seminar proposal penelitian

5/7/2018 Seminar Proposal Penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-penelitian 1/34

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU MENYIRIH DENGAN

DERAJAT ATRISI DAN ABRASI PADA PENYIRIH

suku Karo DI PANCUR BATU

OLEH:

BOB PERMANA SIMANUNGKALIT

NIM. 070600108

PEMBIMBING:

DRG. REHULINA GINTING, M.SI

NIP. 195110181980032001



LATAR BELAKANGLATAR BELAKANGMenyirih merupakan kebiasaan yang

dilakukan oleh berbagai suku di Indonesia,

salah satunya adalah suku Karo.

Menyirih memiliki efek negatif terhadapkesehatan secara umum dan gigi dan mulut



EFEK NEGATIF MENYIRIH

SISTEMIK GIGI DAN MULUT

� P.KA

RDIOVA

SKULA

R� KARSINOMA

HEPATOSELULER

� SIROSIS HATI

� OBESITAS

� DIABETES TIPE 2

� HIPERTENSI

� HIPERLIPIDEMIA

� HIPERKALSEMIA

� SINDROM METABOLIK

� PENYAKIT GINJAL KRONIS

�

STEIN� EROSI

� SENSITIVITAS DENTIN

� FRAKTUR AKAR

� KANKER MULUT

� KANKER ESOPHAGEAL

� ATRISI

� ABRASI



Rumusan MasalahRumusan Masalah

� Apakah ada hubungan antara perilaku menyirih

dengan terjadinya atrisi dan abrasi?

� Apakah ada hubungan antara frekuensi menyirih

dengan derajat atrisi dan abrasi gigi?

� Apakah ada hubungan antara lamanya perilaku

menyirih dengan derajat atrisi dan abrasi?



Hipotesis PenelitianHipotesis Penelitian

� Ada hubungan antara perilaku menyirih

dengan terjadinya atrisi dan abrasi gigi.

� Ada hubungan antara frekuensi menyirih

dengan derajat atrisi dan abrasi gigi.

� Ada hubungan antara lamanya perilaku

menyirih dengan derajat atrisi dan abrasi gigi.



Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

� Untuk mengetahui pengaruh perilaku menyirih

dengan terjadinya atrisi dan abrasi gigi.

� Untuk mengetahui pengaruh frekuensi

menyirih dengan derajat atrisi dan abrasi.

� Untuk mengetahui pengaruh lamanya perilaku

menyirih dengan derajat atrisi dan abrasi gigi.



Manfaat Penelitian

� Sebagai informasi tentang distribusi atrisi dan

abrasi pada penyirih.

� Sebagai informasi yang dapat digunakan olehdepartemen kesehatan dan organisasi profesi.

� Untuk program penyuluhan dan pencegahan

penyakit gigi pada yaitu atrisi dan abrasi padamasyarakat dengan perilaku menyirih.



TINJAUAN PUSTAKA

� Menyirih proses meramu campuran daribahan-bahan yang telah dipilih, dibungkusdalam daun sirih kemudian dikunyah selama

kurang lebih 30 menit.

� Menyuntil suatu proses menggosok-gosokkangumpalan tembakau pada permukaan gigi danmukosa labial bagian bawah sambilmengunyah campuran daun sirih yang telahdilipat selama beberapa menit sampai seluruhcampuran habis.



EFEK MENYIRIH TERHADAP GIGI

� EFEK POSITIF Terhambatnya prosespembentukan kariesdan berperan sebagai

antibakteri yang bersifatzona hambat

� EFEK NEGATIF Terbentuknya atrisi,abrasi, erosi, sensitivitasdentin, stein, dan frakturakar.



EFEK MENYIRIH TERHADAP ATRISI GIGI

ATRISI GIGI

Hilangnya substansi gigi secara bertahap

karena proses mekanis yang terjadi secara

fisiologis akibat pengunyahan

Insisal, oklusal, dan proksimal



Kebiasaan menyirih berakibat pada

penggunaan yang berlebihan daripermukaan insisal dan oklusal gigi,

khususnya enamel atrisi gigi

Derajat atrisi bergantung pada beberapafaktor, yaitu konsistensi (kekerasan) daripinang, frekuensi menyirih, dan lamanya

menyirih.

Derajat atrisi bergantung pada beberapafaktor, yaitu konsistensi (kekerasan) daripinang, frekuensi menyirih, dan lamanya

menyirih.



Derajat atrisi dapat dilihat melalui

kriteria derajat atrisi di bawah ini:

0 = Tidak ada keausan.

1 =E

mail aus tanpa mengenai dentin.2 = Email aus ampai sepertiga oklusal

dengan dentin terbuka.

3 = Email aus sampai sepertiga tengah

dengan pulpa terbuka.4 = Email aus sampai sepertiga servikal

dengan pulpa terbuka.

0 = Tidak ada keausan.

1 =E

mail aus tanpa mengenai dentin.2 = Email aus ampai sepertiga oklusal

dengan dentin terbuka.

3 = Email aus sampai sepertiga tengah

dengan pulpa terbuka.4 = Email aus sampai sepertiga servikal

dengan pulpa terbuka.



Gambar 1. Derajat atrisi gigi



Gambar 2. Gambaran klinis gigi yang atrisi



EFEK MENYIRIH TERHADAP ABRASI GIGIEFEK MENYIRIH TERHADAP ABRASI GIGI

ABRASI

Terkikisnya lapisan email gigi karena faktormekanik selain kontak antara gigi-geligi.

Kebiasaan menyuntil, cara menyikat gigi yangtidak tepat, menggunakan tusuk gigi yang

berlebihan, penataan gigi tiruan lepasan yang

menggunakan cakram.



Menyuntil merupakan suatu proses menggosok-

gosokkan gumpalan tembakau pada permukaangigi dan mukosa labial bagian bawah sambil

mengunyah campuran daun sirih yang telah dilipat

selama beberapa menit sampai seluruh campuran

habis.

Menyuntil merupakan suatu proses menggosok-

gosokkan gumpalan tembakau pada permukaangigi dan mukosa labial bagian bawah sambil

mengunyah campuran daun sirih yang telah dilipat

selama beberapa menit sampai seluruh campuran

habis.

Terjadi pergesekan yang berulang antara tembakau

dengan permukaan gigi, yang menyebabkan gigi

menjadi abrasi

Terjadi pergesekan yang berulang antara tembakau

dengan permukaan gigi, yang menyebabkan gigi

menjadi abrasi



Derajat abrasi dapat dilihat melalui

kriteria derajat abrasi di bawah ini: 0 = Tidak ada abrasi.

1 = Email abrasi pada daerah labial tanpamengenai dentin.

2 = Email abrasi pada daerah labialdengan dentin terbuka.

3 = Email abrasi pada daerah labial danmeluas lebih dalam ke dentin, tanpamengenai pulpa.

4 = Email abrasi pada daerah labial sampaimengenai pulpa.



Gambar 2. Derajat abrasi.



Gambar 4. Gambaran klinis gigi yang abrasi



METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif analitik.

Tempat dan waktu

Tempat penelitian adalah Desa Sembahe Baru PancurBatu. Waktu penelitian adalah pada Juli 2011.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah masyarakat suku Karo di Desa Sembahe

Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Sampel penelitian adalah wanita penyirih suku Karo di

Desa Sembahe Baru Pancur Batu.



Kriteria Penerimaan

Kriteria inklusi:Wanita penyirih suku Karo umur 30 60

tahun.

Tidak menderita bruksism.

Tidak memiliki kebiasaan meminum minuman

asam atau soft drink.

Tidak memiliki kebiasaan memakan buah-buahan yang asam.



Kriteria eksklusiMenderita bruksism

Memiliki kebiasaan meminum minuman

asam atau soft drink.Memiliki kebiasaan memakan buaha-

buahan asam.



Besar sampelBesar sampel dihitung dengan

menggunakan rumus estimasi proporsi:



Dengan:

n = Besar sampel

Z = Derajat baku alpha. Untuk = 0,05maka Z = 1,96

P = Proporsi penyirih penelitian Robert

Sama (2003) = 69%

q = (1-P)

d = 0,1 (presisi absolut)

= 82,17

83



Pada penelitian ini besar sampel ditentukan

90 orang dengan kelompok kontrol 10 orang.

Adapun dalam penelitian ini peneliti membagi

sampel ke dalam lima kelompok sampel

berdasarkan lamanya sampel memiliki

kebiasaan menyirih, dapat kita lihat pada tabel

berikut:



Tabel 1. Kelompok sampel berdasarkan lamanya

sampel memiliki kebiasaan menyirih.

Lama kebiasaan

menyirih (tahun)Jumlah sampel

2 8 18

9 15 18

16 22 18

23 - 29 18

30 - 36 18

Total 90



Cara Kerja

� Pemilihan sampel dilakukan melalui pengisian

kuesioner. Setelah sampel didapatkan, sampel

diberikan segelas air untuk kumur-kumur

kemudian gigi dikeringkan dengan

menggunakan kapas dengan tujuan

membersihkan kotoran atau sisa-sisa kegiatan

menyirih sehingga mempermudahpemeriksaan.



� Scoring atrisi dilakukan pada gigi posterior (P1

M terakhir) pada regio gigi yang sering digunakanuntuk mengunyah sirih (kanan atau kiri) pada

rahang atas dan rahang bawah, gigi diperiksa

dengan menggunakan kaca mulut dan senter

sebagai alat penerangan.

� Scoring abrasi dilakukan pada gigi yang sering

digunakan untuk menyuntil yaitu pada gigi

anterior rahang atas atau rahang bawah sebelahlabial atau gigi posterior rahang atas atau rahang

bawah sebelah bukal kanan atau kiri.



Variabel Penelitian

Variabel bebas

- Frekuensi menyirih

- Lamanya kebiasaan menyirih

Variabel tergantung- Atrisi

- Abrasi

Variabel terkendali

- Wanita penyirih suku Karo usia 30 60 tahun.

Variabel tidak terkendali

- Komposisi menyirih



Alat dan bahan

� Kaca mulut cembung ukuran besar

� Sonde

�Senter

� Pinset

� Kapas

� Sarung tangan� Aquadest



Manajemen data

Data penelitian ini akan diolah dengan

menggunakan program SPSS 17 yangdimana data akan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.



Analisis Data

� Tabel univariat digunakan untuk melihat gambaran

karakteristik lama kebiasaan menyirih, frekuensi

menyirih, atrisi, dan abrasi.

�Tabel bivariat digunakan untuk melihat hubungan antaralama kebiasaan dan frekuensi menyirih dengan derajat

atrisi dan menyuntil dengan derajat abrasi.

� Uji Chi square digunakan untuk menguji hubungan antara

perilaku menyirih dengan terjadinya atrisi dan abrasi.� Uji Anova digunakan untuk menguji hubungan antara

frekuensi dan lamanya kebiasaan menyirih dengan

derajat atrisi dan abrasi gigi.



KERANGKA PENELITIAN

Pengisian kuesioner

Sampel

Kumur-kumur dengan segelas aquadest

Gigi dikeringkan menggunakan kapas

Pemeriksaan gigi dengan menggunakan kaca mulut dan senter

Scoring atrisi Scoring abrasi

Tabel derajat atrisi Tabel derajat abrasi

Kesimpulan

Pengumpulan dan pengolahan data

Analisis data



Terima Kasih

seminar proposal penelitian

Documents