shifat shalat jenazah (insidental)

Upload: risnandar

Post on 06-Oct-2015

236 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ditulis oleh Saepudin Al-BanaBandung

TRANSCRIPT

Shifat Shalat Jenazah

FIQH AL JANAAIZ Bab : Shifat Shalat Jenazah

:

Imam al Bukhari mengatakan : Shalat Jenazah itu dinamakan shalat tanpa ruku' dan tanpa sujud dan tidak boleh berbicara dan padanya terdapat takbir dan salam (Fathul Bari III:244)

Shalat Jenazah Dengan Empat Kali Takbir

( (

Dari Abu Hurairah ra. Seseungguhnya Rasulullah Saw mengumumkan kematian raja Najasyi pada hari kematiannya, lalu beliau keluar bersama mereka ke mushala, kemudian Nabi Saw memberskan Shaf mereka dan takbir empat kali takbir (Hr. al Bukhari 261-26)

Mengangkat Tangan Setiap Kali Takbir

( Dari Anas bin Malik, bahwa ia mengangkat kedua tangannya pada setiap kali takbir (shalat) atas jenazah (Hr. al Baihaqi, As sunanul kubra IV:44)Mengangkat Tangan Hanya Pada Takbir Pertama Haditsnya Dhaif

( ( .Dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw mengangkat kedua tangannya pada (shalat) jenazah diawal takbir kemudian tidak mengulanginya (pada takbir-takbir selanjutnya)(Hr.ad Duruqutnii II:75)Keterangan : Hadits ini dhaif karena pada sanadnya ada dua orang rawi yang lemah yaitu :1) al Fadl bin Sakan, Imam Uqaili mengatakan dia itu Majhul. Adz Dzahabi mengatakan : dia itu tidak dikenal (lih. Adh Dhuafaul kabir III:449, Mizanul I'tidal III:252)2) Al Hajaj bin Nushair, Abu hatim mengatakan ia Munkarul hadits, dhaiful hadits, matruk (lih. Tahdzibul kamal V:461)

Pada takbir pertama Membaca al Fatihah, surat dan Shalawat

( , (

Dari Abu Umamah bin Sahl, bahwasannya salah seorang diantara sahabat Rasulullah telah mengabari, bahwa sesungguhnya sunah di dalam shalat jenazah itu hendaklah imam bertakbir kemudian membaca alfatihah setelah takbir pertama, ia membacanya dengan sir (perlahan) pada diirinya lalu shalawat atas Nabi dan mengikhlaskan doa pada takbir-takbir (yang tiga) , tidak membaca (alfatihah) pada ketiga takbir itu kemudian ia salam dengan sir pada dirinya (al Musnad asy Syafi'i I :210-211))Sebelum membaca al fatihah membaca isti'adzah

((((((( (((((((( ((((((((((((( (((((((((((( (((((( (((( (((((((((((( (((((((((( (((( maka apabila engkau hendak membaca al quran, hendaklah engkau berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk (an Nahl:98)Doa-doa Shalat Jenazah

Ya Allah ampunilah ia, kasihilah ia, maafkanlah ia, afiatkanlah ia, muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah tempat masuknya. Dan cucilah ia dengan air, salju dan embun dan bersihkanlah ia dari kesalahan-kesalahannya sebagaiman dibersihkan pakaian putih dari noda, dan gantilah rumahnya menjadi lebih baik dari rumah (dunia)nya, begitupun keluarganya, pasangannya lebih baik dari pasangan dunianya. Dan jagalah dari fitnah(adzab) kubur serta siksa neraka ( Hr. Muslim I:424)

Ya Allah ampunilah yang masih hidup diantara kami, yang telah wafat, yang telah dewasa, yang masih kecil, laki-lakinya, perempuannya, yang hadir dan yang tidak hadir diantara kami. Ya Allah barang siapa yang masih hidup diantara kami maka maka hidupkanlah dengan Iman dan barang siapa yang wafat diantara kami maka wafatkanlah atas Islam. Ya Allah janganlah Engkau haramkan atas kami pahalanya dan janganlah kami disesatkan setelahnya. (Hr. Abu Daud II:80)

Ya Allah Engkaulah Tuhannya, Engkaulah yang telah menciptakannya, Engkaulah yang telah memberinya hidayah, Engkaulah yang telah menggenggam ruhnya, dan Engkau maha mengetahui akan rahasianya dan lahirnya (yang nampak darinya) kami datang bermohonkan syafaat. Ampunilah dia (Hr. Abu Daud II:79)

Posisi Shalat Jenazah . : ( . Dari Abu Ghalib, ia berkata,Aku pernah menyaksikan Anas bin Malik menyalati jenazah seorang laki-laki, lalu ia berdiri di arah kepalanya. Ketika jenazah itu di angkat, disodorkan kepadanya jenazah perempuan, lalu ia berdiri di tengahnya. Di antara kami ada Al-Ala bin Ziyad Al-Adawi. Ketika Al-Ala melihat perselisihan posisi berdiri Anas ketika menyalati jenazah laki-laki dan perempuan, ia bertanya,Wahai Abu Hamzah, demikiankah Rasulullah Saw. menyalati jenazah laki-lai sebagaimana engkau berdiri dan menyalati jenazah perempuan sebagaimana engkau berdiri? Anas menjawab,ya (Hr. Ahmad)

: : .

