seminar.docx

2
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar peseta didik aktif mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tapi tidak hanya peserta didik yang hanya aktif mengembangkan potensi dirinya melainkan guru juga diwajibkan untuk mengembangkan secara maksimal untuk memnatapkan posisi dan peranannya atau profesinya. Seperti dalam PP Nomor 19 tahun 2005 Pasal 20 serta permendiknas No 41/2007 yang mensyaratkan bahwa seorng guru untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Peraturan tersebut didukung pula oleh peraturan baru tyag mengatur kenaikan pangkat jabatan seorang fungsional guru. peraturan baru tersbut mewajibkan guru untuk membuat atau mempublikasikan karya tulis imiah seperti modul, buku pelajarn, makalah penelitian, artikel, dll. Peraturan tersebut tercantum dalam: - PermenPANRB No. 16 tahun 2009 ttg jabatan fungsional guru dan angka kreditnya - Peraturan bersama mendiknas dan kepala BKN No 03/V/PB/2010 dan no 14 tahun 2010 tentang petunjuk pelaksnaan jabatan fungsional Guru dan Angka kreditnya dalam peraturan tersebut menyebutkan untuk kenaikan pangkat atau jabatan guru wajib mempublikasikan atau wajib membuat karya tulis ilmiah dari pangkat atau jabatan guru muda atau III C disini peneiti menemukan beberapa permasalahan tntg bahan ajar seperti yang dilansir pada web merdeka.com pada pertngahan bulan oktober 2014 bahwa bahan ajar yang beredar tidak sesuai dengan tumbuh kembang kognitif peserta didik, kaena bahan ajar SD, SMP dan SMA materi berisi tentang tips berpacaran, mngandung unsure porna, pelecehan seksual dan dll. Oleh karena itu dengan mengembangkan bahan ajar guru dapat membuat bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik selain tu juga sesuai dengan kebutuhan siswa.

Upload: cii-tossaenueta

Post on 07-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar.docx

Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar peseta didik aktif mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Tapi tidak hanya peserta didik yang hanya aktif mengembangkan potensi dirinya melainkan guru juga diwajibkan untuk mengembangkan secara maksimal untuk memnatapkan posisi dan peranannya atau profesinya. Seperti dalam PP Nomor 19 tahun 2005 Pasal 20 serta permendiknas No 41/2007 yang mensyaratkan bahwa seorng guru untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Peraturan tersebut didukung pula oleh peraturan baru tyag mengatur kenaikan pangkat jabatan seorang fungsional guru. peraturan baru tersbut mewajibkan guru untuk membuat atau mempublikasikan karya tulis imiah seperti modul, buku pelajarn, makalah penelitian, artikel, dll. Peraturan tersebut tercantum dalam:

- PermenPANRB No. 16 tahun 2009 ttg jabatan fungsional guru dan angka kreditnya- Peraturan bersama mendiknas dan kepala BKN No 03/V/PB/2010 dan no 14 tahun 2010 tentang

petunjuk pelaksnaan jabatan fungsional Guru dan Angka kreditnya

dalam peraturan tersebut menyebutkan untuk kenaikan pangkat atau jabatan guru wajib mempublikasikan atau wajib membuat karya tulis ilmiah dari pangkat atau jabatan guru muda atau III C

disini peneiti menemukan beberapa permasalahan tntg bahan ajar seperti yang dilansir pada web merdeka.com pada pertngahan bulan oktober 2014 bahwa bahan ajar yang beredar tidak sesuai dengan tumbuh kembang kognitif peserta didik, kaena bahan ajar SD, SMP dan SMA materi berisi tentang tips berpacaran, mngandung unsure porna, pelecehan seksual dan dll. Oleh karena itu dengan mengembangkan bahan ajar guru dapat membuat bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik selain tu juga sesuai dengan kebutuhan siswa.

Kemudian peneliti menemukan permasalah juga dalam pembelajaran matematika di sma 1 rajagaluh dan sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru matematika yaitu agur krisnanto khusunya kelas xi. Dalam pembelajaran siswa masih bergantung kepada guru, jadi gru adlah satu-satunya sumber belajar, banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru, jadi guru menjelaskan tetapi siswa y memain-mainkan hp, dan kurang terlibatnya siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Oleh karena itu peneliti mengembangkan bahan ajar yaitu modul berbantu alat peraga berbasis saintifik

Kenapa modul? Karena modul ini disusun secara sistematis dari berbagai sumber belajar yang isinya menurut saya lengkap, yaitu ada petunjuknya, ada latihan-latihannya yang menyebabkan siswa ini dapat belajar secara mendiri, karena didalam kelas pasti siswa nya ada yang cepat menagkpa materi da ada juga siswa yang lambat mengkap materi yang disampaikan. Oleh karena itu dengan adanya modul siswa

Page 2: Seminar.docx

tidak bergantung lagi kepada guru, siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka, dapt menjawab kesulitan siswa karena disertai dengan contoh-contoh, dan lain-lain

Kenapa berbantu alat peraga? Karena dengan alat perag peserta didik dapat secara aktif mengikuti pembelajaran. Selain itu pandangan dari honfusius bahwa jika saya dengar maka saya lupa, jika saya lihat maka saya ingat, dan jika saya lakukan maka saya mengerti. Jadi diharapakan dengan digunakannya alat peraga dalam pembelajaran matematika selain siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran siswa juga dapat memahami materi yang disampaikan sehingga materi yang disampaikan dapat diingat terus, tidak mudah dilupakan. Dan dengan penggunaan ala peraga pembelajaran akan lebih menarik, tidak menjenuhkan.

Kenapa saintifik? Karena sesuai denga kurikulum yang diterapkan di sma n 1 rjg, dan dalam buku karangan ahmadi dan sofan amri bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum