siklus sel
TRANSCRIPT
![Page 1: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Sel sebagai unit terkecil kehidupan tentunya mengalami pertumbuhan sel. Pada sel yang
sedang tumbuh selalu mengalami siklus sel, yang merupakan serangkaian proses yang
berlangsung sejak sel itu terbebtuk hingga siap mulai membelah. Siklus sel sendiri meliputi
pertambahan massa dan duplikasi bahan genetic yang dikenal sebagai interfase dan
pembelahan sel. Pada sel eukariotik pembelahan sel ada dua macam, yaitu mitosis dan
meiosis.
Para ahli biologi lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada fase pembelahan sel
karena perubahan- perubahan yang dramatis yang berlangsung dapat diamati dengan
mikroskop cahaya. Oleh karena itu, interfase juga meerupakan ‘fase istirahat’. Pada interfase
terjadi beberapa kegiatan yang intensif, antara lain biosintesis adan deoksiribonukleat (ADN)
dan pembagian komponen-komponen kromosom menjadi dua bagian yang sama. Sehingga
ukuran sel bertambah kurang lebih dua kali lipat.
Pada interfase berlangsung serangkaian proses yang komplek sebagai persiapan untuk
membagikan materi-materi yang terdapat pada sebuah sel kepada sel anak dengan jumlah
yang sama. Sebelum membelah, komponen-komponen molekuler sel yang penting dalam sel
telah digandakan menjadi dua kali lipat, sehingga sebenarnya pembelahan sel merupakan fase
terakhir dari perubahan-perubahan tingkat molekul yang sedang berlangsung. Berikut
merupakan gambar ringkasan peristiwa-peristiwa besar dalam siklus sel eukariotik dan
kondisi kromosom induk.
Siklus Sel 1
![Page 2: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
ISI
Siklus Sel
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah
besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga
terjadi dua sel baru yang identik.
Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi.
Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu
fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya
diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis
sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-produk
dari sebuah lintasan metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai
substrat pada jenjang berikutnya, demikian pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan
menjadi batas maksimal laju reaksi pada jenjang berikutnya.
Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan
intrinsik yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu
Siklus Sel 2
![Page 3: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/3.jpg)
jenjang sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin
yang sama.
Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana
mestinya. Fasa S, G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu
yang diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu sel dengan sel lain.
Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel
atau telisik defisiensi sel.
Defisiensi lintasan kendali intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan
pada protein yang mengendalikan cekpoin siklus fase sering ditemukan pada penderita
kanker.
Fasa pada siklus sel
Gambar skematik fase siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang
disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi
menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2 :
Siklus Sel 3
![Page 4: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/4.jpg)
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing
guna proses mitosis pada fase M.
2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik
pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase,
yaitu
Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan
pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di
dalam sitoplasma.
Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan
kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi
menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial
mencapai titik puncaknya
Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari
masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.
Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami
dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran
inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah
Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh
interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan
fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik.
3. Fasa G (gap)
Siklus Sel 4
![Page 5: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/5.jpg)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase
G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1
terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap
menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi
secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali,
atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk
kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel,
mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut
termasuk fase G1, S, G2.
Cekpoin pada siklus sel
Aktivitas selular yang terjadi pada cekpoin, tidak dapat berlangsung tanpa enzim
intraselular yang disebut CDK. Holoenzim CDK aktif terdiri dari sub-unit katalitik dan sub-
unit kendali siklin. Tiap siklin disintesis pada tahap terkait dari fase siklus sel. Sebagai
contoh, siklin E disintensis pada akhir fase G1 hingga awal fase S, sedangkan siklin A
disintesis sepanjang interval fase S dan G2, dan siklin B disintesis sepanjang fase G2 dan M.
Oleh sebab itu, sub-unit katalitik tidak dapat teraktivasi, hingga siklin yang diperlukan selesai
disintesis.
Ikatan yang dibentuk antara sub-unit siklin dan sub-uni katalitik membutuhkan proses
fosforilasi pada treonina oleh enzim lain yang disebut CAK, yang terdiri dari siklin H dan
CDK7.
Regulasi yang lain adalah deaktivasi CDK oleh fosforilasi domain pengikat ATP oleh
enzim kinase yang lain. Deaktivasi tersebut dapat diaktivasi kembali oleh fosfatase dari jenis
CDC25. Keberadaan protein inhibitor CDK juga merupakan bentuk regulasi terhadap CDK.
Siklus Sel 5
![Page 6: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/6.jpg)
Satu jenis penghambat CDK termasuk p21CIP1, p27KIP1, dan p57KIP2; sedangkan jenis
yang lain menghambat siklin D/CDK4 atau siklin-6 CDK, antara lain p16INK4, p15INK4B,
p18INK4C, dan p19INK4D. Sintesis, aktivitas dan degradasi penghambat ini berada dalam
regulasi yang merespon sinyal mitogenik dan antimitogenik, seperti sinyal parakrin dari TGF-
β.
Regulasi terhadap CDK di atas menentukan kecepatan terpicunya transisi fase dalam
siklus sel, setelah CDK teraktivasi, transisi ke fase berikutnya akan segera terjadi, walaupun
jenjang reaksi pada fase berlangsung, belum selesai.
Transisi G0 ke G1
Fasa transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut fase prima atau fase kompetensi replikatif,[7] pada hepatosit, fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF-α oleh sel Kupffer
yang menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya. Potensi proliferasi hepatosit
setelah kehilangan sebagian massanya.[8]
Berbagai protein disintesis pada fase G1 setelah sel meninggalkan fase G0, beberapa
ribosom baru dibuat untuk mempercepat sintesis protein.
Sejumlah protein yang dihasilkan berupa enzim untuk mengembalikan fungsi
metabolik yang hilang saat sel berada pada fase G0, seperti enzim yang dibutuhkan untuk
sintesis isoprenoid, zat yang diperlukan untuk aktivitas onkogen Ras dan sintesis poliamina,
yang mempunyai banyak fungsi termasuk menyediakan ikatan ionik dengan asam nukleat.
Onkogen Ras disintesis sebagai protein prekursor dan membutuhkan proses paska-translasi
sebelum dapat menjadi aktif dan melakukan transformasi sel.
Enzim lain yang berperan dalam sintesis DNA, seperti timidina kinase, DNA
polimerase dan histon juga dihasilkan ribosom pada fase G1.
Transisi ke fase S
Transisi ke fase S dari fase G1 dikendalikan oleh dua buah cekpoin, yaitu
"kompetensi" dan "restriksi" yang terletak sekitar 12 dan 2 jam sebelum fase S dimulai.
Siklus Sel 6
![Page 7: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/7.jpg)
Paling tidak diperlukan tiga faktor pertumbuhan untuk melewati dua cekpoin ini, yaitu PDGF,
EGF dan IGF-1.
Pencerap faktor pertumbuhan merupakan protein kompleks yang terbentak seluas
membran sel dengan domain yang dapat mengenali faktor pertumbuhan di dalam periplasma
dengan sangat khusus. Ligasi yang terjadi dengan ligan akan menginduksi transmisi sinyal ke
dalam sitoplasma melalui aktivasi enzim tirosina kinase. Sinyal sitoplasmik yang disebut
"kurir sekunder", dapat berupa berbagai protein yang telah mengalami fosforilasi oleh enzim
kinase, seperti molekul kecil inositol fosfatase dan AMP; atau ion, seperti Ca2+, H+, dan Zn2+;
kemudian diteruskan oleh menuju inti sel. Di dalam inti sel, gen kemudian teraktivasi sebagai
respon terhadap "kurir sekunder" ini.
Fasa S
Pada eukariota, berbagai aktivator (bahasa Inggris: multiple points of origin)
diperlukan sebagai persiapan untuk memasuki fase S guna melakukan replikasi DNA, pada
prokariota, hanya terdapat aktivator tunggal.[9] Fasa S dimulai dengan terjadinya paparan
pulsa (bahasa Inggris: pulse exposure) dengan [3H].timidina pada sel, kemudian terjadi
paparan lanjutan (bahasa Inggris: chase procedure) non-radioaktif dengan timidina "dingin".
Kedua prosedur tersebut menghasilkan beberapa titik replikasi yang mulai nampak terjadi
pada beberapa kromosom pada rantai ganda DNA.
