sirup paracetamol succus molix
TRANSCRIPT
MAKALAH
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID NON-
STERIL & STERIL
SIRUP PARACETAMOL + SUCCUS LIQUIRITAE
DISUSUN OLEH:
Asfarina Hapsari (115070513111001)
Dibadari Chalisa (115070500111026)
Esther Marison (115070500111032)
Lathifah Hanum (115070500111015)
Anis Kusumawardani (115070501111007)
Ratna Kusmawati (115070500111014)
Rizta Widya P. (115070500111024)
Vanny Lestari (115070501111001)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
SIRUP PARACETAMOL + SUCCUS LIQUIRITAE
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang formulasi sirup dan
kontrol kualitasnya.
2. Teori Singkat
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau penganti gula dengan atau
tanpa bahan penambahan obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa
manis. Secara umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non Medicated
Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan
Medicated Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid). Non
Medicated Syrup adalah sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan
hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup Obat
mengandung bahan obat/zat berkhasiat. Biasanya orang-orang mengunakan sediaan
sirup karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang
manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh
berbagai kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam
bentuk sediaan oral lainnya (Ansel 1989).
Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang
mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66% (FI III, 1979).
Jenis sirup ada 3 macam sirup yaitu:
1.Sirup Simplex
Mengandung 65% gula dalam air nipagin 0,25% b/v
2.Sirup Obat
Mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.
3.Sirup Pewangi
Mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengandung obat
Contoh: sir thyamin. Sirup paracetamol dan succus liquiritae mengandung
paracetamol 120 mg / 5 ml dan succus liiquiritae 167 mg / 5 ml (ISO Vol. 46,2011).
B. PREFORMULASI
No. URAIAN1. Paracetamol- Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
sedikit pahit.- Nama lain (sinonim) : asetaminofen- Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida
N- asetil-4-aminofenol- Struktur kimia :
- Rumus molekul : C8H9NO2- Bobot molekul : 151.16- Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7
bagian etanol (95%) P, dalm 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilen glikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida
- pH stabil : 4-7 pada suhu 25° C- Titik leleh : 168° – 172 ° C- Stabilitas : stabil dalam larutan air, stabilitas maksimal terjadi pada pH sekitar 6, tidak stabil pada pH asam/basa- Inkompatibilitas : data tidak ditemukan- Sifat khusus yang penting dalam formulasi : data tidak ditemukan- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya- Koefisien partisi zat aktif : 0.46- Khasiat dan penggunaan : analgetikum, antipiretikum
2. Succus Liquiritae- Pemerian : batang berbentuk silinder atau
bongkah besar, licin, agak mengkilap, hitam coklat tua, atau serbuk berwarna coklat, bau lemah khas, rasa manis, khas.
- Nama lain (sinonim) : glychyrrhizae succus- Nama kimia : -- Struktur kimia : -- Rumus molekul : -- Bobot molekul : -- Kelarutan : dalam etanol tidak kurang dari 75%- pH stabil : -- Titik leleh : -
PUSTAKA
FI III, 1979 hal 37
FI III, 1979 hal 37USP 30FI III, 1979 hal 37
USP 30
USP 30USP 30FI III, 1979 hal 37
AHFS, 2010USP 30
Connors, et al, 1986
FI III, 1979 hal 37
AHFS, 2010FI III, 1979 hal 37
FI III, 1979 hal 276
FI IV, 1995 hal 416
- Stabilitas : -- Inkompatibilitas : -- Sifat khusus yang penting dalam formulasi -- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik- Koefisien partisi zat aktif : -- Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan
3. Propilen Glikol
- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidka berbau, rasa agak manis, higroskopis- Nama lain (sinonim) : 1,2-dihydroxypropane, 2 hydroxypropanol, methyl ethylene glycol, propylenglycolum- Nama kimia : 1,2-propanediol, (-)-1,2-propanediol, (+)-1,2- propanediol- Struktur kimia :
- Rumus molekul : C3H8O2- Bobot molekul : 76.09- Kelarutan : dapat campur dengan air,
dengan etanol (95%)P,dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak
- pH stabil : -- Titik didih : 188° C- Titik leleh : -59°C- Stabilitas : pada suhu rendah stabil, pada suhu tinggi atau ditempat terbuka cenderung mengoksidasi- Koefisien partisi zat aktif : -- Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi seperti potasium permanganat- Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik- Khasiat dan penggunaan : pelarut
FI III, 1979 hal 216
FI III, 1979 hal 216
FI III, 1979 hal 534
HPE hal 592
HPE hal 592
HPE hal 592
HPE hal 592HPE hal 592
FI III, 1979 hal 534
HPE hal 592HPE hal 592
HPE hal 592
HPE hal 592
FI III, 1979 hal 534
FI III, 1979 hal 561
HPE hal 608
FI III, 1979 hal 561
4.Sakarin Sodium- Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak
berbau, atau agak aromati, sangat manis
- Nama lain (sinonim) : 1,2- Benzisothiazolin-3-one 1,1- dioxide, sodium salt, crystallose, E954, gendrof 450, saccharinum natricum, sodium o- benzosulfimide, soluble gluside, soluble saccharin, sucaryl sodium- Nama kimia : Natrium 2,3-dihidro-3 okso- benzilosulfanasal- Struktur kimia :
- Rumus kimia : C7H4NnaO3 S.2H2O- Bobot molekul : 214.20- Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air
dan dalam 50 bagian etanol (95%)P
- pH stabil : 6.6 (10% w/v aqueous solution)- Titik leleh/ titik didih : -- Koefisien partisi zat aktif : -- Stabilitas : stabil pada kondisi normal dari formulasi, kecuali pada temperatur tinggi (125° C) dan pH rendah (pH 2) selama lebih dari 1 jam akan mengalami dekomposisi- Inkompatibilitas : sakarin sodium tidak akan mengalami Maillard browning- Sifat khusus yang penting dalam formulasi: -- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik- Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan (pemanis)
5. Methyl Paraben- Pemerian : hablur, kecil, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemdian agak membakar diikuti rasa tebal
FI III, 1979 hal 561
FI III, 1979 hal 561FI III, 1979 hal 561
FI III, 1979 hal 561HPE hal 608
HPE hal 608
HPE hal 608
FI III, 1979 hal 561
FI III, 1979 hal 378
HPE hal 608
HPE hal 608HPE hal 608
HPE hal 608
- Nama lain (sinonim) : Aseptoform M, 4-hydroxibenzoic acid methyl ester, metagin, methyl chemosept, methylis parahydroxybenzoas, methyl p-hydroxybenzoate, nipagin M, Solbrol M, Tegosep M, Uniphen P-23- Nama kimia : methyl-4-hydroxybenzoate- Struktur kimia :
- Rumus molekul dan bobot molekul : C8H8O3- Bobot Molekul :152.15- Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3.5 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.- pH stabil : 4.0-8.0- Titik didih atau titik leleh : 125° dan 128° C- Stabilitas: larutan pada pH 3-6 stabil di temperatur ruangan selama 4 tahun- Inkompatibilitas : aktivitas mikroba dari metil araben berkurang bila ada surfaktan nonionik. Dengan zat tambahan seperti bentonite, magnesium trisilikat, talk, tragakan, sodium alginat, esensial oil, sorbitol, atropin-Koefisien partisi zat aktif : -- Sifat khusus: -- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik- Khasiat dan penggunaan : zat pengawet
6. Propil Paraben- Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa- Nama lain (sinonim) : Aseptoform P, CoSept P, E216, 4-hydroxybenzoic acid propylester, Nipagin P, Nipasol M, propagin, Propyl Aseptoform,
HPE hal 608FI III, 1979 hal 378
HPE hal 442HPE hal 442HPE hal 443
HPE hal 443
FI III, 1979 hal 378
FI III, 1979 hal 535
HPE hal 596
HPE hal 596HPE hal 596
FI III, 1979 hal 535FI III, 1979 hal 535FI III, 1979 hal 535
HPE hal 596HPE hal 596HPE hal 596
propylbutex, Propyl Chemosept, propylis parahydroxybenzoas, propyl p –hydroxybenzoate, Propyl Parasept, Solbrol P, Tegosept P, Uniphen P-23- Nama kimia : prophyl-4-hydroxybenzoate- Struktur kimia :
- Rumus kimia : C10H12O3- Bobot Molekul : 180.21- Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalm 3.5 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.- pH stabil : 4.0-8.0- Titik didih: 295°C- Stabilitas: larutan pada pH 3-6 stabil di temperatur ruangan selama 4 tahun- Inkompatibilitas : aktivitas mikroba dari metil araben berkurang bila ada surfaktan nonionik. Dengan zat tambahan seperti magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, besi oksida kuning, ultramarin biru- Koefisien partisi zat aktif : -- Sifat khusus: -- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik- Khasiat dan penggunaan : zat pengawet
7. Air sulingPemerian : cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau, tidak mempunyai rasa- Nama lain (sinonim) : purified water, aqua, aqua purificata, hydrogen oxide- Nama kimia : water- Struktur kimia :H-O-H- Rumus kimia : H2O- Bobot Molekul : 18.02- Kelarutan : sangat sukar larut dalam air,
HPE hal 596
FI III, 1979 hal 535
HPE hal 766HPE hal 766
HPE hal 766HPE hal 766HPE hal 766FI III, 1979 hal 96
HPE hal 766HPE hal 766HPE hal 766
FI III, 1979 hal 96
larut dalm 3.5 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Dicampur dengan kebanyakan pelarut polar- pH stabil : 7- Titik didih/ titik leleh: 100°C / 0 °C- Stabilitas: stabil dalam segala bentuk- Inkompatibilitas : bereaksi dengan obat atau eksipien lain, rentan mengalami hidrolisis pada suhu lingkungan, bereaksi dengan logam alkali dan oksida lain seperti kalsium oksida dan magnesium oksida.- Koefisien partisi zat aktif : -- Sifat khusus: -- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik- Khasiat dan penggunaan : pelarut
C. FORMULA
1) FORMULA UTAMA
Paracetamol 120 mg / 5 mL
Succus liquiritae 167 mg / 5 mL
Sakarin sodium 0,25 %
Metil Paraben 0,09 %
Propil Paraben 0,01 %
Aquadest ad 60 mL
(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Product Volume 3
Second Edition, dengan modifikasi)
Alasan dalam pemilihan komponen Formula Utama :
1. Paracetamol merupakan bahan obat / zat aktif utama dalam formula.
2. Paracetamol dikombinasikan dengan Succus liquiritae yang juga berfungsi sebagai
zat aktif. Succus liquiritae akan memberikan sensasi mint pada sediaan sirup
sekaligus sebagai pewarna yaitu memberikan warna coklat tua - hitam pada sediaan
sirup.
3. Rasa mint dari Succus liquiritae akan diimbangi oleh rasa manis dari sakarin
sodium. Pemilihan sakarin sodium karena pemanis ini 300-600X lebih manis
daripada sukrosa, sehingga hanya dibutuhkan sedikit dalam pembuatan sediaan
sirup (0,04-0,25%). Sakarin sodium juga mudah larut dalam air. Pemanis tidak
digunakan sorbitol karena kemanisan sorbitol hanya 50-60X dari sukrosa sehingga
dibutuhkan jumlah yang banyak untuk mengimbangi rasa mint dari Succus
liquiritae. Selain itu pengawet yang digunakan metil paraben dapat mengalami
inkompatibilitas dengan sorbitol.
4. Pengawet yang digunakan yaitu kombinasi metil paraben : propil paraben adalah
9:1. Pemilihan pengawet ini karena pH stabil kedua eksipien mendekati pH stabil
paracetamol (pH 4-7) sehingga akan dapat menghasilkan kestabilan pada larutan
serta dapat mengoptimalkan efek antimikroba. Tidak digunakan natrium benzoate
karena rentang pH antara 2-5.
5. Metil paraben dan propil paraben, succus liquiritae sukar larut dalam air tetapi larut
dalam air panas.
6. Pelarut untuk paracetamol adalah air. Air adalah pelarut yang paling aman untuk
penggunaan oral. Sebenarnya paracetamol sukar larut dalam air yaitu 70 bagian air,
sehingga akan digunakan air panas untuk meningkatkan kelarutan air (pada air
panas 1:20)
2) FORMULA ALTERNATIF
Paracetamol 120 mg / 5 mL
Succus liquiritae 167 mg / 5 mL
Sakarin sodium 0,25 %
Propilen glikol 21,6 %
Metil Paraben 0,09 %
Propil Paraben 0,1 %
Aquadest ad 60 mL
(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Product Volume 3
Second Edition, dengan modifikasi)
Alasan dalam pemilihan komponen Formula Alternatif :
Pelarut untuk paracetamol yang digunakan adalah propilen glikol. Paracetamol
mudah larut yaitu 1:9 pada propilen glikol. Adanya perbedaan kelarutan
paracetamol ini, sehingga pelarut propilen glikol yang dibutuhkan lebih sedikit
daripada pelarut air. Perbedaan pelarut pada formula utama dan alternatif yaitu
untuk melihat keefektifan kelarutan paracetamol pada air dan propilen glikol.
D. SPESIFIKASI SEDIAAN JADI
1. Uji Volume Sediaan Terpindahkan 60 – 61 mL / Botol
2. Organoleptik :
Warna : Coklat - hitam
Rasa : Mint dan manis
Aroma : Khas Succus liquiritae (mint)
3. Bobot Jenis Dari hasil formulasi
4. pH Berdasarkan uji formulasi, pH efektif zat aktif 4 - 7
5. Kadar Zat Aktif :
Paracetamol : 90 – 110%
Succus liquiritae : 90 – 110%
7. Mikrobiologi Tidak ditumbuhi mikroba
E. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN
Bahan-bahan:
1. Paracetamol 120 mg/5ml
1 botol (60 ml): 605
x120 mg=1,44 g
Dilebihkan 2% : 2
100x1,44 g=0,0288 g
5 botol : 5 x (1,44 + 0,0288) = 7,344 g
2. Succus liquiritae 167mg/5ml
1 botol (60 ml) : 605
x167 mg=2,004 g
Dilebihkan 2% : 2
100x2,004 g=0,04008 g
5 botol : 5 x (2,004 + 0,04008) = 10,2204 g
3. Sakarin sodium 0,25 %
Dalam 5 ml : 0,25100
x 5=0,0125 g
1 botol (60 ml) : 605
x 0,0125 g=0,15 g
Dilebihkan 2% : 2
100x 0,15=0,003 g
5 botol : 5 x (0,15 + 0,003) = 0,765 g
4. Metil paraben 0,09 %
Dalam 5 ml : 0,09100
x 5=0,0045 g
1 botol (60 ml) : 605
x 0,0045 g=0,054 g
Dilebihkan 2% : 2
100x 0,054=0,00108 g
5 botol : 5 x (0,054 + 0,00108) = 0,2754 g
5. Propil paraben 0,01 %
Dalam 5 ml : 0,01100
x5=0,0005 g
1 botol (60 ml) : 605
x 0,0005 g=0,006 g
Dilebihkan 2% : 2
100x 0,006=0,00012 g
5 botol : 5 x (0,006 + 0,00012) = 0,0306 g
6. Propilen glikol 21,6 %(formula alternative)
Dalam 5 ml : 21,6100
x 5=1,08 ml
1 botol (60 ml) : 605
x1,08 ml=12,96 ml
Dilebihkan 2% : 2
100x12,96=0,2592 ml
5 botol : 5 x (12,96 + 0,2592) = 66,096 ml7. Air ad 60 ml
1 botol : ad 60 ml
Dilebihkan 2% : 2
100x60 ml=1,2 ml
5 botol : 5 x (60 + 1,2) = 306 ml (di ad kan sampai 306 ml)
Pelarut masing-masing bahan :1. Air panas untuk paracetamol
1 botol : 20 x 1,4688 g = 29,376 ml5 botol : 5 x 29,376 ml = 146,88 ml dibulatkan 147 ml
2. Air panas untuk succus liquiritae1 botol : 10 x 2,04408 g = 20,4408 ml5 botol : 5 x 20,4408 ml = 102,204 ml dibulatkan 103 ml
3. Air untuk sakarin sodium1 botol : 1,2 x 0,02448 g = 0,03672 ml5 botol : 5 x 0,03672 ml = 0,1836 ml dibulatkan 1 ml
4. Etanol untuk metil paraben1 botol : 3,5 x 0,05508 g = 0,19278 ml5 botol : 5 x 0,19278 ml = 0,9639 ml dibulatkan 1 ml
5. Etanol untuk propil paraben1 botol : 3,5 x 0,00612 g = 0,02142 ml5 botol : 5 x 0,02142 ml = 0,1071 ml dibulatkan 1 ml
6. Propilen glikol untuk paracetamol (formula alternative)1 botol : 9 x 1,4688 g = 13,2192 ml5 botol : 5 x 13,2192 ml = 66,096 ml
Nama bahan Jumlah per kemasan
Jumlah total Fungsi
Paracetamol 1,4688 g 7,344 g Zat aktif, analgesic & antipiretik
Succus liquiritae 2,04408 g 10,2204 g Zat aktifSakarin sodium 0,153 g 0,765 g PemanisMetil paraben 0,05508 g 0,2754 g PengawetPropil paraben 0,00612 g 0,0306 g PengawetAir Ad 61,2 ml Ad 306 ml PelarutPropilen glikol(alternative)
13,2192 ml 66,096 ml pelarut
F. ALAT DAN KEMASAN YANG DIBUTUHKAN
1. Gelas kimia 500 ml, 250 ml, dan 50 ml2. Batang pengaduk3. Kertas saring4. Timbangan analitik5. Corong6. Gelas ukur 250 ml, 100 ml, 50 ml, dan 10 ml7. Gelas arloji8. Mortir + Stamper9. Piknometer10. Heater11. Botol 60 ml12. Pipet tetes13. pH meter14. Sendok penyu15. Label kalibrasi16. Kertas perkamen17. Dus kemasan18. Etiket19. Brosur20. Sendok takar
G. PROSEDUR PEMBUATAN
1.Kalibrasi botol 60 ml sebanyak 5 buah
2.Timbang Paracetamol 7,344 g
3.Larutkan paracetamol ke dalam 147 ml air panas
4.Saring larutan Paracetamol dengan kertas saring
5.Timbang Succus Liquiritae 10,2232 mg
6.Larutkan Succus Liquiritae ke dalam 103 ml air panas
7.Campur ad homogen
8.Timbang Sodium Sakarin 0,77 g
11.Timbang Propil Paraben 0,308 g
14.Timbang Metil Paraben 0,2759 g
9.Larutkan Sodium Sakarin ke dalam 1 ml air 12.Larutkan
Propil Paraben ke dalam 1 ml etanol
H. KONTROL KUALITAS SEDIAAN JADI1. Evaluasi organoleptik
- Tujuan : mengetahui warna, rasa, dan aroma sediaan sirup
- Jangka waktu pengamatan : sesaat setelah sediaan sirup jadi
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol
- Metode :a. warna dengan melihat kesesuai warna dengan pewarna yang dipakai
(succus liquiritae)b. rasa dengan merasakan kesesuaian rasa dengan perasa yang dipakaic. aroma dengan mencium aroma sirup.
