sistem penggerak, sistem rem dan sistem · pdf fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN PROYEK AKHIR
REKONDISI DAN MODIFIKASI
SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM KEMUDI
MOBIL LISTRIK
Disusun guna memenuhi sebagian syarat
Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar
Ahli Madya Teknik Mesin
Disusun oleh :
Disusun Oleh:
ASEP SURANTOI8607008
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Pergunakanlah waktu sebaik mungkin.
Jangan menyia-nyiakan kehidupan yang kamu anggap baik.
Contoh yang baik adalah nasihat yang baik.
Pengalaman yang pahit membuat seseorang berhati-hati.
Mengakui kesalahan adalah sesuatu sikap kesatria dan terhormat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Laporan Proyek Akhir ini kami persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas semua dukungan, do’a, materi dan
segala bimbingannya.
2. Istriku yang tercinta terima kasih atas semua do’a dan dukungannya.
3. Semua keluargaku yang tersayang terima kasih atas semua do’a dan
dukungannya.
4. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Surakarta angkatan 2007 terima kasih atas semua bantuannya.
5. Teman-teman kelompok Proyek Akhir terima kasih atas semua kerja sama dan
bantuannya.
6. Teman-teman yang bergabung di grup TA oto 07 terima kasih atas segala
saran dan kritik.
7. Laboran di Lab. Motor Bakar (Mas Sholikin, Mas Mamad, Om Yanto) terima
kasih atas bantuan yang diberikan.
8. Semua orang yang telah berjasa bagi penulis atas terselesainya Laporan ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Proyek Akhir
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAKSI
ASEP SURANTO, 2011, “LAPORAN TUGAS AKHIR REKONDISI DAN
MODIFIKASI SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM
KEMUDI MOBIL LISTRIK“. Program Studi, Diploma III Mesin Otomotif,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tugas akhir ini bertujuan untuk merekondisi sistem rem dan memodifikasi
sistem penggerak dan sistem kemudi mobil listrik. Rem yang digunakan pada
mobil listrik adalah jenis rem hidrolik dengan tipe tromol pada roda depan dan
roda belakang. Mobil listrik dilengkapi dengan rem mekanik sebagai rem parkir.
Penggerak yang digunakan pada mobil listrik adalah gardan dari mobil Marlip
City Car yang dimodifikasi panjang poros dan rumah porosnya. Sistem kemudi
yang digunakan pada mobil listrik masih menggunakan sistem kemudi ST20
dengan modifikasi batang kemudi dan setir kemudi.
Total biaya yang diperlukan untuk rekondisi dan modifikasi sistem rem,
sistem penggerak dan sistem kemudi mobil listrik adalah sebesar Rp
15.910.000,00. Biaya tersebut meliputi biaya penggantian komponen dan biaya
modifikasi sistem penggerak dan sistem kemudi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan
laporan yang berjudul "Rekondisi dan Modifikasi Sistem Penggerak, Sistem Rem,
dan Sistem Kemudi Mobil Listrik”.
Proyek akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Ahli Madya dan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak upaya dan usaha keras yang penulis kerjakan untuk mengatasi
hambatan dan kesulitan yang ada selama pengerjaan proyek akhir ini. Dan berkat
rahmat Allah SWT dan bantuan dari segala pihak, akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan yang bahagia ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
2. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program D-III Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bp. Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku Koordinator Proyek Akhir dan
Dosen Pembimbing II Proyek Akhir.
4. Bp. Budi Kristiawan, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I Proyek
Akhir.
5. Semua Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Bapak, Ibu dan Istriku yang tercinta beserta semua keluarga yang telah
memberikan dukungan, do’a dan bimbingan kepada penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Otomotif angkatan 2007
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Semua orang yang telah memberi kasih sayang, cinta, do'a dan
semangat buat penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proyek
Akhir dan penyusunan laporan ini.
