
Charter pasal 3—status internasional yang berisi kemanusiaan dan
kedaulatan sempurna.
3. Peri-Ketuhanan
Peradaban luhur—Ber—Tuhan—dasar negara yang berasal dari
peradaban dan agama.
4. Peri-Kerakyatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
1) Permusyawaratan: surat Asysyura ayat 38—kebaikan musyawarat-
musyawarat dalam masyarakat dalam semasa khalif yang empat dan
sesudah itu—musyawarat bersatu dengan perintah agama.
2) Perwakilan: Dasar adat yang mengharuskan perwakilan-perwakilan
sebagai ikatan masyarakat di seluruh Indonesia-perwakilan sebagai
dasar abadi bagi tata negara.
3) Kebijaksanaan: Rasionalisme—perubahan dalam adat dan
masyarakat—keinginan penyerahan—Rasionalisme sebagai dinamika
rakyat.
a) Faham negara Indonesia: Membuang dasar negara filsafatiah (Plato,
Aristoteles, Thomas More)—6 gabungan dasar dan faham yang
ditolak—9 gabungan dasar dan faham yang diterima—kesimpulan
negara kesejahteraan rakyat Indonesia; dan terbentuknya republik
Indonesia yang berdasarkan nasionalisme unitarisme.
b) Pembelaan: Dasar syuriah menimbulkan perang jihad—perwakilan
secara adat menimbulkan tenaga keraman—kebijaksanaan teknik
dan siasat perang—balatentara kebangsaan Indonesia.
c) Budi negara : Dahulu dan sekarang –1. Setia negara—2. Percaya
akan tenaga rakyat—3. Ingin merdeka.
5. Kesejahteraan Rakyat
Keadilan sosial, kegembiraan dalam negara baru—perubahan bagi republik
rakyat kesejahteraan.
b. Gagasan Soepomo (31 Mei 1945)
Soepomo menyampaikan pidatonya di depan seluruh anggota BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945, hanya berselang dua hari setelah penyampaian
pidato Muhammad Yamin. Sebelum mengungkapkan pendapatnya Soepomo
terlebih dahulu mengulas sedikit pembicaraan-pembicaraan yang sudah
disampaikan oleh para anggota sebelumnya. Dalam pidatonya Soepomo
mengatakan, bahwa jikalau hendak membicarakan tentang dasar sistem
pemerintahan yang hendak kita pakai untuk negara Indonesia. Maka dasar
sistem pemerintahan itu bergantung pada Staatsidee, yaitu dengan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
dasar apa negara Indonesia akan di dirikan?, menurutnya ada 3 permasalahan,
yakni:
1) Pertama, apakah Indonesia akan berdiri sebagai persatuan negara
(Eenheidsstaat) atau negara serikat (Bondstaat) atau sebagai persekutuan
negara (Statenbond).
2) Kedua, dipersoalkan perhubungan antara negara dan agama.
3) Ketiga, apakah Republik atau Monarkhi.
Menurut Soepomo, untuk menjawab permasalah tersebut, hendaknya
dibicarakan dasarnya negara Indonesia merdeka dan dasar pengartian
Staatsidee yang menjadi cita-cita negara. Menindaklanjuti persatuan negara
atau negara serikat atau tentang Republik atau Monarkhi, ia menyampaikan
tiga uraian teori tentang negara:
1) Teori perseorangan, teori individualistis. Menurut aliran ini, negara ialah
masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara
seluruh seseorang dalam masyarakat itu (conttrat social). Susunan hukum
negara yang berdasar individualism terdapat di negeri Eropa Barat dan di
Amerika.
2) Teori golongan, negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan (suatu
klasse) untuk menindas klasse lain. Negara memiliki kedudukan ekonomi
yang paling kuat dan menindas golongan-golongan lain yang lemah.
Teori integralistik, teori yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller,
dan Hegel. Menurut teori ini negara tidak diperuntukkan untuk kepentingan
satu golongan masyarakat saja, tetapi juga kepentingan masyarakat
seluruhnya. Negara merupakan susunan masyarakat yang integral, karena
semua golongan berhubungan erat satu sama lain dan untuk menjamin
keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai sebuah persatuan.
c. Gagasan Soekarno (1 Juni 1945)
Sekitar 68 tahun yang lalu Soekarno berpidato sebagai anggota
BPUPKI, ia mengusulkan sekitar lima sila, yang diusulkan sebagai dasar
filsafat negara Indonesia merdeka. Soekarno mendapat kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
menyampaikan gagasan atau pendapatnya di depan anggota BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945.
