sistem pengendalian manajemen_general motors

15
1 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN: ANALISIS PERILAKU ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA PRODUK PADA GENERAL MOTORS CORP DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN KINERJA PENDAHULUAN Sistem pengendalian yang diterapkan pada manusia merupakan suatu hal yang rumit karena tidak dapat dipastikan bagaimana reaksi seseorang apabila hasil atau prestasi dari penilaian kinerja tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal tersebut akibat beragamnya tanggapan manusia terhadap isyarat- isyarat sistem pengendalian, sehingga siapapun yang mengembangkan atau menggunakan sistem pengendalian manajemen perlu memahami mengapa dan bagaimana seseorang bertingkah laku dalam organisasi. Fungsi manajerial pada suatu unit bisnis sangat berperan dalam kelangsungan unit bisnis tersebut. Karena dari sini lah pengambilan keputusan mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan yang meliputi strategi bisnis dan pemecahan terhadap suatu masalah perusahaan berasal. Peran seorang pimpinan dalam manajemen perusahaan tidak hanya dalam lingkup internal perusahaan tetapi juga bagaimana menyikapi faktor-faktor yang berasal dari eksternal perusahaan. Pada situasi perekonomian yang cepat berubah-ubah seperti sekarang ini, kemampuan pimpinan dalam membaca situasi pasar dan ancaman eksternal harus di imbangi dengan kemampuan pengambilan keputusan yang

Upload: timothy-edwards

Post on 26-Nov-2015

148 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN: ANALISIS PERILAKU ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA PRODUK PADA GENERAL MOTORS CORP DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN KINERJA

PENDAHULUANSistem pengendalian yang diterapkan pada manusia merupakan suatu hal yang rumit karena tidak dapat dipastikan bagaimana reaksi seseorang apabila hasil atau prestasi dari penilaian kinerja tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal tersebut akibat beragamnya tanggapan manusia terhadap isyarat-isyarat sistem pengendalian, sehingga siapapun yang mengembangkan atau menggunakan sistem pengendalian manajemen perlu memahami mengapa dan bagaimana seseorang bertingkah laku dalam organisasi. Fungsi manajerial pada suatu unit bisnis sangat berperan dalam kelangsungan unit bisnis tersebut. Karena dari sini lah pengambilan keputusan mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan yang meliputi strategi bisnis dan pemecahan terhadap suatu masalah perusahaan berasal. Peran seorang pimpinan dalam manajemen perusahaan tidak hanya dalam lingkup internal perusahaan tetapi juga bagaimana menyikapi faktor-faktor yang berasal dari eksternal perusahaan. Pada situasi perekonomian yang cepat berubah-ubah seperti sekarang ini, kemampuan pimpinan dalam membaca situasi pasar dan ancaman eksternal harus di imbangi dengan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat. Pada akhirnya, gaya kepemimpinan manajemen akan mempengaruhi perilaku organisasi. Perilaku dalam organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektiitas suatu organisasi. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk memberi motivasi anggota organisasi agar bertindak dan dapat membuat keputusan secara konsisten dengan tujuan organisasi. Sistem pengendalian yang baik pada cara maupun tujuannya, artinya tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadinya juga akan membantu dalam tujuan-tujuan organisasi tersebut. Albert Bradley, yang pada saat itu adalah asisten bendahara umum, menguraikan kebijakan penetapan harga General Motors Corporation. Kebijakan penetapan harga yang diuraikan oleh Bradley ini akan menentukan bagaimana harga produk yang ditetapkan dapat diwujudkan dalam konsepsi volume standar dan pengembalian ekonomi yang bisa diraih. Perwujudan kebijakan tersebut juga akan menjadi tujuan perusahaan dan sekaligus penilaian kinerja manajemen, terkait apakah tujuan perusahaan dapat tercapai dengan kebijakan tersebut, bagaimana implementasi kebijakan penetapan harga tersebut, dan bagaimana bagaiamana peranan manajemen kinerja dalam pelaksanaan kebijaakn tersebut. Beberapa hal tersebut akan menjadi analisis dalam pembahasan makalah ini. KAJIAN TEORIPerilaku dalam OrganisasiSistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras, artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu mencapai tujuan organisasi.Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Tujuan utama dari Sistem Pengendalian Manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat keselarasan Tujuan (goal congruence) yang tinggi.Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan organisasi. Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk melawan kepentingan organisasi.Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terkait norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Sedangkan faktor-faktor internal terdiri dari budaya, gaya manajemen, organisasi informal, persepsi dan komunikasi (Anthony dan Govindarajan, 2009).Manajemen Kinerja Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.Menurut Direktorat Jenderal Anggaran (2008), manajemen kinerja merupakan suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi aspek-aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi. Pada implementasinya, manajemen kinerja tidak hanya berorientasi pada salah satu aspek, melainkan aspek-aspek terintegrasi dalam mendukung jalannya suatu organisasi. Menurut Udekusuma (2007) Manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan dapat bertemu. Dalam hal ini bagi pekerja bukan hanya tujuan individunya yang tercapai tetapi juga ikut berperan dalam pencapaian tujuan organisasi, yang membuat dirinya termotivasi serta mendapat kepuasan yang lebih besar.

Pandangan Dasar Sistem Manajemen KinerjaBacal (1998) mengungkapkan lima pandangan dasar dalam sistem manajemen kinerja, antara lain:1. Model integratif untuk kinerja organisasi. Pada pandangan ini, manajemen kinerja sebagai suatu struktur sistem integratif yang saling berkesinambungan antar aspek. Sehingga, keberhasilan manajemen kinerja ditentukan oleh keseluruhan aspek yang ada dalam suatu organisasi, tidak ditentukan bagian per bagian. 2. Fokus pada proses dan hasil. Manajemen kinerja menjadi suatu sistem yang tidak hanya berorientasi pada hasil (pandangan tradisional). Proses menjadi salah satu aspek penunjang yang penting dalam penentuan hasil yang baik. 3. Keterlibatan pihak yang berkaitan dalam pencapaian tujuan. Pekerja sebagai subyek utama yang melakukan proses bisnis organisasi secara langsung. Maka dari itu, keterlibatan pihak yang berkaitan (pekerja) menjadi penunjang dalam pencapaian tujuan organisasi. 4. Penilaian kinerja objektif dan mengena pada sasaran. Manajemen kinerja mencakup penilaian kinerja objektif dan sesuai dengan sasaran tiap bagian organisasi yang berkaitan. Akhirnya, hal ini berpotensi pada dampak positif dari penilaian kinerja yang sukses dan terstruktur. 5. Evaluasi dan pembelajaran antara atasan dan bawahan. Manajemen kinerja yang baik mampu menyediakan suatu hasil evaluasi kinerja terukur. Hasil evaluasi dapat memberikan informasi pada pihak terkait (atasan maupun bawahan). Informasi mengenai hasil evaluasi dapat menjadi sarana pembelajaran dan penentu tindakan perbaikan di masa mendatang. Tahapan Manajemen KinerjaMenurut Williams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lain: 1. Directing/planning. Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan yang nyata terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikator-indikator target juga didefinisikan di tahap ini. Menurut Khera (1998), penentuan target/goal akan efektif bila mengadopsi SMART. SMART merupakan singkatan dari Spesific, Measureable, Achievable, Realistic, dan Timebound (dalam Ilyas, 2006, p. 28). Sebuah target harus jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya (spesific), terukur keberhasilannya (measureable) dan orang lain dapat memahami/melihat keberhasilannya. Target harus memungkinkan untuk dicapai, tidak terlalu rendah atau berlebihan (achievable), masuk akal dan sesuai kondisi/realita (realistic), serta jelas sasaran waktunya (timebound).2. Managing/supporting. Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur berlaku dalam suatu organisasi. 3. Review/appraising. Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi/record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid. 4. Developing/rewarding. Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap tindakan yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan/prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran.

Tujuan Manajemen KinerjaAdapun tujuan dari manajemen kinerja adalah (Williams, 1998; Armstrong & Baron, 2005; Wibisono, 2006): 1. Mengatur kinerja organisasi dengan lebih terstruktur dan terorganisir. 2. Mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja organisasi. 3. Membantu pembentukan keputusan organisasi yang berkaitan dengan kinerja organisasi, kinerja tiap bagian dalam organisasi, dan kinerja individual. 4. Meningkatkan kemampuan organisasi secara keseluruhan dengan perbaikan berkesinambungan. 5. Mendorong karyawan agar bekerja sesuai prosedur, dengan semangat, dan produktif sehingga hasil kerja optimal.

Manajemen kinerja yang efektif akan memberikan beberapa hasil, diantaranya adalah:a. Tujuan yang jelas bagi organisasi dan proses yang benar untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengukur, dan membahas tujuan.b. Integrasi antara tujuan secara luas yang dibuat oleh manajemen senior dengan tujuan masing-masing pekerja.c. Kejelasan yang lebih baik mengenai aspirasi dan tujuan organisasi.d. Pelaksanaan dialog berkelanjutan antara manajemen dengan pekerja.e. Pengembangan lingkungan yang lebih terbuka.f. Perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan.g. Mendorong pengembangan pribadi.

Konsep Biaya StandarDalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep teori organisasi modern, berikut ini langkah-langkah pengendalian sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, yaitu:a. Penetapan Tujuan Organisasi.b. Penetapan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada masing-masing.c. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan fungsinya.d. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnnya serta lingkungan eksternalnya.e. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.f. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan dan atau kinerja.Sistem biaya standar memiliki potensi untuk digunakan baik sebagai alat bantu dalam meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan maupun sebagai alat untuk pencapai tingkat pengendalian otokratis dan koersif. Untuk mencapai nilai pengendalian terbesar, kebanyakan sistem harus melalui modifikasi-modifikasi tertentu. Modifikasi tersebut tidak begitu mempengaruhi tekniknya itu sendiri namun lebih mempengaruhi sikap dan filosofi dari orang-orang yang mengoprasikan dan menggunakannya.

PEMBAHASANAnalisis Tujuan Perusahaan Berdasarkan Kebijakan Penetapan Harga pada Produk General Motors CorporationSalah satu tujuan perusahaan adalah meramal seakurat mungkin, persyaratan modal, laba, dan pengembalian modal (return on capital) pada berbagai tingkat operasi, yang timbul dari kondisi musiman atau dari perubahan-perubahan dalam situasi bisnis secara umum. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, perusahaan melalui Albert Bradley menguraikan kebijakan penetapan harga General Motors Corporation. Kebijakan penetapan harga pokok pada General Motors diwujudkan dalam konsepsi volume standar dan pengembalian ekonomi yang diraih. Kewajiban volume standar yang ditetapkan memenuhi 80% kapasitas aktual per tahun, sementara rata-rata yang dibelanjakan untuk modal operasi adalah 20%, maka akan dimungkinkan untuk menentukan sebuah standar harga produk. Jadi harga yang dioperasikan pada angka 80% kapasitasnya akan menghasilkan pengembalian ke investasi sebanyak 20% per tahun. Persentase kebijakan tersebut akan menjadi acuan ataupun penilaian kinerja organisasi (kinerja manajer) dan penilaian pencapaian tujuan perusahaan. Kebijakan tersebut juga menjadi pengendalian manajemen yang mempengaruhi perilaku organisasi terutama manajer dalam pencapaian keberhasilan kebijakan tersebut. Hubungan antara perkiraan rata-rata normal pengoperasian dengan kapasitas aktual per tahunnya ini dikenal sebagai volume standar. Pelaksanaan kebijakan penetapan harga tersebut harus dilihat dari sudut pandang rata-rata pengoperasian parik secara normal. Angka pengoperasian pabrik dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi bisnis secara keseluruhan, tingkat fluktuasi dalam penjualan selama bertahun-tahun dan dalam volume yang besar kebijakan yang berkaitan dengan akumulasi musiman dari produk-produk jadi dan setengah jadi dengan tujuan meningkatkan kurva produksi, kebutuhan dan keinginan utnuk memelihara kelebihan kapasitas yang bisa dimanfaatkan. Persentase yang bisa diterima oleh General Motors Corporation dalam kebijakannya yang berkaitan dengan hubungan antara perkiraan angka normal dalam pengoperasian pabrik dengan kapasitas aktual per tahunnya yang kemudian disebut volume standar. Dalam hal ini, volume standar yang ditetapkan perusahaan adalah 80% kapasitas aktual per tahun.Basis kebijakan General Motors yang berkaitan dengan penetapan harga produk adalah pengembalian ke investasi, dimana angka pengembalian rata-rata selama periode yang sekian lama, bukan berdasarkan angka pengembalian tertentu, pada tahun tertentu atau periode waktu yang singkat. Angka pengembalian ke investasi dalam jangka panjang mewakili sikap resmi perusahaan, dimana angka pengembalian rata-rata tertinggi bisa disesuaikan dengan pertumbuhan perusahaan secara sehat, dan itu bisa dinilai sebagai angka pengembalian yang bisa diraih. Angka yang diputuskan untuk dikembalikan dalam bentuk modal akan sangat bervariasi antar berbagai cabang industry sebagai akibat dari perbedaan situasi ekonomi. Sementara itu dalam setiap industry terdapat perbedaan-perbedaan penting dalam pengembalian kekapital yang merupakan akibat dari efisiensi yang lebih besar dari produsen-produsen tertentu. Terkait pengembalian investasi, tanggung jawab bagi investasi harus diperhitungkan dalam mengkalkulasi harga standar dari masing-masing maupun seluruh produk, karena produk-produk yang mempunyai kesamaan dalam biaya pencatatan bisa jadi bertanggung jawab bagi investasi-investasi yang sangat besar. Keputusan yang diambil untuk pengembalian investasi ini adalah setiap produk harus mendapatkan 20% dari investasinya agar bisa memuaskan kondisi standar yang ditetapkan.

Pentingnya Manajemen Kinerja dan Perilaku Organisasi terhadap Kebijakan Penetapan Harga Produk Terkait Keselaran Tujuan PerusahaanDalam pencapaian tujuan perusahaan diperlukan keselarasan antara mencapai tujuan perusahaan dengan mencapai tujuan pribadi anggota organisasi. Sehingga, diperlukannya sistem pengendalian manajemen yang akan mempengaruhi perilaku dalam organisasi sedemikian rupa segingga memiliki tujuan yang selaras. Seorang manajer senior tentu saja berupaya agar tujuan organisasi dapat diraih. Salah satu faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan dan bersifat internal adalah gaya manajemen. Gaya manajemen memiliki pengaruh besar alam pengendalian karena sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka. Gaya manajemen ini akan menghasilkan kinerja manajer. Kinerja manajer ini juga merupakan salah satu tujuan pribadi yang ingin dicapai oleh manajer dan sekaligus menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Misalnya, terkait kebijakan penetapan harga dasar produk pada GM ini, manajer akan berusaha mencapai target yang telah ditetapkan dalam kebijakan ini yaitu pemenuhan 80% kapasitas aktual pertahun terkait volume standar dan pengembalian ke investasi sebesar 20%. Apabila persentase volume standar dan pengembalian tersebut dapat dipenuhi, maka manajer akan mendapat penilaian baik dari kinerjanya. Sementara itu, pemenuhan persentase tersebut bagi perusahaan akan menjadi penilaian apakah kebijakan tersebut memang masuk akal dan berhasil. Akan tetapi, semua upaya yang dilakukan oleh manajer untuk memenuhi persentase dari kebijakan tersebut sepenuhnya benar dan menguntungkan bagi perusahaan. Bisa saja, tujuan manajer telah terpenuhi tetapi tujuan perusahaan belum terpenuhi. Oleh karena itu, diperlukannya penerapan konsep manajemen kinerja di dalam perusahaan. Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan. Proses manajemen kinerja yang dirancang akan menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan dapat bertemu. Dalam hal ini bagi pekerja bukan hanya tujuan individunya yang tercapai tetapi juga ikut berperan dalam pencapaian tujuan organisasi, yang membuat dirinya termotivasi serta mendapat kepuasan yang lebih besar.

KESIMPULANTujuan perusahaan adalah meramal seakurat mungkin, persyaratan modal, laba, dan pengembalian modal (return on capital) pada berbagai tingkat operasi, yang timbul dari kondisi musiman atau dari perubahan-perubahan dalam situasi bisnis secara umum. Oleh karena itu, salah satu kebijakan yang dibuat oleh General Motorss Corporation untuk mencapai tujuan tersebut adalah kebijaka penetapan harga produk dengan menggunakan kalkulasi atau perhitungan harga standar. Kebijakan penetapan harga pokok pada General Motors diwujudkan dalam konsepsi volume standar dengan pemenuhan 80% kapasitas aktual per tahun dan pengembalian ekonomi yang diraih sebesar 20%. Penggunaan kebijakan ini sebagai alat pencapaian tujuan perusahaan akan berhasil dengan adanya pengendalian manajamen yang baik. Pengendalian manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku dalam organisasi sehingga memiliki tujuan yang selaras. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kinerja untuk mampu mencapai keselarasan tujuan antara tujuan pribadi dan tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2005. Management Control System. Buku 1 Terjemahan Kurniawan Cakrawala. Jakarta: Salemba Empat.Carter, W. K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku 1 Terjemahan Krista. Jakarta: Salemba EmpatGarison, R. H., E.W. Noreen, P. C. Brewer. Managerial Accounting. Buku 1 Terjemahan Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat.Ikhsan, A. dan M. Ishak. 2008 Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.