sistem komputer smk

Upload: ratihmerdu

Post on 10-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku sumber belajar

TRANSCRIPT

  • 146

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 4, No. 2, September 2014 : 146 - 152

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS X DI SMK N 1 GOMBONG

    Sofyan Setyo Adi Pamungkas1, Muhamad Ali2

    1, 2 Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika [email protected], [email protected]

    Abstract

    This research was aimed to: (1) effectiveness of the Project Based Learning model to improve the students cognitive compared Teacher Center Learning model, (2) how much of the effectiveness of Project Based Learning model to improve the students affective compared Teacher Center Learning model, (3) how much of the effectiveness of Project Based Learning instructional model to improve the students cognitive compared Teacher Center Learning model. This research is Quasi Experimental Nonequivalent Control Group Design. The research subject is divided into two classes as the experimental class XA and XB as a control class. The results of this research are: (1) effectiveness of the Project Based Learning model to improve the students cognitive learning model is higher than Teacher Center Learning model. T-test yield comparison between tcount with ttable 2.729 > 1.995, (2) effectiveness of the Project Based Learning model to improve students affective is higher than the Teacher Center Learning model. T-test yield comparison between tcount with ttable 11,697 > 1,995, (3) effectiveness of the Project Based Learning model to improve students psychomotor is higher than the Teacher Center Learning model. T-test yield comparison between tcount with ttable 7.616 > 1.995.

    Keywords: affective, cognitive, Project Based Learning, psychomotor

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning, (2) seberapa besar keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan afektif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning, (3) seberapa besar keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Nonequivalent Control Group Design. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelas XA sebagai kelas eksperimen dan XB sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning. Uji-t menghasilkan perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 2,729 > 1,995. (2) keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan afektif siswa lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning. Uji-t menghasilkan perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 11,697 > 1,995. (3) keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan psikomotor siswa lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning. Uji-t menghasilkan perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 7,616 > 1,995.

    Kata kunci: afektif, kognitif, Project Based Learning, psikomotor

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/

  • 147

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (Sofyan Setyo Adi Pamungkas)

    Kualitas suatu bangsa dapat terlihat dari Sumber Daya Manusianya (SDM-nya). Mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia melalui pendidikan. Hal ini belum terwujud, dibuktikan dengan survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2013, dari 7,17 juta angka pengangguran berdasarkan pendidikan terakhir yang ditamatkan, 847 ribu merupakan lulusan SMK [1]. Data tersebut dapat dijelaskan bahwa kualitas lulusan SMK masih buruk.

    Perubahan kurikulum merupakan aspek yang selalu dijadikan solusi oleh pemerintah untuk memperbaiki masalah yang ada. Terakhir adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Perubahan kurikulum tidak dilakukan oleh semua SMK di Indonesia namun hanya beberapa sekolah percontohan saja. Penerapan kurikulum 2013 masih terdapat permasalahan yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang maksimal. Permasalahan ini sangat erat kaitannya dengan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Model yang diterapkan selama pembelajaran adalah model pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Center Learning). Kurikulum 2013 mengharuskan proses pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning). Proses pengajaran yang berpusat pada guru menjadikan minat siswa selama mengikuti pembelajaran berkurang. Hal ini terlihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran, dimana siswa cenderung jenuh, lebuh berbicara dengan teman, tidur, dan bermain sendiri dibandingkan memperhatikan pelajaran.

    Faktor lain rendahnya hasil belajar siswa adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini. Media sangatlah berperan penting dalam proses pembelajaran. Media yang digunakan guru selama ini adalah papan tulis dan power point. media pembelajaran ini dilihat tidak sesuai dengan Mata Pelajaran Sistem Komputer yang merupakan Mata Pelajaran Produktif. Mata Pelajaran produktif mengharuskan siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan papan tulis dan power point dikarenakan belumtersedianya media penunjang praktik (trainer kit) Mata Pelajaran Sistem Komputer. Media pembelajaran berbasis komputer yang dapat menyajikan simulasi akan mampu mensiasati belum tersedianya trainer kit, meningkatkan kreatifitas siswa dan akan mempermudah siswa dalam memahami materi.

    Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) mengetahui keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning pada Mata Pelajaran Sistem Komputer kelas X di SMK N 1 Gombong, (2) mengetahui keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning pada Mata Pelajaran Sistem Komputer kelas X di SMK N 1 Gombong, dan (3) mengetahui keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning pada Mata Pelajaran Sistem Komputer kelas X di SMK N 1 Gombong.

    Belajar menurut Sanjaya merupakan proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku dikarenakan adanya interkasi dengan lingkungan [2]. Guru dalam mengajar harus memperhatikan dan memahami prinsip belajar agar hasil yang didapat optimal. Prinsip tersebut menurut Baharudin dan Wahyuni adalah selama proses belajar siswa harus aktif dan belajar sesuai kemampuannya. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mendapat pengetahuan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar, motivasi belajar siswa akan meningkat apabila diberi tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya [3]. Disimpulkan agar pembelajaran lebih berhasil, siswa perlu memiliki kesadaran atas tanggungjawab belajar dengan cara belajar yang efisien. Belajar harus dilakukan secara teratur, terencana dan memiliki tujuan yang jelas.

    Project Based Learning menurut The George Lucas Education Foundation adalah sebuah model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merancang kegiatan atau aktifitas di dalam kelas dengan melibatkan kerja proyek [4]. Peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai fasilitator bagi siswa untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Siswa pada pembelajaran berbasis proyek dibiasakan bekerja secara kelompok yang terdiri antara 4-5 siswa. Project Based Learning terdiri dari 6 langkah, yaitu: (1) dimulai dengan pertanyaan esensial, (2) membuat perancangan proses pembuatan proyek, (3) membuat jadwal aktivitas penyelesaian

  • 148

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 4, No. 2, September 2014 : 146 - 152

    proyek, (4) guru memonitoring aktivitas siswa dalam penyelesaian proyek, (5) guru melakukan penilaian, dan (6) guru dan siswa melakukan refleksi proses pembelajaran.

    Media Pembelajaran menurut Sadiman, dkk adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa mengakibatkan proses belajar terjaadi. Pemilihan media harus menyesuaikan fungsi dan tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang sembarangan akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik. Penggunaan media yang kreatif dan inovatif akan lebih mempermudah guru dalam proses penyampaian materi sehingga siswa termotifasi dalam mengikuti pembelajaran dan menjadikan siswa dalam memahami materi yang diberikan akan lebih baik. Penggunaan software WinBreadboard sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Sistem Komputer dipilih karena mampu menampilkan simulasi yang sama persis dengan media penunjang praktik untuk mata pelajaran Sistem Komputer, sehingga walaupun tanpa trainer kit sebenarnya kebutuhan siswa telah terpenuhi baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

    Hasil Belajar menurut Thobroni dan Mustofa adalah perubahan perilaku secara keseluruhan baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor [5]. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan kemampuan intelektual siswa. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan sikap dan nilai, sedangkan psikomotor berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak individu.

    Keefektifan menurut Kamus Besar Bahasa Indnesia adalah suatu keadaan yang berpengaruh atau keberhasilan dari suatu tindakan dalam mencapai tujuan [6]. Tindakan yang dimaksud pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Project Based Learning, sedangkan tujuan yang dimaksud adalah hasil belajar siswa, sehingga dapat diartikan bahwa keefektifan model pembelajaran Project Based Learning dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Keefekifan dilihat dari skor gain ternormalisasi. Gain menurut Hake adalah selisih antara nilai pretest dan posttest [7]. Gain ternormalisasi dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan pemahaman siswa selama proses pembelajaran.

    Penerapan model Project Based Learning serta pemanfaatan media berbasis komputer software simulasi diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam proses pembelajaran Sistem Komputer di SMK N 1 Gombong sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Bagan kerangka pikir seperti Gambar 1.

    Siswa

    Model Pembelajaran Project Based Learning

    Hasil Belajar(Ranah Kognitif, Ranah Afekti,

    dan Ranah Psikomotor)

    Dibandingkan

    Model Pembelajaran Teacher Center Learning

    Keefektifan Model Pembelajaran

    Hasil Belajar(Ranah Kognitif, Ranah Afekti,

    dan Ranah Psikomotor)

    Gambar 1. Kerangka Berfikir

  • 149

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (Sofyan Setyo Adi Pamungkas)

    Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian ini tergolong Quasi Experiment Design. Penggunaan Quasi Experiment Design karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Bentuk Quasi Experiment Design pada penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Bentuk Nonequivalent Control Group Design di dalamnya terdapat dua kelompok kelompok yang pemilihannya tidak secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen dan kelompok kedua diberi perlakuan (Y) disebut kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Project Based Learning, sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Teacher Center Learning.

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 1 Gombong tahun ajaran 2012/2013 yang mengikuti Mata Pelajaran Sistem Komputer berjumlah 71 siswa. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas XTKJ B berjumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol dan XTKJ A berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen.

    Hasil dan Pembahasan

    Data hasil penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu dari kelas eksperimen dan kontrol. Data pada masing-masing kelas diperoleh dari hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

    Data penelitian pada ranah kognitif diperoleh dari pretest dan posttest hasil belajar siswa. Pemberian pretest dan posttest ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengenai Kompetensi Dasar Memahami Rangkaian Flip-fliop, Counter, Multiplexer dan Decoder.

    Hasil belajar pretest kelas eksperimen yang berjumlah 35 siswa diperoleh nilai tertinggi 83,33 dan terendah 16,67. Nilai mean adalah 45,72 dengan standar deviasi sebesar 19,39. Hasil belajar posttest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 94,44 dan terendah 77,78. Nilai mean adalah 86,98 dengan standar deviasi sebesar 5,71.

    Hasil belajar pretest kelas kontrol yang berjumlah 36 siswa diperoleh nilai tertinggi 88,89 dan terendah 16,67. Nilai mean adalah 43,21 dengan standar deviasi sebesar 17,52. Hasil belajar posttest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 94,44 dan terendah 72,22. Nilai mean adalah 80,71 dengan standar deviasi sebesar 6,16.

    Keefektifitasan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning pada ranah kognitif dilihat dengan melakukan perhitungan skor gain. Rerata skor gain kelas eksperimen termasuk dalam kategori tinggi yaitu 0,74, sedangkan rerata skor gain kelas kontrol sebesar 0,63 termasuk dalam kategori sedang. Perbandingan rerata skor gain pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Diagram Perbandingan Rerata Skor Gain

  • 150

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 4, No. 2, September 2014 : 146 - 152

    Hasil uji t yang dilakukan pada skor gain menghasilkan nilai thitung 2,729 dengan df 69, sehingga ttabel untuk signifikansi 0,05 adalah 1,995. Data tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut menyatakan bahwa keefektifan model pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Center Learning untuk meningkatkan kognitif siswa. Hasil uji t dirangkum dalam tabel 1.

    Tabel 1. Hasil Uji-t Sekor Gain

    thitung ttabel Sig. (2-tailed) Keterangan

    2,729 1,995 0,008 Ha Diterima

    Data hasil penelitian pada ranah afektif kelas eksperimen dan kontrol diperoleh dari angket. Penilaian afektif bertujuan untuk mengetahui minat dan tanggapan siswa setelah diberikan model pembelajaran Project Based Learning. Data hasil penelitian menunjukkan nilai afektif tertinggi kelas eksperimen adalah 98,91 dan kelas kontrol 81,52. Nilai terendah kelas eksperimen sebesar 72,83 dan kelas kontrol adalah 59,78. Nilai mean pada kelas eksperimen 87,55 dengan standar deviasi 6,22 dan mean kelas kontrol 71,08 dengan standar deviasi 5,63. Selisih rerata nilai afektif antara kelas eksperimen dan kontrol adalah 16,47. Perbandingan rerata nilai afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Diagram Perbandingan Rerata Nilai Afektif

    Hasil uji t yang dilakukan pada nilai afektif menghasilkan nilai thitung 11,696. nilai thitung yang dihasilkan telah melebihi nilai ttabel untuk df 69 pada signifikansi 0,05 yaitu 1,995. Hal ini berarti keefektifan model pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dibanding model pembelajaran Teacher Center Learning pada afektif siswa. Hasil uji t dirangkum dalam tabel 2.

    Tabel 2. Hasil Uji-t Nilai Afektif

    thitung ttabel Sig. (2-tailed) Keterangan

    11,696 1,995 0,000 Ha Diterima

    Data hasil penelitian pada ranah psikomotorik kelas eksperimen diperoleh dari hasil pengerjaan LKS yang berupa jobsheet dan checklist observasi. Penilaian psikomotor bertujuan untuk menilai keterampilan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Data hasil penelitian menunjukkan nilai psikomotor tertinggi kelas eksperimen 88,07 dan kelas kontrol 83,52. Nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 76,70 dan kelas kontrol 70,45. Nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 83,25

  • 151

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (Sofyan Setyo Adi Pamungkas)

    dengan standar deviasi 3,30 dan kelas kontrol 77,21 dengan standar deviasi sebesar 3,38. Selisih rerata nilai psikomotorik antara kelas eksperimen dan kontrol adalah 6,04. Perbandingan rerata nilai psikomotorik kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 3. Diagram Perbandingan Rerata Nilai Psikomotor

    Uji t dilakukan paada nilai psikomotor kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji t menghasilkan nilai thitung 7,616. Nilai thitung yang dihasilkan telah melebihi ttabel untuk df 69 pada signifikansi 0,05 yaitu 1,995. Hasil ini menyatakan bahwa keefektifan model pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Center Learning untuk meningkatkan psikomotor siswa dalam proses pembelajaran.

    Data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan pada model Project Based Learning pembelajaran berpusat pada siswa sehingga menuntut reatifas dalam menyelesaikan proyek. Siswa lebih mudah memahami materi dan lebih aktif selama proses pembelajaran. Pembentukan kelompok menjadikan siswa saling membantu dan bekerja sama baik antar anggota ataupun teman lainnya. Pembuatan proyek menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menjadikan siswa lebih teliti. Siswa sebelum pembuatan proyek diharuskan merencanakan pembuatan dan membuat perencanaan lain jika tidakan yang direncanakan gagal sehingga dapat selesai dengan baik. Proses pebelajaran juga lebih efektif dengan model pembelajaran Project Based Learning, karena siswa diharuskan membuat rancangan waktu pengerjaan proyek.

    Kesimpulan

    Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Keefektifan model pembelajaran Project Based Learning pada ranah kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Center Learning, terbukti dari uji t skor gain yang menghasilkan perbandingan antara thitung dan ttabel sebesar 2,729 > 1,995. (2) Keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk ranah afektif lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning terlihat dari dari hasil uji t nilai afektif. Hasil uji t menghasilkan perbandingan antara thitung dan ttabel sebesar 11,696 > 1,995. (3) Keefektifan model pembelajaran Project Based Learning untuk ranah psikomotor lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Teacher Center Learning. Hasil uji t menghasilkan perbandingan antara thitung dan ttabel sebesar 7,616 > 1,995.

  • 152

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 4, No. 2, September 2014 : 146 - 152

    Rekomendasi

    Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah: (1) penggunaan Project Based Learning dapat menjadi pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan efisien, (2) siswa diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Keaktifan yang lebih dikarenakan dalam model Project Based Learning proses pembelajaran berpusat pada siswa itu sendiri, serta (3) kesulitan yang dihadapi atau ditemui oleh siswa dapat diselesaikan melalui diskusi dengan teman satu kelompok atau dengan kelompok lain. Permasalahan yang ditemui belum juga dapat dipecahkan siswa dapat bertanya kepada guru pendamping untuk membantu menyelesaikan masalah.

    Daftar Pustaka

    [1] BPS. Satistik Pengangguran (2013). Diakses dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=06&notab=5. pada tanggal 9 februari 2014, Jam 10 :22 WIB.

    [2] Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. [3] Baharudin, & Wahyuni, Esa Nur. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. [4] The George Lucas Educational Foundation. (2005). Istructional Modul Project Based Learning. Diakses

    dari http://www.edutopia.org/PBL/whatpbl.php. pada tanggal 2 Maret 2014, Jam 09.50 WIB. [5] Thobroni, Muhammad, & Mustofa, Arif. (2013). Belajar & Pemebelajaran: Pengembangan Wacana dan

    Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz. [6] Tim Penyusun Kamus. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. [7] Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [On-Line]. Diakses dari

    www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. pada tanggal 7 Mei 2014, Jam 15.10 WIB.