sistem air bersih

27
1 ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PLAMBING PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT RONNY WIBOWO / 20406648 Fakultas Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung ini meliputi sistem penyediaan air bersih, instalasi air bersih, analisa perhitungan kebutuhan air bersih yang meliputi mengetahui perkiraan jumlah penghuni, mengetahui pemakaian air bersih dalam sehari, dan mengetahui berapa pemakaian air bersih berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing, analisa perhitungan perencanaan pipa air bersih yang meliputi mengetahui dimensi pipa air bersih dari ground water tank ke roof tank, mengetahui debit aliran pipa dinas, head kerugian gesek aliran dalam pipa, mengetahui kerugian tekanan, dan analisa perhitungan pompa. Kata Kunci : Sistem Penyediaan Air Bersih, Peralatan dan Perlengkapan (Equipment), Instalasi Plambing Air Bersih, Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa Air Bersih, Analisa Perhitungan Pompa.

Upload: ahmad-dedy-kasih

Post on 21-Oct-2015

674 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

air bersih

TRANSCRIPT

1

ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PLAMBING PENYEDIAAN

AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

RONNY WIBOWO / 20406648Fakultas Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin

ABSTRAKSI

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan

gedung. Sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung ini meliputi sistem penyediaan

air bersih, instalasi air bersih, analisa perhitungan kebutuhan air bersih yang meliputi

mengetahui perkiraan jumlah penghuni, mengetahui pemakaian air bersih dalam sehari, dan

mengetahui berapa pemakaian air bersih berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing, analisa

perhitungan perencanaan pipa air bersih yang meliputi mengetahui dimensi pipa air bersih

dari ground water tank ke roof tank, mengetahui debit aliran pipa dinas, head kerugian gesek

aliran dalam pipa, mengetahui kerugian tekanan, dan analisa perhitungan pompa.

Kata Kunci : Sistem Penyediaan Air Bersih, Peralatan dan Perlengkapan

(Equipment), Instalasi Plambing Air Bersih, Analisa Perhitungan

Kebutuhan Air Bersih, Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa Air

Bersih, Analisa Perhitungan Pompa.

2

PENDAHULUANLatar belakang penulisan ini adalah

dengan melihat perkembangan jaman

pembangunan building office dan

apartemen banyak sekali dengan berbagai

macam bentuk bangunannya. Salah

satunya adalah kontruksi pada

pembangunan building office dan

apartemen di dalamnya yang meliputi

adanya Plumbing, Fire Fighting, MVAC

(Mechanical Ventilation Air Conditioner),

di dalam latar belakang ini yang akan di

bahas adanya perencanaan sistem instalasi

plambing pada building office Menara

Allianz yang berlantai 28, dan dimana

letak lokasi dari Menara Allianz itu sendiri

berada pada tempat yang strategis yaitu

dipusat kota Jakarta yang penuh dengan

menara office, maka persaingan pada

bentuk dan sistem instalasi pada menara

harus lebih ditingkatkan dari segi

kenyamanan dan keamanan. Di dalam

perencanaan sistem instalasi plambing

penyediaan air bersih pada building office

Menara Allianz sangat diperlukan

didalamnya yang terbagi menjadi 4 sub

sistem, yaitu sistem penyediaan air bersih,

Equipment, pengertian instalasi plambing

penyediaan air bersih, analisa perhitungan

kebutuhan air bersih, dan analisa

perhitungan perencanaan pipa air bersih.

Penulis merasa perlu memberikan

pengetahuan dari apa yang di dapatkan

sewaktu melakukan analisa di PT

Medialand International yaitu pada sistem

instalasi plambing penyediaan air bersih

pada gedung ini, agar menambah

pengetahuan tentang cara instalasi

plambing penyediaan air bersih. Karena

sistem plambing adalah bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari bangunan gedung,

oleh karena itu perencanaan sistem

plambing haruslah dilakukan bersamaan

dan sesuai dengan tahapan-tahapan

perencanaan gedung ini, dalam rangka

penyediaan air bersih baik dari kualitas

dan kuantitas.

LANDASAN TEORIPlambing

Plambing merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dalam

pembangunan gedung. Oleh karena itu,

perencanaan dan perancangan sistem

plambing haruslah dilakukan bersamaan

dan sesuai dengan tahapan-tahapan

perencanaan dan perancangan gedung itu

sendiri, dengan memperhatikan secara

seksama hubungannya dengan bagian-

bagian kontruksi gedung serta dengan

peralatan lainnya yang ada dalam gedung

tersebut.

Pada jenis penggunaan sistem

plambing ini sangat tergantung pada

kebutuhan dari bangunan yang

bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan

dan perancangan sistem plambing dibatasi

pada pendistribusian dan penyediaan air

bersih.

Plambing didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan pemasangan pipa dengan

peralatannya di dalam gedung atau gedung

yang berdekatan yang bersangkutan

dengan Air Bersih dan Air Buangan yang

dhubungkan dengan sistem saluran kota.

Adapun fungsi dari sistem instalasi

plambing adalah :

a. Menyediakan air bersih ke tempat-

tempat yang dikehendaki dengan

tekanan yang cukup.

b. Membuang air kotor dari tempat-tempat

tertentu tanpa mencemarkan bagian

penting lainnya.

3

Dalam sistem plambing memerlukan

peralatan yang mendukung terbentuknya

sistem plambing yang baik. Jenis peralatan

plambing dalam artian khusus,istilah

“Peralatan Plambing” meliputi :

a. Peralatan untuk penyediaan air bersih /

air minum.

b. Peralatan untuk penyediaan air panas.

c. Peralatan untuk pembuangan dan

ventilasi.

d. Peralatan Saniter (Plumbing Fixtures).

Dalam artian yang lebih luas, selain

peralatan-peralatan tersebut diatas, istilah

“Peralatan plambing” seringkali digunakan

untuk mencakup :

a. Peralatan pemadaman kebakaran.

b. Peralatan pengolahan air kotor ( tangki

septik).

c. Peralatan penyediaan gas.

d. Peralatan dapur.

e. Peralatan untuk mencuci (laundry).

f. Peralatan pengolahan sampah.

g. Berbagai instalasi pipa lainnya.

Alat plambing adalah semua

peralatan yang dipasang di dalam ataupun

di luar gedung, untuk menyediakan air

(memasukan) air panas atau air dingin, dan

untuk menerima (mengeluarkan) air

buangan, atau secara singkat dapat

dikatakan semua peralatan yang dipasang

pada :

● Ujung akhir pipa, untuk

memasukkan air.

● Ujung awal pipa, untuk membuang

air.

Prosedur Perencanaan

Rancangan konsep

Dalam menyiapkan rancangan

konsep sistem plambing, hal-hal

berikut ini perlu diketahui :

1. Jenis dan penggunaan gedung

2. Denah bangunan

3. Jumlah penghuni

Penelitian lapangan

Dalam tahap rancangan konsep,

penelitian lapangan sangat penting di

samping hal-hal yang disebut di atas.

Penelitian lapangan yang kurang

memadai atau pun tidak lengkap tidak

hanya akan menimbulkan kesulitan

pada tahap awal perancagan, tetapi

bahkan dapat menyebabkan

terhambatnya pelaksanaan pemasangan

instalasi. Oleh karena itu, penelitian

lapangan merupakan bagian dari

pekerjaan perencanaan dan

perancangan. Penelitian lapangan tidak

hanya berarti kunjungan ke lokasi

pembangunan gedungnya dan melihat

situasi tempat, tetapi mencakup pula

perundingan dengan instansi

Pemerintah yang berwenang, menjajagi

pendapat instansi pengairan dan

perikanan setempat, serta penilitan

yang menyangkut hak penggunaan air

dan pembuangan air.

Rencana dasar

A.) Masalah umum

Dalam tahap ini disiapkan

dasar-dasar perancangan, dengan

menggunakan rencana konsep serta

data yang diperoleh dari penelitian

lapangan. Antara lain perlu dilakukan :

1. Pertemuan dengan pemilik

gedung atau perancang

gedung

2. Penyesuaian dengan

persyaratan gedung

maupun peralatan lainnya.

B.) Pemilihan peralatan

Setelah menetapkan dasar-

dasar perancangan, jenis sistem

plambing dapat dipilih, data untuk

4

perhitungan perancangan dapat

disiapkan dan jenis-jenis perlatannya

dipelajari.

Rancangan pendahuluan

Berdasarkan rencana dasar

yangtelah dibuat, kapasitas dari sistem

dan perletakan peralatan plambing

dipelajari lebih detail dengan

menggunakan gambar-gambar

pendahuluan denah bangunan.

Rancangan pelaksanaan

Setelah rancangan

pendahuluan diperiksa dan disetujui

oleh pemilik gedung atau pun

perancang gedung, perhitungan dan

gambar-gambar pelaksanaan dapat

disiapkan. Selain itu juga disiapkan

dokumen spesifikasi dan perkiraan

biaya pelaksanaan. Kontraktor

pelaksana akan membuat penawaran

biaya pelaksanaan berdasarkan gambar

rancangan dan spesifikasi tersebut,

yang akan menjadi bagian penting dari

dokumen kontraknya dengan pemberi

tugas (pemilik gedung). Di samping

itu, kontraktor pelaksana akan

menyiapkan pula gambar-gambar kerja

(shop drawings) untuk menunjukkan/

menegaskan detail pemasangan. Oleh

karena itu, tidaklah dapat diterima

adanya kesalahan/kekurangan dalam

rancangan pelaksanaan sistem

plambing, demikian pula adanya

perbedaan maupun ketidak cocokan

dengan pekerjaan rancangan arsitektur,

struktur, elektrikal dan mekanikal.

Perlu ditekankan pentingnya

pemeriksaan dokumen-dokumen

rancangan yang menyangkut seluruh

disiplin.

Gambar Diagram Sistem

Plambing Penyediaan Air Bersih

Undang-undang, Peraturan dan

Standar

Walaupun belum disahkan sebagai

suatu peraturan yang diundangkan, untuk

wilayah negara Republik Indonesia

hendaknya digunakan buku ”Pedoman

Plambing Indonesia” yang telah disiapkan

oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Departemen Pekerjaan Umum. Apabila

ada hal-hal yang belum diatur dalam buku

Pedoman tersebut, selama tidak

bertentangan dengan peraturan-peraturan

Pemerintah yang berlaku,dapat pula

digunakan standar-standar secara

Internasional.

5

Perancangan Sistem Penyediaan Air

Bersih

Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air

Kualitas Air

Sebagiamana disebutkan dalam

fungsi peralatan plambing, tujuan

terpenting dari sistem penyediaan air

adalah menyediakan air bersih. Penyediaan

air bersih dengan kualitas yang tetap baik

merupakan prioritas utama. Banyak negara

telah menetapkan standar kualitas untuk

tujuan ini.

Tabel 2.1 menunjukkan standar

kualitas air bersih yang berlaku pada

beberapa negara, dan Tabel 2.2 standar

kualitas air bersih yang berlaku di

Indonesia. Standar dari Badan Kesehatan

Sedunia (WHO) dalam Tabel 2.1

dimaksudkan terutama untuk negara-

negara yang sedang berkembang, dan juga

untuk menyamakan standar kualitas air

minum dan air bersih untuk alat angkutan

Internasional (kapal dan pesawat terbang).

Negara-negara yang masih akan

menetapkan standar kualitas air minumnya

diharapakan menggunakan standar WHO

tersebut.

Standar negara Jepang untuk kadar-

sisa chlor dalam air telah ditetapkan

sebagai langkah penting di bidang

kesehatan, dan dinyatakan dalam Undang-

undang Pelayanan Air dan Undang-undang

Pengamanan Sanitasi Dalam Gedung (lihat

Tabel 2.3).

Untuk gedung-gedung yang

dibangun di daerah mana tidak tersedia

fasilitas penyediaan air minum untuk

umum, seperti di tempat terpencil di

pegunungan atau di pulau, penyediaan air

akan diambil dari sungai, air tanah dangkal

atau dalam, dan sebagainya. Dalam hal

demikian, air baku tersebut haruslah diolah

dalam gedung atau dalam instalasi

pengolahan agar dicapai standar kualitas

air yang berlaku.

Pencegahan Pencemaran Air

Sistem penyediaan air bersih

meliputi beberapa peralatan seperti tangki

air bawah (GWT), tangki air atas (RWT),

pompa-pompa, perpipaan, dan dimana

yang sudah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Dalam peralatan-peralatan

ini, air bersih harus dapat dialirkan ke

tempat-tempat yang dituju tanpa

mengalami pencemaran. Pencegahan

pencamaran lebih ditekankan pada sistem

penyediaan air bersih, dan ini adalah faktor

terpenting ditinjau dari segi kesehatan.

Walapun demikian, pencemaran adalah

suatu kejadian yang dapat dengan mudah

terjadi di bagian manapun. Sebagai contoh

di Amerika serikat, negara yang dianggap

paling terkemuka di bidang plambing,

dilaporkan bahwa pencemaran air minum

dan air bersih telah membunuh lebih dari

100 orang dan menyebabkan sakitnya

sekitar 1000 orang di kota Chicago antara

tahun 1932 sampai 1993.

Hal-hal yang dapat menyebabkan

pencemaran antara lain, masuknya

kotoran, tikus, serangga ke dalam tangki

yang menyebabkan terjadinya karat dan

rusaknya bahan tangki dan pipa yang

terhubung pipa air bersih dengan pipa

lainnya, tercampurnya air bersih dengan

air dari jenis kualitas lainnya, seperti

aliran-balik (backflow) air dari jenis

kualitas lain ke dalam pipa air bersih.

Dari contoh-contoh diatas nyatalah

bahwa pencemaran dapat dengan mudah

terjadi, tetapi juga sebenarnya tidaklah

terlalu sulit mencegahnya. Di bawah ini

akan dikemukakan beberapa contoh

pencemaran dan pencegahannya.

6

A. Larangan hubungan pintas

Yang dimaksud dengan hubungan

pintas ( cross connection), adalah

hubungan fisik antara dua sistem pipa yang

berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih

dan sistem pipa launnya berisi air yang

tidak diketahui atau diragukan kualitasnya,

dimana air akan dapat mengalir dari satu

sistem ke sistem yang lainnya.

Di Amerika Serikat dan beberapa

negara lainnya, hubungan pintas ini secara

tegas dilarang. Sebagai misal, membuat

hubungan pintas antara sebuah tangki air

minum dengan tangki air bukan air

minum, walaupun diperkirakan tidak akan

terjadi pencemaran, sama sekali tidak

diperbolehkan.

Demikian pula sistem perpipaan air

bersih tidak boleh dihubungkan dengan

sistem perpipaan lainnya. Sistem

perpipaan air bersih dan peralatannya tidak

boleh terendam dalam air kotor atau bahan

lain yang tercemar.

B. Pencegahan aliran-balik

Aliran-balik (blackflow) adalah aliran

air atau cairan lain, zat atau campuran, ke

dalam sistem perpipaan air bersih, yang

berasal dari sumber lain yang bukan untuk

air bersih. Aliran balik tidak dapat

dipisahkan dari hubungan pintas dan ini

disebabkan oleh terjadinya efek siphon-

balik (back siphonage). Dengan perkataan

lain, sistem perpipaan air bersih yang

dapat menimbulkan efek siphon-balik

dapat juga disebut mempunyai hubungan

pintas. Efek siphon-balik adalah

terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air

bersih dari air bekas, air kotor, air hujan,

dan dari peralatan saniter atau tangki,

disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif

dalam pipa.

Sudah pernah terbukti bahwa aliran-

balik ini dapat menimbulkan penyakit

yang mematikan, dan dalam kehidupan

sehari-hari aliran balik ini terjadi oleh

karena sembrono atau kurang pengetahuan

tentang sistem plambing.

Sebagai contoh dapat dilihat

kemungkinan-kemungkinan pada bak

mandi, bak cuci piring (pantry), janitor,

dan sebagainya. Apabila pencucian

dilakukan dalam bak dengan slang air

tersambung pada keran sedang ujung slang

terendam dalam air cucian, air kotor bekas

cucian dapat terisap ke dalam sistem pipa

air bersih pada waktu terjadi tekanan

negatif. Tekanan negatif dalam sistem pipa

sering disebabkan oleh terhentinya

penyediaan air bersih, atau karena

pertambahan kecepatan aliran yang cukup

besar dalam pipa.

Contoh suatu efek siphon-balik,

misalnya pada keadaan di mana katup pada

titik A ditutup untuk perbaikan sistem pipa

atau pembersihan tangki atas (RWT),

sedangkan slang air yang terpasang pada

keran B ujungnya tetap terendam dalam

ember berisi air. Apabila keran C

dibuka,tekanan negatif akan timbul dalam

sistem pipa keran A tetap tertutup.

Tekanan negatif ini menyebabkan air kotor

dari ember terisap masuk melalui keran B

dan keluar melalui keran C.

Peralatan-peralatan berikut ini dapat

menimbulkan efek siphon-balik :

- Berbagai macam perlaatan untuk

menyimpan air (tangki air, tangki

ekspansi, menara pendingin, kolam

renang, kolam lainnya.)

- Peralatan yang dapat menampung air

(bak cuci tangan, bak cuci dapur,

dsb)

- Beberapa peralatan khusus (peralatan

dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb)

Pencegahan aliran-balik dapat

dilakukan dengan menyediakan celah

7

udara atau memasang penahan aliran-

balik.

Gambar Contoh terjadinya aliran-

balik

Pengertian Instalasi Plambing

Penyediaan Air Bersih

Sistem ini adalah dimana Sumber air

bersih diambil dari PDAM dimasukan ke

dalam bak penampung air bersih Ground

Water Tank (GWT), sedangkan sumber air

yang berasal dari tanah atau sumur dalam

(deep well) dimasukan kedalam

penampung air baku (raw water tank).

Air dari Deep Well ini masuk ke

tangki penampungan yang berfungsi juga

sebagai tangki pengendap lumpur atau

pasir yang terbawa dari sumur. Air yang

berada di raw water tank diolah

(treatment) di instalasi Water Treatment

Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear

water tank atau ground water tank,

selanjutnya dialirkan ke tangki air atap

(roof tank) dengan menggunakan pompa

transfer. Distribusi air bersih pada empat

lantai teratas untuk mendapatkan tekanan

cukup umummnya menggunakan pompa

pendorong (booster pump), sedangkan

untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan

secara gravitasi.

Dewasa ini, sistem penyediaan air

bersih yang banyak digunakan dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Sistem sambungan langsung

2. Sistem tangki atap

3. Sistem tangki tekan

4. Sistem tanpa tangki (booster system)

Gambar Contoh peredaman pukulan air

pada sisi keluar pompa

SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG

Dalam sistem ini pipa distribusi

dalam gedung langsung dengan pipa

utama penyediaan air bersih (misalnya :

pipa utama dibawah jalan dari

perusahaan air minum). Karena

terbatasnya tekanan dalam pipa utama

dan dibatasinya ukuran pipa, cabang dari

pipa utama tersebut, maka sistem ini

terutama dapat diterapkan untuk

perumahan dan gedung-gedung kecil dan

rendah. Ukuran pipa cabang biasnya

diatur/ditetapkan oleh perusahaan air

minum. Tangki pemanas air biasanya

tidak disambung langsung kepada pipa

8

distribusi, dan dibeberapa daerah tidak

diizinkan memasang katup gelontor

(flush valve).

Gambar Contoh sistem sambungan

langsung

SISTEM TANGKI ATAPApabila sistem sambungan

langsung oleh berbagai alasan tidak

dapat diterapkan, sebagai gantinya

banyak sekali digunakan sistem tangki

atap, terutama di negara Amerika Serikat

dan Jepang. Dalam sistem ini, air

ditampung lebih dahulu dalam tangki

bawah (dipasang pada lantai terendah

bangunan atau dibawah muka tanah)

kemudian dipompakan ke suatu tangki

atas yang biasanya dipasang diatas atap

atau diatas lantai tertinggi bangunan.

Dari tangki atap ini diterapkan seringkali

dengan alasan-alasan berikut :

a. Selama air digunakan,

perubahan tekanan yang

terjadi pada alat plambing

hampir tidak terjadi,

perubahan tekanan ini

hanyalah akibat muka air

dalam tangki atap.

b. Sistem pompa yang dinaikkan

air tangki atap bekerja

otomatis dengan cara yang

sangat sederhana sehingga

kecil sekali kemungkinan

timbulnya kesulitan. Pompa

biasanya dijalankan dan

dimatikan oleh alat yang

mendeteksi muka dalam

tangki atap.

c. Perawatan tangki atap sangat

sederhana jika dibandingkan

dengan tangki tekan.

Untuk bangunan-bangunan yang

cukup besar, sebaiknya disediakan

pompa cadangan untuk menaikkan air ke

tangki atap. Pompa cadangan ini dalam

keadaan normal biasanya dijalankan

bergantian dengan pompa utama, untuk

menjaga agar kalau ada kerusakan atau

kesulitan maka dapat segera diketahui.

Apabila tekanan air dalam pipa

utama cukup besar, air dapat langsung

dialirkan ke dalam tangki atap tanpa

disimpan dalam tangki bawah dan

dipompa. Dalam keadaan demikian

ketinggian lantai atas yang dapat dilayani

akan tergantung pada besarnya tekanan

air dalam pipa utama.

Hal terpenting dalam sistem

tangki atap ini adalah menentukan letak

“tangki atap” tersebut apakah dipasang

di dalam langit-langit, atau di atas atap

(misalnya untuk atap dari beton) atau

dengan suatu kontruksi menara yang

khusus. Penentuan ini harus didasarkan

pada jenis alat plambing yang dipasang

pada lantai tertinggi bangunan dan

tekanan kerja yang tinggi.

9

Gambar Contoh sistem dengan tangki atap

SISTEM TANGKI TEKAN

Sistem tangki tekan diterapkan

dalam keadaan dimana suatu kondisi

tidak dapat digunakan sistem sambungan

langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah

sebagai berikut :

Air yang telah ditampung dalam

tangki bawah, dipompakan ke dalam

suatu bejana (tangki) tertutup sehingga

udara di dalamnya terkompresi. Air dalam

tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu

distribusi bangunan. Pompa bekerja

secara otomatis yang diatur oleh suatu

detektor tekanan, yang menutup /

membuka saklar motor listrik penggerak

pompa. Pompa berhenti bekerja kalau

tekanan tangki telah mencapai suatu batas

minimum yang ditetapkan, daerah

fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan

antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah

yang makin lebar biasanya baik bagi

pompa karena memberikan waktu lebih

lama untuk berhenti, tetapi seringkali

menimbulkan efek yang negatif pada

peralatan plambing.

Dalam sistem ini udara yang

terkompresi akan menekan air ke dalam

sistem distribusi dan setelah berulang kali

mengembang dan terkompresi lama

kelamaan akan berkurang, karena larut

dalam air atau ikut terbawa keluar tangki.

Sistem tangki tekan biasanya dirancang

agar volume udara tidak lebih dari 30%

terhadap volume tangki dan 70% volume

tangki berisi air. Bila mula-mula seluruh

tangki berisi udara pada tekanan atmosfer,

dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0

sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka

sebenarnya volume efektif air yang

mengalir hanyalah sekitar 10% dari

volume tangki. Untuk melayani

kebutuhan air yang besar maka akan

diperlukan tangki tekan yang besar.

Untuk mengatasi hal ini maka tekanan

awal udara dalam tangki dibuat lebih

besar dari tekanan atmosfer (dengan

memasukkan udara kempa ke dalam

tangki).

Kelebihan sistem tangki tekan yaitu :

1. Lebih menguntungkan dari segi

estetika karena tidak terlalu mencolok

dibandingkan dengan tangki atap.

2. Mudah perawatannya karena dapat

dipasang dalam ruang mesin bersama

pompa-pompa lainya.

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan

dengan tangki yang harus dipasang di

atas menara.

Sedangkan kekurangannya yaitu :

1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0

kg/cm2 sangat besar dibandingkan

dengan sistem tangki atap yang

hampir tidak ada fluktuasinya.

Fluktuasi yang besar ini dapat

menimbulkan fluktuasi aliran air yang

cukup berarti pada alat plambing, dan

pada alat pemanas gas dapat

menghasilkan air dengan temperatur

yang berubah-ubah.

2. Dengan berkurangnya udara dalam

tangki tekan, maka setiap beberapa

hari sekali harus ditambahkan udara

10

kempa dengan kompresor atau dengan

menguras seluruh air dalam tangki

tekan.

3. Sistem tangki tekan dapat dianggap

sebagai suatu sistem pengaturan

otomatik pompa penyediaan air saja

dan bukan sebagai sistem

penyimpanan air seperti tangki atap.

4. Karena jumlah air yang efektif

tersimpan dalam tangki tekan relatif

sedikit, maka pompa akan sering

bekerja sehingga menyebabkan

keausan pada saklar yang lebih cepat.

Variasi yang ada pada sistem tangki tekan

antara lain :

1. Sistem Hydrocel

Sistem ini menggunakan alat yang

dinamakan “Hydrocel” ciptaan Jacuzzi

Brothers Inc. Sebuah perusahaan di

Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang

lalu, sebagai penganti udara dalam

tangki tekan.

Sistem ini mengunakan tabung-

tabung berisi udara dibuat dari bahan

karet khusus, yang akan mengkerut dan

mengembang sesuai dengan tekanan

air dalam tangki. Dengan demikian

akan mencegah kontak langsung antara

udara dengan air sehingga selama

pemakaian sistem ini tidak perlu

ditambah udara setiap kali.

Kelemahannya hanyalah bahwa

volume air yang tersimpan relatif

sedikit.

2. Sistem Tangki Tekan dengan

Diafram

Tangki tekan pada sistem ini

dilengkapi dengan diafram yang dibuat

dari bahan karet khusus, untuk

memisahkan udara dengan air. Dengan

demikian akan menghilangkan

kelemahan tangki tekan sehubungan

dengan perlunya pengisian udara

secara periodik.

Gambar Contoh sistem tangki tekan

Sistem Tanpa Tangki (Booster System)

Dalam sistem ini tidak digunakan

tangki apapun, baik tangki bawah, tangki

tekan, ataupun tangki atap. Air

dipompakan langsung ke sistem distribusi

bangunan dan pompa penghisap air

langsung dari pipa utama (misalnya pipa

utama perusahaan air minum). Di Eropa

dan Amerika Serikat cara ini dapat

dilakukan kalau pipa masuk pompa

diameternya 100 mm atau kurang. Sistem

ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik

oleh Perusahaan Air Minum maupun pada

pipa-pipa utama dalam pemukiman

khusus (tidak untuk umum).

Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan

dengan kecepatan pompa, yaitu :

1. Sistem kecepatan putaran

pompa konstan, Pompa utama

selalu bekerja sedangkan

pompa lain akan bekerja secara

otomatik yang diatur oleh

tekanan.

2. Sistem kecepatan putaran

pompa variabel, Sistem ini

untuk mengubah kecepatan

atau laju aliran diatur dengan

11

mengubah kecepatan putaran

pompa secara otomatik. Sistem

kecepatan putaran pompa

variabel mempunyai

keuntungan/ kerugiannya antara

lain :

1. Mengurangi tingkat

pencemaran air karena tidak

menggunakan tangki,

2. Mengurangi terjadinya karat

karena tidak kontak udara

langsung,

3. Beban struktur semakin

ringan karena tidak ada

tangki atas,

4. Biaya pemakaian daya

listrik besar,

5. Penyediaan air bersih

tergantung pada

sumberdayanya,

6. Investasi awal besar.Gambar Contoh kombinasi tangki

penampang air minum

(dari PDAM), pompa

dan tangki tekan

Gambar Tampak luar

Alat Plambing

Definisi alat plambing

Istilah “alat plambing” digunakan

untuk semua peralatan yang dipasang di

dalam ataupun di luar gedung, untuk

menyediakan air (memasukan) air panas

12

atau air dingin, dan untuk menerima

(mengeluarkan) air buangan, atau secara

singkat dapat dikatakan semua peralatan

yang dipasang pada :

● Ujung akhir pipa, untuk

memasukkan air.

● Ujung awal pipa, untuk membuang

air.

Bahan yang dianjurkan sebagai alat

plambing harus memenuhi syarat-syarat

berikut :

1. Tidak menyerap air (atau,

sedikit sekali)

2. Mudah dibersihkan

3. Tidak berkarat dan tidak

mudah aus

4. Relatif mudah dibuat

5. Mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan

adalah porselen, besi atau baja yang

dilapis, berbagai jenis plastik, dan baja

tahan karat. Untuk bagian alat plambing

yang tidak atau jarang terkena air, ada juga

digunakan bahan kayu. Alat plambing

yang tergolong “mewah” menggunakan

juga marmer kualitas tinggi. Bahan lain

yang ada pada masa sekarang mulai

banyak digunakan, terutama untuk bak

mandi (bath tub) adalah FRP atau resin

polyester yang diperkuat dengan anyaman

serat gelas.

Peralatan Saniter

Peralatan saniter pada gedung ini

yang hanya menggunakan air bersih adalah

bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring

(pantry), dan pancuran mandi, peralatan

saniter umumnya dibuat dari bahan

porselen atau keramik. Bahan ini sangat

popular karena biaya pembuatannya cukup

murah, dan ditinjau dari segi sanitasi

sangat baik. Bahan lain yang cukup

banyak digunakan di Indonesia adalah

“teraso”, walaupun untuk membersihkan

lebih sulit dari pada bahan porselen.

Beberapa jenis peralatan saniter

yang menggunakan air bersih pada gedung

ini, sebagai berikut :

1. Bak cuci tangan

Pada gedung ini, bak

cuci tangan meliputi bak cuci

tangan kecil dan bak cuci

tangan. Bak cuci tangan kecil

ialah tempat untuk menyuci

tangan (wastafel), sedangkan

bak cuci tangan pada gedung

ini ialah tempat yang

digunakan untuk mengambil air

berwudhu, dimana pemakaian

air bersih pada bak cuci tangan

ini terlalu banyak.

Gambar Contoh bak cuci tangan

2. Janitor

Janitor adalah tempat

pencucian (pembersihan) kain

pel dan biasanya juga dipakai

untuk menyuci pakaian

(laundry), tapi pada gedung ini

janitor hanya digunakan untuk

tempat pencucian kain pel saja.

13

Gambar Contoh Janitor

3. Bak cuci piring (pantry)

Bak cuci piring (pantry)

ini adalah tempat pencuci

piring untuk para penghuni

gedung ini.

Gambar Contoh bak cuci

piring

4. Pancuran Mandi

Pancuran mandi yang

disambung dengan pipa

fleksibel (hand shower)

sekarang ini makin banyak

digunakan,di samping pancuran

yang dipasang tetap pada

dinding. Pancuran mandi

semacam ini memberikan

keleluasaan lebih dalam

penggunaannya untuk mandi,

tetapi dalam keadaan tertentu

dapat menimbulkan

kemungkinan aliran balik. Hal

ini bisa terjadi kalau misalnya

katup pancuran tersebut dalam

keadaan terbuka sedang kepala

pancurannya, ketika katup

pancuran tersebut terbenam

dalam bak mandi (bath tub).

Apabila dalam pipa air bersih

ke pancuran terjadi tekanan

negative, air bekas yang di

dalam bak mandi dapat tersedot

balik ke dalam pipa dan

mencemari air bersih dalam

pipa. Untuk mencegah hal ini,

seharusnya dipasang pemecah

vakum untuk menghindarkan

aliran balik. Pemecah vakum

tersebut dapat dipasang dalam

sistem pipa atau sambungan

pipa dengan pipa fleksibel yang

menghubungkan kepala

pancuran.

Gambar Contoh instalasi katup

pancuran bak mandi (Shower)

Di dalam kamar mandi

di mana ada bak mandi dengan

pancuran seperti ini dan juga

ada bak pencuci tangan, bibir

taraf banjir bak cuci tangan

akan lebih tinggi dari bibir taraf

banjir bak mandi. Untuk

mencegah pencemaran air

dalam pipa ke bak cuci tangan

akibat aliran balik dari bak

mandi melalui kepala pancuran,

sebaiknya pemecah vakum

dipasang pada tempat yang

letaknya sekurang-kurangnya

15 cm di atas bidang bibir taraf

banjir dari alat plumbing

14

tertinggi yang berada dalam

ruang kamar mandi tersebut.

5. Keran penyiram tanaman

Keran penyiram tanaman

ini, untuk menyiramkan

tanaman di sekitar bangunan

gedung ini.

Gambar Contoh keran tanaman

6. Keran pengisi air kolam

Keran ini digunakan

hanya untuk mengisi air kolam

yang ada di halaman gedung

ini.

Gambar 2.14 Contoh keran

pengisi air kolam

Fiting Saniter

Keran air

Keran air ada beberapa macam :

1. Keran air yang dapat dengan

mudah dibuka dan ditutup, yang

umum digunakan untuk berbagai

keperluan.

2. Keran air yang dibuka akan

menutup sendiri,misalnya untuk

cuci tangan.

3. Keran air yang laju alirannya

diatur oleh ketinggian muka air,

yaitu keran atau katup

pelampung.

Gambar Contoh katup siram

untuk cuci tangan

Gambar Contoh sumbat bola

untuk tangki siram

Perlengkapan tambahan

Berbagai perlengkapan

tambahan (accessories) diperlukan untuk

alat plambing. Yang terpenting untuk

diperhatikan adalah tempat duduk pada

kloset duduk.

15

Gambar Contoh pancuran air minum

yang tergantung pada dinding (jenis

pancuran miring).

Gambar Contoh keran pancur putar

Penaksiran laju aliran air

Metoda penaksiran laju aliran air

Ada beberapa metoda yang

digunakan untuk menaksir besarnya laju

aliran air, di antaranya yang akan dibahas

di sini, yaitu :

a. Berdasarkan jumlah pemakai

(penghuni)

Penaksiran berdasarkan jumlah

pemakai (penghuni) adalah metoda

yang didasarkan pada pemakaian air

rata-rata sehari dari setiap penghuni,

dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan

demikian jumlah pemakaian air sehari

dapat diperkirakan, walaupun jenis

maupun jumlah alat plambing belum

ditentukan. Metoda ini praktis untuk

tahap perencanaan atau juga

perancangan.

Apabila jumlah penghuni

diketahui, atau ditetapkan, untuk

sesuatu gedung maka angka tersebut

dipakai untuk menghitung pemakaian

air rata-rata sehari berdasarkan

“standar” mengenai pemakaian air per

orang per hari untuk sifat penggunaan

gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah

penghuni tidak diketahui, biasanya

ditaksir berdasarkan luas lantai dan

menetapkan kepadatan penghuni per

luas lantai. Luas lantai gedung yang

dimaksudkan adalah luas lantai efektif,

tetapi tetap harus diperiksa terhadap

kondisi pemakaian gedung yang

dirancang.

Angka pemakaian air yang

diperoleh dengan metoda ini biasanya

digunakan untuk menetapkan volume

tangki bawah, tangki atap, pompa, dan

sebagainya. Sedangkan untuk ukuran

pipa yang diperoleh dengan metoda ini

hanyalah pipa penyediaan air.

b. Berdasarkan jenis dan jumlah alat

plambing

Penaksiran ini adalah metoda

yang digunakan apabila kondisi

pemakaian alat plambing dapat

diketahui. Juga harus diketahui jumlah

dari setiap jenis alat plambing dalam

gedung ini.

c. Berdasarkan unit beban alat

plambing

Pada penaksiran unit beban alat

plambing adalah dengan metoda ini untuk

setiap alat plambing ditetapkan suatu unit

beban (fixture unit). Untuk setiap bagian

pipa dijumlahkan besarnya unti beban dari

semua alat plumbing yang dilayaninya,

16

dan kemudian dicari besarnya laju aliran

air dengan kurva pada gambar 2.34. Kurva

ini memberikan hubungan antara jumlah

unit beban alat plumbing dengan laju

aliran air, dengan memasukkan faktor

kemungkinan penggunaan serempak dari

alat-alat plambing.

Unit beban alat plambing penyediaan

air bersih

a) Untuk unit beban sampai 3000

b) Untuk unit beban sampai 250

(skala gambar diperbesar)

Berdasarkan unit beban alat

plambing, di mana setiap alat plambing

ditetapkan suatu unit beban (fixture unit).

Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan

besarnya laju aliran air dengan kurva pada

gambar di atas. Kurva ini memberikan

hubungan hubungan antara jumlah unit

beban alat plambing dengan laju aliran air,

dengan memasukkan faktor kemungkinan

penggunaan serempak dari alat-alat

plambing.

PEMBAHASAN DAN ANALISAProsedur Penilitian

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan

penelitian, biasanya selalu diawali dengan

penetapan tahapan atau langkah-langkah

penelitian. Berikut ini akan dijelaskan

mengenai metode penelitian yang

dilakukan dari awal penelitian hingga

akhir, yang ditunjukkan melalui sebuah

diagram alir atau flowchart.

Gambar diagram alur penilitian

Sistem Penyediaan Air Bersih

Pada sistem ini, sumber air bersih yang

didapatkan untuk penyuplaian air bersih

pada gedung ini ada 2 sumber, yaitu :

17

A. Sumber air bersih dari PDAM

Sumber air bersih dari PDAM dan

air bersih dari Deep Well (sumur dalam).

Dimana sumber air bersih yang didapat

dari PDAM yang kontinyu untuk

menyuplai air bersih selama 24 jam dan

ditampung didalam Ground Water Tank

(tangki air bawah) dan disalurkan ke Roof

Water Tank (tangki atas) untuk

menampung debit air yang dipompakan

melalui pompa air bersih.

B. Sumber air bersih dari Deep Well

Sumber air bersih yang didapat

dari deep well tidak kontinyu seperti

sumber air bersih dari PDAM, karena

sumber air bersih dari deep well hanya

akan digunakan apabila penyuplaian debit

air bersih dari PDAM mengalami

hambatan (rusak), sumber air bersih dari

deep well sama dengan sumber air bersih

pada perumahan yang didapat dari proses

pengeboran dalam tanah, hanya skala

proses pengambilan sumber air bersih dari

deep well lebih besar dibandingkan dengan

sumur pompa rumahan, dan air bersih

yang didapat langsung disalurkan ke

Ground Water Tank (tangki air bawah)

dengan pompa deep well.

Peralatan dan perlengkapan

(Equipment) Untuk Penyediaan Air

Bersih

Pengertian equipment disini adalah

untuk menjelaskan peralatan dan

perlengkapan yang akan di gunakan dalam

pengerjaan instalasi sistem plumbing, dan

dimana equipment untuk sistem air bersih

yang digunakan pada gedung ini, sebagai

berikut :

A. Pompa-pompa

1. Pompa air bersih

Pompa yang menyedot air

bersih dari tanki bawah dan

mengalirkannya ke tangki atas.

Gambar Pompa air bersih

2. Sand Filter

Untuk menyaring kotoran dari

air tangki atas setelah

melewati proses carbon filter.

Gambar Sand Filter

3. Carbon Filter

Untuk menyaring kotoran dari

air tangki atas lalu di alirkan

ke sand filter.

18

Gambar Carbon Filter

4. Pompa Booster

Pompa booster ini berada pada

atap gedung, dimana fungsi

dari pompa tersebut adalah

untuk menambah tekanan air,

agar cepat mengalir ke bawah.

Pompa booster ini hanya

melayani 4 lantai paling atas,

karena pada posisi ini daya

gravitasi air sangat kecil untuk

mengalir ke bawah.

Gambar Pompa Booster

5. Ground Water Tank (GWT)

Ini biasanya disebut dengan

tangki air bawah, karena

berada di lantai paling bawah

(basement). Fungsinya untuk

penampungan bak air bersih.

Air yang ditampung di tangki

bawah yaitu dari PDAM yang

kontinyu selama 24jam, dan

Deep Well. Tangki air bawah

ini mempunyai 2 bak

penampungan dengan

kapasitas masing-masing 450

m³ air.

Gambar Ground Water Tank (tangk air

bawah)

6. Roof Water Tank (RWT)

Ini biasanya disebut dengan

tangki air atas, karena berada

di atap gedung. Untuk

penampungan air atas, dimana

air tersebut dialirkan dari

tangki bawah. Tangki atas ini

terbuat dari berbahan FRP

(Fiberglass Reinforced

Plastic). Tangki air atas ini

mempunyai kapasitas 60 m³

air.

Gambar Roof Water Tank (tangki

air atas)

19

B. Deep Well

Deep well ini sama seperti sumur

pompa dirumah-rumah, mengambil

sumber air dalam dari tanah (sumur

dalam). Deep well ini berfungsi

untuk memperoleh air bersih untuk

memenuhi kebutuhan air bersih pada

menara ini. Tetapi air bersih dari

deep well ini hanya digunakan

apabila suplay air dari PDAM

mengalami keterlambatan atau

kerusakan, maka air bersih deep well

ini digunakan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih.

Gambar Diagram Deep Well

1. Pengeboran

Proses ini berada di dekat

taman belakang pada gedung

ini, agar mendapatkan air yang

bersih pengeboran dilakukan

dengan kedalaman 20 m.

Karena di kedalaman itu

didapatkan hasil air yang

bersih untuk memenuhi

kebutuhan air bersih.

Gambar Tempat Pengeboran

2. Pompa Deep Well

Pompa ini diletakan diatas

lubang yang telah dilakukan

pengeboran dengan

pemasangan pipa-pipa PVC

dan Galvanis yang masuk

kedalam lubang tersebut untuk

mengambil air bersih dari

tanah, posisi ini sama dengan

pompa sumur yang ada

dirumah-rumah. Pompa ini

berfungsi untuk menyedot air

bersih dari tanah yang telah

dilakukan pengeboran dan

langsung dialirkan ke tangki

air bawah untuk disatukan

dengan air bersih dari PDAM.

Pompa ini akan bekerja

apabila suplay air bersih dari

PDAM itu mengalami

keterlambatan atau kerusakan,

maka air bersih dari deep well

ini yang dipakai untuk

memenuhi kebutuhan air

bersih pada gedung ini.

Gambar Pompa Deep Well

Instalasi Plambing Penyediaan Air

Bersih

Instalasi plambing ini yaitu

rangkaian pipa-pipa dalam sistem

plambing penyediaan air bersih. Sistem

ini adalah dimana Sumber air bersih

diambil dari PDAM dimasukan ke dalam

bak penampung air bersih Ground Water

20

Tank (GWT), sedangkan sumber air yang

berasal dari tanah atau sumur dalam (deep

well) dimasukan kedalam penampung air

baku (raw water tank).

Air dari Deep Well ini masuk ke

tangki penampungan yang berfungsi juga

sebagai tangki pengendap lumpur atau

pasir yang terbawa dari sumur. Air yang

berada di raw water tank diolah

(treatment) di instalasi Water Treatment

Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear

water tank atau ground water tank,

selanjutnya dialirkan ke tangki air atap

(roof tank) dengan menggunakan pompa

transfer. Distribusi air bersih pada empat

lantai teratas untuk mendapatkan tekanan

cukup umummnya menggunakan pompa

pendorong (booster pump), sedangkan

untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan

secara gravitasi.

3.4.1 Peralatan utama

Pada gedung ini peralatan utama

yang digunakan adalah pipa dan

sambungan pipa yang telah ditetapkan

berdasarkan standar HASS 204, dan pada

instalasi plumbing penyediaan air bersih

gedung ini menggunakan 3 macam jenis

pipa, yaitu :

1. PIPA UPVC (Unplastized Polyvinyl

Chloride)

Pipa ini sering digunakan

pada pembangunan dalam

melakukan instalasi

plumbing, baik pembangunan

pemukiman maupun gedung.

Pipa ini terbuat dari bahan

UPVC (Unplastized

Polyvinyl Chloride) yang

banyak kelebihannya

dibanding material polimer

lainnya, seperti : tahan

terhadap korosi, kuat, ringan,

mudah dalam penyambungan

dan pemeliharaan. Dalam

gedung ini pipa UPVC ini

hampir semua digunakan

untuk instalasi plumbing

kecuali instalasi air panas.

Dan sistem setiap

penyambungan pipa ini

dilakukan dengan

menggunakan perekat pipa

(lem).

Gambar Pipa UPVC dan

Perekat pipa

2. PIPA PPR (Polypropylene

Random)

Pipa ini hanya digunakan

untuk instalasi air panas,

dimana pada gedung ini

dipasang untuk kamar mandi

eksekutif. Dan pipa ini

terbuat dari Polypropylene

Random type 3, yang

merupakan

material propylene dengan r

andom copolymer yang

21

disingkat PP-R type 3, yaitu

produk yang dirancang untuk

mengaliri air panas dan

dingin bertekanan. Sistem

penyambungan yang

digunakan oleh pipa PPR

adalah sistem

penyambungan heat fusion

dengan menggunakan alat

pemanas yang praktis dan

mudah.

Gambar Pipa PPR dan Alat

pemanas

3. PIPA Galvanis

Pipa ini digunakan untuk

keperluan instalasi air bersih,

dimana pemasangan pipa

galvanis itu di sambungkan

dengan pompa dan valve.

Pipa galvanis yang dipakai

pada proyek ini adalah pipa

galvanis GIP kelas medium,

sesuai dengan standar

SNI/SII (Medium A).

Gambar Pipa Galvanis

Analisa Perhitungan Kebutuhan Air

Bersih

Perkiraan Jumlah Penghuni

Proses ini adalah untuk mengetahui

jumlah penghuni gedung ini, di mana

gedung yang seluas 42000 m² dan

perbandingan luas lantai yang efektif (lihat

tabel 2.6), maka kita akan mengetahui

perkiraan jumlah penghuni gedung ini

dengan menggunakan persamaan (2.4),

sebagai berikut :

(0,6) x (42000) / 5 = 5040 orang

Keterangan :

µ : (0.6) perbandingan luas lantai yang

efektif (tabel 2.6)

L : luas bangunan gedung ini

Perhitungan Pemakaian Air Bersih

Proses ini akan mengambil data dari

tabel 2.6 yang di mana pemakaian pada

gedung kantor sebesar 100 liter/hari per

orang, maka akan di dapat dengan

persamaan 2.5 seperti ini :

Q = (5040) x (100) = 504000 liter

= 504 m³/hari

Keterangan :

n : 5040 orang (jumlah penghuni)

Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari

100: lihat tabel 2.6 (pemakaian air rata-rata

per hari)

22

Jadi, dapat diketahui bahwa pemakaian

air bersih per hari pada gedung ini adalah

504 m³/hari.

Dan diperkirakan perlu tambahan

sampai 20% untuk mengatasi kebocoran,

pancuran air, tambahan air untuk air panas

yang menggunakan solahart atau mesin

pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman

taman, dsb, sehingga pemakaian air rata-

rata sehari dapat diketahui dengan

persamaan 2.6 :

Qd = (1,20) x (504) = 604,8 m³/hari

Keterangan :

Qd : debit air bersih rata-rata per hari

1,20 : (100 lihat tabel 2.6 + 20%)

Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari

Jadi, dapat ketahui bahwa pemakaian air

bersih yang sudah ditambahkan 20%

pemakaian air rata-rata sehari adalah 604,8

m³/hari.

Pemakaian air bersih pada gedung ini

selama 8 jam, dapat diketahui dengan

persamaan 2.7 maka :

Qh = (604,8) / 8 = 75,6 m³/jam

Keterangan :

Qh : pemakaian air bersih per jam

Qd : 604,8 m³/hari

t : waktu pemakaian rata-rata per hari

Jadi, dapat diketahui jumlah pemakaian

air bersih selama 8 jam kerja adalah 75,6

m³/jam dan menetapkan c1 = 2 dengan

menggunakan persamaan 2.2 dan c2 = 3

dapat diketahui dengan persamaan 2.3,

maka :

Qh – max = (2) x (75,6) = 151,2 m³/jam

Qm–max= (3) x (75.6)/60 = 3,78 m³/menit

Hasil perhitungan pemakaian air bersih

pada gedung

Lantai Q

m3/h

ari

Qd

m3/h

ari

Qh

m3/j

am

Qh

max

m3/j

am

Qm

max

m3/m

enit

Perkant

oran

1-28

504 604,8 75.6 151,2 3,78

Keterangan :

Q : Pemakaian air bersih rata-rata per hari

Qd : Debit air bersih rata-rata per hari

Qh : Pemakaian air bersih per jam

Qh max : Pemakaian air bersih pada jam

puncak

Qm max : Pemakaian air bersih pada menit

puncak

Perhitungan Jenis dan Jumlah Alat

Plambing.

Berdasarkan jenis dan alat plambing

yang sudah diketahui pada gedung ini,

maka dapat diketahui jumlah dari setiap

jenis alat plambing dalam gedung ini.

Berdasarkan unit beban alat plambing,

gedung ini yang mempunyai 28lantai, alat

plambing untuk penyediaan air bersih pada

setiap lantainya terdiri atas 1 janitor (bak

cuci pel), 1 pantry(bak cuci piring), 6 bak

cuci tangan bersama (tempat wudhu), 5

bak cuci tangan kecil, 1 pancuran mandi, 1

pancuran air kolam, dan 3 pancuran

tanaman.

Dengan dilihat pada gambar (b)

kurva (1), diperoleh pemakaian air secara

serentak pada 28 lantai ini kira-kira

sebesar 150 liter/menit. Karena alat

plambing pada setiap lantai sama, maka

jumlah unit beban alat plambing seluruh

gedung dapat diketahui dengan persamaan

(2.8) adalah :

23

QS = 28 x 36 = 1008

Keterangan :

QS : hasil dari jumlah unit beban alat

plambing seluruh gedung

n : 28 lantai

h : 36 jumlah perhitungan unit beban

alat plambing

Dan dari kurva tersebut pada gambar (a)

kurva (1), maka diperoleh perkiraan

pemakaian air serentak sebesar 680

liter/menit. Ini adalah pemakaian air

puncak untuk gedung secara keseluruhan.

Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa

Air Bersih

Mengetahui Dimensi Pipa Air Bersih

dari Ground Water Tank ke Roof Tank

Penentuan ini diperlukan untuk

menentukan ukuran pipa yang digunakan

pada gedung ini, dan untuk mengetahui

dimensi pipa air bersih dengan

menentukan debit pengaliran. Berikut

adalah perhitungan penentuan dimensi

pipa air bersih dari ground water tank

menuju ke roof tank.

Dimana data yang di dapatkan:

- Kecepatan rata-rata aliran air (v)

asumsi adalah 2 m/detik

- Volume roof tank (Vrt)

= 60 m³

- Waktu pemompaan

= 30 menit = 1800 detik

- Volume ground water tank (Vgwt)

= 900 m³

Perhitungan ini yaitu untuk

mengetahui debit pengaliran yang di

rencanakan dari ground water tank dan

roof tank dengan menggunakan persamaan

2.9, sebagai berikut :

Q = ³

ଵ଼ௗ௧

= 0,0333 m³/detik

= 33,3 l/detik

Dan untuk menentukan dimensi pipa

air bersih dari ground water tank ke roof

tank, dengan menggunakan persamaan

2.10 sebagai berikut :

D = ቂସ (.ଷଷଷ) ³

గ ଶ /ௗ௧ቃ

= 0.0848 m = 8,48 cm = 84,8 mm

Diameter yang tersedia di pasaran

adalah 100 mm, maka dimensi pipa air

bersih dari ground water tank ke roof

water tank adalah 84,8 mm atau 4 inch.

Mengetahui Debit Pipa Dinas (Pipa Air

Bersih)

Pipa dinas ini adalah perencanaan

dari instalasi pipa air bersih dari PDAM ke

dalam gedung ini dan harus mempunyai

ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan

air sesuai dengan kebutuhan jam puncak

dan mencari nilai kelebihan laju aliranya

dengan menggunakan persamaan 2.11

dapat diketahui sebagai berikut :

Dengan data yang di dapatkan adalah :

- Data dapat diperoleh Q1 = 75,6 +

6,75 m³/jam = 82,35 m³/jam

- Q = 6,75 m³/jam (diperoleh dari

kelebihan kapasitas aliran), ini

untuk mengantisipasi adanya

kerugian atau penurunan kinerja

pompa

- Dari hasil pemakaian air bersih per

jam Qh= 75,6 m³/jam= 1260

liter/menit

- Diameter pipa dinas (PDAM) = 80

mm = 3 inch

24

Perhitungan laju aliran :

Q = 82,35 – 75,6 m³/jam

= 6,75 m³/jam

= 0,0018 m³/s

= 109,5 liter/menit

Hasil dari laju aliran debit pipa dinas

gedung ini adalah 6,75 m³/jam.

Jadi laju aliran ditambah Q :

Q dititik A-B :

= (Q1) + 6,75 m³/jam

= 75.6 + 6,75 m³/jam

= 82,35 m³/jam

= 1372,5 liter/menit

Untuk Mengetahui Head Kerugian

Gesek Dalam Pipa

Perhitungan ini untuk

mengetahui besarnya head kerugian gesek

dalam pipa dan menentukan laju kecepatan

aliran dengan menggunakan persamaan

bilangan Reynolds 2.12, rumus Hazen-

Williams 2.13, dengan persamaan 2.14,

dan persamaan 2.15 untuk mencari nilai

dari kecepatan rata-rata aliran dalam pipa.

Dengan data yang di dapatkan

adalah :

- v air (viskositas kinematik)

= 12,32 .10ି ft2/s

= 1,14 . 10ି m²/s

- Diameter pipa dinas yang

digunakan adalah 3” = 80 mm =

0,08 m

- Panjang (L) pipa PVC = 130 m

Sebelum mencari bilangan Reynolds,

kita harus mengetahui nilai dari kecepatan

rata-rata aliran di dalam pipa, dengan

menggunakan persamaan 2.14 sebagai

berikut :

A = ߨ ., ²଼

= 0,005024 m²

Keterangan :

A : panjang aliran pipa lurus (m²)

D : 0,08 m

dan persamaan 2.15 untk mencari

nilai kecepatan rata-rata di dalam pipa,

sebagai berikut :

v =,ହ

,ହଶସ

= 1343,55 m/s

Keterangan :

v : kecepatan rata-rata aliran di dalam

pipa (m/s)

Q : 6,75 m³/jam

A : 0,005024 m²

Perhitungan bilangan Reynolds, seperti

di bawah ini :

Re =ଵଷସଷ,ହହ . ,଼

ଵ,ଵସ.ଵషల

= 94284210,53

Setelah kita mengetahui hasil dari

bilangan Reynolds ini, maka hasil aliran

ini bersifat “turbulen”.

