sistem biaya standar (full costing)

25
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

Upload: vernon-mcclure

Post on 03-Jan-2016

779 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING). UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Definisi. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

Page 2: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Page 3: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.

Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya standar.

Page 4: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah diterapkan dengan jelas jenis standar yang apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar yang telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama.

Page 5: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

1. Pusat biaya (expense centre) adalah pusat pertanggungjawaban yang

prestasi manajernya diukur berdasarkan masukannya

2. Pusat pendapatan (revenue centre) adalah pusat pertanggungjawaban yang

prestasi manjernya diukur berdasarkan keluarannya

3. Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya

diukur berdasarkan selisih antara keluaran dan masukan (laba)

4. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya

diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan

investasi didalam pusat pertanggungjawaban tersebut.

Page 6: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Biaya bahan baku standar terdiri dariKuantitas standar Harga standar.Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan

menggunakan; Penyelidikan khusus Analisis catatan masa lalu.Harga yang dipakai sebgai standar dapat berupa;o Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa

yang akan datango Harga yang berlaku pada saat penyusunan standaro Harga yang diperkirakan akan merupakan harga

normal dalam jangka panjang.

Page 7: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Biaya tenaga standar terdiri dari dua unsur; jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.

Jam tenaga standar dapat ditentukan dengan cara;• Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi

dalam suatu pekerjaan masa lalu• Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan

normal yang diharapkan• Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari

berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.

• Mengadakan taksiran yang wajar, didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar; Perjanjian dengan organisasi karyawan Data upah masa lalu Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi

normal.

Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja StandarStandar

Page 8: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Prosedur Penentuan Biaya Overhead Pabrik Prosedur Penentuan Biaya Overhead Pabrik StandarStandar

A. Standar teoritisB. Rata-rata biaya waktu yang laluC. Standar normalD. Pelaksanaan terbaik yang dapat

dicapai

Jenis Jenis StandarStandar

Tarif BOP Standar dihitung dengan membebani jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal

Page 9: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Model satu selisih (the one-way model)

Model dua selisih (the two-way model)

Model tiga selisih (the three-way model)

Page 10: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

St = (HSt x KSt) – (HS x KS)

Dimana;St = selisih total HSt = harga standarKSt = kuantitas standarHS = harga sesungguhnyaKS = kuantitas sesungguhnya

Page 11: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Terdapat dua selisih;Selisih harga dan Selisih kuantitas atau efisiensi.

Selisih Harga (SH) = (HSt – HS) x KS

Selisih Kuantitas (SK) = (KSt – KS) x HSt

Model dua selisih (the two-way Model dua selisih (the two-way model)model)

Page 12: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

HSRp 550

HSt

Rp 500

KS

90.000 kg

KSt

100.000 kg

Selisih Harga = (Rp 500 – Rp 550) x 90.000

= Rp 4.500.000 (R) Selisih

Kuantitas = (100.000 –

90.000) x Rp 500

= Rp 5.000.000 (L)

Model dua selisih (the two-way Model dua selisih (the two-way model)model)

Kuantitas Harga

standar sesungguhnya

standar sesungguhnya

BBB 100.000 kg

90.000 kg Rp 500 Rp 550

Page 13: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Terdiri dari 3 selisih; selisih harga, selisih kuantitas, dan selisih harga/kuantitas.

Terdiri 3 jenis hubungan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.1.Harga dan kuantitas standar lebih tinggi atau rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KStSK = (KSt – KS) x HStSHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)

Model tiga selisih (the three-way Model tiga selisih (the three-way model)model)

Page 14: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

HS

Rp 550

HSt

Rp 500

KSt

90.000 kg

KS

100.000 kg

Selisih Harga = (Rp 500 – Rp 550) x 90.000

= Rp 4.500.000 (R) Selisih

Kuantitas = (90.000 -

100.000 ) x Rp 500

= Rp 5.000.000 (R)

Kuantitas Harga

standar sesungguhnya

standar sesungguhnya

BBB 90.000 kg 100.000 kg Rp 500 Rp 550

Model tiga selisih (the three-way Model tiga selisih (the three-way model)model)

Selisih H/K = (Rp 500 - Rp 550)

(90.000 - 100.000 )

= Rp 500.000 (R)

Harga dan kuantitas standar lebih tinggi atau rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.

Page 15: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KSSK = (KSt – KS) x HSt

Page 16: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

HS

Rp 550

HSt

Rp 500

KS

90.000 kg

KSt

100.000 kg

Selisih Harga = (Rp 500 – Rp 550) x 90.000

= Rp 4.500.000 (R) Selisih

Kuantitas = (100.000 -

90.000 ) x Rp 500

= Rp 5.000.000 (L)

Kuantitas Harga

standar sesungguhnya

standar sesungguhnya

BBB 100.000 kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550

Model tiga selisih (the three-way Model tiga selisih (the three-way model)model)

Tidak ada selisih H/K

2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi kuantitas sesungguhnya.

Page 17: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KStSK = (KSt – KS) x HS

Page 18: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

HSt

Rp 550

HS

Rp 500

KSt

90.000 kg

KS

100.000 kg

Selisih Harga = (Rp 550 – Rp 500) x 90.000

= Rp 4.500.000 (L) Selisih

Kuantitas = (90.000 -

100.000 ) x Rp 500

= Rp 5.000.000 (R)

Kuantitas Harga

standar sesungguhnya

standar sesungguhnya

BBB 90.000 kg 100.000 kg Rp 550 Rp 500

Model tiga selisih (the three-way Model tiga selisih (the three-way model)model)

Tidak ada selisih H/K

3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah kuantitas sesungguhnya.

Page 19: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Model satu selisih (the one-way model)

Model dua selisih (the two-way model)

Model tiga selisih (the three-way model)

Model empat selisih (the four-way model)

Analisis Selisih Biaya Overhead Analisis Selisih Biaya Overhead PabrikPabrik

Page 20: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Biaya overhead sesungguhnya xxx

Biaya overhead pabrik yang dibebankan xxx

Selisih total BOP xxx

Page 21: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Selisih Terkendalikan (controllable variance);BOP Sesungguhnya xxxBOP tetap pada kapasitas normal xxxBOP variabel sesungguhnya xxxBOP variabel pada jam standar xxxSelisih terkendalikan xxx

Selisih Volume (volume variance)Jam tenaga kerja pada kapasitas normal

xxxJam tenaga standar xxxSelisih volume xxxTarif BOP tetap xxxSelisih Volume xxx

Page 22: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Selisih Pengeluaran (Spending Variance)BOP Sesungguhnya xxxBOP Tetap pada kapasitas normal xxxBOP variabel sesungguhnya xxxBOP Variabel yang digunakan pada xxxjam sesungguhnyaSelisih Pengeluaran xxx

Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)Kapasitas normal xxxKapasitas sesungguhnya xxxKapasitas tidak terpakai xxxTarif BOP Tetap xxxSelisih Kapasitas xxx

Page 23: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Model tiga selisih (the three-way model)Model tiga selisih (the three-way model)

Selisih Pengeluaran (Spending Variance)

Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)

Selisih EfisiensiJam standar

xxxJam sesungguhnya

xxxSelisih efisiensi

xxxTarif BOP

xxxSelisih Efisiensi

xxx

Page 24: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

Selisih Pengeluaran (Spending Variance)

Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)

Selisih Efisiensi VariabelSelisih efisiensi x Tarif BOP variabel

Selisih Efisiensi TetapSelisih efisiensi x Tarif BOP tetap

Page 25: SISTEM BIAYA STANDAR (FULL COSTING)

TERIMA KASIH