1. Dasar pertama, yang baik menurutnya dijadikan dasar buat negara
Indonesia ialah dasar Kebangsaan. Dasar nationale staat atau negara
nasional, maksudnya adalah yang meliputi seluruh kepulauan Indonesia,
sebuah cetakan alam yang ada dibumi khatulistiwa sebagai satu kesatuan.
Sumatra, Jawa, Sunda, Kalimantan, Sulawesi, itu bukan nationale staat,
tetapi hanya Indonesia secara keseluruhan, itulah satu nationale staat.
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan”. Ia mengemukakan bahwa
internasionalisme berakar dari nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat
hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.
Dalam arti menegaskan, bahwa bangsa Indonesia tidak menganut paham
yang picik. Di mana kita harus menuju pada persaudaraan dunia,
kekeluargaan bangsa-bangsa. Internasionalisme bagi Soekarno ialah
“humanity”, Perikemanusiaan.
3. Dasar ketiga ialah: Prinsip Mufakat, Dasar perwakilan, Dasar
permusyawaratan. Di jelaskan oleh Soekarno bahwa negara Indonesia
bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan
walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara “semua buat
semua”, “satu buat semua, semua buat satu”. Soekarno yakin, bahwa syarat
yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan
,perwakilan. Dengan cara ini diharapkan bangsa Indonesia dapat
memperbaiki segala hal, seperti dalam memelihara agama juga
keselamatan agama, dengan jalan membawa sistem pembicaraan,
permusyawaratan atau demokrasi didalam Badan Perwakilan Rakyat. Baik
Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan lainnya sama-sama berjuang dan
bekerja sehebat-hebatnya di dalam badan perwakilan.
4. Dasar keempat: prinsip Kesejahteraan sosial, tidak ada kemiskinan didalam
Indonesia merdeka. Masyarakat Indonesia semuanya haruslah sejahtera,
semua kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi, sehingga mereka merasa
nyaman berada di bumi Indonesia. Bukan kaum kapital yang merajalela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
dan rakyat menderita. Seluruh rakyat memiliki hak politik dan hak
ekonomi yang sama, sehingga kehidupan masyarakat Indonesia sejahtera.
5. Prinsip yang kelima, ialah Ketuhanan: Soekarno mengajak seluruh bangsa
Indonesia untuk ber-Tuhan, masing-masing orang Indonesia hendaknya
ber-Tuhan dan menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap
rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni tiada “egoisme-
agama”. Dan hendaknya negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan.
Hendaknya mengamalkan dan menjalankan agama, baik Islam maupun
Kristen dengan cara yang berkeadaban. Berkeadaban untuk saling hormat-
menghormati satu sama lain.
C. Pancasila Dirumuskan dan Diusulkan Sebagai Dasar Falsafah Negara
a. Perbedaan dan Perdebatan Ideologi Dalam Sidang BPUPKI
Pada sidang BPUPKI yang telah berlangsung, terjadi proses
perbedaan dan perdebatan yang dipengaruhi oleh tiga ideologi: pertama
ideologi kebangsaan, kedua Islam dan yang ketiga ideologi Barat modern
sekular. Perbedaan idelogi ini juga sudah tampak dalam sidang umum yang
pertama, dimana menghendaki agar urusan negara dipisahkan dari urusan
agama. Ideologi Islam tampak dari pendapat yang menghendaki bahwa
agama Islam menjadi dasar negara, negara mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan syariat Islam, bahwa agama Presiden harus agama Islam, dan
agama resmi negara adalah agama Islam. Rancangan prembule hukum
dasar, telah disepakati oleh para anggota BPUPKI, yang tergabung dalam
panitia kecil (panitia Sembilan). Kewajiban umat Islam untuk menjalankan
syariat Islam, merupakan kebulatan nasionalisme Indonesia. Didalamnya
diharapkan adanya persatuan bangsa Indonesia, perikemanusiaan,
perwakilan permufakatan kedaulatan rakyat dan keadilan sosial. Prembule
tersebut juga akan menjadi suatu alat pemersatu yang melindungi segenap
golongan yang ada didalam anggota BPUPKI. Perdebatan yang terjadi
banyaklah yang mengenai “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa Latuharyhary
sebagai seorang Kristen menyampaikan keberatannya pada kalimat tersebut.
Usul yang sama juga disampaikan oleh Wongsonegro dengan didukung oleh
Hoesein Djajadiningrat, bahwa mungkin anak kalimat tersebut dapat
menimbulkan fanatisme karena seolah-olah memaksa menjalankan syariat
Islam bagi orang-orang Islam. Namun Soekarno sekali lagi menegaskan,
bahwa kalimat tersebut merupakan kompromi yang sudah disepakati antara
golongan kebangsaan dan golongan Islam, yang didapat dengan susah payah.
