siklus hidup

5
SIKLUS HIDUP E. histolytica memiliki dua stadium (bentuk): a) Trofozoit patogenik (bentuk histolitika) – ukuran rata-rata 15-30 mm; amoeba bergerak cepat dengan pseudopodium, ektoplasma jernih, endoplasma sedikit granular, mengandung eritrosit, berinti satu: bulat, butir-butir kromatin tersusun teratur di tepi dalam membran inti, karyosoma sentris (Sugeng Juwono Mardihusodo,2014). b) Sista (kista) – terbentuk dari dari – 1. stadium presista berinti 1-2 buah yang kemudian 2. sista masak (infektif) berinti 4; menjadi bulat, lebih kecil daripada trofozoit, ukuran rata rata 12-15 mm; Dalam sitoplasma presista ada benda kromatoid bentuk batang cerutu yang menghilang pada sista masak; ada vakuola glikogen kecil (Sugeng Juwono Mardihusodo,2014).

Upload: diichaa-just-littlegirl

Post on 19-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Siklus hidup entamoeba histolitika

TRANSCRIPT

SIKLUS HIDUPE. histolytica memiliki dua stadium (bentuk):a) Trofozoit patogenik (bentuk histolitika) ukuran rata-rata 15-30 mm; amoeba bergerak cepat dengan pseudopodium, ektoplasma jernih, endoplasma sedikit granular, mengandung eritrosit, berinti satu: bulat, butir-butir kromatin tersusun teratur di tepi dalam membran inti, karyosoma sentris (Sugeng Juwono Mardihusodo,2014).b) Sista (kista) terbentuk dari dari 1. stadium presista berinti 1-2 buah yang kemudian2. sista masak (infektif) berinti 4; menjadi bulat, lebih kecil daripada trofozoit, ukuran rata rata 12-15 mm; Dalam sitoplasma presista ada benda kromatoid bentuk batang cerutu yang menghilang pada sista masak; ada vakuola glikogen kecil (Sugeng Juwono Mardihusodo,2014).

Kista infektif dari lingkungan masuk ke dalam tuan rumah baru dalam usus besar mengadakan pembelahan kista di keluarkan dari dinding kista kista mulai pecah menjadi tropozoit tropozoit-tropozoit ini menginvasi usus besar tropozoit-tropozoit berkembang biak dengan membelah diri dalam usus besar mengadakan pematangan sebagian masuk dalam usus besar sebagian tetap di dalam usus besar tropozoit yang masuk dinding usus besar tersebut akan terbawa aliran darah menuju hati, paru, otak dan organ lain tropozoit dan prakista keluar bersama feses cair, sedangkan kista keluar bersama feses agak padat

CARA PENULARAN

Sumber infeksi terutama "carrier" yakni penderita amoebiasis tanpa gejala klinis yang dapat bertahan lama megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari. Bentuk kista tersebut dapat bertahan diluar tubuh dalam waktu yang lama. Kista dapat menginfeksi melalui makanan atau sayuran dan air yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung kista. Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoak (lipas) atau tangan orang yang menyajikan makanan (food handler) yang menderita sebagai "carrier", sayur-sayuran yang dipupuk dengan feses dan selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia. Bukti-bukti tidak langsung tetapi jelas menunjukkan bahwa air merupakan perantara penularan. Sumber air minum yang terkontaminasi pada feses yang berisi kista atau secara tidak sengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan dengan tangki kotoran atau parit (Rasmaliah,2003).

PATOGENESISKista matang yang tertelan mencapai lambung masih dalam keadaan utuh karena kista tahan terhadap asam lambung. Di rongga usus halus terjadi ekskistasi dan keluarlah bentuk-bentuk minuta yang masuk ke dalam rongga usus besar. Bentuk minuta ini berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen dan hidup di mukosa usus besar serta menimbulkan gejala. Bentuk histolitika memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim sisstein proteinase yang dapat menghancurkan jaringan yang disebut histolisin. Kemudian bentuk histolitika memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus sehingga terjadi luka yang disebut ulkus amuba. Lesi ini biasanya merupakan ulkus-ulkus kecil yang letaknyatersebar di mukosa usus, bentuk rongga ulkus seperti botol dengan lubang sempit dan dasar yang lebar, dengan tepi yang tidak teratur agak meninggi dan menggaung. Proses yang terjadi terutama nekrosis dengan lisis sel jaringan. Bila terdapat infeksi sekunder, terjadilah proses peradangan yang dapat meluas di submukosa dan melebar ke lateral sepanjang sumbu usus. Kerusakan dapat menjadi luas sekali sehingga ulkus-ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinussinus dibawah mukosa. Dengan peristalsis usus, bentuk histolitika dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja (Herbowo,2003).

GEJALA KLINISManifestasi klinis amebiasis dapat tanpa gejala sampai tampak sakit berat. Pasien amebiasis sering mengalami nyeri abdomen, diare, anoreksia dan malaise. Pada infeksi kronik, diare dapat diselingi oleh fase konstipasi. Diare biasanya mengandung darah dan mukus disertai tenesmus. Amebiasis intestinal dibagi menjadi 2 yaitu amebiasis kolon akut bila gejala berlangsung kurang dari 1 bulan dan amebiasis kolon menahun bila gejalanya berlangsung lebih dari 1 bulan atau bila terjadi gejala yang ringan, diikuti oleh reaktivasi gejala akut secara periodik (Herbowo,2003).

Herbowo, dan Agus Firmansyah.2003.Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003:198-203.Mardihusodo,Sugeng Juwono.2014. Parasitologi Kesehatan Masyarakat.Fakultas Kesehatan Masyarakat Udayana:Bali. Rasmaliah.2003. Epidominologi Amoebiasis dan Upaya Pencegahannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara:Medan.