sesi 7-10 pemeriksaan status mental - v2
TRANSCRIPT
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 1/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
SESI 7 – 10:
PEMERIKSAAN
STATUS MENTAL
1
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 2/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
SESI 7 – 10:
pemeriksaan status mental
Must-to-know keypoints:1. Observasi
Penampilan
Kesadaran
Perilaku psikomotor
2. Pembicaraan
Atensi dan Konsentrasi
Pembicaraan dan Proses Pikir
Orientasi
Memori
Afek
3. Eksplorasi
Suasana Perasaan (Mood)
Tingkat energi
Persepsi
Isi pikir
Gejala Somatik yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Medis
Konversi
Disosiasi
Serangan-serangan paroksismal (“spells”)
Fungsi eksekutif
Tilikan (Insight)
Daya Nilai (Judgment)
Metode Pembelajaran:
Tugas Baca
Diskusi interaktif
Demonstrasi / Role-play
Persiapan Sesi dalam kelas:
• Pasien/pemeran pasien
• Alat Bantu Latih (bila memungkinkan dan tersedia fasilitasnya):
o Video contoh wawancara
2
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 3/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Alat bantu latih di luar kelas:
Daftar tilik pemeriksaan status mental (terlampir)
Daftar tilik: Pemeriksaan Status Mental
Daftar tilik ini dibuat untuk membantu pemeriksa menilai seluruh status mental pasien secara lengkap.
Jika terdapat hal yang belum terisi dapat diberi tanda.
Pilih angka yang paling sesuai
1. Pasien yang kooperatif dalam dapat saya periksa melalui metode: (dapat dipilih sampai 4 poin)
1 = observasi
2 = percakapan (conversation)
3 = eksplorasi (exploration)
4 = testing _____ _____ _____ _____
OBSERVASI
Penampilan
2. Karakteristik dari penampilan pasien berikut ini merupakan bagian dari diagnosis: (dapat dipilih
sampai dengan 3 poin)
1. tidak ada
2. ras
3. perbedaan dari usia penampilan dibandingkan dengan usia sebenarnya
4. nutrisi
5. bentuk tubuh
6. higiene
7. cara berpakaian
8. kontak mata _____ _____ _____
Kesadaran3. Tingkat kesadaran pasien :
1. waspada/compos mentis
2. apatis
3. somnolen
4. stupor
5. koma ______
3
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 4/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Perilaku psikomotor
4. Fungsi berikut mendukung diagnosis (dapat dipilih sampai 3 poin):
1. tidak ada
2. postur
3. gerakan ekspresif
4. gerakan reaktif
5. perawatan diri
6. symbolic gesture
7. gerakan bertujuan _____ _____ ______
5. Gerakan abnormal berikut dapat diobservasi:
1. tidak ada
2. tremor
3. gerakan athetotic
4. gerakan choreatic
5. stupor katatonik
6. tics _____ ______ ______
PERCAKAPAN (CONVERSATION)Atensi dan konsentrasi
6. Selama wawancara pasien tampak :
1. perhatian
2. perhatian mudah teralih (distractable)
3. apatis ______
Pembicaraan
7. Pasien memiliki masalah bicara sebagai berikut : (dapat dipilih sampai lebih dari 3 poin)
1. tidak ada
2. artikulasi terganggu3. dysprosody
4. nonfluency
5. pressure of speech
6. circumscriptions
7. paraphasic language
8. neologistic language
4
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 5/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
9. tata bahasa yang salah _____ _____ _____
Proses pikir
8. Pasien memiliki gangguan berpikir berikut ini (dapat dipilih sampai lebih dari 3 poin):
1. tidak ada
2. penggunaan kata-kata yang konkret
3. penggunaan kata-kata yang overinclusive
4. sirkumstansial
5. tangensial
6. perseverasi
7. palilalia
8. clang association
9. blocking dan derailment
10. flight of ideas
11. non sequitur
12. fragmentasi
13. rambling
14. driveling
15. word salad ______ _______ _______
Orientasi
9. Pasien memperlihatkan adanya disorientasi berikut (dapat dipilih seluruhnya, jika ada)1. tidak ada
2. terhadap orang
3. terhadap hari dan minggu
4. terhadap hari dan bulan
5. terhadap waktu dalam hari tersebut
6. terhadap bulan
7. terhadap tahun
8. terhadap musim
9. terhadap tempat _____ _____ _____
Memori selama percakapan (conversation) :
10. Pasien menunjukkan bukti berikut dalam memori jenis immediate recall. Jangka pendek, jangka
panjang, dan remote memory:
1. mengulang nama anda (atau benda yang disebutkan)
2. immediate recall mengeja nama anda (atau 4 huruf)
5
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 6/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
3. mengulang nama anda (atau 4 huruf) selama perjalanan wawancara
4. mengingat kejadian dalam 24 jam
5. mendiskusikan kejadian-kejadian yang sudah berlangsung lama
_____ _____ _____
Afek
11. Afek yang mendominasi pasien saat wawancara :
1. sedih
2. elasi
3. disgust
4. cemas
5. marah
6. bingung
7. merasa bersalah
8. curiga
9. senang ______
12. Afek mana dari 9 yang tertulis diatas yang tidak ditemukan pada pasien : (gunakan pilihan di
nomor 11) _____ _____ _____ _____ _____
13. Afek pasien terutama tampak pada:
1. gestur
2. ekspresi wajah
3. postur 4. grooming
5. gerakan reaktif
6. gerakan bertujuan
7. nada bicara
8. irama bicara
9. pemilihan kata ______ _____ _____
14. Pasien mengatur afeknya, terutama melalui :
1. supresi
2. kontrol yang sesuai
3. acting out
4. palsu (faking )
5. tidak salah satu diatas ______
15. Bagaimana intensitas afek pasien menurut pemeriksa
1. tinggi
2. sedang
6
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 7/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
3. rendah ______
16. Rentang afek pasien menunjukkan
1. sempit
2. sedang
3. luas ______
EKSPLORASI
Mood
17. Sebutan yang digunakan pasien untuk mendeskripsikan kualitas moodnya
18. Seberapa stabil mood pasien dalam 24 jam terakhir? Jika terdapat perubahan mood, sebutkan
jenisnya dan bagaimana mood pasien yang tampak?
19. Seberapa reaktif pasien terhadap berita baik? Deskripsikan sedikitnya satu kejadian baik dan
reaksi pasien terhadap hal tersebut.
20. Berikan contoh yang mendemonstrasikan intensitas mood pasien
21. Deskripsikan jika mood pasien yang predominan berubah dalam 4 minggu terakhir dan berapa
lama mood tersebut bertahan?
Energi
22. Deskripsikan seberapa energik pasien.
23. Apakah rencana pasien terorganisir ya tidak
24. Apakah pasien mudah memulai sesuatu ya tidak
25. Apakah pasien banyak menunda ya tidak
26. Apakah pasien memiliki sikap persisten dalam mencapai tujuan ya tidak
27. Apakah pasien dapat menyelesaikan tugas-tugas ya tidak
7
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 8/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Persepsi
28. Jika pasien memiliki halusinasi, deskripsikan isinya
29. Bagaimana tilikan pasien terhadap halusinasinya
Isi pikir
30. Jika pasien mempunyai waham, deskripsikan isinya
31. Bagaimana tilikan pasien terhadap waham tersebut
32. Klasifikasikan waham pasien menurut isinya, yang predominan :
1. manik
2. depresif
3. skizofrenik
4. non spesifik _________
33. Deskripsikan overvalued ideas yang dimiliki pasien, jika ada
34. Deskripsikan jenis phobia yang dimiliki pasien
35. Jika pasien memiliki ide-ide obsesif, tuliskan
36. Jika pasien memiliki kompulsi, tuliskan
Keluhan somatik yang tidak dapat dijelaskan secara medis
37. Dari ketujuh keluhan somatik yang merupakan uji skrining cepat adanya gangguan somatisasi,
terdapat pada pasien
1. sesak napas
2. dismenore
3. rasa panas di organ seksual
8
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 9/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
4. rasa tercekik
5. amnesia
6. muntah
7. nyeri di ekstremitas _____ ______ _____ _____ _____
38. Pada jawaban pertanyaan 37, lingkarilah gejala-gejala yang memiliki onset sebelum usia 30 tahun
dan tidak memiliki penjelasan medis.
