senthong, vol. 1, no.2, juli 2018
TRANSCRIPT
SENTHONG,Vol.1,No.2,Juli2018
223
PENERAPANARSITEKTURPERILAKUPADAPERANCANGANSEKOLAHKREATIFDISURAKARTA
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramestiProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta
Abstrak
Perkembangansuatunegarasangatdipengaruhiolehkreativitassumberdayamanusiayangdimilikinegara tersebut.Kreativitassebagaipotensi setiap individudapatdikembangkansejakdinimelaluiberbagaicarasalahsatunyadenganmeningkatkankualitaspendidikanyangmendukungpenciptaankreativitas.Upayamendukung penciptaan kreativitas di sekolah diwujudkan denganmemberikan ruang-ruang kreatif sebagaimediauntukanakberekspresi, bereksplorasi, danberkreasi sesuai denganminat danbakatmasing-masing.Ruang-ruang di sekolah baik ruang kelas maupun ruang kreatif harus bersifat aman untuk anak dalammengekspresikangagasan sertamampumenstimulasi anakuntukbereksplorasi danberkreasi dalamprosesmengembangkankreativitasnya.Untukmencapaikarakteristiktersebut,arsitekturperilakudianggapsebagaipendekatanyangtepatpadaperancanganbangunansekolahkreatif.Metodepenelitianyangdigunakanadalahpenelitian terapan.Metode tersebut dimulai denganpenggalian ide awal danpengumpulandata kemudiandisimpulkanmenjadi suatu pedoman dalam analisis perancangan.Hasil penerapan prinsip desain arsitekturperilaku dapat dilihat pada pengolahan zona kegiatan, gubahan massa, serta tampilan dalam dan luarbangunanyangdisesuaikandengankarakteranak.
Katakunci:kreatif,sekolah,sekolahkreatif,arsitekturperilaku.
1.PENDAHULUAN
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baikberupagagasanmaupunkaryanyatayang relatifberbedadenganyang telahada (Supriadi,1994).Perkembangankreativitassumberdayamanusiapadasuatunegaramempengaruhiperkembangannegaratersebutdimatadunia.LaporanberjudulGlobalCreativityIndex(GCI)yangdipublikasikanolehMartinProsperityInstitutesebagaipengukurtingkatkekreatifannegaradiduniamenyatakanbahwaIndonesiamenempati peringkat ke 115 dari 139 negara yang disurvei dengan nilai sebesar 0.202,sementaraperingkatpertamaditempatiolehAustraliadengannilaisebesar0.970.DarihasillaporantersebutdapatdikatakanbahwatingkatkreativitasdiIndonesiamasihtergolongrendahdibandingkandengannegaralain.
Padamasadahulu,kreativitasdiyakinisebagaikemampuanyanghanyadimilikiolehindividutertentu. Padamasa kini, dipandang sebagai potensi yang dimiliki setiap individu sehingga dapatdikembangkansejakdinimelaluiberbagaicara,salahsatunyamelaluikegiatanpembelajaran.KotaSurakartadiakuimenjadisalahsatukotakreatifsejak25April2013olehDirektoratJendralPariwisatadanEkonomiKreatif.KonferensikotakreatifIndonesiamenjelaskanbahwakotakreatifadalahkotayangmemiliki berbagai ekosistem kreatif yangmampumemicu sebuah kota untukmenggerakkansumber dayamanusia (individu) agarmemiliki kemampuanmembuat sesuatu. Untukmendukungprogram kota kreatif pada bidang pengembangan ekonomi kreatif, pemerintah Kota Surakartamerumuskan beberapa strategi salah satunya adalah meningkatkan kualitas pendidikan yangmendukungpenciptaankreativitasdankewirausahaanpadaanakusiapendidikandasar.
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
224
Namun, saat ini sarana dan prasarana fasilitas pendidikan di Kota Surakarta belumsepenuhnya mampu mewadahi kegiatan penciptaan kreativitas anak sehingga diperlukan sebuahfasilitas pendidikan yang tidak hanya mewadahi kegiatan belajar mengajar, tetapi juga mampumewadahi serangkaian kegiatan pengembangan kreativitas anak sejak dini. Upaya tersebut dapatdilakukan denganmemberikan ruang-ruang kreatif sebagai media berekspresi, bereksplorasi, danberkreasi sesuai dengan minat dan bakat masing-masing anak yang bersifat aman dan mampumenstimulasisebagaidukunganatasusahapemerintahdalammeningkatkankreativitassumberdayamanusiadankualitaspendidikan.
Pendekatan arsitektur perilaku diperlukan dalam mendesain fasilitas pendidikan yangdiwujudkan dalam bentuk sekolah kreatif sebagai wadah kegiatan belajar mengajar danpengembangan kreativitas dalam jenjang pendidikan usia dini dan pendidikan dasar di Surakarta.Dengan menerapkan pendekatan arsitektur perilaku, diharapkan dapat menciptakan ruang dansuasana yang amanuntuk anakdalammengekspresikan gagasan sertamampumenstimulasi anakuntuk bereksplorasi dan berkreasi dalam proses mengembangkan kreativitasnya sesuai dengankebutuhan,karakter,danperilakuanakpadamasing-masingjenjangpendidikan.
Arsitekturberwawasanperilakuadalaharsitekturyangmanusiawi,mampumemahamidanmewadahi perilaku-perilaku manusia dari berbagai macam perilaku, baik itu perilaku pencipta,pemakai,pengamat,maupunperilakualamsekitarnya.(Mangunwijaya,2013)Arsitekturberwawasanperilaku juga dapat didefinisikan sebagai arsitektur yang mampu menanggapi kebutuhan sesuaidengangayahidupmanusiadidalamnya(JamesC.Snyder,1989).CarolSimonWeistendanThomasG. David (1987) menyebutkan desain arsitektur perilaku memiliki prinsip-prinsip yang perludiperhatikan,yaknikemampuanberkomunikasisesuaikondisidanperilakupengguna,manusiadanlingkungan,mewadahiaktivitaspenghunidengannyamandanmenyenangkan,sertadapatmemenuhinilaiestetika,komposisi,danestetikabentuk.
Dalamprosesmengembangkankreativitasdisekolahkreatif,kondisidanperilakuanakperludiperhatikan.Anakmemilikikarakteryangberbedadengankaraktermanusiadewasasehinggaupayapengembangan kreativitas dapat berlangsung secara efektif dengan memperhatikan kondisi danperilaku anak. Bentuk rancangan yang mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkunganmerupakanbentukyangdapatdipahamimelaluipenginderaanatauimajinasiolehanak.Bentukyangdapatdipahamimelaluipeginderaanatauimajinasianakdapatberperansebagaistimuluskreativitasanak. Perwujudan dari bentuk rancangan yang mampu berkomunikasi dengan manusia danlingkungan adalah pencerminan fungsi bangunan sebagai sekolah kreatif,menunjukkan ketepatanskaladanproporsisertadapatdinikmati,sertamenunjukkanbahandanstrukturyangakandigunakan.Rancangan yang nyaman sertamenyenangkan sebagaiwadah aktivitas penghuni, baik secara fisikmaupunpsikis,dapatdicapaimelaluipengolahanbentukruangsekitardanpemenuhankebutuhanyangberkaitandengan jiwamanusia.Penciptaanruangyangnyamandanmenyenangkan tersebutdibutuhkananaksehinggaanakdapatmengekspresikangagasan,bereksplorasi,danberkreasisecarabebas tanpa rasa tertekan sehinggamenghambat perkembangan kreativitasnya. Pemenuhan nilaiestetikabentuk,komposisi,danestetikadapatberperansebagaistimuluskreativitasanakyangdicapaimelaluiketerpaduan(unity),keseimbangan(balance),proporsi,skala,danirama.
Faktor-faktoryangberpengaruhdalamprinsiparsitekturperilakuadalahfaktormanusia,meliputikebutuhan dasar, usia, jenis kelamin, kelompok pengguna, kemampuan fisik dan antropometrik,faktorpsikologisyangmeliputiprivasi, ruangpribadi, teritorialitas,proksemik,kepadatan(density),kesesakan(crowding),danorientasi,sertafaktorfisiologisberupakenyamanandankesehatan(JamesC.Snyder,1989).
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
225
2.METODEPENELITIAN
Metodepenelitianyangdigunakanadalahpenelitianterapanmelaluipendekatandeskriptifkualitatif.Penelitian inidimulaidenganmenguraikandatayangterkaitdengansekolah,kreativitas,anak,danarsitekturperilaku.Sumberdataprimerdidapatmelaluitinjauanpustaka,jurnalataupunartikelterkait.Kumpulandatatersebutkemudiandianalisisdalamprosesperancangandesain.Analisislebihterfokuspadapenerapanarsitekturperilakupadaperancanganbangunan.
Penerapan arsitektur perilaku pada perancangan berpedoman pada empat prinsip desainarsitektur perilaku yaitu memperhatikan kondisi dan perilaku pengguna, mampu berkomunikasidenganmanusiadanlingkungan,mewadahiaktivitaspenghunidengannyamandanmenyenangkan,memenuhinilaiestetika,komposisi,danestetikabentuk.Keempatprinsipdesainarsitekturperilakutersebutditerapkanpadakomponenperancanganarsitekturyangmeliputipengolahanzonakegiatan,gubahanmassa,sertatampilandalamdanluarbangunan.
Dalammengolah zona kegiatan, prinsip desain arsitektur perilaku yang diterapkan adalahdesainyangmemperhatikankondisidanperilakupenggunadimanapenggunasekolahkreatifterdiridaribeberapajenjangpendidikan.Dalammengolahgubahanmassa,prinsipdesainyangditerapkanadalahmampuberkomunikasidenganmanusiadanlingkungandenganmemperhatikankondisidanperilaku pengguna, serta memenuhi nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk melaluipencerminanfungsibangunan,menunjukkanketepatanskaladanproporsisertadapatdinikmati,danmenunjukkanbahandanstrukturyangakandigunakan.Dalammengolah tampilandalamdan luarbangunan,prinsipdesainyangditerapkanadalahkemampuanmewadahiaktivitaspenghunisehinggadidapatakan perasaan nyaman danmenyenangkan denganmemperhatikan karakteristik anak dankebutuhanuntukmerangsangkreativitaspadadirianaksertamemenuhinilaiestetika,komposisi,danestetikabentuk.
3.HASILDANPEMBAHASAN
Sekolah kreatif di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku merupakan sebuahfasilitaspendidikansebagaiwadahkegiatanpengembangankreativitasmelaluikegiatanedukasidanserangkaian kegiatan yangmenghasilkan karya cipta dalam jenjang usia pendidikan anak usia dinihinggapendidikandasar.
PemilihantapakdidasarkanpadakriteriaRTRWKotaSurakartatahun2011-2031.Kebutuhanfasilitaspendidikanpadasuatukawasanberdasarkanrasioketersediaansekolahterhadappendudukusia sekolah, serta memperhatikan kondisi dan perilaku pengguna. Berdasarkan pertimbangantersebut,terpilihtapakyangberadadiJalanSindoroRaya,KelurahanMojosongo,KecamatanJebres,denganluastapak±21.897m2(lihatgambar1).RasioketersediaansekolahdiKelurahanMojosongomerupakanrasioterendahkeduadiKotaSolo,yaitusebesar11,96dibandingrasioidealsebesar52.PotensidankondisilokasitapaksesuaidenganpertimbanganRTRWKotaSurakartasertakondisidanperilakupenggunasekolahkreatif.
Gambar1
LokasiTapakTerpilih
JALANSINDORORAYA
Tapak terletak di daerahdengan potensi dankondisi lingkungan sekitaryang baik, aman, dannyamansehinggakegiatanedukasi danpengembangankreativitasdapat berlangsung secarakondusif.
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
226
Pengolahanzonakegiatanperlumemperhatikanduajenjangpendidikanyangdiwadahiolehsekolah kreatif, yaitu pendidikan anak usia dini (terdiri dari kelompok bermain dan taman kanak-kanak),sertapendidikandasar (terdiridari sekolahdasardansekolahmenengahpertama).Prinsipdesain arsitektur perilaku yang diterapkan perlu memperhatikan kondisi dan perilaku penggunaterutamaanakdariberbagairentangusiapendidikan(lihatgambar2).Penerapanprinsipdesainyangmemperhatikankondisidanperilakupenggunaadalahpengolahanpeletakandanpencapaianzonakegiatansesuaidengankebutuhanpenggunamasing-masingzona.Zonakegiatanpadasekolahkreatifterdiri dari zonapembelajaran, zonaekstrakurikuler, zonapengelolaan, zonapenunjang,dan zonaservis.
Gambar2PergerakanAnakyangMempengaruhiPengolahanZonaKegiatan
Peletakan zona pembelajaran adalah pemisahan zona pendidikan anak usia dini dengan
pendidikandasar.Pemisahaninididasarkanpadapertimbangankebutuhan,kondisi,danperilakuyangberbeda antar anak padamasing-masing jenjang. Zona pembelajaran khususnya zona pendidikandasar,merupakan zonayangmembutuhkan suasanakondusif sehingga zona inidiletakkandi areadenganpotensikebisinganrendah(lihatgambar3).
Zonaekstrakurikulerdiletakkandekatdenganmainentrancekarenapenggunadarizonainitidak hanya siswa tetapi juga pengunjung dari luar. Zona pengelola merupakan area semi-privatkarenahubunganantarapengelolasekolahdanpengunjungdariluartidakdapatdipisahkansehinggadiletakkandekatdenganmainentrance.Zonapenunjangdiletakkandiareadenganpotensikebisinganrendahkarenamerupakanzonapendukungkegiatanpembelajaran.Zonaservisterletakdekatdengansideentranceuntukmempermudahaksesservismenujuzonatersebut(lihatgambar3).
Gambar3PengolahanZonaKegiatan
Berdasarkan pertimbangan karakteristik perilaku gerak dan kebutuhan anak, zona kegiatan dibagimenjadi empat zona yaitu zona pembelajaran, zona ekstrakurikuler, zona penunjang, dan zonapengelola. Zonapembelajaranterbagimenjadidua zonayaitu zonapembelajaranSD/SMPdan zonapembelajaranKB/TKsebagairesponterhadapperbedaankarakteristikpadamasing-masingjenjang.
Peletakan masing-masing zonakegiatan pada tapak disesuaikandengan kondisi serta kebutuhanmasing-masingzonakegiatan.
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
227
Selain pengolahan dalam peletakan zona kegiatan, prinsip desain yang memperhatikankondisi dan perilaku pengguna juga diterapkan pada pencapaian masing-masing zona kegiatan.Masing-masing zona memiliki area drop off tersendiri untuk memudahkan pengguna mencapaibangunan.Areaparkirpengeloladanpengunjungjugadipisahdenganpertimbanganbahwapengelolamembutuhkanakseslangsunguntukmenujubangunanpengelola(lihatgambar4).
Gambar4
PencapaianMenujuMasing-masingZonaKegiatan
Prinsip desain arsitektur perilaku yang diterapkan pada proses gubahan massa adalahkemampuan berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan. Hal tersebut dilakukan denganmemperhatikankondisidanperilakupengguna,sertamemenuhinilaiestetika,komposisi,danestetikabentuk. Untuk dapat mewujudkan desain yang mampu berkomunikasi dengan manusia danlingkungan,syarat-syaratyangharusdipenuhiadalahmencerminkanfungsibangunan,menunjukkanskaladanproporsiyangtepatdandapatdinikmati,sertamenunjukkanbahandanstrukturyangakandigunakan.
Sekolah kreatif di Surakarta hadir sebagai fasilitas pendidikan yang mewadahi kegiatanpengembangan kreativitasmelalui kegiatan edukasi dan serangkaian kegiatanmenghasilkan karyaciptapadaduajenjangpendidikan.Fungsisekolahkreatifdicerminkanmelaluipemilihanbentukdasarmassa yang memiliki karakter sesuai dengan fungsi sekolah, kondisi, dan perilaku anak sebagaipenggunautamadalamperancangan.Bentukdasarmassakubusdanbalokmemilikikarakterformal,fleksibel dalam penataan ruang, mudah dalam pengembangan, dan efisien dalam pembentukanruang.Bentukdasarmassa tabungmemiliki karakterbentukyang luwesdanatraktif,memberikankesaninformaldanekspresif,memberikanpergerakanbebasdenganarahpandangtakterbatas.
Anak pada jenjang pendidikan anak usia dini berada pada tahap awal tumbuh kembangsehinggamemilikikarakteristrikperilakueskpresif,bebas,lincah,dansangataktifbergeraksehinggadibutuhkanruangyangmampumengakomodirkebebasangerakanak.Anakpadajenjangpendidikandasarmemilikikarakteristikperilakuaktifbergerakdanmembutuhkanruanguntukbergeraksecarafleksibelsehinggaterwujudsuasanapembelajaranyangmenyenangkan.Selainitu,jenjangpendidikandasarterutamasekolahdasardisebutsebagaimasaintelektualsehinggaprosespembelajaranpadajenjanginilebihfokusdaripadajenjangsebelumnya.
Olehkarenaitu,bentukdasarmassakubusdanbalokdipilihuntukditerapkanpadabangunanpengelolayangmewadahikegiatanformaldanprivatsertabangunanpendidikandasar,sedangkanbentukdasarmassatabungdipilihuntukditerapkanpadabangunanekstrakurikulerdanbangunanpendidikananakusiadini(lihatgambar5).
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
228
Gambar5
MassaSekolahKreatif
Perwujudandarisyaratdesainyangmenggunakanketepatanskaladanproporsisertadapatdinikmatiadalahmengolahketinggianruangdenganmemperhatikanfungsiruang,kebutuhan,kondisidan karakteristik penggunanya. Standar ketinggian ruang kelas yang diatur oleh KementerianPendidikandanKebudayaanuntukpendidikan anakusia dini adalahmaksimum3,5m, sedangkanstandarketinggianruangkelasuntukpendidikandasaradalahminimum3,5m.Penentuanketinggianruangkelastidakhanyamengacupadastandaryangada,tetapi jugamempertimbangkanrata-ratatinggibadananakpadamasing-masingjenjang.Rata-ratatinggibadananakpadajenjangpendidikananakusiadiniadalah95cm,rata-ratatinggibadananakusiasekolahdasaradalah125cm,sedangkanrata-ratatinggibadananakusiasekolahmenengahpertamaadalah148cm(lihatgambar6).
Gambar6
Rata-rataTinggiBadanAnakpadaMasing-masingJenjangPendidikan
Ketinggianruangmemengaruhiprosesberpikirdandapatmendorongkreativitasanak.Selainitu, anakmembutuhkan suasanapembelajaran kondusif dannyaman, tidakmemiliki kesan terlalusempit yangdapatmembuatsuasanabelajarmenjaditegang,ataupunterlalu luassehinggadapatmembuat anak cepat kehilangan fokus dalam proses pembelajaran. Atas dasar pertimbangantersebut,ketinggianruangkelasdirancang±tigakalitinggianaksehinggaketinggianruangkelasyangdigunakan untuk ruang kelas pendidikan anak usia dini adalah 3m, sedangkan untuk ruang kelas
Karakteristik anak yangmembutuhkan suasanapembelajaran kondusifdannyaman, tidak terlalusempit ataupun tidakterlalu luas, menjadipertimbangan dalammenentukan ketinggianruangkelasyaitu±tigakalitinggibadananak.
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
229
sekolahdasardansekolahmenengahpertamaadalah4m.Selainitu,ketepatanskaladanproporsidapatdicapaidenganpenggunaanperabotyangsesuaidenganantropometrianak(lihatgambar7).
Gambar7PengolahanKetinggianRuangdanPenggunaanPerabotyangSesuaidenganAntropometriAnak
Perwujudandarisyaratdesainterakhiryaitumenunjukkanbahandanstrukturyangdigunakan
denganmencerminkanfungsibangunansebagaisekolahpengembangankreativitasmelaluipemilihanbentukdanstrukturatap.Pemilihanbentukatapbergelombangbertujuanmemberikankesanluwesdanatraktifpadabangunansehinggadapatmenunjukkanfungsibangunansekolahyangberhubungandengan kreativitas. Selain itu pemilihan bentuk atap gergaji pada bangunan ekstrakurikulermenunjukkanfungsibangunansebagaiwadahserangkaiankegiatanpengembangankreativitasyangdidalamnyaterdapatbengkelkreatif.Atapgergajisendiriseringdigunakanuntukmerepresentasikanbangunanpabrik,gudangataupunbengkel(lihatgambar8).
Gambar8PemilihanBentukdanStrukturAtapuntukMerepresentasikanFungsiBangunan
Nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk dipenuhi dengan melakukan pengurangan
bentuk bangunan pendidikan dasar pada sudut-sudutmassa balok untukmembentukmassa yanglebihdinamisdanterpadudenganmassatabung(lihatgambar9).Pemenuhannilaiestetikalainnyaadalahdenganpermainanwarnayangdigunakanpadakaca jendela serta fasadbangunansekolahkreatif. Permainanwarna tersebut tidak hanya untukmemenuhi nilai estetika tetapi juga sebagairesponsuntukmerangsangkreativitaspadaanak(lihatgambar10).
Bentuk atap bergelombang bertujuanmemberikan kesan luwes dan atraktifsehingga menunjukkan fungsi bangunansekolah yang berhubungan dengankreativitas.
Bentuk atap gergaji untukmerepresentasikan fungsibangunan sebagai wadahkegiatan pengembangankreativitas yang didalamnyaterdapat ruang bernamabengkelkreatif.
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
230
Gambar9PenguranganBentukpadaSudut-sudutMassaBalok
Gambar10PermainanWarnapadaKacaJendeladanFasadBangunan
Prinsipdesainarsitekturperilakuyangditerapkanpadapengolahantampilandalamdanluar
bangunan adalah mewadahi aktivitas penghuni sehingga nyaman dan menyenangkan denganmemperhatikankarakteristikanakdankebutuhanuntukmerangsangkreativitaspadadirianaksertamemenuhi nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk. Prinsip desain arsitektur tersebut dapatdicapaidenganpenyesuaiankarakterwarna-warnadengankarakteranakdankarakter ruangyangingindicapai.
Anakmemilikikarakteraktifdanterbukasehinggakarakterruangyangamandanakrabdapatmemberikankesannyamandanmenyenangkanuntukanak.Prawira(1989)mengemukakanwarna-warna dengan karakter hangat sepertimerah, oranye, dan kuningmencerminkan sifat semangat,ceria,bebas,bijaksana,ramah,danintelek.Warna-warnadengankarakterterangsepertihijaudanbirumencerminkanalam,air,langit,harapan,dankepolosan.Keduakarakterwarnatersebutdapatmenciptakankarakterruangyangaman,nyaman,akrab,terbuka,aktif,dankreatif.Warnaunguyangmemiliki karakter sejukmencerminkan kekuatan dan kesabaran, sedangkan warna coklat dengankarakter beratmerupakanpencerminandari alam, tanah, dan kesuburan.Warna ungudan coklatdapatmenciptakankarakterruangyangtenang,aman,nyaman,danterbukasedangkanwarnaputihdipilih sebagai warna dasar untuk menciptakan karakter ruang yang bersih dan tenang. Selainmemberikan kesan ruang yangnyamandanmenyenangkan, penggunaanwarnapadadinding danperabotjugamerupakanupayauntukmerangsangkreativitasanak(lihatgambar11).
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
231
Gambar11
PenggunaanWarnasesuaiKarakteristikuntukMemberikanKesanRuangTertentu
Penggunaanwarnadengankaraktertertentujugadiaplikasikanpadatampilanluarbangunan(lihatgambar12).Selainuntukmemenuhinilaiestetika,penggunaanwarna-warnapadatampilanluarbangunan juga sebagai respons untuk merangsang kreativitas pada anak. Pemilihan warna padatampilanluarbangunanadalahwarnamerah,oranye,kuning,hijau,biru,danputih.Permainanwarnapalingbanyakdigunakanpadatampilan luarbangunanekstrakurikulersebagaipencerminanfungsibangunan, sedangkanwarna putih digunakan sebagaiwarna dasar bangunan pembelajaran untukmemberikankesanyangbersihdantenang.
Gambar12
Penggunaanwarnapadaeksteriorbangunan
4.KESIMPULANDANSARAN
Berdasarkanteoriyangdikaji,terdapatempatprinsipdesainarsitekturperilakuyangdapatditerapkan pada bangunan, yaitu memperhatikan kondisi dan perilaku pengguna, mampuberkomunikasidenganmanusiadan lingkungan,mewadahiaktivitaspenghunidengannyamandanmenyenangkan, dan memenuhi nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk. Keempat prinsiptersebut kemudian menjadi pedoman perancangan sekolah kreatif di Surakarta. Hasil penerapanprinsip-prinsipdesainarsitekturperilakupadaperancangansekolahkreatifdiSurakartaadalah:
a. PengolahanzonakegiatanPrinsip pada pengolahan peletakan dan pencapaian zona kegiatan adalahmemperhatikankondisidanperilakupenggunamasing-masingzona,terutamaanakyangterdiridariberbagairentangusiapendidikan.Zonapembelajarandibagimenjadiduazona,yaituzonapendidikananakusiadinidanzonapendidikandasarsebagairesponskondisisertaperilakuanakusiadinidan pendidikan dasar, yang tentunya berbeda, sehingga denganmemisahkan zona dapatmemberikan keamanan dan kenyamanan untuk anak pada masing-masing jenjang
OvyPermataNurkamalina,AnaHardiana,LenyPramesti/JurnalSENTHONG2018
232
pendidikan.Keamanandankenyamanandiperlukananakuntukberekspresi,berkeksplorasi,danberkreasisehinggakreativitasdapatberkembangdenganbaik.
b. GubahanmassaPrinsipyangditerapkanpadaprosesgubahanmassaadalahmampuberkomunikasidenganmanusia dan lingkungan dengan memperhatikan kondisi dan perilaku pengguna sertamemenuhi nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk. Pemilihan bentuk dasar massaberupakubus,balok,dantabungbertujuanmencerminkanfungsibangunanyangdisesuaikandengan kebutuhan, kondisi, dan perilaku anak, penggunaan ketepatan skala dan proporsiuntuk pengguna (terutama anak), serta penggunaan atap bergelombang dan atap gergajiuntukmerepresentasikanfungsidankarakterbangunansebagaisekolahkreatif.Rancanganyang tepat mampu memberikan keamananan, kenyamanan, dan menstimulasi kreativitasanakdalamkegiatanberekspresi,bereksplorasi,danberkreasi.
c. TampilandalamdanluarbangunanPrinsip desain arsitektur perilaku yang diterapkan adalah mewadahi aktivitas penghunidengannyamandanmenyenangkansertamemenuhinilaiestetika,komposisi,danestetikabentuk.Keduaprinsiptersebutdiwujudkandalampenggunaanwarnayangmemilikikaraktersesuaidengankarakterkegiatanyangdiwadahi,karakteranak,dankarakterruangyangingindicapai.Penggunaanwarnayangsesuaidengankarakterdapatmenstimulasikreativitasanaksehinggaperkembangankreativitasdapattercapai.
REFERENSI
Carol Simon Weistein, T. G. (1987). Spaces for Children: The Built Environment and Child Development. New York: Plenum Press.
James C. Snyder, A. J. (1989). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga. Mangunwijaya, Y. (2013). Wastu Citra:Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-
sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Prawira, S. D. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta: P2LPTK. Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangann Iptek. Bandung: Alfabeta.