sejarah prinsip ekonomi koperasi dunia
DESCRIPTION
MAKALAHTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Koperasi adalah sekumpulan orang-ramg yang membentuk badan usaha dengan
menjalankan prinsip koperasi dan prinsip identitas sesuai dengan ideologi negara atau
berdasarkan norma-norma, nilai-nilai hukum untuk mencapai tujuan bersama yaitu
mensejahterakan anggota.
Koperasi lahir pada permulaan abad ke -19, sebagai bentuk reaksi dari sistem
ekonomi yang liberalisme, yang pada saat itu sekelompok kecil pemilik-pemilik
modal menguasai kehidupan masyarakat. Kemudian muncullah sistem ekonomi yang
kapitalisme dari kelanjutan sistem ekonomi yang liberalisme. Di ekonomi yang
bersifat kapitalisme setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan
sebesaara-besarnya, dan bebas mengadakan segala macam kontrak tanpa campur
tangan pemerintah. Akibatnya, sekelompok kecil pemilik modal mengusai kehisupan
masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan sekolompok besar dari masyarakat
lemah kedudukan sosial ekonominya semakin mendesak .Pada saat itulah tumbuh
gerakan koperasi yang menentang sistem ekonomi yang bersifat aliran individualisme
dengan prinsip kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk
kerja sama tersebut melahirkan perkumpulan koperasi.
1
BAB II
SEJARAH PRINSIP EKONOMI KOPERASI DUNIA
Sejarah prinsip koperasi manca negara tidak terlepas dari asal muasal dari model/jenis
koprasi yang banyak berkembang di mana – mana terutama negara inggris yang dijuluki
tanah air(bekermet) dari koprasi konsumsi, prancis dengan koprasi produksi dan dan jerman
adalah tanah air koperasi kredit/simpan pinjam.
A. Inggris
Penduduk Inggris adalah penduduk yang pertama membentuk dan memperkenalkan
koprasi konsumsi yang berhasil. Koprasi semula didirikan oleh 28 orang penenun miskin dari
kota kecil Rochdale dan di pimpin oleh Charles Howart, di beri nama “The Equitable
Pionners of Rochlade” atau Perintis – Perintis Jujur dari Rochdale.
Mula – mula Charles Howart tertarik pada teori – teori yang di kemukakan oleh
Robert Owen dan William King. Adapun teori Robert Owen menyebutkan bahwa “yang
menentukan watak seseorang itu adalah lingkungannya”. Atas dasar itu Owen mempunyai
gagasan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Untuk itu perlu di ciptakan
lingkungan kerja yang baik.
Mereka menyadari bahwa koperasi yang di dambakan itu tidak akan berhasil tanpa
berlandaskan pada aturan main yang tepat meskipun telah berbekal 4 hal yang penting.
Keempat di mensi dasar yang menjadikan mereka bertekad menentang cengkraman
kapitalisme itu seperti : Keberanian, akal sehat, kesabaran serta kepercayaan yang kuat pada
self-help (kesanggupan berdiri).
Pada awal sejarah perkoprasian yang berhasil khususnya koprasi konsumsi adalah
tahun 1844 di Inggris ini. Menjelang akhir tahun, 28 orang buruh tenun di kota Rochdale
tersebut menumbuhkan tanda tangan masing – masing pada anggaran dasar perkumpulan
mereka sebanyak 2 pence (1$=20 shiling = 240 pence) setiap minggu yang mereka sisihkan
dari upah mereka yang kecil. Dengan tujuan untuk memupuk modal melalui simpanan untuk
modal menjalankan bahan – bahan pokok bagi anggota – anggotannya. Adapun tujuan
selengkapnya yang mereka cita – citakan adalah : “to create a self supporting home colony
and to arrange the powers of prodiction, distribution and goverments”.
Untuk melaksanakkan rencana lainnya mereka menambahkan setoran yang meliputi :
2
1. Pengadaan toko untuk tempat menjual bahan – bahan makanan, pakaian, dan
sebagainya.
2. Memproduksi sendiri barang – barang yang akan di jual sehingga para anggota
mempunyai pekerjaan dan sebagai hasil tambahan.
3. Menyediakan tanah melalui sewa ataupun di beli untuk menyediakan lapangan
pekerjaan atau memberikan hasiil tambahan.
4. Membeli atau membangangun rumah untuk para anggota agar mereka dapat hidup
dengan layak dalam perkampungan sendiri (home-coleny) dan mengatur sendiri
rumah tangga perkampungan itu (goverment).
5. Sesegera mungkin mengurus sendiri (self supporting) sektor perdagangan,
produksi dan distribusi, menyelenggarakan pendidikan bagi anggota.
6. Membantu perkumpulan lain yang mempunyai tujuan yang sama.
Ada 6 ketentuan yang mereka jadikan sebagai dasar dalam menjalankan usaha
mereka, antara lain :
1. Barang – barang yang di jual harus asli (tidak palsu) dan dengan timbangan yang
benar.
2. Penjualan dengan cash (kontan).
3. Harga penjualan menurut harga pasar.
4. Sisa hasil usaha ( keuntungan/surplus)di bagi menurut perimbangan jumlah
anggota berbelanja kepada koperasi.
5. Masing – masing anggota mempunyai satu suara.
6. Bersikap netral terhadap politik dan agama.
Keenam ketentuan tersebut dikenal dengan istilah “The principles of Rochdale”.
Sebab itu di jadikan dasar koperasi di seluruh dunia, walaupun ada penambahan
dasar seperti :
Keanggotaan berdasarkan sukarelaan.
Bunga atas modal di batasi.
Semua anggota menyumbang modal (mutual help menjadi self-help).
Mereka tidak saja membatasi kegiatan pada koprasi konsumsi saja, tetapi meluas
sampai mendirikan pabrik sepatu , pabrik susu, pertanian, peternakan, dan sebagainnya.
Aturan- aturan yang dibuat oleh para pelopor Rochdale sebelumnya hanya bertujuan
untuk menjadi petunjuk- petunjuk untuk membentuk koperasi konsumen yang baik dalam
3
pengorganisasiannya untuk dijalankan oleh para anggotanya, dengan alasan tersebut maka
aturan tersebut menjadi prinsip-prinsip koperasi Rochdale yang terkenal dengan:
1. Keanggotaan yang bersifat terbuka
2. Pengawasaan secara demokratis(satu anggota, satu suara)
3. Bunga yang terbatas atas modal anggota
4. Pengembalian sisa usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi(patronage refund)
5. Barang- barang hanya dijual dengan harga pasar yang berlaku dan hanya secara
tunai
6. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran politik
7. Baramg-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli, tidak rusak
dan palsu
8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan
Namun , prinsip-prinsip tersebut harus disesuaikan, diubah atau sebahagian tidak dapat
diterapkan dengan keadaan seperti berrikut:
1. Koperasi-koperasi konsumsi/ konsumen itu harus bertahan dalam persaingan
pasar, yang terjadi dalam kehidupan ekonomi negara-negara industri yang telah
maju
2. Jenis atau tipe koperasi lain, misalnya, koperasi-koperasi kredit harus diciptakan
3. Koperasi didirikan dalam kondisi ekonomi dan sosial budaya yang sangat berbeda
dengan di inggris pada pertengahan abad ke -19
Menjadi pertanyaan sekarang , apakah suatu organisasi itu baru disebut koperasi, kalau
organisasi tersebut menjalankan 8 prinsip koperasi? Dalam hal ini terdapat beberapa
pendapat Dr. Mohammad Hatta dalam almanak koperasi 1957-1958 membagi prinsip
tersebut dalm 2 bagian:
Prinsip-prinsip pokok:
1. Demokrasi koperatif, yang artinya bahwa kemudi(pengelolahan) dan tanggung
jawab, adalah berada ditangan anggota sendiri.
2. Dasar persamaan hak suara
3. Tiap orang boleh menjadi anggota.
4. Demokrasi ekonomi keuntungan dibagi kepada anggota menurut jasa-jasanya
5. Sebagian dari keuntungan diperuntuhkan pendidikan anggota
Menurut Dr. Mohammad Hatta, untuk disebut koperasi suatu anggota itu setidak-
tidaknya harus melaksanakan 4 prinsip tersebut, antara lain:
4
1. Tidak boleh dijual dan dikedaikan barang-barang palsu
2. Harga harus sama dengan harga pasar setempat
3. Ukuran dan timbangan barang harus benar dan dijamin
4. Jual beli dengan tunai. Kredit dilarang karena menggerakkan hati orang untuk
membeli diluar kemampuaanya.
Memang dalam kenyataannya, kita melihat tidak semua prinsip Rochdale
dilaksanakan oleh semua negara. Untuk mengettahui sejauh mana prinsip itu dilaksanakan
dinegara dan dunia, maka kita dapat melihat dari ketentuan dlam uu koperasi negara didunia.
Keranguan orang tentang apakah kedelapan prinsip Rochdale tersebut harus
diterapkan disemua negara, juga adalah karena sebagaimana kita ketahui prinsip- prinsip
Rochdale itu adalah pengalaman koperasi konsumen, sedangkan pada dewasa ini koperasi
sudah berkembang meliputi berbagai bidang usaha dan kegiatan seperti koperasi simpan
pijam, koperasi kredit, koperasi asuransi, dan sebagainya. Menjadikan pertanyaan apakah
prinsip-prinsip yang berdasrkan pengalam koperasi konsumen tersebut seluruhnya dapat
diterapkan oleh semua jenis koperasi?
Menanggapi permaslahan tersebut maka dalam kongres ICA di London pada tahun
1934 dibentuklah suatu komite khusus untuk meneliti” penerapan dari prinsip-prinsip
rochdale tersebut. Melalui Kongres ICA (International Cooperative Alliance) di London pada
tahun 1934, rumusan prinsip umum koperasi yang telah disepakati yaitu :
1) Keanggotaan bersifat sukarela ;
2) Pengawasan dilakukan secara demokratis ;
3) Pembagian SHU didasarkan partisipasi masing-masing dalam usaha koperasi ;
4) Bunga yang terbatas atas modal ;
5) Netrak dalam lapangan poltik ;
6) Tata niaga yang dijalankan secara tunai ;
7) Menyelenggarakan pendidikan.
Namun dalam sidang ICA di Paris pada tahun 1937, ICA telah memutuskan bahwa keempat
prinsip pertama itu sebagai prinsip ICA sendiri.
Kemudian dalam Kongres di Praha pada tahun 1948, ICA menetapkan dalam
anggaran dasarnya bahwa suatu koperasi dapat menjadi anggota lembaga tersebut bila
koperasi di Negara yang bersangkutan mempunya prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela
2) Pengawasan secara demokratis
5
3) Pembagian SHU kepada anggota menurut perbandingan partisipasi masing-
masing anggota dalam transaksi-transaksi sosial atau jasa sosial dari perkumpulan
atau usaha koperasi
4) Pembatasan bunga modal.
Keempat prinsip tersebut dinyatakan sebagai syarat utama berdirinya sebuah koperasi.
Namun demikian penerapan prinsip koperasi tersebut mengikuti penyesuaian di negara yang
bersangkutan.
Pada tahun 1963, dalam Kongres ICA di Bournemouth disusun sebuah komisi yang
bertugas untuk meninjau dan mempelajari prinsip koperasi yang berlaku pada anggota ICA di
berbagai negara. Dan hasil kerja komisi ini dibawa dalam Kongres ICA ke-23 di Wina pada
tahun 1966 dan menghasilkan rumusan baru prinsip-prinsip koperasi, antara lain :
1) Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela
2) Koperasi harus diselenggarakan secara demokratis
3) Modal yang berasal dari simpanan uang dibatasi tingkat bunganya
4) Sisa hasil usaha, jika ada, yang berasal dari usaha harus menjadi milik anggota ;
5) Koperasi harus menyelenggarakan pendidikan terhadap anggota-anggotanya,
pengurus, pegawai koperasi, serta kepada warga masyarakat pada umumnya ;
6) Seluruh organisasi, baik koperasi pada tingkat lokal, tingkat propinsi, pada
tingkat nasional, dan koperasi diseluruh dunia, hendaknya menyelenggarakan
usaha sesuai dengan kepentingan anggotanya. Peningkatan pelayanan
kepentingan anggota itu hendaknya dilakukan melalui kerjasama antar koperasi,
baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Perkembangan Koperasi Konsumsi
Pada tahun 1850 koperasi Rochdale membuka sebuah Whole Sale Departement
(WSD). WSD menyediakan barang dengan harga yang lebih murah tidak saja untuk para
anggotannya, akan tetapi melayani juga koperasi di sekitarnya.
Pada tahun 1862 di lakukan perubahan terhadap “The Industrial and Provident
Sosietics Act” yang membuka kemungkina bagi koperasi – koperasi untuk bergabung. Atas
dasar peraturan baru itu di bentuk The North of England Cooperation Whole Sale Society
(CWS).
Sebagai koperasi pusat CWS mempunyai anggota 48 koperasi primer dan modal
awalnya sebesar $ 2000. Dalam perkembangannya CWS akhirnya mampu mendirikan pabrik
6
teh di luat negri, kapal penangkap ikan, pabrik tepung terigu, pabrik susu, bahkan mendirikan
bank dan asuransi.
Setelah 10 tahun modal mereka menjadi $ 61.000 modal pinjaman dan deposito $
193.000 dan omzet perputarannya mencapai $ 2.000.000. perwakilan pun didirikan di luar
negri seperti di New York, Rouen, Copenhagen, Hamburg dan lain – lain.
Koperasi Rochdale berhasil mengmbangka diri dari sebuah toko kecil menjadi
perusahaan raksasa. Mereka mampu mendirikan pabrik, perumahan untuk para anggota, serta
menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para pengurus dan anggota.
Dan 18 tahun kemudian telah tumbuh tidak kurang dari 100 buah koperasi sejenis di Inggris.
Pada tahun 1862 didirikan “The Cooperative Wholesale Society(CWS) atau Koperasi
Pusat Pembelian yang merupakan gabungan koperai- koperasi di Inggris. Tahun 1945 CWS
mampu mendirikan 200 buah pabrik dan tempat usaha yang memperkerjakan tidak kurang
dari 9000 orang, peredaran modalnya mencapai 55.000.000.-
Kebanyakan koperasi di Inggris didirikan oleh para konsumen. Akan tetapi mereka
telah berusaha lebih jauh dengan membuka usaha – usaha lainnya seperti : pengolahan
barang, pabrik – pabrik, usaha pertama dan lain sebagainnya.
Dengan adanya kemajuan yang begitu pesat koperasi mampu membagi ke untungan
(sisa hasil usaha) kepada para anggotannya sekitar 8% - 10 % pertahun dari jumlah simpanan
mereka. Faktor lain yang membuat peran koperasi menjadi dominan di Inggris adalah adanya
keinginan pemerintahnnya untuk mengurangi impor bahan – bahan makanan. Karena itu
peranan koperasi pertanian makin kokoh dengan jumlah anggota menvcapai 85.000 orang
petani. Akibatnya gerakan koperasi di Inggris mempengaruhi besar terhadap kondisi
perekonomian negaranya.
Pemimpin – pemimpin koperasi di Inggris kemudian mengadakan Kongres Koperasi
Nasional yang pertama. Turut hadir pada kongres itu tokoh – tokoh dan wakil – wakil
koperasi dari negara – negara tetangga seperti : Jerman, Denmark, Prancis dan Italia. Kongres
tersebut menelorkan keputusan untuk membentuk sebuah “kantor koperasi” di kota
Manchester. Pekerjaan kantor di awasi oleh Central Board. Namun kemudian kantor dan
Central Board di gabungkan di bawah nama “Cooperative Union”. Badan gabungan baru ini
bertugas memberi pertunjuk – petunjuk serta penyuluhan – penyuluhan tentang persoalan
koperasi kepada koperasi – koperasi yang membutuhkannya. Partai koperasi turut dalam
pemilihan umum pada tahun 1918.
7
Asas Rochdale yang menolak penjualan secara kredit pada akhirny berubah sesuai
perkembangan zaman. Azas penjualan dengan kontan di modifikasi dengan sewa beli atau
bayar mingguan dan lain – lain.
B. Perancis
Revolusi Prancis dan perbaikan selanjutnya dari pembangunan industri serta akibat-
akibatnya bagi kehidupan masyarakat menimbulkan kemiskinan dan penderitaan rakyat
Prancis.
Dengan pelopor – pelopor yang menyadari dan menginginkan perbaikan nasib seperti
Charles Fourier, Louis Blance, serta Ferdinan Lassale, rakyat Prancis berjuang meningkatkan
taraf hidup mereka.
Dalam tahun 1848 banyak di bentuk koperasi – koperasi produksi oleh rakyat,
terutama golongan ekonomi lemah/pengusaha – pengusaha kecilnya. Akan tetapi koperasi –
koperasi itu banyak mengalami kesulitan dalam perkembangannya. Bahkan diantaranya
banyak yang mengalami pembubaran. Hal ini di sebabkan faktor, misalnya :
1. Anggota tidak di pilih dengan teliti;
2. Pengurus tidak/kurang berpengalaman;
3. Terlalu banyak bantuan dari pemerintah.
Adapun koperasi produksi di Perancis dewasa ini antara lain:
1. Koperasi pembuatan alat – alat halus (maker of precision instrumen).
Koperasi ini didirikan oleh beberapa orang tukang yang menganggur kurang lebih ¾
abad yang lalu. Mula – mula mereka membuat pesanan alat pemotretan. Usaha mereka
ternyata di kemudian hari berkembang pesat. Kini bahkan mampu mampu membangun
pabrik besar di kota Paris dengan ratusan pegawai dan perputaran dana meliputi jutaan dollar.
Jenis usaha mereka pun berkembang, di samping alat pemotretan , di produksi pula alat- alat
telepon serta perangkat lunak dari kapal laut dan pesawat udara.
2. Union dan Labour
Koperasi ini didirikan pada tahun 1914 dengan bidang usaha produksi pakaian
seragam tentara. Semua pekerja mereka kerjakan sendiri mulai dari pekerjaan menenun wol
hingga membuat pakaian jadi. Di samping itu mereka juga menerima pesanan dari berbagai
instansi pemerintahan lainnya, seperti pakaian pegawai pos, pakaian pegawai kereta api dan
lain – lain.
8
Koperasi – koperasi itu banyak begabung dalam “Federation Nationalle dess
Coorperative de Consomamation”.atau Gabungan Koperasi Prancis. Di dalamnya bergabung
sebanyak 476 koperasi dengan jumlah anggota mencapai 3,5 juta orang dengan jumlah toko
yang di miliki sebanyak 9900 buah dan omset sebesar 3.600 milyar Fmc.
Koperasi jenis ini sangat sulit dalam pengembangan dan pengelolaannya, sebab
melaksanakan produksi bersama membutuhkan penyesuaian diri dan kebijaksanaan untuk
menghindari pertentangan. Itulah sebabnya koperasi produksi di Perancis banyak mendapat
campur tangan dari pemerintah. Sehingga dapat di maklumi bila koperasi koperasi di
Perancis banyak mendapat campur tangan dari pemerintah, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Demikian pula halnya dengan koperasi kredit di Perancis. Mulai dari inisiatif
pembentukan koperasi sehingga permodalannya adalah berasal dari pemerintah, bukan dari
perorangan seperti di negara lain.
Koperasi Kredit Pertanian di Perancis di atur oleh pusatnya yang di sebut Regional
Bank (Pusat Koperasi Kredit). Dapat di kemukakan di sini beberapa sarat peminjaman kredit
tersebut antara lain:
Pinjaman bersifat jangka pendek, menengah dan jangka panjang (sampai 10 bulan).
Di samping jaminan masih di perlukan persetujuan dari istri si peminjam.
Kelompok petani yang bermaksud membentuk badan pemberi jasa secara koperatif dapat
pula mangajukan permohonan pinjaman. Misalnya untuk usaha penggilingan tepung dan
jasa lainnya.