- Penafsiran hasil : warna, rasa, dan aroma sesuai dengan pewarna, perasa, dan aroma yang digunakan.
( FI IV 1995 hal: 1030)
10.Campur ad homogen
13.Campur ad homogen
15.Larutkan Metil Paraben ke dalam 1 ml etanol
16. Campur ad homogen
17.Tambahkan air ad tanda kalibrasi (306 ml)
18. Campur ad homogen
19. Masukkan ke dalam 5 botol ad tanda kalibrasi
SIRUP PARACETAMOL
& SUCCUS LIQUIRITAE
20. Lakukan uji volume terpindahkan, pH, organoleptik, dan bobot jenis
21. Diberi etiket+brosur+sendok takar+dimasukkan ke dalam dus kemasan
HASIL
2. Penetapan bobot jenis- Tujuan : mengetahui bobot jenis sediaan sirup
- Prinsip : mengukur bobot jenis sediaan sirup dengan menggunakan piknometer
- Jangka waktu pengamatan : -
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol
- Metode : a. ukur bobot piknometer kosong dan piknometer + air pada suhu 250 Cb. ukur bobot piknometer + sampelc. hitrung bobot jenis dengan rumus
- penafsiran hasil : bobot jenis=(bobot pikno+sampel )−bobot pikno kosong
(bobot pikno+air )−bobot pikno kosong
(FI IV 1995 hal: 1030)
3. Uji pH- Tujuan : mengetahui ph sediaan akhir
- Prinsip : harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat pH meter dengan menggunakan electrode indicator
- Jangka waktu pengamatan : -
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol
- Metode : a. Gunakan pH meter yang telah dikalibrasib. Lakukan pada suhu 250 C ± 20 C kecuali dinyatakan lain pada masing-
masing monografic. Gunakan air bebas CO2 untuk mengencerkan larutan uji (bila perlu)
- Penafsiran hasil : harga pH dilihat dari pH meter dan menunjukkan pH sesuai dengan pH stabil zat aktif(FI IV 1995 hal: 1039)
4. Uji volume terpindahkan- Tujuan : mengetahui volume sediaan pada masing-masing botol
- Prinsip : mengukur volume dalam beberapa wadah
- Jangka waktu pengamatan :-
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol
- Metode :a. Ukur volume sediaan yang sudah dimasukkan botol dengan menuang
kembali isi botol ke dalam gelas ukurb. Lihat volume sediaan sirup tersebut
- Penafsiran hasil : volume rat-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% (FI IV 1995 hal: 1089)
5. Uji pertumbuhan mikroorganisme
- Tujuan : mengevaluasi ada tidaknya pertumbuhan mikroorganisme sediaan sirup
- Jangka waktu pengamatan : hari ke tiga dan ke tujuh setelah pembuatan sediaan
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol
- Metode : melihat ada tidaknya pertumbuhan jamur pada tutup botol sediaan
- Penafsiran hasil : ada tidaknya jamur pada tutup botol(FI IV 1995 hal: 852)
6. Uji kristalisasi- Tujuan : melihat adanya kristalisasi pada tutup botol
- Jangka waktu pengamatan : hari ke tiga dan ke tujuh setelah pembuatan sediaan
- Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol
- Metode : melihat ada tidaknya pembentukkan Kristal pada tutup botol’
- Penafsiran hasil : ada tidaknya Kristal pada tutup botol
Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia: Edisi IV . Jakarta : Departemen Kesehatan
I. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. Kalibrasi botol sirup 60 ml 5 buah 5 botol terkalibrasi
2. Kalibrasi beaker glass 147 ml untuk
melarutkan paracetamol, 103 ml
untuk melarutkan succus liquiritae,
306 ml sebagai wadah untuk
mecampurkan semua bahan
Beaker glass terkalibrasi 147 ml, 103 ml,
306 ml
3. Menimbang paracetamol 7,344 g Berupa serbuk warna putih
4. Menimbang succus liquiritae
10,2232 g
Berupa padatan warna coklat kehitaman
5. Menimbang metil paraben 0,2759 g Berupa serbuk warna putih
6. Menimbang propil paraben 0,0308 g Berupa serbuk warna putih
7. Menimbang sakarin sodium 0,77 g Berupa kristal warna putih bening
8. Melarutkan paracetamol dengan air
panas 147 ml, kemudian dipanaskan
Larutan agak keruh agak pink, dengan
endapan putih yang tidak larut
9. Melarutkan succus liquiritae dengan
air panas 103 ml, lalu diaduk dengan
Larutan warna coklat kehitaman
stamper di dalam mortir
10. Melarutkan metil paraben dengan
etanol 1 ml
Larutan bening
11. Melarutkan propil paraben dengan
etanol 1 ml
Larutan bening
12. Melarutkan sakarin sodium dengan
aquades 1 ml
Larutan bening
13. Larutan paracetamol disaring Didapatkan larutan bening agak pink
14. (13) + larutan succus liquiritae Larutan coklat kehitaman
15. (14) + larutan sakarin sodium Larutan coklat kehitaman
16. (15) + larutan metil paraben Larutan coklat kehitaman
17. (16) + larutan propil paraben Larutan coklat kehitaman
18. (17) + aquades ad tanda kalibrasi,
lalu diaduk
Larutan coklat kehitaman
19. (18) dimasukkan ke dalam 5 botol
sirup masing-masing hingga tanda
kalibrasi dengan bantuan corong
Sirup di dalam 5 botol
20. Uji volume terpindahkan, dengan
cara mengeluarkan sirup ke dalam
gelas ukur
Volume 1 = 61,2 ml
61,261,2
x 100 % = 100 %
Volume 2 = 61 ml
61
61,2 x 100 % = 99,673 %
Volume 3 = 60 ml
60
61,2 x 100 % = 98,039 %
Volume 4 = 60 ml
60
61,2 x 100 % = 98,039 %
Volume 5 = 60 ml
60
61,2 x 100 % = 98,039 %
21. Uji pH, dengan alat pH meter pH = 5,299
22. Uji organoleptik Warna: coklat kehitaman
Rasa: mint agak sedikit manis
Bau: khas succus (tidak menyengat)
23. Uji berat jenis, dengan alat
piknometer
Piknometer kosong = 22,7993
Piknometer + air = 47,3087
Piknometer + sirup = 47,670
BJsirup=
(berat pikno+sirup )−berat piknokosong(berat pikno+air )−berat piknokosong
=47,670−22,7993
47,3087−22,7993
=24,870724,5094
=1,0147
24. Sirup diberi etiket dan label pada
botol
Botol sirup beretiket dan berlabel
25. (24) dimasukkan ke dalam dus
kemasan
Sirup di dalam dus kemasan
26. Dimasukkan brosur ke dalam dus
kemasan
Brosur di dalam dus kemasan
J. PEMBAHASAN
Analisa Prosedur
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengkalibrasi botol sirup 60 ml sebanyak 5
buah. Botol sirup berfungsi sebagai wadah sirup saat dikemas. Selanjutnya mengkalibrasi
beaker glass 147 ml untuk melarutkan paracetamol dengan air panas, karena jika air panas
langsung dituangkan di gelas ukur akan merubah ketelitian skala pada gelas ukur akibat
pemuaian. Lalu mengkalibrasi beaker glass 103 ml untuk melarutkan succus liquiritae dengan
air panas. Kalibrasi beaker glass yang terakhir yaitu 306 ml berfungsi sebagai wadah untuk
mencampurkan semua bahan.
Langkah selanjutnya melakukan penimbangan terhadap bahan-bahan yang digunakan
menggunakan timbangan analitik dengan gelas arloji. Bahan-bahan yang ditimbang yaitu
paracetamol 7,344 gram, succus liquiritae 10,2232 gram, metil paraben 0,2759 gram, propil
paraben 0,0308 gram dan sakarin sodium 0,77 gram.
Setelah itu paracetamol dilarutkan dengan air panas 147 ml dan diaduk. Paracetamol
merupakan zat aktif dalam formulasi sirup ini. Namun setelah diaduk sekian lama
paracetamol tidak terlarut semua sehingga dilakukan pemanasan. Setelah terlarut semua
larutan paracetamol didiamkan. Namun setelah larutan dingin terjadi kristalisasi sehingga
terdapat endapan paracetamol yang mengkristal. Oleh karena itu dilakukan penyaringan
untuk mendapatkan larutan yang homogen. Kristalisasi tersebut menyebabkan dosis
paracetamol yang digunakan tidak sesuai dengan dosis awal karena endapan paracetamol
tidak dipakai.
