sistem integumen
DESCRIPTION
penuaan dan integrasi sistem integumen dengan sistem lain dalam tubuh manusiaTRANSCRIPT
![Page 1: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/1.jpg)
Sistem Integumen
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian
tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan,
selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien.
Kulit (integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut
turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan
yang terdapat pada bagian luar untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh.
Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk.
Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
Kulit merupakan organ terbesar di tubuh dan memiliki area permukaan
sekitar 1,5 - 2 m2 pada orang dewasa. Kulit disebut juga integumen atau kutis
yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan
lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan
dermis (kulit dalam). Kulit memiliki serabut syaraf yang teranyam secara halus
berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupakan
indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada kulit.
![Page 2: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/2.jpg)
Makroskopis Kulit
Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat
bervariasi. Bagian yang sangat tipis terdapat di sekitar mata dan yang paling tebal
pada telapak kaki dan telapak tangan di mana mempunyai ciri khas (dermatoglipic
pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang berupa garis lengkung dan
berbelok-belok. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi seseorang.
Mikroskopis Kulit
Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu kulit ari
(epidermis) dan kulit jangat (dermis=kutis). Kedua lapisan ini berhubungan
lapisan yang ada di bawahnya dengan perantara jaringan ikat bawah kulit
(hipodermis=subkutis), dermis atau kulit mempunyai alat atau pelengkap kulit
yaitu rambut dan kuku.
Penuaan pada Sistem Integumen
Menjadi tua adalah suatu proses alamiah. Manifestasi proses menua antara
lain : rambut rontok dan memutih atau abu-abu, permukaan kulit keriput, banyak
gigi yang tanggal (ompong), daya penglihatan atau pendengaran berkurang,
perubahan sistem syaraf pusat, sistem endokrin, dan lain-lain.
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses
penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada
kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan
proses lain yang terjadi.
Penuaan sesungguhnya merupakan proses dediffensiasi (de-growth) dari
sel, yaitu proses terjadinya perubahan anatomi maupun penurunan fungsi dari sel.
Proses penuaan (degeneratif) juga terjadi pada sistem muskuloskeletal.
Proses penuaan dibagi menjadi penuaan endogen dan penuaan eksogen.
Contoh dari penuaan endogen adalah perubahan rambut menjadi beruban,
osteoporosis.
Pengaruh penuaan eksogen biasanya karena cara hidup yang merugikan
seperti merokok, makan berlebihan, minuman keras, stress dalam kehidupan, dan
sebagainya.
![Page 3: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada usia lanjut, kulit mengalami atropi dan kehilangan elastisitasnya
sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan kulit yang berlebihan. Keadaan ini
biasanya diperberat dengan terjadinya perenggangan septum orbita dan migrasi
lemak preaponeurotik ke anterior. Keadaan ini bisa terjadi pada palpebra superior
maupun inferior dan disebut dengan dermakalasis.
Efek Penuaan
Penuaan mempengaruhi semua komponen integumen dan menyebabkan
beberapa perubahan besar, antara lain :
1. Lebih sering infeksi kulit dan luka
Hal ini disebabkan karena penipisan epidermis dan penurunan
aktivitas sel induk.
2. Sensitivitas sistem kekebalan tubuh berkurang
Jumlah makrofag dan sel-sel sistem kekebalan tubuh yang
berada di kulit berkurang hingga 50%.
3. Otot menjadi lemah dan kekuatan tulang menurun
Berkurangnya kalsium dan penyerapan fosfat yang disebabkan oleh
produksi vitamin D3 yang menurun hingga 75%.
4. Sensitivitas terhadap pancaran sinar matahari
Produksi melanin berkurang sebagai akibat penurunan aktivitas
melanosit.
5. Kulit menjadi kering dan sering bersisik
Hal ini disebabkan karena penurunan aktivitas kelenjar, produksi
sebum, dan keringat.