C. Jerman
Pada pertanghan abad ke 19 pembangunan industri negara – negara tetangga Jerman
seperti Prancis dan Inggris, telah maju cukup pesat. Sebaliknya di Jerman, ketika itu di
Jerman masih mengandalkan sekto pertanian (agrars). Banyak barang hasil impor dari kedua
negara tetangganya itu menekan perkembangan industri Jerman. Penderitaan terlalu berat di
rasakan oleh rakyat terutama yang tinggal di pedesaan, yakni para petani yang
menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian.
Melihat keadaan itu muncullah pelopor – pelopor yang bercita – cita untuk
memperbaiki kehidupan rakyat yang umumnya mengalami kesulitan ekonomi. Mereka
adalah Frederichwilhelm Raiffeisen (1818 – 1888) dan Herman Schulze Delitzsch, adalah
tokoh – tokoh penganjur koperasi simpan pinjam yang terkenal di Jerman.
9
F.W. Raiffeisen adalah seorang walikota, mula – mula di kota Flimmensfeld,
kemudian di Wayerbusch dan terakhir di Heddesdorf. Ia penganut agama Katholik yang taat
dan setia pada segi ajaran perikemanusian, dan karena itu kemelaratan petani di daerahnya
banyak menekan perasaannya.
Kebanyakan sering petani merasakan kelaparan dan untuk seringkali pula Raifeisen
memberikan bantuan/sumbangan. Tetapi bantuan itu tidak banyak membantu, para petani di
desanya adak kembali jatuh pada lilitan lintah darat dan tengkulak.
Atas pemikiran – pemikiran inilah di bentuk sebuah koperasi simpan pinjam ataupun
keredit yang di beri nama “Darlehnkassenverein”, atau sering pula di sebut People’s Bank.
Sejumlah dermawan turut bersedia membantu usaha walikota mereka itu. Setelah melalui
beberapa kegagalan dan rintangan akhirnya koperasi keredit tersebut dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Adapun pedoman kerja koperasi keredit itu antara lain :
1. Keanggotaannya hanya terbuka untuk orang – orang bertabiat baik dan tinggal di
dalam satu desa.
2. Tidak di pungut simpan pokok, akan tetapi calon anggota di wajibkan menyimpan
sejumlah yang mereka sanggupi.
3. Memberikan pinjaman bagi petani yang memerlukannya dengan tanggungan
bersifat tak terbatas (Unlimitid Liability) bagi masing – masing anggota. Bunga
pinjam di tetapkan seringan mungkin.
4. Masing – masing anggota satu suara.
5. Pengurus diangkat dari para anggota dan tidak menerima upah.
6. Sisa hasil usaha tidak di bagikan, kelak akan menutupi kerugian dan memperkuat
modal.
7. Pinjaman hanya di ajukan untuk kegiatan yang produktif, yang kelak mampu
mengembalikan pinjaman di sertai bungannya.
8. Jangka waktu pinjam 1 tahun untuk sektor pertanian (jangka pendek), dan
menengah untuk sektor peternakan.
9. Calon peminjam harus dapat menunjukkan dua orang calon penanggungnya.
Tapi apabila nanti ketiganya tetap tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut
maka baru di tetapkan peraturan “tanggungan tidak terbatas” sesuai dengan ad. 3
di atas.
10
Reiffeisen memberikan landasan bekerjanya koperasi – koperasi itu pada motto :
“Einer fur allen – allen fur Einer”, yang artinya satu untuk semua dan semua untuk satu. Di
Jerman pertumbuhan koperasi keredit berkembang sangat lambat hanya terdapat 245 buah
koperasi di seluruh Jerman pada tahun 1885. Saat wafatnya F.W. Reiffeisen, telah berhasil di
bentuk 425 buah koperasi keredit, kemudian beliau diangkat sebagai pendiri koperasi simpan
pinjam di Jerman.
Tokoh berikutnya adalah seorang hakim bernama Herman Schulze. Schulze
memperoleh banyak kesempatan untuk memperhatikan kondisi kehidupan kaum buruh dan
para tukang di kota – kota. Nasib rakyat di kota – kota sangat menyedihkan di mana dalam
usahanya di samping sulitnya mendapatkan modal, juga adanya persaingan yang tidak
seimbang dengan kaum industriawan/kaum kapitalis Jerman sendiri.
Modal dan keredit yang di butuhkan oleh tukang dan pengusaha kecil itu hanya dapat
mereka peroleh dari kaum lintah darat, yang tentu saja dengan sarat yang sangat berat. Atas
dasar itu Herman Schulze berusaha mendirikan sebuah perkumpulan koperasi simpan pinjam.
Rencanya itu terwujud pada tahun 1849 dimana schulze merumuskan pedoman kerja bagi
koperasi di maksud, antara lain:
1. Anggota dari kalangan masyarakat, terutama para pengusaha dan pedagang kecil.
2. Pengurus koperasi di pilih dan di beri upah atas pekerjaannya.
3. Uang simpanan di gunakan sebagai modal dan pinjaman dari koperasi hanya
bersifat jangka pendek.
4. Keuntungan atas bunga dikumpulkan dan kelak dibagikan kepada anggota
Adapun dasar-dasar yang beberapa ajuran schulze sebagai dasar dasar pegangan bagi
peningkatan taraf hidup rakyat lemah ,sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh
dochdale pionners dari Inggris, antara lain berbunyi;
1. Hanya tenaga dangan kesanggupan diri sendiri dan bukan pertolongan dari luar
yang menjadi kunci untuk mencapai perbaikan nasib dan peningkatan taraf hidup.
2. Segala usaha di arahkan untuk mempertinggi derajat kaum buruh dan para tukang,
memperkuat tenaga meraka baik lahir atau maupun batin.
3. Membangkitkan serta memelihara kepercayaan mereka atas kemampuan yang ada
pada diri mereka sendiri.
Demikian menyangkut perkembangan koperasi simpan pinjam di Jerman selanjutnya
dapat di jelaskan dapat di jelaskan koperasi konsumsinya di bawah ini.
11
Pada mulanya koperasi konsumen di Jerman hanya bersifat perkumpulan philantropis
(dermawan) yang didirikan oleh pegawai pabrik. Baru pada tahun 1899 setelah
dikeluarkannya uu koperasi, maka koperasi komsumsi berkembang dan didirikan diamana-
mana oleh para pekerja dalam tahun itu juga berdiri pusat koperasi(wholesale) yang petama
dikota hamburg, sebagai zentral verband.
Uu dijerman memberlakukan kenetralan politik bagi koperasi walaupun kebanyakan
anggota koperasi adalah buruh yang terngabung dalam Partai Sosial Demokrat. Dan karena
itu dalam tahun 1908 dibentuklah pusat koperasi yang lain sebagai Reich Verband dengan
anggota – anggotanya kaum pekerja yang bergabung dalam Serikat Keristen.
Kemunduran gerakan koperasi di Jerman terjadi ketika inflasi mengamuk dalam tahun
1920 – 1923, yang menyebabkan kemerosotan usaha dan modal. Berikutnya tahun 1930an
terjadi lagi kemunduran walaupun tidak memecahkan/menghancurkan usaha koperasi akibat
adanya “deplasi”. Kelumpuhan gerakan koprasi di Jerman adalah ketika Hitler berkuasa.
Ketika itu kaum Nazi mengambil alih pusat – pusat koperasi dengan tujuan melindungi
pedagang – pedagang kecil yang merupak pendukung Hitler.
Perkembangan koperasi konsumsi ini baru di alaminya setelah Perang Dunia Kedua
selesai.
D. Denmark
Salah satu negara Eropa yang dapat di jadikan contoh yang baik dalam pelaksanaan
koperasi pertanian adalah Denmark. Pada dasarnya petani memiliki tanah pertanian yang
sempit dengan hasil yang relatif sedikit. Namun, berkat adanya koperasi para petani berskala
kecil ini mampu bersatu dan melaksanakan cara produksi serta mengolah hasil dengan baik.
Pada tahun 1953 jumlah anggota koperasi mencapai 30% dari seluruh penduduk
Demark yang berjumlah 3,5 juta, atau ± 1 juta orang. Perkembangan yang demikian pesat
adalah karna tingkat pendidikan rata – rata penduduknya telah cukup tinggi. Sehingga
penduduknya dengan mudah hakikat dan tujuan berkoperasi.
E. Soviet Rusia
Di negara ini perkembangan gerakan koperasi adalah sejalan dengan perkembangan
politik negara. Koperasi konsumsi pertama didirikan adalah pada tahun 1864 oleh kaum
buruh dan pegawai pabrik Kya di Ural. Dalam tahun – tahun 1865 hingga 1870 pertumbuhan
koperasi konsumsi mulai merambah daerah perkotaan setelah itu terus ke dearah pedesaan.
12
Pada tahun 1914 jumlah koperasi konsumsi tercatat 10.000 buah dengan anggota
sebanyak 1.400.000 orang dengan omzet mencapai 250 juta rubel. Dan , sebelum terjadinya
Revolusi Bolsjewiek koperasi konsumsi di pedesaan mempunyai anggota yang terdiri dari
orang – orang mampu, sedangkan koperasi konsumsi di pabrik – pabrik terdiri kaum buruh
miskin.
Pada mulanya koperasi mendapat tekanan pada tahun 1917 pada saat kaum komunis
di Rusia memenangkan revolusi. Baru ketika di mulai Rencana Pembangunan Lima Tahun
Pertama di bawah pimpinan Lenin, gerakan koperasi berjalan wajar.
Dalam pandangan Lenin, koperasi adalah lembaga yang tepat untuk mengubah sistem
pertanian, yaitu dari struktur pertanian kecil menjadi struktur pertanian besar (Collective
Farming). Di sini Lenin menggunakannya sebagai alat dalam menyiapkan petani menuju
koperasi dalam bidang produksi. Selain itu koperasi juga di jadikannya juga sebagai tempat
melatih petani agar mahir dalam ketatalaksanaan ekonomi, dengan tujuan untuk memperkuat
kedudukan golongan buruh dan petani. Tindakan inilah yang kemudian yang membuat
pesatnya perkembangan koperasi konsumsi. Di samping itu juga di bentuk “Controsoyus”.
Gabungan koperasi primer dalam pusat – pusat (Wholesale),yang merupakan alat untuk
berhubungan dengan Soviet dengan negara lain.
Koperasi konsumsi ini menjadi lebih berarti keberadaannya ketika adanya
“kolektivisasi”sektor pertanian, yaitu keharusan penyalur hasil – hasil perhatian melalui
koperasi konsumsi. Adanya campur tangan pemerintah dalam gerakan koperasi seperti ini
pada dasarnya telah menyalahi aturan main koperasi. Namun demikian secara umum sistem
pengolahannya koperasi konsumsi di Soviet Rusia ini tak jauh berbeda dengan negara –
negara lainnya.
13
BAB III
KESIMPULAN
Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada abad 19 di Inggris. Yang kemudian
bermula dari negara Inggris yang dipelopori kota kecil Rochdale dan di pimpin oleh Charles
Howart, di beri nama “The Equitable Pionners of Rochlade” atau Perintis – Perintis Jujur dari
Rochdale yang berisikan delapan prinsip ekonomi koperasi. Setelah badan usaha koperasi di
Inggris sukses, kemudian muncullah koperasi-koperasi yang ada dibeberapa negara yang
ingin melakukan perubahan ekonomi masyarakatnya yang pada saat itu masyarakat yang
memiliki modal kecil semakin terdesak seperti di negara Perancis, Jerman, Denmark, dan
Soviet Rusia namun memiliki prinsip-prinsip yng berbeda.
Diantara berbagai perinsip tersebut, prinsip Rochdale yang menjadi prinsip ekonomi
koperasi dunia, walaupun pada zaman dewasa ini tidak 8 prinsip tersebut yang dijalankan.
Namun, ada 4 prinsip yang memang harus dijalakan jika itu berbentuk badan koperasi seperti:
1) Keanggotaan bersifat sukarela
2) Pengawasan secara demokratis
3) Pembagian SHU kepada anggota menurut perbandingan partisipasi masing-
masing anggota dalam transaksi-transaksi sosial atau jasa sosial dari
perkumpulan atau usaha koperasi
4) Pembatasan bunga modal.
Demikian kempat perinsip tersebut menjadi perinsip ekonomi koperasi dunia hingga saat
sekarang ini.
14