Panitia kecil menyampaikan 2 pasal dari rancangan pertama Undang-
Undang Dasar pada sidang BPUPKI. Dan yang menjadi topik utama adalah
pasal 4 dan 28. Pasal 4 ayat 2 tentang presiden: “yang dapat menjadi
presiden dan wakil presiden hanya orang Indonesia asli. Pasal 28 tentang
agama:”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untu memeluk
agama apa pun untuk beribadat menurut agamanya masing-masing”. Lalu
Wahid Hasjim mengusulkan, agar pasal 4 ayat 2 itu ditambah dengan kata-
kata “ yang beragama Islam”. Jika presiden orang Islam,maka pemerintah-
perintah berbau Islam dan akan besar pengaruhnya. Ia juga mengusulkan
agar pasal 29 dirubah, sehingga berbunyi: Agar “agama negara ialah agama
Islam”, dengan menjamin kemerdekaan orang-orang yang beragama lain dan
sebagainya”.
b. Sidang Umum BPUPKI II Dalam Merumuskan Dasar Falsafah Negara
a) Sidang BPUPKI Tanggal 22 Juni 1945
Sebelum sidang pertama berakhir, ketua BPUPKI Radjiman
Wedyodiningrat membentuk Panitia kecil yang di ketua oleh Soekarno
untuk membahas Pancasila sebagai falsafah negara dan Panitia kecil yang
diketuai oleh Soepomo sebagai panitia perancang UUD. Hal tersebut
dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan kerja BPUPKI. Sidang
BPUPKI tersebut berlangsung pada masa reses atau diselenggarakan sidang
tidak resmi yang membahas rancangan dasar falsafah negara dan rancangan
Undang-undang Dasar. Sidang tersebut dihadiri sekitar 38 anggota
BPUPKI. Panitia Sembilan, mengadakan pembicaraan untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
hasil atau satu persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan.
Persetujuan tersebut dimaksudkan dalam suatu rancangan prembule.
Rancangan tersebut kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta atau The
Djakarta Charter. Hasil sidang pada tanggal 22 Juni 1945 tersebut,
kemudian disampaikan oleh Soekarno Dalam sidang resmi kedua BPUPKI.
Setelah melakukan pembicaraan yang serius, akhirnya panitia kecil
berhasil mencapai suatu modus kompromi yang disepakati bersama, antara
para nasionalis kebangsaan, nasionalis Islam dan pihak para nasionalis
sekuler. Dalam pidatonya pada tanggal 10 Juli dalam sidang BPUPKI,
Soekarno menekankan bahwa tugas panitia kecil sangatlah berat. Hal
tersebut sehubungan dengan adanya perbedaan pendapat antara dua
kelompok anggota. Kemudian ia menyampaikan kesepakatan yang telah
disepakati bersama dalam panitia Sembilan. Hasil dari perundingan panitia
Sembilan tersebut berupa rancangan prembule. Prembule tersebut
ditandatangani oleh Sembilan anggota pada tanggal 22 JUni 1945 di
Jakarta, maka dikenal sebagai Piagam Jakarta (The Djakarta Charter),
nama tersebut pertama kali diungkapakan oleh Muhammad Yamin.
Kesepakatan Piagam Jakarta telah dilaporkan oleh Soekarno di
depan seluruh anggota sidang. Dalam Piagam Jakarta tersebut, tersimpul
dua ujud daripada Indonesia merdeka, yaitu:
1) Memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa
sampai tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Terlebih dahulu dikatakan, bahwa
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan peri keadilan.
Dengan disepakatinya Piagam Jakarta itu, maka urutan Pancasila
menjadi berubah, dasar moral terletak di atas sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
1) Ke-Tuhanan- kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan meletakkan dasar moral di atas, negara dengan
pemerintahannya memperoleh dasar yang kokoh. Memerintahkan
kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, serta persaudaraan ke dalam dan
ke luar. Dasar Ke-Tuhanan menghendaki jiwa yang murni dalam
melaksanakan tugas negara. Dengan politik pemerintahan yang berpegang
kepada moral yang tinggi diharapkan tercapainya “suatu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
D. Sidang Pengesahan Dasar Falsafah Negara dan UUD
a. Peristiwa Sekitar Proklamasi
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu
setelah kota pada tanggal 6 Agutus kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh
Amerika Serikat. Sehari setelah itu pada tanggal 7 Agustus, keanggotaan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia baru dibentuk dan diumumkan
di Jakarta. Kemudia pada tanggal 8 Agustus kota Nagasaki kembali
dijatuhi bom atom oleh Amerika. Dengan demikian dapat diduga bahwa
kekalahan Jepang akan terjadi dalam waktu yang singkat, sehingga
proklamasi kemerdekaan harus segera dilaksanakan. Soekarno dan Hatta
ingin memperbincangkan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan di dalam
rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sehingga dengan
demikian tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap
inilah yang tidak disetujui oleh golongan muda, yang menganggap PPKI
adalaah badan buatan Jepang.
Adanya perbedaan paham tersebut mendorong golongan pemuda
untuk membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke luar kota. Menjelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
tanggal 16 Agustus 1945 mereka telah dibawa oleh golongan pemuda ke
Rengasdengklok dan ditempatkan di sebuah asrama Peta, dengan dalih
melindungi mereka jika terjadi pemberontakan Peta dan Heiho. Pada
malam harinya Soebardjo mengundang anggota PPKI ke rumah Laksamana
Muda Maeda, dengan terlebih dahulu melakukan pemeberitahuan kepada
Maeda melalui telepon. Meminjam rumah Laksamana Muda Maeda
sebagai tempat diadakannya sidang PPKI, yang dihadiri oleh segenap
anggotanya beserta pemimpin-pemimpin pemuda dan beberapa orang
pemimpin pergerakan. Bersama tokoh pemuda, yakni Soekarni dan Sayuti
Melik, Soekarno, Mohammad Hatta dan Soebardjo membahas perumusan
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Secara rinci demikian naskah
Proklamasi berdasarkan tulisan tangan Soekarno :
Setelah kelompok perumus naskah proklamasi selesai, segera
menuju ke serambi muka. Sidang itu bukan lagi sidang PPKI, karena sudah
bertambah pemimpin-pemimpin muda. Soekarno membuka sidang dan
membacakan rumus pernyataan kemerdekaan yang telah dibuat perlahan-
lahan dan berulang-ulang. Kepada semua anggota yang hadir Soekarno
menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah Proklamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Indonesia merdeka sebagai suatu dokumen bersejarah dan sebagai warisan
bagi anak cucu kita. Soekarni kemudian mengusulkan bahwa bukan kita
semua yang hadir di sini harus menandatangani naskah itu, cukuplah dua
orang saja yang menandatanganinya atas nama rakyat Indonesia yaitu
Soekarno- Hatta. Dengan disetujinya usul Soekarni oleh seluruh anggota
sidang, maka Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik
naskah itu berdasarkan naskah tulisan Soekarno, disertai dengan
perubahan-perubahan yang telah disetujui. Dengan perubahan tersebut
maka naskah yang sudah diketik segera ditandatangani oleh Soekarno dan
Hatta. pada bagian akhir diganti dengan “ Atas nama Bangsa Indonesia”.
b. Menjelang Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Sehari sebelum pelaksanaan sidang PPKI, tepatnya pada sore hari
setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Mohammad Hatta
menerima telepon dari tuan Nijyijima, pembatu Admiral Maeda menayakan
dapatkah menerima seorang opsir kaigun (angkatan laut), karena ia mau
mengungkapkan suatu hal yang penting bagi Indonesia. Seorang opsir
datang sebagai utusan kaigun untuk memberitahukan dengan sungguh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
sungguh, bahwa wakil Protestan dan Katolik dalam daerah yang dikuasai
oleh angkatan laut Jepang, berkeberatan sangat terhadap bagian kalimat
dalam pembukaan Undang-undang Dasar, yang berbunyi “Ke-Tuhanan
dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Mereka mengakui, bahwa kalimat itu tidak mengikat mereka, hanya
mengenai rakyat yang beragama Islam. Tetapi tercantumnya ketetapan
seperti itu di dalam suatu dasar yang menjadi pokok Undang-undang Dasar
berarti mengadakan diskriminasi terhadap mereka golongan minoritas. Jika
“diskriminasi” itu dtetapkan juga, mereka lebih suka berdiri di luar
Republik Indonesia.