Penulis yakin tanpa bantuan dari semua pihak, karya ini akan sulit
terselesaikan dalam hal perancangan, pengujian, pembuatan laporan, dan dalam
ujian pendadaran. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kemajuan bersama.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya dan serta dapat menambah wawasan keilmuan bersama.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
ABSTRAKSI ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................ 3
1.4 Tujuan Proyek Akhir ......................................................... 3
1.5 Manfaat Proyek Akhir ....................................................... 3
1.6 Metode Penulisan .............................................................. 4
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................... 4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sistem Rem ...................................................................... 6
2.1.1 Prinsip Rem ........................................................... 6
2.1.2 Jenis Rem .............................................................. 7
2.2 Sistem Penggerak ............................................................. 13
2.2.1 Macam – Macam Sistem Penggerak ..................... 13
2.3 Sistem Kemudi .................................................................. 17
2.3.1 Konstruksi Sistem Kemudi ..................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III REKONDISI DAN MODIFIKASI
3.1 Rekondisi dan Modifikasi Sistem Rem ............................ 22
3.2 Modifikasi Sistem Penggerak .......................................... 25
3.3 Modifikasi Sistem Kemudi ............................................... 26
BAB IV PROSES PEMASANGAN
4.1 Pemasangan Gardan Motor Listrik pada Rangka ST20 .... 28
4.2 Pemasangan Sistem Rem pada Rangka ST20 .................. 28
4.3 Pemasangan Sistem Kemudi ............................................ 32
BAB V PERAWATAN
5.1 Perawatan Rem .................................................................. 35
5.2 Perawatan Gardan Mobil Listrik ...................................... 40
5.3. Perawatan Sistem Kemudi Mobil Listrik........................... 41
BAB VI KESIMPULAN
Kesimpulan ................................................................................ 43
Daftar Pustaka
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Disaat pemerintah sedang gencar menaruh harapan besar dan
mendukung pengembangan kendaraan listrik semakin jelas akan segera
memulai peranan utamanya sebagai pengganti era transportasi mesin bakar.
Akan tetapi belum banyak perusahaan otomotif di Indonesia yang membuat
dan mengembangkan sarana transportasi mobil listrik sebagai pengganti
transportasi mesin bakar. Seperti yang diketahui bahwa harga BBM di
Indonesia sekarang ini termasuk sangat tinggi, sehingga mempunyai
dampak pada rakyat kecil.
Kendaraan listrik memiliki efisiensi energi yang paling tinggi
dibandingkan dengan kendaraan mesin bakar konvensional. Pada mesin
bakar 85% lebih dari energi yang dihasilkan terbuang menjadi panas, gerak
dan gesekan komponen. Hanya sekitar 15% yang dapat dikonversikan
menjadi energi kinetik penggerak kendaraan. Sedangkan pada kendaraan
listrik justru terjadi kebalikannya dimana sekitar 88% energi yang dipakai
dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak kendaraan. Sehingga untuk
menggerakan sebuah kendaraan dengan bobot yang sama, kendaraan listrik
memerlukan energi yang jauh lebih sedikit dan juga tidak mengeluarkan
polusi kendaraan sama sekali (http://masrahmarlip.blogspot.com).
Teknologi kendaraan listrik baterai dipercaya akan dengan cepat
berkembang dan mendominasi sebagai pengganti era transportasi mesin
bakar, hal ini dikarenakan teknologi kendaraan listrik batterai memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi alternatif lainnya.
Pertama, penggunaan transportasi listrik akan memberikan efisiensi
rata rata dua kali lipat lebih efisien daripada penggunaan transportasi
berbasis mesin bakar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kedua, sumber energi transportasi listrik jauh lebih fleksibel
dibandingkan dengan teknologi mesin bakar. Sumber energi bisa didapatkan
dari sumber berbasis fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas ataupun
sumber energi terbaharui seperti tenaga air, angin, surya, biofuel, sampah,
panas bumi dan lain lain tanpa harus merubah teknologi pada kendaraan.
