siapakah sesamaku manusia
DESCRIPTION
Buku 'Siapakah Sesamaku Manusia' ditulis dengan maksud menyingkapkan pengertian yang selama ini tersembunyi di balik perumpamaan Yesus tentang Orang Samaria yang Baik Hati.Buku ini juga dapat dibaca secara cuma cuma secara online di situs http://issuu.com/karenzparentz/docs/siapakah_sesamaku_manusiaTRANSCRIPT
-
Siapakah
Sesamaku
Manusia?
Karenz Parentz
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 2
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 3
Prakata
Judul buku ini diambil dari pertanyaan seorang
Farisi yang kemudian dijawab oleh Yesus - Sang Guru
Agung - dengan perumpamaan yang akhirnya sangat
dikenal yaitu Orang Samaria yang Baik Hati.
Meskipun mungkin seringkali kita mendengar
perumpamaan tersebut, dan mendapatkan berbagai
macam penjelasan mengenai topik ini yang pada
umumnya setuju bahwa perbuatan baik Si Orang
Samaria tersebutlah yang seharusnya menjadi teladan
bagi semua orang percaya, ijinkan saya untuk
membagikan pandangan lain yang saya terima tentang
maksud dari tujuan Tuhan memberikan perumpamaan
tersebut.
Saya memahami bahwa atas keterangan dua atau
tiga orang barulah satu perkara dinyatakan sah.
Itu sebabnya buku ini ditulis dan diterbitkan,
dengan doa dan harapan agar pesan yang disampaikan di
dalam buku ini adalah satu hal yang tidak hanya sah,
namun dapat memperlengkapi satu generasi yang
berhasil memasuki & menaklukkan Tanah Perjanjian.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 4
Kiranya pesan ini dapat merupakan salah satu dari
sekian banyak kunci rahasia Kerajaan Surga yang
dikaruniakan Tuhan bagi anak-anakNya.
Saya sungguh berharap dan berdoa akan ada
pintu-pintu berikutnya yang terbuka melalui anak-
anakNya setelah buku ini diterbitkan.
Saya percaya kemuliaan pengenalan akan Tuhan
akan seperti air yang menutupi dasar samudera raya.
Kiranya Tuhan meluapi hati kita dengan terang-Nya
yang berlimpah sehingga membuat kita mengerti betapa
mulianya panggilan-Nya untuk setiap kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Jakarta , November 2013
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 5
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 6
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 7
Daftar Isi
Siapakah Sesamaku Manusia? (hal. 15)
Dan Siapakah Tetanggaku? (hal. 27)
Siapakah Imam & Orang Lewi itu? (hal. 35)
Bagaimana Mengenali Mereka? (hal. 43)
Adakah Orang-orang Tersebut Di Alkitab? (hal. 65)
Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati (hal. 85)
Memasuki Tanah Perjanjian (hal 105)
Mengapa Mereka Ada? (hal. 117)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 8
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 9
Buku ini dipersembahkan
untuk semua orang yang memiliki belas kasihan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 10
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 11
Terima kasih sedalam-dalamnya untuk
Kendy Widjaya
Sahabat, saudara, kekasih dalam Kristus yang telah
menjadi inspirasi dan menyingkapkan banyak rahasia
surgawi dalam kehidupan rohani saya.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 12
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 13
Ilustrasi pada halaman-halaman buku ini semata-mata
untuk mengagumi dan menghormati mahakarya para
seniman dunia yang berusaha melukiskan dengan baik
perumpamaan dari Tuhan Yesus tersebut.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 14
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 15
Siapakah
Sesamaku
Manusia?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 16
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 17
The Good Samaritan
Unknown Artist
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 18
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 19
Injil Lukas - satu dari keempat kitab Injil yang
terdapat di dalam Alkitab - mencatat dengan cukup baik
peristiwa percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang
Farisi yang mencoba membenarkan diri di hadapanNya
dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Sebelum kita mempelajari perumpamaan yang Tuhan
berikan sebagai jawaban, mari kita bersama melihat
kutipan dari Injil Lukas tersebut:
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk
mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum
Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah
demikian, maka engkau akan hidup."
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata
kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem
ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang
bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga
memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya
setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia
melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 20
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia
melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu,
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah
ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri
lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada
pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika
kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu
aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut
pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang
jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan
belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Lukas 10:25-37)
Ada pertanyaan kunci dari Tuhan Yesus yang
menjadi penjelasan mengapa Dia menceritakan
perumpamaan itu.
Mengapa disebut pertanyaan kunci? Karena di situ
terletak dasar utama seluruh pembahasan yang akan kita
pelajari di dalam buku ini.
Mari kita merenungkan perumpamaan itu kembali.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 21
Ada seorang dirampok, dipukuli hingga sekarat, dan
dibiarkan tergeletak pinggir jalan.
Ada seorang Imam. Dia melihat, tapi lewat saja.
Demikian juga si Lewi.
Datang orang Samaria, melihat korban, tidak tega,
lalu menolong. Lalu Tuhan bertanya, dari ketiga orang
dalam perumpamaan tersebut yakni:
Imam
Lewi
Orang Samaria
Yang mana merupakan sesama manusia dari
sang korban?
Jawabannya -seperti yang kita ketahui dari ayat
selanjutnya- ialah si orang Samaria.
Atas dasar pertanyaan ini, mari kita renungkan
pertanyaan berikut:
Apakah Imam & Lewi juga sesama manusia?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 22
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita
bersama-sama pelajari asal-muasal kedua kata sesama
manusia tersebut.
Dari catatan kaki Alkitab, kita mengetahui bahwa
Sang Farisi mengutip dua ayat dari dua kitab Taurat:
1. Ulangan 6:5 (Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu.)
2. Imamat 19:18 (Janganlah engkau menuntut balas, dan
janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang
sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.)
Kata sesama manusia di dalam Imamat 19:18
merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari bahasa
Ibrani (Lereekha / rea` (ray'-ah) (thy neighbour) yang
berarti tetanggamu.
(Hebrew Study Bible (Apostolic / Interlinear)
(lo- tikkom velo- tittor et- benei ammecha, ve'ahavta
lere'acha kamovcha; ani Yahweh)
(nor take nor bear the sons of your people shall love your
neighbour thyself I the LORD)
(Catatan: Aksara Ibrani dibaca dari kanan ke kiri)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 23
Di dalam beberapa terjemahan lain, Imamat 19:18
berbunyi demikian:
You shall not take revenge or bear any grudge against the
sons of your people, but you shall love your neighbor as
yourself. I am the Lord. (Amplified Bible)
Do not seek revenge or bear a grudge against a fellow Israelite, but love your neighbor as yourself. I am the Lord.
(New Living Translation)
Penggunaan terjemahan Alkitab Bahasa Inggris &
terjemahan Ibrani di atas sekedar menunjukkan bahwa
ketiga kitab tersebut (dan juga hampir seluruh
terjemahan Alkitab yang tersedia) menerjemahkan kata
tersebut ke dalam makna yang sama, yakni tetanggamu.
Perlu diketahui, baik Alkitab terjemahan Bahasa
Indonesia maupun Alkitab dalam bahasa lain hampir
seluruhnya menggunakan sumber naskah terjemahan asli
yang sama, yakni yang naskah yang disusun oleh orang-
orang Masoret (Masoretic Text : abad ke 7 - 10 Masehi)
yang diterbitkan oleh Deutsche Bibelgesellschaft (German
Bible Society) di Stuttgart dalam edisi yang disebut Biblia
Hebraica Stuttgartensia (BHS).
Bahkan dari sumber naskah asli yang lain, yakni
Septuaginta (LXX : 132 SM) juga berbunyi demikian :
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 24
, . (Septuaginta)
Kata (plsion) artinya close next to atau neighbour yang diterjemahkan tetangga
Jadi dari kedua sumber naskah asli, makna yang
didapat akan selalu sama yakni berarti tetanggamu.
Jadi di dalam terjemahan Bahasa Indonesia,
Imamat 19:18 lebih tepat diterjemahkan sebagai berikut:
Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh
dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan
kasihilah tetanggamu seperti dirimu sendiri, Akulah
TUHAN.
Dengan demikian, pertanyaan berikutnya - sama
seperti pertanyaan Sang Farisi lebih tepat adalah:
"Dan siapakah tetanggaku?"
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 25
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 26
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 27
Dan Siapakah
Tetanggaku?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 28
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 29
The Good Samaritan by Rembrandt (1633)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 30
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 31
Pada tahap ini kita sudah setuju bahwa kata
sesama manusia di Alkitab (baik di Imamat 19:18
maupun di Lukas 10:25-37) sesungguhnya bermakna
tetanggamu.
Pertanyaan selanjutnya ialah:
Siapa yang dimaksud dengan tetanggamu?
Tentu bila kita mengikuti ayat selanjutnya,
kembali kita akan menemukan bahwa jawabannya ialah
si Orang Samaria.
Bila benar demikian, lantas apa yang membedakan
si Orang Samaria dengan Sang Imam dan Si Lewi?
Ini yang membedakan.
Belas kasihan.
Dengan demikian, jika saya boleh terjemahkan
kembali hukum yang kedua tersebut, maka ayat itu
menjadi berbunyi demikian:
Kasihilah tetanggamu yakni orang yang
memiliki belas kasihan - sama seperti dirimu sendiri.
Love your neighbour the one who shows mercy as
yourself.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 32
Dari susunan tata bahasa, ayat ini menunjukkan
bahwa si tetangga adalah obyek penerima kasih,
bukan sebagai subyek pelaku.
Kasihilah tetanggamu berarti kasihilah orang-
orang seperti orang Samaria yang di perumpamaan
tersebut.
Jadi, pandangan yang selama ini berpusat di
Orang Samaria sebagai si Pelaku adalah keliru.
Dalam perumpamaan tersebut, Orang Samaria
justru bukanlah teladan yang harus dipelajari, karena
dari ayat di atas kita tahu bahwa Si Orang Samaria yang
baik hati adalah obyek penerima kasih dari hukum kedua
tersebut.
Orang orang seperti Si Samaria Yang Baik Hati
itulah yang seharusnya menjadi penerima kasih kita.
Siapa orang-orang ini?
Setiap orang yang memiliki belas kasihan,
apapun agamanya, sukunya, maupun rasnya.
Mungkinkah ada orang yang tidak memiliki belas
kasihan?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 33
Berdasarkan perumpamaan yang diberikan Tuhan
Yesus tersebut, saya berani menjawab: Ada.
Coba renungkan, untuk tujuan apakah Tuhan
memberi perumpamaan tersebut, bila ternyata obyek
yang harus kita kasihi itu semua orang?
Mengapa Tuhan tidak langsung jawab saja bahwa
yang dimaksud tetangga itu ialah semua orang di dunia
ini?
Tapi, tentu ada maksud Tuhan untuk memberikan
perumpamaan itu, dan dari perumpamaan itu kita tahu
bahwa baik si Imam dan Orang Lewi ternyata merupakan
contoh simbolis akan orang-orang yang tidak memiliki
belas kasihan.
Dengan kata lain, mereka mewakili tipe orang-
orang yang tidak memiliki belas kasihan.
Lantas, siapakah sesungguhnya yang diwakili
Imam dan orang Lewi dalam perumpamaan tersebut?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 34
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 35
Siapakah Imam
Dan
Orang Lewi itu?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 36
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 37
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 38
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 39
Dalam perumpamaan tersebut, kita mengerti
bahwa baik sang Imam & orang Lewi diumpamakan
mewakili orang-orang yang tidak memiliki belas kasihan.
Imam bagi bangsa Israel adalah golongan yang
diakui sebagai keturunan langsung dari Harun (Imam
pertama bangsa Israel). Lewi merupakan suku Israel
dimana Harun berasal.
Dengan demikian mereka dapat dikategorikan
sebagai saudara yang dihormati oleh bangsa Israel.
Namun demikian, dalam perumpamaan ini, jelas
mereka bukanlah tetangga yang dimaksud dalam
hukum itu.
Dalam kehidupan kekristenan, ada dua golongan
orang percaya yang selama ini dianggap sebagai figur
utama dalam lingkungan komunitas rohani sehari-hari.
Golongan pertama adalah para pemimpin rohani
yang memposisikan diri mereka layaknya seorang imam,
yakni dengan memimpin/mewakili umat Tuhan di
hadapan Tuhan.
Golongan yang kedua adalah para pelayan Tuhan
yang melayani sepenuh waktu seperti kaum Lewi di
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 40
Bait Suci - yang melayani segala kebutuhan umat Tuhan
di dalam keperluan ibadah maupun pelayanan pribadi
umatNya.
Kedua golongan tersebut - sebagaimana layaknya
imam dan orang Lewi - lebih dihormati dari kalangan
anggota tubuh Kristus lainnya yang tidak ambil bagian
dalam tugas pelayanan jemaat apapun, mengingat para
pelayan Tuhan tersebut telah menyerahkan segalanya
untuk melayani umat Tuhan dalam kehidupannya.
Namun, sayangnya, seringkali kita mudah
terperdaya dengan status tersebut sehingga menganggap
bila seseorang sudah menjadi pelayan Tuhan, maka
orang tersebut masuk dalam kategori orang-orang yang
aman untuk dapat dipercaya.
Padahal dalam perumpamaan tadi jelas bahwa
sekalipun mereka itu seorang Imam / Lewi, mereka belum
tentu memiliki belas kasihan sehingga belum dapat kita
anggap sebagai sesama atau tetangga.
Jadi, pesan pertama yang dapat ditarik dari
perumpamaan di atas:
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 41
Meskipun seseorang berstatus orang kristen, anak
Tuhan, pelayan Tuhan, atau segala yang
berpenampilan rohani, belum tentu pribadi
tersebut memiliki belas kasihan.
Jadi jangan pernah terjebak untuk menilai seseorang dari
penampilan agamanya, melainkan dari buah
perbuatannya.
Lalu pertanyaan penting yang muncul berikutnya,
kalau begitu, bagaimana kita bisa tahu seseorang
memiliki belas kasihan atau tidak?
Bagaimana caranya mengenali mereka?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 42
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 43
Bagaimana
Mengenali Mereka?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 44
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 45
Eugne Delacroix: The Good Samaritan (1849)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 46
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 47
Ada prinsip yang sederhana namun efektif dan
dapat diterapkan semua orang untuk mengenali uang
palsu dengan cepat dan mudah.
Tanpa harus menghafal ciri-ciri aneka ragam uang
palsu yang pernah beredar, seseorang hanya cukup
mengenali satu jenis uang saja, yakni uang yang asli.
Ya, hanya dengan cukup mengenali dan mengingat
ciri-ciri uang yang asli, maka setiap uang yang palsu
berapapun macamnya - dapat dengan mudah terdeteksi
kepalsuannya.
Demikian pula halnya dalam mengenali orang yang
memiliki belas kasihan atau tidak.
Kita tidak perlu mencoba mengenali satu-persatu
ciri-ciri dari orang yang tidak berbelas kasihan.
Dengan cukup hanya mengenali ciri-ciri orang yang
berbelas kasihan, maka kita dapat mengenali mana yang
bukan.
Jadi bagaimana bisa mengenali mereka?
Mari kita kembali memperhatikan perumpamaan
yang Tuhan Yesus berikan kepada orang Farisi tersebut.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 48
Dalam perumpamaan itu, Tuhan memakai figur
orang Samaria untuk mewakili pribadi yang memiliki
belas kasihan.
Mengapa Tuhan memilih figur seorang Samaria?
Mari kita sama-sama pelajari.
Di mata orang Yahudi, bangsa Samaria merupakan
bangsa yang dipandang musuh dan kaum yang hina,
karena riwayat bangsa Samaria adalah penyembah
berhala.
Semua berawal dari sejarah Kerajaan Israel yang
terpecah dua, yakni Kerajaan Israel dan Kerajaan
Yehuda. (1 Raja 12)
Raja-raja Israel berbuat jahat di mata TUHAN
dengan membawa rakyatnya ke dalam penyembahan
berhala, sedangkan raja-raja Yehuda dan rakyatnya
hidup setia walau tidak senantiasa di hadapan
TUHAN dan beribadah di tempat yang ditunjuk TUHAN
yang merupakan ibukota mereka, Yerusalem.
Omri, Raja Israel, membeli sebuah gunung dan
menamainya Samaria, menurut nama Semer, pemilik
gunung itu. (1 Raja 16:24)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 49
Kerajaan Israel menetap di pegunungan tersebut
sehingga akhirnya mereka disebut orang Samaria.
Jadi, bila sampai ada seorang Samaria
memutuskan untuk menolong orang yang berasal dari
Yerusalem (bangsa Yahudi), orang Samaria itu sudah
siap dan rela bahwa perbuatan baiknya hampir dapat
dipastikan tidak akan mendapat apresiasi sama sekali
dari pihak yang ditolongnya- karena stigma yang telah
melekat pada dirinya di mata orang Yahudi.
Ini yang menjadi indikatornya: motivasi.
Seseorang yang memiliki belas kasihan pada
dasarnya tidak pernah memiliki motivasi demi
keuntungan diri sendiri saat menolong orang lain.
Tentu saja seseorang yang memiliki belas kasihan
dapat memiliki motivasi yang salah dalam berbuat baik
(yang mungkin terbentuk karena pengaruh didikan atau
lingkungan atau pergaulan).
Sebaliknya, seseorang yang tidak berbelas kasihan
akan dapat berpura-pura menolong orang lain dan
menjadi dermawan, namun pada akhirnya motivasi
orang-orang ini akan semakin nyata terlihat tertuju pada
keuntungan dirinya sendiri.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 50
Wujud motivasi yang dicari mereka itu dapat
berupa pencitraan diri, penghormatan dari orang lain,
reputasi, nafsu dan sebagainya.
Sepintar-pintarnya seseorang menutupi
karakternya dengan berpura-pura berbelas kasihan
dengan menunjukkan perbuatan baiknya di hadapan
orang lain, cepat atau lambat motivasi perbuatannya
akan terlihat.
Sosok Imam & Lewi dipakai Tuhan Yesus dalam
perumpamaan ini karena mereka figur yang sudah
terbiasa dihormati di kalangannya.
Itu sebabnya karakter asli mereka terlihat hanya
ketika tidak ada orang lain yang melihatnya.
Seandainya lokasi kejadian tersebut ternyata
banyak masyarakat sekitar yang melihat, mungkin sang
Imam & Lewi akan dapat menolong seperti orang
Samaria itu, demi semata-mata terlihat berbuat baik.
Dalam perumpamaan tersebut, kondisi korban
benar-benar dalam keadaan habis-habisan. Ia dirampok
harta bendanya, dilucuti pakaiannya hingga telanjang,
dan dipukuli hingga terkapar di jalan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 51
Si orang Samaria kemungkinan akan berpikir dua
kali untuk menolong bila ternyata korban masih siuman
dan memiliki kekuatan dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk meneruskan perjalanan.
Dengan kata lain, jangan terburu-buru untuk
menolong orang lain.
Jangan sampai belas kasihan kita malah
menjerumuskan orang yang kita tolong, atau bahkan
lebih buruk lagi, orang tersebut malah menempatkan kita
dalam situasi yang merugikan kita
Pertolongan yang kita berikan kepada siapapun
harus berdasarkan sesuai kemampuan kita. Jangan
pernah memberi pertolongan di luar batas kemampuan
kita, karena itu sangat berbahaya bagi kita sendiri pada
akhirnya.
Pertolongan yang perlu diberikan bagi orang lain
sebaiknya hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang
benar-benar tidak mampu. Bila seseorang masih dapat
bekerja dan kondisinya dalam keadaan kuat/sehat, tidak
sepatutnya orang tersebut diberi pertolongan.
Jadi prinsipnya: hanya menolong orang yang
sungguh tidak mampu.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 52
Tentu saja terlalu naf untuk mengatakan bahwa
indikator motivasi tersebut dapat diperoleh dengan
mudah dari pribadi yang belum dikenal dengan dekat.
Oleh karena itu, berikut ini setidaknya ada beberapa
ciri lain yang dapat menjadi indikator bantu dalam
mengenali seseorang yang belum kita kenal secara dekat.
Berikut adalah beberapa ciri umum yang dapat saya
temukan mengenai orang yang tidak memiliki belas
kasihan.
1. TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH
Ada orang-orang tertentu dalam dunia ini yang
sedemikian kejam & tidak berbelas kasihan sehingga
mereka membalas kebaikan yang mereka terima
dari orang lain dengan kejahatan terhadap orang
yang telah menolong mereka.
Ijinkan saya memberikan dua ilustrasi untuk
memperjelas apa yang saya maksud.
Yang pertama, saya dapatkan dari kisah cerita
sebuah film laga yang menurut saya tepat
menggambarkan karakter di atas.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 53
Dalam salah satu adegan akhir dalam film tersebut
yang mengambil lokasi di Menara Eiffel di Paris, seorang
Detektif (yang dibintangi oleh aktor laga asal Hongkong
Jackie Chan) sedang berkelahi hidup-mati dengan si
Penjahat di antara kisi-kisi menara tersebut.
Tiba-tiba si Penjahat tergelincir dan terjatuh dari
menara itu dan hampir kehilangan nyawanya. Ketika
Jackie melihat hal tersebut, secara refleks ia segera
mencengkeram tangan si Penjahat guna menolong dia
agar tidak terjatuh dari menara itu (di beberapa filmnya
yang saya ketahui, Jackie kerap menunjukkan belas
kasihan seperti itu). Dengan susah payah menahan berat
badan si Penjahat, dengan sekuat tenaga Jackie
mengangkat tubuh si Penjahat perlahan untuk kembali ke
posisi aman.
Namun, apa yang dilakukan si Penjahat? Saat ia
sudah hampir merapat ke tubuh Jackie, ia merenggut
kerah Jackie dan melemparkan Jackie ke bawah dengan
niat membunuhnya! Jackie begitu terkejut karena tidak
menyangka bahwa orang yang ditolongnya malah
berbalik mencelakainya!
Bukannya berterima kasih karena telah
diselamatkan jiwanya, si Penjahat malah hendak
mencelakakan orang yang menolongnya!
Tepatlah peribahasa ini: Air susu dibalas dengan
air tuba.
Contoh kedua, ini saya ambil dari peristiwa nyata
yang terjadi di negeri ini.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 54
Ada seorang pemuda, semula bekerja sebagai
karyawan di perusahaan elektronika besar di Ibukota.
Namun kemudian ia dipilih dan dijadikan menantu oleh
pemilik perusahaan tersebut. Derajatnya yang semula
pegawai biasa, naik secara luar biasa menjadi anggota
keluarga pemilik perusahaan di tempat ia bekerja.
Ia diberikan posisi yang tinggi, diberi seorang istri
yang merupakan anak kandung bosnya sendiri, dan
memperoleh segala fasilitas yang diterima sebagai seorang
menantu dari seorang yang kaya raya.
Si anak muda ini bukannya bersyukur atas segala
yang diterimanya, malah menyalahgunakan jabatannya
dengan melakukan tindakan korupsi keuangan.
Begitu tercelanya perbuatan si menantu, Sang
mertua akhirnya memecatnya dari jabatannya.
Lalu apa yang dilakukan si Menantu? Bukannya
menyesal atau bertobat, ia malah membayar seorang
pembunuh bayaran untuk membunuh ayah mertuanya
itu.
Kejahatan ini terungkap, ia ditangkap. Berkali-kali
ia sempat lolos dari penjara, dan berusaha membalas
dendam karena ia telah dipenjara.
Begitu jahatnya orang ini bagi keluarga sang
Mertua. Ia membalas segala kebaikan yang dia terima
dari keluarga istrinya dengan kejahatan demi kejahatan.
Kiranya dua ilustrasi di atas dapat memudahkan
untuk mengerti bahwa ada orang-orang yang memiliki
karakter tidak tahu berterima kasih seperti di atas dalam
wujud sikap yang beragam.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 55
Normalnya, bila seseorang yang telah menerima
pertolongan atau kepercayaan dari pihak lain, tidaklah
mungkin membalas orang itu dengan kejahatan.
Bagi orang-orang yang memiliki kasih, sungguhlah
wajar untuk berterima kasih dan apabila sekalipun tidak
sanggup membalas baik budinya atau belum sempat
mengucapkan terima kasih, tidaklah pernah terlintas di
benaknya untuk berniat mencelakai orang yang menjadi
penolong dirinya.
Ingat perumpamaan ini?
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada
orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur;
kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-
penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang
agak lama.
Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh
seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya
mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur
itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul
hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan
hampa.
Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain,
tetapi hamba itu juga dipukul dan dipermalukan oleh
mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 56
Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi
orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilemparkan ke
luar kebun itu.
Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang
harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang
kekasih; tentu ia mereka segani.
Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat
anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli
waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi
milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun
anggur itu dan membunuhnya.
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan
kebun anggur itu dengan mereka? Ia akan datang dan
membinasakan penggarap-penggarap itu, dan
mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang
lain." Mendengar itu mereka berkata: "Sekali-kali
jangan!"
Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata:
"Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang
oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru? Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan
hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan
remuk."
Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala
berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab
mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya
dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada
orang banyak. (Lukas 20:9-19)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 57
2. TIDAK TAHU DIRI
Ciri yang kedua yang dapat saya amati dari orang
yang tidak memiliki kasih adalah menunjukkan sikap
tidak tahu diri. Yang saya maksud dengan tidak tahu diri
adalah seseorang yang tidak memiliki rasa bersalah
sedikitpun sekalipun dia sudah merugikan bahkan
mencelakakan pihak lain secara sadar.
Pernah suatu ketika di Surat Pembaca suatu
harian Nasional, ada seorang Ibu menceritakan
pengalaman pahitnya saat mengantar anaknya ke
sekolah.
Saat dia sedang mengendarai mobilnya dan
mengalami antrian cukup panjang di dekat sekolah, dia
dikejutkan dengan sangat ketika tiba-tiba ada mobil dari
sisi samping menyerobot antrian. Karena memaksa masuk
di tempat sempit, mobil orang itu menyerempet mobilnya.
Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata pengemudi
pria yang ugal-ugalan itu turun dari mobil, sumpah
serapah memaki-maki si Ibu itu, dan bahkan mengacung-
ngacungkan senjata ke arah Ibu dan anak tersebut.
Si Ibu dan anaknya sangat trauma akan hal itu
dan menyesali sikap arogan orang tersebut, sehingga
menuliskan di surat pembaca.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 58
Yang saya ingin sampaikan dari cerita di atas
adalah bahwa ada orang-orang tertentu yang walaupun
berbuat salah dan merugikan orang lain, mereka benar-
benar tidak merasa bersalah sama sekali bahkan
bersikap di luar akal sehat manusia normal.
Istilah umumnya kita mungkin pernah kenal, dia
yang salah tapi malah lebih galak dia.
Pernah seorang teman saya bercerita dia punya
pengalaman pahit saat memasok kebutuhan interior
seorang kaya di rumahnya yang mewah.
Semula teman saya begitu kagum saat pertama
kali masuk dan melihat rumah orang kaya itu, bahkan ia
bergumam inilah rumah impian saya.
Dan setelah dia lakukan kewajibannya memasok
kebutuhan orang kaya itu, tibalah saatnya ia melakukan
penagihan.
Namun sungguh tak disangka, tagihan yang
sebenarnya tidak terlalu besar bagi orang kaya tersebut
ternyata sama sekali tidak dapat ditagih!
Berkali-kali ia ke kantor orang tersebut, dan
sekretarisnya selalu bilang bosnya tidak ada.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 59
Hingga suatu malam hari ia datang ke rumah
orang kaya itu, dan berjumpa dengan beberapa pemasok
lain yang juga bersama-sama mencoba menagih langsung.
Namun apa yang dihadapi?
Si orang kaya itu keluar rumah, bertolak pinggang
dan berkata dengan nada tinggi kepada semua
pemasoknya: kalau saya tidak mau bayar, kalian mau apa?
Orang itu bersikap sama sekali tidak merasa
bersalah padahal tindakannya telah merugikan banyak
pemasoknya yang telah berjasa mendekorasi rumahnya.
Ada seorang pengusaha pernah berkata di media
massa, saya sama sekali tidak merasa bersalah
sedikitpun saat ditanya wartawan mengenai
tanggapannya atas bencana lumpur terhebat di negerinya
yang diduga terjadi akibat kesalahan prosedur
perusahaan pengeboran minyaknya.
Akibat kesalahan fatal tersebut ribuan rumah,
pabrik, sawah, dan infrastruktur hancur tenggelam
dalam lumpur tersebut yang hingga kini masih terus
meluap tanpa henti.
Orang ini sama sekali tidak merasa bersalah. Ia
tidak punya belas kasihan sama sekali apalagi peduli
dengan betapa hebatnya derita yang ditanggung ribuan
keluarga yang mengalami musibah tersebut.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 60
3. TIDAK TAHU MALU
Ciri yang ketiga yang dapat saya temui dari orang
yang tidak memiliki belas kasihan adalah mereka yang
sama sekali tidak menunjukkan sikap malu sekalipun
telah melakukan perbuatan yang tercela bahkan
memalukan/aib.
Di Jepang, bila seseorang Pejabat Negara merasa
dirinya tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik,
mereka dengan sadar diri dan dengan malu yang amat
sangat mengundurkan diri mereka dari jabatan.
Sekalipun mungkin tidak fatal kesalahan yang
mereka lakukan, namun dengan kesadaran tinggi mereka
langsung tanpa didesak mundur mengambil sikap
mengundurkan diri sebagai pernyataan tidak layak
mengemban tugas negara tersebut.
Di negeri ini, apa yang sering disaksikan justru
malah sebaliknya.
Betapa banyak tokoh-tokoh pemimpin baik dalam
pemerintahan, wakil-wakil rakyat yang sekalipun sudah
wanprestasi dan memiliki reputasi sangat buruk bahkan
ada yang berstatus sebagai tersangka korupsi, mereka
tetap tidak mau mundur dari jabatannya dan merasa
tidak melakukan kesalahan apapun.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 61
Mereka masih berani tampil berbicara di media
massa tanpa merasa malu, bahkan masih dapat
tersenyum dan tertawa, bahkan tidak merasa sedikitpun
telah mengecewakan banyak pihak sekalipun sudah
banyak yang menyerukan mereka mundur, karena sudah
tidak dapat dipercaya.
Bahkan ada yang sekembalinya dari penjara,
mereka kembali mencalonkan dirinya untuk posisinya
kembali dalam pemilihan pejabat di daerahnya.
4. TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN
Saya pernah mendengar beberapa budaya kuliner
di daerah tertentu yang membuat hati siapapun yang
normal akan bergidik karena ngeri.
Di benua Asia, ada restoran yang menyajikan
masakan istimewa berupa otak dari binatang kera. Yang
membuat kita ngeri adalah proses penyajiannya.
Dikisahkan, penyajiannya sebagai berikut:
Seekor kera yang dipilih, akan dituntun ke meja si
pemesan. Di meja, pada bagian tengah-tengah ada sebuah
lubang yang hanya pas untuk rongga bagian atas kepala
seekor kera dewasa.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 62
Si kera di taruh di bawah meja, tubuhnya di rantai
di kaki meja, lalu kepalanya di masukkan di rongga meja
tersebut sehingga bagian tempurung kepala kera tersebut
muncul di rongga itu.
Lalu maaf si koki akan menguliti kepala kera
itu, menggergaji tempurung luar hewan malang itu hidup-
hidup, dan membukanya sehingga terlihat bagian otak
hewan tersebut masih dalam keadaan berdenyut!
Otak hewan itu disantap dalam keadaan hidup-
hidup oleh si pemesan.
Saya juga pernah mendengar ada orang tertentu
yang mengkonsumsi daging anjing dengan menyiksa
terlebih dahulu sebagai berikut.
Seseorang memasukkan seekor anjing ke dalam
karung, lalu diikatnya karung tersebut, kemudian
dipukulnya anjing tersebut dari luar karung itu dengan
benda keras seperti potongan kayu/besi berkali-kali
hingga anjing itu kehilangan nyawanya.
Mengapa cara demikian yang dipilih? Karena
menurut mereka, menyantap daging anjing itu dengan
darah yang masih berada dalam dagingnya jauh lebih
nikmat citarasanya. Itu sebabnya mereka memilih tidak
menyembelih anjing itu - karena takut darahnya akan
tercurah- demi nafsu makan mereka.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 63
Ada pemimpin-pemimpin negeri di dunia ini yang
dengan tenangnya membantai jutaan rakyatnya sendiri
tanpa merasa sedikitpun bersalah, membiarkan
rakyatnya mati kelaparan, dan para penjahat
kemanusiaan ini bahkan masih bisa tersenyum &
menikmati hidupnya.
Dan masih ada lagi contoh-contoh yang saya tidak
dapat tuliskan satu-persatu.
Intinya, ada orang-orang tertentu yang sedemikian
kejamnya sehingga sama sekali tidak merasa bersalah
sekalipun telah menganiaya manusia maupun hewan
dengan cara yang tidak dapat terkirakan.
Orang-orang seperti di atas adalah contoh orang-
orang yang tidak memiliki belas kasihan.
Mungkin kita sudah dapat mengetahui ciri-ciri
umum orang yang tidak berbelas kasihan seperti di atas.
Namun demikian, untuk mengenali orang-orang
demikian, bukanlah merupakan perkara yang mudah.
Sebagian mereka karena kelengahan atau
kebodohan mungkin dapat dengan mudah dikenali
karena dengan terang-terangan menunjukkan sikap
seperti di atas.
Namun akan selalu ada golongan orang yang cukup
pintar untuk dapat menutupi ciri-ciri tersebut.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 64
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 65
Adakah Orang-orang
Tersebut di Alkitab?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 66
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 67
The Good Samaritan - Vincent van Gogh (1890)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 68
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 69
Mari kita sama-sama melihat beberapa peristiwa
yang tercatat dalam Injil, yang saya harapkan dapat
membantu para pembaca lebih mengerti apa yang saya
maksudkan.
Pada Injil Matius 22:34-40 Tuhan Yesus sendiri
menegaskan bahwa pada kedua hukum ini (yakni
mengasihi Tuhan & mengasihi tetanggamu) tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Artinya, bila seseorang melakukan kedua hukum
tersebut, sesungguhnya dia melakukan seluruh hukum
dan peraturan yang ada di hukum Taurat dan kitab para
nabi.
Kita percaya bahwa Yesus Kristus datang ke dunia
bukan untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan
menggenapinya (Matius 5:17).
Kita percaya juga bahwa hanya Tuhan Yesus lah
Pribadi satu-satunya yang berhasil menggenapi kedua
hukum tersebut secara sempurna, sehingga Dia menjadi
Anak Domba Bapa yang tiada bercacat dan bercela,
menjadi korban sempurna bagi karya penebusan Agung
untuk seluruh umat manusia.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 70
Bila kita setuju akan kebenaran ini, berarti kita
juga setuju bahwa setiap sikap dan perbuatan Tuhan
Yesus selama di bumi mencerminkan penerapan hukum
kasih tersebut. Setuju?
Jika demikian, lantas mengapa di Matius 23:13-36
Tuhan Yesus mengutuki para ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi?
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu
bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk
kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang
di dalamnya kamu telan.
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah
dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah
dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis
kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam
kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 71
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu
orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman
nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan
mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan
demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri,
bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai
kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak!
Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri
dari hukuman neraka?
Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-
nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat:
separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu
salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah
ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya
kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang
tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai
kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di
antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung
angkatan ini!"
Berkali-kali Tuhan Yesus mengutuk mereka secara
terbuka di hadapan orang-orang banyak & murid-
muridNya. Di ayat 33, Tuhan Yesus bahkan menyebut
mereka sebagai ular-ular, yang merupakan keturunan
ular beludak yang tidak akan luput dari hukuman
neraka. Julukan yang sama seperti Yohanes Pembaptis
ucapkan pada saat melihat mereka mau dibaptis.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 72
Pertanyaannya, apakah dua pribadi luar biasa ini
-Yesus Kristus dan Yohanes Pembaptis- sedang tidak
dapat mengendalikan emosinya?
Saya percaya bukan itu alasannya. Saya justru
percaya Tuhan sedang menunjukkan bahwa di dalam
kehidupanNya di bumi, ada orang-orang tertentu yang
memang diperlakukan berbeda mengingat mereka
bukanlah sesama yang selama ini kita kira.
Di dalam kehidupan Tuhan Yesus, orang-orang
yang tidak memiliki belas kasihan ditemukan dalam
sekelompok ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang
selalu iri hati dan berkomplot hendak menyingkirkan dan
membunuh Dia sejak awal.
Ijinkan saya memberi ilustrasi tentang ini.
Seumpama ada seseorang Rasul datang ke satu
persekutuan jemaat, kemudian Rasul itu mengajar
kebenaran dengan luar biasa, menyembuhkan anggota
jemaat yang sakit, mengusir roh-roh jahat dalam jemaat,
dan melakukan banyak mujizat yang membuat jemaat
mengagungkan TUHAN.
Namun para pemimpin persekutuan itu malah
marah, tersinggung, merasa terancam kehilangan jemaat
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 73
(meskipun Rasul itu tidak mencari pengikut), dan
berbalik meyerang Rasul itu, mengancam, bahkan
melaporkan dia kepada aparat dan menghukum mati
Rasul itu karena bidat.
Apakah para pemimpin persekutuan itu tahu
berterima kasih?
Demikian pula dengan yang Yesus alami.
Saat Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati
setelah tiga hari tiga malam dikuburkan, mengapa Ia
tidak menampakkan diri kepada para ahli-ahli Taurat
atau Imam Besar untuk membuktikan nubuatan Kitab
Suci dan membuat mereka bertobat?
Saya percaya pesan ini yang mau disampaikan oleh
Tuhan, yakni: Percuma.
Kira-kira apa yang terjadi bila Tuhan Yesus
menampakkan diri lagi kepada mereka?
Kembali ditangkap dan disalibkan kembali.
Kenapa?
Mereka adalah orang-orang yang tidak punya belas
kasihan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 74
Waktu Tuhan Yesus disalibkan, apa yang Dia
katakan? Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Siapakah mereka yang dimaksud Tuhan?
Ahli-ahli Taurat? Imam Besar?
Kapan kata-kata itu keluar dari mulut Yesus?
Bukan saat sendirian tergantung di kayu salib, tapi
saat orang-orang Romawi sedang memaku Dia di kayu
salib dan membuang undi untuk jubah-Nya.
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama
Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga
kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-
Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: "Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk
membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:33-34)
Saya percaya, mereka yang dimaksud Tuhan
Yesus, adalah tentara-tentara Romawi yang sedang
memaku Dia dan membuang undi untuk jubahNya. Lihat
apa yang dikatakan Kepala Pasukan itu:
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia
memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah
orang benar!" (Lukas 23:47)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 75
Orang-orang Romawi itu memang tidak tahu
perkara apa yang sebenarnya terjadi, dan mereka tidak
mengenal siapa Yesus sebenarnya.
Untuk tentara-tentara Romawi inilah Tuhan
panjatkan doa pengampunan tadi, bukan kepada semua
gerombolan ahli-ahli Taurat dan para pemuka agama
yang memang secara sadar tahu apa yang mereka
perbuat saat memfitnah Dia dan menyerahkan Dia.
Waktu Yesus bangkit, para serdadu yang
ditugaskan untuk menjaga kubur Yesus melaporkan
peristiwa kebangkitanNya kepada para imam-imam
kepala, bukan? (Matius 28:11)
Lalu, apa yang dilakukan para imam-imam kepala
itu? Bertobat? Menyesal?
Mereka berunding dengan tua-tua, dan menyuap
para serdadu itu dan membuat mereka berdusta dengan
menyebarkan kabar bohong bahwa jenazahNya dicuri
murid-muridNya. Dan cerita itu tersiar di antara orang
Yahudi sampai sekarang ini. (Matius 28:12-15)
Itu sebabnya kenapa Tuhan Yesus tidak
menampakkan diri kepada mereka.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 76
Inilah pesan yang kedua:
Hukum kasihilah sesama (tetangga) mu seperti dirimu sendiri tidak untuk diterapkan untuk
semua orang. Hukum ini hanya diterapkan kepada
orang-orang yang memiliki belas kasihan.
Mari kita pelajari lagi ajaran Tuhan Yesus sendiri
yang cukup terkenal di dunia:
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu
melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan
siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
Dan kepada orang yang hendak mengadukan
engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga
jubahmu.
Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu
dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu.
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 77
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-
anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari
bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi
kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga
berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak
mengenal Allahpun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti
Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:39-
48)
Sebelum kita masuk membahas ini lebih dalam
lagi, kita perlu memahami satu hal:
Sekalipun seseorang memiliki belas kasihan, bukan
berarti pribadi tersebut tidak bisa/tidak pernah
berbuat jahat.
Pengajaran yang dibagikan Tuhan Yesus di atas
adalah mengenai sikap dan reaksi yang seharusnya kita
lakukan saat mengalami perbuatan jahat yang dilakukan
orang lain.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 78
Pertanyaannya: orang jahat macam apa yang
dimaksud Tuhan Yesus di ayat tersebut?
Perhatikan kata ..siapapun yang menampar
pipi kananmu..
Mengapa pipi kanan dahulu yang ditampar?
Mari kita bayangkan.
Seseorang hanya dapat menampar pihak lain bila
ia berhadapan dengan orang yang ditamparnya. (tidak
lumrah sang pelaku berada di sisi belakang orang yang
ditampar)
Saat mereka berhadapan, pipi kanan orang yang
ditampar ada di posisi mana bagi si pelaku?
Di sisi tangan kiri si penampar.
Dengan kata lain, kemungkinan terbesar seseorang
ditampar pipi kanannya oleh tangan kiri si penampar.
Mengapa? Karena bila si penampar melakukan dengan
tangan kanan, bagian pipi yang terkena harusnya pipi
kiri si korban, bukan?
Apa maksudnya ditampar dengan tangan kiri?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 79
Menunjukkan si pelaku sebenarnya tidak berniat
sungguh-sungguh melakukannya.
(Tangan kiri umumnya mencerminkan kondisi lebih
lemah/tidak bertenaga di banding tangan kanan pada
umumnya, kecuali untuk orang-orang khusus misalnya:
kidal)
Seseorang yang memiliki belas kasihan, dapat
berbuat jahat terhadap orang lain, meskipun
sesungguhnya tidak berniat melakukan kejahatan
tersebut. Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang
lakukan kejahatan itu:
Mungkin karena terlebih dahulu dilukai
(misalnya dalam pertengkaran suami-isteri, anak
melawan orang tua, dan sebagainya)
Mungkin karena pengajaran atau
indoktrinasi yang salah (teroris yang dicuci otaknya
dengan ajaran-ajaran sesat hingga rela membunuh
banyak orang bahkan melakukan bom bunuh diri atau
anggota partai komunis yang tega menyiksa orang yang
berbeda keyakinan, namun ironisnya mereka di dalam
keluarga mereka masing-masing penuh kasih sayang
dengan anggota keluarganya).
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 80
Mungkin karena lingkungan pergaulan atau
didikan orang tua yang salah (seseorang menjadi
pencuri atau gangster sejak kecil karena dibesarkan dari
keluarga penjahat/mafia).
Bahkan Paulus pun seperti itu. Ia pernah bergumul
dalam hal ini. Sebelum berjumpa dengan Yesus, ia
seorang penganiaya orang percaya.
Jadi untuk orang-orang yang berbuat jahat
namun memiliki belas kasihan, reaksi kita atas
perlakuan mereka harusnya mengasihi mereka!
Itu yang diajarkan dan diperlihatkan Tuhan
sendiri kepada kita, salah satunya melalui Paulus.
Mengapa? Karena dengan melakukan kebaikan
terhadap orang tersebut, kita bagaikan menimbun bara
api di atas kepalanya (Amsal 25:22) yang artinya
memberi pendamaian antara Tuhan dengan orang jahat
itu, dan akibatnya, orang itu bertobat. (ingat apa yang
Tuhan lakukan kepada Paulus dan Petrus?)
Kejahatan jenis ini hanya bisa dikalahkan dengan
kebaikan. (Roma 12:21)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 81
Itu sebabnya kemudian Tuhan Yesus menyarankan
kita memberikan pipi kiri kita bukan?
Mengapa? Karena saat kita sudah bisa
mengampuni orang yang menampar pipi kanan kita dan
melupakan perbuatan jahatnya, dan ketika kita bisa
menyodorkan pipi kiri kita untuk ditampar sungguh-
sungguh oleh tangan kanannya, si pelaku kemungkinan
mengurungkan niat untuk menampar kedua kalinya.
Kenapa? Karena ia sudah diubahkan TUHAN
akibat bara api di kepalanya.
Berapakah batas pengampunan yang dapat
diberikan kepada orang seperti ini? Seperti jawaban
Tuhan Yesus kepada Petrus: tujuh puluh kali tujuh kali.
(Matius 18:22)
Perhatikan pertanyaan Petrus di ayat sebelumnya
(Matius 18:21). Petrus tidak bertanya, Tuhan, berapa
kali aku harus mengampuni semua orang jika ia
berbuat dosa terhadap aku?
Tetapi Petrus bertanya seperti ini, Tuhan, berapa
kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 82
Petrus mengerti prinsip ini. Ajaran kasih yang
diajarkan Tuhan Yesus tidak untuk diterapkan untuk
semua orang. Tapi hanya berlaku bagi orang-orang yang
memiliki belas kasihan.
