sistem muskuloskeletal - akbar
DESCRIPTION
AnatomiTRANSCRIPT
Dian Rahmadin Akbar, S.Kep.,Ns
SISTEM MUSKULOSKELETALKomponen tubuh manusia yang terdiri dari otot (musculo) , tulang-tulang yang
membentuk rangka (scelet) & persendian (jo bursae, tendon)
(musculo)(scelet)
(joints : Bursae; Tendon; Ligament)
DEFINISI• Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik (gerak) (Sloane, 2004).• Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan terdiri atas matriks
kolagen (Smith et al, 1983).• Sendi adalah hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat (Seeley, 2003).• Bursae adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang
memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan (Hegner, 2003).
• Tendon adalah struktur jaringan yang menghubungkan otot ke tulang (Worden, 2010) .
• Ligamen adalah jaringan fibrosa yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi (Leeson et al, 1996).
STRUKTUR OTOT
Epimysium (fascia)
Perimysium
Endomysium
Muscle Fibers (cells)
External Lamina
Fasciculus
JENIS OTOT1. Otot Rangka, • Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
2. Otot Polos, • Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm.
3. Otot Jantung, • Merupakan otot lurik. Disebut juga otot lintang involunter. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
FUNGSI OTOT1. Menggerakkan rangka tubuh2. Mempertahankan sikap & posisi
tubuh.3. Menyokong jaringan lunak4. Mempertahankan suhu tubuh
KARAKTERISTIK OTOT• Kontraksi, otot memiliki kemampuan untuk
memanjang dan memendek.• Eksitabilitas, otot memiliki kemampuan untuk
berespon terhadap stimulus dari saraf dan hormon.• Ekstensibilitas, otot memiliki kemampuan dapat
meregang dari ukuran normal sampai batas tertentu.• Elastisitas, otot memiliki kemampuan untuk
kembali kebentuk semula setelah direnggangkan.
Kontraksi,
Eksitabilitas,
Ekstensibilitas,
Elastisitas,
Epiphyseal Plate
Sponge Bone
Compact Bone
Medullary Cavity
Perforating Fibers
Yellow Bone Marrow
Periosteum
Nutrient Vessel
Nutrient Foramen
Endosteum
Articular CartilagoEpiphysis
Diaphysis
Epiphysis
JENIS TULANG1. Tulang panjang terdapat pada daerah
ekstremitas2. Tulang pendek terdapat pada
pergelangan kaki dan tangan3. Tulang pipih terdapat pada tengkorak
dan iga4. Tulang ireguler terdapat pada vertebra,
tulang-tulang wajah, dan rahang.
FUNGSI TULANG1. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong &
memberi bentuk pada tubuh2. Sebagai suatu sistem pengungkit yang
digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat pada tulang tersebut
3. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
4. Sebagai penghasil sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah pada tulang tertentu.
Bone
Blood Vessel
Nerve
Synovial Membrane
Fibrous Capsule
Fibrous Layer
Membranous Layer
Joint Capsul
e
Periosteum
Bursa
Joint Cavity
Tendon Sheath
Articular Cartilago
Tendon
Bone
JENIS SENDI• Sendi Engsel, sendi yang hanya dapat digerakkan ke satu
arah. • Sendi Pelana, sendi yang dapat digerakan ke dua arah yaitu
ke samping dan ke depan. • Sendi Putar, sendi yang salah satu tulangnya dapat berputar
mengelilingi tulang yang lain yang bertindak sebagai porosnya.
• Sendi Peluru, sendi yang merupakan pertemuan antara ujung tulang berbentuk bola dan tulang berbentuk mangkok. Sendi ini dapat di putar ke segala arah.
• Sendi Geser, sendi yang hanya memungkinkan sedikit gerakan.
PERADANGAN PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
Ost.Femur
Synovial Membrane
Synovial Fluid
Meniscus
Articular Cartilage
Ost.Fibula
Ligament Patellar
Quadriceps Muscle
Fat
Bursae
Ost.Patella
Articular Cartilage
Fat
Bursae
Ost.Tibia
Patellar Tendon
BURSITISInflamasi pada bursa (jaringan yang berbentuk kantong kecil berisi cairan sinovial terdapat pada persendian) yang disertai rasa nyeri.
BURSA YANG RENTAN TERJADI PERADANGAN• Bursa sub akromial• Bursa deltoid• Bursa Bunion• Bursa Achilles• Bursa Heel spur• Bursa Anserin• Bursa pre patellar
• Bursa olekranon• Bursa retro kalkaneal• Bursa sub kalkaneal• Bursa hip• Bursa trokanter• Bursa iliopektineal
Bursa sub akromial
Bursa deltoid
Bursa Bunion
KLASIFIKASI BURSITIS1. Bursitis Akut
a. Terjadinya secara mendadakb. Jika disentuh ataupun
digerakkan akan timbul nyeri & teraba hangat di daerah peradangan
c. Kulit di permukaan bursa tampak hiperemi & membengkak
d. Disebabkan oleh infeksi atau gout
2. Bursitis Kronisa. Akibat dari bursitis akut atau karena
cedera berulangb. Dinding bursa menebal & didalamnya
terdapat endapan kalsium padat yang menyerupai kapur.
c. Bursa yang pernah mengalami kerusakan sensitif terhadap peradangan
d. Nyeri menahun & pembengkakan membuat pergerakan menjadi terbatas atrofi kelemahan
e. Terjadi beberapa hari hingga beberapa minggu sering kambuh
KLASIFIKASI BURSITIS
ETIOLOGI Injury
(cidera, trauma, over use)
Gout MSU Pseudogout CPP Rheumatoid Arthritis Infeksi (Bennett, 1996)
MANIFESTASI KLINIS Nyeri Pembengkakan lokal Teraba lunak Merah Panas ROM terbatas Terasa kaku (Smeltzer, 2002)
PATOFISIOLOGIGOUT RHEUMATOID ARTHRITISPSEUDOGOUT INFEKSIINJURY
disintegrasi sel-sel
darah dan jaringan
Inflamasi pd sendi
Gangguan Metabolism
e Purin (kristal MSU)
Hiperurisemia &
serangan Sinovitis akut
berulang
Gangguan Metabolism
e Purin (kristal CPP)
Arthritis
Inflamasi pd sendi
Staphylococcus
Proses Fagositosi
s
Stimulasi mediator inflamasi
Mengaktifkan Protease
Destruksi Jaringan disekitar
persendian
Reaksi autoimun pd jaringan sinovial
Peradangan pada mebran
sinovial
Sinovitis
Cairan Synovial meningkat
Bursa membengkak atau mengalami peradangan
BURSITIS
Destruksi Jaringan Kulit
Penghancuran kartilago
Pelepasan Mediator Kimia
Mk: Kerusakan Integritas Kulit
Pelepasan Leukotrien & Prostaglandin
Pembentukan enzim
kolagenase
Proliferasi membran sinovial
Kemampuan untuk
mengurangi gesekan rendah
Erosi Tulang
Trauma minimal dapat menimbulkan
terjadinya fraktur
Mk: Resiko Cidera
Mk: Resiko Infeksi
Bradikinin,Histamin,Serotonin,
Prostaglandin,Il-1, Il-6, Il-8 &
TNF
Terjadinya vasodilatasi
Vaskularisasi me
Retensi Cairan
Mk: Edema
Prostaglandin berikatan dengan
reseptor Ip-1 pd membran
selMemicu
timbulnya Panas
Mk: HipertermiMk: Nyeri
Tibul gesekan yang permanen bila tulang
bergerak Mk: Gangguan Mobilitas fisik
Proses Inflamasi pada jaringan Bursa
KOMPLIKASI
• Bursitis Kronis• Tendinitis• Fraktur patologis• Arthritis• Depresi Berat (akibat penggunaan steroid
yang terlalu sering ataupun lama)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Radiografi: untuk menunjukkan letak jaringan yang mengalami peradangan (bursa, tendon, ligamen atau jaringan lunak sekitarnya.
• X-Ray atau Rontgen: untuk mengetahui luasnya jaringan yang mengalami peradangan.
• CT- Scan; MRI: untuk mengetahui lebih detail/jelas pada jaringan yang mengalami
peradangan.
• Angiografi; DSA; Mielografi; Artroskopi: untuk mengetahui adanya penyebaran inflamasi pada jaringan sekitar dan kontur sendi.
• Termografi: untuk mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit
• Elektromiografi: untuk mengukur potensial listrik otot & saraf pada daerah sekitar peradangan.
• Biopsi: untuk menentukan struktur & komposisi tulang, otot, dan sinovial.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- MEDIS -a. Berikan obat analgesik & anti inflamasi sesuai indikasi.b. Arthrosintesis: Aspirasi cairan sinovial dalam bursa yang terdapat
didaerah sendi untuk menghilangkan nyeri dan pemeriksaan laboratorium.
c. Adrenokortikosteroid dapat disuntikkan kedalam bursa.d. Pembedahan dapat dilakukan bila terdapat indikasi.e. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan obat antibiotik.f. Bursitis akut non-infeksius diobati menggunakan obat anti inflamasi
non-steroid (seperti indometasin, ibuprofen, atau naproksen).g. Bursitis kronik diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral.
PENATALAKSANAAN
- PARAMEDIS -a. Bursitis akut memerlukan istirahat pada sendi yang
mengalami peradangan.b. Kompres dingin di daerah yang mengalami perdangan
pada fase akut untuk mengurangi rasa nyeri.c. Hindarkan dari panas karena dapat meningkatkan
produksi cairan pada bursa saat fase peradangan.d. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan
terapi fisik dengan latihan pada sendi agar dapat mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
PENATALAKSANAAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
• Identitas Diri: Riwayat Pekerjaan Kuli Bangunan, Pembantu Rumah Tangga, Foto Model/Artis.
• Alasan MRS: Kaki Bengkak dan terasa nyeri• Keluhan Utama: Nyeri pada daerah persendian• RPS: Kecelakaan, Jatuh, karena sering menggunakan
anggota tubuh tersebut untuk beraktivitas.• RPD: mempunyai riwayat Gout, DM, Post Injury,
Rheumatoid Arthritis.• RPK: mempunyai riwayat DM
DIAGNOSA KEPERAWATANYANG DAPAT TERJADI
1. Nyeri b/d Proses peradangan pada bursa d/d Pembengkakan.2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot d/d Penurunan
kekuatan otot.3. Kerusakan integritas kulit b/d destruksi jaringan kulit d/d
pembengkakan/terdapat luka.4. Defisit perawatan diri b/d keletihan, nyeri pada saat bergerak
d/d pembengkakan.5. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri d/d Keterbatasan
gerak.6. Resiko Infeksi b/d Kerusakan jaringan kulit d/d jaringan parut.
Masalah
Kep.
Etiologi
Diagnosa
Kep.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Osteomyelitis
OSTEOMIELITISInflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang disebabkan oleh bakteri piognik (escherichia coli, staphylococcus aureus, streptococcus pyogenes, Pneumococcus, Salmonella) & jamur (Cryptococcosis, Coccidiomycosis, Blastomycosis, Actinomycosis).
Infeksi yang mengenai tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi yang terjadi pada jaringan lunak.
(Smeltzer, 2002)
KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS
• Osteomielitis piogenik hematogenMerupakan infeksi tulang yang sering dialami oleh anak-anak yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus dan bacillus coli.
• Osteomielitis tuberkulosisInfeksi tulang yang mengenai rongga sendi, tulang panjang dari ekstremitas, serta pada daerah tulang belakang. Osteomyelitis tuberkulosis dapat menyebabkan deformitas (kifosis, skoliosis), akibat terjadinya destruksi dan perubahan sumbu tulang belakang dari posisi normalnya.
Berdasarkan Jenis Osteomielitis (Robbins & Kumar, 1995):
ETIOLOGI• Agen penyebab infeksi pada tulang:
Bakteri (Staphylococcus Aureus Dewasa; Streptococcus Pyogenes Anak-anak; Pneumococcus; Salmonella; Hemophillus influensza; Salmonella typhi; Escherichia coli)
• Jamur (Cryptococcosis, Coccidiomycosis, Blastomycosis, Actinomycosis)• Penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tempat lain:
Tonsil yang terinfeksi, infeksi gigi, infeksi saluran napas bagian atas.
• Penyebaran infeksi jaringan lunak:Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkusvaskular .
• Kontaminasi langsung dengan tulang:Fraktur terbuka, cedera traumatik (luka tembak dan pembedahan tulang).
(Reeves, 2001)
KEADAAN YANG MENDASARI INFEKSI ORGANISME
• Diabetes menyebabkan terjadinya infeksi pada kaki oleh organisme gram negatif (Staphylococcus aureus).
• Septikemia Staphylococcus aureus (misalnya komplikasi dari kanula intravena pada pasien-pasien yang dirawat).
• Penyakit sickle cell anemia (Salmonella).• Imunosupresi (akibat virus) menjadi predisposisi
terhadap terjadinya infeksi tulang.• Luka tusuk pada kaki dapat menyebabkan
osteomyelitis pada kalkaneus (Pseudomonas aeruginosa).
MANIFESTASI KLINIS• Nyeri & panas pada daerah yang mengalami peradangan• Demam• Pembengkakan lokal• Dehidrasi• Toksemia• Malaise• Tachycardia• Eksudat/pus• Penurunan Hb• LED meningkat (Overdoff, 2002)
PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan bagian atas
Penyebaran
Hematogen
Tonsil yang terinfeksi
Infeksi gigi
Penyebaran infeksi jaringan lunak
Penyebaran infeksi jaringan lunak
Fraktur terbuka
Cedera Traumatik
AbcesUlkus
DekubitusUlkus
Vaskular
Melalui Juksta Epifisis Tulang
Invasi Jamur
• Cryptococcosis;• Coccidiomycosis;• Blastomycosis;• Actinomycosis
Invasi Bakteri• Staphylococcus Aureus
Dewasa• Streptococcus Pyogenes
Anak-anak• Pneumococcus;• Salmonella;• Hemophillus influensza;• Salmonella typhi;• Escherichia coli
Pembedahan Tulang
Luka Tembak
OSTEOMIELITIS
Fagositosis
Peningkatan tekanan jaringan tulang & Medula
Iskemik Jaringan Tulang
Nekrosis Tulang
Pembentukan Abses Tulang
Stimulasi Noxiseptor
Mk. NyeriPertumbuhan tulang baru, Pengeluaran pus
Deformitas dan bau akibat adanya ulkus / luka
Mk : Gangguan Konsep Diri
Prostaglandin berikatan
dengan reseptor Ip-1 pd
membran sel
Memicu timbulnya Panas
Mk: Hipertermi
Pembentukan pus & Nekrosi Jaringan
Mk: Resiko Infeksi
Destruksi Jaringan Kulit o/
e.Protese
Mk: Kerusakan Integritas Kulit
Metabolisme Tubuh me
Anoreksia
Mk: Gangguan
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Kemampuan tonus otot me
Mk: Intoleransi Aktifitas
Kelemahan fisik
Pelepasan Leukotrien & Prostaglandin
Erosi Tulang
Mk: Resiko Cidera
Proses Inflamasi
• Abses Tulang• Arthritis Supuratif• Bakteremia Septikemia• Fraktur Patologis• Meregangnya implan prosthetik• Sellulitis pada jaringan lunak sekitar• Abses otak pada osteomyelitis di daerah
kranium.
KOMPLIKASI
• Pemeriksaan Darah: Sel darah putih meningkat sampai 30.000 gr/dl & disertai peningkatan LED.
• Pemeriksaan titer antibodi - anti staphylococcus: Pemeriksaan Kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensiti vitas.
• Pemeriksaan feses: dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto X-Ray/Rontgen: untuk mengetahui adanya osteomielitis dan sclerosis tulang, penebalan periosteum, elevasi periosteum serta adanya sekuestrum.
• CT Scan: Mendeteksi massa jaringan lunak & sekuestrum yang disebabkan oleh osteomyelitis.
• MRI: Mendeteksi terjadinya infeksi pada tulang & Jaringan sekitar tulang.
• Ultrasonografi: untuk mengetahui adanya efusi ataupun erosi tulang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Non Operatif –a. Daerah Peradangan diimobilisasi mengurangi Nyeri &
mencegah terjadinya fraktur.b. Rendam menggunakan cairan salin hangat selama 20 menit
meningkatkan aliran darah.c. Pemberian antibiotik intravena, jika infeksi tampak terkontrol dapat
diberikan per-oral & dilanjutkan sampai 3 bulan.d. Pembedahan dilakukan jika tidak menunjukan respon terhadap
antibiotik.e. Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologi steril (7-8 hari) pada
jaringan purulen dan debridment jaringan nekrotik, Terapi antibiotik tetap dilanjutkan.
PENATALAKSANAAN
- Operatif -a. Sequestrektomi
Sequestra dibuang melalui debridement pada tulang yang mengalami infeksi sehingga terjadi revaskularisasi pada jaringan tulang.
b. Bone graftsTindakan pembedahan dengan mengeksisi bagian tulang yang mengalami nekrotik dan memasang tulang grafts tulang serta menutupi kulit tulang tulang ileum posterior Perawatan luka dilakukan setiap hari hingga ± 2 minggu sambil mengobservasi grafts yang dipasang stabil.
c. Bone segment transferTransplantasi tulang donor difibula dan iliaka.
d. AmputasiBila prosedur pembedahan tidak berhasil maka tindakan amputasi adalah pilihan terakhir.
PENATALAKSANAAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN•Identitas Diri:
Usia (osteomielitis hematogen akut lebih sering dijumpai pada bayi dan anak-anak; osteomielitis akibat fraktur terbuka lebih sering dijumpai pada orang dewasa; osteomielitis spinal lebih sering dijumpai pada orang berusia di atas 45 tahun); Berdasarkan tingkat kejadian osteomielitis, Laki-laki : Perempuan (2 : 1)
• Alasan MRS: Kecelakaan, sakit gigi• Keluhan Utama: Nyeri pada daerah luka• RPS: Kecelakaan, Patah tulang terbuka, sakit gigi menahun.• RPD: Mempunyai riwayat DM, Post Injury, Infeksi gigi, Riwayat
operasi tulang.• RPK: Mempunyai riwayat DM
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri b/d Proses peradangan jaringan tulang & sekitarnya2. Kerusakan Integritas Kulit b/d Destruksi jaringan kulit oleh
enzim protese.3. Hipertermi b/d Proses peradangan jaringan tulang &
sekitarnya.4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot.5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Anoreksia.6. Gangguan Konsep diri b/d terjadinya Deformitas pada
anggota tubuh, terdapatnya ulkus yang berbau.7. Resiko Infeksi b/d terdapatnya luka akibat infeksi tulang.8. Resiko cidera b/d erosi/pengeroposan jaringan tulang.
RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)Penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Rheumatoid arthritis sinovitis kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon & ligamen dalam sendi (Reeves, Roux & Lockhart, 2001) .
KLASIFIKASI• Rheumatoid arthritis clasic
Terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
• Rheumatoid arthritis defisit Terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
• Probable rheumatoid arthritis Terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
• Possible rheumatoid arthritisTerdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
(Buffer, 2010)
1987 Revised A.R.A. Criteria for Rheumatoid Arthritis
1. Kaku pagi hari2. Artritis pada 3 daerah persendian atau lebih3. Artritis pada persendian tangan4. Artritis simetris5. Nodul reumatoid6. Faktor reumatoid serum positif7. Perubahan gambaran radiologis
ETIOLOGI1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti
interaksi Ig G dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor
2. Faktor metabolik3. Infeksi akibat virus
MANIFESTASI KLINIS1. Nyeri Sendi2. Kekakuan3. Nodul Rheumatoid4. Panas5. Eritema
(Buffer, 2010)
6. Kelemahan7. Tachicardia8. Anoreksia BB me9. Deformitas10. Pembengkakan Sendi
STADIUM RHEUMATOID ARTHRITIS
1. Stadium Sinovitisperadangan pada jaringan sinovial ditandai dengan adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium DestruksiTerjadi kerusakan pada jaringan sinovial & pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium DeformitasTerjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
PATOFISIOLOGIReaksi faktor Rheumatoid dg Ig G
(antigen antibodi)Infeksi akibat VirusFaktor Metabolik
Rheumatoid Arthritis
Sinovial Menebal
Infiltrasi ke dalam Os. Subcondria Nodul
Pelepasan Mediator Kimia
Bradikinin, Histamin, Serotonin, Prostaglandin,
Il-1, Il-6, Il-8 & TNF
Stimulasi Reseptor Nyeri
(Noxiseptor)
Mk: NyeriDeformitas
SendiHambatan Nutrisi Pada Kartilago
artikularisMk: Gangguan
Body Image
Immobilisasi
Kekakuan Sendi(morning Stiffness)
Mk: Gangguan Mobilitas Fisik
Pannus
Reaksi Peradangan
Kerusakan Kartilago & Tulang Kartilago Nekrosis
Tendon & Ligament melemah
Mudah luksasi & Subluksasi
Hilangnya Kekuatan otot
Mk: Resiko Cidera
Erosi kartilago & tulang
Adhesi pada permukaan sendi
Ankilosis Fibrosa & tulang
Terbatasnya pergerakan Sendi
Mk: Defisit Self Care
Hambatan Nutrisi Pada Kartilago artikularis
• Gastritis • Ulkus peptikum • Lesi neuropatik•Myelopati
KOMPLIKASI
OAINS DMARD
Pemeriksaan Cairan Synoviala. Kuning sampai putih; derajat kekeruhan menggambarkan peningkatan
jumlah sel darah putih; fibrin clot menggambarkankronisitas.b. Mucin clot: Bekuan yang berat dan menurunnya viskositas
menggambarkan penurunan kadar asam hyaluronat.c. Leukosit: 5.000 – 50.000/mm3, menggambarkan adanya proses
inflamasi, didominasi oleh sel neutrophil (65%).d. Glukosa: normal atau rendah.e. Rheumatoid factor positif, kadarnya lebih tinggi dari serum, berbanding
terbalik dengna kadar komplemen cairan sinovium.f. Penurunan kadar komlemen menggambarkan pemakaiannya padareaksi
imunologis.g. Peningkatan kadar IgG dan kompleks imun.h. Phagocites – neutrophils yang “difagosit” oleh kompleks immun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah tepia.Leukosit: normal atau meningkat (<12.000/mm3). Leukosit menurun bila terdapat splenomegali; keadaain ini dikenal sebagai Felty’s syndrome.
b.Anemia normositer atau mikrositer, tipe penyakit kronis.
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Sero-imunologiRheumatoid factor + (IgM) - 75% penderita; 95% + pada
penderitadengan nodul subkutan.Anti CCP antibodies positif telah dapat ditemukan pada AR dini.Antinuclear antibodies positif (10%-50% penderita) dengan titer
yang lebih rendah dibandingkan dengan Lupus Eritematosus Sistemik.
Anti-DNA antibodies negatif.Peningkatan CRP, fibrinogen dan laju endap darah,menggambarkan
aktivitas penyakit.Meningkatnya kadar alpha1 dan alpha2 globulin sebagai acute
phase reactans.Meningkatnya kadar γ-gobulin menggambarkankenaikan/akselerasi
dari katabolisme protein pada penyakit kronis.Kadar komplemen serum normal; menurunnya kadar komplemen
dapat terjadi pada keadaan penyakit dengan gejala ekstra artikular yang berat seperti vaskulitis.
Adanya circulating immune comlexes, serta ditemukan pada penyakit dengan manifestasi sistemik.
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemerikasaan
Gambaran Radiologik
Terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. irreversibel. Terdapat tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena.
PENATALAKSANAAN- MEDIS -
Beberapa jenis obat yang digunakan pada RA:
1. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
2. Kortikosteroid3. Desease Modifing Anti Rheumatoid
Drugs (DMARDs)4. Obat imunosupresi5. Suplemen anti okdsidan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATANIdentitas Diri:
Usia (RA seingkali timbul pada usia 40-60 th, namun penykit ini dapat terjadi pada anak-anak (RA Juvenil)); Berdasarkan tingkat kejadian RA, Perempuan : Laki-laki (3 : 1)
Alasan MRS: Linu-linu, Nyeri Sendi, sakit jika dipakai berjalan
Keluhan Utama: Nyeri pada persendian RPS: Nyeri pada persendian tangan/kaki, sudah lama RPD: Mempunyai riwayat Gout, DM RPK: Mempunyai riwayat RA, DM
PENATALAKSANAANJenis pembedahan dan indikasinya :1. Sinovektomi: untuk mencegah arthritis pada sendi
tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya inflamasi kembali.
2. Arthrotomi: membuka persendian3. Arthrodesis: pembedahan dengan cara membuang sendi
dan menyatukan dua tulang menjadi satu kesatuan yang immobilisasi meningkatkan stabilitas dan meredakan nyeri di sendi yang terkena
4. Arthroplasty: Penggantian sendi dengan cara membuang sebagian atau seluruh sendi yang rusak dan diganti dengan komponen sintesis atau sendi artifisial yaitu prosthesis
5. Rekonstruksi Tendon: merekonstruksi tendon yang rusak dengan mengikatkan tendon yang utuh ke tendon yang rusak
PENATALAKSANAAN
- PARAMEDIS -- Anjurkan untuk Istirahat dan
latihan- Lakukan Perawatan sendi Splint- Ajarkan teknik reduksi stres- Konsumsi Diet sehat (Tinggi
kalori, Tinggi protein, & Tinggi kalsium)
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri b/d Proses peradangan pada
persendian.2. Hipertermi b/d Proses peradangan pada
persendian.3. Gangguan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi
(morning stiffness).4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d Anoreksia.5. Gangguan gambaran diri b/d terjadinya
Deformitas pada anggota tubuh.6. Kurang perawatan diri b/d Hilangnya kekuatan
otot.7. Resiko cidera b/d Kelemahan pada tendon
dan ligament.
OSTEOMALASIAPenyakit metabolisme tulang yang disebabkan oleh kurangnya mineral (demineralisasi) tulang.
ETIOLOGI
Defisiensi kalsium & vitamin D Malabsorbsi usus Hepatitis; Liver Cirrhosis Chronic Kidney Disease
(Smeltzer, 2001)
MANIFESTASI KLINIS• Nyeri tulang disertai nyeri tekan• Kelemahan otot• Kaki Bengkok• Kifosis• Anoreksia• Kurang percaya diri
(Smeltzer, 2001)
PATOFISIOLOGI
Defisiensi Kalsium & Vit. D
dalam diet
Malabsorbsi ususLiver Disease
(Hepatitis; Liver Cirrhosis) Chronic Kidney Disease
Absorbsi lemak terganggu
Pembentukan Vit. D Terganggu
Penyerapan kalsium usus menurun
Asidosis Metabolik
Kompensasi dengan kalsium dalam tubuh
Kalsium Ekstra sel berkurang
Transport kalsium ke tulang terganggu
Demineralisasi TulangOSTEOMALASIA
Demineralisasi TulangOSTEOMALASIA
Pelunakan kerangka tubuh
Kompresi pada vertebrae
Penekanan saraf vertebrae
Nyeri Punggung
Mk: Nyeri
Mk: Harga Diri Rendah
Pemendekan tinggi badan
Deformitas Jaringan tulang
Ketidakseimbangan anggota gerak
Mk: Resiko Cidera
Berat badan dengan tarikan tubuh tidak
seimbang
Tulang melengkung
Resiko fraktur meningkat
Mk: Gangguan mobilitas fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Foto X-Ray/Rontgen: dapat memperlihatkan
penurunan osifikasi/demineralisasi tulang.• Metode spektrometer: pengukuran kalsium dan fosfat
serum akan memperlihatkan nilai yang rendah• Pemeriksaan Urin: menunjukkan kalsiun dan kreatinin
rendah• CT-Scan Columna Vertebrae: akan memperlihatkan
adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.
• Biopsi tulang: menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
PENATALAKSANAAN- MEDIS –
• e- kekurangan vitamin D vitamin D 200.000 IU/minggu selama 4-6 minggu 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.• e- kekurangan fosfat (hipofosfatemia)
1,25-dihydroxy vitamin
- PARAMEDIS -
• Jika kekurangan kalsium diet tinggi kalsium. Agar sel osteoblas
(pembentuk tulang) meningkat lebih cepat. Selain mengkonsumsi sayur-
sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt; Konsumsi
suplemen kalsium.
• Jika kekurangan vitamin D diet makanan yg banyak mengandung Vit.D
(ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu).
• Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering
berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore
pada pukul 16 - 17.
PENATALAKSANAAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN• Identitas Diri: Usia (dialami oleh anak-anak, dewasa
maupun orang tua); Laki-laki : Perempuan (1 : 2)• Alasan MRS: Nyeri tulang tangan/kaki disertai nteri
tekan, sakit jika dipakai berjalan• Keluhan Utama: Nyeri pada tulang tangan/kaki• RPS: Nyeri pada tulang tangan/kaki, lemas, berjalan
pincang• RPD: Mempunyai riwayat malabsorbsi, CKD,
Hepatitis/sirosis• RPK: Mempunyai riwayat osteomalasia, DM
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri b/d Penekanan saraf vertebrae.2. Gangguan mobilitas fisik b/d Berat badan dengan
tarikan tubuh tidak seimbang3. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah b/d
Pemendekan tinggi badan.4. Resiko cidera b/d Deformitas Jaringan tulang.
INTERVENSI KEPERAWATANDx. Kep. 1 Nyeri b/d Proses peradangan.TujuanNyeri berkurang atau hilangKriteria HasilKlien mengatakan nyeri sudah berkurang atau tidak terasa nyeri; Skala Nyeri 0 – 2 (VAS); Ekspresi wajah klien rileks; Klien dapat melakukan teknik reduksi dalam mengatasi nyerinya; Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD: 120/80 mmHg; Nadi: 80 x/mnt; Suhu: 36,5°c; Rr: 20 x/mnt)
Intervensi Diagnosa Keperawatan No.1INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
1. Selidiki keluhan nyeri & perhatikan pada derajat sisi yang mengalami nyeri
Memudahkan dalam menentukan tindakan intervensi selanjutnya & menerima & memberikan respon (feedback) atas pelaporan klien.
2. Ajarkan Teknik Relaksasi (dengan melakukan tarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan perlahan-lahan melalui mulut) & teknik Distraksi (anjurkan pasien untuk tidak terlalu merasakan ataupun memikirkan tentang nyeri-nya & alihkan perhatian klien dengan komunikasi ataupun hal lainnya)
Membantu klien agar mandiri & beradaptasi terhadap respon nyeri yang dirasakannya.
3. Ukur tanda-tanda vital & perhatikan respon non verbal klien
Membantu mengevaluasi pernyataan verbal & keefektifan intervensi yang dilakukan
4. Ubah posisi & bantu untuk latihan gerak secara periodik
Memperbaiki sirkukasi jaringan & mobilisasi sendi
5. Berikan analgesik sesuai indikasi Membantu mengurangi rasa nyeri klien
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Kep. 2 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot.TujuanKlien dapat melakukan atau meningkatkan aktivitasnya sesuai kemampuan.Kriteria HasilKlien mampu beraktifitas;
Intervensi Diagnosa Keperawatan No.2INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
1. Bantu klien dalam memenuhi aktivitas sehari-hari dengan tingkat keterbatasan yang dimiliki klien
Energi yang dikeluarkan lebih optimal
2. Jelaskan pentingnya pembatasan energi.
Energi penting untuk membantu proses metabolisme tubuh
3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas klien.
Klien mendapat dukungan psikologi dari keluarga
4. Berikan lingkungan yang aman & nyaman
Menghindari terjadinya cidera akibat jatuh
http://akperpasuruan.com