Gejala konversi
39. Tuliskan jika ada
Kepribadian disosiatif 40. Deskripsikan jika pasien pernah memiliki periode amnestik, yang dianggap pasien sebagai
kepribadian yang lain
Serangan paroksismal (berulang)
41. Tuliskan serangan pasroksismal yang dimiliki pasien, jika ada
1. pingsan (fainting)
2. narcoleptic attacks
3. grand mal seizures
4. psedoseizures
5. complex partial seizures
6. panic attacks
7. alcoholic blackouts
8. psychogenic amnesia
9. fugue state
10. hypoglycemic attacks
11. transient global amnesia
12. transient ischemic attacks
13. tic Tourette’s
Tilikan
42. Klasifikasikan pemahaman pasien terhadap penyakitnya
1. Pasien menyadari gejala-gejala yang dimiliki pasien merupakan bagian dari gangguan
9
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 10/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
2. Pasien menyadari adanya gejala-gejala namun memberikan penjelasan yang rasional
3. Pasien menyangkal gejala-gejala yang dimiliki pasien adalah bagian dari gangguannya
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan, dan
pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab eksternal
atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang tidak diketahui
dari diri pasien.
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian dari
penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien, namuntidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya
perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight : pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti tilikan derajat
5, namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien sendiri
dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku
pada pasien.
Daya nilai
43. Deskripsikan rencana pasien ke depannya. Apakah hal tersebut realistik?
MATERI ACUAN
MENILAI STATUS MENTAL
Penilaian status mental dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu observasi, percakapan dengan
pasien, dan eksplorasi saat melakukan wawancara dengan pasien. Dalam observasi, pemeriksa dapat
mengamati berbagai perilaku pasien kemudian mencoba mengartikan perilaku tersebut. Dalam
observasi, pemeriksa tidak membutuhkan kerja sama dengan pasien, sementara dalam percakapan
dan eksplorasi sangat tergantung pada tingkat kooperatif pasien. Oleh karenanya pemeriksa perlu
membina rapport dengan pasien sehingga informasi lebih dapat tergali saat wawancara.
10
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 11/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Dalam observasi pemeriksa dapat menilai perilaku, penampilan, kesadaran, aktivitas
psikomotor dan afek, yang mulai dapat terlihat sejak menit-menit pertama wawancara. Untuk pasien-
pasien yang menolak berbicara, observasi mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menilai
kondisi pasien. Setiap kelainan yang dapat diamati disebut sebagai tanda.
Percakapan merupakan komunikasi ringan yang tidak terstruktur dengan pasiennya. Selama
percakapan, pemeriksa dapat menilai kondisi pasien sementara pasien belum menyadari bahwa
pemeriksaan sudah dimulai. Pemeriksa dapat menilai orientasi, pembicaraan, pikiran, perhatian,
konsentrasi dan pemahaman, memori jangka panjang, sedang, pendek dan segera. Pasien yang
secara verbal keras, bermusuhan atau curiga akan menolak ekplorasi, namun tidak menolak
percakapan biasa.
Eksplorasi merupakan metode yang digunakan untuk memahami pengalaman internal pasien
yang tidak terlihat, seperti mood, motivasi, persepsi, isi pikir, tilikan dan daya nilai (judgment ). Untuk
dapat mengeksplorasi pasien, pasien harus memiliki motivasi untuk berbicara. Melalui eksplorasi ini,
pemeriksa dapat menilai gejala-gejala pada pasien. Pemeriksa perlu mengetahui kapan ia harus
kembali ke percakapan biasa setelah eksplorasi jika pasien menjadi lebih hostile.
1. Observasi
Observasi dimulai sejak sebelum pemeriksa berbicara dengan pasiennya. Yang diamati pada
pasien antara lain penampilan, tingkat kesadaran, perilaku psikomotor dan afek. Untuk menilai
afek selain dari observasi ekspresi wajah, perlu juga menanyakan isi pikir pasien, yang akan dibahas
pada percakapan dengan pasien.
PenampilanSaat bertemu pasien, pemeriksa dapat mengamati jenis kelamin, usia, ras, status nutrisi,
bentuk tubuh, higiene, cara berpakaian dan kontak mata.
- Jenis kelamin dan usia
Sering kali jenis kelamin dan usia berhubungan dengan diagnosis. Seperti misalnya pada
wanita lebih sering dijumpai anorexia dan bulimia nervosa, somatisasi dan gangguan mood.
Sementara pada pria lebih sering dijumpai kepribadian antisosial, atau penggunaan alkohol. Pada
pasien usia muda gangguan anorexia nervosa, somatisasi, kepribadian antisosial dan skizofrenia lebih
sering dijumpai, sementara pada pasien usia lanjut sering dijumpai demensia. Pasien yang tampak
lebih tua dari usianya mungkin mempunyai riwayat penggunaan zat, gangguan fungsi kognitif, depresi
atau penyakit fisik.
- Latar belakang etnis dan ras
Pemahaman tentang latar belakang etnis dan ras tidak hanya diperlukan untuk
menggambarkan kondisi demografi. Hal ini dapat menjadi salah satu sumber stres atau reaksi
penyesuaian. Beberapa kultur mempunyai penilaian yang berbeda terhadap perilaku tertentu.
11
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 12/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Perbedaan etnis antara pasien dengan pemeriksanya dapat mempengaruhi interaksi, dapat pula
menimbulkan rasa curiga atau tidak percaya.
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi asumsi tentang suatu perilaku? Kumpulkan
informasi tentang makna perilaku dalam kulur dan etnik yang berbeda tersebut. Minta bantuan pasien
untuk membantu pemeriksa dalam memahami pandangan pasien, keluarga, atau negara pasien
tentang perilaku tersebut.
- Status nutrisi
Keadaan nutrisi yang buruk dapat merupakan akibat dari gangguan psikiatri seperti anorexia
nervosa pada wanita usia muda, penggunaan alkohol atau zat psikoaktif, skizofrenia, depresi, atau
penyakit medis seperti kanker, diabetes atau endokrinopati. Sebaliknya kondisi obesitas mungkin
berhubungan dengan ganguan makan, gangguan somatisasi, gangguan mood dengan hiperfagia atau
penggunaan obat psikotropika seperti trisiklik, lithium, atau antipsikotik yang bersifat sedatif (thorazine,
thioridazine, termasuk clozapine).
- Higiene dan cara berpakaian
Perawatan diri yang kurang dapat berhubungan dengan adanya gangguan psikiatri tertentu
seperti demensia, penggunaan alkohol atau zat psikoaktif, depresi atau skizofrenia. Sebaliknya pasien
yang tampak rapi secara berlebihan dapat juga menunjukkan kemungkinan suatu gangguan obsesif
kompulsif.
Cara berpakaian dapat menunjukkan status sosial, atau kondisi mood pasien saat itu seperti
depresi dan mania. Pasien yang berpakaian meriah dengan dandanan berlebihan, sering
menunjukkan adanya gejala manik atau histerikal atau suatu gangguan kognitif. Pasien yang
berpakaian aneh dan tidak sesuai, sering menunjukkan adanya perilaku psikotik. Tanda-tanda ini perludisadari pemeriksa, namun jangan sampai menjadi prasangka terhadap pasien. Pemeriksa perlu
mengkonfirmasikan cara berpakaian pasien tersebut, sebelum memutuskan bahwa hal itu memang
bagian dari tanda yang berhubungan dengan suatu gangguan jiwa.
- Kontak mata
Dalam wawancara, sebagian besar pasien dapat menunjukkan kontak mata yang baik dengan
pemeriksa. Kontak mata yang sulit karena pandangan pasien sering berpindah-pindah dapat
merupakan bagian dari gejala distractibility , halusinasi visual, mania, atau gangguan kognitif.
Sementara pasien yang menghindari kontak mata dapat merupakan suatu ekspresi bermusuhan, malu
atau cemas. Terus menjaga kontak mata dengan pasien dapat mengurangi kecurigaan yang ada pada
pasien. Jika memungkinkan, tanyakan pada pasien tentang hal ini, dan jawaban pasien dapat
membantu pemeriksa untuk menentukan patologi pasien.
Kesadaran
Tingkat kesadaran dapat berubah pada penggunaan zat psikoaktif atau karena serangan
paroksismal dari penyakit-penyakit tertentu, seperti petit mal, grand mal, kejang parsial kompleks,
12
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 13/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
pingsan, serangan narkoleptik, atau pseudoseizure. Dalam wawancara, pemeriksa perlu menanyakan
riwayat penurunan kesadaran seperti ini sebelumnya.
Apatis (lethargy) juga dapat menggambarkan adanya suatu gangguan mental akibat kondisi
medis umum atau terkait dengan delirium, demensia, kondisi amnesia, atau gangguan kognitif yang
lain. Sebaiknya tidak selalu mengaitkan apatis/lethargy sebagai akibat dari depresi, intoksikasi alkohol
atau zat psikoaktif lain sebelum eksplorasi dan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan
etiologinya.
Stupor psikogenik juga dapat menyertai panik, somatisasi dan gangguan mood. Selain itu juga
dapat ditemukan pada pasien skizofrenia katatonik, kondisi delirium, demensia, amnesia dan
gangguan kognitif yang lain.
Perilaku psikomotor
Perilaku psikomotor pasien dapat memberi gambaran diagnostik tentang kesadaran pasien,afek pasien, tingkat energinya, agitasi, gangguan pergerakan yang merupakan gangguan psikiatri atau
neurologi. Pemeriksa perlu menilai :
- Postur
Yang mempertahankan postur tubuh adalah tonus otot seseorang. Tonus otot berkaitan
dengan tingkat energi orang tersebut dan tegangannya. Pasien yang mengalami agitasi dan tegang
akan tampak dengan tonus otot yang tinggi, sementara pasien yang mengantuk dan tenang akan
memperlihatkan tonus otot yang rendah. Postur tubuh tegak menggambarkan tingkat energi yang
tinggi, sementara pasien dengan postur yang membungkuk mungkin terkait dengan energi yang
kurang. Perlu juga diperhatikan adanya mannerisme, catalepsy, posturing, waxy flexibility yangmerupakan tanda-tanda pada pasien skizofrenia katatonik, gangguan mood yang tidak spesifik atau
adanya lesi midbrain.
- Gerakan psikomotor
Gerakan psikomotor dan bicara merupakan ekspresi dari pikiran dan tindakan. Gerakan
psikomotor dapat dibedakan atas gerakan yang bertujuan, bahasa tubuh ekspresif dan ilustratif
(expressive and illustrative gestures), serta bahasa tubuh simbolik (symbolic gesture). Sebagai
pemeriksa, dokter perlu menilai apakah gerakan yang dilakukan pasien telah mencapai tujuan.
Contohnya pada pasien manik, gerakan yang dilakukan seringkali tidak selesai atau tidak mencapai
tujuan. Gerakan bertujuan akan berkurang pada pasien depresi, parkinson atau parkinsonisme akibat
obat neuroleptik. Pada pasien dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif, akan kesulitan
bertahan melakukan satu aktivitas misalnya wawancara dengan pemeriksa. Gerakan tubuh ekspresif
dan ilustratif digunakan oleh pasien untuk menekankan apa yang ingin disampaikan oleh pasien
secara verbal. Gerakan ilustratif dapat menggambarkan ucapan verbal pasien, misalnya saat pasien
ingin menunjukkan tinggi, lebar atau bentuk suatu benda. Sementara gerakan ekspresif digunakan
menyertai ucapan verbal pasien untuk menambah pengekspresian peraasaan atau sikap pasien.
13
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 14/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Bahasa tubuh simbolik umumnya tergantung budaya pasien dan menggantikan apa yang ingin
dikatakan secara verbal.
- Gerakan tubuh yang menggambarkan afek pasien
Gerakan ini dapat diobservasi dan tampak lebih jelas saat pembicaraan dengan pasien.
Gerakan ini akan dibahas pada komponen pemeriksaan afek.
- Gerakan abnormal kompleks
Yang termasuk gerakan abnormal kompleks adalah stupor, excitement dan tindakan impulsif.
Gerakan excitement akan tampak pada pasien depresi agitasi, mania, skizofrenia tipe katatonik dan
paranoid. Pada excitement katatonik, ekspresi emosi akan menurun, sementara gerakan lain akan
berlebih-lebihan dan kaku. Perilaku kekerasan disertai tindakan destruktif sering merupakan
karakteristik dari postepileptic confusion atau intoksikasi alkohol yang patologis.Tindakan impulsif
menggambarkan adanya defisit pada tilikan dan daya nilai pasien.
Selain itu perlu pula dinilai adanya gerakan abnormal dengan dasar neuropatologi, seperti
tremor, akathisia, tardivie dyskinesia, choreatic, gerakan athetotic dan tic. Tremor yang terkait dengan
pasien histerikal, biasanya hanya pada satu ekstremitas, bersifat irregular dan berubah-ubah sejalan
dengan waktu. Tremor juga dapat ditimbulkan oleh rasa takut atau cemas, dan hal ini dapat dikurangi
dengan mengalihkan perhatian pasien. Obat-obat neuroleptik juga dapat mengakibatkan tremor,
akathisia dan tardive dyskinesia. Gerakan athetotic dam choreatic biasanya mengindikasikan adanya
gangguan neurologis.
2. Percakapan (Conversation)
Dalam komunikasi yang berbentuk percakapan biasa, perasaan pasien bahwa dirinya sedangdiperiksa akan lebih berkurang. Meskipun dalam percakapan ini pemeriksa sering kali belum dapat
menentukan masalah utama dari diri pasien, namun dapat mengevaluasi banyak hal, seperti atensi
dan konsentrasi, pembicaraan, pikiran pasien dan afeknya. Hal-hal yang didapatkan pada percakapan
ini dapat membantu mengarahkan pemeriksa ke masalah pasien dan dapat mengevaluasi lebih lanjut
pada hal tersebut.
Atensi dan konsentrasi
Ketika bertemu dengan pasien baru, pemeriksa dapat menanyakan pasien datang dengan
siapa, dimana ia memarkir kendaraannya, atau kapan ia membuat janji untuk datang pada pemeriksa
saat ini. Dari pertanyaan tersebut, pemeriksa dapat menentukan seberapa besar atensi, konsentrasi,
orientasi dan memori. Jika pasien menjawab singkat, coba untuk mendapat informasi yang lebih
banyak dan detail. Monitor apakah pasien dapat tetap mengikuti pertanyaan pemeriksa atau beralih.
Apakah konsentrasi pasien hanya terbatas pada subyek yang menarik baginya? Dapatkah pasien
berkonsentrasi saat ia sedang bicara atau mendengarkan pemeriksa?
14
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 15/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Beberapa gangguan psikiatri dapat terlihat selama percakapan awal ini. Sebagai contoh
intoksikasi alkohol dapat menyebabkan pasien tampak mengantuk, mabuk dan tidak dapat
memperhatikan pemeriksa; depresi menurunkan minat dan konsentrasi; pasien dengan lesi lobus
frontal awalnya tampak sadar dan memiliki perhatian yang baik, namun tidak lama kemudian fokus
perhatian akan menghilang.
Pembicaraan dan Proses Pikir
Pembicaraan merupakan bentuk yang terucap dari apa yang dipikirkan pasien. Memahami
pembicaraan pasien adalah memahami apa yang sedang dipikirkan pasien. Pembicaraan dan proses
pikir harus dibedakan dalam pemeriksaan pasien. Pembicaraan diatur oleh pusat bicara pada hemisfer
korteks dominan. Gangguan pada pembicaraan dapat menentukan adanya gangguan pada proses
pikir, namun tidak selalu demikian.
PembicaraanPembicaraan pasien dapat menunjukkan jendela untuk masuk ke dalam pikiran pasien,
perasaan yang ditunjukkan oleh afek, dan adanya gangguan artikulasi. Untuk mengevaluasi hal ini ,
ajak pasien untuk membicarakan topik emosi sehingga pemeriksa dapat menilai afek pasien. Untuk
gangguan pembicaraan, dapat dievaluasi artikulasi, irama dan aliran (flow) pembicaran. Sementara
untuk proses pikir dapat dievaluasi penggunaan kata, tata bahasa dan struktur kalimat. Untuk afek
dapat dinilai adanya periode laten dalam berespon terhadap pertanyaan pemeriksa, kecepatan, nada,
jumlah, volume dan naik turunnya pembicaraan pasien.
Gangguan artikulasi pasien (dysarthria atau slurring of speech) sering mengindikasikan
adanya gangguan neurologis atau intoksikasi zat , terutama sedatif, hipnotik, dan alkohol. Gangguanirama pembicaraan sering disebut sebagai dysprosody, sebagai contoh pembicaran scanning speech,
yaitu pasien menggunakan jeda pada setiap kata yang diucapkan dalam satu kalimat, terdapat pada
multipel sklerosis. Pembicaraan dengan irama stacato pada pasien epilepsi psikomotor dan irama
menggumam pada pasien chorea Huntington’s.
Bedakan antara kecepatan dan aliran kata. Jika aliran kata terganggu, pasien berbicara
dengan terfragmentasi atau menghubungkan kata-kata yang digunakannya. Jika pasien sulit
diinterupsi, mungkin menandakan suatu kesulitan pada kontrol untuk menghentikan pembicaraan.
Aliran yang terus menerus (continous) atau aliran pressure speech, sering kali terkait dengan adanya
tekanan pada pembicaraan sehingga sulit diinterupsi. Pasien mania, intoksikasi alkohol atau stimulan
sering menunjukkan jenis pembicaraan seperti ini, yaitu continous dan pressure. Pasien dengan
anxietas, waham persekutorik, atau obsesif kompulsif dapat menunjukkan adanya tekanan ( pressure)
saja pada pembicaraan.
Kerusakan pada pusat bicara di otak berpengaruh pada kemampuan berbicara dan
menyebabkan bentuk afasia yang berbeda-beda. Kecepatan dan aliran pembicaraan juga terpengaruh
dalam afasia ini. Pembicaraan yang nonfluent, dengan banyak jeda dan tanpa kata depan, kata
15
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 16/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
sambung, dan pronoun diantara kata benda dan kata kerja, disebut sebagai bentuk telegram. Pasien-
pasien tersebut tampak berusaha untuk menemukan kata yang sesuai dan terbatas pada kata-kata
yang tidak dapat diingat pasien. Pada kasus ini pasien memiliki afasia jenis ekspresif (motor), yaitu
adanya kerusakan pada area Broca’s pada bagian frontal hemisfer dominan. Hal ini dapat terjadi
spontan setelah trauma kepala atau stroke, atau terjadi lambat pada tumor otak, dan awal penuaan
(penyakit Alzheimer’s). Kondisi ini dapat membedakan gejala pada pasien depresi dan demensia.
Kata yang dicampur tanpa pemahaman yang jelas dan terus menerus, disebut sebagai word
salad . Pasien yang tidak mampu memahami apa yang disampaikan oleh pemeriksa mungkin memiliki
afasia reseptif (sensorik). Pada afasia ini, area Wernicke’s pada lobus termporal hemisfre dominan
terganggu.
Pada pasien dengan paraphasia, pasien menggunakan kata yang salah, menciptakan kata
baru, atau mengganti struktur fonetik kata-kata yang digunakan. Pada jenis parafasia semantik, pasien
mengganti kata dengan kata, namun penggunaan dalam kalimat tidak tepat. Contohnya : “ Saya
senang mengemudi di dalam tenda saya” . Pada jenis parafasia literal atau fonemik, pasien mengganti
satu kata atau suku kata saja, contohnya: “Saya menulis surat dengan lena saya”. Pada word
approximation, pasien mengganti satu kata yang benar dengan satu kata yang salah namun memiliki
sedikit hubungan dengan kata yang benar. Misalnya “Saya menulis surat dengang menggunakan
mainan tulis saya”. Pada neologisme terdapat beberapa kata baru yang diciptakan pasien, contohnya
“Saya menulis surat dengan zemps saya. Pada hari minggu saya senang menonton flom”.
Parafasia juga muncul pada pasien skizofrenia atau jenis psikotik fungsional lain yang bukan
merupakan kelainan organik. Terdapat perbedaan antara afasia reseptif dan parafasia pada pasien
skizofrenia, yaitu pada afasia reseptif terdapat:• Miskinnya kata benda dan kata kerja
• Banyaknya penggunaan kata sambung, kata depan dan kata-kata sisipan
• Neologisme yang acak, tidak berulang, tanpa arti tertentu
• Kalimat yang terbatas dan struktur gramatikanya salah
Sementara pada pasien skizofrenia biasanya penggunaan kata neologisme diulang-ulang dan terkait
dengan arti tertentu, struktur gramatika kalimat yang digunakan juga masih baik. Pasien retardasi
mental sering menunjukkan adanya penggunaan tata bahasa yang salah, selain itu juga tampak pada
beberapa pasien skizofrenia, pasien dengan kerusakan area bicara di otak atau pasien yang berasal
dari bangsa asing.
Pembicaraan dan afek
Afek dapat dinilai dari respon pasien, gerakan reaktif, wajah dan cara berpakaian, serta
pembicaraan pasien. Respon yang lambat dalam menjawab pertanyaan dapat mengindikasikan
adanya afek depresi, sementara respon yang cepat terdapat pada pasien mania. Pasien skizofrenia
menunjukkan waktu respon yang bervariasi. Bedakan antara pasien dengan afek depresi dan
16
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 17/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
kecerdasan yang rendah. Pasien retardasi mental atau demensia, dapat menjawab pertanyaan
sederhana dengan baik, namun menghindar saat diberikan pertanyaan yang lebih kompleks.
Nada bicara juga dapat menggambarkan adanya suatu gangguan psikiatri. Pasien manik
dapat memperlihatkan nada yang kasar akibat bicara yang terlalu banyak. Sementara nada bicara
yang pelan, ragu-ragu dapat mengindikasikan adanya depresi atau anxietas. Naik-turunnya nada
bicara menggambarkan afek pasien saat itu. Misalnya nada yang monoton dapat dijumpai pada
pasien depresi atau skizofrenia, sementara pada pasien mania atau somatisasi modulasi bicaranya
amat berlebih. Pasien cemas dan excited sering bicara dengan nada tinggi kemudian menurun
dengna kesedihan.
Proses pikir
Proses pikir diutarakan melalui pembicaraan, namun perlu dibedakan adanya gangguan pada
proses pikir dan gangguan dalam pembicaraan. Juga perlu disingkirkan adanya gangguan dalampemahaman berbahasa, sebelum mendiagnosa adanya gangguan proses pikir. Tiga kriteria yang
dapat membantu menilai pikiran pasien, yaitu konsep kata yang digunakan, kekuatan asosiasinya dan
penggunaan kata yang bertujuan.
Konsep kata
Pasien yang memiliki gangguan dalam konsep kata, menggunakan kata dengan arti yang
konkrit dan overinclusive. Contohnya :
1. Proses pikir konkrit
Pemeriksa : Apa yang membawa anda datang ke sini?
Pasien : Mobil. Saya datang dengan mobilPemeriksa: Maksud saya, problem apa yang anda miliki?
Pasien : Kami tidak memiliki masalah dengan mobil kami, perjalanannya baik dan saudara
saya yang mengemudikan.
2. Overinclusive
Pasien memasukkan masalahnya sebagai bagian dari suatu skema permasalahan besar.
Contoh:
Pemeriksa : Apa yang membawa anda ke sini?
Pasien : Barat. Segala sesuatu yang datang dari hangat ke dingin, dari barat, akan muncul.
Saya tinggal di barat dan datang dengan angin dari barat. Seluruh masalah lebih banyak
berasal dari timur. Masalah saya membawa saya dari barat ke timur.
Kekuatan asosiasi dan penggunaan kata bertujuan
Asosiasi dalam menggunakan kata dan kalimat yang digunakan pasien dapat berbeda-beda
dalam bentuk : perseverasi, verbigerasi atau palilalia, clang asociation, blocking dan derailment, flight
of ideas, non sequitur, fragmentasi, rambling, driveling, dan word salad . Adanya kelonggaran asosiasi
dalam kalimat yang digunakan pasien disebut sebagai asosiasi longgar (loosening association).
17
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 18/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Gangguan pada asosiasi umumnya mengakibatkan gangguan pada penggunaan kata yang bertujuan.
Namun demikian pada bentuk pikir sirkumstansial dan tangensial, penggunaan kata seluruhnya atau
sebagian masih mempunyai tujuan yang benar.
Yang dimaksud dengan sirkumstansial adalah proses pikir yang berputar-putar dengan
disertai detail-detail yang irrelevan. Asosiasi pada kalimat-kalimatnya memiliki hubungan yang kuat
dan pada akhir mencapai tujuan yang ingin disampaikan. Sementara itu yang dimaksud dengan
tangensial adalah proses pikir yang mungkin memiliki asosiasi yang kuat atau longgar, jawaban pasien
sering tidak mencapai tujuan yang diinginkan namun masih di sekitar topik tersebut.
• Perseverasi : pasien mengulang kata atau frase yang sama meski subyek telah diganti, atau
pasien bertahan pada satu tema tertentu. Perseverasi dapat muncul pada gangguan depresi
mayor, kerusakan lobus frontal, skizofrenia tipe katatonik.
• Verbigerasi atau palilalia: pasien mengulang kata-kata atau frase secara automatis, terutama pada
akhir kalimat.• Clang association: pasien menggunakan kata yang bunyinya sama atau mirip meski tanpa arti
yang logis.
• Blocking dan derailment : pada blocking aliran berpikir tiba-tiba berhenti dan jika setelah jeda
beberapa saat pasien memulai dengan ide pikiran yang seluruhnya baru, disebut dengan
derailment .
• Flight of ideas: pasien berbicara dengan ide yang melompat-lompat, akibat adanya distraksi.
Ketika pasien menjawab satu pertanyaan, pasien berubah pada ide yang lain yang biasanya
dicetuskan oleh salah satu kata yang diucapkan pada kalimat sebelumnya. Biasanya ditemukan
pada pasien manik dan disertai dengan kecepatan bicara yang meningkat.
• Non sequitur: respon pasien yang sama sekali tidak berkaitan dengan pertanyaan yang diberikan,
baik secara konkret maupun abstrak. Umumnya ditemukan pada demensia atau skizofrenia.
• Fragmentasi : pasien berbicara dengan frase yang tidak saling berkaitan satu sama lain. Pasien
memperlihatkan non sequitur yang terus menerus dalam frase yang digunakannya. Fragmentasi
tidak spesifik untuk gangguan psikiatri tertentu, dapat berasal dari pasien bipolar, episode manik,
skizofrenia tipe disorganized atau katatonik atau demensia.
• Rambling: pasien menggunakan kelompok kalimat yang berhubungan, namun diikuti dengan
kelompok kalimat lain yang tidak memiliki hubungan atau tujuan. Biasanya didapatkan pada
pasien delirium atau intoksikasi zat.
• Driveling: pasien yang berbicara dengan tata bahasa dan kalimat yang tampaknya berhubungan,
namun apa yang dibicarakan pasien tidak dapat dimengerti.
• Word salad: kata-kata yang digunakan tidak memiliki hubungan arti sehingga pembicaraan tidak
dimengerti.
18
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 19/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Orientasi
Untuk menilai orientasi tempat, sebagai contoh pasien dapat ditanyakan bagaimana caranya
mencapai tempat pemeriksa. Umumnya pasien rawat jalan yang mengalami disorientasi tempat yang
berat diantar oleh keluarga atau temannya. Orientasi waktu merupakan indikator sensitif untuk menilai
orientasi. Untuk menilai orientasi waktu, dapat ditanyakan kapan perjanjian untuk bertemu dengan
pemeriksa dibuat oleh pasien atau jika pasien dirawat, sudah berapa lama pasien dirawat. Selain itu
juga dinilai orientasi pasien terhadap orang, misal terhadap pemeriksa sebelumnya atau anggota
keluarganya.
Memori
Penilaian memori pasien dapat dilakukan secara informal. Saat pemeriksa memperkenalkan
diri dan pasien dapat mengulang menyebut nama pemeriksa, hal ini menandakan immediate recall pasien baik. Jika beberapa saat kemudian pasien memanggil pemeriksa dengan nama pemeriksa,
atau menceritakan bagaimana pasien sampai ke tempat pemeriksa dan dimana ia memarkir
kendaraannya, maka memori jangka pendek pasien dapat dinilai baik. Untuk menilai memori jangka
sedang dan panjang, pasien dapat diajak untuk menceritakan kejadian yang telah beberapa lama
terjadi.
Afek
Afek merupakan manifestasi respon emosi pasien yang tampak dan terdengar, terhadap
kejadian eksternal dan internal yang dialami pasien, yaitu pikiran pasien, ide-ide pasien, ingatan
pasien yang tercetus dan refleksi. Afek dapat dinilai dari respon autonomik, postur, gerakan wajah dan
gerakan reaktif, cara berpakaian, nada bicara, vokalisasi dan pilihan kata.
Afek perlu dibedakan dari mood, perbedaannya antara lain :
- afek bersifat singkat, dapat hanya berlangsung 1-2 detik, sementara mood bertahan lebih
lama.
- afek berkaitan dengan stimulus dari luar atau dari dalam dan dapat berubah akibat stimulus
tersebut, mood dapat berubah spontan.
- afek merupakan emosi yang tampak langsung dari pasien, sementara mood yang melatar
belakangi emosi pasien.
- afek dapat diobservasi oleh pemeriksa (sign), mood dilaporkan oleh pasien (symptom)
Pada gangguan psikiatri afek dapat berupa rasa jijik (disgust), perplexity (surprise), elasi
(kegembiraan), marah, anxietas/ takut, sedih, berminat, malu (merasa bersalah) dan kecurigaan.
Dimensi primer dalam menilai afek adalah kualitas, intensitas, durasi dan keserasian dengan
stimuli. Dimensi sekunder adalah rentang (range) dan kontrol pasien terhadap afeknya.
19
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 20/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
EKSPLORASI
Dalam observasi dan percakapan, pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan tanpa adanya
persetujuan dari pasien, namun dalam eksplorasi, pemeriksa perlu memiliki kerja sama yang baik
dengan pasien. Selama eksplorasi hal-hal berikut ini tidak boleh sampai terlewatkan:
1. Keinginan suicide atau homicide yang menggambarkan adanya suatu kondisi yang
membahayakan
2. Kondisi organik pasien, atau kondisi medis umum yang berkontribusi pada timbulnya
gangguan saat ini
3. Penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain yang menimbulkan intoksikasi, withdrawal dan
efek toksik lain pada otak dan sistem tubuh yang lain
4. Adanya gangguan dalam penilaian realita pada pasien, yang merupakan gejala psikotik
seperti halusinasi dan wahamSecara umum selama eksplorasi, pemeriksa dapat menilai mood, level energi pasien, persepsi,
tilikan (terutama tilikan pasien tentang gejala seperti halusinasi dan waham), serta isi pikir pasien.
Mood
Mood merupakan kondisi perasaan pasien yang dipertahankan dalam waktu yang cukup
lama. Pasien dapat menyebutkan bagaimana moodnya saat ditanya oleh pemeriksa. Kadang
pemeriksa dapat melihat adanya perbedaaan antara afek dan mood. Hal ini bisa terkait dengan
kondisi bahwa afek dapat dikontrol oleh pasien dengan menggunakan “topeng” sosial, namun mood
tetap tergambar dari pasien.
Terdapat lima dimensi mood yang dinilai dalam eksplorasi terhadap pasien, yaitu: kualitas,
stabilitas, reaktivitas, intensitas dan durasinya.
Kualitas mood menggambarkan tema perasaan yang dialami pasien. Kualitas mood tidak dapat
diobservasi dari afek pasien, namun perlu ditanyakan pada pasien langsung, dengan pertanyaan-
pertanyaan seperti:
• “Bagaimana perasaan yang mendominasi anda sehari-hari?”
• “Bagaimana perasaan anda sekarang?”
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan perasaan pasien yang jelas, seperti “baik”, “energik”,
“semangat”, “sedih”, “lelah”, atau dengan jawaban yang kurang jelas, seperti “saya merasa berat”,
“saya sedang terombang-ambing”, “saya banyak berbaring di rumah belakangan ini”, atau “ya..saya
rasa..”. Untuk mengeksplorasi jawaban pasien yang kurang jelas ini, pasien dapat diberi pertanyaan
demikian:
20
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 21/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
“Apakah anda lebih sering merasa sedih, lesu, semangat berkurang atau merasa semangat tinggi,
besar, seperti berada di puncak?”. Jika pasien sulit untuk mengutarakan perasaannya, pemeriksa
dapat bertanya tentang aktivitas sehari-harinya atau fungsi vegetatif pasien, seperti:
• “Apakah anda merasa senang berbicara dengan saya?”
• “Apakah anda merasa senang melakukan aktivitas kesukaan anda?”
• “Apa rencana anda untuk hari-hari selanjutnya?”
• “Apakah anda merasa puas dengan pekerjaan dan apa yang anda lakukan setiap hari?”
• “Bagaimana tidur anda, nafsu makan anda, dorongan sexual anda, dan energi anda?”
Stabilitas Mood
Pemeriksa perlu menilai bagaimana kestabilan mood pasien dalam satu harinya. Mood yang
stabil akan memperlihatkan kondisi perasaan yang tetap sepanjang hari, sementara mood yang tidak
stabil akan berubah dalam satu harinya. Pada gangguan mood, dikenal variasi diurnal, sehingga dapat
ditanyakan pada pasien: “Coba bandingkan mood anda di pagi hari dengan mood anda di malam hari,
apakah terdapat perbedaan?” “Kapan anda merasa lebih baik, saat sarapan pagi atau saat makan
malam?”
Reaktivitas Mood
Tidak adanya reaktivitas perasaan merupakan suatu karakteristik pasien dengan depresi
endogen. Pasien merasa tidak ada satu pun hal yang dapat membuatnya merasa lebih baik. Lain
halnya dengan pasien disforik yang merupakan pengguna zat, gangguan somatisasi atau gangguan
kepribadian, pasien-pasien ini akan merasa lebih nyaman jika situasi sosial lebih baik.
Intensitas Mood
Intensitas mood bervariasi antara dangkal dan intens(dalam). Pasien panik, mania, atau
excitement akibat penggunaan zat akan memperlihatkan mood yang intens. Pasien skizofrenia
memperlihatkan mood yang dangkal, sementara pada pasien depresi, mood dapat bersifat intens
meski dengan afek yang dangkal.
Durasi Mood
Lamanya mood juga dapat menggambarkan diagnosis. Disforia yang berlangsung beberapa
jam sampai hari, mungkin merupakan bagian dari gangguan kepribadian seperti antisosial atau
penggunaan zat. Mood depresi yang berlangsung 2 minggu atau lebih merupakan suatu episode
depresi. Demikian pula halnya dengan mood yang meningkat selama lebih dari 1 minggu,
menggambarkan adanya suatu episode manik.
Tingkat Energi
Tanyakan pada pasien tentang aktivitasnya dalam 24 jam terakhir. Pasien depresi umumnya
mengatakan ia tidak dapan merencanakan, memutuskan, memulai dan melakukan kegiatan-
kegiatannya. Pasien obsesif merasa khawatir akan keragu-raguan mereka dan perilaku checking yang
21
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 22/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
berulang-ulang. Pasien manik akan banyak memulai melakukan kegiatan-kegiatan namun sedikit
yang dapat diselesaikan. Pasien fobia akan menunjukkan penghindaran terhadap hal-hal tertentu.
Pasien dengan kepribadian antisosial tampak aktif sehari-harinya, namun lebih banyak dihabiskan
pada aktivitas bersenang-senang dari pada aktivitas yang produktif. Semetara pasien skizofrenia
mungkin dapat menghabiskan waktu seharian untuk menonton televisi.
Persepsi
Persepsi normal berasal dari rangsangan terhadap reseptor sensorik spesifik. Pada pasien
dengan gangguan persepsi, terdapat persepsi panca indera tanpa adanya stimulasi yang nyata.
Pasien psikotik yang mendengarkan suara halusinasi, sering kali juga menyangkal jika ditanyakan
oleh pemeriksa. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh suara yang melarang pasien membicarakan
keadaan ini pada pemeriksa. Oleh karenanya, pemeriksa perlu menanyakan pada pasien meski
pasien menyangkal adanya halusinasi.
Tilikan pasien terhadap halusinasi dapat bervariasi, dan menentukan bagaimana tilikan pasien
terhadap penyakitnya. Pasien dapat mengikuti halusinasinya, berperilaku sesuai yang dikatakan oleh
suara yang didengarnya. Pasien dapat mengatakan adanya halusinasi namun tidak mengikuti apa
yang diperintahkan suara halusinasinya, atau pasien mengatakan pernah mendengar halusinasi
beberapa saat yang lalu namun menolak untuk membicarakannya lebih lanjut karena pasien
menyadari adanya kontradiksi antara persepsi yang dialaminya dengan realita. Pasien juga dapat
mengalami halusinasi di masa lalu, dan ia menganggap hal tersebut benar. Tilikan pasien yang paling
tinggi terhadap penyakitnya adalah apabila ia menyadari bahwa halusinasi yang pernah dialaminya
adalah bagian dari penyakitnya.
Isi Pikir
Gangguan psikiatri mempunyai karakteristik isi pikir yang patologis, oleh karenanya dalam
pemeriksaan status mental perlu dinilai isi pikir pasien.
1. Tendensi untuk melakukan bunuh diri (suicide) atau membunuh orang lain (homicide).
Pasien sering kali menolak untuk mengatakan adanya impuls agresif untuk membunuh atau
melakukan bunuh diri, oleh karenanya perlu ditanyakan langsung tentang adanya kemungkinan ini.
2. Waham
Waham merupakan keyakinan yang salah, sering kali tentang suatu keadaan yang terjadi pada diri
pasien, misalnya tetangga yang memata-matai pasien, dan mempunyai niat jahat terhadap diri pasien.
Yang perlu ditanyakan dalam menilai waham pasien, adalah:
- Isi waham : “Apakah anda pernah mempunyai pikiran yang aneh atau tidak biasa” atau
“Apakah orang lain pernah berpikir bahwa anda memiliki pikiran yang tidak biasa?”
22
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 23/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Kemudian dinilai apakah pasien memiliki waham dengan tema persekutorik, ketidakadilan,
diskriminasi, rasa bersalah, kebesaran, percintaan, kekuatan, pengetahuan, kecemburuan,
penyakit, pasivitas, nihilistik, kemiskinan, persepsi ekstrasensorik, kemampuan supranatural,
menjadi korban dari suatu kejadian yang aneh atau tidak masuk akal.
- Penjelasan tentang waham tersebut : memberi kesempatan pasien untuk memberikan
penjelasan tentang jenis waham yang dialami pasien.Sering pasien berespon bahwa hal
tersebut akan mengontrol, membahayakan, menghukum atau memuja pasien.
- Maksud dan keinginan waham tersebut terhadap pasien: seringkali pasien menjawab bahwa
pasien merasa hal tersebut akan menyerang atau membuatnya sulit.
- Reaksi pasien tentang waham: pasien misalnya mengatakan ia akan melawan atau
menyerah.
Macam-macam waham :
1. Waham dengan tema depresif
Isi Penjelasan pasien Harapan pasien Reaksi pasien
Rasa bersalah Merasa diri buruk,
berdosa, dipengaruhi
setan
Hukuman yang berat Mengininkan
pengampunan,
penyesalan diri,
pengorbanan diri
Kemiskinan Tidak produktif, tidak
berharga, tidak
bermoral
Diasingkan dari
masyarakat, tidak lagi
memiliki kebaikan diri
Destruksi diri, suicide
Nihilistik dan kematian Akibat dari hukuman
terhadap dirinya
Korban yang tidak
mempunyai harapan
dan kekuatan
Menyakiti diri sendiri
Penyakit Kelemahan dan
ketidakberdayaan jiwa
dan raga
Disabilitas yang
permanen, kematian
Mencari pertolongan,
pengorbanan diri
2. Waham dengan tema kebesaran
Isi Penjelasan pasien Harapan pasien Reaksi pasien
Kemampuan mesias Dipilih, dilahirkan
kembali, mendapatpenghargaan spesial
atas apa yang diraih
Pemujaan,
pengakuan sebagaipemimpin umat
manusia
Mengkotbahi,
membantu,menyembuhkan
Kekayaan Berhak atas
penghargaan
Pemujaan dan
pengakuan dari
masyarakat
Menggunakan
kekayaan untuk
menghilangkan
kemiskinan di dunia
23
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 24/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Kekuatan dan
kelebihan
Berhak atas
penghargaan
Penghargaan Membantu dan
memimpin,
menciptakan suatu
yang besar
Kesehatan yang tidak
ada habisnya dan
hidup yang kekal
Kelebihan dan pilihan
khusus, terpilih
Pemujaan Memberikan
kelebihannya dalam
berbagai aktivitas
3. Waham dengan tema pasivitas
Isi Penjelasan
pasien
Contoh Reaksi pasien
Insertion of
sensation
(pasivitassomatik)
Mengalami
perasaan adanya
kekuatan yangmengontrol
“Atasan saya memberi tatapan
yang berjalan sampai ke dalam
tubuh saya dan memberikansensasi pada daerah genital
saya”
Penerimaan pasif
Thought
broadcasting
Gelombang
radio, gelombang
magnetik, telepati
“Kepala saya seperti radio yang
dapat menyiarkan isi pikir saya
pada semua orang, sehingga
dapat didengar”
Tidak memiliki kontrol,
tidak ada tindakan
yang diambil
Thought
withdrawal
Ada suatu
kekuatan yang
mencuri
pikirannya
“Suatu malam, terjadi angin
besar yang memompa dan
menarik seluruh pikiran saya
keluar dari kepala saya”
Keluhan dan
penerimaan
Though insertion Pikiran dari luar
dipaksa masuk
melalui
gelombang mikro
atau radio
“Tn.X di TV menggunakan
kepala saya untuk berpikir”
Patuh secara pasif
Insertion of
Feelings
Agen di luar diri
pasien
memproyeksikan
perasaannya kepasien
“Saudara saya yang sudah
meninggal menyalurkan
kemarahannya pada saya. Ia
berteriak dan menangis, sertamenggunakan tubuh saya untuk
berperilaku seperti itu”
Pasien
memperlihatkan
perasaan yang
menurutnya terpaksaia rasakan
Insertion of
impulse
Impuls dari luar
diri pasien
ditanamkan
dalam diri pasien
“Ada kekuatan jahat yang
menggerakan kepala saya dan
membuat saya melihat pada
tubuh laki-laki”
Menerima masuknya
impuls
24
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 25/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Insertion of
outside will
Kekuatan luar
menarik dan
mengontrol
tindakan pasien
Komputer universitas
mengirimkan impuls-impuls ke
seluruh otot saya dan
membuatnya bergerak,
mengontrol tindakan saya”
Kepatuhan seperti
boneka
Delusional
perception
Pasien
memberikan
penjelasan yang
bersifat
delusional
terhadap
persepsi yang
nyata
“Dokter menyilangkan kakinya,
kemudian saya tahu ia
menyuruh saya untuk pulang
dan melakukan masturbasi”
Kepatuhan terhadap
pesan
4. Waham dengan tema persecutory
Isi Penjelasan pasien Harapan pasien Reaksi pasien
Persecution Cemburu Memenangkan
perselisihan dengan
orang yang
dicemburui
Berhati-hati, marah-
marah secara verbal
atau kekerasan fisik.
Terdapat pada pasien
skizofrenia, gangguan
waham
Persecution Kerusakan moral,
dosa
Hukuman Penyalahan diri,
menyerahkan diri
untuk dihukum,
mengharap
pengampunan.
Terdapat pada pasien
depresi
Persecution Salah pengertian
terhadap maksud baik
persekutor
Pengakuan terhadap
maksud baik pasien
Demonstrasi maksud
baik yang dilakukan
pasien.
Terdapat pada pasien
mania
Persecution Menjadi lebih wild,
tidak mampu
menentukan alasan
untuk persecution
Harapan untuk
menghentikan
persecution
Ketakutan, proteksi
diri yang hostile,
kepatuhan,
penyesalan.
25
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 26/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Terdapat pada pasien
gangguan kognitif
3. Overvalued ideas (ide-ide yang berlebihan)
Mirip dengan waham, ide-ide yang berlebihan ini tidak dapat dikoreksi dengan alasan yang
logis, meskipun kadang kala ide-ide tersebut tidak sepenuhnya salah. Ide-ide tersebut dapat bersifat
persisten dan kepentingannya dilebih-lebihkan.
4. Fobia
Phobia merupakan kecemasan terhadap stimulus spesifik tertentu yang bersifat tidak beralasan
dan tidak dapat dijelaskan, disertai dengan perilaku menghindar.
5. Pikiran obsesif
Isi pikir berulang-ulang yang muncul dalam pikiran pasien, sering kali menghabiskan waktu pasien
dan menimbulkan kecemasan jika tidak diikuti dengan perilaku kompulsif (perilaku berulang tanpa
arti yang jelas, yang dilakukan pasien untuk mengikuti pikiran obsesif atau aturan yang
ditanamkan dari diri pasien). Pikiran obsesif ini bersifat ego distonik.
Gejala Somatik yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Medis
Gejala-gejala somatik yang beraneka-ragam yang tidak dapat dijelaskan secara medik
menunjukkan kemungkinan adanya gangguan somatisasi. Untuk menyaring gejala-gejala gangguan
somatisasi secara efisien, tanyakan gejala-gejala berikut: sesak nafas, dismenore, sensasi panas di
organ seksual, perasaan seperti ada sumbatan di tenggorokan, amnesia, muntah/mual, dan paralisis.Bila pasien mempunyai dua atau lebih gejala-gejala tersebut, mengganggu kehidupan sehari-hari, tak
dapat dijelaskan secara medik, dan timbul sebelum usia 30 tahun, maka harus dipikirkan kemungkinan
gangguan somatisasi.
Konversi
Konversi adalah gejala-gejala neurologik yang secara medis tidak dapat dijelaskan, misalnya
paralisis, kebutaan, ketulian. Umumnya gejala konversi muncul setelah suatu stres atau bersamaan
dengan gejala somatik multipel, dan sering memiliki “secondary gain” yaitu keuntungan eksternal bagi
diri pasien.
Disosiasi
Gangguan identitas disosiatif merupakan keadaan yang relatif mudah dinilai apabila pasien
pribadi yang satu mengenali pribadi lainnya. Dalam keadaan ini pemeriksa dapat menanyakannya
langsung.
26
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 27/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Bila kepribadian yang sekarang tidak menyadari adanya pribadi lainnya maka ia akan
menyangkal hal tersebut. Dalam hal itu anda dapat mencari adanya gangguan memori atau hilangnya
waktu tertentu dari ingatannya. Dapat juga diminta data dari keluarga yang mengatakan bahwa pasien
mengatakan memiliki nama yang lain, berpakaian berbeda, bicara dengan suara yang berbeda atau
dapat juga mengatakan tidak mengetahui identitas aslinya. Anda juga dapat mewawancarai pasien
berdasarkan laporan ini. Dapat juga dilakukan hipnosis untuk mendapatkan data.
Penilaian terhadap gangguan disosiatif seringkali sulit apabila pasien menampilkan hostilitas
serta gejala yang mirip dengan gejala psikosis. Bila hostilitas ditujukan kepada pewawancara, maka
tenangkan pasien dengan neuroleptik dan lanjutkan wawancara untuk menemukan sifat disosiatif dari
perilakunya, tak perlu membina rapport lagi.
Anda dapat mengenali tanda-tanda disosiatif samar selama wawancara yaitu bila ada fluktuasi
rapport, afek, sikap, pandangan, memori, perilaku yang memberi kesan adanya perubahan
kepribadian. Hal ini dapat dipakai sebagai pintu masuk untuk menelusuri gangguan kepribadian
disosiatif.
Serangan Paroksismal
Keadaan ini seringkali tak terdeteksi karena pasien tidak merasa memiliki gangguan psikiatrik
tapi menderita gangguan neurologik atau medik. yang gambarannya berupa serangan yang
paroksismal (berulang). Jika dalam anamnesis pasien mengatakan memiliki jenis serangan tertentu
yang berulang, pemeriksa perlu mendeskripsikan apa yang dimaksud pasien dengan serangan
tersebut, gejala-gejalanya, durasinya, kapan dan bagaimana munculnya apa yang memicu timbulnya
gejala, bagaimana jenis-jenisnya.Berikut adalah bentuk serangan yang paling sering didapati:
• Pingsan (syncope)
• Serangan-serangan narkoleptik
• Grand mal seizures
• Pseudoseizure
• Complex partial atau temporal lobe seizure
• Serangan-serangan panik
•Serangan-serangan amnestik (alcoholic blackout)
• Amnesia Disosiatif
• Fugue Disosiatif
• Hypoglicemic attack
• Transient global amnesia
• Transient ischemic attacks (TIA)
27
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 28/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Fungsi Eksekutif
Yang termasuk fungsi eksekutif adalah fungsi merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan,
dan berpikir abstrak. Untuk menilai fungsi eksekutif dapat dilakukan dengan pendekatan induktif dan
deduktif. Pendekatan induktif berfokus pada fungsi kognitif dasar seperti atensi, konsentrasi, shifting
sets dan memori. Pada tingkat yang lebih kompleks terdiri dari fungsi abstraksi, problem solving dan
dimensi intelegensi.
Pendekatan deduktif mempunyai target pada fungsi yang paling kompleks yang langsung
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari pasien. Carilah bukti-bukti adanya penurunan efektivitas
intelektual pasien yang tampak pada kegiatan sehari-hari. Hal ini lebih penting dibandingkan dengan
melakukan serangkaian tes pada pasien. Pemeriksa dapat menilai tentang perencanaan dengan
menanyakan pada pasien apakah ia tetap melakukan kegiatannya sesuai dengan jadwal sehari-hari,
merencanakan pengeluaran sehari-hari, atau apakah ia menggunakan waktunya dengan bijaksana.Untuk menilai fungsi mengurutkan, dapat ditanyakan apakah pasien dapat memprioritaskan kegiatan-
kegiatan sehari-harinya di pekerjaan atau di rumah. Pemeriksa dapat menilai kemampuan berpikir
abstrak dengan berdiskusi tentang prinsip-prinsip yang diambil pasien dalam menetapkan prioritas.
Tilikan (Insight )
Yang dimaksud dengan tilikan adalah pemahaman pasien tentang penyakit yang dialaminya.
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
7. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
8. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan, dan
pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkalnya
9. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab eksternal
atau faktor organik sebagai penyebabnya
10. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang tidak diketahui
dari diri pasien.
11. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian dari
penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien, namun
tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya
perubahan gaya hidup)
12. Emotional insight : pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti tilikan derajat
5, namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien sendiri
dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku
pada pasien.
28
5/9/2018 SESI 7-10 Pemeriksaan Status Mental - V2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sesi-7-10-pemeriksaan-status-mental-v2 29/29
MODUL 1 – Pemeriksaan Klinik Dasar Psikiatri - SESI 9 2008
Daya Nilai (Judgment )
Judgment adalah kemampuan untuk memilih tindakan yang memiliki tujuan, dan arti yang
sesuai, yang dapat diterima secara sosial. Hal ini merefleksikan penilaian realita, intelegensi dan
pengalaman. Daya nilai dapat menjadi indikator sensitif untuk adanya fungsi mental yang terganggu,
karena daya nilai memerlukan integrasi dari pemahaman realita eksternal, pemahaman internal dan
keterampilan hidup.
Reference:
Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using DSM-IV. Volume1: Fundamentals. Washington:American Psychiatric Press Inc., 1994., hal. 99 – 151.
_________________
29