sejarah, teori dan penggunaan media massa di masyarakat

22
BAB I Sejarah Perkembangan Media Massa Media telah menjadi bagian dari eksistensi manusia sejak manusia itu ada. Manusia sendiri merupakan media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dan perasaan melalui bagian-bagian tubuhnya. Lama-kelamaan manusia sadar bahwa ia memiliki keterbatasan sehingga manusia mulai memikirkan cara-cara baru dalam menyampaikan pesan, maka ditemukanlah media. Media untuk menyampaikan pesan ini pun berkembang dari media yang hanya bersifat interpersonal menjadi media massa. Sejarah kemunculan media massa mengalami tahapan-tahapan perkembangan di bidang teknologi dan dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik , dan media digital atau new media. Membahas tentang perkembangan media tidak terlepas dari nama Johannes Guttenberg. Pada abad ke- 15 ia berhasil menemukan mesin cetak dengan metode xylography (blockbook) 1 dan typography . Mesin cetak ciptaannya mulai popular ketika digunakan untuk mencetak Bible di tahun 1455 yang sebelumnya ditulis dengan tangan. 1 Cara mencetak huruf dengan menggunakan logam-logam yang berbeda 1

Upload: keken-frita-vanri

Post on 26-Jun-2015

4.290 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tulisan ini memuat tentang sejarah media massa sejak awal kemunculannya hingga saat ini, membahas teori-teori media massa dan hubungannya dengan masyarakat, serta contoh penerapan media di Desa Tanjung sari, Natar Lampung Selatan.

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

BAB I

Sejarah Perkembangan Media Massa

Media telah menjadi bagian dari eksistensi manusia sejak manusia itu ada. Manusia sendiri

merupakan media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dan perasaan

melalui bagian-bagian tubuhnya. Lama-kelamaan manusia sadar bahwa ia memiliki keterbatasan

sehingga manusia mulai memikirkan cara-cara baru dalam menyampaikan pesan, maka

ditemukanlah media. Media untuk menyampaikan pesan ini pun berkembang dari media yang

hanya bersifat interpersonal menjadi media massa.

Sejarah kemunculan media massa mengalami tahapan-tahapan perkembangan di bidang

teknologi dan dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik , dan media digital atau new

media.

Membahas tentang perkembangan media tidak terlepas dari nama Johannes Guttenberg. Pada

abad ke- 15 ia berhasil menemukan mesin cetak dengan metode xylography (blockbook)1 dan

typography . Mesin cetak ciptaannya mulai popular ketika digunakan untuk mencetak Bible di

tahun 1455 yang sebelumnya ditulis dengan tangan.

Sebelum ditemukannya mesin cetak, buku-buku lebih dulu ditemukan di Mesir dan sudah banyak

beredar di Eropa. Awalnya, buku ditulis di atas kepingan batu dan di daun papyrus dan berbentuk

manuskrip atau tulisan tangan hieroglif2 . Dengan alasan kemudahan, buku berkembang dengan

ditulis di atas gulungan codex3. Di Indonesia, buku ditulis di atas daun lontar yang dijilid menjadi

satu. Baru setelah kertas ditemukan Tsa’Ai Lun4 di China, buku-buku ditulis dan dijilid atau dilipat

berbentuk gorden serta disampul.

Buku-buku ini sangat terbatas sehingga perkembangan ilmu pengetahuan hanya mandeg di

tangan orang kaya dan bangsawan yang mampu membeli buku. Namun setelah adanya mesin

cetak, buku diperbanyak dan disebarkan sampai ke timur tengah.

1 Cara mencetak huruf dengan menggunakan logam-logam yang berbeda2 Huruf yang berupa lambang atau gambar yang diperkenalkan oleh Mesir3 Lembaran kulit domba yang dilipat dan dilindungi kulit kayu4

1

Page 2: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

Pada abad ke-18, kertas, mesin cetak , dan buku telah sampai di Inggris dan Amerika, terutama

Amerika Utara. Selanjutnya, muncul media cetak baru seperti surat kabar dan majalah. Di Inggris,

konsep surat kabar telah berkembang dengan adanya Daily Courant dan Revenue pada 1704.

Sedangkan di Amerika, surat kabar baru muncul setelah kemerdekaannya di tahun 1776. Majalah

pertama yang dibuat di Inggris adalah Gentelman Magazine yang banyak berisi sastra dan

kritisisme. Namun sumber lain menyebutkan bahwa pada tahun 1665, Perancis telah memiliki

surat kabar Le Journal Le Harvants. Di tahun 1830, surat kabar mulai berkembang luas di New

York dan mewabah sampai ke seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, surat kabar pertama dibuat

tahun 1945 dengan nama Pantj raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari

Ki Hajar Dewantara.

Surat kabar di masa itu menjadi referensi penting tentang hal-hal yang tengah hangat di

masyarakat. Surat kabar juga menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mensosialisasikan

kebijakan dan peraturan-peraturan baru kepada warganya. Media memiliki kemampuan untuk

menyebarkan masalah-masalah yang urgent dan mendesak secara cepat dan simpel ketimbang

buku karena proses produksinya lebih cepat. Namun sama seperti buku, dulu surat kabar dan

majalah hanya diperuntukkan bagi kaum elite.

Di abad ke- 19, Samuel Morse membuka jalan bagi media elektronik dengan menciptakan telegraf

dan kembali dikembangkan di Inggris dan Amerika. Setelah itu, seorang penemu bernama

Alexander Graham Bell menemukan pesawat telepon. Jika surat kabar dapat digunakan untuk

menyebarkan informasi dan pengetahuan secara luas, maka telegraf dan telepon tidak dapat

digunakan secara massal. Mereka merupakan dua media elektronik yang mendukung komunikasi

interpersonal, dimana kedua teknologi itu memudahkan manusia untuk berkomunikasi dari jarak

yang berjauhan.

Perkembangan media elektronik tidak berhenti sampai disitu. Puluhan dekade terlewati dan tahun

1895, Auguste dan Louis Lumiere menemukan alat yang bernama Sinematografi 5.

Film itu merupakan produk kebudayaan berupa gambar bergerak yang menceritakan suatu

permasalahan, dan ditonton melalui layar lebar. Mulanya, film yang dibuat adalah film bisu black

and white yang berdurasi beberapa menit saja. Pada awal abad ke-20, dibuat film-film seperti “The

Life of an American Fireman” dan “ The Great Train Robbery” karya Edwin S.Porter yang

merupakan film pertama di AS.

5 Alat pemutar film

2

Page 3: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

Tahun 1906 hingga 1916 memiliki sejarah penting bagi perkembangan film dunia karena pada

rentang waktu tersebut lahir film-film feature dan bintang film yang akhirnya membentuk industri

perfilman besar di Amerika dengan nama Hollywood. Masa-masa kebangkitan film ini disebut “Age

of Griffith”, yang diambil dari nama Griffith, orang yang menjadikan film sebagai media yang

dinamis dan menarik. Di Indonesia sendiri, film pertama yang dirilis adalah “Lady Van Java” yang

diproduksi oleh David di Bandung pada 1926.

Film sebagai media, mampu menceritakan suatu topik masalah dengan menggunakan alur dan

visualisasi sedemikian rupa, sehingga membuat orang mencerna persoalan dan mengerti duduk

perkara lebih cepat. Namun, film menyuburkan budaya instant karena membuat orang jadi lebih

suka menonton ketimbang membaca.

Setelah film, munculah teknologi radio. Penemuan Marrconi ini pada awalnya berfungsi sebagai

alat komunikasi seperti telepon. Namun, pada tahun 1915 David Sarnoff memperkenalkan radio

sebagai media massa. pada tahun 1916, Le Dee Forest menyiarkan kampanye pemilihan Presiden

AS antara Wilson dan Hughes dengan menggunakan radio eksperimennya. Karena hal itu, ia

dianggap pelopor radio dan dijuluki “The Father of Radio”. Pada 1919 giliran Dr frank Conrad

bereksperimen dengan menyiarkan music di radio, sehingga setahun sesudah itu, masyarakat AS

telah dapat menikmati siaran radio yang teratur

Keunikan dari radio adalah ia mampu memberikan personal touch kepada pendengarnya. Penyiar

radio dikenal akrab dan seolah-olah menemani aktivitas orang yang sedang mendengarkannya.

Selain itu, radio juga menawarkan kesempatan pada pendengarnya untuk berimajinasi, karena

layaknya buku, radio hanya memuaskan khalayaknya melalui indera pendengaran saja. Namun

karena hal ini juga, pesan di radio sulit ditangkap karena hanya dapat didengar tanpa dilihat.

Perkembangan media berlanjut dengan penemuan Televisi sebagai hasil dari penelitian James

Clark Maxwell dan Heinrich Hertz yang dilengkapi dengan ditemukannya metode pengiriman

gambar melalui kabel oleh Paul Nipkow dan William Jenkins di Tahun 1890. Televisi

menyempurnakan kekurangan radio dengan menggabungkan format gambar bergerak dengan

format suara, sehingga suatu acara dapat dinikmati dengan sempurna.

Pada tahun 1925, TV diperkenalkan pertama kali sebagai alat transmisi berdasarkan metode

mekanikal Jenkins. Siaran TV mulai berkembang ketika di tahun 1928, General Electric Company

memulai penyelenggaraan acara siaran TV secara regular. Sebelas tahun kemudian TV mulai

3

Page 4: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan pemerintahan dengan tampilnya Presiden Franklin D.

Roosevelt .Dan sejak 1 September 1940, siaran TV komersial di AS dimulai.

Di Indonesia, siaran TV pertama dilangsungkan pada tanggal 24 Agustus 1962, yakni bertepatan

dengan disiarkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau ASEAN Games di Senayan .

Sejak itu TVRI dipergunakan sebagai nama stasiun tv republik Indonesia. Selama tahun 1962-

1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari. Pada tanggal 16 Agustus 1976, Presiden

Soeharto meresmikan Satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran TV.

Mulanya hanya ada satu stasiun TV di Indonesia dan itu pun menjadi corong pemerintah. Namun

setelah reformasi 1998, banyak pemilik modal yang mendirikan stasiun TV swasta untuk

kepentingan bisnis. Hingga kini, Indonesia telah memiliki kurang lebih tiga belas TV swasta dan

satu stasiun TV pemerintah, serta ratusan TV lokal.

TV memang telah menuri khalayak radio karena TV jauh lebih canggih. Namun TV juga memiliki

kekurangan karena harganya jauh lebih mahal dan membutuhkan daya lisrik yang lebih mahal.

Selain itu, TV memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap khalayaknya sehingga TV kerap dipilih

oleh orang-orang yang memiliki kepentingan untuk melakukan propaganda.

Dalam perkembangannya, media acapkali mengalami disfungsional6. Kita tahu bagaimana koran

dan TV sering dimanfaatkan untuk memperlancar kepentingan organisasi yang berafiliasi dengan

pemilik media tertentu,bahkan kepentingan pemilik media itu sendiri. Dalam kasus seperti ini,

khalayak seharusnya sadar dan mertindak dengan memberikan komentar dan kritik terhadap

media-media ttersebut. Namun masalahnya media cetak dan media elektronik merupakan contoh

media massa yang feedbacknya tertunda. Padahal, media harus diawasi dan ditegur agar tidak

menyimpang dari tujuan awalnya. Dan dalam hal ini, new media menjawab hal itu.

Proses globalisasi dan modernisasi telah mempengaruhi perkembangan media di dunia.

Kebutuhan akan informasi, bahkan dari belahan dunia lain, mewajibkan setiap orang untuk

semakin kreatif dalam menggunakan media. Pada tahun 1966 ditemukan jaringan komputer yang

digunakan untuk berhubungan jarak jauh demi kepentingan perang militer, yang disebut internet.

Beberapa puluh tahun kemudian, internet mulai dikembangkan untuk kepentingan pendidikan,

informasi dan hiburan.

6 Menyimpang dari fungsi aslinya

4

Page 5: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

Internet disebut media digital karena semua materi di dalam internet melalui proses digitalisasi,

yakni mengubah data-data analog menjadi kode binary 0 dan 1.

Internet mengalami perkembangan sangat pesat dan mendapat penerimaan yang sangat baik di

masyarakat. Internet masuk ke Indonesia sejak tahun 1990 dan berkembang pesat sejak tahun

1996, dan 2007 kemarin pengguna internet telah mencapai angka 25 juta orang. Internet kini

menjadi salah satu referensi dalam kehidupan manusia. Beragam informasi pendidikan, berita,

olahraga, hiburan dapat diakses melalui internet dengan beragam format, baik audio, visual

maupun keduanya. Selain itu, internet juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang

lain yang berjauhan melalui program chatting atau e-mail dengan biaya yang jauh lebih murah

daripada telepon atau fax.

Internet merupakan media yang interaktif sehingga siapapaun dapat melaporkan atau memberikan

komentar secara langsung, dan dapat ditanggapi secara langsung, bila mendapati hal-hal yang

tidak seharusnya ada di media. Hal ini yang disukai dari internet karena khalayak tidak hanya

menjadi komunikan yang pasif dan dikuasai oleh informasi-informasi media. Namun, internet

memiliki beberapa resiko seperti pembajakan dan pornografi. Selain itu, internet juga memupuk

budaya malas dan deskilling, karena munculnya budaya copy-paste.

Itulah sekelumit sejarah perkembangan media massa di dunia dan di Indonesia.

BAB II

Teori-Teori Media dan Masyarakat

Jika membicarakan media massa, kita harus tahu tentang karakteristik massa. Adapun cirri dari massa, yaitu :

1. Menyangkut massa orang dalam jumlah besar, bahkan bisa ratusan juta

2. Warga masyarakat massa tersebar di wilayah yang luas, tidak terpusat pada kelompok lokal yang kompak

3. Suatu masyarakat massa dipengaruhi kuat oleh organisasi birokrasi yang berkuasa

4. Struktur masyarakat massa secara teori bersifat ekualiter/ persamaan hak

5

Page 6: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

5. Masyarakat massa bersifat heterogen dalam agama, latar belakang etnik, gaya hidup dan akses ke posisi kekuasaan

6. Warga masyarakat massa adalah individu-individu yang anonim

7. Masyarakat massa jarang membentuk kelompok yang terorganisasi

8. Masyarakat massa telah melampaui perkembangan teknologi yang komplek

9. Bagian penting dari interaksi dalam masyarakat massa adalah melalui proses komunikasi

Hal-hal di atas menunjukkan bahwa massa mencakup wilayah yang lebih luas, menyebar dan

plural daripada sekedar masyarakat. Massa tidak memiliki tujuan dan kepentingan bersama seperti

yang dimiliki masyarakat. Kita juga lebih sulit memperhatikan pergerakan massa ketimbang

pergerakan masyarakat, karena massa tidak membetuk kelompok atau organisasi sosial layaknya

masyarakat.

Media disebut media massa jika media tersebut digunakan untuk menyiarkan dan menyebarkan

informasi tertentu secara serempak dan serentak kepada orang-orang dengan karakter di atas.

Namun seperti yang kita tahu bahwa setiap dalam konteks massa, setiap orang memiliki minat,

kebutuhan dan kepentingannya masing-masing, sehingga media harus membuat fokus tertentu

tentang siapa target dari media itu dan apa kebutuhan mereka. Pertanyaan ini yang menjadi dasar

media untuk menyusun komposisi publik media atau biasa disebut khalayak.

Susunan komposisi khalayak dapat dipengaruhi berbagai faktor, misalnya faktor kepentingan,

ekonomi pada struktur khalayak, kelas sosial, agama, dan lain sebagainya. Karena faktor-faktor

inilah, ada acara televisi yang ditujukan bagi anak-anak, bagi remaja dan bagi orang dewasa. Ada

majalah yang berisi tentang bisnis, mode, atau kesehatan saja. Koran pun ada yang berisi berita-

berita yang dikemas secara high contact, ada berita-berita yang disajikan secara gamblang bahkan

dengan kata-kata yang vulgar dan bombastiis. Ada juga media yang menyentuh beberapa kategori

dalam satu produknya. Misalnya Radar Lampung yang halaman tengahnya setiap hari Minggu diisi

dengan rubriik wanita dan anak-anak.

Metode klasifikasi khalayak ini tidak lain dan tidak bukan adalah upaya untuk meningkatkan

penjualan media. Media selalu memikirkan bagaimana mewujudkan khalayak media menjadi

konsumen media., yang artinya tidak sekedar menjadi target pasar namun telah menjadi pembeli

atau pelanggan. Selain itu, pengelompokkan ini juga sarat dengan kepentingan politik misalnya

sebagai media kampanye di masa-masa pemilihan umum atau pelanggengan status quo. Namun

hal ini diangggap wajar karena pada masa kemunculannya, media itu tumbuh bukan sebagai

6

Page 7: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

artefak yang lahir dalam keadaan tanpa tujuan, melainkan jalin-menjalin dengan kepentingan

ekonomi, menunggangi dan ditunggangi oleh gejolak sosial, serta dimanfaatkan dan

memanfaatkan pertikaian antarpihak dan antargeografi

Saat ini, informasi merupakan oksigen bagi setiap orang sehingga media menjadi sangat

dibutuhkan. Media menjadi penting untuk dijadikan kawan oleh khalayaknya karena media mampu

mempengaruhi sikap, tindakan, perilaku bahkan media mampu membenuk karakter dan ideologi

seseorang. Telah jelas bahwa media (penguasa) mendominasi hidup sebagian besar orang.

Melihat begitu besarnya pengaruh media, khalayak harus aktif dalam mengendalikan diri agar tidak

sepenuhnya terhegemoni oleh media. Kata “hegemoni” media dipakai oleh Gramsci (1971) untuk

menyebut ideologi penguasa. Teori ini menekankan pada ideology, bentuk ekspresi, cara

penerapan dan mekanisme yang dijalanan untuk mempertahankan status quo melalui kepatuhan

korbannya, sehingga dapat mempengaruhi alam pikiran mereka.

Ideologi sebagai suatu definisi realitas yang kabur , dan gambaran hubungan antarkelas atau

“hubungan” imajiner para individu dengan kondisi keberadaan mereka yang sebenarnya”

(Althusser, 1971) tidaklah dominan dan cenderung dipaksakan oleh penguasa , tetapi disebarkan

secara sadar dan dapat meresap. Proses ini terjadi secara terus menerus namun tersembunyi atau

tidak disadari oleh korbannya. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kedudukan media sejajar

dengan “alat ideologi Negara”.

Hal ini hampir serupa dengan teori masyarakat massa C Wright Mills (1951) yang menekankan

ketergantungan timbal balik antara institusi yang memegang kekuasaan dan integrasi media

terhadap sumber kekuasaan Dengan demikian, isi media cenderung melayani kepentingan

pemegang kekuasaan politik dan ekonomi, sehingga tidak dapat diharapkan menyuguhkan

pandangan kritis. Namun menurut teori ini,, media memiliki kecenderungan untuk membantu publik

untuk mengerti tentang kedudukannya dalam masyarakat serta mengalihkan perhatian dari

lingkungan (pseudo-environtment) atau persoalan dunia yang mungkin tidak penting baginya.

Terkadang media terlalu berlebihan dalam menyajikan sebuah realitas (hyperreality) dan

memberikan gambaran general atau cara pandang bersama pada diri khalayak tentang realitas

dunia. Contohnya adalah acara-acara di televisi yang mengobral materi-materi yang seragam

Teori ini dikemukakan oleh George Gerbner dan dinamakan teori kultivasi.

7

Page 8: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

Teori ini memang ditelurkan dari penelitian Gerbner pada media televisi yang menanamkan suatu

pemahaman yang sama bagi khalayaknya, bahwa dunia dipenuhi oleh kekejaman dan

kesewenang-wenangan.Dan menurut teori ini, TV adalah agen homogenisasi budaya.

Teori-teori media massa di atas memberikan sedikit gambaran bahwa media memiliki dampak

yang amat besar terhadap pemikirann dan perilaku khalayaknya . Hal ini harus diantisipasi karena

media sangat potensial menjadi ladang penguasa untuk menyuntikkan ideologi dan propaganda ke

pkiran khalayak, yang pada akhirnya menyuburkan praktik hegemoni. Perlu pengawasan dari

persatuan profesi seperti AJI, PWI dan KEWI untuk selalu mengingatkan akan fungsi media. Dan

yang tidak kalah penting adalah kesadaran khalayak akan adanya upaya penguasaan media atas

dirinya. Jika khalayak sadar bahwa dirinya didominasi, maka ia akan lebih kritis dan selektif dalam

menggunakan media.

BAB III

Penggunaan Media di Masyarakat

Penggunaan Media Di Masyyarakat Secara Umum

Seperti yang telah saya tulis sebelumnya bahwa media merupakan sesuatu yang sulit dipisahkan

dari manusia, terutama manusia yang memiliki peradaban. Di kota besar, hampir seluruh

warganya menggunakan media seperti Koran, televisi dan radio. Di dunia pendidikan,Koran dan

internet menjadi ensiklopedi yang wajib diakses untuk search materi perkuliahan, disamping

sarana eksistensi diri melalui jejaring sosial.

Masyarakat modern yang kebanyakan hidup di kota besar memang masyarakat individualistis.

Kenyataan itu makin diakomodir dengan pesatnya perkembangan internet. telah menggeser

posisinya dari masyarakat realita ke masyarakat jaringan. Orang berlomba-lomba untuk

mendapatkan lebih banyak teman dan penggemar melalui faceboook ketimbang bersilaturahmi

dengan tetangga-tetangga di sebelah rumah.

8

Page 9: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

Media yang sedang naik daun sekarang adalah new media. New media diagung-agungkan oleh

sebagian orang media ini telah menipiskan perbedaan antara berbagai jenis media yang dulunya

memiliki karakteristik sangat berbeda seperti TV, video, telepon genggam, komputer, dsb (kini

mereka menyatu dan memainkan fungsi yang berdekatan) . Hal ini dikenal dengan istilah

konvergensi teknologi.

Internet adalah contoh konvergensi teknologi yang paling popular di dunia saat ini. Melalui internet,

persepsi seeorang akan persoalan territorial menjad berbeda. Dengan hanya duduk di depan

komputer yang terakses ke internet, seseorang mampu mendapat informasi, hiburan bahkan

mendapat uang dari bisnis e-commerce.

Internet juga telah mengambil khalayak koran dan majalah dengan membuat e-paper dan e-

magazine. Membaca Koran dan majalah menjadi lebih simple dengan menggunakan laptop atau

handphone, tanpa harus membolak balik kertas. Selan itu, kemampuan internet menampilkan

video dan audio streaming juga telah menggelitik khalayak TV dan radio untuk beralih ke internet.

Terlepas dari boomingnya konvergensi teknologi media, Edwin Parker memprrediksi bahwa pop

culture ini akan berimplikasi pada hal-hal sebagai berikut:

Meledaknya jumlah informasi, yang akan kesulitan diikuti oleh kemampuan manusia dalam

mengolahnya

Kemasan informasi menjadi lebih beragam (satu jenis arsip dapat diubah menjadi arsip

lain dengan berbeda format)

Penerima lebih memiliki pilihan atas pesan

Umpan balik terjadi dengan lebih baik

Penerima pesan memperoleh lebih banyak kemudahan

Dengan adanya konvergensi media, bukan berarti meda konvensional seperti Koran , TV dan radio

akan terlupakan. Perlu diingat bahwa aspek peting dari new media adalah dari segi teknologi,

yakni menggunakan komputer yang terakses ke internet atau gadget aseperti smart phone .

Selama masih ada orang yang belum memiliki salah satu atau keduua teknologi tersebut, maka

koran , radio dan televisi masi memiliki harapan masa depan.

Media baru semakin mempertegas teori hegemoni media atas khalayyak. Manusia tanpa sadar

telah dikuasai oleh media. Blackberry menjadi suatu kebutuhan yang diada-adaan dengan alasan

bahwa tren sekarang adalah masyarakat mobile. Media-media ini juga memberikan pemahaman

9

Page 10: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

yang seragam di benak masyarakat bahwa untuk menjadi manusia yang modern itu harus mampu

mengakses informasi dimana saja dan kapan saja alias menjadi update people.

Media yang perlu dikembangkan saat ini adalah media-media lokal. Bila media lokal sudah

menemukan point of interest dan kebutuhan informasi tertentu di suatu daerah, maka

kemungkinan penerimaan oleh masyarakat cukup besar.

MEDIA PADA MASYARAKAT DESA TANJUNG SARI

Desa Tanjung Sari terletak di kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Masyarakatnya

sebagian besar adalah keturunan Jawa yang bertransmigrasi pada tahun 1960-an. Penduduk asli

Lampung pun menjadi warga minoritas di desa ini karena jumlahnya yang bisa dihitung dengan

jari. Saya tinggal di desa ini selama kurang lebih 13 tahun. Warganya ramah dan sedikit

konservatif, walaupun saya tidak pernah menemui ritual-ritual aneh seperti ritual sedekah laut

masyarakat Jawa di Yogyakarta.

Masyarakat di desa ini kebanyakan bekerja sebagai petani di sawah dan sebagian lagi menjadi

buruh pabrik. Keadaan ekonomi warga Tanjung Sari kebanyakan menengah ke bawah dan hanya

sedikit yang bisa dijuluki the have. Orang kaya disana biasanya pengusaha mebel peralatan rumah

tangga dan ada juga yang membuka toko keperluan sehari-hari serta profesi lain seperti bidan

atau mantri.

Menurut pengamatan saya, warga desa Tanjung Sari bukanlah warga yang terlalu bergantung

pada media, apapun jenisnya baik media cetak , elektronik, apalagi media baru. Dulu, banyak yang

tidak memiliki televisi dan hanya memiliki radio. Walaupun saya yakin sekarang jumlahnya sudah

bertambah, tapi jelas ada perbedaan antara orang yang sedari lahir sudah memiliki TV dengan

orang yang baru mampu membeli TV di pertengahan umur seperti yang banyak terjadi di desa ini.

Mereka lebih menghargai TV sebagai barang berharga yang hanya ditonton pada waktu-waktu

tertentu Terlebih lagi pekerjaan mereka yang menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di sawah.

Banyak warga yang mendengarkan radio di siang hari saat bekerja dan di sore hari. Mereka sering

mendengarkan musik dangdut atau lagu-lagu rohani sebelum adzan magrib. Saluran yang paling

10

Page 11: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

sering diputar adalah Elshinta atau RRI karena dua saluran tersebut sering memutar musik

dangdut dan lagu-lagu lawas, serta berita-berita ringan seputar provinsi Lampung. Tidak ada radio

komunitas di desa saya sehingga dalam penyampaian informasi seperti info pengajian atau

kematian, warga menggunakan speaker di mushola-mushola dan masjid utama.

Bagi masyarakat desa Tanjung Sari, TV merupakan sarana untuk melepaskan lelah setelah

bekerja seharia. Televisi cenderung menjadi magnet di ruang keluarga yang menarik angota-

anggotanya berkumpul di malam hari untuk menonton bersama. Mereka jarang menonton berita-

berita yang sarat isi dan tidak ada kaitannya dengan mereka. Kaum ibu-ibu lebih memanjakan diri

dengan sinetron-sinetron yang menawarkan hiburan yang sarat antagonism dan hedonism.

Mereka biasa meluapkan rasa lelah setelah seharian memasak di dapur dengan menghujat sang

pemeran antagonis yang biasa digambarkan tertawa keras dengan mata melotot. Reality show

juga menjadi tren baru di kalangan masyarakat daerah.Sayangnya, mereka masih menganggap

bahwa semua hal yang ditayangkan di TV adalah reality yang sebenarnya, tanpa menyadari

bahwa materi yang mereka lihat adalah kreasi script writer belaka.

Bapak-bapak biasa melek di waktu yang lebih larut untuk menonton pertandingan sepak bola atau

komedi-komedi yang biasa dibumbui guyonan seks. Dan anak-anak biasa terpikat dengan serial-

serial animasi atau film-film buatan tangan sutradara Indonesia yang menawarkan tingkat

kemustahilan tinggi yang acapkali mengangkat tema bahwa di dunia ini ada anak-anak terpilih

yang ditugaskan menjaga perdamaian dunia dan bisa berubah kapan saja bila ada orang yang

membutuhkan pertolongan. Tontonan-tontonan yang rendah dlam hal kualitas ini justru amat

disenangi oleh masyarakat desa Tanjung Sari.

Tidak berarti semua masyarakat Tanjung Sari melakukan hal yang sama. Ada juga beberapa

warga yang sering menonton berita. Hal itu biasa mereka lakukan untuk mendapatkan informasi

tentang keadaan negara yang mungkin bisa berguna, atau sekedar mencari pelampiasan emosi

dan marah-marah karena berita-berita di TV memang sering membuat darah naik ke kepala.

Selain itu,perkembangan media baru juga sudah dirasakan oleh murid-murid tingkat SMP yang

diberi tugas mencari artikel atau gambar melalui internet. Hal ini mengharuskan mereka untuk

pergi ke warnet di luar desa karena belum ada sarana yang menunjang internet di sekolah.

Walaupun seperti itu, hal ini sudah menunjukkan kemajuan dalam penerimaan media baru di desa

saya. Hal ini harus terus dikembangkan demi kemajuan pola pikir generasi muda di desa Tanjung

Sari.

11

Page 12: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

BAB IV

Kesimpulan

Perkembangan media secara garis besar antara lain :

40.000 SM – 1500 : media ritual dan sosial

1500 – 1900 : tulisan dan media cetak

1900 – 2000 : media elektronik

2000- sekarang : media digital

Media ritual dan social lebih mengacu pada budaya ujar yang diucapkan melalui mulut berupa

suara atau bunyi-bunyian yang disuarakan dengan asumsi yang mendengar mengerti maksud dari

suara atau bunyi-bunyian tersebut.

Tulisan dan media cetak ditandai dengan buku-buku dan surat kabar serta majalah yang tonggga

dasarnya dari penemuan kertas di China dan Mesin cetak oleh Guttenberg.

Perkembangan media elektronik dimulai dari epnemuan teleggraf da telepon yang dilanjutkan

dengan penemuan radio oleh Marcony dan TV oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz.

Media baru identik dengan konvergensi media yang menghilangkan batas-batas antara media-edia

konvensional. Keyword dari perkembangan media barua adalah internet.

Dari teori masyarakat massa, teori kultivasi dan teori hegemoni media dapat diambil kesimpulan

bahwa media memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pola pikir dan tindakan seseorang

sehingga kerap dimanfaatkan penguasa sebagai sarana propaganda. Untuk itu, khalayak dituntut

berpikir kritis untuk mengawasi media, serta sadar bahwa informasi di media merupakan fakta

yang dilebih-lebihkan demi kepentingan tertentu.

12

Page 13: Sejarah, Teori dan Penggunaan Media massa di masyarakat

13