sistem klasifikasi edentulous sebagian2.docx

Upload: intan-permata-asti

Post on 17-Oct-2015

141 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Membutuhkan penyesuaian ulang oklusi tanpa diikuti oleh perubahandimensi vertikal.4. Morfologi residual ridge sama dengan kondisi edentulous total klas III.

Gambar II.7 Klas III edentulous sebagian menggunakan sistemklasifikasi PDI. (sumber : Thomas JM, Arthur N, James FS,Christoper RS. Classification system for partial edentulism[internet]. Available from:http://www.prosthodontics.org/membership/pdi.asp. Accessed on:December 18, 2010.)Klas IVKlas ini ditandai dengan keadaan yang sangat buruk dari lokasi dan perluasandaerah edentulous dengan prognosis terpimpin, kondisi gigi penyangga yangmembutuhkan terapi lokal tambahan yang besar, karakteristik oklusimembutuhkan penyesuaian ulang oklusi dengan mengubah dimansi vertikaldan kondisi residual ridge.191. Lokasi dan perluasan daerah edentulous buruk :a) Daerah edentulous yang luas dan bisa terdapat pada kedua lengkungrahang.b) Daerah edentulous buruk sebagai dukungan fisiologis gigi penyanggauntuk menegakkan diagnosis terpimpin.c) Daerah edentulous mencakup kerusakan maksilofasial kongenitalatau yang didapat.2. Kondisi gigi penyangga buruk :a) Gigi penyangga pada empat sisi tidak cukup untuk menahan strukturgigi atau sebagai dukungan restorasi intrakorona atau ekstrakorona.b) Gigi penyangga pada empat sisi membutuhkan terapi lokal tambahanyang lebih besar.3. Oklusi buruk :Diperlukan rencana penyesuaian ulang oklusi dengan mengubahdimensi vertikal.4. Morfologi residual ridge sama dengan kondisi edentulous total klas IV.

Gambar II.8 Klas IV edentulous sebagian menggunakan sistemklasifikasi PDI. (sumber : Thomas JM, Arthur N, James FS,Christoper RS. Classification system for partial edentulism[internet]. Available from:http://www.prosthodontics.org/membership/pdi.asp. Accessed on:

KLASIFIKASI KENNEDY

Pada tahun 1923, Kennedy merancang sebuah sistem yang kemudianmenjadi popular karena sederhana dan mudah diaplikasikan11. Kennedy berupayauntuk mengklasifikasikan lengkung tak bergigi agar dapat membantu pembuatandesain gigitiruan sebagian lepasan12. Klasifikasi ini membagi semua keadaan takbergigi menjadi empat kelompok11. Daerah tak bergigi yang berbeda dari keadaanyang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu dalam empat kelompok tadi, disebutsebagai modifikasi12.21Klasifikasi Kennedy :Klas IDaerah edentulous terletak di bagian posterior dari gigi yang masih tersisa danberada pada kedua sisi rahang (bilateral)11,12,13.

Gambar II.9 Klas I edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Kennedy(sumber : Classification of RPDs andpartially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)Klas IIDaerah edentulous terletak dibagian posterior dari gigi yang masih tersisa dan hanyaberada pada salah satu sisi rahang (unilateral)11,12,13.

Gambar II.10 Klas II edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Kennedy(sumber : Classification of RPDs andpartially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)Klas IIIDaerah edentulous terletak diantara gigi-gigi yang masih ada di bagian posteriormaupun anterior dan hanya berada pada salah satu sisi rahang (unilateral)11,12,13.

Gambar II.11 Klas III edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Kennedy(sumber : Classification of RPDs andpartially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)23Klas IVDaerah edentulous terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang masih ada danmelewati garis median11,12,13.

Gambar II.12 Klas IV edentuloussebagian menggunakan sistem klasifikasiKennedy (sumber : Classification ofRPDs and partially edentulous arches[internet]. Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)2.4 KLASIFIKASI APPLEGATE-KENNEDYSetelah bertahun-tahun menggunakan dan menerapkan klasifikasi Kennedy,Applegate menganggap perlu mengadakan perubahan-perubahan tertentu demiperbaikan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan prosedur klinis denganpembuatan desain dengan klasifikasi yang dipakai12.24Applegate kemudian memperbaiki klasifikasi tersebut yang kemudiandikenal sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy. Applegate membagi rahang yangsudah kehilangan sebagian giginya menjadi enam kelas12.Klas IDaerah edentulous sama dengan klas I Kennedy, terletak di bagian posterior darigigi yang masih tersisa dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)11,12,13. Keadaanini sering dijumpai pada rahang bawah. Secara klinis dijumpai :121. Derajat resorpsi residual ridge bervariasi.2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigitiruanyang akan dipasang.3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.4. Gigi asli yang masih ada atau tinggal sudah migrasi dalam berbagai posisi.5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.6. Jumlah gigi yang masih tertinggal di bagian anterior umumnya 6-10 gigi saja.7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.Indikasi perawatan prostodontik klas I yaitu gigitiruan sebagian lepasan dengandesain bilateral dan perluasan basis distal12.25Klas IIDaerah edentulous sama seperti klas Kennedy, terletak dibagian posterior dari gigiyang masih tersisa dan hanya berada pada salah satu sisi rahang (unilateral)11,12,13.Secara klinis dijumpai keadaan :121. Resorpsi tulang alveolar terlihat lebih banyak.2. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.3. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis ini.4. Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan protesa untuk jangka waktulama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih ggi antagonis.5. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan senditemporomandibula.Indikasi perawatan prostodontik klas II yaitu gigitiruan sebagian lepasan dengandesain bilateral dan perluasan basis distal12.Klas IIIDaerah edentulous sama seperti klas III Kennedy, terletak diantara gigi-gigi yangmasih ada di bagian posterior maupun anterior dan hanya berada pada salah satu sisirahang (unilateral)11,12,13. Daerah edentulous paradental dengan kedua gigitetangganya tidak lagi mampu memberi dukungan kepada protesa secarakeseluruhan12. Secara klinis, dijumpai keadaan :121. Daerah tak bergigi sudah panjang.2. Bentuk atau panjang akar gigi kurang memadai.263. Tulang pendukung mengalami resorpsi servikal, dan atau disertai goyangnyagigi secara berlebihan.4. Beban oklusal berlebihan.Indikasi perawatan prostodontik klas III yaitu gigitiruan sebagian lepasan dukungangigi dengan desain bilateral12.Klas IVDaerah edentulous sama dengan klas IV Kennedy, terletak pada bagian anterior darigigi-gigi yang masih ada dan melewati garis median11,12,13. Pada umumnya untukklas ini dibuat gigitiruan sebagian lepasan, bila :121. Tulang alveolar sudah banyak hilang.2. Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan banyak gigipendukung.3. Dibutuhkan distribusi merata melalui banyak gigi penyangga, pada pasiendengan daya kunyah besar.4. Diperlukan dukungan dengan retensi tambahan dari gigi penyangga.5. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktoresetetik.Indikasi perawatan prostodontik klas IV yaitu :121. Gigitiruan cekat (GTC), bila gigi-gigi tetangga masih kuat.2. Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) dengan desain bilateral dan dukungan gigiatau jaringan atau kombinasi.273. Pada kasus yang meragukan, sebaiknya dibuatkan GTSL.Klas VDaerah edentulous berada pada salah satu sisi rahang13, gigi anterior lemah dantidak dapat digunakan sebagai gigi penyangga atau tidak mampu menahan dayakunyah12,13. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena gigi kaninusyang dicabut malposisi atau terjadi kecelakaan12.

Gambar II.13 Klas V edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Applegate-Kennedy (sumber : Classification of RPDsand partially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf. accessedon: April 15, 2011.)Indikasi perawatan prostodontik klas V yaitu gigitiruan sebagian lepasan dengandesain bilateral dan prinsip basis berujung bebas di bagian anterior12.Klas VIDaerah edentulous terletak pada daerah unilateral dengan kedua gigi tetangga dapatdigunakan sebagai gigi penyangga12,13.

Gambar II.14 Klas VI edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Applegate-Kennedy (sumber : Classification of RPDsand partially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)Biasanya dijumpai keadaan klinis12 :1. Daerah edentulous yang pendek.2. Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memungkinkan sebagai pendukungpenuh.3. Sisa Prossesus alveolaris memadai.4. Daya kunyah pasien tidak besar.Indikasi perawatan prostodontik klas VI yaitu 12:1. GTC,2. GTSL dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel).29Klas VIIEdentuous sebagian, semua gigi asli yang tersisa berada pada salah satu sisi rahang.Kasus ini jarang terjadi, biasanya terjadi pada pasien hemimaxillectomy danhemimandibulectomy13.

Gambar II.15 Klas VII edentulous sebagianmenggunakan sistem klasifikasi Applegate-Kennedy (sumber : Classification of RPDsand partially edentulous arches [internet].Available from:http://articulos.sld.cu/protesis/files/2009/06/chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)Klas VIIIEdentulous sebagian, semua gigi asli yang tersisa terletak di salah satu sudutanterior dari rahang. Kasus ini jarang terjadi pada pasien bedah maxillofacial danadvanced periodontitis13.

Gambar II.16 Klas VIII edentuloussebagian menggunakan sistem klasifikasiApplegate-Kennedy (sumber :Classification of RPDs and partiallyedentulous arches [internet]. Availablefrom:chapter2-classification-of-rpds.pdf.accessed on: April 15, 2011.)Selain delapan klas di atas, klasifikasi Applegate-Kennedy juga mengenalmodifikasi untuk daerah edentulous tambahan12,13.

Apa saja bahanyang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan?Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu logam dan non logam.a. LogamBahan logam yang digunakan sebagai basis gigi tiruan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, aluminium dan stainless steel.3 Meskipun bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap fraktur dan abrasi, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan seperti pembuatannya memerlukan biaya yang mahal serta estetis yang kurang.b. Non-LogamBasis non logam dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :1. Thermo-hardeningBahan basis thermo-hardening adalah bahan basis yang mengalami perubahan kimia dalam proses dan pembentukan. Hasil dari produk tersebut berbeda dari bahan dasar setelah selesai diproses, bahan ini tidak dapat dilunakkan dengan panas ataupun dibentuk ulang. Contoh bahan thermo-hardening adalah fenol-formaldehid, vulkanit, dan resin akrilik.Bahan fenol-formaldehid lebih dikenal dengan Bakelite, awalnya ditemukan pada penggunaan di bidang perindustrian. Pada tahun 1924, bahan ini mulai diperkenalkan sebagai salah satu bahan pembuatan basis gigitiruan, namun mempunyai beberapa kelemahan seperti dapat terjadi perubahan warna, estetis yang kurang, sulit direparasi, memiliki kekuatan impak yang rendah, serta lebih sulit dalam pembuatannya.Vulkanit merupakan bahan pertama yang paling banyak digunakan untuk memproduksi basis gigi tiruan. Bahan ini terbuat dari karet yang mengandung 32% sulfur dan oksida logam untuk memberikan warna.3 Akan tetapi, bahan ini mempunyai kekurangan dalam hal estetis, mengabsorpsi saliva serta dapat menyebabkan stomatitis.Resin akrilik (polimetil metakrilat) adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang. Menurut American Dental Association (1974), resin akrilik dibedakan menjadi dua yaitu:a. Resin akrilik polimerisasi panas ; resin yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan. Pada umumnya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairanb. Resin akrilik swapolimerisasi ; komposisi resin ini sama dengan polimerisasi panas kecuali cairannya mengandung bahan aktivator yang polimerisasinya dapat berlangsung pada suhu kamar. Resin ini disebut juga self cured autopolimeryzing, atau bahan yang diaktivasi secara kimiaThermo-hardening resin akrilik memiliki sifat porositas dan penyerapan air yang tinggi, perubahan volumetrik, mudah fraktur serta mempunyai kandungan sisa monomer.2.Thermo-plasticBahan thermo-plastic adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia dalam proses pembentukannya. Produk yang dihasilkan serupa dengan bahan dasar, hanya saja terjadi perubahan dalam bentuknya. Bahan ini dapat dilunakkan dengan panas dan dibentuk menjadi bentuk yang lain. Jenis bahan dari kelompok ini yang digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan antara lain : seluloid, selulosa nitrat, resin vinil, nilon, polikarbonat, dan resin akrilik.Seluloid mulai diperkenalkan pada tahun 1869. Pada awal penggunaan, bahan ini mempunyai sifat estetis yang baik. Namun seiring berlalunya waktu, bahan ini kurang diminati karena terjadinya perubahan warna, serta mudah menimbulkan stain karena sifat porositas yang dimiliki.Bahan vinil diperkenalkan sebagai bahan basis gigitiruan pada tahun 1932. Sifat umum resin ini memenuhi syarat basis gigitiruan, tetapi ketahanan yang rendah terhadap fatik, sering menyebabkan masalah fraktur beberapa waktu setelah pemakaian. Menjelang akhir tahun 1960an, mulailah dikembangkan bahan vinil-akrilik. Kelebihan dari bahan ini yaitu sedikit penyerapan air, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap fatik dan impak. Namun, kekurangan yang dimiliki, yaitu modulus elastisitas yang rendah serta penghantar panas yang rendah.Polikarbonat adalah rantai polimer dari bisphenol-A carbonat. Bahan ini cukup populer dan banyak digunakan dalam kedokteran gigi sejak dahulu sebagai mahkota sementara. Bahan ini cukup kuat, tahan terhadap fraktur dan fleksibel. Tetapi, polikarbonat tidak dapat menahan tekanan oklusal sehingga tidak dapat mempertahankan dimensi vertikal dalam jangka waktu yang lama.Thermo-plastic akrilik mempunyai ketahanan terhadap fraktur, kekuatan tekan, fleksibilitas yang baik, serta sedikit kandungan sisa monomer. Tetapi bahan ini tidak dapat mempertahankan dimensi vertikal dalam waktu yang lama. Contoh dari thermo-plastic akrilik adalah Flexite M.P. yang diperoleh dari campuran khusus polimer dan mempunyai kekuatan impak tertinggi dibandingkan bahan jenis akrilik lainnya.Nilon adalah nama generik dari termoplastik polimer, dan pertama kali digunakan sebagai basis gigitiruan pada tahun 1950an. Bahan ini mempunyai ketahanan impak yang tinggi, akan tetapi bahan ini memiliki kelemahan yaitu dapat terjadi perubahan warna serta dapat menyerap air. Bagaimana sifat resin akrilik?Resin aklilik mempunyai beberapa sifat yaitu sebagai berikut :a. Curing ShrinkageKetika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan kepatadan. Perubahan kepadatan menyebakan shrinkage polimerisasi sebesar 21 %. Umunya perbadinga powder-liquid adalah sebesar 33,5 :1 (vol ) atau 2,5 :1 (berat). Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar 7%. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan shrinkage yang terdistribusi merata disetiap permukaan basis sehingga tidak begitu mempengaruhi adaptasi basis mukosa.b. Strength (Kekuatan )Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing, dan lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik mempunyai modulus elastisitas yang relatif rendah yaitu 2400 Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari 1 mm.c. PorositasPorositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah mengalami polimarisasi. Timbulnya porositas menyabababkan efek negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik.Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang lebih jauh dari sumber panas.d.Stabilitas dimensiStabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absorbsi air dan temperatur tinggi.e. CrazingRetakan yang terjadi pada permukaan basis resin, hal ini disebabkan karena adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan barat molekul.f. FrakturGigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat menyebabkan daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan akhirnya menyebabkan gigi tiruan fraktur.g. RadiologiAkrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat radiolusensinya. Ini disebabkan karena atom C,H,O yang terdapa dalam alrilik melemahkan, menyerap sinar x- ray. Hal ini akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana ada bagian akrilik yang tertelan atau tertanam di dalam jaringan lunak.h. Reaksi alergiSangat jarang pasien yang mengalami reaksi alergi akibat kontak dengan resin akrilik yang berasal sdari gigi tiruan. Kebanyakan kasus yang dilaporkan adalah akibat dari gigi tiruan yang tidak bersih dan gigi tiruan yang tidak sesuai kedudukanya dalam rongga mulut sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan lunak mulut, tetapi banyaknya residual monomer yang terdapat pada basis resin akrilik yang tidak mengalami polimerisasi secara sempurna akan mengakibatkaniritasi pada jaringan mulut pasien.i. Penyerapan airResin akrilik meyerap air secara peerlahan dengan nilai equilibrium absorpsi 2 2,5 % aka terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari ketebalan basis. Peyerapan air ini akan menyebabkan perubahan dimensiomnal, tetapi hal ini adalah tidak signifikan dan biasanya bukan merupakan penyebab utama ketidak sesuaian gigi tiruan.j. Berat molekulResin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi yaitu 500.000 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan antarrantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang memiliki berat molekul yang lebih rendah.k. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organikResistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan protesa.Selain itu ada juga sifat lainnya yaitu: Cukup elastic dan bila terdapat klamer maka cukup rigid atau keras terhadap tekanankunyah Dapat menyesuaikan diri dengan cairan mulut Tidak mengiritasi jaringan mulut, Tidak beracun Tidak berasa dan tidak barbau Tidak berubah warna Mudah dipolish

Bagaimana syarat resin akrilik yang dapat digunakan dalam kedokteran gigi?Syarat Resin Akrilik Dalam Kedokteran Gigi1. Pertimbangan biologis Tidak berbau, tidak berasa, tidak toksik dan tidak mengiritasi jaringan mulut.2. Sifat fisik memiliki kekuatan terhadap tekan gigit atau pengunyahan, tekanan benturan, keausan, kestabilan dimensi.3. Sifat estetik Menunjukkan translusensi dan tidak berubah warna setelah pembentukan.4. Tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan5. Biokompabilitas dengan jaringan lunak mulut6. Biaya ekonomis dan mudah dalam manipulasi

Apa saja komposisi resin akrilik?Komposisi dari resin akrilik yaitu :A. Powder Polimer poly ( methyl methacrylate). Baik serbuk yang diperoleh dari polimerisasi methyl methacrilate daslam air maupun partikel ayng tidak teratur bentuknya yang diperoleh dengan cara menggerinda batangan polimer. Initiator peroksida ; berupa 0,2-0,5% benzoyl peroksida. Pigmen ; sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer1. Titanium atau Zinc Oksida2. Opaficer3. Dibutil Ptalat4. Plasticizers5. Nilon, akrilik6. Serat SintetikB. Cairan Monomer methyl methacrylate Stabilizer ; sekitar 0,006 % hydroquinone untuk mencegah berlangsungnya polymerisasi selama penyimpanan.Dimetil-P-Toluidine Zat activator ini umumnya golongan amina Aktivator organic, dalam hal ini dapat digunakan dimethyl paratoluidine ataupun amina tertier. Hidroquinon Inhibitor Cross linking agent: Etilene Glikol Dimetakrilat. Agen cross-linked dapat berfungsi sebagai jembatan atau ikatan kimia yang menyatukan 2 rantai polimer. Apabila etilenglikol dimetilakrilat dimasukkan ke dalam adukan, beberapa ikatan akan terbentuk yang mana merupakan suatu struktur disebut jaringan 3 dimensi. Cross-linked ini memberikan peningkatan ketahanan terhadap deformasi serta mengurangi solubilitas dan penyerapan air.Perbandingan bahan akrilik heat cured dengan bahan akrilik self cured sebagai berikut : Komposisinya sama tapi pada bahan self cured cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl paratoluidin. Porositas bahan self cured lebih besar daripada heat cured, meskipun ini tidak mudah dilihat pada resin yang diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena terlarutnya udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer pada suhu kamar. Secara umum bahan self cured mempunyai berat molekul rata-rata lebih rendah dan mengandung lebih banyak sisa monomer yaitu sekitar 2-5 %. Bahan sel cured tidak sekuat heat cured, transverse strength bahan ini kira-kira 80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya yang lebih ringan. Mengenai sifat-sifat rheologynya, bahan heat cured lebih baik dari self cured karena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar dari pemakaian. Pada pengukuran creep bahan polimetil metakrilat, polimer heat cured mempunyai deformasi awal yang lebih kecil juga lebih sedikit creep dan lebih cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator amina tertiar dapat terjadi penguningan setelah beberapa lama. Apa saja klasifikasi dari resin akrilik?Pada dasarnya, dari semua tipe resin akrilik memiliki tujuan sama dalam awal reaksinya yakni untuk mengaktifkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu muatan listrik netral dimana di dalamnya terkandung atom-atom yang tidak berpasangan. Radikal ini merupakan hasil pemanasan benzoil peroksida yang digunakan sebagai inisiator.A. Heat Cured Acrylic (Resin Akrilik teraktivasi Panas)Pada resin jenis ini, energy thermal diperoleh dari proses perendaman akrilik di dalam air, selain itu juga diperoleh dari proses perebusan. Resin ini memiliki komposisi bubuk atau powder berupa polimethyl metakrilat dengan tambahan inisiator berupa benzoil peroksida. Disamping juga ada liquid atau cairan berupa methyl metakrilat yang di dalamnya terkandung sedikit kandungan hydroquinone yang ditambah dengan glikol dimetakrilat sebagai bahan ikat silang.Kelebihan dari heat cured acrylic adalah nilai estetis unggul dimana warna hasil akhir akrilik sama dengan warna jaringan lunak rongga mulut. Selain itu, resin akrilik ini tergolong mudah dimanipulasi dan harga terjangkau. Sedangkan jika dilihat dari segi kekurangan heat cured acrylic adalah daya tahan abrasi atau benturan masih tergolong rendah, fleksibilitas juga masih rendah dan hasil akhir dari manipulasi akrilik akan terjadi penyusutan volume.B. Self Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Kimia)Berbeda dengan heat cured acrylic, self cured acylic menggunakan activator berupa cairan kimia. Cairan kimia yangdigunakan adalah dari golongan amin tersier biasanya adalah dietil paratuloidin. Jenis ini memang tidak sesempurna tipe I karena residu monomer yang terbentuk dari proses polimerisasi dan manipulasi lebih banyak. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur suhu dan waktu manipulasi secara tepat.Kelebihan dari tipe ini adalah mudah dilepaskan dari kuvet, fleksibilitas lebih tinggi dari tipe I, pengerutan volumeakhir tergolong rendah karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong kurang sempurna. Sedang kekurangannya adalah elastisitas dari tipe ini tergolong kurang dari tipe I, kemudian karena digunakan bahan kimia hal tersebut dapat mengiritasi jaringan rongga mulut, dandari segi ekonomis lebih mahal.C. Light Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Cahaya)Cahaya yang dapat digunakan sebagai activator pada resin akrilik jenis ini adalah sinar UV dengan panjang gelombang 290-4nm dan sinar tampak dengan panjang gelombang 400-700 nm. Pada proses manipulasi resin akrilik jenis ini, ditambahkan bahan inisiator berupa champorquinon.Kelebihan dari resin akrilik jenis ini adalah penyusutan saat polimerisasi rendah, hasil akhir manipulasinya dapat dibentuk dengan baik dan resin ini dapat dimanipulasi dengan peralatan sederhana. Kekurangan dari resin akrilik ini adalah elastisitas dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan sinar UV pada resin ini dapat merusak jaringan rongga mulut.D. Microwave Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Kimia)Activator pada resin akarilik ini adalah gelombang mikro dimana gelombang ini membuat molekul bergerak secara merata danseimbang ke segala arah sehingga hasil akhir dari resin akrilik ini lebih sempurna dari yang lain. Hal tersebut disebabkan karena hamper semua monomer beraksi sehingga proses polimerisasinya sempurna.Kelebihan dari jenis resin akrilik ini adalah waktu pemanasan yang dibutuhkan dari resin ini lebih singkat, perubahan warna kecil, sisa monomer lebih sedikit karena polimerisasinya lebih sempurna. Kekurangan dari resin jenis ini yakni resin akrilik ini masih dapat menyerap air, selain itu harga cukup mahal karena peralatan manipulasinya canggih.

Bagaimana manipulasinya?Manipulasi Heat Cured Acrylic Perbandingan monomer dan polymer akan menentukan sturktur resin. Perbandingan monomer dan polymer, biasanya 3 sampai 3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat. Bila ratio terlalu tinggi, tidak semua polymer sanggup dibasahi oleh monomer akibatnya acrylic yang digodok akan bergranula. Selain itu juga tidak boleh terlalu rendah karena sewaktu polmerisasi monomer murni terjadi pngerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan acrylic yang berasal dari perbandingan monomer dan polymer yang benar, kontraksi sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan lebih besar.Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang terbuat dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal.Bila polymer dan monomer dicampuur, akan terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila ditarik akan membentuk serat (stringy stage). Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas meresap ke dalam polimer.Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat lekat hilang dan adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih banyak monomer yang menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang kasar.Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah menjadi keras dan getas pada permukaannya, sedang keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.Waktu dough (waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:1. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat dan lebih cepat mencapai dough.2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi liat.3. Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya dough.4. Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan adonan dalam tempat yang dingin.5. Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi maka waktu dough lebih singkat.Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan AcrylicRuang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi dengan acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam yang biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan could mould seal (CMS). Ruang cetak diisi dengan akrilik pada waktu adonan mencapai tahap plastis (dough stage). Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:a. Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan (gips) dan ber-polimerisasi di dalam gips sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan merekat dengan bahan cetakan/gips.b. Mencegah air dari bahan cetakan masuk ke dalam resin acrylic. Sewaktu melakukan pengisian ke dalam cetakan pelu diperhatikan :- Cetakan terisi penuh.- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup pada cetakan, ini dapat dicapai dengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak ke dalam cetakan. Selama polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang kurang dapat menyebabkan terjadi shrinkage porosity. Ruang cetak diisi dengan acrylic pada tahap adonan mencapai tahap plastis (dough). Agar merat dan padat, maka dipelukan pengepresan dengan menggunakan alat hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan dilakukan berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh dan padat.Cara pengepresan yang benar adalah:1. Adonan yang telah mencapai tahap dough dimasukkkan ke dalam rongga cetak, kemudian kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi kertas selofan.Pengepresan awal dilakkukan sebesar 900psi, kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan, diselipi kertas selofan.2. Pengepresan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi tekanan ditingkatkan menjadi 1200 psi. Kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan tanpa diselipi kertas selofan.3. Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan 1500 psi, kemudian kuvet diambil dan dipindahkan pada begel.Pemasakan (Curing)Untuk menyempurnakan dan mempercepat polimerisasi, maka setelah pengisian (packing) dan pengepresan perlu dilakukan pemasakan (curing) di dalam oven atau boiling water (air panas). Di dalam pemasakan harus diperhati-kan, lamanya dan kecepatan peningkatan suhu/temperature.Metode pemasakan dapat dilakukan dengan cara cepat atau lambat. Ada tiga metode pemasakan resin acrylic, yaitu:1. Kuvet dan Begel dimasukkan ke dalam waterbath, kemudian diisi air setinggi 5 cm diatas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak diatas nyala api hingga mencapai temperature 700C (dipertahankan selama 10 menit). Kemudian temperaturnya ditingkatkan hingga 1000C (dipertahankan selama 20 menit). Selanjutnya api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai temperature ruang.2. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C), kemudian kuvet dan beugel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali (dipertahankan selama 20 menit), api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai temperature ruang.3. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C), kemudian kuvet dan beugel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali. Setelah mendidih api segera dimatikan dan dibiarkan selama 45 menit.Kuvet dan begel yang terletak dalam water bath harus dibiarkan dingin secara perlahan-lahan. Selama pendinginan terdapat perbedaan kontraksi antara gips dan acrylic yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Pendinginan secara perlahan-lahan akan akan memberi kesempatan terlepasnya stress oleh karena perubahan plastis. Selama pengisian mould space, pengepresan dan pemasakan perlu dikontrol perbandingan antara monomer dan polimer. Karena monomer mudah menguap, maka berkurangnya jumlah monomer dapat menyebabkan kurang sempurnanya polimerisasi dan terjadi porositas pada permukaan acrylic.Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah monomer adalah:1. Perbandingan monomer dan polimer yang tidak tepat.2. Penguapan monomer selama proses pengisisan rongga cetak.3. Pemasakan yang terlalu panas, melebihi titik mdidih monomer (100,30C).Secara normal setelah pemasakan terdapat sisa monomer 0,2-0,5%.Pemasakan pada temperature yang terlalu rendah dan dalam waktu singkat akan menghasilkan sisa monomer yang lebih besar. Ini harus dicegah, karena:a. Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan mengiritasi jaringan mulut.b. Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer dan membuat resin menjadi lunak dan lebih flexible.Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan dan sifat-sfat optic acrylic. Porositas yang terjadi dapat berupa shrinkage porosity (tampak geleembung yang tidak beraturan pada permukaan acrylic) dan gaseous porosity (berupa gelembung uniform, kecil, halus dan biasanya terjadi pada bagian acrylic yang tebal dan jauh dari sumber panas).Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang telah mengeras adalah terjadinya crazing (retak) pada permukaannya. Hal ini disebabkan adanya tensile stress ysng menyebabkan terpisahnya moleku-molekul primer. Retak juga dapat terjadi oleh karena pengaruh monomer yang berkontak pada permukaan resin acrylic, terutama pada proses reparasi.Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena :1. Stress mekanis oleh karena berulang-ulang dilakukan pengerigan dan pembasahan denture yang menyebabkan kontraksi dan ekspansi secara berganti-ganti. Dengan menggunakan bahan pengganti tin-foil untuk lapisan cetakan maka air dapat masuk ke dalam acrylic sewaktu pemasakan; selanjutnya apabila air ini hilang dari acrylic maka dapat menyebabkan keretakan.2. Stress yang timbul karena adanya perbedaan koefisien ekspansi termis antara denture porselen atau bahan lain seperti klamer dengan landasan denture acrylic;retak-retak dapat terjadi di sekeliling bahan tersebut.3. Kerja bahan pelarut; missal pada denture yang sedang direparasi, sejumlah monomer berkontak dengan resin dan dapat menyebabkan keretakan.Denture dapat mengalami fraktur atau patah karena:1. Impact; missal jatuh pada permukaan yang keras.2. Fatigue; karena denture mengalami bending secara berulang-ulang selamapemakaian.

I. PENDAHULUANGigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960).Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan berbagai gangguan pada orang tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibuatkan gigi tiruan pengganti.Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :1.Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi penurunan efisiensi kunyah, gangguan fungsi bicara, memperburuk penampilan.2.Pada gigi asli yang masih tertinggal dapat terjadi drifting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi, erupsi gigi antagonis yang berlebihan.3.Gangguan pada sendi temporomandibular4.Terbentuknya poket gingiva pada gigi miring dan berlanjut menjadi poket periodontal.5.Resesi gingiva akibat kurang stimulasi6.Beban berlebihan pada jaringan pendukung7.Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan terjadinya impaksi makanan8.Kebersihan mulut terganggu9.Trauma periodontal akibat gigi yang miring10.Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut11.Bila gigi yang hilang cukup banyak dapat mengakibatkan perubahan TMJ12.Pada kasus kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri karena estetis menjadi berkurang serta kurang sempurnanya pengucapan beberapa huruf.Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian adalah :1.Mengembalikan fungsi pengunyahan2.Mengembalikan fungsi estetis3.Mengembalikan fungsi bicara4.Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal5.Memperbaiki oklusi6.Meningkatkan distribusi beban kunyah7.Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :1.Gigi tiruan tersebut harus tahan lama2.Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.3.Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun4.Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.Keberhasilan pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.II. TINJAUAN PUSTAKAA.Indikasi Gigi Tiruan Sebagian LepasanIndikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai berikut :1.Hilangnya satu gigi atau lebih.2.Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment.3.Keadaan processus alveolaris masih baik.4.Oral hygiene pasien baik.5.Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.B.Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian LepasanGTSL dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa hal, yaitu :1.Berdasarkan jaringan pendukungnyaa.GT dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.b.GT dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.c.GT dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dari gigi asli.2.Berdasarkan saat pemasangannya :a.Immediate prothesa, dipasang segera setelah pencabutanb.Conventional prothesa, dibuat setelah gigi lama dicabut3.Berdasarkan ada tidaknya winga.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk anterior.b.Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk posterior.4.Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :a.Frame dentureFrame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.b.Acrylic dentureAcrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.c.Vulkanite dentureVulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel dan free end:Klas I Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisi rahang.Klas II Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja.Klas III Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang tertinggal di bagian belakang kedua sisi.Klas IV Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line. Bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV tidak ada modifikasi.Miller Mengklasifikasikan Berdasarkan Letak CangkolanKlas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus median lineKlas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonalKlas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.Cummer Mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolanKlas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan diagonalKlas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang berhadapan tegak lurusKlas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahangKlas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempatC.Bagian-Bagian Gigi Tiruan Sebagian LepasanMenurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri atas beberapa komponen, yaitu :1.Konektor UtamaMerupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.Syarat konektor utama adalah rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.2.Konektor minorKonektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.3.Sandaran / restMerupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior (sandaran oklusal) atau pada permukaan lingual gigi anterior (sandaran incisal). Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat.Fungsi sandaran / rest :a.Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi peganganb.Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnyac.Mencegahnya lengan cengkeram mekar/terbuka akibat tekanan oklusal.d.Mencegah ekstrusi gigi pegangane.Mencegah terselipnya sisa makananf.Menyalurkan sebagian gaya lateral ke gigi pegangang.Memperbaiki oklusih.Sebagai retensi tidak langsungi.Dapat sebagai splint dan mencegah kerusakan jaringan periodontal4.Direct RetainerMerupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp, Reverse back Action clasp, Ring clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp.5.Inderect RetainerInderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.6.Basis landasanBasis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi tiruan.Fungsi basis :a.Sebagai pondasi utama gigi tiruanb.Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukungc.Menunjang kebersihan dan perbaikan estetisd.Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.e.Memberikan retensi dan stimulasi.Keuntungan basis gigi tiruan kerangka akrilik: penghantar termis, ketepatan dimensional, kebersihan terjamin, kekuatan maksimal, dengan ketebalan minimal.7.Gigi tiruan penggantiMerupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi yaitu : ukuran, bentuk, warna, dan bahan.Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :1.RetensiMerupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.2.StabilisasiMerupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal. Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.3.EstetikaPenempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan inklinasi tiap gigi, gingival contouring harus sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.III. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATANA.Kunjungan Pertama1.Anamnesa Indikasi2.Membuat Studi Modela.Alat : Sendok cetak nomor duab.Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)c.Metode Mencetak : MucostatikPosisi operator : RB : di kanan depan pasienPosisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai posisi mulut setinggi siku operator.d.Cara mencetakMula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.B.Kunjungan Kedua1.Membuat work modela.Alat : sendok cetak fisiologisb.Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)c.Metode mencetak : mucocompresid.Cara mencetakRahang Atas :Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan dibantu dengan trimming.Rahang Bawah :Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi dipertahankan sampai setting.2.Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat cangkolan berada nantinya.3.Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.4.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.C.Kunjungan Ketiga1.Try in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.2.Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien diminta mengigit malam tersebut.3.Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi.4.Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai dengan kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.5.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.D.Kunjungan KeempatDilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :1.Part of insertion and part of removementHambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).2.RetensiYaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di dapat dengan cara :a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.b.Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati undercut gigi abutment.3.StabilisasiYaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.4.OklusiYaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL (pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL (pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien1.Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien terbiasa.2.Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.3.Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya.4.Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.5.Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.6.Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.E.Kunjungan KelimaKontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan :1.Pemeriksaan subjektifPasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan tersebut.2.Pemeriksaan objektifa.Melihat keadaan mulut dan jaringan mulutb.Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun pada mukosa di bawahnya.c.Melihat posisi cangkolan.d.Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.e.Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.Prosedur Mencetak Anatomis dan FisiologisCetak AnatomisProsedur mencetak:a. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakanb. Instruksi pada pasienc. Persiapan pasien seperti preparasi dan profilaksis, control saliva, dan control pasienhipersensitifd. Posisi pasien dan operator untuk rahang atas operator berada di belakang kanan pasien,kepala pasien setinggi dada operator, mulut pasien setinggi siku operator, dan kalaurahang bawah operator berada sebelah kanan depan pasien, mulut pasien setinggi antarabahu dan siku operatore. Try in sendok cetak ke mulut pasienf. Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1 : 2 hingga homogen (halus dan mengkilat)g. Masukkan bahan ke sendok cetakh. Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasieni. Mengisi daerah undercutj. Senteringk. Mengangkat bibir atas atau menurunkan bibir bawahl. Menekan sendok cetak, ditekan bagian tengah palatum supaya bahan mengalir secaramerata kemudian baru tekan bagian posterior dan anteriorm. Melepas sendok cetak dari rahangn. Mengeluarkan sendok cetak dari dalam muluto. Pengecoran dengan dental stone (gips tipe III)

Cetak Fisiologisa. Membuat sendok cetak buatan/individuilb. Border molding/muscle trimmingc. Membuat lubang pada sendok cetakd. Boxing dan Beadinge. Prosedur Penentuan Gigitan (Record Block)

2.1. Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian LepasanKlasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan bahan1. Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logamGTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka sesederhana mungkin, dengan basis dan konektor major dan minor yang didesain tidak berkontak dengan alveolar ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk mencegah atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.2. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilikGigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak digunakan untuk lebih dari beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih tidak nyaman digunakan, dan kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan jenis ini banyak digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak mahal dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan periodonsiumnya relatif masih sehat, dalam bentuk gigi tiruan sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini membantu pasien untuk beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan sementara sering dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh.Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam terhambat karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik sering menjadi alternatif yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah fungsional. Dilepas/tidak dapat dilepasa.removable partil denture= GTS Lepasanb.fixed denture/bridge= GTCSaat pemasangana.convesional-dipasang setelah gigi hilangb.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabutJaringan pendukunga.tooth borne-didukung oleh gigib.mucosa / tissue borne-didukung mukosac.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosaLetak daerah tak bergigi / sadela.anterior tooth suported caseb.all tooth suported casec.free and supotred caseMemakai wing bagian bukal/labial atau tidakA. Open face : GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila1.keadaan prosessus aleolaris masih baik2.biasa pada gigi anterior3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebarB. Close face : GTS yang dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi2.perbaikan profilIndikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat : Usia :usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan waktu yang lama Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous2. tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle)3. bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat4. bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan5. bila membutuhkan estetik yang lebih baik6. bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut7. keinginan pasien2.2. Desain GTSL akrilikDesain : gambaran bentukMendesain : merencanakan gambaran dengan menggambar dan perincian data pendukungGuna :1. sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat2. sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian pembuatan gigi di laboratoriumPrinsip dasar desain GTSL:Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepsan dengan memperhatikan:1. distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)2. mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)3. phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis)Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL1. anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga mulut(gigi, mukosa, tulang)2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti 3. besarnya beban kunyah:bila gigi hilang gigi belakang, dimana beban kunyah besar, sedangkan gigi penjangkarannya kurang kuat untuk mensupport beban kunyah yang besar tersebut, sebiknya dibuatkan GTS gingival4. macam gigi tiruan: GTS paradental:cengkeram yang dipakai adalah cengkeran paradental.gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, kecuali bila mengganggu estetis. Basis tidak perlu terlalu luas. GTS gingival:cengkeram yang dipakai adalah gingival,gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, basis dibuat seluas mungkin GTS kombinasi paradental-gingival:Cengkeram yang dipakai adalah pada sisi paradental menggunakan paradental, pada sisi gingival menggunakan cengkeram gingival. Pada satu sisi tidak boleh ada cengkeram paradental dan gingival bersama-sama Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi gingival luas5. pertimbangan biomekanikjaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup. Karena itu keseimbangan tekanan oleh adanya beban kunyah harus diperhatikan.6. garis fulcrum:adalah garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran yang dapat merupakan sumbu berputarnya atau terungkitnya gigi tiruan7. estetikaletak cengkeram harus lebih diperhatikan8. kenyamanangigi tiruan harus dapat dipakai dengan nyaman9. penyakituntuk pasien DM dibuat desain gingival mengingat keadaan dari sisa gigi yang ada sering goyangBagian-bagian gigi tiruan sebagian lepasanGigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:1. Basisdisebut juga plat protesaadalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.Bahan dasar basis:akrilik, logamBeda basis akrilik dengan logam:No akrilik logam1 Proses pembuatan mudah Sukar2 Kekuatan Kurang Kuat3 Penghantar panas Kurang Baik4 Menyerap air Dapat Tidak dapat5 Perubahan warna Dapat Tidak dapat6 Luas basis Luas/lebar Tak luas7 biaya murah mahalFungsi basis: untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah tempat melekatnya cengkeram menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik)2. Sadeladalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruanbila sadel letaknya:antara gigi asli diseut bounded saddleposterior dari gigi asli disebut free end saddle3. Elemen gigi tiruanadalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilangBahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik, porselen,logamElemen gigi tiruan resin akriliko mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah yang kuato perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena bahannya samao dapat berubah warnao mudah tergoreso mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangano lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logamo dapat diasah dan dipoleso karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris yang datarElemen gigi tiruan porselen:o tidak mudah aus/tergoreso perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan harus mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basisbentuk retensi gigi tiruan porselen:undercur,pin,aluro tidak berubah warnao tidak dapat diasaho lebih berat daripada akriliko tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi)Elemen gigi tiruan logam:o biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempito estetis kurang baiko tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat4. Cengkeramdisebut juga klammerCengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/ memegang gigi penjangakaranFungsi cengkeramo untuk retensio untuk stabilisasio untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaranSyarat umum gigi penjangkaran1. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna2. bentuk anatomis dan besarnya noraml3. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar, karies, hypoplasia, konus4. posisi dalam lengkung gigi normal5. keadaan akar gigi: bentuk ukurannya normal tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3 jaringan periodonta sehat tidak ada kelainan periapikal6. sedapat mungkin tidak goyangCengkeram kawatBagian-bagian dari cengkeram kawat:1. lengan cengekeram2. jari cengkeram3. bahu cengkeram4. badan cengkeram5. oklusal rest6. retensi dalam akrilikBagian-bagian dari cengkeram kawat:1. lenganyaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi penjangkaransifat:agak lenturfungsi:retensi dan stabilisasi2. jaribagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran terbesar gigisifat:lentur/fleksibelfungsi/retensi3. bahubagian dari lengan yang terleta di atas lingkaran terbesar dari gigisifat:kakufungsi:stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual4. badan/bodybagian yang cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah aproksimalsifat:kakufungsi:stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior5. oklusal restyaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagaian oklusal gigisifat:kaku, panjang 1/3 lebar mesio-distal gigifungsi:meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran6. retensi dalam akrilikbagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilikSyarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:1. harus kontak garis2. tidak boleh menekan/harus pasif3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan4. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram5. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu oklusi/artikulasi6. jarak bagian jari ke servikal gigi:cengkeram paradental:1/2-1 mmcengekeram gingival:1 -2 mm7. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkanMacam-macam desain cengkeramDesain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:1. Cengkeram paradentalyaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan stabilisasi protesa, juga sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi penjangkarannyaJadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi tetangganya2. Cengkeram gingivalyaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi protesa. Jadi, karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.Macam-macam cengkeram paradental1. Cengkeram 3 jariterdiri dari: lengan bukal dan lingual body bahu oklusal rest bagian retensi dalam akrilikindikasi:gigi molar dan premolar2. Cengkeram jacksonDisain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual masuk retensi akrilik.Indikasi:Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan distalnyaBila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada waktu pemasangan protesa.3. Cengkeram jackson paradentalDisainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus ke retensi akrilikIndikasi:gigi molar dan premolargigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinyaada titik kontak yang baik di anatar 2 gigi4. Cengkeram SDisain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak, turun ke lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilikIndikasi:Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak mengganggu oklusi5. Cengkeram KippmeiderTidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulumIndikasi:Hanya untuk kaninusBentuk cingulum harus baikFungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi6. Cengkeram rush angkerDisainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual ke bawah, masuk dalam akrilikIndikasi:molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baikFungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan sebagai retensi pada pembuatan splin7. Cengkeram roachDisainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan lingual terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilikIndiksai:gigi molar dan premolar yang mempunyai konta yang baikMacam-macam cengkeram gingival1. Cengkeram 2 jariDisainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai restIndikasi:gigi molar dan premolar2. Cengkeram 2 jari panjangDisainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatanIindikasi:gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat(goyang 10 ) 3. Cengkeram jacsonhampir sama dengan cengkeram jacson paradentalbedanya cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema dan di bagian lingual lurus ke bawah, tetap di tepi lingualindikasi:gigi molar,premolar dan kaninus4. Cengkeram vestibular fingercengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di vestibulum bagian labial, ujungnya ditutupi akrilikindikasi:gigi sisa hanya gigi anterior yangtidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian vestibulum labial harus mempunyai undercut yang cukupfungsi:untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif2.3.Tahapan Perawatan2.3.1 Pemeriksaan Utamaa. Pemeriksaan subjektifAnamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumnya dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi pasien dan keluarga.Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:1. daftar pribadi(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)2. Data kesehatan umum- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.- obat yang digunakan.- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.3. Data jenis kesehatan gigi mulut- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita- riwayat hilangnya gigi- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan yang lama.- frekuensi kunjungan ke dokter gigi- keinginan khusus tentang gigi tiruannya.- perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.b.Pemeriksaan objektifTerbagi dua:1. Pemeriksaan ekstraoral2. Pemeriksaan intraoralPada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :a. Melihatb. Palpasic. Perkusid. Sondee. Termisf. Roentgen fotoPemeriksaan ekstraoralPemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:1. Bentuk muka/wajaha. Dilihat dari arah depan:-Oval/ovoid-Persegi/square-Lonjong/taperingb. Dilihat dari arah samping-cembung-lurus-cekung2. Bentuk bibir- Panjang, pendek- Normal- Tebal,tipis- Flabby3. Sendi Rahang- Menggeletuk- Krepitasi- SakitPemeriksaan intraoralPemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:1. Gigi yang hilang2. Keadaan gigi yang tinggal:- Gigi yang mudah terkena karies- Banyaknya tambalan pada gigi- Mobilitas gigi- Elongasi- Malposisi- AtrisiJika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.3. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada, apakah hubungan Angle Kelas I, II, III.4. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:- Erupsi yang tidak teratur.- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.- Atrisi gigi geligiOverclosed occlusion dapat menyebabkan:1. Angular cheilosis2. Disfungsi TMJ3. Spasme otot kunyah5. Warna gigiWarna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian lepasan, terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.6. Oral Hygiene- adanya karang gigi- adanya akar gigi tertinggal- adanya gigi yang karies- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.7. Resesi gingivalTerutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga dari gigi tiruan tersebut.- Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar,seperti:1. Inflamasi2. Keras/ lunak.- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas- Pemeriksaan ruang antar rahang1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm-Pemeriksaan torus:1. Pada palatum, disebut torus paltina2. Pada mandibula disebut torus mandibulaTorus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.-Pemeriksaan jaringan pendukung gigiPemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai puncak tulang alveolar.32.3.2 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan RadiografBerfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui adanya:1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar3. Kista4. Kelainan periapikal5. Resorpsi tulang6. SklerosisPemeriksaan Laboratorium1. Penyakit tulangTingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim da alkalin fosfat melibatkan penyakit tulang.a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh beberapa faktor. Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam ginjal, tulang, intestinal, dan kelenjar laktasid mammary. Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka resiko terhadap osteoporosis.c. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan dengan hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebab kanker. 2. HematologyPemeriksaan ini berfungsi untuk:- kapisitas daya angkut oksigen- identifikasi elemen selular- analisis mekanisme pembekuan darahpenjelasan beberapa komponen dalam darah:a. HemoglobinNormal laki-laki 14-17 g/dlNormal perempuan 12-15 g/dlb. HematokritNormal laki-laki 42-54 %Normal perempuan 38-46 %c. EritrositNormal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3d. leukositnormal 4100-10900/mm3e. glukosa dalam darahnormal 70-100mmg/dl (puasa)jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik3. UrinalisisYang dianalisis :a. warnanormal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau hitam menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap fisiologis abnormal pada urine.b. PHNormal PH 4,8-8,0c. Gravity spesifiknormal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh kemampuannya untuk mecairkan atau konsentrasi urin.Temuan mikroskopik :a. gulanormalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita DM.b. KetonMemproduksi metabolisme lemak. Ada dalam urin pasien yang menderita busung lapar, dehidrasi, atau acidosis saat mengalami DM.c. Protein` tidak biasa terdapat dalam urin, tapi normal ada pada saat sedang hamil.4. Pemeriksaan dan tes lainnyaa. Tes serologyUntuk konfirmasi penyakit kelamin, seperti sifilis.b. Tes patch (kulit)Biasanya digunakan untuk mengetahui atau membuktikan adanya alergi dalam pemakaian basis material. Kontak lokal dermatitis biasanya terjadi antara 24-48 jam setelah aplikasi material.42.3.3 MencetakMacam-macam sendok cetak1. Stock tray:sendok cetak yang sudah dibuat oleh pabrikbahan:metal/aluminium,plastikukuran:nomor 1,2,3huruf S,M,Lfungsi:untuk rahang bergigi,bentuk dasar bersudutuntuk rahang tak bergigi,bentuk dasar agak membulatSyarat-syarat sendok cetak yang sesuai: lebar bucco-lingual: jarak tepi sendok cetak ke arah bukal gigi/ lingual gigi=1/2 cm panjang ke distal:rahang bawah:sampai retromolar padrahang atas:tuber maksila dan batas palatum molle harus ada retensi untuk bahan cetak. Tinggi sendok cetak sesuai dengan tinggi gigi dalam kedalaman vestibulumIndikasi stock tray Untuk mendapatkan model studi Untuk mendapatkan model kerja pada kasus kelas II dan kelas IV Kennedy dengan sadel yang pendek Untuk mendapatkan model pendahuluan untuk membuat sendok cetak perseorangan2. Custom tray:sendok cetak yang dibuat sendiri sesuai dengan ukuran rahang pasienBahan yang dipakai:akrilik, shellac, compoundTujuan:untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat, terutama pada daerah tepi sendok cetak(daerah vestibulum, frenulum, dan retromylohyoid dari rahang)Cara membuat custom tray cetak rahang dengan sendok cetak anatomis gambar batas sendok cetak pada model tutup gigi pada model dan bagian labial/bukal model yang mempunyai undercut dengan wax setebal 2mm sehingga tidak ada undercut lapisi permukaan model dengan bahan separasi siapkan bahan sendok cetak, tempelkan selapis tipis(1-2mm)diseluruh permukaan model sampai batas yang sudah digambar buat pegangan sendok cetak cobakan ke mulut pasien, bila ukuran sudah sesuai dilubangi untuk retensi bahan cetakbatas-batas custom tray daerah posterior:rahang atas:sampai batas palatum durum dan palatum molle serta menutupi daerah tuber maxilaerahang bawah:sampai menutupi retromolar pad daerah bukal/labial:sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak tidak boleh menutupi frenulum daerah lingual:sampai batas dasar mulut di lingual/retromylohyoidmacam-macam bahan cetakproses pengerasannya ada 2 macam secara reaksi kimia.Contohnya:Plaster of Paris, Zinc oxide eugenol pasta, irreversible hydrocolloid, mercaptan rubber base dan silicone secara pemanasan(termoplastik). Contohnya: Modelling compound, reversible hydrocolloid, wax. Bahan ini memerlukan pemanasan untuk melunakkan dan pendinginan untuk mengeras.1. Impression plasterDigunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja dengan tekanan minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat digunakan bila ada ceruk. Diperlukan sendok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara sendok cetak dengan jaringan penyangganya. Ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.2. Zinc oxide eugenol pastaDigunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat mencatat detail jaringan dengan baik, karena sifatnya yang mudah mengalir sebelum mengeras dan dalam keadaan tidak elastis waktu mengeras. Keuntungan lain dari bahan ini, sendok cetak perseorangan yang dibuat, berkontak langsung dengan mukosa pendukung.3. Bahan cetak elastomerDigunakan untuk membuat cetakan akhir sama mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat mencatat detail jaringan dengan baik. Oleh karena sifatnya elastis, dapat digunakan bila ada ceruk. Jaringan mulut perlu dikeringkan sebelum dicetak dengan bahan ini.4. Tissue conditioning materialTissue conditioning material dapat didefinisikan sebagai bahan yang lunak yang diletakkan untuk sementara pada permukaan cetakan gigi tiruan, bertujuan agar distribusi beban menjadi lebih sama, jadi membiarkan jaringan mukosa untuk embali ke bentuk yang normal.5. Irrevesible hydrocolloidBahan ini dapat mencatat detail yang baik, tetapi sangat dipengaruhi oleh cairan saliva. Hasil cetakan harus segera dituang dengan stone gips karena bahan ini dipengaruhi oleh kelembaban.6. Reversible hydrocolloidDiperlukan pemanasan untuk mencairkan bahan ini.Proses pengerasannya:dari gel ke sol ke gel.Bahan ini dapat memberikan detail yang baik untuk cetakan, tetapi ia mempunyai beberapa kekurangan. Diperlukan sendok cetak khusus yang ada saluran air di tepinya untuk mendinginkan bahan cetak.Umumnya digunakan untuk cetakan permulaan.7. Malam cetakDiperlukan pemansan untuk mencairkan bahan ini. Umumnya digunakan untuk koreksi pada cetakan akhir yang menggunakan bahan lain seperti plaster atau zinc oxide eugenol pasta/8. Modelling compound/impression compoundSifatnya termoplastik, menjadi lunak bila dipanaskan pada temperatur 55-700 C.Viskositas yang tinggi dari bahan ini, dan kenyataannya menjadi keras bila didinginkan, serta dapat dilunakkan kembali, merupakan keuntungan tersendiri. Teknik mencetak1. Secara mukostatisuntuk tahanan jaringan rendah2. Secara mukokompresi/mukofungsionaluntuk tahanan jaringan yang tinggiPenjelasan:Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan bergerak, bila dicetak secara muko statis, akan didapat model dengan bentuk mukosa yang pasif/tidak tertekan secara fungsional.Pada kasus GTSL, bila mencetak dengan tekanan fungsional, akan menghasilkan protesa yang stabil waktu berfungsi. Dalam keadaan istirahat, protesa tersebut tetap akan stabil/tak bergerak, karena ada cengkeram yang menahan sebagai retensi protesa.Hasil cetakan yang baik bahan cetak tidak terlepas dari sendok cetak pada hasil cetakan boleh terdapat gelembung udara, sobek dan lipatan bagian-bagian sendok cetak tidak boleh terlihat gigi-gigi, mukosa, frenulum, vestibulum, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, teromolar pad, tubermaxila batas palatum durum dan palatum molle, batas gingiva dengan gigi, perlekatan otot-otot, harus terlihat dengan jelascara memelihara hasil cetakan:hasil cetakan yang baik, dicuci sampai bersihbila diletakkan di atas meja kerja harus ditopang di bawahnya agar bagian posterior tidak menyentuh meja.Tujuannya: untuk menghindari terlepasnya bahan cetak bagian posterior dan sendok cetak2.3.4. Perawatan preprostetik:Perawatan periodontalPerawatan bedahKonservasi gigiRekonturing (mahkota tiruan, pengasahan gigi miring, pengasahan gigi ekstrud)Persiapan tempat cengkeramMacam cetakan RA & RB (mukostatis, muko- kompresi/mukofungsional/selective pressure Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan1. Faktor PersonalYang perlu diperhatikan pada pasien :- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa- kesehatan dan pola hidup pasien- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:- faktor sosial ekonomimemperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan- faktor umurrestorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.- faktor pengalamanfaktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan dan sering tidak bisa dihindari, seperti :pekerjaanprofesistatus sosiallingkungan2. Faktor Fisik- TulangFaktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori menurut Atwood adalah :b. faktor anatomiukuran, bentuk dan densitas ridgekarakteristik dan ketebalan mukosa penutuphubungan ridgejumlah dan kedalaman alveolarc. faktor metaboliksegala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang (osteoklas).d. faktor fungsionalfrekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.e. faktor protesabanyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor protesa.- Faktor kontrolTiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :a. genetikb. sistemikc. lokalyang termasuk bagian ini yaitu :faktor biomekanikafaktor neurotropikvascularenzim dan PHpotensial bioelektriktekanan udarasuhu(temperatur)persarafanreflek neuromuscular- Faktor prostetikPerkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan mengenai hilangnya residual bone yang tidak dapat dihindari:Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan hialngnya residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya resdual bone belum tentu akibat hilangnya gigi geligi. - GigiHarus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:Jumlah gigiLokasi gigi di dalam lengkungPosisi individual gigiMobilitas dan vitalitasRasio mahkota akarUkuran dan bentuk akarKerentanan adanya kariesKeterlibatan patologisKondisi bidang oklusal gigi yang tersisaMorfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.- Jaringan LunakKarakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada jaringan pendukung khususnya penting dalam pemakaian gigi tiruan.42.3.5. Relasi RahangOklusi gigi pada kasus GTSL ada kemungkinan:1. oklusi ada, dan fixed(mantap/stabil)minimal ada 3 gigi pada 3 regio kiri, kanan dan anterior yang beroklusi dengan benar.2. oklusi ada tapi tidak fixed(tidak mantap/tidak stabil)hanya ada 2 regio dari gigi yang berkontak dengan oklusi yang benar(kiri+kanan, atau kiri+anterior,atau kanan+anterior)3. oklusi tidak adatidak ada gig yang beroklusi dengan benarBAB III