Dari Ammar, ia berkata,Aku pernah menghadiri jenazah anak laki-laki dan perempuan (dewasa). Lalu dikedepankan jenazah anak itu dekat orang-orang (yang menyalati) dan jenazah perempuan di belakangnya. Kemudian disalati keduanya. Di sana ada Abu Said Al-Khudri, Ibnu Abbas Abu Qatadah dan Abu Hurairah. Lalu Aku bertanya kepada mereka mengenai hal itu? Merka menjawab,Itulah Sunnah (Rasulullah). (Hr. an Nasai) (untuk Penjelasan lihat di akhir halaman ke 3)Shalat diatas kuburan ( Dari Abi Sa'id al Khudriy ia berkata : telah bersabda Rasulullah Saw bumi itu seluruhnya tempat shalat selain pekuburan dan jamban (Hr.Abu Daud I:119)

( ( ...... Dari Abu Hurairah ra. Bahwasannya seorang Pemuda hitam (atau perempuan) yang biasa berada di masjid, ia senantiasa menjaga kebersihan masjid ia meninggal. Sedangkan Rasulullah Saw tidak mengetahuinya, lalu suatu hari ia menyebutnya dan bertanya "apa yang dilakukan orang itu (kemana saja?) maka para sahabat menjawab "ia sudah meninggal" sabda Rasulullah Saw " mengapakan kalian tidak memberitahukannya kepadaku?" lalu Rasulullah bersabda "tunjukanlah kepadaku kuburannya!" lalu Rasulullah mendatangi kuburannya dan melakukan shalat atasnya (Hr. al Bukhari : 262)

Tambahan do'a pada shalat jenazah bayi/anak kecil

al Hasan mengatakan "membaca al Fatihah (ketika menyalati) jenazah anak kecil "Ya Allah jadikanlah (bayi) ini bagi kami, hal yang lalu, terdahulu dan pahala (Hr. al Bukhari)

Keterangan : Kaifiyat Shalat pada jenazah bayi/anak kecil adalah seperti shalat jenazah dewasa, hanya saja ditambah dengan doa bagi kedua orang tuanya yang dibaca diantara tiga takbir setelah takbir pertama.

Shalat Ghaib

( ( Dari Abu Hurairah ra. Seseungguhnya Rasulullah Saw mengumumkan kematian raja Najasyi pada hari kematiannya, lalu beliau keluar bersama mereka ke mushala, kemudian Nabi Saw membereskan Shaf mereka dan takbir empat kali takbir (Hr. al Bukhari 261-26)

Ketentuan Shalat Ghaib :

1. Melakukan shalat jenazah tanpa kehadirannya jenazahnya dinamakan shalat ghaib

2. Shalat ghaib hanya dilakukan untuk jenazah ikhwan sesama muslim

3. Bila seorang muslim meninggal ditempat yang diyakini tidak ada yang menyalatinya seorang pun, maka dilakukan shalat ghaib

4. Bila jenazah muslim yang meninggal di suatu tempat dan ada yang menyalatinya, maka tidak ada shalat ghaib.

Jumlah orang yang menyalati

( ......... ( Dari Ibnu Abbas .aku mendengar Rasulullah Saw bersabda " setiap muslim yang dishalati oleh empat puluh orang muslim yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun, niscaya Allah Swt kabulkan permohonan syafaat (ampunan) mereka bagi jenazah itu ( Hr. Muslim I: 418)

Posisi Shalat Jenazah adalah dilihat dari posisi orang yang melakukan shalat dari jenazah. Pada dasarnya dalam pembahasan ini yang paling menjadi sorotan adalah posisi imam atau munfarid karena secara posisi keduanya sama.

Posisi Imam /munfarid pada shalat jenazah dapat dibagi tiga bagian :

Posisi Imam/Munfarid untuk shalat jenazah laki-laki

Pada posisi ini hendaklah berdiri searah/dekat kepala jenazah

Posisi imam/munfarid untuk shalat jenazah perempuan

Pada posisi ini hendaklah berdiri searah perut/tengah-tengah jenazah (ini pun berlaku apabila jenazah wafat dalam keadaan nifas)

Posisi imam /munfarid untuk shalat jenazah laki-laki dan perempuan secara bersamaan, hal ini kemungkinan ada beberapa kejadian :

Apabila jenazah semuanya terdiri dari laki-laki hendaklah jenazah itu disejajarkan kepala-kepala dan kaki-kaki, dan hendaklah jenazah yang semasa hidupnya paling banyak hapal dan mengerti al qur'an ditempatkan paling depan di dekat berdirinya imam. Jika sama-sama dalam pemahaman dan hapalan al quran maka hendaklah yang paling banyak mengerti hadits. Jika masih sama hendaklah yang paling tua.

Apabila jenazah terdiri dari laki-laki dan perempuan maka hendaklah jenazah itu disejajarkan kepala-kepala dan kakinya, dan hendaklah jenazah laki-laki disimpan paling depan (meskipun masih kecil).

Adapun mengenai posisi makmum maka sama dengan makmum-makmum pada shalat lainnya.PAGE 1