sesi 3 sistem pemilu pada pemilu 2014
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KURSUS STRATEGIS PEMENANGAN CALEG PEREMPUAN DPRD PADA PEMILU 2014. SESI 3 SISTEM PEMILU PADA PEMILU 2014. Pemahaman Umum. Peserta memahami sistem pemilu pada Pemilu 2014 dan aspek-aspeknya menurut UU No.8/ Tahun 2012. Hasil Pembelajaran. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT

SESI 3SESI 3SISTEM PEMILU PADA SISTEM PEMILU PADA
PEMILU 2014PEMILU 2014
KURSUS KURSUS STRATEGIS STRATEGIS
PEMENANGAN PEMENANGAN CALEG CALEG
PEREMPUAN PEREMPUAN DPRD PADA DPRD PADA PEMILU 2014PEMILU 2014

PEMAHAMAN UMUM
Peserta memahami sistem pemilu pada Pemilu 2014 dan aspek-aspeknya menurut UU No.8/ Tahun 2012
2

HASIL PEMBELAJARAN
Mampu memahami sistem pemilu yang digunakan pada Pemilu 2014.
Mampu melakukan simulasi penghitungan suara untuk kursi DPRD.
3

Seberapa kita paham tentang sistem pemilu yang diterapkan pada Pemilu 2014?
Mari bersama kita kerjakan KUIS seputar pemilu ini.
4

1. Apakah sistem pemilu yang diterapkan pada Pemilu 2014 menurut UU No. 8/2012?
2. Menurut UU Pemilu No. 8/2012 Partai Politik boleh melakukan kampanye dengan menggunakan media massa?
3. Bagaimana cara menghitung Bilangan Pembagi Pemilih (BPP)?
4. Bagaimana cara menentukan perolehan kursi partai politik di dapil untuk DPRD?
5. Bagaimana menentukan caleg yang terpilih di daerahpemilihan?
PERTANYAAN KUIS

PEMILIHAN UMUM
6
• Sarana partisipasi politik masyarakat: menjadi pemilih atau menjadi kandidat legislatif.
• Saluran kepentingan publik: mendapatkan posisi dalam lembaga pembuat kebijakan.
• Mekanisme penggantian pemimpin.• Tata cara pelaksanaan dan metode pemilihan umum dituliskan
dalam aturan formal (Konstitusi, Undang-Undang, dll)

JENIS SISTEM PEMILU
7
• Sistem Distrik (mayoritas)• Sistem Proporsional

SISTEM PEMILU 2014
8
PASAL 5, UU NOMOR 8 TAHUN 2012
Ayat 1:Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka.
Ayat 2:Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

APAKAH SISTEM PEMILU PROPORSIONAL (1)
Negara dibagi-bagi menjadi daerah pemilihanSatu daerah pemilihan memilih lebih daripada satu orang wakilSistem proporsional tertutup: saat pemungutan suara, pemilih
memilih nama partai Sistem proporsional terbuka: pemilih memilih nama partai dan
atau nama kandidatProporsi perolehan suara tercermin dalam proporsi perolehan
kursi
9

APAKAH SISTEM PEMILU PROPORSIONAL (2)
Kelemahan sistem proporsional:1.Sistemnya lebih rumit dibandingkan sistem mayoritas2.Hubungan wakil rakyat – konstituen kurang dekat3.Kemungkinan stagnasi kebijakan dalam Pemerintahan yang terbentuk
Kelebihan sistem proporsional:1.Membuka kesempatan bagi kelompok minoritas untuk terwakili2.Lebih besar kesempatan bagi perempuan untuk terpilih3.Partai dan kelompok minoritas dapat berkembang
10

PERBANDINGAN PEMILU-PEMILU REFORMASI (1)
Aspek Pemilu 1999 Pemilu 2004 Pemilu 2009 Pemilu 2014Penyelenggara Pemilu
KPU : perwakilan Pemerintah, perwakilan partai politik peserta pemilu, serta anggota independen.
KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.
KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.
KPU:anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.
Sistem Pemilihan
Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup
Sistem proporsional daftar calon terbuka
Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
11

PERBANDINGAN PEMILU-PEMILU REFORMASI (2)
AspekPemilu 1999
Pemilu 2004 Pemilu 2009 Pemilu 2014
Daerah pemilihan
Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan kota)
- Penetapan dapil oleh KPU
- Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi
- Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota
- Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan
- Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU)
- Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi
- Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota
- Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan
- Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu)
- Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya
- Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota
- Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan
Cara pemberian suara
Mencoblos lambang partai
Mencoblos nama dan / atau lambang partai
Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau nama calon
Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau nama caleg
12

PERBANDINGAN PEMILU-PEMILU REFORMASI (3)
Aspek Pemilu 1999Pemilu 2004
Pemilu 2009 Pemilu 2014
Penghitungan suara
- Hasil di TPS- Agregasi di PPS,
PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional
- Stembus Accord (penggabungan suara beberapa parpol yang suaranya kurang / kecil untuk mendapatkan 1 kursi).
- Hasil di TPS- Agregasi di
PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional kursi)
- Hasil di TPS- Agregasi di PPK,
KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional
- Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)
- Hasil di TPS- Agregasi di PPS,
PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional
- Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)
13

PERBANDINGAN PEMILU-PEMILU REFORMASI (4)
Aspek Pemilu 1999 Pemilu 2004 Pemilu 2009 Pemilu 2014
Pembagian Kursi 3-12 kursi per dapil 3-12 kursi per
dapil
3-10 kursi per dapil untuk DPR3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota
3-10 kursi per dapil DPR 3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota
Penentuan Caleg terpilih Nomor urut
Memenuhi 100% BPP atau nomor urut
Memenuhi 30% BPP atau nomor urut (Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak)
- Caleg dengan suara terbanyak
- Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya
14

PENEMPATAN CALEG BERDASARKAN JENIS KELAMIN (PEMILU 2004 DAN 2009)
Pemilu 2004 Contoh Penempatan Calon (2014 dan 2009)Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3
Daftar calon:1.Laki-laki2.Laki-laki3.Laki-laki4.Perempuan5.Laki-laki6.Perempuan7.Laki-laki8.Laki-laki9.Perempuan
Daftar calon:1.Laki-laki2.Laki-laki3.Perempuan4.Laki-laki5.Laki-laki6.Perempuan7.Laki-laki8.Laki-laki9.Perempuan
Daftar calon:1.Laki-laki2.Perempuan3.Laki-laki4.Perempuan5.Laki-laki6.Perempuan7.Laki-laki8.Laki-laki9.Laki-laki
Daftar calon:1.Perempuan2.Perempuan3.Laki-laki4.Laki-laki5.Perempuan6.Laki-laki7.Laki-laki8.Laki-laki9.Laki-laki
Tidak ada aturan penempatan calon. Perempuan sering ditempatkan di nomor urut bawah
Dalam tiga nama minimal ada satu perempuan. Ini menjamin ada calon perempuan di tiga nomor urut atas. Perempuan tidak harus di nomor 3, bisa juga di nomor 1 atau 2. Aturan pendukung: Peraturan KPU No7/2013 tentang pencalonan anggota legislatif.
15

PEMBERIAN SUARA
16

PENGHITUNGAN SUARA
Penghitungan suara di TPS dilakukan setelah pemungutan suara selesai. Perolehan suara untuk parpol maupun caleg perorangan dihitung berdasarkan tingkat pemilihannya. Saksi peserta pemilu berhak mendapatkan salinan hasil penghitungan suara.
Setelah proses penghitungan suara di TPS selesai, selanjutnya dilakukan rekapitulasi atau agregasi perolehan suara peserta pemilu di tingkat kelurahan/desa.
Seluruh proses penghitungan suara serta rekapitulasinya dapat diikuti atau disaksikan oleh saksi peserta pemilu, pemantau, pengawas pemilu serta masyarakat umum.
17

PARLIAMENTARY THRESHOLD (AMBANG BATAS SUARA)
Pada Pemilu 2014 diberlakukan parliamentary threshold (PT) 3,5 % hanya untuk perolehan kursi DPR RI.
Parpol yang tidak mendapatkan suara sah sekurang-kurangnya 3,5% dari suara sah secara nasional maka tidak diikutsertakan dalam pembagian kursi DPR di semua dapil. Kursi dibagikan kepada parpol yang lolos PT.
18

PENGHITUNGAN SUARA
19

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSIDPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/ KOTA
20

BAGAIMANA MENGHITUNG BPP?
21
BPP untuk kursi DPRD adalah bilangan yang diperoleh dari pembagian jumlah suara sah dengan jumlah kursi di suatu daerah pemilihan untuk menentukan jumlah perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu dan terpilihnya anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
Jumlah suara sah seluruh partai politik peserta pemilu BPP =
Jumlah kursi DPRD di dapil bersangkutan

LATIHAN
Mari kita bersama melakukan proses penghitungan suara di suatu daerah pemilihan.
Hitunglah berapa perolehan kursi partai-partai politik peserta pemilu dalam suatu dapil.
22

23
Partai Politik Suara SahAlokasi Kursi
Tahap ISisa Suara Alokasi Kursi Tahap II
P.SEMANGKA 83.000P. ANGGUR 22.000P. MANGGIS 36.000P. JERUK 24.000P. SAWO 28.000P. PISANG 110.000P. RAMBUTAN 26.000P. SIRSAK 61.000P. MANGGA 37.000
Simulasi penghitungan suara DPRD Contoh: DPRD Provinsi Kahyangan
Keterangan:Suara sah : 415.000Alokasi kursi : 35 kursiBPP dapil : 11.857

24
Partai Politik Suara SahAlokasi Kursi
Tahap ISisa Suara
Alokasi Kursi Tahap II(ranking sisa suara)
P.SEMANGKA 83.000 7 1P. ANGGUR 22.000 1 10.143 1P. MANGGIS 36.000 3 429P. JERUK 24.000 2 286P. SAWO 28.000 2 4286P. PISANG 110.000 9 3287P. RAMBUTAN 26.000 2 2286P. SIRSAK 61.000 5 1715P. MANGGA 37.000 3 1429
Simulasi penghitungan suara DPRD Contoh: Provinsi Kahyangan
Keterangan:Suara sah : 415.000Alokasi kursi : 35 kursiBPP dapil : 11.857Dalam perhitungan kursi tahap I, baru 34 kursi yang terbagi dari jumlah 35 kursi DPRD Provinsi. Maka untuk menentukan partai yang memperoleh 1 kursi terakhir, dilakukan penghitungan tahan II untuk menentukan sisa suara tiap partai. Dalam penghitungan kedua ini, partai yang memperoleh kursi tersebut adalah yang memiliki sisa suara terbanyak.

PENETAPAN CALON TERPILIH
Menurut UU No. 8/2012 Pasal 215: calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara terbanyak.Kalau terdapat 2 calon dengan perolehan suara terbesar dengan jumlah sama, penentuan berdasarkan persebaran perolehan suara calon di dapil dengan mempertimbangkan keterpilihan perempuan.Jika masih ada kursi belum terisi, kursi tersebut diberikan pada calon dengan perolehan suara terbanyak berikutnya.
25

no Nama Caleg Jenis Kelamin Perolehan Suara
1 Siti Nafisah Perempuan 15,000
2 Mansyur Sobirin Laki-laki 1,200
3 Suharman Laki-laki 7,700
4 Ponari Laki-laki 8,000
5 Sulastri Perempuan 6,300
6 Michael Laki-laki 3,500
7 Yono Laki-laki 1,800
8 Bambang Laki-laki 500
9 Alya Perempuan 400
Nama Partai : Partai ApelDapil : Rimba BelantaraPerolehan Kursi : 2 Kursi
SIMULASI PENETAPAN CALEG TERPILIH

KESIMPULAN
Dengan memahami sistem pemilu termasuk aspek-aspeknya seperti pemungutan suara dan penghitungan suara akan membantu caleg dalam mempersiapkan diri secara lebih matang.
Memahami bahwa suara terbanyak dalam penentuan caleg terpilih dilakukan setelah perolehan kursi partai politik selesai dihitung dan ditentukan.
27

APAKAH HASIL PEMBELAJARAN INI SUDAH TERCAPAI DALAM SESI INI?
Mampu memahami sistem pemilu yang digunakan pada Pemilu 2014.
Mampu melakukan simulasi penghitungan suara partai politik untuk kursi DPRD.
28

Pusat Kajian Politik FISIP Universitas IndonesiaPUSKAPOLGedung B Lantai 2 Kampus FISIP UUI DepokTlpn: 021- 7865879Fax: 021-78887063
TERIMAKASIH