sistem hukum dan peradilan internasional

8
Sistem Hukum Dan Peradilan Internasional A. Hukum Internasional 1. Sistem Hukum Internasional Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas internasional (semua negara- negara di dunia) yang harus dipatuhi dan diataati oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara- negara anggota yang melintasi batas-batas negara. 2. Hukum Internasional Hukum internasional (HI) adalah sekumpulan asas, kebiasaan internasional, dan aturan hukum yang bersifat umum yang dihormati dan dipatuhi, serta adanya kewajiban mengikat terhadap negara-negara di dunia dan lembaga atau organisasi internasional di dalam hubungan mereka dengan yang lain dalam kehidupan masyarakat internasional. 3. Pendapat beberapa ahli hukum internasional Ahli hukum internasional memberi definisi tentang pengertian hukum internasional, diantaranya : a. J.G. Starke, Hukum internasional, adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar negara. b. Wirjono Prodjodikoro, Hukum internasional, adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara berbagai bangsa di berbagai negara. c. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional, adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara : negara dan negara

Upload: agustindwil

Post on 15-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Pkn kelas 11

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Sistem Hukum Dan Peradilan Internasional

A. Hukum Internasional1. Sistem Hukum Internasional

Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas internasional (semua negara-negara di dunia) yang harus dipatuhi dan diataati oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara.

2. Hukum InternasionalHukum internasional (HI) adalah sekumpulan asas, kebiasaan internasional, dan

aturan hukum yang bersifat umum yang dihormati dan dipatuhi, serta adanya kewajiban mengikat terhadap negara-negara di dunia dan lembaga atau organisasi internasional di dalam hubungan mereka dengan yang lain dalam kehidupan masyarakat internasional.

3. Pendapat beberapa ahli hukum internasionalAhli hukum internasional memberi definisi tentang pengertian hukum

internasional, diantaranya :a. J.G. Starke, Hukum internasional, adalah sekumpulan hukum (body of law)

yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar negara.

b. Wirjono Prodjodikoro, Hukum internasional, adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara berbagai bangsa di berbagai negara.

c. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional, adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara : negara dan negara negara dan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan

negara satu sama lain.

4. Sejarah Hukum InternasionalBangsa Romawi sudah mengenal hukum internasional sejak tahun 89 SM, dengan

istilah Ius Gentium (hukum antar bangsa).Ius Gentium kemudian berkembang menjadi Ius Inter Gentium, artinya hukum

yang diterapkan bagi kaula negara (orang asing), yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.

Page 2: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Ius Inter Gentium lalu berkembang menjadi Volkernrecht (bahasa Jerman), Droit des Gens (bahasa Prancis) dan Law of Nations atau International Law (Bahasa Inggris)

5. Macam-macam Hukum InternasionalHukum internasional dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Hukum perdata internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain (hukum antar bangsa).

b. Hukum publik internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur negara yang satu dan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antar negara). Hukum publik internasional sendiri dibagi menjadi :

1. Hukum damai, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara dalam keadaan damai

2. Hukum perang, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara yang sedang berperang

3. Hukum kenetralan, yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban timbal-balik antar negara yang berperang dengan negara netral

6. Asas Hukum Internasionala. Asas teritorial

Asas ini mendasarkan diri pada kekuasaan suatu negara atas wilayahnya,negara melakanakan hukum bagi semua orang dan barang yang ada di wilayahnya.

b. Asas kebangsaanAsas ini berdasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya.

Menurut asas ini setiap warga negara dimanapun dia berada tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya, artinya bahwa hukum dari negara tersebut tetap berlaku bagi warga negaranya meskipun berada di negara lain.

c. Asas kepentingan umumAsas ini didasarkan pada wewenang negara umtuk melindungi dan

mengatur kepentingan dala kehidupan bermasyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan. Jadi hukum tidak terikat pada batas batas wilayah negara.

7. Sumber Hukum InternasionalMochtar Kusumaatmadja, membedakan sumber hukum dalam arti material dan

sumber hukum dalam arti formal. Dalam arti material, sumber hukum adalah persoalan yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Dalam arti formal,

Page 3: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

sumber hukum adalah sumber dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Sumber hukum internasional formal terdapat dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen 1920, sebagai berikut :a. Perjanjian Internasional (Traktat = Treaty),b. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan

diterima sebagai hukum,c. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab,d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari

berbagai negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum, dane. Pendapat-pendapat para ahli hukum terkemuka.

8. Subyek Hukum InternasionalMenurut Starke, subyek hukum internasional terdiri dari : a. Negarab. Takhta Suci (Vatikan) Roma Italiac. Palang Merah Internasional d. Organisasi Internasional e. Orang perseorangan (individu)f. Pemberontak dan pihak yang bersengketa

9. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Ratifikasi memiliki dua pengertian, yaitu :

a. Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan kewajiban-kewajiban internasional setelah ditandatangani

b. Persetujuan terhadap rencana perjanjian supaya menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi setiap negara peserta

Ratifikasi dibedakan menjadi tiga, yaitu :a. Ratifikasi oleh badan eksekutif (kepala negara atau kepala pemerintah)b. Ratifikasi oleh badan legislatif (parlemen)c. Ratifikasi oleh pemerintah dan DPR (ratifikasi campuran / gabungan)Ratifikasi campuran biasanya banyak digunakan karena peranan pemerintah dan DPR sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.

Proses ratifikasi sebuah hukum internasional atau perjanjian internasioanl melalui dua tahap, antara lain :

a. Penandatanganan naskah perjanjian oleh badan eksekutif, kemudian disampaikan kepada badan legislatif untuk meminta persetujuan

b. Setelah dibuat program ratifikasi oleh badan eksekutif, bagi perjanjian bilateral diadakan pertukaran program ratifikasi, sedangkan pada perjanjian multilateral

Page 4: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

piagam ratifikasi diserahkan kepada pihak negara penyimpan yang telah ditentukan dalam perjanjian

B. Mahkamah InternasionalMahkamah internasional adalah lembaga kehakiman PBB berkedudukan di Den

Haag, Belanda. Didirikan pada tahun 1945 berdasarkan piagam PBB, berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti dari Mahkamah Internasional Permanen.

Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua merangkap ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional. Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan Prancis.

Fungsi utama mahkamah internasional adalah menyelesaikan kasus kasus persengketaan internasional yang subjeknya adalah negara secara damai yaitu melalui jalur hukum internasional dan dibawah pengawasan PBB. Ada 3 kategori negara, yaitu :a. Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah

Internasional.

b. Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah internasional. Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB.

c. Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahkamah internasional dan Piagam PBB.

Yuridiksi adalah kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Internasional yang bersumber pada hukum internasional untuk menegakkan hukum. Yuridiksi meliputi memutuskan perkara perkara pertikaian dan memberikan opini opini yang bersifat nasehat.Yuridiksi ini meliputi:• Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case)• Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion)

Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam menyelesaikan sengketa Internasional. Beberapa kemungkinan cara penerimaan Yuridikasi sbb :1. Perjanjian khusus, dalam hal ini para pihak yang bersengketa perjanjian khusus yang

berisi subyek sengketa dan pihak yang bersengketa. Contoh kasus Indonesia degan Malaysia mengenai Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.

2. Penundukan diri dalam perjanjian internasional 3. Para pihak yang sengketa menundukkan diri pada perjanjian internasional diantara

mereka bila terjadi sengketa diantara para peserta perjanjian. 4. Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah internasional, mereka

tunduk pada Mahkamah internasional, tanpa perlu membuat perjanjian khusus.

Page 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

5. Keputusan Mahkamah internasional Mengenai yuriduksinya, bila terjadi sengketa mengenai yuridikasi Mahkamah Internasional maka sengketa tersebut diselesaikan dengan keputusan Mahkamah Internasional sendiri.

6. Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak yang bersengketa. Penafsiran dilakukan dalam bentuk perjanjian pihak bersengketa.

7. Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa karena adanya fakta baru (novum) yang belum diketahui oleh Mahkamah Internasional.

C. Mahkamah Pidana InternasionalMahkamah Pidana Internasional bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum

internasional dan memastikan pelaku kejahatan internasional. Terdiri dari 18 hakim dengan masa jabatan 9 tahun dan ahli dibidang hukum pidana internasional. Para hakim ini dipilih dari 2/3 suara majelis negara pihak, dan paling tidak mereka berkompeten dalam bidangnya.

Yuridiksi dari mahkamah pidana internasional adalah memutuskan perkara perkara terbatas terhadap pelaku kejahatan internasional yang antara lain perkara perkara kejahatan genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan agresi.

D. Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional ( The International Criminal Tribunals and Special courts )

Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan internasional yang bersifat tidak permanen ( Ad hoc ) yang berarti bahwa setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan.

Yuridiksi atau kewenangan darai Panel khusus dan spesial pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum terhadap statute panel khusus dan special pidana internasional ini.

E. Hubungan hukum nasional dan hukum internasional Terdapat dua teori yang menjelaskan hubungan antara hukum nasional dan hukum internasional, yaitu:1. Teori Dualisme

Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas atau subordinasi. Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional.

Page 6: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Kalau ada pertentangan antar keduanya, maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu negara.

2. Teori MonismeMenurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling

berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional.