selebritas dan seremoni agama _ berita online lampung _ lampost
DESCRIPTION
DALAM rangka memeriahkan momen Ramadan, sebagian besar umat Islam mengisi bulan penuh berkah inidengan kegiatan-kegiatan yang berlabel religius. Ketika Ramadan hampir datang, para sutradara atauproduser film/sinetron disibukkan dengan beraneka ragam acara yang akan disuguhkan kepada pemirsatelevisi. Salah satunya adalah acara sinetron religius yang ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi kita.TRANSCRIPT
![Page 1: Selebritas Dan Seremoni Agama _ Berita Online Lampung _ Lampost](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081806/5695d0541a28ab9b02920bcc/html5/thumbnails/1.jpg)
Selebritas dan Seremoni Agama Jum'at, 03 Juli 2015 03:37 WIB
Mohammad Takdir Ilahi
Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DALAM rangka memeriahkan momen Ramadan, sebagian besar umat Islam mengisi bulan penuh berkah ini
dengan kegiatan-kegiatan yang berlabel religius. Ketika Ramadan hampir datang, para sutradara atau
produser film/sinetron disibukkan dengan beraneka ragam acara yang akan disuguhkan kepada pemirsa
televisi. Salah satunya adalah acara sinetron religius yang ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi kita.
Secara faktual, tayangan-tayangan yang bernuansa religius seolah-olah mengindikasikan kalau kebenaran
mesti menang. Padahal, dalam realitas kehidupan, kemenangan tidak sepenuhnya dimiliki oleh orang-orang
yang berbuat kebenaran. Setting sinetron yang bernuansa religius, kebanyakan hanya diarahkan pada
kebenaran yang bersifat mutlak. Kalau tokohnya sebagai protagonis, maka dalam perjalanan cerita di
sinetron tersebut niscaya akan menang. Berbeda, kalau tokohnya sebagai antagonis, maka ia akan kalah.
Sebatas Penampilan
Selebritas yang bermain di sinetron bernuansa religius akan berusaha menampilkan sosok seorang muslim
yang agamais. Busana dan jilbab yang dipakai ketika melaksanakan syuting sinetron tidak pernah lepas dari
busana yang serbamuslim. Dalam pandangan mereka, busana muslim yang dipakai tersebut akan mampu
mengembalikan reputasinya yang sebelumnya tidak baik menuju ke arah pandangan yang baik. Kesan seperti
inilah yang kemudian menjadi semacan gurita di kalangan selebritas kita.
Penampilan yang disuguhkan kepada pemirsa televisi seakan-akan ingin membuktikan bahwa selebritas juga
mempunyai keimanan yang kuat dalam melaksanakan ajaran agama. Dengan penampilan yang serbaagamais,
mereka mengharapkan kesan negatif terhadap selebritas selama ini bisa hilang dari permukaan. Alhasil,
penampilannya memberikan pemahaman kepada publik bahwa selebritas memiliki kepribadian yang baik dan
bermoral.
Penampilan para selebritas kita ketika bulan Ramadan memang menunjukkan hal-hal yang bersifat baik.
Namun, dalam realitasnya, apa yang dilakukan di televisi tidak sesuai dengan kegiatan sehari-hari. Kebiasaan
mereka menampilkan hal-hal yang bersifat erotis dan mengandung nilai-nilai negatif pada gilirannya akan
tetap menjadi sebuah keniscayaan yang tidak boleh tidak harus dilakukan. Ini karena kalau seorang selebritas
tidak menampilkan aura kecantikannya yang paling dalam, kesan dan profesinya sebagai selebritas akan
mudah pudar. Peran yang ditampilkan di televisi tidak merepresentasikan keperibadian mereka yang
sebenarnya.
Kamrani Buseri menilai agama ditempatkan di luar pribadi manusia, tidak terjamah oleh pribadinya dalam
perilaku kehidupan sehari-hari, tetapi menjadi hiasan intelektual belaka.
![Page 2: Selebritas Dan Seremoni Agama _ Berita Online Lampung _ Lampost](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081806/5695d0541a28ab9b02920bcc/html5/thumbnails/2.jpg)
Melihat kenyataan tersebut, sebenarnya selebritas kita hanya menampilkan citra sebagai orang baik ketika
Ramadan hadir di tengah-tengah kaum muslimin. Akan tetapi, ketika Ramadan telah berakhir, nilai-nilai yang
terkandung pada Ramadan tidak terbekas sama kali. Artinya, Ramadan hanya dijadikan kesempatan untuk
beramal baik dengan tujuan mendapatkan respons dan apresiasi positif dari masyarakat.
Asumsi seperti ini memang telah menjadi tradisi di kalangan para selebritas kita. Kesan yang dimunculkan
kepada masyarakat hanya sebatas kebaikan sesaat. Apa yang dilakukannya sama sekali tidak berdasar pada
rasa kemanusiaan yang paling mendalam.
Agama sebagai Seremonial
Agama dalam pandangan para intelektual muslim dapat dipahami sebagai ajaran yang mengandung nilai-nilai
positif yang ditunjukkan untuk kebaikan manusia. Pandangan semacam ini ternyata menimbulkan
kesalahpahaman yang mendalam di antara pemikir Islam karena substansi agama sebenarnya mengacu pada
kontemplasi terhadap kehidupan sehari-hari.
Dari sini, pengaktualisasian ajaran agama seseorang perlu dipertanyakan. Apalagi bagi para selebritas kita
yang hanya menjadikan agama sebagai komoditas dan ruang untuk mendapatkan keuntungan serta
popularitas semata. Realitas ini memang dapat kita buktikan ketika para selebritas kita memanfaatkan
Ramadan sebagai batu loncatan untuk memperbaiki diri dengan jalan tampil di sinetron-sinetron yang
bernuansa religius.
Mereka memanfaatkan kesempatan tampil dengan gaya dan sosok seseorang muslimah yang benar-benar
taat kepada ajaran agamanya. Padahal, dalam kehidupan nyata mereka sama sekali bukan orang-orang yang
memiliki ketakwaan dan keimanan yang kokoh terhadap keyakinan yang mereka anut.
Agama bagi mereka justru sebagai seremonial belaka untuk membuktikan kepada dirinya sendiri dan orang
lain bahwa ia adalah sosok yang patut diteladani. Inilah salah satu sikap dan perilaku yang berbahaya dalam
konteks kehidupan. Ajaran agama yang semestinya diarahkan pada upaya untuk mendapatkan rida dari
Tuhan, ternyata dimodifikasi dengan ketakwaan dan keimanan yang artifisial. Sama sekali peran yang mereka
tunjukkan kepada khalayak ramai mencerminkan manifestasi kehidupan yang serbailutif.
Karena itu, Ramadan jangan sampai dijadikan sebagai kesempatan sesaat yang tidak terbekas dalam
kehidupan yang akan datang. Akan tetapi, bagaimana Ramadan kali ini dimanfaatkan untuk benar-benar
mendekatkan diri kepada-Nya. Di samping itu juga, diupayakan memahami dan menginternalisasi makna
ajaran agama secara kafah sehingga kita benar-benar menjadi pribadi muslim yang taat. n
Penulis : Lampost.co
Editor : Sulaiman
dibaca : 123607 Kali
Tweet
0
2Suka Bagikan
Bagikan