siklus keluarga
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan
dianggap sebagai masa-masa stabilitas relatif yang secara kuantitatif dan
kualitatif berbeda dari tahap-tahap berdekatan (Mederer and Hill, 1983). Tentang
konsep tahap-tahap siklus kehidupan tergantung pada asumsi bahwa dalam
keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga :
keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan
anggota keluarga, atau setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap
perkembangan. Misalnya, perubahan dalam peran, penyesuaian terhadap
perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti perubahan dari satu tahap ke
tahap lain (Mederer dan Bill, 1983). Keluarga mengambil satu jenis struktur
ketika anak-anak masih berusia prasekolah ; struktur lain ketika orang tua mulai
mengikuti puncak hidup dan anak-anak memasuki masa remaja ; dan akhirnya
bentuk struktur yang lain adalah ketika anak-anak mulai dewasa, menikah dan
mulai mandiri.
Teori stress keluarga dari Hill (1949) dan Mc Cubbindan petterson (1983)
dalam Sussman and Steinmetz (1988) mengemukakan bahwa stressor keluarga
yang dapat menjadi suatu krisis, berhubungan dengan adanya sumber koping
keluarga dan persepsi pada stresor tersebut. Sedangkan sumber koping dan
persepsi pada stressor dapat menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan
strategi koping keluarga untuk mengatasi krisis/masalah. Bila keluarga memiliki
sedikit sumber kopingnya baik secara individu maupun kolektif, maka proses
koping tidak akan pernah dimulai dan krisis dapat terjadi ketika terjadi stress.
Boss dalam Sussman and Steinmetz (1988) mengatakan bahwa sumber
koping keluarga merupakan kekuatan individual dan kekuatan bersama pada saat
menghadapi kejadian/stressor sebagai penyebab stress. Sujmber koping tersebuat
antara lain jaminan oekonomi, kesehatan, pengetahuan sikap (intelegensia),
1
kedekatan, semangat bekerjasama, hubungan degan yang lain serta dukungan
social.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus perkembangan keluarga ?
2. Bagaimana variasi siklus kehidupan keluarga ?
3. Bagaimmana tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan dua
orangtua ?
4. Bagaimana siklus 8 keluarga menurut duval dan miller ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus perkembangan
keluarga.
2. Untuk mengetahui bagaimana variasi siklus kehidupan keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimmana tahap-tahap siklus kehidupan keluarga
inti dengan dua orangtua.
4. Untuk mengetahui bagaimana siklus 8 keluarga menurut duval dan miller.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Kehidupan Keluarga
Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat
diprediksi. seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut-turut, keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami
tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.
Tabel Delapan Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tahap I : Keluarga Pemula (juga menuju pasangan menikah atau tahap
pernikahan)
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai
umur 30 bulan)
Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga
6 tahun)
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13
tahun).
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25
tahun).
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir) yang meninggalkan rumah.
Tahap VII : Orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan).
Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada
anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun) hingga
pasangan yang sudah mengenalinya.
Diadaptasi dari Dupal, 1977 dan Miller, 1985
3
B. Variasi Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga-keluarga selalu bervariasi, karena menjalani tahap-tahap siklus
kehidupan keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga mengikuti suatu pola
yang tidak kaku (Duvall, 1977). Sudah barang tentu bahwa banyak keluarga saat
ini tidak cocok dengan tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan orang
tua dari Duvall atau dari Charter dan McGoldrick. Variasi-variasi dalam siklus
kehidupan keluarga tradisional dapat dilihat pada keluarga-keluarga dimana
pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan sesama
homoseksual, orangtua tunggal dan keluarga dengan orangtua tiri.
Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orangtua terdapat
perubahan dalam penentuan tempo dari tahap-tahap siklus kehidupan keluarga.
Jumlah dewasa muda yang tinggal dengan tua, sendirian, atau dengan dewasa
muda lainnya semakin bertambah (“diantara tahap-tahap siklus kehidupan
keluarga” dari Charter dan McGoldrick). Banyak pasangan menunda menikah dan
memperpendek masa pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai
lebih sedikit anak. Dengan perubahan-perubahan ini dan umur harapan hidup
yang lebih lama, terdapat tahun-tahun yang cocok dalam dua tahap terakhir siklus
kehidupan keluarga – tahap usia pertengahan dan tahap pensiunan dan lansia.
