sistem pemadam api dan pengindera api

54
SISTEM PEMADAM & PENGINDERA API DI GEDUNG BERTINGKAT PHE Tower Iwan Sukirman, 2014

Upload: iwansukirman

Post on 21-Apr-2017

1.588 views

Category:

Engineering


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

SISTEM PEMADAM & PENGINDERA API

DI GEDUNG BERTINGKAT

PHE Tower

Iwan Sukirman, 2014

Page 2: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

3

Sumber Panas

Bahan Bakar

Oksigen

Reaksi kimia

API : Adalah suatu reaksi kimia yang menimbulkan cahaya

dan panas.

Reaksi kimia tersebut hanya terjadi bila terpenuhi ketiga

unsur yang disebut : Segitiga Api (tetrahedron)

Terminologi

Page 3: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

4

Titik nyala (Flash Point)

Titik Bakar (Fire Point)

Suhu Penyalaan Sendiri (Autoignition Temperatur)

Batas Konsentrasi Bawah (Lower Flamable Limit)

Batas Konsentrasi Atas (High /Upper Flamable Limit)

Bensin:

Flash point > -45 oC

Auto ignition temperature = 246 oC

Solar:

Flash point > 62 oC

Auto ignition temperature = 210 oC

Faktor Kemudahan Terbakar

Page 4: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

5

Titik Nyala (Flash Point)

Page 5: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

6

Titik Nyala (Flash Point)

Page 6: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

7

Titik Bakar (Fire Point)

Page 7: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

8

1. Faktor Manusia, antara lain :

- Pengelola properti tidak mengantisipasi bahaya kebakaran (tidak mepersiapkan

sistem pemadam api dan membentuk MPK /ERP team).

- Tidak memahami bahaya (misal: membebani instalasi listrik melebihi kapasitas,

meniadakan sprinkler /detektor dari ruang hunian saat renovasi /fitting out ).

- Kelalaian penghuni gedung /tenant (misal: membuang puntung rokok yang menyala

ketempat sampah).

Sebab-sebab Kebakaran :

Page 8: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

9

2. Faktor Teknis, contohnya :

- Peralatan listrik

- Pengelasan

- Sumber api terbuka (kompor, lilin, dll)

- Reaksi kimia

- Gesekan

Sebab-sebab Kebakaran :

Page 9: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

10

3. Faktor Alam :

] SAMBARAN PETIR

] GUNUNG BERAPI

] LAHAN GAMBUT DI-

d SAAT KEMARAU

Sebab-sebab Kebakaran :

Page 10: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

11

Klasifikasi kebakaran menurut standar NFPA (National Fire Protection

Association) dan Permen no. 04/Men/1980 :

Kelas A : Bahan bakar yang bila terbakar menimbulkan

arang dan abu.

Kelas B : Bahan bakar cair

Kelas C : Kebakaran listrik

Kelas D : Kebakaran logam

Klasifikasi Kebakaran :

Page 11: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

12

1. Dry Powder = sesuai untuk kelas A, B

dan C.

Suitable For Fighting Fire Of Wood, cloth,

Paper, Oil, Petrol, Kerosene, Flammable,

Gases, Electrically Started Fires etc.

2. CO2 = Sesuai untuk kelas B dan C

Suitable For Fighting Fire Of All Flammable

Liquids, Gases, Live & Delicate Machinery

Fires, Electrical & Sophisticated Electronics

Equipment fires.

Klasifikasi APAR :

Page 12: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

13

3. AFFF (foam) = Sesuai untuk kelas A & B

Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,

Sprits Chemicals, Flammable Liquids etc.

Caution: Do not use on Electrical Fires.

4. Halon-1211-BCF = sesuai untuk kelas A,

B & C

Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,

Spirits Chemicals, Cooking & Welding gas Fires

& Sophisticate Electrical & Electronics

Equipment Fires.

Klasifikasi APAR :

Page 13: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

14

P : PULL the pin

(TARIK PIN PENGUNCI).

A : AIM low at the base of fire

(ARAHKAN SELANG KE DASAR API).

S : SQUEEZE the lever above handle

(TEKAN BILAH PEGANGAN).

S : SWEEP from side to side

(SAPUKAN DARI SATU SISI KE SISI LAIN).

Cara Menggunakan APAR :

Page 14: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

15

KETENTUAN INSTALASI APAR

(NFPA 10 dan Permenaker no.378/KPTS/1987)

STANDARD UKURAN

RATING FISIK

2 - A,B,C 3 kg - 3,75 kg

4 - A,B,C 5 kg - 7,5 kg

2 - B,C 3,5 kg

4 - B,C 7,5 kg

2 - A 10 liter

4 - A 20 liter

APAR Dry Powder

APAR CO2

APAR cairan (AFFF)

JENIS APAR

APAR untuk Bahaya Ringan Bahaya Menengah Bahaya Tinggi

Bahaya api kelas A (Hunian dll) (Perkantoran dll) (Gudang dll)

400 m2

25 m

Daya pemadaman /unit 600 m2 300 m2

Jarak api ke APAR 25 m 25 m

Ukuran APAR minimal 2-A 2-A 4-A

Page 15: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

16

1. Basahi /rendam karung, selimut,

handuk, sarung, tirai dll.

2. Pastikan tangan terlindung dari

jilatan api.

3. Karung basah tersebut ditutupkan

kesumber api, jangan dilemparkan.

4. Apabila pakaian tersambar api,

jangan lari : jatuhkan diri &

berguling-guling di tempat yang

aman.

Cara Memadamkan Api dg Karung Basah

Page 16: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

17

MENGAPA SEMUA PENGHUNI GEDUNG

BERTINGKAT HARUS MELAKUKAN

LATIHAN EVAKUASI (Fire Drill) ?

Lalu……

Page 17: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

18

Conscious level (+10%) Thoughts (Pikiran)

Perceptions (Cerapan)

Preconscious (+25%) Store Memories (Ingatan)

Knowledged (Pengetahuan)

Unconscious (+65%) Selfish need

Violent motives

Fears

Irrational wishes, etc.

(*) = Penggagas teori “Psycho-Analyze”. Model gunung es ini dalam pengukuran “Key Performance Indicator” digunakan oleh prof. David Mc Clelland untuk

menganalogikan elemen-elemen kompetensi (Pengetahuan, Ketrampilan, Nilai, Citra diri, Sifat, Motif).

Teori Sigmund Freud(*) Tentang Kesadaran

Page 18: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

19

Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000 = Kewajibkan pengelola gedung membentuk organisasi tanggap darurat (MPK) : - Struktur Organisasi

- Flow of work

- Tanggung jawab tiap anggota

UU no.28/2002 tentang Bangunan Gedung = Kewajiban menyiapkan sistem perlindungan terhadap bahaya api (dalam pasal 17) : - Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

- Sprinkler dan Hidrant

- Pompa Pemadam Api

- Detector Panas dan Manual Call Point

- Main Control Fire Alarm (MCFA)

- Tangga Darurat dan Pressurized Fan, dll.

Apa Peraturan yang Mengantisipasi Bahaya

Kebakaran di Gedung Bertingkat?

Page 19: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

20

Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000, bab IV klausul 1.1:

“Setiap bangunan umum termasuk apartemen yang berpenghuni

minimal 500 orang, atau yang memiliki luas lantai minimal 5.000 m2,

atau mempunyai ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai, atau

bangunan rumah sakit, diwajibkan menerapkan Manajemen

Penanggulangan Kebakaran (MPK).”

NFPA 101 (Life Safety Code), Section 4.7 FIRE DRILLS :

“Where possible. Emergency egress and relocation drills confirming

to the provision of this code shall be conducted as specified …… Drill

shall be designed in cooperation with the local authorities.”

(See the video)

Organisasi Tanggap Darurat (= Manajemen Penanggulangan Kebakaran)

& Fire Drills Ditanyakan oleh petugas DPK saat inspeksi tahunan

Upaya Mengatasi Bahaya Kebakaran

Page 20: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

21

Foto Latihan Evakuasi (fire drill)

Tangga darurat

Suasana didalam tangga darurat saat latihan

evakuasi, Floor Warden membawa bendera

Memadamkan api dengan APAR

Tenant diberi kesempatan untuk memadam-

kan api dengan menggunakan APAR dan

karung basah

Page 21: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

22

Tempat Berkumpul (Assembly Point)

Lokasi Tempat Berkumpul

Lokasi tersebut harus diketahui tenant dan

sebaiknya dilampirkan dalam buku panduan

kondisi darurat (emergency booklet).

Rambu Tempat Berkumpul

Rambu lokasi tempat berkumpul dapat

berupa gambar seperti dibawah ini atau

cukup berupa tulisan.

Page 22: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

23

Safety Signage

Petunjuk Jalur Evakuasi

Petunjuk Evakuasi menuju ke tangga darurat harus dicantumkan ditiap lantai gedung

bertingkat. Contoh dari XXI gedung Pacific Place, Jakarta.

Page 23: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

24

Struktur Organisasi Tanggap Darurat

Page 24: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

25

APASAJA SISTEM PERLINDUNGAN TERHADAP

BAHAYA KEBAKARAN di GEDUNG

BERTINGKAT?

Pertanyaan Selanjutnya..

Ada 3 Sistem M&E untuk Perlindungan

thd Bahaya Kebakaran:

a. Sistem Pengindera Api

b. Sistem Pemadam Api

c. Sistem Evakuasi

Page 25: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

26

A. Sistem Pengindera Api (Fire Alarm Equipment)

Pengindera Panas dan Asap (Heat & Smoke Detector)

Emergency lamp dan fire bell

Manual Call Point dan Flow Switch

Panel Kontrol (MCFA)

B. Sistem Pemadam Api (Fire Fighting Equipment)

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Sprinkler dan Hidrant

Pompa Pemadam Api

Siamese dan Pilar hidrant

Tanki air dan Sistem pemipaan

C. Sistem Evakuasi

Tangga Darurat dan Pressurized Fan

Petunjuk Evakuasi (Exit Signage)

Dll.

Komponen Sistem Perlindungan Bahaya Api di

Gedung Bertingkat :

Page 26: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

27

Skematik Sistem Fire Alarm (Full Addressable)

Addressable Fire Alarm

Dua contoh sistem pengindera api dg tipe full

addressable, tanpa EOL (end of line) di jalur

detektor. Rangkaian membentuk loop dan tiap

detektor mempunyai satu alamat /address.

Page 27: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

28

Skematik Sistem Fire Alarm (Semi Addressable)

Semi Addressable Fire Alarm

Contoh dari sistem pengindera api dg tipe semi addressable (konvensional),

tiap jalur /rangkaian detektor yang merupakan satu alamat (zone) selalu

diakhiri dengan EOL (end of line).

Page 28: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

29

1. Pengindera Panas (Heat Det.) & Asap (Smoke Det.)

Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila terpapar pada temperatur > 72 derajat

Celcius

2. Titik Panggil (Manual Call Point /Break Glass)

Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila kaca pelindung dipecahkan

Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)

Page 29: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

30

3. Saklar aliran air (Flow Switch)

Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila ada aliran air dalam pipa

4. Titik panggil darurat (Manual Call Point - 1), Lampu darurat (Em. Lamp

- 2 ) & Bel (Fire Bell - 3)

Memberikan peringatan bahaya secara audio visual

1 2 3

Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)

Page 30: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

31

5. Main Control Fire Alarm (MCFA) - Menginformasikan lokasi (zone) terjadinya

kebakaran.

- Memberikan sinyal bagi lampu emergency dan bel di lantai tsb.

- Mereset system bila terjadi false alarm.

- Memerintahkan lift untuk turun ke lantai dasar.

- Menghidupkan pressurized fan di tangga darurat.

- Mematikan AHU di lantai yang diduga terjadi kebakaran.

- Berkomunikasi dengan personel pemadam api melalui jack telpon di HBI.

- Mengirimkan sinyal ke nomer telepon tertentu atau ke Dinas Pemadam Kebakaran bila dibutuhkan.

Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)

Page 31: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

32

Skematik Sistem

Pemadam Api (hidrant &

sprinkler) pada

Gedung Bertingkat

Page 32: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

33

1. Alat Pemadam Api Ringan /APAR

(Portable Fire Extinguisher)

Mengandung bahan pemadam api (gas Halon, CO2,

Foam/busa, bubuk kimia kering dll)

2. Pemercik (Sprinkler)

Bila terpapar temperatur > 68 Celsius, sumbat akan pecah dan air bertekanan yang ada

dalam pipa akan memercik ke segala arah

Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)

Page 33: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

34

Rating Sprinkler Sesuai Warna Cembul (Bulb)

Page 34: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

35

3. Hidrant (box, angle valve, hose dan nozzle)

Dapat menyemburkan bertekanan minimal 4,5 kg/cm2

bila digunakan.

4. Siamese Connection

Menerima asupan air dari mobil DPK bila pompa pemadam api tidak bekerja.

Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)

Page 35: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

36

5. Pompa Pemadam Api (Fire Pumps)

5.1. Pompa Pacu (Jockey pump)

= Menjaga tekanan air dalam pipa

5.2. Pompa Listrik (Electric pump) # 1

= Memberi pasokan air untuk hidrant.

5.3. Pompa Diesel (Diesel pump)

= bekerja bila pompa listrik #1 kurang memadai.

Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)

Page 36: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

37

Penentuan Kapasitas dan Head Pompa

1.1. Penentuan Kapasitas Pompa

Pompa kebakaran untuk seluruh bangunan umumnya 3 buah pompa, yang terdiri dari

1 pompa utama elektrik (main electric pump), 1 pompa cadangan diesel (diesel pump)

dan 1 pompa pacu (jockey pump). Kapasitas minimal pompa adalah 500 gpm (hanya

1 riser /pipa tegak) dan untuk tiap penambahan 1 pipa tegak ditambahkan 250 gpm

dengan kapasitas maksimal pompa = 1.250 gpm (4 pipa tegak).

Untuk PHE Tower dengan 2 pipa tegak didalam shaft (untuk hidrant dan sprinkler),

maka kapasitas pompa utama elektrik dan pompa diesel adalah;

Q-mep = 500 gpm + (1 x 250 gpm) = 750 gpm = + 150 m3/jam.

Sedangkan kapasitas pompa pacu umumnya, Q-jp = 25 gpm = + 5,8 m3/jam.

Perhitungan Pompa Pemadam Api

Page 37: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

38

1.2. Penentuan Head Pompa

Tinggi tekanan (head) pompa dihitung bersadarkan tekanan minimum pada katup

(valve) hidran terjauh /tertinggi, tinggi bangunan dan rugi gesek pipa hidran sampai titik

terjauh dari pompa.

Tekanan minimum pada katup hidran terjauh ditentukan SNI = 6,9 kg/cm2 (= 69 meter

head) dan rugi gesek /kehilangan tekanan pada pipa dan fitting di asumsikan 10% -

15% dari jarak hidrant ke pompa. Untuk PHE Tower dengan 25 lantai (dari ruang

pompa sp hidran di atap) = 25 lantai x 4 meter/lantai = 100 meter (elevasi)

H-p = P1 + P2 + P3

Dimana :

• H-p = Head pompa (m)

• P1 = Elevasi (100 m)

• P2 = Estimasi kehilangan tekanan pada pipa & fitting (13 m)

• P3 = Tekanan pada outlet di titik tertinggi (69 m)

H-p = (100 + 13 + 69) m = 182 m ~ 180 m

Perhitungan Pompa Pemadam Api

Page 38: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

39

1.3. Persediaan Air Pemadam Kebakaran

Volume air pemadam kebakaran didalam ground water tank dihitung berdasarkan jumlah

volume air yang dibutuhkan pompa elektrik utama pemadam api saat melakukan

pemompaan selama t = 60 menit. Sedangkan volume atau kapasitas total dari ground

water tank suatu gedung, merupakan penjumlahan dari volume air pemadam kebakaran

ditambah volume kebutuhan untuk air bersih penghuninya.

Untuk PHE Tower yang memiliki pompa dengan debit 750 gpm, persedian air pemadam

dalam ground tank :

Qp (gpm) x 3,785 x t (menit)

Vol. Air Pemadam = ----------------------------------------

(1.000 l/m3)

750 gpm x 3.785 x 60 menit

V-p = --------------------------------------- = 170,3 m3

(1.000 l/m3)

Perhitungan Pompa Pemadam Api

Page 39: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

40

1.4. Setting Pressure Switch ke 3 Pompa Pemadam Api

Berdasarkan perhitungan Head pompa pacu (jockey pump) di poin 1.2. adalah 180 m.

Maka setting tekanan untuk menghidupkan secara otomatik pompa pemadam pada

pressure swicth (sakelar tekanan) dari masing-masing pompa adalah sbb:

Pompa Pacu /Jockey, Stand by & off = 18 kg/cm2

Hidup (on) = 17 kg/cm2

Mati (off) = 16 kg/cm2

Pompa Elektrik /MEP, Hidup (on) = 16 kg/cm2

Mati (off) = secara manual

Pompa Diesel /DP, Hidup (on) = 14 kg/cm2

Mati (off) = secara manual

Catatan : Biasanya pompa elektrik utama (MEP) hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2

dari tekanan stand by pompa pacu, dan pompa diesel atau pompa elektrik ke

dua, hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2 dari tekanan hidup pompa

elektrik utama.

Perhitungan Pompa Pemadam Api

Page 40: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

41

1. Tangga Darurat

Semua dinding dan pintu tangga darurat harus

tahan api dan bebas dari asap.

2. Pressurized Fan

Memberi tekanan positif untuk mencegah asap

masuk kedalam tangga darurat.

Sistem Evakuasi

Page 41: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

42

3. Exit Signage & Emergency Light

Petunjuk evakuasi yang aman dan pencahayaan bila

listrik padam.

4. Emergency Paging System

Menginformasikan keadaan dan memberi arahan

evakuasi kepada tenant.

Sistem Evakuasi

Page 42: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

43

1. Halon-1211-BCF = dipasang didalam kitchen hood restaurant

2. FM-200 /NN-100 = dipasang diruang Server atau Telecomunication room

Sistem Fire Extinguishing Untuk Aplikasi Khusus

Page 43: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

44

Sistem thermatic haloton (foto kiri) kapasitas 5kg

digunakan untuk mengcover area sebesar 27 m3.

Apabila suhu ruangan mencapai 68OC, bulb sprinkler

otomatis pecah dan gas Halotron menyemprot keluar

sehingga api dalam sekejap akan segera padam. Ini

adalah sistem yang paling murah tetapi lebih pada

melindungi ruangan (bukan peralatan).

Sistem Pemadam pada Server Room

Sistem yg terbaik menggunakan gas

FM-200 (foto kanan) atau NN-100.

Keduanya tidak berdiri sendiri seperti

wet sprinkler melainkan dipicu oleh

fire alarm /detector (spt “deluge”

system). Sistem ini cukup mahal

tetapi memberikan perlindungan

terbaik terhadap peralatan IT.

Page 44: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

45

Sprinkler FM-200 NN-100 Halotron (modular Halon)

1 Advantage

1. Already provided by the building.

2. Cheap (to install or alter). 3. Simply don’t need maintenance. 4. NFPA standard is not state FM-

200 or others as a Mandatory protection for computer room.

1. The fire suppression system works in incipient stage (protect both of equipment and data).

2. Safe for people (compare with CO2) and environment (compare with Halon).

3. Left no sustain and no harm to equipment.

4. Furnished with early warning system and interlock with building fire alarm.

5. Reliable and proven in thousands of installation.

1. The fire supression system works in incipient stage (protect both of equipment and data).

2. Safe for people and environment. 3. Left no sustain and no harm to

equipment. 4. Furnished with early warning

system and interlock with building fire alarm.

5. Reliable systems. 6. Ozone Depletion Potential = 0 &

Global Warming Potential = 0

1. Very easy to install (modular). 2. The system is very cheap

(compare to FM-200, NN-100, CO2 and sprinkler).

3. Don’t need maintenance. 4. No electronic parts. 5. Left no sustain and no harm to

equipment.

2 Shortcomings

1. The fire suppression works after fire reach the sprinkler head.

2. The objection is to protect the building not equipment or data.

3. Possible to cause short circuit or equipment damage.

4. Rely on other parts of the system (fire pumps, water tank etc.)

1. Expensive. 2. Only effective in confined space. 3. Alteration the existing sprinkler

system.

1. Expensive. 2. Only effective in confined space. 3. Alteration the existing sprinkler

system. 4. Required much bigger storage (for

inert gas container) than FM-200, Halon and CO2.

1. The fire suppression works after fire reach the thermatic head.

2. The objection is to hamper fire propagation (protection of equipment or data as second objection.)

3. Will be banned in 2020 (not friendly to environment).

3 Conclusion

Sprinkler is reliable fire protection system for common used within the building.

Most suitable to protect Server and telecomunication rooms which required an early fire supression (uninteruptable).

Most suitable to protect Server and telecomunication rooms which required an early fire supression (uninteruptable).

For Quick installation purpose and unoccupied rooms (such as SDB, Switchgear room and others remote area).

Perbandingan Sistem Pemadam Api

Page 45: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

46

KETENTUAN INSTALASI SPRINKLER

(SNI-03-3989-2000 atau NFPA 13)

Diameter Pipa Sprinkler

Diameter pipa pemadam api (fire fighting)

yang mensuplai air untuk sprinkler juga

dapat dicari menggunakan grafik Hazen

Williams dg: kecepatan air = 2 m/detik.

Diameter Pipa Jumlah Sprinkler

(inchi) (buah)

1 2

1 ¼ 3

1 ½ 5

2 10

2 ½ 30

3 60

3 ½ 100

Jarak Antar Sprinkler dan luas

Areal Proteksi

Jarak efektif terjauh diantara tiap

kepala sprinkler merupakan jari-jari

dari diameter proteksinya.

Page 46: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

47

INSTALASI HIDRANT (SNI-03-1745-2000)

& FIRE ALARM (SNI-03-3985-2000)

Hidrant Box

Tiap Indoor Hidrant Box (HBI) berisi

2 katup dengan ukuran 1,5” dan 2,5”

dimana nozzle dan selang air yg

disediakan untuk katup 1,5” dengan

panjang selang 30 m.

Jarak Antar Detektor dan Luas

Areal Proteksi

Jarak efektif terjauh diantara tiap-tiap

detektor asap maupun diantara tiap-

tiap detektor panas berbeda. Jarak &

luas areal proteksi juga tergantung

pada ketinggian plafon.

Page 47: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

48

Sistem Sprinkler ( SNI 03-3989-2000 ) :

1. Setiap ruangan harus dilengkapi sistem sprinkler, satu sprinkler dapat mencakup luas 21

m2 (225 ft2) & untuk sprinkler dinding melindungi 17 m2 (bahaya kebakaran ringan).

2. Untuk bahaya kebakaran ringan jarak terjauh antar sprinkler (S) adalah 4,6 m (15 ft) dan

jarak antara dinding dan kepala sprinkler tidak boleh melebihi ½ S (2,3 m).

3. Untuk gedung yang tidak mempunyai langit-langit atau mempunyai sisi terbuka, jarak

terjauh sprinkler dengan dinding atau sisi terbuka tidak boleh melebihi 1,5 m.

4. Sistem perpipaan harus diuji pada tekanan 14 kg/cm2 selama 2 jam atau pada tekanan 3

kg/cm2 diatas tekanan statik apabila tekanan statik yang ada diatas 10kg/cm2.

Hidrant ( SNI 03-1745-2000 ) :

1. Tidak boleh ditempatkan diruang tertutup atau lemari yang dapat dikunci.

2. Di depan hydrant box tidak boleh terhalang oleh benda apapun (furniture, tanaman,

tumpukan barang dll). KUHP pasal 189.

3. Hidrant harus dapat dijangkau dan terlihat dengan jelas. Hydrant box boleh dicat dengan

warna selain merah tetapi tulisan hydrant harus jelas terbaca.

4. Pada tiap luas lantai 1.000 m2 harus tersedia minimal satu buah indoor Hidrant dengan

satu katup diameter 1,5” dan panjang selang 30 meter.

Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi

Sistem Pemadam Api

Page 48: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

49

Sistem Fire Alarm ( SNI 03-3985-2000 ) :

1. Setiap ruangan yang tertutup (full partition) dengan ketinggian langit-langit 3m harus

dilengkapi dengan satu detektor panas tiap luas 46 m2 atau satu detektor asap tiap luas

maksimal 92 m2.

2. Jarak terjauh antara detektor panas dalam suatu ruangan adalah 7 m (21 ft), dan jarak

terjauh antara detektor asap adalah 9 m (30 ft). Apabila jarak partisi ke langit-langit kurang

dari 46 cm (18 inci), jarak antar detektor dikurangi (merujuk pada tabel di SNI).

3. Detector tidak boleh diletakkan kurang dari 1,5 meter dari diffuser AC, sebaiknya diarah

udara balik. Bila menggunakan drop ceiling atau recess, detektor dapat disembunyikan

dalam janggutan (cove).

Tangga Darurat ( SNI 03-1746-2000 ) :

1. Semua akses menuju tangga darurat dan keluar dari pintu tangga darurat tidak boleh

terhalang oleh apapun dengan lebar minimal 120 cm.

2. Tangga darurat tidak boleh dijadikan penyimpanan barang, tempat merokok, tempat

makan dan akses menuju lantai lain.

3. Pintu tangga darurat tidak boleh diberi kunci, rantai, atau penutup yang menghalangi

penggunaan tangga darurat dalam kondisi emergency.

4. Ketahanan api selama 2 jam dari shaft tangga darurat tidak boleh dirusak oleh lubang

ducting, pintu tambahan, manhole dll.

Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi

Sistem Pemadam Api

Page 49: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

50

Ceiling di dalam toko penyewa (atas dan kiri)

tampak tidak dilengkapi dengan sprinkler. Pada

saat fitting out /renovasi selesai, berita acara

serah terima (BAST) harus ditanda-tangani

oleh teknisi Badan Pengelola (Building

Management) yg menjadi pengawas.

Pipa sprinkler di

dalam toko

tampak masih di

dop.

Akibat Renovasi Tanpa Supervisi

Page 50: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

51

Bagaimana karyawan Dept. Store dan pengunjung Mal dapat melakukan evakuasi bila

tangga darurat dijadikan tempat sampah /gudang! Tampaknya Fire Drill (latihan evakuasi thd

bahaya api) sudah lama tidak dilakukan. Site inspection harus dilakukan secara teratur

sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Tangga Darurat Tidak Boleh Terhalang

Page 51: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

52

Tampaknya anchor tenant ini tidak

menyadari pentingnya Hydrant (2 & 3). Didepan Hydrant box (1) tidak boleh

diletakkan benda apapun. Peringatan

dari BM tidak diindahkan (inzet).

3

2

1

Peralatan Pemadam Tidak Boleh Terhalang

Page 52: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

53

Pengujian detektor asap di areal umum mal berhasil dengan baik, hanya detector di ruang

pompa dan flow switch di pipa sprinkler belum terhubung dengan panel MCFA. Pengujian

sistem pengindera api, menurut SOP harus dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Pengujian Sistem Pengindra Api

Page 53: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

54

Hasil test menunjukan hydrant bekerja dengan baik. Dengan tekanan 7

kg/cm2 di header pipa, air dari hydrant di halaman dapat menjangkau

atap gedung Mall (foto kanan). Test sprinkler di basement juga berhasil

dengan baik (foto kiri).

Pengujian Sistem Pemadam Api

Page 54: Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

(Q & A)