Orang-orang yang memiliki belas kasihan inilah
yang disebut saudaraku.
Pernahkah terbayangkan kalau kita menerapkan
hukum kasih ini juga kepada orang-orang yang tidak
berbelas kasihan?
Ingat ciri-cirinya? Tidak berterima kasih? Tidak
tahu diri?
Bila kita menolong orang-orang semacam ini
namun ternyata ditipu mereka, kemudian karena ingin
menerapkan kasih, mengampuni mereka, kita menerima
kedatangan mereka kembali dengan tangan terbuka. Kita
kembali memberi pertolongan mereka. Kira-kira apa yang
mereka lakukan terhadap kita?
Kembali menipu kita.
Saya mengerti tidak mudah untuk membedakan
antara orang-orang tertentu yang benar-benar tidak
berbelas kasihan, dengan orang yang karena
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 83
lingkungan, didikan dibentuk menjadi seperti orang
yang tidak berbelas kasihan/tidak tahu berterima kasih.
Untuk itu, diperlukan prinsip yang lain untuk
menghadapi orang-orang semacam ini.
Prinsip ini bersifat lebih aman (tidak beresiko)
untuk diterapkan kepada semua orang yang tidak kita
kenal (atau belum dapat kita deteksi sebagai orang-orang
yang berbelas kasihan atau tidak).
Tuhan Yesus pernah memperkenalkan prinsip ini
saat Ia mengutus kedua belas rasul untuk pertama
kalinya: Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati. (Matius 10:16)
Inilah prinsipnya:
Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 84
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 85
Cerdik Seperti Ular
Tulus Seperti Merpati
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 86
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 87
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 88
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 89
Ada satu prinsip menarik yang Tuhan ajarkan
kepada kedua belas rasulnya saat Ia mengutus mereka
pertama kali, yakni Cerdik seperti ular, tulus seperti
merpati.
Prinsip ini menarik karena untuk pertama kalinya
Tuhan merujuk satu prinsip kepada mahluk yang -
menurut saya - bukan merupakan jenis hewan yang
termasuk kategori baik di alkitab.
Tentu saja hewan yang saya maksud bukan
merpati.
Mari kita pelajari dahulu prinsip ini.
Kata cerdik pada kalimat itu berasal dari bahasa
Yunani phronimoi () yang arti umumnya dalam
bahasa Inggris disebut shrewd(cerdik). Kata ini juga
diterjemahkan sebagai wise(bijaksana) di beberapa
terjemahan Alkitab bahasa Inggris lain yang saya temui.
Saya pribadi lebih cenderung memilih terjemahan
shrewd dibandingkan wise.
Bagi saya, kata shrewd mengandung arti yang
lebih tepat dibandingkan kata wise.
Ijinkan saya menjelaskan.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 90
Arti kata shrewd dalam bahasa Inggris
diterjemahkan bebas sebagai able to discriminate
(mampu untuk membedakan).
Dalam bahasa Indonesia, saya lebih suka kata
serapan ini sebagai artinya: lihai.
Di sisi lain, arti kata wise dalam bahasa Inggris
diterjemahkan bebas sebagai good judgement based on
experience (mampu menilai dengan baik berdasarkan
pengalaman).
Ijinkan saya memberi ilustrasi seperti berikut:
Bila seorang anak meskipun sedang menderita
batuk pilek karena sebelumnya terkena hujan, namun
masih terus bermain hujan-hujanan, maka anak itu
disebut tidak bijak (karena tidak mampu menilai dengan
baik berdasarkan pengalaman sebelumnya).
Namun bukan berarti anak itu tidak cerdik.
Kata cerdik/lihai menunjukkan seseorang
memiliki kemampuan dengan mudah mengenali
atau membedakan seseorang dengan yang lain,
mana yang baik atau jahat, mana yang mudah
dipengaruhi atau sulit, sehingga dengan pandai ia dapat
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 91
memilih untuk berteman/bermitra dengan orang yang
bermanfaat dalam kehidupannya atau menjauhi
seseorang yang dianggap berbahaya.
Bila orang mempergunakan kemampuan ini
dengan motivasi salah/jahat dengan memperdaya,
memperalat, atau menipu, maka orang ini disebut licik.
Perhatikan bahwa Tuhan menaruh frase cerdik
seperti ular di depan frase tulus seperti merpati.
Artinya, prioritas utama untuk ada pada setiap
anakNya yang diutus adalah untuk menjadi cerdik
seperti ular.
Apa maksudnya cerdik seperti ular?
Di Alkitab, satu-satunya ular yang saya temukan
yang cocok dengan prinsip ini ialah di Kitab Kejadian.
Ya, ular yang ada di Taman Eden.
Di Kejadian 3:1a ada tertulis Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh TUHAN.
Di mana letak kecerdikan ular?
Mari kita lihat.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 92
Menurut Saudara, kira-kira mengapa ular memilih
berbicara dengan Hawa, bukan dengan Adam?
Saya percaya karena ular tersebut mampu
mengenali perbedaan antara Hawa dan Adam.
Perbedaan dalam hal apa?
Dalam hal pemahaman akan perintah Tuhan.
Dari mana ular tahu Hawa tidak begitu memahami
perintah Tuhan?
Lihat percakapan mereka.
Saat pertama kali ular menyapa Hawa, ingat apa
yang dikatakan ular itu untuk mengukur kedalaman
pengertian Hawa?
"Tentulah TUHAN berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(Kejadian 3:1b)
Lalu ingat apa jawab Hawa?
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah
taman, TUHAN berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (Kejadian 3:2)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 93
Selesai Hawa menjawab kalimat itu, ular semakin
yakin akan penilaiannya bahwa Hawa tidak jelas
menangkap perintah TUHAN.
Mengapa? Karena ular sudah tahu terlebih dahulu
bahwa TUHAN hanya memerintahkan untuk jangan
memakan buah itu, namun TUHAN sama sekali tidak
pernah melarang untuk meraba buah seperti yang
dikatakan Hawa.
Lihat betapa ular dapat mengenali dengan
cerdik/lihai bahwa Hawa tidak memiliki pengertian
sebaik Adam. Karena kecerdikannya, ular dapat dengan
segera memperdaya Hawa karena ketidaktahuannya /
kenaifannya.
Ini yang saya sebut kecerdikan yang jahat alias licik.
Ini pesan ketiga yang dapat direnungkan:
Cerdiklah untuk segera deteksi sedini
mungkin setiap orang yang berhubungan dengan
kita, dan segera mungkin kenali mereka apakah
mereka termasuk orang yang memiliki belas
kasihan atau sebaliknya.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 94
Kata diskriminasi artinya memberi perlakuan
secara berbeda terhadap seseorang.
Kita tidak boleh bersikap diskriminasi terhadap
orang lain dalam hal suku, ras, warna kulit, kepercayaan,
jenis kelamin, usia, status sosial, ataupun kemampuan
fisik yang dimiliki.
Namun, ada satu diskriminasi yang diperbolehkan.
Diskriminasi terhadap orang yang berbelas kasihan
atau yang tidak memiliki belas kasihan.
Sebagai anak Tuhan, kita cenderung bersikap naif
dalam mempraktekkan hukum kasih.
Kita secara naif menganggap semua orang di
seluruh dunia ini patut kita kasihi, karena kita telah
menerima kasih Tuhan dan yakin Tuhan juga mengasihi
mereka dan telah mati buat mereka semua, bukan?
Bahkan seringkali kita mengutip injil Yohanes 3:16
untuk menjadi dasar kita untuk bersikap naif:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Mari kita perhatikan ayat ini baik-baik.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 95
Di situ tertulis kasih Allah akan dunia ini.
Bukan ditulis kasih Allah akan semua manusia
di dunia ini.
Kata dunia, di bahasa aslinya kosmos berbicara
tentang bumi (world) dan segenap jagat raya (universe).
Kata ini sama sekali tidak spesifik menunjukkan ras
manusia, melainkan seluruh ciptaanNya, termasuk
seluruh bintang, planet, galaksi, alam semesta dan segala
mahluk yang ada di dalamnya.
Perhatian TUHAN tidak hanya tertuju mengenai
kemanusiaan (mankind) tapi ada hal-hal yang jauh lebih
luas dan lebih dalam dari itu.
Jadi, Yohanes 3:16 sama sekali tidak berbicara
mengenai manusia belaka, namun seluruh jagat raya.
Apa maksudnya tulus seperti merpati?
Kata tulus berasal dari bahasa Yunani akraios
() yang berasal dari kata a (not/tidak) dan
kernnymi (mingled/tercampur).
Makna kata ini diterjemahkan menjadi pure
(murni/tidak tercampur dengan motivasi jahat) dan
harmless (tidak berbahaya).
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 96
Saya percaya ini yang dimaksud Tuhan.
Motivasi kita dalam mendiskriminasi seseorang -
apakah orang tersebut berbelas kasihan atau tidak -
haruslah murni tanpa niat jahat.
Saya percaya bahwa di setiap hati anak-anak
TUHAN yang sudah lahir baru, telah ditanam benih
kasih (agape) oleh RohNya (Roma 5:5) yang
memampukan mereka mengasihi saudaranya tanpa
motivasi pribadi.