C. Tahap-Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orangtua
Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga berikut ini telah diuraikan
oleh Duvall dan Miller (1985) dan Charter dan McGoldrick (1988).
Tahap-tahap tersebut terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga (Tabel
2). “Tahap antara” dari tipologi Charter dan McGoldrick ditambahkan
pada model siklus kehidupan delapan tahap dari Duvall dan Miller untuk
memberikan gambaran yang komprehensif tentang perubahan kehidupan
keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga ini menggambarkan
keluarga inti Amerika yang utuh, tapi terbatas pada aplikabilitas keluarga-
keluarga dengan orangtua tunggal, cerai dan tiri. Masalah-masalah
kesehatan juga dibicarakan dalam setiap tahap siklus perkembangan
keluarga
4
1. Tahap Transisi : Keluarga antara (Dewasa Muda yang Belum Kawin)
Tahap ini menunjuk ke masa dimana individu berumur 20 tahunan
yang telah mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan
keluarganya namun belum berkeluarga. Tahap-tahap keluarga antara tidak
dianggap tahap siklus kehidupan keluarga oleh Duvall dan sosiolog
lainnya. Namun, karena masa ini umumnya dialami seseorang (remaja
tidak keluar secara langsung dari keluarga asalnya dan membentuk
keluarga, seperti yang sering ditemukan pada masa lalu), dan karena masa
ini merupakan masa transisi yang sangat penting, tahap ini dimasukkan
dalam naskah ini. Tahap ini benar-benar diabaikan oleh para profesional
perawatan kesehatan keluarga dan para ahli terapi keluarga (Aylmerm
1988).
2. Tugas-Tugas Perkembangan.
Tahap ini adalah tahap “keluarga antara”, tugas-tugas
perkembangannya bersifat individual, bukan berorientasi pada keluarga.
Carter dan McGoldrick (1980) menjelaskan bahwa tugas perkembangan
utama dari dewasa muda yang belum kawin adalah “menerima keluarga
asalnya” (hal. 13). Tiga tugas perkembangan yang dicantumkan oleh
Carter dan McGoldrick (1988, hal. 15) :
Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.
Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.
Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan
dan finansial.
Tahap Transisi : Keluarga Antara dan Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga yang Bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Tahap Transisi :
Keluarga antara
1. Pisah dengan keluarga asal.
2. Menjalin hubungan intim dengan
teman sebaya.
5
3. Membentuk kemandirian dalam hal
pekerjaan dan finansial.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
3. Masalah-Masalah Kesehatan.
Selama masa transisi ini, masalah-masalah pribadi maupun
masalah keluarga. Penggunaan keluarga berencana dan pengendalian
kelahiran merupakan masalah dan kebutuhan utama. Penyakit-penyakit
yang ditularkan secara seksual (STD) lebih sering ditemukan dalam
kelompok ini (penyakit kelamin, AIDS, dll). Kecelakaan dan bunuh diri
merupakan penyebab utama moralitas. Masalah-masalah kesehatan mental
juga umum terjadi, dan seperti dijelaskan diatas, terutama menghadapi isu
pisah dengan cara fungsional dari keluarga asal sehingga hubungan
homoseksual yang intim dan sehat dapat dijalin.
D. Delapan siklus kehidupan keluarga
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru – keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap
perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih lmbat.
Misalnya, menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985, 75 persen pria
dan 57 persen wanita Amerika Serikat masih belum menikah pada usia 21
tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55 persen dan 36
persen masing-masing dalam tahun 1970.
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
1) Membangun Perkawinan Yang Saling Memuaskan
Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian
awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang
baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peran-peran
mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar
hidup bersama sambil memenuhi kebutuhan kepribadian yang
6
mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting.
Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal
kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus
mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi,
membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian,
mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan
bagi mereka berdua. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini,
terbentuk satu kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara
oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicu dan
memantau tingkah laku pasangannya
2) Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.
Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari
sebuah pasangan, karena mereka pindah dari rumah orangtua
mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan dengan itu,
mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi
anggota keluarga dari keluarga mereka sendiri yang baru saja
terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas
memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan
berbagai hubungan dengan orangtua mereka, sanak saudara dan
dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka harus
diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi
pasangat tersebut, hal ini menuntut pembentukan hubungan baru
dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu hubungan yang
tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama
lain, tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut
dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat merusak
bahtera perkawinan yang bahagia.
3) Keluarga Berencana.
Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu
untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat
penting. Littlefield (1977) menekankan pentingnya pertimbangan
semua rencana kehamilan keluarga ketika seseorang bekerja di
7
bidang perawatan maternitas. Tipe perawatan kesehatan yang
didapat keluarga sebagai sebuah unit selama masa prenatal sangat
mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi perubahan-
perubahan yang luar biasa dengan efektif setelah kehamilan bayi.
b. Masalah-Masalah Kesehatan.
Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran
perkawinan, penyuluhan dan konseling keluarga berencana,
penyuluhan dan konseling pranatal, dan komunikasi. Konseling
semakin perlu diberikan sebelum perkawinan. Kurangnya informasi
sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan emosional,
ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan
penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah
perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini
menghambat pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan
memulai hubungan dengan dasar yang mantap
c. Keluarga Berencana.
Karena Keluarga Berencana merupakan tanggungjawab utama dari
perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu dibahas
lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang diinformasikan
dan kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak
cara : mobiditas dan moralitas ibu-anak ; menelatarkan anak ; sehat
sakit orangtua ; masalah-masalah perkembangan anak, termasuk
inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan dalam perkawinan.
Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi
membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin
mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.
Jumlah kelahiran di Amerika Serikat sedang menanjak, dalam
tahun 1975 mengalami penurunan dan terus mengalami kenaikan
setelah itu hingga tahun 1990, seperti yang diproyeksikan dalam
tahun 1984 hingga 1990 (Family Service America, 1984).
Meningkatnya kehamilan remaja yang sangat besar, khususnya
diantara wanita kulit hitam yang belum menikah dan terutama
8
dipandang sebagai masalah karena kerentanan dan kurangnya
sumber-sumber pada kelompok remaja yang malang ini (Chilman,
1988). Kehamilan penyebab utama remaja wanita keluar dari sekolah
dan juga penyebab sering terjadinya perkawinan prematur. Dalam
perkawinan, kehamilan awal (sebelum dua tahun) mengurangi
penyesuaian perkawinan. Semua ini merupakan faktor-faktor
kesehatan mental yang penting bagi orangtua dan anak-anak (Cohn
dan Lierberman, 1974).
d. Diagnosa yang mungkin pada keluarga pemula
Gangguan komunikasi verbal
Perubahan proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Gangguan interaksi sosial
Disfungsi seksual
2. Tahap II : Keluarga yang Sedang Mengasuh Anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sehingga bayi
berusia 30 bulan. Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran
pertama anak mereka, tapi agak takut juga. Kekuatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-
buat ini berakhir ketika seorang ibu baru tiba di rumah dengan bayinya
setelah tinggai di rumah sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah
tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang
telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit
karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua baru ; kurangnya
bantuan dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional
perawatan kesehatan yang bersifat membantu dan sering terbangun
tengah malam oleh bayi yang berlangsung 3 hingga 4 minggu. Ibu juga
letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas
sebagai ibu rumah tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat
9
bayi. Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami
persalinan dan pelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar.
a. Masa Transisi menjadi Orangtua.
Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga
yang sangat penting dan sering merupakan krisis keluarga,
sebagaimana yang digambarkan secara konsisten pada penelitian
keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini (Clark, 1966 ;
Hobbs dan Cole, 1976 ; LeMaster, 1957).
Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir
mempengaruhi keluarga, LeMaster, 1957, dalam studi klasik
tentang penyesuaian keluarga terhadap kelahiran anak pertama,
mewawancarai 46 orang tua dari kalangan kelas menengah di Kota
(berusia 25 – 25 tahun) dan memperkirakan sejauhmana mereka
dalam keadaan krisis. Ia menemukan bahwa 17 persen pasangan
tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah sedang, tapi
sisanya mengalami masalah berat atau luar biasa. Masalah-masalah
yang paling lazim dilaporkan adalah :
1) Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh
suami)
2) Terhadap peningkatan perselisihan dan argumen antara suami
dan istri.
3) Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang
waktu”, merupakan sebuah kometar khas).
4) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
b. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh
anak dan Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.
10
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga sedang
mengasuh anak
1. Membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke
dalam keluarga).
2. Rekonsiliasi tugas-tugas
perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek dan nenek.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller
(1985)
Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan
yang logika dalam organisasi keluarga. Fungsi-fungsi pasangan
suami istri harus dibedakan untuk memenuhi tuntutan-tututan baru
perawatan dan penyembuhan. Sementara pemenuhan
tanggungjawab ini bervariasi menurut posisi sosial budaya suami
istri, sebuah pola yang umum adalah untuk orang tua agar
menerima peran-peran tradisonal atau pembagian tanggungjawab
(La Rossa dan La Rossa, 1981).
c. Masalah-Masalah Kesehatan.
Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah
pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi
yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan
fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak,
11
keluarga berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang
peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).
d. Kemungkinan diagnose
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Disfungsi seksual
Gangguan tumbuh kembang
Menyusui tidak efektif
Resiko cidera
Perubahan penampilan peran
Gangguan komunikasi verbal
e. Peran perawat
Monitor perawatanprenatal dan perujukan untuk masalah-
masalah kehamilan
Konselor pada nutrisi prenatal
Konselor pada kebiasaan maternal prenatal
Pendukung amnionsintesis
Konselor pada menyusui
Koordinator dengan layanan pediatrik
Penyelia imunisasi
Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial
3. Tahap III : Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang, keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga lima orang,
dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak
perempuan-saudari. Keluarga lebih menjadi majemuk dan berbeda
(Duvall dan Miller, 1985).
Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan menuntut bagi
orangtua. Kedua orangtua banyak menggunakan waktu mereka, karena
kemungkinan besar ibu bekerja, baik bekerja paruh waktu atau bekerja
12
penuh. Namun, menyadari bahwa orangtua adalah “arsitek keluarga”,
merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga (Satir, 1983),
adalah penting bagi mereka untuk memperkokoh kemitraan mereka
secara singkat, agar perkawinan mereka tetap hidup dan lestari.
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Sekolah dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang
Bersamaan.
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga dengan anak
usia Prasekolah.
1. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasi anak yang baru
sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua
dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
Diadaptasi dari Carter dam McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller
(1985)
Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan
penyakit virus dan paparan yang meningkat, anak-anak usia
prasekolah sering menderita sakit dengan satu penyakit infeksi
minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik
dalam keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang sakit,
kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-
kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan
13
penyakit infeksi dan menular dan kerentanan umum mereka
terhadap penyakit merupakan masalah-masalah kesehatan utama
b. Masalah kesehatan
Banyak sekali masalah kesehatan yang telah diidentifikasi
sepanjang pembahasan kita tentang keluarga dengan anak usia
prasekolah. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, masalah
kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang
lazim pada anak dan jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan-
kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia prasekolah. Masalah-
masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah
hubungan perkawinan
Strategi-strategi promosi kesehatan umum berhubungan erat
selama tahap ini, karena tingkah laku gaya hidup yang dipelajari
selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan konsekuensi-
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
c. Diagnosa yang muncul
Resiko cidera
Resiko trauma
Resiko keracunan
Resiko infeksi
Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
Perubahan menjadi orang tua
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan komunikasi verbal
d. Peran perawat
Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila
ada indikasi
Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
Koordinator dg layanan pediatri
14
Penyelia imunisasi
Konselor pada nutrisi dan latihan
Pendidik dlm isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan
kesehatan
Pendidik tentang higiene perawatan gigi
Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
Fasilitator dalam hubungan interpersonal
4. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum,
dan hubungan keluarga di akhir tahap ini (Duvall, 1977). Lagi-lagi
tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini,
anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-
masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam
hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani
tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga
berupaya memenuhi tugas-tugas perkembangannya sendiri (Tabel 7).
Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda
yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya
(tugas perkembangan generasivitas) dan memperhatikan
perkembangan mereka sendiri ; sementara anak-anak usia sekolah
bekerja untuk mengembangkan sense of industry – kapasitas untuk
menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis
perasaan rendah diri.
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Salah satu tugas orangtua yang sangat penting dalam
mensosialisasikan anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi
anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah.
Tugas keluarga yang signifikan lainnya adalah mempertahankan
hubungan perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa
kebahagiaan perkawinan selama tahap ini menurun. Dua buah 15
penelitian yang besar menguatkan observasi ini (Burr, 1970 ; Rollins
dan Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan
mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam
bekerja dengan keluarga dan anak usia sekolah.
Kemungkinan diagnosa dan peran perawat sama dengan
keluarga dengan anak usia pra sekolah
5. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima
dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama
6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun. Anak-anak lain dalam
rumah biasanya masih dalam usia sekolah. Tujuan keluarga yang
terlalu enteng pada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga
memungkinkan tanggungjawab dan kebebasan yang lebih besar bagi
remaja dalam persiapan menjadi dewasa muda (Duvall, 1977).
Preto (1988) dalam membahas tentang transformasi sistem
keluarga dalam masa remaja, menguraikan metamorfosis keluarga
yang terjadi. Metamorfosis ini meliputi “pergeseran yang luar biasa
pada pola-pola hubungan antar generasi, dan sementara pergeseran ini
pada awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaja, pergeseran ini
seringkali sejalan dan bertepatan dengan perubahan pada orangtua
karena mereka memasuki pertengahan hidup dan dengan transformasi
utama yang dihadapi oleh kakek nenek dalam usian tua”
Tahap kehidupan keluarga ini mungkin yang paling sulit, atau
sudah tentu yang paling banyak diperbincangkan dan ditulis (Kidwell
et al, 1983). Keluarga Amerika dipengaruhi oleh tugas-tugas
perkembangan remaja dan orangtua dan menciptakan konflik dan
kekacauan yang luar biasa yang tidak bisa dihindarkan. Tugas
perkembangan remaja menghendaki pergerakan dari ketergantungan
dan kendali orangtua dan orang dewasa lainnya, melalui periode
16
aktifitas dan pengaruh kelompok teman sebaya yang kokoh hingga saat
menerima peran-peran orang dewasa (Adams, 1971).
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Tidak perlu dikatana bahwa orangtua mengasuh remaja
merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orangtua
perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk
akan tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga
mengalami proses “melepaskan.” Duvall (1977) juga
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting pada
masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan tanggungjawab
ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri.
Friedman (1957) juga mendefinisikan serupa bahwa tugas orangtua
selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak.
Ketika orangtua menerima remaja apa adanya, dengan segala
kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima
sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik
atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentu pola untuk
semacam penerimaan diri yang sama. Hubungan antara orangtua
dan remaja seharusnya lebih mulus bila orangtua merasa produktif,
puas dan dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri (Kidwell
et al, 1983) dan orangtua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto,
1988).
Tabel Tahap Siklus V Kehidupan Keluarga Inti dengan anak remaja danTugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang
Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan
Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga dengan anak
remaja
1. Menyeimbangkan kebebasan dan
tanggungjawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin
mandiri.
17
2. Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka
antara orangtua dan anak-anak.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller
(1985)
b. Masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik,
tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-
faktor resiko harus diidentifikasikan dan dibicarakan dengan
keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat
dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa
merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari
perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini
menerima strategi-strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada
remaja, kecelakaan-terutama kecelakaan mobil-merupakan bahaya
yang amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga
umum terjadi
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan
dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan
hubungan remaja dengan orangtua. Konseling langsung yang
bersifat menunjang dan memulai rujukan ke sumber-sumber dalam
komunitas untuk konseling,
c. Diagnosa yang muncul\
Resiko trauma
Gangguan komunikasi verbal
Koping individu tidak efektif
Perubahan menjadi orang tua
Perubahan proteksi18
Perubahan proses keluarga : Alkoholisme
d. Peran perawat
Pendidik tentang faktor-faktor resiko terhadap kesehatan
Pendidik dalam issu pemecahan masalah mengenai alkohol,
merokok, diit dan latihan
Fasilitator tentang keterampilan-keterampilan interpersonal
dengan remaja dan orang tua
Pendukung, konselor, perujukan langsung pada sumber-sumber
kesehatan mental
Konselor pada keluarga berencana
Perujukan untuk penyakit hubungan seksual
Peserta dalam organisasi komunitas pada pengendalian penyakit.
6. Tahap Vi : Keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orangtua dengan “rumah kosong”, ketika
anak-anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah
atau berapa banyak anak yang melum menikah yang masih tinggal di
rumah setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi. Meskipun tahap ini
biasanya 6 atau 7 tahun, dalam tahun-tahun belakangan ini, tahap ini
berlangsung lebih lama dalam keluarga dengan dua orangtua, mengingat
anak-anak yang lebih tua baru meninggalkan orangtua setelah selesai
sekolah dan mulai bekerja. Motifnya adalah seringkali ekonomi-tingginya
biaya hidup bila hidup sendiri. Akan tetapi, trend yang meluas dikalangan
dewasa muda, yang umumnya menunda perkawinan, hidup terpisah dan
mandiri dalam tatanan hidup mereka sendiri. Dari sebuah survey besar
yang dilakukan terhadap orang Kanada ditemukan bahwa anak-anak yang
berkembangan dalam keluarga dengan orangtua tiri dan keluarga dengan
orangtua tunggal meninggalkan rumah lebih dini dari pada mereka yang
dibesarkan dalam keluarga dengan dua orangtua. Perbedaan ini tidak
19
dipandang karena dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, melainkan
karena perbedaan orangtua dan lingkungan keluarga (Mitchel et al, 1989).
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Tahap VI Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang melepaskan anak usia dewasa muda dan Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan
Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga melepas anak
dewasa muda
1. Memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui
dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3. Membantu orangtua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun
istri.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller
(1985)
b. Masalah kesehatan
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum
dewasa muda dengan orangtua mereka ; masalah-masalah transisi peran
bagi suami istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi
orangtua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan tingkat
kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana
bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah
manupouse dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan
dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet semakin
lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya
hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa.
20
7. Tahap Vii : Orangtua Usia Pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang
pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya
pasangan suami istri dalam usia pertengahannya merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka
yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka
dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini ;
semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga
menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase postparental,
dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang
merupakan hal yang biasa (Troll, 1971).
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Pada saat anak bungsu meninggalkan rumah, banyak wanita
yang menyalurkan kembali tenaga dan hidup mereka dalam
persiapan untuk mengisi rumah yang telah ditinggalkan anak-anak.
Bagi sejumlah wanita, krisis usia pertengahan (telah dibicarakan
dalam tahap sebelumnya) dialami selama masa awal siklus
kehidupan ini. Wanita berupaya mendorong anak mereka yang
sedang sedang tumbuh agar mandiri dengan menegaskan kembali
hubungan mereka dengan anak-anak tersebut (tidak mengusik
kehidupan pribadi dan kehidupan keluarga mereka). Dalam upaya
untuk mempertahankan perasaan yang sehat dan sejahtera, lebih
banyak wanita memulai gaya hidup yang lebih sehat yaitu
pengontrolan peran badan, diet seimbang, program olahraga yang
21
teratur, dan istirahat yang cukup, dan juga memperoleh dan
menikmati karier, pekerjaan, kecakapan yang kreatif.
Tabel Tahap VII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan orang tua usia pertengahan dan Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan
Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Orangtua usia pertengahan 1. Menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan-
hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua
lansia dan anak-anak.
3. Memperkokoh hubungan
perkawinan.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller
(1985)
b. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang disebut dalam seluruh deskripsi tahap
siklus kehidupan ini meliputi :
Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur, nutrisi yang baik, program olahraga
yang teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi
penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
Masalah-masalah hubungan perkawinan.
Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu,
dan orangtua yang berusia lanjut.
Masalah yang berhubungan dengan perawatan ; membantu
perawatan orangtua yang berusia atau tidak mampu merawat
diri.
22
8. Tahap Viii : Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Jumlah lansia-berusia 65 tahun atau
lebih di negara kami meningkat dengan pesat dalam dua dekade terakhir
ini, dua kali lipat dari sisa populasi. Pada tahun 1970, terdapat 19,9 juta
orang berusia 65 tahun, jumlah ini merupakan 9,8 persen dari seluruh
populasi. Menjelang tahun 1990, menurut angka-angka sensus, populasi
lansia berkembangan hingga angka 31,7 juta (12,7 persen dari total
populasi). Menjelang tahun 2020, 17,2 persen penduduk negara ini berusia
65 tahun atau lebih (gambar 1). Informasi tentang usia populasi
menyatakan “penduduk yang lebih tua” populasi 85 tahun ke atas secara
khusus tumbuh dengan cepat. Populasi berumur di atas 85 tahun tumbuh
hingga 2,2 juta jiwa pada tahun 1980. Diproyeksikan pada tahun 2020
populasi ini akan berjumlah hingga 7,1 juta jiwa (2,7 persen dari seluruh
populasi). Akibat dari semakin majunya pencegahan penyakit dan
perawatan kesehatan, lebih banyak orang yang diharapkan dapat bertahan
hidup hingga 10 dekade. Karena bertambahnya populasi lansia, maka
semakin mungkin orang-orang yang lebih tua akan memiliki minimal 1
orangtua yang masih hidup (Biro Sensus Amerika, 1984)
a. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Lansia dan Keluarga
Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu
kenyataan, maka ada berbagai macam stressor atau kehilangan-
kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan
yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi :
Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara
substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap
23
ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau
subsidi pemerintah).
Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan
kemudian dipaksa pindah ke tatanan institusi.
Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan
pasangan.
Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam
pekerjaan dan perasaan produktifitas.
Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ;
memberikan perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.
b. Pensiun.
Dengan hilangnya peran sebagai orangtua dan kerja, maka
perlu ada suatu reorientasi dikalangan individu dan pasangan
lansia. Pensiun membutuhkan resosialisasi terhadap peran-peran
baru dan gaya hidup baru. Akan tetapi, perubahan macam apa yang
dikehendaki, benar-benar tidak jelas, karena peran dan norma-
norma bagi lansia adalah ambigu
c. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Tabel Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa pensiun dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang
Bersamaan.
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga Lansia 1. Mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan.
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun.
3. Mempertahankan hubungan
perkawinan.
4. Menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan.
24
5. Mempertahankan ikatan keluarga
antar generasi.
6. Meneruskan untuk memahami
eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller
(1985)
Pengaturan hidup seseorang merupakan suatu prediktor
kesejahteraan yang ampuh dikalangan lansia (Berresi et al, 1984).
Relokasi merupakan pengalaman traumatik bagi lansia, apakah itu
perpindahan sukarela atau tidak. Itu berarti meninggalkan pertalian
tetangga dan persahabatan yang telah memberikan lansia rasa aman
dan stabilitas. Relokasi berarti berpisah dari warisan seseorang dan
isyarat yang mendukung kenangan lama (Lawton, 1980).
Tugas perkembangan yang kedua bagi keluarga lansia
adalah penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun. Ketika
pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam dan seiring
dengan berlalunya tahun, pendapatanpun semakin menurun dan
semakin tidak memadai karena terus naiknya biaya hidup dan
terkurasnya tabungan. Pada tahun 1989, seperlima dari populasi
Amerika Serikat tergolong miskin atau hampir miskin (AARP,
1990).
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat
diprediksi. seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut-turut, keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami
tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.
Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan
keluarga
1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6
tahun).
4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13
tahun)
5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20
tahun).
6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang
meninggalkan rumah).
7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. M, Marilyn. 1998. Keperawatn Keluarga. Jakarta. EGC
Friedman. M, Marilyn. 2002. Keperawatn Keluarga. Edisi 3. Jakarta. EGC
Friedman, M, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori &
Praktek. Edisi 5. Jakarta. EGC
Murwani, arita. 2009. Pengantar konsep dasar keperawatan. Pengantar konsep
dasar keperawatan. Yogyakarta:
fitraatmajaSetiawati, santun. 2008. Asuhan keperawatan keluarga.Jakarta: tim-
2008
Tamher, sayuti dkk.2009.pengkajian keperawatan jadi individu, keluarga &
komunitas. Jakarta: tim-2009
27