sistem integumen

8
Sistem Integumen Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan, selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien. Kulit (integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.

Upload: nazmiatus-syaidah

Post on 09-Dec-2014

412 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

penuaan dan integrasi sistem integumen dengan sistem lain dalam tubuh manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Integumen

Sistem Integumen

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan

melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian

tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan,

selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien.

Kulit (integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut

turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan

yang terdapat pada bagian luar untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh.

Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk.

Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.

Kulit merupakan organ terbesar di tubuh dan memiliki area permukaan

sekitar 1,5 - 2 m2 pada orang dewasa. Kulit disebut juga integumen atau kutis

yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan

lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan

dermis (kulit dalam). Kulit memiliki serabut syaraf yang teranyam secara halus

berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupakan

indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada kulit.

Page 2: Sistem Integumen

Makroskopis Kulit

Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat

bervariasi. Bagian yang sangat tipis terdapat di sekitar mata dan yang paling tebal

pada telapak kaki dan telapak tangan di mana mempunyai ciri khas (dermatoglipic

pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang berupa garis lengkung dan

berbelok-belok. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi seseorang.

Mikroskopis Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu kulit ari

(epidermis) dan kulit jangat (dermis=kutis). Kedua lapisan ini berhubungan

lapisan yang ada di bawahnya dengan perantara jaringan ikat bawah kulit

(hipodermis=subkutis), dermis atau kulit mempunyai alat atau pelengkap kulit

yaitu rambut dan kuku.

Penuaan pada Sistem Integumen

Menjadi tua adalah suatu proses alamiah. Manifestasi proses menua antara

lain : rambut rontok dan memutih atau abu-abu, permukaan kulit keriput, banyak

gigi yang tanggal (ompong), daya penglihatan atau pendengaran berkurang,

perubahan sistem syaraf pusat, sistem endokrin, dan lain-lain.

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses

penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada

kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan

proses lain yang terjadi.

Penuaan sesungguhnya merupakan proses dediffensiasi (de-growth) dari

sel, yaitu proses terjadinya perubahan anatomi maupun penurunan fungsi dari sel.

Proses penuaan (degeneratif) juga terjadi pada sistem muskuloskeletal.

Proses penuaan dibagi menjadi penuaan endogen dan penuaan eksogen.

Contoh dari penuaan endogen adalah perubahan rambut menjadi beruban,

osteoporosis.

Pengaruh penuaan eksogen biasanya karena cara hidup yang merugikan

seperti merokok, makan berlebihan, minuman keras, stress dalam kehidupan, dan

sebagainya.

Page 3: Sistem Integumen

Pada usia lanjut, kulit mengalami atropi dan kehilangan elastisitasnya

sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan kulit yang berlebihan. Keadaan ini

biasanya diperberat dengan terjadinya perenggangan septum orbita dan migrasi

lemak preaponeurotik ke anterior. Keadaan ini bisa terjadi pada palpebra superior

maupun inferior dan disebut dengan dermakalasis.

Efek Penuaan

Penuaan mempengaruhi semua komponen integumen dan menyebabkan

beberapa perubahan besar, antara lain :

1. Lebih sering infeksi kulit dan luka

Hal ini disebabkan karena penipisan epidermis dan penurunan

aktivitas sel induk.

2. Sensitivitas sistem kekebalan tubuh berkurang

Jumlah makrofag dan sel-sel sistem kekebalan tubuh yang

berada di kulit berkurang hingga 50%.

3. Otot menjadi lemah dan kekuatan tulang menurun

Berkurangnya kalsium dan penyerapan fosfat yang disebabkan oleh

produksi vitamin D3 yang menurun hingga 75%.

4. Sensitivitas terhadap pancaran sinar matahari

Produksi melanin berkurang sebagai akibat penurunan aktivitas

melanosit.

5. Kulit menjadi kering dan sering bersisik

Hal ini disebabkan karena penurunan aktivitas kelenjar, produksi

sebum, dan keringat.

6. Rambut menipis dan berubah warna

Folikel berhenti berfungsi atau menghasilkan akan tetapi lebih tipis,

rambut menjadi halus. Rambut berwarna abu-abu atau putih karena aktivitas

melanosit menurun.

7. Kulit menjadi kendur dan berkerut

Dermis menjadi lebih tipis dan jaringan serat elastis menurun

dalam ukuran. Efek yang paling menonjol di daerah terkena sinar matahari.

Page 4: Sistem Integumen

8. Kemampuan untuk menghilangkan panas menurun

Suplai darah ke dermis berkurang dan kelenjar keringat menjadi

kurang aktif.

9. Perbaikan kulit relatif lambat

Perbaikan kulit dapat terjadi dua kali lebih lama daripada orang muda.

Infeksi yang berulang bisa terjadi karena perbaikan tidak jadi lambat.

Integrasi Sistem Integumen dengan Sistem Lain

1. Sistem Rangka

• Sistem rangka memberi dukungan struktual

• Sistem integumen mensintesis vitamin D3 yang sangat penting untuk

penyerapan kalsium dan fosfor (pemeliharaan dan pertumbuhan tulang)

2. Sistem Otot

• Sistem muscular pada wajah berpengaruh terhadap kulit wajah dalam

memproduksi ekspresi q

• Sistem integumen mensintesis vitamin D3 untuk penyerapan kalsium (ion

kalsium berperan penting dalam kontraksi otot)

3. Sistem Syaraf

• Sistem syaraf otonom mengatur aliran darah perifer dan kelenjar keringat,

serta menghubungkan kontrol syaraf otot ke folikel rambut

• Reseptor pada sistem integumen memberikan sensasi sentuhan, tekanan,

getaran, suhu dan nyeri

4. Sistem Endokrin

• Hormon seks dalam sistem endokrin merangsang sebaceous dan aktivitas

kelenjar apokrin, mengembangkan karakteristik seksual sekunder,

hormon suprarenal mengubah aliran darah ke kulit dan memobilisasi

lipid dari sel-sel lemak

• Sistem integumen mensintesis vitamin D3, prekursor calcitriol, merupakan

sebuah hormon yang diproduksi oleh ginjal

Page 5: Sistem Integumen

5. Sistem Kardiovaskular

• Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk menjaga suhu normal

kulit

• Sel mast pada sistem integumen menghasilkan terlokalisasi perubahan

dalam aliran darah dan kapiler permeabilitas

6. Sistem Limfatik

• Sistem limfoid membantu integumen dalam menyediakan tambahan

makrofag dan memobillisasi limfosit

• Sistem integumen menyediakan hambatan fisik yang mencegah masuknya

patogen, makrofag melawan infeksi, sel mati yang memicu peradangan

dan memulai respon

7. Sistem Pernapasan

• Sistem penapasan menyediakan oksigen dan menghilangkan karbon

dioksida

• Rambut pada sistem integumen melindungi dari sesuatu yang masuk ke

dalam rongga hidung

8. Sistem Pencernaan

• Sistem pencernaan menyediakan nutrisi untuk semua sel dan lipid dalam

proses penyimpanan oleh adipocytes

• Sistem pencernaan mensintesis vitamin D3 yang diperlukan dalam

penyerapan kalsium dan fosfor

9. Sistem Kemih

• Sistem saluran kemih mengeluarkan produk limbah, mempertahankan pH

cairan tubuh normal dan komposisi ion

• Sistem integumen membantu dalam penghilangan air dan zat terlarut,

keratin pada epidermis membatasi kehilangan cairan melalui kulit

Page 6: Sistem Integumen

10. Sistem Reproduksi

• Hormon seks pada sistem reproduksi mempengaruhi distribusi rambut

pada kulit, distribusi jaringan adiposa di lapisan subkutan dan

perkembangan kelenjar mammae

• Sistem integumen meliputi genetalia eksternal : menyediakan sensasi yang

merangsang perilaku seksual, sekresi kelenjar mammae sebagai

persediaan makanan untuk bayi yang baru lahir