simulasi sistem dinamik analisis pengaruh … · simulasi sistem dinamik analisis ... melakukan...
TRANSCRIPT
SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO
TERHADAP ANGKA KEMISKINAN
YULITA ROSIANANRP. 5208 100 138
Dosen PembimbingErma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.
JURUSAN SISTEM INFORMASIFakultas Teknologi Informasi
Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2012
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang• Jumlah penduduk miskin di suatu negara secara ekonomis merupakan
salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat.
• Pengentasan kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.
• Jawa Timur -> Provinsi dengan penduduk miskin tertinggi (Susenas,2011)
• Susenas (2009 : 94.2%; 2010 : 93.4%) penduduk miskin berada di kabupaten.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
• Tingkat kemiskinan di kabupaten Ngawi 12 tahun terakhir yang tinggi : 25.9%.
• Terjadi penurunan hingga 2.9% -> target Pemerintah 7.74% per tahun.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang• Rynell (2008) : performa ekonomi makro merupakan kunci penentu utama
kemiskinan.• Performa pokok ekonomi makro : PDRB, tingkat pengangguran, dan IPM
(Indeks Pembangunan Manusia)• Analisis menggunakan pendekatan simulasi dinamis karena :a. Sifatnya yang dinamis dan terjadi perubahan kuantitas seiring
berubahnya waktu.b. Model simulasi dinamis mendekati permasalahan dengan mengamati
proses umpan balik sehingga diketahui pengaruhnya terhadap faktorlainnya. Sesuai dengan ciri permasalahan kemiskinan, yang merupakan permasalahan kompleks, melibatkan banyak faktor dan berjalan menurut waktu, maka pemecahannya pun harus terkait dan komprehensif dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Wirjodirdjo, Budisantoso, 2006).
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang• Pembangunan model menggunakan software Vensim.• Pembuatan model -> validasi -> skenario struktur -> skenario parameter
(optimistic, pesimistic, dan most likely)• Penelitian terkait sebelumnya : Nathan Associates Inc. (2008) menganalisis performa ekonomi Indonesia
terhadap kemiskinan dalam penelitian berjudul “Indonesia Economic Performance Assessment”.
Katy Hull (2009) menganalisis pengaruh pertumbuhan PDRB terhadappengangguran dan kemiskinan.
Satchi, M. dan J. Temple (2006) melakukan penelitian tentang pertumbuhanekonomi dan pasar tenaga kerja di negara-negara berkembang.
Penelitian pemodelan sistem dinamis pengaruh performa ekonomi makroterhadap kemiskinan di Indonesia, terutama di kabupaten Jawa Timur belumpernah dilakukan sebelumnya. Kontribusi penelitian ini adalah tidak hanyameneliti indikator-indikator ekonomi makro yang mempengaruhi angkakemiskinan, tetapi juga memberikan solusi yang dapat diimplementasikanmenjadi kebijakan pemerintahan kabupaten Ngawi.
BAB IPENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah• Faktor apa saja yang menyebabkan tingginya kemiskinan di
kabupaten Ngawi?• Indikator performa ekonomi makro apa saja yang secara
signifikan mempengaruhi kemiskinan?• Bagaimana membuat model yang dapat mengidentifikasi
pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini?
• Bagaimana membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal?
BAB IPENDAHULUAN
1.3 Batasan Masalah• Data yang digunakan dalam pembuatan model simulasi
dinamis pada Tugas Akhir ini adalah data tahun 2000-2011 yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistika), BPD (Badan Perencanaan Daerah), dan dinas pemerintah daerah terkait lainnya.
• Objek penelitian pengaruh performa ekonomi terhadap kemiskinan pada Tugas Akhir ini adalah kabupaten Ngawi.
• Tiga indikator pokok performa ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan adalah PDRB sektor pertanian, jumlah pengangguran, dan IPM.
• Pengerjaan tugas akhir adalah pembuatan model simulasi pada penurunan angka kemiskinan di kabupaten Ngawi.
BAB IPENDAHULUAN
1.4 Tujuan• Mengetahui faktor ekonomi makro apa saja yang
mempengauhi tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi.• Merancang model yang dapat mengidentifikasi pengaruh
performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini.
• Membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal.
• Mengetahui skenario yang tepat untuk diimplementasikan guna mengentaskan kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor ekonomi makro.
BAB IPENDAHULUAN
1.5 ManfaatManfaat dari tugas akhir ini adalah menyediakan
pemodelan simulasi dinamis analisis performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi sehingga dapat membantu pemerintah kabupaten Ngawi memahami variabel-variabel penting yang dapat menekan tingginya angka kemiskinan.
BAB IPENDAHULUAN
1.6 Sistematika Penulisan• BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan tugas akhir, manfaat, perumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
• BAB II TINJAUAN PUSTAKABab ini menjelaskan referensi-referensi yang berkaitan dengan tugas
akhir yang antara lain penjelasan tentang konsep kemiskinan, faktorpenyebab kemiskinan, hubungan antara performa ekonomi makro dankemiskinan, permasalahan dan strategi penanggulangan kemiskinan dikabupaten Ngawi, model regresi double log, sistem, simulasi, model, sistem dinamik, dan diagram kausatif.
• BAB III METODE PENELITIANBab ini berisi penjelasan mengenai tahap-tahap pembuatan tugas
akhir. Dari studi literatur, pembelajaran konsep sistem dinamik, pembuatan diagram kausatif, verifikasi, validasi, evaluasi, revisi, danterakhir pembuatan buku laporan.
BAB IPENDAHULUAN
1.6 Sistematika Penulisan• BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI
Bab ini menjelaskan mengenai hasil uji coba program yang telah dibangun sebelumnya untuk memastikankebenaran implementasi model. Kemudian dilakukan analisisterhadap hasil uji coba tersebut.
• BAB V PERANCANGAN SKENARIO MODELBab ini menjelaskan mengenai hasil uji coba program
yang telah dibangun sebelumnya untuk memastikankebenaran implementasi model dengan menghasilkanskenario. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil uji cobatersebut.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 FAKTOR PENYEBAB KEMISKINANMenurut Kartasasmita (2006), kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang kurangnya empat penyebab, yaitu :• Rendahnya Taraf Pendidikan
Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diriterbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Tarafpendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari danmemanfaatkan peluang.
• Rendahnya Derajat KesehatanTaraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik,
daya pikir dan prakarsa.• Terbatasnya Lapangan Kerja
Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan jugadiperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja ataukegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan.
• Kondisi KeterisolasianBanyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan
terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau olehpelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakatlainnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.2 HUBUNGAN ANTARA PERFORMA EKONOMI MAKRO DENGAN KEMISKINANBerdasarkan Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah
Kabupaten Ngawi, perkembangan indikator ekonomi daerah merupakan hasil kinerja pembangunan yang diukur berdasarkan pada empat indikator kinerja utama, yaitu :
1. Tingkat Pengangguran Terbuka2. Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk3. Pertumbuhan Ekonomi (Produk Domestik Regional Bruto)4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
a. Menurut Rynell (2008),performa ekonomi makro merupakan kunci penentu utama kemiskinan. Terdapat efek yang
jelas antara siklus bisnis dengan pertumbuhan kemiskinan. Negara yang mempunyai pertumbuhanekonomi kuat dapat mengurangi jumlah penduduk miskin karena terdapat banyak kesempatankerja dan pengurangan jumlah pengangguran.
b. Hasil penelitian Hull (2009),Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak akan secara langsung memberikan dampak
yang positif terhadap penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi akan berdampak positifterhadap penurunan kemiskinan jika pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi pada sektor di manamayoritas pekerjanya adalah penduduk miskin.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.2 HUBUNGAN ANTARA PERFORMA EKONOMI MAKRO DENGAN KEMISKINANc. Menurut penelitian Satchi dan Temple (2006),
Peningkatan produktivitas pertanian dapat mengurangi kemiskinan karena mayoritaspenduduk miskin bekerja di sektor pertanian.
d. Menurut Nathan Associates Inc. (2008), berjudul “Indonesia Economic Performance Assessment” ,Sektor pertanian berperan besar terhadap pengentasan kemiskinan. Menurut data survei
rumah tangga yang dilakukan oleh Bank Dunia, hampir dua pertiga dari seluruh rumah tangga miskin di Indonesia bergantung pada pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian.
e. Menurut Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2007)Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat kemiskinan jika
pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar di sektor penduduk miskin bekerja.
f. Menurut Danja (2012), Terdapat hubungan yang negatif antara kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia.
Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan nilai koefisien negatif, yaitu -0.68.
g. Menurut Anne Epaulard berjudul “Macroeconomic Performance and Poverty Reduction”,IPM mempunyai korelasi yang negatif terhadap kemiskinan.
BAB IVMODEL DAN IMPLEMENTASI
POVERTYhealthy index
education index
purchasing powerindex
unemployement
jobs opportunities+
-
agricultural area
production per ha
population
-
increasing of humandevelopment index
--
+ -
+
+ +
agricultural GDRP
+ +
-
-
+
+economic growth
-
4.1 DIAGRAM KAUSATIF
BAB IVMODEL DAN IMPLEMENTASI
4.2 SUB-MODEL JUMLAH PENDUDUK MISKIN
populationbirth growth
working agepopulation
agriculturalemployment
industry &services
employment
agriculturalemployment rate
industry&servicesemployment rate
industry&servicesemployment reduction
total employment
unemployment ratio
retired
poverty population
jobopportunities
ratio
death growth
placement outside
percentage ofmaturation 55 to 56
labour force
labour forceparticipation
rate
poverty rate
<percentage of GDRPindustry&services sector
growth>
unemployement
agriculturalemployment reduction
<percentage of GDRPagricultural sector growth>
percentage oflabour force
percentage of labourforce rate
percentage of labourforce growth
percentage ofworking agepopulation
percentage of workingage population rate
percentage of workingage population growth
<percentage ofhuman developmentindex growth>
unemployementratio rate
percentage ofunemploymentratio growth
poverty reduction
BAB IVMODEL DAN IMPLEMENTASI
4.3 SUB-MODEL PDRB
GDRP industry&services sector
GDRP
GDRP agricultural sector
averageagriculturalproduction
per ha
agriculturalarea
production costproducer's price
export
governmentexpenditure
investment
GDRP industry&servicessector rate
netexport
governmentexpenditure look up
<Time>
import
investment growth
GDRP agriculturalsector rate
totalagriculturalproduction
producer's pricerate
production costrate
producer's pricegrowth
production costgrowthaverage agricultural
production per ha look up
<Time>
percentageof GDRP
industry&services sector
growth
percentageof GDRPagricultural
sectorgrowth
investment rate
domesticconsumption
multivariablelook up
multivariableeffect
<Time>
BAB IVMODEL DAN IMPLEMENTASI
4.4 SUB-MODEL INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
lifeexpectancy
index
human development index
averagelength ofschoolindex
educationindex
literacyindex
purchasingpowerindex
literacy
average length ofschool
life expectancy
human developmentindex rate
percentageof human
developmentindex growth
real consumptionper capita
BAB VPEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL
5.2 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL INVESTASI
investor-ownedinvestmentinvestor-owned
investment rate
investment
government-ownedinvestment
initial value ofinvestor-owned
investment
policy
<FINAL TIME>
<TIME STEP>
BAB VPEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL
5.3 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL LUAS LAHAN “SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION” DAN RATA-RATA PRODUKSI LAHAN “SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION”
GDRP agricultural sector
averageagricultural
production perha
agricultural area
production costproducer's price
GDRP agriculturalsector rate
producer's pricerate
production costrate
producer's pricegrowth
production costgrowth
multivariableeffect
system of riceintensification
effectagricultural
area
averageagricultural
production per hawith system of
rice intensification
<FINAL TIME>
<TIME STEP>
<FINAL TIME>
<TIME STEP>
BAB VPEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL
5.4 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL JUMLAH MURID DI TINGKAT SD, SMP, DAN SMA
averagelength ofschoolindex
averagelength ofschool
BG population MD population
ES studentsJHS students
HS students
ES population
JHS population
HS population
BAB VPEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL
5.5 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA YANG MENDAPATKAN PELATIHAN BACA TULIS
literacyindex
literacy
working-age populationwere trained
number of realliteracy
number ofliteracy
<working agepopulation>
BAB VPEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL
5.6 ANALISIS HASIL SKENARIO PARAMETER
• Angka kemiskinan pada skenario optimistic turun sebesar 10,41% dari nilai pada base model.
• Dengan skenario optimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turunsebesar 45.66% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 46.51%. Skenario pessimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan hanya turunsebesar 2.61% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 4.44%. Sedangkan, pada skenario most likely, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 28.5% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar29.5% (fluktuatif).
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULANAdapun beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait pengerjaan Tugas
Akhir ini :• Indikator performa ekonomi makro yang paling berpengaruh adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dengan nilai elastisitas tertinggi, yaitu 0.652302. Indikator kedua adalah PDRB pertanian dengan nilai elastisitas sebesar0.138721, dan terakhir adalah tingkat pengangguran dengan nilai 0.087636.
• PDRB pertanian lebih dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja 0.012% dibandingkan PDRB industri dan jasa. Hal ini dikarenakan pertanianmerupakan sektor padat modal bukan sektor padat karya.
• Sistem simulasi dinamis ini dapat membantu Pemerintah untuk memprediksijumlah penduduk miskin di masa mendatang karena setelah dilakukan ujivalidasi, perbandingan rata-rata dan standar deviasi model simulasi base model sebesar 3.937732718% dan 28.16044981%.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
• Berdasarkan model simulasi skenario parameter, prosentase tertinggi dalammenurunkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2020 adalah skenario optimistic, yaitu sebesar 46.51%. Nilai tersebut jauh berbeda dibandingkan skenariopessimistic yang diperkirakan akan hanya turun sebesar 4.44% di tahun 2020 dan29.5% di tahun 2020 untuk skenario most likely.
• Model simulasi skenario optimistic, pessimistic, dan most likely menunjukkanbahwa prosentase penduduk miskin di tahun 2011 sebesar 16.22%, 28.94%, dan18.28%. Sedangkan, prosentase penduduk miskin di tahun 2020 sebesar 15.25%, 27.54%, dan 19.71%.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 SARAN
Adapun saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan Tugas Akhir ini adalah :
• Perlu ditelaah lebih jauh variabel-variabel performa ekonomi makro lainnya terhadap kemiskinan, contoh inflasi, distribusi pendapatan, dan lain-lain.
• Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan penambahan variabel yang dapat mempengaruhitingkat pengangguran selain dari nilai PDRB, misal upah minimum.