sistem pembayaran kredit pemilikan rumah (kpr) melalui angsuran
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH
(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
TRI HASIH F3607096
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul:
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH
(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
Surakarta, 13 Agustus 2010
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
JOHADI, S.E
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NIP. 360700002
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul:
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH
(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Juli 2010
Tim Penguji Tugas Akhir
Ariyanto Adhi Nugroho, S.E. ( )
NIP. 360800002 Penguji
Johadi, S.E ( )
NIP. 360700002 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap “ (QS. Alam Nasyrah : 6-8)
“ The greatest mistakeyou can make in life is to be
continually you will make one ”
“ Kesalahan terbesar dalam hidup yang bisa Anda lakukan adalah terus menerus merasa
takut bahwa Anda akan melakukan kesalahan “
“ The true measure of a man is not how he
behaves in moments of comfort and convenience but how he stands at
times of controversy and challenges “
“ Ukuran sebenarnya dari seorang manusia bukan pada bagaimana
dia berkelakuan di saat nyaman dan senang,
tetapi pada bagaimana dia menghadapi saat-saat timbulnya
pertentangan dan tantangan “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ketika sebuah pengharapan besar dalam hati ini ada,
ketika mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh,
ketika hati ini memiliki rasa takut, Ketika tubuh dan pikiran ini memiliki rasa
tanggung jawab,
Pengharapan mendapat ridho sang Khalik yang memang mengalahkan segala
kebimbangan ini. Dan memang sudah sepantasnya bagi diri kita untuk
mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk-Nya,
termasuk Tugas Akhir dan kelulusanku ini.
Puji syukur hanya kepada Allah SWT
Kupersembahkan tugas akhir dan kelulusanku ini untuk seorang lelaki yang
membisikkan “kalimat yang sangat indah” ketika sesaat setelah aku meninggalkan
alam rahim. Kupersembahkan pula untuk seorang wanita yang dengan
kelembutan tangannya membelai dan memberi kasih sayang yang tiada hentinya
hingga batas zaman berakhir.
Untuk Ayahanda Mudo Sugiyoto dan Ibunda Mulyani kupersembahkan karyaku
ini sebagai wujud kesungguhanku.
Juga untuk ketiga saudaraku dan my lovely friend yang sangat aku sayangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
: Maz Dodo, Mbak Atik, Dik Wulan, Yasmine yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir serta selalu memberikan motivasi yang tak pernah surut hingga
akhirnya dapat terselesaikanlah Tugas Akhir ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “SISTEM
PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI
ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) CABANG SOLO” .
Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Keuangan Dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam
pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual, oleh karena itu dengan
penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Dan Perbankan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Johadi, SE, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya.
5. Drs.Sutanto,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademis.
6. Bapak dan ibu dosen DIII Keuangan Dan Perbankan UNS yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Bapak Bangun Sulistiyo, Bapak Wahyana, Ibu Susyana Andriyani, dan Ibu
Afida Susilowati, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang
berguna bagi penulis selama menjalani proses magang di bagian Loan
Service.
8. Bapak Heru Setiyanto, selaku pembimbing Institusi Mitra yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan
Kegiatan Magang Mahasiswa.
9. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN)
yang telah memberikan izin pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa ini.
10. Ibu Siti Sulistiyati, Ibu Tuty Lestari, Ibu Rini, Bapak Syahroni, Bapak Aris,
Bapak Toni, Bapak Cuk, Bapak Djatmiko, Ibu Elli, Ibu Ismini, Ibu Prapti, Ibu
Purwani, Bapak Heri Kristiawan, Ibu Tri Hastuti, Bapak Hadi Wasono,
Bapak Agus, Bapak Darmastoto, Bapak Ari, Bapak Baehaqi, Bapak Sehono,
Mas Anton, Mas Nova, Mas Sumarsono, Mbak Isna, Mbak Yani, dan
pegawai staf lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga
bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11. My beloved family Ayahanda Mudo Sugiyoto, Ibunda Mulyani, Mas Dodo,
Mbak Atik, Dek Wulan, Mas Didit dan keluarga, Eyang Putri Narto, Mbah
Kakung sekalian garwo, seluruh keluarga besar Ayam Goreng Kampung
“Mbak Mul”, dan keluarga besar Karto Diharjo dan Narto Dikromo, terima
kasih untuk segalanya.
12. Special for my love” Ae-yang” you are the best part of my life.
13. Buat keluarga Yasmine, Abi Mansyur, Mamah Atika, Kiki, Nabilla, Kak Ria,
Syarif, Najwa, Dedek Zidane, Niqaya, thank you for everything. I never
forget all moments with them.
14. Pak mey mey, petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi is the best.
15. Teman-teman seperjuangan D3 Keuangan Perbankan 2007, Suyanti, Yuli,
Heni, Ratih, Fika, Ita, Listia, Nita, Yani, dll terima kasih untuk
persahabatannya.
16. Teman sepermainan, Poo, Nia, Ambar, Dek Suci, Isti, Dimar, Tiwi, Mbak
Eka, terima kasih sobat.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas
Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Namun demikian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, 13 Agustus 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
LEMBAR MOTTO ..................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................11
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................11
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Metode Penelitian .......................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perbankan dan Bank .................................................................18
B. Peranan Bank ..............................................................................................19
C. Kredit ..........................................................................................................22
D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif ......................................................38
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................................45
B. Kegiatan Magang Kerja ..............................................................................64
C. Pembahasan Masalah ..................................................................................74
1. Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan
Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero)
Cabang Solo ............................................................................................75
2. Hambatan / Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR
Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ........99
3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran
Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ....................................101
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................103
B. Saran ..........................................................................................................105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan Sumbangan NPL
Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari
Sampai Juni Tahun 2010 ..........................................................................................7
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu ..............................................................................................10
Tabel 3.1
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan PadaBankBTN ..................................52
Tabel 3.2
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN ................................54
Tabel 3.3
Suku Bunga Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah ............................68
Tabel 3.4
Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif PT. Bank X Bulan April 2010 ..........90
Tabel 3.5
Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL
debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari
Sampai Juni Tahun 2010 ........................................................................................98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan ............................................................20
Bagan 3.1
Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Solo Kondisi
Februari 2010 .........................................................................................................51
Bagan 3.2
Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ..................77
Bagan 3.3
Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ..............................................78
Bagan 3.4
Prosedur Pasca Realisas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif .........79
Bagan 3.5
Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Loan Service ..88
Bagan 3.6
Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Angsuran
Kolektif ...................................................................................................................91
Bagan 3.7
Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung ....................................94
Bagan 3.8
Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui Petugas Kolektif Bank ..........................96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Persetujuan Magang Kerja
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Magang Kerja
Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja
Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan
Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon
Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara
Lampiran 8. Surat Kuasa Pemotongan Gaji
Lampiran 9. Surat Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap
Lampiran 10. Surat Perjanjian Kerja Sama
Lampiran 11. Memo Pembentukan Kode Kolektor Baru dan Pembukaan Rekening
Giro Penampung
Lampiran 12. Surat Perihal Angsuran Potong Gaji
Lampiran 13. Surat Perihal Penyesuain Suku Bunga dan Angsuran Kredit
Lampiran 14. Daftar Instansi Kolektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MELALUI
ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) CABANG SOLO
TRI HASIH
NIM F3607096
Penggunaan sistem pembayaran yang aman dapat memperkecil resiko dari kegiatan operasional perbankan, khususnya resiko dalam penyaluran kredit. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo merupakan salah satu lembaga keuangan perbankan yang fokus pada pembiyaan perumahan menerapkan beberapa sistem pembayaran dalam menjalankan aktivitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sistem pembayaran KPR yang dinilai paling aman oleh Bank BTN adalah sistem pembayaran kolektif. Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengevaluasi hambatan, dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari dijalankannya sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif pada PT. Bank BTN cabang Solo. Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi, peristiwa atau aktivitas, wawancara atau interview, sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan dengan mengkaji dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pelaksanaan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo dikatakan baik karena telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem. Hambatan yang terjadi adalah mutasi debitur ke daerah, pergantian pimpinan perusahaan debitur, dan debitur di PHK. Kelebihan dari sistem ini adalah aman, dapat mengurangi jumlah antrian di loket, tidak ada charge, efisien untuk debitur, lebih diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN. Belum ditemukan kekurangan pada sistem ini selain hambatan yang muncul dalam proses sistemnya. Diperlukannya penambahan pasal-pasal dalam MOU antara Bank BTN dengan instansi debitur kolektif untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam sistem pembayaran angsuran kolektif. Pengoptimalan Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan kemananan sistem pembayaran dan menambah relasi bagi Bank BTN. Kata Kunci: Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara
sangat besar. Sektor – sektor ekonomi yang menopang perekonomian di
Indonesia seperti sektor pertanian, perdagangan, manufaktur, energi dan
lainnya berhubungan dengan jasa lembaga keuangan salah satunya adalah
jasa – jasa yang disediakan oleh perusahaan perbankan. Aktivitas
perbankan juga memberikan peran bagi aktivitas ekonomi masyarakat
Indonesia, secara individual. Dengan demikian aktivitas ekonomi
masyarakat baik secara individual maupun kelembagaan-kelembagaan
atau badan usaha tidak dapat lepas dari jasa perusahaan perbankan. Peran
penting perbankan inilah yang menjadi dasar bahwa perekonomian suatu
negara sangat tergantung pada aktivitas perbankan. Secara lebih rinci
peran perbankan merupakan lembaga keuangan yang mampu menciptakan
uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan
usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa
keuangan lainnya. (Kasmir, 2005 : 8)
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Aktivitas bank dalam menghimpun dana menjadikanya sebagai
sarana penyimpanan uang dan berinvestasi bagi masyarakat (surplus of
fund). Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank adalah untuk
memberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan
kegiatan investasi dilakukan masyarakat dengan harapan memperoleh
bunga dari hasil simpanannya. Pemenuhan tujuan di atas, baik untuk
mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank
menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang
ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan.
Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari
simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan
simpanan deposito (time deposit). Selain itu, aktivitas bank sebagai
lembaga keuangan juga memberikan jasa-jasa bank lainnya (services)
seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang
berasal dari dalam kota (clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri
(inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa
lainnya yang bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi
pembayaran. Aktivitas bank yang cukup krusial adalah penyaluran dana
(lending) ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) kepada
masyarakat yang membutuhkan (lack of fund).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 12, "kredit adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau
pembagian hasil keuntungan”. Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh
bank dibagi dalam berbagai jenis yang mengikuti perkembangan zaman
dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Jenis kredit
yang biasa diberikan oleh bank adalah seperti kredit investasi, kredit
modal kerja, kredit komersial, kredit produktif, maupun kredit konsumtif
seperti pembelian mobil atau motor, barang elektronik, maupun kredit di
sektor properti yang sempat mengalami pasang surut sampai akhirnya
booming sampai sekarang.
Sektor perbankan cukup besar mengucurkan kredit melalui produk
pembiayaannya yang dinamakan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kredit pembiayaan ini banyak menjadi pilihan bank bahkan fokus bank
dalam penyaluran kredit dengan pertimbangan agunan KPR relatif aman,
tingkat bunga KPR relatif rendah dibandingkan dengan kredit yang
dikucurkan ke sektor konsumsi lain, yakni antara 12% - 13%, outstanding
kreditnya turun terus karena ada cicilan, nilai jaminan semakin hari
semakin bertambah karena harga tanah dan rumah memang meningkat
setiap tahun, dan mudah dieksekusi jika bermasalah. (Panangian
Simanungkalit, 2004 : 122)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pelaksanaan penyaluran kreditnya selain mempertimbangkan
kelebihan dari produk KPR, tentunya bank akan tetap memperhatikan
prinsip kehati-hatian (prudential banking) karena disadari bahwa
disamping menjanjikan keuntungan sebagai sumber pendapatan
operasional bank, pemberian kredit juga mempunyai sisi resiko yang
tinggi bagi bank, yakni dengan adanya Non Performing Loan (NPL) atau
lebih dikenal dengan istilah kredit macet yang apabila tidak diminimalisir
dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan.
(Wahyudi, 2008 : 14). Salah satu cara yang dilakukan bank untuk
memperkecil resiko tersebut adalah dengan menciptakan sistem atau cara
pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau nasabah
untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya.
Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup
pengaturan, kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne
teknik yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan
instruksi pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaran melalui
pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainya baik
domestik maupun Cross border “antar Negara”. Peran sistem Pembayaran
dalam perekonomian semakin penting seiring dengan semakin
meningkatnya volume dan nilai transaksi, serta sejalan dengan pesatnya
perkembangan teknologi. Menurut Sheppard (1996) peran penting sistem
pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a. Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu
perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan. Hal itu
disebabkan sistem keuangan dan perbankan berkaitan erat dengan
sistem pembayaran. Gangguan pada sistem pembayaran atau
kegagalan kewajiban pembayaran, yang pada gilirannya akan
menyebabkan turunnya kepercayaan perbankan. Demikian juga
sebaliknya. Krisis keuangan dan perbankan yang mempengaruhi satu
atau sistem pembayaran akan mempengaruhi setelmen antarbank dan
dapat gridlock “kemacetan” didalam seluruh sistem pembayaran.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pihak bank
dan pengawas pasar keuangan dengan pengawas sistem pembayaran,
untuk memastikan agar masalah-masalah tersebut dapat diantisipasi
dan diselesaikan sedini mungkin.
b. Sebagai Chanel “saluran penting dalam mengendalikan ekonomi yang
efektif, khususnya melalui kebijakan moneter. Dengan lancarnya
sistem pembayran, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likuiditas
perekonomian sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari
sistem perbankan ke sektor riil dapat menjadi lancar.
c. Sebagai alat untuk mendorong efisisensi ekonomi. Keterlambatan dan
ketidaklancaran pembayaran akan mengganggu perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
keuangan usaha dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan
produktivitas perekonomian.1
Dengan demikian, secara khusus dapat disimpulkan bahwa peranan sistem
pembayaran dalam perbankan adalah untuk menjaga sistem stabilitas
perusahaan, mendukung sektor riil, serta mendorong efisiensi perencanaan
keuangan usaha.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) adalah salah satu Bank Milik
Negara yang fokus pada pembiayaan kredit perumahan (KPR) sesuai
dengan visinya yaitu Menjadi Bank Yang Terkemuka Dalam
Pembiayaan Perumahan. Bank BTN dalam penyaluran kreditnya
memiliki lima (5) sistem pembayaran. Lima (5) sistem pembayaran
tersebut adalah AGF (Auto Grab Fund), transfer, kantor pos, loket atau
ATM, dan kolektif. Secara umum sistem pembayaran ini dimaksudkan
untuk memperkecil resiko dari penyaluran kredit seperti uraian di atas.
Dari kelima sistem tersebut, sistem pembayaran angsuran kolektif dinilai
lebih memberikan keamanan (safe) bagi Bank BTN.2
Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran
secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara
memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur,
koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur yang didahului dengan
penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Bank
1Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya. 2003. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia. Seri Kebanksentralan ke-8. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI 2 Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Pedoman Penagihan dan Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BTN dengan instansi tempat debitur tersebut bekerja. Penulis menilai cara
yang paling efektif, efisien, aman, terpercaya, dan tidak beresiko tinggi
dari ketepatan pembayaran angsuran adalah pembayaran angsuran secara
kolektif atau potong gaji melalui bendahara gaji instansi debitur. Sistem
pembayaran angsuran kolektif ini merupakan cara pembayaran yang
paling banyak digunakan oleh debitur KPR. Hal ini dipertegas melalui
data yang penulis dapat dari intern Bank BTN Solo dari bulan Februari
sampai dengan Juni Tahun 2010 mengenai perkembangan jumlah debitur
KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL
debitur KPR yang dinyatakan dalam bentuk persentase (%).
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan
Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR
Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010
No Bulan Debitur KPR Debitur Kolektif
Jumlah
Debitur
Jumlah
Angsuran
Jumlah
Tunggakan
Jumlah
Debitur
Jumlah
Angsuran
Jumlah
Tunggakan
1 Februari 12.973 2.396.816.747 75.755.017 5.254 2.192.103.958 6.249.330
2 Maret 13.031 3.293.699.318 82.565.779 5.268 2.238.820.726 0
3 April 13.109 2.521.311.422 98.934.111 5.223 2.258.095.911 0
4 Mei 13.152 2.580.402.990 102.783.506 5.229 2.285.857.098 1.707.100
5 Juni 13.214 2.617.192.806 99.901.199 5.252 2.327.387.083 869.500
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Lanjutan Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan
Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR
Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah
debitur KPR, yakni pada bulan Februari sebesar 12.973 menjadi 13.214
orang pada bulan Juni sementara untuk perkembangan jumlah debitur
kolektif fluktuatif, tetapi masih di kisaran lima ribu dua ratusan (
an). Berdasarkan data ini maka dapat dikatakan bahwa rata-rata per
bulannya jumlah debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari
perkembangan jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan
No Bulan % Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR
% Jumlah
Debitur
% NPL
Kolektiff
% NPL KPR % NPL
Kolektif
Terhadap NPL
KPR
1 Februari 40,50 0,29 3,16 0,09
2 Maret 40,43 0 2,51 0
3 April 39,84 0 3,92 0
4 Mei 39,76 0,07 3,98 0,02
5 Juni 39,75 0,04 3,82 0,01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
semua sistem atau cara pembayaran). Namun, hal ini mengindikasikan
bahwa sistem pembayaran kolektif belum bisa dikatakan aman jika hanya
dilihat dari persentase sumbangan jumlah debiturnya saja, melainkan juga
harus diperhatikan tingkat resikonya. Maka dari itu penulis juga
mencantumkan NPL sebagai sisi keamanan dari sistem pembayaran ini.
Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa persentase NPL Kolektif terhadap
NPL KPR secara keseluruhan mengalami penurunan, dari kisaran 0,09%
di bulan Februari menjadi 0,01% pada bulan Juni. Hal ini mengindikasikan
bahwa per bulannya sistem pembayaran angsuran kolektif hanya
menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul Tugas Akhir “SISTEM PEMBAYARAN KREDIT MELALUI
ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) CABANG SOLO”.
Penelitian yang hampir sama mengenai sistem atau cara
pembayaran kredit pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan
judul ” Prinsip-Prinsip Public Relations Dalam Pembinaan Angsuran
Secara Kolektif Dalam Meningkatkan Kualitas Kredit Di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo” dan ”Pelayanan Nasabah Kredit
Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Melalui
Kantor Pos” . Penelitian yang penulis lakukan ini sebenarnya cukup jarang
dilakukan oleh peneliti lain, penulis hanya menemukan dua (2) referensi
penelitian terdahulu ditambah dengan data-data pendukung, seperti
makalah-makalah yang kebanyakan disusun oleh internal Bank BTN
dalam rangka memenuhi persyaratan Program Pendidikan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pengembangan Kompetensi Pegawai (P3KP). Hal ini dikarenakan judul
atau topik yang penulis teliti memang cukup spesifik di mana tidak setiap
tempat penelitian magang mengadopsi sistem pembayaran ini. Berikut ini
penulis cantumkan penelitian terdahulu dalam bentuk tabel 1.2
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
Pembeda Penelitian I Penelitian II
Nama dan
tahun
penelitian
Daniel Suharjianto
2005
Fasichah Tia Nur
2009
Judul Pelayanan Nasabah Kredit
Pemilikan Rumah (KPR)
Pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk
Melalui Kantor Pos
Indonesia
Prinsip-Prinsip Public Relations
Dalam Pembinaan Angsuran
Secara Kolektif Dalam
Meningkatkan Kualitas Kredit Di
PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Solo
Perumusan
Masalah
Menekankan pada proses
pelayanan angsuran KPR
pada PT. BTN (Persero) Tbk
melalui kantor pos, baik
secara individu atau biasa
dan secara kolektif.
Menekankan pada prinsip-prinsip
public relations yang diterapkan
dalam pembinaan angsuran
kolektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
dijadikan pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian secara cermat
dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah.
Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek
yang diteliti, serta bertujuan agar penguraian dalam penulisan dan ruang
lingkup penelitian terarah dan terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan pembahasan masalah
dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN
(Persero) Cabang Solo?
2. Apakah terdapat hambatan / kendala dalam pelaksanaan sistem
pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero)
Cabang Solo?
3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR
melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN
(Persero) Cabang Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Untuk mengevaluasi dan meminimalisasi hambatan / kendala dalam
pelaksanaan sistem pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada
PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR
melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. BTN (Persero) Cabang Solo
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan, yang berguna
sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam pengevaluasian
sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran
kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) melalui angsuran kolektif serta dapat digunakan sebagai salah
satu kelengkapan persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
pada program D3 Keuangan Perbankan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bagi akademisi dan peneliti
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan yang dapat
digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode yang akan memandu peneliti
tentang urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa
dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. Metode dipilih untuk
digunakan dalam rangka memperoleh sesuatu data yang akurat dan
relevan, untuk dapat dianalisa serta dapat disusun secara sistematis sesuai
dengan tujuan diadakan penelitian tersebut.
Berbagai pengertian yang menjadi bagian metode yang akan dipergunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci dan
mendalam berbagai informasi penting serta menarik kesimpulan
terhadap hubungan antara gejala sosial. Pengertian penelitian deskriptif
kualitatif menurut Lexy J. Moleong (1995:6) adalah mendalami dan
menerobos gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya atau
menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti permasalahan
sebagaimana disajikan oleh situasinya. Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar atau bagan. Dimana
perhatian dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail yaitu
mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui
angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Lokasi Penelitian
Untuk penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih lokasi pada PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo dengan pertimbangan
bahwa penulis merupakan mahasiswa program studi Keuangan Dan
Perbankan di mana penulis banyak dibekali berbagai teori dan praktik
di bidang keuangan maupun perbankan. PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Solo yang merupakan salah satu bank bonafit dan
bank focus dirasa tepat sebagai tempat pembelajaran yang baik untuk
meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang
telah penulis dapatkan di bangku perkuliahan dengan dunia kerja.
3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data
1) Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumber pertama yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Solo. Sumber data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung di lapangan dalam hal ini meliputi
pimpinan, direksi atau karyawan Bank BTN Cabang Solo.
2) Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi
kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang
ada hubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data yang
mendukung data primer dan dibedakan menjadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-
undangan, surat perjanjian, dokumen resmi dan data tertulis
dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo.
2) Bahan hukum sekunder meliputi hasil karya ilmiah, hasil-
hasil penelitian sebelumnya.
b. Teknik Pengumpulan Data
Kecermatan dalam penelitian dan menyusun serta
mengumpulkan data sangat berpengaruh kepada objektivitas hasil
penelitian. Dalam usaha memperoleh data, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1) Observasi
Dalam pengamatan ini penulis melakukan penelitian langsung
pada bagian Loan Service Unit selama melakukan kegiatan
magang tentang keadaan atau fenomena yang dijumpai secara
langsung. Selain itu penulis juga melakukan observasi di
bagian lain, yakni pada unit CWO bagian penagihan kredit atau
pembiayaan unit kolektif di mana penulis mengkaji dan
mempelajari permasalahan lebih dalam sehubungan dengan
sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui
angsuran kolektif. Alasan penulis melakukan observasi yakni
untuk mengamati langsung aktivitas dan peristiwa yang terjadi
di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Peristiwa atau Aktivitas
Peristiwa atau aktivitas penulis dapatkan melalui observasi
langsung saat pelaksanaan magang pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Solo yaitu melalui kegiatan-kegiatan
yang telah penulis lakukan selama berada di divisi Loan
Service. Aktivitas-aktivitas tersebut mencakup prosedur
pemberian kredit, pelayanan kredit, pengecekan berkas syarat-
syarat permohonan kredit, melakukan konfirmasi gaji calon
debitur ke bendahara instansi, mengikuti realisasi kredit, dan
mengamati bagaimana tata cara pembayaran angsuran sampai
dengan pelunasaannya. Untuk semakin memperdalam
penelitian yang penulis ambil, maka tidak jarang penulis
melakukan pendekatan ke bagian lain yang sangat erat
hubungannya dengan penelitian yang penulis ambil, yakni pada
bagian CWO (Collection Work Out) di mana mengenai sistem
pembayaran KPR melalui angsuran kolektif penulis dapatkan
lebih mendetail di bagian ini, yakni bagian penagihan kredit
atau pembiayaan pada unit kolektif.
3) Wawancara atau Interview
Wawancara di sini bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi yang mendalam dari informan tentang sistem
pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran
kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
komunikasi langsung, informasi yang didapatkan semakin rinci
dan mendalam sehingga mampu mengorek kejujuran informan
untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya.
4) Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengkaji
dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perbankan dan Bank
Pengertian perbankan berdasarkan Undang-undang Nomor
10/1998 pasal 1 dinyatakan bahwa Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Menurut kamus istilah hukum Fockema Andreae, yang dimaksud
dengan bank ialah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan
perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada
perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak
ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada
banker sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau
lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang untuk
pihak ketiga. (H. Budi Untung, 2000 : 13)
Pengertian bank berdasarkan Undang-undang Nomor 7/1992
tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. (Thomas Suyatno, dkk, 1995 : 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
B. Peranan Bank
Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam :
1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
menjadikannya sebagai sarana penyimpanan uang dan berinvestasi
bagi masyarakat (surplus of fund). Di mana tujuan utama masyarakat
menyimpan uang ini adalah untuk memberikan rasa aman dari hal-hal
yang tidak diinginkan, sedangkan kegiatan investasi dilakukan
masyarakat dengan harapan memperoleh bunga dari hasil
simpanannya. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk
mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank
menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan
yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang
bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah
terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan
(saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang
(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota
(clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri (inkaso), Letter of
Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa lainnya yang
bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.
3. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat dengan memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan (lack of
fund). Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam
berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit
diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak
diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari
kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang
disalurkan bank dengan berbagai sebab. (Kasmir, 2005 : 9-10)
Untuk lebih jelasnya secara ringkas fungsi bank sebagai perantara
keuangan dapat dilihat dalam Bagan 2.1 berikut ini.
Bagan 2.1
Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan
FUNGSI BANK
Beli Dana Jual Dana
Giro Tabungan Deposito
Pinjaman (kredit)
Masyarakat yang Kelebihan Dana
Masyarakat yang Kekurangan Dana
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penjelasan arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali
ke masyarakat, di mana bank sebagai perantara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di
bank dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, atau Deposito. Bagi
bank dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan
membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank
sebagai penerima titipan simpanan. Nasabah dapat memilih sendiri
untuk menyimpnn dana apakah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau
Deposito.
2) Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa
bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil
tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya.
3) Kemudian oleh bank dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang
bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang
kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit.
4) Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank,
diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta
bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan
nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Pengertian kredit dalam bahasa Yunani "Credere" yang berarti
"kepercayaan" atau dalam bahasa latin "Creditum" yang berarti
kepercayaan akan kebenaran. Berdasarkan undang-undang nomor 14
tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan pinjam-meminjam antara Bank dengan lain pihak yang
mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. (Teguh
Pudja Mulyono, 1986:9-10)
O.P. Simorangkir mengatakan bahwa kredit adalah pemberian
prestasi (misal uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi)
akan terjadi pada adalah prestasi uang, maka transaksi kredit
menyangkut uang waktu mendatang. (Hasanuddin Rahman, 2000:19)
Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan
kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa
mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah
dijanjikan (barang, uang atau barang). (Thomas Suyatno, dkk,
1992:12)
Pengertian kredit berdasarkan Undang-undang nomor 10 tahun
1998 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. (Kasrnir, 2008:96)
Pengertian kredit menurut Eric L. Kohler : “Kredit adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
2. Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan
tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian
dan penyelidikan tentag kondisi masa lalu dan sekarang terhadap
nasabah pemohon kredit.
b. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima
kredi. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mancakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka tersebut bisa berbentuk jangka pendek. jangka
menengah atau jangka panjang.
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya/ macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula
sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrut usaha
nasabah tanpa ada unsur kesengajaan dan lainnya.
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merapakan
keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2008 :
98-100)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan antara lain sebagai berikut:
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha
f. Kredit dapat meningkatkan pernerataan pendapatan
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional
(Thomas Suyatno, dkk, 1992:16)
Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang
maksudnya jika uang hanya disirnpan saja tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna dengan diberikannya kredit
uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau
jasa oleh si penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah
kekurangan uang dengan kredit maka daerah tersebut akan
memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si
debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari
satu wilayah ke wilayah lainnya sebingga jumlah barang yang
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit
dapat pula meningkat jumlah barang yang beredar.
e. Sebagai stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas
ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat
pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri
ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha apalagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga
akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung
atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.
h. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman intemasional akan dapat meningkatkan
saling membutuhkan antara si penerirna kredit dengan si pernberi
kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan menirtgkatkkan
kerja sama di lainnya. (Kasmir, 2008:101)
5. Tujuan Kredit
Ditinjau dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut:
a. Turut Menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin,
dan dapat memperluas usahanya. (Thomas Suyatno, dkk, 1992:15)
Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai
berikut:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
yang dibebankan kepada nasabah Keuntungan ini penting untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita
kerugian, maka besar kemungkinan akan di likuidasi atau
dibubarkan.
b. Membantu usaha nasabah
Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah
Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
kepada pihak perbankan, maka semakin baik, meningkat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan
diberbagai sektor. (Kasmiir, 2008:100)
6. Manfaat kredit
Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu :
a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitor
1) Debitor dapat memperluas dan mengembangkan usahanya
dengan lebih leluasa.
2) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana
bagi perusahaan debitor.
3) Rahasia keuangan debitor akan lebih terlindungi karena
adanya ketentuan rahasia bank dalam undang-undang pokok
perbankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan
1) Memperoleh pendapatan bunga kredit
2) Menjaga solvabilitas usaha bank
3) Membantu meniasarkan jasa-jasa perbankan yang lain
4) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya
5) Untok merebut pasar (market share) dalam industri perbankan
6) Memungkinkan para perbankan untuk mendidik para staffnya
untok mengenal kegiatan industri yang lain secara mendetail.
c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang pemerintah
1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi
2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter
3) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha
atau kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat
4) Perkreditan sumber pendapatan negara
d. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas
1) Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan
akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
membuka lapangan usaha atau lapangan kerja baru, sehingga
akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan
pemerataan pendapatan dimasyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Terbukanya kemungkinan keterlibatan golongan profesi
tertentu atas suatu proses pemberian kredit oleh bank yang
dapat menlngkatkan penghasilannya seperti konsultan, akuntan
publik, notaris, aset apreisal
3) Masyarakat dapat menikmati hasil dari pada proyek yang di
biayai oleh kredit bank. (Hasanuddin Rahman, 2000:21-24)
7. Klasifikasi Kredit
Keberadaan kredit menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;17) dapat
digolongkan menurut beberapa klafikasi, antara lain :
a. Menurut jangka waktunya
Menurut jangka waktunya kredit dapat digolongkan ke dalam
beberapa klasifikasi, antara lain :
1) Kredit Jangka Pendek ( Short-term loan )
Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari
satu tahun. Misalnya kredit untuk membiayai kelancaran
operasi perusahaan, termasuk didalamnya berupa kredit modal
kerja. Kredit jangka pendek dapat di urutkan dalam tiga
kelompok, antara lain : Kredit dagang (trade credit) antar
perusahaan, Pinjaman dari suatu perusahaan dagang, dan
Surat dagang.
2) Kredit jangka menengah (Medium-term loan)
Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai
dengan tiga tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kerja, misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku.
Kredit jangka menengah dapat pula dalam bentuk kredit
investasi
3) Kredit jangka panjang (Long-term loan)
Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya melebihi tiga
tahun. Misalnya kredit investasi untuk membiayai suatu proyek
dan perluasan usaha.
b. Menurut jaminannya
Menurut jaminannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Kredit dengan jaminan (Secured Loan)
Yaitu kredit yang disertai penyerahan barang jaminan oleh
nasabah. Jenis barang jaminan tersebut sangat tergantung pada
jenis kredit yang diberikan. Misalnya kredit komersial untuk
modal kerja, jaminannya dapat berupa persediaan. Kredit untuk
pembelian mobil atau motor, jaminannya BPKB mobil atau
motor tersebut.
2) Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan)
Yaitu kredit yang tidak disertai penyerahan barang jaminan dari
nasabah. Jenis kredit ini tidak menggunakan jaminan dalam
bentuk fisik, tetapi dalam bentuk bonafiditas dan prospek usaha
nasabah yang bersangkutan. Pemberian kredit tanpa jaminan ini
dilakukan sepanjang prinsip-prinsip penilaian kredit lainnya
telah terpenuhi menurut analisis kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Menurut tujuannya
Menurut tujuannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Kredit Komersial (Commercial Loan)
Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan
usaha nasabah di bidang perdagangan. Kredit komersial antara
lain meliputi kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan,
kredit ekspor dan lain-lain.
2) Kredit Konsumtif (Consumer Loan)
Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
Misalnya untuk membeli properti (rumah), mobil atau motor,
barang elektronik dan berbagai barang konsumsi lainnya.
3) Kredit Produktif (Productive Loan)
Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga
dapat meemperlancar produksi. Misalnya kredit untuk
pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan,
biaya pemasaran, biaya distribusi dan lain-lain.
d. Menurut penggunaannya
Menurut penggunaannya kredit dapat digolongkan menjadi :
1) Kredit modal kerja
Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk
menambah modal kerja debitur, meliputi modal kerja untuk
tujuan komersial, industri, kontraktor bangunan dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Kredit investasi
Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
perusahaan untuk digunakan dalam melakukan investasi
melalui pembelian barang-barang modal.
Klasifikasi kredit yang cukup penting bagi penelitian penulis,
tetapi tidak tercantum dalam kutipan Muchdarsyah Sinungan
(1991;17) yakni penggolongan kredit menurut cara
pembayarannya.
Menurut cara pembayarannya kredit dapat digolongkan menjadi :
1) Pinjaman angsuran
Yaitu pinjaman dengan pengembalian pinjaman dengan
pokoknya melalui cara angsuran bertahap.
2) Pinjaman tetap
Yaitu pinjaman dengan cara pengembalian pokok pinjaman
menurut jangka waktu tertentu
3) Demand Loan
Yaitu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai
fasilitas yang dan pengembaliannya menurut jangka waktu
tertentu.
4) Pinjaman Rekening Koran
Yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai mutasi
rekening nasabah yang terutama ditujukan untuk menunjang
transaksi perdagangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
5) Pinjaman promes (AKSEP)
Yaitu pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai
nominal maupunjatuh tempo pembayarannya.
6) Pinjaman Call Money (Money Market)
Yaitu pinjaman antarbank yang pembayarannya didasarkan
atas dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku
bunga disepakati. (Ruddy Tri Santoso. Andy, 1996:8)
8. Prosedur Umum Perkreditan
Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan
dan badan hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai beriku
(Kasmir. 2008: 100-1002):
1) Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit berisi antara lain :
a) Latar belakang perusahaan
b) Maksud dan tujuan
c) Besarnya kredit dan jangka waktu
d) Cara pengembalian kredit
e) Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan seperti :
a) Akte notaries
b) Tanda daftar perusahaan (TDP)
c) Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
e) Bukti diri dari pimpinan perusahaan
f) Foto copy sertifikat jaminan
Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari
neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-
rasio sebagai berikut :
a) current ratio
b) inventory turn over
c) sales to receivable ratio
d) profit margin ratio
e) return on net worth
f) working capital
2) Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika
menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah
diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas
waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya,
maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3) Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4) On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau
berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian
hasilnya dicocokan dengan hasil wawancara I.
5) Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6) Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit
akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan
administrasinya. Biasanya mencakup :
a) jumlah uang yang diterima
b) jangka waktu
c) dan biaya-biaya yang harus dibaya
9. Resiko Usaha Bank
Dalam bisnis perbankan dikenal beberapa macam resiko yang dihadapi
oleh bank:
a. Resiko Likuiditas
Merupakan resiko yang berkaitan dengan kesulitan bank dalat
memenuhi kewajiban jangka pendek kepada nasabah penyimpan
maupun pihak lain. Ketidak pastian ini timbul apabila bank tida
mengetahui secara tepat kapan dan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan/akan ditarik oleh nasabah penyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Resiko Kredit
Resiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk
merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank
beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi
perjanjian kredit yang disepakati kedua pihak, secara teknis
keadaan tersebut merupakan default.
c. Resiko Penanaman dalam Sekuritas
Resiko penanaman dalam sekuritas atau dalam perbankan disebut
investment risk berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian
akibat suatu penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat
berharga, misalnya, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang
dimiliki bank
d. Resiko Fidusia
Resiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank
dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali
amanat baik untuk individu maupun badan usaha.
e. Resiko Penyelewengan
Resiko penyelewengan atau penggelapan kadang-kadang disebut
dengan fraud risk adalah berkaitan dengan kerugi-rugian yang
dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif
1. Pengertian Sistem
John F. Nash dan Martin B. Roberts mendefinisikan sistem sebagai
berikut. Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang komplek di
dalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang umum.
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, suatu sistem
adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang, perangkat keras,
informasi dan lain lain) diorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Definisi sistem menurut Richard F. Neuschel adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dikembangkan
sesuai dengan suatu skema yang terintegrasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan utama di dalam bisnis.
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,
yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan
pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini: Suatu sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur
lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai berikut :Sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen
atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan
definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima karena pada
kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-
sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam
suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi
dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga sasaran
sistem dapat tercapai.3
2. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran adalah suatu sistem yng mencakup pengaturan,
kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne tehnik yang
digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan instruksi
pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaranr melalui
pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainnya baik
domestik maupun Cross border “antar Negara”. Instrument-instrument
dalam sistem pembayaran antara lain :
3 Sugiyanto. H. M. 1988. Sstem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Buku Kesatu “Konsep Dasar dan Komponen”. Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a. Instrumen Pembayaran Tunai
Instrumen pembayaran tunai adalah mata uang yang berlaku di
Indonesia, yaitu Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang
kertas.
b. Instrumen Pembayaran Non Tunai
Di Indonesia instrument pembayaran non tunai disediakan
terutama oleh sistem perbankan.
1) Instrumen berbasis warkat
a) Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu.
b) Bilyet giro adalah Surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan (tidak berlaku
untuk penarikan tunai) sejumlah dana dari rekening
pemegang saham yang disebutkan namanya.
c) Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih
dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank
yang menyampaikan warkat tersebut.
d) Nota kredit adalah warkat yang digunakan untuk
menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank atau
nasabah bank yang menerima warkat tersebut.
e) Wesel bank untuk transfer adalah wesel yang diterbitkan
oleh bank khusus untuk sarana transfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
f) Surat bukti penerimaan adalah surat bukti penerimaan
transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank
penerima dana transfer melalui kliring lokal.
2) Pemindahan dana
Saat ini bank-bank memberikan berbagai jenis layanan
pemindahan dana melalui jaringan kantornya, termasuk
perintah pembayaran secara regular dan pemindahan dana
secara elektronis.
Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan
oleh bank melalui :
a) Transfer elektronik antar bank
b) Sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi local
c) Jaringan bank koresponden bagi pemindahan dana lintas
wilayah.
d) Sistem RTGS baik untuk pemindahbukuan dana local
maupun lintas wilayah.
3) Pendebetan secara langsung
Pemakaian fasilitas pendebetan secara langsung masih dibatasi
untuk transaksi di dalam satu bank.
4) Instrumen berbasis kartu
Dalam perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya
telah tersimpan dalam chip elektronik pada kartu tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu telpon
prabayar.
a) Kartu kredit
Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank
atau lembaga pembiayaan lainya yang diberikan kepada
nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran
dan pengambilan uang tunai.
b) Kartu ATM
Salah satu instrument pembayaran berbasis kartu yang
penting dalam sistem pembayaran adalah kartu ATM yang
transaksinya dilakukan melalui mesin ATM.
c) Kartu debet
Kartu debet merupakan instrument pembayaran berbasis
kartu yang pembayarnya dilakukan dengan perdebetan
langsung ke rekening nasabah di bank penerbit kartu
tersebut.
d) Instrumen melalui kantor pos
Instrumen Sistem pembayaran yang cukup penting yang
disediakan oleh lembaga keuangan bukan bank (PT. POS
INDONESIA) adalah giro dan pos wesel baik dalam negeri
maupun luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
e) Instrument berbasis internet / telepon
Jasa Electronic banking melalui internet dan / atau telepon
telah disediakan oleh sejumlah bank besar sejak
pertengahan 1999. Penggunaan instrument berbasis internet
melakukan transaksi, selain memerlukan verifikasi
pengaman, seperti PIN dan Password.
3. Pengertian Angsuran Kolektif
Angsuran adalah sejumlah uang untuk pembayaran pokok kredit
atau pembiayaan ditambah bunga atau margin yang wajib dibayar
secara bulanan oleh debitur atau nasabah pembiayaan sebagaimana
ditentukan dalam Perjanjian Kredit atau Akad.4
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
angsuran kolektif merupakan pembayaran pokok kredit ditambah
bunga yang wajib dibayar secara bulanan oleh debitur atau nasabah
pembiayaan dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara
gaji instansi debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh
debitur. Dalam hal ini pembayaran kolektif diwajibkan bagi debitur-
debitur di mana instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan
bank pemberi kredit (dalam hal ini bank pemberi kredit yang dimaksud
adalah PT. Bank BTN (Persero) Cabang Solo selaku bank pemberi
kredit KPR).
4 Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Pedoman Penagihan dan Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Pengertian Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif
Dengan melihat definisi-definisi penjabaran di atas yang
menjelaskan tentang sistem itu sendiri maupun definisi angsuran
kolektif, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian sistem
pembaran angsuran kolektif.
Sistem pembayaran angsuran kolektif adalah suatu bentuk sistem
atau cara pembayaran yang dapat dimanfaatkan oleh debitur/nasabah
Pembiayaan dalam rangka membayar angsuran Kredit/Pembiayaan
dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara gaji instansi
debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur di mana
instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan bank pemberi
kredit.
5. Manfaat Sistem Pembayaran Kolektif
Adapun manfaat secara umum dari sistem pembayaran ini,
diantaranya:
a. Perjanjian kerjasama kolektif membawa dampak terhadap
kelancaran angsuran
b. Memberi kemudahan cara pembayaran kepada debitur kolektif
c. Memiliki kesempatan penyaluran kredit terhadap debitur lancar
kolektif
d. Menambah portofolio kredit yang menjadikan nilai asset kredit
semakin besar
e. Mengurangi beban biaya promosi dan Inventarisari data debitur
yang akurat.
f. Meningkatkan pendapatan bunga kredit semula dari KPR menjadi
bunga komersial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Pada tanggal 16 Oktober 1897 POSTSPAARBANK didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda, yang bertujuan untuk mendidik masyarakat
agar gemar menabung, yang kemudian berjalan lancar dan berkembang
hingga tercatat pada tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu,
Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya
terganggu akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan
terjadinya penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang singkat
(rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih
kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942, Belanda menyerah pada Jepang yang berakibat
kegiatan POSTSPAARBANK dibekukan oleh pemerintahan Jepang dan
kemudian pemerintah Jepang mendirikan sebuth bank bernama TYOKIN
KYOKO sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui
tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan
dengan paksaan. TYOKIN KYOKO hanya mendirikan satu cabang yaitu
cabang Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sejalan dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 telah
memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai
pengambilalihan TYOKIN KYOKO dari pemerintah Jepang ke
pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR
TABUNGAN POS yang dipimpin oleh Bapak Darmosoetanto sebagai
direktur yang pertama oleh pemerintah RI. Tugas pertama KANTOR
TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan
0eang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN
POS tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda (Desember
1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang
dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR
TABUNGAN POS dibuka lagi pada tahun 1949, namanya diganti menjadi
BANK TABUNGAN POS RI dan lembaga ini bernaung di bawah
Kementerian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950, tetapi yang
paling subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.
9 Tahun 1950 yang mengubah nama POSTSPAARBANK IN
INDONESIA berdasarkan staatblat No.295 Tahun 1941 menjadi BANK
TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementerian dari
Kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah menteri
Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih
bernama BANK TABUNGAN POS tetapi pada tanggal 9 Februari 1950
ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat dikukuhkan
dengan UU No. 36 Tahun 1053 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan
nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN
NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni
1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25
Mei 1964.
Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank
milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya
(sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V.
Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai
dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam
lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak
tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambahi tugasnya yaitu
memberikan palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR
terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo
Kantor Cabang Solo merupakan perpanjangan dari kantor pusat, di
mana kantor cabang Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang
merupakan pemekaran dari BTN kantor cabang Jakarta. Pertimbangan
pembukuan kantor cabang Solo karena dinilai mempunyai potensi yang
baik dalam pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1990 Btn kantor cabang
Solo mengalami perpindahan sebanyak tiga kali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pertama kalinya BTN kantor cabang Solo terletak di jalan Slamet
Riyadi Nomor 228, kemudian pada tahun 1993, pindah ke Ruku Beteng
Blok A11-12 Jalan Kapten Mulyadi. Akhirnya pada tahun 1997 BTN
kantor cabang Solo pindah ke gedung milik sendiri yaitu di Jalan Slamet
Riyadi 282 Solo yang dipakai melaksanakan aktivitas perkantorannya
hingga saat ini.
3. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992,
yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang merupakan
pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk badan hukum BTN
berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT
BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan call name Bank
BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse
Coopers, pemerintah menteri BUMN dalam surat No. S-544/M-
MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai Bank
Umum dengan fokus bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.
Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa Pasiva Bank.
Seperti misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah, dll. Bank harus
menjaga kerahasiaan tersebut demi menjaga kepercayaan nasabah terhadap
bank. Karena kepercayaan nasabah pada pihak bank adalah faktor yang
paling penting dan paling utama dalam kemajuan bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4. Sumber Dana
BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk
Persero. BUMN adalah badan usaha seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan Persero BUMN yang
berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. 51%
Saham BTN memang dimiliki oleh negara, sedangkan sisanya dijual lewat
obligasi dan sekarang dimilki oleh beberapa organisasi seperti Jamsostek
dan Galangan Kapal.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, BTN menghimpun dana
secara mandiri melalui penghimpunan dana dari masyarakat. Dana
tersebut dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito maupun produk-
produk dana lainnya. Jadi, sumber dana bank itu bisa dari masyarakat dan
dari pemerintah. Pada umumnya pada bank-bank cabang memperoleh
modal atau dana dari pusat yang bersumber dari masyarakat maupun
pemerintah.
5. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara
a. Visi
Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan
mengutamakan kepuasan nasabah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Misi
1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan
lainnya.
2) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan professional dan memiliki integritas yang tinggi.
3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Government untuk
meningkatkan Shareholder Value.
5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
6. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Solo
Dalam pembentukan struktur organisasi, Bank Tabungan Negara
menerapakan prinsip divisionalization / departementisasi. George R. Terry
mendefinisikan departementisasi sebagai aktivitas untuk menyusun satuan-
satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi
tertentu.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu kantor
cabang yang membawahi Kantor Cabang Pembantu UNS, Klaten,
Sukoharjo, Palur, dan Mojosongo. BTN cabang Solo ini sendiri dipimpin
oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat beberapa kepala seksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yaitu Accounting & Control, Operation, Retail Service, Spv. Collection
Work Out. Selain membawahi kepala seksi, Branch Manager juga
membawahi Kantor Cabang Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari bagan 3.1 berikut ini.
Bagan 3.1
Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor
Cabang Solo Februari 2010
Branch Manager Arif Budiman
BRCO Syahroni Bastian
Operations Heru Setiyawan
GBA Logistik Sarju Darmawan Personalia Tuti Lestari
Loan Admin Dok. Pokok R. Tonny Wahyu Aris Budi Santoso LPA Hadi Wasono
Trans Prosessing Kliring Heri Kristiawan Back Office Tri Hastuti FAO Marullah DEO Neneng R.
Ritel Service Siti Soelistijati
Loan Service Wawancara Bangun S. Wahyono Analisis Agus Winarko Afidah S. Ari Widodo Darmastoto
Teller Service Head Teller Tjuk Sugiarto Cash Room Herini Puji H. Teller Ika Marini Lusiana F. Elyastuti Ika K. Antika C.
Customer Service Susyana A. E. Heliyarti Isna A. Sri Mulyani
Selling Officer Kunthi Sri Haryanti
Accounting Ismini
Reporting Sujatmiko Bookaping Heri Kristiyawan
Accounting Ismini
Legal Baehaqi Kolektif Sehono LAO Priyono Sanab P Hadi S. C. Adiwardana A. Haryanto
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 3.1
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
Pada BankBTN
No Jabatan Jumlah
1 Branch Manager 1
4 TELLER 5
5 Staf General Branch Administrasion 2
6 Staf Operation 1
7 Staf Selling Officer 2
8 Staf Loan Administration 3
9 Staf Tansaction Processing 4
10 Staf Ritel Service 1
11 Staf Loan Service 6
12 Staf Teller Service 2
13 Staf Customer Service 4
15 Staf Accounting 3
16 Staf Colletion Work Out 8
17 Staf Kas 1
Jumlah 43
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
Berdasarkan tabel 3.1 diatas jabatan pegawai pada kantor Bank BTN
terdiri dari :
1. Branch Manager : 1 orang selaku kepada cabang
2. Teller : 5 orang selaku layanan nasabah
3. Staf GBA : 2 orang selaku bidang umum
a) protocol/logistik : 1orang
b) personalia : 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4. Staf Operation : 1 orang selaku kepala operational
5. Staf Loan Administrasi : 3 orang selaku administrasi kredit
a) Dokumen pokok : 2 orang
b) LPA : 1 orang
6. Staf Trans Processing : 4 orang selaku proses transaksi
a) Kliring : 1 orang
b) Back Office : 1 orang
c) Funding AO : 1 orang
7. Staf Retail Service : 1 orang selaku kepala layanan ritel
8. Staf Loan Service : 6 orang layanan kredit
a) Wawancara : 2 orang
b) Analisis : 4 orang
9. Staf Teller service : 2 orang selaku layanan nasabah
a) Head Teller : 1 orang
b) Cash Room : 1 orang
10. Staf Customer service : 4 orang selaku staf layanan nasabah
11. Staf Selling Officer : 2 orang selaku selling
12. Staf Accounting : 3 orang selaku staf akuntansi
1. Reporting : 1 orang
2. Bookeping : 1 orang
13. Staf Collection Work Out : 8 orang selaku kepala CWO
a) Legal : 1 orang
b) Supervisor CWO : 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c) Kolektif : 1 orang
d) LAO (penagih kredit) : 6 orang
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Bank BTN sesuai
dengan jabatannya adalah 43 orang pegawai.
Tabel 3.2
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN
No Gender Jumlah
1 Laki-laki 37
2 Perempuan 39
Jumlah 76
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai pada Bank
BTN Cabang Solo sebagian besar adalah pegawai perempuan. Hal ini
tidak mempengaruhi Pekerjaan, karena pada umumnya setiap
organisasi/instansi tidak terlalu mempermasalahkan jenis kelamin,
semua memiliki hak dan kesempatan berprestasi maupun karier yang
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tugas dan Tanggung Jawab Pemegang Jabatan
a. Branch Manager atau Kepala Cabang
Misi : mencapai tingkat pemberian laba yang optimal
Fungsi :
1) Pengembangan Bisnis Cabang.
a) Mengelola hubungan dengan nasabah prima
b) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang
c) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran
2) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan
a) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat
b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang
c) Membuat perencanaan sumber daya manusia Pengawasan dan
3) Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang
a) Mengambil kepentingan bisnis
b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim
c) Memotivasi bawahan dan pekerjaan
b. Accounting and Control, terbagi dalam 2 bagian, yaitu :
1) Reporting staff
Tanggungjawab :
a) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk
pihak ekstern
b) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan baik
pihak intern maupun ekstern
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
c) Bertanggung jawab atas berlangsungnya proses dan analisa
laporan kinerja kantor cabang.
2) Internal Control
Tanggung jawab :
a) Bertanggungjawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur
transaksi operasional bank telah sesuai dengan aturan yang
berlaku.
b) Bertanggungjawab dalam mengkoordinir tindak lanjut hasil
pemeriksaan ekstern maupun intern.
c. Operasional (Operation), dengan fungsi :
1) Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing)
a) Melakukan proses kliring
b) Memproses transaksi angsuran kredit
c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos
d) Melakukan proses transaksi Kolektif KPR
e) Melakukan proses On-line real time melalui RTGS
f) Melakukan pemrosesan transaksi pemindahbukuan non tunai
g) Memelihara transaksi cabang
h) Pembuatan laporan
2) Administrasi Kredit (Loan Administration)
a) On the Spot (OTS)
b) Appraise (taksasi)
c) Laporan Pemeriksaan Akhir (LPA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d) Dokumentasi kredit
e) Maintenance pelaksanaan kredit
3) Administrasi Umum Cabang (General Branch Administration)
a) Administrasi kepegawaian
b) Pengelolaan logistic
c) Menjaga keamanan
d) Mengelola anggaran cabang
e) Kesekretariatan
f) Mengelola keamanan
4) FAQ (Found Administration Officer) – DAO (Debt Administration
Officer)
a) Administrasi transaksi loket cabang
b) Administrasi pembiayaan dan Administrasi pinjaman (hutang)
c) Melaksanakan penjualan keluar
d. Kepala Retail Service
1) Memastikan terselenggaranya supervisi sebagai head retail service.
2) Melakukan otorisasi sesuai batas kewenangan
3) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi bisnis di unit kerja
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank
4) Melakukan fungsi pelaporan kepada Branch Manager dan unit
terkait
5) Melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta
penilaian terhadap pegawai yang disupervisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
e. Kepala Teller
1) Melakukan fungsi supervisi sebagai teller service head
2) Melakukan fungsi otorisasi sesuai batas kewenangan
f. Kepala Customer Service
1) Melakukan fungsi maintenance data nasabah.
2) Melakukan fungsi pemasaran data.
g. Layanan Ritel (Retail Service), dengan fungsi :
1) Layanan Ritel (Teller Service).
a) Melayani setoran tunai angsuran kredit kepemilikan rumah
cabang sendiri dan cabang lain
b) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai
c) Melayani setoran dan pembayaran deposito
d) Mengelola proses kas cabang
e) Melayani kebutuhan nasabah lainnya
f) Menerima transaksi penyimpitan uang tunai
g) Melakukan penjualan dana keluar
h) Memelihara rekening saldo
2) Layanan Nasabah (Customer Service)
a) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang
b) Memberikan pelayanan tabungan kantor pos
c) Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas
d) Melayani proses penutupan dan perpanjangan rekening rupiah
dan valas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
e) Pelayanan nasabah lainnya
f) Administrasi transaksi loket cabang
g) Melaksanakan penjualan keluar
h. Loan Service (layanan Kredit)
1) Melakukan fungsi layanan (kredit, pelunasan data penyelesaian,
klaim debitur.
2) Melakukan fungsi layanan permohonan pembayaran ekstra dan
advanced payment.
3) Melakukan fungsi layanan penerimaan permohonan klaim asuransi
kredit.
4) Melakukan penyerahan dokumen pokok bagi debitor yang
melunasi kredit dengan benar.
5) Melakukan aktivitas surat-menyurat dan menatausahakan berkas
yang menjadi ruang lingkup pekerjaannya.
6) Melakukan pencetakan rekening koran (RK) kredit yang untuk
keperluan internal.
7) Analisis terhadap permohonan kredit KPR / Non KPR
8) Memberikan pelayanan kepada nasabah
9) Memproses pengajuan kredit
10) Menganalisa permohonan kredit
11) Menyelenggarakan realisasi kredit
12) Memproses pelunasan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
i. Kepala Collection and Work Out (CWO)
1) Memastikan pencapaian sasaran dan rencana tindakan di unit kerja
Loan Collection Work Out
2) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan
pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit.
3) Melaksanakan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit
baik kredit retail maupun restrukturisasi kredit umum.
4) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan
pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit
5) Melakukan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit baik
kredit retail maupun restruksi kredit umum
6) Melakukan perencanaan, bimbingan serta penilaian kinerja secara
objektif petugas penaguhan dan penyelamatan kredit
7) Membina hubungan dengan pihak luar, seperti pengadilan negeri,
KP2LN, notaris, developer, atau instansi yang lain terkait dengan
pembinaan, penyelamatan dan penyelseaian kredit
8) Memastikan bahwa semua langkah penyelesaian kredit bermasalah
sesuai dengan ketentuan bank serta bebas dari permasalahan
hukum yang merugikan BTN
9) Mengelola anggaran yang terkait dengan pembinaan dan
penyelamatan kredit secara efektif dan efisien
10) Memastikan dan memeriksa akurasi laporan-laporan yang terkait
pembinaan dan penyelamatan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
j. Collection Penagihan Kredit:
1) Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan
2) Melakukan pembinaan kredit retail
3) Memantau kelancaran pembayaran kredit
4) Pemantauan data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur
5) Memberikan alternatif pembinaan kredit agar kredit kembali lancer
6) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pemantauan pembayaran
debitur kolektif
7) Melayani debitur yang memerlukan tindakan penyelesaian khusus
terkait dengan pembinaan kredit
8) Melaksanakan tata laksana administrasi dokumen yang terkait
dengan unit kerja Loan CWO
9) Pencetakan laporan-laporan KPR yang berhubungan dengan
kebutuhan pembinaan.
k. LAO Penyelamatan Kredit
1) Memastikan pembayaran kembali kredit yang bermasalah dengan
melakukan tindakan penyelesaian
2) Melakukan proses restukturisasi kredit rite! dan kredit umum
3) Melakukan proses penyelesaian kredit ritel dan kredit umum.
l. Kantor Cabang Pembantu
1) Mengelola hubungan dengan nasabah prima
2) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran
3) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
7. Produk-Produk/Jenis-Jenis Simpanan Bank Tabungan Negara (BTN)
Produk dan jasa yang ada di BTN dibedakan menjadi :
a. Produk Dana
1) Tabungan BATARA
2) Tabungan eBATARAPos
3) Tabungan BATARA PRIMA
4) Tabungan Haji Nawaitu
5) Sertifikat Deposito
6) Deposito Berjangka
7) Giro
b. Produk Jasa
1) ATM Batara
2) Kiriman Uang
3) Inkaso
4) Inkaso Luar Negeri
5) Safe Deposit Box.
6) Money Changer
7) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)
8) Bank Garansi
9) SMS BATARA
10) Batara Payroll
11) SPP Perguruan Tinggi
12) RTGS (Reak Time Gross Settlement)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
13) Payment Point
14) Remittance Service
15) Penerimaan Pembayaran Pajak
16) Penerimaan Pembayaran Tagihan
c. Produk Kredit
1) KPR BERSUBSIDI
2) KPR GRIYA UTAMA
3) KPR PLATINUM
4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)
5) Kredit Kepemilikan Ruko
6) Kredit Griya Multi
7) Kredit Swa Griya
8) Kredit Swadana
9) Kredit Perumahan Perusahaan
10) Real Chash
11) Kredit Ringan Batara
12) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)
13) Kredit Yasa Griya
14) Kredit Pendukung Perumahan
15) Kredit modal kerja
16) Kredit Modal Kerja Kontraktor
17) Kredit Investasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Kegiatan Magang Kerja
1. Lokasi Kegiatan Magang
Dalam rangka menyelesaikan Program D3 Keuangan Perbankan
Fakultas Ekonomi UNS, penulis mengikuti pelaksanaan Kegiatan Magang
Mahasiswa (KMM) yang penulis lakukan selama satu (1) bulan di PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Instansi atau institusi
mitra di mana penulis menjalani kegiatan magang terletak di Jalan Slamet
Riyadi Nomor 282 Solo 57141 Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-
726930, serta dengan luas tanah ± 2.300 m2 dan luas bangunan ± 1.500 m2
yang pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang dipimpin oleh
Bapak Hendratno.
Gedung kantor ini mempunyai fasilitas-fasilitas kantor seperti pada
umumnya antara lain yaitu tempat parkir, mushola, sistem alarm
keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari:
Lantai 1 : Customer service, teller service dan ruang processing, ruang
accounting dan control unit, bagian marketing, serta ruang selling officer.
Lantai 2 : Ruang pimpinan, ruang rapat (meeting room), ruang
sekretaris, loan service, ruang loan administration, dan ruang general
branch administration.
Lantai 3 : Ruang Loan Recover / Collection Work Out dan ruangan
aula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Aktivitas Magang
Dalam pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa, penulis di
tempatkan pada salah satu unit dari BTN yaitu divisi Loan Service. Loan
Service merupakan bagian dari Unit Retail Service, di mana bagian ini
merupakan divisi layanan kredit yang mengakomodir kebutuhan
pembiayaan nasabah baik kredit untuk pembiayaan perumahan, kredit
konsumtif, kredit modal kerja, maupun layanan kredit lainnya yang lebih
spesifik.
Berdasarkan struktur organisasi di Bank BTN Kantor Cabang Solo,
divisi ini di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian interview dan bagian
analis, yang hubungan diantara keduanya bersifat korelatif dan koordinatif.
Pihak Loan Service terdiri dari tujuh personil, tetapi pihak-pihak yang
sering berinteraksi dengan penulis adalah mereka yang berada di bagian
interview, yakni bapak Bangun, bapak Wahyana, dan ibu Susi. Selain itu
penulis juga cukup berinteraksi juga dengan ibu Afida di bagian analis.
Bagian interview untuk saat ini ditangani oleh Bapak Bangun dan Ibu Susi,
mulai dari penyerahan berkas-berkas formulir kredit, wawancara, BI
Checking sampai dengan SP3K atau realisasi kreditnya. Penanganan
proses kredit yang berhubungan dengan notaris maupun developer atau
pengembang ditangani oleh Ibu Afida dengan dibantu oleh Bapak Bangun.
Sementara bidang pekerjaan Bapak Wahyana sendiri lebih dikhususkan ke
hal-hal pelayanannya, misalnya melayani pertanyaan seputar kredit,
melayani komplain debitur, melayani pengambilan dokumen kredit,
kelebihan angsuran, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Permohonan pengajuan kredit yang begitu banyak membutuhkan
adanya kerja sama dan kekompakan diantara masing-masing pihak yang
melayani permohonan kredit, sehingga proses pengajuan kredit tidak
terlalu lama yang berimbas pada cepatnya pelayanan kredit sebagai bentuk
kepuasan terhadap pelayanan kepada nasabah. Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa divisi ini merupakan divisi layanan kredit yang
menangani langsung calon nasabah yang sekedar berminat, tertarik atau
yang sudah mantap mengambil produk kredit BTN dan berniat meminta
berkas-berkas formulir kredit yang dibutuhkan untuk proses pengajuan
kredit yang diminatinya.
Produk-produk kredit BTN sendiri sangatlah banyak, mulai dari
Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Griya Multi (KGM), Kredit
Pemilikan Rumah Bersubsidi (RSH), Kredit Pemilikan Rumah Toko atau
Ruko, Kredit Swa Griya, kredit modal kerja,dan masih banyak lagi.
Menurut pengalaman penulis selama magang di bagian loan service,
penulis melihat bahwa dari sekian banyak produk-produk kredit yang
banyak diminati oleh calon-calon debitur BTN Cabang Solo adalah Kredit
Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini sesuai dengan visi bank BTN, yakni
Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Di awal proses magang, penulis dibekali pengetahuan mengenai
KPR dan KGM yang lebih dikhususkan pada beberapa jenis produknya,
yakni KPR Griya Utama, KPR subsidi, dan KGM. Mengingat KPR
merupakan produk kredit unggulan BTN, maka di sini penulis akan
membahas secara khusus mengenai KPR. Disamping itu penulis juga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mengupas sedikit mengenai Kredit Griya Multi (KGM) BTN yang juga
cukup diminati oleh debitur ataupun calon debitur BTN.
a. KPR Griya Utama adalah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk
pembelian rumah atau apartemen baru atau lama dengan keunggulan :
1) Produk bervariasi, Ready Stock dan Indent
2) Maksimal kredit adalah 80% dari transaksi bank untuk debitur non
kolektif dan 90% untuk debitur kolektif
3) Jangka waktu kredit mamksimal 15th
4) Lokasi rumah marketable
5) Suku bunga bersaing
6) Persyaratan ringan dan proses cepat
b. KPR Bersubsidi adalah fasilitas kredit subsidi untuk masyarakat
berpenghasilan rendah untuk kepemilikan rumah sederhana sehat
(RHS) yang memiliki karakteristik yang sama dengan KPR Griya
Utama namun yang membedakannya adalah :
1) Calon debitur belum pernah memiliki rumah sendiri
2) Penghasilan calon debitur tidak boleh melebihi Rp 2.500.000,-
3) Harga jual rumah maksimal Rp 55.000.000,-
4) Luas tanah minimal 60
5) Rumah tersebut dibangun oleh developer atau pengembang
6) Uang muka yang dibayar oleh calon debitur 7,5% dari harga jual
rumah
7) Suku bunga yang berlaku berdasarkan penghasilan atau harga jual
rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 3.3
Suku Bunga
Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah
NO. PENGHASILAN HARGA JUAL
RUMAH
SUKU
BUNGA
1 Rp 1.500.000,00 – Rp 2.000.000,00 Rp 55.000.000,00 7%
2 Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00 Rp 42.000.000,00 4%
3 < Rp 1.000.000,00 Rp 37.000.000,00 1%
c. Kredit Griya Multi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk
berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah atau
kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan keunggulan :
1) Maksimal kredit adalah 75% dari transaksi bank untuk debitur
kolektif dan 70% dari debitur non kolektif
2) Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun
3) Persyaratan ringan proses cepat
4) Suku bunga bersaing
Ketiga produk di atas merupakan produk-produk kredit yang
dikonsentrasikan oleh pihak Loan Service kepada penulis untuk dapat
menguasainya sehingga apabila ada nasabah yang ingin mengetahui
informasi tentang ketiga produk tersebut, penulis dapat membantu. Secara
umum tugas seorang Loan Service adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah
b. Memproses pengajuan kredit
c. Menganalisa permohonan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
d. Menyelenggarakan realisasi kredit
e. Memproses pelunasan kredit.
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Loan Service
penulis dipercaya melakukan atau membantu beberapa tugas mereka,
tentunya dengan dibekali pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan
dan pembelajaran yang penulis dapat dari staff Loan Service setiap
harinya, yang kemudian kegiatan-kegiatan ini mengisi aktivitas magang
sehari-hari penulis, dintaranya :
a. Informasi Kredit
1) Menerima kedatangan calon debitur yang ingin memperoleh
informasi kredit
2) Menanyakan kepada calon debitur mengenai jenis kredit yang
diminati
3) Memberikan penjelasan tentang :
a) Syarat-syarat danketentuan-ketentuan kredit
b) Pembukaan rekening Tabungan Batara
c) Kewajiban biaya administrasi untuk paket non A/B
4) Menyerahkan formulir kepada calon pemohon kredit :
a) Calon debitur yang merupakan Karyawan Tetap,formulir yang
diberikan adalah :
- Formulir Aplikasi Permohonan
- Formulir Keterangan Instansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
- Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) apabila calon
Debitur berencana mengangsur kreditnya dengan cara
langsung dipotong dari gaji dan instansi tempat calon
Debitur bekerja sudah bekerja sama dengan BTN untuk
Kolektif
- Surat Kerangan Berpenghasilan Tetap.
- Formulir Check List data yang diperlukan
5) Berikan penjelasan mengenai cara pengisian formulir-formulir
b. Penerimaan Berkas Permohonan KPR/KGM
1) Menerima kedatangan calon Debitur yang telah membawa map
permohonan berikut kelengkapan data.
2) Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan
kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.
3) Menyerahkan aplikasi yang tidak lengkap kepada calon Debitur
untuk dilengkapi kembali.
4) Mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara dengan
calon Debitur.
5) Meletakkan map permohonan wawancara pada Box Wawancara.
c. Persiapan Wawancara
1) Memintakan CIF (Customer Information File) ke bagian Customer
Service apabila petugas Loan Service belum menemukan CIF pada
programnya sendiri atau belum terpantau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2) Mengentry data pemohon yang telah meyerahkan berkas
permohonan wawancara, untuk keperluan BI Checking pada
Buku Besar dengan melihat KTP pemohon.
3) Mencetak SID (Sistem Informasi Debitur) lewat Bagian Komputer
melalui website Bank Indonesia, yang akan digunakan sebagai
pendukung pada saat wawancara dan konfirmasi gaji calon debitur
setelah wawancara.
4) Memasukan catatan-catatan di atas ke dalam berkas permohonan
calon Debitur.
5) Menginformasikan kepada calon debitur perihal waktu dan lokasi
wawancara.
6) Menyiapkan perlengkapan standar wawancara, seperti berkas-
berkas permohonan, surat permohonan wawancara, dan form
wawancara.
d. Pelaksanaan Wawancara
1) Memanggil calon Debitur untuk proses wawancara dengan
memperhatikan nomor urut pada daftar hadir
2) Memberikan penjelasan kepada calon Debitur mengenai proses
lanjutan setelah wawancara, apabila :
a) DISETUJUI, akan diterbitkan SP3K
b) DITOLAK, akan diterbitkan surat penolakan
c) OBSERVASI USAHA, tanggal dan waktu observasi usaha
akan dikonfirmasikan kemudian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3) Menyortir berkas permohonan setelah wawancara tersebut,
menurut hasil rekomendasi :
a) Belum (batal) wawancara
b) Disetujui
c) Di-Observasi Usaha
d) Ditolak
e. Pasca Wawancara
1) Mengkonfirmasi gaji calon debitur yang telah diwawancarai oleh
petugas interview dari Loan Service.
2) Membuat Memo Permohonan On The Spot (OTS) atau Tasaksi
Agunan, dan memintakan tandatangan ke Loan Service Head,
kemudian menyerahkan memo-memo tersebut kepada Loan
Administration.
f. Permohonan yang Ditolak KPK
1) Apabila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka penulis
memisahkan berkas yang tidak untuk dikembalikan kepada
pemohon, dan yang dapat diserahkan kembali kepada pemohon.
Berkas yang tidak dapat diserahkan pada pemohon diantaranya,
persetujuan penolakan kredit, formulir hasil wawancara, dan SID.
2) Menyerahkan surat penolakan kepada petugas GBA untuk dikirim
kepada pemohon yang ditolak kreditnya.
3) Membuat register tolakan pada buku yang telah dipersiapkan,
meliputi Nama Pemohon, Jenis Kredit, dan Nama Developernya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
4) Mengarsip berkas-berkas permohonan kredit yang ditolak ke dalam
Box tolakan.
5) Menyerahkan surat-surat dan berkas permohonan tersebut kepada
petugas Developer atau Pemohon, apabila diminta dan meminta
tandatangan sebagai bukti penyerahan dokumen kredit yang
ditolak.
g. Permohonan yang Disetujui
1) Meinginformasikan kepada petugas Developer perihal waktu dan
lokasi Akad Kredit serta calon Debitur yang akan Akad Kredit
2) Setelah akad, penulis menulis jumlah debitur yang melakukan
akad di SPD-5 dan telah ditandatangani oleh debitur serta
membubuhi tanggal akad,.
3) Melakukan cross check jumlah tanda tangan di SPD-5 dengan
jumlah akta pada petugas Notaris.
4) Meminta paraf petugas akad pada SPD-5 , meminta tandatangan
PK dan SPD-5 ke Retail Service Head yang kemudian berkas
tersebut diserahkan kepada bagian LPA.
5) Memberi stempel dan meterai pada SP3K (Surat Pemberitahuan
Persetujuan Permohonan Kredit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
C. Pembahasan Masalah
Kredit merupakan asset yang sangat penting bagi setiap bank, karena
penyaluran kredit memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Akan
tetapi, hal ini tidak akan berjalan apabila tidak dimbangi dengan kualitas
kredit yang baik (Performing Loan). Untuk memperoleh kualitas kredit yang
produktif sehingga dapat memberikan pendapatan yang besar bagi Bank, maka
proses pemberian kredit yang dimulai dari analisa kredit sampai dengan
pelunasan kredit harus dilakukan dengan sebaik mungkin.
Bank BTN seperti bank-bank yang lain juga berpotensi menemui
permasalahan dalam penyaluran kreditnya, khususnya KPR yang merupakan
produk kredit unggulan atau pembiayaan retail dan massal yang
membutuhkan pemantauan yang berkesinambungan, salah satunya
pemantauan atas ketepatan pembayaran debitur. Ketepatan pembayaran ini
akan mempengaruhi kualitas kredit yang berdampak pada Tingkat Kesehatan
Bank, seperti kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Oleh
karena itu, Bank BTN dalam proses kreditnya berupaya menciptakan sistem
atau cara pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau
nasabah untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya.
Selama proses magang penulis mengamati bahwa cara pembayaran yang
paling banyak digunakan adalah kolektif, karena sistem pembayaran ini
merupakan cara yang aman dalam pembayaran angsuran. Hal yang sama
diungkapkan oleh Kepala Teller.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
“Dari semua cara pembayaran memang angsuran kolektif inilah yang paling aman dan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding cara pembayaran yang lain……” (Tjuk Sugiarto, Head Teller Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010) Dari hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai sistem pembayaran kolektif ini, sesuai dengan perumusan masalah
yang telah penulis buat sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam
penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero)
Cabang Solo?
2. Apakah terdapat hambatan / kendala dalam pelaksanaan sistem
pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero)
Cabang Solo?
3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR
melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?
Perumusan masalah di atas akan penulis uraikan dalam pembahasan di
bawah ini.
1. Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan
Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero)
Cabang Solo
Sistem pembayaran KPR merupakan bagian dari serangkaian tahapan-
tahapan yang dilalui dalam prosedur kredit yang dilakukan oleh Bank BTN
Cabang Solo. Prosedur kredit diawali dengan penerimaan berkas permohonan
KPR yang sebelumnya didahului dengan informasi kredit yang diberikan oleh
Loan Service Analist kepada calon debitur. Jika calon debitur tertarik terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
KPR yang ditawarkan oleh Loan Service Analist, maka calon debitur yang
berminat tersebut akan mengajukan berkas permohonan kredit. Berawal dari
sinilah proses kredit akan berjalan dengan dinilainya agunan (taksasi agunan)
atas rumah yang ingin dimiliki oleh calon debitur, kemudian proses-proses
yang lainnya akan menyusul seperti persiapan wawancara, pelaksanaan
wawancara, pasca wawancara, proses pengambilan keputusan sampai akhirnya
proses disetujui atau ditolak permohonan KPR calon debitur. Jika ditolak
maka proses kredit akan berhenti dan segera ditindaklanjuti dengan
dikeluarkannya Surat Penolakan kredit yang dikirim ke alamat calon debitur
dan jika disetujui maka proses kredit akan dilanjutkan dengan penerbitan
SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). SP3K merupakan
bentuk persetujuan prinsip dari Bank BTN untuk memberikan kredit yang di
dalamnya memuat ketentuan dan syarat persetujuan pemberian kredit, seperti
jumlah maksimum kredit, suku bunga, pembayaran yang harus dilunasi
bersamaan dengan pengembalian SP3K (uang muka, biaya pemrosesan kredit,
dll.), jangka waktu kredit, dan jumlah angsuran per bulan. Penerbitan SP3K
akan digunakan sebagai dasar dalam proses realisasi atau akad kredit yang
ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) yang dilakukan
setelah dipenuhi seluruh persyaratan dalam SP3K. Pelaksanaan realisasi kredit
mencerminkan bahwa calon debitur telah berubah status menjadi debitur Bank
BTN yang kemudian sesuai dengan Perjanjian Kredit (PK) wajib melakukan
pembayaran kembali kredit secara angsuran yang dilakukan per bulan melalui
sistem pembayaran kolektif. Penjelasan lebih lanjut mengenai posisi sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
pembayaran kolektif dalam penerapan prosedur kredit dapat dilihat dalam
bentuk bagan 3.2 berikut ini.
Bagan 3.2
Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Ditolak Disetujui
Surat penolakan Debitur
Arsip Bank SP3K
Rakomdit
Verifikasi
Cetak DUP
KRSBM
Keputusan kredit
SP3K-1
SP3K-3 SP3K-2
Start
Penilaian agunan
Wawancara oleh analis kredit
Cetak SID
Berkas permohonan KPR kolektif
Verifikasi FPK, SKPG, & DPKL
BI Checking
Konfirmasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Bagan 3.3
Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Keterangan Bagan :
FPK : Formulir Permohonan Kredit
SKPG : Surat Kuasa Pemotongan Gaji
DPKL : Dokumen Pelengkap Kredit Lainnya
SID : Sistem Informasi Debitur
DUP : Daftar Usulan Pemohon
BM : Branch Manager
KRS : Kasie Retail Service
SP3K : Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit
SPD5 : Surat Perjanjian Debitur
DDK : Daftar Debitur Kolektif
Notaris Provisi Angsuran bulan I
SPD-5 SPD-4
SPD-1
SPD-3 SPD-2
Teller
Arsip Bank
Debitur
Appraisal Biaya lainnya
Formulir setoran
Biaya proses kredit
KPR disetujui
Cetak DDR & memo persetujuan RAK
Realisasi
SP3K-1
SP3K-3 SP3K-2
SP3K
SPD5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Bagan 3.4
Prosedur Pasca Realisasi
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif
Menurut M. A. Makkasau sistem dapat dikatakan baik apabila memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Unsur tujuan (the goal)
b. Unsur totalitas (the wholeness)
c. Unsur masukan (input)
Loan Admin
SPD-2
Pembayaran angsuran
Sistem Pembayaran Kolektif
Plag kode kolektif
Penerimaan SKPG, DDK realisasi baru (SPD5)
SPD5
Loan Service
Unit Kolektif
Notaris
SPD-5
Accounting
SPD-4 SPD-1 SPD-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
d. Unsur proses (transformation)
e. Unsur lingkungan (invironment)
f. Unsur keluaran (output)
g. Unsur balikan (feedback)
Sistem pembayaran kolektif sebagaimana sistem-sistem yang lain dibuat
sedemikian rupa untuk mencapai sasaran (objectives) atau tujuan. Apabila
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Penyusunan
masukan dan keluaran sistem tentunya diperlukan identifikasi apakah ada
indikator pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan sehingga dapat
mengurangi atau menekan gangguan atau hambatan dalam proses sistem.
Kemudian jika proses dari pada sistem sudah berjalan, maka akan terlihat
keluarannya. Keluaran sistem inilah yang akan menentukan balikan (feedback)
yang akan dilakukan oleh pengguna sistem. Mengingat balikan membawa efek
dari output sistem maka juga bisa dikatakan balikan juga berdampak pada
unsur –unsur sistem yang lain karena output pasti juga dipengaruhi oleh
unsur-unsur sistem yang lain. (M. A, Makkasau, 1983 : 38-43).
Bank BTN dalam menjalankan sistem pembayaran kolektif tentunya
didukung oleh unsur-unsur yang ada di dalam sistem tersebut. Unsur-unsur
tersebut diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
a. Masukan (Input) Sistem Pembayaran Kolektif
1) Unit-unit terkait
a) Branch Manager
Memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menandatangani
berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam proses pembayaran
kolektif, seperti persetujuan pembentukan kode kolektor baru,
pembukaan rekening giro penampung, Daftar Debitur Kolektif
(DDK) realisasi baru (SPD5), Surat perjanjian kerja sama tentang
pembayaran angsuran KPR BTN dan atau fasilitas kredit lainnya
secara kolektif, dll.
b) Ritel Service Section Head
Ritel Service Section Head mrupakan unit yang membawahi Loan
Service dan Teller Service. Ritel Service Section Head berperan
dalam memberikan suara atau menentukan dalam persetujuan
pembentukan kode kolektor baru dan pembukaan rekening giro
penampung.
c) Loan Service
Unit ini merupakan bagian pelayanan kredit yang pertama kali
menyarankan debitur untuk melakukan pembayaran secara kolektif
dan unit ini berperan juga dalam melakukan plag debitur kolektif
dalam Daftar Debitur Kolektif realisasi baru (SPD5) yang
diberikan kepada petugas kolektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
d) Teller Service
Unit yang bertugas untuk menerima pembayaran debitur melalui
kolektor atau petugas kolektif dalam membayar angsuran KPR
secara kolektif. Teller Service juga bertugas dalam melakukan
pengecekan antara kas masuk dan keluar yang salah satunya
berdasarkan pada bukti setor pembayaran KPR kolektif.
e) Bookkeeping and Control Unit
Merupakan unit kerja di bawah Accounting Control yang bertugas
untuk melakukan pembukuan ke dalam general ledger atas
transaksi pembayaran angsuran KPR berdasarkan bukti setoran
yang diberikan oleh bagian Teller Service.
2) Dokumen yang digunakan
a) Daftar Debutir Kolektif realisasi baru (SPD5)
Dokumen ini merupakan dokumen yang diberikan oleh unit Loan
Service kepada petugas kolektif yang sebelumnya telah
ditandatangani oleh Branch Manager sebagai dasar dibuatnya surat
pemberitahuan angsuran ke-2 kepada debitur.
b) Memorandum of Understanding (MOU)
Memorandum of Understanding (MOU) adalah surat perjanjian
kerja sama tentang pembayaran angsuran KPR BTN dan atau
fasilitas kredit lainnya secara kolektif. Surat ini dibuat oleh petugas
angsuran kolektif yang di dalamnya berisi tentang ketentuan-
ketentuan mengenai pembayaran secara kolektif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
ditandatangani oleh Branch Manager kemudian diserahkan kepada
instansi kolektor sebagai bentuk kerja sama di antara kedua
lembaga, yakni BTN dan Instansi kolektor.
c) Daftar pembayaran angsuran debitur kolektif
Dokumen ini merupakan bukti bayar atau rekapan dari bukti setor
ke teller oleh petugas kolektif yang nantinya akan diserahkan oleh
petugas kolektif kepada debitur melalui kolektor.
d) Slip setoran
Slip ini merupakan form setoran yang akan digunakan oleh teller
dalam mengakomodir pembayaran angsuran kredit oleh kolektor
maupun petugas kolektif.
e) Bukti setoran
Bukti setoran adalah dokumen yang diberikan kepada kolektor atau
petugas kolektif dan pihak bank, di mana pihak bank akan
menggunakannya sebagai bukti pembukuan atau transaksi
pembayaran yang berlangsung.
f) Surat perihal angsuran potong gaji
Surat yang diberikan oleh petugas kolektif kepada bendahara
instansi debitur untuk melakukan pemotongan gaji atas debitur
dimaksud.
g) Surat perihal penyesuaian suku bunga kredit
Surat yang dibuat oleh petugas kolektif untuk memberitahukan
kepada debitur bahwa ada penyesuaian suku bunga kredit dan hal
ini yang berlaku untuk pembayaran angsuran bulan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
h) Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG)
Surat kuasa yang diberikan oleh debitur kepada unit Loan Service
pada saat akan mengajukan permohonan kredit yang memuat kuasa
pegawai kepada bendaharawan gaji yang diketahui pimpinan
instansi untuk memotong gaji sebagai angsuran kredit.
i) Daftar tagihan angsuran debitur kolektif
Merupakan dokumen yang akan digunakan oleh petugas kolektif
untuk menagih pembayaran debitur kepada bendaharawan gaji
instansi debitur.
3) Sistem Akuntansi yang Digunakan
Sistem akuntansi yang digunakan Bank BTN adalah sistem SIBS (
Sylvester Integrated Banking Sistem), yakni merupakan sistem yang
bekerja secara online dari BTN pusat, sehingga petugas Bookkeeping
and Control Unit dari masing-masing cabang termasuk cabang Solo
hanya tinggal memasukkan data saja dan otomatis general ledger yang
akan dicetak tiap harinya akan keluar secara otomatis.
b. Proses Sistem Pembayaran Kolektif
Ada beberapa tahapan dalam Sistem Pembayaran Kolektif yang
dijalankan di Bank BTN Cabang Solo, sebagai berikut:
1) Pra-Sistem Pembayaran Kolektif
Pada saat ada berkas permohonan kredit baru masuk ke Loan
Service (LS) dari beberapa calon debitur yang bekerja dalam
perusahaan yang sama, maka pihak LS wajib menyarankan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
kolektif. Setelah unit LS menerima berkas permohonan kredit yang
dikolektifkan maka unit LS akan memberikan data dan alamat
perusahaan calon debitur ke unit kolektif. Kemudian. unit kolektif
akan melakukan negosiasi langsung ke perusahaan calon debitur
bekerja untuk menanyakan kesediaan pihak perusahaan melakukan
pemotongan gaji atas karyawannya sesuai dengan Surat Kuasa
Pemotongan Gaji (SKPG) yang sudah ditandatangani. Apabila pihak
perusahaan bersedia untuk memotong gaji karyawannya, maka akan
ditindaklanjuti dengan penandatanganan Memorandum of
Understanding (MOU) yang sudah disiapkan sebelumnya oleh unit
kolektif. Penandatanganan MOU ini sekaligus menandai adanya kerja
sama yang akan berlangsung seterusnya antara Bank BTN dengan
pihak perusahaan yang karyawannya merupakan calon debitur BTN.
Adapun ketentuan-ketentuan bagi instansi yang akan bekerjasama
untuk kolektif dengan Bank BTN, diantaranya: debitur, bendahara gaji
dan pimpinan instansi tersebut menyetujui angsuran potong gaji,
jumlah debitur di instansi tersebut minimal 10 orang, debitur bisa
lebih dari 1 orang saja asal di instansi tersebut mempunyai banyak
karyawan dan dimungkinkan masih banyak yang akan mengambil
KPR BTN berdasarkan analisa petugas dan dibantu seksi terkait.
Berdasarkan hasil kunjungan ke instansi tersebut, unit kolektif
merekomendasikan kepada unit LS bahwa instansi tersebut dapat
dikolektifkan dan hasil rekomendasi ini yang akan dibuat oleh Unit LS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
untuk diajukan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK). Berdasarkan hal
tersebut, maka untuk berkas permohonan-permohonan kredit baru
berikutnya di mana perusahaan tempat calon debitur bekerja telah
bekerja sama dengan Bank BTN tidak perlu dilakukan negoisasi
langsung ke perusahaan calon debitur baru oleh unit kolektif, karena
berdasarkan MOU tersebut dinyatakan bahwa karyawan-karyawan dari
perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan Bank BTN apabila
akan mengambil kredit di Bank ini, akan langsung diikutsertakan
secara kolektif. Sehingga dalam proses kreditnya cukup dengan
mengkonfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ke bendahara gaji
instansi untuk menanyakan apakah gaji calon debitur tersebut masih
dapat dikolektifkan atau tidak.
Dengan adanya konfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ini,
maka pada saat persetujuan kredit sudah dapat di pastikan bahwa calon
debitur itu kolektif atau tidak. Setelah disetujui dan debitur realisasi
maka akan langsung Plag kode kolektif pada debitur yang kolektif.
Plag kode kolektif ini sebagai tanda pembayaran angsuran KPR oleh
debitur yang disetujui kreditnya akan dilakukan dengan sistem
pembayaran kolektif.
2) Proses Sistem Pembayaran Kolektif
Sistem pembayaran kolektif sebagaimana penjelasan di atas
ditandai dengan plag kode kolektif pada debitur yang kolektif. Proses
ini dilakukan setelah kredit disetujui dan debitur realisasi sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
diterbitkannya SPD5 (Surat Perjanjian Debitur) rangkap lima (5) yang
salah satunya diberikan kepada unit kolektif oleh unit Loan Service
dengan dilampiri SKPG (Surat Kuasa Pemotongan Gaji) yang telah
ditandatangani oleh Branch Manager agar disampaikan kepada unit
kolektif untuk dibuatkan Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua ke
masing-masing kolektor. SKPG adalah surat kuasa yang diberikan oleh
debitur kepada Bank BTN pada saat mengajukan permohonan kredit
yang memuat kuasa pegawai atau karyawan atau anggota kepada
bendaharawan atau bendahara gaji atau juru bayar gaji yang diketahui
oleh pimpinan instansi atau perusahaan untuk memotong gaji sebagai
angsuran kredit. Kolektor dalam hal ini adalah orang atau badan usaha
atau bendahara gaji yang ditunjuk oleh debitur untuk mengumpulkan
pembayaran angsuran regular debitur setiap bulannya, yang
selanjutnya pembayaran angsuran tersebut disetorkan sendiri oleh
kolektor ke Bank BTN atau setoran angsuran debitur diambil oleh
pihak Bank BTN. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk
bagan 3.5 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Bagan 3.5
Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo
Petugas Loan Service
Proses pembayaran dengan cara kolektif selanjutnya menjadi tugas
dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh petugas angsuran
kolektif atau unit kolektif sesuai dengan Standart Operating
Procedures (SOP) yang berlaku di Bank BTN. Petugas angsuran
kolektif yang telah membuat Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua
atas instruksi berdasarkan SPD5 dan SKPG yang ada, akan
mengirimkan surat tersebut kepada kolektor dan kepada debitur
Mulai
plag kode kolektif pada
debitur kolektif
Memberikan DDK realisasi baru (SPD5)
& SKPG kepada petugas kolektif
SKPG
DDK realisasi baru (SPD5)
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dengan dilengkapi Surat Tata Cara Pembayaran Angsuran Kolektif.
Surat ini hanya akan dibuat apabila kolektor yang dimaksud
merupakan kolektor baru BTN yang belum terlibat dalam hubungan
kerja dengan BTN. Selain membuat surat tata cara pembayaran,
petugas angsuran kolektif juga harus membuka nomor rekening giro
penampungan dan membentuk kode kolektor bagi kolektor baru yang
diajukan lewat Collection and Work Out (CWO) kepada Branch
Manager, up Operation Section Head, dan Ritel Service Section Head
yang didalamnya memuat nama instansi, alamat instansi, bendahara
gaji, jumlah debitur yang kolektif lewat instansi tersebut dengan
dilampiri KTP debitur, formulir pembukaan rekening nasabah
lembaga, dan daftar tagihan angsuran debitur kolektif. Berikut ini
penulis cantumkan contoh daftar tagihan angsuran debitur kolektif
dalam bentuk rekayasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 3.4
Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif
PT. Bank X Bulan April 2010
No No. Debitur Nama Debitur Angsuran
(Rp)
Keterangan
1. 0004.531.A25.5 Tri Hasih 350.000 Staf PT. Bank X
2. 0004.434.A67.9 Yasmine 370.000 Staf PT. Bank X
A Jumlah 720.000
B Fee 1% X A 7.200
C PPH 5 % X B 360
D Yang Disetor Ke BTN 712.440
A-B-C
Setelah terbentuk kode kolektor dan rekening giro penampung,
maka proses pembayaran angsuran kolektif siap untuk dilakukan.
Proses pembayaran angsuran ini dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung dan
pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank BTN.
Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.6 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Bagan 3.6
Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo
Petugas Angsuran Kolektif
Bersama dengan pembentukan kode kolektor
Bersama dengan surat tata cara pembayaran angsuran kolektif
Membuat surat pemberitahuan angsuran ke-2
SKPG
DDK realisasi baru (SPD5)
Membuka rekening giro penampungan
1 2
Daftar tagihan angsuran debitur
1
Kolektor menyetor langsung angsuran
ke bank
Kolektor menyetor melalui unit kolektif bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
3) Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif
a) Pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung
Cara pembayaran angsuran kolektif yang pertama adalah
bendahara atau kolektor dari instansi debitur langsung memotong
gaji per bulan dari debitur kolektif. Kemudian kolektor membayar
secara tunai pada nomor giro penampungan debitur ke loket Bank
BTN dengan mengisi form slip angsuran senilai jumlah angsuran
semua debitur kolektifnya. Teller kemudian akan melakukan input
data pembayaran angsuran dan mencetak bukti setoran rangkap dua
yang masing-masing akan diserahkan kepada kolektor dan
accounting. Bukti setoran sebelum diberikan kepada Bookkeeping
and Control terlebih dahulu akan diarsip sementara sesuai dengan
tanggal transaksi pembayaran oleh teller. Kemudian pada akhir jam
kerja teller akan menghitung saldo awal dan akhir atas sejumlah
transaksi yang terjadi pada waktu itu. Dengan mencocokkan saldo
awal dan saldo akhir maka akan dapat diketahui penerimaan dan
pengeluaran kas posisi terakhir. Cetakan atas kas inilah yang akan
digunakan oleh Head teller sebagai dasar pengecekan terhadap
jumlah uang yang diterima. Setelah Head Teller menyatakan
bahwa pengecekan tersebut cocok, maka akan segera diotorisasi
oleh Kasie Retail Service untuk kemudian di simpan di brankas
atas sejumlah uang tersebut. Sementara untuk cetakan penerimaan
kas dan pengeluaran kas akan disimpan sebagai arsip sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
tanggalnya. Bersamaan dengan hal itu, Bookkeeping and Control
yang juga sudah menerima bukti setoran dari teller segera
menindaklanjuti dengan mengentry data yang tertulis dalam bukti
setoran ke dalam general ledger sebagai arsip pembukuan Bank.
Dengan cara pertama ini, maka debitur berkewajiban mengirimkan
dan atau menyetorkan angsuran debitur kolektif kepada Bank BTN
paling lambat tanggal 10 bulan bersangkutan dan pada saat hari
kerja dan apabila penyetoran melampaui bulan pemotongan, maka
debitur bersedia menanggung beban denda sesuai ketentuan Bank
BTN. Dalam hal ini karena kolektor menyetorkan sendiri angsuran
debitur kolektif kepada Bank BTN maka pada saat itu juga
kolektor menerima bukti setor setiap debitur kolektif. Uraian di
atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.7 berikut ini.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Bagan 3.7
Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung
Kolektor
Kolektor
Bookkeeping and Control
Teller menghitung saldo awal & akhir pada akhir jam kerja
Mencetak penerimaan &
pengeluaran kas posisi terakhir
Penerimaan kas
Pengeluaran kas
Otorisasi oleh Kasie Retail Service
Head Teller mencocokkan penerimaan &
pengeluaran kas dengan uang yang diterima
Uang disimpan di brankas setelah otorisasi
Penerimaan kas
Pengeluaran kas
T
T
1
2
Entry General Ledger
General Ledger
Finish T
Slip angsuran 1
1
Kolektor membayar angsuran
Input data
2 Slip angsuran 1
1
2 Bukti setoran 1
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
b) Pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank
BTN
Cara pembayaran angsuran kolektif yang kedua adalah
pengambilan pembayaran angsuran kolektif oleh pihak Bank BTN,
dalam hal ini adalah pengambilan oleh petugas angsuran kolektif
yang mana petugas harus menyerahkan rekap daftar tagihan
angsuran debitur kolektif, kemudian debitur melalui kolektor
menyerahkan atau menyetorkan sejumlah uang berdasarkan
tagihan angsuran debitur kolektif. Dari sejumlah uang yang
disetorkan itu, kolektor berhak menerima fee sebesar 1% (satu
persen) dari jumlah uang yang disetorkan kepada petugas angsuran
kolektif setelah sebelumnya dipotong PPh Ps.21 sebesar 5% (lima
persen) dari fee yang dibayarkan. Sejumlah uang yang sudah
dikumpulkan oleh petugas kolektif dari kolektor kemudian segera
dibayarkan ke teller. Proses pembayaran ke teller sama seperti
proses pembayaran dengan cara yang pertama, tetapi yang
membedakan adalah pada bukti setor. Bukti setor pada pembayaran
angsuran ini diberikan oleh teller kepada petugas kolektif
sedangkan pada cara yang pertama diberikan kepada kolektor
karena kolektor yang membayar langsung ke teller. Bukti setor
yang diterima oleh petugas kolektif ini kemudian akan diserahkan
kepada debitur melalui kolektor pada saat pengambilan angsuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
debitur kolektif pada bulan berikutnya. Uraian di atas dapat
diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.8 berikut ini.
Bagan 3.8
Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui Petugas Kolektif Bank
Kolektor
Dengan menunjukkan daftar tagihan angsuran debitur
Penyetoran ke teller sesuai dengan pembayaran melalui kolektor langsung. Proses ini sampai pada input data oleh teller
Proses 1 & 2 yang digambarkan dalam bentuk symbol sama seperti proses pada teller service dan bookkeeping & control
2 1
Finish
Petugas kolektif menarik angsuran
ke kolektor
2
Daftar tagihan angsuran debitur
Petugas kolektif menyetor uang
ke teller
Bukti setor debitur melalui kolektor senilai
jumlah uang
2 Bukti setoran 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
c. Keluaran (Output) Sistem Pembayaran Kolektif
Keluaran atau output yang diharapkan dari dijalankannya Sistem
Pembayaran Kolektif ini menurut narasumber penulis adalah sebagai
berikut.
“Hasil yang diharapkan dari Sistem pembayaran angsuran kolektif yang dijalankan ini bertujuan untuk memberikan keamanan pembayaran angsuran, mempermudah debitur dalam membayar angsurannya, jadi debitur tidak perlu susah-susah untuk mengantri di loket, terus dengan sistem ini sekaligus mampu memperluas hubungan secara langsung dengan instansi debitur…….” (Sehono, Petugas Kolektif Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010)
Pendapat dari narasumber ini juga didukung dengan adanya data
yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni
Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah
debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan
jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau
cara pembayaran). Selain itu, data menunjukkan per bulannya sistem
pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara
keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 3.5
Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank
BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010
N
o
Bulan Debitur KPR Debitur Kolektif
Jumlah
Debitu
r
Jumlah
Angsuran
Jumlah
Tunggakan
Jumlah
Debitu
r
Jumlah
Angsuran
Jumlah
Tunggaka
n
1 Februar
i
12.973 2.396.816.74
7
75.755.017 5.254 2.192.103.95
8
6.249.330
2 Maret 13.031 3.293.699.31
8
82.565.779 5.268 2.238.820.72
6
0
3 April 13.109 2.521.311.42
2
98.934.111 5.223 2.258.095.91
1
0
4 Mei 13.152 2.580.402.99
0
102.783.50
6
5.229 2.285.857.09
8
1.707.100
5 Juni 13.214 2.617.192.80
6
99.901.199 5.252 2.327.387.08
3
869.500
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
Lanjutan Tabel 3.5
No Bulan % Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR
% Jumlah
Debitur
% NPL
Kolektiff
% NPL
KPR
% NPL Kolektif Terhadap
NPL KPR
1 Februari 40,50 0,29 3,16 0,09
2 Maret 40,43 0 2,51 0
3 April 39,84 0 3,92 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
4 Mei 39,76 0,07 3,98 0,02
5 Juni 39,75 0,04 3,82 0,01
Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010
2. Hambatan / Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR
Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo
Dalam pelaksanaan suatu sistem tentunya akan dijumpai hambatan-
hambatan yang muncul dalam prosesnya, sama halnya dengan sistem
pembayaran kolektif pada Bank BTN. Hambatan-hambatan yang muncul
dalam sistem kolektif ini sebagaimana dipaparkan oleh bapak Sehono (petugas
angsuran kolektif : 15 Juli 2010) adalah sebagai berikut:
1. Mutasi debitur ke daerah
Hal ini terjadi pada perusahaan yang sering melakukan mutasi atas
karyawannya ke berbagai daerah cabang perusahaan sehingga karena
terlalu sibuk untuk mengurus kepindahannya, mengakibatkan debitur lupa
untuk menginformasikan kepada Bank BTN untuk dikolektifkan di daerah
tempat barunya bekerja. Kejadian seperti ini mengakibatkan pembayaran
angsuran KPR tertunda.
2. Pergantian pimpinan perusahaan debitur
Beberapa perusahaan setiap adanya pergantian pimpinan baru,
kebijaksanaanya seringkali berubah dan tidak mau lagi melanjutkan
kebijaksanaan pimpinan lama, misalnya sehubungan dengan MOU kerja
sama yang telah disepakati antara pimpinan lama perusahaan tersebut
dengan Bank BTN.
3. Debitur di PHK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Dalam perjalanan pembayaran kewajiban kreditnya, dijumpai debitur yang
tidak bisa melanjutkan angsuran pada bulan-bulan berikutnya padahal
semula pembayaran angsuran atas debitur tersebut lancar-lancar saja.
Ternyata setelah ditelusuri debitur tersebut di PHK.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam sistem
pembayaran KPR melalui angsuran kolektif :
1. Untuk mengatasi hambatan terkait dengan mutasi debitur, maka pihak
debitur supaya menginformasikan terlebih dahulu kepada Bank BTN
seputar mutasi atas dirinya. Dengan adanya komunikasi atas informasi dari
debitur, maka dengan segera pihak BTN bisa mengkolektifkan debitur
pada cabang BTN di daerah tempat debitur baru bekerja.
2. Berhubung pimpinan baru instansi debitur bekerja tidak mau melanjutkan
kebijaksanaan pimpinan yang lama terkait MOU dengan Bank BTN, maka
di sini petugas angsuran kolektif harus bisa mengadakan pendekatan
dengan pimpinan baru tersebut untuk meyakinkan pimpinan tersebut
dengan cara mengajak makan bersama atau pun dengan cara lainnya yang
dapat menyentuh hati pimpinan tersebut.
3. Dalam proses kredit, BI checking debitur dan SP3K sesuai dengan
kebijakan Bank BTN yang ada harus di crosscheck kembali selama enam
bulan (6 bulan) sekali. Pengecekan tersebut salah satunya mengenai
konfirmasi pekerjaan debitur, yakni apakah debitur yang bersangkutan
masih bekerja di instansi yang sama pada waktu perjanjian kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran
Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo
Berdasarkan keterangan mengenai sistem pembayaran kolektif yang
penulis dapatkan dari proses wawancara dan kegiatan selama magang di sana,
dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari sistem pembayaran
kolektif adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan sistem pembayaran kolektif
Kelebihan sistem pembayaran kolektif sebagaimana diungkapkan oleh
head teller Bank BTN Cabang Solo sebagai berikut :
1. Lebih aman dalam kelancaran angsuran
2. Mengurangi jumlah antrian di loket
3. Tidak dikenakan charge seperti pembayaran di loket
4. Lebih diprioritaskan
5. Efisien untuk debitur
6. Menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU (Memorandum of
Understanding) ke berbagai instansi kolektif
b. Kekurangan sistem pembayaran kolektif
Kekurangan dari sistem pembayaran kolektif berdasarkan hasil wawancara
penulis dengan bapak Sehono selaku petugas kolektif tanggal 15 Juli 2010
adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
“Selama ini belum ada kekurangan dari sistem pembayaran kolektif ini, selain hambatan-hambatan yang dijumpai dalam prosesnya di lapangan seperti yang saya katakan …...”
Namun menurut hasil pengamatan penulis selama melaksanakan aktivitas
magang di bagian Loan Service, penulis melihat bahwa SKPG kurang
dioptimalkan. SKPG pada waktu pengisiannya hanya sebagai persyaratan
administrasi kredit saja. Padahal SKPG tersebut sudah ditandatangani oleh
pimpinan dan bendaharawan gaji instansi debitur. Ternyata setelah di cek
instansi tersebut belum ada kerja sama dengan BTN sehingga tidak
ditindaklanjuti untuk dikolektifkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang berjudul “Sistem Pembayaran
Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Solo”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui
angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo bisa dikatakan baik karena
telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem.
Unsur-unsur dalam sistem pembayaran kolektif yang dimulai dari adanya
input sistem yakni unit yang terkait, dokumen-dokumen yang dengan jelas
digunakan dalam sistem, serta sistem akuntansi yang digunakan untuk
pembukuan telah mendukung dalam tercapainya sistem pembayaran
kolektif yang berjalan sesuai yang diharapkan oleh Bank BTN Cabang
Solo. Pelaksanaan dari proses sistemnya pun tidak menemui hambatan
atau kendala-kendala yang berarti kecuali faktor-faktor ekstern atau di luar
sistem, sehingga output yang dihasilkan pun sesuai dengan yang
diharapkan yakni dengan sistem pembayaran kolektif dapat mempermudah
debitur dalam membayar angsuran, memperluas relasi Bank BTN dengan
berbagai instansi debitur kolektif, dan sistem ini lebih memberikan
keamanan dalam pembayaran angsuran. Hal ini didukung dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
data yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai
Juni Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah
debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan
jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau
cara pembayaran). Selain itu, data tersebut juga menunjukkan per
bulannya sistem pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1%
dari NPL secara keseluruhan.
2. Hambatan / kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan sistem
pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif
pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo lebih cenderung ke faktor eksternal
yaitu dari debitur itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa fakta
di lapangan seperti, mutasi debitur ke daerah, pergantian pimpinan
perusahaan debitur, dan debitur di PHK.
3. Kelebihan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui
angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo adalah lebih aman
dalam kelancaran angsuran, mengurangi jumlah antrian di loket, tidak
dikenakan charge seperti pembayaran di loket, efisien untuk debitur, lebih
diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU
(Memorandum Of Understanding) ke berbagai instansi kolektif. Sementara
untuk kekurangan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo belum
ada, selain hasil dari pengamatan penulis yakni, Surat Kuasa Pemotongan
Gaji (SKPG) kurang dioptimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dalam penelitian yang berjudul
“Sistem Pembayaran Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo”, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran
kolektif di Bank BTN Cabang Solo sudah baik dan dapat ditingkatkan
dengan koordinasi yang lebih baik antara fungsi-fungsi terkait dalam
tahapan-tahapan sistemnya agar diperoleh hasil atau output sistem yang
juga dapat lebih mendukung sasaran dan tujuan dari dibuatnya sistem
tersebut.
2. Untuk mengatasi hambatan dalam sistem pembayaran kolektif, penulis
menyarankan agar lebih dioptimalkannya MOU antara Bank BTN dengan
instansi debitur kolektif yang dapat dilakukan dengan penambahan pasal-
pasal yang mengatur tentang ketentuan mengenai mutasi debitur, debitur
di PHK, dan ketentuan-ketentuan terkait dengan pergantian pimpinan
instansi debitur.
3. Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat lebih dioptimalkan dengan
menindaklanjuti calon debitur, bendahara, dan pimpinan instansi debitur
yang telah menyetujui untuk dilakukan pemotongan gaji dalam
pembayaran angsurannya. Penindaklanjutan SKPG ini dapat menambah
tingkat keamanan dari pembayaran angsuran debitur dengan semakin
luasnya kerjasama Bank BTN dengan instansi-instansi calon debitur untuk
penggunaan sistem pembayaran kolektif.