sistem pelaporan elektronik produksi dan distribusi...
TRANSCRIPT
Sistem Pelaporan ElektronikProduksi dan Distribusi Kefarmasian
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
O U T L I N EO U T L I N E1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. SIPNAP dan e-report PBF
5. Penutup
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Pendahuluan
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
Pasal 14 ayat (2)Industri farmasi, PBF, Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,apotek, rumah sakit, Puskesmas, balai pengobatan, dokter dan lembaga ilmupengetahuan wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkalapengetahuan wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkalamengenai pemasukan dan / atau pengeluaran narkotika yang berada dalampenguasaannya.
Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
Pasal 33 ayat (1)Pabrik obat, PBF, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek,rumah sakit, Puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitiandan/atau lembaga pendidikan wajib membuat dan menyimpan catatanmengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.Pasal 34 ayat (1)Pabrik obat, pedagang besar farmasi, apotek, rumah sakit, puskesmas, lembagapenelitian dan/atau lembaga pendidikan wajib melaporkan catatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) kepada Menteri secara berkala.
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 tentang Pedagang BesarFarmasi
Pasal 30 ayat (1)Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga)
Pendahuluan (lanjutan)
Permenkes No. 10 Tahun 2013 tentang Impor dan EksporNarkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Pasal 32 ayat (2)Importir/Eksportir wajib menyampaikan laporan realisasi
Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga)bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/ataubahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada KepalaBadan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Balai POM..
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Importir/Eksportir wajib menyampaikan laporan realisasiimpor/ekspor psikotropika dan/atau prekursor farmasi kepadaDirektur Jenderal setiap kali impor/eskpor.
1. Memperoleh data yang valid dan real-time dalam prosespengambilan keputusan dan penentuan kebijakan;
Tujuan
pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan;2. Memudahkan dalam memonitor kemungkinan adanya
penyimpangan/kebocoran ke jalur ilegal untuk obat dalampengawasan;
3. Memudahkan dalam melakukan analisa dan penyusunanlaporan;
4. Laporan yang paper-less, terpusat, mudah diakses, dandidistribusikan.
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Laporan RealisasiImpor/EksporEksportasi
e-Pharm (UntukNarkotika, Psikotropika,dan Prekursor Farmasi)
Ruang Lingkup
Upload data persetujuan impordan ekspor
Proses realisasi impor/ekspor
ImportasiProduksi
Penyaluran
Impor/EksporEksportasi
Laporan RealisasiPenggunaan Bahan
Baku
Laporan PenyaluranProduk Jadi
Laporan PenyaluranProduk Jadi
dan Prekursor Farmasi)
(Dalam Proses)
e-report PBF (Untukpenyaluran di PBF)
e-Logistik (Untuk
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Penyerahan
Laporan PenyaluranProduk Jadi
Laporan PenyerahanProduk Jadi
SIPNAP (UntukNarkotika danPsikotropika
e-Logistik (UntukPenyaluran di IF Provinsidan Kab/Kota)>>Dit. Oblik dan Perbekkes
SIPNAP dan e-report PBF
Sistem pelaporan produk jadi golongan narkotika danpsikotropika yang ditujukan bagi unit layanan
Sistem pelaporan penyaluran produk jadi yangditujukan bagi Pedagang Besar Farmasi (PBF)
SIPNAP
e-report PBF
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Alur Pelaporan
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Unit LayananDinkes
Kab/Kota Dinkes Provinsi Kemenkes
Unit Layanan melakukan registrasi
Alur Pelaporan SIPNAP
Unit Layanan melakukan registrasipada aplikasi SIPNAP(www.sipnap.binfar.depkes.go.id),kemudian Dinkes Kab/Kotamelakukan approval
Unit Layanan kemudian menerimaemail user dan password darisistem.
Unit Layanan melakukan pelaporansetiap bulannya Proses verifikasi
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
setiap bulannya
Dinkes Kab/Kota maupun DinkesProvinsi mengakses laporan danmelakukan pembinaan ke UnitLayanan
PBF Dinkes Provinsi Kemenkes
PBF melakukan registrasi pada
Alur Pelaporan e-report PBF
PBF melakukan registrasi padaaplikasi e-report PBF(www.pbf.binfar.depkes.go.id),kemudian Admin melakukanapproval
PBF kemudian menerima email userdan password dari sistem.
PBF melakukan pelaporan setiaptriwulan Proses verifikasi
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
triwulan
Dinkes Provinsi mengakses laporandan melakukan pembinaan ke PBF
Evaluasi Pelaporan Tahun 2013
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
Pelaporan SIPNAP tahun 2013
Unit Layanan yangterdaftar adalah 12.883
14000
terdaftar adalah 12.883unit layanan,terdiri dari 11.526 apotek,1.091 RS, 229 Klinik, dan37 PKM BLUD
Rata-rata unit layanan yangmelapor selama tahun 2013adalah 67,35%
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
0
2000
PBF yang terdaftar adalah2000
Pelaporan e-report PBF tahun 2012-2013
PBF yang terdaftar adalah1.814 PBF,terdiri dari 816 PBF Pusat dan 998PBF cabang
664
766
895958
1205 12041256
1365
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Rata-rata PBF yang melaporselama tahun 2013 adalah69,32%
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
664
0
200
400
600
Tw 1 2012 Tw 2 2012 Tw 3 2012 Tw 4 2012 Tw 1 2013 Tw 2 2013 Tw 3 2013 Tw 4 2013
Masalah Peran Daerah Output bagi Daerah
Sarana tidak tersosialisasi. Sosialisasi dan edukasiberkelanjutan.
100 % Jumlah sarana melapor.
Permasalahan dan Peran Daerah
berkelanjutan.
Tingkat kepatuhan melaporrendah.
Pembinaan terkait pekerjaankefarmasian.
Kepatuhan melapormeningkat.
Utilisasi hasil pelaporan olehpetugas.
Penggunaan aplikasi sebagaisalah satu instrumenpembinaan.
Data untuk penyusunanlaporan dan pengambilankeputusan.
Validitas hasil pelaporan. • Mendorong sarana untukmelakukan pelaporan.
• Pemeliharaan database
• Data pelaporan yang validdan real-time.
• Database sarana dan
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
• Pemeliharaan databaseaplikasi.
• Database sarana danpenanggung jawab.
Penutup
1. Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan komitmenmelakukan upaya pengembangan dan perbaikan untukmenjamin berjalannya sistem pelaporan elektronik.menjamin berjalannya sistem pelaporan elektronik.
2. Dengan pelaporan elektronik, diharapkan proses pelaporanmenjadi cepat dan tepat waktu, kualitas dan kuantitaspelaporan meningkat, sehingga diperoleh data yangrepresentatif, akurat, dan valid untuk pengambilan keputusanatau perubahan kebijakan tentang sediaan farmasi.
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014
SIPNAPSistem Pelaporan Triwulan PBFe-report PBF
www.sipnap.binfar.depkes.go.id
Direktorat Jenderal Binfar dan AlkesKementerian Kesehatan
Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
www.pbf.binfar.depkes.go.id
Terima Kasih
Rapat Konsultasi TeknisDirektorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian2014