seminar tugas akhir juni 2015 automatic tissue processor
TRANSCRIPT
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
1
AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING
Tedi Rukmawan1, Her Gumiwang Ariswati2, I Dewa Gede Hari Wisanaf3
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
ABSTRAK
Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi
Paraffin. Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk
menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam
alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol
tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik
keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol
jaringan direndam dengan masing masing tiga larutan xylol selama 1 jam.
Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode one group post test
desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan
pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur
tanpa dibandingkan dengan kelompok control.
Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam
adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2
jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %. Dari data hasil
pengukuran dan analisis maka dapat disimpulkanbahwa alat dapat bekerja dengan
baik.
Kata Kunci :tissue processor, timer
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Automatic Tissue Processor adalah alat untuk proses pengolahan jaringan pada kegiatan Histoteknik (proses untuk membuat sajian histologi) yang telah dipotong dan telah melalui tahap proses kimiawi yaitu Fiksasi (Fixation), Pemeriksaan Kotor (Gross Examination), dan kemudian dilakukan Pengolahan Jaringan (Tissue Processing). Tissue Processor atau Pengolahan jaringan bertujuan untuk mengolah jaringan agar proses mikrotom bisa dilakukan secara sempurna. Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi,
Clearing, Infiltrasi Paraffin. (histoteknik dasar, 2009). Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol. Tahapan terakhir yaitu Infiltrasi paraffin yang merupakan tahap pengisian rongga atau pori-pori jaringan dengan cairan paraffin. (Rica Vera BR Tarigan , 2012)
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
2
Pengolahan jaringan yang rumit cukup merepotkan operator jika dilakukan secara manual, mengingat pada tahap pengolahan jaringan membutuhkan ketelitian dan monitoring waktu yang tepat. Pengolahan jaringan secara manual memiliki persentasi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan pengolahan jaringan secara otomatis. Pada proses manual, operator dituntut untuk benar-benar teliti dalam memonitoring waktu pengolahan jaringan. Ketidaktepatan waktu dapat menyebabkan hasil yang kurang maksimal atau jaringan masih mentah untuk diproses lebih lanjut .
Automatic tissue processor telah dibuat dengan tahap dehidrasi (Amalia Risa Rahma, 2000). Automatic tissue processor dibuat dengan tahap Infiltrasi Paraffin (I Wayan Hermawan, 2000). Tanpa tahap clearing proses pengolahan jaringan tidak bisa dilanjutkan ke tahap infiltrasi paraffin karena cairan alcohol yang digunakan pada tahap dehidrasi tidak dapat berikatan dengan paraffin.
Batasan Masalah
1. Tissue prosessor hanya untuk tahap pembeningan (clearing).
2. Menggunakan 3 tabung larutan. 3. Sumber tegangan berasal dari
jala jala PLN. 4. Menggunakan motor DC
sebagai penggerak mekanik. 5. Menggunakan IC ATMEGA
8535. 6. Menggunakan timer counter up. 7. Waktu pemilihan clearing yaitu
1 dan 2 jam untuk masing - masing tabung.
8. Proses dari hasil clearing tidak bisa dilihat secara langsung karena bukan menggunakan sample dan larutan asli (simulasi).
9. jika terjadi gangguan matinya sumber tegangan maka timer tidak bisa melanjutkan.
Rumusan Masalah Dapatkah dibuat “Automatic Tissue Prosessor Tahap Clearing dengan Menggunakan ATMEGA 8535 ?”
Tujuan Tujuan Umum
Dibuatnya automatic tissue prosessor tahap clearing dengan menggunakan ATMEGA 8535.
Tujuan Khusus 1. Membuat rangkaian mikrokontroler
dan menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system.
2. Membuat rangkaian timer otomatis. 3 Membuat rangkaian control motor
DC. 4. Membuat control mekanik dengan
menggunakan motor DC. 5 Menfungsikan AVR sebagai
pengolah data dan pengontrol alat secara keseluruhan.
6 Melakukan uji fungsi alat
Manfaat Manfaat Teoritis
Menambah wawasan di bidang Teknik Elektromedik khususnya alat laboratorium yaitu Automatic Tissue Processor.
Manfaat Praktis Untuk memudahkan pengguna
dalam melakukan proses Tissue Processor.
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
3
Telaah Pustaka Automatic Tissue Processor
a) Fiksasi
Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi dan mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada rupture.
b) Dehidrasi Untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi.
c) Pembeningan (clearing) Pembeningan adalah suatu tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin. Jaringan tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam parafin karena alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan. Proses mengeluarkan alkohol dari jaringan ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan masih tertinggal sedikit alkohol maka parafin tidak bisa masuk kedalam jaringan sehingga jaringan menjadi “ matang diluar, mentah di dalam” dan akan menyebabkan jaringan menjadi sulit untuk dipotong dengan mikrotom.
Proses pembeningan dengan menggunakan XYLOL :
Botol 1. Xylol I 1 Jam
Botol 2. Xylol II 1 Jam
Botol 3. Xylol III 1 Jam
d) Infiltrasi paraffin Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-benar bebas dari cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.
Prinsip Kerja Alat
Keterangan: Automatic Tissue Processor Yaitu yaitu alat yang secara otomatis melakukan gerakan melakukan proses persiapan jaringan dengan timer yang sudah di setting.
Kerangka Konsep Diagram Mekanis Sistem
Desain modul Keterangan: 1) Kontrol pemilihan timer 1 dan 2
jam 2) Rangkaian mekanik sebagai
penghasil gerakan otomatis.
.
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
4
Diagram Blok
Diagram Blok Sistem
1. MCU MCU ( Microcontroller Unit ) merupakan otak yang mengatur system mekanik didalam alat.
2. Display Display yaitu untuk menampilkan timer untuk perendaman jaringan.
3. Driver motor. Driver motor untuk mengatur kerja motor.
4. Motor 1 Motor 1 berfungsi sebagai penggerak mekanik naik turun tabung jaringan.
5. Motor 2 Motor 2 berfungsi sebagai penggerak mekanik kanan kiri tabung jaringan.
6. Motor 3 Motor 3 berfungsi sebagai pemutar jaringan.
7. Switch berfungsi sebagai sensor untuk pemberhentian motor.
8. Start berfungsi sebagai tombol awal tanda dimulai proses
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
5
Diagram Alir Proses/Program
Diagram Alir Proses
Tombol on di tekan maka proses inisialisasi di mulai, kemudian melakukan setting timer dengan pemilihan 1 jam atau 2 jam. Tombol start di tekan maka proses di mulai yaitu motor 1 bekerja turun sampai merubah switch sehingga motor 1 berhenti motor 3 bekerja dan timer berjalan, setelah timer habis maka motor 3 mati dan motor 1 kembali bekerja dan naik ke atas dan diberhentikan oleh switch dan motor 2 bekerja untuk memindah jaringan ke larutan yang lain, proses ini berlangsung 3 kali sesuai dengan jumlah larutannya. Dan proses selesai.
Tombol start di tekan
Tidak
Start
Inisialisasi
Setting timer
Motor 2 bergerak
Switch larutan 1
Switch larutan 2
Switch larutan 3
Motor 1 turun
Switch
Motor 1 berhenti
Timer aktif
Motor 3 berputar
Timer habis
Motor 1 naik
Switch
Motor 1 turun
Switch
Motor 1 berhenti
Timer aktif
Motor 3 berputar
Timer habis
Motor 1 naik
Switch
Motor 1 turun
Switch
Motor 1 berhenti
Timer aktif
Motor 3 berputar
Timer habis
Motor 1 naik
Switch
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
End
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
6
Urutan Kegiatan
Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis membuat beberapa urutan kegiatan diantaranya : 1) Mencari dan mempelajari teori
yang berkaitandengan permasalahan yangdibahas.
2) Berkonsultasi kepada dosen - dosen yang bersangkutan mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir.
3) Mengumpulkan refrensi mengenai segala faktor yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
4) Membuat Blok diagram, diagram alir serta desain mekanis untuk modul yang akan dibuat
5) Membuat dan menyusun proposal. 6) Ujian Proposal dan Revisi 7) Membuat, mengumpulkan dan
mempelajari rangkaian- rangkaian yang dibutuhkan untuk pembuatan modul.
8) Membuat layoutan rangkaian ke papan PCB.
9) Menyiapkan bahan berupa komponen dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan modul.
10) Memasang komponen pada papan PCB dan trobel shoot.
11) Mempelajari dan membuat Program.
12) Memasang rangkaian pada box modul.
13) Melakukan uji fungsi alat. 14) Pengambilan data – data yang
dibutuhkan dari modul serta menyusunnya menjadi sebuah KTI dengan refrensi yang diambil dari buku, internet serta KTI perpustakaan.
15) Ujian Kelayakan dan Ujian Seminar.
16) Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Pengujian Dan Pembahasan Teknik Pengujian dan Pengukuran
Dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan jenis peneltian “one group post test desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur tanpa dibandingkan dengan kelompok control.
Perlakuan diukur
X -------------------------------- 0
Teknik pengujian dan pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan modul dengan pembanding yaitu :
1. Menggunakan stopwatch untuk membandingkan timer
Hasil Pengukuran
Tabel Pengukuran Waktu
Perpindahan Basket ke Larutan
Perpindahan Waktu
Start ke larutan 1 15 s
Larutan 1 ke
larutan 2
28 s
Laurtan 2 ke
larutan 3
28 s
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
7
Table pengukuran 1 jam (3600) Table pengukuran 2 jam (7200)
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
8
Analisis Setelah dilakukan pengukuran
maka akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus, antara lain :
Perhitungan untuk setting waktu 1
jam (3600 s)
Perhitungan larutan 1 :
X
�� =∑��
�
X = 6
21856
= 3642 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 3600 – 3642
= -42
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 3600
36423600 x 100%
= -1,16 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
2)36423643(
2)36423643(
2)36423642(
2)36423643(
2)36423643(
2)36423642(
= 5
4
= 0,89
UA
�� =��
√� =
0,89
√6 − 1 = 0,39
Perhitungan larutan 2 :
X
�� =∑��
�
X = 6
21857
= 3642,8 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 3600 – 3642,8
= -42,8
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 3600
8,36423600 x 100%
= -1,18 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
36423643(2
)8,36423643(2
)8,36423642(2
)8,36423643(2
)8,36423643(2
)8,36423643(
= 5
04,004,064,004,004,004,0
= 0,4
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
9
UA
�� =��
√� =
0,4
√6 − 1 = 0,178
Perhitungan larutan 3 :
X
�� =∑��
�
X = 6
21856
= 3642,6 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 3600 – 3642,6
= -42,6
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 3600
6,36423600 x 100%
= -1,18 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
2)6,36423643(
2)6,36423643(
2)6,36423642(
2)6,36423642(
2)6,36423643(
2)6,36423643(
= 5
16,016,036,036,016,016,0
= 0,52
UA
�� =��
√� =
0,52
√6 − 1 = 0,23
5.3.1.2 Perhitungan untuk setting waktu 2 jam (7200 s)
Perhitungan larutan 1 :
X
�� =∑��
�
X = 6
43692
= 7282 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 7200 – 7282
= -82
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 7200
72837200 x 100%
= -1,15 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
2)72827283(
2)72827283(
2)728227280(
2)72827283(
2)72827283(
2)72827280(
= 5
114114
=1,54
UA
�� =��
√� =
1,54
√6 − 1 = 0,69
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
10
Perhitungan larutan 2 :
X
�� =∑��
�
X = 6
43692
= 7282 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 7200 –7282
= -82
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 7200
72827200 x 100%
= -1,13 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
2)72827284(
2)72827283(
2)728227280(
2)72827280(
2)72827282(
2)72827283(
= 5
414401
= 1,67
UA
�� =��
√� =
1,67
√6 − 1 = 0,74
Perhitungan larutan 3 :
X
�� =∑��
�
X = 6
43688
= 7281,3 s
Simpangan
Error = Xn - X
= 7200 – 7281,3
= -81,3
% Error
% Error = Xn
XXn
x 100%
= 7200
3,72817200 x 100%
= -1,12 %
SD
SD = 1
)6(......)2()1( 222
n
XXXXXX
=
16
72817281(2
)3,72817283(2
)3,72817282(2
)3,72817280(2
)3,72817280(2
)3,72817280(
= 5
09,089,249,049,069,169,1
= 1,21
UA
�� =��
√� =
1,21
√6 − 1 = 0,54
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
11
Pembahasan hardwareRangkaian Keseluruhan Rangkaian Keseluruhan
Penjelasan Rangkaian Minimum Sistem :
Tombol/switch pada rangkaian minimum system ini berupa tombol setting timer pada PINB.3 untuk pemilihan 1 - 2 jam, dan tombol enter pada PINB.1 digunakan untuk menjalankan program yang telah dipilih, kemudian PINB.4 dan PINB.5 menggunakan limit swit yang berfungsi untuk pembatas motor pada saat naik atau turun dan mengirim logika ketika tertekan otomatis oleh gerakan motor sehingga mengirimkan input terhadap micro, dan tiga sensor opcopler berfungsi untuk memberhentikan motor saat perpindahan larutan ke larutan sehingga mengirimkan logika inputan ke micro melalui PINA.1 PINA.2 dan PINA.3.
LCD 2X16 berfungsi sebagai display untuk menampilkan pemilihan TIMER dan tampilan proses TIMER sedang berjalan.
Tombol reset digunakan untuk memberhentikan buzzer saat proses sudah selesai dan membuat alat menjadi kondisi awal lagi. Pin reset ATmega 8535 adalah active low resistor, ini berfungsi untuk pull up yang cara kerjanya secara default ic akan mengenal logika 1 / high jika mendapat triger (saklar ditekan) maka input akan terhubung langsung dengan ground dan mendapat logika nol. Kapasitor yang diparalelkan dengan tombol adalah untuk memberikan delay reset pada waktu rangkaian dinyalakan.
Konektor programmer yang terhubung dengan pin Mosi, Miso, SCK, Reset dan Ground berfungsi untuk
memasukkan dan menghapus program pada mikrokontroller.
:
Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge,H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H-bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H.
Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF 540) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF 9540). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak turun dan ketika sebaliknya Pada saat MOSFET B dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan dari gambar motor akan terhubung dengan
PB5
U3
MOC70T3
1
2 4
3
PC
5
PC
2
PC5
PB
2
R7
220
PD2
R41k
1 3
2
PB8
VCC
PD0
PD3
PB4
PB5
PA0
PB6
PB
4
PD5
start limit bawah
PA1
limit
R8
220
PC
4
PB3
VCC
PA3
R1
RESISTOR
PC3
VCC
VCCJ13
programer
123456
PD6
PC
6
PC2
PC0
PB
1
PC
1
PB0
PC4
PC1PA3
PD4U5
MOC70T3
1
2 4
3
R51K
PA1
RESET
U4
MOC70T3
1
2 4
3
R2
RESISTOR
J7to lcd
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
PB
5
SW5
PA4
PD7
VCC
PB1
PC7PC6
R3
RESISTOR
PA7PB7
PB2
PB7
C710uF PD1
PA5
VCC
VCC
VCC
VCC
PB6
U1
atmega8535
4
141516
2627
29
38
40
28
39
6
123
181920 21
22232425
5
789
10111213
3736353433323130
17
PB3(OC0/AIN1)
PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)
PC4PC5
PC7(TOSC2)
PA2(ADC2)
PA0(ADC0)
PC6(TOSC1)
PA1(ADC1)
PB5(MOSI)
PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)
PD4(OC1B)PD5(OC1A)PD6(ICP) PD7(OC2)
PC0(SCL)PC1(SDA)
PC2PC3
PB4(SS)
PB6(MISO)PB7(SCK)RESETVCCGNDX-TALL2X-TALL1
PA3(ADC3)PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)
AREFAGNDAVCC
PD3(INT1)
PA2
PA6
PC
7
RESET
R6
220
PC
0
PA2
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
12
kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kiri motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak naik.
Penggunaan opcopler PC817 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, opcopler PC817 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector yang di fungsikan untuk IRF 9540 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler pc817 satu rasi, fungsi pengmabilan ground dikarenakan irf 9540 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada pc817 yang diteruskan ke irf540 adalah untuk pengambilan logika 1 ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan irf tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika 1. Penggunakan tegangan 12 vdc di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika 1 lebih jelas atau lebih kuat.
Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman.
Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus untuk memicu anoda pada pc817.
Penjelasan rangkaian driver motor pemindah larutan :
Fungsi optocopler dan mosfeet irf 9540 adalah sebagai saklar, pada saat anoda dari pc817 mendapat logika 1 dari micro maka collector dan emitor satu rasi sehingga collector mendapatkan ground dikarenakan ada penghalang resistor yang kemudian ground itu digunakan untuk mengaktifkan gate dari mosfeet irf9540 sehingga source mengalirkan tegangan ke drain dan drain meneruskannya ke motor sehingga motor bergerak.
Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus dari PORTD.2 untuk memicu anoda pada pc817.
Pembahasan Software Listing Program
Subprogram timer dan LCD #include <mega8535.h> #include <lcd.h> #include <stdlib.h> #include <delay.h> eeprom unsigned char te=0,di=1, ru=0; unsigned char mikrodetik, detik=0, menit=0, jam=0; unsigned char temp[10];
D2
in4007
5V
Q2IRF9540N/TO
ISO3PC817
12
43
M1MOTOR AC
PORTD.2 R7100K
M1
-
12VR6
220
M1
+
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
13
#asm .equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } } interrupt [TIM0_COMP] void timer0_comp_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } } void satu() { if (detik==3) { detik=0; lcd_clear(); menit++; } if (menit==2) { menit=0; lcd_clear(); jam++; if (jam==1) { TCCR0=0x00; }
} } void dua() { if (detik==3) { lcd_clear(); detik=0; menit++; } if (menit==2) { lcd_clear(); menit=0; jam++; if (jam==2) { lcd_clear(); TCCR0=0x00; } } } void tampil_lcd() { itoa(jam,temp); //menampilkan JAM di LCD lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp); itoa(detik,temp); //menampilkan DETIK di LCD lcd_gotoxy(6,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(5,1); //menampilkan : lcd_putsf(":"); itoa(menit,temp); //menampilkan MENIT di LCD lcd_gotoxy(3,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(2,1); //menampilkan :
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
14
lcd_putsf(":"); lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("jam"); itoa(te,temp); lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(temp); } Subprogram pengaturan logika untuk driver motor menggunakan output PORTD PORTD=0b00001111; Kelemahan/Kekurangan Sistem 1. Pemilihan motor kurang tepat
sehingga gerak mekanik berisik. 2. Timer tidak bisa melanjutkan
PENUTUP KESIMPULAN
Secara menyeluruh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1 Mikrokontroler dengan ATmega 8535 dapat menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system alat.
2 Dapat dibuat rangkaian timer otomatis.
3 Dibuat rangkaian control motor DC dengan mosfeet IRF9540 dan IRF540.
4 Melakukan uji fungsi alat
5 Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2 jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %
SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut :
1. Desain yang tepat dan baik, serta pemilihan motor juga harus diperhatikan agar pergerakan motor lebih bagus.
2. Dapat dibuat penyimpanan timer ketka mati listrik terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aulia Jusuf, (2009). Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Cahyono, (2003). Laporan Praktikum Mikroteknik Pembuatan Preparat Permanen
Dunia Analis (2010). Teknik pembuatan sediaan pemeriksaan minggu 5 desember 2010. http://n1nt1.blogspot.com
Elektronika dasar (2012). Prinsip kerja motor DC. Selasa 4 juli 2012 http://elektronika-dasar.web.id/
Koentjaraningrat, 2006. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
M. Ary Heryanto dan Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroller ATMega8535. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
15
Rica Vera Br. Tarigan, (2012). Laporan Praktikum Tissue Processing (Pemprosesan Jaringan) Sumanto, (1994) Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit Andi Offset.
Zuhal, (1988). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia,