sejarah singkat rokok kretek indonesia

Upload: cahaya-kunang-kunang

Post on 16-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

Sejarah Singkat Rokok Kretek Indonesia

Sejarah Singkat Rokok Kretek Indonesia

KretekKretek ialah rokok yang diperbuat daripada sebatian tembakau, bunga cengkih, dan 'sos' perisa. Namanya rokok ini merupakan perkataan Indonesia yang berasal daripada bunyi gemersik yang dihasilkan oleh bunga cengkih apabila dibakar. Secara amnya, kretek mengambil masa yang lebih lama untuk menghisap, berbanding dengan rokok biasa yang mempunyai saiz yang sama.

Kretek dicipta pada awal 1880-an oleh Haji Jamahri, seorang penduduk Kudus, Jawa, Indonesia, sebagai caranya untuk menghantar ubat eugenol daripada bunga cengkih ke dalam paru-paru kerana ubat ini dipercayai dapat merawat asma ketika itu. Apabila sakit dadanya pulih disebabkan "rawatan"nya itu, beliau memulakan pemasaran ciptaannya di kampungnya tetapi sebelum beliau dapat menjualnya secara besar-besaran, beliau meninggal dunia. M. Nitisemito kemudian mengambil alih tempatnya dan memulakan memperdagangkan rokok baru ini.

Kretek merupakan jenis tembakau yang jauh lebih banyak dihisap di Indonesia, di mana hampir 90% daripada perokok-perokok menghisap kretek berbanding tembakau biasa. Terdapat beratus-ratus pengilang kretek di Indonesia, termasuk syarikat-syarikat tempatan yang kecil serta jenama-jenama yang utama. Kini pengilang-pengilang kretek di Indonesia menggajikan melebihi 180,000 pekerja, dan menyebabkan negara ini merupakan 95% daripada pasaran bunga cengkih di seluruh dunia. Kebanyakan jenama antarabangsa yang terkenal, termasuknya Bentoel, Djarum, Gudang Garam, Sampoerna, Dji Sam Soe, dan Wismilak, berasal dari Indonesia.

Di Amerika Syarikat, kretek telah dikaitkan dengan seniman-seniman dan subbudaya-subbudaya goth, punk, serta indie. Nat Sherman di Amerika Syarikat juga menghasilkan rokok dengan jenama "A Touch of Clove", tetapi rokok ini bukannya kretek yang benar kerana ia mengandungi perisa bunga cengkih di dalam penapis rokok dan bukannya bunga cengkih yang benar yang dicampurkan dengan tembakau.

Sejarah Singkat Rokok Kretek Indonesia

Tulisan awal tentang tembakau berasal dari Christophorus Columbus tahun 1492, yangmelaporkan penduduk asli Benua Amerika senang menghisap tembakau untuk mengusirrasa letih. Daun tembakau juga digunakan untuk keperluan upacara ritual dan bahanpengobatan di kalangan Suku Indian. Kemudian para penakluk dan penjelajah dari Eropamulai menghisap daun tembakau sehingga kebiasaaan ini menyebar keseluruh penjurudunia (Budiman & Onghokham,1987).

Rokok merupakan benda yang tidak asing lagi bagi penduduk Indonesia malahankeberadaan rokok di Indonesia sudah mengakar. Legenda percintaan antara Roro Mendutdan Pranacitra yang menampilkan ikon rokok sebagai obyek dari cerita yang ada di Jawatersebut membuktikan bahwa keberadaan rokok di tanah Jawa khususnya dan di Indonesiapada umumnya sudah mapan. Legenda tersebut mengkisahkan Roro Mendut yang dibebanipajak oleh Tumenggung Wiraguna sebesar tiga real sehari yang disebabkan cintanyaditolak oleh Roro Mendut. Untuk membayar pajak yang dibebankan oleh TumenggungWiraguna maka Roro Mendut membuka home industry rokok. Rokok produksi Mendutdiserbu peminat khususnya kaum pria, salah satunya adalah Pranacitra yang kemudianmenjalin cinta dengan Mendut.

Kebiasaan merokok mulai menyebar di pulau Jawa karena adanya kabar bahwakebiasaan merokok dapat menyembuhkan sakit bengek atau sesak napas. Mula-mula HajiDjamari penduduk Kudus yang menderita sakit di bagian dadanya mempeloporipenggunaan minyak cengkeh dalam mengobati penyakitnya dan ternyata penyakitnya mulaisembuh. Dengan naluri bisnisnya maka Haji Djamari mulai membuat rokok obat yangdiproduksi dalam skala industri rumah tangga dan laku di pasaran. Pada saat itu rokokobat lebih dikenal dengan nama rokok cengkeh, kemudian sebutan tersebut bergantimenjadi rokok kretek karena bila rokok ini dibakar maka berbunyi berkemeretekan.(Budiman & Onghokham,1987)

Perkembangan rokok kretek Indonesia dimulai di Kudus pada tahun 1890 kemudianmenyebar ke berbagai daerah lain di Jawa Tengah antara lain Magelang, Surakarta, Pati,Rembang, Jepara, Semarang juga ke Daerah Istimewa Yogyakarta (Gatra, 2000: 54).Perkembangan industri rokok di Indonesia ditandai dengan lahirnya perusahaan rokokbesar yang menguasai pasar dalam industri ini, yaitu PT. Gudang Garam,Tbk yang berpusatdi Kediri, PT. Djarum yang berpusat di Kudus, PT.HM Sampoerna, Tbk yang berpusat diSurabaya, PT. Bentoel yang berpusat di Malang dan PT. Nojorono yang berpusat di Kudus.Rokok Indonesia memiliki cita rasa yang berbeda dengan rokok luar negeri yangbiasa dikenal dengan nama rokok putih. Rokok Indonesia, yang dikenal dengan rokokkretek (clove cigarette), mempunyai cita rasa yang berbeda karena adanya pemanfaatanbahan baku cengkeh (sebagai tambahan aroma) selain tembakau sebagai bahan pokoknya.Dalam sejarah perkembangannya produksi rokok cenderung mengalami peningkatan. Halini disebabkan oleh banyak hal, salah satu sebabnya adalah makin dikenalnya rokok kreteksehingga permintaan untuk rokok kretek meningkat. Sebelum tahun 1975 industri rokokIndonesia masih didominasi oleh rokok putih yang diimpor. Setelah tahun 1975 industrirokok kretek mampu menjadi primadona di negerinya sendiri.

Industri rokok di Indonesia merupakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja(sumber daya manusia, SDM). SDM dibutuhkan mulai dari penanaman tembakau dancengkeh di perkebunan, pengeringan tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau danpelintingan rokok di pabrik-pabrik sampai pedagang asongan yang memasarkan rokok dijalanan. Industri rokok di Indonesia menyerap tenaga kerja sekitar 500.000 karyawan, yangbekerja langsung pada pabrik dan pada seluruh level struktur organisasi (Swasembada,1999: 44). Penyerapan tenaga kerja tidak hanya ada di pabrik rokok saja tetapi biladitambah dengan jumlah orang yang terlibat dari hulu sampai hilir yang diawali denganpetani tembakau dan cengkeh, karyawan produksi kertas pembungkus rokok, sampaikaryawan dalam jalur distribusi (ritel, outlet dan pedagang asongan), jumlah tenaga kerjayang terserap dalam industri ini sekitar 18 juta jiwa (Gatra, 2000: 48). Perkembanganteknologi memacu juga modernisasi industri rokok di Indonesia diawali dengan mesinisasiyang dipelopori oleh PT. Bentoel pada tahun 1968 sehingga produksinya disebut dengansigaret kretek mesin (SKM). Walaupun ada modernisasi tetapi kebutuhan tenaga kerjamasih tetap tinggi yang diserap oleh proses produksi pelintingan rokok yang dikerjakanoleh tenaga manusia dan kita kenal produknya selama ini dengan nama sigaret kretektangan (SKT).