Benih kasih ini semakin bertumbuh dan berbuah
saat anak-anakNya mempraktekkan kasih kepada
saudara-saudaranya meskipun mengalami perlakuan
yang jahat dari mereka.
Jadi setiap anak-anak TUHAN yang memiliki
kasihNya seharusnya tidak berbahaya bagi saudara-
saudara mereka yang memiliki belas kasihan, sekalipun
saudara-saudara mereka belum mengalami kelahiran
baru
Saudara pernah kenal dengan orang-orang yang
belum lahir baru namun memiliki belas kasihan? Itulah
orang-orang Samaria yang Tuhan maksud.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 97
Mereka-lah yang layak menerima kasih agape
anda, apapun perlakuan mereka terhadap anda.
Sebaliknya, Saudara pernah kenal orang-orang
yang mengaku Kristen, bahkan mungkin berstatus
pelayan Tuhan, namun tidak memiliki belas kasihan?
Hindari mereka. Jangan berbuat jahat kepada
mereka (ingat prinsip tulus seperti merpati?) namun
jangan bergaul dengan orang-orang tersebut, bahkan
makan satu meja dengan mereka pun jangan.
Peringatan itulah yang disampaikan Rasul Paulus
kepada jemaatnya di Korintus (1Korintus 5:11). Paulus
bahkan memerintahkan supaya orang-orang jahat ini
diusir dari tengah-tengah mereka. (1Kor 5:13)
Di Perjanjian Baru, saya menemukan dua rasul
yang menggunakan prinsip ini. Kedua rasul yang -
menurut saya- memiliki pengaruh yang istimewa dan luar
biasa besarnya dalam kehidupan Kekristenan di muka
bumi.
Yang pertama, Rasul Paulus.
Menjelang akhir hayatnya, Paulus menulis surat
kepada Timotius untuk waspada terhadap seseorang yang
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 98
bernama Alexander seorang tukang tembaga yang
dikenal juga oleh Timotius. Demikian isi suratnya:
..Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan
membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau
juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang
ajaran kita (2 Timotius 4:14-15)
Menurut Saudara, apakah Paulus pendendam
sehingga menulis demikian kepada Timotius?
Menurut saya, tidak. Rasul Paulus adalah orang
yang dikenal sebagai rasul besar yang terkenal dengan
hikmatnya dan kasihnya. Ia satu-satunya yang rela
menderita seperti Kristus bahkan lebih lagi! (ingat Paulus
pernah mengaku dicambuk orang Yahudi 5 kali lebih
banyak dari Tuhan Yesus?) (2 Korintus 11:24)
Rasul Paulus hanya memperingatkan kepada
Timotius untuk berhati-hati terhadap Aleksander karena
orang ini telah terbukti tidak memiliki belas kasihan
(dengan banyak berbuat jahat kepada Paulus yang telah
berbuat baik kepadanya).
Kenapa Paulus tidak menerapkan hukum kasih
kepada Aleksander seperti yang diajarkan Tuhan Yesus?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 99
Mengapa di suratnya Paulus malah berdoa agar
Tuhan membalas kejahatan yang diperbuat Aleksander
terhadapnya?
Saya percaya karena Paulus akhirnya tahu bahwa
Aleksander adalah golongan orang yang tidak berbelas
kasihan.
Darimana saya bisa percaya?
Karena Paulus menulis ke Timotius bahwa ia telah
berkali-kali mengalami banyak perbuatan jahat
Aleksander.
Berarti awalnya Paulus sempat menerapkan kasih
dengan naif berkali-kali (dengan menganggap Aleksander
saudara dan mengampuni dan memberi kesempatan
Aleksander lagi untuk menghampiri Paulus), namun
kemudian pada akhirnya Paulus sadar bahwa ternyata
Aleksander bukan golongan orang yang tahu berterima
kasih/tidak berbelas kasihan. Itu sebabnya ia
memperingati Timotius agar Timotius tidak mengalami
apa yang dialami Paulus.
Rasul yang kedua, adalah rasul yang terkenal
dengan kasihnya yang luar biasa terhadap Tuhan Yesus.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 100
Rasul ini demikian mengasihi Tuhan, sehingga
pada waktu Tuhan Yesus disalibkan di Golgota, ia adalah
satu-satunya dari kedua belas rasul yang berani berada di
bawah kakiNya pada saat penyalibanNya.
Di saat semua rasul yang lain tidak ada yang
berani mendekat (karena resiko saat itu bisa ikut
ditangkap tentara Romawi dan juga dibunuh karena
dianggap komplotan Yesus), hanya rasul ini, Maria
Magdalena, Maria (ibu jasmani Yesus), dan Maria (isteri
Klopas) yang berani berada menemani Tuhan Yesus di
Golgota. (Yohanes 19:25-27)
Namanya kita kenal semua: Rasul Yohanes.
Ialah satu-satunya rasul yang mendapat
pewahyuan tentang akhir jaman (yang ditulisnya menjadi
kitab Wahyu). Ialah rasul yang dikenal dengan kasihnya
yang luar biasa yang tercermin dari ketiga suratnya di
Perjanjian Baru.
Namun, perhatikan di suratnya yang ketiga (3
Yohanes 1:9-10)
Di suratnya yang terakhir, rasul Yohanes
menyebutkan seseorang yakni Diotrefes.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 101
Siapakah orang ini?
Di suratnya Yohanes mengungkapkan bahwa
Diotrefes, karena ingin tampil terkemuka dan menjadi
pemimpin di antara jemaat Tuhan, menghalang-halangi
Yohanes dan rekan-rekan pelayannya dalam
menyampaikan pengajaran dan hal-hal baik kepada
jemaat tersebut. Tidak hanya menghalang-halangi,
Diotrefes bahkan memfitnah Yohanes dan kawan-kawan
di hadapan jemaat, dan menghasut jemaat untuk
mengucilkan dan tidak menolong setiap orang yang
datang melayani jemaat tersebut.
Yohanes menulis, bila saatnya ia datang ke sana, ia
akan laporkan segala perbuatan jahat Diotrefes kepada
jemaat tersebut.
Pertanyaan saya, bukankah kasih menutupi
pelanggaran? Bukankah kasih harusnya mengampuni
dan melupakan?
Kenapa Yohanes mau melaporkan perbuatan jahat
Diotrefes?
Saya percaya sama halnya dengan Paulus, rasul
Yohanes juga hendak memperingatkan kepada jemaat
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 102
yang dilayaninya mengenai profil sebenarnya dari
Diotrefes.
Saya percaya meskipun dengan prinsip tulus
seperti merpati (dalam arti yakni Yohanes tidak mau
berbuat jahat terhadap Diotrefes), namun ia merasa
terbeban untuk menyingkapkan hal yang sebenarnya
kepada jemaat, agar mereka bisa menjauhi segala
pengaruh Diotrefes dan mendapat pelayanan murni yang
diberikan Yohanes dan rekan-rekannya.
Yohanes tetap berkewajiban untuk mengajarkan
kepada anak-anak rohani/murid-muridnya bahwa ada
orang tertentu (dalam kasus ini: Diotrefes) harus
diperlakukan secara berbeda bahkan ditandai
mengingat dia bukanlah saudara yang layak menerima
praktek hukum kasih yang diajarkan Yesus dan yang
diteruskan oleh Yohanes.
Orang semacam Aleksander dan Diotrefes ini harus
didiskriminasi dengan diperlakukan secara berbeda.
Mereka tidak boleh diperlakukan sama seperti
orang-orang yang memiliki belas kasihan, karena mereka
bukanlah tetanggamu.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 103
Dalam praktek sehari-hari, memang tidak mudah
menghadapi orang-orang yang tidak berbelas kasihan.
Salah satu alasan utamanya, karena orang-orang
yang memiliki belas kasihan kesulitan untuk menyelami
jalan pikiran orang yang tidak berbelas kasihan.
Sulit untuk membayangkan kekejaman yang dapat
dilakukan, karena kekejaman semacam itu tidak pernah
timbul dalam hati manusia yang memiliki kasih pada
umumnya.
Bahkan kekejian orang-orang yang tidak berbelas
kasihan itupun tak pernah timbul dalam hati Tuhan.
(Yeremia 7:31)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 104
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 105
Memasuki
Tanah
Perjanjian
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 106
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 107
Parable of The Good Samaritan
Jan Wijnants (1670)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 108
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 109
Bangsa Israel merupakan bangsa yang istimewa di
hadapan TUHAN.
Tidak hanya bangsa ini merupakan bangsa
pertama yang menerima sabda TUHAN (oracle) di muka
bumi ini (Roma 3:1-2), perjalanan mereka keluar dari
Mesir menuju Tanah Perjanjian juga ditulis untuk
menjadi peringatan bagi setiap orang percaya yang hidup
di jaman akhir (1 Korintus 10:11).
Perjalanan Bangsa Israel dari Mesir ke Tanah
Perjanjian dipercaya sebagai perlambang/kiasan dari
perjalanan rohani setiap anak Tuhan, yang dibebaskan
dari perbudakan dosa memasuki penggenapan janji
TUHAN dalam hidup mereka.