Begitu seriusnya hal tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1945,
sebelum sidang Panitia Persiapan dimulai. Mohammad Hatta mengajak Ki
Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo dan Teuku
Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan untuk membicarakan masalah
itu. Mohammad Hatta menyatakan bahwa, semangat Piagam Jakarta tidak
lenyap dengan menghilangkan perkataan “Ke-Tuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dan menggantinya
dengan “ Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.
c. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membentuk Dokurisu Junbi
Linkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang
beranggotakan 21 orang. PPKI dipimpin oleh Soekarno sebagai ketua dan
Mohammad Hatta sebagai wakil ketua. Tugas dari PPKI, ialah menetapkan
UUD dan hal-hal yang perlu untuk negara Indonesia yang kemerdekaannya
akan “dihadiahkan” oleh pemerintah Jepang pada tanggal 24 Agustus 1945.
a) Proses Pengubahan Sila Pertama
Setelah sidang dibuka oleh Soekarno dan memberikan pidato
singkat, maka Mohammad Hatta dipersilahkan menyampaikan
laporannya, mengenai perubahan-perubahan pokok yang penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
1) Menghilangkan pernyataan Indonesia merdeka serta pembukaan yang
lama diganti dengan pembukaan yang semula dirancang oleh panitia
kecil (panitia Sembilan). Dalam mukadimah kembali pada prembule
yang lama, dahulu panitia kecil telah merancang prembule untuk
Undang-undang Dasar. Tetapi kemudian pada sidang Dokuritu
Zyunbi Tyoosakai merubah prembule itu dan memecah menjadi dua,
ialah pernyataan Indonesia merdeka dan Pembukaan (yang singkat).
Kemudian Mohammad Hatta membacakan dasar falsafah negara
yang telah mengalami perubahan mendasar.
Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segalabangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harusdihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan danperikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telahsampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausamengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negaraIndonesia, yang merdeka,bersatu,berdaulatan, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengandidorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupankebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakandengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatupemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah –darah Indonesia, dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, makadisusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu hukum dasarnegara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negararepublik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaanyang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
2) Pasal 6 alinea 1 menjadi:” Presiden ialah orang Indonesia asli yang
beragama Islam dicoret”, menjadi “Presiden ialah orang Indonesia
asli”. Hal ini terkait jika Presiden republik orang Islam, agaknya
menyinggung perasaan dan pun tidak berguna.
3) Pasal 29 ayat 1: “Negara berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.
Sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.1
Inilah perubahan yang dapat mempersatukan segala bangsa.
Setelah direvisi oleh Mohammad Hatta, Pancasila dalam pembukaan
Undang-undang Dasar mengalami perubahan. Jika sebelumnya isi dan
urutan Pancasila dalam Piagam Jakarta sebagai berikut :
1) Ke-Tuhanan- kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka perubahan yang disetujui secara bulat pada sidang PPKI isi dan
urutan Pancasila dalam pembukaan Undang-undang adalah sebagai
berikut:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1 Soeripto, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 cetakan ke-1,Surabaya: Penerbit Grip, 1962, hlm.110-111; Endang Saifuddin Anshari., op.cit., hlm. 51; Lembaga Soekarno-Hatta., op.cit., hlm. 42-43;Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 414-416.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Perubahan juga terjadi pada pembukaan Undang-undang Dasar itu
sendiri, atas usul I Gusti Ketut Pudja alinea ketiga yang berbunyi: “ Atas
Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa” diganti menjadi “Atas berkat
Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”. Kemudian Ki Bagoes Hadikoesomo
mengusulkan perkataan “menurut dasar” dicoret saja dan lebih baik
diganti dengan “ Ke-Tuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan dan seterusnya”. Hasil
dari keputusan yang diterima secara aklamasi oleh seluruh anggota pada
sidang PPKI, adalah:
Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segalabangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harusdihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan danperikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telahsampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausamengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negaraIndonesia, yang merdeka,bersatu,berdaulatan, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dengandidorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupankebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakandengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatupemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah –darah Indonesia, dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, makadisusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatususunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dankerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatukeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 3
Persidangan resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945
Lampiran 4
Persidangan resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-17 Juli 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 5
Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha_Persiapan_Kemerdekaan_Ind
onesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 6
Soekarno Penggali Pancasila
Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Soekarno_1959.jpg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 7
Muhammad Yamin
Sumber : http://www.andreasharsono.net/2010/05/gadjah-mada-dan-muhammad-yamin.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 8
Soepomo
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Soepomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 9
Naskah "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter"
yang dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha_Persiapan_Kemerdekaan_Ind
onesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 10
Pancasila
Sumber : http://s284.photobucket.com/user/jennygozali/media/Pancasila-1e.jpg.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 11
Sumber : http://ketatanegaraan.wordpress.com/category/sosialisasi-uud-1945/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 12
Lambang Pancasila
Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Garuda_Pancasila.jpg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI