seminar nasional bosaris ii, isbn: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar....

5
Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 Kreasi Inovatif Budaya Nusantara 71 MENGANGKAT ADAT BUDAYA BETAWI MELALUI TATA UPACARA PERKAWINAN Oleh: Arita Puspitorini PKK – Universitas Negeri Surabaya Abstrak Masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang sebagaimana terbentuknya kota Jakarta sebagai tempat domisili asalnya. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, Sunda Kelapa, nama Jakarta tempo dulu, disinggahi oleh berbagai suku bangsa. Penggalan budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, Melayu dan sebagainya seakan berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal kini. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa perkawinan selalu diwarnai dengan serangkaian upacara yang mengandung nilai budaya luhur yang diwariskan nenek moyang dan menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai tata upacara perkawinan adat yang dilengkapi oleh adanya serangkaian tahapan dalam tata upacaranya, seperti halnya pada upacara adat perkawinan masyarakat Betawi. Meriah dan penuh warna-warni, merupakan gambaran dari tradisi pernikahan adat Betawi. Diiringi suara petasan, rombongan pengantin diarak sambil diiringi oleh ondel-ondel, tanjidor serta marawis. Kata Kunci: Budaya Betawi Pendahuluan Negara Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dan adat istiadat serta kepercayaan yang berbeda-beda. Budaya tradisional antar suku bangsa yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Perbedaan tersebut salah satunya terlihat pada tata upacara perkawinan. Kebudayaan mencerminkan kepribadian suatu bangsa, untuk itu kita wajib mempertahankan identitas suatu bangsa agar kebudayaan tidak luntur dan ditelan oleh pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa perkawinan selalu diwarnai dengan serangkaian upacara yang mengandung nilai budaya luhur yang diwariskan nenek moyang dan menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai tata upacara perkawinan adat yang dilengkapi oleh adanya serangkaian tahapan dalam upacara, seperti halnya pada upacara adat perkawinan masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang sebagaimana terbentuknya kota Jakarta sebagai tempat domisili asalnya. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, Sunda Kelapa, nama Jakarta tempo dulu, disinggahi oleh berbagai suku bangsa. Penggalan budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, Melayu dan sebagainya seakan berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal kini. Singkat kata, tradisi budaya Betawi laksana ‘campursari’ dari beragam budaya dan elemen etnik masa silam yang secara utuh menjadi budaya Betawi kini. Suku Betawi sangat mencintai kesenian, salah satu ciri khas kesenian mereka yaitu Tanjidor yang dilatar belakangi dari budaya belanda, selain itu betawi memiliki kesenian keroncong tugu yang dilatar belakangi dari budaya Portugis-Arab, kesenian gambang kromong yang dilatar belakangi dari budaya cina. Selain kesenian yang selalu ditampilkan dengan penuh kemeriahan, tata cara

Upload: others

Post on 19-Oct-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia

Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3

Kreasi Inovatif Budaya Nusantara

71

MENGANGKAT ADAT BUDAYA BETAWI MELALUI TATA UPACARA PERKAWINAN

Oleh: Arita Puspitorini

PKK – Universitas Negeri Surabaya

Abstrak Masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang sebagaimana terbentuknya kota

Jakarta sebagai tempat domisili asalnya. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, Sunda Kelapa, nama Jakarta tempo dulu, disinggahi oleh berbagai suku bangsa. Penggalan budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, Melayu dan sebagainya seakan berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal kini. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa perkawinan selalu diwarnai dengan serangkaian upacara yang mengandung nilai budaya luhur yang diwariskan nenek moyang dan menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai tata upacara perkawinan adat yang dilengkapi oleh adanya serangkaian tahapan dalam tata upacaranya, seperti halnya pada upacara adat perkawinan masyarakat Betawi. Meriah dan penuh warna-warni, merupakan gambaran dari tradisi pernikahan adat Betawi. Diiringi suara petasan, rombongan pengantin diarak sambil diiringi oleh ondel-ondel, tanjidor serta marawis. Kata Kunci: Budaya Betawi Pendahuluan

Negara Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dan adat istiadat serta kepercayaan yang berbeda-beda. Budaya tradisional antar suku bangsa yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Perbedaan tersebut salah satunya terlihat pada tata upacara perkawinan. Kebudayaan mencerminkan kepribadian suatu bangsa, untuk itu kita wajib mempertahankan identitas suatu bangsa agar kebudayaan tidak luntur dan ditelan oleh pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar.

Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa perkawinan selalu diwarnai dengan serangkaian upacara yang mengandung nilai budaya luhur yang diwariskan nenek moyang dan menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai tata upacara perkawinan adat yang dilengkapi oleh adanya serangkaian tahapan dalam upacara, seperti halnya pada upacara adat perkawinan masyarakat Betawi.

Masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang sebagaimana terbentuknya kota Jakarta sebagai tempat domisili asalnya. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, Sunda Kelapa, nama Jakarta tempo dulu, disinggahi oleh berbagai suku bangsa. Penggalan budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, Melayu dan sebagainya seakan berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal kini. Singkat kata, tradisi budaya Betawi laksana ‘campursari’ dari beragam budaya dan elemen etnik masa silam yang secara utuh menjadi budaya Betawi kini. Suku Betawi sangat mencintai kesenian, salah satu ciri khas kesenian mereka yaitu Tanjidor yang dilatar belakangi dari budaya belanda, selain itu betawi memiliki kesenian keroncong tugu yang dilatar belakangi dari budaya Portugis-Arab, kesenian gambang kromong yang dilatar belakangi dari budaya cina. Selain kesenian yang selalu ditampilkan dengan penuh kemeriahan, tata cara

Page 2: Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia

Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3

Kreasi Inovatif Budaya Nusantara

72

pernikahan budaya betawi juga sangat meriah. Untuk adat prosesi pernikahan betawi, ada banyak serangkaian prosesi. Didahului masa perkenalan melalui “Mak Comblang”. Dilanjutkan lamaran, pingitan, upacara siraman. Prosesi potong cuntung atau ngerik bulu kalong dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Kemudian dilanjutkan dengan malam pacar, malam dimana mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan pacar. Puncak adat betawi adalah Akad nikah.

Lebih jelasnya upacara adat perkawinan Betawi memerlukan tahapan yang harus dilalui, dan tiap-tiap tahapan berkaitan erat satu sama lain.

Pembahasan

Tahapan-tahapan yang harus dilalui pada upacara adat betawi adalah: melamar, masa pertunangan, menentukan hari perkawinan, mengantar peralatan, menyerahkan uang sembah, seserahan, nikah, ngarak penganten, main nganten-ngantenan, main marah-marahan, menyerahkan uang penegor. Saat ini upacara adat perkawinan Betawi jarang dilaksanakan secara lengkap, pada umumnya hanya beberapa tahapan saja yang dilaksanakan. Tahapan yang jarang dilaksakan pada saat ini adalah main nganten-ngantenan, main marah-marahan dan menyerahkan uang penegor.

Adapun tahapan-tahapan yang masih dilaksanakan pada tata upacara adat perkawinan Betawi pada saat ini adalah meliputi:

1. Tahap Lamaran.

Sebelum melamar calon isteri, seorang pemuda Betawi biasanya sudah melewati suatu proses yang dikenal dengan istilah ngedelengin; yaitu upaya mencari atau menemukan kesamaan misi dan visi antara seorang lelaki dengan seorang perempuan dalam rangka membina rumah tangga. Melamar atau ngelamar dalam istilah Betawi adalah tingkatan yang paling awal dari rangkaian upacara perkawinan. Setelah seorang pemuda menetukan calon istrinya, pihak keluarga pemuda mendatangi keluarga si gadis. Ada pun yang dikirim sebagai utusan biasanya keluarga dekat sebanyak dua sampai tiga orang. Jarang sekali orang tua pemuda melamar sendiri. Yang dibawa pada waktu melamar adalah hantaran yang berisi pisang sebanyak dua atau tiga sisir, roti tawar empat buah, dan dua/ tiga macam buah-buahan. Semua hantaran ditata dalam piring besar atau dalam nampan

2. Tahap Pertunangan Setelah lamaran diterima pihak si gadis, maka pertunangan menjadi tahap berikutnya. Tahapan ini ditandai dengan diadakannya acara mengantar kue-kue dan buah-buahan dari pihak pemuda ke rumah pihak si gadis. Dalam masa pertunangan bukan berarti si gadis dan si penuda bebas bertemu. Di antara mereka masih terdapat batas-batas hubungan yang berdasarkan pada ajaran agama dan sopan santun. Mereka tidak boleh bepergian tanpa ada yang ikut menyertai dari pihak keluarga si gadis. 3. Tahap Menentukan hari perkawinan Untuk menentukan hari perkawinan dicari hari dan bulan yang baik serta saat-saat dimana segenap keluarga dalam keadaan selamat, sehat wal afiat. Pihak laki-laki mengirim utusan ke rumah keluarga si gadis dengan membawa buah tangan berupa buah-buahan dan kue- kue sekedarnya. Dalam pembicaraan, selain menentukan hari pernikahan juga diutarakan apa yang

Page 3: Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia

Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3

Kreasi Inovatif Budaya Nusantara

73

diminta keluarga si gadis sebagai persyaratan. Seperti jumlah mas kawin, peralatan yang dibawa, dan jumlah uang belanja.

4. Tahap Mengantar Peralatan Setelah hari perkawinan ditentukan, beberapa hari sebelumnya pihak pemuda mengantar peralatan yang telah ditentukan sesuai dengan pembicaraan terdahulu. Peralatan biasanya berbentuk alat-alat rumah tangga secara lengkap, perhiasan emas, pakaian, mas kawin dan uang belanja. Jika si gadis mempunyai kakak yang belum kawin, maka pihak pemuda wajib menyerahkan uang pelangkah sebagai tanda permintaan maaf karena si adik mendahuluinya. Uang pelangkah juga dimaksudkan agar si kakak enteng jodoh.

5. Tahap Menyerahkan Uang Sembah

Peralatan yang diperlukan termasuk mas kawin telah diserahkan kepada pihak si gadis. Kira-kira tiga hari sebelum hari perkawinan, si pemuda diantar oleh salah seorang keluarganya pergi ke rumah calon mertua. Tujuan kepergian si pemuda untuk menyerahkan uang kepada si gadis yang disebut uang sembah. Jumlah uang sembah tidak ditentukan tergantung pada kemampuan pemuda itu. Uang sembah itu dibawa dengan menggunakan sirih dare, yaitu berupa anyaman dari daun sirih yang berbentuk kerucut. Ada pun maksud penyerahan uang sembah ini adalah sebagai pembuka hubungan antara si pemuda dengan gadisnya. Di samping itu, pada hari perkawinannya nanti si gadis akan melakukan penyembahan kepada calon suaminya, sehingga hatinya perlu ditenteramkan dengan uang sembah tersebut.

6. Tahap Menyerahkan Seserahan

Sehari sebelum upacara perkáwinan dilangsungkan, diadakan suatu acara yang disebut seserahan. Seserahan adalah suatu upacara mengantar bahan-bahan yang diperlukan untuk keperluan pesta pada keesokan harinya dari pihak si pemuda. Hantaran tersebut berupa beras, ayam, kambing, daging, sayur-mayur, bumbu-bumbu dapur, dan sebagainya. Selain kambing dan ayam, semua barang hantaran ditempatkan di dalam peti-peti kayu yang disebut shi. Kambing dituntun dan ayam ditempatkan dalam keranjang. Peti-peti tadi dipikul beramai-ramai dan diarak, sehingga orang mengetahui berapa jumlah shi untuk seserahan tersebut. Upacara seserahan merupakan kewajiban bagi pihak keluarga pengantin laki-laki untuk membantu keperluan pesta yang akan berlangsung di rumah calon isteri. Sementara itu, calon pengantin wanita mulai dipingit di rumah dan dirias oleh tukang rias penganten, serta dihibur oleh orang-orang tua khususnya kaum ibu. Selain menghibur calon pengantin wanita, kaum ibu juga memberi berbagai nasihat sebagai bekal bagi kelangsungan hidup calon penganten tersebut.

7. Tahap Akad Nikah

Pada han pernikahan, si pemuda diantar oleh beberapa orang keluarganya berangkat menjemput si gadis di rumahnya. Mereka bersama-sama akan ke penghulu melakukan akad nikah. Si gadis diantar oleh ayah ibunya, keluar dan rumahnya. Selanjutnya, kedua pengantin dinaikkan ke dalam sebuah delman dengan masing-masing seorang pengiring. Delman tersebut ditutupi dengan kain pelekat hitam sehingga tidak kelihatan

Page 4: Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia

Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3

Kreasi Inovatif Budaya Nusantara

74

dari luar. Akan tetapi, dengan kain pelekat hitam itu orang-orang telah mengetahui bahwa ada pengantin yang akan pergi ke penghulu. Mempelai wanita memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak lima buah, serta hiasan sepasang burung Hong Dahi. Mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit menandakan masih gadis saat menikah. Mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, Hem, Jas, serta kopiah. Ditambah baju Gamis berupa Jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, Baju Gamis, Selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menandai agar rumah tangga selalu rukun dan damai. Prosesi Akad Nikah Pada saat akad nikah, rombongan mempelai pria memberikan hantaran berupa: a. Sirih, gambir, pala, kapur dan pinang artinya segala pahit, getir, dan manisnya

kehidupan rumah tangga harus dijalani bersama antara suami dan istri. b. Maket Mesjid, maksudnya adalah agar mempelai wanita tidak lupa akan

kewajibannya kepada agama dan harus menjalani shalat serta mengaji. c. Kekudang, berupa barang kesukaan mempelai wanita misalnya salak condet,

jamblang, dan sebagainya. d. Mahar atau mas kawin dari pihak pria untuk diberikan kepada mempelai wanita. e. Pesalinan berupa pakaian wanita seperti kebaya encim, kain batik, kosmetik,

sepasang roti buaya. Buaya merupakan pasangan yang abadi dan tidak berpoligami serta selalu mencari makan bersama-sama.

f. Petise yang berisi sayur mayur atau bahan mentah untuk pesta, misal : wortel, kentang, bihun, buncis dan sebagainya.

8. Tahap Ngarak Penganten Pada hari pesta pernikahan, baik pengantin pria maupun pengantin wanita, mengenakan pakaian kebesaran pengantin dan dihias. Dari gaya pakaian pengantin Betawi, ada dua budaya asing yang melekat dalam prosesi pernikahan. Pengantin pria dipengaruhi budaya Arab. Sedangkan busana pengantin wanita dipengaruhi adat Tionghoa. Demikian pula dengan musik yang meramaikan pesta pernikahan.Pengantin pria diarak dari rumahnya menuju rumah pengantin wanita dengan diantar oleh keluarga, kaum kerabat, dan teman temannya. Arak-arakan didahului oleh barisan rebana yang diiringi nyanyian. Peserta arak-arakan berjalan kaki dengan tertib sampai di rumah pengantin wanita.Setelah sampai di depan rumah, dilakukan pembacaan zikir sebagai pembuka pintu. Selanjutnya mempelai wanita melakukan sungkem dan Keduanya Kemudian duduk di pelaminan.

Page 5: Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3 ... · pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia

Seminar Nasional BOSARIS II, ISBN: 978-979-028-334-3

Kreasi Inovatif Budaya Nusantara

75

Penutup

Dalam masyarakat dan Kebudayaan Betawi adat tidak menentukan di lingkungan mana pengantin baru harus tinggal menetap. Pengantin baru diberi kebebasan memilih dimana mereka akan bertempat tinggal.Walaupun pada masyarakat dan kebudayaan Betawi berlaku pola menetap yang ambilokal atau utrolokal artinya adat yang memberi kebebasan kepada pasangan pengantin baru untuk tinggal menetap didekat keluarga suami atau istri. Tetapi ada kecenderungan pada pola menetap yang matrilokal artinya adapt yang menentukan bahwa pengantin baru bertempat tinggal sekitar kediaman keluarga istri atau unorilokal pada dewasa ini.

Daftar Pustaka Tim Redaksi.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka WWW.SWABERITA.COM/24/04/2008/NUSANTARA WWW.PROMOBEBAS.COM/DIRECTORY/TRADISI WWW.LINTASBERITA.COM/LIFESTYLE/SENI