Maka kita dapat mengetahui head

kerugian gesek dari pipa lurus, dengan

persamaan 2.13 Hazen-Williams di bawah

ini :

hf =ଵ, . ,ହభ,ఴఱ

ଵଷభ,ఴఱ . ,଼ర.ఴఱ x 130

= 182,76 m

Keterangan :

hf : kerugian head (m)

Q : 6,75 m³/jam

C : 130 (lihat pada tabel 2.13)

L : 130 m

D : 0,08 m

Jadi, kita sudah dapat mengetahui head

kerugian gesek dalam pipa dari pipa lurus

dalam gedung ini adalah 182,76 m.

Untuk Mengetahui Kerugian Tekanan

Perhitungan ini adalah untuk

mengetahui kerugian tekanan atau

penurunan tekanan (pressure drop).

Kerugian tekanan itu terjadi karena adanya

25

kerugian yang ada dalam pipa dan

sebagainya. Untuk mengetahui kerugian

tekanan ini menggunakan persamaan 2.16,

sebagai berikut :

Data yang diperoleh :

- Q = 109,5 liter/menit

= 1,825 liter/detik

- D = 0,08 m = 3 inch

- C = 130 (dari tabel 2.35)

- L = 130 m

hf =ଵ,଼ଶହభ,ఴఱ

(,ଵହହହ௫,଼మ,లయ ௫ଵଷ)భ,ఴఱx 130

= 5578,10 m

Jadi hasil kerugian tekanan dalam pipa

air bersih adalah sebesar 5578,10 m.

Dan untuk mendapatkan besarnya kolom

air dari pipa air bersih menggunakan

persamaan 2.17, seperti berikut :

Data yang diperoleh :

- Q = 1372,5 liter/menit

- L = 130 m

∆p dititik A-B

∆p = 1 mm kolom air/meter x L

= 1 x 130

= 130 mm kolom air/meter

= (0,13 mka x 0,1)bar

= 0,013 bar

Jadi hasil dari besarnya kolom air

dari pipa air bersih adalah 0,013 bar.

Analisa Perhitungan Pompa

Untuk Mengetahui Head Total Pompa

Perhitungan head total pompa ini

adalah untuk mengetahui aliran dengan

kapasitas yang telah ditentukan, dengan

menggunakan persamaan 2.18 untuk

mengetahui head statis total dan 2.19

untuk mengetahui head total pompa,

seperti ini :

Data yang diperoleh :

- Hd = 120 m

- Hreq = 10 m

- Hf = 182,76 m

Hs = 120 + 10 + 182,76

= 312,76 m

Jadi hasil head statis total adalah

312,76 m.

Dan untuk mengetahui head total

pompa untuk mengalirkan jumlah air

bersih yang sesuai dirancang adalah :

Data yang diperoleh :

- Hs = 312,76 m

- ∆hp = 0

- Hf = 182,76 m

-௩²

ଶ.= head kecepatan keluar

H = 312,76 + 0 + 182,76 +,ହ²

ଶ.ଽ,଼

= 718,77 m

Jadi hasil dari head total pompa adalah

sebesar 718,77 m.

Pemilihan Pompa

Pemilihan pompa ini adalah untuk

menentukan kapasitas pompa yang akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan air

bersih pada gedung ini.

Pompa Untuk Reservoir

Jumlah pemakaian air bersih pada

gedung ini adalah :

Qh = (604,8) / 8

= 75,6 m³/jam

Kebutuhan air bersih pada gedung ini

adalah 1260 liter/menit.

Kapasitas pompa yang digunakan

adalah 55 m³/jam, sehingga membutuhkan

26

2 pompa air bersih yang sama, jadi

kapasitas pompa adalah :

= 55 + 55

= 110 m³/jam

= 1833,33 l/menit

Kapasitas pompa disengaja oleh

perancang dibuat lebih besar dari kapasitas

kebutuhan. Pompa dibeli dengan pilihan

sesuai kapasitas air bersih yang

dibutuhkan.

Spesifikasi pompa, yaitu :

3 phase 380 volt 50 Hz

Seri pompa : Sp 55.10

Q : 55 m³/jam

Total head : 718,77 m

Pipa : 4”

Motor : Ms 7000

Kw : 11,2

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis

perhitungan kebutuhan air bersih dalam

perencanaan sistem plambing, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Di dalam perencanaan sistem

plambing, diperlukan adanya

suatu prosedur perencanaan,

undang-undang, peraturan, dan

standar. Dimana pembahasan

prosedur perencanaan ini meliputi

rancangan konsep, penilitian

lapangan, rencana dasar,

rancangan pendahuluan, dan

rancangan pelaksanaan dari sistem

plambing.

2. Perancangan sistem penyediaan air

bersih pada gedung ini

menjelaskan tentang kualitas air

dan pencegahan pencemaran air.

3. Pada perancangan sistem

penyediaan air bersih ini

ditunjukkan standar kualitas air

bersih dan air minum berbagai

negara, standar air bersih dan air

minum di Indonesia, dan kadar

sisa klor dalam air keluar keran.

4. Sumber air bersih pada sistem

penyediaan air bersih dalam

gedung ini adalah air dari PDAM

dan Deep Well.

5. Peralatan dan perlengkapan

(equipment) yang digunakan pada

sistem penyediaan air bersih ialah

pompa air bersih, sand filter,

carbon filter, pompa booster,

tangki air bawah (GWT), tangki air

atas (RWT), dan proses

pengambilan air bersih dengan

cara Deep Well.

6. Berdasarkan penelitian dan

pembahasan dalam gedung ini,

kebutuhan penyediaan air bersih

dapat diketahui dengan

perhitungan, dimana pemakaian

air bersih menurut berbagai

literature, menurut

penggunaannya, pemakaian air

rata-rata per orang setiap hari, dan

pemakaian air tiap alat plambing,

laju aliran airnya, dan ukuran pipa

cabang air.

7. Perkiraan jumlah penghuni pada

gedung ini adalah 5040 orang,

perkiraan ini didapatkan dari hasil

perhitungan luas bangunan gedung

ini.

8. Jumlah kebutuhan air bersih pada

gedung ini adalah 504 m³/hari.

9. Jumlah unit beban alat plambing

seluruh gedung ini adalah 1008

10. Jumlah pemakaian air puncak

untuk gedung secara keseluruhan

adalah

680 liter/menit.

27

11. Mengetahui dimensi pipa air

bersih dari ground water tank ke

roof tank

Adalah 4 inch, hasil itu di

dapatkan dari debit pengaliran.

12. Mengetahui debit pipa dinas (pipa

air bersih) dengan perhitungan

laju aliran sebesar 6,75 m³/jam.

13. Mengetahui bilangan Reynolds

dari kecepatan rata-rata laju aliran

adalah bersifat turbulen, karena Re

= 94284210,53

14. Head kerugian gesek dalam pipa

lurus diketahui sebesar 182,76 m

15. Kerugian tekanan dalam pipa air

bersih sebesar 5578,10 m

16. Besarnya kolom air dalam pipa

adalah 0,013 bar

17. Hasilnya head statis total sebesar

312,76 m

18. Head total pompa pada gedung ini

adalah 718,77 m

19. Kapasitas pompa yang digunakan

adalah 55 m³/jam.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Project menara Allianz. PT

Medialand International. Jakarta,

2010

[2]. Tentang menara Allianz.

www.allianz.co.id/.

[3]. Nouwen A., Anwir B.S., Pompa 1,

PT Bhratara Karya Aksara, Jakarta,

1981

[4]. Morimura, T. dan Noerbambang, S.M.

2000. Perancangan dan

Pemeliharaan Sistem Plambing.

Jakarta: PT. Pradnya Paramita

[5]. Austin, C., H., Zulkifli, H., Pompa

dan Blower Sentrifugal, Erlangga,

Jakarta, 1990

[6] Tahara Haruo, Sularso, Pompa Dan

Kompresor, PT Pradnya Paramita,

Jakarta, 2000

[7] Info Tentang menara Allianz,

www.kompasgramedia.com/uploa

d data/images/infokita/hal%204-

39.pdf