selamat datang dalam kelas perkuliahan hukum administrasi negara
DESCRIPTION
SELAMAT DATANG DALAM KELAS PERKULIAHAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA. Garis-garis Besar Perogram Pembelajaran GBPP. MATA KULIAH : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KODE MATA KULIAH : HKA 201 BEBAN STUDI : 3 SKS PENEMPATAN : SEMESTER 3. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Garis-garis Besar Perogram PembelajaranGBPP
MATA KULIAH : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
KODE MATA KULIAH : HKA 201
BEBAN STUDI : 3 SKS
PENEMPATAN : SEMESTER 3
Memberikan pengetahuan kepada Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa/i perihal hukum mahasiswa/i perihal hukum administrasi negara khusus, yakni administrasi negara khusus, yakni yang terkait dengan hukum-hukum yang terkait dengan hukum-hukum Bidang-bidang pemerintahan Bidang-bidang pemerintahan tertentu, seperti hukum tertentu, seperti hukum kepegawaian, hukum keuangan kepegawaian, hukum keuangan negara, hukum pajak, hukum LLAJ, negara, hukum pajak, hukum LLAJ, serta bidang-bidang pemerintahan serta bidang-bidang pemerintahan lainnya sesuai dengan lainnya sesuai dengan perkembangan. Materi ini diberikan perkembangan. Materi ini diberikan lebih dititikberatkan pada lebih dititikberatkan pada kebutuhan praktis yang dikaitkan kebutuhan praktis yang dikaitkan dengan hukum positif dengan tidak dengan hukum positif dengan tidak meninggalkan analisis secara meninggalkan analisis secara teoritis. Dengan materi ini teoritis. Dengan materi ini diharapkan mahasiswa/i memiliki diharapkan mahasiswa/i memiliki kemampuan mengerti, memahami, kemampuan mengerti, memahami, serta mengembangkan hukum serta mengembangkan hukum administrasi negara yang lebih administrasi negara yang lebih baik.baik.
DESKRIPSI MATA KULIAH
TUJUAN PEMBELAJARANTUJUAN PEMBELAJARAN
1). Mengetahui konsep Hukum Administrasi Negara.1). Mengetahui konsep Hukum Administrasi Negara.
2). Mengetahui perangkat/alat-alat perlengkapan 2). Mengetahui perangkat/alat-alat perlengkapan
negara apa saja yang masuk dalam kajian HAN.negara apa saja yang masuk dalam kajian HAN.
3). Mengetahui batasan kekuasaan dan wewenang 3). Mengetahui batasan kekuasaan dan wewenang
yang dimiliki oleh HAN.yang dimiliki oleh HAN.
4). Mengetahui cara-cara pendekatan Ilmu Hukum4). Mengetahui cara-cara pendekatan Ilmu Hukum
Administrasi Negara dalam pelaksanaannyaAdministrasi Negara dalam pelaksanaannya
dilapangan. dilapangan.
Dilaksanakan Dilaksanakan di kelas di kelas dengan dengan
menggunakmenggunakan ceramah, an ceramah,
diskusi, diskusi, seminar dan seminar dan penugasanpenugasan
PROSES PEMBELAJARAN
Penugasan30%
UTS30%
UAS30%
Persentase: 1) UTS 30%, 2) UAS 30%,
3) Penugasan 30%, 4) kuis 10%
Kuis10%
Buku UtamaBuku Utama1. 1. Ridwan HR.2006. Ridwan HR.2006. Hukum Administrasi Negar. Hukum Administrasi Negar. Jakarta.PT. Rajagrafindo Jakarta.PT. Rajagrafindo
PersadaPersada
2. 2. Sadjiono, 2008. Sadjiono, 2008. Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum AdministrasiMemahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi. . Yogyakarta Laks Bang.Yogyakarta Laks Bang.
3. 3. M.Hardjon, Philipus. 2005. M.Hardjon, Philipus. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Pengantar Hukum Administrasi IndonesiaIndonesia.Yogyakarta.Gajah Mada University..Yogyakarta.Gajah Mada University.
Buku Anjuran,Buku Anjuran,
1. 1. Hanif Nurcholis.2005. Hanif Nurcholis.2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi DaerahDaerah,Jakarta.Grasindo,gramedia widia sarana Indonesia.,Jakarta.Grasindo,gramedia widia sarana Indonesia.
2. 2. Manan, Bagir, 2005. Manan, Bagir, 2005. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta. Yogyakarta. Pusat Studi Hukum. UII.Pusat Studi Hukum. UII.
3.3... Soejito, Irwan. 1990. Soejito, Irwan. 1990. Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahDaerah.Jakarta.Rineka Cipta..Jakarta.Rineka Cipta.
Bacaan Artikel,Bacaan Artikel,Blog : http://blog.unila.ac.id/satriaprayogaEmail : [email protected]
No PENDAPAT AHLI PENGERTIAN (HAN)
1
2
3
Oppenhem
Utrecht
Prajudi
Atmosudirdo
sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara
himpunan peraturan –peraturan tertentu yang menjadi sebab, maka negara berfungsi. Dengan kata lain Hukum Administrasi Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberi wewenang kepada administrasi negara untuk mengatur masyarakat.
hukum mengenai seluk-beluk administrasi negara (hukum administrasi negara heteronom) dan hukum operasional hasil ciptaan administrasi negara sendiri (hukum administrasi negara otonom) di dalam rangka memperlancar penyelenggaraan dari segala apa yang dikehendaki dan menjadi keputusan pemerintah di dalam rangka penunaian tugas-tugasnya.
Hukum Administrasi Negara diartikan
juga sebagai sekumpulan
peraturan yang mengatur
hubungan antara administrasi
Negara dengan warga
masyarakat, dimana
administrasi Negara diberi
wewenang untuk melakukan tindakan
hukumnya sebagai
implementasi dari policy suatu
pemerintahan.
teori Trias Politica John Locke dan Montesquieu pemisahan kekuasaan lapangan administrasi Negara, Yaitueksekutif sebagai pelaksanakan undang-undang. Kemudian negara mengalami perkembangan yang pesat. Dan hanya negara yg menganut sistem Negara hukum modern yg memakainya (moderneechsstaat)
HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT
HTN HAN Hk.Pidana
-HAPTUN Hukum Perdata (Civil Law)
-Hk.Adm.Pertanahan
-Hk.Adm.Keuangan Negara (Hk.Pajak)
-Hk.Adm.Daerah
-Hk.Adm.Kepegawaian
-Hk.Adm.Lingkungan
-Hk.Adm.Tenaga Kerja
-Hk.Adm.Perizinan
Pemerintah Provinsi
Pem Kabupaten/Kota
Menteri Koordinator Membawahi Departemen/Hal2 yg Khusus
Peraturan pengganti UU
Freies ermessen/diskresi
MATERI BAHASANMATERI BAHASAN
ORGANISASI ADMINISTRASI ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARANEGARA
Pengertian PemerintahanPengertian Pemerintahan
Istilah “Pemerintahan” yang digunakan HAN Istilah “Pemerintahan” yang digunakan HAN menunjukkan pada arti pemerintahan dalam arti menunjukkan pada arti pemerintahan dalam arti sempit, yakni di luar kekuasaan pembentukan sempit, yakni di luar kekuasaan pembentukan peraturan perundang-undangan dan kekuasaan peraturan perundang-undangan dan kekuasaan peradilanperadilan
Istilah “Pemerintah” menunjuk kepada subjek yang Istilah “Pemerintah” menunjuk kepada subjek yang melaksanakan urusan pemerintahan dalam makna melaksanakan urusan pemerintahan dalam makna “jabatan”, seperti Presiden, Wakil Presiden, Menteri, “jabatan”, seperti Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan jabatan struktural Gubernur, Bupati/Walikota dan jabatan struktural lainnya.lainnya.
Istilah wewenang dan kewenanganIstilah wewenang dan kewenangan
Istilah wewenang seringkali dipertukarkan Istilah wewenang seringkali dipertukarkan penggunaannya dengan istilah kewenangan penggunaannya dengan istilah kewenangan yang disejajarkan dengan istilah yang disejajarkan dengan istilah ““bevoegdheidbevoegdheid””
Menurut konsepsi hukum publik, istilah Menurut konsepsi hukum publik, istilah wewenang merupakan suatu konsepsi inti wewenang merupakan suatu konsepsi inti dalam hukum tata negara dan hukum dalam hukum tata negara dan hukum administrasiadministrasi
Lanjutan….Lanjutan….
Dalam Hukum Tata Negara, wewenang Dalam Hukum Tata Negara, wewenang ((bevoegdheidbevoegdheid) dideskripsikan sebagai kekuasaan ) dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum (hukum (rechtsmachtrechtsmacht). ).
Dengan demikian wewenang dalam konteks hukum Dengan demikian wewenang dalam konteks hukum publik selalu berkaitan dengan Kekuasaan.publik selalu berkaitan dengan Kekuasaan.
Dalam hukum publik, sekurang-kurangnya ada tiga Dalam hukum publik, sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang terdapat dalam muatan wewenang : komponen yang terdapat dalam muatan wewenang : (1) pengaruh; (2) dasar hukum; (3) konformitas (1) pengaruh; (2) dasar hukum; (3) konformitas hukum.hukum.
Lanjutan…Lanjutan…
Komponen pengaruh merupakan penggunaan Komponen pengaruh merupakan penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek hukumperilaku subjek hukum
Komponen dasar hukum merupakan keabsahan Komponen dasar hukum merupakan keabsahan bertindak, yakni wewenang itu selalu harus dapat bertindak, yakni wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnyaditunjuk dasar hukumnya
Komponen konformitas hukum, mengandung makna Komponen konformitas hukum, mengandung makna adanya standar umum wewenang untuk semua jenis adanya standar umum wewenang untuk semua jenis wewenang dan standar khusus untuk jenis wewenang wewenang dan standar khusus untuk jenis wewenang tertentutertentu
Sumber kewenanganSumber kewenangan
AtribusiAtribusiDelegasiDelegasi
Selain itu dua sumber kewenangan di atas, juga Selain itu dua sumber kewenangan di atas, juga ada kewenangan “mandat”, namun bukan ada kewenangan “mandat”, namun bukan menyebabkan orang yang menerima mandat menyebabkan orang yang menerima mandat menjadi berwenang, melainkan hanya menjadi berwenang, melainkan hanya melaksanakan urusan dari pemberi mandat.melaksanakan urusan dari pemberi mandat.
AtribusiAtribusi
Cara normal untuk memperoleh wewenangCara normal untuk memperoleh wewenangWewenang untuk membuat keputusan Wewenang untuk membuat keputusan
((besluitbesluit) yang langsung bersumber kepada UU ) yang langsung bersumber kepada UU dalam materiildalam materiil
Merupakan pembentukan wewenang tertentu Merupakan pembentukan wewenang tertentu dan pemberiannya kepada organ tertentudan pemberiannya kepada organ tertentu
DelegasiDelegasi
Penyerahan wewenang untuk membuat Penyerahan wewenang untuk membuat keputusan (keputusan (besluitbesluit) oleh Pejabat TUN kepada ) oleh Pejabat TUN kepada pihak lain dan wewenang tertentupihak lain dan wewenang tertentu
Syarat delegasi : (1) definitif; (2) hrs Syarat delegasi : (1) definitif; (2) hrs didsarkan peraturan per-UU-an; (3) tidak didsarkan peraturan per-UU-an; (3) tidak diperkenankan kepada bawahan; (4) diperkenankan kepada bawahan; (4) kewajiban memberikan penjelasan; (5) kewajiban memberikan penjelasan; (5) beleidsregelsbeleidsregels
MandatMandat
Tidak bermaksud memberi wewenang kepada Tidak bermaksud memberi wewenang kepada bawahanbawahan
Tidak terjadi peralihan wewenangTidak terjadi peralihan wewenangTanggung jawab ada pada pemberi mandatTanggung jawab ada pada pemberi mandat
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Susunan pemerintahan dibedakan atas susunan vertikal Susunan pemerintahan dibedakan atas susunan vertikal dan susunan horizontaldan susunan horizontal
Susunan pemerintahan secara vertikal, dapat berupa:Susunan pemerintahan secara vertikal, dapat berupa:1.1. Presiden/Wakil PresidenPresiden/Wakil Presiden2.2. MenteriMenteri3.3. GubernurGubernur4.4. Bupati/WalikotaBupati/Walikota
Susunan pemerintahan secara horizontal dapat berupa :Susunan pemerintahan secara horizontal dapat berupa :1.1. Sesama menteri atau setingkatnyaSesama menteri atau setingkatnya2.2. Sesama Lembaga Pemerintah Non DepartemenSesama Lembaga Pemerintah Non Departemen3.3. Sesama Lembaga Perangkat Daerah yang se eselonSesama Lembaga Perangkat Daerah yang se eselon
Organisasi Pemerintah PusatOrganisasi Pemerintah Pusat
Presiden/Wakil PresidenPresiden/Wakil PresidenMenteri : (1) Menteri Koordinator; (2) Menteri : (1) Menteri Koordinator; (2)
Menteri yang memimpin Departemen; (3) Menteri yang memimpin Departemen; (3) Menteri Negara (Non Departemen); (4) Jaksa Menteri Negara (Non Departemen); (4) Jaksa Agung (setingkat Menteri)Agung (setingkat Menteri)
Lembaga Pemerintah Non DepartemenLembaga Pemerintah Non DepartemenKantor Wilayah Departemen/ Lembaga Kantor Wilayah Departemen/ Lembaga
Pemerintah Non DepartemenPemerintah Non Departemen
Lembaga Pemerintah Non DepartemenLembaga Pemerintah Non Departemen
Badan Kepegawaian Negara (BKN)Badan Kepegawaian Negara (BKN) Badan Pertanahan Nasional (BPN)Badan Pertanahan Nasional (BPN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)(BAPPENAS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Badan Atom Nasional (BATAN)Badan Atom Nasional (BATAN) Biro Pusat Statistik (BPS); dllBiro Pusat Statistik (BPS); dll
Organisasi Pemerintah DaerahOrganisasi Pemerintah Daerah
Kepala Daerah/Wakil KDH (Gubernur/Wagub, Bupati/Wabup, Kepala Daerah/Wakil KDH (Gubernur/Wagub, Bupati/Wabup, Walikota/Wawako)Walikota/Wawako)
Perangkat Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota)Perangkat Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota)1.1. Sekretariat Daerah, dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Propinsi Sekretariat Daerah, dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Propinsi
Eselon Ib, Kabupaten Kota Eselon IIa)Eselon Ib, Kabupaten Kota Eselon IIa)2.2. Sekretariat DPRDSekretariat DPRD3.3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Inspektorat, Dinas DaerahInspektorat, Dinas Daerah4.4. Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, Rumah Sakit Umum Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, Rumah Sakit Umum
DaerahDaerah5.5. CamatCamat6.6. Sekretaris Kecamatan/Lurah/Wali NagariSekretaris Kecamatan/Lurah/Wali Nagari7.7. Sekretaris Lurah/ Sekretaris NagariSekretaris Lurah/ Sekretaris Nagari
Konsekuensi dari Organisasi Pemerintahan Konsekuensi dari Organisasi Pemerintahan VertikalVertikal
Susunan pemerintahan yang bersifat vertikal, Susunan pemerintahan yang bersifat vertikal, menimbulkan konsekuensi hubungan hukum menimbulkan konsekuensi hubungan hukum adminisrasi berupa pengawasanadminisrasi berupa pengawasan
Bentuk-bentuk pengawasan, berupa:Bentuk-bentuk pengawasan, berupa:1.1. Pengawasan represifPengawasan represif2.2. Pengawasan preventifPengawasan preventif3.3. Pengawasan positifPengawasan positif4.4. Kewajiban memberitahuKewajiban memberitahu5.5. KonsultasiKonsultasi6.6. Hak Banding AdministratifHak Banding Administratif
Konsekuensi Organisasi Pemerintahan Konsekuensi Organisasi Pemerintahan HorizontalHorizontal
Menimbulkan hubungan hukum administrasi, Menimbulkan hubungan hukum administrasi, berupa koordinasi dan kerjasamaberupa koordinasi dan kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama dapat berupa:Bentuk-bentuk kerjasama dapat berupa:1. Fungsi yang dipusatkan1. Fungsi yang dipusatkan
2. Badan/lembaga untuk bersama2. Badan/lembaga untuk bersama
3. Badan hukum untuk bersama3. Badan hukum untuk bersama