sindroma nefritis akut
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
1/14
SINDROMA NEFRITIS AKUT (SNA)
I. NAMA PENYAKIT
Sindroma nefritis akut
II. NAMA LAIN
-
III. DEFINISI
SNA adalah sekumpu1an gejala-gejala yang timbul secara mendadak,
terdiri atas hernaturia proteinuria, silinderuria (terutama selinder
eritrosit), dengan atau tanpa disertai hipertensi, edema, gejala-gejala
dari kongestif vaskuler atau gagal ginjal akut sebagai akibat dari
suatu proses radangan yang ditimbulkan oleh reaksi imunologik pada
ginjal yang secara spesifik mengenai glomeruli.
IV. ETIOLOGI
a. Faktor infeksi
- Nefritis yang timbul setelah infeksi Streptococcus beta
hemolyticus
(Glomerulonefritis akut pasca streptococcus)
- Nefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik lain
endokarditis
bakterialis subakut dan shunt nepritis.
b. Penyakit multisistemik antara lain:
- Lupus eritematosus sistemik
- Purpura Henoch Schonlein (PHS)
c. Penyakit ginjal primer
d. Nefropati IgA
V. PATOFISIOLOGI
1
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
2/14
Komplek imun atau anti glomerular basement membrane (GBM)
antibodies yang mengendap/berlokasi pada glomeruli-aktivasi
komplemen jalur klasik atau altenatif dan sistem koagulasi
peradangan glomerulia. Hematuria proteinuria dan silinderuria (terutama silinder eritrosit)
b. Aliran darah ginjal laju filtrasi glomeruler (LFG) Oliguria
retensi air dan garam ginjal edema, hipervolemia, kongesti
vaskuler (hipertensi, edema paru dengan gejala sesak napas,
ronki, kardiomegali). Azotemia, hiperkreatinemia, asidemia,
hiperkalemia, hipokalsemia dan hiperposfatemia semakin nyata,
bila LFG sangat menurun.
c. Hipoperfusi aktivasi sistem renin-angiotensin. Angiotensin 2
yang bersifat vasokonstriksi perifer perfusi ginjal makin
menurun. LFG makin turun disarnping timbulnya hipertensi.
Angiotensin 2 yang meningkat merangsang kortek adrenal
melepaskan aldosteron retensi air dan garam hipervolemia
edema dan hipertensi.
VI. BENTUK KLINIK
a. SNA dengan hipokomplemenemia, dapat asimptomatik atau
simptomatik. Termasuk kelompok ini antara lain adalah
a.1 Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptococcus.
a.2.Glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik
seperti:
- Endokarditis bakterialis akut/sub akut
- Shunt nephritis
a.3. Glomerulonefritis proliferatif membranosa
a.4. Nefritis yang berhubungan dengan lupus eritematosus
sistemik (nefritis lupus)
b. Sindroma nefritis akut dengan normokomplemenemia (dapat
asimptomatik atau simptomatik). Termasuk kelompok ini antara
lain adalah:2
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
3/14
b.1 Nefritis yang berhubungan dengan PHS (Purpura Henoch-
Schonlein)
b.2 Nefropati IgA
VII. KOMPLIKASI
Fase akut :
- Ensefalopati hipertensif
- Payah jantung kongestif
- Gagal ginjal akut
Jangka panjang:
- Gagal ginjal kronik
VIII. PROGNOSIS
a. SNA dengan hipokomplemenemia tergantung pada
penyebabnya:
1. GNAPS: Prognosis baik, 95% sembuh sempuma, 3% meninggal
karena komplikasi. 2% berkembang menjadi GGK.
2. Nefritis yang berhubungan dengan endokarditis bakterialisakut/sub akut. Prognosis baik bila pengobatan terhadap
penyebab dilakukan secara intensif dengan antibiotika yang
cocok dan kadar komplemen kembali normal. Bila
pengobatan terlambat, dapat terjadi gagal ginjal.
3. Shunt nephritis. prognosis umumnya baik, 505 dari kasus
dilaporkan sembuh bila shunt yang mengalami infeksi segera
diangkat dan antibiotika yang cocok segera diberikan, 20%meninggal disebabkan oleh penyakit neurologik primer, atau
komplikasi pembedahan, sisanya dengan gejala sisa berupa
gangguan fatal ginjal, hematuria dan proteinuria.
4. Nefritis lupus eritematosus sistemik (NEFLES). Prognosis
berkorelasi dengan persentase klinik saat serangan dan
kelainan histologi dari glomeruli. Penderita NEFLES dengan
keainan minimal, tanpa gagal ginjal, dan gambaran glomeruli3
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
4/14
dengan nefritis berat (Urine nefritik, hipertensi dan gagal
ginjal) dengan kelainan terjadi pula sindroma nefritik-nefrotik.
Gagal ginjal berat dengan garnbaran biopsi ginjal berupa GN
proliferatif difus dengan bulan sabit.
b. Sindroma nefritis akut dengan normokomplementemia
1. Nefritis Henoch Schnonlein (NHS)
Prognosis bergantung pada berat dan luasnya keterlibatan
ginjal saat serangan penyakit Pada anak dengan hematuria
dengan/tanpa proteinuria ringan, prognosis baik, dimana
kelainan urinalisis akan menghilang sekitar 2 - 4 bulan,
meskipun pengamatan jangka panjang menunjukkan 5-10%
dari penderita timbul gagal ginjal kronik. Penderita dengan
gambaran sindroma nefritis akut/sindroma nefrotik saat
serangan, kelainan urinalisis terus berlanjut. Separonya GGK
timbul dalam beberapa bulan pertama dari onset, separonya
lagi sekitar 5 sampai 15 tahun pengamatan. Indikator
buruknya prognosis meliputi dijumpai pula sindroma nefrotik,
hipertensi gagal ginjal saat seragan dan terdapatnya
gambaran glomerular crescent(bulan sabit) pada biopsi ginjal.
2. Nefritis IgA. Prognosis umumnya baik. Pada pengamatan
dalam tempo yang singkat tidak pernah dijumpai gagal ginjal
progresif, meskipun kelainan urine tidak termasuk hematuria
berulang biasanya menetap. Pada pengamatan jangka
panjang yang dilakukan dari 1 sampai 15 tahun, angka
kejadian gagal ginjal kronik dijumpai antara 5 - 9%, dikaitkan
dengan dijumpai gambaran glomerullar crescents pada biopsi
ginjal.
IX. DIAGNOSIS
a. Dasar diagnosis
1. SNA hipokomplemenemia:
4
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
5/14
Hematuria (makroskopik atau mikroskopik), proteinuria,
selinderuria (terutama selinder eritrosit), dengan atau tanpa
edema, hipertensi, oliguria yang timbul secara mendadak
disertai merendahnya kadar sejumlah komplemen.1.1. SNA hipokomplemenemia asimptomatik
Hanya menunnjukkan kelainan urinalis minimal (hematuria
mikroskopik, selinder eritrosit, proteinuria trace atau 1)
tanpa gejala lain.
1.2 SNA dengan hipokomplementemia simptomatik
Kelainan urinalisis yang nyata dengan gejala-gejala
b. Langkah diagnostik
Cari penyebab dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
1. Penyebab SNA dengan hipokomplementemia
1.1. GNAPS
Dicurigai sebagai penyebab SNA tanpa gejala bila pada
anamnesis dijumpai riwayat kontak dengan keluarga yang
menderita GNAPS (pada suatu epidemi). Kelainan urinalis
minimal, ASTO > 200 IU, Titer C3 rendah (
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
6/14
biasanya normal, sedang kadar protein total dan albumin
dapat normal atau sedikit merendah, kadar globulin biasanya
normal. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan biakan
apusan tenggorok /keropeng kulit positif untuk kumanStreptococus B hemoliticus atau ASTO > 200 IU. Hematuria,
proteinuria dan selinderuria. Kadar CH50 dan C3 merendah
(
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
7/14
pemeriksaan fisik dijumpai hidrosefalus dengan shunt yang
terpasang, suhu tubuh meninggi, hipertensi, edema, kadang-
kadang dengan asites dan tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial. Urinalisis menunjukkan hematuria, proteinuria,selinderuria. Fungsi ginjal biasanya terganggu. Kadar total
protein dan albumin serum biasanya rendah. Kadar total
protein dan albumin serum biasanya rendah. Kadar elektrolit
darah dapat terganggu. CRP (+), titer komplemen (C3,C4)
rendah. Kultur yang diperoleh dari shunt terinfeksi (+).
1.4. Lupus eritematosus sistemik (LES)
Diagnosis SLE ditegakkan berdasarkan keluhan yang dijumpai
pada anamnesis dapat berupa panas lama, berat badan turun,
anoreksia, nausea, muntah, sakit kepala, depresi, psikosis,
kejang, sakit ruam pada kulit. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan alopesia, butterfly rash, discoid lupus, fotosensitifity,
ulkus pada mulut/nasofaring, pleuritis, perikarditis, hepatitis,
nyeri abdomen, asites, splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium:
Darah tepi: Anemia normositik normokhrom, retikulositosis,
trombositopenia, leukopenia, waktu protrombin/waktu
tromboplastin partial biasanya memanjang. Immunoserologis
Uji Coomb (+). Sel Le (+). Persisten. Keterlibatan ginjal ditandai
dengan sindroma nefritis akut dengan atau tanpa disertai gagal
ginjal akut atau sindroma nefrotik.
Diagnosis: dari nefritis lupus ditegakkan berdasarkan kelainan
diatas, dengan gambaran biopsi ginjal, mulai dari yang ringan
berupa GN proliferatif fokal ringan sampai yang berat berupa
proliferatif difusa.
7
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
8/14
2. SNA dengan normokomplenemia
2.1. Purpura Henoch-Schonlein (PHS)
Diagnosa PHS sebagai penyebab, SNA ditegakkan berdasarkanriwayat ruam pada kulit, sakit sendi dan gangguan,
gastrointestinal (mual, muntah, nyeri abdomen, diare berdarah
atau melena) dan serangan hematuria.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai edema, dan hipertensi,
ruam pada daerah bokong dan bagian ekstensor dan ekstremitas
bawah, arthralgia/arthritis, nyeri abdomen. Pada urinalisis
dijumpai hematuria, proteinuria dan silinderuria. BUN kreatinin
serum dapat normal atau meningkat dapat terjadi penurunan
fungsi ginjal yang progresif yang ditunjukkan dengan
meningkatnya kadar ureum dan kreatinin serum. Kadar protein
tolal, albumin, kolesterol dapat normal, atau menyerupai
gambaran sindroma nefrotik. ASTO biasanya meningkat
sedangkan IgM normal. Trombosit, waktu protombin dan
tromboplastin normal. Pada PHS dengan kelainan ginjal berat
biopsi ginjal perlu dilakukan untuk melihat morfologi dari
glomeruli pengobatan dan untuk keperluan prognosis.
2.2. Netropati IgA
Kecurigaan kearah nefropati IgA pada seorang anak dibuat bila
timbulnya serangan hematuria makroskopis secara akut dipicu
oleh suatu episode panas yang berhubungan dengan ISPA.
Hematuria makroskopik biasanya bersifat sementara dan akan
hilang bila ISPA mereda, namun akan berulang kembali bila
penderita mengalami panas yang berkaitan dengan ISPA. Diantara
2 episode, biasanya penderita tidak menunjukkan gejala kecuali
hematuria mikroskopik dengan proteinuria ringan masih
ditemukan pada urinalisis. Edema, hipertensi dan penurunan
8
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
9/14
fungsi ginjal biasanya tidak ditemukan. Kadar IgA serum, biasanya
meningkat pada 10,2% dari jumlah kasus yang telah dilaporkan,
kadar komplemen (C2, C4) dalam serum biasanya normal.
Diagnosis pasti dibuat berdasarkan biopsi ginjal.
X. PENATALAKSANAAN
Semua SNA simptomatik perlu mendapat perawatan. Pengobatan
ditujukan terhadap penyakit yang mendasarinya dan komplikasi yang
ditimbulkannya.
a. Tindakan umum
1. Istirahat di tempat tidur sampai gejala-gejala edema, kongestivaskuler (dispneu, edema paru, kardiomegali, hipertensi)
menghilang.
2. Diit.
Masukan garam (0,5-1 g/hari) dan cairan dibatasi selama
edema, oliguria atau gejala kongesti vaskuler dijumpai. Protein
dibatasi (0,5/kg BB/hari) bila kadar ureum di atas 50 gram/dl.
b. Pengobatan terhadap penyakit penyebab
1.2. GNAPS tanpa komplikasi berat
- Diuretika:
Untuk penanggulangan edema dan hipertensi ringan
disamping diit rendah garam, diberikan furosemide (1-2)
mg/kg BB/hari oral dibagi atas 2 dosis sampai edema dan
tekanan darah turun.
- Antihipertensif
Bila hipertensi dalam derajat sedang sampai berat disamping
pemberian diuretika ditambahkan obat antihipertensif oral
(propranolol atau kaptopril). (lihat standar profesi hipertensi
pada anak).
- Antibiotika
9
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
10/14
PP 50.000 UI/kgBB/hari atau eritromisin oral 50 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis selama 10 hari untuk eradikasi kuman.
Pengobatan GNAPS dengan komplikasi berat:a. Kongesti vaskuler(edema paru, kardiomegali, hipertensi)
- Pemberian oksigen
- Diuretika furosemide parenteral (1-2 mg/kgBB/kali)
Antihipertensif oral (kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali 2-3 kali
pemberian/hari)
Bila disertai gagal jantung kongestif yang nyata dapat
dipertimbangkan pemberian digitalis.
b. Gagal ginjal akut (lihat standar profesi GGA)
c. Ensefalopati hipertensi (lihat standar profesi hipertensi)
d. Glomerulonefritis progresif cepat (GN kresentik). Merupakan
bentuk GNAPS berat yang ditandai serangan hematuria
makroskopik, perburukan fungsi ginjal yang berlangsung cepat dan
progresif, dan pada biopsi ginjal dijumpai gambaran glomerular
crescent.
Disamping penanggulangan hipertensi gagal ginjal diberikan pula
pulse methylprednisolon.
a. 15 mg/kgBB metil prednisolon (tidak boleh
melebihi 1 gram) perinfus sekitar 60-90 menit setiap hari selama
5-6 hari. Perlu dipantau
- Tanda-tanda fungsi vital (denyut nadi, tekanan darah,
pernafasan)
- Kadar elektrolit
b. Lanjutkan dengan metil prednisolon oral, 2
mg/kgBB/hr selama 1 bulan. Lalu dosis prednisolon diberikan
secara alternate 2 mg/kgBB/ 2 hari selama 1 bulan, kemudian
dilanjutkan separo dosis dengan interval 1 bulan, setelah
10
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
11/14
diberikan 0,2 mg/kg sekali 2 hari selama 1 bulan lalu obat
dihentikan.
Tindak lanjut :1) Timbang berat badan 2 kali seminggu.
2) Ukur masukan cairan dan diuresis setiap hari.
3) Ukur tekanan darah 3 kali sehari selama hipertensi masih
ada, kemudian 1 kali sehari bila tekanan darah sudah normal.
4) Pemeriksaaan darah tepi dilakukan pada saat penderita
mulai dirawat, diulangi 1 kali seminggu atau saat penderita atau
saat penderita mau dipulangkan. Urinalisis minimal 2 kali
seminggu selama perawatan. Perlu dilakukan biakan urine untuk
mencari kemungkinan adanya ISK. Bila ditemukan diobati sesuai
dengan hasil sensitifitas.
5) Kimia darah saat dirawat dan waktu dipulangkan.
Penderita dengan komplikasi berat pemeriksaan darah terutama
ureum/ kreatinin dan elektrolit lebih sering dilakukan.
Pemeriksaan EKG, foto torax perlu dilakukan terutama pada
penderita dengan segala kongestif vaskuler saat dirawat.
Pemeriksaan EKG perlu dilakukan secara serial, sedang foto
toraks diulangi bila gejala-gejala kongesti vaskuler sudah
menghilang pada saat penderita mau dipulangkan. Pemeriksaan
funduskopi secara serial perlu dilakukan bila penderita datang
dengan berdasarkan indikasi terjadinya perburukan faal ginjal
secara cepat dan progresif (GN progresif cepat )
Indikasi pulang
Keadaan penderita baik. Gejala-gejala SNA menghilang.
Pengamatan lebih lanjut perlu dilakukan di poli khusus ginjal anak
minimal 1 kali 1 bulan selama 1 tahun. Bila pada pengamatan
ASTO (+) dan C3 masih rendah setelah 8 minggu dari onset,
proteinuria masih + setelah 6 bulan dan hematuria mikroskopik
11
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
12/14
masih dijumpai setelah 1 tahun, atau fungsi ginjal menurun secara
insidius progresif dalam waktu beberapa minggu atau bulan
kemungkinan penyakit jadi kronik perlu dilakukan biopsi ginjal.
2.2. Endokarditis bakterialis akut/ sub akut
Pengobatan ditujukan terhadap endokarditis dan penyakit yang
ditimbulkannya pengobatan terhadap endokarditis serta tindak
lanjut (lihat SP endokarditis).
Pengobatan komplikas :
1) Gagal ginjal akut (lihat SP gagal ginjal akut )
2) Dekompensasi kordis (lihat SP dekompensasi kordis yang
berhubungan dengan endokarditis).
Tindak lanjut
Serupa dengan SNA GNAPS
Indikasi pulang:
Keadaan umum baik, infeksi teratasi, gejala-gejala endokarditis
membaik, kelainan urinalisis minimal, fungsi ginjal menunjukkan
perbaikan, gejala dekompensasi menghilang. Untuk evaluasi lebih
lanjut penderita perlu kontrol berobat jalan ke poli khusus ginjal
anak/kardiologi anak, minimal sekali sebulan.
2.3. Shunt nefritis
Pengobatan ditujukan terhadap kuman penyebab dan mengangkat
shunt yang terinfeksi terhadap komplikasi dari shunt nefritis.
1) AB diberikan sesuai dengan hasil sensitifiti test
2)Atasi gejala yang berkaitan dengan peningkatan tekanan intra
kranial (lihat SP peningkatan tekanan intra kranial)
3)Bila dijumpai gejala ensefalopati hipertensi diatasi sesuai dengan
SP
4)Bila dijumpai komplikasi gagal ginjal akut diatasi sesuai dengan
SP
12
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
13/14
Indikasi pulang
Keadaan anak baik, gejala-gejala dari nefritis minimal, komplikasi
yang terjadi terkontrol dengan baik. Untuk evaluasi perlu kontrolberobat jalan ke poli khusus ginjal/neurologi anak paling kurang
sekali sebulan.
2.4. Nefritis yang berhubungan dengan lupus eritematosus
Pengobatan terdiri dari pemberian kortikosteroid prednisolon 2
mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis sclama 4-6 minggu, kemudian dosis
diturunkan secara bertahap sedikit demi sedikit sampai mencapai
dosis 4-6 minggu. Setelah itu diberikan secara alternat.
Bila selama perawatan penderita menunjukkan perburukan fungsi
ginjal secara progresif atau dengan sindroma nefrotik diobati
dengan pulse methyl prednisolon terapi, diuretika dan obat anti
hipertensi.
Indikasi pulang:
Keadaan umum baik, gejala-gejala nefritis membaik atau
menunjukkan kelainan minimal. Perlu kontrol secara berobat jalan
ke poli khusus ginjal anak.
2.5. Nefritis yang berhubungan dengan dengan Purpura Henoch
Schonlein
Steroid diberikan dalam waktu pendek untuk menghilangkan gejala
nyeri perut. Penderita PHS berat (dengan manifestasiginjal berat
(NS,GGA dan hipertensi) membutuhkan pengawasan yang ketat.
Biopsi ginjal perlu dilakukan pada keadaan ini. Obat yang digunakan
dalam hal ini adalah prednison oral, methyl prednisolone, bolus intra
vena, obat-obatl sitostatika (siklofosfamid, azatioprin) antikoagulan,
antiplatelet dan plasmapheresis). Disamping penanggulangan
terhadap GGA dan hipertensi.
13
-
7/31/2019 Sindroma Nefritis Akut
14/14
Tindak lanjut:
Semua pasien denganl HSP yang dirawat perlu dilakukan
pengamatan terhadap tekanan darah, urinalisis dan faal ginjal. Bilaselama dalam perawatan dijumpai hipertensi dan perburukan faal
ginjal secara progresif, merupakan indikasi untuk biopsi ginjal.
Indikasi Pulang
Keadaan umum baik, urinalisis normal atau menunjukkan kelainan
minimal, tekanan darah dan fungsi ginjal normal. Dianjurkan kepada
penderita untuk kontrol berobat jalan ke poli khusus ginjal anak.
2.6. Nefropatia IgA
Pengobatan yang spesifik untuk Nefropatia IgA asimptomatik belum
ada. Pengobatan hanya berupa pemberian antibiotika bila jumpai
ISPA< atau tonsilektomi untuk mengurangi episode dari hematuria
makroskopik..
Tindak lanjut
Penderita IgA tidak perlu dirawat, namun memerlukan pemantauan
terus menerus terhadap kemungkinan terjadinya hipertensi dan
perburukan fungsi ginjal.
14