Bangsa Israel yang dipimpin Yosua berhasil
memasuki dan merebut Tanah Perjanjian setelah
melakukan tiga hal ini:
1. Menyeberang Sungai Yordan (lambang baptisan
air)
2. Disunat di Gilgal (lambang kelahiran baru)
3. Mentaati perintah TUHAN melalui Yosua
(lambang ketaatan kepada TUHAN)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 110
Mari kita perhatikan lebih seksama apa yang
dilakukan bangsa itu pada saat berangkat dari kemah
untuk memasuki Tanah Perjanjian.
Ketika bangsa itu berangkat dari tempat
perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan,
para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di
depan bangsa itu.
Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai
ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu
mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu--
sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang
tepinya selama musim menuai-- maka berhentilah air itu
mengalir.
Air yang turun dari hulu melonjak menjadi
bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak
di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba
itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu
menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.
Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian
TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-
tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel
menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh
bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan. (Yosua
3:14-17)
Perhatikan apa yang dilakukan bangsa Israel di
saat yang sangat menentukan itu.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 111
Pertama, para imam mengangkut Tabut
Perjanjian.
Kedua, para imam mencelupkan kaki mereka ke
dalam air di tepi sungai Yordan sehingga tersebak.
Ketiga, barulah bangsa itu menyeberang di tanah
yang kering di tengah-tengah sungai Yordan hingga
seluruh bangsa itu selesai menyeberang.
Apa yang membuat sungai Yordan kering?
Tabut Perjanjian.
Apa isi Tabut Perjanjian itu?
Buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang
pernah bertunas, dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian. (Ibrani 9:4)
Apa isi perjanjian di dua loh batu itu?
Sepuluh Perintah Tuhan. (Ulangan 10:1-5)
Apa bunyi Perintah TUHAN yang ketujuh?
Jangan membunuh.(Ulangan 20: 13)
Lantas, apa Yosua dan segenap bangsa Israel
lakukan saat merebut Tanah Perjanjian?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 112
Membunuh.
Tunggu dulu. Membunuh?
Bagaimana mungkin TUHAN yang memberi
sepuluh perintah kepada bangsa Israel adalah TUHAN
yang sama memerintahkan mereka untuk membunuh?
Di sini jawabannya.
Sepuluh perintah Tuhan, bahkan seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi (Matius 23:37-40) dan sama
halnya dengan hukum kasih Tuhan Yesus hanya
diterapkan untuk orang-orang yang memiliki belas
kasihan, bukan untuk semua orang.
Lantas, orang-orang macam apakah yang berdiam
di Kanaan sehingga sepuluh perintah Tuhan tidak
berlaku bagi bangsa Israel untuk diterapkan?
Mari kita pelajari.
Penduduk tanah Kanaan adalah orang-orang yang
menyembah Molokh ( ), sosok mahluk berkepala
banteng yang mereka sembah sebagai dewa dan dianggap
seperti raja. (Akar kata Molokh dalam bahasa Ibrani
sama dengan Melekh yang berarti raja)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 113
Menurut kepercayaan mereka, semakin mahal
korban yang dipersembahkan bagi Molokh, semakin besar
kemungkinan keinginan mereka dikabulkan.
Apa yang paling mahal dari seorang manusia?
Darah dagingnya sendiri.
Orang-orang Kanaan menyembelih dan membakar
anak-anak mereka hidup-hidup sebagai korban dalam api
bagi Molokh.
Mereka melakukan kekejian terhadap anak-anak
itu di lembah Ben-Hinnom (Ben = anak), suatu kekejian
yang bahkan tidak pernah timbul dalam hati TUHAN.
Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk
Baal di Lembah Ben-Hinom, untuk mempersembahkan
anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka
kepada Molokh sebagai korban dalam api, sekalipun Aku
tidak pernah memerintahkannya kepada mereka dan
sekalipun hal itu tidak pernah timbul dalam hati-Ku,
yakni hal melakukan kejijikan ini, sehingga Yehuda
tergelincir ke dalam dosa. (Yeremia 32:34-35)
Di lembah itu juga dibangun Bukit Pengorbanan
yang disebut Tofet.
Mereka telah mendirikan bukit pengorbanan yang
bernama Tofet di Lembah Ben-Hinom untuk membakar
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 114
anak-anaknya lelaki dan perempuan, suatu hal yang
tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah
timbul dalam hati-Ku. (Yeremia 7:31)
Kata Tofet (Topheth/ ) berasal dari bahasa
Ibrani Toph ( ) yang berarti genderang
(tambourines/drum ). Mengapa?
Karena setiap peristiwa pengorbanan itu terjadi,
genderang ditabuh keras-keras untuk menenggelamkan
suara anak-anak yang menjerit karena dibakar hidup-
hidup di lembah itu.
Mengerikan.
Anda bisa bayangkan orang macam apa yang rela
membakar anaknya sendiri hidup-hidup demi
keinginannya dikabulkan oleh dewa?
Orang yang tidak berbelas kasihan.
Bahkan, arti kata Neraka yang berasal bahasa
Yunani Gehenna diambil dari Ge-Hinnom (lembah
Hinnom). (Dalam bahasa Arab disebut Jahannam yang
kita kenal dalam bahasa Indonesia Jahanam).
Ritual yang sama mengorbankan bayi/anak
manusia masih dipraktekkan aliran satanisme pada
jaman modern ini.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 115
Ingat cara Tuhan menguji Abraham? Ia disuruh
mempersembahkan Ishak, bukan?
Mengapa Tuhan menyuruh Abraham
mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran di
gunung?
Karena pada zaman itu Abraham tinggal di tanah
Kanaan yang penduduknya melakukan ritual semacam
itu.
Jadi pola semacam itu sedemikian umumnya di
wilayah Abraham menetap, sehingga TUHAN uji
Abraham dengan kebiasaan ritual orang Kanaan.
Tapi, saat Abraham menghunus pisaunya untuk
menyembelih Ishak, TUHAN mencegahnya.
Mengapa?
Untuk buktikan bahwa TUHAN tidak butuh
pengorbanan manusia, tapi ketaatan.
TUHAN bukanlah Molokh.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 116
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 117
Mengapa
Mereka
Ada?
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 118
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 119
The Good Samaritan
George Frederick Watts RA (1817-1904)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 120
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 121
Pada akhirnya, kita sampai kepada satu
pertanyaan puncak atas semua yang telah kita pelajari
dari buku ini.
Pertanyaan puncak yang pasti ingin diketahui
banyak pembaca adalah:
Kalau memang benar ada orang-orang yang tidak
berbelas kasihan di muka bumi ini, mengapa mereka
dibiarkan ada?
Saat ini, saya hanya bisa memberikan dua bagian
dari Alkitab untuk menjawab pertanyaan di atas. Untuk
selanjutnya, kiranya Roh Kudus yang menerangi hati kita
semua dan memimpin kita dalam seluruh kebenaranNya.
Bagian pertama, mari kita pelajari dari
perumpamaan yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri
mengenai lalang dan gandum. (Matius 13:24-30, 36-43.)
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain
lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di
ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah
musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum
itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai
berbulir, nampak jugalah lalang itu.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 122
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu
kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang
tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
Jawab tuan itu: Seorang musuh yang
melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu
kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi
mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum
itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai
waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada
para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan
ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian
kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu,
lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata
kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan
tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan
benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia.
Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan
lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan
benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman
dan para penuai itu malaikat.
Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar
dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 123
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-
Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu
yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan
kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api;
di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Pada waktu itulah orang-orang benar akan
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Dari penjelasan perumpamaan yang Tuhan Yesus
bagikan kepada murid-muridNya, kita ketahui ada dua
jenis manusia.
Gandum adalah anak-anak Kerajaan.
Lalang adalah anak-anak si Jahat.
Gandum sampai kapanpun tetap gandum, dan
lalang sampai kapanpun tetap lalang.
Maksud saya, tidak mungkin lalang berubah
menjadi gandum.
Gandum, bagi saya, adalah orang-orang yang
memiliki belas kasihan, yang sekalipun mungkin di awal
hidup nya di bumi belum lahir baru, namun tetap dia
berasal dari KerajaanNya.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 124
Hingga pada waktunya, mereka akan dikumpulkan
ke dalam lumbung Tuhan, yang artinya dikumpulkan
kembali ke pihak di mana Tuhan berada.
Lalang, bagi saya, adalah orang yang tidak
memiliki belas kasihan. Mereka adalah anak-anak si
Jahat.
Mungkin timbul pertanyaan, kenapa bisa ada lahir
anak-anak si Jahat di bumi ini?
Pertanyaan itu mungkin dapat dijawab dari ayat
kedua dari Alkitab yang ingin saya berikan.
Bagian kedua ini, saya ambil dari Amsal Salomo.
TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya
masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk
hari malapetaka. (Amsal 16:4)
Demikian kiranya akhir dari buku ini, disertai
harapan dan doa agar setiap Saudara yang menerima
pesan ini menjadi umat yang diperlengkapi untuk masuk
ke Tanah PerjanjianNya.
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 125
Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan
akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.
Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
(Yakobus 2:13)
-
`
Siapakah Sesamaku Manusia? 126
Siapakah Sesamaku Manusia?
By Karenz Parentz
Blog: http://karenzparentz.com
Twitter: http://twitter.com/karenzparentz
Email: [email protected]