sejarah presentasi

10
Kelompok 6 NAMA KELOMPOK : LEWI PARALA HABIB WIRA RIZKY SANIA MIRA RAMADANI SITI KOMALA

Upload: allen-walker

Post on 05-Jul-2015

942 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Kelompok 6NAMA KELOMPOK : LEWI PARALA HABIB WIRA RIZKY SANIA MIRA RAMADANI SITI KOMALA

Transportasi dalam aktivitas perdagangan dan integrasi ekonomidengan di buka nya perkebunan-perkebunan di wilayah indonesia di ikuti pula, dengan pembangunan sarana transportasi dari pusat perkebunan menuju ke bandar-bandar perdgangan atau pelabuhan-pelabuhan. selain pembangunan transportasi darat, pemerintah kolonel Belanda juga membangun transportasi laut, seperti transportasi laut yamg dilakukan olehpemerintah kolonel Belanda dari kepulauan Maluku ke wilayah Indonesia bagian Barat.

sarana transportasi itu terus berkembang dengan pesat yang memberikan sumbangan yang sangat besar, bagi pemerintah kolonel Belanda. Walaupun demikian, transportasi yang diusahakan oleh pemerintah kolonial Belanda baru dapat dinikmati manfaat nya oleh rakyat Indonesia setelah Indonesia merdeka.

Pertumbuhan, mobilitas, dan persebaran penduduk di berbagai daerahberkembang nya sarana transportasi darat dan laut membawa perubahan berarti pada kehidupn rakyat Indonesia, dan juga pemerintah kolonial Belanda. Kemajuan alat pengankutan ini, memcu pergerakkan dan perpindahan orang dan juga hasil bumi dari satu tempat ke tempat lain menjadi semakin terwujud. Dari sinilah kemudian muncul mobilitas sosial.

1.Mobilitas sosialKata mobilitas berarti bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain nya, dan kata sosial menunjuk pada masyarakat. Kebijakan pemerintah kolonial yang liberal telah banyak membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat pedesaan. Dampak yang dirasakan adalah: masyarakat pedesaan mulai meninggalkan pekerjaan nya sebagai petani dan kemudian mencari pekerjaan pada perusahaan-perusahaan (pabrik-pabrik) maupun perkebunan.

2. Perubahan demografi dan mobilitas sosialPelaksanaan sistem tanam paksa pada masa pemerintahan kolonial Belanda di indonesia menyebabkan terjadi nya perubahan demografi dan proses mobilitas sosial di seluruh wilayah Indonesia. Tanah-tanah yang semul merupakan tanah pertanian rakyat, selanjutnya menjadi tanahtanah perkebunan milik pemerintah yang di tanami tanaman yang laku di pasar Eropa

Peralihan kepemilikan tanah, dari milik pribumi menjadi milik pemerintah kolonial dan pengusaha swasta asing berdampak luas kepada penduduk pribumi yang sesungguhnya merupakan pemilik sah tanah tersebut. Pembukaan wilayah Indonesia menjadi tempat penananman modal swasta asing, menjadikan semakin banyak bermunculan perkebunan-perkebunan besar swasta. Keadaan ini mempengaruhi kondisi demografi dari wilayah Indonesia.

Para pengusaha perkebunan tersebut, mengusahakan untuk menananm tanaman yang dapat menguntungkan nya. Bahakan perkebunan-perkebunan itu dijadikan sebagai tempat tujuan untuk bekerja menambah upah. Akibat perkembangan yang pesat pada perkebunan-perkebunan tersebut maka terjadi mobilitas sosial.