sialorrhea

3
PATOFISOLOGI SIALORRHEA Penyebab Sialorrhea merupakan sebuah gejala yang memperlihatkan sekresi saliva yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh produksi saliva yang mengalami peningkatan. Hipersalivasi dapat disebabkan oleh medikasi obat-obatan, fase sekresi menstruasi, idiophatic paroxysmal hipersalivasi, keracunan logam berat, keracunan organofosforus, nausea, penyakit gastrophageal reflux, obstructive esophagitis, perubahan neurologik seperti kerusakan cerebral vaskuler, penyakit neuromuskuler, penyakit neurologik dan infeksi sistem saraf pusat. Hipersalivasi minor menghasilkan iritasi lokal seperti apthous ulcer atau rasa tidak nyaman pada penggunaan protesa. Sialorrhea bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu symptom dari banyak kelainan yang berhubungan dengan kelenjar-kelenjar saliva, baik dalam keadaan lokal maupun sistemik. Penampakan Klinis Hipersalivasi dapat menyebabkan cairan saliva terus menerus mengalir. Pada kasus berat, dapat menyebabkan terhalangnya jalan pernapasan. Hipersalivasi juga dapat menyebabkan iritasi perioral dan traumatik ulserasi yang kemudian akan menimbulkan infeksi sekunder jamur dan bakteri. Diagnosis Untuk menengakkan diagnosis perlu diketahui etiologi yang menyebabkan hipersalivasi. Evaluasi sistemik perlu dilakukan

Upload: bigtresna

Post on 23-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

patofisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Sialorrhea

PATOFISOLOGI SIALORRHEA

Penyebab

Sialorrhea merupakan sebuah gejala yang memperlihatkan sekresi saliva yang berlebihan.

Hal ini disebabkan oleh produksi saliva yang mengalami peningkatan. Hipersalivasi dapat

disebabkan oleh medikasi obat-obatan, fase sekresi menstruasi, idiophatic paroxysmal

hipersalivasi, keracunan logam berat, keracunan organofosforus, nausea, penyakit

gastrophageal reflux, obstructive esophagitis, perubahan neurologik seperti kerusakan

cerebral vaskuler, penyakit neuromuskuler, penyakit neurologik dan infeksi sistem saraf

pusat. Hipersalivasi minor menghasilkan iritasi lokal seperti apthous ulcer atau rasa tidak

nyaman pada penggunaan protesa. Sialorrhea bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu symptom

dari banyak kelainan yang berhubungan dengan kelenjar-kelenjar saliva, baik dalam keadaan

lokal maupun sistemik.

Penampakan Klinis

Hipersalivasi dapat menyebabkan cairan saliva terus menerus mengalir. Pada kasus berat,

dapat menyebabkan terhalangnya jalan pernapasan. Hipersalivasi juga dapat menyebabkan

iritasi perioral dan traumatik ulserasi yang kemudian akan menimbulkan infeksi sekunder

jamur dan bakteri.

Diagnosis

Untuk menengakkan diagnosis perlu diketahui etiologi yang menyebabkan hipersalivasi.

Evaluasi sistemik perlu dilakukan seperti ada atau tidaknya pembesaran kelenjar saliva, ulserasi

di dalam mulut, kelainan pada kepala dan leher, fungsi neuromuscular dan kondisi protesa. Selain itu

juga perlu dilakukan pengukuran curah saliva. Curah saliva normal unstimulasi berkisar 2-3.5

mL/min. Sedangkan pada keadaan terstimulasi lebih dari 5 mL/5 min. Tes darah diperlukan

apabila dicurigai terjadi keracunan logam berat dan organofosforus.

Perawatan

Perawatan hipersalivasi harus sesuai dengan etiologi penyakit, resiko dan keuntungan dari

perawatan serta kualitas hidup pasien. Dari etiologi tersebut terdapat tiga perawatan dasar

yaitu : terapifisik, medikasi dan pembedahan.

Page 2: Sialorrhea

Terapi fisik melibatkan kontrol neuromuskuler, hal ini memerlukan sikap kooperatif pasien.

Perawatan dengan obat-obatan bergantung dari etiologi penyakit. Jika pasien menderita

hipersalivasi karena obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya, maka perlu dipikirkan

mengenai alternatif obat-obatan. Hipersalivasi akibat kemoterapi dapat dirawat dengan

pemberian medikasi antiemetik. Hipersalivasi karena gastrofageal reflux dapat dirawat

dengan proteksi makanan asam. Pada penyakit yang melibatkan neurologic dan

neuromuskulaer dapat dirawat dengan pemberian obat-obatan yang menyebabkan

xerostomia. Seperti intraglandular botulinum injection (Parkinson disease). Obat ini

diinjeksikan pada glandula parotid 2-3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah nyeri pada

daerah injeksi serta paralisis temporer jika injeksi terlalu dalam.