selamat datang pada laporan tahunan 2015 bank mestika. · selamat datang pada laporan tahunan 2015...
TRANSCRIPT
2 | P a g e
Selamat datang pada Laporan Tahunan 2015 Bank Mestika.
Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan dan ujian bagi perekonomian Indonesia.
Berbagai kinerja positif yang dicapai pada tahun 2015 seolah menjadi tidak terasa dengan
berbagai tekanan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia yang tidak terlepas dari faktor
pergeseran fundamental dalam perekonomian dunia.
Pada Laporan Tahunan ini Bank Mestika memilih tema “Meningkatkan Kualitas dan
Produktivitas” sebagai bentuk salah satu strategi dalam menghadapi situasi bisnis yang penuh
tantangan antara lain dengan meningkatkan fokus pada pengawasan dan pengendalian risiko
yang lebih baik sehingga Bank dapat menjaga kualitas dan produktivitas. Dengan kata lain,
apabila kualitas kredit dapat dijaga, maka produktivitas akan dapat terus ditingkatkan sehingga
keuntungan yang dapat dicapai Bank akan menjadi lebih tinggi.
Selain itu Bank juga meningkatkan sinergi seluruh jajaran manajemen dengan meningkatkan
kompetensi SDM, terus menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang
dipasarkan dan meningkatkan pelayanan.
Laporan tahunan ini memberikan gambaran secara komprehensif mengenai pencapaian kinerja
Perusahaan selama tahun 2015, juga bertujuan untuk membangun pemahaman dan
kepercayaan kepada Perusahaan dengan menyediakan informasi yang tepat, seimbang dan
relevan.
3 | P a g e
Nama Perusahaan : PT Bank Mestika Dharma Tbk
Pendirian Perusahaan : 27 April 1955
Pencatatan Saham : Resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 8 Juli 2013
Kode Saham : BBMD
Kode Swift : BMDMIDJA
Kantor Pusat : Jl. Zainul Arifin No. 118
Medan – Sumatera Utara 20152
Call Center : 14083
Telepon : (061) 4525800
Fax : (061) 4555025, 4527324, 4571406, 4537333
Website : www.bankmestika.co.id
Email : [email protected]
4 | P a g e
NO. POS-POS / ITEMS 2015 2014 2013
1 Permodalan/Capital
CAR 28.26 26.66 26.99
2 Aktiva Produktif/Productive assets
a. Aktiva Produktif Bermasalah/Earning Assets 2.26 1.86 1.87
b. NPL/Non Performing Loan (NPL) 1.36 2.16 2.16
c. CKPN Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif/ 1.33 0.9 1.16
Loss of Productive Assets (PPAP) to Productive Assets
3 Rentabilitas/Rentability
a. ROA/Return on Assets 3.53 3.86 5.42
b. ROE/Return on Equity 11.24 12.13 17.98
c. NIM/Net Interest Margin 8.13 8.24 8.36
d. BOPO/BOPO 68.58 65.85 54.13
4 Likuiditas/Liquidity
LDR/Loan Deposit Ratio 101.61 101.3 102.35
5 Kepatuhan (Compliance )
a.1. Persentase Pelanggaran BMPK/ 0 0 0
Rate of Non compliance to Legal Lending Limits (BMPK) 0 0 0
1.a. Pihak Terkait/Related Parties 0 0 0
1.b. Pihak Tidak Terkait/Non-Related Parties 0 0 0
a.2. Persentase Pelampauan BMPK/Rate of Exceeding BMPK 0 0 0
2.a. Pihak Terkait/Related Parties 0 0 0
2.b. Pihak Tidak Terkait/Non-Related Parties 0 0 0
b.GWM Rupiah/GWM Rupiah 7.57 8.23 8.14
c. PDN/PDN 2.92 2.82 1.31
KILAS KINERJA 2015
Ikhtisar Data Keuangan
Rasio-Rasio Keuangan
NO. URAIAN / DESCRIPTION 2015 2014 2013
1 Pendapatan Bunga Bersih / Net interest Income 655,976 594,002 562,078
2 Laba Operasional / Operating Profit 327,104 316,395 412,537
3 Laba Sebelum Pajak / Profit before income tax 322,436 315,940 410,559
4 Laba Bersih / Net Profit 240,772 237,030 308,299
5 Laba Bersih Per Saham / Net Profit per Share 59 58 75
6 Total Biaya Dana / Total cost of funds 323,722 280,532 195,164
7Jumlah Laba (rugi) yang dapat didistribusikan kepada / Net income
(loss) attributable to:240,772 237,030 308,299
a. Pemilik Entitas Induk / Equity holders of the parent entity 240,772 237,030 308,299
b. Kepentingan non pengendali / Non-controlling interests 0 0 0
8Jumlah Laba (rugi) Komprehensif / Total comprehensive income
(loss)193,372 279,859 71,836
9Jumlah Laba (rugi) Komprehensif yang dapat didistribusikan
kepada / Net income (loss) comprehensive attributable to:193,372 279,859 71,836
a. Pemilik Entitas Induk / Equity holders of the parent entity 193,372 279,859 71,836
b. Kepentingan non pengendali / Non-controlling interests 0 0 0
10 Jumlah Aset / Total Assets 9,409,597 8,672,084 7,911,550
11 Jumlah Liabilitas / Total liabilities 7,145,762 6,541,263 5,980,587
12 Jumlah Ekuitas / Total Equity 2,263,835 2,130,821 1,930,963
13 Aktiva Produktif / Productive assets 9,727,451 9,151,431 7,083,225
14 Kredit Yang Diberikan / Loan 7,110,427 6,523,220 5,989,260
15 Dana Pihak Ketiga / Funding 6,998,086 6,439,811 5,851,651
16 Pinjaman Diterima / Borrowings 0 0 16,456
17Jumlah Lembar Saham Yang Ditempatkan dan Disetor (lembar) /
Total Authorized and Paid-up share4,090,090,000 4,090,090,000 4,090,090,000
5 | P a g e
No Des - 15 Des-14 Des-13
I KOMPONEN MODAL/Capital Components
A 2,218,555 1,930,695 1,789,987
1 Modal disetor/Additional paid in Capital 818,018 818,018 818,018
2 Cadangan Tambahan Modal/Disclosed Reserves 1,437,107 1,116,686 976,214
2.1 Faktor penambah *)/Added Factor 163,604 1,183,691 994,409
a Agio/Agio 0 0 0
b Modal sumbangan/Donated Capital 0 0 0
c Cadangan umum/General Reserves 163,604 163,604 163,604
d Cadangan tujuan/Specific Reserves 0 0 0
e Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)/Last year profit after income tax 1,088,902 902,710 677,636
f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)/Current profit after tax(50%) 240,772 117,377 153,169
g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan/Difference arising from financial statements 0 0 0
h Dana setoran modal/Paid in capital 0 0 0
i Waran yang diterbitkan (50%)/Warrants issued 0 0 0
j Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%)/Share option published in the occasion of share based compensation 0 0 0
2.2 Faktor pengurang *)/Minus Factor -56.171 -44,814 -18,195
a Disagio/Disagio 0 0 0
b Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)/Last year Loss(100%) 0 0 0
c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%)/Current Loss(100%) 0 0 0
d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan/Differences arising from translation of financial statements 0 0 0
e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori tersedia untuk 0 0 0
dijual/Other comprehensive income:loss and common value decrease In regards to ready for sale category 0 0
f Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif/Lower difference between PPA -55,666 -44,569 -17,657
and loss reserves of decrease value on productive assets
g Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung/Asset Removal Allowance(PPA) on non earning assets is calculated -505 -245 -538
h Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book/Lower difference of total 0 0 0
common value and financial instrument adjustment in trading book
3 Modal Inovatif *)/Inovative Capital 0 0 0
3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif)/Subordinated obligations(perpetual and non accumulative) 0 0 0
3.2 Pinjaman subordinasi (perpetual non kumulatif)/Subordinated loans 0 0 0
3.3 Instrumen modal inovatif lainnya/Other inovative capital instrument 0 0 0
4 Faktor Pengurang Modal Inti *)/Minus Factor Share Capital 36,570 -4,009 -4,245
4.1 Goodwill/Goodwill 0 0
4.2 Aset tidak berwujud lainnya/Other undefinable asset 3,036 -4,009 -4,245
4.3 Penyertaan (50%)/Attachment(50%) 0 0
4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)/Loss of subordinated insurance company
5 Kepentingan Non Pengendali/Non-Controlling interest
B 65,331 18,021 21,215
1 Level Atas (Upper Tier 2) *) 65,331 18,021 21,215
1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif)/Preference Share(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif)/Subordinated Obligations(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif)/Subordinated loan(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.4 Mandatory convertible bond 0 0 0
1.5 Modal inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai modal inti/InNovative Capital recorded as Share Capital 0 0 0
1.6 Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2 ) lainnya/Other Supplementary Capital Instrument Opper Tier 2 0 0 0
1.7 Revaluasi aset tetap/Fixed Asset Revaluation 0 0 0
1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR)/General Reserves of Productive Assets 65,331 18,021 21,215
1.9 Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori tersedia untuk dijual (45%)/Other comprehensive 0 0 0
income:Income from value increase Common for investment in ready for sale category 0 0 0
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti *)/Lower Tier 2,max 50% Core Capital 0 0 0
2.1 Redeemable preference shares 0 0 0
2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan/Loans or Subordinated obligations 0 0 0
2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2 ) lainnya/Lower Tier 2,Supplementary capital instrument 0 0 0
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap *)/Minus Factor Supplementary Capital 0 0 0
3.1 Penyertaan (50%)/Investments 0 0 0
3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)/Loss of capital of subordinate insurance company 0 0 0
C 0 0 0
Eksposur Sekuritisasi/Security Exposure 0 0 00 0
D 0 0 00 0
E Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar/Supplementary Capital allocated for Market Risk 0 0 0
II 2,283,886 1,948,716 1,811,202
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK 2,283,886 1,948,716 1,811,202
MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)/Total of Core Capital,Supplementary Capital and Additional Supplementary Capital Allocated to anticipate Market Risk
IV 6,796,675 6,206,418 5,696,610
V 1,217,773 1,133,269 990,764
VI 66,620 55,552 23,708
VII 29 26.87% 27.08%
Capital Adequacy Ration with consideration for Credit Risk and Operational Risk
VIII28.26% 26.35% 26.99%
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **)/Risk Weighted Asset for Credit Risk(ATMR)
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL/Risk Weighted Asset for Operational Risk(ATMR)
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR/Weighted Asset for Market Risk(ATMR)
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)]/
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]/Capital Adequacy
Ratio for minimum Credit Risk, Operational Risk and Market Risk
Modal Pelengkap/Supplementary Capital
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap/Minus Factor of Core Capital and Supplementary Capital
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)/Additional Supplementary Capital
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)/Total of Core Capital+Supplementary Capital
POS-POS / ITEM
Modal Inti/Share Capital
LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM/Computation for KPPM
Per 31 Desember 2015
6 | P a g e
No Des - 15 Des-14 Des-13
I KOMPONEN MODAL/Capital Components
A 2,218,555 1,930,695 1,789,987
1 Modal disetor/Additional paid in Capital 818,018 818,018 818,018
2 Cadangan Tambahan Modal/Disclosed Reserves 1,437,107 1,116,686 976,214
2.1 Faktor penambah *)/Added Factor 163,604 1,183,691 994,409
a Agio/Agio 0 0 0
b Modal sumbangan/Donated Capital 0 0 0
c Cadangan umum/General Reserves 163,604 163,604 163,604
d Cadangan tujuan/Specific Reserves 0 0 0
e Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)/Last year profit after income tax 1,088,902 902,710 677,636
f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)/Current profit after tax(50%) 240,772 117,377 153,169
g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan/Difference arising from financial statements 0 0 0
h Dana setoran modal/Paid in capital 0 0 0
i Waran yang diterbitkan (50%)/Warrants issued 0 0 0
j Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%)/Share option published in the occasion of share based compensation 0 0 0
2.2 Faktor pengurang *)/Minus Factor -56.171 -44,814 -18,195
a Disagio/Disagio 0 0 0
b Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)/Last year Loss(100%) 0 0 0
c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%)/Current Loss(100%) 0 0 0
d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan/Differences arising from translation of financial statements 0 0 0
e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori tersedia untuk 0 0 0
dijual/Other comprehensive income:loss and common value decrease In regards to ready for sale category 0 0
f Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif/Lower difference between PPA -55,666 -44,569 -17,657
and loss reserves of decrease value on productive assets
g Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung/Asset Removal Allowance(PPA) on non earning assets is calculated -505 -245 -538
h Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book/Lower difference of total 0 0 0
common value and financial instrument adjustment in trading book
3 Modal Inovatif *)/Inovative Capital 0 0 0
3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif)/Subordinated obligations(perpetual and non accumulative) 0 0 0
3.2 Pinjaman subordinasi (perpetual non kumulatif)/Subordinated loans 0 0 0
3.3 Instrumen modal inovatif lainnya/Other inovative capital instrument 0 0 0
4 Faktor Pengurang Modal Inti *)/Minus Factor Share Capital 36,570 -4,009 -4,245
4.1 Goodwill/Goodwill 0 0
4.2 Aset tidak berwujud lainnya/Other undefinable asset 3,036 -4,009 -4,245
4.3 Penyertaan (50%)/Attachment(50%) 0 0
4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)/Loss of subordinated insurance company
5 Kepentingan Non Pengendali/Non-Controlling interest
B 65,331 18,021 21,215
1 Level Atas (Upper Tier 2) *) 65,331 18,021 21,215
1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif)/Preference Share(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif)/Subordinated Obligations(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif)/Subordinated loan(Perpetual Accumulative) 0 0 0
1.4 Mandatory convertible bond 0 0 0
1.5 Modal inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai modal inti/InNovative Capital recorded as Share Capital 0 0 0
1.6 Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2 ) lainnya/Other Supplementary Capital Instrument Opper Tier 2 0 0 0
1.7 Revaluasi aset tetap/Fixed Asset Revaluation 0 0 0
1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR)/General Reserves of Productive Assets 65,331 18,021 21,215
1.9 Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori tersedia untuk dijual (45%)/Other comprehensive 0 0 0
income:Income from value increase Common for investment in ready for sale category 0 0 0
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti *)/Lower Tier 2,max 50% Core Capital 0 0 0
2.1 Redeemable preference shares 0 0 0
2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan/Loans or Subordinated obligations 0 0 0
2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2 ) lainnya/Lower Tier 2,Supplementary capital instrument 0 0 0
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap *)/Minus Factor Supplementary Capital 0 0 0
3.1 Penyertaan (50%)/Investments 0 0 0
3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)/Loss of capital of subordinate insurance company 0 0 0
C 0 0 0
Eksposur Sekuritisasi/Security Exposure 0 0 00 0
D 0 0 00 0
E Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar/Supplementary Capital allocated for Market Risk 0 0 0
II 2,283,886 1,948,716 1,811,202
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK 2,283,886 1,948,716 1,811,202
MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)/Total of Core Capital,Supplementary Capital and Additional Supplementary Capital Allocated to anticipate Market Risk
IV 6,796,675 6,206,418 5,696,610
V 1,217,773 1,133,269 990,764
VI 66,620 55,552 23,708
VII 29 26.87% 27.08%
Capital Adequacy Ration with consideration for Credit Risk and Operational Risk
VIII28.26% 26.35% 26.99%
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **)/Risk Weighted Asset for Credit Risk(ATMR)
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL/Risk Weighted Asset for Operational Risk(ATMR)
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR/Weighted Asset for Market Risk(ATMR)
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)]/
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]/Capital Adequacy
Ratio for minimum Credit Risk, Operational Risk and Market Risk
Modal Pelengkap/Supplementary Capital
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap/Minus Factor of Core Capital and Supplementary Capital
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)/Additional Supplementary Capital
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)/Total of Core Capital+Supplementary Capital
POS-POS / ITEM
Modal Inti/Share Capital
7 | P a g e
L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah
I PIHAK TERKAIT/Related Parties
1 Penempatan pada bank lain/Current account with other Banks 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan spot dan derivatif/Spot and Derivated Bill 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Surat berharga/Securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tagihan akseptasi/Accepted Factures 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kredit/Credit 40,817 0 0 0 0 40,817 46,116 0 0 0 0 46,116 56,884 0 0 0 0 56,884
a. 1,936 0 0 0 0 1,936 2,114 0 0 0 0 2,114 914 0 0 0 0 914
i. Rupiah 1,936 0 0 0 0 1,936 2,114 0 0 0 0 2,114 914 0 0 0 0 914
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0
b. Bukan debitur UMKM/Non UMKM Debitur 38,881 0 0 0 0 38,881 44,002 0 0 0 0 44,002 55,970 0 0 0 0 55,970
i. Rupiah 38,881 0 0 0 0 38,881 44,002 0 0 0 0 44,002 55,970 0 0 0 0 55,970
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Kredit yang direstrukturisasi/Restructured Credit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
i. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d. Kredit properti/Property Loans 17,668 17,668 22,317 0 0 0 0 22,317 3,366 0 0 0 0 3,366
8 Penyertaan/Investments 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
\
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Komitmen dan kontinjensi/Commitment and Contigency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Aset yang diambil alih/Take Over Asset 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)/Debitur of Small-Medium Scale business(UMKM)
Penyertaan modal sementara/Temporary Investment Capital
No. POS-POS/ITEMSDes-14Des-15
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo )/Securities sold or will be repurchased
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo )/Bill on Securities purchased under
agreements to resell
Des-13
LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA
Reports of Quality Productive Assets and Other Information
Per 31 Desember 2015
8 | P a g e
II
1 Penempatan pada bank lain/Current account with other Banks 106,147 0 0 0 0 106,147 18,987 0 0 0 0 18,987 63,049 0 0 0 0 63,049
a. Rupiah 65,763 0 0 0 0 65,763 7,506 0 0 0 0 7,506 49,668 0 0 0 0 49,668
b. Valuta asing/Foreign Currency 40,384 0 0 0 0 40,384 11,481 0 0 0 0 11,481 13,381 0 0 0 0 13,381
2 Tagihan spot dan derivatif/Spot and Derivated Bill 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Surat berharga/Securities 1,280,508 0 0 0 0 1,280,508 1,085,865 0 0 0 0 1,085,865 1,030,916 0 0 0 0 1,030,916
a. Rupiah 1,280,508 0 0 0 0 1,280,508 1,085,865 0 0 0 0 1,085,865 1,030,916 0 0 0 0 1,030,916
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tagihan Akseptasi/Accepted Factures 0 0 0 0 0 9,300 0 0 0 0 9,300 0 0 0 0 0 0
7 Kredit/Credit 6,371,796 537,251 14,703 18,965 126,895 7,069,610 6,129,281 206,861 18,088 22,527 100,347 6,477,104 5,475,855 327,432 21,100 45,083 62,906 5,932,376
a. 2,037,414 153,015 9,670 12,105 73,601 2,285,805 2,033,544 113,641 14,634 11,575 60,098 2,233,492 1,914,296 149,278 10,630 23,124 41,844 2,139,172
i. Rupiah 2,037,414 153,015 9,670 12,105 73,601 2,285,805 2,033,544 113,641 14,634 11,575 60,098 2,233,492 1,914,296 149,278 10,630 23,124 41,844 2,139,172
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Bukan debitur UMKM/Non UMKM Debitur 4,334,382 384,236 5,033 6,860 53,294 4,783,805 4,095,737 93,220 3,454 10,952 40,249 4,243,612 3,561,559 178,154 10,470 21,959 21,062 3,793,204
i. Rupiah 4,334,382 384,236 5,033 6,860 53,294 4,783,805 4,064,598 93,220 3,454 10,952 40,249 4,212,473 3,555,003 178,154 10,470 21,959 21,062 3,786,648
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 31,139 0 0 0 0 31,139 6,556 0 0 0 0 6,556
c. Kredit yang direstrukturisasi/Restructured Credit 201,058 86,274 4,591 0 8,535 300,458 91,779 4,131 0 952 5,058 101,920 98,336 0 54 5,857 415 104,662
i. Rupiah 201,058 86,274 4,591 0 8,535 300,458 91,779 4,131 0 952 5,058 101,920 98,336 0 54 5,857 415 104,662
ii. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d. Kredit properti/Property Loans 1,091,060 61,066 2,592 5,562 23,406 1,183,686 1,050,794 60,249 2,707 3,733 20,798 1,138,281 1,322,822 81,631 9,244 11,171 23,210 1,448,078
8 Penyertaan/Investments 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
10 Transaksi rekening administratif/Administrative account transaction 0 0 0 0 0 0 1,495,585 13,194 11 3,613 209 1,512,612 1,507,864 11,548 0 2 97 1,519,511
a. Rupiah 0 0 0 0 0 0 1,494,684 13,194 11 3,613 209 1,511,711 1,507,233 11,548 0 2 97 1,518,880
b. Valuta asing/Foreign Currency 0 0 0 0 0 0 901 901 631 0 0 0 0 631
0
11 Aset yang diambil alih/Take over Asset 0 0 674 740 0 1,414 0 0 1,414 0 0 1,414 1,602 0 3,362 0 0 4,964
PIHAK TIDAK TERKAIT/Non Related Parties
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo )/Securities sold, will be repurchased(Repo)
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo )/Bill on Securities purchased under
agreements to resell
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)/Debitur of Small-Medium Scale business(UMKM)
Penyertaan modal sementara/Temporary Investment Capital
9 | P a g e
III INFORMASI LAIN/Other Information
1 Total aset bank yang dijaminkan :/Total Morgaged Assets 0 0 0
a. Pada Bank Indonesia/at Bank Indonesia 0 0 0
b. Pada pihak lain/at other Bank 0 0 0
2 Total CKPN aset keuangan atas aset produktif/Total CKPN of Financial asset on Productive Assets 112,642 68,769 82,563
3 168,813 113,583 100,757
4 32.17% 34.27% 35.73%
53.60% 4.78%
6.44%
631.38% 36.89%
41.38%
710.43% 13.84%
17.55%
8 Lainnya./Others 508502 464,849 398,149
a. Penerusan kredit/Take Over Credit 0 0 0
b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah/Distribution of Mudharabah Muqayyadah funds 0 0 0
c. Aset produktif yang dihapus buku/Productive Assets eliminated from book 189238 193,399 142,311
d. 284588 259,667 244,650
e. Aset produktif yang dihapus tagih/Productive Assets eliminated34676 11,783
11,188
Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil ditagih/Productive Assets eliminated from book and reactivated
Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif/Total PPA that should be provided on Productive Assets
Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kredit/Loan to total loan ratio
Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debitur/UMKM Debtors to total loan ratio
Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit/UMKM Credit Percentage to total debitur total Credit
Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur/UMKM Debtors to total loan ratio
10 | P a g e
Ikhtisar Pembelian Kredit dari BPPN
Per 31 Desember 2015
NO. KETERANGAN/DESCRIPTION SALDO
A. IKHTISAR PEMBELIAN KREDIT/Highlights of Credit Purchase
Pokok Kredit/Credit Base -
Nilai Pembelian Kredit/Value of Credit Purchase -
PPAP/Pendapatan Ditangguhkan/PPAP Retained Earnings -
PPAP Yang Dibentuk Sesuai Dengan Kualitas Kredit/PPAP Achieved According to Credit Quality -
B. IKHTISAR PERUBAHAN SALDO KREDIT/Highlights of Credit Balance
Saldo Awal 1 Januari 2015/Beginning Balance as of January 1,2015 -
Perubahan Nilai Karena Kurs/Changes of Value due to Exchange Rate -
Pembelian Kredit Dari BPPN Dalam Periode Berjalan/Credit Purchase from BPPN in Current Period -
Penerimaan Kredit Dalam Proses Berjalan/Credit Acceptance in Process -
Jumlah Kredit Yang Dihapus Buku Dalam Periode Berjalan/Total Credit Amortization in Current Period -
Saldo Akhir 31 Desember 2015/Ending Balance as of December 31,2015 -
C. IKHTISAR PERUBAHAN SALDO PPAP YANG BERASAL DARI SELISIH ANTARA POKOK KREDIT
DENGAN NILAI PEMBELIAN KREDIT/Highlights of PPAP Balance Changes due to Discrepancy
Between Credit Base and Value of Credit Purchase
Saldo Awal 1 Januari 2015/Beginning Balance as of January 1,2015 -
Perubahan Nilai Karena Kurs/Changes of Value due to Exchange Rate -
Tambahan PPAP Dalam Periode Berjalan/Additional PPAP in Current Period -
Pelunasan Pinjaman Kredit Dalam Periode Berjalan/Payment of Credit in Current Period -
Jumlah PPAP Yang Digunakan Untuk Hapus Buku Dalam Proses Berjalan
/Amount of PPAP used for Amortization -
PPAP Yang Dibentuk Sesuai Dengan Kualitas Kredit/PPAP Achieved according to Credit Quality -
Saldo Akhir 31 Desember 2015/Ending Balance as of December 31,2015 -
D. Total Pendapatan Bunga dan Pendapatan Lain Yang Diperoleh Dari Kredit BPPN Sampai Dengan
31 Des 2015/Total Interest Income & other Income from BPPN Credit until December 31,2015 -
E. Bagian Dari Kredit Yang Memiliki Perjanjian Baru/Parts of Credit with New Contract -
F. Tambahan Penyediaan dana Kepada Debitur Yang Memiliki Kredit Yang Dibeli Dari BPPN -
/Additional Reserved Funds for Debtors Having Credit from BPPN
G. PERUSAHAAN PERANTARA YANG DIGUNAKAN/Intermediaries Being Used -
11 | P a g e
Trading Hedging Tagihan/
Receivable
Liabilitas/
Liabilities
A.
Terkait dengan Nilai
Tukar/Related to Exchange
Rate
0 0 0 0 0
1 Spot 0 0 0 0 0
2 Forward 0 0 0 0 0
3 Option 0 0 0 0 0
a. Jual/Purchase 0 0 0 0 0
b. Beli/Sell 0 0 0 0 0
4 Future 0 0 0 0 0
5 Swap 0 0 0 0 0
6 Lainnya/Others 0 0 0 0 0
B.
Terkait dengan Suku
Bunga/Related to Interest
Rate
0 0 0 0 0
1 Forward 0 0 0 0 0
2 Option 0 0 0 0 0
a. Jual/Purchase 0 0 0 0 0
b. Beli/Sell 0 0 0 0 0
3 Future 0 0 0 0 0
4 Swap 0 0 0 0 0
5 Lainnya/Others 0 0 0 0 0
C. Lainnya/Others 0 0 0 0 0
J U M L A H/Total 0 0 0 0 0
TRANSAKSI/Transaction
BANK
Nilai Notional/
Notional
Tujuan/Destination
Tagihan dan Liabilitas
Derivatif/Claim and Liabilities
of DerivativeNO.
Transaksi Valuta Asing dan Derivatif
Per 31 Desember 2015
12 | P a g e
Ikhtisar Saham
Bank Mestika memulai proses IPO (Initial Public Offering) dengan due diligence meeting
tanggal 19 Juni 2013. Selanjutnya pada tanggal 1 Juli 2013, Bank Mestika resmi tercatat
sahamnya (Listing) di Bursa Efek Indonesia dengan harga perdana Rp 1,380,- dengan kode
emiten BBMD.
Komposisi saham yang beredar di publik adalah sebesar 10.51 % saham dari 4.090.090.000
lembar saham, dengan perincian sebagai berikut :
PERGERAKAN HARGA SAHAM
Sepanjang tahun 2015 pergerakan harga saham di Indonesia mengalami ketidakpastian/turun
naik terbukti dari data IHSG, melemahnya IHSG disebabkan oleh beberapa faktor,antara lain :
1. Masalah hutang Yunani dan Devaluasi mata uang Yuan,
2. Penurunan ekonomi AS dari 0.7 % menjadi 0.2 % turut membuat pasar saham emerging
market (Emerging Market adalah negara-negara dengan atau bisnis kegiatan sosial
dalam proses yang cepat pertumbuhan dan industrialisasi) tertekan dan pengumuman
spekulasi bahwa The Fed bakal akan menaikkan suku bunga (normalisasi moneter AS),
3. Ketika rupiah terus melemah terhadap dolar AS, investor global cenderung melepas
saham,
4. 3 faktor menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah :
a. Perekonomian yang kurang kondusif disebabkan posisi rupiah yang termasuk soft
currency yaitu mata uang yang mudah berfluktuasi karena perekonomian negara
asalnya relatif kurang mapan;
b. Pelarian modal (Capital Outlow) : modal yang beredar di Indonesia terutama dipasar
Financial sebagian adalah modal asing;
c. Ketidakstabilan politik dan ekonomi memberikan efek negatif terhadap ekonomi
nasional serta dunia usaha.
PT Bank Mestika Dharma Tbk
PT Mestika Benua Mas 89.44%
Perorangan 0.05%
Publik 10.51%
13 | P a g e
Date High Low Volume Adj Close Date High Low Volume Adj Close
Jan-15 1,600 1,400 2,300 1,600 Jan-14 1,675 1,540 2,521,300 1,609
Feb-15 1,600 1,490 13,700 1,590 Feb-14 1,630 1,580 4,066,200 1,604
Mar-15 1,595 1,560 9,200 1,590 Mar-14 1,805 1,610 4,065,900 1,777
Apr-15 1,600 1,450 9,000 1,600 Apr-14 1,825 1,640 3,566,000 1,629
May-15 1,600 1,400 1,500 1,600 May-14 1,665 1,530 3,829,000 1,530
Jun-15 1,700 1,600 5,200 1,610 Jun-14 1,580 1,535 4,491,900 1,565
Jul-15 1,610 1,610 - 1,610 Jul-14 1,585 1,475 3,371,100 1,500
Aug-15 1,610 1,585 12,300 1,590 Aug-14 1,505 1,435 1,355,300 1,455
Sep-15 1,585 1,425 5,100 1,545 Sep-14 1,530 1,400 288,400 1,500
Oct-15 1,560 1,545 7,800 1,560 Oct-14 1,520 1,390 105,300 1,520
Nov-15 1,560 1,560 - 1,560 Nov-14 1,650 1,400 28,400 1,610
Dec-15 1,565 1,560 700 1,560 Dec-14 1,610 1,415 5,000 1,600
2015 2014
5. Penyerapan anggaran Indonesia yang lamban, dimana pertumbuhan ekonomi yang
mengalami perubahan ditargetkan 5,7% dipangkas menjadi 5,4%.
14 | P a g e
A. Riwayat Singkat Perusahaan
PT Bank Mestika Dharma Tbk (“Bank Mestika”) adalah merupakan Bank Umum Swasta
Devisa yang telah berdiri sejak tahun 1955 dan telah terdaftar (listing) di Bursa Efek
Indonesia sejak Juli 2013 dan merupakan satu satunya bank swasta nasional yang berkantor
pusat di kota Medan, Sumatera Utara yang telah Go Public.
Bank Mestika tumbuh sesuai dengan Visi dan Misi yaitu memfokuskan usaha pada retail
banking dengan prinsip prudential banking serta menjadi Bank Retail yang tumbuh secara
wajar dan sehat, dalam mendorong ekonomi nasional dengan berlandaskan prinsip
profesionalisme.
Pada akhir tahun 2015, Bank Mestika memiliki 1 unit kantor pusat, 11 unit kantor cabang,
45 unit kantor cabang pembantu dan 8 unit kantor kas yang tersebar di Pulau Sumatera dan
Pulau Jawa serta 71 unit ATM yang tergabung dengan jaringan ATM Bersama dan
Interkoneksi ALTO/PRIMA guna memudahkan nasabah melakukan berbagai transaksi
perbankan dimana pun. Untuk saat ini Bank Mestika menyediakan layanan SMS banking,
Call Center dan akan melakukan peningkatan layanan melalui Internet Banking dan Mobile
Banking.
Pada tanggal 7 Oktober 2015, telah diberlakukan secara nasional penggunaan logo baru
Bank Mestika, yang sejak berdirinya sudah melakukan 2 kali penggantian logo yang
merefleksikan/menggambarkan tujuan Bank secara non verbal kepada masyarakat. Untuk
Milestone
15 | P a g e
merealisasikan tujuan yang tersirat dalam logo, sehingga semua perangkat organisasi dapat
fokus mencapai tujuan perusahaan dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Desain logo baru terlihat lebih sederhana. Sekarang huruf M sangat terlihat jelas, memiliki
sudut-sudut cutting batu berlian yang melambangkan benda yang kuat, indah, mempunyai
kesan mewah dan tahan lama dibalik kesederhanaan yang artinya mampu melewati
perubahan jaman dengan tetap mempertahankan keindahan, menjadi Bank yang mampu
bertahan melewati berbagai tantangan jaman dan tetap eksis sebagai Bank yang sehat dan
kuat yang sudah dibuktikan oleh kemampuan Bank melewati berbagai krisis finansial di
tanah air seperti krisis ekonomi 1998 dan 2008.
Logo baru ini didominasi oleh 2 warna, yakni biru dan putih, yang menonjolkan kesan
kesederhanaan namun tetap dinamis. Warna putih mencerminkan kesempurnaan,
kebersihan, keamanan, dan ketulusan sedangkan warna biru merepresentasikan kreatifitas
yang tinggi, kestabilan, dinamis, peruntungan yang baik dan kekuatan teknologi.
Dari segi legalitas logo Mestika yang baru ini sudah mendapatkan pengesahan/persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktur Hak Kekayaan
Intelektual u.b. Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan
Rahasia Dagang seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Pencatatan Ciptaan dengan
No. Pencatatan : 072190 tanggal 26 Maret 2014 atas jenis ciptaan seni Logo dengan judul
“Logo Bank Mestika”
B. Bidang Usaha
Bank Mestika menyelenggarakan berbagai produk dan jasa layanan perbankan yang secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi kegiatan penghimpunan dana, kegiatan
penyaluran dana dan jasa lainnya yang mendukung aktifitas pelayanan perbankan.
Kegiatan usaha yang dilakukan Bank Mestika tidak terlepas dari kemampuannya dalam
menghimpun dana, baik yang berasal dari masyarakat, modal disetor maupun hasil laba yang
Logo Lama Logo Baru
16 | P a g e
ditahan. Untuk meningkatkan volume penghimpunan dana dari masyarakat, Bank Mestika
senantiasa melakukan inovasi produk dan jasa perbankan yang sesuai dengan kebutuhan
nasabah yang terus berubah dan berkembang.
Bank Mestika telah meluncurkan beberapa produk guna menghimpun dana masyarakat,
yaitu:
Usaha yang dilakukan Bank Mestika dalam rangka memperluas serta meningkatkan sumber
pendanaan, selain meningkatkan kinerja jaringan unit kerja yang ada, juga melakukan
diversifikasi produk dan jasa layanan untuk segmen pasar tertentu, sehingga mampu
menjawab setiap kebutuhan nasabah serta meningkatkan pelayanan. Bank Mestika juga
melakukan upaya promosi secara intensif dan menetapkan suku bunga yang menarik bagi
nasabahnya.
Penempatan Dana
Bank Mestika menjalankan fungsi intermediasi melalui penghimpunan dana nasabah yang
kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada debitur perseorangan maupun
badan usaha/perusahaan.
Dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang dianggap mempunyai prospek yang baik,
Bank melakukan berbagai analisa risiko kredit dan proses pengambilan keputusan melalui
Komite Kredit. Penyaluran fasilitas kredit seperti pada kredit komersial untuk segmen Usaha
Kecil Menengah (UKM) / Small Medium Enterprise (SME) dan debitur potensial pada
sektor perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, yang memenuhi kriteria Bank
senantiasa memperhatikan diversifikasi portofolio kredit, dilaksanakan dengan prinsip
kehati-hatian, pengelolaan risiko dan pengawasan yang berkesinambungan.
Giro Rupiah dan Valas
Tabungan Mestika
Deposito Valas
Deposito Rupiah
Simpanan Pelajar
Tabungan Ku
Tabungan Batik
Tabungan Kesra
Tabanas Mestika
17 | P a g e
Produk kredit Bank Mestika yang diberikan kepada nasabahnya antara lain:
C. Visi, Misi dan Nilai Bank Mestika
Visi
Menjadi bank terkemuka yang sehat serta tumbuh secara wajar dalam upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional dengan berlandaskan prinsip profesionalisme perbankan
dan nilai tambah kepada nasabah.
Misi
1) Mengembangkan sinergi dan nilai tambah dengan para pemangku kepentingan
(stakeholders) khususnya di wilayah Sumatera Utara dan di Indonesia pada umumnya,
2) Memberikan perlayanan jasa perbankan yang profesional dengan prinsip Manajemen
Risiko yang baik, penuh kehati-hatian dan sesuai prinsip GCG (Good Corporate
Governance),
3) Memperkuat serta mengembangkan citra Bank, Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten dan berintegritas tinggi serta kapasitas layanan bank demi mendukung upaya
pengembangan usaha.
Tujuan, Sasaran dan Strategi
Untuk menjadi bank yang sehat, tumbuh secara wajar maka bank melaksanakan beberapa
langkah agar tercapainya tujuan bank secara optimal, antara lain :
- Bank mengembangkan Nilai Tambah yang unik dan khas (niche potential) untuk dapat
diberikan kepada stakeholders terkait,
- Bank senantiasa melakukan inovasi–inovasi serta upaya terobosan baru perbankan
lainnya yang terkait dengan produk baik dari sisi fitur, layanan, dan kemudahan akses
dan transaksinya bagi para pelanggan,
- Bank juga senantiasa memperkuat sistim pengelolaan dan pengembangan organisasi
dan SDM, serta sistem Teknologi Informasi Pelayanan dan Operasi Perbankan,
- Bank memberikan pelayanan jasa perbankan yang terbaik dan tepat sesuai dengan
prinsip penerapan Manajemen Risiko yang baik, terbuka, prudent dan memenuhi
kaidah GCG,
Bank Garansi
Pembukaan L/C
Kredit Investasi
Kredit Modal Kerja
Kredit Konsumsi
Kredit Multi Guna Kredit Kepemilikan Rumah Kredit Kepemilikan Mobil
18 | P a g e
- Bank melakukan pengembangan dan citra persepsi perusahaan sebagai Perbankan
menengah kelas nasional yang berkontribusi langsung terhadap pengembangan kualitas
pertumbuhan ekonomi dengan menjaga baik reputasi, pelayanan serta unsur kehati-
hatian dalam pengelolaan usaha yang berpijak pada kearifan lokal.
Budaya dan Nilai Bank
1. Komitmen,
Komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Kompetensi,
Meningkatkan kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing - masing.
3. Kerjasama,
Kerjasama yang solid di dalam tim.
4. Keterbukaan,
Keterbukaan dalam mengungkapkan informasi yang relevan serta di dalam proses
pengambilan keputusan.
5. Kejujuran,
Dalam setiap pelaksanaan aktivitas berlandaskan kejujuran.
D. Struktur Organisasi
Terdapat perubahan struktur organisasi pada tahun 2015 dengan adanya penambahan Bagian
Treasury sebagai satuan kerja sesuai dengan Surat Keputusan Internal Bank nomor 014/SK-
BMD/DIR/2015 tentang Struktur Organisasi PT Bank Mestika Dharma Tbk dan juga
perubahan susunan Dewan Komisaris, sesuai dengan Surat Keputusan No. 011/SK-
BMD/DIR/2015 tentang Pembagian Tugas Sementara Dewan Komisaris Sehubungan
dengan Wafatnya Komisaris Independen (Bp. Boing Sudrajat). Maka, struktur organisasi
terbaru sebagai berikut :
19 | P a g e
20 | P a g e
Witarsa Oemar, Presiden Komisaris
Warga Negara Indonesia, 66 tahun, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1974.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 28 Juni
2004 dan kembali ditunjuk sebagai Presiden Komisaris sesuai
hasil RUPS berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010
serta penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan
sebagai Presiden Komisaris sesuai hasil RUPSLB yang
tertuang dalam Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
E. Biografi Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris
Pelatihan selama tahun 2015
Jan-15 Training Service With Care
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar"
Generali Sales Kick Off 2015
May-15 Executive Development Program
Pengalaman Kerja
1969 - 1974 Kepala Pabrik di Timur Plastik
1974 - 1996 Staff Pengajar Jurusan Akuntansi
1974 - 1976 Staff Departemen Administrasi PT Raja Garuda Mas
1976 - 1979 Kepala Audit PT Raja Garuda Mas
1979 - 1985 Direktur Muda I PT Raja Garuda Mas
1985 - 1988 Direktur Eksekutif I PT Raja Garuda Mas
1988 - 1990 Deputy Managing Director PT Raja Garuda Mas
1991 - 2004 Wakil Presiden Komisaris PT Bank Mestika Dharma
1994 - 2009 Komisaris PT Trimitra Sumberbuana
2003 - sekarang Komisaris Utama PT Pinang Witmas Sejati
2004 - 2013 Presiden Komisaris PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Presiden Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
21 | P a g e
Pelatihan selama tahun 2015
Feb-15 Treasury And Basel Iii : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel
III
Jan-15 Training Service With Care
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar"
Generali Sales Kick Off 2015
May-15 Executive Development Program
Pengalaman Kerja
1982 - 1984 Direktur PT Adipoetra
1978 - 2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
1986 - 1994 Direktur PT Cahaya Pharmin Pulau Siberut
1997 - sekarang Direktur Utama PT Mestika Benua Mas
2013 - sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Indra Halim, Komisaris
Warga Negara Indonesia, 63 tahun, memperoleh gelar Sarjana
Muda (Vor Diplom) dari Technische Hochscule Darmstadt,
Jerman pada tahun 1974, gelar Sarjana (Diplom Ingeneur) dari
Technische Hochscule Darmstadt, Jerman pada tahun 1978.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 28 Juni
2004 dan kembali ditunjuk sebagai Komisaris sesuai hasil
RUPS berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010 serta
penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan sebagai
Komisaris sesuai hasil RUPSLB yang tertuang dalam Akta
No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
22 | P a g e
Pelatihan selama tahun 2015
Jan-15 Training Service With Care
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar"
Generali Sales Kick Off 2015
May-15 Executive Development Program
Pengalaman Kerja
1965 - 1971 Pemeriksa pada Kantor Akuntan Negara Departemen Keuangan
1971 - 1983 Kepala Seksi Bidang Agraris pada DJPKN/BPKP
1984 - 2008 Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU
1995 - 1999 Anggota Dewan Audit PT Bank Mestika Dharma
1984 - sekarang Pimpinan Kantor Akuntan Publik Drs. Katio & Rekan
2000 - 2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Katio, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 72 tahun, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara,
Medan pada tahun 1971, gelar Magister Manajemen Jurusan
Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun
1999.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 11 Mei
2009 dan kembali ditunjuk sebagai Komisaris Independen
sesuai hasil RUPS berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus
2010 serta penegasan kembali mengenai penetapan masa
jabatan sebagai Komisaris Independen sesuai hasil RUPSLB
yang tertuang dalam Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
23 | P a g e
Achmad S Kartasasmita, Presiden Direktur
Warga Negara Indonesia, 55 tahun, memperoleh gelar Sarjana
Business in Finance dari University of South Florida, Tampa,
Florida, USA pada tahun 1987, gelar Sarjana MBA in
International Management dari Golden Gate University, San
Fransisco, California, USA pada tahun 1990.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 02
Agustus 2010 dan ditunjuk sebagai Presiden Direktur sesuai
hasil RUPS berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010
serta penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan
sebagai Presiden Direktur sesuai hasil RUPSLB yang tertuang
dalam Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
Dewan Direksi
Pengalaman Kerja
1987 -1988 Asisten Marketing Manager di PT Putra Jaya Agung Surabaya
1990 - 1992 Relationship Officer PT ABN AMRO Leasing Indonesia
1992 - 1994 Credit and Marketing Manager PT ABN AMRO Finance Indonesia
1994 - 1996 Corporate Banking Team Leader ABN AMRO Bank, Jakarta
1996 - 2001 Branch Manager ABN AMRO Bank, Bandung
2001 - 2002 National Commercial Business Manager ABN AMRO Bank, Jakarta
2002 - 2003 Head of Commercial Banking Product Development ABN AMRO Bank, Jakarta
2003 - 2005 Head of Commercial Banking ABN AMRO Bank, Jakarta
2005 - 2005 Head of Branch Banking and Forex Sales ABN AMRO Bank, Jakarta
2003 - 2006 President Director PT ABN AMRO Finance Indonesia
2006 - 2007 Head of SME Banking ABN AMRO Bank, Jakarta
2007 - 2009 Associate Consultant New Frontiers Solutions
2008 - 2010 Associate Consultant PT Daya Dimensi Indonesia
2009 - 2010 Associate Consultant Wealth Management Division of Karim Business Consulting
2010 - 2013 President Director of PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang President Director of PT Bank Mestika Dharma Tbk
24 | P a g e
Pelatihan selama tahun 2015
Feb-15 Treasury And Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel III
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali
Sales Kick Off 2015
May-15 Sales Workshop With Generali Indonesia
Jun-15 Seminar "Financial Literacy To Support Financial Inclusion"
Jun-15 Sosialisasi PBI No. 17/6/PBI/2015, Sosialisasi PBI No. 17/5/PBI/2015, Sosialisasi PBI
No. 17/3/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/11/Dksp, Sosialisasi PBI No.
17/7/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/16/Dpm
Jul-15 CEO Meeting Produk Tabungan
Sep-15 Sosialisasi POJK Terbaru : Sosialisasi POJK No. 10/POJK.03/2015 Tentang Penerbitan
Sertifikat Deposito oleh Bank, Sosialisasi POJK No. 11/POJK.03/2015 Tentang
Ketentuan Kehati-Hatian Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank
Umum, Sosialisasi Surat OJK Perihal Penerapan PP No. 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sisten dan Transaksi Elektronik (Pp-Pste)
25 | P a g e
Pengalaman Kerja
1978 - 1991 Direktur Muda PT Bank Mestika Dharma
1991 - 2013 Wakil Presiden Direktur PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Wakil Presiden Direktur PT Bank Mestika Dharma Tbk
Pelatihan selama tahun 2015
Feb-15 Treasury And Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel III
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali
Sales Kick Off 2015
Jun-15 Sosialisasi PBI No. 17/6/PBI/2015, Sosialisasi PBI No. 17/5/PBI/2015, Sosialisasi PBI
No. 17/3/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/11/Dksp, Sosialisasi PBI No.
17/7/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/16/Dpm
Sep-15 Sosialisasi POJK Terbaru : Sosialisasi POJK No. 10/POJK.03/2015 Tentang Penerbitan
Sertifikat Deposito Oleh Bank, Sosialisasi POJK No.11/POJK.03/2015 Tentang
Ketentuan Kehati-Hatian dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank
Umum, Sosialisasi Surat OJK Perihal Penerapan PP No. 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sisten dan Transaksi Elektronik (Pp-Pste)
Dec-15 Sosialisasi PBI No.17/15/PBI/2015
Hendra Halim, Wakil Presiden Direktur
Warga Negara Indonesia, 62 tahun, memperoleh gelar Sarjana
Muda (Vor Diplom) dari Technishe Hochschule Darmsradt,
Jerman Barat pada tahun 1974 dan gelar Sarjana Diplom dari
Technishe Hochschule Darmsradt, Jerman Barat 1978.
Ditunjuk sebagai Wakil Presiden Direktur sesuai hasil RUPS
berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010 serta
penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan sebagai
Wakil Presiden Direktur sesuai hasil RUPSLB yang tertuang
dalam Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
26 | P a g e
Pelatihan selama tahun 2015
Feb-15 Treasury And Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel III
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali Sales
Kick Off 2015
Jun-15 Sosialisasi PBI No. 17/6/PBI/2015, Sosialisasi PBI No. 17/5/PBI/2015, Sosialisasi PBI
No. 17/3/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/11/Dksp, Sosialisasi PBI No. 17/7/PBI/2015,
Sosialisasi SE BI No. 17/16/Dpm
Aug-15 Training Perpajakan Mengenal dan Menyikapi Program Reiventing Policy (Sunset Policy
Jilid II) Dan Tata Cara Pembetulan SPT Tahunan/Masa Serta Menyosong Era E-Faktur
dan Implementasi E-Faktur dan E-Spt Ppn Melalui Aplikasi E-Faktur Tahun 2015"
Sep-15 Seminar Bijak Ber-Elektronik Banking
Sep-15 Sosialisasi POJK Terbaru : Sosialisasi POJK No.10/POJK.03/2015 Tentang Penerbitan
Sertifikat Deposito Oleh Bank, Sosialisasi POJK No.11/POJK.03/2015 Tentang
Ketentuan Kehati-hatian dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank
Umum, Sosialisasi Surat OJK Perihal Penerapan PP No.82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Pp-Pste)
Sep-15 Sosialisasi Pencegahan Fraud, Tindak Pidana Perbankan Dan Penjelasan Hasil Uji Materi
Makamah Konstitusi Putusan Nomor 109/PUU-XII/2014
Oct-15 Tata Kelola Persuratan dan Kearsipan Perbankan
Dec-15 Sosialisasi PBI No.17/15/PBI/2015
Pengalaman Kerja
1989 - 1991 Staff Budget & Cost Control PT Raja Garuda Mas Forrestry Department
1991 - 1993 Wakil Kepala Bagian Akuntansi PT Bank Mestika Dharma
1993 - 1995 Kepala Bagian Akuntansi PT Bank Mestika Dharma
1995 - 2004 Kepala SKAI PT Bank Mestika Dharma
2004 - 2013 Direktur Kepatuhan PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Direktur Kepatuhan PT Bank Mestika Dharma Tbk
Andy, Direktur Kepatuhan
Warga Negara Indonesia, 49 tahun, memperoleh gelar Sarjana S1
Ekonomi Akuntansi dari Universitas Dhama Agung Medan pada
tahun 1990 dan gelar MBA dari LBM Global & Washington
International University pada tahun 2002
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 28 Juni
2004 dan ditunjuk sebagai Direktur Kepatuhan sesuai hasil RUPS
berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010 serta
penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan sebagai
Direktur Kepatuhan sesuai hasil RUPSLB yang tertuang dalam
Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
27 | P a g e
Yusri Hadi, Direktur Umum (Direktur Tidak Terafiliasi)
Warga Negara Indonesia, 62 tahun, memperoleh gelar Sarjana
S1 Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun
1981 dan gelar Master of Business Administration dari JIMS
Jakarta pada tahun 1999.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 29 Maret
2010 dan ditunjuk sebagai Direktur Umum sesuai hasil RUPS
berdasarkan Akta No. 99 tanggal 25 Agustus 2010 serta
penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan sebagai
Direktur Umum sesuai hasil RUPSLB yang tertuang dalam Akta
No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
Pelatihan selama tahun 2015
Feb-15 Treasury And Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel III
Mar-15 Workshop Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali Sales Kick
Off 2015
May-15 Sales Workshop with Generali Indonesia
Jun-15 Sosialisasi PBI No.17/6/PBI/2015, Sosialisasi Pbi No.17/5/PBI/2015, Sosialisasi PBI
No.17/3/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No.17/11/Dksp, Sosialisasi PBI No. 17/7/PBI/2015,
Sosialisasi SE BI No.17/16/Dpm
Aug-15 Corporate Governance
Sep-15 Sosialisasi POJK Terbaru : Sosialisasi POJK No.10/POJK.03/2015 Tentang Penerbitan Sertifikat
Deposito Oleh Bank, Sosialisasi POJK No.11/POJK.03/2015 Tentang Ketentuan Kehati-Hatian
Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank Umum, Sosialisasi Surat OJK
Perihal Penerapan PP No.82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sisten Dan Transaksi
Elektronik (Pp-Pste)
Oct-15 Tata Kelola Persuratan dan Kearsipan Perbankan
Dec-15 Sosialisasi PBI No.17/15/PBI/2015
Pengalaman Kerja
1981 – 1982 Calon Pegawai Muda BI Angkatan VII di Jakarta
1982 – 1984 Staf Bagian Kredit BI KP Jakarta
1984 – 1990 Staf di Direktorat Pengawasan Intern BI KP Jakarta
1990 – 1995 Kepala Seksi BI KC Medan (KS – Gol IV)
1995 - 1997 Pemeriksa Intern Muda di Direktorat Pengawasan Intern BI KP Jakarta
1997 – 1999 Pengawas Bank Madya di Direktorat Pengawasan Bank 1 BI KP Jakarta
1999 – 2003 Investigator Senior di Unit Khusus Investigasi Perbankan BI KP Jakarta
2003 – 2005 Pengawas Bank Eksekutif KBI Surabaya
2005 – 2009 Pengawas Bank Madya Senior KBI Medan
2010 – 20136 Direktur Umum PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Direktur Umum PT Bank Mestika Dharma Tbk
28 | P a g e
Harun Ansari, Direktur Operasional
Warga Negara Indonesia, 52 tahun, memperoleh gelar Sarjana
S1 Ekonomi Manajemen pada tahun 2010.
Memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 19 Juni
2014 perihal hasil fit and proper test dan ditunjuk sebagai
Direktur Operasional sesuai hasil RUPS yang terlampir dalam
Akta yang disahkan Kemenhumkam No. 1 tanggal 3 Juli 2014
serta penegasan kembali mengenai penetapan masa jabatan
sebagai Direktur Operasional sesuai hasil RUPSLB yang
tertuang dalam Akta No. 02 tanggal 21 Mei 2015.
Pelatihan selama tahun 2015
Jun-15 Sosialisasi PBI No. 17/6/PBI/2015, Sosialisasi PBI No. 17/5/PBI/2015, Sosialisasi PBI No.
17/3/PBI/2015, Sosialisasi SE BI No. 17/11/Dksp, Sosialisasi PBI No. 17/7/PBI/2015,
Sosialisasi SE BI No. 17/16/Dpm
Sep-15 Sosialisasi POJK Terbaru : Sosialisasi POJK No.10/POJK.03/2015 Tentang Penerbitan
Sertifikat Deposito Oleh Bank, Sosialisasi Pojk No.11/POJK.03/2015 Tentang Ketentuan
Kehati-hatian Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank Umum, Sosialisasi
Surat OJK Perihal Penerapan Pp No.82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan
Transaksi Elektronik (Pp-Pste)
Dec-15 Sosialisasi PBI No.17/15/PBI/2015
Dec-15 Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah dan Cara Memperlakukan Uang
Pengalaman Kerja
1989 - 1990 Staff Giro & Kliring PT Bank Mestika Dharma
1990 - 1993 Kepala Seksi Kredit Umum PT Bank Mestika Dharma
1993 - 2009 Kepala Bagian Remedial PT Bank Mestika Dharma
2009 - 2013 Kepala Divisi Operasional PT Bank Mestika Dharma
2013 - 2014 Kepala Divisi Operasional PT Bank Mestika Dharma
2014 - sekarang Direktur Operasional PT Bank Mestika Dharma Tbk
29 | P a g e
Susunan Manajemen Eksekutif
Kepala Divisi Marketing Albertus M Dooradi
Pelatihan Tahun 2015
1-Dec-15 Executive Development Program Markplus Institute : Strategic Thinking
9-Feb-15 Executive Development Program Markplus Institute : Tactical Execution
16-Mar-15 Executive Development Program Markplus Institute : Achievement Orientation
21-Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali Sales
Kick Off 2015
28-Apr-15 Executive Development Program Markplus Institute : Mastering Responsibility as a Leader
27-May-15 Executive Development Program Markplus Institute : Final Report and Presentation
29-May-15 Sales Workshop with Generali Indonesia
24-Aug-15 Sosialisasi dan Rencana Kegiatan Aktivasi Produk Tabungan Siswa (Simpel/Simpel iB)
Kepala Divisi Bussiness Development John Tahun Pendidikan Formal
1995 S-1 Ekonomi Manajemen
Pengalaman Kerja
1989 Kasie Gudang Stock Sekolah PKMI P.Siantar
1995 - 1996 Kepala Seksi Kredit dan Marketing KCP P. Siantar PT Bank
Mestika Dharma
1996 - 2002 Wakil Pimpinan KCP P. Siantar PT Bank Mestika Dharma
2002 - 2009 Pimpinan KCP P. Siantar PT Bank Mestika Dharma
2009 - 2011 Pimpinan KCP P. Sidimpuan PT Bank Mestika Dharma
2012 - 2013 Kepala Divisi Bussiness Development PT Bank Mestika
Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Bussiness Development PT Bank Mestika
Dharma Tbk
Pelatihan Tahun 2015
15-Jan-15 Executive Development Program Markplus Institute : Strategic Thinking
15-Feb-15 Treasury and Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury dan Basel III
15-Feb-15 Executive Development Program Markplus Institute : Tactical Execution
15-Mar-15 Executive Development Program Markplus Institute : Achievement Orientation
21-Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali Sales
Kick Off 2015
15-Apr-15 Executive Development Program Markplus Institute : Mastering Responsibility as a Leader
15-May-15 Executive Development Program Markplus Institute : Final Report and Presentation
15-Dec-15 Mastering MS Excel 2013 Full Package Mastering Series (MOUS-2013-102)
Tahun Pendidikan Formal
2000 S-1 Ilmu Sosial dan Politik
Pengalaman Kerja
1997 - 1999 PT Freeport Indonesia
2000 - 2005 Sales Manager Standart Chartered Bank
2005 - 2006 National Sales Manager ABN AMRO Bank
2006 - 2007 Assistant Vice President Marketing Card Bank Danamon
2007 - 2012
Vice President Retail Banking and Wealth Management
HSBC
2012 - 2013 Kepala Divisi Marketing PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Marketing PT Bank Mestika Dharma Tbk
30 | P a g e
Kepala Divisi Human Capital Rita Ana
Kepala Divisi Operasional Johan Tahun Pendidikan Formal
2013 S-2 Magister Manajemen
Pengalaman Kerja
1997 - 2003 Staff Back Office
2003 - 2007
Pimpinan KCP Sutomo Serdang - Medan, PT Bank
Mestika Dharma
2007 - 2011 Kabag Operasional PT Bank Mestika Dharma
2011 - 2014 Koordinator Wilayah Sumut
2014 - sekarang
Kepala Divisi Operasional PT Bank Mestika Dharma
Tbk
Pelatihan Tahun 2015
01-Dec-15 Executive Development Program Markplus Institute : Strategic Thinking
02-Jul-15 Treasury and Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury dan Basel III
02-Sep-15 Executive Development Program Markplus Institute : Tactical Execution
03-Mar-15 Sosialisasi Aplikasi Sistem Peserta Kliring (SPK) SKN-BI GEN II
16-Mar-15 Executive Development Program Markplus Institute : Achievement Orientation
21-Mar-15 Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali Sales
Kick Off 2015
28-Apr-15 Executive Development Program Markplus Institute : Mastering Responsibility as a Leader
25-May-15 Executive Development Program Markplus Institute : Final Report and Presentation
27-May-15 Training Markplus "Executive Development Program"
14-Aug-15 Training Markplus "Mentoring Program"
17-Sep-15
Sosialisasi POJK Terbaru Tentang Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank (No.
10/POJK.03/2015), Ketentuan Kehati-hatian Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional
Bagi bank Umum (No. 11/POJK.03/2015), Surat OJK Perihal Penerapan PP No. 82 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi dan Transaksi Elektronik (PP-STE)
Tahun Pendidikan Formal
2003 S-1 Ekonomi Manajemen
Pengalaman Kerja
1999 - 2000 Sekretaris Direksi PT Bank Mestika Dharma
2000 - 2013 Kepala Bagian Human Resource and General Affair
PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Human Capital PT Bank Mestika Dharma
Tbk Pelatihan Tahun 2015
15-Jan-15 Executive Development Program Markplus Institute :
Strategic Thinking
15-Feb-15 Treasury and Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury dan Basel III
15-Feb-15 Executive Development Program Markplus Institute : Tactical Execution
15-Mar-15 Executive Development Program Markplus Institute : Achievement Orientation
15-Apr-15 Executive Development Program Markplus Institute : Mastering Responsibility as a Leader
15-May-15 Executive Development Program Markplus Institute : Final Report and Presentation
15-Jun-15 Seminar Jaminan Pensiun Nasional
15-Jun-15 Sosialisasi PBI No.17/6/PBI/2015, PBI No.17/5/PBI/2015, PBI No.17/3/PBI/2015, SE BI
No.17/11/DKSP, PBI No. 17/7/PBI/2015,dan SE BI No.17/16/DPM
31 | P a g e
Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Limin
2009 - 2011 Kepala Bagian Manajemen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mestika Dharma
2011 - 2012 Kepala Bagian Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank Mestika Dharma
2012 - 2013 Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika Dharma Tbk
Pelatihan Tahun 2015
7-Feb-15 Treasury And Basel Iii : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel Iii
3-Jun-15
Fgd, Sosialisasi & Diskusi Panel Tentang Ojk Whistleblowing System Serta
Program Pengendalian Gratifikasi
18-Aug-15 Corporate Governance
22-Sep-15
Sosialisasi Pencegahan Fraud, Tindak Pidana Perbankan Dan Penjelasan Hasil Uji
Materi Makamah Konstitusi Putusan Nomor 109/Puu-Xii/2014
21-Oct-15 National Anti Fraud Conference (Nafc) 2015
Kepala Divisi Kredit Ratna Juwita Tahun Pendidikan Formal
2013 S-2 Manajemen
Pengalaman Kerja
1995 - 1998 Staff Teller KCP Cirebon-Medan PT Bank Mestika Dharma
1998 - 2000 Staff CS KCP Sumatera-Medan PT Bank Mestika Dharma
2000 - 2002
Staff Marketing KCP Sumatera-Medan PT Bank Mestika
Dharma
2002 - 2009 Pimpinan KCP Brayan-Medan PT Bank Mestika Dharma
2009 - 2010 Kasie Kredit PT Bank Mestika Dharma
2010 PJS Kadiv Kredit PT Bank Mestika Dharma
2010 - 2013 Kepala Divisi Kredit PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Kredit PT Bank Mestika Dharma Tbk
Pelatihan Tahun 2015
12-Jan-15 Executive Development Program Markplus Institute : Strategic Thinking
7-Feb-15 Treasury and Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury dan Basel III
9-Feb-15 Executive Development Program Markplus Institute : Tactical Execution
16-Mar-15 Executive Development Program Markplus Institute : Achievement Orientation
28-Apr-15 Executive Development Program Markplus Institute : Mastering Responsibility as a
Leader
27-May-15 Executive Development Program Markplus Institute : Final Report and Presentation
14-Aug-15 Training Markplus "Mentoring Program"
28-Sep-15 Mastering MS Excel 2013 Full Package Mastering Series (MOUS-2013-102)
Tahun Pendidikan Formal
2011 S-2 Magister Manajemen
2013 Certified Fraud Examiner
Pengalaman Kerja
1994 - 1997 Account Officer PT Intan Tangguharta Finance Medan
1997 - 1998 Staff Exim BCA Medan
1998 - 2002 Staff PSO ABN AMRO Bank Medan
2003 - 2004 Auditor PT Bank Mestika Dharma
2004 - 2005 Risk Management Officer PT Bank Mestika Dharma
2005 - 2006 Kasie Risk Management Unit PT Bank Mestika Dharma
2006 - 2008 Kasie Managemen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mestika
Dharma
32 | P a g e
F. Deskripsi Pengembangan Karyawan
Demi pengembangan dan peningkatan Bank Mestika kedepannya diperlukan adanya
Sumber Daya Manusia yang mumpuni di bidangnya. Untuk itu, Bank Mestika telah
membentuk “AKADEMI MESTIKA” yang menjalankan program Perencanaan
Kebutuhan dan Pengembangan Pegawai dan Program Pendidikan yang terarah sejalan
dengan visi dan misi perusahaan.
Pada tahun 2015, jumlah karyawan Bank Mestika sebanyak 1,293 orang yang tersebar pada
seluruh kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas untuk
melayani seluruh pemangku kepentingan. Dana pelatihan dan pendidikan yang
direalisasikan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 7,141 juta. Realisasi program pelatihan
dan pendidikan terhadap karyawan yang telah dilakukan sepanjang 2015, antara lain :
1. Sertifikasi manajemen risiko dan penyegarannya;
2. Training APU & PPT (Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme);
3. Sosialisasi SOP Service Quality, beauty class dan pelatihan standarisasi layanan
perbankan;
4. Sosialisasi KPI (Key Performance Indicator);
5. Sosialisasi Norma Ketenagakerjaan;
6. Training Teknik Komunikasi & Public Relation;
7. Training terkait dengan Audit dan Anti Fraud;
8. Training Basic Accounting & Economy Macro;
9. Training Development Leadership Program, dan Executive Development Program;
10. Training Mestika Marketing Development Program (MMDP);
11. Training It's Time to Be Real Profesional Secretary;
12. Training Human Capital, Legal, Quality Assurance & Back Office;
13. Sosialisasi Produk Bancassurance Generali dan Produk Funding Bank Mestika serta
strategi pemasarannya;
14. Training terkait Teknologi Sistim Informasi;
15. Training Treasury And Basel III : Strategic Planning Implementasi Treasury Dan Basel
III;
16. Training Account Officer, Credit Marketing for Branch Manager, Pembiayaan Sektor
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit, dan training kredit lainnya;
17. Pelatihan lainnya terkait dengan Pelaporan Bank, Ketentuan Perbankan, Akuntansi,
Perpajakan, dan sebagainya.
33 | P a g e
Sesuai dengan PBI No.11/19/PBI/2009 sebagaimana yang telah diubah menjadi
No.12/7/PBI/2010 tentang “Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat
Bank Umum”, Bank telah melaksanakan ketentuan Sertifikasi Manajemen Risiko
terhadap semua Pengurus dan Pejabat Bank. Sepanjang tahun 2015, karyawan yang telah
disertifikasi sebanyak 47 orang yaitu untuk Level I sebanyak 44 orang, Level II sebanyak
2 orang, dan Level III sebanyak 1 orang. Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko
sebanyak 79 orang pada tahun 2015.
G. Struktur Kelompok Usaha
SUSUNAN KEPEMILIKAN PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
1 PT Mestika Benua Mas 89.44 %
- Zulkifli Halim (US)
- Indra Halim (US)
- Hendra Halim (US)
- Benny Halim (US)
- Nursalim (US)
- Adipoetra Halim (US)
- Dharmapoetra Halim (US)
- Syahpoetra Halim (US)
- Retno Dewi Tjiupek (US)
16.67 %
16.67 %
16.67 %
16.67 %
16.67 %
4.19 %
4.19 %
4.19 %
4.19 %
4.10 %
2 Perorangan 0.05 %
3 Publik 10.51 %
Benny Halim 16.67 %
Zulkifli Halim 16.67%
Indra Halim 16.67%
Hendra Halim 16.67%
Nursalim 16.67 %
Adipoetra Halim 4.19 %
Dharmapoetra Halim 4.19 %
Syahpoetra Halim 4.19 %
Retno Dewi Tjiupek 4.10%
PT Mestika Benua Mas 89.44%
Perorangan 0.05%
PT Bank Mestika Dharma Tbk
Publik 10.51%
34 | P a g e
Keterangan:
Modal disetor Bank sebesar Rp 818.018 miliar, dengan perincian 89.44% saham dimiliki
oleh PT Mestika Benua Mas, 10.51% saham dimiliki oleh masyarakat dan 0.05% saham
dimiliki oleh perorangan. PT Mestika Benua Mas hanya memiliki penyertaan pada PT Bank
Mestika Dharma Tbk dan PT Wahana Andamari.
PT Bank Mestika Dharma Tbk sampai saat ini tidak mempunyai anak perusahaan ataupun
kelompok-kelompok usaha lainnya sehingga tidak terdapat informasi mengenai aktivitas
dari kelompok usaha tersebut.
Susunan Kepengurusan tahun 2015
Dewan Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Presiden Komisaris : Witarsa Oemar
Komisaris : Indra Halim
Komisaris Independen : Katio
Komisaris Independen : Boing Sudrajat*
(*Bp. Boing Sudrajat meninggal dunia pada tanggal 4 Juli 2015)
Direksi PT Bank Mestika Dharma Tbk
Presiden Direktur : Achmad S Kartasasmita
Wakil Presiden Direktur : Hendra Halim
Direktur Operasional : Harun Ansari
Direktur Umum : Yusri Hadi
Direktur Kepatuhan : Andy
Dewan Komisaris PT Mestika Benua Mas
Komisaris Utama : Zulkifli Halim
Komisaris : Nursalim
PT Mestika Benua Mas
PT Bank Mestika Dharma Tbk (89.44 %)
PT Wahana Andamari (50 %)
35 | P a g e
Direksi PT Mestika Benua Mas
Direktur Utama : Indra Halim
Wakil Direktur Utama : Sanusi Halim
Direktur : Benny Halim
Pemegang Saham PT Bank Mestika Dharma Tbk & Perusahaan yang dimiliki No. Nama Perusahaan yang dimiliki Saham (%)
1 Sanusi Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Bina Sawit Nusantara 14%
2 Hendra Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Bina Segar Agung 20%
PT Palm Trimitra Indotama 14%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Bogaindo Sukses Mandiri 24%
PT Mega Indo Perkasa 25%
PT Bina Sawit Nusantara 12.50%
PT Intiland Wahana Cemerlang
PT Sumber Prima Perkasa
PT Cahaya Dharma Anugerah
20%
10%
10%
3 Indra Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Bina Segar Agung 15%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
PT Mega Mas Plaza Bangunan 19%
PT Graha Surya Perkasa 13.81%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Mega Indo Perkasa 40%
PT Bina Sawit Nusantara 12.5%
PT Putramega Deli Indah
PT Cahaya Dharma Anugerah
26,80%
10%
4 Dr Zulkifli Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Palmtrimitra Indonesia 7%
RS Deli 5%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Mega Indo Perkasa 35%
PT Bina Sawit Nusantara
PT Cahaya Dharma Anugerah
12.50%
10%
5 Benny Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
CV Citra Surya Energy 50%
PT Mestika Garuda Mas
PT Cahaya Dharma Anugerah
10%
10%
6 Nursalim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
36 | P a g e
PT Sierah Betung Indah 10%
7 PT Mestika Benua Mas
- Hendra Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Bina Segar Agung 20%
PT Palm Trimitra Indotama 14%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Bogaindo Sukses Mandiri 24%
PT Mega Indo Perkasa 25%
PT Bina Sawit Nusantara 12.50%
PT Intiland Wahana Cemerlang
PT Sumber Prima Perkasa
PT Cahaya Dharma Anugerah
20%
10%
10%
- Dr Zulkifli Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
RS Deli 5%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Mega Indo Perkasa 35%
PT Bina Sawit Nusantara
PT Cahaya Dharma Anugerah
12.50%
10%
- Benny Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
CV Citra Surya Energy 50%
PT Mestika Garuda Mas
PT Cahaya Dharma Anugerah
10%
10%
- Indra Halim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Bina Segar Agung 15%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
PT Mega Mas Plaza Bangunan 19%
PT Graha Surya Perkasa 13.81%
PT Sierah Betung Indah 10%
PT Mega Indo Perkasa 40%
PT Bina Sawit Nusantara 12.5%
PT Putramega Deli Indah
PT Cahaya Dharma Anugerah
26,80%
10%
- Nursalim :
PT Bank Mestika Dharma Tbk 0.01%
PT Mestika Benua Mas 16.67%
PT Palm Trimitra Indotama 7%
PT Sierah Betung Indah 10%
- Dharmapoetra Halim :
PT Mestika Benua Mas 4.19%
PT Kerinci Business Centre 25%
PT Bursa Konstruksi Sejati 85%
PT Bangun Sukses Persada 15%
- Adipoetra Halim : PT Mestika Benua Mas 4.19%
- Syahpoetra Halim : PT Mestika Benua Mas 4.19%
- Retno Dewi Tjiupek : PT Mestika Benua Mas 4.10%
37 | P a g e
Status Pengurus Bank pada setiap Perusahaan Terafiliasi
No. Nama Perusahaan yang dimiliki Status
1 Hendra Halim
PT Bank Mestika Dharma Tbk Wakil Presiden Direktur
PT Mestika Benua Mas Pemegang Saham
PT Bina Segar Agung Pemegang Saham
PT Palm Trimitra Indotama Pemegang Saham
PT Sierah Betung Indah Pemegang Saham
PT Bogaindo Sukses Mandiri Pemegang Saham
PT Mega Indo Perkasa Pemegang Saham
PT Bina Sawit Nusantara Pemegang Saham
PT Intiland Wahana Cemerlang
PT Sumber Prima Perkasa
PT Cahaya Dharma Anugerah
Pemegang Saham
Pemegang Saham
Pemegang Saham
2 Indra Halim
PT Bank Mestika Dharma Tbk Komisaris
PT Mestika Benua Mas Direktur Utama
PT Bina Segar Agung Pemegang Saham
PT Palm Trimitra Indotama Pemegang Saham
PT Mega Mas Plaza Bangunan Pemegang Saham
PT Graha Surya Perkasa Pemegang Saham
PT Sierah Betung Indah Pemegang Saham
PT Mega Indo Perkasa Pemegang Saham
PT Bina Sawit Nusantara Pemegang Saham
PT Putramega Deli Indah
PT Cahaya Dharma Anugerah
Pemegang Saham
Pemegang Saham
Rincian Kegiatan Usaha Perusahaan Terkait
Nama Perusahaan Kegiatan Usaha
PT Mestika Benua Mas Perusahaan bergerak dibidang penyewaan mobil
PT Sierah Betung Indah Perkebunan Sawit
PT Bina Segar Agung Developer
PT Palm Trimitra Indotama Pabrik pengolahan PKO
PT Mega Mas Plaza Bangunan Perdagangan, Distribusi
PT Graha Surya Perkasa Perdagangan, Eceran
PT Boga Indo Sukses Mandiri Jasa Usaha Lainnya
RS Deli Rumah Sakit
PT Kerinci Business Centre Properti
PT Mega Indo Perkasa Properti
PT Bina Sawit Nusantara Pabrik Kelapa Sawit
CV Citra Surya Energy Water Treatment
PT Mestika Garuda Mas Perdagangan Eceran
PT Putramega Deli Indah Properti
PT Intiland Wahana Cemerlang Properti
PT Cahaya Dharma Anugerah Sekolah/Pendidikan
PT Sumber Prima Perkasa Properti
38 | P a g e
Pihak-pihak berelasi terdiri dari:
Pihak Berelasi Sifat Hubungan Berelasi Transaksi
Karyawan Kunci Perorangan karena hubungan
pengurusan
Tabungan, Giro, Deposito, Kredit
yang diberikan, Pendapatan bunga,
Beban bunga
Ny. Janny Halim Perorangan karena keterkaitan
dengan kepemilikan
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
Ny. Maidy Valeria Kusmana Perorangan karena keterkaitan
dengan kepemilikan
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
PT Bina Sawit Nusantara Entitas Afiliasi Giro, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
PT Cinta Damai Entitas Afiliasi Giro, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
PT Mestika Benua Mas Induk Perusahaan Giro, Deposito, Beban bunga
PT Palmtrimitra Indotama Entitas Afiliasi Kredit yang diberikan dan
Pendapatan bunga
PT Sierah Betung Indah Entitas Afiliasi Giro dan Beban bunga
PT Wahana Andamari Entitas Afiliasi Giro, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
Transaksi dengan pihak berealisasi adalah sebagai berikut :
Kredit yang diberikan
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
PT Wahana Andamari 14,895,351,688 0.16 19,230,719,826 0.22 23,965,353,187 0.30
PT Palmtrimitra Indotama 16,181,157,578 0.17 11,108,099,783 0.13 13,774,478,867 0.17
PT Bina Sawit Nusantara 4,162,536,203 0.04 9,789,388,727 0.11 14,765,124,583 0.19
Karyawan Kunci 3,642,028,174 0.04 3,567,977,659 0.04 3,012,950,147 0.04
PT Cinta Damai 856,591,594 0.01 1,144,675,516 0.01 -
Ny. Janny Halim 939,172,055 0.01 969,171,671 0.01 913,741,381 0.01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 140,182,672 0.00 306,432,461 - 452,794,170 0.01
40,817,019,964 46,116,465,643 56,884,442,335
(sebagai persentase terhadap jumlah aset)
Simpanan
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
Tabungan 7,305,573,900 11,309,595,249 10,415,620,473
Karyawan Kunci 7,287,220,570 0.10 11,305,613,778 0.17 10,411,220,609 0.17
Ny. Janny Halim 1,342,020 0.00 2,066,735 0.00 2,774,071 0.00
Ny. Maidy Valeria Kusmana 17,011,310 0.00 1,914,736 0.00 1,625,793 0.00
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
Deposito 45,409,886,562 21,521,729,707 7,999,770,661 0.13
Karyawan Kunci 40,409,886,562 0.57 11,521,729,707 0.18 0 0.00
PT Mestika Benua Mas 5,000,000,000 0.07 10,000,000,000 0.15 7,999,770,661
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
Giro 4,123,774,881 4,360,249,141 4,576,351,143
PT Mestika Benua Mas 436,441,500 0.01 1,624,924,550 0.02 3,787,055,870 0.06
PT Cinta Damai 368,938,264 0.01 1,042,755,573 0.02 0 -
Karyawan Kunci 2,754,741,591 0.04 840,255,593 0.01 498,608,258 0.01
39 | P a g e
PT Sierah Betung Indah 280,846,156 0.00 387,875,799 0.01 122,016,645 0.00
PT Wahana Andamari 130,683,846 0.00 384,072,437 0.01 108,819,442 0.00
PT Bina Sawit Nusantara 152,123,524 0.00 80,365,189 0.00 59,850,928
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
Pendapatan Bunga
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
PT Wahana Andamari 2,150,763,294 0.22 2.724.700.404 0,31 3.045.276.489 0,41
PT Palmtrimitra Indotama 1,705,633,531 0.18 1.680.510.731 0,19 1.391.347.099 0,19
PT Bina Sawit Nusantara 909,150,098 0.09 1.544.477.431 0,18 1.878.715.209 0,25
Karyawan Kunci 92,756,200 0.01 89.176.742 0,01 76,730,350 0.01
PT Cinta Damai 111,677,171 0.01 118.251.427 0,01 0 -
Ny. Janny Halim 129,299,384 0.01 87.685.438 0,01 47.149.103 0,01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 31,330,940 0.00 50.067.479 0,01 61.265.628 0,01
5,130,610,618 6.294.869.652 6.500.483.878
(sebagai persentase terhadap jumlah pendapatan bunga)
2015 2014 2013
Rp % Rp % Rp %
Beban Bunga 3,479,418,215 1,531,410,561 1,961,893,859
Karyawan Kunci 2,855,068,615 0.88 849,560,440 0.30 568.399.090 0,29
PT Mestika Benua Mas 603,463,944 0.19 666,297,616 0.24 1,381,496,734 0,71
PT Cinta Damai 8,415,881 0.00 7,749,955 0.00 0 -
PT Sierah Betung Indah 8,195,446 0.00 3,883,942 0.00 8,738,157 0.00
PT Wahana Andamari 2,151,479 0.00 2,805,346 0.00 162,764 0.00
PT Bina Sawit Nusantara 2,001,262 0.00 921,629 0.00 2,471,175 0.00
Ny Maidy Valeria Kusmana 78,303 0.00 130,969 0.00 82,777 0.00
Ny Janny Halim 43,285 0.00 60,664 0.00 543,162 0.00
(sebagai persentase terhadap jumlah beban bunga)
40 | P a g e
H. Alamat Kantor dan Jaringan Kerja
KANTOR PUSAT
Jl. H. Zainul Arifin No. 118 Medan, 20152 Call Center 14083 Telp : +(62-61) 452 5800 Fax : +(62-61) 455 5025 +(62-61) 452 7324 +(62-61) 457 1406 +(62-61) 453 7333 Email : [email protected] Web : www.bankmestika.co.id
KANTOR CABANG
Jakarta - Biak Jl. Biak No. 58, Jakarta 10150
Tel. (021) 63863058 Fax. (021) 6321741
Jakarta - Muara Karang Jl. Muara Karang Blok B VIII Timur No. 104-105, Jakarta Utara 14450
Tel. (021) 6623138 Fax. (021) 66778033
Pematang Siantar Jl. Merdeka No. 231-233, Pematang Siantar 21118
Tel. (0622) 23370 Fax. (0622) 25246
Kisaran Jl. Cokroaminoto No. 56, Kisaran 21215
Tel. (0623) 41170, 41172 Fax. (0623) 41284
Batam Kompleks Taman Kota Mas Blok A1 No. 3A & 5, Batam 29442
Tel. (0778) 7437522, 7437533, 7437566 Fax. (0778) 7437511
Rantau Prapat Jl. Jend A.Yani No. 162-163, R.Prapat 21415
Tel. (0624) 24738, 24739, 24120, 22302 Fax. (0624) 23951
Pekanbaru Jl. T. Tambusai No. 34, (d/h Jl.Nangka), Pekan Baru 28282
Tel. (0761) 572222 Fax. (0761) 571847
41 | P a g e
Lokasi Alamat Telepon Fax
DKI JAKARTA
Jakarta Jl. Kampung Gusti Blok M No. 22 Komp TPI-
II Jakarta Utara
(021) 6600274, 6620870,
6620871, 6624385,
6628750
(021) 6620872
Serpong Ruko Golden Boulevard Blok-R No. 2 Bumi
Serpong Damai Tangerang Selatan 15220
(021) 53168899,
53161496, 53161497
(021)
52166233
SUMATERA UTARA
Medan Jl. Sutomo No. 408-414 Medan 20231 (061) 4565500, 4569941 (061) 4560985
Medan Jl. Asia No. 172-172A Medan 20214 (061) 7365506, 7360895,
7342517, 7342519 (061) 7320569
Medan Jl. Gatot Subroto No. 99 Medan 20112 (061) 4537903, 4536460 (061) 4522549
Medan Jl. Cirebon No. 41 Medan 20212 (061) 4573155, 4573103,
4151916 (061) 4156079
Medan Jl. Jend. A.Yani No. 108 Medan 20111 (061) 4153654, 4149996 (061) 4153663
Medan Jl. KL.Yos Sudarso No. 16-17 Medan 20116 (061) 6620205, 6610004,
6645597 (061) 6620206
Medan Jl. Iskandar Muda No. 33 B Medan 20153 (061) 4575748, 4575711 (061) 4575758
Medan Komp. Taman Tomang Elok Jl. Gatot Subroto
BL 1/157 Medan 20122 (061) 8460468, 8469234 (061) 8469235
Medan Jl. Aip Ks Tubun II/32 Medan 20211 (061) 4561178, 4560125 (061) 4562753
Medan Pertokoan Asia Raya BL B/28 Medan 20214 (061) 7346662, 7346663 (061) 7346664
Medan Jl. Semarang No. 65-67 Medan 20212 (061) 4533888, 4535976,
4535977 (061) 4151948
Medan Jl. Brigjend Katamso No.733 Kp. Baru -
Medan 20158
(061) 7852088, 7852588,
7851588 (061) 7862575
Medan Jl. Sutomo No.112 (Simp. Jl. Samarinda)
Medan 20213
(061) 7325800, 7356450,
7356427 (061) 7323166
Medan Jl. Krakatau No.160 Medan 20238 (061) 6635800, 6611852,
6612628 (061) 6614358
Medan Jl. Batu Bara No. 5A Komp. Yang Lim Plaza
Medan 20214 (061) 7367800, 7331931 (061) 7340831
Medan Jl. Letjend S.Parman No. 30 Medan 20112 (061) 4156461, 4156711 (061) 4156022
KANTOR CABANG PEMBANTU
Padang Jl. Pemuda No. 30, Padang 25117
Tel. (0751) 33800 Fax. (0751) 33066
Surabaya Jl. Karet No. 32, Surabaya 60161
Tel. (031) 3555222 Fax. (031) 3532795
Padangsidimpuan Jl. Jend. Sudirman, Komp City Walk Blok B No. 3 & 5, P. Sidimpuan 22700
Tel. (0634) 25333, 28610 Fax. (0634) 28615
Jambi Jl. Hayam Wuruk No. 41-42, Jelutung – Jambi
Tel. (0741) 7551640, 7002222, 7003333, 7005555 Fax. (0741) 7550775
42 | P a g e
Medan
Jl. Williem Iskandar (d/h Jl. Pancing) Komp.
Medan Mega Trade Centre (MMTC) Blok
AA No. 1 & 2 Medan 20137
(061) 7332020, 7359331,
7358564 (061) 7348866
Medan Jl. Cemara Boulevard Blok A1/34, Komp
Cemara Asri Medan 20371
(061) 6633385, 6630851,
6644349 (061) 6626244
Medan Setia Budi Square No. 35 Komp. Tasbi Medan (061) 8228388, 8228188,
8228088 (061) 8228588
Medan Jl. Marelan Raya Psr. I No. 266-A & 266-B
Medan Marelan
(061) 80027855,
80027856, 80027857,
80027858
(061)
80027859
Binjai Jl. Jend Sudirman No. 95-B Binjai 20711 (061) 8820880, 8820429 (061) 8820461
Tanjung Morawa Jl. Pahlawan No. 11 Tg. Morawa 20362 (061) 7945800 (061) 7940722
Lubuk Pakam Jl. TR.Muda No. 88 – T L.Pakam 20511 (061) 7953777, 7953888 (061) 7953778
Perbaungan Jl. Serdang No. 95 Perbaungan 20586 (061) 7991834, 7991835 (061) 7991836
Pematang siantar Jl. Sutomo No. 5-5A P.Siantar 21117 (0622) 435388 (0622) 435488
Tebing Tinggi Jl. Jend Sudirman No. 186 T.Tinggi 20615 (0621) 21225, 327525 (0621) 329201
Tanjung Balai Jl. Teuku Umar No. 75 Tg. Balai 21312 (0623) 92751, 92817 (0623) 595351
Indrapura Jl. Sudirman No. 383 Indrapura 21256 (0622) 646278, 646288 (0622) 646268
Perdagangan Jl. S.M. Raja No. 535 Perdagangan 21184 (0622) 697800 (0622) 697808
Sei Rampah Kompleks Asia Bisnis Center No. 88 AE Kab.
Serdang Bedagai Sei Rampah 20695 (0621) 441678, 442139 (0621) 441812
Rantauprapat Jl. K.H.Dahlan No. 51 R.Prapat 21412 (0624) 21608, 21636 (0624) 21411
Aek Kanopan Jl. Jend. Sudirman No. 210 R.Prapat 21457 (0624) 92800, 92700,
92056, 92057 (0624) 92038
PEKANBARU
Pekanbaru Jl. Jend. Sudirman No. 364 P. Baru 28115 (0761) 26788 (0761) 31359
Pekanbaru Jl. Riau No.37 C, P.Baru 28155 (0761) 860222 (0761) 860210
Pekanbaru Jl. Riau No. 21 C, Komplek Riau Bussiness
Centre P.Baru 28292 (0761) 860608 (0761) 860078
Pekanbaru Jl. Setia Budi No.158, P.Baru 28141
(0761) 23355, 23330,
23335 (0761) 23332
Pekanbaru Jl. Imam Munandar / Harapan Raya No.136
P.Baru 28282 (0761) 31222 (0761) 31525
Dumai Jl. Sukajadi Pasar Pulau Payung Blok A No.6
Dumai 28822
(0765) 439846, 439847,
439848 (0765) 439845
Duri Jl. Hang Tuah No.102-103 Duri 28884 (0765) 93787 (0765) 93788
BATAM
Batam Kompleks Mall Nagoya Hill Blok H No. 8
Batam 29444 (0778) 450655, 426622 (0778) 425656
JAWA TIMUR
Surabaya Jl. Dupak No. 65 Blok A No. 21 Komp.
Mutiara Dupak Surabaya 60179 (031) 5468822 (031) 5463322
Surabaya Jl. Bratang Binangun RMI Blok D-5 Surabaya
60284 (031) 5012662 (031) 5012495
Surabaya Jl. Kedungdoro No. 155G Surabaya 60251 (031) 5458822, 5476088,
5458900 (031) 5484422
Lokasi Alamat Telepon Fax
SUMATERA UTARA
Medan Jl. H. Zainul Arifin Sun Plaza, Lower Ground –
Medan 20152
(061) 4501678, 4501778,
4501878
(061)
4501978
Medan Jl. KL. Yos Sudarso No. 40 Sp. Kantor 20116 (061) 6853077, 6840800,
6856349
(061)
6841268
Kisaran Jl. Imam Bonjol No. 53 Kisaran 21222 (0623) 345668, 348033 (0623)
348195
Aek Nabara Jl. Jend. A. Yani No. 18 Aek Nabara 21462 (0624) 29143, 520358 (0624)
29145
KANTOR KAS
43 | P a g e
I. Profesi Penunjang Pasar Modal :
Kota Pinang Jl. Bukit Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan 21464 (0624) 496966, 496967,
496969
(0624)
496968
PROVINSI RIAU
Panam Jl. H.R Soebrantas Komp. Ruko Panam Center Blok
A-6 & A-7, Pekanbaru
(0761)6700495,6700496,
6700497
(0761)
6700498
JAWA TIMUR
Surabaya Jl. Gembong No. 20 – 30 ITC Mega Grosir, Ground
Floor B7/No. 1,2,3,3A Surabaya 60141 (031) 3743322
(031)
3743695
Surabaya Jl. Dupak No. 1 Pusat Grosir Surabaya (PGS) Lt. 1
Blok C12 No. 7-8 Surabaya 60172 (031) 52403883
(031)
52403857
SUMATERA BARAT
Padang Jl. Niaga No. 206 Padang 25119 (0751) 39800 (0751)
39808
PT Bursa Efek Indonesia
Indonesia Stock Exchange Building, Tower I 6th Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 Telp : 021-5150515 Fax : 021 5150330 Website : www.idx.co.id
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Indonesia Stock Exchange Building, Tower I 5th Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 Telp : 021-52991099 Fax : 021-52991199 Website : www.ksei.co.id
Bursa Administrasi Efek PT Raya Saham Registra
Gedung Plaza Sentral Lantai 2 Jl. Jendral Sudirman Kav 47 – 48 Jakarta 12930 Telp : 021-2525666 Fax : 021-2525028
Akuntan Publik Leonard, Mulia & Richard
Jl. Hayam Wuruk No. 3W – 3V Jakarta 10120 Telp : 021-345849 Fax : 021-385002
Notaris Pasar Modal - Risna Rafmi Arifa SH
Jl. Ramlan Yatim No. 1 Medan 20215 Telp : 061-7345120 Fax : 061-7324609
44 | P a g e
J. Peristiwa Penting
Bulan Peristiwa
Februari 3 Februari 2015, Grand Launching Product Bancassurance, Insurance Dynamic Enchanced
Auto Navigation Link (iDEAL) bekerjasama dengan Generali April 27 April 2015, Bank Mestika merayakan HUT ke 60
29 April 2015, melaksanakan bakti sosial donor darah dalam rangka HUT Bank Mestika ke
60
Mei 12 Mei 2015, meresmikan kerjasama peluncuran produk Bancassurance “Produk
Perlindungan KPR” antara Bank Mestika dengan Commonwealth Life.
Juni 6 Juni 2015, penarikan Undian Gempita periode 11 November 2014 – 30 April 2015
dilaksanakan di Kisaran.
13 Juni 2015, melaksanakan bakti sosial sunatan dilaksanakan di Desa Limau Manis,
Sumatera Utara.
Juli 4 Juli 2015, Bank Mestika berduka atas wafatnya Komisaris Independen, Bp Boing
Sudrajat.
7 Juli 2015, meresmikan penggunaan logo baru Bank Mestika
Agustus 3 Agustus 2015, meresmikan pembukaan Kantor Kas yang beralamat di Jl. Bukit Kota
Pinang Kel. Kota Pinang, Kec. Kota Pinang, Kab. Labuhan Batu Selatan, 21464.
Desember 5 Desember 2015, penarikan Undian Gempita periode 1 Mei 2015 – 31 Oktober 2015
dilaksanakan di Padang.
10 Desember 2015, launching kerjasama pemasaran produk tabungan Simpanan Pelajar
yang merupakan salah satu program Pemerintah yang dihadiri oleh perwakilan dari OJK
Regional V Medan dan Bank Indonesia Wilayah IX dilaksanakan di Medan.
16 Desember 2015, meresmikan Kantor Kas Panam yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas
Komp. Ruko Panam Center Blok A No. 6-7, Pekanbaru – Riau.
K. Penghargaan dan Sertifikasi
Penghargaan dan Sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun
internasional dalam tahun buku terakhir.
a. September
b. Oktober
16 September 2015
Penghargaan The Champion of Medan WOW Service
Excellence Award untuk Kategori Conventional Bank
(BUKU I dan II) Tahun 2015.
23 Oktober 2015
Piagam Penghargaan dari Bank Indonesia kepada
Bank Mestika sebagai Bank dengan prestasi terbaik
dalam setoran bank.
45 | P a g e
c. November
d. Desember
23 Oktober 2015
Piagam Penghargaan dari Bank Indonesia kepada
Bank Mestika sebagai Bank dengan prestasi
terbaik dalam sortasi uang.
5 November 2015
Penghargaan dari Economic Review kepada Bank Mestika,
Peringkat I Human Capital Bank Buku II.
5 November 2015
Penghargaan dari Economic Review kepada Bank Mestika, The
Best CEO Leadership Bank Buku II.
5 November 2015
Penghargaan dari Economic Review kepada Bank Mestika,
Peringkat I Corporate Social Responsibility Bank Buku II.
18 Desember 2015 Penghargaan dari Indonesia Creative Service Quality Awards kepada Bank Mestika, The Most Trusted in Microfinance Banking of The Year 2015.
46 | P a g e
Laporan Dewan Komisaris
Para Pemangku Kepentingan yang saya hormati,
Sepanjang tahun 2015, kita telah mengalami bersama, dampak dan tantangan dari perlambatan
ekonomi global maupun nasional, sehingga mempengaruhi arus modal, pertumbuhan ekspor
dan impor dalam neraca perdagangan nasional, rendahnya pertumbuhan investasi dan
konsumsi masyarakat. Perkembangan ekonomi global ini membawa pengaruh yang cukup
berarti terhadap perekonomian dunia usaha, perbankan nasional serta iklim investasi di
Indonesia. Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 4,79 persen,
sesuai dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sedikit menurun dari tahun 2014
yang berada di angka 5,1 persen. Pada tahun 2015 tercatat pertumbuhan ekspor sebesar -1.97%,
impor sebesar -5.84%, investasi sebesar 5.07% dan konsumsi domestik sebesar 4.84% bila
dibandingkan dengan tahun 2014.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 berada di kisaran 5.8% - 6.2%. Hal ini sejalan
dengan perkiraan membaiknya perekonomian global. Investasi diperkirakan tumbuh 8.6 % -
9% yang didorong oleh meningkatnya permintaan domestik, program pembangunan
pemerintah dan investasi pada sektor yang berorientasi ekspor. Pertumbuhan ekspor
diperkirakan mencapai 4.8% - 5.2%, impor tumbuh sebesar 7.1% dan konsumsi masyarakat
tumbuh 5% - 5.2%. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun
2015 tentunya akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia yakni dampak arus
bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus
bebas modal. Kami harus berani dan optimis memasuki era baru ini.
Pemerintah kita telah berupaya mengurangi dampak negatif kondisi ekonomi yang kurang
kondusif dan sekaligus ingin menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi, melalui berbagai paket
kebijakan ekonomi. Tindakan Pemerintah tersebut selanjutnya didukung oleh kebijakan
kebijakan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Kami yakin Paket
Kebijakan tersebut akan memberi dampak positif terhadap perkembangan ekonomi Nasional.
Penilaian terhadap Kinerja Direksi
Direksi beserta segenap jajarannya dengan sepenuh hati telah bekerja keras mengelola dan
mengembangkan Bank. Kendatipun kondisi perekonomian tidak kondusif, namun Direksi telah
mencapai hasil yang Baik.
47 | P a g e
Keterangan 2015 2014
Laba Operasional 322 milyar 316 milyar
Aset 9,409 milyar 8,672 milyar
Kredit 7,110 milyar 6,523 milyar
DPK 6,998 milyar 6,439 milyar
NPL GROSS 2.26% 2.16%
CAR 28.26% 26.66%
ROA 3.53% 3.86%
ROE 11.24% 12.13%
BOPO 68.58% 65.85%
Hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2015 menunjukkan nilai gabungan (komposit)
dalam peringkat 2 (dua) atau tergolong Sehat berdasarkan penilaian atas 4 (empat) faktor yaitu:
No Faktor-faktor Penilaian
Peringkat
Individu Konsolidasi
1 Profil Risiko 2 2
2 Good Corporate Governance 2 2
3 Rentabilitas 1 1
4 Permodalan 1 1
Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risiko 2 2
Sebagai Bank dengan kompleksitas dan usaha yang terus beradaptasi dengan perkembangan
industri perbankan, praktik tata kelola / Good Corporate Governance di seluruh tingkatan
organisasi juga senantiasa dikembangkan oleh Manajemen Bank, antara lain melalui kebijakan
internal yang mengatur kode etik karyawan, dan penyesuaian metode pengawasan internal
Bank.
Bank secara berkala melakukan stress test terhadap kondisi usaha Bank yang mencakup Risiko
Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas. Dari hasil stress testing yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa eksposur yang ditimbulkan tergolong rendah, hal tersebut dapat dilihat
dari capital charge dan kebijakan alokasi modal untuk masing – masing risiko yang masih
memadai.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris, kami berpendapat bahwa Bank telah
dikelola dengan baik dan berkembang dengan wajar. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras
Direksi dan seluruh jajaran Bank Mestika dengan dukungan dari segenap Nasabah, Otoritas
Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan dukungan dari Stakeholders lainnya.
48 | P a g e
Pandangan atas Prospek Usaha yang disusun Direksi
Meski kondisi industri perbankan nasional dalam keadaan yang aman dan sehat, diperkuat lagi
dengan berbagai upaya pemulihan yang dilakukan oleh Pemerintah, Manajemen senantiasa
berhati-hati terhadap risiko pelemahan ekonomi global dan perlambatan laju pertumbuhan
ekonomi. Risiko yang perlu diwaspadai adalah risiko kredit bermasalah, risiko suku bunga,
risiko fluktuasi nilai tukar. Manajemen juga mengantisipasi kebijakan dari Otoritas Jasa
keuangan (OJK) untuk mewujudkan suku bunga kredit single digit.di akhir tahun 2016 dan
batas atas (capping) bunga deposito jilid II.
Manajemen Bank terus melakukan terobosan – terobosan peningkatan kualitas pelayanan,
pemasaran dan pengembangan atas produk dan jasa yang dimiliki guna meningkatkan daya
saing di tengah persaingan yang semakin ketat.
Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank :
1. Pengembangan Nilai Tambah yang unik dan khas (niche potential) untuk memberi
manfaat kepada stakeholders terkait.
2. Melakukan inovasi – inovasi serta upaya terobosan baru perbankan lainnya yang terkait
dengan produk, baik dari sisi fitur, layanan, dan kemudahan akses dalam melakukan
transaksi bagi para pelanggan.
3. Memperkuat sistim pengelolaan dan pengembangan organisasi dan Sumber Daya
Manusia, serta sistem Teknologi Informasi Pelayanan dan Operasi Perbankan.
4. Memberikan pelayanan jasa perbankan yang terbaik dan tepat sesuai dengan prinsip
penerapan Manajemen Risiko yang baik, terbuka, prudent dan memenuhi kaidah Good
Corporate Governance (GCG).
5. Pengembangan dan citra persepsi perusahaan sebagai Perbankan menengah kelas nasional
yang berkontribusi langsung terhadap pengembangan kualitas pertumbuhan ekonomi
dengan menjaga baik reputasi, pelayanan serta unsur kehati-hatian dalam pengelolaan
usaha yang berpijak pada kearifan lokal.
Pada tahun 2016 Direksi akan mengadakan revaluasi terhadap Asset Bank sesuai dengan Paket
Kebijakan Ekonomi V. Revaluasi ini dapat membawa dampak positif kepada Bank berupa
peningkatan nilai asset sehingga sudah dapat dipastikan pada tahun 2016 Total Asset Bank
Mestika akan melampaui Rp.10 Tilliun. Dampak positif lain adalah peningkatan permodalan
Bank tier 1 sehingga jumlah modal tier 1 bank diperkirakan akan mencapai Rp 2.5 Triliun.
Dewan Komisaris mendukung penuh langkah-langkah strategis yang akan ditempuh tersebut.
49 | P a g e
Perubahan komposisi anggota dewan komisaris dan alasan perubahannya
Komisaris Independen Bapak Boing Sudrajat wafat pada tanggal 4 Juli 2015. Dewan Komisaris
segera mengadakan pengalihan Tugas dan Wewenang Almarhum kepada anggota Komisaris
lainnya melalui Surat Keputusan Internal Bank No. 11/SK-BMD/DIR/2015 pada tanggal 6 Juli
2015.
Bank telah mengajukan permohonan ke Otoritas Jasa Keuangan, untuk mencalonkan Bapak
Gardjito Heru sebagai Komisaris Independen, menggantikan Komisaris Independen Bapak
Boing Sudrajat melalui surat nomor 578/DIR/2015 tanggal 28 Oktober 2015.
Setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan, calon Komisaris Independen Bapak
Garjito Heru akan diajukan ke Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan sebagai
Komisaris Independen Bank Mestika.
Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya memiliki tiga komite, yakni: Komite Audit,
Komite Remunerasi dan Nominasi, serta Komite Pemantau Risiko. Sepanjang tahun 2015,
Komite Audit melakukan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali dan memberikan 16 (enam belas) butir
rekomendasi ke Dewan Komisaris, Komite Pemantau Risiko sebanyak 5 (lima) kali dan 12
(dua belas) butir rekomendasi ke Dewan Komisaris, Komite Remunerasi dan Nominasi
sebanyak 4 (empat) kali dan 11 (sebelas) butir rekomendasi ke Dewan Komisaris.
Pembentukan Komite dan pengangkatan ketua serta anggota Komite telah memenuhi
persyaratan termasuk kriteria keahlian, independensi, jabatan rangkap dan lain-lain sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Kami menilai masing-masing
Komite telah melakukan tugasnya sesuai dengan Piagam dan Pedoman Kerja yang telah
ditetapkan.
Dewan Komisaris telah melakukan Self – Assessment kinerja Dewan Komisaris secara kolegial
dengan menggunakan penilaian Self – Assessment Good Corporate Governance yang
menunjukkan hasil penilaian peringkat 2, yakni "Baik". Ke depannya, Dewan Komisaris akan
melengkapi Self – Assessment sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor
32/SEOJK.04/2015 tanggal 17 November 2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan
sehingga diharapkan Self – Assessment akan menjadi alternatif identifikasi peningkatan mutu
dan kinerja Dewan Komisaris.
50 | P a g e
Upaya Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan tidak hanya mengurangi dampak
negatif tetapi juga akan mempercepat pemulihan dari kondisi ekonomi yang kurang kondusif.
Kami yakin kondisi ekonomi tahun 2016 akan lebih baik dari tahun yang lalu. Bank akan
meningkatkan upaya menjadi Bank yang tetap solid dengan tumbuh secara wajar, memiliki
added-value tinggi buat para stakeholders kami.
Sebagai penutup, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada segenap Direksi
beserta jajarannya, seluruh Nasabah, seluruh jajaran Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank
Indonesia serta kepada para pemangku kepentingan, atas dukungan dan kepercayaan pada
Bank Mestika.
Subsequent Event
Sesuai dengan Surat Otoritas Jasa Keuangan No.SR-4/D.03/2016 tanggal 8 Januari 2016
Perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), Otoritas Jasa
Keuangan telah menyetujui Bapak Gardjito Heru sebagai Komisaris Independen PT Bank
Mestika Dharma Tbk dan akan ditetapkan melalui RUPS Tahunan Bank pada pertengahan
Bulan Mei 2016.
Dewan Komisaris
Witarsa Oemar
Presiden Komisaris
51 | P a g e
LAPORAN DIREKSI
Para pemangku kepentingan yang terhormat,
Tahun 2015 adalah tahun yang sarat tantangan baik bagi pemerintah maupun swasta,
khususnya di industri perbankan. Perlambatan ekonomi dunia akibat memburuknya ekonomi
China, rendahnya harga komoditas, anjloknya nilai tukar rupiah, ketatnya likuiditas dan
menurunnya daya beli masyarakat mengakibatkan naiknya jumlah kredit bermasalah, besarnya
pencadangan dan menurunnya keuntungan Bank. Namun kami patut bersyukur bahwa Bank
Mestika dapat melewati semua tantangan tersebut dengan hasil yang tidak terlalu buruk karena
kami mampu membukukan laba operasional sebesar Rp. 322 miliar, tidak terpaut jauh dengan
laba tahun 2014 yang mencapai Rp. 316 miliar. Disamping itu kami mampu menjaga NPL
Gross pada tingkat 2.26%, CAR sebesar 28.26% dan ROA sebesar 3.53%. Total asset
meningkat sebesar Rp. 737 miliar, dari Rp. 8,672 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp. 9,409
miliar. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk mempertahankan kinerja ditengah situasi yang
sulit, tetapi kami percaya bahwa dengan kerja keras dan fokus pada pengawasan dan
pengendalian resiko yang lebih baik, kami akan mampu melewati masa-masa sulit dimasa yang
akan datang dan tetap membukukan hasil yang positip.
Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2015.
Seperti yang telah disinggung diatas, ekonomi Indonesia pada tahun 2015 mengalami
perlambatan yang cukup signifikan karena melemahnya ekonomi negara-negara Eropa dan
Cina, dan belum pulihnya ekonomi Amerika Serikat dari hantaman krisis yang terjadi sejak
tahun 2008. Beberapa masalah besar yang terus mempengaruhi ekonomi Indonesia adalah
anjloknya harga komoditi seperti kelapa sawit, karet, dan batubara dan terus menurunnya harga
minyak bumi akibat penurunan permintaan dunia dan ditemukannya shale oil yang ongkos
produksinya dan harga jualnya jauh lebih rendah daripada minyak bumi konvensional. Situasi
yang dihadapi Pemerintah dan dunia usaha di Indonesia menjadi semakin berat saat masalah “
tappering off”, yang berupa ancaman capital outflow akibat rencana The Fed untuk menaikkan
tingkat suku bunga demi menarik kembali dana-dana yang diinvestasikan di luar Amerika
Serikat untuk kembali dan diinvestasikan pada sektor-sektor ekonomi negara tersebut terus
mengemuka. Hal ini mengakibatkan tekanan kepada nilai tukar rupiah, sehingga
mengakibatkan mahalnya barang-barang kebutuhan yang harus diimport oleh Indonesia untuk
memenuhi permintaan dalam negeri dan pada saat yang sama, juga mengakibatkan turunnya
52 | P a g e
tingkat likuiditas dalam negeri. Demi mencegah capital outflow yang besar, pemerintah
mengambil langkah-langkah strategis berupa penerapan beberapa paket kebijakan ekonomi
yang tujuannya memberikan insentif bagi para pemodal asing untuk terus menanamkan
dananya di Indonesia.
Situasi ekonomi seperti yang disampaikan diatas, sangat mempengaruhi daya beli masyarakat
Indonesia karena harga barang kebutuhan pokok ikut melonjak. Akibatnya terjadi penurunan
yang signifikan pada pengeluaran konsumsi rumah tangga seperti pakaian, alas kaki,
pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, hotel dan restoran. Penurunan yang signifikan
juga terlihat pada angka penjualan sepeda motor, mobil, dan rumah hunian. Hanya pengeluaran
untuk makanan dan minuman serta perlengkapan rumah tangga yang tidak mengalami
penurunan yang besar. Sudah barang tentu, penurunan pengeluaran dari masyarakat di berbagai
sektor industri berakibat pada menurunnya permintaan akan barang-barang yang di produksi
oleh perusahaan besar, menengah dan kecil. Hal ini sangat berpengaruh kepada kemampuan
perusahaan-perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban membayar pinjaman yang
diperoleh dari industri perbankan. Banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan batubara, perkebunan kelapa sawit dan karet, penyewaan alat berat, transportasi
darat dan laut, pengolahan bahan plastik, dan perhotelan mulai bermasalah dalam pembayaran
cicilan hutangnya sehingga berujung pada peningkatan NPL pada hampir semua bank.
Akibatnya ekonomi Indonesia hanya berkembang sekitar 4.7% saja di tahun 2015.
Kondisi ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2015.
Seperti yang telah diketahui bersama, Bank Mestika adalah bank yang berasal dari Medan dan
berkantor pusat di kota Medan. Oleh karena itu kegiatan yang dilakukan sangat erat
hubungannya dengan kegiatan masyarakat dan perekonomian di Sumatera Utara. Hal ini
ditandai dengan adanya 52 kantor yang beroperasi diseluruh Sumatera Utara yang memberikan
kontribusi kurang lebih 60% kepada total bisnis Bank Mestika. Dengan komposisi seperti ini
sangat wajar kalau kinerja Bank Mestika sangat erat hubungannya dengan kondisi
perekonomian Sumatera Utara.
Sama seperti di wilayah Indonesia yang lain Provinsi Sumatera Utara juga mengalami
perlambatan ekonomi dari 5.2% pada tahun 2014 menjadi 5.1% pada tahun 2015. Namun
inflasi mampu dijaga pada level 3.2% oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah dengan
melaksanakan program jangka pendek dan menengah untuk mengelola pasokan barang dan
53 | P a g e
jasa. Stabilitas keuangan daerah dapat dijaga dengan baik meskipun terdapat tendensi
peningkatan resiko likuiditas.
Kinerja perbankan di Sumatera Utara pada tahun 2015 dapat terjaga dengan baik khususnya
pada sisi perkreditan. Pertumbuhan kredit mengalami peningkatan meski pertumbuhan DPK
dan Aset melambat. Kenaikan kredit tercatat pada sektor Korporasi dan UMKM, umumnya
pada sektor perdagangan , menjauh dari sektor pertanian yang selama ini menjadi sektor yang
selalu tumbuh dengan baik akibat berkembangnya industri perkebunan kelapa sawit yang
menjadi primadona di Sumatera Utara. Penurunan kinerja terjadi pada semua jenis kredit rumah
tangga seperti KPR, KKB (kredit kendaraan bermotor) maupun multiguna akibat menurunnya
daya beli masyarakat.
Kondisi Bank Mestika pada tahun 2015
Sama seperti yang dialami oleh bank-bank lain, Bank Mestika juga terkena efek dari
perlambatan ekonomi. NPL naik secara perlahan karena terjadi masalah pembayaran cicilan
hutang dari pengusaha-pengusaha yang bergerak di sektor konstruksi perumahan sederhana
dan perkantoran, pertambangan, penyewaan alat berat, perkebunan kelapa sawit dan karet, dan
transportasi darat. Untuk menjaga agar situasi tetap terkendali dengan baik dan kegiatan Bank
dapat berlangsung sesuai dengan rencana, kami mengambil beberapa langkah strategis yang
bertujuan memitigasi timbulnya resiko-resiko pasar, kredit, dan likuiditas menjadi lebih besar
lagi.
Hal-hal yang kami lakukan antara lain adalah :
1. Lebih selektif dalam mencari calon debitur dan menekankan kepada para RM (Relationship
Manager) pentingnya mendapatkan informasi yang lebih detil dan akurat mengenai
kemampuan calon debitur untuk terus berproduksi dan menghasilkan keuntungan yang
dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada Bank Mestika dalam situasi ekonomi
yang serba sulit ini.
2. Meningkatkan pengetahuan RM mengenai industri-industri baru yang tidak pernah
dimasuki oleh Bank Mestika sebelumnya dengan mengikutkan sertakan mereka pada
program-program training, seminar dll.
3. Menjaga agar komposisi antara dana murah dengan dana mahal selalu diatas 50% dengan
mengontrol pemberian bunga deposito secara lebih ketat dan mengarahkan calon nasabah
untuk membuka tabungan dan giro yang memberikan kesempatan untuk memenangkan
undian berhadiah.
54 | P a g e
4. Meningkatkan pendapatan dari fee based income dengan memperkenalkan produk-produk
Bancassurance kepada nasabah.
5. Mendorong terjadinya proses cross selling antar segmen yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan penjualan produk-produk unggulan Bank Mestika.
6. Mempercepat penyelesaian kredit-kredit bermasalah dengan cara meningkatkan penagihan,
hapus buku, restrukturisasi kredit, dan melakukan upaya lelang aset melalui balai lelang
milik pemerintah maupun swasta (sehingga Bank dapat menerima kembali dana dari kredit
yang dihapus buku).
7. Meningkatkan efisiensi dalam segala bidang seperti misalnya melakukan upaya
penghematan pemakaian listrik, alat-alat kantor, biaya-biaya lembur karyawan, biaya
perjalanan dll sehingga pengeluaran dapat dijaga pada tingkat yang rendah.
8. Menginvestasikan dana yang berlebih pada surat-surat berharga yang aman dan
memberikan keuntungan yang memadai bagi Bank.
9. Mengembangkan kemampuan TI agar Bank Mestika mampu bersaing dalam memberikan
pelayanan cepat, tepat dan akurat kepada nasabahnya.
10. Mendirikan Akademi Mestika guna memperkuat dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia agar mampu bersaing dengan SDM di bank pesaing Bank Mestika.
Langkah strategis yang kami ambil ternyata dapat berjalan sesuai dengan rencana sehingga
pada akhir 2015 kami dapat membukukan hal-hal sebagai berikut :
1. Komposisi dana pihak ke 3 :
Keterangan Jumlah ( Rp.) Persentase thd total DPK
Tabungan 3,078,614,757,481 44%
Giro 646,824,952,505 9%
Deposito 3,272,646,793,570 47%
Total 6,998,086,503,556 100%
Persentase dana murah dibandingkan dengan dana mahal adalah 53% : 47%, sesuai dengan
target yang diinginkan yakni dana murah harus lebih besar porsinya (> 50%) dibandingkan
dana mahal.
2. Komposisi kredit :
Keterangan Jumlah ( Rp.)
Pihak Berelasi 40,817,019,964
Pihak Ketiga :
Akseptasi 5,410,938,300,542
Rekening Koran 1,653,968,414,876
Kredit Pegawai 2,758,675,091
Kredit Investasi (USD) 1,944,742,172
Total 7,110,427,152,645
55 | P a g e
Penyaluran kredit lebih banyak diberikan ke sektor riil yang berupa kredit untuk investasi
jangka menengah dan panjang dengan tujuan membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi
Nasional pada umumnya dan ekonomi Sumut pada khususnya. Sebanyak 32.17% (Rp.
2,287,741,278,521) dari total kredit, disalurkan kepada sektor UMKM yang diperkirakan
mampu bertahan menghadapi kondisi ekonomi yang lemah. Pertumbuhan kredit tahun 2015
adalah sebesar 11% sesuai dengan target yang kami canangkan.
Sektor Ekonomi Penyaluran Kredit :
Keterangan Jumlah / Total ( Rp.)
Industri Pengolahan 1,398,614,821,550
Rumah Tangga 1,172,341,310,982
Perdagangan Besar dan Eceran 1,112,628,215,691
Pertanian, perburuan dan kehutanan 776,540,568,550
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahan 585,915,008,698
Perantara keuangan 578,265,582,758
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 556,976,317,325
Konstruksi 427,191,225,724
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 195,224,248,013
Pertambangan dan penggalian 133,687,807,058
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 96,604,186,315
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 54,995,490,827
Jasa pendidikan 11,754,276,730
Perikanan 5,226,506,166
Listrik, gas dan air 4,006,020,291
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 145,000,860
Bukan lapangan usaha lainnya 250,565,107
Jumlah 7,110,427,152,645
Kenaikan kredit yang besar terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Pertanian, Perburuan dan
Kehutanan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan serta Perantara Keuangan. Hal
ini disebabkan karena sektor Industri yang disebutkan sudah menjadi sektor yang sangat kami
kenal sehingga kami merasa dapat memperhitungkan resiko kredit yang akan timbul secara
lebih tepat.
Prospek Usaha tahun 2016.
Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan akan membaik. Bank Indonesia
memperkirakan bahwa ekonomi akan tumbuh pada kisaran 5.2% - 5.6% dengan tingkat inflasi
3% - 5%. Pertumbuhan kredit akan berada dalam kisaran 12% - 14% naik tipis dibandingkan
dengan akhir tahun 2015 yang sebesar 11% - 13%. Pertumbuhan kredit akan ditopang oleh
pertumbuhan dana pihak ketiga yang diperkirakan berada pada angka 13% - 15%.
56 | P a g e
Dalam perkembangan 4 bulan terakhir ini banyak sekali perubahan dalam bidang perbankan
yang dilakukan oleh Pemerintah, baik itu secara langsung dengan mengeluarkan peraturan
mengenai penurunan bunga, maupun oleh OJK dengan mengeluarkan peraturan dalam
pengembangan bisnis perbankan yang menyangkut konsep branchless banking, pengurangan
NIM sehingga menjadi maksimum 4%, permodalan dll. Tentu semua hal yang kami
kemukakan diatas menjadi hal yang harus kami perhatikan saat membuat dan
mengimplementasikan Rencana Bisnis Bank (RBB). Kami sadar bahwa perubahan yang terjadi
di dunia perbankan Indonesia akibat peraturan yang kami sebutkan diatas menjadi sangat cepat
dan harus segera diikuti dengan langkah-langkah strategis dan taktis yang akan membuat Bank
Mestika mampu bersaing dengan bank-bank nasional lainnya untuk jangka menengah dan
panjang.
Seperti yang telah dicanangkan pada tahun 2011 yang lalu, Bank Mestika mempunyai visi ingin
menjadi bank yang terkemuka yang sehat dan tumbuh secara wajar. Untuk itu kami
mencanangkan program “double the size” dimana tujuannya adalah meningkatkan total aset
sehingga mencapai angka 12 Triliun Rupiah pada tahun 2018. Inilah yang menjadi acuan bagi
program jangka menengah yang ingin kami capai dengan mengoptimalkan fungsi funding dan
meningkatkan produktivitas melalui fungsi lending.
Untuk tahun 2016 kami merencanakan hal-hal berikut :
1. Mengembangkan internet banking dan mobile banking demi meningkatkan pelayanan
kepada nasabah dan turut serta dalam menggalakkan program branchless banking,
2. Mengembangkan bisnis secara prudent dengan mematok pertumbuhan kredit pada tingkat
10% dan pertumbuhan DPK pada tingkat 12%,
3. Mencapai aset 10.5 Triliun di akhir tahun 2016,
4. Menambah jumlah cabang sebanyak 3 kantor,
5. Menjaga agar NPL tetap berada dibawah 5% dan memperkuat tim remedial demi
meningkatkan pengembalian dana-dana yang macet,
6. Merubah/Mengembangkan struktur organisasi agar dapat lebih memberikan fokus yang
lebih baik kepada bisnis Konsumer dan Komersial/Korporasi,
7. Melakukan inovasi-inovasi baru untuk pengembangan produk, perbaikan layanan dan
kemudahan akses dalam transaksi,
8. Meningkatkan kompetensi di sisi sumber daya manusia melalui Akademi Mestika,
9. Mempertahankan agar penyaluran kredit guna mendukung ekonomi Sumatera Utara tetap
berada pada level 60% dari total kredit,
57 | P a g e
10. Mempertahankan agar Rentabilitas Bank yang diukur dengan ratio ROA, ROE, BOPO
dan NIM berada pada tingkat 3.42%, 10.54%, 68.07% dan 7.42% (yang akan menjadi
4% apabila Pemerintah mulai menerapkan pembatasan NIM),
11. Mempertahankan Tingkat Kesehatan Bank dan GCG pada level yang baik.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan.
Seperti terlihat jelas pada rencana kerja kami pada tahun 2016, kami akan terus berupaya untuk
mempertahankan GCG pada level yang baik. Ini berarti bahwa setiap pegawai di Bank Mestika
mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi juga menunjukkan komitmen yang kuat dalam
membangun tata kelola perusahaan yang lebih baik lagi dengan menjadikan GCG sebagai topik
yang harus selalu dibahas pada setiap pertemuan sehingga masing-masing pihak dapat
mengetahui dengan jelas bagaimana penerapan GCG pada seluruh jenjang dalam struktur
organisasi Bank.
Sejak tahun 2012 demi memastikan bahwa Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap
Satuan Kerja Operasional, Dewan Direksi telah mengeluarkan Keputusan Direksi yang pada
intinya menetapkan bahwa Satuan Kerja Kepatuhan telah berdiri sendiri dan independen dari
Satuan Kerja Operasional. Dengan pemisahan ini diharapkan Satuan Kerja Kepatuhan dapat
melaksanakan tugasnya dengan optimal sehingga dapat tercipta satu fungsi kepatuhan yang
efektif, yang senantiasa dapat melakukan sosialisasi kebijakan OJK, BI, dan perundang-
undangan sehingga dapat meminimalkan resiko kepatuhan Bank.
Disamping itu, dalam rangka meningkatkan kepatuhan karyawan kepada aturan-aturan yang
ada, berbagai tingkatan manajemen Bank Mestika dituntut untuk terus melakukan sosialisasi
Good Practice Guide, yang merupakan salah satu hal yang tak terpisahkan dari implementasi
GCG, yang meliputi Code of Conduct dan Speak Up Policy dengan tujuan agar setiap karyawan
Bank dapat turut serta melindungi kegiatan bisnis dan operasional Bank dari upaya-upaya
perbuatan yang melanggar aturan perbankan dan hukum yang berlaku.
Sebagai penutup, perkenankan saya mewakili seluruh Direksi dan Manajemen Bank Mestika
mengucapkan salam dan terima kasih kepada para Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
seluruh karyawan yang telah bekerja keras secara profesional dan khususnya kepada
58 | P a g e
masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada Bank Mestika. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa melimpahkan berkahnya kepada kita semua.
Direksi
Achmad S Kartasasmita
Presiden Direktur
59 | P a g e
Analisis Pembahasan Manajemen
1. Tinjauan operasi per segmen usaha
Perekonomian Sumatera Utara triwulan IV 2015 membaik dari 5,1% (yoy) pada triwulan
lalu menjadi 5,3% (yoy) yang ditopang oleh membaiknya kinerja konsumsi lembaga non
profit dan ekspor dari sisi penggunaan, serta akselerasi kinerja kategori Industri Pengolahan
dan pertanian dari sisi penawaran. Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Utara
melambat dari 5,2% (yoy) menjadi 5,1% (yoy). Perbaikan perekonomian ini disertai dengan
capaian inflasi yang terjangkar pada sasarannya, yaitu 3,2% (yoy).
Inflasi Sumatera Utara tahun 2015 dapat dikendalikan pada level yang rendah dan berada
pada kisaran sasaran inflasi 4±1%. Keberhasilan tersebut terkait dengan kebijakan
Pemerintah dalam mengelola harga komoditas strategis (administered prices) khususnya
harga BBM. Pasokan bahan pangan juga dapat dijaga dengan baik. Ditengah gejolak yang
sempat muncul, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara melakukan
berbagai program jangka pendek dan menengah untuk mengelola pasokan barang dan jasa.
Komitmen tersebut berhasil menjaga tingkat inflasi volatile foods berada dibawah
historisnya serta terjaganya ekspektasi inflasi masyarakat. Sementara permintaan yang
diindikasikan meningkat menyebabkan kenaikan inflasi inti. Dengan perkembangan
tersebut, inflasi Sumatera Utara tercatat sebesar 3,24%, jauh lebih rendah dibanding tahun
2014 yang mencapai 8,17%.
Stabilitas keuangan pada triwulan IV 2015 di Sumatera Utara tetap terjaga, meski terdapat
tendensi peningkatan risiko likuiditas. Kinerja kredit masih meningkat, meski DPK dan aset
cenderung melambat terkait dengan kondisi ekonomi yang belum pulih. Risiko masih
terjaga dibawah level indikatif, aktivitas transaksi masyarakat secara tunai maupun non tunai
juga masih baik, sejalan dengan aktivitas transaksi menjelang Natal dan Tahun Baru.
Dibanding tahun 2014, kinerja perbankan Sumatera Utara di penghujung 2015 membaik,
khususnya kredit. Pertumbuhan kredit mengalami peningkatan meski aset dan DPK yang
cenderung melambat. Dengan kondisi tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat
dengan Non Performing Loan (NPL) masih dibawah level indikatif 5 % meski cenderung
meningkat sejak awal 2015. Kinerja kredit ke sektor korporasi dan UMKM meningkat,
sementara kredit rumah tangga melambat. Pertumbuhan kredit yang cukup baik terjadi di
ketiga sektor utama. Sementara itu, akselerasi kredit UMKM ditopang performa kredit ke
kategori perdagangan, ditengah tertekannya kredit ke kategori pertanian. Di sisi lain,
60 | P a g e
tekanan kinerja terjadi di semua jenis kredit Rumah Tangga, baik KPR, KKB maupun kredit
multiguna. Hal tersebut sejalan dengan Konsumsi masyarakat yang melambat dibanding
tahun sebelumnya.
Terbatasnya kinerja perbankan khususnya dana pihak ketiga sejalan dengan pertumbuhan
transaksi tunai maupun non tunai. Hal tersebut terutama tercermin dari meningkatnya
transaksi kliring secara nominal namun menurun secara volume dan penurunan perputaran
uang (inflow-outflow) di masyarakat ditengah mulai membaiknya kinerja perekonomian
Sumatera Utara.
Indikasi perbaikan perekonomian Sumatera Utara semakin terlihat di triwulan I 2016.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat dibanding triwulan IV 2015 dengan tingkat
inflasi yang masih terjaga. Perbaikan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan ditopang
oleh permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan membaik
sejalan dengan terjaganya daya beli dan realisasi proyek infrastruktur Pemerintah.
Sementara itu, perbaikan ekspor diperkirakan masih terbatas seiring dengan penyesuaian
harga serta permintaan global yang masih cenderung stagnan. Di sisi sektoral, perbaikan
ekonomi terlihat pada kategori pertanian, kategori perdagangan, dan kategori konstruksi,
sementara kategori industri pengolahan relatif stabil terkait kondisi ekonomi global tersebut.
Sementara itu, tekanan inflasi masih relatif terjaga, dengan kenaikan inflasi pada kelompok
volatile foods. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sejalan dengan kondisi tersebut,
tingkat inflasi diperkirakan meningkat.
Seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, daya beli masyarakat
yang membaik diperkirakan akan mendorong kenaikan permintaan akan barang dan jasa.
Sementara itu, pasokan barang khususnya bahan pangan diperkirakan masih memadai.
Tekanan inflasi dari penyesuaian harga komoditas yang diatur Pemerintah juga relatif
terkendali. Dengan kondisi tersebut, inflasi pada triwulan I 2016 diperkirakan berada dalam
kisaran 5±1%.
2. Kinerja keuangan
a. Aset
Total aset pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp 738 miliar atau
sebesar 8.50 % dari tahun 2014, kenaikan total aset sejalan dengan peningkatan
pertumbuhan dana dan pertumbuhan profit pada Bank Mestika, dengan perincian
sebagai berikut :
61 | P a g e
dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Kas 169.21 189.29 201.00
Giro pada Bank Indonesia 572.50 522.91 478.20
Giro pada Bank Lain 44.82 13.06 17.53
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain 106.30 188.89 65.50
Surat Berharga 1,280.5 1,085.86 1,030.92
Kredit yang diberikan, bersih 6,997.7 6,454.45 5,906.70
Aset tetap 137.3 112.52 108.76
Aset tidak berwujud 3.03 4.01 4.25
Agunan diambil alih 1.41 1.41 4.96
Aset lain-lain 141.66 90.37 93.69
Jumlah 9,409.60 8,672.08 7,911.55
b. Liabilitas
Tahun 2015, Liabilitas Bank Mestika meningkat sebesar 8.46% dibandingkan
dengan tahun 2014. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan dana yang meningkat
sebesar 8.6%. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Liabilitas
Liabilitas segera 15.74 16.09 13.67
Utang Pajak 22.31 11.57 19.51
Simpanan Pihak Ketiga 6,998.08 6,439.81 5,851.65
Simpanan dari Bank Lain 20.5 2.62 26.17
Liabilitas Akseptasi 0 9.30 0
Pinjaman Diterima 0 0 16.46
Liabilitas Imbalan kerja 66.01 44.77 36.41
Liabilitas lain-lain 23.10 17.10 16.72
Jumlah Liabilitas 7,145.74 6,541.26 5,980.59
c. Ekuitas
Ekuitas tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 6.7% dibandingkan tahun 2014, hal
ini disebabkan pada tahun 2015 terdapat perkiraan kerugiaan surat berharga yang
belum terjual. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Modal saham-nilai nominal 818.02 818.02 818.02
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasikan dari
efek tersedia untuk dijual
-47,46 236.15 -32,254
Saldo laba 1,493.28 1,302.19 1,147.23
Jumlah ekuitas 2,263.83 2,120.44 1,933.00
d. Pendapatan
Pendapatan operasional pada tahun 2015 meningkat sebesar 11.03% dikarenakan
pendapatan bunga naik 12.03%, dan beban bunga hanya naik 15% jika dibandingkan
kenaikan tahun 2014 sebesar 43%. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Jumlah pendapatan bunga 979.70 874.53 757.24
Beban bunga 323.72 280.53 195.16
Pendapatan bunga bersih 655.98 594.00 562.08
62 | P a g e
Pendapatan derivatif 0.23 0.17 0.04
Beban derivatif 0.09 0.22 0.18
Beban derivatif, bersih 0.14 -0.05 -0.13
Pendapatan operasional lainnya 60.98 51.90 142.03
Jumlah pendapatan operasional 717.10 645.84 703.97
e. Beban
Beban bunga tahun 2015 naik sebesar 15%, angka ini lebih kecil jika dibandingkan
kenaikan tahun 2014 sebesar 43%. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Beban Bunga 323.72 280.53 195.16
Beban Derivatif 0.09 0.22 0.18
Beban Derivatif, bersih 0.14 -0.05 -0.13
Beban operasional lainnya 390.00 329.45 291.44
f. Laba/Rugi
Laba bersih Bank Mestika pada tahun 2015 sebesar Rp 240.77 miliar, mengalami
kenaikan sebesar 1.55% dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini disebabkan
adanya pembentukan CKPN di tahun 2015. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Laba Operasional 327.11 316.40 412.54
Laba sebelum pajak 322.44 315.94 410.56
Beban pajak 81.67 78.91 102.26
Laba bersih 240.77 237.03 308.30
g. Pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan komprehensif lain tercatat masih mengalami kerugian, hal ini
disebabkan harga surat berharga di pasar menurun. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Kerugian aktuaria yang diakui 0.39 -0.26 -1.26
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari
efek tersedia untuk dijual
-63.60 43.32 -235.20
Jumlah pendapatan (beban) komprehensif lain -63.99 42.83 -236.46
h. Total Laba/Rugi Komprehensif
Laba bersih per saham dasar menguat tipis karena pertumbuhan laba juga tidak
terlalu signifikan. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Pendapatan (beban) komprehensif lain -63.99 42.83 -236.46
Laba bersih komprehensif 240.77 279.86 71.84
Laba bersih persaham dasar 59 58 75
i. Arus Kas
Kas dan setara kas pada tahun 2015 sebesar Rp 847.852 miliar dibandingkan dengan
tahun 2014 sebesar Rp 914.16 miliar. Terjadi penurunan sebesar 7.25 %.
63 | P a g e
dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Arus kas neto dari aktivitas operasi 22.40 269.46 143.13
Arus kas neto dari aktivitas investasi -41.27 -20.88 -28.36
Arus kas neto dari aktivitas pendanaan -49.98 -96.46 16.46
Peningkatan (penurunan) neto kas dan setara kas -68.85 152.12 131.23
Dampak perubahan selisih kurs valuta asing terhadap kas
dan setara kas 2.54 -0.24 4.49
Kas dan setara kas awal tahun 914.16 762.28 626.56
Kas dan setara kas akhir tahun 847.85 914.16 762.28
j. Tingkat Suku Bunga Penghimpunan dan Penyediaan Dana
Suku bunga rata-rata DPK pada tahun 2015 dan 2014, yakni :
Deposito
– Bunga rata-rata yang diberikan untuk Deposito Rupiah adalah 8.03%
(2015) dan 8.11% (2014) per tahun.
– Bunga rata-rata untuk Deposito US$ adalah 1% (2015-2014) per tahun.
– Bunga rata-rata untuk Deposito SGD adalah 0.5% (2015-2014) per tahun.
Tabungan
Bunga rata-rata yang diberikan untuk tabungan adalah 2.53% (2015) dan 2.80%
(2014) per tahun.
Giro
Bunga rata-rata yang diberikan untuk giro adalah 1.74% (2015) dan 1.66%
(2014) per tahun.
Suku Bunga rata-rata Kredit pada tahun 2015 dan tahun 2014, yakni :
Kredit yang diberikan dikenakan bunga rata-rata 12.63% (2015) dan 12.48%
(2014) per tahun.
3. Kemampuan membayar utang dengan menyajikan perhitungan rasio yang
relevan
Bank memiliki kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (ALMA) yang
dilakukan secara konsisten, Bank memiliki track record dan pengalaman yang baik
serta sangat mudah mengakses pada sumber pendanaan jangka pendek dan panjang,
pertumbuhan DPK dan core deposit stabil dan terus meningkat. dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Rasio Aset Lancar terhadap Hutang Lancar 30.32% 10.13 % 3.43%
Rasio kredit yang diberikan terhadap aktiva 75.57% 75.22 % 75.70 %
Cadangan terhadap total kredit yang diberikan 1.58% 1.05 % 1.38 %
Rasio Liabilitas terhadap ekuitas 315.65% 306.98 % 309.72 %
Rasio Liabilitas terhadap jumlah aset 75.94% 75.43 % 75.59 %
4. Tingkat kolektibilitas piutang perusahaan
Bank senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian, memperkuat manajemen risiko,
memperbaiki proses pengelolaan kredit serta melakukan pemantauan yang lebih ketat
terhadap debitur maupun calon debitur yang ada.
64 | P a g e
Untuk kredit yang bermasalah dilakukan penanganan oleh masing-masing kantor
cabang dengan berkoordinasi pada bagian Remedial Kantor Pusat Operasional untuk
menyelesaikan kredit bermasalah tersebut. dalam miliar rupiah
Keterangan Baki Debet 2015
Lancar 6,412.61
Dalam perhatian khusus 537.25
Kurang Lancar 14.70
Diragukan 18.964
Macet 126.90
Total Kredit 7,110.42
5. Struktur permodalan dan kebijakan menajemen atas struktur permodalan
Rasio kecukupan modal Bank Mestika pada tahun 2014 yakni sebesar 28.26%. Adapun
komposisi modal Bank pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : dalam miliar rupiah
Keterangan 2015 2014 2013
Modal Inti/Share Capital 2,218.56 1,930.70 1,789.99
Modal Pelengkap/Supplementary Capital 65.33 18.02 21.22
ATMR Kredit 6,796.67 6,206.41 5,696.61
ATMR Operasional 1,217.77 1,133.27 990.76
ATMR Pasar 66.62 55.55 23.71
CAR 28.26% 26.35 % 26.99 %
6. Ikatan yang material untuk investasi barang modal
Pada tahun 2015, Bank tidak memiliki ikatan yang material untuk investasi barang modal.
7. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan adalah sebagai
berikut :
a. Sehubungan telah wafatnya salah satu anggota Komisaris Independen Bank Mestika
yakni Bapak Boing Sudrajat pada tanggal 4 Juli 2015, Bank telah mengajukan
permohonan untuk mengisi kekosongan posisi Komisaris Independen tersebut kepada
Otoritas Jasa Keuangan dengan surat No. 446/DIR/2015 tanggal 14 Agustus 2015 perihal
Permohonan Persetujuan atas Calon Anggota Komisaris Independen atas nama Gardjito
Heru dan telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan surat
keputusan No. SR-4/D.03/2016 tanggal 8 Januari 2016 tentang Keputusan Uji
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas Pencalonan Komisaris Independen
PT Bank Mestika Dharma Tbk.
b. Mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan No. 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi Permohonan yang Diajukan Pada
65 | P a g e
Tahun 2015 dan Tahun 2016, Bank telah melakukan revaluasi aset guna mengambil
insentif fiskal/pajak dari paket kebijakan pemerintah tersebut dengan nilai revaluasi aset
sebesar Rp 272.553 (dalam miliaran rupiah), sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak No.
KEP-331/WPJ.07/2016 tanggal 27 Januari 2016 tentang Persetujuan Penilaian Kembali
Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun
2015 dan 2016.
8. Prospek usaha
Seiring dengan perkembangan ekonomi, maka kedepannya persaingan dalam bisnis
perbankan akan semakin ketat. Berbagai tantangan yang akan dihadapi yakni persaingan
tingkat suku bunga, minimnya likuiditas, regulasi perbankan yang semakin ketat, serta
berbagai ketidakpastian yang akan terjadi akibat gejolak ekonomi dalam negeri maupun luar
negeri akan mendorong dunia perbankan untuk mencari strategi yang terbaik yang akan
menjawab tantangan dimaksud.
Dalam rangka menyukseskan program pemerintah daerah didalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Utara, Bank Mestika tetap mengambil peran
terhadap pengembangan sektor usaha untuk pengembangan ekonomi daerah Sumatera
Utara. Ini dapat dilihat dari rencana penyaluran kredit pada segmen ekonomi Sumatera Utara
yang sebesar 59% dari total segmen ekonomi kredit Bank. Disamping itu, rentabilitas Bank
yang diukur dari ROA, ROE, NIM dan BOPO tetap akan dipertahankan pada tingkat
efisiensi yang baik yang masing-masing sekitar 3.42%, 10.54%, 7.42% dan 68.07%.
Mengingat tahun 2015 ini masih penuh tantangan, selain sempitnya ruang anggaran, masih
tingginya ketidakpastian ekonomi global menjadi tantangan ekonomi sepanjang tahun 2015.
Dalam kondisi bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve berancang-ancang
mengurangi stimulus dan menaikkan suku bunga, situasi di tanah air yang belum stabil akan
mengakibatkan perekonomian yang belum stabil juga. Dalam situasi ini bank-bank akan
kesulitan mencari dana dan perang bunga antar bank masih berlanjut.
Oleh sebab itu Bank mengambil sikap yang hati-hati untuk meningkatkan pertumbuhan
dalam menetapkan target antara lain untuk pertumbuhan pengumpulan DPK diusahakan
sekitar 9.50%, dan pertumbuhan kredit sekitar 11.70%, oleh sebab itu Bank harus selalu
menjaga komitmen mempertahankan kinerjanya agar kepercayaan masyarakat terhadap
Bank tetap baik.
66 | P a g e
9. Perbandingan antara target/proyeksi pada awal tahun buku dengan realisasi
No Uraian/Description Realisasi Rencana
1 Pendapatan Bunga Bersih/ Net Interest Income 979,698 627,664
2 Laba Operasional / Operating Profit 240,772 370,627
3 Kredit yang Diberikan / Loan 7,110,427 7,205,479
4 Dana Pihak Ketiga / Funding 6,998,086 6,907,557
5 CAR / Capital Adequacy Ratio 28.26 27.09
6 NPL / Non Performing Loan (NPL Nett) 1.36 1.73
7 ROA / Return of Assets 3.53 4.00
8 ROE / Return of Equity 11.24 12.89
9 NIM / Net Interest Margin 8.13 7.82
10 BOPO 68.58 63.46
10. Target/proyeksi Bank Mestika dalam 1 tahun
Penambahan jaringan kantor, yaitu 1 (satu) kantor cabang, 1 (satu) kantor cabang
pembantu, dan 1 (satu) kantor kas,
Meluncurkan produk baru, yaitu produk tabungan setia. Serta terobosan-terobosan
dalam meningkatkan pertumbuhan kredit serta meningkatkan DPK dari masyarakat,
Meresmikan layanan internet Banking dan mobile banking, sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan fee based income,
Persiapan teknologi chip pada kartu ATM berdasarkan standard spesifikasi kartu chip
yang ditentukan oleh NSICCS (National Standard Indonesia Chip Card Spesification),
Meningkatkan service quality terhadap para nasabah dengan meningkatkan standart
pelayanan di jaringan kantor Bank Mestika,
Meningkatkan kualitas kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam
bidang perbankan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan yang muncul dari
dinamika perekonomian global melalui Akademi Mestika,
Penambahan komputer untuk kantor cabang/capem dan pembukaan kantor baru.
11. Aspek pemasaran atas produk dan jasa bank.
Pada tahun 2015, Bank tetap memfokuskan usaha pada retail banking dan prinsip
prudential banking menjadi filosofi bisnis Bank. Dalam pemasarannya, Bank Mestika
dibantu oleh jaringan usaha yang cukup luas yakni seluruh Kantor Cabang dan Kantor
Cabang Pembantu yang tersebar di di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Adapun strategi
pemasaran Bank Mestika selama tahun 2015, yakni :
Pemberian suku bunga istimewa kepada Deposan,
67 | P a g e
Melakukan inovasi–inovasi serta upaya terobosan baru perbankan lainnya yang terkait
dengan produk baik dari sisi fitur, layanan, serta kemudahan akses dan transaksinya
bagi para pelanggan,
Memperkuat sistem pengelolaan dan pengembangan organisasi dan SDM, serta sistem
teknologi informasi pelayanan maupun operasi perbankan,
Pengembangan dan citra persepsi perusahaan sebagai perbankan menengah kelas
nasional yang berkontribusi langsung terhadap pengembangan kualitas pertumbuhan
ekonomi dengan menjaga baik reputasi, pelayanan serta unsur kehati-hatian dalam
pengelolaan usaha yang berpijak pada kearifan lokal,
Pengadaan program incentive dan trip reward tahun 2015 untuk meningkatkan
penjulan produk funding dan lending,
Melakukan kerja sama Bancassurance untuk meningkatkan fee based income,
Melakukan rotasi tempat pada saat pelaksanaan acara penarikan undian Gempita.
12. Kebijakan dividen dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar
selama 2 (dua) tahun buku terakhir.
Bank Mestika resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Juli 2013, dan
terhitung sejak resmi menjadi perusahaan terbuka Bank Mestika telah 2 kali melaksanakan
Rapat Umum Pemegang Saham. Ini dilakukan dalam rangka memenuhi peraturan
regulator seperti yang tertuang dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
32/POJK.04/2014 perihal Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
Kebijakan pembagian dividen telah diputuskan dan disetujui oleh para pemegang saham
dengan ketentuan yang berlaku yaitu diambil dari laba bersih setelah pajak. Pembagian
dividen selama 2 (dua) tahun terakhir adalah sebagai berikut :
RUPST tahun 2014 RUPSLB & RUPST tahun 2015
Agenda ke III butir 2 :
Menyetujui penggunaan laba perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
yaitu :
Lebih kurang sebesar Rp 80,000,000,000.- (delapan
puluh miliar rupiah) akan digunakan untuk
pembagian dividen kepada Pemegang Saham
sebanyak 4,090,090,000.- lembar saham, dengan
demikian pembagian dividen untuk per lembar
saham adalah : Rp.80.000.000.000.- :
4,090,090,000,- lembar saham = Rp.19.56.-
(sembilan belas koma lima puluh enam rupiah) per-
lembar saham.
Agenda ke I butir 1 :
Menyetujui penggunaan laba perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
yaitu :
Lebih kurang sebesar Rp 50,000,000,000.- (lima
puluh miliar rupiah) akan digunakan untuk
pembagian dividen kepada Pemegang Saham
sebanyak 4,090,090,000,- lembar saham, dengan
demikian pembagian dividen untuk per lembar
saham adalah : Rp.50,000,000,000,- :
4,090,090,000,- lembar saham = Rp 12.22.- (dua
belas koma dua puluh dua rupiah) per-lembar
saham.
68 | P a g e
Jadwal Pembagian Dividen 2015
Adapun tata cara pembagian dividen tunai Bank Mestika antara lain :
a. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan (recording date) dan/atau pemilik saham Perseroan
pada Sub Rekening Efek PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan
perdagangan tanggal 3 Juni 2015,
b. Bagi pemegang saham yang sahamnya dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI dan
akan didistribusikan ke dalam rekening Perusahaan Efek, pembayaran dividen tunai
akan dilaksanakan melalui KSEI dan akan disampaikan oleh KSEI kepada pemegang
saham melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian dimana pemegang saham
membuka rekeningnya. Sedangkan bagi pemegang saham yang sahamnya tidak
dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI maka pembayaran dividen tunai akan
ditransfer ke rekening pemegang saham,
c. Dividen tunai tersebut akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Jumlah pajak yang dikenakan akan menjadi
tanggungan Pemegang Saham yang bersangkutan serta dipotong dari jumlah dividen
tunai yang menjadi hak Pemegang Saham yang bersangkutan,
d. Bagi pemegang saham yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri yang berbentuk
badan hukum yang belum mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) diminta
menyampaikan NPWP kepada KSEI atau Biro Administrasi Efek (BAE), PT Raya
Saham Registra Gedung Plaza Sentral, Lt.2 Jl. Jend.Sudirman Kav.47-48, Jakarta
12930 paling lambat tanggal 3 Juni 2015 pada pukul 16.00 WIB. Tanpa pencantuman
NPWP, dividen tunai yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri yang
berbentuk badan hukum tersebut akan dikenakan PPh sebesar 30%,
e. Bagi Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri yang pemotongan
pajaknya akan menggunakan tarif berdasarkan persetujuan Penghindaran Pajak
No. KEGIATAN TANGGAL
1. Akhir Periode Perdangan Saham Dengan Hak Dividen (Cum Dividen)
Pasar Reguler & Negosiasi
Pasar Tunai
28 Mei 2015
3 Juni 2015
2. Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen (Ex Dividen)
Pasar Reguler & Negosiasi
Pasar Tunai
29 Mei 2015
4 Juni 2015
3. Tanggal Daftar Pemegang Saham yang Berhak Dividen
(Recording Date) 3 Juni 2015
4. Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2014 19 Juni 2015
69 | P a g e
Berganda (P3B) wajib memenuhi persyaratan pasal 26 Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.36 Tahun 2008 serta menyampaikan formulir DGT-1 atau DGT-2 yang
telah dilegalisasi Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa kepada KSEI atau
BAE paling lambat pada tanggal 28 Mei 2015 (5 hari bursa sebelum tanggal
pembayaran dividen). Tanpa adanya dokumen dimaksud, dividen tunai yang
dibayarkan akan dikenakan PPh pasal 26 sebesar 20%,
f. Bagi pemegang saham yang sahamnya dalam penitipan kolektif KSEI, bukti
pemotongan pajak dapat diambil di perusahaan efek dan atau bank kustodian dimana
pemegang saham membuka rekening efeknya sementara bagi pemegang saham warkat
diambil di BAE mulai tanggal 19 Juni 2015.
13. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
Seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum adalah merupakan saham milik
pendiri, sehingga seluruh dana hasil Penawaran Umum diterima oleh PT Mestika Benua
Mas dan Bank Mestika tidak menerima hasil Penawaran Umum, perlu ditegaskan kembali
bahwa sisa dana Hasil Penawaran Umum saat ini adalah nihil dan telah dilaporkan ke
Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Peraturan No. 30/POJK.04/2015 tentang laporan
realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
14. Informasi terkait benturan kepentingan dan transaksi afiliasi.
Selama tahun 2014 tidak ada transaksi material dan transaksi afiliasi yang dilakukan oleh
Bank yang dapat diklasifikasikan sebagai transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi
dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi mengacu pada peraturan Bank Indonesia No.
7/3/PBI/2005 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit pada Bank Umum beserta
perubahannya, yakni 10% untuk yang terkait dengan Bank, 20% untuk yang tidak terkait
dengan Bank dan 25% untuk group yang tidak terkait dengan Bank.
Jumlah transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
dalam miliar rupiah
Pihak Berelasi Jumlah
2015 2014
Korporasi 36,10 41,27
Perorangan 4,72 4,84
Total 4,082 4,611
70 | P a g e
15. Informasi penting terkait investasi, ekspansi, akuisisi, divestasi,
penggabungan/peleburan usaha dan restrukturisasi utang/modal.
Sepanjang tahun 2015, Bank tidak ada melakukan transaksi terkait investasi, ekspansi,
divestasi, penggabungan/peleburan usaha dan restrukturisasi utang/modal.
16. Perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap
perusahaan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Terkait perubahan peraturan perundang-undangan yang berdampak pada laporan
keuangan, Bank tidak ada melakukan perubahan seperti yang disebut diatas.
17. Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan
keuangan.
Pada tahun 2015 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia
(DSAK-IAI) telah menerbitkan standar baru dan revisi atas beberapa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi butan dari Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2016, dan Bank Mestika telah
menerapkan PSAK dan ISAK yang berkaitan dengan kegiatan usahanya antara lain :
a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan
b. PSAK No. 4 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri,
c. PSAK No. 15 (Revisi 2013), Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
d. PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja,
e. PSAK No. 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan,
f. PSAK No. 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Aset,
g. PSAK No. 50 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan : Penyajian,
h. PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran,
i. PSAK No. 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan : Pengungkapan,
j. PSAK No. 65 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Konsolidasian,
k. PSAK No. 66 : Pengaturan Bersama,
l. PSAK No. 67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain,
m. PSAK No. 68, Pengukuran Nilai Wajar,
n. ISAK 15 (Revisi 2014) : Batas Aset Imbalan Pasti,
o. ISAK 26 (Revisi 2014) : Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
71 | P a g e
Tata Kelola Bank
Bank Mestika berkomitmen untuk menjalankan tata kelola perusahaan (GCG) dengan
komitmen tinggi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
dan perubahannya No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013,
perihal “Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum”. Pengoptimalan
penerapan Good Corporate Governance didasarkan penerapan Prinsip Transparancy,
Acountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Adapun pelaksanaan penerapan
Good Corporate Governance adalah sebagai berikut :
A. Dewan Komisaris
a) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
Melalui Surat Keputusan Internal Bank No. 17/SK-BMD/DIR/2015 tentang Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dijelaskan bahwa Dewan Komisaris bertugas
dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa penerapan Good Corporate
Governance tercipta pada seluruh tingkatan organisasi.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan
Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi,
setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman
atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi,
Dalam menjalankan tugas, Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari
Direksi atau setiap anggota Direksi tentang hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris,
Dewan Komisaris diwajibkan mengurus Perseroan untuk sementara, dalam hal seluruh
anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau Perseroan tidak memiliki
seorangpun anggota Direksi, dalam hal demikian, Dewan Komisaris berhak untuk
memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan
Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris,
Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segala tugas dan
wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau anggota Dewan Komisaris
dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya,
72 | P a g e
Tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris:
Mendirikan usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun
di luar negri,
Membeli/menjual/mengalihkan hak barang tidak bergerak (harta tetap) dan
perusahaan-perusahaan, menjaminkan/mengagunkan atau memberati harta kekayaan
perseroan, mengikat perseroan sebagai penjamin senilai Rp 5,000,000,00,- (lima
miliar rupiah) atau lebih dan tidak melebihi dari 50% aset perseroan.
b) Program Pelatihan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris senantiasa mengikuti program pelatihan secara berkelanjutan dalam
rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
c) Independensi Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris Bank tahun 2015 terdiri dari 4 (empat) orang, yakni 1
(satu) orang Presiden Komisaris, 2 (dua) orang Komisaris Independen* dan 1 (satu)
orang Komisaris. Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank berdomisili di Indonesia.
Masing-masing anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan
reputasi yang baik. Semua anggota Dewan Komisaris Bank telah lulus dalam Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Komisaris Independen telah memenuhi kriteria independensi.
(* 1 orang Komisaris Independen telah meninggal dunia tanggal 4 Juli 2015)
B. Dewan Direksi
a) Tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi
Secara umum, tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi yakni :
Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan Visi dan Misi Bank dengan memperhatikan
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha
Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank.
b) Secara spesifik, pembagian tugas dan wewenang seluruh jajaran Direksi yakni :
73 | P a g e
Jabatan (Position) Ruang Lingkup
Presiden Direktur /
President Director
Tugas
Mengupayakan pengembangan perusahaan dan menjaga perkembangan
usaha bank sesuai dengan visi dan misi bank serta tetap dalam koridor
peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Perundang-undangan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
Wewenang
Mempunyai wewenang atas seluruh kegiatan operasional perusahaan.
Wakil Presiden
Direktur / Vice
President Director
Tugas
Mengupayakan pengembangan perusahaan dan menggariskan kebijakan
yang terkait penyaluran kredit, posisi likuiditas dan kegiatan devisa yang
sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan
Perundang-undangan lain yang berlaku terkait dan memantau serta
mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut.
Wewenang
Memiliki wewenang atas segala hal yang terkait dengan kegiatan pemberian
kredit, posisi likuiditas, kegiatan devisa dan pengembangan perusahaan.
Direktur Operasional /
Operational Director
Tugas
Menetapkan kebijakan yang tekait dengan penghimpunan dana pihak ketiga
dan kebijakan operasional perbankan yang sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Perundang-undangan lain yang
terkait dan memantau serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut.
Wewenang
Mempunyai wewenang atas kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
operasional Bank dan penggunaan teknologi informasi.
Direktur Umum /
Director of General
Affairs
Tugas
Mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menetapkan
kebijakan yang terkait dengan SDM, logistik dan general affair.
Wewenang
Memiliki wewenang atas segala hal yang terkait dengan kebijakan Bank atas
pengembangan SDM, logistik dan general affair.
Direktur Kepatuhan /
Compliance Director
Tugas
Memastikan bank memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia, Otoritas
Jasa Keuangan, dan perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka
pelaksanaan prinsip kehati-hatian, dan menjaga serta memantau seluruh
kegiatan usaha bank agar tidak terjadi penyimpangan.
Wewenang
Mempunyai wewenang memberi usul dan saran dalam membuat kebijakan
atau peraturan yang sesuai dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan,
dan perundang-undangan lain serta mencegah setiap tindakan manajemen
Bank yang menyimpang dari peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan, dan perundang-undangan lain yang berlaku.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan
- Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya,
- Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
- Direksi berhak mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dalam segala kejadian, mengikat perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan
74 | P a g e
perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan dan memerlukan persetujuan
tertulis dari Dewan Komisaris untuk:
Mendirikan usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun
di luar negeri,
Membeli / menjual / mengalihkan hak barang tidak bergerak (harta tetap) dan
perusahaan-perusahaan, menjaminkan/ mengagunkan atau memberati harta
kekayaan perseroan, mengikat perseroan sebagai penjamin nilai Rp5,000,000,000,-
(lima miliar rupiah) atau lebih dan tidak melebihi dari 50% asset perseroan.
- Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang
seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perseroan dalam satu tahun buku baik dalam
satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri atau berkaitan satu sama lain
harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili
para pemegang saham yang memiliki 75% dari jumlah seluruh saham atau hak suara.
c) Program Pelatihan Dewan Direksi
Dewan Direksi senantiasa mengikuti program pelatihan secara berkelanjutan dalam
rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
d) Independensi Dewan Direksi
Komposisi Dewan Komisaris Bank tahun 2015 terdiri dari 5 (lima) orang, yakni 1 (satu)
orang Presiden Direktur, 1 (satu) orang Wakil Presiden Direktur, 1 (satu) orang Direktur
Operasional, 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur Umum.
Seluruh anggota Dewan Direksi Bank berdomisili di Indonesia. Masing-masing anggota
Dewan Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik. Semua anggota
Dewan Direksi Bank telah lulus dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan.
C. Kebijakan Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
Pada tahun 2015, Bank telah menyesuaikan kebijakan frekuensi rapat Dewan Komisaris
dan Direksi sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 33/POJK.04/2014.
a) Rapat Dewan Komisaris
Melalui Surat Keputusan Internal No.17/SK-BMD/DIR/2015 perihal Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk ditetapkan, yakni:
75 | P a g e
i. Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 1 (satu)
kali dalam 2 (dua) bulan,
ii. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris
secara fisik paling kurang 2 (dua) kali kehadiran dalam setahun,
iii. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib
dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat
tersebut,
iv. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu atas permintaan seorang atau
lebih anggota Dewan Komisaris, seorang atau lebih anggota Direksi, seorang atau
lebih pemegang saham yang secara bersama-sama mewakili 1/10 bagian dari seluruh
saham perseroan.
No
Tanggal
Rapat
Agenda Rapat
Dewan Komisaris
Witarsa
Oemar
Indra
Halim
Katio Boing
Sudrajat
1 26 Feb 2015 a. Pembahasan mengenai kinerja
Perseroan tahun 2014, b. Pembahasan budget Perseroan tahun
2015,
c. Implementasi Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi & Dewan Komisaris Emiten /
Perusahaan Publik,
d. Penilaian RBB semester II tahun 2014
e. Pembahasan peluncuran produk bancassurance yang baru.
f. Hal-hal yang menjadi perhatian
(profil risiko, likuiditas, pendanaan,
kepatuhan)
√ √ √ √
2 22 Apr 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG,
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan (profil risiko, likuiditas, pendanaan,
evaluasi fungsi kepatuhan),
c. Pembahasan mengenai program
MMDP (Mestika Management Development Program) oleh
Akademi Mestika.
√ √ √ √
3 30 Juni 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja
Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG, b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
(profil risiko, likuiditas, pendanaan,
evaluasi fungsi kepatuhan),
c. Review pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris.
√ √ √ x
4 17 Agst 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG,
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan (profil risiko, likuiditas, pendanaan,
evaluasi fungsi kepatuhan),
√ √ √ x
76 | P a g e
c. Pembagian tugas sementara Dewan Komisaris sehubungan dengan
wafatnya anggota Komisaris
Independen Bp. Boing Sudrajat, d. Lain-lain.
5 30 Okt 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja
Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG,
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
(profil risiko, likuiditas, pendanaan, evaluasi fungsi kepatuhan),
c. Pembahasan lanjutan Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, d. Lain-lain.
√ √ √ x
6 24 Nov 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja
Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG,
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
(profil risiko, likuiditas, pendanaan, evaluasi fungsi kepatuhan),
c. Lain-lain.
√ √ √ x
7 17 Des 2015 a. Pembahasan rutin mengenai kinerja
Perseroan, evaluasi pelaksanaan
audit internal, NPL & pelaksanaan
GCG,
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
(profil risiko, likuiditas, pendanaan,
evaluasi fungsi kepatuhan),
c. Pembahasan mengenai RBB 2016 d. Evaluasi kinerja komite dibawah
Komisaris,
e. Lain-lain.
√ √ √ x
b) Rapat Dewan Direksi
Ketentuan mengenai Rapat Direksi diatur melalui Surat Keputusan Internal No.18/SK-
BMD/2015 perihal Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi. Adapun pengaturan
tersebut, yakni:
Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib diputuskan melalui rapat Direksi,
Pengambilan keputusan rapat Direksi dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat,
Setiap rapat Direksi wajib membahas mengenai evaluasi dan penyempurnaan
implementasi Good Corporate Governance (GCG),
Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud, pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak,
Hasil rapat Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan
secara baik,
77 | P a g e
Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib
dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat
tersebut,
Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu atas permintaan seorang atau lebih
anggota Direksi, seorang atau lebih anggota Komisaris, seorang atau lebih pemegang
saham yang secara bersama-sama mewakili 1/10 bagian dari seluruh saham
perseroan.
No. Tanggal
Rapat Agenda Rapat
Kehadiran
Achmad S.
Kartasasmita
Hendra
Halim Andy
Yusri
Hadi
Harun
Ansari
1 27 Jan 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
31 Desember 2014,
Program Imlek Tabungan KESRA,
Training Executive Development Program,
Penilaian untuk periode tahun 2014
Lain-lain
√ √ √ √ √
2 27 Feb 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
31 Januari 2015,
Pembahasan mengenai inovasi
produk baru & bisnis Lain-lain
√ √ √ √ √
3 26 Mar 15
Presentasi kinerja kantor cabang per 28 Februari 2015,
Pembahasan mengenai bisnis dan
operasional Bank.
Persiapan HUT Bank Mestika ke 60 Lain-lain
√ √ √ √ √
4 22 Apr 15
Presentasi kinerja kantor cabang per 31 Maret 2015,
Pembentukan Tim Analis
Perekonomian,
Lain-lain
√ √ √ √ √
5 26 Mei 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
30 April 2015, Pelaksanaan Training Managerial
Development Program
Pembahasan terkait kebijakan Bank
Lain-lain
√ √ √ √ √
6 23 Jun 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
31 Mei 2015, Rekomendasi Dewan Komisaris
kepada Direksi
Lain-lain
√ √ √ √ √
7 9 Jul 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
30 Juni 2015,
Pembahasan mengenai In House Training "Managerial Development
Program",
Rencana pembukaan kantor kas
Kota Pinang, Wafatnya Komisaris Independen,
Bapak Boing Sudrajat
Lain-lain
√ √ √ √ √
78 | P a g e
8 28 Agst 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
31 Juli 2015 Perekonomian Dunia, Izin E-
Banking,
Rencana Penggantian Logo Bank
Lain-lain
√ √ √ √ √
9 17 Sep 15
Presentasi kinerja kantor cabang per 31 Agustus 2015,
Rencana penggantian logo dan
ketentuan penggantian logo baru
Lain-lain
√ √ √ √ √
10 30 Okt 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
30 September 2015, Pembentukan komite review jabatan
& organisasi,
Kunjungan ke cabang, review
kantor cabang, Lain-lain
√ √ √ √ √
11 17 Nov 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
31 Oktober 2015,
Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi Lain-lain
√ √ √ √ √
12 15 Des 15
Presentasi kinerja kantor cabang per
30 November 2015,
Penggantian Core Switch,
Branchless Banking, dan hal-hal terkait bisnis
Peresmian Kantor Kas Panam,
Lain-lain
√ √ √ √ √
c) Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Ketentuan yang mengatur mengenai rapat gabungan Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi telah diatur didalam Surat Keputusan Internal No.17/SK-BMD/DIR/2015
perihal Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Mestika Dharma.
Jumlah rapat yang dimaksud antara lain :
79 | P a g e
No. Tanggal
Rapat Agenda Rapat
Komisaris Direksi
Witarsa
Oemar
Indra
Halim Katio
Boing
Sudrajat Achmad S K
Hendra
Halim Andy
Harun
Ansari
Yusri
Hadi
1 22 Apr 15 Kinerja Bank Tahun 2014 dan 2015, Key
Financial Highlight 2015, Pembentukan Unit
Pengarsipan, Reorganisasi IT
√ √ √ x √ √ √ √ √
2 30 Jun 15 Kinerja Bank Tahun 2015, Surat OJK No.S-
118/KR.511/2015 Tanggal 29 April 2015,
Surat OJK No.S-119/KR.51/2015 Tanggal 25
Mei 2015, Pedoman dan Tata Tertib Dewan
Komisaris dan Direksi, Jaminan Asuransi
Kesehatan Karyawan & Tunjangan Pensiun,
Penambahan Jaringan Kantor, Partner
Strategis, Penambahan Komisaris
√ √ √ x √ √ √ √ √
3 17 Des 15 Kinerja Bank Tahun 2015, Revaluasi Aset
Bank Mestika, Rencana Penambahan Jaringan
kantor Tahun 2016, Rencana Penutupan
Kantor Kas, Penerbitan SK No.016/SK-
BMD/DIR/2015 Tanggal 10 November 2015,
Fokus Bisnis pada Tahun 2016, Proses
Pengajuan Calon Komisaris Independen ke
OJK
√ √ √ x √ √ √ √ √
80 | P a g e
D. Uraian kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Penetapan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi direkomendasikan Komite
Remunerasi & Nominasi kepada Dewan Komisaris dan ditetapkan melalui RUPS.
No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain
Jumlah Diterima dalam Tahun
2015
Dewan Komisaris
Orang Jutaan Rupiah
1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan
fasilitas lainnya dalam bentuk non-natural). 4 3,981
2
Fasilitas lain dalam bentuk natura , yaitu ; - -
a. dapat dimiliki; - -
b. tidak dapat dimiliki. - -
Total 4 3,981
E. Rapat Umum Pemegang Saham
a) Keputusan RUPS tahun 2015
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan pada tahun buku 2014 adalah sebagai berikut :
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa :
Menyetujui Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yaitu : Pasal 14 ayat 1, ayat 3,
ayat 4 butir a, ayat 4 butir b, ayat 4 butir f, ayat 5 butir a, ayat 5 butir b, Pasal 16
ayat 7, ayat 7 paragraf 2, ayat 9 butir e, ayat 9 butir g, Pasal 18 ayat 1 butir a dan b,
ayat 12 dan Pasal 19 ayat 1 dan menyetujui usulan pemberian kuasa dan wewenang
kepada Direksi untuk melakukan perubahan atas ketentuan anggaran dasar
dimaksud, menyatakan keputusan rapat dalam akta notaris termasuk untuk
menyusun kembali seluruh ketentuan anggaran dasar dalam suatu akta notaris serta
untuk mengurus pemberitahuan perubahan anggaran dasar tersebut ke Menteri
Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dan melakukan setiap tindakan
No Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain
Jumlah Diterima dalam Tahun 2015
Dewan Direksi
Orang Jutaan Rupiah
1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan
fasilitas lainnya dalam bentuk non-natural). 5 11,785
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura ,yaitu : - 275
a. dapat dimiliki; - -
b. tidak dapat dimiliki. - -
Total 5 12,060
81 | P a g e
yang diperlukan untuk terlaksananya perubahan ketentuan anggaran dasar
Perseroan.
Menegaskan penetapan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Perseroan yang sedang menjabat saat ini, yaitu :
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Witarsa Oemar
Komisaris : Indra Halim
Komisaris Independen : Katio, Boing Sudrajat
Dewan Direksi :
Presiden Direktur : Achmad S Kartasasmita
Wakil Presiden Direktur : Hendra Halim
Direktur Kepatuhan : Andy
Direktur Operasional : Harun Ansari
Direktur Umum : Yusri Hadi
Sehingga masa jabatan tersebut akan berlaku efektif sampai dengan ditutupnya
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan
pada tahun 2020 (dua ribu dua puluh) dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikan mereka sewaktu-waktu dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan :
Menerima baik dan menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaan dan
jalannya perseroan selama tahun buku 2014, serta Laporan Pengawasan Dewan
Komisaris untuk tahun buku 2014.
Menetapkan penggunaan laba perseroan untuk lebih kurang sebesar Rp
50,000,000,000,- (lima puluh miliar rupiah) akan digunakan untuk pembagian
dividen kepada Pemegang Saham sebanyak 4,090,090,000 lembar saham, dengan
demikian pembagian dividen untuk per lembar saham adalah : Rp 50,000,000,000,-
: 4,090,090,000 lembar saham = Rp 12.22,- (dua belas koma dua puluh dua rupiah)
per lembar saham, serta memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk
mengatur tata cara dan pelaksanaan pembayaran dividen tunai dan sisa laba
perseroan akan digunakan untuk keperluan memperkuat ratio modal, rencana
pengembangan jaringan kantor, renovasi gedung-gedung yang dianggap perlu,
82 | P a g e
peningkatan perangkat IT dan kebutuhan penambahan tenaga kerja terutama di
bidang sales.
Menunjuk kembali “Akuntan Publik Leonard, Mulia & Richard” yang
beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 3W-3V Jakarta 10120, untuk mengaudit buku-
buku perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan
memberikan wewenang kepada Direksi perseroan untuk menetapkan honorarium,
Akuntan Publik yang kembali ditunjuk tersebut.
Menetapkan budget honorarium seluruh Anggota Dewan Komisaris sebesar Rp
180,180,000,- (seratus delapan puluh juta seratus delapan puluh ribu rupiah) per
bulan, pajak ditanggung oleh perusahaan serta memberikan kuasa dan wewenang
kepada Dewan Komisaris perseroan untuk menentukan besarnya Tantiem/Bonus
dan menetapkan pembagiannya bagi masing-masing anggota Dewan Komisaris
yang berlaku sampai dengan diputuskan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan berikutnya ( Pasal 96 ayat 1, 2 dan 3 UU Perseroan No.40 Tahun 2007)
dan memberikan wewenang dan kekuasaan kepada Dewan Komisaris untuk dan
atas nama rapat menetapkan gaji, tantiem/bonus dan tunjangan lainnya bagi
masing-masing anggota Direksi Perseroan sampai dengan diputuskan lain dalam
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya ( Pasal 96 ayat 1, 2 dan 3 UU
Perseroan No.40 tahun 2007).
b) Realisasi keputusan RUPS pada tahun buku
Secara keseluruhan Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan strategi dan kebijakan Bank.
F. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya dan/atau Pemegang Saham
Pengendali Bank
Hubungan Keuangan dengan Hubungan Keluarga dengan
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Pemegang Saham
Pengendali
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Pemegang Saham
Pengendali
Dewan Komisaris
Witarsa Oemar × × × × × ×
Indra Halim × × × × √ √
Katio × × × × × ×
Direksi
Achmad S Kartasasmita × × × × × ×
Hendra Halim × × × √ × √
Yusri Hadi × × × × × ×
Andy × × × × × ×
Harun Ansari x x x x x x
83 | P a g e
G. Komite dibawah Dewan Komisaris
a. Komite Audit
No Jabatan Nama
1 Ketua Katio (Komisaris Independen)
2 Anggota Adanan Silaban
3 Anggota Armen Lora
Pembentukan, komposisi, kualifikasi serta independensi Komite Audit mengacu pada
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015
perihal Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan
Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 beserta perubahannya
nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 2006 perihal Penerapan Good Corporate Governance
pada Bank Umum.
Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, berfungsi membantu dan
memberikan rekomendasi dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan Komisaris di bidang Audit.
Dasar penunjukkan sesuai dengan ketentuan Internal Bank (SK. No.17/SK-BMD/2014
tanggal 23 Desember 2014), tentang Komite Audit.
Ketua Komite
Audit
Katio
Pendidikan Formal:
1999 S-2 Magister Manajemen
Pengalaman Kerja:
1965-1971 Pemeriksa pada Kantor Akuntan Negara Departemen
Keuangan
1971-1983 Kepala Seksi Bidang Agraris pada DJPKN/BPKP
1984-2008 Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU
1984-Sekarang Pimpinan Kantor Akuntan Publik DRS. KATIO & Rekan
1995-1999 Anggota Dewan Audit Bank Mestika
2000-2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
2013-Sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Anggota
Komite Audit
Adanan Silaban
Pendidikan Formal:
2009 S-3 Akuntansi
Pengalaman Kerja:
1987-Sekarang Dosen di Universitas Nomensen Sumatra Utara
2007-Sekarang Anggota Komite Audit
2007-Sekarang Anggota Komite Pemantau Risiko
Anggota
Komite Audit Armen Lora
Pendidikan Formal:
1975 SMA
Pengalaman Kerja:
84 | P a g e
1976-1982 Staff Adm. Unit Rekening Koran PT Bank Surya Nusantara
1982-1989 Staff Adm. Unit Kredit PT Bank Surya Nusantara
1989-1990 Staff Pengawasan Intern PT Bank Surya Nusantara
1990-1992 Pimpinan PT Bank Mestika Dharma Capem Gatot Medan
1992-1994 Asisten Kepala Bagian Audit & System PT Bank Mestika
Dharma
1994-1995 Wakil Pimpinan PT Bank Mestika Dharma Cabang Kisaran
1996-1997 Wakil Pimpinan PT Bank Mestika Dharma Cabang P. Siantar
1997-2004 Asisten Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika
Dharma
2004-2012 Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika Dharma
2013-Sekarang Anggota Komite Audit PT Bank Mestika Dharma Tbk
Menunjuk Surat Keputusan No.017/SK-BMD/2014 yang ditetapkan tanggal 23
Desember 2014, Bapak Reinhard Jamin Situmeang efektif tanggal 1 Januari 2015
mengundurkan diri dari anggota Komite Audit dikarenakan faktor usia.
Masa Tugas Komite Audit
Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris,
Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan
Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan dapat dipilih kembali
hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya.
Pengungkapan Independensi Komite Audit
Seluruh anggota Komite Audit Bank merupakan Pihak Independen sehingga tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Pelaksanaan Kegiatan Komite
Pada tahun 2015 Komite Audit melakukan pembahasan yang mencakup: Risk Based
Audit Profile, Rekomendasi mengenai penunjukan KAP untuk tahun buku 2015,
Pembahasan Pedoman dan Manual Audit Berbasis GRC, Temuan SKAI Triwulan I
tahun 2015, Monitoring temuan SKAI, Temuan SKAI Triwulan II tahun 2015, GRC
Profile Technically, Evaluasi Kesesuaian Hasil Pemeriksaan KAP dengan ketentuan
BAPEPAM L/K, Temuan SKAI Triwulan III tahun 2015, Temuan SKAI Triwulan IV
tahun 2015, Evaluasi Audit Committee Charter, Perkembangan SKAI tahun 2015,
Quality Meeting SKAI dan Branch Auditor, Penunjukan KAP untuk audit TI dan
85 | P a g e
Operasional periode 2016, Evaluasi kinerja Komite Audit tahun 2015, Evaluasi
Rencana Audit tahun 2015, Rekomendasi Anggaran Audit serta Training SKAI & BA
tahun 2015 dan Pembahasan Hasil Quality Meeting SKAI dan Branch Auditor.
Keterangan Katio Adanan Silaban Armen Lora
Total Kehadiran 7 7 7
Keterangan:
Untuk kehadiran Bapak Katio secara fisik hanya sebanyak 4 (empat) kali dan 3 (tiga) kali merupakan
rapat secara sirkular.
Kebijakan Pelaksanaan Frekuensi Rapat Komite Audit
Ketentuan mengenai pelaksanaan frekuensi Rapat Komite Audit diatur melalui Surat
Keputusan Internal No.017/SK-BMD/2014 perihal Komite Audit. Adapun ketentuan
mengenai pelaksanaan rapat Komite Audit sebagai berikut:
Rapat Komite Audit diselenggarakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan atau sesuai dengan kebutuhan Bank,
Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang
51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris
Independen,
Keputusan rapat Komite Audit dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak,
Hasil rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan
secara baik,
Segala keputusan Komite Audit adalah bersifat mengikat bagi seluruh anggota
Komite.
b. Komite Pemantau Risiko
No Jabatan Nama
1 Ketua Katio (Komisaris Independen)
2 Anggota Adanan Silaban
3 Anggota Kiki Farida Ferine
Ketua
Komite
Pemantau
Risiko
Katio
Pendidikan Formal:
1999 S-2 Magister Manajemen
Pengalaman Kerja:
86 | P a g e
Dasar penunjukkan sesuai dengan ketentuan Internal Bank melalui SK. No.13/SK-
BMD/2011 tanggal 08 Agustus 2011 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite
Pemantau Risiko dan SK No. 011/SK-BMD/DIR/2015 tentang Pembagian Tugas
Sementara Dewan Komisaris sehubungan dengan Wafatnya Komisaris Independen.
Tugas dan Tanggung jawab Komite Pemantau Risiko
Membantu Dewan Komisaris dalam proses pemberian persetujuan kebijakan
Manajemen Risiko,
Membantu Dewan Komisaris dalam hal evaluasi tentang kesesuaian kebijakan
Manajemen Risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut,
Membantu Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko,
Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi permohonan Direksi yang berkaitan
dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris,
1965-1971 Pemeriksa pada Kantor Akuntan Negara
Departemen Keuangan
1971-1983 Kepala Seksi Bidang Agraris pada DJPKN/BPKP
1984-2008 Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
USU
1984-Sekarang Pimpinan Kantor Akuntan Publik DRS. KATIO &
Rekan
1995-1999 Anggota Dewan Audit Bank Mestika
2000-2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
2013-Sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Anggota
Komite
Pemantau
Risiko
Adanan Silaban
Pendidikan Formal:
2009 S-3 Akuntansi
Pengalaman Kerja:
1987-Sekarang Dosen di Universitas Nomensen Sumatra Utara
2007-Sekarang Anggota Komite Audit
2007-Sekarang Anggota Komite Pemantau Risiko
Anggota
Komite
Pemantau
Risiko
Kiki Farida Ferine
Pendidikan Formal:
2006 S-2 Ekonomi Manajemen
2011-sekarang Menyelesaikan pendidikan S-3 Ilmu Manajemen
di Universitas Perdana Indonesia Jakarta
Pengalaman Kerja:
1982-1986 BNI 1946 Jakarta
1986-1988 PT Swadharma Bhakti Sedaya Jakarta / Medan
1991-1994 PT Asuransi Jiwa Dharmala Manulife Medan
1996-2001 CV Tifa Prima Lestari Medan
2002-sekarang Dosen STIE Harapan Medan
2007-sekarang Anggota Komite Pemantau Risiko
87 | P a g e
Membantu Dewan Komisaris menyusun laporan-laporan yang dibutuhkan.
Pelaksanaan Kegiatan Komite
Sepanjang tahun 2015, pembahasan dalam Komite Pemantau Risiko antara lain:
Evaluasi Profil Risiko, Tingkat Kesehatan Bank dan ICAAP (Internal Capital Adequacy
Assessment Process), Perkembangan Rasio CAR, Perkembangan NPL dan Debitur Inti,
Perkembangan Harga Komoditas, Stress Testing, Evaluasi Pelaksanaan Tugas Satuan
Kerja dan Komite Manajemen Risiko serta Evaluasi Kesesuaian Kebijakan Manajemen
Risiko.
Rapat Boing
Sudrajat
Katio Adanan
Silaban
Kiki Farida
Ferine
Total Kehadiran 1 4 6 6
Pengungkapan Independensi Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pendapat
profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal
yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas
lain yang berkaitan dengan tugas Komisaris.
Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko adalah independen sehingga tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen. Komposisi, kualifikasi dan independensi Komite Pemantau Risiko telah
sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan maupun Peraturan
Bapepam-LK.
Kebijakan Pelaksanaan Frekuensi Rapat Komite Pemantau Risiko
Ketentuan mengenai pelaksanaan frekuensi Rapat Komite Pemantau Risiko diatur
melalui Surat Keputusan Internal No.13/SK-BMD/2011 perihal Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko. Adapun ketentuan mengenai pelaksanaan rapat
Komite Pemantau Risiko sebagai berikut:
Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan minimal 2 (dua) kali dalam
setahun atau sesuai dengan kebutuhan Bank,
88 | P a g e
Rapat Komite Pemantau Risiko hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh
paling kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota termasuk
seorang Komisaris Independen,
Keputusan rapat Komite Pemantau Risiko dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak,
Hasil rapat Komite Pemantau Risiko dituangkan dalam risalah rapat dan di
dokumentasikan secara baik,
Segala keputusan Komite Pemantau Risiko adalah bersifat mengikat bagi seluruh
anggota Komite.
c. Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan kepengurusan Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari
seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang pejabat eksekutif. Oleh
karena itu, susunan kepengurusan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank adalah
sebagai berikut :
Ketua Komite
Remunerasi
& Nominasi
Katio
Pendidikan Formal:
1999 S-2 Magister Manajemen
Pengalaman Kerja:
1965-1971 Pemeriksa pada Kantor Akuntan Negara Departemen
Keuangan
1971-1983 Kepala Seksi Bidang Agraris pada DJPKN/BPKP
1984-2008 Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU
1984-Sekarang Pimpinan Kantor Akuntan Publik DRS. KATIO & Rekan
1995-1999 Anggota Dewan Audit Bank Mestika
2000-2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
2013-Sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Anggota
Komite
Remunerasi
& Nominasi
Indra Halim
Pendidikan Formal:
1978 S-1 Teknik Sipil
Pengalaman Kerja:
1978 - 2013 Komisaris PT Bank Mestika Dharma
1982 - 1984 Direktur PT Adipoetra
1986 - 1994 Direktur PT Carya Pharmin Pulau Siberut
1997 - Sekarang Direktur Utama PT Mestika Benua Mas
2013 - Sekarang Komisaris PT Bank Mestika Dharma Tbk
Anggota
Komite
Remunerasi
& Nominasi
Rita Ana
Pendidikan Formal:
2003 S-1 Ekonomi Manajemen
Pengalaman Kerja:
1992-2000 Sekretaris Direksi Bank Mestika
2000-2013 Kepala Bagian Human Resource and General Affair
2013-Sekarang Kepala Divisi Human Capital
89 | P a g e
Dasar penunjukkan sesuai dengan ketentuan Internal Bank (SK. No.12/SK-BMD/2009
tanggal 6 Oktober 2009), tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi
& Nominasi.
Masa Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris,
Masa tugas anggota Komite Remunerasi dan Nominasi tidak boleh lebih lama dari
masa jabatan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar tahun
2013.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi sebagai berikut:
a. Terkait dengan Kebijakan Remunerasi, yakni:
Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi terhadap kebijakan
remunerasi,
Membantu Dewan Komisaris memberikan rekomendasi mengenai:
- Kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham,
- Kebijakan Remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
b. Terkait dengan Kebijakan Nominasi, yakni:
Membantu Dewan Komisaris dalam menyusun dan memberikan rekomendasi
mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham,
Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi mengenai calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk disampaikan pada Rapat
Umum Pemegang Saham,
Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi mengenai Pihak
Independen yang akan menjadi anggota komite-komite lainnya,
Komite Remunerasi dan Nominasi wajib memastikan bahwa kebijakan
remunerasi paling kurang sesuai dengan:
90 | P a g e
- Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
- Prestasi kerja individual,
- Kewajaran dengan peer group,
- Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi
Sepanjang tahun 2015, pembahasan dalam Komite Remunerasi dan Nominasi antara
lain Rekomendasi Komisaris & Direksi, Pembagian THR, Usulan Fasilitas Asuransi
Kesehatan Karyawan & Tunjangan Pensiun, Rekomendasi Calon Komisaris
Independen Bp. Gardjito Heru, Usulan Penambahan Jumlah Hari Cuti, Usulan
Penyesuaian Gaji terhadap UMR Daerah, dan Usulan Pembagian Bonus di Bulan Maret
2016.
Rapat Katio Indra Halim Rita Ana
Total Kehadiran 4 4 4
Pengungkapan Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan
pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau
hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Komisaris.
Kebijakan Pelaksanaan Frekuensi Rapat Komite Remunerasi & Nominasi
Ketentuan mengenai pelaksanaan frekwensi Rapat Komite Remunerasi & Nominasi
diatur melalui Surat Keputusan Internal No.12/SK-BMD/2009 perihal Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi & Nominasi. Adapun ketentuan mengenai
pelaksanaan rapat Komite Remunerasi & Nominasi sebagai berikut:
a. Rapat Komite Remunerasi & Nominasi diselenggarakan minimal 2 (dua) kali
dalam setahun atau sesuai dengan kebutuhan Bank,
b. Rapat Komite Remunerasi & Nominasi hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri
oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk
seorang Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber
daya manusia atau perwakilan pegawai,
91 | P a g e
c. Keputusan Rapat Komite Remunerasi & Nominasi dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan
keputusan dilakukan dengan suara terbanyak,
d. Segala keputusan Komite Remunerasi & Nominasi adalah bersifat mengikat bagi
seluruh anggota Komite.
H. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)
Ditunjuk sebagai Corporate Secretary dengan ketentuan Internal Bank (SK No. 007/SK-
BMD/DIR/2013 tanggal 16 Agustus 2013) tentang penggantian Corporate Secretary.
Masa tugas Corporate Secretary
Masa tugas Corporate Secretary tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Direksi
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dimulai dari tahun 2013.
Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi corporate secretary :
1. Executive Development Program Markplus Institute : Strategic Thinking, Achievement
Orientation, Achievement Orientation, Responsibility as a Leader dan Final Report and
Presentation yang dilakukan bertahap di bulan Januari sampai dengan Mei 2015,
2. Participation on Motivational Session Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar" Generali
Sales Kick Off 2015 di bulan Maret 2015,
3. Mengikuti workshop update peraturan terbaru mengenai pasar modal yang diadakan
oleh ICSA (Indonesia Corporate Secretary Asociation) di bulan April 2015, dengan
tema “The Socialization of Financial Service Authority Regulation”
Irwansyah Lubis, Corporate Secretary
Warga Negara Indonesia, 57 tahun, memperoleh gelar Sarjana Hukum pada tahun 1986. Mengawali karir sebagai asisten pengacara/pengacara (1981-1986), menjabat sebagai Pimpinan cabang PT Bank Lippo Tbk di Medan dan Aceh (1986-2010), lalu menjadi pimpinan Bank CIMB Niaga di Medan (2010-2012) hingga pada tahun 2013 hingga sekarang menjabat sebagai Corporate Secretary di PT Bank Mestika Dharma Tbk.
92 | P a g e
4. Mengikuti sosialisasi regulasi terkait perbankan dan pasar modal dari regulator, baik itu
Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dll sepanjang tahun
2015, salah satunya dengan tema ‘Sosialisasi dan Diskusi Perizinan Bank Umum”
5. Training tata kelola persuratan dan kearsipan Perbankan di bulan Oktober 2015.
Tugas dan Tanggung Jawab Corporate Secretary
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di
bidang Pasar Modal,
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat pemodal atas setiap informasi yang
dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusahaan Publik,
3. Memberikan masukan kepada Direksi Emiten atau Perusahaan Publik untuk memenuhi
ketentuan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya,
4. Sebagai penghubung atau Contact Person antara Emiten atau Perusahaan Publik
dengan Bapepam LK sekarang Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan
masyarakat,
5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Emiten atau Perusahaan
Publik,
6. Menyiapkan daftar khusus tentang Direksi dan Komisaris serta keluarga Emiten dan
afiliasinya tentang kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranannya,
7. Menghadiri rapat Direksi dan membuat minute rapat,
8. Membantu Direksi dalam penyelenggaraan RUPS,
9. Jika posisi Sekretaris Perusahaan kosong, maka dalam waktu 2 (dua) hari harus
menunjuk pengganti dan dalam 2 (dua) bulan Emiten wajib menunjuk Sekretaris
Perusahaan secara permanen.
Program dan Realisasi Kerja Corporate Secretary
Sepanjang tahun 2015, realisasi tugas dan tanggung jawab Corporate Secretary antara lain:
Merencanakan dan melakukan RUPS PT Bank Mestika Dharma, Tbk dan Publik
Ekspose tanggal 21 Mei 2015,
Terjaganya komunikasi yang baik antara perseroan dengan pemegang saham dan pihak
regulator antara lain: Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia,
dan Kustodian Sentral Efek Indonesia,
93 | P a g e
Tersedianya informasi mengenai perseroan yang dapat diakses publik melalui website
perseroan dan release yang diberikan ke media cetak dan electronik secara nasional
ataupun lokal,
Menyampaikan dan meng-update peraturan-peraturan dan perubahannya kepada
Direksi dan Komisaris terkait dengan kepentingan perseroan,
Mengikuti rapat-rapat Direksi dan rapat Direksi dengan Dewan Komisaris,
Mengkoordinir dan memastikan pelaporan ke Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek
Indonesia tepat waktu,
Memastikan perencanaan dan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
terencana dengan baik dan tersalurkan sesuai dengan perencanaan,
Memastikan pelaksanaan Literasi Keuangan yang merupakan wajib untuk dilaksanakan
oleh perbankan sesuai dengan Surat Edaran OJK No. 1/SEOJK.07/2014.
I. Pelaksanaan Audit Internal
Pada tahun 2015 SKAI telah merealisasikan 51 (lima puluh satu) program pemeriksaan yang
mencakup pemeriksaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan
Manajemen Proses Bisnis. Selain itu, SKAI juga melakukan 718 (tujuh ratus delapan belas)
kali audit khasanah yang mencakup pemeriksaan secara reguler dan surprise audit. SKAI
melakukan sosialisasi Good Practice Guide (GPG) yang merupakan bagian dari
implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan Anti Fraud Awareness secara
berkala. SKAI akan terus melakukan sosialisasi secara berkala terhadap karyawan baru dan
Kantor Cabang yang belum mendapatkan sosialisasi sebelumnya.
Pada tahun 2015 SKAI terus berkomitmen dalam melakukan pengembangan baik dari segi
kompetensi maupun pelaksanaan kerja. Adapun pengembangan yang dilakukan selama
tahun 2015, yakni:
Pengembangan Aktifitas dan fungsional:
– Perubahan nama Internal Control menjadi Branch Auditor.
– Pelaksanaan pemeriksaan dengan metode GRC (Governance, Risk & Compliance)
– Penerapan Digital Documentation.
– Penyusunan Watch List.
– Penyusunan Prize For Auditee.
– Pelaksanaan Round Table dalam melaksanakan sosialisasi kepada karyawan Bank
maupun diskusi dengan auditee.
94 | P a g e
1 1
3
4
9
CFE CISA CHFI CEH CIMBA
Pengembangan Kompetensi dan Skill Auditor
Pengembangan kompetensi dan skill auditor terus dilakukan dengan mengikuti pelatihan
yang dilaksanakan oleh eksternal maupun internal Bank. Sampai dengan tahun 2015 ini,
SKAI telah merealisasikan 5 (lima) sertifikasi profesi, yakni:
Sistem Pengendalian Internal
Dalam menerapkan sistem pengendalian intern, Bank berpedoman pada 5 (lima) komponen
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni:
1. Management Oversight and Control Culture,
2. Risk Recognition and Assessment,
3. Control Activities and Segregation of duties,
4. Accountancy, Information and Communication,
5. Monitoring Activities and Correcting Deficiencies.
Bank senantiasa berkomitmen untuk mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalian
intern Bank dengan terus melakukan updating terhadap Peraturan Otoritas Jasa Keuangan,
Bank Indonesia dan regulator lainnya. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua
elemen organisasi Bank yang meliputi:
Kaji Ulang Manajemen
Dewan Komisaris dan Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan dan laporan
kinerja operasional dari pejabat dan staf sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang
hasil kemajuan dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti laporan
keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan.
Kaji Ulang Kinerja Operasional
Kaji ulang ini dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
Keterangan:
Sertifikasi Internasional
CFE (Certified Fraud Examiner)
CISA (Certified Information System Auditor)
CHFI (Certified Hacking Forensic Investigator)
CEH (Certified Ethical Hacking)
Sertifikasi Nasional
CIMBA (Certified Investment, Market,
Banking Analysis)
95 | P a g e
Pengendalian Sistem Informasi
Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi dan
melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan intern.
Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam 2 (dua) kriteria yaitu
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi:
– Pengendalian umum meliputi pengendalian terhadap operasional pusat data,
sistem pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan akses, serta
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang ada,
– Pengendalian aplikasi diterapkan terhadap program yang digunakan Bank dalam
mengolah transaksi dan untuk memastikan bahwa semua transaksi adalah benar,
akurat dan telah diotorisasi secara benar.
Pengendalian Aset Fisik
Pengendalian aset fisik dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pengamanan
fisik terhadap aset Bank. Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan akses
terhadap program komputer dan file data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva
Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya pengecekan
nilai aktiva secara berkala.
Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara memadai.
J. Audit Eksternal (Akuntan Publik)
Penunjukan akuntan publik dan honorarium akuntan publik yang ditunjuk untuk mengaudit
laporan keuangan tahun buku Bank diputuskan dalam RUPS. Dalam hal ini, Bank Mestika
telah menunjuk dan menggunakan jasa akuntan publik selama 5 (lima) tahun buku terakhir,
antara lain sebagai berikut :
Tahun Buku Nama Akuntan Publik Fee (tanpa Ppn)
2011 KAP Tony, Frans & Daniel 320,000,000
2012 KAP Lenard, Mulia & Richard 300,000,000
2013 KAP Lenard, Mulia & Richard 350,000,000
2014 KAP Lenard, Mulia & Richard 375,000,000
2015 KAP Lenard, Mulia & Richard 380,000,000
Bank tidak menggunakan jasa Akuntan Publik yang ditunjuk tersebut, selain hanya untuk
mengaudit laporan keuangan tahun buku yang berakhir.
96 | P a g e
K. Penerapan Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia nomor
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 serta Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penerapan manajemen risiko yang efektif pada
seluruh level organisasi bertujuan untuk melakukan desain pengendalian/ mitigasi secara
dini atas eksposur risiko dari aktivitas perbankan yang dilakukan oleh Bank. Bank juga
senantiasa melakukan penyempurnaan atas pelaksanaan manajemen risiko agar dapat lebih
akurat dalam meng-capture dan mengelola eksposur risiko sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas usaha yang dijalankan oleh Bank. Selain penerapan manajemen risiko yang
efektif tentunya perlu didukung oleh struktur permodalan yang kuat dari Bank guna untuk
meng-cover potensi eksposur risiko dalam keadaan disaster.
Penerapan manajemen risiko Bank selama tahun 2015 dilakukan pada seluruh aktivitas/
kegiatan usaha oleh seluruh lini organisasi, hal tersebut bertujuan agar eksposur risiko yang
timbul dari pelaksanaan aktivitas maupun kegiatan tersebut dapat terkendali dengan baik
dan efektif. Beberapa penerapan manajemen risiko tersebut mencakup penetapan,
penyempurnaan dan pengkinian Kebijakan dan Prosedur Tertulis mengikuti perkembangan
regulasi maupun perkembangan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank, penetapan dan
review limit risiko, maksimalisasi fungsi satuan kerja, penetapan program pendidikan
(training), perencanaan dan pengukuran efisiensi SDM, dan lainnya.
Pelaksanaan penerapan manajemen risiko telah mencakup 8 risiko yakni Risiko Kredit,
Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Reputasi,
Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan. Secara triwulanan Bank telah menyampaikan
laporan Profil Risiko kepada regulator secara tepat waktu. Bagi Bank, pengelolaan risiko
merupakan prioritas utama dalam menjalankan prinsip kehati-hatian. Oleh karena itu,
manajemen Bank mengembangkan kultur manajemen risiko kepada seluruh pegawai dan
jenjang organisasi. Saat ini dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pengelolaan risiko,
Bank mempunyai Satuan Kerja Manajemen Risiko serta di level Direksi dibantu oleh
Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite ALCO
(Asset Liabilities Committee), Komite Pengarah Teknologi Informasi, dan SKAI.
97 | P a g e
Pelaksanaan manajemen risiko Bank Mestika senantiasa diarahkan dan dikembangkan
sesuai standar terbaik (best practice), yang secara garis besar meliputi identifikasi risiko,
pengukuran risiko, pengendalian risiko dan monitoring risiko. Infrastruktur pendukung
manajemen risiko Bank Mestika berupa kebijakan dan Standard Operating Procedures
(SOP) untuk setiap aktifitas fungsional Bank dan Core-system yang mengintegrasikan
informasi yang terkait dengan praktek manajemen risiko. Semua infrastuktur tersebut
dioptimalkan untuk dapat memastikan berfungsinya pengelolaan risiko yang menyeluruh,
terpadu, terukur dan terkendali.
L. Permasalahan Hukum
Sepanjang tahun 2015, permasalahan hukum yang timbul serta upaya penyelesaian yang
terjadi sebagai berikut :
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap) 4 Perkara 0
Dalam proses penyelesaian 9 Perkara 0
Total 13 Perkara 0
Permasalahan hukum perdata dan pidana selama tahun laporan telah diajukan melalui
proses hukum, pengaruhnya terhadap perusahaan tidak signifikan karena telah dilakukan
mitigasinya.
M. Informasi Terkait Sanksi Administratif dari Regulator
Pada tahun 2015, Bank Mestika dikenakan 1 (satu) sanksi administratif dari Bank Indonesia
dengan surat No. 17/631/DPKL/DPP2 tanggal 13 Agustus 2015 sebesar Rp 50,000,- (lima
puluh ribu rupiah) atas keterlambatan atas pengiriman Laporan Harian Bank Umum
(LHBU).
N. Kode Etik (Code of Conduct)
Bank telah menyempurnakan Kode Etik Bank sesuai dengan Surat Keputusan Tahun 2015
nomor 019/SK-BMD/2015 tanggal 25 November 2015. Kode Etik Bank ini akan dijadikan
sebagai panduan yang dijadikan pedoman standar bagi seluruh karyawan Bank dalam
bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang
mencerminkan integritas karyawan yang mengacu pada ketentuan internal Bank.
98 | P a g e
Pemberlakuan Kode Etik
Dalam komitmen untuk mengoptimalkan Penerapan Good Corporate Governance dalam
setiap pelaksanaan aktivitas operasional maupun fungsional Bank, maka Manajemen Bank
menetapkan code of conduct untuk seluruh elemen organisasi yang tertuang dalam Good
Practice Guide.
Sosialisasi Kode Etik dan Upaya Penegakannya
Bank secara berkala melakukan sosialisasi dan menyediakan buku saku panduan Good
Practice Guide kepada karyawan Bank sejak tahun 2010. Pada tahun 2015, sosialisasi
dilakukan untuk seluruh karyawan baru Bank Mestika sebanyak 6 (enam) kali.
Pokok-pokok Kode Etik
Adapun Kode Etik Bank tersebut, mencakup;
1. Komitmen terhadap Bank,
2. Komitmen terhadap Karyawan,
3. Komitmen terhadap Nasabah,
4. Komitmen terhadap Pihak Ketiga,
5. Kontribusi terhadap Masyarakat & Lingkungan,
6. Interaksi Media dan Penampilan di Muka Umum,
7. Penegakan Kode Etik.
Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Karyawan Bank Mestika wajib mematuhi Code of Conduct. Tindakan Pelanggaran
terhadap Code of Conduct dan praktek perbankan lainnya yang bertentangan dengan prinsip
GCG Bank, akan senantiasa ditanggapi dan ditindak-lanjuti oleh Komite GPG. Sanksi yang
ditetapkan akan dimusyawarahkan untuk dimufakatkan oleh anggota Komite GPG, dan
apabila tidak tercapai kata sepakat terhadap tindakan yang akan ditempuh, akan dilakukan
voting tertutup. Pengenaan sanksi mengacu pada ketentuan Bank.
O. Optimalisasi Implementasi Good Corporate Governance
Dalam mengoptimalkan penerapan pelaksanaan Good Corporate Governance, Manajemen
Bank telah menggariskan praktek aktivitas harian dan fungsional Bank pada Good Practice
Guide Bank Mestika. Penilaian terhadap penerapan tahun 2015 penilaian terhadap
Penerapan Good Corporate Governance Bank Mestika menunjukkan peringkat 2 yakni
99 | P a g e
“Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Manajemen dengan serius menerapkan Good
Corporate Governance yang secara umum baik yang tercermin dari pemenuhan yang
memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Bank secara konsisten
menyempurnakan penerapan Good Corporate Governance.
P. Speak-Up Policy (Whistleblowing)
Pelaporan terkait indikasi tindakan fraud dilakukan melalui mekanisme Speak-Up Policy
yang dapat disampaikan secara lisan, tertulis maupun melalui media elektronik.
Dalam Good Practice Guide tertuang Speak-Up Policy yang mengatur mekanisme
pelaporan pelanggaran yang dapat dilakukan oleh seluruh jajaran terkait Bank. Adapun
mekanisme pelaporan tersebut, yakni:
Sebagai langkah pertama dalam melaksanakan kebijakan ini, setiap
saran/ide/kritik/temuan diajukan ke Atasan langsung. Untuk pertimbangan keseriusan
dan sensitifitas temuan, dan pertimbangan terhadap jabatan/status personil yang terlibat,
serta karena tindakan yang tidak memuaskan yang telah ditempuh oleh Atasan langsung
dalam menanggapi temuan selama periode 30 hari, atau karyawan merasa Atasan
langsung yang terlibat, maka pelaporan temuan ini dapat diajukan langsung ke Komite
GPG,
Dalam hal karyawan sangat meyakini adanya conflict of interest ataupun keterlibatan
salah-satu anggota Komite GPG yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan
tindak lanjut terhadap pelaporan yang disampaikan, maka karyawan dapat mengajukan
ke:
– Presiden Direktur Bank,
– Wakil Presiden Direktur Bank.
Penyampaian dapat berbentuk lisan atau tulisan,
Komite akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalisasi
kesulitan yang akan dihadapi karyawan sebagai akibat dari pelaporan, dan Komite akan
memastikan karyawan menerima informasi atas hasil investigasi,
Setiap pelaporan yang masuk ke Komite akan diklasifikasikan rahasia dan setiap
tindakan / keputusan yang diambil akan diupayakan untuk tidak membocorkan identitas
karyawan pelapor. Tetapi, Karyawan wajib menyadari risiko tereksposnya identitas
karena pada proses investigasi yang berjalan adakalanya membutuhkan data pembuktian
yang jelas,
100 | P a g e
Jika karyawan merasa tidak puas dan berkeinginan untuk mengangkat pelaporan ke
pihak di luar Komite, maka karyawan dapat meneruskan ke:
– Presiden Direktur Bank,
– Wakil Presiden Direktur Bank,
– Dewan Komisaris Bank
Pelaporan Speak-Up Policy juga dapat dilaporkan kepada SKAI sebagai Divisi yang
membawahi fungsi Anti Fraud.
Jumlah pengaduan
Selama tahun 2015, tidak terdapat pengaduan resmi sebagai whistleblowing.
101 | P a g e
Kedaruratan Lingkungan Pendidikan Kesehatan Sosial
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
A. Pendahuluan :
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
suatu konsep bahwa suatu perusahaan atau bentuk organisasi memiliki tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas, tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", di mana suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus berdasarkan keputusan dari tiap aspek, tidak hanya berdasarkan faktor keuntungan
sepihak, melainkan keuntungan berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan baik untuk
janga pendek maupun untuk jangka panjang.
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial & Lingkungan Perseroan Terbatas, yang merupakan tindak lanjut dari pasal
74 Undang Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Bank Mestika telah berkomitmen dalam melaksanakan Perpu tersebut untuk itu
sesuai dengan Visi dan Misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bank Mestika.
B. Visi dan Misi
Visi
Berperan aktif membantu program Pemerintah dalam misi kemanusiaan yaitu pelayanan
sosial, kesehatan, kedaruratan, pendidikan dan penelitian serta pelestarian lingkungan.
Misi
Mengembangkan sinergi dan nilai tambah dengan para stakeholders (organisasi sosial,
instansi pemerintah, karyawan Bank dan masyarakat) dalam rangka pelaksanaan
bantuan sosial,
Memberikan bantuan sosial dalam bentuk moral maupun material serta memastikan
penyaluran bantuan telah tepat guna, objektif, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan (accountable).
Maka dalam hal pemberian bantuan sosial oleh Bank Mestika telah ditentukan bahwa
bantuan sosial terfokus pada bidang-bidang tersebut dibawah ini :
102 | P a g e
C. Struktur pengelolaan CSR
Kegiatan CSR Bank Mestika berada didalam pengawasan Kepala Divisi (Kadiv) Human
Capital yang pengelolaannya dilakukan oleh Corporate Secretary. Setiap kegiatan CSR
yang akan dilakukan akan diajukan oleh Corporate Secretary ke Kadiv Human Capital
untuk mendapatkan persetujuan dan/atau diteruskan ke Direksi untuk mendapatkan
rekomendasi, selanjutnya pelaksanaan pemberian bantuan akan dilakukan dan direalisasikan
baik bersama-sama dengan cabang maupun dilakukan langsung oleh Kantor Pusat, setiap
tahun Kantor Pusat akan merekapitulasi rencana dan usulan serta budget cabang-cabang
yang akan melakukan pemberian bantuan CSR didaerah masing-masing melalui Corporate
Secretary.
D. Pengelolaan Dana CSR
Dana CSR dikelola oleh Kantor Pusat, yang didalam rencana dan realisasi pelaksanaannya
mempertimbangkan masukan dari seluruh cabang untuk penyaluran CSR di daerah masing-
masing.
Sebelum tahun buku berakhir, Kantor Pusat meminta seluruh cabang untuk membuat dan
mengirimkan daftar rencana pelaksanaan penyaluran CSR selama tahun berikutnya.
Sebelum penyaluran dana dilaksanakan akan dilakukan survey, melakukan pencarian data
dan informasi serta tujuan kepentingan atas pemberian bantuan. Namun, ada bantuan yang
tidak dilakukan survey terlebih dahulu karena bersifat darurat seperti bantuan untuk korban
bencana alam.
Dalam merencanakan program CSR, Bank Mestika mempertimbangkan jenis kegiatan dan
bantuan yang paling dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerima.
Dengan demikian bantuan-bantuan yang disalurkan akan bermanfaat bagi masyarakat.
Direksi
Kadiv Human Capital
Corporate Secretary
Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu
103 | P a g e
E. Jenis Program :
Sepanjang tahun 2015, Bank Mestika telah merealisasikan pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan ke masyarakat yang membutuhkan, antara lain :
i. Kedaruratan
KABUT asap akibat aksi
pembakaran hutan dan lahan
menyelimuti wilayah Riau.
Pembakaran itu menghasilkan asap
pekat sepanjang pagi hingga malam
sehingga kualitas udara khususnya di
Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru
menurun. Pekatnya kabut asap pada
pagi dan malam juga telah mengganggu aktivitas warga. Aroma menyengat hasil sisa
pembakaran hutan diyakini bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Diakibatkan oleh
kebakaran hutan di Riau, menyebabkan pulau Sumatera dan Kalimantan terkena dampak
buruk asap. Bahkan sudah sampai ke negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Dari
hasil pencatatan 10 (sepuluh) alat pencatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang
tersebar di beberapa wilayah Riau, enam diantaranya berada pada kategori berbahaya
dengan angka polutan diatas 300.
Untuk itu, melalui Bank Mestika Cabang Pekanbaru dan Cabang Pembantu sekitarnya
membagikan masker kepada masyarakat pengguna jalan, baik itu pejalan kaki, pengendara
sepeda motor ataupun mobil. Dengan membagikan masker sekaligus mengingatkan
masyarakat sekitar yang belum menyadari bahwa asap pembakaran hutan yang timbul
tidak baik bagi kesehatan.
104 | P a g e
Bantuan kedaruratan lainnya diberikan melalui Bank
Mestika Cabang Kisaran kepada korban kebakaran di
daerah Tanjung Ledong, Kisaran pada tanggal 18 Mei
2015 berupa uang tunai yang akan digunakan untuk
membantu para korban kebakaran membangun kembali
tempat tinggalnya. Kebakaran di lingkungan perumahan
padat penduduk tersebut menyebabkan + 43 rumah
penduduk terbakar yang menyebabkan kehilangan
tempat tinggal dan kehilangan mata pencariannya.
ii. Lingkungan
Bank Mestika berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dan untuk mengurangi
pemanasan global, yang kini bukan lagi hanya menjadi isu lingkungan melainkan fakta
nyata masalah lingkungan yang sedang terjadi. Pemanasan global menyebabkan siklus
pergantian musim menjadi sulit diprediksi. Fakta nyata dari pemanasan global ini ditandai
dengan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan dan curah hujan yang tinggi
menyebabkan banjir.
Aksi nyata yang dapat mencegah memburuknya kondisi lingkungan akibat pemanasan
global adalah dengan memelihara dan menjaga lingkungan alam saat ini. Berbagai konsep
pemeliharaan lingkungan dibentuk oleh organisasi internasional dan juga komunitas di
dalam negeri. Aksi nyata yang dapat dilakukan adalah penghijauan lingkungan, seperti
yang dilakukan Bank Mestika melalui Kantor Cabang Batam bekerjasama dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu PATRIA (Pemuda Theravada Indonesia) dan
Departemen Kehutanan Batam dalam program pelestarian lingkungan dengan
memberikan bibit tanaman yang akan ditanam kembali di Hutan Tanjung Riau, Markas
Kota Batam Kementrian Kehutanan RI, Batam-Kepulauan Riau. Kegiatan penanaman
105 | P a g e
pohon ini diharapkan dapat menjaga ekosistem dan menjadikan Hutan Tanjung Riau
sebagai paru-paru dari Pulau Batam dan dapat mengurangi efek dari pemanasan global.
Bentuk nyata kepedulian lingkungan yang dilakukan oleh Bank Mestika dalam keseharian
operasionalnya adalah dengan :
Membentuk budaya disiplin terhadap penggunaan listrik, yaitu efisiensi dalam
penggunaan AC dan lampu didalam ruangan kerja masing-masing unit sesuai dengan
kebutuhan serta mengurangi pemakaian lift apabila hanya mengakses naik/turun 1
atau 2 lantai saja,
Mengurangi pemakaian kertas, dengan tema “Go Green” yaitu meminimalkan
pemakaian kertas dengan menggunakan media internal perusahaan seperti Mestika
Mail System dan email, serta memaksimalkan penggunaan kertas bekas untuk
kalangan internal Bank,
Mengumpulkan sisa-sisa kertas dari mesin penggiling kertas yang akan diberikan ke
satu lembaga sosial yang akan mengolah sisa-sisa kertas tersebut menjadi barang
yang bermanfaat yaitu selimut.
iii. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. (UU SISDIKNAS No.20
tahun 2003)
Sejalan dengan kutipan diatas, Bank Mestika sangat mendukung kemajuan pendidikan,
untuk itu dalam penyaluran biaya CSR tahun 2015 diberikan dalam bentuk beasiswa
kepada pelajar yang berprestasi tetapi kurang mampu, perbaikan fasilitas sekolah serta
pemberian sarana yang menunjang aktivitas belajar mengajar seperti proyektor.
Saat memberikan bantuan tersebut, Bank Mestika sekaligus memberikan edukasi
keuangan kepada para pelajar serta guru agar lebih mengerti mengenai Bank dan bijak
dalam menggunakan uang. Jadi, selain turut berkontribusi dalam bidang Pendidikan juga
turut mendukung Program Pemerintah dalam menggalakkan Kampanye Rajin Menabung,
agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan.
106 | P a g e
Realisasinya penyaluran CSR dalam bidang Pendidikan sudah dilakukan di beberapa kota
melalui Kantor Cabang Bank Mestika dan akan dilakukan secara berkelanjutan. Seperti
yang dilakukan oleh Kantor Cabang Jambi, Bank Mestika bekerjasama dengan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dan Perbankan se-kota Jambi dalam kegiatan
CSR dengan tema “Mendukung Program
Pembangunan Pemerintah Kota Jambi”.
Bantuan yang diberikan adalah melakukan
pembangunan/perbaikan toilet di 4 (empat)
sekolah yang dipilih serta memberikan
bantuan beasiswa dan perlengkapan sekolah kepada 140 pelajar yang tidak mampu.
iv. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, bakti sosial donor darah merupakan kegiatan rutin yang
diadakan oleh Bank Mestika setiap tahunnya. Salah satunya pada tahun ini,
diselenggarakan di Kantor Pusat Operasional serta beberapa Kantor Cabang melaksanakan
bakti sosial donor darah dalam rangka HUT Bank Mestika ke 60.
107 | P a g e
Selain itu, juga diadakan sunatan masal yang bekerjasama
dengan Pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa, Medan
Sumatera Utara mengadakan bakti sosial berupa sunatan
masal yang diikuti oleh anak-anak kurang mampu dari 8
(delapan) desa yang ada disekitar Tanjung Morawa.
Selain itu, Bank Mestika juga bekerjasama dengan Lions Club
dalam pelaksanaan kegiatan “Lions Journey for Solidarity
XXXIII”. Merupakan kegiatan olahraga jalan santai bersama
dari berbagai kalangan, mengajak masyarakat untuk hidup
sehat walaupun dengan kesibukan yang padat agar tetap
menyempatkan berolahraga. Sesuai dengan motto lama
“Mensana Incorporesano” yang berarti didalam tubuh yang
sehat, terdapat jiwa yang kuat.
v. Sosial
Dalam bidang sosial, Bank Mestika melalui Kantor Cabang memberikan bantuan kepada
masyarakat yang kurang mampu, fakir miskin, penghuni panti jompo dan anak-anak
penghuni panti asuhan. Bantuan yang diberikan beragam, selain pemberian sembako untuk
kebutuhan sehari-hari, peralatan seperti mesin cuci, lemari, kipas angin dan kasur/matras.
Bantuan tersebut diserahkan dalam rangka hari besar keagamaan, sebagai wujud kepedulian
dan berbagi kepada mereka yang merayakan hari besar dan membutuhkan bantuan.
a. Tanggung jawab kepada karyawan
Dengan total karyawan yang berjumlah 1,293 orang, dengan wilayah operasional yang
tersebar di Sumatera dan Jakarta dan Pulau Jawa, Bank Mestika senantiasa
mengutamakan kesehatan, keselamatan kerja dan memperhatikan lingkungan kerja
dalam segala aspek guna mendukung aktivitas bisnis bank.
Pengelolaan praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
komitmen Bank yang memandang para karyawannya sebagai mitra strategis dan
merupakan aset berharga bagi Bank. Atas dasar ini, Bank memastikan kesejahteraan,
kesehatan, dan keselamatan karyawan dalam setiap kegiatan operasional Bank. Sebagai
upaya untuk menjaga keselamatan karyawan dan melindungi aset perusahaan, Bank
108 | P a g e
melaksanakan simulasi tanggap darurat yang disebut sebagai BCP (Business Continuity
Plan).
Perhatian manajemen terhadap kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan kerja
selalu diimplementasikan di seluruh lini manajemen termasuk Pimpinan Cabang,
Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas di seluruh pelosok di mana Bank Mestika
beroperasi. Dengan demikian, penanganan tentang masalah kesehatan, keselamatan
kerja dan lingkungan kerja di seluruh kantor dapat terintegrasi dengan baik sehingga
dapat menjamin kelangsungan usaha dan bisnis Bank.
Selain itu, Bank juga memberikan pelatihan dan seminar kepada para karyawan untuk
menambah pengetahuan dalam job-description masing-masing agar dapat
diimplementasikan dalam bisnis Bank. Pelatihan yang diberikan tidak hanya dari sisi
penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi dari sisi emosional karyawan harus
diperhatikan dengan cara memberikan seminar yang bersifat motivasi untuk menambah
semangat seluruh karyawan.
b. Tanggung jawab kepada Konsumen
Bank Mestika dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa perbankan,
dengan menghasilkan produk-produk untuk memanjakan nasabah-nasabahnya.
Berbicara mengenai tanggung jawab sosial terhadap konsumen berarti berbicara
tentang nyaman atau tidaknya konsumen menggunakan jasa perbankan melalui Bank
Mestika.
Dalam hal ini Bank dituntut untuk membuat konsumen sedemikian rupa menjadi
nyaman dalam menggunakan jasa perbankan. Untuk itu, harus dipastikan tanggung
jawab kepada nasabah perlu diperhatikan, seperti menetapkan kode etik dalam
memasarkan produk dan jasa, memantau keluhan nasabah, dan melakukan survey
kepuasan nasabah.
Untuk itu, Bank Mestika telah mengimplementasikan dengan beberapa cara, yaitu :
Untuk konsistensi memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh nasabah, tim
Service Quality Internal Bank secara continue melakukan pembekalan pelatihan
untuk meningkatkan pelayanan serta memberikan sarana seperti kotak saran di setiap
kantor Bank Mestika untuk nasabah yang ingin memberikan saran dan kritik untuk
peningkatan pelayanan yang lebih baik.
109 | P a g e
Untuk menangani keluhan, nasabah dapat menghubungi customer service di kantor
terkait ataupun menghubungi layanan Call Center Bank Mestika dengan nomor
14083.
Adanya kebijakan Speak-Up Policy untuk nasabah Bank Mestika terkait dengan
Penerapan Strategi Anti Fraud Bank. Kebijakan ini merupakan media bagi nasabah
untuk melaporkan adanya indikasi tindakan fraud yang terjadi pada Bank baik yang
dilakukan oleh pihak internal Bank maupun eksternal. Pelaporan dapat dilakukan
secara lisan maupun tulisan.
– Pelaporan secara lisan dapat menghubungi (061) 4525800 ext. 1800,1804,1805.
– Pelaporan secara tulisan dapat melalui e-mail, yakni : [email protected],
F. Realisasi Program CSR
Dalam melakukan kegiatan bisnisnya sebagai bagian dari masyarakat, Bank selalu berusaha
untuk ikut memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan berbagai
masalah yang terjadi di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial ini
bukanlah semata-mata kewajiban menjalankan peraturan perundang-undangan, tetapi
merupakan warisan cita-cita para pendiri Bank Mestika sejak tahun 1955. Bank Mestika
telah berdiri selama 61 tahun, namun semangat meningkatkan kehidupan masyarakat tidak
pernah surut.
Sejalan dengan komitmen tersebut, Bank Mestika memiliki berbagai program yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi karyawan dalam kegiatan tanggung
jawab sosial yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Secara garis besar, biaya yang
telah dikeluarkan dalam melaksanakan aktivitas CSR sepanjang tahun 2015, sebagai
berikut:
Kategori Nominal (Jutaan Rp)
Bantuan sumbangan kegiatan kemasyarakatan & lingkungan 184,997
Bantuan sumbangan kegiatan pendidikan 69,340
Bantuan sumbangan kegiatan kesehatan 35,149
Bantuan sumbangan kegiatan kedaruratan 16,215
Total 305,702
110 | P a g e
Adapun kegiatan-kegiatan sosial Bank Mestika selama 3 (tiga) tahun terakhir, sebagai
berikut:
Keterangan Jumlah (dalam jutaan)
Tahun 2013 523.68
Tahun 2014 217.17
Tahun 2015 305.702
Melalui CSR ini, harapan terbesar Bank adalah semakin berkonsisten dalam menunjukkan
kepedulian pada masyarakat sekitar, serta dapat terus membantu dan meringankan beban
mereka yang membutuhkan bantuan.
111 | P a g e
DEWAN
KOMISARIS
KOMITE
AUDITDIREKTUR
KEPATUHAN PRESDIR
Kadiv SKAI
Quality Assurance dan
Improvement
Auditor Auditor Auditor Auditor Auditor
Senior Senior Senior Senior Senior
Auditor Auditor Auditor Auditor Auditor
Branch
Auditor
Branch
Auditor
Branch
Auditor
Branch
Auditor
Branch
Auditor
Tinjauan Manajemen
I. Sistem Pengawasan dan Pengendalian Audit Intern Bank
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank Mestika adalah pelaksana tugas di bidang
pengawasan internal fungsional dan aktivitas organisasi Bank yang berkedudukan dibawah
Presiden Direktur, serta bertanggungjawab langsung kepada Presiden Direktur. Kepala Divisi
SKAI membawahi:
1 (satu) orang Quality Assurance & Improvement,
5 (enam) orang Auditor Senior,
3 (empat) orang Auditor Junior,
15 (lima belas) orang Branch Auditor.
Struktur Organisasi SKAI
Riwayat Jabatan dan Pengalaman Kerja Kepala Divisi SKAI
Dasar penunjukan sesuai dengan Surat Pengangkatan Kepala Divisi SKAI nomor
014/SP/BMD/KPO/2012 tanggal 2 Februari 2012.
Tahun Pendidikan Formal
2011 S-2 Magister Manajemen
2013 Certified Fraud Examiner
Pengalaman Kerja
1994 - 1997 Account Officer PT Intan Tangguharta Finance Medan
1997 - 1998 Staff Exim BCA Medan
112 | P a g e
1998 - 2002 Staff PSO ABN AMRO Bank Medan
2003 - 2004 Auditor PT Bank Mestika Dharma
2004 - 2005 Risk Management Officer PT Bank Mestika Dharma
2005 - 2006 Kasie Risk Management Unit PT Bank Mestika Dharma
2006 - 2008 Kasie Managemen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mestika Dharma
2009 - 2011 Kepala Bagian Manajemen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mestika Dharma
2011 - 2012 Kepala Bagian Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank Mestika Dharma
2012 - 2013 Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika Dharma
2013 - sekarang Kepala Divisi Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Mestika Dharma
Tbk
Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur dengan persetujuan dari
Dewan Komisaris dan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan alasan
pengangkatan dan pemberhentian.
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal:
Melaksanakan pemeriksaan / audit berbasis Governance, Risk dan Compliance
(GRC) terhadap jalannya aktifitas fungsional dan operasional Bank melalui
penyajian pelaporan sesuai standar yang ditetapkan.
Melakukan evaluasi dan validasi terhadap sistem pengendalian, pengelolaan,
pemantauan efektifitas serta efisiensi sistem dan prosedur untuk setiap unit
organisasi Bank.
Memastikan proses tata kelola dan kepatuhan Bank telah sesuai dengan visi dan misi
Bank, serta sejalan dengan ketentuan lainnya yang diatur oleh Otoritas Perbankan
dan lembaga berwenang lainnya.
Mengidentifikasi kelemahan dan penyimpangan secara dini, potensi risiko,
melakukan analisa risiko, memberi solusi / rekomendasi / alternatif perbaikan atas
kelemahan yang timbul dan atau pengendalian yang dibutuhkan, sesuai
perkembangan kompleksitas dan usaha Bank, baik di area operasional, fungsional
dan penggunaan sistem teknologi informasi, yang akan menjadi fokus audit.
Melakukan monitoring dan evaluasi atas hasil-hasil temuan audit serta
menyampaikan saran perbaikan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan sistem /
kebijakan / peraturan yang sesuai dengan persyaratan, peraturan perundang-
undangan, regulasi yang berlaku.
Berperan sebagai narasumber dalam aspek pengendalian dalam hal Bank melakukan
pengembangan penyelenggaraan aktvitas operasional dan fungsional serta teknologi
sistem informasi Bank.
Mengidentifikasi dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada
di Bank secara berkesinambungan.
113 | P a g e
Menyampaikan hasil audit yang telah dilaksanakan kepada Presiden Direktur dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Kepatuhan.
Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern sesuai ketentuan
yang berlaku atau sesuai penugasan dari Direksi dan Dewan Komisaris.
Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) melaksanakan fungsi pengawasan internal secara
independen, memastikan kehandalan sistim pengawasan dan pengendalian intern Bank
terhadap Good Corporate Governance Bank, manajemen risiko serta kepatuhan Bank. Kepala
Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank membawahi SKAI dan Branch Auditor.
Kedudukan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) secara struktur organisasi Bank berada dibawah
Presiden Direktur dengan garis komunikasi kepada Dewan Komisaris dan Direktur
Kepatuhan.
Fokus pemeriksaan SKAI
Pemeriksaan SKAI terfokus untuk memastikan pelaksanaan semua aktifitas lini bisnis Bank
dan aktifitas harian karyawan di setiap kantor – kantor Bank telah mengacu pada budaya dan
praktek tata kelola (Governance), Manajemen Risiko dan Kepatuhan terhadap regulasi-
regulasi yang berlaku, serta sesuai dengan visi misi Bank.
Piagam Audit Intern
Piagam Audit Intern Bank ditetapkan dalam Keputusan Direksi no. 004/SK-BMD/DIR/2015
tanggal 26 Januari 2015, penyesuaian mencakup metode pemeriksaan SKAI yang sebelumnya
berbasis Risk Based Audit menjadi Governance, Risk & Compliance (GRC).
Kegiatan SKAI tahun 2015
SKAI telah melakukan pemeriksaan dan Evaluasi terhadap proses bisnis yang mencakup
Manajemen Operasional, Perkreditan, Accounting, Asset Liability Management (ALMA),
Logistik, Bancassurance, Bussiness Development, Teknologi Informasi (IT), Fungsi
Kepatuhan, International Banking dan Kantor Cabang maupun Kantor Capem Bank
Mestika,yakni:
1. Audit tahunan terhadap 10 (sepuluh) Kantor Cabang beserta capemnya,
2. Audit tahunan terhadap 24 (dua puluh empat) Kantor Capem KPO Medan,
3. Audit Teknologi Informasi yang mencakup IT Vision SMS & General Ledger,
Kepatuhan & KYC, Hardware & License, SKNBI & Vision Sign dan Umum IT,
114 | P a g e
4. Audit Manajemen / Proses Bisnis pada KPO (Kantor Pusat Operasional) yang
mencakup Manajemen Operasional, Kredit & Marketing, Logistik, Evaluasi Asset
Liability Management (ALMA), Evaluasi Bancassurance, Evaluasi Business
Development, Accounting,
5. Melakukan 723 (tujuh ratus dua puluh tiga) kali surprise audit khasanah.
Anti-Fraud
Pada tahun 2015, Bank konsisten menerapkan Strategi Anti-Fraud pilar Pencegahan dengan;
Memberikan sosialisasi berkesinambungan terkait Employees Anti-Fraud Awareness
kepada seluruh karyawan Bank maupun karyawan baru.
Membudayakan Customer Awareness melalui brosur yang disebarkan pada seluruh
kantor Bank Mestika serta mempublikasikan program Customer Awareness di website
resmi Bank (www.bankmestika.co.id).
Mengidentifikasi kerawanan terjadinya potensi fraud pada setiap aktifitas melalui
Fraud Self-Assesement yang dilakukan oleh masing-masing Cabang.
Melakukan Surveillance System untuk memastikan efektifitas penerapan Strategi Anti-
Fraud Bank.
Melakukan upaya pencegahan fraud dari aspek SDM melalui Know Your Employee
yang mencakup;
– Pre-Employee Screening yaitu kebijakan dari Divisi Human Capital yang
mempertimbangkan beberapa aspek penting pada saat proses rekrutmen calon
karyawan,
– Kebijakan Rotasi / Mutasi / Promosi
– Program Monitoring Karyawan
Penyusunan Watch List.
Untuk penerapan strategi Anti Fraud pilar Deteksi, upaya yang ditempuh Bank antara lain
sebagai berikut;
Whistleblowing: pada Bank disebut Speak-Up Policy yakni jalur pelaporan terkait
indikasi terjadinya tindakan fraud, dapat disampaikan secara lisan, tulisan dan melalui
media elektronik.
Surprise Audit dan pelaksanaan audit secara regular oleh SKAI & Branch Auditor.
115 | P a g e
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi melalui rapat dan laporan hasil
pemeriksaan dari bagian-bagian yang terkait, serta melalui laporan dari komite-komite.
Kesimpulan Umum Hasil Self-Assessment Pelaksanaan GCG (Good Corporate
Governance)
Bank telah Melaksanakan penilaian Self-Assessment Pelaksanaan GCG (Good Corporate
Governance), sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan
perubahannya No.8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013,
perihal “Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum”, Peringkat komposit
hasil self assessment pada semester I & II 2015 adalah 2 (dua) atau menunjukkan bahwa
penilaian GCG di Bank Mestika “Baik”
II. Kepatuhan / Compliance
Pelaksanaan fungsi kepatuhan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan
ketahanan perbankan dan memitigasi risiko-risiko yang berdampak pada tingkat kesehatan
Bank. Salah satu risiko adalah risiko kepatuhan. Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul
akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku. Untuk dapat meminimalkan potensi risiko kepatuhan yang mungkin
terjadi, seluruh jajaran organisasi perlu bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko
kepatuhan pada seluruh aktivitas Bank.
Bank Mestika telah menunjuk Direktur Kepatuhan yang membawahi fungsi Kepatuhan dan
Dewan Komisaris juga turut berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap budaya
dan fungsi kepatuhan di lingkungan Bank. Pelaksanaan fungsi Kepatuhan dan upaya-upaya
tersebut dituangkan dalam Laporan Kepatuhan yang disampaikan secara semesteran dimana
Bank telah menyampaikan Laporan Kepatuhan tahun 2015 kepada Otoritas Jasa Keuangan
dengan tembusan kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris. Sesuai ketentuan yang
berlaku dan secara garis besar melaporkan tugas dan tanggung jawab Direktur yang
membawahi fungsi Kepatuhan antara lain :
Pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kerja dan realisasinya serta perbandingan
pencapaian kinerja bank,
Penerapan prinsip mengenal nasabah dan Program APU & PPT,
Sumber Daya Manusia,
Manajemen Risiko,
116 | P a g e
Good Corporate Governance,
Hasil pemantauan terhadap pelaksanaan komitmen bank dengan Otoritas Jasa Keuangan
dan/atau Bank Indonesia,
Pemberian rekomendasi terhadap kredit yang diserahkan pada Komite C dengan limit ≥
Rp.10 miliar (Sepuluh Miliar Rupiah) dan Komite D,
Sosialisasi kepada Bagian/Satuan Kerja Terkait mengenai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai salah
satu upaya dalam meningkatkan budaya kepatuhan Bank dan meminimalkan risiko
Kepatuhan yang ada yang diakibatkan oleh kurangnya informasi dan pengetahuan terkait
ketentuan atau peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank Indonesia,
Penerapan sistem dan prosedur kepatuhan yang digunakan untuk menyusun ketentuan dan
pedoman intern Bank yakni melalui Manual on Manual Prosedur Kerja
(SOP)/Ketentuan/Pedoman Internal Bank,
Pemantauan terhadap penyampaian laporan atau koreksi laporan yang akan disampaikan
ke Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan Regulator lainnya untuk meminimalisir
risiko kepatuhan Bank dalam penyampaian laporan atau koreksi laporan.
Untuk membantu pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan, Bank membentuk Satuan Kerja
Kepatuhan yang bersifat independen terhadap satuan kerja lain. Tugas dan tanggung jawab
Satuan Kerja Kepatuhan diarahkan kepada peningkatan Compliance Awareness untuk
membentuk Compliance Culture pada seluruh kegiatan usaha Bank dan meminimalkan risiko
kepatuhan dengan merumuskan kebijakan dan prosedur manajemen risiko kepatuhan,
memantau pelaksanaannya serta memastikan terlaksananya Kepatuhan Bank terhadap
komitmen yang di buat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan/atau
Otoritas pengawas lain yang berwenang.
Kegiatan Kepatuhan 2015
Sepanjang tahun 2015, kegiatan kepatuhan yang dilakukan meliputi:
Mengikutsertakan staff kepatuhan dalam pelatihan/sosialisasi/workshop internal dan
eksternal terkait fungsi kepatuhan
Melakukan proses pengelolaan risiko kepatuhan dengan berkoordinasi dengan satuan
kerja manajemen risiko
Memonitoring penyampaian laporan ke regulator Bank.
117 | P a g e
Melakukan kajian kepatuhan kredit meliputi dana kepada grup debitur inti secara
akumulasi , penyediaan dana kepada Komite C dengan limit ≥ Rp. 10 miliar (sepuluh
Miliar Rupiah) dan Komite D,
Merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur internal Bank,
Melakukan sosialisasi ketentuan internal dan eksternal secara langsung maupun secara
tidak langsung yaitu melalui Mestika Mail System (MMS) dan Internal Informasi System
(IIS),
Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan
tentang pelaksanaan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan,
Melakukan Kajian Kepatuhan Operasional dan Kajian Kepatuhan Sosialisasi Ketentuan
Intern yang dilakukan melalui self-assesment,
Memonitoring terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan,
Melaksanakan training terkait fungsi kepatuhan kepada karyawan-karyawan baru,
Melakukan pemantauan dan pengkinian data nasabah,
Menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Dari dan Ke Luar
Negeri (LTKL), dan Sistem Informasi Jasa Terpadu (SIPESAT) kepada PPATK,
Melaksanakan pemeriksaan on site untuk memantau penerapan APU & PPT,
Melakukan kajian aspek kepatuhan lainnya.
III. Human Capital
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan untuk memenangkan
persaingan dalam era globalisasi dan perdagangan bebas. Sebagai implikasi dari semakin
meningkatnya tingkat persaingan, tuntutan sumber daya manusia yang berkualitas semakin
meningkat pula. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia, oleh sebab itu Divisi Human Capital menerapkan strategi berbasis kompentensi
secara konsisten melalui program rekrutmen, pendidikan dan pelatihan karyawan serta
pengembangan organisasi.
Salah satu pernyataan Misi Bank Mestika adalah “memperkuat serta mengembangkan citra
bank, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berintegritas tinggi serta kapasitas
layanan bank demi mendukung upaya pengembangan usaha”. Hal ini menunjukkan
118 | P a g e
keseriusan Manajemen Bank dalam mengembangkan SDM sebagai modal Bank. Sejalan
dengan itu, Bank Mestika melakukan pengembangan SDM yang diimplementasikan secara
komprehensif, sistematis dan terukur.
1. Kebijakan Pengelolaan SDM
Kebijakan Pengelolaan SDM mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia
tentang ketenagakerjaan, Peraturan Perusahaan Bank Mestika (2015-2017) dan Pedoman
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Bank Mestika sesuai dengan Surat Keputusan
Internal Bank nomor 15/SK-BMD/DIR/2010 tanggal 18 Mei 2010 dan nomor 014/SK-
BMD/DIR/2014 tanggal 15 Agustus 2014 tentang Pembentukan Bagian Pendidikan dan
Perencanaan Sumber Daya Manusia PT Bank Mestika Dharma Tbk.
2. Kinerja tahun 2015
Pada bidang ketenaga-kerjaan, Bank Mestika telah berupaya dalam menempuh beberapa
langkah dalam melakukan Manajemen SDM dengan baik, antara lain:
Menyesuaikan struktur dan keanggotaan manajemen Bank,
Menyempurnakan kebijakan dibidang Human Resouce,
Mengembangkan kualitas SDM dengan melakukan pengembangan dan pelatihan yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi,
Memberikan pendidikan dan pelatihan khususnya kepada pengurus dan pejabat Bank
untuk mengikuti ujian program sertifikasi manajemen risiko,
Melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja yang handal,
Meningkatkan motivasi kinerja karyawan dan kualitas pemeliharaan karyawan dengan
melakukan perbaikan fasilitas karyawan dan melakukan komunikasi yang efektif.
3. Komposisi SDM
Pada tahun 2015, jumlah karyawan Bank Mestika sebesar 1,293 orang atau menurun
sebesar 2.04% dari tahun 2014.
Komposisi karyawan berdasarkan Pendidikan sepanjang tahun 2015, sebagai berikut:
Keterangan 2015 2014
Strata 2 & Strata 3 35 28
Strata 1 851 663
Diploma 145 346
Sekolah Menengah Umum 227 245
Sekolah Menengah Pertama 35 38
Jumlah 1,293 1,320
119 | P a g e
Komposisi karyawan berdasarkan gender sepanjang tahun 2015, sebagai berikut:
Keterangan 2015 2014
Wanita 744 772
Pria 549 548
Jumlah 1,293 1,320
Komposisi karyawan berdasarkan Usia sepanjang tahun 2015, sebagai berikut:
Keterangan 2015 2014
<20 25 18
20-29 680 720
30-39 326 336
40-49 194 181
≥50 68 65
Jumlah 1,293 1,320
Komposisi karyawan berdasarkan Golongan sepanjang tahun 2015, sebagai berikut:
Keterangan 2015 2014
Pembina 3 4
Senior Director 2 2
Junior Director 3 2
Asisten Director 8 8
Senior Manager 35 31
Junior Manager 16 18
Asisten Manager 125 121
Senior Staff 343 286
Junior Staff 637 716
Non Staff 121 132
Jumlah 1,293 1,320
4. Sistim Rekrutmen Pegawai
Program rekrutmen dilakukan secara komprehensif meliputi seleksi awal berupa verbal
dan non verbal, wawancara dan assessment sehingga diharapkan menghasilkan calon
karyawan yang potensial. Proses rekrutmen dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka
memenuhi kebutuhan atas karyawan berkualitas. Rekrutmen dilakukan dengan beberapa
cara antara lain melalui website Bank, iklan di bursa pencari kerja serta staff refferal.
120 | P a g e
Divisi human capital secara terus menerus mengembangkan sistem rekrutmen dan seleksi
karyawan serta memberikan pelatihan dan peningkatan kompentensi kepada pihak yang
melakukan rekrutmen sehingga kualitas sumber daya manusia yang direkrut sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
5. Kesempatan Kerja yang Sama
Dalam rangka mewujudkan prinsip persamaan kesempatan dan keberagaman dalam
lingkungan Bank, Bank Mestika menjamin bahwa setiap karyawan punya hak yang sama
untuk dipekerjakan dan mengembangkan karir tanpa mempertimbangkan faktor suku,
agama, kepercayaan, ras, jenis kelamin, status pernikahan, orientasi seksual, warna kulit,
ataupun indikator lainnya yang bisa ditafsirkan sebagai bentuk-bentuk diskriminasi.
IV. Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU & PPT)
Bank sangat rentan terhadap kemungkinan digunakan sebagai media pencucian uang dan
pendanaan terorisme. Untuk memitigasinya bank diwajibkan mendukung pencegahan
tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme dengan menerapkan APU dan PPT
sesuai dengan PBI No.14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang anti pencucian
uang dan pendanaan terorisme.
Langkah yang telah ditempuh oleh bank dalam melaksanakan program APU dan PPT adalah:
Pembentukan Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN),
Memastikan pelaksanaan program APU & PPT telah dilaksanakan sesuai dengan
Kebijakan dan Prosedur yang ditetapkan yaitu . Proses CDD/EDD pada proses
penerimaan nasabah / calon nasabah,
Melaksanakan pengelompokkan nasabah, Customer Due Dilligence (CDD) , Walk In
Customer (WIC) berdasarkan tingkat risiko (Risk Based Approach),
Melakukan Enchanced Due Dilligence (EDD) terhadap nasabah yang tergolong
berisiko tinggi,
Melakukan screening nasabah baru berdasarkan daftar teroris yang dipublikasikan oleh
Persatuan Bangsa Bangsa (PBB),
Melakukan pemantauan transaksi nasabah secara harian untuk mengidentifikasi
transaksi tergolong kurang wajar/ mencurigakan,
Melaporkan hasil pemantauan terhadap transaksi keuangan yang tergolong
mencurigakan (LTKM/STR). Melaporkan transaksi tunai dengan jumlah tertentu
(LTKT/CTR) , Melaporkan transaksi keuangan transfer dana dari dan keluar negeri
121 | P a g e
(LTKL) , dan menyampaikan laporan SIPESAT / SIPJT (Sistem Informasi Pengguna
Jasa Terpadu) sebagai pemenuhan kewajiban kepada pihak regulator (PPATK),
Melaksanakan pengkinian data secara berkesinambungan untuk mendukung kegiatan
pemantauan transaksi keuangan nasabah sesuai dengan ketentuan PBI
No.14/27/PBI/2012 tentang APU dan PPT.
Mengadakan pelatihan intern dan mengikut-sertakan Pejabat dan Staf bank dalam pelatihan/
sosialisasi external terkait Penerapan APU dan PPT sehingga meningkatkan pemahaman
serta keterampilan petugas dalam mendeteksi adanya transaksi keuangan yang terkait
pencucian uang dan pendanaan terorisme.
V. Teknologi Sistem Informasi
Agar dapat tumbuh dan berkembang di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat,
Bank harus meningkatkan kehandalan Teknologi Informasi (TI) guna mendukung
perkembangan bisnis, memberikan layanan yang baik dan meningkatkan kualitas layanan
dengan tetap memperhatikan aspek risiko operasional. Teknologi Informasi bagi
Perbankan semakin memegang peran penting dalam meraih tujuan perusahaan serta sebagai
wadah untuk meningkatkan aspek kepatuhan serta penerapan tata kelola perusahaan yang
baik, untuk meningkatkan efisiensi, dan daya saing perusahaan.
a) Teknologi Informasi
Komitmen Bank Mestika menjadi Bank terkemuka yang sehat serta tumbuh secara wajar
dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan berlandaskan prinsip
profesionalisme perbankan dan nilai tambah kepada nasabah diwujudkan dengan
senantiasa meningkatkan kapasitas dan kemampuan sistem teknologi informasi guna
mendukung peningkatan transaksi dan pertumbuhan bisnis Bank yang semakin kompleks
yang selaras dengan rencana bisnis bank.
b) Tata Kelola
Teknologi informasi yang handal juga mendukung upaya Bank untuk melakukan efisien
di berbagai bidang, akselerasi penerapan IT Governance melalui penyelarasan rencana
strategis TI dengan strategi Bank, optimalisasi pengelolaan sumber daya, pemanfaatan IT
value delivery, pengukuan kinerja, penerapan manajemen resiko yang efektif dan
peningkatan peranan IT Steering Committee.
122 | P a g e
Program penerapan dan aktivitas pengembangan teknologi informasi Bank Mestika
selama tahun 2015 sebagai berikut :
1. Penerapan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) Generasi II,
2. Penerapan Real Time Gross Settlement System Bank Indonesia (RTGS-BI) Generasi
II,
3. Penyediaan jaringan cadangan/backup line pada electronic payment provider Finnet
& Artajasa,
4. Penyediaan jaringan cadangan ke Kementrian Keuangan untuk sistem pembayaran
pajak,
5. Peremajaan UPS Disaster Recovery Center (DRC) Bank,
6. Peningkatan keamanan sistem operasi dengan melakukan update directory server,
7. Pengembangan kartu ATM berbasis chip sesuai dengan Regulator,
8. Peremajaan server e-Banking,
9. Mendukung gerakan Go Green dengan penyediaan sistem laporan secara elektronik
(paperless),
10. Pengembangan aplikasi internal untuk mendukung bisnis Bank.
VI. Manajemen Risiko
Manajemen risiko Bank diterapkan pada seluruh aktivitas fungsional dari seluruh Divisi/
Bagian yang terekspos risiko, hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk mengendalikan,
memitigasi dan meminimalkan potensi kerugian yang dapat terjadi dengan desain
pengendalian yang efektif dan efisien. Dalam hal ini manajemen menetapkan framework
strategi manajemen risiko yang mencakup kebijakan, prosedur dan limit risiko, proses
manajemen risiko, risk response dan risk treatment,business process review, risk analytic
dan report (pelaporan). Framework tersebut diterapkan secara konsisten dengan didukung
oleh seluruh lini organisasi baik oleh risk taker maupun risk control.
Peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal terus
dilakukan untuk mengakomodir kompleksitas usaha dan struktur organisasi yang dimiliki
oleh Bank, mengingat bahwa pelaksanaan manajemen risiko memegang peran penting
dalam indikator keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya. Peningkatan kualitas
penerapan manajemen risiko tersebut mencakup tata kelola, kerangka, proses manajemen
risiko, SDM, SIM dan sistem pengendalian risiko. Sistem pengendalian internal merupakan
123 | P a g e
tanggung jawab dari setiap SDM dari seluruh lini organisasi yang didesain agar mampu
untuk mengakomodir setiap kegiatan usaha dalam kondisi yang wajar maupun kahar
(disaster).
Sebagai tahapan akhir dalam pelaksanaan manajamen risiko, permodalan memiliki peran
penting sebagai wujud antisipasi atas potensi kerugian yang dapat terjadi, sehubungan
dengan hal tersebut penilaian kewajiban penyediaan modal minimum sesuai dengan profil
risiko Bank (ICAAP) terus dilakukan secara konsisten untuk mengetahui kemampuan
permodalan Bank dalam mengahadapi eksposur risiko. Dengan rasio CAR sebesar 28.56%
posisi Desember 2015 maka dapat disimpulkan bahwa permodalan kuat dan masih mampu
untuk meng-cover seluruh risiko dalam keadaan normal maupun disaster serta mendukung
ekspansi usaha ke depan.
Manajemen Risiko senantiasa mengalami continual improvement, hal tersebut dilakukan
untuk menjaga dan memastikan efektivitas serta konsistensi dari penerapan mitigasi/
pengendalian atas eksposur risiko yang dapat timbul. Selama tahun 2015, beberapa hal
dilakukan dalam kaitannya dengan continual improvement tersebut seperti penyempurnaan
tools pengukuran dan penilaian risiko, penambahan metode dan skenario stress testing,
pengembangan SIM (Sistem Informasi Manajemen) dengan dashboard reporting untuk
penilaian Profil Risiko dengan integrasi data Core Banking serta peningkatan risk control
untuk aktivitas internet banking dan mobile banking.
PROFIL RISIKO
Mengacu pada ketentuan yang diatur dalam PBI No. 11/25/PBI/2009 dan SE BI No.
13/23/DPNP mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, berikut adalah
hasil penilaian Profil Risiko selama tahun 2015 yang dilakukan setiap Triwulanan dan
dilaporkan kepada regulator :
Jenis Risiko TW I 2015 TW II 2015 TW III 2015 TW IV 2015
Kredit 2 2 2 2
Pasar 2 2 2 2
Likuiditas 2 2 2 2
Operasional 2 2 2 2
Hukum 2 2 2 1
Reputasi 2 2 2 2
Stratejik 2 2 2 2
Kepatuhan 1 1 1 2
Komposit 2 2 2 2
124 | P a g e
Keterangan : 1 = Low, 2 = Low to Moderate, 3 = Moderate, 4 = Moderate to High, 5 = High
A. Permodalan
Total Modal Bank tercatat sebesar Rp 2,322,663 (dalam jutaan rupiah) untuk periode
Desember 2015, dengan struktur dan karakteristik sebagai berikut :
1. Modal Inti (tier 1) sebesar Rp 2,257,332 (dalam jutaan rupiah), dengan persentase
sebesar 97.19% dari total Modal. Modal Inti (tier 1) bersumber dari :
a. Modal Inti Utama sebesar Rp 2,257,332 (dalam jutaan rupiah), dengan persentase
sebesar 100% dari total Modal Inti (tier 1). Modal Inti Utama bersumber dari :
i. Modal disetor sebesar Rp 818,018 (dalam jutaan rupiah), dengan persentase
36.24% dari total Modal Inti Utama;
ii. Cadangan tambahan modal (disclosed reserves) sebesar Rp 1,454,262 (dalam
jutaan rupiah), dengan persentase 64.42% dari total Modal Inti Utama.
b. Bank tidak memiliki Modal Inti Tambahan.
2. Modal Pelengkap (tier 2) sebesar Rp 65,331 (dalam jutaan rupiah), dengan persentase
sebesar 2.81% dari total Modal. Modal Pelangkap (tier 2) bersumber dari Cadangan
umum aset produktif.
Terdapat 3 (tiga) pendekatan yang digunakan oleh Bank dalam menilai kecukupan modal
untuk mendukung aktivitas yang dilakukan diantaranya :
a. Penilaian ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) untuk risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional (pilar 1 aturan Basel II Accord) yaitu minimal 8% dari ATMR,
b. Penilaian Profil Risiko Bank yaitu minimal 8% dari ATMR untuk Profil Risiko
peringkat 1, 9% s/d kurang dari 10% dari ATMR untuk peringkat 2, 10% s/d kurang
dari 11% dari ATMR untuk peringkat 3 dan 11% s/d 14% dari ATMR untuk peringkat
4 atau peringkat 5,
c. Penilaian Risiko pada pilar 2 aturan Basel II Accord untuk risiko konsentrasi kredit,
IRRBB (Interest Rate Risk on Banking Book), risiko likuiditas, risiko hukum, reputasi,
stratejik dan kepatuhan.
125 | P a g e
Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan (dalam jutaan rupiah)
KOMPONEN MODAL 31 Desember 2015 31 Desember 2014
Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi
I KOMPONEN MODAL
A Modal Inti 2,218,555 2,218,555 1,930,695 1,930,695
1 Modal disetor 818,018 818,018 818,018 818,018
2 Cadangan Tambahan Modal 1,437,107 1,437,107 1,116,686 1,116,686
3 Modal Inovatif 0 0 0 0
4 Faktor Pengurang Modal Inti 36,570 36,570 4,009 4,009
5 Kepentingan Non Pengendali 0 0 0 0
B Modal Pelengkap 65,331 65,331 18,021 18,021
1 Level atas (Upper Tier 2) 65,331 65,331 18,021 18,021
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti 0 0 0 0
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 0 0 0 0
C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap 0 0 0 0
Eksposur Sekuritisasi 0 0 0 0
D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) 0 0 0 0
E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN
UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
0 0 0 0
II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C) 2,283,886 2,283,886 1,948,716 1,948,716
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL
PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK
MENGANTISIPASI RISIKO PASAR ( A + B - C + E )
2,283,886 2,283,886 1,948,716 1,948,716
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
KREDIT
6,796,675 6,846,793 6,206,418 6,206,418
V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
OPERASIONAL
1,217,773 1,217,773 1,133,269 1,133,269
VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
PASAR
66,620 66,620 55,552 55,552
A Metode Standar 66,620 66,620 55,552 55,552
B Model Internal 0 0 0 0
VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK
RISIKO KREDIT,RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [ III :
(IV + V + VI)]
28.26% 28.26% 26,35% 26,35%
126 | P a g e
B. Pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko
Penerapan Manajemen Risiko secara keseluruhan dimulai dari top manajemen dan
dilanjutkan ke level dibawahnya, hal tersebut dilakukan agar seluruh lini organisasi terlibat
dan mengerti akan pentingnya penerapan manajemen risiko untuk memaksimalkan hasil
pencapaian organisasi. Bank menerapkan standar penerapan manajemen risiko mengacu
pada ketentuan/ regulasi yang berlaku, khususnya peraturan dari regulator perbankan dan
mengadopsi beberapa standar internasional terkait lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum mencakup 4 (empat) pilar yaitu :
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan
manajemen risiko di Bank. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami
risiko-risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan
pengawasan dan mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya manajemen
risiko di Bank. Selain itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur
organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada
masing-masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk
mendukung penerapan manajemen risiko secara efektif. Pengawasan aktif oleh Dewan
Komisaris dan Direksi dilakukan dengan :
(1) Komisaris dan Direksi Bank memastikan pemahaman terhadap manajemen risiko
beserta perkembangannya melalui pemenuhan ketentuan sertifikasi dan
penyegaran, mengikuti perkembangan peraturan dan ketentuan perbankan, serta
mengetahui dan memahami perkembangan karakteristik dan kompleksitas kegiatan
Bank,
(2) Komisaris dan Direksi Bank memastikan para pejabat eksekutif dan karyawan
Bank memahami dan mengimplementasikan manajemen risiko beserta wewenang/
tanggung-jawab/budaya risiko melalui berbagai media yang tersedia, seperti
laporan Bank, masukan dari komite-komite yang ada dalam Bank dan rapat-rapat
yang diadakan.
b) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
Salah satu pengukuran keefektifan penerapan manajemen risiko Bank adalah
penyusunan kebijakan, prosedur dan limit risiko (risk appetite dan risk tolerance),
untuk itu terdapat beberapa hal yang menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan,
prosedur dan limit risiko oleh Bank, antara lain :
127 | P a g e
(1) Visi, misi, dan strategi bisnis Bank,
(2) Karakteristik dan kompleksitas bisnis,
(3) Profil risiko, dan
(4) Tingkat risiko yang akan diambil, serta
(5) Peraturan yang ditetapkan otoritas dan/ atau praktek perbankan yang sehat.
c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta
sistem informasi manajemen risiko.
(1) Identifikasi
Satuan Kerja Bank (Risk Taking Unit& Risk Control Unit) bertanggung-jawab
sepenuhnya melakukan identifikasi terhadap beberapa faktor yang dapat
meningkatkan eksposur risiko Bank yang berpengaruh secara kuantitatif kepada
profit dan permodalan Bank.
Dalam melakukan identifikasi risiko, sumber risiko yang ditetapkan Bank adalah
sebagai berikut:
i. Faktor internal yang meliputi data pokok dan laporan pembukuan, temuan
SKAI, KAP, OJK maupun Bank Indonesia, RBB, hasil risk assessment/ self
assessment dan/ atau masukan Divisi dan Bagian serta faktor internal lainnya,
ii. Faktor eksternal yang meliputi kemajuan teknologi, globalisasi pasar, kondisi
politik dan ekonomi, tingkat kompetisi serta faktor eksternal lainnya.
(2) Pengukuran
Sistem pengukuran risiko digunakan untuk mengukur eksposur risiko yang
dihadapi oleh Bank sebagai acuan dalam melakukan pengendalian. Pengukuran
risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk, portofolio maupun seluruh
aktivitas bisnis Bank. Sistem tersebut mengukur:
i. Sensitivitas produk/ aktivitas terhadap perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik pada kondisi normal maupun disaster,
ii. Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud berdasarkan fluktuasi yang
terjadi dimasa lalu dan korelasinya,
iii. Faktor risiko secara individual,
iv. Eksposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko, dengan
mempertimbangkan keterkaitan antar risiko,
128 | P a g e
v. Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk perbankan,
termasuk produk dan aktivitas baru, dan dapat diintegrasikan dalam sistem
informasi manajemen Bank.
Metode pengukuran risiko dilakukan secara kuantitatif dan/ atau kualitatif dan
disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank.
(3) Pemantauan
Pemantauan risiko dilakukan pada beberapa hal antara lain eksposur dan toleransi
risiko, kepatuhan limi internal, stress testing dan konsistensi pelaksanaan dan
penerapan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan.
(4) Pengendalian risiko
Proses pengendalian risiko diterapkan sesuai dengan eksposur risiko maupun
tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko. Beberapa pengendalian yang
dilakukan oleh Bank seperti mekanisme penyelesaian kredit bermasalah yang harus
terpisah dari fungsi yang memutuskan penyaluran kredit, review terhadap surat
berharga dan obligasi yang dimiliki secara berkala terhadap kondisi, kredibilitas
dan kemampuan membayar kembali penerbit surat berharga dan obligasi, serta
evaluasi dan pemantauan yang dilakukan pada seluruh posisi dan komposisi aset
likuid berkualitas tinggi termasuk aset yang telah diikat dan/atau yang tersedia
sebagai agunan.
(5) Sistem informasi manajemen risiko
Pengendalian yang dilakukan terhadap sistem informasi harus memastikan :
i. Adanya penilaian berkala terhadap pengamanan sistem informasi, yang disertai
dengan tindakan korektif apabila diperlukan,
ii. Tersedianya prosedur back-up dan rencana darurat untuk menjamin berjalannya
kegiatan operasional Bank, dan mencegah terjadinya gangguan yang signifikan,
yang diuji secara berkala,
iii. Adanya penyampaian informasi kepada Direksi setelah dilakukan kaji ulang,
iv. Tersedianya penyimpanan informasi dan dokumen yang berkaitan dengan
analisa, pemrograman, dan pelaksanaan pemrosesan data,
v. Melakukan updating sistem aplikasi Bank sesuai dengan kebutuhan Bank.
129 | P a g e
Sistem informasi manajemen risiko yang digunakan:
i. Menyediakan data secara akurat, lengkap, informatif, tepat waktu, dan dapat
diandalkan mengenai jumlah seluruh eksposur risiko kredit peminjam
individual dan pihak lawan transaksi, portofolio kredit serta laporan
pengecualian limit risiko kredit agar dapat digunakan Direksi untuk
mengidentifikasi adanya risiko konsentrasi kredit,
ii. Mengakomodasi strategi mitigasi risiko melalui berbagai macam metode atau
kebijakan,
iii. Memfasilitasi stress testing dan what if analysis agar sistem yang digunakan
dapat segera merespon perubahan faktor pasar yang dapat berdampak negatif
pada rentabilitas dan modal Bank,
iv. Menyajikan Arus kas dan profil maturitas dari aset, kewajiban, dan rekening
administratif,
v. Kepatuhan terhadap kebijakan, strategi, dan prosedur manajemen risiko,
vi. Menyajikan laporan profil risiko.
Bank melakukan update terhadap sistem informasi manajemen risiko yang dimiliki
secara berkala untuk memastikan sistem dapat menyediakan data secara akurat.
d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Sistem pengendalian intern di Bank yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab
semua pihak yang terlibat dalam organisasi Bank, dan sifat dari sistem pengendalian
intern adalah ex-ante dan ex-post. Pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian
intern dalam organisasi Bank ditetapkan sebagai berikut:
(1) Dewan Komisaris Bank mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum, termasuk
kebijakan Direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut,
(2) Direksi Bank mempunyai tanggung jawab menciptakan dan memelihara Sistem
Pengendalian Intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut berjalan
secara aman dan sehat sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang ditetapkan
Bank,
(3) Satuan Kerja Audit Intern mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern secara berkesinambungan
berkaitan dengan pelaksanaan operasional Bank yang berpotensi menimbulkan
kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen Bank,
130 | P a g e
(4) Setiap pejabat dan pegawai Bank wajib memahami dan melaksanakan Sistem
pengendalian Intern yang telah ditetapkan oleh Manajemen Bank,
(5) Pihak-pihak ekstern Bank antara lain Otoritas Pengawas Bank, Auditor Ekstern, dan
nasabah Bank yang berkepentingan terhadap terlaksananya sistem pengendalian
intern bank yang handal dan efektif.
Pengendalian Intern yang ditetapkan terdiri dari lima elemen utama yang satu sama lain
saling berkaitan, yaitu :
(1) Pengawasan oleh Manajemen dan kultur pengendalian,
(2) Identifikasi dan penilaian risiko,
(3) Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi,
(4) Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi,
(5) Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.
Sistem manajemen risiko yang diterapkan dengan output berupa laporan profil risiko,
analisa pengelolaan risiko, risk assessment, ICAAP dan penilaian atas kualitas penerapan
manajemen risiko pada masing-masing divisi maupun bagian serta kajian-kajian yang
dilakukan oleh satuan kerja manajemen risiko telah menggambarkan eksposur risiko pada
Bank secara komprehensif, efektif dan berorientasi risiko. Informasi yang diperoleh dari
laporan-laporan tersebut digunakan oleh Dewan Direksi maupun Dewan Komisaris untuk
meningkatkan pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko yang dilaksanakan oleh
risk control unit (unit pengawasan) maupun risk taker unit (unit bisnis). Penerapan sistem
manajemen risiko Bank akan terus ditingkatkan dan dilakukan update sejalan dengan
perkembangan bisnis, regulasi maupuan standar yang berlaku.
Sebagai gambaran mengenai ekposur risiko dalam pelaksanaan kegiatan usaha perbankan,
Bank melakukan penyusunan dan penilaian Profil Risiko pada seluruh aktivitas bisnis baik
berupa aktivitas bisnis utama maupun aktivitas penunjang yang mencakup 8 (delapan)
risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko
Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, dan Risiko Reputasi.
Penilaian dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap:
a. Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank (Risiko Inheren), dan
b. Kualitas penerapan manajemen risiko, yang mencerminkan penilaian kecupukan sistem
pengendalian risiko.
131 | P a g e
Mekanisme penilaian profil risiko dan penetapan tingkat risiko serta peringkat profil
risiko mengacu pada penilaian profil risiko sebagaimana diatur pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Sebagai wujud pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi serta penerapan
prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha, maka
Bank membentuk perangkat yang berfungsi untuk melakukan pemantauan serta
pengelolaan didalam penerapan manajemen risiko tersebut yaitu :
1. Komite manajemen risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
a. Bersama-sama dengan Kepala Bagian yang terkait dan SKMR melakukan
penyusunan kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka
manajemen risiko serta rencana kontijensi dalam mengantisipasi terjadinya kondisi
yang tidak normal,
b. Melakukan penyempurnaan proses manajemen risiko secara berkala maupun
bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal
Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank,
c. Penetapan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur dan kebijakan Bank,
d. Pelaksanaan rapat Komite Manajemen Risiko dilakukan secara berkala dengan
pembahasan terkait manajemen risiko Bank.
2. Komite Pemantau Risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
a. Membantu Dewan Komisaris dalam proses pemberian persetujuan kebijakan
manajemen risiko,
b. Membantu Dewan Komisaris dalam hal evaluasi tentang kesesuaian kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut,
c. Membantu Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris,
d. Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi permohonan Direksi yang berkaitan
dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris,
e. Pelaksanaan rapat Komite Pemantau Risiko dilakukan secara berkala dengan
pembahasan terkait manajemen risiko Bank termasuk evaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajamen Risiko.
132 | P a g e
Selama tahun 2015, telah dilakukan sosialisasi terkait penerapan manajemen risiko pada
seluruh lini organisasi, diantaranya terdiri dari :
a. Sosialisasi melalui media penilaian KPMR (Kualitas Penerapan Manajemen Risiko)
dalam upaya memastikan konsistensi dan pengembangan dalam pelaksanaan
manajemen risiko pada masing-masing Divisi dan Bagian,
b. Sosialisasi ketentuan-ketentuan terbaru kepada Divisi/ Bagian terkait untuk
mengendalikan atau memitigasi eksposur risiko,
c. Sosialisasi anti fraud untuk memitigasi terjadinya penyimpangan baik oleh internal
maupun eksternal,
d. Sosialisasi terkait produk dan/ atau aktivitas baru yang akan dilaksanakan oleh Bank,
e. Sosialisasi penerapan Service Quality,
f. Sosialisasi pengelolaan pengaduan/ keluhan Nasabah,
g. Sosialisasi pembiayaan kredit pada sektor usaha Kontraktor Alat Berat dan sektor usaha
Perkebunan Kelapa Sawit,
h. Sosialisasi kepada Komisaris dan Direksi mengenai kebijakan dan pedoman
manajemen risiko, metode pengukuran dan pemantauan risiko yang digunakan serta
implementasi Basel,
i. Sosialisasi/ penjelasan kepada pihak eksternal (nasabah) terkait produk-produk yang
dimiliki dan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh Bank seperti fitur, penggunaan
PIN, prosedur transaksi, dan lainnya.
Efektivitas pelaksanaan manajemen risiko Bank selama tahun 2015 dapat digambarkan dari
hasil penilaian profil risiko yang dilakukan setiap triwulanan dengan mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia. Selama tahun 2015 tersebut, trend risiko yang dimiliki oleh
Bank cenderung stabil pada peringkat komposit “Low to Moderate” dengan eksposur risiko
inheren yang rendah (Low to Moderate) dan kualitas penerapan manajemen risiko yang
dinilai memadai (Satisfactory).
Eksposur risiko yang dihadapi oleh Bank dan penerapan manajemen risiko terdiri dari :
a) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/ atau pihak lain dalam
memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Dalam mengelola Risiko Kredit, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko kredit yang terdiri dari:
a. Unit Bisnis Kredit
133 | P a g e
Unit yang melaksanakan aktivitas penyaluran dana yang terdapat pada setiap kantor
operasional Bank serta melakukan survey awal terhadap calon nasabah penerima
dana.
b. Divisi Kredit
Divisi Kredit bertugas untuk melakukan review terhadap proposal kredit yang
diajukan nasabah sebelum dilanjutkan kepada Komite Kredit.
c. Remedial
Bagian remedial melakukan penanganan dan pemulihan terhadap kredit
bermasalah.
d. Satuan Kerja Kepatuhan
SKK melakukan complaince review atas proses pemberian kredit khususnya dalam
hal legalitas usaha, KPMM, BMPK, dan konsentrasi kredit.
e. Komite Kredit
Berwenang dalam memberikan persetujuan dan perpanjangan kredit
f. Satuan Kerja Manajemen Risiko
Satuan kerja manajemen risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko kredit secara berkala.
g. Komite Kebijakan Perkreditan
Berwenang dalam penentuan kebijakan, mengatur limit kredit yang akan diberikan.
Divisi kredit wajib menetapkan kerangka penyediaan dana dan pedoman penyediaan
dana yang sehat (prudent) termasuk kebijakan dan prosedur dalam rangka pengendalian
eksposur risiko kredit yang signifikan.
Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup :
(1) Prosedur yang jelas untuk persetujuan penyediaan dana, termasuk perubahan,
pembaruan, dan pembiayaan kembali untuk mendukung penyediaan dana yang
sehat (prudent),
(2) Pemastian bahwa seluruh penyediaan dana dilakukan secara terkendali (arm’s
length basis),
(3) Kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi adanya risiko konsentrasi kredit,
(4) Kebijakan mengenai dokumentasi dan administrasi kredit,
(5) Kebijakan mengenai pengawasan kredit dan penyelesaian kredit bermasalah.
134 | P a g e
Dalam melakukan pengelolaan risiko konsentrasi kredit baik yang bersumber dari
debitur, sektor usaha maupun kategori portofolio, Bank melakukan penetapan limit risk
appetite dan tolerance yang diukur dan dipantau secara berkala. Untuk konsentrasi
kredit yang berasal dari debitur, Bank juga senantiasa melakukan pemantauan atas limit
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit
dan juga pokok-pokok pengaturan mengenai pemberian kredit kepada pihak-pihak
yang terkait dengan Bank.
Dalam melakukan aktivitas pemberian kredit yang sehat (prudent), Bank
memperhatikan beberapa hal antara lain :
(1) Tujuan kredit dan sumber pembayaran,
(2) Profil risiko debitur dan mitigasinya serta tingkat sensitivitas terhadap
perkembangan kondisi ekonomi dan pasar,
(3) Kemampuan untuk membayar kembali,
(4) Kemampuan bisnis dan kondisi lapangan usaha debitur serta posisi debitur dalam
industri tertentu,
(5) Persyaratan kredit yang diajukan termasuk perjanjian yang dirancang untuk
mengantisipasi perubahan eksposur risiko debitur di waktu yang akan datang.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses persetujuan kredit antara lain :
(1) Konsep hubungan total pemohon kredit,
(2) Penetapan batas wewenang kredit,
(3) Tanggung jawab pejabat pemutus kredit,
(4) Perjanjian kredit dan persetujuan untuk pencairan kredit.
Prosedur analisis, persetujuan, dan administrasi kredit memuat antara lain:
(1) Pendelegasian wewenang dalam prosedur pengambilan keputusan penyediaan dana
yang harus diformalkan secara jelas,
(2) Pemisahan fungsi antara yang melakukan analisis, persetujuan, dan administrasi
kredit dalam kerangka kerja atau mekanisme prosedur pendelegasian pengambilan
keputusan penyediaan dana,
(3) Satuan kerja melakukan review secara berkala guna menetapkan atau mengkinikan
kualitas penyediaan dana yang terekspos risiko kredit,
(4) Penetapan jenis, pengecekan keabsahan dan penyimpanan dokumen kredit,
(5) Pengembangan sistem administrasi kredit.
135 | P a g e
Beberapa indikator-indikator yang diidentifikasi dan diukur dalam risiko kredit untuk
penilaian profil risiko antara lain :
(1) Komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi,
(2) Kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan,
(3) Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana,
(4) Faktor eksternal.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko kredit secara umum dibagi
kedalam 4 (empat) aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek Tata Kelola Risiko merupakan aspek pengendalian pada level Manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas penyaluran kredit pada kualitas, komposisi
dan konsentrasi serta penyaluran kredit pada pihak terkait (BMPK),
- Persetujuan kebijakan perkreditan,
- Pengawasan atas permasalahan, penyimpangan/ pelanggaran dalam
pelaksanaan aktivitas penyaluran kredit termasuk penyelesaian kredit
bermasalah.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Terdapatnya fungsi loan review, unit bisnis pelaksanaan aktivitas penyaluran
kredit dan juga unit pemulihan dan penanganan kredit bermasalah,
- Kebijakan perkreditan Bank yang merupakan panduan dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan perkreditan yang prudent,
- Pedoman Produk Kredit (PPK) yang merupakan pedoman dalam menilai
kriteria kelayakan debitur dan agunan, persyaratan dokumentasi, target market,
spesifikasi dan deskripsi dari produk kredit yang dimiliki,
- Komite kredit yang menjalankan fungsi dalam membantu Direksi untuk
melakukan evaluasi dan/ atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah
dan jenis kredit yang ditetapkan,
- Komite kebijakan perkreditan yang merupakan komite yang membantu Direksi
dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau
136 | P a g e
perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran-saran
langkah perbaikan,
- Penetapan dan review berkala limit risiko kredit yang umumnya terdiri dari limit
pemberian kredit, LTV, dll,
- Compliance review dan analisa terhadap pengelolaan risiko kredit secara
berkala.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Ketentuan internal yang mengatur mitigasi kredit yang terkonsentrasi dan limit
penyaluran kredit,
- Pemantauan dan tindak lanjut posisi rasio NPL, debitur inti, kredit kualitas
rendah dan kredit bermasalah,
- Pemantauan kelangsungan usaha debitur dalam menjaga kualitas kredit secara
berkala,
- Penagihan dan upaya penyelesaian kredit bermasalah sebagai langkah dalam
menurunkan rasio NPL,
- Guidance terdokumentasi pelaksanaan proses taksasi agunan kredit dan
restrukturisasi kredit,
- Analisa portofolio kredit secara berkala berdasarkan sektor ekonomi, peminjam
(debitur), kategori portofolio dan besaran agregatnya.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko kredit, pemeriksaan SKAI baik dari sisi metodologi,
frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi telah memadai.
Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Penyaluran kredit didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan persentase
sebesar 19.67% dari total kredit yang kemudian dilanjutkan dengan sektor rumah
tangga (16.49%) dan sektor perdagangan besar dan eceran (15.65%). Sektor industri
137 | P a g e
pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 41.81% (yoy) dengan tingkat NPL yang
terkendali dengan baik pada level 0.52%.
Kualitas Kredit
Kualitas kredit di tahun 2015 cenderung mengalami sedikit peningkatan, hal tersebut
dapat dilihat dari rasio NPL Gross posisi Desember 2015 sebesar 2.26% dibandingkan
dengan posisi Desember 2014 sebesar 2.16%. peningkatan tersebut umumnya
dipengaruhi oleh masih belum membaiknya harga komoditas di pasar dunia serta masih
rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Tabel 2.a Pengungkapan Kredit Bermasalah per Sektor Ekonomi Terhadap Total
Kredit
NO SEKTOR EKONOMI
KREDIT BERMASALAH
PER SEKTOR
EKONOMI TERHADAP
TOTAL KREDIT
1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 0.27%
2 Perikanan 0.00%
3 Pertambangan dan Penggalian 0.01%
4 Industri Pengolahan 0.10%
5 Listrik, Gas dan Air 0.00%
6 Konstruksi 0.42%
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0.42%
8 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 0.02%
9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0.11%
10 Perantara Keuangan 0.00%
11 Real Estate, Usaha Persewaaan dan Jasa Perusahaan 0.34%
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.00%
13 Jasa Pendidikan 0.00%
14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.00%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
2014 2015
Perdagangan Besardan Eceran
Rumah Tangga
Industri Pengolahan
138 | P a g e
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan
Lainnya
0.10%
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 0.00%
17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 0.00%
18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 0.00%
19 Rumah Tangga 0.46%
20 Rumah Tangga bukan Lapangan Usaha Lainnya 0.00%
Dari tabel diatas terlihat bahwa penyediaan dana Bank pada sektor rumah tangga,
konstruksi, perdagangan besar dan eceran memiliki kontribusi NPL yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan sektor yang lain namun eksposurnya rendah dan secara
keseluruhan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) masih berada pada posisi yang baik
dan wajar sebesar 2.26%, menunjukkan penyediaan dana yang dilakukan oleh Bank
memiliki kualitas yang baik dan prudent.
Kecukupan Pencadangan
Pencadangan (CKPN) merupakan salah satu langkah atau upaya yang dilakukan
sebagai mitigasi/ pengendalian risiko kredit. Pencadangan yang dibentuk pada
Desember 2015 tercatat sebesar 1.58% lebih besar dibandingkan dengan yang dibentuk
pada Desember 2014 sebesar 1.05%, hal tersebut mempertimbangkan kualitas dari
pembiayaan (kredit) di tahun 2015.
Pencadangan 2015 2014
CKPN Kredit Kualitas Rendah 1.29% 0.78%
CKPN Kredit Bermasalah 0.90% 0.65%
Tagihan yang telah jatuh tempo merupakan seluruh tagihan yang telah jatuh tempo
lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan/ atau pembayaran
bunga sedangkan tagihan yang mengalami penurunan nilai/ impairment adalah seluruh
tagihan dimana terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan dan
berdampak pada estimasi arus kas masa datang sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan aset keuangan atau kelompok aset keuangan
tersebut.
Salah satu langkah konkrit yang dilakukan oleh Bank untuk memitigasi eksposur risiko
kredit adalah dengan pembentukan CKPN (Cadangan Kerugian Penuruan Nilai) baik
individual maupun kolektif sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta adanya
agunan dalam setiap penyaluran dana yang dilakukan, pendekatan yang digunakan
139 | P a g e
dalam pembentukan CKPN individual menggunakan metode Discounted Cash Flow
sedangkan untuk CKPN kolektif menggunakan metode statistik dengan parameter PD
(probability of default) yang diukur dengan pendekatan Roll Rates Analysis dan LGD
(loss given default) yang menggunakan data historis 3 (tiga) tahun terakhir. PD
merupakan probabilitas wanprestasi dalam penyaluran dana yang akan dihadapi Bank
sedangkan LGD merupakan perkiraan kerugian yang akan diderita oleh Bank sebagai
akibat terjadinya default.
140 | P a g e
Tabel 2.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
(dalam jutaan rupiah)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah
1
Wilayah
2
Wilayah
3 dst. Total
Wilayah
1
Wilayah
2
Wilayah
3 dst. Total
1 Tagihan Kepada Pemerintah 1,838,678 0 0 0 1,838,678 1,777,496 0 0 1,777,496
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 14,318 0 0 0 14,318 14,250 0 0 0 14,250
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 102,471 3,458 217 0 106,146 17,562 1,210 215 0 18,987
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 693,371 49,725 52,592 0 795,688 706,029 50,844 87,039 0 843,912
6 Kredit Beragun Properti Komersial 114,549 15,402 1,233 0 131,184 226,424 24,331 5,114 0 255,869
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 135,328 0 0 135,328 0 82,780 0 0 82,780
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 705,121 58,374 31,571 0 795,066 685,032 63,181 95,716 0 843,929
9 Tagihan Kepada Korporasi 4,227,065 724,366 113,746 0 5,065,177 3,387,562 538,165 428,633 0 4,354,360
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 81,037 15,285 260 0 96,582 66,642 13,770 20,510 0 100,922
11 Aset Lainnya 407,914 33,502 11,254 0 452,670 328,790 31,802 40,362 0 400,954
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 8,184,524 1,035,440 210,873 0 9,430,837 7,209,787 806,083 677,589 0 8,693,459
141 | P a g e
Tabel 2.2 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
(dalam jutaan rupiah)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
≤ 1
tahun
> 1 thn
s.d 3 thn
> 3 thn
s.d 5 thn > 5 thn
Non-
Kontraktual Total
≤ 1
tahun
> 1 thn
s.d 3 thn
> 3 thn
s.d 5 thn > 5 thn
Non-
Kontraktual Total
1 Tagihan Kepada Pemerintah 595,034 1,444 0 1,242,200 0 1,838,678 717,447 2,445 0 0 1,057,604 1,777,496
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
0 0 0 14,318 0 14,318 0 0 0 0 14,250 14,250
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 61,325 0 0 0 44,821 106,146 5,921 0 0 0 13,066 18,987
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 15,910 79,290 123,650 576,838 0 795,688 16,451 112,463 145,393 569,605 0 843,912
6 Kredit Beragun Properti
Komersial
64,921 54,514 3,058 8,691 0 131,184 98,872 109,565 34,029 13,403 0 255,869
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 976 10,819 23,470 100,063 0 135,328 565 6,164 12,069 63,982 0 82,780
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
332,869 213,448 96,383 152,366 0 795,066 355,955 242,340 109,022 136,612 0 843,929
9 Tagihan Kepada Korporasi 1,574,506 1,009,513 747,125 1,734,033 0 5,065,177 1,392,160 930,661 722,036 1,309,503 0 4,354,360
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
43,349 14,328 6,585 32,320 0 96,582 35,219 17,364 20,033 28,306 0 100,922
11 Aset Lainnya 0 0 0 0 452,670 452,670 0 0 0 0 400,954 400,954
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah
(apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
2,688,890 1,383,356 1,000,271 3,860,829 497,491 9,430,837 2,622,590 1,421,002 1,042,582 2,121,411 1,485,874 8,693,459
142 | P a g e
Tabel 2.3 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
(dalam jutaan rupiah)
No
. Sektor Ekonomi
Tagihan
Kepada
Pemerintah
Tagihan
Kepada
Entitas
Sektor
Publik
Tagihan
Kepada Bank
Pembangunan
Multilateral
dan Lembaga
Internasional
Tagihan
Kepada
Bank
Kredit
Beragun
Rumah
Tinggal
Kredit
Beragun
Properti
Komersia
l
Kredit
Pegawai/
Pensiuna
n
Tagihan
Kepada
Usaha
Mikro,
Usaha
Kecil dan
Portofolio
Ritel
Tagihan
Kepada
Korporasi
Tagiha
n Yang
Telah
Jatuh
Tempo
Aset
Lainny
a
Eksposu
r di Unit
Usaha
Syariah
(apabila
ada)
31 Desember 2015
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 0 0 0 0 0 382 0 37,167 716,992 10,972 0 0
2 Perikanan 0 0 0 0 0 0 0 3,068 2,158 0 0 0
3 Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 14,429 0 3,391 113,332 463 0 0
4 Industri Pengolahan 0 0 0 0 0 1,436 0 47,221 1,340,899 5,215 0 0
5 Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 613 3,453 0 0 0
6 Konstruksi 0 0 0 0 0 17,052 0 19,122 359,044 19,805 0 0
7 Perdagangan besar dan eceran 0 0 0 0 0 13,853 0 325,839 740,461 21,273 0 0
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum
0 0 0 0 0 15,243 0 5,989 172,035 978 0 0
9 Transportasi, pergudangan dan
komunikasi
0 0 0 0 0 11,730 0 104,263 427,569 5,306 0 0
10 Perantara keuangan 0 0 0 0 0 0 0 18,512 557,075 0 0 0
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan
0 0 0 0 0 54,072 0 39,978 464,615 13,206 0 0
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib
0 0 0 0 0 145 0 0 0 0 0 0
13 Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 922 0 2,568 8,261 0 0 0
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0 0 0 0 0 64 0 3,544 51,322 0 0 0
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya,
hiburan dan perorangan lainnya
0 0 0 0 0 1,265 0 31,909 55,848 4,521 0 0
16 Jasa perorangan yang melayani rumah
tangga
0 0 0 0 795,688 591 135,328 151,712 52,101 14,791 0 0
143 | P a g e
17 Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Bukan Lapangan Usaha 0 0 0 0 0 0 0 170 12 52 0 0
20 Lainnya 1,838,678 14,318 0 106,146 0 0 0 0 0 452,670 0
Total
1,838,678 14,318 0 106,146 795,688 131,184 135,328 795,066 5,065,177 96,582 452,670 0
31 Desember 2014
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 0 0 0 0 0 365 0 66,097 613,046 6,858 0 0
2 Perikanan 0 0 0 0 0 0 0 3,346 2,569 0 0 0
3 Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 22,333 0 3,612 146,395 166 0 0
4 Industri Pengolahan 0 0 0 0 0 2,138 0 55,118 923,333 4,023 0 0
5 Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 337 3,333 0 0 0
6 Konstruksi 0 0 0 0 0 123,925 0 22,025 264,380 6,112 0 0
7 Perdagangan besar dan eceran 0 0 0 0 0 23,059 0 354,606 729,351 19,386 0 0
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum
0 0 0 0 0 20,453 0 7,567 160,727 864 0 0
9 Transportasi, pergudangan dan
komunikasi
0 0 0 0 0 21,370 0 124,544 486,945 15,517 0 0
10 Perantara keuangan 0 0 0 0 0 0 0 6,553 495,269 0 0 0
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan
0 0 0 0 0 32,424 0 61,694 276,043 22,946 0 0
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib
0 0 0 0 0 165 0 0 0 0 0 0
13 Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 1,181 0 3,073 8,845 0 0 0
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0 0 0 0 0 389 0 3,819 35,906 0 0 0
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya,
hiburan dan perorangan lainnya
0 0 0 0 0 4,011 0 37,890 133,535 6,749 0 0
16 Jasa perorangan yang melayani rumah
tangga
0 0 0 0 843,513 4,056 82,780 93,357 64,546 18,237 0 0
17 Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Bukan Lapangan Usaha 0 0 0 0 399 0 0 291 837 64 0 0
20 Lainnya 1,777,496 14,250 0 18,987 0 0 0 0 9,300 400,954 0
Total 1,777,496 14,250 0 18,987 843,912 255,869 82,780 843,929 4,354,360 100,922 400,954 0
144 | P a g e
Tabel 2.4 Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah
(dalam jutaan rupiah)
No. Keterangan
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Wilayah Wilayah
Wilayah
1
Wilayah
2
Wilayah
3 dst. Total
Wilayah
1
Wilayah
2
Wilayah
3 dst. Total
1 Tagihan 8,259,878 1,049,252 213,109 0 9,522,239 7,247,488 812,915 683,804 0 8,744,207
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai
(impaired)
5,896,497 1,012,292 201,638 0 7,110,427 5,100,090 779,903 643,227 0 6,523,220
a. Belum jatuh tempo 5,760,809 987,915 201,140 0 6,949,864 4,984,265 760,044 617,434 0 6,361,743
b. Telah jatuh tempo 135,688 24,377 498 0 160,563 115,825 19,859 25,793 0 161,477
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -
Individual
-15,841 0 -11 0 -15,852 -13,065 0 -806 0 -13,871
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -
Kolektif
-79,502 -14,772 -2,516 0 -96,790 -41,632 -7,336 -5,930 0 -54,898
5 Tagihan yang dihapus buku 41,150 644 0 0 41,794 10,634 1,000 149 0 11,783
Tabel 2.5 Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi
(dalam jutaan rupiah)
No. Sektor Ekonomi Tagihan
Tagihan yang Mengalami
Penurunan Nilai
Cadangan
kerugian
penurunan nilai
(CKPN)
Individual
Cadangan
kerugian
penurunan
nilai (CKPN)
Kolektif
Tagihan yang
dihapus buku Belum Jatuh
Tempo
Telah Jatuh
Tempo
31 Desember 2015
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 776,541 757,500 19,041 299 12,157 0
2 Perikanan 5,227 5,227 0 0 7 0
3 Pertambangan dan Penggalian 133,688 133,020 668 1,827 391 0
4 Industri Pengolahan 1,398,615 1,391,287 7,328 0 5,404 0
5 Listrik, Gas dan Air 4,066 4,066 0 0 2 0
6 Konstruksi 427,191 397,501 29,690 193 12,436 0
7 Perdagangan besar dan eceran 1,112,628 1,082,440 30,188 44 12,016 0
145 | P a g e
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
minum
195,224 193,781 1,443 11 1,316 0
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 556,976 548,965 8,011 48 8,773 0
10 Perantara keuangan 578,266 578,266 0 0 3,241 0
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan
585,915 561,906 24,009 13,391 13,615 0
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
145 145 0 0 0 0
13 Jasa Pendidikan 11,754 11,754 0 0 22 0
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 54,995 54,995 0 0 169 0
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya
96,604 89,410 7,194 32 3,154 0
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 1,172,341 1,139,418 32,923 7 24,071 0
17 Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya
0 0 0 0 0 0
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0
19 Bukan Lapangan Usaha 251 183 68 0 16 0
20 Lainnya 2,411,812 2,411,812 0 0 0 0
Total 9,522,239 9,361,676 160,563 15,852 96,790 0
31 Desember 2014
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 689,811 680,070 9,741 0 4,102 0
2 Perikanan 5,916 5,916 0 0 5 0
3 Pertambangan dan Penggalian 172,600 172,397 203 0 200 0
4 Industri Pengolahan 986,252 980,842 5,410 7 2,367 0
5 Listrik, Gas dan Air 3,670 3,670 0 0 1 0
6 Konstruksi 420,068 411,118 8,950 0 3,963 0
7 Perdagangan besar dan eceran 1,135,087 1,108,059 27,028 0 9,209 0
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
minum
190,278 188,804 1,474 0 869 0
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 653,853 633,561 20,292 464 5,578 0
10 Perantara keuangan 501,856 501,856 0 0 186 0
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan
400,900 371,175 29,725 13,400 7,604 0
146 | P a g e
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
165 165 0 0 0 0
13 Jasa Pendidikan 13,098 13,098 0 0 13 0
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 40,144 40,144 0 0 74 0
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya
185,944 175,658 10,286 0 3,883 0
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 1,121,813 1,091,445 30,368 0 16,666 0
17 Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya
0 0 0 0 0 0
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0
19 Bukan Lapangan Usaha 1,765 1,635 130 0 178 0
20 Lainnya 2,220,987 2,220,987 0 0 0 0
Total 8,744,207 8,600,600 143,607 13,871 54,898 0
Tabel 2.6 Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(dalam jutaan rupiah)
No. Keterangan 31 Desember 2015 31 Desember 2014
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif
1 Saldo awal CKPN -13,871 -54,898 -13,657 -68,906
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) -1,981 -83,693 -904 -50,795
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan -3,550 -1,050,168 -976 -920,062
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 1,569 966,475 72 869,267
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas
tagihan pada peride berjalan
0 41,794 0 64,803
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan 0 7 690 0
Saldo akhir CKPN -15,852 -96,790 -13,871 -54,898
147 | P a g e
Bank melakukan perhitungan terhadap ATMR (aktiva tertimbang menurut risiko) untuk
risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar yang merupakan perkalian antara
tagihan bersih dengan bobot risiko. Bobot risiko yang dimaksud ditetapkan berdasarkan
peringkat terkini dari debitur/pihak lawan. Penggunaan lembaga pemeringkat mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui
Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP tanggal 22
Desember 2011 yang terdiri dari Lembaga Pemeringkat Internasional (Fitch Ratings,
Moody’s Investor Service, Standar and Poor’s) dan Lembaga Pemeringkat Domestika (PT
Fitch Ratings Indonesia, PT ICRA Indonesia, PT Pemeringkat Efek Indonesia). Untuk saat
ini kategori portofolio yang menggunakan peringkat adalah tagihan kepada Bank dan
tagihan kepada entitas sektor publik.
Tata cara penggunaan peringkat dalam hal debitur, pihak lawan atau instrument keuangan
memiliki peringkat tunggal atau multi peringkat adalah :
(1) Hanya memiliki 1 (satu) peringkat maka menggunakan hasil peringkat yang dimaksud,
(2) Memiliki 2 (dua) peringkat dan masing-masing memberikan bobot risiko yang berbeda
maka wajib menggunakan peringkat yang menghasilkan bobot risiko tertinggi,
(3) Memiliki 3 (tiga) peringkat atau lebih dan memberikan bobot risiko yang berbeda maka
wajib menggunakan peringkat yang menghasilkan bobot risiko terendah kedua.
Risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) dapat timbul dari
transaksi derivative over the counter (OTC) dan transaksi repo/ reverse repo, baik pada
posisi trading book maupun banking book. Selama tahun 2015, Bank tidak terekspos risiko
kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk), kegagalan settlement
(settlement risk) dan Bank juga tidak memiliki unit usaha Syariah.
148 | P a g e
Tabel 3.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
Lembaga
Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa
Peringkat Total
Standard and
Poor's AAA
AA+ s.d
AA-
A+ s.d
A-
BBB+ s.d
BBB-
BB+ s.d
BB- B+ s.d B-
Kurang
dari B- A-1 A-2 A-3
Kurang
dari A-3
Fitch Rating AAA
AA+ s.d
AA-
A+ s.d
A-
BBB+ s.d
BBB-
BB+ s.d
BB- B+ s.d B-
Kurang
dari B-
F1+ s.d
F1 F2 F3
Kurang
dari F3
Moody's Aaa
Aa1 s.d
Aa3
A1 s.d
A3
Baa1 s.d
Baa3
Ba1 s.d
Ba3 B1 s.d B3
Kurang
dari B3 P-1 P-2 P-3
Kurang
dari P-3
PT. Fitch
Ratings
Indonesia
AAA
(idn)
AA+(idn)
s.d AA-
(idn)
A+(idn)
s.d A-
(idn)
BBB+(idn)
s.d BBB-
(idn)
BB+(idn)
s.d BB-
(idn)
B+(idn)
s.d B-(idn)
Kurang
dari B-
(idn)
F1+(idn)
s.d
F1(idn) F2(idn) F3(idn)
Kurang
dari
F3(idn)
PT ICRA
Indonesia
[Idr]AAA
[Idr]AA+
s.d
[Idr]AA-
[Idr]A+
s.d
[Idr]A-
[Idr]BBB+
s.d
[Idr]BBB-
[Idr]BB+
s.d
[Idr]BB-
[Idr]B+ s.d
[Idr]B-
Kurang
dari
[ldr] B-
[ldr]A1+
s.d
[ldr]A1
[ldr]A2+
s.d
[ldr]A2
[ldr]A3+
s.d
[ldr]A3
Kurang
dari [ldr]
A3
PT Pemeringkat
Efek Indonesia
idAAA idAA+
s.d idAA-
idA+
s.d idA-
id BBB+
s.d id
BBB-
id BB+ s.d
id BB-
id B+ s.d
id B-
Kurang
dari id
B- idA1 idA2
idA3 s.d
id A4
Kurang
dari idA4
1 Tagihan Kepada
Pemerintah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,838,678 1,838,678
2 Tagihan Kepada
Entitas Sektor Publik
14,318 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14,318
3 Tagihan Kepada
Bank Pembangunan
Multilateral dan
Lembaga
Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada
Bank
70,821 35,207 7 0 0 0 0 0 0 0 0 111 106,146
5 Kredit Beragun
Rumah Tinggal
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 795,688 795,688
6 Kredit Beragun
Properti Komersial
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 131,184 131,184
7 Kredit
Pegawai/Pensiunan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 135,328 135,328
8 Tagihan Kepada
Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio
Ritel
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 795,066 795,066
9 Tagihan Kepada
Korporasi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5,065,177 5,065,177
10 Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 96,582 96,582
149 | P a g e
11 Aset Lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 452,670 452,670
12 Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL
85,139 35,207 7 0 0 0 0 0 0 0 0 9,310,484 9,430,837
31 Desember 2014
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
Lembaga
Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa
Peringkat Total
Standard and
Poor's AAA
AA+ s.d
AA-
A+ s.d
A-
BBB+ s.d
BBB-
BB+ s.d
BB- B+ s.d B-
Kurang
dari B- A-1 A-2 A-3
Kurang
dari A-3
Fitch Rating AAA
AA+ s.d
AA-
A+ s.d
A-
BBB+ s.d
BBB-
BB+ s.d
BB- B+ s.d B-
Kurang
dari B-
F1+ s.d
F1 F2 F3
Kurang
dari F3
Moody's Aaa
Aa1 s.d
Aa3
A1 s.d
A3
Baa1 s.d
Baa3
Ba1 s.d
Ba3 B1 s.d B3
Kurang
dari B3 P-1 P-2 P-3
Kurang
dari P-3
PT. Fitch
Ratings
Indonesia
AAA
(idn)
AA+(idn)
s.d AA-
(idn)
A+(idn)
s.d A-
(idn)
BBB+(idn)
s.d BBB-
(idn)
BB+(idn)
s.d BB-
(idn)
B+(idn)
s.d B-(idn)
Kurang
dari B-
(idn)
F1+(idn)
s.d
F1(idn) F2(idn) F3(idn)
Kurang
dari
F3(idn)
PT ICRA
Indonesia
[Idr]AAA
[Idr]AA+
s.d
[Idr]AA-
[Idr]A+
s.d
[Idr]A-
[Idr]BBB+
s.d
[Idr]BBB-
[Idr]BB+
s.d
[Idr]BB-
[Idr]B+ s.d
[Idr]B-
Kurang
dari
[ldr] B-
[ldr]A1+
s.d
[ldr]A1
[ldr]A2+
s.d
[ldr]A2
[ldr]A3+
s.d
[ldr]A3
Kurang
dari [ldr]
A3
PT Pemeringkat
Efek Indonesia
idAAA idAA+
s.d idAA-
idA+
s.d idA-
id BBB+
s.d id
BBB-
id BB+ s.d
id BB-
id B+ s.d
id B-
Kurang
dari id
B- idA1 idA2
idA3 s.d
id A4
Kurang
dari idA4
1 Tagihan Kepada
Pemerintah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,777,496 1,777,496
2 Tagihan Kepada
Entitas Sektor Publik
14,250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14,250
3 Tagihan Kepada
Bank Pembangunan
Multilateral dan
Lembaga
Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada
Bank
13,555 5,316 7 0 0 0 0 0 0 0 0 109 18,987
5 Kredit Beragun
Rumah Tinggal
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 843,912 843,912
6 Kredit Beragun
Properti Komersial
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 255,869 255,869
7 Kredit
Pegawai/Pensiunan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 82,780 82,780
150 | P a g e
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio
Ritel
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 843,929 843,929
9 Tagihan Kepada
Korporasi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,354,360 4,354,360
10 Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100,922 100,922
11 Aset Lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 400,954 400,954
12 Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 27,805 5,316 7 0 0 0 0 0 0 0 0 8,660,331 8,693,459
151 | P a g e
Sebagai salah satu wujud mitigasi risiko kredit yang dilakukan, Bank memiliki kebijakan
dalam menilai kelayakan agunan, adapun jenis-jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank
sesuai dengan KPT Perkreditan Bank, antara lain :
(1) Tanah dan Bangunan,
(2) Agunan tunai (deposito),
(3) Kenderaan Bermotor,
(4) Persediaan (bahan baku, setengah jadi, barang jadi),
(5) Peralatan (alat berat).
Kriteria kelayakan agunan dapat dilihat dari :
(1) Bentuk agunan,
(2) Kondisi agunan,
(3) Kepemilikan agunan dan,
(4) Asuransi agunan.
Bank menerapkan kebijakan dalam melakukan peninjauan dan penilaian agunan antara lain
dengan penunjukan penilai internal dan penilai independen yang tergabung dalam MAPPI
(Masyarakat Profesi Penilai Indonesia/ Indonesian Society of Appraisers).
Untuk total kredit dibawah atau sama dengan 5 miliar rupiah per debitur, penilaian agunan
dapat dilakukan oleh penilai internal Bank sedangkan untuk total kredit diatas 5 miliar
rupiah per debitur maka penilaian agunan wajib dilakukan oleh lembaga penilai
independen (appraisal company) namun hal tersebut tidak berlaku untuk agunan deposito.
Lembaga penilai yang dapat digunakan oleh debitur adalah yang terdapat dalam daftar
lembaga penilai yang telah disusun oleh Bank. Penilaian Agunan kredit dilakukan secara
periodik oleh penilai internal Bank minimal setiap 1 tahun dan oleh lembaga penilai
independen minimal setiap 2 tahun (berlaku untuk total kredit diatas 5 miliar rupiah per
debitur), terhitung sejak awal pembukaan fasilitas kredit di Bank.
Kriteria pihak yang dapat diterima Bank sebagai penjamin (pemilik agunan) untuk debitur
perorangan adalah pasangan debitur (suami/ istri), keluarga yang mempunyai hubungan
darah dengan debitur (anak atau orang tua). Sedangkan untuk badan usaha (PT/ CV/ FA/
UD/ PD) adalah pemegang saham atau direksi. Pengecekan atas kelayakan kolektibilitas
penjamin tetap dilakukan melalui proses BI-Checking.
152 | P a g e
Dengan menggunakan pendekatan standar, Bank mengakui keberadaan agunan, garansi,
penjaminan atau asuransi kredit sebagai teknik mitigasi risiko kredit. Jenis agunan yang
diakui dalam teknik mitigasi risiko kredit adalah sebagai berikut :
a. Uang tunai yang disimpan pada Bank,
b. Giro, Tabungan, atau deposito yang diterbitkan oleh Bank,
c. Emas yang disimpan pada Bank,
d. SUN (Surat Utang Negara) yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,
e. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara),
f. SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah),
g. Surat-surat berharga yang diperingkat oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh
Bank Indonesia dengan peringkat minimal:
- Setara dengan BBB-, jika diterbikan oleh pihak yang termasuk dalam Tagihan
Kepada Pemerintah Negara Lain,
- Setara dengan BBB-, jika diterbikan oleh pihak yang termasuk dalam Tagihan
Kepada Entitas Sektor Publik,
- Setara dengan BBB-, jika diterbikan oleh pihak yang termasuk dalam Tagihan
Kepada Bank Pembangunan Multilateral,
- Setara dengan BBB-, jika diterbikan oleh pihak yang termasuk dalam Tagihan
Kepada Bank,
- Setara dengan A-, jika diterbikan oleh pihak yang termasuk dalam Tagihan Kepada
Korporasi,
- Setara dengan A-2 untuk surat berharga jangka pendek.
h. Instrumen yang mendasari (underlying) atau agunan dari transaksi reverse repo.
Penerbit garansi yang diakui dalam teknik mitigasi risiko kredit adalah :
a. Pihak yang termasuk dalam cakupan kategori portofolio Tagihan Kepada Pemerintah
Indonesia,
b. Pihak yang termasuk dalam cakupan kategori portofolio Tagihan Kepada Pemerintah
Negara Lain, apabila pihak tersebut memiliki :
- Bobot risiko lebih rendah dari bobot risiko tagihan yang dijamin, dan
- Peringkat paling rendah BBB- atau yang setara.
153 | P a g e
c. Bank umum yang berbadan hukum Indonesia, kantor cabang asing di Indonesia, dan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang memiliki bobot risiko lebih rendah dari
bobot risiko tagihan yang dijamin,
d. Bank yang berbadan hukum asing yang tergolong sebagai prime bank,
e. Lembaga keuangan yang bergerak di bidang penjaminan atau asuransi yang termasuk
dalam cakupan kategori portofolio Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik dan Tagihan
kepada Korporasi.
dari hasil perhitungan ATMR risiko Kredit posisi 31 Desember 2015, sebesar 19.7%
bagian yang dijamin dengan agunan sebagai teknik mitgasi risiko kredit dari total tagihan
bersih.
154 | P a g e
Tabel 4.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kerdit
(dalam jutaan rupiah)
N
o
Kategori
Portofolio
31 Desember 2015
ATMR Beban
Modal
31 Deember 2014
ATMR Beban
Modal
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0% 20% 35% 40% 45
% 50% 75% 100% 150%
Lai
nny
a
0% 20% 35% 40% 45
% 50% 75% 100% 150%
Lai
nny
a
A Eksposur
Neraca
1 Tagihan
Kepada
Pemerintah
1,838,67
8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,777,496 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan
Kepada
Entitas
Sektor
Publik
0 14,318 0 0 0 0 0 0 0 2,864 229 0 14,250 0 0 0 0 0 0 0 2,850 228
3 Tagihan
Kepada
Bank
Pembangun
an
Multilateral
dan
Lembaga
Internasion
al
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan
Kepada
Bank
0 106,147 0 0 0 0 0 0 0 21,229 1,698 0 18,987 0 0 0 0 0 0 0 3,797 304
5 Kredit
Beragun
Rumah
Tinggal
0 486,074 309,614 0 0 0 0 0 293,972 23,518 0 0 455,18
2
388,730 0 0 0 0 0 314,806 25,184
6 Kredit
Beragun
Properti
Komersial
0 0 0 0 0 0 0 131,184 0 131,184 10,495 789 0 0 0 0 0 0 255,080 0 255,080 20,406
7 Kredit
Pegawai/Pe
nsiunan
0 0 0 0 0 135,328 0 0 0 67,664 5,413 0 0 0 0 0 82,780 0 0 0 41,390 3,311
8 Tagihan
Kepada
Usaha
Mikro,
Usaha
6,480 0 0 0 0 0 788,586 0 0 591,440 47,315 6,089 0 0 0 0 0 837,840 0 0 628,380 50,270
155 | P a g e
Kecil dan
Portofolio
Ritel
9 Tagihan
kepada
Korporasi
59,464 0 0 0 0 0 0 5,005,713 0 5,005,71
3
400,45
7
66,564 0 0 0 0 0 0 4,287,79
6
0 4,287,796 343,02
4
10 Tagihan
yang Telah
Jatuh
Tempo
0 0 0 0 0 0 0 10,934 85,648 139,406 11,152 0 0 0 0 0 0 0 3,478 97,444 149,644 11,972
11 Aset
Lainnya
0 0 0 0 0 0 0 452,669 0 284,157 22,733 0 0 0 0 0 0 0 400,954 0 212,368 16,989
12 Eksposur di
Unit Usaha
Syariah
(apabila
ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
Eksposur
Neraca
1,904,62
2
120,465 486,074 309,614 0 135,328 788,586 5,600,500 85,648 6,537,62
9
523,01
0
1,850,938 33,237 455,18
2
388,730 0 82,780 837,840 4,947,30
8
97,444 5,896,111 471,68
9
B Eksposur
Kewajiban
Komitmen/
Kontinjens
i pd
Transaksi
Rekening
Administra
tif
1 Tagihan
Kepada
Pemerintah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan
Kepada
Entitas
Sektor
Publik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan
Kepada
Bank
Pembangun
an
Multilateral
dan
Lembaga
Internasion
al
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
156 | P a g e
4 Tagihan
Kepada
Bank
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kredit
Beragun
Rumah
Tinggal
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kredit
Beragun
Properti
Komersial
0 0 0 0 0 0 0 5,086 0 5,086 407 0 0 0 0 0 0 0 21,495 0 21,495 1,720
7 Kredit
Pegawai/Pe
nsiunan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Tagihan
Kepada
Usaha
Mikro,
Usaha
Kecil dan
Portofolio
Ritel
3,117 0 0 0 0 0 39,480 0 0 29,610 2,369 3,213 0 0 0 0 0 48,895 0 0 36,671 2,934
9 Tagihan
kepada
Korporasi
4,423 0 0 0 0 0 0 224,338 224,338 17,947 3,127 0 0 0 0 0 0 250,990 0 250,990 20,079
10 Tagihan
yang Telah
Jatuh
Tempo
0 0 0 0 0 0 0 0 8 12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 767 1,151 92
11 Eksposur di
Unit Usaha
Syariah
(apabila
ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
Eksposur
TRA
7,540 0 0 0 0 0 39,480 229,424 8 259,046 20,724 6,340 0 0 0 0 0 48,895 272,485 767 310,307 24,825
C Eksposur
akibat
Kegagalan
Pihak
Lawan
(Counterpa
rty Credit
Risk)
1 Tagihan
Kepada
Pemerintah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
157 | P a g e
2 Tagihan
Kepada
Entitas
Sektor
Publik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan
Kepada
Bank
Pembangun
an
Multilateral
dan
Lembaga
Internasion
al
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan
Kepada
Bank
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tagihan
Kepada
Usaha
Mikro,
Usaha
Kecil dan
Portofolio
Ritel
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tagihan
kepada
Korporasi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Eksposur di
Unit Usaha
Syariah
(apabila
ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
Eksposur
Counterpa
rty Credit
Risk
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
158 | P a g e
Tabel 4.2 Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit
(dalam jutaan rupiah)
No Kategori Portofolio
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Tagihan
Bersih
Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian
Yang
Tidak
Dijamin
Tagihan
Bersih
Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian
Yang
Tidak
Dijamin Agunan Garansi
Asuransi
Kredit Lainnya Agunan Garansi
Asuransi
Kredit Lainnya
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 1,838,678 1,838,678 0 0 0 1,777,496 1,777,496 0 0 0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
14,318 0 0 0 14,318 14,250 0 0 0 14,250
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 106,147 0 0 0 106,147 18,987 0 0 0 18,987
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 795,688 0 0 0 795,688 843,912 0 0 0 843,912
6 Kredit Beragun Properti Komersial 131,184 0 0 0 131,184 255,869 789 0 0 255,080
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 135,328 0 0 0 135,328 82,780 0 0 0 82,780
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
795,066 6,480 0 0 788,586 843,929 6,089 0 0 837,840
9 Tagihan kepada Korporasi 5,065,177 59,464 0 0 5,005,713 4,354,360 66,564 0 0 4,287,796
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 96,582 0 0 0 96,582 100,922 0 0 0 100,922
11 Aset Lainnya 452,669 0 0 0 452,669 400,954 0 0 0 400,954
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Eksposur Neraca 9,430,837 1,904,622 0 0 7,526,215 8,693,459 1,850,938 0 0 6,842,521
B Eksposur Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
159 | P a g e
6 Kredit Beragun Properti Komersial 5,086 0 0 0 5,086 21,495 0 0 0 21,495
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
42,597 3,117 0 0 39,480 52,107 3,213 0 0 48,894
9 Tagihan kepada Korporasi 228,762 4,423 0 0 224,339 254,117 3,127 0 0 250,990
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 8 0 0 0 8 767 0 0 0 767
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah
(apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Eksposur Rekening
Administratif
276,453 7,540 0 0 268,913 328,486 6,340 0 0 322,146
C Eksposur Counterparty Credit
Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tagihan kepada Korporasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Eksposure Counterparty
Credit Risk
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total (A+B+C) 9,707,290 1,912,162 0 0 7,795,128 9,021,945 1,857,278 0 0 7,164,667
160 | P a g e
Mitigasi risiko kredit juga dapat dilakukan melalui aktivitas sekuritisasi aset, aktivitas
sekuritisasi aset harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dikarenakan aktivitas
tersebut dapat mengakibatkan Bank menghadapi risiko yang lebih besar. Sekuritisasi
aset adalah penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun aset yang didasarkan
pada pengalihan aset keuangan dari kreditur asal yang diikuti dengan pembayaran yang
berasal dari hasil penjualan efek beragun aset (EBA) kepada pemodal.
Dalam melakukan aktivitas tersebut, terdapat beberapa fungsi yang dapat dilakukan
oleh Bank, diantaranya sebagai:
(1) Kreditur asal,
(2) Penyedia kredit pendukung,
(3) Penyedia fasilitas likuiditas,
(4) Penyedia jasa,
(5) Kustodian,
(6) Pemodal.
Selama tahun 2015, Bank belum melakukan aktivitas sekuritisasi aset.
161 | P a g e
Tabel 5.1 Pengungkapan Eskposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015 31 Desember 2014
No Kategori Portofolio Tagihan
Bersih
ATMR
Sebelum
MRK
ATMR
Setelah
MRK
Tagihan
Bersih
ATMR
Sebelum
MRK
ATMR
Setelah
MRK
1 Tagihan Kepada Pemerintah 1,838,678 0 0 1,777,496 0 0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
14,318 2,864 2,864 14,250 2,850 2,850
3
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 106,147 21,229 21,229 18,987 3,797 3,797
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 795,688 293,972 293,972 843,912 314,806 314,806
6 Kredit Beragun Properti Komersial 131,184 131,184 131,184 255,869 255,869 255,080
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 135,328 67,664 67,664 82,780 41,390 41,390
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
795,066 596,300 591,440 843,929 632,947 628,380
9 Tagihan kepada Korporasi 5,065,177 5,065,177 5,005,713 4,354,360 4,354,360 4,287,796
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 96,582 139,405 139,406 100,922 149,644 149,644
11 Aset Lainnya 452,669 0 284,157 400,954 0 212,368
TOTAL 9,430,837 6,317,795 6,537,629 8,693,459 5,755,663 5,896,111
162 | P a g e
Tabel 5.2 Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/ Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015 31 Desember 2014
No Kategori Portofolio Tagihan
Bersih
ATMR
Sebelum
MRK
ATMR
Setelah
MRK
Tagihan
Bersih
ATMR
Sebelum
MRK
ATMR
Setelah
MRK
1 Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 0 0 0 0 0 0
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 0 0 0 0 0 0
6 Kredit Beragun Properti Komersial 5,086 5,086 5,086 21,495 21,495 21,495
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel
42,597 31,948 29,610 52,107 39,080 36,671
9 Tagihan kepada Korporasi 228,762 228,761 224,338 254,117 254,117 250,990
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 8 12 12 767 1,151 1,151
TOTAL 276,453 265,807 259,046 328,486 315,843 310,307
Tabel 5.3 Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015 31 Desember 2014
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 6,796,675 6,206,418
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL 0 0
163 | P a g e
b) Risiko Pasar
Bagian Treasury dan International Banking sebagai risk taking unit melakukan dan
memperhitungkan setiap transaksi yang terekspos risiko suku bunga (baik posisi
trading maupun banking book), risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditas.
Cakupan posisi banking book dan posisi trading book mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan harga option.
Dalam mengelola Risiko Pasar, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko pasar yang terdiri dari:
a. Unit Bisnis
Unit Bisnis yaitu bagian treasury melakukan monitoring tingkat suku bunga dan
nilai tukar secara harian, serta memonitoring tingkat PDN (Posisi Devisa Neto)
setiap saat.
b. Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR)
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisis terhadap
pengelolaan risiko pasar secara berkala.
c. ALCO (Asset and Liability Committee)
ALCO sebagai komite yang membahas kondisi pasar, melakukan perhitungan biaya
dana dan Net Interest Margin yang akan diambil.
Jenis risiko pasar terdiri dari risiko harga, risiko translasi nilai tukar dan risiko ekuitas
pada banking book namun dalam hal ini Bank hanya terekspos risiko translasi nilai
tukar yang timbul dari aktivitas atau transaksi berdenominasi valuta asing.
Risiko Nilai Tukar
Pergerakan nilai tukar selama tahun 2015 yang lebih menunjukkan depresiasi Rupiah
tentunya menjadi perhatian karena dapat menimbulkan potential loss namun eksposur
tersebut masih tergolong rendah bagi Bank, hal tersebut dapat dilihat dari rasio PDN
terhadap Modal posisi Desember 2015 sebesar 2.92% yang masih jauh dibawah
ketentuan yaitu 20%. Bank senantiasa menjaga posisi rasio tersebut sebagai mitigasi
eksposur risiko pasar akibat pelemahan nilai tukar Rupiah.
164 | P a g e
Dalam mengelola risiko pasar, Bank memiliki komite manajemen aset dan kewajiban
atau assets dan liabilities management committee (ALCO) yang juga melakukan
pengelolaan likuiditas Bank.
Bank melakukan perhitungan ATMR (aktiva tertimbang menurut risiko) untuk risiko
pasar dengan menggunakan metode standar yang terdiri dari :
(1) Perhitungan risiko suku bunga, yang dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan
dalam trading book yang terekspos risiko suku bunga, perhitungan risiko suku
bunga meliputi risiko spesfik dan risiko umum,
(2) Perhitungan risiko nilai tukar, yang dilakukan terhadap posisi valuta asing dalam
trading book dan banking book yang tereskpos risiko nilai tukar,
(3) Perhitungan risiko ekuitas, yang meliputi perhitungan risiko spesifik dan risiko
umum,
(4) Perhitungan risiko komoditas.
Metode pengukuran untuk risiko pasar menggunakan metode sensitivitas untuk
mengetahui kemungkinan kerugian yang akan dialami Bank apabila terjadi
peningkatan/ penurunan transaksi nilai tukar maupun akibat dari pergerakan suku
bunga.
Untuk saat ini Bank belum memiliki portofolio dalam trading book dan pengelolaan
untuk portofolio dalam banking book, Bank menggunakan metode valuasi NII (Net
Interest Income) berdasarkan repricing profile untuk mengetahui potensi kerugian pada
rentabilitas Bank yang timbul akibat pergerakan suku bunga.
Beberapa indikator-indikator yang diidentifikasi dan diukur dalam risiko pasar untuk
penilaian profil risiko antara lain :
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
TW IVTW I
TW IITW III
TW IV2014
2015
2.81%
2.21% 2.38%
3.39%
2.92%
PDN
165 | P a g e
(1) Volume dan komposisi portofolio,
(2) Kerugian potensial (potential loss) risiko suku bunga dalam banking book (interest
rate risk in banking book – IRRBB),
(3) Strategi dan kebijakan bisnis (strategi trading dan strategi bisnis terkait suku bunga
pada banking book).
Dalam rangka mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing, Bank
senantiasa memantau dan menjaga posisi devisa netto (PDN) agar posisi nilai tukar
dapat saling tutup atau lindung nilai. Bank juga melakukan metode stress testing untuk
memastikan modal Bank dapat mengcover eksposur risiko pasar.
Tabel 6.1 Pengungkapan Risiko Pasar dengan Menggunakan Metode Standar
(dalam jutaan rupiah)
N
o Jenis Risiko
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi
Beban
Modal ATMR
Beban
Modal ATMR
Beban
Modal ATMR
Beban
Modal ATMR
1 Risiko Suku
Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Risiko Spesifik 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Risiko Umum 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Risiko Nilai
Tukar 5,330 66,620 0 0 4,444 55,552 0 0
3 Risiko Ekuitas *) 0 0 0 0
4 Risiko
Komoditas *) 0 0 0 0
5 Risiko Option 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 5,330 66,620 0 0 4,444 55,552 0 0
Dalam perhitungan KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) untuk Risiko
Pasar, Bank hanya memperhitungkan risiko nilai tukar untuk portofolio banking book,
hal ini dikarenakan Bank belum memiliki portofolio trading untuk perhitungan risiko
suku bunga.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko pasar secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek Tata Kelola Risiko merupakan aspek pengendalian pada level Manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas aktivitas/ kegiatan Devisa serta pelaksanaan
ALM (Asset & Liabilities Management),
- Evaluasi terhadap kinerja Bank dalam pengelolaan aset dan kewajiban.
166 | P a g e
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Terdapatnya ALCO (Asset and Liability Committee) yang membantu Direksi
dalam memantau indikator-indikator seperti PDN, NIM dan pemantauan SBDK
sebagai dasar dalam penetapan strategi ke depan serta unit bisnis pelaksana
aktivitas/ kegiatan devisa.
- Penetapan dan review berkala atas limit risiko pasar yang umumnya terdiri dari
limit dealer, limit placement, dll,
- Pemantauan dan analisis terhadap pengelolaan risiko pasar secara berkala.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Ketentuan internal yang mengatur mengenai pelaksanaan dan pengelolaan
transaksi nilai tukar,
- Pemantauan harian eksposur risiko pasar akibat pengaruh suku bunga untuk
portofolio surat berharga dengan kategori available for sale yang dimiliki
sebagai fungsi early warning atas informasi nilai surat berharga kepada Direksi,
- Mark to Market surat berharga kategori AFS guna mengetahui nilai kini dari
surat berharga tersebut pada pasar,
- Monitoring tingkat suku bunga dan nilai tukar yang berlaku dipasar secara
harian,
- Pemantauan berkala posisi devisa netto (PDN) sebagai mitigasi risiko pasar
yang bersumber dari transaksi nilai tukar,
- Penetapan limit open position.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko pasar, pemeriksaan SKAI baik dari sisi metodologi,
167 | P a g e
frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi telah memadai.
c) Risiko Operasional
Penerapan manajemen risiko operasional yang efektif untuk aktivitas operasional dan
fungsional Bank, antara lain:
(1) Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan SOP ,
(2) Pengaturan mengenai prosedur customer due diligence (CDD) dan enhanced due
diligence (EDD) terhadap nasabah yang diatur dalam pedoman penerapan program
anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme,
(3) Kebijakan dan prosedur tertulis mengenai kualitas pelayanan nasabah dan
pemangku kepentingan lainnya.
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam mengelola Risiko
Operasional, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab untuk menangani
risiko operasional yang terdiri dari:
a. Unit Bisnis
Dalam menjalankan aktivitas rutin mengacu pada SOP (standart operating
procedure) perbankan yang berbasis risiko serta, setiap Pimpinan bertanggung
jawab atas penerapan manajemen risiko operasional disatuan kerjanya masing-
masing.
b. Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
Satuan Kerja Kepatuhan memastikan pemenuhan dari ketentuan dan peraturan yang
berlaku berkaitan dengan pelaporan.
c. Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR)
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko operasional secara berkala.
d. Fungsi Khusus Anti Fraud
Memastikan efektivitas pelaksanaan aktivitas strategi anti fraud dalam Bank.
e. Komite Renumerasi dan Nominasi
Memberikan rekomendasi dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan
tanggung jawab khususnya di bidang remunerasi dan nominasi.
168 | P a g e
f. Komite Pengarah TI
Melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap sistem informasi perbankan
terkini sehingga dapat mendukung kinerja perbankan.
Sumber risiko operasional menurut indikator pengukurannya yaitu internal fraud,
eksternal fraud, praktek dan keselamatan kerja, client dan praktek bisnis, kerusakan
alat, gangguan bisnis dan human error.
Selama tahun 2015, tidak terdapat kejadian operasional yang bersumber dari praktek
dan keselamatan kerja, client dan praktek bisnis, kerusakan alat dan gangguan bisnis
sedangkan untuk kejadian operasional yang berasal dari human errorhanya tercatat
sebesar 0.03% dari total transaksi yang masih dalam batas risk appetite Bank dan
kejadian tersebut juga telah diselesaikan serta dilakukan pemantauan secara berkala.
Dari hasil identifikasi awal yang telah dilakukan atas sumber-sumber risiko operasional
tersebut dan dampak kerugian yang dapat ditimbulkan, risk response atau tanggapan
manajemen untuk menindaklanjuti risiko-risiko tersebut adalah “Accept” dengan
mitigasi yang memadai mengingat eksposur risiko yang dihadapi cukup rendah namun
setiap kejadian tersebut ditindaklanjuti dengan sangat baik.
Beberapa indikator-indikator yang diukur dalam risiko operasional untuk penilaian
profil risiko antara lain :
(1) Karakteristik dan kompleksitas bisnis,
(2) Sumber daya manusia,
(3) Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung,
(4) Fraud,
(5) Kejadian eksternal.
Metode yang digunakan Bank untuk melakukan pengukuran terhadap risiko
operasional adalah menggunakan metode KRI (key risk indicator), dalam hal ini Bank
akan melakukan identifikasi atas kejadian berisiko (risk event) dari kelima indikator
yang telah disebutkan diatas kemudian dilakukan pengukuran dan pemantuan risk event
tersebut terhadap risk appetite yang telah ditetapkan oleh Bank dan berfungsi sebagai
KPI (key performance indicator), apabila melewati limit risk appetite, satuan kerja
manajemen risiko akan merekomendasikan pengendalian guna meminimalkan
eksposur risiko operasional.
169 | P a g e
Manajemen unit bisnis (divisi operasional dan divisi perkreditan) atau unit pendukung
pada Bank merupakan risk owner yang bertanggung jawab terhadap proses manajemen
risiko untuk risiko operasional sehari-hari. Mekanisme yang dilakukan oleh Bank
dalam rangka memitigasi risiko operasional adalah mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan operasional dengan mengacu pada peraturan, ketentuan atau SOP yang
berlaku, melakukan monitoring terhadap sistem, aplikasi dan infrastruktur IT baik
perubahan maupun pengembangan untuk meminimalkan adanya kegagalan sistem TI
serta mencegah terjadinya serangan atau ancaman terhadap sistem tersebut, memantau
dan memastikan adanya pengendalian yang efektif dalam setiap penerapan aktivitas
Bank guna meminimalkan fraud internal sernta meningkatkan kualitas SDM.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko operasional secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek Tata Kelola Risiko merupakan aspek pengendalian pada level Manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas pelaksanaan operasional Bank,
- Persetujuan pedoman penerapan strategi anti fraud dan kebijakan operasional,
- Pengawasan dan evaluasi atas penerapan manajemen SDM dan sistem penilaian
kinerja (KPI),
- Pengawasan atas pelaksanaan serta strategi pengembangan yang dilakukan
terhadap teknologi informasi.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Terdapatnya unit kerja yang bertanggung jawab dalam penerapan dan
memastikan efektivitas pelaksanaan strategi anti fraud,
- Komite Remunerasi dan Nominasi yang bertujuan memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam mendukung pelaksanaan dan tanggung jawab
khususnya dibidang remunerasi dan nominasi,
- Komite Pengarah TI yang merupakan tools dari Direksi untuk mengevaluasi
pelaksanaan dan pengembangan terhadap sistem informasi dalam mendukung
kinerja Bank,
170 | P a g e
- Kebijakan Operasional yang mengatur pelaksanaan operasional Bank dan
pedoman penerapan strategi anti fraud,
- Kebijakan dan Prosedur TI yang mengatur seluruh aktivitas temasuk
operasional TI,
- BCM (Business Continuity Management) merupakan rencana atau upaya
mempertahankan kelangsungan usaha atas kemungkinan kondisi terburuk baik
internal maupun eksternal,
- Penetapan dan review berkala atas limit risiko operasional yang umumnya
terdiri dari limit otorisasi kas, limit kas, dll,
- Pemantauan dan pengawasan dalam memastikan pemenuhan dari ketentuan dan
peraturan yang berlaku berkaitan dengan pelaporan,
- Pemantauan dan analisis terhadap pengelolaan risiko operasional secara
berkala.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Analisa dan tindak lanjut kejadian Human Error,
- Pelaksanaan BCP (Business Continuity Plan) dan review BIA (Business Impact
Analysis) secara berkala,
- Pengelolaan kualitas dan kuantitas dari SDM pada masing-masing Divisi dan
Bagian,
- Training baik eksternal maupun internal dan coaching secara regular untuk
karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM,
- Melakukan perbaikan pada tingkat kesejahteraan karyawan,
- Ketentuan internal yang mengatur mengenai mutasi dan rotasi serta prosedur
(tata cara) perekrutan karyawan baru,
- Exit Interview yang direcord dan dianalisa,
- Prosedur untuk memastikan kualitas dari kebijakan internal termasuk desain
SPI,
- Maintenance berkala untuk mencegah kegagalan aplikasi dan perangkat baik
core maupun non core banking,
171 | P a g e
- Melakukan restore dari backup tape atau file, program, atau aplikasi
sebelumnya apabila terjadi kegagalan aplikasi core banking dan melakukan
pengalihan ke server backup Kantor Cabang,
- Melaksanakan DRP (Disaster Recovery Plan) saat perangkat core banking
mengalami down,
- Melakukan uji ketahanan dan tindak lanjut hasil monitoring jaringan TI,
- Pemantauan dan tindak lanjut hasil penerapan strategi anti fraud serta
Memberikan sosialisasi anti fraud secara berkala.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko operasional, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
Tabel 7.1 Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional
(dalam jutaan rupiah)
No Pendekatan Yang
Digunakan
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Pendapatan
Bruto
(Rata-rata 3
tahun
terakhir)
Beban
Modal ATMR
Pendapatan
Bruto
(Rata-rata 3
tahun
terakhir)
Beban
Modal ATMR
1 Pendekatan Indikator Dasar
649,479 97,422 1,217,773 604,410 90,662 1,133,269
TOTAL 649,479 97,422 1,217,773 604,410 90,662 1,133,269
d) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa menggangu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank.
Dalam mengelola Risiko Likuiditas, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko likuiditas yang terdiri dari:
a. Treasury
Bagian Treasury dalam hal ini bertanggung jawab dalam menjaga likuiditas Bank
dibantu oleh ALCO dalam hal penetapan rasio likuiditas.
172 | P a g e
b. SKMR
Satuan kerja manajemen risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko likuiditas secara berkala.
c. ALCO
Dalam rapat komite ALCO membahas kondisi tingkat likuiditas bank, melakukan
penyesuaian aset likuid secara berkala.
Beberapa indikator-indikator yang diukur dalam risiko likuiditas untuk penilaian profil
risiko antara lain :
(1) Komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif),
(2) Konsentrasi dari aset dan kewajiban,
(3) Kerentanan pada kebutuhan pendanaan,
(4) Akses pada sumber-sumber pendanaan.
Sebagai salah satu indikator peringatan dini dalam permasalahan likuiditas, Bank
melakukan pemantauan profil maturitas yang menyajikan pos-pos aset, kewajiban dan
rekening administratif yang dipetakan ke dalam skala waktu berdasarkan sisa waktu
sampai dengan jatuh tempo sesuai kontrak dan/atau berdasarkan asumsi, khususnya
untuk pos neraca dan rekening administratif yang tidak memiliki jatuh tempo
kontraktual.
Sebagai wujud mitigasi terhadap risiko likuiditas, Bank senantiasa menjaga komposisi
aset likuid dan melakukan stress testing untuk menunjukkan kemampuan Bank untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga pada kondisi disaster.
Realisasi pendanaan dan pembiayaan Bank selama tahun 2014 dapat dilihat pada rasio
LDR posisi Desember 2015 yaitu sebesar 101.6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa
sumber dana untuk penyaluran kredit tidak hanya terkonsentrasi pada dana pihak ketiga
yang berarti bahwa Bank masih mampu untuk memenuhi kebutuhan penyaluran dana
(kredit) dari sumber dana lain. Namun hal tersebut tetap menjadi perhatian Bank untuk
menjaga posisi rasio LDR tetap berada dalam kisaran LDR target yang telah ditetapkan
oleh Regulator dengan melakukan monitoring berkala dan senantiasa meluncurkan
produk-produk penghimpunan dana yang berdaya saing di pasar.
173 | P a g e
DPK (Dana Pihak Ketiga) selama tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 8.67%
(yoy) dengan dominasi pertumbuhan pada produk deposito sebesar 23.66%. Komposisi
pendanaan Bank terdiri dari deposito (46.76%) kemudian tabungan (43.99%) yang
dilanjutkan dengan giro (9.24%).
Persentase jumlah dana Bank yang tidak stabil/cenderung tidak mengendap posisi
Desember 2015 hanya sebesar 18.2% dari total dana pihak ketiga. Sebagai salah satu
langkah mitigasi terhadap kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan
kewajiban jatuh tempo, Bank memiliki dan senantiasa menjaga komposisi aset likuid
berkualitas tinggi dan untuk kemudahan akses terhadap sumber pendanaandan fungsi
contingency fund plan, Bank memiliki fasilitas Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang
bersifat uncommitted dengan Bank-Bank lain.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko likuiditas secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek Tata Kelola Risiko merupakan aspek pengendalian pada level Manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas posisi likuiditas secara berkala pada situasi
normal maupun kondisi pasar yang tidak menguntungkan seperti posisi GWM,
LDR, peningkatan dana yang signifikan, penarikan dana baik melalui kliring/
tunai, mismatch negatif dan kualitas aset likuid,
- mengevaluasi pengelolaan likuiditas agar Bank mampu memenuhi kewajiban
jatuh tempo tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
174 | P a g e
- Terdapatnya unit bisnis pelaksana dan pengelola likuiditas secara harian dan
juga ALCO (Asset and Liability Committee) yang melakukan pemantauan atas
posisi mismatch baik positif maupun negatif dari penempatan aset, kewajiban
dan rekening administratif melalui laporan maturity profile dalam hal
pengelolaan likuiditas,
- Penetapan dan review berkala atas limit risiko likuiditas yang umumnya terdiri
dari limit PUAB/ money market, limit pembatasan konsentrasi baik pada sisi
aset maupun kewajiban, dll,
- Pemantauan dan analisis terhadap pengelolaan risiko likuiditas secara berkala.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Pengelolaan dan pemantauan berkala posisi Giro Wajib Minimum (GWM),
- Pengelolaan arus kas (cashflow projection),
- Pemantauan portofolio baik pada sisi ssset maupun liability dalam memenuhi
kewajiban jatuh tempo dan tindak lanjut apabila terjadi mismatch negatif,
- Melakukan kerjasama credit line money market yang bersifat uncommitted,
- Pemantauan kualitas aset likuid yang dimiliki agar tetap terjaga apabila
dibutuhkan untuk memenuhi likuiditas pada kondisi disaster,
- Melakukan manajemen ALM (Assets and Liabilities Management) dalam
mangatur dan mengelola likuiditas Bank secara keseluruhan,
- Terdapat Contigency Funding Plan (CFP) dalam memastikan kemampuan Bank
menangani permasalahan likuiditas pada kondisi krisis,
- Pengujian CFP secara berkala.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
175 | P a g e
Tabel 8.1 Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah
(dalam jutaan rupiah)
No Pos-pos
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Saldo
Jatuh Tempo
Saldo
Jatuh Tempo
≤ 1 bulan > 1 bln
s.d. 3 bln
> 3 bln
s.d. 6 bln
> 6 bln s.d.
12 bln
> 12
bulan ≤ 1 bulan
> 1 bln s.d.
3 bln
> 3 bln s.d.
6 bln
> 6 bln s.d.
12 bln
> 12
bulan
I NERACA
A. Aset
1 Kas 168,568 168,568 0 0 0 0 187,803 187,803 0 0 0 0
2 Penempatan pada Bank
Indonesia
585,798 563,252 12,869 6,813 2,864 0 696,345 696,345 0 0 0 0
3 Penempatan pada bank lain 65,762 65,762 0 0 0 0 7,506 1,585 5,921 0 0 0
4 Surat Berharga 1,257,962 1,256,518 0 0 0 1,444 1,085,864 0 0 0 55,007 1,030,857
5 Kredit yang diberikan 7,108,482 936,480 318,439 570,210 938,751 4,344,602 6,447,680 175,863 358,503 535,171 775,897 4,602,246
6 Tagihan lainnya 0 0 0 0 0 0 9,300 9,300 0 0 0 0
7 Lain-lain 106,157 106,157 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Aset
9,292,729 3,096,737 331,308 577,023 941,615 4,346,046 8,434,498 1,070,896 364,424 535,171 830,904 5,633,103
B. Kewajiban
1 Dana Pihak Ketiga 6,897,419 2,432,027 1,283,529 507,382 849,447 1,825,034 6,344,355 5,499,843 746,193 89,220 8,492 607
2 Kewajiban pada Bank Indonesia
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kewajiban pada bank lain 20,506 17,806 2,700 0 2,617 2,617 0 0 0
4 Surat Berharga yang
Diterbitkan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Pinjaman yang Diterima 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kewajiban lainnya 0 0 0 0 0 0 9,300 9,300 0 0 0 0
7 Lain-lain 1,215,952 41,202 188 564 2,298 1,171,700 89,461 43,502 1,186 0 0 44,773
Total Kewajiban 8,133,877 2,491,035 1,286,417 507,946 851,745 2,996,734 6,445,733 5,555,262 747,379 89,220 8,492 45,380
176 | P a g e
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
1,158,852 605,702 -955,109 69,077 89,870 1,349,312 1,988,765 -4,484,366 -382,955 445,951 822,412 5,587,723
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening
Administratif
1 Komitmen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kontijensi 19,025 462 617 1,539 1,908 14,499 12,657 322 676 1,590 1,448 8,621
Total Tagihan Rekening Administratif
19,025 462 617 1,539 1,908 14,499 12,657 322 676 1,590 1,448 8,621
B. Kewajiban Rekening
Administratif
1 Komitmen 1,120,208 98,103 124,964 226,697 337,362 333,082 1,425,680 93,460 91,531 117,132 161,593 961,964
2 Kontijensi 102,670 44,153 11,815 10,733 24,085 11,884 86,569 20,282 26,032 17,191 21,724 1,340
Total Kewajiban Rekening Administratif
1,222,878 142,256 136,779 237,430 361,447 344,966 1,512,249 113,742 117,563 134,323 183,317 963,304
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
-1,203,853
-141,794 -136,162 -235,891 -359,539 -330,467 -1,499,592
-113,420 -116,887 -132,733 -181,869 -954,683
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] -45,001 463,908 -1,091,271
-166,814 -269,669 1,018,845 489,173 -4,597,786 -499,842 313,218 640,543 4,633,040
Selisih Kumulatif 463,908 -627,363 -794,177 -1,063,846 -45,001 -4,597,786 -5,097,628 -4,784,410 -4,143,867 489,173
177 | P a g e
Tabel 8.2 Pengungkapan Profil Maturitas Valas
(dalam jutaan rupiah)
No Pos-pos
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Saldo
Jatuh Tempo
Saldo
Jatuh Tempo
≤ 1 bulan > 1 bln
s.d. 3 bln
> 3 bln
s.d. 6 bln
> 6 bln
s.d. 12
bln
> 12
bulan ≤ 1 bulan
> 1 bln
s.d. 3 bln
> 3 bln
s.d. 6 bln
> 6 bln
s.d. 12
bln
> 12
bulan
I NERACA
A. Aset
1 Kas 649 649 0 0 0 0 1,490 1,490 0 0 0 0
2 Penempatan pada Bank
Indonesia
9,236 9,236 0 0 0 0 9,536 9,536 0 0 0 0
3 Penempatan pada bank lain 40,384 40,384 0 0 0 0 11,481 11,481 0 0 0 0
4 Surat Berharga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kredit yang diberikan 1,945 482 973 490 0 0 31,139 4,710 9,497 14,439 1,480 1,013
6 Tagihan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lain-lain 39 39 0 0 0 0 86 86 0 0 0
Total Aset 52,253 50,790 973 490 0 0 53,732 27,303 9,497 14,439 1,480 1,013
B. Kewajiban
1 Dana Pihak Ketiga 100,668 90,894 2,640 1,708 2,838 2,588 95,456 73,137 2,270 3,463 8,646 7,940
2 Kewajiban pada Bank Indonesia
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kewajiban pada bank lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Surat Berharga yang
Diterbitkan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Pinjaman yang Diterima 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kewajiban lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lain-lain 119 119 0 0 0 79 79 0 0 0 0
Total Kewajiban 100,787 91,013 2,640 1,708 2,838 2,588 95,535 73,216 2,270 3,463 8,646 7,940
178 | P a g e
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam
Neraca
-48,534 -40,223 -1,667 -1,218 -2,838 -2,588 -41,803 -45,913 7,227 10,976 -7,166 -6,927
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1 Komitmen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kontijensi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Tagihan Rekening Administratif
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Kewajiban Rekening
Administratif
1 Komitmen 6,486 215 0 6,271 0 0 387 0 387 0 0 0
2 Kontijensi 0 0 0 0 0 0 506 0 275 0 231 0
Total Kewajiban Rekening
Administratif
6,486 215 0 6,271 0 0 893 0 662 0 231 0
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
-6,486 -215 0 -6,271 0 0 -893 0 -662 0 -231 0
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] -55,020 -40,438 -1,667 -7,489 -2,838 -2,588 -42,696 -45,913 6,565 10,976 -7,397 -6,927
Selisih Kumulatif -40,438 -42,105 -49,594 -52,432 -55,020 -45,913 -39,348 -28,372 -35,769 -42,696
179
e) Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/ atau kelemahan aspek yuridis
yang dapat bersumber dari lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan
dan/ atau perubahan peraturan perundang-undangan, proses litigasi baik dari gugatan
pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga.
Dalam mengelola Risiko Hukum, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko hukum yang terdiri dari:
a. Legal
Bagian Legal melakukan kajian hukum atas semua dokumen yang memiliki aspek
hukum seperti perjanjian.
b. Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
SKK memastikan pemenuhan terhadap aspek-aspek hukum yang berlaku baik
internal maupun eksternal.
c. Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR)
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko hukum secara berkala.
Satuan kerja Legal melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian
antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara melakukan penilaian kembali
terhadap efektivitas proses enforceability guna mengecek validitas hak dalam kontrak
dan perjanjian tersebut, hal ini dilakukan sebagai wujud mitigasi terhadap risiko hukum.
Dalam rangka pengendalian risiko terutama atas produk dan/atau aktivitas yang
dilakukan, Bank memiliki mekanisme koordinasi antara unit bisnis, Legal, SKMR,
SKK dan SKAI dalam melakukan kajian atas produk dan/atau aktivitas tersebut baik
dari aspek yuridis (hukum), pemenuhan ketentuan baik ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
identifikasi risiko dan desain pengendalian yang efektif dan memadai.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko hukum secara umum dibagi
kedalam 4 (empat) aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek tata kelola risiko merupakan aspek pengendalian pada level manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
180
- Pemantauan dan pengawasan atas permasalahan hukum yang bersumber dari
aktivitas bisnis,
- Pemantauan atas setiap perjanjian, kebijakan internal ataupun produk/ aktvitas
baru yang akan dilaksanakan Bank terhadap pemenuhan ketentuan perundang-
undangan.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Terdapatnya fungsi ”legal watch” dalam menyediakan analisis/advis hukum,
- Kebijakan terkait pemantauan dan pengawasan dalam memastikan pemenuhan
terhadap aspek-aspek hukum yang berlaku baik internal maupun eksternal,
- Pemantauan dan analisis terhadap pengelolaan risiko hukum secara berkala,
- Ketentuan internal yang mengatur pemenuhan ketentuan perundang-undangan
atas setiap perjanjian, kebijakan internal maupun produk/aktivitas baru yang
akan dilaksanakan.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Kajian aspek hukum dalam memastikan pemenuhan ketentuan perundang-
undangan atas setiap perjanjian, kebijakan internal maupun produk/aktivitas
baru yang akan dilaksanakan,
- Pemantauan dan penyelesaian perkara pengadilan baik yang bersumber dari
internal maupun eksternal yang sedang berlangsung,
- Evaluasi transaksi material dari aspek hukum sebelum transaksi dijalankan,
- Meningkatkan kualitas dan pemahaman aspek-aspek hukum kepada karyawan
yang sehari-harinya memiliki eksposur risiko hukum,
- Pembahasan risiko hukum dan kajian ketentuan serta peraturan perundang-
undangan terbaru,
- Analisis dan studi kasus.
181
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko hukum, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
f) Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Risiko stratejik dapat bersumber antara lain dari kelemahan dalam
proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem
informasi manajemen yang kurang memadai, hasil analisa lingkungan internal dan
eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan stratejik yang terlalu agresif,
ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
Dalam mengelola Risiko Stratejik, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko strategik yang terdiri dari:
a. Unit Bisnis
Unit Bisnis yang terkait dalam hal ini adalah Divisi Business Development
melakukan pengembangan strategi bisnis dan memastikan agar rencana bisnis
tercapai dengan baik.
b. SKMR
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko stratejik secara berkala.
Unit bisnis dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank bertanggung jawab membantu
Direksi dalam penyusunan dan pengelolaan perencanaan stratejik serta
mengimplementasikannya secara efektif. Untuk dapat mengidentifikasi dan merespon
perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal, unit bisnis dalam hal ini
Divisi Business Development senantiasa melakukan analisa dan tindak lanjut atas
strategi terkait produk yang mendapat respon negatif di pasar, melakukan analisa
SWOT, mengukur dan menguji efektivitas produk serta mengukur tingkat persaingan
dengan Bank lain.
182
Sebagai wujud pemantauan dan pengukuran atas kemajuan yang dicapai dari rencana
bisnis secara internal, Bank membuat laporan Realisasi RBB kepada Bank Indonesia.
Untuk mendukung pencapaian RBB yang tepat dan terarah, juga dilakukan kajian dan
analisis untuk setiap produk dan aktivitas baru yang akan dijalankan oleh Bank.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko stratejik secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek Tata Kelola Risiko merupakan aspek pengendalian pada level manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas pencapaian rencana bisnis,
- Pemantauan kondisi internal dan perkembangan faktor/kondisi eksternal yang
dapat mempengaruhi stratejik Bank.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Kebijakan mengenai pengembangan strategi bisnis dalam memastikan
tercapainya rencana bisnis dengan baik,
- Pemantauan dan analisis terhadap pengelolaan risiko stratejik secara berkala.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Pemantauan Rencana Bisnis Bank secara periodik dan menyampaikan laporan
realisasi RBB setiap triwulanan.
- Kajian dan analisis untuk setiap produk dan aktivitas baru yang akan dijalankan
oleh Bank,
- Tindak lanjut atas respon negatif pasar terkait produk/aktivitas baru yang akan
dijalankan dalam mendukung pencapaian rencana bisnis Bank,
- Penetapan dan evaluasi strategi-strategi khusus dalam memasakan produk/
aktivitas baru dalam mendukung pencapaian RBB,
183
- Perencanaan budget promosi sesuai kebutuhan, melakukan diversifikasi dan
variasi kegiatan promosi, dan melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan
promosi sebagai upaya memastikan efektivitas dari pelaksanaan promosi,
- Modifikasi terhadap produk yang telah ada agar mampu mengikuti
perkembangan dan perubahan kondisi pasar,
- Penambahan produk baru sehingga dapat menarik minat calon pelanggan /
nasabah,
- Pemantauan atas Corporate Plan.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko stratejik, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
g) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Eksposur
risiko kepatuhan bersumber dari:
(1) Perilaku hukum yakni perilaku/ aktivitas Bank yang menyimpang atau melanggar
dari ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. dan
(2) Perilaku organisasi yakni perilaku/ aktivitas Bank yang menyimpang atau
bertentangan dari standar yang berlaku secara umum.
Dalam mengelola Risiko Kepatuhan, Bank memiliki organisasi yang bertanggung
jawab untuk menangani risiko kepatuhan yang terdiri dari:
a. Satuan Kerja Kepatuhan
Melakukan sosialisasi atas ketentuan dan peraturan yang mengatur tentang bank
yang berlaku berserta dengan sanksi. Menindaklanjuti dan menetapkan action plan
serta memonitoring pelaksanaannya atas tindak lanjut temuan intern maupun
ekstern.
b. Satuan Kerja Manajemen Risiko
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko kepatuhan secara berkala.
184
Satuan kerja Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab secara independen dalam
rangka desain mitigasi atas eksposur risiko kepatuhan yang dihadapi Bank dengan:
(1) Mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada
setiap jenjang organisasi,
(2) Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terkait
manajemen risiko kepatuhan,
(3) Mereview dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan kesesuaian kebijakan,
sistem dan prosedur Bank dengan peraturan perundang-undangan, OJK maupun
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku,
(4) Monitoring atas pelaporan-pelaporan yang wajib dilakukan oleh Bank, komitemen
Bank atas hasil pemeriksaan yang dilakukan OJK maupun Bank Indonesia serta
sosialisasi yang dilakukan setiap adanya ketentuan terbaru dari OJK dan Bank
Indonesia, hal tersebut dilakukan untuk menjaga track record kepatuhan Bank.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko kepatuhan secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek tata kelola risiko merupakan aspek pengendalian pada level manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas seluruh sanksi/ denda pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku,
- Evaluasi terhadap kinerja fungsi kepatuhan Bank,
- pemantauan setiap kebijakan internal ataupun produk/ aktvitas baru yang akan
dilaksanakan Bank agar memenuhi ketentuan yang berlaku termasuk ketentuan
perundang-undangan,
- Penyampaian laporan pelaksanaan tugas kepada regulator sesuai dengan
ketentuan yang berlaku mengenai Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum
dan ketentuan terkait lainnya.
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Kebijakan dalam menindaklanjuti dan menetapkan action plan serta monitoring
tindak lanjut temuan ekstern,
- Pemantauan dan analisa terhadap pengelolaan risiko kepatuhan secara berkala,
185
- Ketentuan internal yang mengatur pemenuhan ketentuan BI maupun OJK atas
kebijakan internal maupun produk/aktivitas baru yang akan dilaksanakan.
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Pengkinian informasi atas peraturan dan ketentuan, baik eksternal maupun
internal, yang masih berlaku maupun yang telah dicabut,
- Terdapatnya fungsi terhadap pelaksanaan kepatuhan pada semua lini organisasi
dan aktivitas Bank,
- Kajian Kebijakan internal serta produk dan/atau aktivitas baru oleh bagian
Kepatuhan dalam memastikan pemenuhan ketentuan termasuk ketentuan
perundang-undangan sebagai upaya mitigasi risiko kepatuhan,
- Pemantauan atas setiap pelaporan kepada BI dan/ atau OJK baik dari ketepatan
waktu maupun kebenaran content,
- Sosialisasi atas ketentuan dan peraturan yang mengatur tentang Bank,
- Penetapan deadline pelaporan dan sistem prioritas pengiriman laporan.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek kecukupan sistem pengendalian risiko merupakan aspek pengendalian dalam
memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko kepatuhan, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
h) Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku
kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Eksposur risiko reputasi bersumber dari berbagai aktivitas bisnis Bank antara lain:
(1) Kejadian-kejadian yang telah merugikan reputasi Bank, misalnya pemberitaan
negative di media massa, pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah,
(2) Hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan-
kelemahan pada tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik bisnis Bank.
186
Dalam mengelola Risiko Reputasi, Bank memiliki organisasi yang bertanggung jawab
untuk menangani risiko reputasi yang terdiri dari:
a. Unit Bisnis
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dengan melaksanakan training
kepada karyawan pada setiap lini bank.
b. Unit Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah
Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah adalah unit yang secara khusus
bertanggung jawab dalam menerima dan menyelesaikan semua pengaduan nasabah
ataupun terkait dengan produk yang dikeluarkan oleh Bank, serta membantu
memantau penyelesaian atas poduk dari lembaga keuangan lain yang
didistribusikan oleh Bank.
c. Satuan kerja Manajemen Risiko (SKMR)
Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan analisa terhadap
pengelolaan risiko reputasi secara berkala.
d. Corporate Secretary
Corporate secretary menjalankan fungsi komunikasi dalam rangka membangun
reputasi positif dan menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh para
pemangku kepentingan.
Mengingat reputasi merupakan hasil dari seluruh aktivitas bisnis yang dilakukan oleh
Bank, maka seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas pendukung
Bank menjadi bagian dari pelaksanaan manajemen risiko reputasi. Manajemen unit
bisnis terutama frontliner dan corporate secretary berperan dalam membangun dan
memitigasi munculnya risiko reputasi, khususnya terkait hubungan dengan nasabah.
Pejabat atau satuan kerja yang ditunjuk melaksanakan manajemen risiko untuk risiko
reputasi yang bertanggung jawab dalam :
(1) Menjalankan fungsi kehumasan dan merespons pemberitaan negatif atau kejadian
lainnya yang mempengaruhi reputasi Bank dan dapat menyebabkan kerugian pada
Bank,
(2) Mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan pemangku kepentingan : investor,
nasabah, kreditur, asosiasi, dan masyarakat.
Salah satu eksposur risiko reputasi muncul dari keluhan nasabah, untuk memitigasi
risiko tersebut, Bank senantiasa memberikan pelatihan dalam menerapkan standar
187
pelayanan guna meningkatkan kualitas frontliner dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah serta Bank menetapkan unit khusus dalam penyelesaian keluhan nasabah.
Pencegahan atau mitigasi atas ekposur risiko reputasi juga dapat dilakukan dengan :
1. CSR (Corporate Social Responsibility) yang merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan ekonomi/sosial yang dapat
membangun reputasi positif dari pemangku kepentingan terhadap Bank,
2. Komunikasi/ edukasi secara rutin kepada pemangku kepentingan.
Praktik bisnis dan budaya serta kerjasama yang dilakukan oleh Bank selama ini
menunjukkan reputasi yang baik kepada masyarakat, untuk itu Bank senantiasa akan
tetap menjaga budaya dan praktik serta kerja sama bisnis yang akan dilakukan,
mengingat hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan Bank di masa depan.
Pengendalian yang diterapkan oleh Bank untuk risiko reputasi secara umum dibagi
kedalam 4 aspek yang terdiri dari :
a. Tata Kelola Risiko
Aspek tata kelola risiko merupakan aspek pengendalian pada level manajemen
(Direksi dan Dewan Komisaris) yang meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan atas adanya pemberitaan negatif ataupun keluhan
yang harus ditindaklanjuti,
- Manajemen berperilaku secara professional dan menjaga etika bisnis sebagai
contoh bagi seluruh elemen organisasi dalam upaya membangun dan menjaga
reputasi Bank,
b. Kerangka Manajemen Risiko
Aspek kerangka manajemen risiko merupakan aspek pengendalian pada kebijakan,
prosedur dan juga limit risiko yang meliputi :
- Corporate Secretary bertanggung jawab memberikan informasi kepada nasabah
dan pemangku kepentingan Bank.
- Terdapat unit bisnis yang bertanggung jawab atas kualitas pelayanan kepada
nasabah dalam upaya mencegah timbulnya risiko reputasi,
- Kebijakan terkait penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah,
- Pemantauan dan analisa terhadap pengelolaan risiko reputasi secara berkala.
188
c. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia
Aspek proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM merupakan aspek
pengendalian dalam memastikan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pelaporan risiko yang komprehensif dan terintegrasi serta kualitas dan kuantitas
SDM yang meliputi :
- Penanganan dan tindak lanjut setiap pengaduan/ keluhan nasabah,
- Penetapan standar waktu penyelesaian pengaduan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku,
- Pelatihan karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan,
- Pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility), aktivitas yang dilakukan
oleh Bank untuk pemberdayaan masyarakat dalam bentuk ketigan sosial/
ekonomi yang dapat membangun reputasi positif dari pemangku kepentingan
terhadap Bank,
- Komunikasi/edukasi secara rutin kepada pemangku kepentingan untuk
membentuk reputasi positif,
- Mempelajari permasalahan berita dan memberikan respon secepatnya serta
mengklarifikasi segala pemberitaan negatif yang terjadi,
- Melakukan hak jawab pada media.
d. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko
Aspek Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko merupakan aspek pengendalian
dalam memastikan sistem pengendalian intern yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan manajemen risiko reputasi, pemeriksaan SKAI baik dari sisi
metodologi, frekuensi, kecukupan dan penerapan SPI termasuk pelaporan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi telah memadai.
Selama tahun 2015 penerapan manajemen risiko reputasi tergolong memadai, terlihat
dari:
a. Tidak terdapatnya pengaruh reputasi negatif dari pemilik Bank dan perusahaan
terkait, bahkan pemilik Bank dan perusahaan terkait memberikan pengaruh sangat
positif terhadap reputasi Bank,
b. Tidak terdapatnya pelanggaran etika bisnis, hal ini dikarenakan Bank memiliki
reputasi sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis,
c. Tidak terdapatnya pemberitaan negatif terkait Bank selama tahun 2015,
d. Frekuensi keluhan nasabah yang minimal selama tahun 2015 dan tidak material.
189
VII. Akses Informasi dan Data Perusahaan
Sebagai Bank yang telah go public, Bank Mestika senantiasa memberikan informasi secara
lengkap, tepat waktu dan tepat sasaran mengenai Perusahaan kepada para nasabah,
pemegang saham, stakeholders dan shareholders. Bank Mestika telah menyampaikan
laporan keuangan dan non keuangan secara transparan dan tepat waktu kepada publik
melalui berbagai sarana antara lain media cetak, website Bank Mestika, dan melaporkannya
ke regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia.
Bank Mestika memberikan kemudahan kepada publik yang ingin mengakses informasi dan
data perusahaan melalui Hotline Bank Mestika di (061) 4525800, Call center 14083, email
perusahaan di [email protected], website perusahaan www.bankmestika.co.id,
maupun di jaringan kantor Bank Mestika.
Melalui media, dapat dijelaskan antara lain :
i. Website
Seperti yang sudah tertuang
dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 8/POJK.04/2015
tentang Situs Web Emiten atau
Perusahaan Publik, mengatur
tentang penerapan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik oleh
perusahaan publik, transparansi
melalui keterbukaan informasi
perlu dilakukan dengan
memanfaatkkan perkembangan teknologi. Bank harus menyediakan informasi yang
komprehensif mengenai operasional dan kinerja Perseroan serta berbagai informasi lain
yang diperlukan oleh pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat
diakses melalui situs website Bank Mestika www.bankmestika.co.id. Melalui website,
publik dapat mengakses laporan keuangan, laporan tahunan, suku bunga, produk-produk
dan seluruh informasi terkait Bank.
Untuk itu, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas informasi dan berita terkini
mengenai Perseroan yang disampaikan kepada publik, Bank Mestika senantiasa
memutakhirkan konten website secara berkala dan berkelanjutan.
ii. Media Cetak
Bank Mestika menyampaikan keterbukaan informasi terkait perusahaan juga melalui
media cetak yaitu harian yang berperedaran nasional dan media elektronik.
190
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015 PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
Kami yang bertanda-tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua informasi
dalam Laporan Tahunan PT Bank Mestika Dharma Tbk Tahun 2015 telah dimuat
secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan
Tahunan perusahaan
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Dewan Komisaris,
Witarsa Oemar
Presiden Komisaris
Katio Indra Halim Komisaris Independen Komisaris
Keterangan : Salah satu anggota Dewan Komisaris an. Bp. Boing Sudrajat tidak menandatangani Surat Pernyataan disebabkan yang bersangkutan wafat pada tanggal 4 Juli 2015.
191
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN DIREKSI TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015 PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
Kami yang bertanda-tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua informasi
dalam Laporan Tahunan PT Bank Mestika Dharma Tbk Tahun 2015 telah dimuat
secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan
Tahunan perusahaan
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Dewan Direksi,
Achmad S Kartasasmita Hendra Halim Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Yusri Hadi Harun Ansari Andy Direktur Umum Direktur Operasional Direktur Kepatuhan
Harun
Ansari
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015
1. Surat Pernyataan Direksi Halaman -
2. Laporan Auditor Independen 1
3. Laporan Posisi Keuangan 3
4. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain 4
5. Laporan Perubahan Ekuitas 5
6. Laporan Arus Kas 6
7. Catatan atas Laporan Keuangan 8
DAFTAR ISI
@ BANK MESTIKA
SURAT PERNYATAAN DIREKSITENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGANPER 31 DESEMBER 2015
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUTPT BANK MESTIKA DEARMA TbK
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
i. hlama
Alamat KantorAlamat DomisiliNomor Telepon
Jahatan
2. Narna
Aiamat KantorAlamat DomisiliNomor Teleponr^L ^-^-^J.tudidii
Achmad S.Kartasasmita
Mestika Building, Jl. Zainul Arifin No. t 18, X.ttedan 20152Jl. Uranus Blok G ll9, Tangerang(06r) 452 s800Presiden Direktur:
YusriHadiMestika Building. Jl. Zainul Arifin No. 1 1 8, Medan 201 52Komp.Tasbi Blok N No.20. Medan(061) 452 5800
Direkiur Umum
fu{enyatakan bahwa :
i Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajran laporan keuangan PT Bank fulestika Dharma'l-bk;
i Laporan keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar,Akuntensi Keuangan di Indonesia;
']. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk telah dimuat secaralengkap dan benar,
b. Laporan keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk tidak mengardung informasi atau fakta materialiiang tidak benar, dan tidak menghilangkan rnformasr atau fakta materiai;
4 Bertanggung jarvab alas sistem pengendalian intemal dalam PT Bank l\{estika. l}harma Tbk.
Demikian pernyataan inr dibuat dengan sebenarnya.
Presiden SirekturYusri HadiDirektnr Umum
Kontor Pusot : Mestiko Building Jl. H. Zoinul Arifin No. 1 1 B, Medon. Tel. (061 ) 4525800 (Hunting) Fox. (061 ) 4527324, 4555025 Swif t code : BMDMIDJA
www.bonkmestiko.co.id MestikoColl 14083
Registered Public Accountants
KANTOR AKUNTAN PUBLIKLEONARD, MULIA & RICHAHD
License No. Kep-657/KM.17l1998 Jl. Hayam Wuruk No. 3W-3V, Jakarta 10120, lndonesia0 : 62-21-3458491
Fax : 62-21-385i1029e-mail : [email protected]
Your Rel:Our Bef | 22/C/AR-16
Laporan Auditor Independen
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan DireksiPT Bank Mestika Dharma TbkMedan
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk terlampi, yang terdiri darilaporan posisi keuangan tznggal 31 Desember 2015, serta laporan laba ru97 dan penghasilankomprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, danlaporan arus kas untuk tahun yang beruthi padatanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Tangguag jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebutsesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yangdianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas darikesalahan penyajian mateial, bark yangdisebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab auditor
Tanggmg jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebutberdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkanoleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhiketentuan etika ser[a merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadaitentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang ang$a-angka danpengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbaflganauditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baikyang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut,
auditor mempertimbang$an pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajianwajarlaporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya,tetapi bukah untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatualudit j:.lga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang drgunakan dankewajaran estimasi akuntansi yang dibluat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
suatu basis bagi opini audit kami.
BRANCH : Jl. Marina No. 8Semarang 50144
o 024 - 7600690 Fax. : 7601035,7600702e-mail : [email protected]
Registered Public Accountants
KANTOR AKUNTAN PUBL]KLEONARD, MULIA & RICHARD
License No. Kep-657/KM.17l1998 Jl. Hayam Wuruk No. 3W-3V, Jakarta "10120, lndonesiaI : 62-21-3458491
Fax : 62-21-3850029e-maii : [email protected]
Your Bef:Our Bef :
Opiri
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
mateial, posisi keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk tanggal 31 Desember 2015, serta kinerjakeuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut, sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan di Indonesia.
Hal lain
Sebagai diuraikan pada Catatan 2b dan Catatan 36 atas,laporan keuangan, efektif 1 Januari 2015
Perusahaan menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja, yaitu keuntungan (kerugian) akf:ttariakarena pengukuran kembali atas program imbalan pasti dibukukan sekaligus di penghasilan
komprehensif lain dan tidak diamortisasi lagi. Kebijakan akuntansi ini diberlakukan restrospektif, danlaporan keuangan PT Bank Mestika Dharma Tbk tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, yang disajikan sebagai ang$a-angfia koresponding terhadap laporankeuangan tangal3l Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, telahdisajikan kembali.
LEONARD, MIILIA & RICHARDIzin No. KEP-657lKM.I7 / 1998
2lMaret2016 BUDIADI WIDJAYA, S.E., CPAIzin No. AP. 0313
BHANCH : Jl. Marina No. 8Semarang 50144
@ a24 - 7600690 Fax, : 7601035,7600702e-mail : [email protected]
1 Januari 2014/
2015 2014 31 Desember 2013
(Disajikan Kembali, (Disajikan Kembali,
Catatan 36) Catatan 36)
Catatan Rupiah Rupiah Rupiah
ASET
Kas 2c,2r,3 169.217.731.385 189.293.019.300 201.031.039.532
Giro pada Bank Indonesia 2c,2d,2r,4 527.508.699.595 522.910.049.141 478.206.934.040
Giro pada bank lain 2c,2r,5 44.820.879.729 13.065.618.818 17.536.817.352
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain, bersih 2c,2e,2g,6 106.304.971.530 188.892.036.760 65.508.820.431
Surat berharga 2g,2h,2k,7 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554 1.030.915.829.894
Tagihan akseptasi 2i - 9.299.943.293 -
Kredit yang diberikan, bersih 2f,2g,2j,2k,2r,8,27 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644 5.906.697.266.330
Aset tetap, bersih 2l,9 137.344.246.849 112.518.832.801 108.757.720.371
Aset tidak berwujud, bersih 2m,10 3.036.047.200 4.008.517.162 4.245.004.981
Agunan diambil alih 2n 1.414.326.338 1.414.326.338 4.963.989.479
Aset lain-lain 2r,2s,11,28 141.656.649.132 93.719.653.313 107.345.141.686
JUMLAH ASET 9.409.596.959.532 8.675.437.842.124 7.925.208.564.096
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera 2r,12 15.736.451.282 16.088.503.557 13.667.867.221
Utang pajak 2s,13,28 22.315.452.921 11.569.229.907 19.508.791.381
Simpanan 2f,2r,14,27 6.998.086.503.556 6.439.810.966.144 5.851.650.697.083
Simpanan dari bank lain 15 20.505.954.199 2.616.767.059 26.171.457.078
Liabilitas akseptasi 2i - 9.299.943.293 -
Pinjaman diterima - - 16.455.564.266
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2p,16 66.013.688.000 58.504.395.000 48.038.072.000
Liabilitas lain-lain 2r,17 23.104.482.172 17.104.347.878 16.722.157.475
Jumlah Liabilitas 7.145.762.532.130 6.554.994.152.838 5.992.214.606.504
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 200 per saham
Modal dasar 10.000.000.000 saham
Ditempatkan dan disetor penuh
4.090.090.000 saham 18 818.018.000.000 818.018.000.000 818.018.000.000
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual 2g (47.461.441.104) 236.153.425 (32.254.151.168)
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 163.603.600.000 163.603.600.000 163.603.600.000
Tidak ditentukan penggunaannya 1.329.674.268.506 1.138.585.935.861 983.626.508.760
Jumlah Saldo Laba 1.493.277.868.506 1.302.189.535.861 1.147.230.108.760
Jumlah Ekuitas 2.263.834.427.402 2.120.443.689.286 1.932.993.957.592
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS 9.409.596.959.532 8.675.437.842.124 7.925.208.564.096
3
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014 DAN 1 JANUARI 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan ini
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 36)
Catatan Rupiah Rupiah
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga 2f,2o,20,27 972.142.810.670 866.911.839.954
Pendapatan provisi dan administrasi 2o,2q,21 7.555.297.383 7.621.856.964
Jumlah Pendapatan Bunga 979.698.108.053 874.533.696.918
Beban bunga 2f,2o,22,27 323.722.130.587 280.531.752.184
Pendapatan Bunga, Bersih 655.975.977.466 594.001.944.734
Pendapatan derivatif 2g 235.236.500 165.403.405
Beban derivatif 2g 92.004.000 218.191.500
Pendapatan (Beban) Derivatif, Bersih 143.232.500 (52.788.095)
Pendapatan Operasional Lainnya 2o,23 60.975.404.219 51.895.734.905
Jumlah Pendapatan Operasional 717.094.614.185 645.844.891.544
Beban Operasional Lainnya
Tenaga kerja 2o,24 166.962.015.506 151.943.363.560
Umum dan administrasi 2o,25 120.328.963.567 108.726.531.713
Cadangan kerugian penurunan nilai 2k,8 85.667.126.690 51.008.451.558
Penyusutan aset tetap 2l,9 14.959.374.447 14.859.429.921
Amortisasi aset tidak berwujud 2m,10 2.073.262.057 2.871.539.726
Jumlah Beban Operasional Lainnya 389.990.742.267 329.409.316.478
LABA OPERASIONAL 327.103.871.918 316.435.575.066
BEBAN NON OPERASIONAL, BERSIH 2o,26 (4.668.041.146) (454.954.523)
LABA SEBELUM PAJAK 322.435.830.772 315.980.620.543
BEBAN PAJAK 2s,28 81.663.866.827 79.042.449.292
LABA BERSIH 240.771.963.945 236.938.171.251
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
POS-POS YANG TIDAK AKAN DIREKLASIFIKASI
KE LABA RUGI
Keuntungan (kerugian) aktuaria yang diakui 16 396.358.000 (2.635.445.000)
Pajak penghasilan terkait pos yang tidak
akan direklasifikasi ke laba rugi (99.089.500) 658.861.250
297.268.500 (1.976.583.750)
POS-POS YANG AKAN DIREKLASIFIKASI
KE LABA RUGI
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual 2g (63.596.792.705) 43.320.406.124
Pajak penghasilan terkait pos yang akan
direklasifikasi ke laba rugi 15.899.198.176 (10.830.101.531)
(47.697.594.529) 32.490.304.593
Penghasilan Komprehensif Lain Tahun Berjalan
Setelah Pajak (47.400.326.029) 30.513.720.843
LABA BERSIH KOMPREHENSIF 193.371.637.916 267.451.892.094
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2u,37 59 58
4
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
Keuntungan (kerugian)
yang belum direalisasi
dari efek tersedia Ditentukan Tidak ditentukan
Modal Disetor untuk dijual penggunaannya penggunaannya Jumlah
Catatan Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
Saldo 31 Desember 2013 818.018.000.000 (32.254.151.168) 163.603.600.000 992.347.128.511 1.941.714.577.343
Perubahan kebijakan akuntansi - - - (8.720.619.751) (8.720.619.751)
Saldo setelah penyesuaian 818.018.000.000 (32.254.151.168) 163.603.600.000 983.626.508.760 1.932.993.957.592
Keuntungan yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual 2g - 32.490.304.593 - - 32.490.304.593
Rugi komprehensif tahun berjalan 16 - - - (1.976.583.750) (1.976.583.750)
Dividen 19 - - - (80.002.160.400) (80.002.160.400)
Laba bersih tahun 2014 - - - 236.938.171.251 236.938.171.251
Saldo 31 Desember 2014 818.018.000.000 236.153.425 163.603.600.000 1.138.585.935.861 2.120.443.689.286
Kerugian yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual 2g - (47.697.594.529) - - (47.697.594.529)
Laba komprehensif tahun berjalan 16 - - - 297.268.500 297.268.500
Dividen 19 - - - (49.980.899.800) (49.980.899.800)
Laba bersih tahun 2015 - - - 240.771.963.945 240.771.963.945
Saldo 31 Desember 2015 818.018.000.000 (47.461.441.104) 163.603.600.000 1.329.674.268.506 2.263.834.427.402
5
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
Saldo Laba
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 36)
Catatan Rupiah Rupiah
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan pendapatan bunga, provisi dan
administrasi 2o,20,21 979.698.108.053 874.533.696.918
Pembayaran beban bunga 2o (324.074.182.862) (278.111.115.848)
Pendapatan operasional lainnya 2o 36.054.353.684 41.079.231.928
Beban operasional lainnya 2o (275.742.917.474) (252.707.422.826)
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku 2j,8,23 24.921.050.535 15.016.399.869
Penghapusan kredit 2j,8 (41.793.914.306) (64.802.450.704)
Pembayaran beban non operasional, bersih (7.281.136.564) (417.786.840)
Pembayaran beban imbalan kerja karyawan 2p,16 (2.606.481.000) (1.490.093.000)
Pembayaran Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 (11.646.018.930) -
Pembayaran beban pajak 2s (74.279.201.585) (87.820.322.016)
Arus kas operasional sebelum perubahan
dalam aset dan kewajiban operasi 303.249.659.551 245.280.137.481
Penurunan (Kenaikan) Aset Operasional :
Surat-surat berharga tersedia untuk dijual 2h (258.240.367.960) (11.628.226.536)
Kredit yang diberikan, bersih 2j (587.207.199.705) (533.960.117.168)
Tagihan akseptasi 2i 9.299.943.293 (9.299.943.293)
Agunan diambil alih 2n - (820.794.000)
Aset lain-lain (17.569.137.200) 5.598.269.800
Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Operasional :
Simpanan 576.164.724.552 564.605.579.042
Liabilitas akseptasi 2i (9.299.943.293) 9.299.943.293
Liabilitas lain-lain 6.000.134.294 382.190.403
Arus Kas Neto yang Diperoleh dari
Aktivitas Operasi 22.397.813.532 269.457.039.022
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap 2l 120.500.000 610.500.000
Perolehan aset tak berwujud 2m (1.103.825.527) (2.635.051.907)
Pembelian aset tetap 2l (40.283.503.207) (18.855.067.289)
Arus Kas Neto yang Digunakan untuk
Aktivitas Investasi (41.266.828.734) (20.879.619.196)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembagian dividen 19 (49.980.899.800) (80.002.160.400)
Pelunasan pinjaman diterima - (16.455.564.266)
Arus Kas Neto yang Digunakan untuk
Aktivitas Pendanaaan (49.980.899.800) (96.457.724.666)
PENINGKATAN (PENURUNAN) NETO
KAS DAN SETARA KAS (DIPINDAHKAN) (68.849.915.002) 152.119.695.160
6
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 36)
Rupiah Rupiah
PINDAHAN (68.849.915.002) 152.119.695.160
DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS VALUTA
ASING TERHADAP KAS DAN SETARA KAS 2.541.473.222 (242.582.496)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 914.160.724.019 762.283.611.355
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 847.852.282.239 914.160.724.019
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas 169.217.731.385 189.293.019.300
Giro pada Bank Indonesia 527.508.699.595 522.910.049.141
Giro pada bank lain 44.820.879.729 13.065.618.818
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 106.304.971.530 188.892.036.760
847.852.282.239 914.160.724.019
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi
arus kas :
Kenaikan (penurunan) nilai pasar surat berharga
tersedia untuk dijual (47.697.594.529) 32.490.304.593
Pemindahan bangunan dari aset tetap
ke aset lain-lain, bersih 452.870.340 -
Pemindahan aset lain-lain ke aset tetap 322.293.378 -
7
terpisahkan dari laporan keuangan ini
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
1. UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Bank
Kantor Cabang :
Jakarta Pusat : Jln. Biak No. 58
Jakarta Utara : Jln. Muara Karang Blok B VIII Timur No. 104 - 105
Pematang Siantar : Jln. Merdeka No. 231 - 233
Kisaran : Jln. Cokroaminoto No. 56
Rantau Prapat : Jln. A. Yani No. 162 - 163
Pekan Baru : Jln. T.Tambusai No. 34
Padang : Jln. Pemuda No. 30
Surabaya : Jln. Karet No. 32, Bongkaran
Batam : Komplek Taman Kota Mas Blok A1 No. 3A - 5
Padang Sidempuan : Jln. Jend. Sudirman, Komp. City Walk Blok B No. 3 & 5
Jambi : Jln. Hayam Wuruk No.41-42
Kantor Cabang Pembantu :
Jakarta - Teluk Gong : Jln. Kampung Gusti Blok M No. 22, Komplek TPI
Jakarta - BSD Serpong :
8
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Komplek BSD, Ruko Golden Boulevard Blok R No. 2,
Tangerang
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk (Perusahaan) didirikan di Medan pada tanggal 27 April 1955
dengan akta No. 121 dihadapan Tn. Oesman Aldjoeffry, wakil Notaris di Medan. Akta pendirian dan
perubahan anggaran dasar Perusahaan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.J.A.5/69/21 tanggal 28 Mei 1963 dan telah
didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri Medan tanggal 2 Juni 1963 No. 103/1963 serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1963 Nomor 447 - Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 6 September 1963 nomor 72.
Perusahaan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 27 April 1955. Perusahaan
diperkenankan melakukan kegiatan jasa perbankan dan jasa keuangan lainnya berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 289497/U.M.II tanggal 12 Desember 1956 dan mulai beroperasi
komersil. Perusahaan memperoleh izin untuk melakukan kegiatan devisa berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 27/109/KEP/DIR tanggal 5 Januari 1995.
Kegiatan utama Perusahaan adalah perbankan dengan alamat Kantor Pusat di Jln. H. Zainul Arifin No.
118, Medan - Sumatera Utara. Perusahaan memiliki 11 kantor cabang dan sejumlah kantor cabang
pembantu dan kantor kas yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Struktur dan jumlah Kantor
Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Anjungan Tunai Mandiri sebagai berikut :
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain tentang perubahan
sebagian anggaran dasar dan penetapan penegasan masa jabatan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
yang dinyatakan dalam akta No.02 tanggal 21 Mei 2015 dari Notaris Ida Mariani, S.H. Perubahan ini
telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah mendapat
jawaban dengan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-
0938537 tanggal 9 Juni 2015.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Medan - Sutomo : Jln. Sutomo No. 408 - 414
Medan - Sutomo Simp.
Samarinda : Jln. Sutomo No. 112
Medan - Asia : Jln. Asia No. 172 - 172 A
Medan - Petisah : Jln. Gatot Subroto No. 99
Medan - Cirebon : Jln. Cirebon No. 41
Medan - Kesawan : Jln. A.Yani No. 108
Medan - Lubuk Pakam : Jln. TR Muda no. 88T - Lubuk Pakam
Medan - Pulo Brayan : Jln. Yos Sudarso No. 16 - 17
Medan - Tomang Elok : Jln. Gatot Subroto Komp. Tomang Elok Blok I No. 157
Medan - Iskandar Muda : Jln. Iskandar Muda No. 33 B
Medan - Asia Raya : Pertokoan Asia Raya BL B/28
Medan - K.S Tubun : Jln. Aip KS Tubun II/32
Medan - Katamso Baru : Jln. Brigjend Katamso No. 733
Medan - Perbaungan : Jln. Serdang No. 95 Perbaungan
Medan - Semarang : Jln. Semarang No. 65 - 67
Medan - Krakatau : Jln. Krakatau No. 160
Medan - Yang Lim Plaza : Jln. Batu Bara No. 5 A Komp. Yang Lim Plaza
Medan - S. Parman : Jln. Letjend S. Parman No. 30
Medan - Cemara Asri : Jln. Cemara Boulevard Blok A 1/34, Komp. Cemara Asri
Medan - Pancing :
Medan - Setia Budi : Setia Budi Square No. 35, Komp. Tasbi
Binjai : Jln. Jend. Sudirman No. 98 B
Tanjung Balai : Jln. Teuku Umar No. 75
Pematang Siantar - Sutomo : Jln. Sutomo No. 5 - 5 A
Aek Kanopan : Jln. Jend. Sudirman No. 210
K.H.A Dahlan - Rantau
Prapat : Jln. K.H.A Dahlan No. 51
Pekan Baru - Sudirman : Jln. Jend. Sudirman No. 364
Pekan Baru - Riau : Jln. Riau No. 37 C
Pekan Baru - Komp Riau
Bussiness : Jln. Riau No. 21 C, Komp. Riau Bussines Centre
Pekan Baru - Setia Budi : Jln. Setia Budi No. 158
Pekan Baru - Iman
Munandar : Jln. Iman Munandar/ Harapan Raya No. 136
Pekan Baru - Dumai : Jln. Sukajadi Pasar Pulau Payung Blok A No. 6
Pekan Baru - Duri : Jln. Hang Tuah No. 102-103
Indrapura : Jln. Sudirman No. 383
Perdagangan : Jln. S.M. Raja No. 535
Tebing - Tinggi : Jln. Jend. Sudirman No. 186
Tanjung Morawa : Jln. Pahlawan No. 11
Surabaya - Dupak : Jln. Dupak No.65 Blok A No. 21
Surabaya - Bratang
Binangun : Jln. Bratang Binangun RMI Blok D 5
Surabaya - Kedung Doro : Jln. Kedungdoro No. 155 G
9
Jln. Pancing Blok AA No. 1 & 2, Komp. Medan Mega Trade
Centre (MMTC)
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Batam : Komplek Mall Nagoya Hill Blok H No. 8
Marelan : Jln. Marelan Raya Pasar I No. 266 A - B
Sei Rampah : Kompleks Asia Bisnis Center No. 88 AE, Serdang Bedagai
Kantor Kas :
Aek Nabara : Jln. Jend. A.Yani No. 18
Padang : Jln. Niaga No. 206
Surabaya :
Surabaya : Jln. Dupak No. 1, Lt. 1 Blok C12 No. 7-8
Medan : Jln. H. Zainul Arifin, Sun Plaza Lower Ground
: Jln. KL. Yos Sudarso No. 40
Kisaran : Jln. Imam Bonjol No. 53
Kota Pinang : Jln. Bukit Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan
Panam : Komp. Ruko Panam Center Blok A No. 6-7, Pekanbaru
Anjungan Tunai Mandiri :
Medan
KPO Zainul Luar : Jln. HZ Arifin No. 118
KPO Zainul Dalam : Jln. HZ Arifin No. 118
Capem Sutomo : Jln. Sutomo No. 408 - 414
Capem Asia : Jln. Asia No. 172 - 172A
Capem Kesawan : Jln. A Yani No. 108
Capem Cirebon : Jln. Cirebon No. 41
Medan Mall : Jln. Letjend Haryono MT
Capem Brayan : Jln. KL Yos Sudarso 16 -17
Rumah Sakit Deli : Jln. Merbabu
Capem L. Pakam : Jln. TR Muda No. 88T
Thamrin Plaza : Jln. Thamrin
Capem Tomang : Jln. Gatot Subroto BL 1/157
Capem Ismud : Jln. Iskandar Muda No. 33B
Capem Sumatera : Jln. Aip KS Tubun II/32
Capem Asia Mega : Pertokoan Asia Raya BL B/28
Brastagi Super Mall : Jln. Gatot Subroto
Capem Semarang : Jln. Semarang No. 65 - 67
Makro : Jln. Medan Binjai
Capem Katamso : Jln. B. Katamso No. 733
Capem Perbaungan : Jln. Serdang No. 95
Kantor Kas Sun Plaza : Sun Plaza-lower ground Jln. HZ Arifin
Capem T. Morawa : Jln. Pahlawan No. 11
Capem Krakatau : Jln. Krakatau No. 160
Plaza Medan Fair : Jln. Gatot Subroto No. 30
Capem S. Parman : Jln. S. Parman No. 30
Capem Yanglim : Jln. Batu Bara No. 5A
Home Smart Medan : Jln. Gatot Subroto No. 102
Simpang Kantor : Jln. KL Yos Sudarso No. 40
10
Jln. Gembong No. 20-30, ITC Mega Grosir Ground Floor B 7
No. 1.2.3 A
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Capem Binjai : Jln. Jend. Sudirman No. 95B
Capem Setia Budi : Komp. Setia Budi Square Medan
Capem MMTC : Jln. Pancing Blok AA No.1-2
Capem Cemara Asri : Jln. Cemara Boulevard Blok A 1/34
Capem Marelan : Jln. Marelan Raya Pasar I No. 266-AB Marelan
Pematang Siantar
Cabang Merdeka : Jln. Merdeka No. 231 - 233
Capem Sutomo : Jln. Sutomo No. 5 - 5A
Capem Perdagangan : Jln. SM Raja No. 535
Capem Tebing Tinggi : Jln. Jend Sudirman No. 186
Capem Sei Rampah : Komp Asia Bisnis Center No. 88AE
Kisaran
Cabang Kisaran : Jln. Cokroaminoto No. 56
Capem Tanjung Balai : Jln. Teuku Umar No. 75
Capem Indrapura : Jln. Jend Sudirman No. 383
Kantor Kas Imam
Bonjol : Jln. Imam Bonjol No. 53
Rantau Prapat
Cabang A.Yani : Jln. Jend. A Yani No. 162 - 163
Capem K.H.Dahlan : Jln. K.H.A Dahlan No. 51
Capem Aek Kanopan : Jln. Jend Sudirman No. 210
Kantor Kas A.Yani
Aek Nabara : Jln. Ahmad Yani No. 18
Pekan Baru
Cabang Nangka : Jln. T.Tambusai No. 34
Capem Sudirman : Jln. Jend Sudirman No. 364
Capem Riau : Jln. Riau No.37 C
Capem Harapan raya : Jln. Harapan Raya No. 136
Capem Setia Budi : Jln. Setia Budi No. 158
Capem Riau RBC : Jln. Riau No. 21 C, Komp RBC
Capem Dumai : Jln. Sukajadi Pasar Pulau Payung Blok A No. 6
Capem Duri : Jln. Hang Tuah No. 102 - 103
Padang
Cabang Pemuda : Jln. Pemuda No. 30
Kantor Kas Niaga : Jln. Niaga No. 206
Padang Sidempuan
Cabang Padang
Sidempuan : Jln. Jend.Sudirman Komp. City Walk Blok B No. 3 & 5
Jakarta
Cabang Biak : Jln. Biak No. 58
Cabang M. Karang : Jln. Muara Karang Blok B VIII Timur No. 104 - 105
Capem Teluk Gong : Jln. Kampung Gusti Blok M No 22 Komplek TPI II
Capem BSD : Komplek BSD Ruko Golden Boulevard Blok R No. 2
11
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Surabaya
Cabang Karet : Jln. Karet No.32
Capem Dupak : Jln. Dupak no. 65, Blok A No.21, Komp Mutiara Dupak
Capem RMI : Jln. Bratang Binangun RMI Blok D-5
Capem Kedungdoro : Jln. Kedungdoro No. 155G
Kantor Kas ITC : Jln. Gembong No. 20-30 ITC Mega Grosir
Kantor Kas Pusat
Grosir Surabaya : Jln. Dupak No.1 Pusat Grosir Surabaya
Batam
Cabang Kota Mas : Komp Taman Kota Mas Blok A1 No. 3A-5
Capem Nagoya Hill : Komp Nagoya Hill Blok H No. 8
Jambi
Cabang Jambi : Jln. Hayam Wuruk No. 41-42
Kota Pinang : Jln. Bukit Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan
Marelan
Cabang Marelan : Jln. Marelan Raya Pasar I No. 266-AB, Marelan Medan
b. Penawaran umum saham
c. Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Tn. Witarsa Oemar
Komisaris : Tn. Indra Halim
Komisaris Independen : Tn. Katio
Komisaris Independen : Tn. Boing Sudrajat (Alm)
Dewan Direksi
Presiden Direktur : Tn. Achmad Suherman Kartasasmita
Wakil Presiden Direktur : Tn. Hendra Halim
Direktur Operasional : Tn. Harun Ansari
Direktur Umum : Tn. Yusri Hadi
Direktur Kepatuhan : Tn. Andy
12
Pada tanggal 5 Maret 2013, Perusahaan selaku emiten, melakukan perjanjian penjamin emisi efek
penawaran umum perdana saham dengan PT Ciptadana Securities yang merupakan penasihat keuangan
tunggal, Penjamin Pelaksana Emisi, Penjamin Emisi dan bookrunner tunggal (Penasihat Keuangan)
sehubungan dengan pengajuan pencatatan Bank Mestika Dharma pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
penawaran saham Bank Mestika Dharma kepada masyarakat dan/atau institusi dan investor lainnya.
Pada tanggal 28 Juni 2013 berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana atas 430.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp 200 per saham (nilai penuh). Pada tanggal 8 Juli 2013, seluruh saham ini telah dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan akta No. 01
tanggal 3 Juli 2014 dari Notaris Ida Mariani, S.H., adalah sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
d. Komite Audit
31 Desember 2015
Ketua : Tn. Katio
Anggota : Tn. Adanan Silaban
Anggota : Tn. Armen Lora
31 Desember 2014
Ketua : Tn. Katio
Anggota : Tn. Adanan Silaban
Anggota : Tn. Armen Lora
Anggota : Tn. R.J.Situmeang
e. Sekretaris Perusahaan
f. Satuan Kerja Audit Intern
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
a. DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
13
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) (sekarang Otoritas Jasa Keuangan/ OJK)
Peraturan VIII.G.7, tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan lampiran
Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
Berdasarkan surat keputusan No.001/SK-BMD/DIR/2014 tanggal 2 Januari 2014 perihal struktur
organisasi, Perusahaan telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab
kepada Presiden Direktur dalam menjalankan fungsi audit internal. Kepala unit intern Perusahaan
adalah Tn. Limin yang ditetapkan berdasarkan surat pengangkatan No. 014/SP/BMD/KPO/2012
tanggal 2 Februari 2012.
Berdasarkan surat keputusan No.004/SK-BMD/DIR/2015 tentang Internal Audit Charter Bank
Mestika tanggal 26 Januari 2015, Perusahaan mengakui keberadaan dan komitmen pimpinan
Perusahaan atas Unit Audit Internal (SKAI). Piagam ini dijadikan dasar keberadaan dan pelaksanaan
tugas-tugas pengawasan pada auditor.
Berdasarkan surat Keputusan Direksi No.007/SK-BMD/DIR/2013 tanggal 16 Agustus 2013,
Perusahaan menunjuk Tn. Irwansyah Lubis sebagai Sekretaris Perusahaan.
Perusahaan mempekerjakan 1.272 karyawan dan 1.293 karyawan masing-masing pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.017/SK-BMD/2014 tanggal 23 Desember 2014
(yang berlaku efektif 1 Januari 2015) dan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 14/SK-BMD/2012
tanggal 28 Agustus 2012, susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
b. STANDAR AKUNTANSI BARU
- PSAK No. 1 (Revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan,
- PSAK No. 4 (Revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri,
- PSAK No. 15 (Revisi 2013) : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
- PSAK No. 24 (Revisi 2013) : Imbalan Kerja,
- PSAK No. 46 (Revisi 2014) : Pajak Penghasilan,
- PSAK No. 48 (Revisi 2014) : Penurunan Nilai Aset,
- PSAK No. 50 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Penyajian,
- PSAK No. 55 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran,
- PSAK No. 60 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengungkapan,
- PSAK No. 65 (Revisi 2013) : Laporan Keuangan Konsolidasian,
- PSAK No. 66 : Pengaturan Bersama,
- PSAK No. 67 : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain,
- PSAK No. 68 : Pengukuran Nilai Wajar,
- ISAK 15 (Revisi 2014) : Batas Aset Imbalan Pasti,
- ISAK 26 (Revisi 2014) : Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
Perusahaan menerapkan PSAK dan ISAK yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.
c. KAS DAN SETARA KAS
d. GIRO WAJIB MINIMUM
14
Kas dan setara kas merupakan kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada
Bank Indonesia dan bank lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan pada
pihak ketiga, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan yang diterima serta tidak dibatasi
penggunaannya.
Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung, dengan menggunakan konsep kas dan setara
kas, yaitu kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan pada pihak ketiga. Penerimaan
dan pengeluaran kas diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan
standar baru dan revisi atas beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut :
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain disajikan dalam satu laporan termasuk
pendapatan komprehensif lain, sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1.
Laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang Rupiah dan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali
beberapa akun tertentu yang menggunakan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan
akuntansi untuk akun yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali
laporan arus kas.
Giro wajib minimum primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Perusahaan dalam
bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
Giro wajib minimum sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Perusahaan
berupa Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, Surat Berharga Negara dan/atau
Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana
pihak ketiga.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
- giro wajib minimum primer sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
- giro wajib minimum sekunder sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
- giro wajib minimum dalam valuta asing sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing.
- giro wajib minimum LDR ditetapkan sebagai berikut :
*
*
*
*
-
- memenuhi rasio NPL total kredit secara bruto (gross) kurang dari 5% (lima persen); dan
- memenuhi rasio NPL kredit UMKM secara bruto (gross) kurang dari 5%.
e. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
15
Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, tentang giro wajib
minimum bank umum dalam Rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, menetapkan
sebagai berikut :
Giro wajib minimum Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara
oleh Perusahaan dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase tertentu
dari dana pihak ketiga yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR yang dimiliki oleh Perusahaan
dengan LDR target.
Jika LDR dalam kisaran LDR target (antara 78% sampai 92%) maka giro wajib minimum
LDR adalah 0% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah,
Jika LDR Perusahaan lebih besar dari LDR target (antara 78% sampai 92%) dan KPMM
Perusahaan lebih kecil dari KPMM insentif maka giro wajib minimun LDR dihitung dari
parameter disinsentif atas sebesar 0,2% dikalikan dengan selisih antara LDR Perusahaan
dikurangi batas atas LDR target dikalikan dana pihak ketiga dalam Rupiah,
Jika LDR Perusahaan lebih besar dari LDR target (antara 78% sampai 92%) dan KPMM
Perusahaan sama atau lebih besar dari KPMM insentif maka giro wajib minimun LDR
Perusahaan adalah 0% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
Jika LDR Perusahaan lebih kecil LDR target (antara 78% sampai 92%) maka giro wajib
minimun LDR dihitung dari parameter disinsentif bawah sebesar 0,1% dikalikan dengan selisih
antara LDR Perusahaan dikurangi batas bawah LDR target dikalikan dana pihak ketiga dalam
Rupiah,
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk fasilitas
simpanan Bank Indonesia, call money dan deposito berjangka.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang perubahan atas
peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang giro wajib minimun bank umum dalam
Rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, Bank Indonesia merubah istilah Loan to
Deposit Ratio (LDR) menjadi Loan to Funding Ratio (LFR) dan meningkatkan batas atas untuk LFR
target dari 92% menjadi 94% jika bank :
memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target waktu tahapan pencapaian rasio kredit
UMKM sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah;
Perusahaan berpendapat telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai Peraturan
Bank Indonesia.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 tentang perubahan
kedua atas peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang giro wajib minimum bank
umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, Bank Indonesia menurunkan giro
wajib minimum primer dari 8% menjadi 7,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
f. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
1.
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor;
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
i.
ii.
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv.
v.
vi.
vii
g. INSTRUMEN KEUANGAN
g 1. Terdapat 4 (empat) klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan sebagai berikut :
*
(a)
(i)
(ii)
16
Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
Entitas tersebut adalah suatu program pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas
sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan.
Syarat dan kondisi transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sama dengan pihak ketiga.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
angka (1).
Dimiliki untuk diperdagangkan. Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika :
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas
keuangan.
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
didefinisikan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7 (Revisi 2010) "Pengungkapan
Pihak-Pihak Berelasi".
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya (dalam Pernyataan ini dirujuk sebagai “entitas pelapor”).
Orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat;
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek aktual terkini; atau
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga
yang ditangguhkan. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
(iii)
(b)
(i)
(ii)
*
(a)
(b) investasi yang ditetapkan oleh Perusahaan sebagai tersedia untuk dijual; dan
(c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(i)
(ii)
(iii)
*
(a)
17
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya dikelola dan kinerjanya
dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen resiko atau strategi
investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan
secara internal kepada manajemen kunci Perusahaan.
terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan sesuai skedul pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali :
Pada tanggal laporan keuangan Perusahaan mempunyai obligasi Pemerintah yang
diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo.
pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual
dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dan pinjaman
yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh Perusahaan ditetapkan
sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Perusahaan mempunyai
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
kecuali :
investasi yang ada pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi;
Perusahaan tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual
atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah
yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan
dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi
tersebut :
dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo) yang mana perubahan
suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan
tersebut;
mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena
penggunaan dasar yang berbeda; atau
Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Perusahaan dapat menggunakan penetapan ini hanya jika memenuhi
persyaratan tertentu, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi yang lebih
relevan, karena :
merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan
atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
(b)
(c)
*
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang,
(b) investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau
(c) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
g 2. Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
(b)
Perusahaan mentransfer aset keuangan, jika dan hanya jika, Perusahaan :
(a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau
(b)
g 3. Pengukuran
(a)
(b)
(c)
18
investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan
melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut,
diukur pada biaya perolehan.
investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada tanggal laporan keuangan Perusahaan memiliki obligasi Pemerintah, obligasi non
Pemerintah, Sertifikat Deposito Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia yang
diklasifikasikan tersedia untuk dijual.
tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tetapi
juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut
kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai :
Perusahaan mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang
(seperti kepemilikan atas reksadana atau yang serupa) tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan atau piutang.
Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas tersebut.
pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai
aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul pada penjualan atau
pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut ini :
pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual; atau
pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh
kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
(a)
(b)
(c)
(i)
(ii)
(d)
(i)
(ii)
g 4. Saling Hapus
g 5. Pengukuran Biaya Diamortisasi
g 6. Nilai Wajar
19
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat
diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
yang wajar pada tanggal pengukuran.
jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai dengan PSAK 23 : Pendapatan.
Aset keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran
berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai. Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi penurunan nilainya.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh
standar akuntansi.
komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar. Setelah pengakuan awal,
penerbit komitmen tersebut mengukur pada mana yang lebih tinggi antara :
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk
derivatif yang diakui sebagai liabilitas, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk liabilitas
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur
pada biaya perolehan.
jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi.
liabilitas keuangan yang timbul ketika transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat
penghentian pengakuan atau transfer yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan
berkelanjutan.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk :
kontrak jaminan keuangan setelah pengakuan awal, penerbit kontrak tersebut (kecuali untuk
paragraf (a) dan (b) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara :
jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai dengan PSAK 23 : Pendapatan.
Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran
berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai.
jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran
pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga
efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan
dikurangi penurunan nilai.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
g 7. Klasifikasi Dan Reklasifikasi Instrumen Keuangan
(1)
(2)
(3)
20
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun buku sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut dimana:
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang
dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang
dilakukan secara wajar.
terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
wajar aset keuangan tersebut;
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu instrumen keuangan, maka Perusahaan
menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian
meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang
berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto
dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk
dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan
pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Perusahaan mengklasifikasi instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan
sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut.
Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut :
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Aset keuangan Kas Pinjaman diberikan dan piutang
Pinjaman diberikan dan piutang
Pinjaman diberikan dan piutang
Surat berharga
Tagihan akseptasi Pinjaman diberikan dan piutang
Kredit yang diberikan Pinjaman diberikan dan piutang
Liabilitas keuangan Simpanan Liabilitas lainnya
Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya
Liabilitas akseptasi Liabilitas lainnya
g 8. Instrumen Keuangan Derivatif
1.
2.
3.
21
Tersedia untuk dijual dan dimiliki
hingga jatuh tempo
Keterangan Klasifikasi Standar Pengukuran AwalJenis Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan
perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar ditentukan
berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki
karakteristik serupa.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau
tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar
tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan laporan posisi
keuangan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted
price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.
Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan
karakteristik dan risiko kontrak utama.
Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi
definisi dari derivatif, dan
Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlakukan sebagai
instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi :
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain
Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar
diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (yaitu derivatif melekat di
dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
tidak dipisahkan).
Giro pada Bank Indonesia
dan bank lain
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
h. SURAT BERHARGA
Penilaian surat berharga didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut :
(1)
(2)
(3)
(4) Surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar.
i. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan.
j. KREDIT YANG DIBERIKAN
22
Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo
yang belum mendekati tanggal jatuh tempo akan menyebabkan reklasifikasi atas semua surat
berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan surat berharga sebagai dimiliki hingga
jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga
tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, di mana keuntungan dan kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain.
Surat berharga yang diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat
pengakuan awal diakui pada nilai wajarnya ditambah premium/diskonto dan biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Pada tanggal laporan keuangan Perusahaan tidak mempunyai surat berharga yang
diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku
bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung
dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee
transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain menggunakan
metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat berharga yang tersedia untuk dijual
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan
kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi dan komprehensif
lain. Pada tanggal laporan keuangan Perusahaan tidak mempunyai surat berharga yang
diklasifikasikan untuk diperdagangkan.
Surat berharga pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah premium/diskonto dan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan
klasifikasi masing-masing.
Surat berharga terdiri dari Obligasi Pemerintah, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, Sertifikat Bank
Indonesia dan obligasi non pemerintah. Investasi dalam surat berharga diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari kelompok berikut ini: tersedia untuk dijual (available-for-sale), diperdagangkan (trading),
dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity), dan pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and
receivables).
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
- Lancar : tidak ada tunggakan pokok maupun bunga.
- Dalam perhatian khusus : tunggakan di atas 1 hari s.d 90 hari.
- Kurang lancar : tunggakan di atas 90 hari s.d 120 hari.
- Diragukan : tunggakan di atas 120 hari s.d 180 hari.
- Macet : tunggakan di atas 180 hari.
k. PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
23
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa
aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lai telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti
obyektif menunjukan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset
keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat
diestimasi secara handal.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan
pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit yang diberikan oleh Perusahaan dengan persyaratan yang
tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau
penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya
status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual
atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset
keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok
aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai
kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu
kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.
Perusahaan menghapusbukukan kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya ketika tidak terdapat
prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit yang diberikan dalam waktu dekat atau hubungan
normal antara Perusahaan dan debitur telah berakhir. Kredit yang diberikan yang tidak dapat dilunasi
dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit
yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penerimaan kembali kredit dihapus buku.
Kolektibilitas kredit yang diberikan berdasarkan jumlah hari tunggakan pokok dan bunga adalah sebagai
berikut :
Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat prospektif dan tidak
mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi
jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, maka
selisih tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan
kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan
penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
24
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan
kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui
pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain merupakan selisih antara biaya perolehan,
setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi
kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value)
tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang mengalami
penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan
tersebut diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Perusahaan menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi
salah satu kriteria sebagai berikut : (1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun
tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai, (2) Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak
signifikan.
Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk jenis kredit rekening koran dan
kredit akseptasi.
Jika persyaratan pinjaman yang diberikan, dan piutang atau investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka
penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, dicatat sebagai
pendapatan operasional lainnya.
Ketika aset keuangan yang diberikan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah
semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Cadangan penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas
(discounted cash flows). Sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan
menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu
pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (loss given default) yang selanjutnya disesuaikan lagi
dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Perusahaan menggunakan
statistical model analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
1.
2. Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas:
Persentase Minimum
Dalam Perhatian Khusus 5 %
Kurang Lancar 15 %
Diragukan 50 %
Macet 100 %
Persentase Minimum
Lancar 1 %
Kurang Lancar 15 %
Diragukan 50 %
Macet 100 %
25
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, penyisihan penghapusan aset produktif dibentuk
dengan acuan sebagai berikut :
Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit disajikan di
sisi liabilitas pada laporan posisi keuangan.
Penyesuaian atas estimasi kerugian atas aset produktif dan transaksi rekening administratif dicatat
dalam periode di mana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar.
Penyesuaian ini termasuk penambahan estimasi kerugian atas aset produktif dan transaksi
rekening administratif, maupun pemulihan aset produktif dan transaksi rekening administratif
yang telah dihapuskan sebelumnya.
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas
dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok
pinjaman.
Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari aset produktif.
Klasifikasi
Penyisihan kerugian untuk agunan diambil alih dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan
besarnya minimum persentase sebagai berikut:
Transaksi aset produktif dan rekening administratif dihapuskan dengan mengurangi estimasi
kerugian atas transaksi rekening administratif, apabila menurut manajemen aset produktif dan
transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi.
Klasifikasi
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening
administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subjektif, termasuk keadaan
ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi
keuangan, kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan, di mana khusus untuk
Perusahaan, selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal
20 Januari 2005 dan perubahannya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal
30 Januari 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan
Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Persentase Minimum
Lancar 1 %
Macet 100 %
l. ASET TETAP DAN PENYUSUTAN
Aset tetap pada saat perolehan diakui sebesar harga perolehan.
Persentase penyusutan aset tetap per tahun adalah sebagai berikut :
Bangunan
- Permanen : 5%
- Tidak permanen : 10%
Kendaraan
- Mobil : 25%
- Sepeda motor : 50%
Inventaris
- Masa manfaat 8 tahun : 25%
- Masa manfaat 4 tahun : 50%
Tanah tidak disusutkan
26
Penyisihan kerugian untuk rekening antar kantor dan suspense account dikelompokkan dalam 2
(dua) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut:
Sebelum tanggal 1 Januari 2012, tanah dicatat sesuai dengan PSAK No. 47, ”Akuntansi Tanah”.
Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Semua biaya-biaya sehubungan
dengan perpanjangan pemilikan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan sebagai Aset Lain-
lain dalam laporan posisi keuangan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus
selama periode yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus untuk bangunan dan metode saldo
penurunan berganda untuk kendaraan dan inventaris berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis aset tetap bersangkutan.
Kebijakan Perusahaan untuk batasan suatu kredit digolongkan pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai secara individual adalah Rp 5 miliar ke atas dan terdapat bukti objektif bila
penurunan nilai atau tunggakan melebihi 90 hari.
Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara net present value
dengan net carrying value.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP (SE-BI) tanggal 23 Desember
2011, Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif
dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi).
Klasifikasi
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya :
(a) pada saat pelepasan.
(b)
Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut siap digunakan.
m. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset tidak berwujud merupakan program komputer yang diakui sebesar harga perolehan.
27
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19, aset tak berwujud yang
berupa perangkat lunak pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan yang mencakup semua
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap
untuk digunakan. Setelah pengakuan awal, perangkat lunak diukur sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Pengeluaran
selanjutnya yang jumlahnya signifikan akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut
menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Pengeluaran lainnya
dibebankan pada saat terjadinya.
Amortisasi dihitung dengan metode saldo penurunan berganda berdasarkan taksiran masa
manfaat selama 4 tahun.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dikapitalisasi sebagai bangunan dalam pelaksanaan. Biaya
tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat konstruksi selesai.
Sejak tanggal 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap”, dan
ISAK No. 25, ”Hak Atas Tanah”. Biaya pengurusan hak legal atas tanah ketika tanah diperoleh
pertama kali diakui sebagai bagian biaya perolehan tanah dan tidak disusutkan, kecuali terdapat
bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tersebut
kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Sedangkan biaya perpanjangan atau pembaruan
hak legal atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi menggunakan metode
garis lurus selama periode yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
Saldo beban tangguhan pada tanggal 1 Januari 2012 (yang disajikan sebagai Aset Lain-lain) yang
berasal dari biaya pengurusan perpanjangan hak legal atas tanah, direklasifikasi ke dalam jumlah
tercatat aset tak berwujud.
Pada setiap tanggal pelaporan, masa manfaat dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika
diperlukan, akan disesuaikan dan diterapkan sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku.
ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukan dalam
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang
dapat dikapitalisasi ke nilai tercatat aset tetap hanya jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria
untuk diakui sebagai bagian dari aset.
n. AGUNAN DIAMBIL ALIH
o. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
p. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
q. PENGAKUAN PENDAPATAN PROVISI DAN ADMINISTRASI
r. TRANSAKSI DAN PENJABARAN MATA UANG ASING
2015 2014
Rp Rp
1 Dollar Amerika Serikat (US$) 13.785,00 12.385,00
1 Dollar Singapura (SGD) 9.758,95 9.376,19
1 Dollar Hong Kong (HK$) 1.778,70 1.596,98
28
Selisih antara nilai agunan diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penjualan agunan.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Sedangkan jika terdapat selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan diambil alih
diakui sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Perusahaan.
Agunan diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi
bersih dari agunan diambil alih yang telah diterima pada saat kredit diambil alih, dibebankan ke dalam
akun cadangan kerugian penurunan nilai kredit.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan
Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah penutupan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia setiap hari pukul 16.00
WIB. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing dibukukan dengan kurs sebagai berikut :
Instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang
diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat
estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen
keuangan tersebut atau jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari
aset atau liabilitas keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh
syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait
secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga
efektif.
Pendapatan provisi dengan nilai kurang dari Rp 10.000.000 dicatat sebagai pendapatan provisi dan
administrasi, sementara yang nilainya lebih dari Rp 10.000.000 diamortisasi selama jangka waktu
kredit.
Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang menjadi hak karyawan diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak
karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja
karyawan.
Perusahaan membentuk cadangan imbalan pasca-kerja yang dibentuk tanpa pendanaan khusus.
Metode penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa
kini dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
Rp Rp
1 Dollar Australia (AUD) 10.083,73 10.148,27
1 Euro (EUR) 15.056,67 15.053,35
1 Ringgit Malaysia (MYR) 3.210,67 3.542,12
s. PAJAK PENGHASILAN BADAN
t. INFORMASI SEGMEN
u. LABA BERSIH PER SAHAM
v. PENGGUNAAN ESTIMASI
29
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas
atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK
adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi
secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan
atas kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh
karena itu, laba bersih per saham dilusian sama dengan laba per saham dasar.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan di mana
dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset
dan liabilitas.
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah saham
biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan
mengenai aset, kinerja, dan aktivitas suatu wilayah dengan wilayah lain dalam Perusahaan.
Keuntungan atau kerugian karena penyesuaian kurs pada tanggal laporan posisi keuangan dibukukan
pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang
memadai untuk segmen tersebut.
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku
saat ini.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika
mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi", yang mengatur pengungkapan
yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas
beroperasi.
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
ii. Menentukan Nilai Wajar Instrumen Keuangan
3. KAS
Merupakan kas yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Kas Rupiah
Medan 108.966.737.358 127.386.502.442
Di luar Medan 59.601.678.035 60.416.237.881
168.568.415.393 187.802.740.323
Kas mata uang asing
Medan 135.217.839 330.267.579
Di luar Medan 514.098.153 1.160.011.398
649.315.992 1.490.278.977
Jumlah 169.217.731.385 189.293.019.300
Saldo kas termasuk kas ATM sejumlah Rp 17.229.250.000 (2015) dan Rp 16.311.600.000 (2014).
30
Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset
keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus
kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen
membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari
setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang
ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui
secara independen oleh Manajemen Risiko.
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar,
Perusahaan menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2g untuk
instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas,
nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada
likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan
nilainya sesuai dengan Catatan 2g.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam
portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif
penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi.
Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen masih menggunakan
perhitungan penyisihan kerugian atas aset produktif berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai
dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan PBI No.
8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta
PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum”.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Rupiah 518.272.749.595 513.373.599.141
US$ 9.235.950.000 9.536.450.000
Jumlah 527.508.699.595 522.910.049.141
Giro Wajib Minimum Perusahaan (GWM) adalah sebagai berikut :
GWM Primer GWM Sekunder GWM
Rupiah Rupiah US$
31 Desember 2015 7,57% 18,55% 9,21%
31 Desember 2014 8,23% 17,36% 10,22%
5. GIRO PADA BANK LAIN
Merupakan giro pada pihak ketiga yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Bank Negara Indonesia (US$) 10.417.628.321 -
Overseas China Bank Corporation, Singapura (SGD) 9.622.805.914 1.887.059.313
Bank Mandiri (US$) 6.729.435.857 318.140.431
Bank ANZ (AUD) 5.584.018.256 3.213.834.721
Bank Central Asia (US$) 4.756.451.390 2.925.652.693
Bank Negara Indonesia (Rp) 3.565.948.992 1.317.164.779
Bank Negara Indonesia (EUR) 3.273.807.442 3.135.782.005
Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia) (Rp) 741.597.605 134.147.128
Bank Jatim (Rp) 110.875.071 108.792.857
Bank Mandiri (Rp) 11.179.856 17.984.670
BPD Padang (Rp) 7.131.025 7.060.221
Jumlah 44.820.879.729 13.065.618.818
Direksi yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
31
Perusahaan menerapkan pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan ketentuan PBI No.
17/21/PBI/2015 dan No.17/11/PBI/2015 (2015) serta PBI No. 15/15/PBI/2013 (2014) untuk GWM
primer, GWM sekunder ,GWM mata uang asing dan GWM LFR.
Sisa umur jatuh tempo atas giro pada Bank Indonesia dikategorikan sebagai kurang dari satu bulan
(Catatan 34).
Perusahaan belum diwajibkan membentuk Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Funding Ratio
(GWM LFR) karena Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Perusahaan masih di atas 14% (sesuai
PBI No.17/11/PBI/2015, pasal 11).
Tanggal
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Tidak ada giro pada bank lain yang digunakan sebagai agunan.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Merupakan penempatan pada pihak ketiga yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Call money :
Bank Panin 20.000.000.000 -
Bank OCBC NISP 20.000.000.000 -
Bank CIMB Niaga 15.000.000.000 -
55.000.000.000 -
Fasilitas simpanan Bank Indonesia :
Nilai nominal 45.000.000.000 183.000.000.000
Bunga ditangguhkan (20.612.404) (29.219.833)
44.979.387.596 182.970.780.167
Deposito berjangka :
Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia) 6.325.583.934 5.921.256.593
Jumlah 106.304.971.530 188.892.036.760
Direksi yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
Tidak ada penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai agunan.
32
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 ditempatkan
pada pihak ketiga yang merupakan Kelompok Lancar.
Giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 ditempatkan pada pihak ketiga yang
merupakan Kelompok Lancar.
Rata-rata tingkat suku bunga kontraktual untuk giro pada bank lain sebesar 1,90% (2015) dan 1,60%
(2014) untuk giro pada bank lain dalam Rupiah dan sebesar 0,04% (2015) dan 0,02% (2014) untuk giro
pada bank lain dalam mata uang asing.
Fasilitas simpanan merupakan penempatan ke Bank Indonesia yang jatuh tempo pada 1 Januari 2016
(2015) dan 2 Januari 2015 (2014) dengan tingkat bunga 5,5% (2015) dan 5,75% (2014) per tahun.
Penempatan deposito berjangka untuk masa 3 bulan ke Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia)
jatuh tempo pada 19 Januari 2016 (2015) dan 19 Maret 2015 (2014) dengan tingkat bunga 6,5% (2015)
dan 7,15% (2014) per tahun.
Pada tahun 2015, call money merupakan penempatan ke Bank Panin yang jatuh tempo pada 4 Januari
2016 dengan tingkat bunga 7% per tahun, Bank OCBC NISP yang jatuh tempo pada 4 Januari 2016
dengan tingkat bunga 7,5% per tahun dan Bank CIMB Niaga yang jatuh tempo pada 7 Januari 2016
dengan tingkat bunga 7,75% per tahun.
7. SURAT BERHARGA
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Obligasi Pemerintah 1.242.200.307.653 1.057.603.938.947
Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) 14.811.331.900 1.978.108.800
Obligasi Non Pemerintah 14.317.680.900 14.249.837.550
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 7.734.933.200 9.586.750.000
1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Obligasi Pemerintah 1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
Direksi yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014 tidak diperlukan.
Surat berharga pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 merupakan Kelompok Lancar.
Berdasarkan Periode Waktu :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan 22.546.265.100 11.564.858.800
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 107.208.596.000 70.570.452.400
Lebih dari 60 bulan 1.149.309.392.553 1.001.283.324.097
1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Lebih dari 60 bulan 1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan 22.546.265.100 54.009.262.278
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 216.960.437.117 102.154.783.163
Lebih dari 60 bulan 1.039.557.551.436 927.254.589.856
1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan - 998.351.298
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 1.443.784.156 1.447.475.959
1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
33
Jangka waktu surat berharga diklasifikasikan berdasarkan periode waktu surat berharga dan waktu yang
tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Rincian surat berharga tersedia untuk dijual yang dimiliki Perusahaan adalah sebagai berikut :
No Seri Surat Berharga Suku Peringkat Jatuh Tempo Jumlah Tercatat
Bunga Efek Rp
1. FR0070 8,38% - 15/03/2024 287.625.000.000
2. FR0057 9,50% - 15/05/2041 193.468.949.400
3. FR0056 8,38% - 15/09/2026 137.327.035.941
4. FR0069 7,88% - 15/04/2019 116.954.831.800
5. FR0031 11,00% - 15/11/2020 85.687.924.417
6. FR0054 9,50% - 15/07/2031 62.030.498.514
7. FR0071 9,00% - 15/03/2029 55.258.170.000
8. FR0073 8,75% - 15/05/2031 39.397.391.200
9. FR0062 6,38% - 15/04/2042 39.009.050.393
10. FR0068 8,38% - 15/03/2034 37.600.000.000
11. FR0047 10,00% - 15/02/2028 32.248.011.600
12. FR0040 11,00% - 15/09/2025 31.476.296.740
13. FR0058 8,25% - 15/06/2032 27.888.155.400
14. FR0064 6,13% - 15/05/2028 27.625.251.850
15. FR0065 6,63% - 15/05/2033 19.645.038.000
16. FR0059 7,00% - 15/05/2027 14.613.679.110
17. Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia BEXI 01 8,50% idAA+ 20/12/2018 14.317.680.900
18. FR0050 10,50% - 15/07/2038 11.254.678.700
19. FR0052 10,50% - 15/08/2030 11.171.537.600
20. FR0028 10,00% - 15/07/2017 7.028.133.888
21. IDSD03021691C 6,85% - 03/02/2016 4.967.860.500
22. FR0053 8,25% - 15/07/2021 4.890.673.100
23. IDBI200516273C 6,75% - 20/05/2016 4.871.217.000
24. IDSD17021691C 6,85% - 17/02/2016 1.981.898.600
25. IDSD24021691C 6,85% - 24/02/2016 1.979.286.200
26. IDSD16031691C 6,85% - 16/03/2016 1.971.490.000
27. IDSD23031691C 6,85% - 23/03/2016 1.968.905.000
28. IDSD030616182C 6,95% - 03/06/2016 1.941.891.600
29. IDBI190816273C 7,10% - 19/08/2016 1.912.492.800
30. IDBI160916273C 7,10% - 16/09/2016 951.223.400
Jumlah 1.279.064.253.653
Rincian surat berharga dimiliki hingga jatuh tempo yang dimiliki adalah sebagai berikut :
Seri Surat Berharga Suku Peringkat Jatuh Tempo Jumlah Tercatat
Bunga Efek Rp
FR0028 10,00% - 15/07/2017 1.443.784.156
34
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan merupakan pinjaman yang diberikan dan piutang yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi 40.817.019.964 46.116.465.643
Pihak Ketiga
Akseptasi 5.410.938.300.542 5.057.089.760.932
Rekening koran 1.653.968.414.876 1.381.132.425.033
Kredit pegawai 2.758.675.091 7.742.159.526
Kredit investasi US$ 1.944.742.172 31.139.141.806
7.069.610.132.681 6.477.103.487.297
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Periode Perjanjian Kredit
2015 2014
Rp Rp
Kurang dari atau sama dengan
1 tahun 1.787.148.654.893 1.654.766.043.949
Lebih dari 1 s/d 2 tahun 229.892.532.665 289.888.190.690
Lebih dari 2 s/d 5 tahun 1.991.948.687.129 2.098.259.825.421
Lebih dari 5 tahun 3.101.437.277.958 2.480.305.892.880
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
2015 2014
Rp Rp
Kurang dari atau sama dengan
1 tahun 2.072.412.178.781 1.920.974.701.513
Lebih dari 1 s/d 2 tahun 653.529.895.092 682.940.855.899
Lebih dari 2 s/d 5 tahun 1.809.001.133.043 1.787.280.403.946
Lebih dari 5 tahun 2.575.483.945.729 2.132.023.991.582
Jumlah (dipindahkan) 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
35
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian
kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.
Kredit yang diberikan dikenakan bunga rata-rata 12,63% (2015) dan 12,48% (2014) per tahun. Kredit tersebut
dijamin dengan Hak Tanggungan atau Fiduciary untuk menjual atau dengan jaminan lain yang dapat diterima
oleh Perusahaan. Untuk kredit pegawai dikenakan bunga 5% flat per tahun.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Sektor Ekonomi
2015 2014
Rp Rp
Industri pengolahan 1.398.614.821.550 986.251.878.069
Rumah tangga 1.172.341.310.982 1.121.813.164.287
Perdagangan besar dan eceran 1.112.628.215.691 1.135.087.085.061
Pertanian, perburuan dan kehutanan 776.540.568.550 689.811.376.272
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 585.915.008.698 400.900.260.989
Perantara keuangan 578.265.582.758 501.855.713.353
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 556.976.317.325 653.852.876.238
Konstruksi 427.191.225.724 420.068.148.290
Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum 195.224.248.013 190.278.620.527
Pertambangan dan penggalian 133.687.807.058 172.599.662.687
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya 96.604.186.315 185.943.871.089
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 54.995.490.827 40.143.730.659
Jasa pendidikan 11.754.276.730 13.097.779.453
Perikanan 5.226.506.166 5.915.655.372
Listrik, gas dan air 4.066.020.291 3.669.873.317
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib 145.000.860 164.978.229
Bukan lapangan usaha lainnya 250.565.107 1.765.279.048
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Lancar 6.412.613.269.337 6.175.397.122.073
Dalam perhatian khusus 537.250.803.997 206.861.590.707
Kurang lancar 14.703.103.124 18.087.962.074
Diragukan 18.964.620.232 22.526.932.759
Macet 126.895.355.955 100.346.345.327
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
36
Rasio cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan terhadap total aset produktif pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 1,33% dan 0,90%.
2015 2014
Rp Rp
NPL - Bruto 2,26% 2,16%
NPL - Neto 1,36% 1,52%
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Saldo awal 68.768.570.296 82.562.569.442
Penyisihan tahun berjalan 85.667.126.690 51.008.451.558
Penghapusbukuan (41.793.914.306) (64.802.450.704)
Saldo akhir 112.641.782.680 68.768.570.296
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
2015 2014
Rp Rp
Kolektif 96.789.698.837 54.898.049.397
Individual 15.852.083.843 13.870.520.899
Jumlah 112.641.782.680 68.768.570.296
Mutasi kredit yang dihapus buku adalah sebagai berikut :2015 2014
Rp Rp
Saldo awal 193.399.316.264 142.310.511.251
Penghapusan kredit 41.793.914.306 64.802.450.704
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku (24.921.050.535) (15.016.399.869)
Pinjaman dihapustagih (22.893.104.804) (594.939.886)
Setor lebih 1.858.690.328 1.897.694.064
Saldo akhir 189.237.765.559 193.399.316.264
37
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Perusahaan melakukan restrukturisasi kredit dengan baki debet sebesar Rp 300.457.576.279 (2015) dan
Rp101.919.693.754 (2014).
Direksi berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit.
Rasio Non Performing Loan (NPL) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
9. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
Menurut Akuntansi
Awal Tambah Kurang Reklasifikasi Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 33.382.283.964 24.297.583.226 - - 57.679.867.190
Bangunan 101.955.533.862 10.207.390.170 - (535.763.994) 111.627.160.038
Kendaraan 23.131.412.310 1.665.714.369 232.200.000 - 24.564.926.679
Inventaris 90.545.953.821 3.137.566.112 7.076.550.428 322.293.378 86.929.262.883
Bangunan dalam
penyelesaian 831.716.500 4.954.954.189 3.979.704.859 - 1.806.965.830
249.846.900.457 44.263.208.066 11.288.455.287 (213.470.616) 282.608.182.620
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 47.548.792.011 5.190.406.935 - (82.893.654) 52.656.305.292
Kendaraan 13.881.734.311 2.640.504.138 193.958.536 - 16.328.279.913
Inventaris 75.897.541.334 7.128.463.374 7.068.947.520 322.293.378 76.279.350.566
137.328.067.656 14.959.374.447 7.262.906.056 239.399.724 145.263.935.771
Nilai Buku 112.518.832.801 137.344.246.849
Awal Tambah Kurang Reklasifikasi Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 31.038.368.780 2.343.915.184 - - 33.382.283.964
Bangunan 96.130.305.106 5.825.228.756 - - 101.955.533.862
Kendaraan 21.827.971.400 2.507.495.000 1.204.054.090 - 23.131.412.310
Inventaris 81.618.518.908 9.360.579.839 433.144.926 - 90.545.953.821
Bangunan dalam -
penyelesaian 2.013.867.990 4.718.332.440 5.900.483.930 - 831.716.500
232.629.032.184 24.755.551.219 7.537.682.946 - 249.846.900.457
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 42.823.695.100 4.725.096.911 - - 47.548.792.011
Kendaraan 11.951.457.120 2.904.293.854 974.016.663 - 13.881.734.311
Inventaris 69.096.159.593 7.230.039.156 428.657.415 - 75.897.541.334
123.871.311.813 14.859.429.921 1.402.674.078 - 137.328.067.656
Nilai Buku 108.757.720.371 112.518.832.801
38
2014
2015
Pada tahun 2015, Perusahaan menjual kendaraan dan inventaris dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan
dan nilai buku masing-masing sebesar Rp 235.500.000, Rp 196.972.793, dan Rp 38.527.207. Dengan harga jual sebesar
Rp120.500.000. Atas penjualan tersebut, Perusahaan mencatat keuntungan sebesar Rp 81.972.793.
Pada tahun 2015, Perusahaan menghapuskan inventaris dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai
buku masing-masing sebesar Rp 7.073.250.428, Rp 7.065.933.263, dan Rp 7.317.165.
Beban penyusutan berjumlah Rp 14.959.374.447 dan Rp 14.859.429.921 masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014.
Penyusutan dan amortisasi tahun 2015 menurut Pajak Penghasilan
Jumlah Kelompok I Kelompok II Bangunan
Rp Rp Rp Rp
Tarif penyusutan dan amortisasi 50% 25% 5%
Harga perolehan/
Nilai buku awal 129.862.045.580 14.903.987.294 13.002.524.424 101.955.533.862
Penambahan 16.114.486.172 3.901.980.522 2.005.115.480 10.207.390.170
Pengurangan (48.877.798) (3.319.220) (45.558.578) -
Dasar penyusutan dan amortisasi 145.927.653.954 18.802.648.596 14.962.081.326 112.162.924.032
Penyusutan dan amortisasi 17.032.636.504 8.172.845.741 3.669.383.820 5.190.406.943
Penyusutan untuk akuntansi
Penyusutan aset tetap Rp 14.959.374.447
Amortisasi aset tidak berwujud 2.073.262.057
Rp 17.032.636.504
Penyusutan dan amortisasi untuk pajak penghasilan 17.032.636.504
Beda temporer Rp -
10. ASET TIDAK BERWUJUD
Terdiri dari :
2014 Tambah Kurang Reklasifikasi 2015
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga perolehan 22.720.551.027 1.103.825.527 75.785.351 (322.293.378) 23.426.297.825
Akumulasi amortisasi 18.712.033.865 2.073.262.057 72.751.919 (322.293.378) 20.390.250.625
Nilai buku 4.008.517.162 3.036.047.200
2013 Tambah Kurang Reklasifikasi 2014
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga perolehan 20.795.542.495 2.635.051.907 710.043.375 - 22.720.551.027
Akumulasi amortisasi 16.550.537.514 2.871.539.726 710.043.375 - 18.712.033.865
Nilai buku 4.245.004.981 4.008.517.162
39
Perusahaan mengasuransikan kendaraan terhadap risiko kerugian karena kehilangan dan lainnya pada PT Kurnia Insurance,
Aspan General Insurance, Bess Insurance, ACA Asuransi, Buana Independen Insurance, Eka Lloyd Jaya, Asuransi Wahana Tata,
Asuransi Jasindo dan Asuransi Multi Artha Guna dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 20.327.000.000 (2015) dan
Rp16.052.800.000 (2014). Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Pada tahun 2014, Perusahaan menjual aset tetap dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-
masing sebesar Rp 1.204.054.090, Rp 974.016.663, dan Rp 230.037.427. Dengan harga jual sebesar Rp 610.500.000. Atas
penjualan tersebut, Perusahaan mencatat keuntungan sebesar Rp 380.462.573.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Perusahaan mengasuransikan bangunan dan inventaris terhadap risiko kerugian karena kehilangan dan lainnya pada Asuransi
Dayin Mitra, ACA Asuransi, Eka Lloyd Jaya, QBE Pool dan Asuransi Buana Independent dengan jumlah nilai pertanggungan
sebesar Rp 236.603.540.000 (2015) dan Rp 235.955.000.000 (2014). Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut
adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
11. ASET LAIN-LAIN
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pendapatan bunga akan diterima 78.384.411.128 65.085.822.020
Biaya dibayar di muka 12.137.791.052 5.467.126.610
Aset pajak tangguhan 33.534.712.871 15.265.743.522
Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 11.646.018.930 -
Persediaan barang cetakan 1.843.325.086 2.906.378.836
Uang muka pembelian aset tetap 1.442.963.139 3.436.311.088
Beban tangguhan atas hak tanah 450.637.991 -
Margin deposit 425.125.010 419.415.849
Uang jaminan 64.650.000 79.482.155
Kliring - 106.895.000
Lain-lain 1.727.013.925 952.478.233
Jumlah 141.656.649.132 93.719.653.313
12. LIABILITAS SEGERA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Bunga deposito 8.831.607.440 9.852.578.950
Bunga tabungan 5.249.819.161 5.092.186.735
Jasa giro 794.478.346 791.510.866
Pungutan tunjangan hari tua 648.421.335 145.977.006
Jasa profesional 209.000.000 206.250.000
Lainnya 3.125.000 -
Jumlah 15.736.451.282 16.088.503.557
13. UTANG PAJAK
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 7.456.253.313 5.171.193.574
Pajak penghasilan pasal 25 6.288.770.250 1.354.829.396
Dipindahkan 13.745.023.563 6.526.022.970
40
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 merupakan Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak yang tidak benar No. 301/Dir/2015 untuk masa Oktober 2014 dan No.302/Dir/2015
untuk masa November 2014 masing-masing sebesar Rp 5.823.009.465.
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 13.745.023.563 6.526.022.970
Pajak penghasilan pasal 29 6.106.056.063 1.186.471.002
Pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 hadiah 1.506.000.000 1.506.000.000
Pajak penghasilan pasal 21 797.382.977 2.227.114.428
Pajak pertambahan nilai 82.786.471 77.634.748
Pajak penghasilan lainnya 78.203.847 45.986.759
Jumlah 22.315.452.921 11.569.229.907
14. SIMPANAN
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi
Deposito Rupiah 45.409.886.562 21.521.729.707
Tabungan 7.305.573.900 11.309.595.249
Giro 4.123.774.881 4.360.249.141
56.839.235.343 37.191.574.097
Pihak Ketiga
Tabungan Rupiah 3.071.309.183.581 3.075.125.135.450
Deposito :
Deposito Rupiah 3.133.963.953.385 2.552.191.647.830
Deposito US$ 48.358.023.995 29.885.437.856
Deposito SGD 44.914.929.628 42.884.356.982
3.227.236.907.008 2.624.961.442.668
Giro :
Giro Rupiah 635.306.229.143 679.846.505.013
Giro US$ 6.388.410.671 21.419.240.603
Giro SGD 1.006.537.810 1.267.068.313
642.701.177.624 702.532.813.929
6.941.247.268.213 6.402.619.392.047
Jumlah 6.998.086.503.556 6.439.810.966.144
Bunga rata-rata yang diberikan untuk tabungan adalah 2,53% (2015) dan 2,80% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk giro adalah 1,74% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
41
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito Rupiah adalah 8,03% (2015) dan 8,11% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito US$ adalah 1% (2015 dan 2014) per tahun. Bunga rata-
rata yang diberikan untuk deposito SGD adalah 0,5% (2015 dan 2014) per tahun.
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu :
Berdasarkan periode
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
1 bulan 2.067.507.499.475 47.262.745.366 34.810.266.092 2.149.580.510.933
3 bulan 957.988.515.605 378.458.629 10.042.107.300 968.409.081.534
6 bulan 96.517.112.756 689.250.000 62.556.236 97.268.918.992
12 bulan 56.881.014.980 27.570.000 - 56.908.584.980
24 bulan 479.697.131 - - 479.697.131
Jumlah 3.179.373.839.947 48.358.023.995 44.914.929.628 3.272.646.793.570
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
1 bulan 1.621.554.528.516 28.666.304.280 33.118.820.505 1.683.339.653.301
3 bulan 854.893.281.614 575.113.576 9.705.680.662 865.174.075.852
6 bulan 48.625.076.044 619.250.000 59.855.815 49.304.181.859
12 bulan 48.162.757.275 24.770.000 - 48.187.527.275
24 bulan 477.734.088 - - 477.734.088
Jumlah 2.573.713.377.537 29.885.437.856 42.884.356.982 2.646.483.172.375
Berdasarkan sisa umur
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Kurang atau sama dengan
1 bulan 1.932.956.412.308 46.397.593.666 43.756.841.863 2.023.110.847.837
Lebih dari 1 s/d 6 bulan 1.233.333.721.872 1.932.860.329 1.158.087.765 1.236.424.669.966
Lebih dari 6 s/d 12 bulan 12.757.696.740 27.570.000 - 12.785.266.740
Lebih dari 12 bulan 326.009.027 - - 326.009.027
Jumlah 3.179.373.839.947 48.358.023.995 44.914.929.628 3.272.646.793.570
42
2015
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2014
2015
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai
besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah simpanan yang
dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000 untuk per nasabah per bank. Berdasarkan Surat
Edaran LPS No. 19 Tahun 2015 tanggal 6 Oktober 2015 (2015) dan Surat Edaran LPS No.
SE.011/KE/XII/2011 tanggal 12 Desember 2011 (2014), simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya
sama dengan atau di bawah : untuk tahun 2015 sebesar 7,50% (Rp) dan 1,25% (mata uang asing) dan untuk
tahun 2014 sebesar 7,75% (Rp) dan 1,25% (mata uang asing) dan maksimum nilai penjaminan sebesar
Rp2.000.000.000 per nasabah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) tanggal 22 September
2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 2009
tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008,
LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang
berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Kurang atau sama dengan
1 bulan 1.621.554.528.516 28.666.304.280 33.118.820.505 1.683.339.653.301
Lebih dari 1 s/d 6 bulan 943.087.780.916 1.194.363.576 9.765.536.477 954.047.680.969
Lebih dari 6 s/d 12 bulan 8.464.385.905 24.770.000 - 8.489.155.905
Lebih dari 12 bulan 606.682.200 - - 606.682.200
Jumlah 2.573.713.377.537 29.885.437.856 42.884.356.982 2.646.483.172.375
15. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Call money 15.000.000.000 -
Deposito
BPR Prima Jambi Mandiri 2.000.000.000 -
BPR Dumai Kapital Lestari 1.950.000.000 1.500.000.000
BPR Nusantara Bona Pasogit 500.000.000 -
4.450.000.000 1.500.000.000
Giro 575.336.462 514.566.076
Tabungan 480.617.737 602.200.983
Jumlah 20.505.954.199 2.616.767.059
Bunga rata-rata yang diberikan untuk giro adalah 0,25% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk tabungan adalah 2,50% (2015) dan 2,80% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito adalah 7,50% (2015 dan 2014) per tahun.
Tidak ada simpanan dari bank lain yang digunakan sebagai agunan.
43
Pada tahun 2015, call money merupakan penempatan dari Bank Prima Master yang jatuh tempo pada 4 Januari
2016 dengan tingkat bunga 7,50% per tahun.
2014
Deposito BPR Dumai Kapital Lestari merupakan deposito untuk masa 1 dan 3 bulan yang jatuh tempo pada 11
Januari 2016 - 2 Februari 2016 (2015) dan 16 Januari 2015 (2014) dengan tingkat bunga 7,5% - 7,75% (2015) dan
7,75% (2014) per tahun.
Pada tahun 2015, deposito dari BPR Prima Jambi Mandiri merupakan deposito untuk masa 1 bulan yang jatuh
tempo pada 1 Februari 2016 dengan tingkat bunga 8,75% per tahun.
Pada tahun 2015, deposito dari BPR Nusantara Bona Pasogit merupakan deposito untuk masa 1 bulan yang
jatuh tempo pada 26 Februari 2016 dengan tingkat bunga 7,50% per tahun.
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu :
Berdasarkan periode
2015 2014
Rp Rp
1 bulan 3.950.000.000 1.500.000.000
3 bulan 500.000.000 -
Jumlah 4.450.000.000 1.500.000.000
Berdasarkan sisa umur
2015 2014
Rp Rp
Kurang atau sama dengan 1 bulan 3.950.000.000 1.500.000.000
Lebih dari 1 s/d 6 bulan 500.000.000 -
Jumlah 4.450.000.000 1.500.000.000
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
2015 2014
Tingkat diskonto 9,00% 8,50%
Tingkat kenaikan gaji 7,00% 7,00%
Tingkat kematian TMI III TMI III
Tingkat catat 10 % of TMI III 10 % of TMI III
Umur pensiun 55 tahun 55 tahun
Jumlah karyawan 1.272 1.293
2015 2014
Rp Rp
Biaya jasa kini 5.650.034.000 5.364.393.000
Biaya bunga 4.862.098.000 3.956.578.000
Jumlah 10.512.132.000 9.320.971.000
Beban dialokasikan ke beban umum dan administrasi.
44
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Pada tahun 2015 dan 2014, perhitungan aktuaria atas liabilitas imbalan kerja karyawan dilakukan oleh
aktuaris independen PT RAS Actuarial Consulting, yang laporannya No. 169/RAC/BMD-UUK/II/2016
tanggal 17 Februari 2016 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003, mengenai
ketenagakerjaan, yang antara lain mengatur kembali uang pesangon dan atau uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima karyawan dalam hal terjadinya pemutusan
hubungan kerja.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah
sebagai berikut :
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan di laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Nilai kini kewajiban 66.013.688.000 58.504.395.000
2015 2014
Rp Rp
Keuntungan aktuaria karena perubahan asumsi keuangan (3.592.741.000) -
Penyesuaian pengalaman atas liabilitas 3.196.383.000 2.635.445.000
Jumlah diakui pada penghasilan komprehensif lain (396.358.000) 2.635.445.000
Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Saldo awal tahun 58.504.395.000 48.038.072.000
Beban tahun berjalan 10.512.132.000 9.320.971.000
Kerugian (Keuntungan) aktuarial atas program
pensiun manfaat pasti (396.358.000) 2.635.445.000
Pembayaran imbalan kerja karyawan (2.606.481.000) (1.490.093.000)
Jumlah 66.013.688.000 58.504.395.000
17. LIABILITAS LAIN-LAIN
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Uang jaminan safe deposit box 11.940.800.000 7.389.200.000
Dana latihan dan pendidikan 4.843.242.009 2.873.450.319
Provisi safe deposit box 2.186.005.944 1.924.777.040
Sewa diterima di muka 773.006.001 879.774.999
ATM bersama 463.298.228 389.902.957
RTGS dan kliring 294.602.441 795.784.622
Provisi bank garansi 216.772.516 115.409.858
Titipan setoran 48.608.000 439.605.389
Lain-lain 2.338.147.033 2.296.442.694
Jumlah 23.104.482.172 17.104.347.878
18. MODAL
45
Berdasarkan akta No.41 tanggal 24 Maret 2010 dari Linda Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, modal dasar
Perusahaan adalah 10.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Modal ditempatkan
dan disetor 4.090.090.000 saham dan berjumlah Rp 818.018.000.000.
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain :
Saham Jumlah Persentase
Rp %Dewan Komisaris :
Tn. Indra Halim 345.000 69.000.000 0,01
Dewan Direksi :
Tn. Hendra Halim 345.000 69.000.000 0,01
Tn. Sanusi Halim 345.000 69.000.000 0,01
Tn. Dr. Zulkifli Halim 345.000 69.000.000 0,01
Tn. Benny Halim 345.000 69.000.000 0,01
Tn. Nursalim 345.000 69.000.000 0,01
PT Mestika Benua Mas 3.658.020.000 731.604.000.000 89,44
Masyarakat 430.000.000 86.000.000.000 10,50
Jumlah 4.090.090.000 818.018.000.000 100,00
19. DIVIDEN
46
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Pada tahun 2014 berdasarkan akta No.02 tanggal 6 Mei 2014, Perusahaan membagikan dividen sebesar
Rp 19,56 per lembar saham (ekuivalen dengan Rp 80.002.160.400) yang diambil dari saldo laba ditahan
tahun 2013.
Para pemegang saham telah melakukan perubahan dan mengambil keputusan yang efektif pada tanggal
29 April 2013 dan dinyatakan dalam Keputusan Para Pemegang Saham yang diaktakan dengan Akta No.
85 tanggal 29 April 2013 dari Notaris Linda Herawati, S.H., yang menyetujui penjualan saham-saham
milik Perusahaan sebanyak-banyaknya 818.018.000 untuk ditawarkan kepada masyarakat dan menyetujui
perubahan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham menjadi Rp 200 per saham.
Pemegang Saham
Pada tahun 2013 Perusahaan merubah nilai nominal dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 200 per saham,
menyetujui perubahan status Perusahaan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, menyetujui
rekanan Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering) serta
menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pencatatan saham-saham Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perubahan ini dinyatakan dengan Akta No.14 tanggal 5 Maret 2013 dari Notaris Linda
Herawati, S.H. yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. AHU-12587.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 13 Maret 2013 serta telah
terdaftar dalam Daftar Perseroan No.AHU-125-0021661 Tahun 2013 tanggal 13 Maret 2013.
Pada tahun 2011 terjadi perubahan nilai nominal saham dari Rp 200 menjadi Rp 1.000.000 per saham dan
jumlah modal dasar 2.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor 818.018 saham dan berjumlah
Rp818.018.000.000. Perubahan ini dinyatakan dengan akta No.24 tanggal 7 Juli 2011 dari Notaris Linda
Herawati, S.H., yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 9 Agustus 2011 No.AHU-40250.AH.01.02.Tahun 2011 serta telah terdaftar dalam Daftar
Perseroan Nomor AHU-0066099.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 9 Agustus 2011. Perubahan kepemilikan
saham disebabkan karena perubahan nilai nominal saham tetapi persentase kepemilikan pemegang saham
adalah sama.
Modal ditempatkan dan disetor sejumlah Rp 818.018.000.000 atau 4.090.090.000 saham diambil oleh :
Pada tahun 2015 berdasarkan akta No.03 tanggal 21 Mei 2015, Perusahaan membagikan dividen sebesar
Rp 12,22 per lembar saham (ekuivalen dengan Rp 49.980.899.800) yang diambil dari saldo laba ditahan
tahun 2014.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
20. PENDAPATAN BUNGA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi 5.130.610.618 6.294.869.652
Pihak Ketiga
Kredit yang diberikan 849.797.378.866 764.524.729.662
Surat berharga 99.547.612.122 78.511.719.875
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 14.252.873.520 14.551.408.188
Giro pada Bank Indonesia 3.330.692.149 2.970.372.691
Giro pada bank lain 83.643.395 58.739.886
967.012.200.052 860.616.970.302
Jumlah 972.142.810.670 866.911.839.954
21. PENDAPATAN PROVISI DAN ADMINISTRASI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Provisi Safe Deposit Box 4.394.871.096 3.909.481.011
Provisi bank garansi 1.099.525.896 901.154.743
Provisi pembukaan L/C 149.393.639 477.904.168
Provisi mata uang asing lainnya 147.138.445 144.736.828
Provisi PIUD 72.700.000 84.800.000
Provisi telex dan pos 64.036.443 96.403.971
Provisi L/C Negotiation 23.131.652 33.206.302
Provisi lainnya 1.604.500.212 1.974.169.941
Jumlah 7.555.297.383 7.621.856.964
22. BEBAN BUNGA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi (dipindahkan) 3.479.418.215 1.531.410.561
Pihak Ketiga
Deposito 230.933.074.897 183.625.804.346
Tabungan 77.938.670.562 83.964.078.162
Dipindahkan 308.871.745.459 267.589.882.508
47
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 3.479.418.215 1.531.410.561
Pindahan 308.871.745.459 267.589.882.508
Giro 11.179.900.591 11.380.542.448
Lain-lain 191.066.322 29.916.667
320.242.712.372 279.000.341.623
Jumlah 323.722.130.587 280.531.752.184
23. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Penerimaan kembali kredit
yang dihapus buku 24.921.050.535 15.016.399.869
Pendapatan administrasi 13.389.987.473 12.998.511.471
Asuransi kredit 3.633.320.236 3.727.853.803
Administrasi giro dan cek 3.290.652.500 3.613.752.500
Pendapatan Western Union 206.444.410 193.000.776
Laba pelepasan surat berharga 857.479 1.565.005.819
Lainnya 15.533.091.586 14.781.210.667
Jumlah 60.975.404.219 51.895.734.905
24. BEBAN TENAGA KERJA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Gaji dan upah 122.116.254.863 114.454.414.186
THR, bonus dan gratifikasi 20.224.298.102 17.379.306.196
Kesejahteraan 13.055.095.374 11.807.460.117
Iuran astek 7.222.119.628 4.011.670.436
Honor komisaris dan dewan pengawas 3.990.570.481 3.636.497.350
Uang lembur 353.677.058 654.015.275
Jumlah 166.962.015.506 151.943.363.560
48
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Barang dan jasa 28.948.555.939 30.847.574.977
Promosi 17.793.774.255 14.838.574.280
Premi asuransi LPS 13.625.030.561 11.922.804.795
Pemeliharaan dan perbaikan 12.288.971.651 9.702.253.191
Beban imbalan kerja karyawan 10.512.132.000 9.320.971.000
Pendidikan dan latihan 9.110.407.800 7.491.000.000
Outsourcing tenaga kerja 8.999.995.049 7.402.708.097
Pajak daerah dan lainnya 1.902.270.250 1.868.549.873
Premi asuransi 1.532.350.960 1.387.155.566
Sewa 1.343.557.307 1.408.152.721
Honorarium 563.200.000 412.500.000
Penelitian dan pengembangan 32.500.000 -
Lain-lain 13.676.217.795 12.124.287.213
Jumlah 120.328.963.567 108.726.531.713
26. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL, BERSIH
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Sewa 730.019.636 790.480.496
Laba penjualan aset tetap 81.972.793 380.462.573
Rugi penjualan agunan diambil alih - (170.560.249)
Rugi penghapusan aset tak berwujud (3.033.432) -
Rugi penghapusan aset tetap (7.317.165) (4.487.511)
Denda (17.750.000) (22.000.000)
Selisih kurs (618.819.202) (628.070.361)
Denda pajak (4.833.113.776) (800.779.471)
Jumlah (4.668.041.146) (454.954.523)
27. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI
Pihak-pihak berelasi terdiri dari :
Karyawan kunci
49
Perorangan karena
hubungan kepengurusan
Tabungan, Giro, Deposito, Kredit yang
diberikan, Pendapatan bunga, Beban bunga
Sifat Hubungan Berelasi TransaksiPihak Berelasi
Ny. Janny Halim
Ny. Maidy Valeria
Kusmana
PT Bina Sawit Nusantara Entitas afiliasi
PT Cinta Damai Entitas afiliasi
PT Mestika Benua Mas Induk Perusahaan Giro, Deposito, Beban bunga
PT Palmtrimitra Indotama Entitas afiliasi
PT Sierah Betung Indah Entitas afiliasi Giro dan Beban bunga
PT Wahana Andamari Entitas afiliasi
Rp % Rp %
Kredit yang diberikan
PT Wahana Andamari 14.895.351.688 0,16 19.230.719.826 0,22
PT Palmtrimitra Indotama 16.181.157.578 0,17 11.108.099.783 0,13
PT Bina Sawit Nusantara 4.162.536.203 0,04 9.789.388.727 0,11
Karyawan kunci 3.642.028.174 0,04 3.567.977.659 0,04
PT Cinta Damai 856.591.594 0,01 1.144.675.516 0,01
Ny. Janny Halim 939.172.055 0,01 969.171.671 0,01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 140.182.672 - 306.432.461 -
40.817.019.964 46.116.465.643
(sebagai persentase terhadap jumlah aset)
Simpanan
Tabungan
Karyawan kunci 7.287.220.570 0,10 11.305.613.778 0,17
Ny. Maidy Valeria Kusmana 17.011.310 - 1.914.736 -
Ny. Janny Halim 1.342.020 - 2.066.735 -
7.305.573.900 11.309.595.249
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
50
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Pihak Berelasi TransaksiSifat Hubungan Berelasi
Perorangan karena keterkaitan
dengan kepemilikan
Perorangan karena keterkaitan
dengan kepemilikan
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
2015 2014
Kredit yang diberikan dan Pendapatan
bunga
Giro, Kredit yang diberikan, Pendapatan
bunga, Beban bunga
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi
tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi
dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
Giro, Kredit yang diberikan, Pendapatan
bunga, Beban bunga
Giro, Kredit yang diberikan, Pendapatan
bunga, Beban bunga
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Rp % Rp %
Deposito
Karyawan kunci 40.409.886.562 0,57 11.521.729.707 0,18
PT Mestika Benua Mas 5.000.000.000 0,07 10.000.000.000 0,15
45.409.886.562 21.521.729.707
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
Giro
Karyawan kunci 2.754.741.591 0,04 840.255.593 0,01
PT Mestika Benua Mas 436.441.500 0,01 1.624.924.550 0,02
PT Cinta Damai 368.938.264 0,01 1.042.755.573 0,02
PT Sierah Betung Indah 280.846.156 - 387.875.799 0,01
PT Bina Sawit Nusantara 152.123.524 - 80.365.189 -
PT Wahana Andamari 130.683.846 - 384.072.437 0,01
4.123.774.881 4.360.249.141
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
Pendapatan bunga
PT Wahana Andamari 2.150.763.294 0,22 2.724.700.404 0,31
PT Palmtrimitra Indotama 1.705.633.531 0,18 1.680.510.731 0,19
PT Bina Sawit Nusantara 909.150.098 0,09 1.544.477.431 0,18
Ny. Janny Halim 129.299.384 0,01 87.685.438 0,01
PT Cinta Damai 111.677.171 0,01 118.251.427 0,01
Karyawan kunci 92.756.200 0,01 89.176.742 0,01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 31.330.940 - 50.067.479 0,01
5.130.610.618 6.294.869.652
(sebagai persentase terhadap jumlah
pendapatan bunga)
Beban bunga
Karyawan kunci 2.855.068.615 0,88 849.560.440 0,30
PT Mestika Benua Mas 603.463.944 0,19 666.297.616 0,24
PT Cinta Damai 8.415.881 - 7.749.955 -
PT Sierah Betung Indah 8.195.446 - 3.883.942 -
PT Wahana Andamari 2.151.479 - 2.805.346 -
PT Bina Sawit Nusantara 2.001.262 - 921.629 -
Ny. Maidy Valeria Kusmana 78.303 - 130.969 -
Ny. Janny Halim 43.285 - 60.664 -
3.479.418.215 1.531.410.561
(sebagai persentase terhadap jumlah
beban bunga)
51
2015 2014
Rata-rata bunga untuk deposito Rupiah adalah 7,96% (2015) dan 8,27% (2014) per tahun.
Rata-rata bunga untuk tabungan adalah 2,50% (2015 dan 2014) per tahun.
Rata-rata bunga untuk giro adalah 0,80% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
Kompensasi kepada personil manajemen kunci, terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Dewan Komisaris 3.980.705.681 3.636.497.350
Dewan Direksi 11.784.839.938 10.021.879.364
Jumlah 15.765.545.619 13.658.376.714
28. BEBAN PAJAK
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pajak kini 84.132.727.500 81.186.471.000
Manfaat pajak tangguhan (2.468.860.673) (2.144.021.708)
Beban Pajak 81.663.866.827 79.042.449.292
2015 2014
Rp Rp
Laba sebelum pajak 322.435.830.772 315.980.620.543
Koreksi beda tetap
Denda pajak 4.833.113.776 800.779.471
Beban sumbangan 42.320.556 84.500.000
Beban representasi 45.494.000 48.758.000
Beban tamu 28.727.881 45.620.010
Pendapatan sewa (730.019.636) (790.480.496)
Jumlah koreksi beda tetap 4.219.636.577 189.176.985
Koreksi beda temporer
Pencadangan imbalan kerja 10.512.132.000 9.320.971.000
Pembayaran imbalan kerja karyawan (2.606.481.000) (1.490.093.000)
Pembentukan dana latihan dan pendidikan 9.110.407.800 7.491.000.000
Pemakaian dana latihan dan pendidikan (7.140.616.110) (6.745.791.167)
Jumlah koreksi beda temporer 9.875.442.690 8.576.086.833
Laba Fiskal 336.530.910.039 324.745.884.361
Laba kena pajak hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
52
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Rekonsiliasi antara laba akuntansi sebelum taksiran pajak dengan taksiran laba fiskal adalah sebagai
berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Rata-rata bunga untuk kredit yang diberikan antara 7,50% - 13,50% (2015) dan 7,75% - 13,50% (2014) per
tahun.
Perhitungan pajak kini adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
x Rp 336.530.910.000 = 84.132.727.500 -
x Rp 324.745.884.000 = - 81.186.471.000
Jumlah 84.132.727.500 81.186.471.000
Dikurangi :
Pajak Penghasilan pasal 25 78.026.671.437 79.999.999.998
Pajak Penghasilan Pasal 29 6.106.056.063 1.186.471.002
2015 2014
Rp Rp
Laba sebelum pajak 322.435.830.772 315.980.620.543
Pajak dihitung dengan
tarif yang berlaku 80.608.957.693 78.995.155.136
Penghasilan kena pajak final (182.504.909) (197.620.124)
Beban yang tidak dapat dikurangkan
termasuk pembulatan 1.237.414.043 244.914.280
Beban Pajak 81.663.866.827 79.042.449.292
Perubahan aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
Dikreditkan ke Dikreditkan ke
Laporan Laba Rugi Pendapatan
2014 Komprehensif Komprehensif Lain 2015
Rp Rp Rp Rp
Beda nilai tercatat aset untuk
akuntansi dan fiskal :
Liabilitas imbalan kerja 14.626.098.750 1.976.412.750 (99.089.500) 16.503.422.000
Nilai wajar efek tersedia
untuk dijual (78.717.808) - 15.899.198.176 15.820.480.368
Dana latihan dan
pendidikan 718.362.580 492.447.923 - 1.210.810.503
Jumlah 15.265.743.522 2.468.860.673 15.800.108.676 33.534.712.871
Dikreditkan ke Dikreditkan ke
Laporan Laba Rugi Pendapatan
2013 Komprehensif Komprehensif Lain 2014
Rp Rp Rp Rp
Beda nilai tercatat aset untuk
akuntansi dan fiskal :
Liabilitas imbalan kerja 12.009.518.000 1.957.719.500 658.861.250 14.626.098.750
Nilai wajar efek tersedia
untuk dijual 10.751.383.723 - (10.830.101.531) (78.717.808)
Dana latihan dan
pendidikan 532.060.372 186.302.208 - 718.362.580
Jumlah 23.292.962.095 2.144.021.708 (10.171.240.281) 15.265.743.522
53
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
25%
25%
Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif yang berlaku
untuk tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
29. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Tagihan Komitmen - -
Kewajiban Komitmen
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 1.118.510.916.926 1.352.076.134.436
L/C Ekspor-Impor dalam penyelesaian 8.183.124.002 73.990.998.579
Jumlah Kewajiban Komitmen 1.126.694.040.928 1.426.067.133.015
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 18.582.594.985 12.117.751.707
Piutang inkaso 442.712.000 539.944.500
Jumlah Tagihan Kontijensi 19.025.306.985 12.657.696.207
Kewajiban Kontijensi
Garansi yang diberikan 102.227.559.179 86.544.324.096
Kewajiban inkaso 442.712.000 539.944.500
Jumlah Kewajiban Kontijensi 102.670.271.179 87.084.268.596
Lain-lain
Kredit dihapusbuku yang dipulihkan atau berhasil ditagih 284.587.826.853 259.666.776.319
Kredit dihapusbukukan 189.237.765.559 193.399.316.264
Kredit yang dihapus tagih 34.675.793.208 11.782.688.403
Jumlah Lain-lain 508.501.385.620 464.848.780.986
30. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
ASET
Kas US$ 500 6.892.500
SGD 51.050 498.194.398
AUD 12.700 128.063.371
MYR 5.035 16.165.723
Giro pada Bank Indonesia US$ 670.000 9.235.950.000
Giro pada bank lain US$ 1.588.938 21.903.515.568
SGD 986.049 9.622.805.914
AUD 553.765 5.584.018.256
EUR 217.432 3.273.807.442
Dipindahkan 50.269.413.172
54
Perusahaan menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum
terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. Adalah tidak mungkin untuk memastikan
apakah Perusahaan akan memenangkan masalah atas tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika
Perusahaan kalah. Namun demikian, manajemen Perusahaan yakin bahwa hasil keputusan masalah atau
tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan, atau
likuiditas Perusahaan.
31 Desember 2015
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
Pindahan 50.269.413.172
Kredit yang diberikan US$ 130.637 1.800.831.321
Aset lain-lain US$ 2.808 38.704.282
Jumlah aset 52.108.948.775
LIABILITAS
Liabilitas segera US$ 1.890 26.057.372
SGD 5.237 51.107.621
Simpanan
Giro US$ 463.432 6.388.410.671
SGD 103.140 1.006.537.810
Deposito US$ 3.508.018 48.358.023.995
SGD 4.602.435 44.914.929.628
Liabilitas lain-lain US$ 3.000 41.355.000
Jumlah liabilitas 100.786.422.097
Jumlah Liabilitas Bersih (48.677.473.322)
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
ASET
Kas US$ 465 5.759.025
SGD 152.211 1.427.159.257
AUD 4.300 43.637.561
MYR 1.620 5.738.234
HK$ 5.000 7.984.900
Giro pada Bank Indonesia US$ 770.000 9.536.450.000
Giro pada bank lain US$ 261.913 3.243.793.124
SGD 201.261 1.887.059.313
AUD 316.688 3.213.834.721
EUR 208.311 3.135.782.005
Kredit yang diberikan US$ 2.511.497 31.104.888.859
Aset lain-lain US$ 6.891 85.348.627
Jumlah aset 53.697.435.626
LIABILITAS
Liabilitas segera US$ 1.055 13.070.014
SGD 6.894 64.642.923
Dipindahkan 77.712.937
55
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
31 Desember 2015
31 Desember 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
Pindahan 77.712.937
Simpanan
Giro US$ 1.729.450 21.419.240.603
SGD 135.137 1.267.068.313
Deposito US$ 2.413.035 29.885.437.856
SGD 4.573.751 42.884.356.982
Liabilitas lain-lain US$ 68 843.171
Jumlah liabilitas 95.534.659.862
Jumlah Liabilitas Bersih (41.837.224.236)
Posisi Devisa Netto
Berikut ini disajikan rincian Posisi Devisa Neto Perusahaan :
Liabilitas dan
Aset dan Tagihan Liabilitas
Komitmen dan Komitmen dan
Kontinjensi Kontinjensi Bersih-Absolut
Rp Rp Rp
Dollar Amerika Serikat 32.985.893.671 55.028.893.038 22.042.999.367
Dollar Australia 5.712.081.627 - 5.712.081.627
Dollar Singapura 10.121.000.312 45.972.575.059 35.851.574.747
Euro 3.273.807.442 6.271.150.785 2.997.343.343
Ringgit Malaysia 16.165.723 - 16.165.723
Jumlah 52.108.948.775 107.272.618.882 66.620.164.807
Modal
Modal inti 2.218.555.147.101
Modal pelengkap 65.330.774.139
Jumlah 2.283.885.921.240
Persentase PDN terhadap Modal 2,92%
56
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, Peraturan
Bank Indonesia No.6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004, No.7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan
No.12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa netonya setinggi-
tingginya 20% dari modal. Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, “Posisi Devisa Neto” merupakan
penjumlahan dari nilai absolut atas selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih
bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif, untuk setiap mata uang,
yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Liabilitas dan
Aset dan Tagihan Liabilitas
Komitmen dan Komitmen dan
Kontinjensi Kontinjensi Bersih-Absolut
Rp Rp Rp
Dollar Amerika Serikat 43.976.239.635 52.219.575.624 8.243.335.989
Dollar Australia 3.257.472.282 - 3.257.472.282
Dollar Singapura 3.314.218.570 44.216.068.218 40.901.849.648
Dollar Australia 7.984.900 - 7.984.900
Euro 3.135.782.005 - 3.135.782.005
Ringgit Malaysia 5.738.234 - 5.738.234
Jumlah 53.697.435.626 96.435.643.842 55.552.163.058
Modal
Modal inti 1.930.694.895.064
Modal pelengkap 18.021.032.872
Jumlah (setelah penyajian kembali) 1.948.715.927.936
Persentase PDN terhadap Modal 2,85%
31. INFORMASI SEGMEN USAHA
Informasi tentang segmen usaha Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut :
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
PENDAPATAN SEGMEN
Pendapatan bunga 859.219.644.682 112.923.165.988 972.142.810.670
Pendapatan derivatif 235.236.500 - 235.236.500
Pendapatan provisi dan administrasi 7.045.121.557 510.175.826 7.555.297.383
Pendapatan operasional lainnya 52.713.412.166 8.261.992.053 60.975.404.219
BEBAN SEGMEN
Beban bunga 302.439.174.191 21.282.956.396 323.722.130.587
Beban derivatif 92.004.000 - 92.004.000
Laba operasional 262.762.637.482 64.341.234.436 327.103.871.918
Laba sebelum pajak 305.603.327.031 16.832.503.741 322.435.830.772
Laba bersih 223.939.460.204 16.832.503.741 240.771.963.945
57
Tahun 2015
31 Desember 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan dan giro pada Bank
Indonesia dan bank lain, bersih 675.176.390.302 3.458.160.552 678.634.550.854
Surat berharga, bersih 1.280.508.037.809 - 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan, bersih 6.000.275.506.900 997.509.863.065 6.997.785.369.965
Aset tetap dan aset tak
berwujud, bersih 122.654.839.164 17.725.454.885 140.380.294.049
Aset lain-lain, bersih 296.512.267.664 15.776.439.191 312.288.706.855
Jumlah Aset 8.375.127.041.839 1.034.469.917.693 9.409.596.959.532
LIABILITAS
Simpanan 6.658.991.579.358 339.094.924.198 6.998.086.503.556
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 - 20.505.954.199
Liabilitas lain-lain 124.633.933.703 2.536.140.672 127.170.074.375
Jumlah Liabilitas 6.804.131.467.260 341.631.064.870 7.145.762.532.130
Penyusutan dan amortisasi 14.952.653.131 2.079.983.373 17.032.636.504
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
PENDAPATAN SEGMEN
Pendapatan bunga 796.915.066.686 69.996.773.268 866.911.839.954
Pendapatan derivatif 165.403.405 - 165.403.405
Pendapatan provisi dan administrasi 7.137.360.867 484.496.097 7.621.856.964
Pendapatan operasional lainnya 44.670.109.460 7.225.625.445 51.895.734.905
BEBAN SEGMEN
Beban bunga 263.722.897.747 16.808.854.437 280.531.752.184
Beban derivatif 218.191.500 - 218.191.500
Laba operasional 307.913.538.633 8.522.036.433 316.435.575.066
Laba sebelum pajak 332.962.623.062 (16.982.002.519) 315.980.620.543
Laba bersih 253.920.173.770 (16.982.002.519) 236.938.171.251
58
31 Desember 2015
Tahun 2014
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan dan giro pada Bank
Indonesia dan bank lain, bersih 723.657.550.617 1.210.154.102 724.867.704.719
Surat berharga, bersih 1.085.864.462.554 - 1.085.864.462.554
Kredit yang diberikan, bersih 5.681.884.731.780 772.566.650.864 6.454.451.382.644
Aset tetap dan aset tak
berwujud, bersih 96.781.551.205 19.745.798.758 116.527.349.963
Aset lain-lain, bersih 281.670.914.584 12.056.027.660 293.726.942.244
Jumlah Aset 7.869.859.210.740 805.578.631.384 8.675.437.842.124
LIABILITAS
Simpanan 6.086.319.572.938 353.491.393.206 6.439.810.966.144
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 - 2.616.767.059
Liabilitas lain-lain 100.654.413.260 2.612.063.082 103.266.476.342
Jumlah Liabilitas 6.189.590.753.257 356.103.456.288 6.545.694.209.545
Penyusutan dan amortisasi 15.552.966.770 2.178.002.877 17.730.969.647
32. JAMINAN PEMERINTAH ATAS KEWAJIBAN BANK UMUM
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Nilai Tercatat Nilai Wajar
Rp Rp
31 Desember 2015
Aset Keuangan
Kas 169.217.731.385 169.217.731.385
Giro pada Bank Indonesia 527.508.699.595 527.508.699.595
Dipindahkan 696.726.430.980 696.726.430.980
59
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari masing-masing instrumen keuangan Perusahaan
yang tercatat pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
31 Desember 2014
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.3/12/PBI/2001 tertanggal 9 Juli 2001, Pemerintah memberikan
jaminan atas kewajiban-kewajiban tertentu bank umum kepada para nasabah dan krediturnya. Atas penjaminan
itu Perusahaan membayar premi jaminan kepada Bank Indonesia.
Penjaminan Pemerintah tersebut berakhir sejak diberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan yang berlaku efektif pada tanggal 22 September 2005. Atas penjaminan itu
Perusahaan membayar premi jaminan kepada Lembaga Penjamin Simpanan.
Nilai Tercatat Nilai Wajar
Rp Rp
Pindahan 696.726.430.980 696.726.430.980
Giro pada bank lain 44.820.879.729 44.820.879.729
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 106.304.971.530 106.304.971.530
Surat berharga 1.280.508.037.809 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan 7.110.427.152.645 6.997.785.369.965
Jumlah Aset Keuangan 9.238.787.472.693 9.126.145.690.013
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.998.086.503.556 6.998.086.503.556
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 20.505.954.199
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.018.592.457.755 7.018.592.457.755
31 Desember 2014
Aset Keuangan
Kas 189.293.019.300 189.293.019.300
Giro pada Bank Indonesia 522.910.049.141 522.910.049.141
Giro pada bank lain 13.065.618.818 13.065.618.818
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 188.892.036.760 188.892.036.760
Surat berharga 1.085.864.462.554 1.085.864.462.554
Tagihan akseptasi 9.299.943.293 9.299.943.293
Kredit yang diberikan 6.523.219.952.940 6.454.451.382.644
Jumlah Aset Keuangan 8.532.545.082.806 8.463.776.512.510
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.439.810.966.144 6.439.810.966.144
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 2.616.767.059
Liabilitas akseptasi 9.299.943.293 9.299.943.293
Jumlah Liabilitas Keuangan 6.451.727.676.496 6.451.727.676.496
60
Nilai wajar adalah jumlah di mana instrumen keuangan dapat dipertukarkan pada transaksi jangka
pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu
transaksi yang wajar selain dalam hal penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Metode yang
digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap aset dan liabilitas keuangan mengikuti kebijakan
akuntansi seperti yang dijelaskan pada Catatan 2g.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
31 Desember 2015
Sampai dengan Lebih
1 tahun 1 - 3 tahun dari 3 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset Keuangan
Kas 169.217.731.385 - - 169.217.731.385
Giro pada Bank
Indonesia 527.508.699.595 - - 527.508.699.595
Giro pada bank lain 44.820.879.729 - - 44.820.879.729
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 106.304.971.530 - - 106.304.971.530
Surat berharga 22.546.265.100 - 1.257.961.772.709 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan 1.787.148.654.893 1.171.123.881.097 4.152.154.616.655 7.110.427.152.645
Jumlah aset
keuangan 2.657.547.202.232 1.171.123.881.097 5.410.116.389.364 9.238.787.472.693
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.997.606.806.425 479.697.131 - 6.998.086.503.556
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 - - 20.505.954.199
Jumlah liabilitas
keuangan 7.018.112.760.624 479.697.131 - 7.018.592.457.755
31 Desember 2014
Sampai dengan Lebih
1 tahun 1 - 3 tahun dari 3 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset Keuangan
Kas 189.293.019.300 - - 189.293.019.300
Giro pada Bank
Indonesia 522.910.049.141 - - 522.910.049.141
Giro pada bank lain 13.065.618.818 - - 13.065.618.818
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 188.892.036.760 - - 188.892.036.760
Surat berharga 55.007.613.576 7.253.000.012 1.023.603.848.966 1.085.864.462.554
Tagihan akseptasi 9.299.943.293 - - 9.299.943.293
Kredit yang diberikan 1.654.766.043.949 1.310.302.915.085 3.558.150.993.906 6.523.219.952.940
Jumlah aset
keuangan 2.633.234.324.837 1.317.555.915.097 4.581.754.842.872 8.532.545.082.806
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.439.333.232.056 477.734.088 - 6.439.810.966.144
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 - - 2.616.767.059
Liabilitas akseptasi 9.299.943.293 - - 9.299.943.293
Jumlah liabilitas
keuangan 6.451.249.942.408 477.734.088 - 6.451.727.676.496
61
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
34. INFORMASI LAIN
A.
Sampai > 1 bulan > 3 bulan
Dengan s/d s/d
1 bulan 3 bulan 12 bulan > 1 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset
Kas 169.217.731.385 - - - 169.217.731.385
Giro pada Bank
Indonesia 527.508.699.595 - - - 527.508.699.595
Giro pada bank
lain 44.820.879.729 - - - 44.820.879.729
Penempatan pada
Bank Indonesia
dan bank lain 106.304.971.530 - - - 106.304.971.530
Surat berharga - - 22.546.265.100 1.257.961.772.709 1.280.508.037.809
Kredit yang
diberikan 33.987.259.598 51.084.597.078 1.987.340.322.105 5.038.014.973.864 7.110.427.152.645
881.839.541.837 51.084.597.078 2.009.886.587.205 6.295.976.746.573 9.238.787.472.693
Liabilitas
Liabilitas segera 15.736.451.282 - - - 15.736.451.282
Utang pajak 16.209.396.858 6.106.056.063 - - 22.315.452.921
Simpanan 5.748.550.557.823 1.099.896.437.810 149.313.498.896 326.009.027 6.998.086.503.556
Simpanan dari
bank lain 20.005.954.199 500.000.000 - - 20.505.954.199
Liabilitas imbalan
kerja karyawan - - - 66.013.688.000 66.013.688.000
Liabilitas lain-lain 23.104.482.172 - - - 23.104.482.172
Jumlah 5.823.606.842.334 1.106.502.493.873 149.313.498.896 66.339.697.027 7.145.762.532.130
Jumlah Aset
(Liabilitas),
Bersih (4.941.767.300.497) (1.055.417.896.795) 1.860.573.088.309 6.229.637.049.546 2.093.024.940.563
B.
2015 2014
Rp Rp
Modal
Modal inti 2.218.555.147.101 1.930.694.895.064
Modal pelengkap 65.330.774.139 18.021.032.872
Jumlah Modal 2.283.885.921.240 1.948.715.927.936
Aset tertimbang menurut risiko :
Risiko kredit 6.796.675.000.000 6.206.418.000.000
Risiko operasional 1.217.772.314.856 1.133.268.628.668
Sub jumlah 8.014.447.314.856 7.339.686.628.668
Risiko pasar 66.620.164.807 55.552.163.058
Jumlah 8.081.067.479.663 7.395.238.791.726
62
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (setelah disajikan kembali)
adalah masing-masing sebesar 28,26% dan 26,35% dengan rincian sebagai berikut:
Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, dihitung
sejak tanggal 31 Desember 2015 sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
2015 2014
Rp Rp
Rasio Liabilitas Modal Minimum dengan memperhitungkan :
Risiko kredit dan operasional 28,50% 26,55%
Risiko kredit, operasional dan pasar 28,26% 26,35%
C.
D.
E.
35. MANAJEMEN RISIKO
4 (empat) pilar utama penerapan Manajemen Risiko pada Perusahaan :
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a. Komite Manajemen Risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
-
-
-
63
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No.
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 serta Surat Edaran
Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum. Manajemen Risiko Perusahaan yang diterapkan secara konsisten dan efektif bertujuan
agar seluruh eksposur-eksposur risiko yang melekat pada aktivitas dan juga kegiatan usaha Perusahaan
dapat termitigasi dengan baik, melalui desain-desain pengendalian maupun melalui kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan visi dan misi Perusahaan. Perkembangan bisnis,
persaingan dan kompleksitas usaha mendorong Perusahaan untuk senantiasa mengembangkan kualitas
Penerapan Manajemen Risiko melalui pengembangan tools maupun metodologi dalam
mengidentifikasi, mengukur, memantau maupun mengendalikan risiko dengan cara mengadopsi standar-
standar internasional terkait manajemen risiko yang diakui.
Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 masing-masing sebesar 1,91% dan 1,86%.
Jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 menurut
Peraturan Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang batas maksimum
pemberian kredit adalah sama dengan jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi.
Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
adalah sebesar 101,61% dan 101,30%.
Melakukan penyempurnaan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun bersifat
insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Perusahaan yang
mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil Risiko Perusahaan.
Penetapan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang
menyimpang dari prosedur dan kebijakan Perusahaan.
Perusahaan membentuk perangkat-perangkat yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris
dan Direksi dalam melakukan pengawasan serta menerapkan prinsip Good Corporate Governance
(GCG) dan Manajemen Risiko dalam setiap kegiatan usaha. Perangkat-perangkat tersebut adalah:
Bersama-sama dengan Kepala Bagian yang terkait dan SKMR melakukan penyusunan
Kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko serta
rencana kontinjensi dalam mengantisipasi terjadinya kondisi yang tidak normal.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
b. Komite Pemantau Risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
-
-
-
-
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
a. Visi, misi, dan strategi bisnis Perusahaan,
b. Karakteristik dan kompleksitas bisnis,
c. Profil risiko,
d. Tingkat risiko yang akan diambil, serta
e. Peraturan yang ditetapkan otoritas dan/ atau praktek perbankan yang sehat.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
64
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko
Perusahaan dengan memahami risiko-risiko yang dihadapi, memberikan arahan yang jelas,
melakukan pengawasan dan mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Perusahaan. Selain itu
Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan
tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, serta memastikan kecukupan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko yang
efektif dan menyeluruh.
Membantu Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris.
Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi permohonan Direksi yang berkaitan dengan
transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Membantu Dewan Komisaris dalam hal evaluasi tentang kesesuaian kebijakan manajemen
risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Membantu Dewan Komisaris dalam proses pemberian persetujuan kebijakan manajemen
risiko.
Bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko merupakan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, untuk itu Satuan Kerja Manajemen Risiko yang
dibentuk secara independen dari satuan kerja bisnis Perusahaan senantiasa melakukan penyusunan
profil risiko, penilaian risiko (Risk Assessment) untuk produk dan aktivitas baru, kajian kebijakan
dan pedoman baru yang merupakan salah satu wujud penerapan manajemen risiko Perusahaan
serta penyusunan laporan analisa pengelolaan risiko untuk memantau eksposur risiko sejalan
dengan perkembangan bisnis Perusahaan. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko dilakukan untuk 8 risiko yakni Risiko Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional,
Hukum, Stratejik, Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
Selain itu proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif juga harus dilengkapi dengan sistem
pengendalian intern yang handal dan menyeluruh. Penerapan sistem pengendalian intern secara
efektif dapat membantu pengurus Perusahaan menjaga aset, menjamin tersedianya pelaporan
keuangan, meningkatkan kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan
pelanggaran aspek kehati-hatian. Hal ini jelas menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja
bisnis dan satuan kerja pendukung serta Satuan Kerja Audit Intern.
Beberapa hal yang mendasari penyusunan kebijakan, prosedur dan limit risiko Perusahaan, antara
lain:
Risiko Kredit
a.
b.
c.
d.
e.
65
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Proses Manajemen Risiko Kredit Keterangan
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajibannya.
Eksposur risiko kredit diukur dari kinerja pihak lawan, penerbit, dan peminjam dana serta konsentrasi
penyediaan dana kepada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha
tertentu.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Pengukuran terhadap risiko kredit bertujuan untuk mengetahui
besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari risiko kredit.
Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dari hasil identifikasi risiko. Untuk melengkapi
pengukuran risiko kredit, Perusahaan juga senantiasa
melakukan stress testing dengan metode dan asumsi tertentu
untuk mengetahui estimasi potensial loss yang akan dihadapi
oleh Perusahaan pada kondisi disaster.
Pengukuran
Identifikasi atas eksposur risiko kredit dilakukan Perusahaan
pada portofolio aset, tingkat konsentrasi dari penyaluran dana
yang dilakukan, kualitas penyaluran dana, pencadangan dan
strategi penyaluran dana serta pengaruh faktor eksternal.
Identifikasi risiko kredit juga dilakukan untuk produk dan/
atau aktivitas baru yang terekspos risiko kredit guna
menentukan desain pengendalian yang efektif secara dini.
Identifikasi
Penetapan kebijakan kewenangan persetujuan kredit, yang
mengatur kewenangan dan limit kredit terbaru yang
diputuskan oleh Komite Kredit.
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko kredit, risk appetite, toleransi risiko dan hasil stress
testing yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi risiko
dan tindakan yang diperlukan.
Monitoring (Pengawasan)
Control (Pengendalian)
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko kredit yang dihadapi antara lain :
Analisa portofolio kredit secara berkala berdasarkan sektor
ekonomi, peminjam, jenis mata uang dan besaran
agregratnya.
Evaluasi berkala atas kinerja kredit pada Rapat Dewan
Komisaris dan Direksi mencakup pemenuhan target kredit,
kolektibilitas, kredit bermasalah, kebijakan pricing, sumber
pendanaan dan biaya dana, serta net interest margin.
Persetujuan kredit dan perpanjangan kredit selalu melalui
Komite kredit.
Monitoring atas kelancaran pembayaran bunga dan pokok
yang sedang berjalan.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
f.
g.
h.
i.
Risiko Pasar
a.
66
Proses Manajemen Risiko Kredit Keterangan
Control (Pengendalian)
Control (Pengendalian)
Compliance review yang dilaksanakan oleh satuan kerja
kepatuhan atas proses pemberian kredit khususnya dalam
hal legalitas usaha, BMPK dan konsentrasi kredit.
Pengukuran
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko pasar meliputi risiko
suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditas yang dapat berasal baik dari posisi
trading book maupun posisi banking book.
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko pasar, risk appetite, toleransi risiko dan hasil stress testing
yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan
Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan
kepada Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan
yang diperlukan.
Identifikasi atas eksposur risiko pasar dilakukan Perusahaan
pada volume dan komposisi portofolio yang terekspos risiko
pasar, kerugian potensial risiko interest rate risk in banking
book serta strategi dan kebijakan bisnis yang ditentukan oleh
Perusahaan terkait risiko pasar. Identifikasi risiko pasar juga
dilakukan untuk produk dan/atau aktivitas baru yang terekspos
risiko pasar guna menentukan desain pengendalian yang efektif
secara dini.
Identifikasi
Evaluasi dan verifikasi usaha debitur guna mengetahui
kredibilitas debitur.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko pasar yang dihadapi antara lain :
Pengukuran terhadap risiko pasar bertujuan untuk mengetahui
besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari risiko pasar.
Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dari hasil identifikasi risiko. Untuk melengkapi
pengukuran risiko pasar, Perusahaan juga senantiasa
melakukan stress testing dengan metode dan asumsi tertentu
untuk mengetahui estimasi potensial loss yang akan dihadapi
oleh Perusahaan pada kondisi disaster.
Melaksanakan fungsi ALCO (Asset and Liability
Committee) yang membahas kondisi pasar, melakukan
perhitungan biaya dana, dan Net Interest Margin untuk
menetapkan tindakan yang akan diambil.
Monitoring (Pengawasan)
Loan review yang dilakukan oleh divisi Kredit.
Proses Manajemen Risiko Pasar Keterangan
Melakukan penagihan dan upaya penyelesaian kredit
bermasalah.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
b.
c.
d. Penetapan limit open position.
e.
f.
Risiko Likuiditas
67
Proses Manajemen Risiko Pasar Keterangan
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan yang disebut juga sebagai risiko likuiditas
pendanaan (funding liquidity risk). Eksposur risiko likuiditas juga ditimbulkan akibat ketidakmampuan
Perusahaan melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau
gangguan pasar yang parah yang disebut juga sebagai risiko likuiditas pasar (market liquidity risk).
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko likuiditas, risk appetite, toleransi risiko dan hasil stress
testing yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi risiko
dan tindakan yang diperlukan.
Mark to market surat berharga kategori AFS guna
mengetahui nilai kini dari surat berharga tersebut pada
pasar.
Monitoring (Pengawasan)
Control (Pengendalian)
Proses Manajemen Risiko Likuiditas Keterangan
Identifikasi atas eksposur risiko likuiditas dilakukan
Perusahaan pada komposisi aset, kewajiban dan transaksi
rekening administratif, konsentrasi aset dan kewajiban
Perusahaan, kebutuhan dan kerentanan pendanaan, serta akes
pada sumber pendanaan. Identifikasi risiko likuiditas juga
dilakukan untuk produk dan/ atau aktivitas baru yang
terekspos risiko likuiditas guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Pemantauan berkala PDN (Posisi Devisa Neto).
Identifikasi
Pengukuran terhadap risiko likuiditas bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
risiko likuiditas. Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko. Untuk
melengkapi pengukuran risiko likuiditas, Perusahaan juga
senantiasa melakukan stress testing dengan metode dan asumsi
tertentu untuk mengetahui estimasi potensial loss yang akan
dihadapi oleh Perusahaan pada kondisi disaster.
Monitoring tingkat suku bunga dan nilai tukar yang berlaku
dipasar secara harian yang dilakukan oleh Bagian Treasury.
Pemantauan harian eksposur risiko pasar akibat pengaruh
suku bunga untuk portofolio surat berharga dengan kategori
available for sale yang dimiliki sebagai fungsi early warning
atas informasi nilai surat berharga kepada Direksi.
Pengukuran
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Risiko Operasional
68
Proses Manajemen Risiko Likuiditas Keterangan
Untuk menjaga likuiditas, Perusahaan menempatkan dana
pada secondary reserve seperti surat berharga atau Sertifikat
Bank Indonesia.
Kerjasama Credit Line Money Market yang bersifat
uncommited.
Penetapan dan review berkala limit PUAB/ money market.
Pemantauan dan pengelolaan GWM (Giro Wajib
Minimum).
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko likuiditas yang dihadapi antara lain:
Pengukuran terhadap risiko operasional bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
risiko operasional. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Metode yang digunakan Perusahaan dalam melakukan
pengukuran terhadap risiko operasional adalah metode KRI
(Key Risk Indicator).
ALCO (Aset and Liability Committee) yang melakukan
pengelolaan likuiditas Perusahaan seperti pemantauan
posisi LDR dan Maturity Profile.
Proses Manajemen Risiko Operasional
Identifikasi
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Perusahaan. Eksposur risiko operasional disebabkan antara lain oleh sumber
daya manusia, proses internal, sistem (TI), dan kejadian eksternal.
Keterangan
Identifikasi atas eksposur risiko operasional dilakukan
Perusahaan pada Karakteristik dan kompleksitas bisnis, sumber
daya manusia, teknologi informasi, infrastruktur pendukung,
fraud (internal dan eksternal) serta kejadian-kejadian eksternal.
Identifikasi risiko operasional juga dilakukan untuk produk
dan/ atau aktivitas baru yang terekspos risiko operasional guna
menentukan desain pengendalian yang efektif secara dini.
Control (Pengendalian)
Pengukuran
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko operasional, risk appetite dan toleransi risiko yang telah
dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan Analisa
Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan.
Monitoring (Pengawasan)
Melaksanakan monitoring secara harian atas besarnya
penarikan dana oleh nasabah baik penarikan melalui kliring
maupun tunai.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
a.
b. Memberikan sosialisasi Anti Fraud secara berkala.
c. Penetapan limit dan otorisasi transaksi.
d.
e. Analisa dan tindak lanjut kejadian Human Error.
f. Monitoring jaringan IT.
g. Maintenance Perangkat dan aplikasi core banking.
h. Prosedur (tata cara) perekrutan karyawan baru.
i. Kebijakan mutasi dan rotasi karyawan.
j. Kebijakan BCP (Business Continuity Plan).
Risiko Hukum
a.
69
Proses Manajemen Risiko Operasional Keterangan
SOP terkait transaksi perbankan sebagai mitigasi risiko
operasional.
Melakukan kajian hukum atas dokumen-dokumen yang
memiliki aspek hukum baik berupa perjanjian atau
peraturan internal sebelum diberlakukan.
Monitoring (Pengawasan)
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko hukum yang dihadapi antara lain :
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko
ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
Kebijakan dan Pedoman Anti Fraud untuk memitigasi
eksposur risiko opersional yang timbul dari kejadian Fraud.
Pengukuran
Identifikasi atas eksposur risiko hukum dilakukan Perusahaan
pada faktor litigasi, perikatan, dan pemenuhan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan terutama atas produk yang
dimiliki Perusahaan. Identifikasi risiko hukum juga dilakukan
untuk produk dan/atau aktivitas baru yang terekspos risiko
hukum guna menentukan desain pengendalian yang efektif
secara dini.
Identifikasi
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko operasional yang dihadapi antara lain:
Proses Manajemen Risiko Hukum Keterangan
Control (Pengendalian)
Pengukuran terhadap risiko hukum bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
risiko hukum. Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Control (Pengendalian)
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko hukum, risk appetite dan toleransi risiko yang telah
dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan Analisa
Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
b.
c.
d.
e.
Risiko Stratejik
a. Monitoring rencana bisnis Perusahaan secara periodik.
b.
c.
d.
e. Monitoring corporate plan.
70
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko stratejik, risk appetite dan toleransi risiko yang telah
dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan Analisa
Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan.
Monitoring (Pengawasan)
Pengukuran terhadap risiko stratejik bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
Risiko stratejik. Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Melakukan kajian dan analisis untuk setiap produk dan
aktivitas baru yang akan dijalankan Perusahaan.
Identifikasi atas eksposur risiko stratejik dilakukan Perusahaan
pada strategi bisnis Perusahaan, strategi berisiko rendah dan
berisiko tinggi, posisi bisnis Perusahaan dan pencapaian
rencana bisnis Perusahaan. Identifikasi risiko stratejik juga
dilakukan untuk produk dan/atau aktivitas baru yang terekspos
risiko stratejik guna menentukan desain pengendalian yang
efektif secara dini.
Keterangan
Identifikasi
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko stratejik yang dihadapi antara lain :
Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang
telah ditetapkan.
Pengukuran
Menetapkan dan mengevaluasi strategi-strategi khusus
dalam memasarkan produk dan/atau aktivitas baru.
Control (Pengendalian)
Melakukan evaluasi transaksi material dari aspek hukum
sebelum transaksi dijalankan.
Memberikan pemahaman aspek-aspek hukum kepada
karyawan yang sehari-harinya memiliki eksposur risiko
hukum.
Proses Manajemen Risiko Hukum Keterangan
Control (Pengendalian)
Memonitor perkara pengadilan yang sedang berlangsung
dan mengikuti segala perkembangannya.
Proses Manajemen Risiko Stratejik
Kajian produk dan/atau aktivitas baru oleh Bagian Legal.
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan Perusahaan dalam mengambil keputusan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Eksposur risiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan
ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi dan kegagalan
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Risiko Kepatuhan
a.
b.
c.
d.
e.
71
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko kepatuhan, risk appetite dan toleransi risiko yang telah
dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan Analisa
Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan.
Monitoring (Pengawasan)
Control (Pengendalian)
Menyusun kebijakan dan pedoman yang mengacu kepada
peraturan dan ketentuan yang berlaku, seperti Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan Peraturan Bank Indonesia.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko kepatuhan yang dihadapi antara lain:
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko kepatuhan bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
risiko kepatuhan. Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan
Perusahaan mengenai peraturan dan ketentuan yang
berlaku serta sanksinya.
Melakukan pengkinian atas informasi peraturan dan
ketentuan, baik eksternal maupun internal, yang masih
berlaku maupun yang telah dicabut.
Melaksanakan fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan
kepatuhan pada semua lini organisasi dan aktivitas
Perusahaan yang dilaksanakan oleh fungsi Satuan Kerja
Audit Intern.
Kajian Produk dan/atau aktivitas baru oleh Bagian
Kepatuhan.
Proses Manajemen Risiko Kepatuhan Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko kepatuhan dilakukan
Perusahaan pada signifikansi, jenis, frekuensi dan materialitas
pelanggaran, track record kepatuhan Perusahaan dan
pemenuhan ketentuan untuk transaksi keuangan tertentu.
Identifikasi risiko kepatuhan juga dilakukan untuk produk dan/
atau aktivitas baru yang terekspos risiko kepatuhan guna
menentukan desain pengendalian yang efektif secara dini.
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Eksposur risiko kepatuhan timbul karena
kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku
umum.
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Risiko Reputasi
a.
b.
c. Melaksanakan CSR (Corporate Social Responsibility).
d.
e.
36. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
72
Efektif 1 Januari 2015, Perusahaan telah menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013) yang merubah kebijakan
akuntansi untuk pembukuan keuntungan (kerugian) aktuaria karena pengukuran kembali atas program
imbalan pasti dibukukan sekaligus di penghasilan komprehensif lain dan tidak diamortisasi lagi.
Perubahan ini telah diberlakukan retroaktif dan laporan keuangan tahun 2014 sebagai informasi
komparatif telah disajikan kembali.
Secara kontinyu melaksanakan pelatihan karyawan untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Monitoring (Pengawasan)
Control (Pengendalian)
Penetapan standar waktu penyelesaian pengaduan/
keluhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menangani dan menindaklanjuti setiap pengaduan/
keluhan nasabah.
Perusahaan melakukan pemantauan terhadap besaran eksposur
risiko reputasi, risk appetite dan toleransi risiko yang telah
dilakukan pengukuran dan disajikan dalam laporan Analisa
Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang
diperlukan.
Mempelajari dan mengklarifikasi segala pemberitaan
negatif serta memberikan respon secepatnya.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Perusahaan
terhadap eksposur risiko reputasi yang dihadapi antara lain :
Proses Manajemen Risiko Reputasi Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko reputasi dilakukan Perusahaan
pada reputasi pemilik Perusahaan dan perusahaan terkait, etika
bisnis, produk dan kerjasama bisnis Perusahaan, pemberitaan
negatif serta keluhan nasabah. Identifikasi risiko reputasi juga
dilakukan untuk produk dan/ atau aktivitas baru yang
terekspos risiko reputasi guna menentukan desain pengendalian
yang efektif secara dini.
Pengukuran
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari
persepsi negatif terhadap Perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber risiko
reputasi dibagi menjadi dua yaitu bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the
line).
Pengukuran terhadap Risiko reputasi bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Perusahaan dari
risiko reputasi. Pengukuran dilakukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Pengaruh dari penyajian kembali terhadap laporan keuangan adalah :
Dilaporkan Setelah
Sebelumnya Penyesuaian Disajikan Kembali
Rp Rp Rp
Aset lain-lain 90.365.520.371 3.354.132.942 93.719.653.313
Liabilitas imbalan kerja
karyawan (44.772.992.000) (13.731.403.000) (58.504.395.000)
Saldo laba tidak ditentukan
penggunaannya (1.148.884.488.111) 10.298.552.250 (1.138.585.935.861)
Beban umum dan
administrasi 108.767.079.714 (40.548.001) 108.726.531.713
Beban pajak 78.909.565.542 132.883.750 79.042.449.292
Kerugian aktuaria karena
pengukuran kembali 490.987.000 2.144.458.000 2.635.445.000
Keuntungan yang belum
direalisasi dari aset yang
tersedia untuk dijual (314.871.233) 78.717.808 (236.153.425)
Pajak penghasilan terkait
pos-pos yang tidak akan
dan akan direklasifikasi
ke laba rugi - 10.171.240.281 10.171.240.281
Laba bersih komprehensif 279.859.926.124 (12.408.034.030) 267.451.892.094
37. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2015 2014
Laba bersih 240.771.963.945Rp 236.938.171.251Rp
Jumlah saham biasa yang beredar 4.090.090.000 saham 4.090.090.000 saham
Laba Per Saham Dasar 59Rp 58Rp
38. STANDAR AKUNTANSI BARU
- PSAK No. 1 (Revisi 2015) : Penyajian Laporan Keuangan,
- PSAK No. 4 (Revisi 2015) : Laporan Keuangan Tersendiri,
- PSAK No. 5 (Revisi 2015) : Segmen Operasi,
- PSAK No. 7 (Revisi 2015) : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi,
73
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar pada tahun
bersangkutan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah mengeluarkan beberapa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru dan revisi dan pencabutan dari standar akuntansi
(PPSAK) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2016 :
PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 36)
- PSAK No. 13 (Revisi 2015) : Properti Investasi,
- PSAK No. 15 (Revisi 2015) : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
- PSAK No. 16 (Revisi 2015) : Aset Tetap,
- PSAK No. 19 (Revisi 2015) : Aset Tak Berwujud,
- PSAK No. 22 (Revisi 2015) : Kombinasi Bisnis,
- PSAK No. 24 (Revisi 2015) : Imbalan Kerja,
- PSAK No. 25 (Revisi 2015) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan,
- PSAK No. 53 (Revisi 2015) : Pembayaran Berbasis Saham,
- PSAK No. 65 (Revisi 2015) : Laporan Keuangan Konsolidasian,
- PSAK No. 66 (Revisi 2015) : Pengaturan Bersama,
- PSAK No. 67 (Revisi 2015) : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain,
- PSAK No. 68 (Revisi 2015) : Pengukuran Nilai Wajar,
- ISAK No. 30 (Revisi 2015) : Pungutan,
- ISAK No. 31 (Revisi 2015) : Interprestasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 : Properti Investasi.
39. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
a.
b.
40. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
74
Laporan keuangan terlampir, yang merupakan tanggung jawab Direksi, telah diselesaikan dan disetujui oleh
Direksi pada tanggal 21 Maret 2016.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan standar dan interpretasi baru atau revisi serta
pencabutan standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No. KEP-331/WPJ.07/2016 tanggal 27 Januari 2016,
Perusahaan mendapat persetujuan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan yang berlaku per 1
Januari 2016, sehingga nilai buku aset tetap yang dinilai kembali bertambah dari Rp 53.362.589.007 menjadi
Rp 334.345.055.900. Atas penilaian kembali tersebut Perusahaan telah membayar pajak penghasilan sebesar
Rp 8.429.474.006.
Berdasarkan surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. SR-4/D.03/2016 tanggal 8 Januari 2016,
Perusahaan telah mendapat persetujuan untuk pencalonan Bapak Gardjito Heru sebagai komisaris
independen. Surat persetujuan tersebut berlaku 6 (enam) bulan sejak tanggal surat dan wajib melaporkan
pengangkatan komisaris independen tersebut selambat-lambatnya 10 hari setelah pengangkatan. Sampai
dengan tanggal laporan, Perusahaan belum melakukan pengangkatan Bapak Gardjito Heru sebagai komisaris
independen.
PT MESTIKA BENUA MAS
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015
DAN ENTITAS ANAK
1. Surat Pernyataan Direksi Halaman -
2. Laporan Auditor Independen 1
3. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 4
4. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 5
5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 7
6. Laporan Arus Kas Konsolidasian 8
7. Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 10
8. Lampiran
- Laporan Posisi Keuangan Entitas Induk 77
- Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Entitas Induk 78
- Laporan Perubahan Ekuitas Entitas Induk 79
- Laporan Arus Kas Entitas Induk 80
DAFTAR ISI
PT. MESTIKA BENUA MASJALAN H.ZAINULARIFIN DALAM NO.116-88MEDAN 20112 .INDONESIA TEL. 4514412
SURAT PERNYATAAN DIREKSITENTANG
TANC,GUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANPER 3I DESEMBER 2015
SERTA UNTf]KTATIUN YANG BERAKIIIR PADA TANGGAL TERSEBUTPT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTTTAS ANAK
Kami yang bertanda trrgan di bawah ini :
1. NuuaAlamat Kantor
AlamatDomisiliNomorTeleponJabatan
2. Nama
Alamat Kantor
AlamatDomisiliNomor Tele,pon
Jabatfll
IndraHalimJl. Haji Zainul Arifin Dalam No.l16-88, Medan
Jl. K.H. AhmadDahlanNo.l6, Medan
061-452s800
Direktur Utarna
Benny HalirnJl. Haji Zalllnl Arifin Dalam No.116-88, Medan
Jl. Kelapa Sa\rit No.2, Medan061-4525800
Direktur
Menyatakan bahwa :
l. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian PT Mestika BenuaMas dan Entitas Anak;
2. Laporan keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan Entias Anak telah disusun dan disajikansesuai dengan Stmdar Akunhnsi Keuangan di Indonesia;
3- a. Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan Entitas Anaktelah dimuat secara lengkap dan benar;
b. Laporan keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan Entitas Anak tidak mengandunginformasi atau fakta material yang tidak benm, dan tidak menghilangkan informasi atau faktamaterial;
4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT Mestika Benua Mas dan Entitas Anak.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Indra HalimDirektur Utama
Medan- 30 Mmet 2016
Registered Public Accountants
KANTOR AKUNTAN PUBLIKLEONARD, MULIA & RICHARD
License No. Kep-657/KM.1 7i1998 Jl. Hayam Wuruk No" 3W-3V, Jakarta 10120, IndonesiaI : 62"21-3458491
Fax : 62-21-3850C29e-mail : [email protected]
Your Rel:Our Ref t24/C/AWl6
Laporan Auditor Independen
Pemegang Sahamr Dewan Komisaris dan Dewan DireksiPT Mestika Benua MasMedan
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan entitas anaktya tedampir,yang terdiri darilaporan posisi keuangan konsolidasiantanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi danpenghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, danlaporan arus kas konsolidasian untuk tahun yangberakhir padatanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifrkan dan informasi penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebutsesuai dengan Standar Akintansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian intemal yang dianggap perluoleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahanpenyajian material, balk yangdisebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggungjawab auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyalakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebutberdasarkan audit kami. Kami melalsanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh InstitutAkuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika ser[a
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangankonsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka danpengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertrmbanganauditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan konsolidasian, baikyang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut,' auditormempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporankeuangan konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapibukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga
mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digonakan dan kewajaran estimasi akuntansiyang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dantepat untuk menyediakan suatu basis
bagi opini wajar dengan pengecualian kami.
BRANCH : Jl. Marina No. ISemarang 50144
lR 024 - 7600690 Fax. : 7601035,7600702e-mail : [email protected],id
Registered Public Accountants
KANTOR AKUNTAN PUBLIKLEONARD, MULIA & RICHARD
Your Ref:Our Ref :
License No. Kep-657/KM.17l1 998 Jl. Hayam Wuruk No. 3W-3V, Jakarta 10120, lndonesiaB : 62-2'l-3458491
Fax : 62-21-3850029e-mail : [email protected]"id
Basis untuk opini wajar dengan pengecualian
Sebagai diuraikan pada Catatan lb atas laporan keuangan konsolidasian, perusahaan asosiasi PT WahanaAndamari belum membukukan liabilitas dan beban imbalan kerja karyawan tahun 2015. Sehingga kami tidakmemperoleh bukti audit yang cukup dantepat tentang nrlaibagsan rugi bersih entitas asosiasi yang dibukukanPerusahaan untuk tahun 2015. Sebagai akibatnya, kami tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian
terhadap angka tersebut di atas.
Opini wajar dengan pengecualian
Menurut opini kami, kecuali untuk dampakhal yang dijelaskan pada paragraf Basis untuk Opini Wajar denganPengecualian, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yangmaterial, posisi keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan entitas anaknya tanggal3l Desember 2015,
serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhr pada tanggal tersebut, sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Hal lain
Sebagai diuraikan pada Catatan2c dan Catatan 38 atas laporan keuangan, efektif I Januari 2015 Entitas Anakmenerapkan PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Ker1a, yaitu keuntungan (kerugian) aktuaria karena pengukurankembali atas program imbalan pasti dibukukan sekaligus di penghasilan komprehensif lain dan tidak diamortisasilagi. Kebijakan akuntansi ini diberlakukan restrospektif, dan laporun keuangan konsolidasian PT Mestika BenuaMas tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang disajikan sebagai
angka-angka korespondingterhadap laporan keuangan konsolidasiantanggal3l Desember 2015 dan untuk tahunyang berakhi pada tanggal tersebut, telah disajikan kembali.
Audit kami atas laporan keuangan konsolidasian PT Mestika Benua Mas dan entitas anaknya tanggal 31
Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir dilaksanakan dengan tujuan untukmerumuskan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan
PT Mestika Benua Mas (entitas induk) terlampir, yang terdfui darilaporartposisi keuangantanggal3l Desember
2015, serta laporan laba rugS dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, danlaporun.arus kas
untuk tahun yang berakhi pada tanggal tersebut, yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporankeuangan konsolidasian terlampir, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan ba$an darilaporan keuangan konsolidasian terlampir yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
BRANCH : Jl. Marina No. 8Semarang 50144
@ 024 - 7600690 Fax. : 7601035,7600702e-mail : [email protected]
Registered Public Accountants
KANTOR AKUNTAN PUBLIKLEONARD, MULIA & RICHARD
Your Ref:
Our Ref :
License No. Kep-657/KM.1 7/1998 Jl. Hayam Wuruk No. 3W-3V, Jakarta 10120, lndonesiaB: 62-21-3458491
Fax : 62-21-3850029e-mail : [email protected]
Informasi keuangan Entitas Induk merupakan tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari dan berkaitansecara langsung dengan catatan akuntansi dan catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untukmenyusun laporan keuangan konsolidasian terlampir. Informasi keuangan Entitas Induk telah menjadi objekprosedur audit yang diterapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasian terlampir berdasarkan StandarAudit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Menurut opini kami, informasi keuangan EntitasInduk disajikan secara wajar, dalam semua halyang material, berkaitan denganlaporan keuangan konsolidasianterlampir secara keseluruhan.
LEONARD, MULIA & RICHARDIzin No. I<EP-657 /I<NI.|1 / 1998
PIGNATIUS DION SETIAWAN, S.E., CPAIzinNo. AP.031230 Maret 2016
BRANCH : Jl. Marina No. 8
Semarang 50144o 024 - 7600690 Fax. : 7601035,76A0702
e-mail : [email protected]
1 Januari 2014/
2015 2014 31 Desember 2013
(Disajikan Kembali, (Disajikan Kembali,
Catatan 38) Catatan 38)
Catatan Rupiah Rupiah Rupiah
ASET
Kas 2d,2t,3 169.218.295.623 189.293.524.211 201.032.364.336
Giro pada Bank Indonesia 2d,2e,2t,4 527.508.699.595 522.910.049.141 478.206.934.040
Giro pada bank lain 2d,2t,5 44.820.879.729 13.066.718.979 17.538.899.513
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain, bersih 2d,2f,2h,6 106.304.971.530 188.892.036.760 65.508.820.431
Surat berharga 2h,2i,2k,7 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554 1.030.915.829.894
Tagihan akseptasi 2j - 9.299.943.293 -
Kredit yang diberikan, bersih 2g,2h,2k,2l,2t,
8,29 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644 5.906.697.266.330
Piutang lain-lain 2g,9,29 9.700.000.000 13.175.000.000 2.450.000.000
Aset tetap, bersih 2m,10 137.715.217.154 113.013.459.874 109.417.223.135
Aset tidak berwujud, bersih 2n,11 3.036.047.200 4.008.517.162 4.245.004.981
Investasi 2o,19 - - -
Agunan diambil alih 2p 1.414.326.338 1.414.326.338 4.963.989.479
Aset lain-lain 2t,2u,12,30 142.176.381.651 94.230.680.734 107.855.991.241
JUMLAH ASET 9.420.188.226.594 8.689.620.101.690 7.928.832.323.380
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera 2t,13 15.736.451.282 16.088.503.557 13.667.867.221
Utang pajak 2t,2u,14,30 22.316.106.671 11.569.838.907 19.515.883.978
Simpanan 2g,2h,2t,15,29 6.992.650.062.056 6.428.186.041.594 5.847.863.641.213
Simpanan dari bank lain 2h,16 20.505.954.199 2.616.767.059 26.171.457.078
Liabilitas akseptasi 2j - 9.299.943.293 -
Pinjaman diterima - - 16.455.564.266
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2r,17 66.013.688.000 58.504.395.000 48.038.072.000
Liabilitas lain-lain 2s,18 23.104.482.172 17.104.347.878 16.722.157.475
Jumlah Liabilitas 7.140.326.744.380 6.543.369.837.288 5.988.434.643.231
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 1.000.000 per saham
Modal dasar 40.000 saham
Ditempatkan dan disetor penuh
24.240 saham 20 24.240.000.000 24.240.000.000 24.240.000.000
Saldo laba 2.016.473.947.305 1.898.010.277.890 1.711.959.557.549
2.040.713.947.305 1.922.250.277.890 1.736.199.557.549
Kepentingan non pengendali 2b,21 239.147.534.909 223.999.986.512 204.198.122.600
Jumlah Ekuitas 2.279.861.482.214 2.146.250.264.402 1.940.397.680.149
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS 9.420.188.226.594 8.689.620.101.690 7.928.832.323.380
4
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014 DAN 1 JANUARI 2014
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 38)
Catatan Rupiah Rupiah
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga 2g,2q,22,29 972.142.810.670 866.911.839.954
Pendapatan provisi dan administrasi 2q,2s,23 7.555.297.383 7.621.856.964
Jumlah Pendapatan Bunga 979.698.108.053 874.533.696.918
Beban bunga 2g,2q,24,29 323.118.666.643 279.865.454.569
Pendapatan Bunga, Bersih 656.579.441.410 594.668.242.349
Pendapatan derivatif 2h 235.236.500 165.403.405
Beban derivatif 2h 92.004.000 218.191.500
Pendapatan (Beban) Derivatif, Bersih 143.232.500 (52.788.095)
Pendapatan Operasional Lainnya 2q,25 60.975.404.219 51.895.734.905
Jumlah Pendapatan Operasional 717.698.078.129 646.511.189.159
Beban Operasional Lainnya
Tenaga kerja 2q,26 167.011.015.506 151.978.363.560
Umum dan administrasi 2q,27 120.128.320.655 108.438.440.777
Cadangan kerugian penurunan nilai 2l,8 85.667.126.690 51.008.451.558
Penyusutan aset tetap 2m,10 15.083.031.216 15.024.305.613
Amortisasi aset tidak berwujud 2n,11 2.073.262.057 2.871.539.726
Jumlah Beban Operasional Lainnya 389.962.756.124 329.321.101.234
LABA OPERASIONAL 327.735.322.005 317.190.087.925
BEBAN NON OPERASIONAL, BERSIH 2q,28 (18.567.355.937) (351.944.023)
LABA SEBELUM PAJAK 309.167.966.068 316.838.143.902
BEBAN PAJAK 2u,30 81.668.526.827 79.047.991.292
LABA BERSIH (DIPINDAHKAN) 227.499.439.241 237.790.152.610
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
POS-POS YANG TIDAK AKAN DIREKLASIFIKASI
KE LABA RUGI
Keuntungan (kerugian) aktuaria yang diakui 17 396.358.000 (2.635.445.000)
Pajak penghasilan terkait pos yang tidak
akan direklasifikasi ke laba rugi (99.089.500) 658.861.250
Dipindahkan 297.268.500 (1.976.583.750)
5
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 38)
Catatan Rupiah Rupiah
PINDAHAN 227.499.439.241 237.790.152.610
Pindahan 297.268.500 (1.976.583.750)
POS-POS YANG AKAN DIREKLASIFIKASI
KE LABA RUGI
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual 2h (63.596.792.705) 43.320.406.124
Pajak penghasilan terkait pos yang akan
direklasifikasi ke laba rugi 15.899.198.176 (10.830.101.531)
(47.697.594.529) 32.490.304.593
Penghasilan Komprehensif Lain Tahun Berjalan
Setelah Pajak (47.400.326.029) 30.513.720.843
LABA BERSIH KOMPREHENSIF 180.099.113.212 268.303.873.453
LABA BERSIH KOMPREHENSIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik entitas induk 159.671.669.415 240.050.720.341
Kepentingan non pengendali 20.427.443.797 28.253.153.112
Jumlah 180.099.113.212 268.303.873.453
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2w,39 9.385.290 9.809.825
6
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
Jumlah Kepentingan
Modal Disetor Saldo Laba Bersih Non Pengendali Jumlah
Catatan Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
Saldo 31 Desember 2013 24.240.000.000 1.710.143.319.959 1.734.383.319.959 203.983.596.219 1.938.366.916.178
Perubahan kebijakan akuntansi - 1.816.237.590 1.816.237.590 214.526.381 2.030.763.971
Saldo setelah penyesuaian 24.240.000.000 1.711.959.557.549 1.736.199.557.549 204.198.122.600 1.940.397.680.149
Pembagian dividen 39 - (54.000.000.000) (54.000.000.000) - (54.000.000.000)
Bagian dividen kepentingan
non pengendali - Entitas Anak - - - (8.451.289.200) (8.451.289.200)
Laba bersih tahun 2014 - 240.050.720.341 240.050.720.341 28.253.153.112 268.303.873.453
Saldo 31 Desember 2014 24.240.000.000 1.898.010.277.890 1.922.250.277.890 223.999.986.512 2.146.250.264.402
Pembagian dividen 39 - (41.208.000.000) (41.208.000.000) - (41.208.000.000)
Bagian dividen kepentingan
non pengendali - Entitas Anak - - - (5.279.895.400) (5.279.895.400)
Laba bersih tahun 2015 - 159.671.669.415 159.671.669.415 20.427.443.797 180.099.113.212
Saldo 31 Desember 2015 24.240.000.000 2.016.473.947.305 2.040.713.947.305 239.147.534.909 2.279.861.482.214
7
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 38)
Catatan Rupiah Rupiah
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan pendapatan bunga, provisi dan administrasi 2q,22,23 979.698.108.053 874.533.696.918
Pembayaran beban bunga 2q (323.470.718.918) (277.444.818.233)
Pendapatan operasional lainnya 2q 36.054.353.684 41.079.231.928
Beban operasional lainnya 2q (275.591.229.812) (252.458.155.890)
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku 2k,8,25 24.921.050.535 15.016.399.869
Penghapusan kredit 2k,8 (41.793.914.306) (64.802.450.704)
Pembayaran beban non operasional, bersih (21.280.451.355) (414.776.340)
Pembayaran beban imbalan kerja karyawan 2r,17 (2.606.481.000) (1.490.093.000)
Pembayaran Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 (11.646.018.930) -
Pembayaran beban pajak 2u (74.283.861.585) (87.828.523.613)
Arus kas operasional sebelum perubahan
dalam aset dan kewajiban operasi 290.000.836.366 246.190.510.935
Penurunan (Kenaikan) Aset Operasional :
Surat-surat berharga tersedia untuk dijual 2i (258.240.367.960) (11.628.226.536)
Kredit yang diberikan, bersih 2k (587.207.199.705) (533.960.117.168)
Tagihan akseptasi 2j 9.299.943.293 (9.299.943.293)
Agunan diambil alih 2p - (820.794.000)
Piutang lain-lain 9 3.475.000.000 (10.725.000.000)
Aset lain-lain (17.577.842.299) 5.598.091.933
Kenaikan Kewajiban Operasional :
Simpanan 582.353.207.602 556.767.710.362
Liabilitas akseptasi 2j (9.299.943.293) 9.299.943.293
Liabilitas lain-lain 6.000.134.294 382.190.403
Arus Kas Neto yang Diperoleh dari
Aktivitas Operasi 18.803.768.298 251.804.365.929
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap 2m 220.500.000 710.500.000
Perolehan aset tidak berwujud 2n (1.103.825.527) (2.635.051.907)
Pembelian aset tetap 2m (40.283.503.207) (18.855.067.289)
Arus Kas Neto yang Digunakan untuk
Aktivitas Investasi (41.166.828.734) (20.779.619.196)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembagian dividen 39 (41.208.000.000) (54.000.000.000)
Bagian dividen kepentingan non pengendali -
Entitas Anak (5.279.895.400) (8.451.289.200)
Penurunan pinjaman diterima - (16.455.564.266)
Arus Kas Neto yang Digunakan untuk
Aktivitas Pendanaan (46.487.895.400) (78.906.853.466)
PENINGKATAN NETO KAS DAN
SETARA KAS (DIPINDAHKAN) (68.850.955.836) 152.117.893.267
8
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
(Disajikan Kembali,
Catatan 38)
Catatan Rupiah Rupiah
PINDAHAN (68.850.955.836) 152.117.893.267
DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS VALUTA
ASING TERHADAP KAS DAN SETARA KAS 2.541.473.222 (242.582.496)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 914.162.329.091 762.287.018.320
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 847.852.846.477 914.162.329.091
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas 169.218.295.623 189.293.524.211
Giro pada Bank Indonesia 527.508.699.595 522.910.049.141
Giro pada bank lain 44.820.879.729 13.066.718.979
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 106.304.971.530 188.892.036.760
Jumlah 847.852.846.477 914.162.329.091
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi
arus kas :
Kenaikan (penurunan) nilai pasar surat berharga
tersedia untuk dijual (47.697.594.529) 32.490.304.593
Pemindahan bangunan dari aset tetap
ke aset lain-lain, bersih 452.870.340 -
Pemindahan aset lain-lain ke aset tetap 322.293.378 -
9
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
1. UMUM
a. PT Mestika Benua Mas - Entitas Induk
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tn. Dr.Zulkifli Halim
Komisaris : Tn. Nursalim
Dewan Direksi
Direktur Utama : Tn. Indra Halim
Wakil Direktur Utama : Tn. Sanusi Halim
Direktur : Tn. Benny Halim
b. Entitas Anak dan Entitas Asosiasi
Domisili Kegiatan
2015 2014 Utama
Rp Rp
PT Bank Mestika Dharma Tbk Medan 9.409.596.959.532 8.672.083.709.182 Perbankan
PT Wahana Andamari Jakarta 152.880.103.935 156.948.441.402 Perhotelan
10
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir antara lain mengenai
pemindahan kantor pusat Perseroan dari Jl. Sutomo No.165, Medan ke Jl. Haji Zainul Arifin Dalam
No.116-BB, Medan yang dinyatakan dengan akta No.35 tanggal 29 Agustus 2012 dari Linda Herawati,
S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-AH.01.10-
41006 tanggal 21 November 2012.
Susunan pengurus pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan akta No.21 tanggal 8 April
2010 dari Notaris Linda Herawati, S.H., adalah sebagai berikut :
PT Mestika Benua Mas (Perusahaan) didirikan sebagai perseroan terbatas pada tahun 1997 di Medan,
Indonesia, dengan akta No.45 tanggal 19 Agustus 1997 dibuat dihadapan Linda Herawati, S.H.,
Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No.C2-9.194.HT.01.01.TH.97 tanggal 9 September 1997 serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 72 - Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 8 September 2000 nomor 5221.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan mempunyai Entitas Anak dan Entitas Asosiasi
(bersama-sama disebut Perusahaan-Perusahaan) sebagai berikut :
Jumlah AsetEntitas Anak dan
Entitas Asosiasi
PT Wahana Andamari sebagai perusahaan asosiasi (pemilikan saham 50%) pada beberapa tahun
terakhir telah mengalami kerugian dan terjadi defisiensi modal. Sebagai diterangkan pada Catatan 2o,
bagian rugi entitas asosiasi yang melebihi nilai investasi dinihilkan. Laporan keuangan PT Wahana
Andamari tahun 2015 belum membukukan liabilitas dan beban imbalan kerja karyawan tahun 2015.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
a. DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
b. PRINSIP-PRINSIP KONSOLIDASI
a. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b.
c.
d.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar entitas yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
2015 2014
% %
PT Bank Mestika Dharma Tbk (Entitas Anak) 89,44 89,44
PT Wahana Andamari (Entitas Asosiasi) 50 50
11
Persentase pemilikan Perusahaan terhadap Entitas Anak dan Entitas Asosiasi pada tahun 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut :
Kepentingan non pengendali merupakan proporsi atas laba atau rugi dan aset neto yang tidak dimiliki
Perusahaan dari Entitas Anak dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dipisahkan
dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk.
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh Entitas Anak yang dikendalikan oleh
Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak
langsung (melalui Entitas Anak) lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam
keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan
pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan
suara suatu entitas jika terdapat :
Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian;
Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris
atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan dewan komisaris
atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris
atau organ tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang dilaporkan dalam mata uang rupiah dan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun
tertentu yang menggunakan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi untuk
akun yang bersangkutan. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar akrual, kecuali
laporan arus kas konsolidasian.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian disajikan dalam satu laporan
termasuk pendapatan komprehensif lain, sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.1.
Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung, dengan menggunakan konsep
kas dan setara kas, yaitu kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan.
Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Entitas Anak dan Entitas Asosiasi
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
c. STANDAR AKUNTANSI BARU
- PSAK No. 1 (Revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan,
- PSAK No. 4 (Revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri,
- PSAK No. 15 (Revisi 2013) : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
- PSAK No. 24 (Revisi 2013) : Imbalan Kerja,
- PSAK No. 46 (Revisi 2014) : Pajak Penghasilan,
- PSAK No. 48 (Revisi 2014) : Penurunan Nilai Aset,
- PSAK No. 50 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Penyajian,
- PSAK No. 55 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran,
- PSAK No. 60 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengungkapan,
- PSAK No. 65 (Revisi 2013) : Laporan Keuangan Konsolidasian,
- PSAK No. 66 : Pengaturan Bersama,
- PSAK No. 67 : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain,
- PSAK No. 68 : Pengukuran Nilai Wajar,
- ISAK 15 (Revisi 2014) : Batas Aset Imbalan Pasti,
- ISAK 26 (Revisi 2014) : Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
Perusahaan menerapkan PSAK dan ISAK yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.
d. KAS DAN SETARA KAS
e. GIRO WAJIB MINIMUM
12
Giro wajib minimum primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Perusahaan dalam
bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
Giro wajib minimum sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Perusahaan
berupa Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, Surat Berharga Negara dan/atau
Excess Reserve, yang besarnya ditetapkanoleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana
pihak ketiga.
Giro wajib minimum Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara
oleh Perusahaan dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase tertentu
dari dana pihak ketiga yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR yang dimiliki oleh Perusahaan
dengan LDR target.
Kas dan setara kas merupakan kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada
Bank Indonesia dan bank lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan pada
pihak ketiga, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan yang diterima serta tidak dibatasi
penggunaannya.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan
standar baru dan revisi atas beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015
sebagai berikut :
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
- giro wajib minimum primer sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
- giro wajib minimum sekunder sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
- giro wajib minimum dalam valuta asing sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing.
- giro wajib minimum LDR ditetapkan sebagai berikut :
*
*
*
*
-
- memenuhi rasio NPL total kredit secara bruto (gross) kurang dari 5% (lima persen); dan
- memenuhi rasio NPL kredit UMKM secara bruto (gross) kurang dari 5%.
f. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
13
Jika LDR Perusahaan lebih kecil LDR target (antara 78% sampai 92%) maka giro wajib
minimun LDR dihitung dari parameter disinsentif bawah sebesar 0,1% dikalikan dengan
selisih antara LDR Perusahaan dikurangi batas bawah LDR target dikalikan dana pihak
ketiga dalam Rupiah,
Jika LDR Perusahaan lebih besar dari LDR target (antara 78% sampai 92%) dan KPMM
Perusahaan lebih kecil dari KPMM insentif maka giro wajib minimun LDR dihitung dari
parameter disinsentif atas sebesar 0,2% dikalikan dengan selisih antara LDR Perusahaan
dikurangi batas atas LDR target dikalikan dana pihak ketiga dalam Rupiah,
Jika LDR Perusahaan lebih besar dari LDR target (antara 78% sampai 92%) dan KPMM
Perusahaan sama atau lebih besar dari KPMM insentif maka giro wajib minimun LDR
Perusahaan adalah 0% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang perubahan atas
peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang giro wajib minimun bank umum dalam
Rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, Bank Indonesia merubah istilah Loan to
Deposit Ratio (LDR) menjadi Loan to Funding Ratio (LFR) dan meningkatkan batas atas untuk LFR
target dari 92% menjadi 94% jika bank :
memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target waktu tahapan pencapaian rasio kredit
UMKM sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah;
Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, tentang giro wajib
minimum bank umum dalam Rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, menetapkan
sebagai berikut :
Jika LDR dalam kisaran LDR target (antara 78% sampai 92%) maka giro wajib minimum
LDR adalah 0% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah,
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 tentang perubahan
kedua atas peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang giro wajib minimum bank
umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, Bank Indonesia menurunkan
giro wajib minimum primer dari 8% menjadi 7,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
Perusahaan berpendapat telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai Peraturan
Bank Indonesia.
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga
yang ditangguhkan. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk fasilitas
simpanan Bank Indonesia, call money dan deposito berjangka.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
g. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
1.
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii.
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
i.
ii.
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv.
v.
vi.
vii
h. INSTRUMEN KEUANGAN
h 1. Terdapat 4 (empat) klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan sebagai berikut :
*
(a)
(i)
14
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat;
Dimiliki untuk diperdagangkan. Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika :
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas
keuangan.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
Entitas tersebut adalah suatu program pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas
sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
angka (1).
Orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan
konsolidasian. Syarat dan kondisi transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sama dengan
pihak ketiga.
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya (dalam Pernyataan ini dirujuk sebagai “entitas pelapor”).
Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor;
Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebagaimana didefinisikan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7 (Revisi 2010)
"Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi".
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
(ii)
(iii)
(b)
(i)
(ii)
*
(a)
(b) investasi yang ditetapkan oleh Perusahaan sebagai tersedia untuk dijual; dan
(c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(i)
(ii)
(iii)
15
mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena
penggunaan dasar yang berbeda; atau
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya dikelola dan kinerjanya
dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi
investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok tersebut
disediakan secara internal kepada manajemen kunci Perusahaan.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Perusahaan mempunyai
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
kecuali :
merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan
atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).
Perusahaan tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih
dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut :
dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo) yang mana perubahan
suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan
tersebut;
pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek aktual terkini; atau
terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan sesuai skedul pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang,
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian Perusahaan mempunyai obligasi Pemerintah
yang diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi. Perusahaan dapat menggunakan penetapan ini hanya jika
memenuhi persyaratan tertentu, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi
yang lebih relevan, karena :
investasi yang ada pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
*
(a)
(b)
(c)
*
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang,
(b) investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau
(c) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
h 2. Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
(b)
Perusahaan mentransfer aset keuangan, jika dan hanya jika, Perusahaan :
(a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau
(b)
h 3. Pengukuran
16
pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual
dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dan pinjaman
yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh Perusahaan ditetapkan
sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual; atau
pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh
kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan
kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk
dijual.
Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau
piutang (seperti kepemilikan atas reksadana atau yang serupa) tidak diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan atau piutang.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai
aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul pada penjualan
atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut ini :
Perusahaan mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai :
tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan
tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima
tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi
persyaratan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali :
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian Entitas Anak memiliki obligasi Pemerintah,
obligasi non Pemerintah, Sertifikat Deposito Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia
yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual.
Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas tersebut.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
(a)
(b)
(c)
(a)
(b)
(c)
(i)
(ii)
(d)
(i)
(ii)
h 4. Saling Hapus
17
jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
Aset keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran
berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai. Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi penurunan nilainya.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk :
investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan
melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif
tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Perusahaan memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan
adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih
hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar. Setelah pengakuan awal,
penerbit komitmen tersebut mengukur pada mana yang lebih tinggi antara :
jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai dengan PSAK 23 : Pendapatan
Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran
berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai.
liabilitas keuangan yang timbul ketika transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat
penghentian pengakuan atau transfer yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan
berkelanjutan.
kontrak jaminan keuangan setelah pengakuan awal, penerbit kontrak tersebut (kecuali untuk
paragraf (a) dan (b) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara :
jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai dengan PSAK 23 : Pendapatan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk
derivatif yang diakui sebagai liabilitas, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk liabilitas
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal,
diukur pada biaya perolehan.
pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
h 5. Pengukuran Biaya Diamortisasi
h 6. Nilai Wajar
h 7. Klasifikasi Dan Reklasifikasi Instrumen Keuangan
(1)
(2)
(3)
18
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran
pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga
efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan
dikurangi penurunan nilai.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk
dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan
pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang
dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang
dilakukan secara wajar.
Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu instrumen keuangan, maka Perusahaan
menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian
meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang
berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto
dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama.
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat
diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
yang wajar pada tanggal pengukuran.
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penghasilan lain
komprehensif konsolidasian selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun buku sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut dimana:
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
wajar aset keuangan tersebut;
terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Aset keuangan Kas Pinjaman diberikan dan piutang
Pinjaman diberikan dan piutang
Pinjaman diberikan dan piutang
Surat berharga
Tagihan akseptasi Pinjaman diberikan dan piutang
Kredit yang diberikan Pinjaman diberikan dan piutang
Liabilitas keuangan Simpanan Liabilitas lainnya
Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya
Liabilitas akseptasi Liabilitas lainnya
h 8. Instrumen Keuangan Derivatif
1.
2.
19
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau
tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Giro pada Bank Indonesia dan
bank lain
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan
perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai wajar
ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain
yang memiliki karakteristik serupa.
Perusahaan mengklasifikasi instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan
sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut.
Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterangan
Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlakukan sebagai
instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi :
Klasifikasi Standar Pengukuran
Awal
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan
karakteristik dan risiko kontrak utama.
Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi
definisi dari derivatif, dan
Tersedia untuk dijual dan dimiliki
hingga jatuh tempo
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
3.
i. SURAT BERHARGA
Penilaian surat berharga didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
(4) Surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar.
20
Surat berharga yang diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat
pengakuan awal diakui pada nilai wajarnya ditambah premium/diskonto dan biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian Entitas Anak tidak mempunyai surat
berharga yang diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang.
Surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan
kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian Entitas Anak tidak
mempunyai surat berharga yang diklasifikasikan untuk diperdagangkan.
Surat berharga terdiri dari Obligasi Pemerintah, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, Sertifikat Bank
Indonesia dan obligasi non pemerintah. Investasi dalam surat berharga diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari kelompok berikut ini: tersedia untuk dijual (available-for-sale), diperdagangkan (trading),
dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity), dan pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and
receivables).
Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo
yang belum mendekati tanggal jatuh tempo akan menyebabkan reklasifikasi atas semua surat
berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Entitas
Anak tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan surat berharga sebagai dimiliki hingga jatuh
tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar
diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (yaitu
derivatif melekat di dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi tidak dipisahkan).
Surat berharga pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah premium/diskonto dan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan
klasifikasi masing-masing.
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan
laporan posisi keuangan konsolidasian, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang
diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau
model penentuan harga.
j. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan.
k. KREDIT YANG DIBERIKAN
- Lancar : tidak ada tunggakan pokok maupun bunga.
- Dalam perhatian khusus : tunggakan di atas 1 hari s.d 90 hari.
- Kurang lancar : tunggakan di atas 90 hari s.d 120 hari.
- Diragukan : tunggakan di atas 120 hari s.d 180 hari.
- Macet : tunggakan di atas 180 hari.
21
Kolektibilitas kredit yang diberikan berdasarkan jumlah hari tunggakan pokok dan bunga adalah
sebagai berikut :
Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat prospektif dan tidak
mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi
jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, maka
selisih tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua
penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian
pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi
dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta
biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif.
Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Entitas Anak menghapusbukukan kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya ketika tidak
terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit yang diberikan dalam waktu dekat
atau hubungan normal antara Entitas Anak dan debitur telah berakhir. Kredit yang diberikan yang
tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.
Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penerimaan kembali
kredit dihapus buku.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga
tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian.
Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat berharga yang
tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
l. PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
22
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual,
terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke
dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Berdasarkan kriteria diatas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk jenis kredit rekening koran dan
kredit akseptasi.
Ketika aset keuangan yang diberikan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku
setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Cadangan penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus
kas (discounted cash flows). Sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung
dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu,
waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (loss given default) yang selanjutnya
disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.
Perusahaan menggunakan statistical model analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset
keuangan secara kolektif.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif
bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami
penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi
setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang
atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Perusahaan menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut : (1) Kredit yang secara individual memiliki nilai
signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai, (2) Kredit yang secara individual
memiliki nilai tidak signifikan.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit yang diberikan oleh Perusahaan dengan
persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi
bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat
kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset
keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut,
atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
1. Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari aset produktif.
2. Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas:
Persentase Minimum
Dalam Perhatian Khusus 5 %
Kurang Lancar 15 %
23
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, penyisihan penghapusan aset produktif dibentuk dengan
acuan sebagai berikut :
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, dicatat
sebagai pendapatan operasional lainnya.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time
value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang mengalami
penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus
dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui dengan
mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Jumlah kerugian kumulatif yang
dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi dengan nilai pelunasan
pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian.
Klasifikasi
Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening
administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subjektif, termasuk keadaan ekonomi/prospek
usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan,
kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan, di mana khusus untuk Entitas Anak,
selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dibentuk sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan
perubahannya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006,
Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan Peraturan Bank Indonesia
No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
Jika persyaratan pinjaman yang diberikan, dan piutang atau investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan
keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum
persyaratan diubah.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Persentase Minimum
Diragukan 50 %
Macet 100 %
Persentase Minimum
Lancar 1 %
Kurang Lancar 15 %
Diragukan 50 %
Macet 100 %
Persentase Minimum
Lancar 1 %
Macet 100 %
24
Kebijakan Entitas Anak untuk batasan suatu kredit digolongkan pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai secara individual adalah Rp 5 miliar ke atas dan terdapat bukti objektif bila
penurunan nilai atau tunggakan melebihi 90 hari.
Klasifikasi
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman.
Penyesuaian atas estimasi kerugian atas aset produktif dan transaksi rekening administratif dicatat
dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian
ini termasuk penambahan estimasi kerugian atas aset produktif dan transaksi rekening administratif,
maupun pemulihan aset produktif dan transaksi rekening administratif yang telah dihapuskan
sebelumnya.
Transaksi aset produktif dan rekening administratif dihapuskan dengan mengurangi estimasi
kerugian atas transaksi rekening administratif, apabila menurut manajemen aset produktif dan
transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi.
Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit disajikan di sisi
liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Penyisihan kerugian untuk agunan diambil alih dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan
besarnya minimum persentase sebagai berikut:
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP (SE-BI) tanggal 23 Desember 2011,
Entitas Anak tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan
transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi).
Klasifikasi
Penyisihan kerugian untuk rekening antar kantor dan suspense account dikelompokkan dalam 2
(dua) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut:
Klasifikasi
m. ASET TETAP DAN PENYUSUTAN
Aset tetap pada saat perolehan diakui sebesar harga perolehan.
Persentase penyusutan aset tetap per tahun adalah sebagai berikut :
Bangunan
- Permanen : 5%
- Tidak permanen : 10%
Kendaraan
- Mobil : 25%
- Sepeda motor : 50%
Inventaris
- Masa manfaat 8 tahun : 25%
- Masa manfaat 4 tahun : 50%
Tanah tidak disusutkan
25
Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara net present value dengan net
carrying value.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang dapat
dikapitalisasi ke nilai tercatat aset tetap hanya jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk diakui
sebagai bagian dari aset.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus untuk bangunan dan metode saldo penurunan
berganda untuk kendaraan dan inventaris berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap
bersangkutan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2012, tanah dicatat sesuai dengan PSAK No. 47, ”Akuntansi Tanah”. Tanah
dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Semua biaya-biaya sehubungan dengan
perpanjangan pemilikan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan sebagai Aset Lain-lain dalam laporan
posisi keuangan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang lebih
pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
Sejak tanggal 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap”, dan ISAK
No. 25, ”Hak Atas Tanah”. Biaya pengurusan hak legal atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali
diakui sebagai bagian biaya perolehan tanah dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang
mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau
pasti tidak diperoleh. Sedangkan biaya perpanjangan atau pembaruan hak legal atas tanah diakui sebagai
aset tak berwujud dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode yang lebih pendek
antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Saldo beban tangguhan pada tanggal 1 Januari 2012
(yang disajikan sebagai Aset Lain-lain) yang berasal dari biaya pengurusan perpanjangan hak legal atas
tanah, direklasifikasi ke dalam jumlah tercatat aset tak berwujud.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya :
(a) pada saat pelepasan
(b)
Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut siap digunakan.
n. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset tidak berwujud merupakan program komputer yang diakui sebesar harga perolehan.
o. INVESTASI
26
Pada setiap tanggal pelaporan, masa manfaat dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika diperlukan,
akan disesuaikan dan diterapkan sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dikapitalisasi sebagai bangunan dalam penyelesaian. Biaya
tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat konstruksi selesai.
Investasi dalam bentuk saham dengan pengendalian secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas
Anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas dikonsolidasi.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian ketika aset tetap tersebut dihentikan
pengakuannya. Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19, aset tak berwujud yang berupa
perangkat lunak pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan yang mencakup semua biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan. Setelah
pengakuan awal, perangkat lunak diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai aset. Pengeluaran selanjutnya yang jumlahnya signifikan akan
dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di
masa mendatang. Pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Amortisasi dihitung dengan metode saldo penurunan berganda berdasarkan taksiran masa manfaat
selama 4 tahun.
ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan atau
pelepasannya.
Investasi dalam bentuk saham yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung, kurang dari 20% hak
suara investee dinyatakan dengan harga perolehannya, dan dividen yang diperoleh dilaporkan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Investasi pada Entitas Asosiasi, yaitu pemilikan saham 20% sampai dengan 50%, pada awalnya diakui
sebesar harga perolehan dan jumlah tercatat ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian investor
atas laba atau rugi bersih investee setelah tanggal perolehan. Bagian investor atas laba atau rugi investee
diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian investor. Penerimaan
distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Pada tahun 2015 dan 2014, bagian rugi Entitas
Asosiasi yang melebihi nilai investasi dinihilkan.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
p. AGUNAN DIAMBIL ALIH
q. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
r. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
s. PENGAKUAN PENDAPATAN PROVISI DAN ADMINISTRASI
t. TRANSAKSI DAN PENJABARAN MATA UANG ASING
27
Instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diklasifikasi
sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode
suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau jika lebih
tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan
tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual
instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen
tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Perusahaan membentuk cadangan imbalan pasca-kerja yang dibentuk tanpa pendanaan khusus. Metode
penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini dan
beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan
Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah penutupan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia setiap hari pukul 16.00 WIB.
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing dibukukan dengan kurs sebagai berikut :
Sedangkan jika terdapat selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan diambil alih diakui
sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Perusahaan.
Agunan diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi
bersih dari agunan diambil alih yang telah diterima pada saat kredit diambil alih, dibebankan ke dalam
akun cadangan kerugian penurunan nilai kredit.
Pendapatan provisi dengan nilai kurang dari Rp 10.000.000 dicatat sebagai pendapatan provisi dan
administrasi, sementara yang nilainya lebih dari Rp 10.000.000 diamortisasi selama jangka waktu kredit.
Selisih antara nilai agunan diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian
pada saat penjualan agunan.
Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang menjadi hak karyawan diakui pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum
menjadi hak karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa
kerja karyawan.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
1 Dollar Amerika Serikat (US$) 13.785,00 12.385,00
1 Dollar Singapura (SGD) 9.758,95 9.376,19
1 Dollar Hong Kong (HK$) 1.778,70 1.596,98
1 Dollar Australia (AUD) 10.083,73 10.148,27
1 Euro (EUR) 15.056,67 15.053,35
1 Ringgit Malaysia (MYR) 3.210,67 3.542,12
u. PAJAK PENGHASILAN BADAN
Pajak penghasilan tidak final
Pajak penghasilan final
v. INFORMASI SEGMEN
w. LABA BERSIH PER SAHAM
x. PENGGUNAAN ESTIMASI
28
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah saham biasa
yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh
karena itu, laba bersih per saham dilusian sama dengan laba per saham dasar.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan
mengenai aset, kinerja, dan aktivitas suatu wilayah dengan wilayah lain dalam Perusahaan.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi", yang mengatur pengungkapan
yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan
dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi.
Keuntungan atau kerugian karena penyesuaian kurs pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian
dibukukan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan di mana dibutuhkan
pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk
segmen tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013, penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto yang tidak melebihi Rp 4.800.000.000 dalam satu tahun
pajak, dikenakan pajak penghasilan final 1% dari jumlah peredaran bruto. Peraturan ini mulai
diberlakukan 1 Juli 2013.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya
diakui sebagai pajak tangguhan. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
ii. Menentukan Nilai Wajar Instrumen Keuangan
29
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas
tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah
estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus
menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian
yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya
sesuai dengan Catatan 2h.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam
portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif
penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam
menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen masih menggunakan perhitungan
penyisihan kerugian atas aset produktif berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan PBI No.
7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30
Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009
tanggal 29 Januari 2009 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar,
Perusahaan menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2h untuk
instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai
wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas,
konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset
keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas
yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat
pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan.
Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi
penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen
oleh Manajemen Risiko.
3. KAS
Merupakan kas yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Kas Rupiah
Medan 108.967.301.596 127.387.007.353
Di luar Medan 59.601.678.035 60.416.237.881
Kas mata uang asing
Medan 135.217.839 330.267.579
Di luar Medan 514.098.153 1.160.011.398
Jumlah 169.218.295.623 189.293.524.211
Saldo kas termasuk kas ATM sejumlah Rp 17.229.250.000 (2015) dan Rp 16.311.600.000 (2014).
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Rupiah 518.272.749.595 513.373.599.141
US$ 9.235.950.000 9.536.450.000
Jumlah 527.508.699.595 522.910.049.141
Giro Wajib Minimum Entitas Anak (GWM) adalah sebagai berikut :
GWM Primer GWM Sekunder GWM
Rupiah Rupiah US$
31 Desember 2015 7,57% 18,55% 9,21%
31 Desember 2014 8,23% 17,36% 10,22%
30
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Entitas Anak menerapkan pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan ketentuan PBI
No.17/11/PBI/2015 (2015) dan PBI No. 15/15/PBI/2013 (2014) untuk GWM primer, GWM sekunder
,GWM mata uang asing dan GWM LFR.
Entitas Anak belum diwajibkan membentuk Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Funding Ratio
(GWM LFR) karena Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Entitas Anak masih di atas 14% (sesuai PBI
No.17/11/PBI/2015, pasal 11).
Sisa umur jatuh tempo atas giro pada Bank Indonesia dikategorikan sebagai kurang dari satu bulan (Catatan
36).
Tanggal
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
5. GIRO PADA BANK LAIN
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Bank ANZ (AUD) 10.417.628.321 -
Bank Negara Indonesia (US$) 9.622.805.914 1.887.059.313
Bank Negara Indonesia (EUR) 6.729.435.857 318.140.431
Bank Central Asia (US$) 5.584.018.256 3.213.834.721
Overseas China Bank Corporation, Singapura (SGD) 4.756.451.390 2.925.652.693
Bank Negara Indonesia (Rp) 3.565.948.992 1.317.164.779
Bank Mandiri (US$) 3.273.807.442 3.135.782.005
Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia) (Rp) 741.597.605 134.147.128
Bank Jatim (Rp) 110.875.071 108.792.857
Bank Mandiri (Rp) 11.179.856 17.984.670
BPD Padang (Rp) 7.131.025 7.060.221
Bank CIMB Niaga (Rp) - 1.100.161
Jumlah 44.820.879.729 13.066.718.979
Tidak ada giro pada bank lain yang digunakan sebagai agunan.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Call money :
Bank Panin 20.000.000.000 -
Bank OCBC NISP 20.000.000.000 -
Bank CIMB Niaga 15.000.000.000 -
Dipindahkan 55.000.000.000 -
31
Rata-rata tingkat suku bunga kontraktual untuk giro pada bank lain sebesar 1,90% (2015) dan 1,60% (2014) per
tahun untuk giro pada bank lain dalam Rupiah dan sebesar 0,04% (2015) dan 0,02% (2014) per tahun untuk
giro pada bank lain dalam mata uang asing.
Direksi Entitas Anak yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014 tidak
diperlukan.
Giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 ditempatkan pada pihak ketiga yang merupakan
Kelompok Lancar.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 55.000.000.000 -
Fasilitas simpanan Bank Indonesia :
Nilai nominal 45.000.000.000 183.000.000.000
Bunga ditangguhkan (20.612.404) (29.219.833)
44.979.387.596 182.970.780.167
Deposito berjangka :
Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia) 6.325.583.934 5.921.256.593
Jumlah 106.304.971.530 188.892.036.760
Tidak ada penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai agunan.
7. SURAT BERHARGA
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Obligasi Pemerintah 1.242.200.307.653 1.057.603.938.947
Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) 14.811.331.900 1.978.108.800
Obligasi Non Pemerintah 14.317.680.900 14.249.837.550
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 7.734.933.200 9.586.750.000
Dipindahkan 1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
32
Direksi Entitas Anak yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014 tidak
diperlukan.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 ditempatkan pada
pihak ketiga yang merupakan Kelompok Lancar.
Pada tahun 2015, call money merupakan penempatan ke Bank Panin yang jatuh tempo pada 4 Januari 2016
dengan tingkat bunga 7% per tahun, Bank OCBC NISP yang jatuh tempo pada 4 Januari 2016 dengan tingkat
bunga 7,5% per tahun dan Bank CIMB Niaga yang jatuh tempo pada 7 Januari 2016 dengan tingkat bunga
7,75% per tahun.
Fasilitas simpanan merupakan penempatan ke Bank Indonesia yang jatuh tempo pada 1 Januari 2016 (2015)
dan 2 Januari 2015 (2014) dengan tingkat bunga 5,5% (2015) dan 5,75% (2014) per tahun.
Penempatan deposito berjangka untuk masa 3 bulan ke Maybank (d.h Bank Internasional Indonesia) jatuh
tempo pada 19 Januari 2016 (2015) dan 19 Maret 2015 (2014) dengan tingkat bunga 6,5% (2015) dan 7,15%
(2014) per tahun.
2015 2014
Rp Rp
Dipindahkan 1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Obligasi Pemerintah 1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
Surat berharga pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 merupakan Kelompok Lancar.
Berdasarkan Periode Waktu :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan 22.546.265.100 11.564.858.800
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 107.208.596.000 70.570.452.400
Lebih dari 60 bulan 1.149.309.392.553 1.001.283.324.097
1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Lebih dari 60 bulan 1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo :
2015 2014
Rp Rp
Tersedia untuk dijual :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan 22.546.265.100 54.009.262.278
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 216.960.437.117 102.154.783.163
Lebih dari 60 bulan 1.039.557.551.436 927.254.589.856
1.279.064.253.653 1.083.418.635.297
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Lebih dari 3 s/d 12 bulan - 998.351.298
Lebih dari 12 s/d 60 bulan 1.443.784.156 1.447.475.959
1.443.784.156 2.445.827.257
Jumlah 1.280.508.037.809 1.085.864.462.554
33
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Direksi Entitas Anak yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2015 dan 2014
tidak diperlukan.
Jangka waktu surat berharga diklasifikasikan berdasarkan periode waktu surat berharga dan waktu
yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Rincian surat berharga tersedia untuk dijual yang dimiliki Entitas Anak adalah sebagai berikut :
No. Suku Peringkat Jatuh Tempo Jumlah Tercatat
Bunga Efek Rp
1. FR0070 8,38% - 15/03/2024 287.625.000.000
2. FR0057 9,50% - 15/05/2041 193.468.949.400
3. FR0056 8,38% - 15/09/2026 137.327.035.941
4. FR0069 7,88% - 15/04/2019 116.954.831.800
5. FR0031 11,00% - 15/11/2020 85.687.924.417
6. FR0054 9,50% - 15/07/2031 62.030.498.514
7. FR0071 9,00% - 15/03/2029 55.258.170.000
8. FR0073 8,75% - 15/05/2031 39.397.391.200
9. FR0062 6,38% - 15/04/2042 39.009.050.393
10. FR0068 8,38% - 15/03/2034 37.600.000.000
11. FR0047 10,00% - 15/02/2028 32.248.011.600
12. FR0040 11,00% - 15/09/2025 31.476.296.740
13. FR0058 8,25% - 15/06/2032 27.888.155.400
14. FR0064 6,13% - 15/05/2028 27.625.251.850
15. FR0065 6,63% - 15/05/2033 19.645.038.000
16. FR0059 7,00% - 15/05/2027 14.613.679.110
17. Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia BEXI 01 8,50% idAA+ 20/12/2018 14.317.680.900
18. FR0050 10,50% - 15/07/2038 11.254.678.700
19. FR0052 10,50% - 15/08/2030 11.171.537.600
20. FR0028 10,00% - 15/07/2017 7.028.133.888
21. IDSD03021691C 6,85% - 03/02/2016 4.967.860.500
22. FR0053 8,25% - 15/07/2021 4.890.673.100
23. IDBI200516273C 6,75% - 20/05/2016 4.871.217.000
24. IDSD17021691C 6,85% - 17/02/2016 1.981.898.600
25. IDSD24021691C 6,85% - 24/02/2016 1.979.286.200
26. IDSD16031691C 6,85% - 16/03/2016 1.971.490.000
27. IDSD23031691C 6,85% - 23/03/2016 1.968.905.000
28. IDSD030616182C 6,95% - 03/06/2016 1.941.891.600
29. IDBI190816273C 7,10% - 19/08/2016 1.912.492.800
30. IDBI160916273C 7,10% - 16/09/2016 951.223.400
Jumlah 1.279.064.253.653
Suku Peringkat Jatuh Tempo Jumlah Tercatat
Bunga Efek Rp
FR0028 10,00% - 15/07/2017 1.443.784.156
34
Rincian surat berharga dimiliki hingga jatuh tempo yang dimiliki Entitas Anak adalah sebagai berikut :
Seri
Surat Berharga
Seri
Surat Berharga
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan merupakan pinjaman yang diberikan dan piutang yang terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi 40.817.019.964 46.116.465.643
Pihak Ketiga
Akseptasi 5.410.938.300.542 5.057.089.760.932
Rekening koran 1.653.968.414.876 1.381.132.425.033
Kredit investasi US$ 2.758.675.091 31.139.141.806
Kredit pegawai 1.944.742.172 7.742.159.526
7.069.610.132.681 6.477.103.487.297
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Jumlah Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Periode Perjanjian Kredit
2015 2014
Rp Rp
Kurang dari atau sama dengan
1 tahun 1.787.148.654.893 1.654.766.043.949
Lebih dari 1 s/d 2 tahun 229.892.532.665 289.888.190.690
Lebih dari 2 s/d 5 tahun 1.991.948.687.129 2.098.259.825.421
Lebih dari 5 tahun 3.101.437.277.958 2.480.305.892.880
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
2015 2014
Rp Rp
Kurang dari atau sama dengan
1 tahun 2.072.412.178.781 1.920.974.701.513
Lebih dari 1 s/d 2 tahun 653.529.895.092 682.940.855.899
Dipindahkan 2.725.942.073.873 2.603.915.557.412
35
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam
perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.
Kredit yang diberikan dikenakan bunga rata-rata 12,63% (2015) dan 12,48% (2014) per tahun. Kredit
tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan atau Fiduciary untuk menjual atau dengan jaminan lain
yang dapat diterima oleh Perusahaan. Untuk kredit pegawai dikenakan bunga 5% flat per tahun.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 2.725.942.073.873 2.603.915.557.412
Lebih dari 2 s/d 5 tahun 1.809.001.133.043 1.787.280.403.946
Lebih dari 5 tahun 2.575.483.945.729 2.132.023.991.582
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
Dikurangi :
Cadangan kerugian penurunan nilai 112.641.782.680 68.768.570.296
Bersih 6.997.785.369.965 6.454.451.382.644
Berdasarkan Sektor Ekonomi
2015 2014
Rp Rp
Industri pengolahan 1.398.614.821.550 986.251.878.069
Rumah tangga 1.172.341.310.982 1.121.813.164.287
Perdagangan besar dan eceran 1.112.628.215.691 1.135.087.085.061
Pertanian, perburuan dan kehutanan 776.540.568.550 689.811.376.272
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 585.915.008.698 400.900.260.989
Perantara keuangan 578.265.582.758 501.855.713.353
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 556.976.317.325 653.852.876.238
Konstruksi 427.191.225.724 420.068.148.290
Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum 195.224.248.013 190.278.620.527
Pertambangan dan penggalian 133.687.807.058 172.599.662.687
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya 96.604.186.315 185.943.871.089
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 54.995.490.827 40.143.730.659
Jasa pendidikan 11.754.276.730 13.097.779.453
Perikanan 5.226.506.166 5.915.655.372
Listrik, gas dan air 4.066.020.291 3.669.873.317
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib 145.000.860 164.978.229
Bukan lapangan usaha lainnya 250.565.107 1.765.279.048
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
36
Rasio cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan terhadap total aset produktif pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 1,33% dan 0,90%.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Lancar 6.412.613.269.337 6.175.397.122.073
Dalam perhatian khusus 537.250.803.997 206.861.590.707
Kurang lancar 14.703.103.124 18.087.962.074
Diragukan 18.964.620.232 22.526.932.759
Macet 126.895.355.955 100.346.345.327
Jumlah 7.110.427.152.645 6.523.219.952.940
2015 2014
Rp Rp
NPL - Bruto 2,26% 2,16%
NPL - Neto 1,36% 1,52%
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Saldo awal 68.768.570.296 82.562.569.442
Penyisihan tahun berjalan 85.667.126.690 51.008.451.558
Penghapusbukuan (41.793.914.306) (64.802.450.704)
Saldo akhir 112.641.782.680 68.768.570.296
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
2015 2014
Rp Rp
Kolektif 96.789.698.837 54.898.049.397
Individual 15.852.083.843 13.870.520.899
Jumlah 112.641.782.680 68.768.570.296
37
Direksi Entitas Anak berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas
cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit.
Rasio Non Performing Loan (NPL) Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing adalah sebagai berikut :
Mutasi kredit yang dihapus buku adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Saldo awal 193.399.316.264 142.310.511.251
Penghapusan kredit 41.793.914.306 64.802.450.704
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku (24.921.050.535) (15.016.399.869)
Pinjaman dihapustagih (22.893.104.804) (594.939.886)
Setor lebih 1.858.690.328 1.897.694.064
Saldo akhir 189.237.765.559 193.399.316.264
9. PIUTANG LAIN-LAIN
10. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
Menurut Akuntansi
Awal Tambah Kurang Reklasifikasi Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 33.382.283.964 24.297.583.226 - - 57.679.867.190
Bangunan 101.955.533.862 10.207.390.170 - (535.763.994) 111.627.160.038
Kendaraan 24.470.812.310 1.665.714.369 406.300.000 - 25.730.226.679
Inventaris 90.545.953.821 3.137.566.112 7.076.550.428 322.293.378 86.929.262.883
Bangunan dalam
penyelesaian 831.716.500 4.954.954.189 3.979.704.859 - 1.806.965.830
251.186.300.457 44.263.208.066 11.462.555.287 (213.470.616) 283.773.482.620
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 47.548.792.011 5.190.406.935 - (82.893.654) 52.656.305.292
Kendaraan 14.726.507.238 2.764.160.907 368.058.537 - 17.122.609.608
Inventaris 75.897.541.334 7.128.463.374 7.068.947.520 322.293.378 76.279.350.566
138.172.840.583 15.083.031.216 7.437.006.057 239.399.724 146.058.265.466
Nilai Buku 113.013.459.874 137.715.217.154
38
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Entitas Anak melakukan restrukturisasi kredit dengan baki debet sebesar Rp 300.457.576.279 (2015) dan
Rp101.919.693.754 (2014).
Piutang lain-lain merupakan piutang Perusahaan (Entitas Induk) kepada PT Wahana Andamari (Entitas Asosiasi)
sebesar Rp 9.700.000.000 (2015) dan Rp 13.175.000.000 (2014).
Pada tahun 2015, Entitas Anak menjual kendaraan dan inventaris dengan total biaya perolehan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp 235.500.000, Rp 196.972.793 dan Rp 38.527.207 Dengan
harga jual sebesar Rp 120.500.000 Atas penjualan tersebut, Entitas Anak mencatat keuntungan sebesar
Rp81.972.793.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Awal Tambah Kurang Reklasifikasi Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 31.038.368.780 2.343.915.184 - - 33.382.283.964
Bangunan 96.130.305.106 5.825.228.756 - - 101.955.533.862
Kendaraan 23.341.471.400 2.507.495.000 1.378.154.090 - 24.470.812.310
Inventaris 81.618.518.908 9.360.579.839 433.144.926 - 90.545.953.821
Bangunan dalam
penyelesaian 2.013.867.990 4.718.332.440 5.900.483.930 - 831.716.500
234.142.532.184 24.755.551.219 7.711.782.946 - 251.186.300.457
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 42.823.695.100 4.725.096.911 - - 47.548.792.011
Kendaraan 12.805.454.355 3.069.169.546 1.148.116.663 - 14.726.507.238
Inventaris 69.096.159.593 7.230.039.156 428.657.415 - 75.897.541.334
124.725.309.048 15.024.305.613 1.576.774.078 - 138.172.840.583
Nilai Buku 109.417.223.136 113.013.459.874
Penyusutan dan amortisasi tahun 2015 menurut Pajak Penghasilan Jumlah Kelompok I Kelompok II Bangunan
Rp Rp Rp Rp
Tarif penyusutan dan amortisasi 50% 25% 5%
Harga perolehan/ Nilai buku awal 131.201.445.580 14.903.987.294 14.341.924.424 101.955.533.862
Penambahan 16.114.486.172 3.901.980.522 2.005.115.480 10.207.390.170
Pengurangan (222.977.798) (3.319.220) (219.658.578) -
Dasar penyusutan dan amortisasi 147.092.953.954 18.802.648.596 16.127.381.326 112.162.924.032
Penyusutan dan amortisasi 17.156.293.273 8.172.845.741 3.793.040.589 5.190.406.943
39
Entitas Anak mengasuransikan kendaraan terhadap risiko kerugian karena kehilangan dan lainnya pada PT Kurnia
Insurance, Aspan General Insurance, Bess Insurance, ACA Asuransi, Buana Independen Insurance, Eka Lloyd Jaya,
Asuransi Wahana Tata, Asuransi Jasindo dan Asuransi Multi Artha Guna dengan jumlah nilai pertanggungan
sebesar Rp 20.327.000.000 (2015) dan Rp 16.052.800.000 (2014). Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
Pada tahun 2014, Entitas Anak menjual aset tetap dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai
buku masing-masing sebesar Rp 1.204.054.090, Rp 974.016.663, dan Rp 230.037.427. Dengan harga jual sebesar
Rp610.500.000. Atas penjualan tersebut, Entitas Anak mencatat keuntungan sebesar Rp 380.462.573.
2014
Beban penyusutan berjumlah Rp 15.083.031.216 dan Rp 15.024.305.613 masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014.
Entitas Anak mengasuransikan bangunan dan inventaris terhadap risiko kerugian karena kehilangan dan lainnya
pada Asuransi Dayin Mitra, ACA Asuransi, Eka Lloyd Jaya, QBE Pool dan Asuransi Buana Independent dengan
jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 236.603.540.000 (2015) dan Rp 235.955.000.000 (2014). Direksi berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
Pada tahun 2015, Perusahaan (Entitas Induk) menjual kendaraan dengan total biaya perolehan dan akumulasi
penyusutan masing-masing sebesar Rp 174.100.000. Atas penjualan tersebut, Perusahaan mencatat keuntungan
sebesar Rp 100.000.000.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Penyusutan untuk akuntansi
Penyusutan aset tetap Rp 15.083.031.216
Amortisasi aset tidak berwujud 2.073.262.057
17.156.293.273
Penyusutan dan amortisasi untuk pajak penghasilan 17.156.293.273
Beda Temporer Rp -
11. ASET TIDAK BERWUJUD
Terdiri dari :
2014 Tambah Kurang Reklasifikasi 2015
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga perolehan 22.720.551.027 1.103.825.527 75.785.351 (322.293.378) 23.426.297.825
Akumulasi amortisasi 18.712.033.865 2.073.262.057 72.751.919 (322.293.378) 20.390.250.625
Nilai Buku 4.008.517.162 3.036.047.200
2013 Tambah Kurang Reklasifikasi 2014
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga perolehan 20.795.542.495 2.635.051.907 710.043.375 - 22.720.551.027
Akumulasi amortisasi 16.550.537.514 2.871.539.726 710.043.375 - 18.712.033.865
Nilai Buku 4.245.004.981 4.008.517.162
12 ASET LAIN-LAIN
Terdiri dari :2015 2014
Rp Rp
Pendapatan bunga akan diterima 78.396.520.717 65.085.822.020
Aset pajak tangguhan 33.534.712.871 15.265.743.522
Biaya dibayar di muka 12.142.256.052 5.978.154.031
Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 11.646.018.930 -
Persediaan barang cetakan 1.843.325.086 2.906.378.836
Uang muka pembelian aset tetap 1.442.963.139 3.436.311.088
Beban tangguhan atas hak tanah 953.634.671 -
Margin deposit 425.125.010 419.415.849
Kliring - 106.895.000
Uang jaminan 64.650.000 79.482.155
Lain-lain 1.727.175.175 952.478.233
Jumlah 142.176.381.651 94.230.680.734
40
Pajak penghasilan pasal 25 tahun 2014 merupakan Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak
yang tidak benar No. 301/Dir/2015 untuk masa Oktober 2014 dan No.302/Dir/2015 untuk masa November 2014
masing-masing sebesar Rp 5.823.009.465.
13. LIABILITAS SEGERA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Bunga deposito 8.831.607.440 9.852.578.950
Bunga tabungan 5.249.819.161 5.092.186.735
Jasa giro 794.478.346 791.510.866
Pungutan tunjangan hari tua 648.421.335 145.977.006
Jasa profesional 209.000.000 206.250.000
Lainnya 3.125.000 -
Jumlah 15.736.451.282 16.088.503.557
14. UTANG PAJAK
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 7.456.253.313 5.171.547.574
Pajak penghasilan pasal 25 6.288.770.250 1.354.829.396
Pajak penghasilan pasal 29 6.106.056.063 1.186.471.002
Pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 hadiah 1.506.305.000 1.506.000.000
Pajak penghasilan pasal 21 797.731.727 2.227.369.428
Pajak pertambahan nilai 82.786.471 77.634.748
Pajak penghasilan lainnya 78.203.847 45.986.759
Jumlah 22.316.106.671 11.569.838.907
15. SIMPANAN
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi
Deposito Rupiah 40.409.886.562 11.521.729.707
Tabungan 7.305.573.900 11.309.595.249
Giro 3.687.333.381 2.735.324.591
Dipindahkan 51.402.793.843 25.566.649.547
41
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 51.402.793.843 25.566.649.547
Pihak Ketiga
Tabungan Rupiah 3.071.309.183.581 3.075.125.135.450
Deposito :
Deposito Rupiah 3.133.963.953.385 2.552.191.647.830
Deposito US$ 48.358.023.995 42.884.356.982
Deposito SGD 44.914.929.628 29.885.437.856
3.227.236.907.008 2.624.961.442.668
Giro :
Giro Rupiah 635.306.229.143 679.846.505.013
Giro US$ 6.388.410.671 21.419.240.603
Giro SGD 1.006.537.810 1.267.068.313
642.701.177.624 702.532.813.929
6.941.247.268.213 6.402.619.392.047
Jumlah 6.992.650.062.056 6.428.186.041.594
Bunga rata-rata yang diberikan untuk tabungan adalah 2,53% (2015) dan 2,80% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk giro adalah 1,74% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
42
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai
besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah simpanan
yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000 untuk per nasabah per bank.
Berdasarkan Surat Edaran LPS No. 19 Tahun 2015 tanggal 6 Oktober 2015 (2015) dan Surat Edaran LPS
No. SE.011/KE/XII/2011 tanggal 12 Desember 2011 (2014), simpanan nasabah dijamin hanya jika suku
bunganya sama dengan atau di bawah : untuk tahun 2015 sebesar 7,50% (Rp) dan 1,25% (mata uang asing)
dan untuk tahun 2014 sebesar 7,75% (Rp) dan 1,25% (mata uang asing) dan maksimum nilai penjaminan
sebesar Rp 2.000.000.000 per nasabah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) tanggal 22
September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
No.7 tahun 2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan
program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria
tertentu yang berlaku.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito Rupiah adalah 8,03% (2015) dan 8,11% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito US$ adalah 1% (2015 dan 2014) per tahun. Bunga rata-rata
yang diberikan untuk deposito SGD adalah 0,5% (2015 dan 2014) per tahun.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu :
Berdasarkan Periode
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
1 bulan 2.062.507.499.475 47.262.745.366 34.810.266.092 2.144.580.510.933
3 bulan 957.988.515.605 378.458.629 10.042.107.300 968.409.081.534
6 bulan 96.517.112.756 689.250.000 62.556.236 97.268.918.992
12 bulan 56.881.014.980 27.570.000 - 56.908.584.980
24 bulan 479.697.131 - - 479.697.131
Jumlah 3.174.373.839.947 48.358.023.995 44.914.929.628 3.267.646.793.570
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
1 bulan 1.621.554.528.516 28.666.304.280 33.118.820.505 1.683.339.653.301
3 bulan 854.893.281.614 575.113.576 9.705.680.662 865.174.075.852
6 bulan 48.625.076.044 619.250.000 59.855.815 49.304.181.859
12 bulan 48.162.757.275 24.770.000 - 48.187.527.275
24 bulan 477.734.088 - - 477.734.088
Jumlah 2.573.713.377.537 29.885.437.856 42.884.356.982 2.646.483.172.375
Berdasarkan Sisa Umur
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Kurang atau sama
sama dengan
1 bulan 1.927.956.412.308 46.397.593.666 43.756.841.863 2.018.110.847.837
Lebih dari 1 s/d
6 bulan 1.233.333.721.872 1.932.860.329 1.158.087.765 1.236.424.669.966
Lebih dari 6 s/d
12 bulan 12.757.696.740 27.570.000 - 12.785.266.740
Lebih dari
12 bulan 326.009.027 - - 326.009.027
Jumlah 3.174.373.839.947 48.358.023.995 44.914.929.628 3.267.646.793.570
43
2015
2015
2014
Rupiah US$ SGD Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Kurang atau sama
dengan 1 bulan 1.621.554.528.516 28.666.304.280 33.118.820.505 1.683.339.653.301
Lebih dari 1 s/d
6 bulan 943.087.780.916 1.194.363.576 9.765.536.477 954.047.680.969
Lebih dari 6 s/d
12 bulan 8.464.385.905 24.770.000 - 8.489.155.905
Lebih dari 12 bulan 606.682.200 - - 606.682.200
Jumlah 2.573.713.377.537 29.885.437.856 42.884.356.982 2.646.483.172.375
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Terdiri atas :
2015 2014
Rp Rp
Call money 15.000.000.000 -
Deposito
BPR Prima Jambi Mandiri 2.000.000.000 -
BPR Dumai Kapital Lestari 1.950.000.000 1.500.000.000
BPR Nusantara Bona Pasogit 500.000.000 -
4.450.000.000 1.500.000.000
Giro 575.336.462 514.566.076
Tabungan 480.617.737 602.200.983
Jumlah 20.505.954.199 2.616.767.059
Bunga rata-rata yang diberikan untuk giro adalah 0,25% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk tabungan adalah 2,50% (2015) dan 2,80% (2014) per tahun.
Bunga rata-rata yang diberikan untuk deposito adalah 7,50% (2015 dan 2014) per tahun.
44
Pada tahun 2015, deposito dari BPR Nusantara Bona Pasogit merupakan deposito untuk masa 1 bulan
yang jatuh tempo pada 26 Februari 2016 dengan tingkat bunga 7,50% per tahun.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Deposito BPR Dumai Kapital Lestari merupakan deposito untuk masa 1 dan 3 bulan yang jatuh tempo
pada 11 Januari 2016 - 2 Februari 2016 (2015) dan 16 Januari 2015 (2014) dengan tingkat bunga 7,5% -
7,75% (2015) dan 7,75% (2014) per tahun.
2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Pada tahun 2015, call money merupakan pinjaman dari Bank Prima Master yang jatuh tempo pada 4
Januari 2016 dengan tingkat bunga 7,50% per tahun.
Pada tahun 2015, deposito dari BPR Prima Jambi Mandiri merupakan deposito untuk masa 1 bulan yang
jatuh tempo pada 1 Februari 2016 dengan tingkat bunga 8,75% per tahun.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Tidak ada simpanan dari bank lain yang digunakan sebagai agunan.
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu :
Berdasarkan periode
2015 2014
Rp Rp
1 bulan 3.950.000.000 1.500.000.000
3 bulan 500.000.000 -
Jumlah 4.450.000.000 1.500.000.000
Berdasarkan sisa umur
2015 2014
Rp Rp
Kurang atau sama dengan 1 bulan 3.950.000.000 1.500.000.000
Lebih dari 1 s/d 6 bulan 500.000.000 -
Jumlah 4.450.000.000 1.500.000.000
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
2015 2014
Tingkat diskonto 9,00% 8,50%
Tingkat kenaikan gaji 7,00% 7,00%
Tingkat kematian TMI III TMI III
Tingkat catat 10 % of TMI III 10 % of TMI III
Umur pensiun 55 tahun 55 tahun
Jumlah karyawan 1.272 1.293
45
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003, mengenai
ketenagakerjaan, yang antara lain mengatur kembali uang pesangon dan atau uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima karyawan dalam hal terjadinya pemutusan
hubungan kerja.
Pada tahun 2015 dan 2014, perhitungan aktuaria atas liabilitas imbalan kerja karyawan dilakukan oleh
aktuaris independen PT RAS Actuarial Consulting, yang laporannya No. 169/RAC/BMD-UUK/II/2016
tanggal 17 Februari 2016 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
2015 2014
Rp Rp
Biaya jasa kini 5.650.034.000 5.364.393.000
Biaya bunga 4.862.098.000 3.956.578.000
Jumlah 10.512.132.000 9.320.971.000
Beban dialokasikan ke beban umum dan administrasi.
2015 2014
Rp Rp
Nilai kini kewajiban 66.013.688.000 58.504.395.000
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain :
2015 2014
Rp Rp
Keuntungan aktuaria karena perubahan
asumsi keuangan (3.592.741.000) -
Penyesuaian pengalaman atas liabilitas 3.196.383.000 2.635.445.000
Jumlah diakui pada penghasilan
komprehensif lain (396.358.000) 2.635.445.000
Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut :
2015 2014
Rp Rp
Saldo awal tahun 58.504.395.000 48.038.072.000
Beban tahun berjalan 10.512.132.000 9.320.971.000
Kerugian (Keuntungan) aktuarial atas program
pensiun manfaat pasti (396.358.000) 2.635.445.000
Pembayaran imbalan kerja karyawan (2.606.481.000) (1.490.093.000)
Jumlah 66.013.688.000 58.504.395.000
46
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan di laporan posisi keuangan konsolidasian ditentukan
sebagai berikut :
Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut :
18. LIABILITAS LAIN-LAIN
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Uang jaminan safe deposit box 11.940.800.000 7.389.200.000
Dana latihan dan pendidikan 4.843.242.009 2.873.450.319
Provisi safe deposit box 2.186.005.944 1.924.777.040
Sewa diterima di muka 773.006.001 879.774.999
ATM bersama 463.298.228 389.902.957
RTGS dan kliring 294.602.441 795.784.622
Provisi bank garansi 216.772.516 115.409.858
Titipan setoran 48.608.000 439.605.389
Lain-lain 2.338.147.033 2.296.442.694
Jumlah 23.104.482.172 17.104.347.878
19. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI
Perubahan investasi pada tahun 2015 :
Harga S.d Tahun Tahun
Perolehan Lalu Berjalan Nilai Buku
Rp Rp Rp Rp
PT Wahana Andamari 93.500.000.000 (28.500.000.000) (65.000.000.000) -
Setoran modal lainnya 14.000.000.000 (65.000.000.000) 51.000.000.000 -
Jumlah 107.500.000.000 (93.500.000.000) (14.000.000.000) -
Perubahan investasi pada tahun 2014 :
Harga S.d Tahun Tahun
Perolehan Lalu Berjalan Nilai Buku
Rp Rp Rp Rp
PT Wahana Andamari 28.500.000.000 (28.500.000.000) - -
Setoran modal lainnya 65.000.000.000 (65.000.000.000) - -
Jumlah 93.500.000.000 (93.500.000.000) - -
47
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Bagian rugi Entitas Asosiasi
Bagian rugi Entitas Asosiasi
Sesuai dengan PSAK No.15 (Revisi 2009), bagian investasi atas kerugian Entitas Asosiasi sama atau melebihi nilai
tercatat investasi, maka investasi dilaporkan nihil.
Berdasarkan akta No.77 tanggal 30 September 2014 dari Linda Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, anggaran dasar
PT Wahana Andamari mengalami perubahan, yaitu mengenai peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan dan
disetor. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-07681.40.21.2014 tanggal 23
Oktober 2014.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
20. MODAL
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, modal dasar yang ditempatkan dan disetor penuh diambil oleh:
Saham Jumlah %
Rp
Tn. Indra Halim 4.040 4.040.000.000 16,67
Tn. Benny Halim 4.040 4.040.000.000 16,67
Tn. Hendra Halim 4.040 4.040.000.000 16,67
Tn. Dr.Zulkifli Halim 4.040 4.040.000.000 16,67
Tn. Nursalim 4.040 4.040.000.000 16,67
Tn. Dharma Poetra Halim 1.015 1.015.000.000 4,19
Tn. Adipoetra Halim 1.015 1.015.000.000 4,19
Tn. Syahpoetra Halim 1.015 1.015.000.000 4,19
Ny. Retno Dewi Tjiupek 995 995.000.000 4,08
Jumlah 24.240 24.240.000.000 100,00
21. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
22. PENDAPATAN BUNGA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi 5.130.610.618 6.294.869.652
Pihak Ketiga
Kredit yang diberikan 849.797.378.866 764.524.729.662
Surat berharga 99.547.612.122 78.511.719.875
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 14.252.873.520 14.551.408.188
Giro pada Bank Indonesia 3.330.692.149 2.970.372.691
Giro pada bank lain 83.643.395 58.739.886
967.012.200.052 860.616.970.302
Jumlah 972.142.810.670 866.911.839.954
48
Pemegang Saham
Akun ini merupakan ekuitas Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada
Entitas Induk.
Modal dasar Perusahaan berjumlah Rp 40.000.000.000 terbagi atas 40.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000
per saham, sebagai dinyatakan dengan akta No.296 tanggal 19 Agustus 2008 dari Linda Herawati, S.H., Notaris di
Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.AHU-85932.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 November 2008.
23. PENDAPATAN PROVISI DAN ADMINISTRASI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Provisi Safe Deposit Box 4.394.871.096 3.909.481.011
Provisi bank garansi 1.099.525.896 901.154.743
Provisi pembukaan L/C 149.393.639 477.904.168
Provisi mata uang asing lainnya 147.138.445 144.736.828
Provisi PIUD 72.700.000 84.800.000
Provisi telex dan pos 64.036.443 96.403.971
Provisi L/C Negotiation 23.131.652 33.206.302
Provisi lainnya 1.604.500.212 1.974.169.941
Jumlah 7.555.297.383 7.621.856.964
24. BEBAN BUNGA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pihak Berelasi 2.875.954.271 865.112.945
Pihak Ketiga
Deposito 230.933.074.897 183.625.804.346
Tabungan 77.938.670.562 83.964.078.162
Giro 11.179.900.591 11.380.542.448
Lain-lain 191.066.322 29.916.668
320.242.712.372 279.000.341.624
Jumlah 323.118.666.643 279.865.454.569
25. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Penerimaan kembali kredit
yang dihapus buku 24.921.050.535 15.016.399.869
Pendapatan administrasi 13.389.987.473 12.998.511.471
Asuransi kredit 3.633.320.236 3.727.853.803
Administrasi giro dan cek 3.290.652.500 3.613.752.500
Dipindahkan 45.235.010.744 35.356.517.643
49
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
Pindahan 45.235.010.744 35.356.517.643
Pendapatan Western Union 206.444.410 193.000.776
Laba pelepasan surat berharga 857.479 1.565.005.819
Lainnya 15.533.091.586 14.781.210.667
Jumlah 60.975.404.219 51.895.734.905
26. BEBAN TENAGA KERJA
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Gaji dan upah 122.165.254.863 114.489.414.186
THR, bonus dan gratifikasi 20.224.298.102 17.379.306.196
Kesejahteraan 13.055.095.374 11.807.460.117
Iuran astek 7.222.119.628 4.011.670.436
Honor komisaris dan dewan pengawas 3.990.570.481 3.636.497.350
Uang lembur 353.677.058 654.015.275
Jumlah 167.011.015.506 151.978.363.560
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Barang dan jasa 28.948.555.939 30.847.574.977
Promosi 17.793.774.255 14.838.574.280
Premi asuransi LPS 13.625.030.561 11.922.804.795
Pemeliharaan dan perbaikan 12.311.926.608 9.715.744.113
Beban imbalan kerja karyawan 10.512.132.000 9.320.971.000
Pendidikan dan latihan 9.110.407.800 7.491.000.000
Outsourcing tenaga kerja 8.999.995.049 7.402.708.097
Pajak daerah dan lainnya 1.902.270.250 1.868.549.873
Sewa 1.343.557.307 953.952.721
Premi asuransi 1.188.432.310 1.412.168.999
Honorarium 563.200.000 412.500.000
Penelitian dan pengembangan 32.500.000 -
Lain-lain 13.796.538.576 12.251.891.922
Jumlah 120.128.320.655 108.438.440.777
50
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
28. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL, BERSIH
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Sewa 730.019.636 790.480.496
Laba penjualan aset tetap 181.972.793 480.462.573
Rugi penjualan agunan diambil alih - (170.560.249)
Rugi penghapusan aset tidak berwujud (3.033.432) -
Rugi penghapusan aset tetap (7.317.165) (4.487.511)
Denda (17.750.000) (22.000.000)
Selisih kurs (618.819.202) (628.070.361)
Denda pajak (4.833.113.776) (800.779.471)
Bagian rugi Entitas Asosiasi (14.000.000.000) -
Lainnya 685.209 3.010.500
Jumlah (18.567.355.937) (351.944.023)
29. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI
Pihak-pihak berelasi terdiri dari :
Karyawan kunci
Ny. Janny Halim
Ny. Maidy Valeria
Kusmana
PT Bina Sawit Entitas afiliasi
Nusantara
PT Cinta Damai Entitas afiliasi
PT Palmtrimitra Entitas afiliasi
Indotama
51
Pihak Berelasi
Sifat Hubungan
Berelasi Transaksi
Tabungan, Giro, Deposito, Kredit yang
diberikan, Pendapatan bunga, Beban bunga
Perorangan karena
hubungan
kepengurusan
Giro, Kredit yang diberikan, Pendapatan
bunga, Beban bunga
Giro, Kredit yang diberikan, Pendapatan
bunga, Beban bunga
Kredit yang diberikan dan Pendapatan bunga
Perorangan karena
keterkaitan dengan
kepemilikan
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
Perorangan karena
keterkaitan dengan
kepemilikan
Tabungan, Kredit yang diberikan,
Pendapatan bunga, Beban bunga
PT Sierah Betung Entitas afiliasi Giro dan Beban bunga
Indah
PT Wahana Entitas asosiasi
Andamari
Rp % Rp %
Kredit yang diberikan
PT Wahana Andamari 14.895.351.688 0,16 19.230.719.826 0,22
PT Palmtrimitra Indotama 16.181.157.578 0,17 11.108.099.783 0,13
PT Bina Sawit Nusantara 4.162.536.203 0,04 9.789.388.727 0,11
Karyawan kunci 3.642.028.174 0,04 3.567.977.659 0,04
PT Cinta Damai 856.591.594 0,01 1.144.675.516 0,01
Ny. Janny Halim 939.172.055 0,01 969.171.671 0,01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 140.182.672 - 306.432.461 -
40.817.019.964 46.116.465.643
(sebagai persentase terhadap jumlah aset)
Piutang lain-lain
PT Wahana Andamari 9.700.000.000 0,10 13.175.000.000 0,15
(sebagai persentase terhadap jumlah aset)
Simpanan
Tabungan
Karyawan kunci 7.287.220.570 0,08 11.305.613.778 0,17
Ny. Maidy Valeria Kusmana 17.011.310 - 1.914.736 -
Ny. Janny Halim 1.342.020 - 2.066.735 -
7.305.573.900 11.309.595.249
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
Deposito
Karyawan kunci 40.409.886.562 0,57 11.521.729.707 0,18
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
52
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Giro, Piutang lain-lain, Kredit yang
diberikan, Pendapatan bunga, Beban
bunga
20142015
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi
tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi
dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Pihak Berelasi Sifat Hubungan Berelasi Transaksi
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Rp % Rp %
Giro
Karyawan kunci 2.754.741.591 0,04 840.255.593 0,01
PT Cinta Damai 368.938.264 ` 0,01 1.042.755.573 0,02
PT Sierah Betung Indah 280.846.156 - 387.875.799 0,01
PT Bina Sawit Nusantara 152.123.524 - 80.365.189 -
PT Wahana Andamari 130.683.846 - 384.072.437 0,01
3.687.333.381 2.735.324.591
(sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
Pendapatan bunga
PT Wahana Andamari 2.150.763.294 0,22 2.724.700.404 0,31
PT Palmtrimitra Indotama 1.705.633.531 0,18 1.680.510.731 0,19
PT Bina Sawit Nusantara 909.150.098 0,09 1.544.477.431 0,18
PT Cinta Damai 129.299.384 0,01 87.685.438 0,01
Karyawan kunci 111.677.171 0,01 118.251.427 0,01
Ny. Janny Halim 92.756.200 0,01 89.176.742 0,01
Ny. Maidy Valeria Kusmana 31.330.940 - 50.067.479 0,01
5.130.610.618 6.294.869.652
(sebagai persentase terhadap jumlah
pendapatan bunga)
Beban bunga
Karyawan kunci 2.855.068.615 0,88 849.560.440 0,30
PT Cinta Damai 8.415.881 - 7.749.955 -
PT Sierah Betung Indah 8.195.446 - 3.883.942 -
PT Wahana Andamari 2.151.479 - 2.805.346 -
PT Bina Sawit Nusantara 2.001.262 - 921.629 -
Ny. Maidy Valeria Kusmana 78.303 - 130.969 -
Ny. Janny Halim 43.285 - 60.664 -
2.875.954.271 865.112.945
(sebagai persentase terhadap jumlah
beban bunga)
Rata-rata bunga untuk deposito Rupiah adalah 7,96% (2015) dan 8,27% (2014) per tahun.
Rata-rata bunga untuk tabungan adalah 2,50% (2015 dan 2014) per tahun.
Rata-rata bunga untuk giro adalah 0,80% (2015) dan 1,66% (2014) per tahun.
53
Kompensasi kepada personil manajemen kunci berjumlah Rp 49.000.000.000 (2015) dan Rp 35.000.000
(2014).
2015 2014
Rata-rata bunga untuk kredit yang diberikan antara 7,50% - 13,50% (2015) dan 7,75% - 13,50% (2014) per
tahun.
30. BEBAN PAJAK
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Pajak kini
Pajak penghasilan tidak final Entitas Anak 84.132.727.500 81.186.471.000
Pajak penghasilan final Entitas Induk 4.660.000 5.542.000
Jumlah 84.137.387.500 81.192.013.000
Manfaat pajak tangguhan
Entitas Anak (2.468.860.673) (2.144.021.708)
Beban Pajak 81.668.526.827 79.047.991.292
Perubahan aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
Dikreditkan ke Dikreditkan ke
Laporan Laba Rugi Pendapatan
2014 Komprehensif Komprehensif Lain 2015
Rp Rp Rp Rp
Beda nilai tercatat aset untuk
akuntansi dan fiskal :
Liabilitas imbalan kerja 14.626.098.750 1.976.412.750 (99.089.500) 16.503.422.000
Nilai wajar efek tersedia
untuk dijual (78.717.808) - 15.899.198.176 15.820.480.368
Dana latihan dan
pendidikan 718.362.580 492.447.923 - 1.210.810.503
Jumlah 15.265.743.522 2.468.860.673 15.800.108.676 33.534.712.871
Dikreditkan ke Dikreditkan ke
Laporan Laba Rugi Pendapatan
2013 Komprehensif Komprehensif Lain 2014
Rp Rp Rp Rp
Beda nilai tercatat aset untuk
akuntansi dan fiskal :
Liabilitas imbalan kerja 12.009.518.000 1.957.719.500 658.861.250 14.626.098.750
Nilai wajar efek tersedia
untuk dijual 10.751.383.723 - (10.830.101.531) (78.717.808)
Dana latihan dan
pendidikan 532.060.372 186.302.208 - 718.362.580
Jumlah 23.292.962.095 2.144.021.708 (10.171.240.281) 15.265.743.522
54
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Terdiri dari :
2015 2014
Rp Rp
Tagihan Komitmen - -
Kewajiban Komitmen
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 1.118.510.916.926 1.352.076.134.436
L/C Ekspor-Impor dalam penyelesaian 8.183.124.002 73.990.998.579
Jumlah Kewajiban Komitmen 1.126.694.040.928 1.426.067.133.015
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 18.582.594.985 12.117.751.707
Piutang inkaso 442.712.000 539.944.500
Jumlah Tagihan Kontijensi 19.025.306.985 12.657.696.207
Kewajiban Kontinjensi
Garansi yang diberikan 102.227.559.179 86.544.324.096
Kewajiban inkaso 442.712.000 539.944.500
Jumlah Kewajiban Kontijensi 102.670.271.179 87.084.268.596
Lain-lain
Kredit dihapusbuku yang dipulihkan atau berhasil ditagih 284.587.826.853 259.666.776.319
Kredit dihapusbukukan 189.237.765.559 193.399.316.264
Kredit yang dihapus tagih 34.675.793.208 11.782.688.403
Jumlah Lain-lain 508.501.385.620 464.848.780.986
32. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
ASET
Kas US$ 500 6.892.500
SGD 51.050 498.194.398
Dipindahkan 505.086.898
55
31 Desember 2015
Entitas Anak menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan,
yang berhubungan dengan kegiatan usaha Entitas Anak. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Entitas
Anak akan memenangkan masalah atas tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Entitas Anak kalah.
Namun demikian, manajemen Entitas Anak yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut
tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan, atau likuiditas Entitas Anak.
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
Pindahan 505.086.898
AUD 12.700 128.063.371
MYR 5.035 16.165.723
HKD 670.000 9.235.950.000
Giro pada Bank Indonesia US$ 1.588.938 21.903.515.568
Giro pada bank lain SGD 986.049 9.622.805.914
AUD 553.765 5.584.018.256
EUR 217.432 3.273.807.442
Kredit yang diberikan US$ 130.637 1.800.831.321
Aset lain-lain US$ 2.808 38.704.282
Jumlah aset 52.108.948.775
LIABILITAS
Liabilitas segera US$ 1.890 26.057.372
SGD 5.237 51.107.621
Simpanan
Giro US$ 463.432 6.388.410.671
SGD 103.140 1.006.537.810
Deposito US$ 3.508.018 48.358.023.995
SGD 4.602.435 44.914.929.628
Liabilitas lain-lain US$ 3.000 41.355.000
Jumlah liabilitas 100.786.422.097
Jumlah Liabilitas Bersih (48.677.473.322)
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
ASET
Kas US$ 465 5.759.025
SGD 152.211 1.427.159.257
AUD 4.300 43.637.561
MYR 1.620 5.738.234
Giro pada Bank Indonesia HKD 5.000 7.984.900
Giro pada bank lain US$ 770.000 9.536.450.000
US$ 261.913 3.243.793.124
SGD 201.261 1.887.059.313
AUD 316.688 3.213.834.721
EUR 208.311 3.135.782.005
Kredit yang diberikan US$ 2.511.497 31.104.888.859
Aset lain-lain US$ 6.891 85.348.627
Jumlah aset 53.697.435.626
56
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
31 Desember 2014
31 Desember 2015
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Mata Uang Ekuivalen
Asing Dalam Rp
LIABILITAS
Liabilitas segera US$ 1.055 13.070.014
SGD 6.894 64.642.923
Simpanan
Giro US$ 1.729.450 21.419.240.603
SGD 135.137 1.267.068.313
Deposito US$ 2.413.035 29.885.437.856
SGD 4.573.751 42.884.356.982
Liabilitas lain-lain US$ 68 843.171
Jumlah liabilitas 95.534.659.862
Jumlah Liabilitas Bersih (41.837.224.236)
Posisi Devisa Neto
Berikut ini disajikan rincian Posisi Devisa Neto Entitas Anak :
Liabilitas dan
Aset dan Tagihan Liabilitas
Komitmen dan Komitmen dan
Kontinjensi Kontinjensi Bersih-Absolut
Rp Rp Rp
Dollar Amerika Serikat 32.985.893.671 55.028.893.038 22.042.999.367
Dollar Australia 5.712.081.627 - 5.712.081.627
Dollar Singapura 10.121.000.312 45.972.575.059 35.851.574.747
Euro 3.273.807.442 6.271.150.785 2.997.343.343
Ringgit Malaysia 16.165.723 - 16.165.723
Jumlah 52.108.948.775 107.272.618.882 66.620.164.807
57
31 Desember 2014
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, Peraturan
Bank Indonesia No.6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004, No.7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan
No.12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa netonya
setinggi-tingginya 20% dari modal. Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, “Posisi Devisa Neto” merupakan
penjumlahan dari nilai absolut atas selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih
bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif, untuk setiap mata
uang, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
31 Desember 2015
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Modal
Modal inti 2.218.555.147.101
Modal pelengkap 65.330.774.139
Jumlah 2.283.885.921.240
Persentase PDN terhadap Modal 2,92%
Liabilitas dan
Aset dan Tagihan Liabilitas
Komitmen dan Komitmen dan
Kontinjensi Kontinjensi Bersih-Absolut
Rp Rp Rp
Dollar Amerika Serikat 43.976.239.635 52.219.575.624 8.243.335.989
Dollar Australia 3.257.472.282 - 3.257.472.282
Dollar Singapura 3.314.218.570 44.216.068.218 40.901.849.648
Dollar Hong Kong 7.984.900 - 7.984.900
Euro 3.135.782.005 - 3.135.782.005
Ringgit Malaysia 5.738.234 - 5.738.234
Jumlah 53.697.435.626 96.435.643.842 55.552.163.058
Modal
Modal inti 1.930.694.895.064
Modal pelengkap 18.021.032.872
Jumlah (setelah penyajian kembali) 1.948.715.927.936
Persentase PDN terhadap Modal 2,85%
33. INFORMASI SEGMEN USAHA
Informasi tentang segmen usaha Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut :
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
PENDAPATAN SEGMEN
Pendapatan bunga 859.219.644.682 112.923.165.988 972.142.810.670
Pendapatan derivatif 235.236.500 - 235.236.500
Pendapatan provisi dan
administrasi 7.045.121.557 510.175.826 7.555.297.383
Pendapatan operasional
lainnya 52.713.412.166 8.261.992.053 60.975.404.219
58
31 Desember 2014
Tahun 2015
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
BEBAN SEGMEN
Beban bunga 301.835.710.247 21.282.956.396 323.118.666.643
Beban derivatif 92.004.000 - 92.004.000
Laba operasional 263.394.087.569 64.341.234.436 327.735.322.005
Laba sebelum pajak 292.335.462.327 16.832.503.741 309.167.966.068
Laba bersih 210.666.935.500 16.832.503.741 227.499.439.241
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan dan giro pada Bank
Indonesia dan bank lain, bersih 675.176.390.302 3.458.160.552 678.634.550.854
Surat berharga, bersih 1.280.508.037.809 - 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan, bersih 6.000.275.506.900 997.509.863.065 6.997.785.369.965
Aset tetap dan aset tak
berwujud, bersih 123.025.809.469 17.725.454.885 140.751.264.354
Aset lain-lain, bersih 306.732.564.421 15.776.439.191 322.509.003.612
Jumlah Aset 8.385.718.308.901 1.034.469.917.693 9.420.188.226.594
LIABILITAS
Simpanan 6.653.555.137.858 339.094.924.198 6.992.650.062.056
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 - 20.505.954.199
Liabilitas lain-lain 124.634.587.453 2.536.140.672 127.170.728.125
Jumlah Liabilitas 6.798.695.679.510 341.631.064.870 7.140.326.744.380
Penyusutan dan amortisasi 15.076.309.900 2.079.983.373 17.156.293.273
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
PENDAPATAN SEGMEN
Pendapatan bunga 796.915.066.686 69.996.773.268 866.911.839.954
Pendapatan derivatif 165.403.405 - 165.403.405
Pendapatan provisi dan administrasi 7.137.360.867 484.496.097 7.621.856.964
Pendapatan operasional lainnya 44.670.109.460 7.225.625.445 51.895.734.905
59
31 Desember 2015
2014
Tahun 2015
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
BEBAN SEGMEN
Beban bunga 263.056.600.132 16.808.854.437 279.865.454.569
Beban derivatif 218.191.500 - 218.191.500
Laba operasional 308.668.051.492 8.522.036.433 317.190.087.925
Laba sebelum pajak 333.820.146.421 (16.982.002.519) 316.838.143.902
Laba bersih 254.772.155.129 (16.982.002.519) 237.790.152.610
Sumatera Luar Sumatera Jumlah
Rp Rp Rp
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan dan giro pada Bank
Indonesia dan bank lain, bersih 723.658.650.778 1.210.154.102 724.868.804.880
Surat berharga, bersih 1.085.864.462.554 - 1.085.864.462.554
Kredit yang diberikan, bersih 5.681.884.731.780 772.566.650.864 6.454.451.382.644
Aset tetap dan aset tak
berwujud, bersih 97.276.178.278 19.745.798.758 117.021.977.036
Aset lain-lain, bersih 295.357.446.916 12.056.027.660 307.413.474.576
Jumlah Aset 7.884.041.470.306 805.578.631.384 8.689.620.101.690
LIABILITAS
Simpanan 6.074.694.648.388 353.491.393.206 6.428.186.041.594
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 - 2.616.767.059
Liabilitas lain-lain 109.954.965.553 2.612.063.082 112.567.028.635
Jumlah Liabilitas 6.187.266.381.000 356.103.456.288 6.543.369.837.288
Penyusutan dan amortisasi 15.717.842.462 2.178.002.877 17.895.845.339
34. JAMINAN PEMERINTAH ATAS KEWAJIBAN BANK UMUM
60
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.3/12/PBI/2001 tertanggal 9 Juli 2001, Pemerintah memberikan
jaminan atas kewajiban-kewajiban tertentu bank umum kepada para nasabah dan krediturnya. Atas
penjaminan itu Entitas Anak membayar premi jaminan kepada Bank Indonesia.
31 Desember 2014
2014
35. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Nilai Tercatat Nilai Wajar
Rp Rp
31 Desember 2015
Aset Keuangan
Kas 169.218.295.623 169.218.295.623
Giro pada Bank Indonesia 527.508.699.595 527.508.699.595
Giro pada bank lain 44.820.879.729 44.820.879.729
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 106.304.971.530 106.304.971.530
Surat berharga 1.280.508.037.809 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan 7.110.427.152.645 6.997.785.369.965
Jumlah Aset Keuangan 9.238.788.036.931 9.126.146.254.251
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.992.650.062.056 6.992.650.062.056
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 20.505.954.199
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.013.156.016.255 7.013.156.016.255
31 Desember 2014
Aset Keuangan
Kas 189.293.524.211 189.293.524.211
Giro pada Bank Indonesia 522.910.049.141 522.910.049.141
Giro pada bank lain 13.066.718.979 13.066.718.979
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 188.892.036.760 188.892.036.760
Surat berharga 1.085.864.462.554 1.085.864.462.554
Tagihan akseptasi 9.299.943.293 9.299.943.293
Kredit yang diberikan 6.523.219.952.940 6.454.451.382.644
Jumlah Aset Keuangan 8.532.546.687.878 8.463.778.117.582
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.428.186.041.594 6.428.186.041.594
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 2.616.767.059
Liabilitas akseptasi 9.299.943.293 9.299.943.293
Jumlah Liabilitas Keuangan 6.440.102.751.946 6.440.102.751.946
61
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari masing-masing instrumen keuangan
Perusahaan yang tercatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014.
Penjaminan Pemerintah tersebut berakhir sejak diberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang berlaku efektif pada tanggal 22 September 2005. Atas
penjaminan itu Entitas Anak membayar premi jaminan kepada Lembaga Penjamin Simpanan.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Sampai dengan Lebih
1 tahun 1 - 3 tahun dari 3 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2015
Aset Keuangan
Kas 169.218.295.623 - - 169.218.295.623
Giro pada Bank Indonesia 527.508.699.595 - - 527.508.699.595
Giro pada bank lain 44.820.879.729 - - 44.820.879.729
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 106.304.971.530 - - 106.304.971.530
Surat berharga 22.546.265.100 - 1.257.961.772.709 1.280.508.037.809
Kredit yang diberikan 1.787.148.654.893 1.171.123.881.097 4.152.154.616.655 7.110.427.152.645
Jumlah Aset Keuangan 2.657.547.766.470 1.171.123.881.097 5.410.116.389.364 9.238.788.036.931
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.992.170.364.925 479.697.131 - 6.992.650.062.056
Simpanan dari bank lain 20.505.954.199 - - 20.505.954.199
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.012.676.319.124 479.697.131 - 7.013.156.016.255
31 Desember 2014
Aset Keuangan
Kas 189.293.524.211 - - 189.293.524.211
Giro pada Bank Indonesia 522.910.049.141 - - 522.910.049.141
Giro pada bank lain 13.066.718.979 - - 13.066.718.979
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 188.892.036.760 - - 188.892.036.760
Surat berharga 55.007.613.576 7.253.000.012 1.023.603.848.966 1.085.864.462.554
Tagihan akseptasi 9.299.943.293 - - 9.299.943.293
Kredit yang diberikan 1.654.766.043.949 1.310.302.915.085 3.558.150.993.906 6.523.219.952.940
Jumlah Aset Keuangan 2.633.235.929.909 1.317.555.915.097 4.581.754.842.872 8.532.546.687.878
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.427.708.307.506 477.734.088 - 6.428.186.041.594
Simpanan dari bank lain 2.616.767.059 - - 2.616.767.059
Pinjaman diterima 9.299.943.293 - - 9.299.943.293
Jumlah Liabilitas Keuangan 6.439.625.017.858 477.734.088 - 6.440.102.751.946
62
Nilai wajar adalah jumlah dimana instrumen keuangan dapat dipertukarkan pada transaksi jangka pendek
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar
selain dalam hal penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Metode yang digunakan untuk mengestimasi
nilai wajar untuk setiap aset dan liabilitas keuangan mengikuti kebijakan akuntansi seperti yang dijelaskan
pada Catatan 2h.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
36. INFORMASI LAIN
A.
Sampai > 1 bulan > 3 bulan
Dengan s/d s/d
1 bulan 3 bulan 12 bulan > 1 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset
Kas 169.218.295.623 - - - 169.218.295.623
Giro pada Bank
Indonesia 527.508.699.595 - - - 527.508.699.595
Giro pada bank
lain 44.820.879.729 - - - 44.820.879.729
Penempatan pada
Bank Indonesia
dan bank lain 106.304.971.530 - - - 106.304.971.530
Surat berharga - - 22.546.265.100 1.257.961.772.709 1.280.508.037.809
Kredit yang
diberikan 33.987.259.598 51.084.597.078 1.987.340.322.105 5.038.014.973.864 7.110.427.152.645
Jumlah 881.840.106.075 51.084.597.078 2.009.886.587.205 6.295.976.746.573 9.238.788.036.931
Liabilitas
Liabilitas segera 15.736.451.282 - - - 15.736.451.282
Utang pajak 16.210.050.608 6.106.056.063 - - 22.316.106.671
Simpanan 5.748.550.557.823 1.099.896.437.810 149.313.498.896 326.009.027 6.992.650.062.056
Simpanan dari
bank lain 20.005.954.199 500.000.000 - - 20.505.954.199
Liabilitas imbalan
kerja - - - 66.013.688.000 66.013.688.000
Liabilitas lain-lain 23.104.482.172 - - - 23.104.482.172
Jumlah 5.823.607.496.084 1.106.502.493.873 149.313.498.896 66.339.697.027 7.140.326.744.380
Jumlah Aset
(Liabilitas),
Bersih (4.941.767.390.009) (1.106.502.493.873) 1.860.573.088.309 6.229.637.049.546 2.098.461.292.551
B.
2015 2014
Rp Rp
Modal
Modal inti 2.218.555.147.101 1.930.694.895.064
Modal pelengkap 65.330.774.139 18.021.032.872
Jumlah Modal 2.283.885.921.240 1.948.715.927.936
63
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (setelah disajikan
kembali) adalah masing-masing sebesar 28,26% dan 26,35% dengan rincian sebagai berikut :
Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa,
dihitung sejak tanggal 31 Desember 2015 sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
2015 2014
Rp Rp
Aset tertimbang menurut risiko :
Risiko kredit 6.796.675.000.000 6.206.418.000.000
Risiko operasional 1.217.772.314.856 1.133.268.628.668
Sub jumlah 8.014.447.314.856 7.339.686.628.668
Risiko pasar 66.620.164.807 55.552.163.058
Jumlah 8.081.067.479.663 7.395.238.791.726
Rasio Liabilitas Modal Minimum dengan memperhitungkan :
Risiko kredit dan operasional 28,50% 26,55%
Risiko kredit, operasional dan pasar 28,26% 26,35%
C.
D.
E.
37. MANAJEMEN RISIKO
Terdapat 4 pilar Penerapan Manajemen Risiko oleh Entitas Anak, yaitu :
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a. Komite Manajemen Risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
-
64
Jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 menurut Peraturan
Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang batas maksimum pemberian kredit adalah
sama dengan jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi.
Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar
101,61% dan 101,30%.
Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar 1,91% dan 1,86%.
Penerapan Manajemen Risiko Entitas Anak mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 serta Surat Edaran Bank Indonesia No.
13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Manajemen
Risiko Entitas Anak yang diterapkan secara konsisten dan efektif bertujuan agar seluruh eksposur-eksposur risiko
yang melekat pada aktivitas dan juga kegiatan usaha Entitas Anak dapat termitigasi dengan baik, melalui desain-
desain pengendalian maupun melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan visi
dan misi Entitas Anak. Perkembangan bisnis, persaingan dan kompleksitas usaha mendorong Entitas Anak untuk
senantiasa mengembangkan kualitas Penerapan Manajemen Risiko melalui pengembangan tools maupun
metodologi dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau maupun mengendalikan risiko dengan cara mengadopsi
standar-standar internasional terkait manajemen risiko yang diakui.
Entitas Anak membentuk perangkat-perangkat yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melakukan pengawasan serta menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen
Risiko dalam setiap kegiatan usaha. Perangkat-perangkat tersebut adalah:
Bersama-sama dengan Kepala Bagian yang terkait dan SKMR melakukan penyusunan Kebijakan
Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko serta rencana kontinjensi dalam
mengantisipasi terjadinya kondisi yang tidak normal.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
-
-
b. Komite Pemantau Risiko, dengan wewenang dan tanggung jawab :
- Membantu Dewan Komisaris dalam proses pemberian persetujuan kebijakan manajemen risiko.
-
-
-
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Beberapa hal yang mendasari penyusunan kebijakan, prosedur dan limit risiko Entitas Anak, antara lain :
a. Visi, misi, dan strategi bisnis Entitas Anak,
b. Karakteristik dan kompleksitas bisnis,
c. Profil risiko,
d. Tingkat risiko yang akan diambil, serta
e. Peraturan yang ditetapkan otoritas dan/ atau praktek perbankan yang sehat.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
65
Membantu Dewan Komisaris dalam hal evaluasi tentang kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut.
Melakukan penyempurnaan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai
akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Entitas Anak yang mempengaruhi kecukupan
permodalan dan profil Risiko Entitas Anak.
Penetapan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang
dari prosedur dan kebijakan Entitas Anak.
Selain itu proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif juga harus dilengkapi dengan sistem pengendalian
intern yang handal dan menyeluruh. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu
pengurus Entitas Anak menjaga aset, menjamin tersedianya pelaporan keuangan, meningkatkan kepatuhan
Entitas Anak terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengurangi risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Hal ini jelas menjadi tanggung jawab
dari seluruh satuan kerja bisnis dan satuan kerja pendukung serta Satuan Kerja Audit Intern.
Membantu Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko Entitas Anak
dengan memahami risiko-risiko yang dihadapi, memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan
mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Entitas Anak. Selain itu Dewan Komisaris dan Direksi juga
memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-
masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung
penerapan Manajemen Risiko yang efektif dan menyeluruh.
Bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko merupakan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko, untuk itu Satuan Kerja Manajemen Risiko yang dibentuk secara
independen dari satuan kerja bisnis Entitas Anak senantiasa melakukan penyusunan profil risiko, penilaian
risiko (Risk Assessment) untuk produk dan aktivitas baru, kajian kebijakan dan pedoman baru yang merupakan
salah satu wujud penerapan manajemen risiko Entitas Anak serta penyusunan laporan analisa pengelolaan
risiko untuk memantau eksposur risiko sejalan dengan perkembangan bisnis Entitas Anak. Proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dilakukan untuk 8 risiko yakni Risiko Kredit, Pasar,
Likuiditas, Operasional, Hukum, Stratejik, Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
Risiko Kredit
a.
b.
c.
d.
66
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Evaluasi berkala atas kinerja kredit pada Rapat Dewan
Komisaris dan Direksi mencakup pemenuhan target
kredit, kolektibilitas, kredit bermasalah, kebijakan
pricing, sumber pendanaan dan biaya dana, serta net
interest margin.
Persetujuan kredit dan perpanjangan kredit selalu
melalui Komite kredit.
Analisa portofolio kredit secara berkala berdasarkan
sektor ekonomi, peminjam, jenis mata uang dan besaran
agregratnya.
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi
kewajibannya. Eksposur risiko kredit diukur dari kinerja pihak lawan, penerbit, dan peminjam dana
serta konsentrasi penyediaan dana kepada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau
lapangan usaha tertentu.
Proses Manajemen Risiko Kredit
Identifikasi atas eksposur risiko kredit dilakukan Entitas
Anak pada portofolio aset, tingkat konsentrasi dari
penyaluran dana yang dilakukan, kualitas penyaluran dana,
pencadangan dan strategi penyaluran dana serta pengaruh
faktor eksternal. Identifikasi risiko kredit juga dilakukan
untuk produk dan/ atau aktivitas baru yang terekspos risiko
kredit guna menentukan desain pengendalian yang efektif
secara dini.
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko kredit bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko kredit. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Untuk melengkapi pengukuran risiko kredit, Entitas Anak
juga senantiasa melakukan stress testing dengan metode dan
asumsi tertentu untuk mengetahui estimasi potensial loss
yang akan dihadapi oleh Entitas Anak pada kondisi disaster.
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko kredit, risk appetite, toleransi risiko dan hasil
stress testing yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan
dalam laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Keterangan
Identifikasi
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko kredit yang dihadapi antara lain :
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Penetapan kebijakan kewenangan persetujuan kredit,
yang mengatur kewenangan dan limit kredit terbaru
yang diputuskan oleh Komite Kredit.
Control (Pengendalian)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
e.
f.
g.
h.
Risiko Pasar
67
Keterangan
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko pasar, risk appetite, toleransi risiko dan hasil
stress testing yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan
dalam laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Monitoring atas kelancaran pembayaran bunga dan
pokok yang sedang berjalan.
Melakukan penagihan dan upaya penyelesaian kredit
bermasalah.
Compliance review yang dilaksanakan oleh satuan kerja
kepatuhan atas proses pemberian kredit khususnya
dalam hal legalitas usaha, BMPK dan konsentrasi kredit.
Loan review yang dilakukan oleh divisi Kredit.
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko pasar meliputi
risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditas yang dapat berasal baik dari
posisi trading book maupun posisi banking book.
Control (Pengendalian)
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko pasar dilakukan Entitas
Anak pada volume dan komposisi portofolio yang terekspos
risiko pasar, kerugian potensial risiko interest rate risk in
banking book serta strategi dan kebijakan bisnis yang
ditentukan oleh Entitas Anak terkait risiko pasar. Identifikasi
risiko pasar juga dilakukan untuk produk dan/atau aktivitas
baru yang terekspos risiko pasar guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Pengukuran
Proses Manajemen Risiko Kredit
Pengukuran terhadap risiko pasar bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko pasar. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Untuk melengkapi pengukuran risiko pasar, Entitas Anak
juga senantiasa melakukan stress testing dengan metode dan
asumsi tertentu untuk mengetahui estimasi potensial loss
yang akan dihadapi oleh Entitas Anak pada kondisi disaster.
Proses Manajemen Risiko Pasar Keterangan
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Risiko Likuiditas
68
Proses Manajemen Risiko Likuiditas Keterangan
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko pasar yang dihadapi antara lain :
Melaksanakan fungsi ALCO (Asset and Liability
Committee) yang membahas kondisi pasar, melakukan
perhitungan biaya dana, dan Net Interest Margin untuk
menetapkan tindakan yang akan diambil.
Monitoring tingkat suku bunga dan nilai tukar yang
berlaku dipasar secara harian yang dilakukan oleh
Bagian Treasury.
Pemantauan berkala PDN (Posisi Devisa Neto).
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Entitas Anak untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Entitas Anak yang disebut juga sebagai
risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk). Eksposur risiko likuiditas juga ditimbulkan akibat
ketidakmampuan Entitas Anak melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak
adanya pasar aktif atau gangguan pasar yang parah yang disebut juga sebagai risiko likuiditas pasar
(market liquidity risk).
Pemantauan harian eksposur risiko pasar akibat
pengaruh suku bunga untuk portofolio surat berharga
dengan kategori available for sale yang dimiliki sebagai
fungsi early warning atas informasi nilai surat berharga
kepada Direksi.
Proses Manajemen Risiko Pasar Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko likuiditas dilakukan Entitas
Anak pada komposisi aset, kewajiban dan transaksi rekening
administratif, konsentrasi aset dan kewajiban Entitas Anak,
kebutuhan dan kerentanan pendanaan, serta akes pada
sumber pendanaan. Identifikasi risiko likuiditas juga
dilakukan untuk produk dan/ atau aktivitas baru yang
terekspos risiko likuiditas guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Mark to market surat berharga kategori AFS guna
mengetahui nilai kini dari surat berharga tersebut pada
pasar.
Pemantauan harian eksposur risiko pasar akibat
pengaruh suku bunga untuk portofolio surat berharga
dengan kategori available for sale yang dimiliki sebagai
fungsi early warning atas informasi nilai surat berharga
kepada Direksi.
Control (Pengendalian)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Risiko Operasional
69
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko likuiditas bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko likuiditas. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Untuk melengkapi pengukuran risiko likuiditas, Entitas
Anak juga senantiasa melakukan stress testing dengan
metode dan asumsi tertentu untuk mengetahui estimasi
potensial loss yang akan dihadapi oleh Entitas Anak pada
kondisi disaster.
Kerjasama Credit Line Money Market yang bersifat
uncommited.
ALCO (Aset and Liability Committee) yang melakukan
pengelolaan likuiditas Entitas Anak seperti pemantauan
posisi LDR dan Maturity Profile.
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Entitas Anak. Eksposur risiko operasional disebabkan antara lain oleh
sumber daya manusia, proses internal, sistem (TI), dan kejadian eksternal.
Control (Pengendalian)
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko likuiditas, risk appetite, toleransi risiko dan
hasil stress testing yang telah dilakukan pengukuran dan
disajikan dalam laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk
kemudian disampaikan kepada Manajemen dalam rangka
mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko likuiditas yang dihadapi antara lain:
Melaksanakan monitoring secara harian atas besarnya
penarikan dana oleh nasabah baik penarikan melalui
kliring maupun tunai.
Pemantauan dan pengelolaan GWM (Giro Wajib
Minimum).
Untuk menjaga likuiditas, Entitas Anak menempatkan
dana pada secondary reserve seperti surat berharga atau
Sertifikat Bank Indonesia.
Proses Manajemen Risiko Likuiditas Keterangan
Penetapan dan review berkala limit PUAB/ money
market.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a.
b. Memberikan sosialisasi Anti Fraud secara berkala.
c. Penetapan limit dan otorisasi transaksi.
d.
e. Analisa dan tindak lanjut kejadian Human Error.
f. Monitoring jaringan IT.
g. Maintenance Perangkat dan aplikasi core banking.
h. Prosedur (tata cara) perekrutan karyawan baru.
i. Kebijakan mutasi dan rotasi karyawan.
j. Kebijakan BCP (Business Continuity Plan).
Risiko Hukum
70
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko operasional, risk appetite dan toleransi risiko
yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko operasional yang dihadapi antara
lain:
Kebijakan dan Pedoman Anti Fraud untuk memitigasi
eksposur risiko opersional yang timbul dari kejadian
Fraud.
Proses Manajemen Risiko Operasional Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko operasional dilakukan
Entitas Anak pada Karakteristik dan kompleksitas bisnis,
sumber daya manusia, teknologi informasi, infrastruktur
pendukung, fraud (internal dan eksternal) serta kejadian-
kejadian eksternal. Identifikasi risiko operasional juga
dilakukan untuk produk dan/ atau aktivitas baru yang
terekspos risiko operasional guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko operasional bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko operasional. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Metode yang digunakan Entitas Anak dalam melakukan
pengukuran terhadap risiko operasional adalah metode KRI
(Key Risk Indicator).
SOP terkait transaksi perbankan sebagai mitigasi risiko
operasional.
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan
yang tidak memadai.
Control (Pengendalian)
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a.
b.
c.
d.
e.
Risiko Stratejik
71
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko hukum bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko hukum. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko hukum, risk appetite dan toleransi risiko
yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko hukum yang dihadapi antara lain :
Melakukan kajian hukum atas dokumen-dokumen yang
memiliki aspek hukum baik berupa perjanjian atau
peraturan internal sebelum diberlakukan.
Memonitor perkara pengadilan yang sedang berlangsung
dan mengikuti segala perkembangannya.
Melakukan evaluasi transaksi material dari aspek
hukum sebelum transaksi dijalankan.
Proses Manajemen Risiko Hukum Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko hukum dilakukan Entitas
Anak pada faktor litigasi, perikatan, dan pemenuhan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan terutama atas
produk yang dimiliki Entitas Anak. Identifikasi risiko hukum
juga dilakukan untuk produk dan/atau aktivitas baru yang
terekspos risiko hukum guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Memberikan pemahaman aspek-aspek hukum kepada
karyawan yang sehari-harinya memiliki eksposur risiko
hukum.
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan Entitas Anak dalam mengambil keputusan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Eksposur risiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses
formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Control (Pengendalian)
Kajian produk dan/atau aktivitas baru oleh Bagian
Legal.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a. Monitoring rencana bisnis Entitas Anak secara periodik.
b.
c.
d.
e. Monitoring coorporate plan.
Risiko Kepatuhan
72
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko stratejik, risk appetite dan toleransi risiko
yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Control (Pengendalian)
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko stratejik yang dihadapi antara lain :
Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang
telah ditetapkan.
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Eksposur risiko kepatuhan timbul karena
kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang
berlaku umum.
Proses Manajemen Risiko Stratejik Keterangan
Identifikasi
Proses Manajemen Risiko Kepatuhan Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko kepatuhan dilakukan Entitas
Anak pada signifikansi, jenis, frekuensi dan materialitas
pelanggaran, track record kepatuhan Entitas Anak dan
pemenuhan ketentuan untuk transaksi keuangan tertentu.
Identifikasi risiko kepatuhan juga dilakukan untuk produk
dan/ atau aktivitas baru yang terekspos risiko kepatuhan
guna menentukan desain pengendalian yang efektif secara
dini.
Melakukan kajian dan analisis untuk setiap produk dan
aktivitas baru yang akan dijalankan Entitas Anak.
Menetapkan dan mengevaluasi strategi-strategi khusus
dalam memasarkan produk dan/atau aktivitas baru.
Identifikasi atas eksposur risiko stratejik dilakukan Entitas
Anak pada strategi bisnis Entitas Anak, strategi berisiko
rendah dan berisiko tinggi, posisi bisnis Entitas Anak dan
pencapaian rencana bisnis Entitas Anak. Identifikasi risiko
stratejik juga dilakukan untuk produk dan/atau aktivitas
baru yang terekspos risiko stratejik guna menentukan desain
pengendalian yang efektif secara dini.
Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko stratejik bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari Risiko stratejik. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
a.
b.
c.
d.
e.
Risiko Reputasi
73
Pengukuran terhadap risiko kepatuhan bertujuan untuk
mengetahui besaran eksposur yang dihadapi Entitas Anak
dari risiko kepatuhan. Pengukuran dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari hasil identifikasi risiko.
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari
persepsi negatif terhadap Entitas Anak. Pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber
risiko reputasi dibagi menjadi dua yaitu bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung
(above the line).
Proses Manajemen Risiko Reputasi Keterangan
Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko reputasi dilakukan Entitas
Anak pada reputasi pemilik Entitas Anak dan Entitas Anak
terkait, etika bisnis, produk dan kerjasama bisnis Entitas
Anak, pemberitaan negatif serta keluhan nasabah.
Identifikasi risiko reputasi juga dilakukan untuk produk dan/
atau aktivitas baru yang terekspos risiko reputasi guna
menentukan desain pengendalian yang efektif secara dini.
Control (Pengendalian)
Menyusun kebijakan dan pedoman yang mengacu
kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku, seperti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Bank Indonesia.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan
Entitas Anak mengenai peraturan dan ketentuan yang
berlaku serta sanksinya.
Melakukan pengkinian atas informasi peraturan dan
ketentuan, baik eksternal maupun internal, yang masih
berlaku maupun yang telah dicabut.
Melaksanakan fungsi pengendalian terhadap
pelaksanaan kepatuhan pada semua lini organisasi dan
aktivitas Entitas Anak yang dilaksanakan oleh fungsi
Satuan Kerja Audit Intern.
Kajian Produk dan/atau aktivitas baru oleh Bagian
Kepatuhan.
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap besaran
eksposur risiko kepatuhan, risk appetite dan toleransi risiko
yang telah dilakukan pengukuran dan disajikan dalam
laporan Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian
disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan.
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh Entitas Anak
terhadap eksposur risiko kepatuhan yang dihadapi antara
lain:
Pengukuran
Proses Manajemen Risiko Kepatuhan Keterangan
a.
b.
c.
d.
e.
38. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
Pengaruh dari penyajian kembali terhadap laporan keuangan adalah :
Dilaporkan Setelah
Sebelumnya Penyesuaian Disajikan Kembali
Rp Rp Rp
Aset lain-lain
(dipindahkan) 90.876.547.792 3.354.132.942 94.230.680.734
74
Pengukuran
Pengukuran terhadap Risiko reputasi bertujuan
untuk mengetahui besaran eksposur yang dihadapi
Entitas Anak dari risiko reputasi. Pengukuran
dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif
dari hasil identifikasi risiko.
Monitoring (Pengawasan)
Entitas Anak melakukan pemantauan terhadap
besaran eksposur risiko reputasi, risk appetite dan
toleransi risiko yang telah dilakukan pengukuran
dan disajikan dalam laporan Analisa Pengelolaan
Risiko untuk kemudian disampaikan kepada
Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan
tindakan yang diperlukan.
Control (Pengendalian)
Beberapa pengendalian yang diterapkan oleh
Entitas Anak terhadap eksposur risiko reputasi yang
dihadapi antara lain :
Menangani dan menindaklanjuti setiap
pengaduan/ keluhan nasabah.
Penetapan standar waktu penyelesaian
pengaduan/ keluhan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Mempelajari dan mengklarifikasi segala
pemberitaan negatif serta memberikan respon
secepatnya.
Secara kontinyu melaksanakan pelatihan
karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan.
Pada tahun 2014, Perusahaan telah melakukan perubahan kebijakan akuntansi untuk menyesuaikan dengan
penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013). Perubahan ini telah diberlakukan retroaktif dan laporan keuangan
tahun 2014 sebagai informasi komparatif telah disajikan kembali.
Melaksanakan CSR (Corporate Social
Responsibility).
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Proses Manajemen Risiko Reputasi Keterangan
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Dilaporkan Setelah
Sebelumnya Penyesuaian Disajikan Kembali
Rp Rp Rp
Pindahan 90.876.547.792 3.354.132.942 94.230.680.734
Liabilitas imbalan kerja
karyawan (44.772.992.000) (13.731.403.000) (58.504.395.000)
Saldo laba (1.907.291.311.177) 9.281.033.287 (1.898.010.277.890)
Kepentingan non
pengendali (225.096.223.283) 1.096.236.771 (223.999.986.512)
Beban umum dan
administrasi 108.478.988.778 (40.548.001) 108.438.440.777
Beban pajak 78.915.107.542 132.883.750 79.047.991.292
Kerugian aktuaria yang
diakui 490.987.000 2.144.458.000 2.635.445.000
Pajak penghasilan terkait
pos-pos yang tidak akan
dan akan direklasifikasi
ke laba rugi - 10.171.240.281 10.171.240.281
Laba bersih komprehensif 280.711.907.483 (12.408.034.030) 268.303.873.453
39. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2015 2014
Laba bersih 227.499.439.241Rp 237.790.152.610Rp
Jumlah saham biasa yang beredar 24.240 saham 24.240 saham
Laba Per Saham Dasar 9.385.290Rp 9.809.825Rp
40. STANDAR AKUNTANSI BARU
75
Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah mengeluarkan beberapa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru dan revisi dan pencabutan dari standar akuntansi
(PPSAK) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2016 :
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar pada
tahun bersangkutan.
Pada tahun 2015, Perusahaan telah membagi dividen sebesar Rp 41.208.000.000 berdasarkan akta No.121
tanggal 24 Juni 2015.
Pada tahun 2014, Perusahaan telah membagi dividen sebesar Rp 54.000.000.000 berdasarkan akta No.107
tanggal 23 Juli 2014.
- PSAK No. 1 (Revisi 2015) : Penyajian Laporan Keuangan,
- PSAK No. 4 (Revisi 2015) : Laporan Keuangan Tersendiri,
- PSAK No. 5 (Revisi 2015) : Segmen Operasi,
- PSAK No. 7 (Revisi 2015) : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi,
- PSAK No. 13 (Revisi 2015) : Properti Investasi,
- PSAK No. 15 (Revisi 2015) : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
- PSAK No. 16 (Revisi 2015) : Aset Tetap,
- PSAK No. 19 (Revisi 2015) : Aset Tak Berwujud,
- PSAK No. 22 (Revisi 2015) : Kombinasi Bisnis,
- PSAK No. 24 (Revisi 2015) : Imbalan Kerja,
- PSAK No. 25 (Revisi 2015) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan,
- PSAK No. 53 (Revisi 2015) : Pembayaran Berbasis Saham,
- PSAK No. 65 (Revisi 2015) : Laporan Keuangan Konsolidasian,
- PSAK No. 66 (Revisi 2015) : Pengaturan Bersama,
- PSAK No. 67 (Revisi 2015) : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain,
- PSAK No. 68 (Revisi 2015) : Pengukuran Nilai Wajar,
- ISAK No. 30 (Revisi 2015) : Pungutan,
- ISAK No. 31 (Revisi 2015) : Interprestasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 : Properti Investasi.
41. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
a.
b.
42. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
76
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No. KEP-331/WPJ.07/2016 tanggal 27 Januari
2016, Entitas Anak mendapat persetujuan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan yang
berlaku per 1 Januari 2016, sehingga nilai buku aset tetap yang dinilai kembali bertambah dari Rp
53.362.589.007 menjadi Rp 334.345.055.900. Atas penilaian kembali tersebut Entitas Anak telah
membayar pajak penghasilan sebesar Rp 8.429.474.006.
Berdasarkan surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. SR-4/D.03/2016 tanggal 8 Januari 2016,
Entitas Anak telah mendapat persetujuan untuk pencalonan Bapak Gardjito Heru sebagai komisaris
independen. Surat persetujuan tersebut berlaku 6 (enam) bulan sejak tanggal surat dan wajib
melaporkan pengangkatan komisaris independen tersebut selambat-lambatnya 10 hari setelah
pengangkatan. Sampai dengan tanggal laporan Entitas Anak belum melakukan pengangkatan Bapak
Gardjito Heru sebagai komisaris independen.
(Tahun 2014 telah disajikan kembali, Catatan 38)
Laporan keuangan terlampir, yang merupakan tanggung jawab Direksi, telah diselesaikan dan disetujui
oleh Direksi pada tanggal 30 Maret 2016.
PT MESTIKA BENUA MAS DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan standar dan interpretasi baru atau revisi serta
pencabutan standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan.
2015 2014
Rupiah Rupiah
ASET
Kas 564.238 504.911
Giro pada bank lain 436.441.500 1.626.024.710
Penempatan pada bank lain 5.000.000.000 10.000.000.000
Piutang lain-lain 9.700.000.000 13.175.000.000
Investasi 839.104.000.000 825.104.000.000
Aset tetap, bersih 370.970.305 494.627.073
Aset lain-lain 519.732.519 511.027.421
JUMLAH ASET 855.131.708.562 850.911.184.115
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang pajak 653.750 609.000
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 1.000.000 per saham
Modal dasar 40.000 saham
Ditempatkan dan disetor penuh
24.240 saham 24.240.000.000 24.240.000.000
Saldo laba 830.891.054.812 826.670.575.115
Jumlah Ekuitas 855.131.054.812 850.910.575.115
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS 855.131.708.562 850.911.184.115
77
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT MESTIKA BENUA MAS
(Entitas Induk Saja)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
Rupiah Rupiah
PENDAPATAN OPERASIONAL 366.000.000 454.200.000
BEBAN OPERASIONAL
Tenaga kerja 49.000.000 35.000.000
Umum dan administrasi 165.357.088 166.109.064
Penyusutan aset tetap 123.656.768 164.875.692
Jumlah Beban Operasional 338.013.856 365.984.756
LABA OPERASIONAL 27.986.144 88.215.244
PENDAPATAN NON OPERASIONAL,
BERSIH 45.405.153.553 72.320.179.313
LABA SEBELUM PAJAK 45.433.139.697 72.408.394.557
BEBAN PAJAK 4.660.000 5.542.000
LABA BERSIH 45.428.479.697 72.402.852.557
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - -
LABA BERSIH KOMPREHENSIF 45.428.479.697 72.402.852.557
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 1.874.112 2.986.916
78
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT MESTIKA BENUA MAS
(Entitas Induk Saja)
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Modal Disetor Saldo Laba Jumlah
Rupiah Rupiah Rupiah
Saldo 31 Desember 2013 24.240.000.000 808.267.722.558 832.507.722.558
Pembagian dividen - (54.000.000.000) (54.000.000.000)
Laba bersih tahun 2014 - 72.402.852.557 72.402.852.557
Saldo 31 Desember 2014 24.240.000.000 826.670.575.115 850.910.575.115
Pembagian dividen - (41.208.000.000) (41.208.000.000)
Laba bersih tahun 2015 - 45.428.479.697 45.428.479.697
Saldo 31 Desember 2015 24.240.000.000 830.891.054.812 855.131.054.812
79
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT MESTIKA BENUA MAS
(Entitas Induk Saja)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
2015 2014
Rupiah Rupiah
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan pendapatan operasional 366.000.000 454.200.000
Beban operasional (214.312.338) (204.933.064)
Penerimaan pendapatan non
operasional, bersih 45.305.153.553 72.220.179.313
Pembayaran beban imbalan kerja
Pembayaran beban pajak (4.660.000) (8.201.597)
Arus kas operasional sebelum perubahan
dalam aset dan liabilitas operasi 45.452.181.215 72.461.244.652
Penurunan (Kenaikan) Aset Operasional :
Piutang lain-lain 3.475.000.000 (10.725.000.000)
Investasi (14.000.000.000) -
Aset lain-lain (8.705.098) (177.866)
Arus Kas Neto yang Diperoleh dari
Aktivitas Operasi 34.918.476.117 61.736.066.786
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap 100.000.000 100.000.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembagian dividen (41.208.000.000) (54.000.000.000)
PENINGKATAN (PENURUNAN) NETO
KAS DAN SETARA KAS (6.189.523.883) 7.836.066.786
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 11.626.529.621 3.790.462.835
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 5.437.005.738 11.626.529.621
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas 564.238 504.911
Giro pada bank lain 436.441.500 1.626.024.710
Penempatan pada bank lain 5.000.000.000 10.000.000.000
5.437.005.738 11.626.529.621
80
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan ini
PT MESTIKA BENUA MAS
(Entitas Induk Saja)
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014