Selanjutnya melarutkan metil paraben dan propil paraben yang berfungsi sebagai
pengawet dengan air panas, tetapi karena tidak terlarut semua maka dipanaskan. Setelah
didinginkan larutan metil paraben dan propil paraben membentuk endapan akibat proses
kristalisasi. Oleh karena itu prosedur diulangi menggunakan pelarut lain yaitu etanol masing-
masing 1 ml. Setelah larut masing-masing larutan ditutup dengan alumunium foil karena
etanol mudah menguap.
Selanjutnya melarutkan succus liquiritae menggunakan air panas 103 ml di dalam
mortir untuk mempermudah pelarutan dengan sedikit digerus dengan stamper karena succus
liquiritae berupa padatan. Lalu yang terakhir melarutkan sakarin sodium dengan aquades 1
ml. Sakarin sodium berfungsi sebagai pemanis.
Langkah selanjutnya adalah mencampur bahan-bahan di dalam beaker glass yang
telah dikalibrasi. Pertama larutan paracetamol dituang, kemudian ditambahkan larutan succus
liquiritae. Lalu secara berurutan ditambahkan larutan metil paraben, larutan propil paraben
dan larutan sakarin sodium. Kemudian ditambahkan aquades hingga tanda kalibrasi lalu
diaduk. Setelah itu sirup paracetamol dimasukkan ke dalam 5 botol sirup hingga tanda
kalibrasi dengan bantuan corong.
Selanjutnya dilakukan kontrol kualitas sediaan jadi yang meliputi uji volume
terpindahkan, uji pH, uji organoleptik dan uji bobot jenis. Pada uji volume terpindahkan,
masing masing sirup yang sudah dimasukkan ke dalam botol sirup dikeluarkan kembali ke
dalam gelas ukur untuk mengetahui volumenya. Setelah didapatkan volume 5 botol, dihitung
persentase terhadap volume awal yang diharapkan yaitu 61,2 ml. Kemudian uji pH dengan
menggunakan alat pH meter. Sirup yang dimasukkan di dalam beaker glass dimasuki alat,
alat tersebut dapat mendeteksi pH dan menampilkannya secara digital. pH sirup dianggap
stabil jika pada rentang pH paracetamol yaitu 4-7. Lalu uji organoleptik dengan melihat
warnanya, membaui dan mencicipi rasanya apakah sesuai dengan spesifikasi sediaan jadi
yang diharapkan. Terakhir melakukan uji bobot jenis dengan menggunakan alat piknometer.
Prinsipnya adalah membandingkan dengan bobot jenis larutan lain yang sudah diketahui
yaitu air. Prosedurnya yaitu menimbang piknometer kosong, piknometer berisi air dan
piknometer berisi sirup. Dari hasil penimbangan tersebut dimasukkan ke dalam rumus lalu
didapatkan bobot jenis sirup.
Setelah semua uji dilakukan, botol berisi sirup diberi etiket dan label kemudian
dimasukkan ke dalam dus kemasan. Dimasukkan pula brosur mengenai informasi obat sirup
tersebut dan sendok takar 5 ml.
Analisa Hasil
Dalam praktikum pembuatan sirup parasetamol dan succus liquiritae, terdapat dua
formula yang berbeda pada jenis pelarut yang digunakan untuk melarutkan bahan aktif
parasetamol. Pada formula utama, parasetamol dilarutkan dalam air panas. Pada formula
alternatif, menggunakan propilen glikol untuk melarutkan parasetamol. Perbedaan dalam
pelarut digunakan sebagai parameter untuk melihat keefektifitasan antara air dengan propilen
glikol dalam melarutkan bahan aktif yakni parasetamol. Dalam FI III (hal 37), parasetamol
larut dalam 70 bagian air panas, sedangkan dalam propilen glikol hanya membutuhkan 9
bagian untuk melarutkan parasetamol. Pada praktikum kali ini menggunakan formula utama
yaitu dengan pelarut air karena untuk efisiensi bahan dan waktu.
Setelah sediaan jadi, dilakukan uji organoleptik, bobot jenis, volume terpindahkan,
kejernihan, dan pH. Pada uji bobot jenis didapatkan bobot jenis sediaan sebesar 1,0147
gram/ml, nilai bobot jenis ini sudah sesuai dengan teori yaitu sekitar 1. Uji volume
terpindahkan didapatkan volume terpindahkan dari keempat botol sediaan dari masing-
masing cara sebesar 61,2 ml, 61 ml, 60 ml, 60 ml, dan 60 ml, jadi sediaan tersebut telah
memenuhi syarat volume sediaan sekitar 61,2 ml. Pada uji kejernihan didapatkan sediaan
terlihat jernih. Uji pH dengan pH-meter dari sediaan didapatkan sediaan memiliki pH 5,299,
ini sudah memenuhi literatur yang menyebutkan pH yang benar untuk formula ini adalah 4
sampai 7.
Uji yang kedua dilakukan pada selang 3 hari dari waktu pembuatan meliputi uji
organoleptis, uji kristal (caplocking), uji mikroba, uji pH. Uji organoleptis, warna sediaan
dari cokelat tua seperti warna awal (tidak ada perubahan warna). Bau sediaan tidak ada
perubahan dari awal, yaitu tetap memiliki aroma mint. Rasa sediaan juga tidak ada perubahan
yaitu tetap terasa khas, mint dan manis.
Untuk uji mikroba, pada sediaan tidak didapatkan benang-benang putih ataupun
benda asing lain yang mengindikasikan adanya mikroba. Uji caplocking dilihat dari adanya
kristal gula pada tutup botol. Pada sediaan tidak ditemukan adanya kristal gula pada tutupnya
jadi caplocking negatif. Pada sediaan ini memang tidak digunakan syrupus simplex jadi kecil
kemungkinan adanya caplocking. Uji pH menggunakan pH-meter menunjukkan pH sediaan
sebesar 5,359. Ada kenaikan nilai pH pada sediaan ini tetapi masih dalam kondisi stabil
karena profil laju pH menunjukkan katalis asam spesifik dengan stabilitas maksimumnya
pada jarak pH 5 sampai 7 (Connors, et al., 1986).
Terjadi beberapa trouble shooting pada praktikum ini antara lain saat melarutkan
paracetamol, metil paraben, dan propil paraben. Saat melarutkan paracetamol dengan air
panas, setelah diaduk sekian lama paracetamol tidak terlarut semua sehingga dilakukan
pemanasan. Setelah terlarut semua larutan paracetamol didiamkan. Namun setelah larutan
dingin terjadi kristalisasi sehingga terdapat endapan paracetamol yang mengkristal. Oleh
karena itu dilakukan penyaringan untuk mendapatkan larutan yang homogen. Kristalisasi
tersebut menyebabkan dosis paracetamol yang digunakan tidak sesuai dengan dosis awal
karena endapan paracetamol tidak dipakai. Karena keterbatasan bahan kita tidak bisa
mengulang proses ini sehingga hasilnya yang ada dalam sediaan tersebut kadar paracetamol
berkurang.
Selanjutnya melarutkan metil paraben dan propil paraben yang berfungsi sebagai
pengawet dengan air panas, tetapi karena tidak terlarut semua maka dipanaskan. Setelah
didinginkan larutan metil paraben dan propil paraben membentuk endapan akibat proses
kristalisasi. Oleh karena itu prosedur diulangi menggunakan pelarut lain yaitu etanol masing-
masing 1 ml. Hal ini berbeda dengan literatur yang sebelumnya kita pakai yaitu melarutkan
dengan air panas, tetapi melarutkan dengan etanol lebih cepat dan hanya dibutuhkan sedikit
etanol dan sebenarnya tidak terlalu berefek buruk pada sediaan.
KESIMPULAN
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau penganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Pada
praktikum kali ini dilakukan formulasi sirup parasetamol dan succus liquiritae dengan
komposisi formulanya adalah paracetamol 120 mg / 5 mL, succus liquiritae 167 mg / 5 mL,
sakarin sodium 0,25 %, metil paraben 0,09 %, propil paraben 0,1 % dan aquadest ad 60 mL.
Setelah dilakukan formulasi dan sirup sudah jadi, selanjutnya dilakukan kontrol
kualitas sediaan jadi meliputi evaluasi organoleptik, penetapan bobot jenis, uji pH, uji volume
terpindahkan, uji kejernihan dan uji pertumbuhan mikroorganisme. Dari hasil evaluasi
kualitas sediaan jadi diperoleh sirup dengan warna coklat kehitaman, jernih, rasa mint agak
sedikit manis, bau khas succus (tidak menyengat), berat jenis 1,0147 gram/ml, pH 5,299.
Volume terpindahkan pada botol 1, 2, 3, 4 dan 5 secara berurutan adalah 61,2 mL, 61 mL, 60
mL, 60 mL, dan 60 mL. Untuk uji mikroba, tidak menunjukkan indikasi adanya mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Farmakope Indonesia Edisi Keempat. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Product Volume 3 Second
Edition.
Rowe, Raymon C, Paul J. Sheskey, Sian C. Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutial
Excipients Fifth Edition. London : Pharmaceutial Press.
U.S Pharmacopeia. 2007.