6. Rambut menipis dan berubah warna
Folikel berhenti berfungsi atau menghasilkan akan tetapi lebih tipis,
rambut menjadi halus. Rambut berwarna abu-abu atau putih karena aktivitas
melanosit menurun.
7. Kulit menjadi kendur dan berkerut
Dermis menjadi lebih tipis dan jaringan serat elastis menurun
dalam ukuran. Efek yang paling menonjol di daerah terkena sinar matahari.
![Page 4: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/4.jpg)
8. Kemampuan untuk menghilangkan panas menurun
Suplai darah ke dermis berkurang dan kelenjar keringat menjadi
kurang aktif.
9. Perbaikan kulit relatif lambat
Perbaikan kulit dapat terjadi dua kali lebih lama daripada orang muda.
Infeksi yang berulang bisa terjadi karena perbaikan tidak jadi lambat.
Integrasi Sistem Integumen dengan Sistem Lain
1. Sistem Rangka
• Sistem rangka memberi dukungan struktual
• Sistem integumen mensintesis vitamin D3 yang sangat penting untuk
penyerapan kalsium dan fosfor (pemeliharaan dan pertumbuhan tulang)
2. Sistem Otot
• Sistem muscular pada wajah berpengaruh terhadap kulit wajah dalam
memproduksi ekspresi q
• Sistem integumen mensintesis vitamin D3 untuk penyerapan kalsium (ion
kalsium berperan penting dalam kontraksi otot)
3. Sistem Syaraf
• Sistem syaraf otonom mengatur aliran darah perifer dan kelenjar keringat,
serta menghubungkan kontrol syaraf otot ke folikel rambut
• Reseptor pada sistem integumen memberikan sensasi sentuhan, tekanan,
getaran, suhu dan nyeri
4. Sistem Endokrin
• Hormon seks dalam sistem endokrin merangsang sebaceous dan aktivitas
kelenjar apokrin, mengembangkan karakteristik seksual sekunder,
hormon suprarenal mengubah aliran darah ke kulit dan memobilisasi
lipid dari sel-sel lemak
• Sistem integumen mensintesis vitamin D3, prekursor calcitriol, merupakan
sebuah hormon yang diproduksi oleh ginjal
![Page 5: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Sistem Kardiovaskular
• Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk menjaga suhu normal
kulit
• Sel mast pada sistem integumen menghasilkan terlokalisasi perubahan
dalam aliran darah dan kapiler permeabilitas
6. Sistem Limfatik
• Sistem limfoid membantu integumen dalam menyediakan tambahan
makrofag dan memobillisasi limfosit
• Sistem integumen menyediakan hambatan fisik yang mencegah masuknya
patogen, makrofag melawan infeksi, sel mati yang memicu peradangan
dan memulai respon
7. Sistem Pernapasan
• Sistem penapasan menyediakan oksigen dan menghilangkan karbon
dioksida
• Rambut pada sistem integumen melindungi dari sesuatu yang masuk ke
dalam rongga hidung
8. Sistem Pencernaan
• Sistem pencernaan menyediakan nutrisi untuk semua sel dan lipid dalam
proses penyimpanan oleh adipocytes
• Sistem pencernaan mensintesis vitamin D3 yang diperlukan dalam
penyerapan kalsium dan fosfor
9. Sistem Kemih
• Sistem saluran kemih mengeluarkan produk limbah, mempertahankan pH
cairan tubuh normal dan komposisi ion
• Sistem integumen membantu dalam penghilangan air dan zat terlarut,
keratin pada epidermis membatasi kehilangan cairan melalui kulit
![Page 6: Sistem Integumen](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081715/548613efb4af9f45208b4686/html5/thumbnails/6.jpg)
10. Sistem Reproduksi
• Hormon seks pada sistem reproduksi mempengaruhi distribusi rambut
pada kulit, distribusi jaringan adiposa di lapisan subkutan dan
perkembangan kelenjar mammae
• Sistem integumen meliputi genetalia eksternal : menyediakan sensasi yang
merangsang perilaku seksual, sekresi kelenjar mammae sebagai
persediaan makanan untuk bayi yang baru lahir