Pada titik replikasi, rantai ganda DNA memisahkan diri menjadi dua untai tunggal,
sehingga nampak seperti garpu. Pada tiap untai, terjadi sintesis untai DNA yang baru, dengan
dimulai oleh molekul primer, atau molekul oligonukleotida pendek, dan diikuti oleh molekul-
molekul lain dengan enzim DNA polimerase, membentuk rantai ganda DNA yang baru.
Molekul primer itu disebut RNA primer, yang disintesis dengan enzim RNA
polimerase atau dikenal sebagai enzim primase, dari RNA tertentu yang bersifat komplemen
dengan salah satu area kromosom pada untai DNA. Primosom merupakan sebutan bagi
seluruh kompleks yang berikatan dengan RNA primer.
Siklus Sel 7
![Page 8: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/8.jpg)
Polimerisasi untai DNA yang baru bergerak dari tiap-tiap primosom pada titik 5' untai
baru ke titik 3' untai baru.[10] Untai baru yang bergerak dengan arah dari titik 3' untai induk ke
5' untai induk disebut untai awal, sedang untai baru yang bergerak sebaliknya disebut untai
akhir. Untaian DNA baru dari RNA primer hingga tepat sebelum RNA primer berikutnya
disebut fragmen Okazaki, sesuai nama ilmuwan Reiji Okazaki yang pertama kali berhasil
mengamati proses polimerasi pada replikasi DNA. Saat polimerasi untai DNA yang baru
menyentuh RNA primer pada fragmen Okazaki berikutnya, aktivitas eksonuklease enzim
DNA polimerase akan menghancurkan RNA primer pada fragmen tersebut untuk meneruskan
untai polimernya hingga menyentuh untai polimer berikutnya, setelah itu enzim DNA ligase
akan menyambung kedua untai polimer itu menjadi satu.[11] Titik 5' merupakan letak gugus 5'
fosfat, sedang titik 3' merupakan letak gugus 3' OH dari molekul gula deoksiribosa.[12] Ikatan
yang terjadi antara kedua gugus ini disebut ikatan fosfodiester.[13]
Polimerasi untai DNA yang baru terhenti hingga bagian ujung kromosom yang disebut
telomer. Pada bagian ini, enzim telomerase akan menyambung untaian tersebut dengan
deretan molekul RNA sebagai penanda antar kromosom.[14] Pada manusia, berkas yang
disisipkan antar kromosom adalah TTAGGG. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa rentang
telomer pada manusia lambat laun menjadi lebih pendek dengan pertambahan usia,
pengamatan ini membuahkan teori penuaan telomer yang masih diteliti hingga saat ini.
Berdasarkan penelitian-penelitian sitokimia (antara lain dengan menggunakan zat warna
Feolgen) dan penelusuran dengan timidin radioaktif, Howard sdan Pele membagi siklus sel
menjadi empat periode yang berurutan, yaitu periode G1 (G = gap), periode S (sintesis),
periode G2, dan mitosis. Sintesis ADN hanya berlangsung pada periode S. selam periode G2
pada suatu sel mengandung ADN sebanyak dua kali lipat jika dibanding pada periode G1. Sel-
sel anak yang baru dibentuk pada mitosis kembali mengandung jumlah ADN seperti pada
periode G1.
Dalam membahas mitosis, kita biasanya menggunakan istilah kromosom yang
merupakan bagian yang sangat berperan dalam pewarisan sifat. Kromosom ini jelas terlihat
saat proses pembelahan sel jika dilihat dengan mikroskop cahaya. Selama interfase, bagian
dari siklus sel antara akhir satu M fase dan awal berikutnya, membentuk sambungan dengan
retikulum endoplasma . Dengan terjadinya mitosis dalam profase, benang spindle ditarik ke
Siklus Sel 8
![Page 9: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/9.jpg)
dalam retikulum retikulum, dan Membran Golgi terurai menjadi vesikula. mikrotubulus
membongkar dan berkumpul kembali ke aparat mitosis yang terdiri dari berbentuk bola
bundel dari mikrotubulus (gelendong) dengan cluster berbentuk bintang dari mikrotubulus
memancar dari setiap ujung, atau gelendong tiang. Selama periode metafase mitosis, sebuah
multiprotein kompleks, yang kinetokor, berkumpul di masing-masing sentromer. Itu
kinetochore dari kromatid saudari kemudian bergaul dengan mikrotubulus datang dari
gelendong yang berlawanan kutub.
Selama periode anafase mitosis, kromatid terpisah. Mereka awalnya ditarik oleh protein
motor sepanjang mikrotubulus gelendong menuju kutub yang berlawanan dan kemudian yang
lebih jauh terpisah sebagai gelendong mitosis berelongasi. Setelah selesai Pemisahan
kromosom, gelendong mitosis disassembles dan kromosom decondensasi selama telofase.
Membran inti kembali terbentuk di sekeliling terpisah kromosom saat mereka decondensasi .
Pembagian sitoplasma secara fisik, disebut sitokinesis kemudian menghasilkan dua sel anak
sebagai kompleks Golgi bentuk ulang di masing-masing sel anak. Setelah mitosis sel
bersiklus memasuki fase G1, memulai pergantian siklus lain. Pada vertebrata dan diploid ragi,
sel-sel di G1 memiliki jumlah kromosom diploid (2n).
Dalam ragi haploid, sel-sel di G1 memiliki salah satu dari masing-masing kromosom
(1n), nomor haploid. Cepat bereplikasi sel manusia kemajuan melalui siklus sel penuh di
sekitar 24 jam: mitosis diperlukan, âà30 menit; G1, 9 jam, fase S, 10 jam; dan G2, 4,5 jam.
Sebaliknya, siklus penuh mengambil hanya, kurang lebih 90 menit dalam sel ragi tumbuh
pesat. Pada umumnya, periode S dan G2 relatif tetap. Sedangkan G1 bisa berlangsung
beberapa hari, minggu, bulan bahkan tahun. Pada jaringan yang sel-selnya secara normal tidak
pernah membelah (sel saraf, sel saraf dan sel serat lintang) atau sel yang jarang membelah
(limfosit yang ada dalam peredaran darah) terdapat jumlah AND yang tetap sama dengan
periode G1.
Pengaturan tentang lamanya siklus sel terutama tergantung pada terhentinya siklus pada
tahap tertentu pada periode G1 . Sel yang berada pada kondisi demikian dikatakan dalam
Siklus Sel 9
![Page 10: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/10.jpg)
periode G0 dan siklusnya dianggap mundur. Jika kondisi sudah berubah dan pertumbuhan
sudah mulai, maka sel tersebut kembali pada G1.
Seperti postmitotic sel umumnya keluar dari siklus sel di G1, memasuki fase G0.
Beberapa sel G0 dapat kembali ke siklus sel dan melanjutkan mereplikasi, sehingga
memberikan kontrol proliferasi sel yang Diatur oleh protein fosforilasi dan pengendalian
kerusakan melalui siklus sel konsentrasi dari siklin, sub-unit peraturan protein kinase yang
heterodimeric yang mengontrol siklus sel kegiatan, peningkatan dan penurunan sebagai sel
kemajuan melalui siklus sel. Subunit katalitik kinase ini, yang disebut cyclin-dependent
kinase (CDKs), tidak memiliki aktivitas kinase kecuali mereka terkait dengan siklin. Setiap
CDK dapat mengasosiasikan dengan berbagai siklin, dan terkait siklin menentukan protein
terfosforilasi oleh suatu cyclin-CDK kompleks. Brikut adalah siklus sel eukariotik :
Perjalanan melalui siklus dikendalikan oleh G1, S-fase, dan mitosis bergantung kinase
cyclin kompleks (hijau). Siklus Ini terdiri dari sebuah peraturan siklin Subunit dan katalitik
cyclin-kinase bergantung (CDK) subunit. Dua ubiquitin ligase kompleks (jingga), SCF dan
APC, polyubiquitinate substrat spesifik termasuk S-fase inhibitor (langkah), securin
(langkah), dan mitosis siklin (langkah), menandai substrat ini untuk degradasi oleh
proteasomes. Proteolisis dari S-inhibitor fase-fase S mengaktifkan cyclin-CDK kompleks, 5
8 9 menyebabkan replikasi kromosom. Proteolisis dari securin mengakibatkan degradasi
protein kompleks yang menghubungkan lain kromatid pada metafase, dengan demikian
memulai anafase, periode mitosis kromatid yang lain dipisahkan dan pindah ke kutub
gelendong yang berlawanan. Pengurangan aktivitas mitosis CDK cyclin-kompleks yang
disebabkan oleh proteolisis dari izin siklin mitosis mitosis akhir acara dan sitokinesis terjadi.
Proteolitik ini mendorong perpecahan siklus dalam satu arah karena protein ireversibilitas
degradasi.
Siklus Sel 10
![Page 11: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
SIKLUS SEL Terdiri atas dua fase : 1. Interfase : a. Fase G1 : sintesis RNA b. Fase S :
Sintesis DNA, RNA c. Fase G2 : Sintesis RNA 2. Pembelahan : a. Profase b. Metafase
c. Anafase d. Telofase.
INTERFASE (G1) Tahap G1 ( First Gap Phase ) Pada sel muda hasil suatu
pembelahan Waktu : sekitar 25 jam (bervariasi) Terjadi sintesis RNA dan protein
Akibatnya ukuran sel bertumbuh Sintesis RNA dikontrol oleh DNA
Interfase (S) Tahap S ( Synthetic Phase ) Waktu 7 – 8 jam Terjadi proses sintesis DNA
Terjadi proses replikasi molekul DNA Sintesis RNA masih terus berjalan
Pembentukan molekul Histon (protein dasar kromosom)
INTERFASE (G2) Tahap G2 ( Second Gap Phase) Tahap akhir pertumbuhan sel
Waktu 2 – 5 jam Masih terjadi sintesis RNA yang akan berhenti pada saat pembelahan
sel
MITOSIS Tujuan untuk memperbanyak sel bertumbuh Terdiri atas dua peristiwa
berurutan : a. Kariokinesis : pembelahan inti sel b. Sitokinesis : pembelahan
sitoplasma Tahap-tahap mitosis : a. Profase b. Metafase c. Anafase d. Telofase
PROFASE Kromatin bergelung kromosom Sentriol duplikasi bergerak ke
masing- masing kutub 3. Terbentuk mikrotubulus di antara pasangan kromosom
( chromosomal fibers)
METAFASE Membran inti dan nukleolus menghilang Kromosom : - menempatkan
diri pada bidang ekuato rial - membelah secara longitudinal 2 kromatid -
Sentromer/kinetokor melekat pada mikrotubulus
ANAFASE Terjadi pemisahan lengan-lengan kromatid Terbentuk pasangan
kromosom bergerak kearah kutub-kutub sel (akibat pemendekan chromosomal
fibers) Kromosom berkelompok pada masing-masing kutub
Siklus Sel 11
![Page 12: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/12.jpg)
TELOFASE Terbentuk membran inti melingkupi kelompokan kromosom Kromosom
mulai tampak menipis butir-butir kromatin Terjadi pemisahan sitoplasma beserta
organela Pelekukan membran sel kedalam sitoplasma terpisah satu sama lain
Terbentuk dua sel anakan yang diploid
MITOSIS
MEIOSIS Terjadi pada sel-sel kelamin Sel-sel keturunan bersifat haploid Teerjadi
pembelahan reduksi sehingga sel anak mempunyai jumlah kromosom yang berkurang
Meiosis terdiri atas : a. Replikasi DNA sekali b. Pembelahan sel dua kali
TAHAPAN MEIOSIS
PROFASE I Preleptotene : Benang kromosom masih tipis Kromosom seks lebih nyata
2. Leptotene : - Benang kromosom lebih tebal - Tampak sebagai 2 kromatid yang
saling menempel
PROFASE I 3. Zigotene - Kromosom tampak lebih jelas - Kromosom yang homolog
berpasangan 4. Pachytene : - Terjadi pemendekan kromosom sentromer tampak jelas
- Terjadi crossing over pada kromosom yang homolog (pertukaran bahan genetik)
PROFASE I 5. Diplotene : - Terjadi pemisahan kromosom yang homolog -
Siklus Sel 12
![Page 13: Siklus Sel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081123/55cf98dc550346d0339a19ce/html5/thumbnails/13.jpg)
Siklus Sel 13