Fleksibilitas ini sangat memperkuat ketahanan energi nasional dengan
melepaskan ketergantungan akan satu sumber energi dan beralih pada
sumber energi yang lain pada saat dibutuhkan.
Ketiga, penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan
kualitas udara dalam kota karena kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas
sisa pembakaran. Jika energi listrik yang dipakai didapat dari sumber yang
berkesinambungan yang tanpa emisi dalam prosesnya, maka terjadilah
mobilitas yang 100% berkelanjutan dari segi energi dan lingkungan. Jika
pada tahap awal energi listrik yang digunakan masih didapatkan dari proses
konversi energi fosil maka akan tetap terbentuk polusi, akan tetapi polusi
tersebut akan jauh lebih kecil, jauh dari kepadatan penduduk dan lebih
mudah dikendalikan (http://masrahmarlip.blogspot.com).
Sistem penggerak merupakan komponen utama dalam pembuatan
mobil listrik. Dalam sistem penggerak terdapat beberapa komponen yang
saling berkaitan, diantaranya motor penggerak, gardan, dan roda. Ketiga
komponen tersebut termasuk dalam komponen utama agar mobil listrik
dapat melaju. Selain sistem penggerak, pada mobil listrik sangat diperlukan
rem untuk menghentikan laju dari mobil listrik tersebut. Dalam sistem
pengereman untuk roda depan dan roda belakang menggunakan drum brake
(rem tromol). Selain kedua komponen tersebut terdapat sistem kemudi yang
mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Sistem
kemudi pada mobil listrik ini menggunakan steering dari Mitsubishi Galant
yang di pasang pada steering gear ST20 dengan tambahan cross joint.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam Proyek Akhir ini adalah bagaimana
mengaplikasikan dan memodifikasi sistem pengereman, sistem penggerak,
dan sistem kemudi mobil listrik.
1.3. BATASAN MASALAH
1. Proyek akhir dibatasi pada proses perangkaian dan rekondisi
sistem pengereman mobil listrik.
2. Proyek akhir dibatasi pada proses modifikasi sistem penggerak dan
sistem kemudi mobil listrik.
1.4. TUJUAN PROYEK AKHIR
Tujuan dari proyek akhir ini adalah mengaplikasikan sistem
penggerak, sistem pengereman, dan sistem kemudi mobil.
1.5. MANFAAT PROYEK AKHIR
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang
sistem penggerak, sistem pengereman, dan sistem kemudi mobil
listrik.
2. Sebagai referensi untuk inovasi pembuatan mobil listrik
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.6. METODE PENULISAN
Data-data yang didapatkan penulis sebagai bahan-bahan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dengan metode sebagai
berikut:
1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung dan mencatat secara langsung pada obyek yang diteliti
atau dibuat.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung kepada nara sumber atau kepada pihak-pihak lain yang
dapat memberikan informasi sehingga membantu dalam penulisan
laporan ini.
3. Metode Literatur
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
berasal dari buku-buku yang ada kaitannya dengan obyek
penelitian.
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan penulisan Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang dasar teori yang meliputi sistem rem,
macam – macam rem, cara kerja rem, sistem penggerak,
macam – macam sistem penggerak, sistem kemudi, dan
konstruksi sistem kemudi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB III REKONDISI DAN MODIFIKASI
Bab ini berisi tentang rekondisi sistem rem, modifikasi sistem
penggerak dan sistem kemudi mobil listrik.
BAB IV PROSES PEMASANGAN
Bab ini berisi tentang proses pemasangan sistem rem, sistem
penggerak dan sistem kemudi pada mobil listrik.
BAB V PERAWATAN
Bab ini berisi tentang perawatan sistem rem, sistem penggerak
dan sistem kemudi mobil listrik.
BAB VI KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB IIDASAR TEORI
2.1 Sistem Rem
Brake system atau sistem rem mutlak diperlukan pada setiap kendaraan,
karena ketika kendaraan sedang melaju maka untuk menghentikan kendaraan
tersebut pengemudi harus dengan mudah menghentikannya. Permasalahan
akan timbul ketika dilakukan pengereman mendadak pada jalan yang licin,
musim hujan, jalanan penuh salju maka roda akan terkunci dan kendaraan
sulit dikendalikan.
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan dan untuk menghentikan
kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat
keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman.
2.1.1 Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila motor listrik
dibebaskan (tidak dihubungkan ) dengan pemindahan daya, kendaraan
cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud
untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Motor
listrik mengubah energi listrik menjadi energi kinetik (energi gerak)
untuk menggerakkan kendaraan. Sedangkan rem mengubah energi
kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya,
rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan
melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect ) diperoleh
dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek (VEDC, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2.1.2 Jenis Rem
a. Rem Cakram
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang
terbuat dari besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan
bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit
cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc
pad dan cakram (disc). Permukaan bidang gesek rem cakram selalu
terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mengurangi
dan menjamin dari terkena air.
Komponen Rem Cakram
Komponen-komponen utama rem cakram terdiri dari piringan
(disc rotor), pad rem dan kaliper.
a. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari
besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang
untuk ventilasi. Tipe cakram berlubang terdiri dari pasangan
piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik
dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama.
b. Kampas Rem
Kampas rem (disc pad) biasa dibuat campuran metalic
fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan “semi
metalic disc pad“. Pada kampas rem diberi garis celah untuk
menunjukkan tebal kampas rem (batas yang diizinkan). Dengan
demikian dapat mempermudah pengecekan keausan kampas
rem. Pada beberapa kampas rem, penggunaan metalic plate
dipasangkan pada sisi piston dari kampas rem untuk mencegah
bunyi saat berlaku pengereman.
c. Kaliper
Kaliper juga disebut cylinder body, memegang piston-
piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem
disalurkan ke silinder. Tenaga hidrolik terbentuk dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memberikan tenaga pada pedal rem dan dirubah oleh kaliper
menjadi gesekan. Tenaga hidrolik bekerja secara merata pada-
piston dan dasar silinder kaliper untuk menggerakkan piston
kedepan dan menggerakkan kaliper kedalam, mengakibatkan
tenaga penjepitan pada cakram. Tenaga jepitan ini mendorong
kampas rem kearah cakram, menghasilkan gesekan dan
menghentikan kendaraan (VEDC, 2000).
Gambar 2.1 Rangkaian rem cakram
b. Rem Tromol
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama dengan roda. Karena self-energizing
action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga
mengembangnya sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil. Ada dua jenis sepatu
rem yaitu leading shoes- (primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila
ujung bagian atas (toe) pada sepatu rem didorong ke arah tromol rem
(oleh wheel cylinder) yang berputar. Sepatu rem cenderung melengket
pada tromol dan berputar. Sepatu rem ini disebut “leading shoe”.
Dilain pihak, ujung atas sepatu bagian belakang terdorong ke dalam
oleh tromol yang cenderung mengembang keluar, ini disebut “trailing
shoe”. Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoes berputar
bersama tromol, dan ini disebut “self energizing” atau “self servo”.
Self energizing bekerja menimbulkan daya pengereman yang cukup
besar. Leading shoes menghasilkan daya pengereman yang lebih baik,
dan kelemahannya adalah cepat aus dibandingkan trailing shoes.
Komponen Rem Tromol
Komponen utama rem tromol terdiri dari backing plate, silinder
roda, sepatu rem, kampas dan tromol rem.
a. Master Silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal
menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan
sepatu rem.
Gambar 2.2 Master silinder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Bila pedal rem ditekan, maka piston akan bergerak ke
depan dan menekan minyak rem ke silinder roda.
Gambar 2.3 Posisi master silinder saat pedal rem ditekan
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan bergerak
mundur pada posisi semula karena ada desakan pegas pembalik.
Gambar 2.4 Posisi master silinder saat pedal rem dibebaskan
b. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja pres yang dibaut pada axle
housing atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem
terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate. Bila permukaan gesek sepatu rem
aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus diperiksa
dengan teliti setiap kali rem dibongkar untuk mencegah masalah
tersebut.
c. Silinder Roda
Silinder roda terdiri dari beberapa komponen, setiap roda
menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang
menggunakan dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu
rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda sedangkan
sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menggerakkan hanya satu sepatu rem. Bila timbul tekanan
hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston
cup, piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian
bersama-sama menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja,
maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya
kekuatan pegas pembalik sepatu rem, dan pegas kompresi yang
mengkerut. Bleder plug disediakan pada silinder roda gunanya
untuk membuang udara dari minyak rem.
d. Sepatu Rem dan Kampas Rem
Sepatu rem seperti juga tromol memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Kampas
rem dipasang dengan jalan dikeling (pada kendaraan besar) atau
dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan
dengan tromol. Kampas ini harus dapat menahan panas dan aus
dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien
tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan
turun naiknya temperatur dan kelembaban silih berganti.
Umumnya kampas terbuat dari campuran fiber metalic dengan
brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan
ketinggian panas tertentu.
e. Tromol Rem
Tromol rem umumnya terbuat dari besi tuang. Tromol rem
letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan
berputar bersama roda. Ketika kampas rem menekan permukaan
bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka gesekan panas
tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200-300 derajat celcius
(VEDC, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 2.5 Rangkaian rem tromol
Gambar 2.6 Sistem kerja rem dari pedal sampai ke silinder roda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2.2 Sistem Penggerak (Differensial)
Differensial merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk
mengimbangi perbedaan kecepatan yang terjadi pada roda belakang apabila
kendaraan melalui suatu tikungan jalan. Fungsinya untuk membagi besaran
gaya dan daya antara roda kanan dan roda kiri, dan gunanya memberi
fleksibilitas gerakan poros belakang dalam membentuk putaran yang berbeda
dari keduanya.
2.2.1 Macam – macam sistem penggerak
Kendaraan dapat berjalan atau bergerak karena ada sistem yang
memindahkan tenaga / momen / putaran dari mesin atau motor listrik ke
roda-roda. Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah tenaganya
dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :
a. Front Engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan
roda belakang dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR).
Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi :
kopling(clutch), transmisi(transmission), drive shaft/ propeller
shaft,.differential,.rear.axle dan.roda.(http://smkmuhi.110mb.co
m).
Gambar 2.7 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Front Engine Front Drive (FF)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan
roda depan dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF).
Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi :
kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front
axle dan.roda.(http://smkmuhi.110mb.com).
Gambar 2.8 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF
c. Rear Engine Rear Drive (RR)
Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan
roda belakang dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR).
Pemindah tenaga kendaraan tipe ini sama dengan tipe Front
Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi
(transmissions),.differential,.rear.axle.dan.roda.(http://smkmuhi.
110mb.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 2.9 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe RR
d. Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan
roda belakang dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel
Drive (FWD atau 4WD atau AWD). Komponen-komponen
sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi
(transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama
ke front drive.shaft (front propeller.shaft), front.differential, fron
t axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua
ke rear driveshaft, rear differential, rear axle dan roda
belakang.(http://smkmuhi.110mb.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.10 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD
e. Sistem Penggerak pada Mobil Listrik
Tidak ada perbedaan antara differensial mobil listrik dan
differensial pada mobil penggerak roda belakang pada
umumnya. Namun pada mobil listrik tidak terdapat poros
propeler seperti mobil pada umumnya, karena pada mobil listrik,
motor listrik sudah menjadi satu dengan differensial sehingga
putaran dari motor listrik langsung di transmisikan ke
differensial dengan perbandingan putaran 12:3:1 (12 putaran
motor listrik, 3 putaran gigi reduksi gardan, 1 putaran roda).
Gardan pada mobil listrik ini menggunakan gardan dari
mobil marlip city car yang sudah di modifikasi dengan
pemakaian as roda dari ST20 dan memperpanjang rumah poros
roda (axle housing) sehingga dapat di tempatkan pada rangka
ST20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.11 Gardan mobil listrik
2.3 Sistem Kemudi
Sistem kemudi merupakan alat yang digunakan untuk mengatur arah
kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerja dari sistem
kemudi adalah apabila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering
coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear.
Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen
puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering linkage. Steering
lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Jenis
sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak
digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang
banyak digunakan adalah model rack dan pinion. Agar sistem kemudi sesuai
dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Kelincahannya baik.
b. Usaha pengemudian yang baik.
c. Recovery ( pengembalian ) yang halus.
d. Pemindahan kejutan dari jalan harus seminimal mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.3.1 Konstruksi Sistem Kemudi
Konstruksi sistem kemudi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
a. Steering Coulomn
Steering coulomn terdiri dari main shaft yang meneruskan
putaran steering wheel ke steering gear dan coulomn tube yang
mengikat main shaft ke body. Bagian ujung atas dari main shaft dibuat
meruncing dan bergerigi sebagai tempat mengikatkan steering
wheel dengan sebuah mur pengikat.
Bagian bawah main shaft dihubungkan dengan steering gear
menggunakan flexibel joint atau universal joint yang berfungsi untuk
menahan dan memperkecil kejutan dari steering gear ke steering wheel
yang diakibatkan oleh keadaan jalan.
Steering coulomn harus dapat menyerap gaya dorong dari
pengemudi dan dipasangkan pada body melalui bracket coulomn tipe
breakaway sehingga dapat bergeser turun pada saat terjadinya tabrakan
(http://smkmuhi.110mb.com).
Pada kendaraan tertentu, steering coulomn dilengkapi dengan :
a. Steering lock yang berfungsi untuk mengunci main shaft.
b. Tilt steering yang berfungsi untuk memungkinkan pengemudi
menyetel posisi vertical steering wheel.
c. Telescopic steering yang berfungsi untuk mengatur panjang
main shaft, agar diperoleh posisi yang sesuai.
b. Steering Gear
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan
dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi
untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan.
Steering gear ada beberapa tipe dan yang banyak di gunakan
adalah tipe recirculating ball dan rack and pinion. Adapun cara kerja
dari masing – masing tipe steering gear sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1.) Tipe Recirculating Ball
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke
worm shaft atau poros cacing, sehingga nut (mur) kemudi akan
bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak,
sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm
yang diteruskan ke roda depan melalui batang-batang
kemudi/steering.linkage.(http://smkmuhi.110mb.com).
Gambar 2.12 Steering gear tipe recirculating ball
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2.) Tipe Rack and Pinion
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda
gigi pinion. Roda gigi pinion selanjutnya akan menggerakkan
roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini diteruskan ke
steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok
(http://smkmuhi.110mb.com).
Gambar 2.13 Steering gear tipe rack and pinion
Keterangan:
1. Ball joint
2. Tie rod
3. Pinion
4. Rack
5. Karet Penutup (Booth)
6. Joint Peluru
c. Steering linkage
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan
tenaga gerak dari steering gear ke roda depan. Gerakan roda kemudi
harus diteruskan ke roda-roda depan dengan akurat walaupun mobil
bergerak naik turun. Ada beberapa tipe steering linkage yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1.) Steering linkage untuk suspensi rigid
Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag
link, knuckle arm, tie rod dan tie rod end. Tie
rod mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.
2.) Steering linkage untuk suspensi independen.
Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yaitu yang
disambungkan dengan relay rod (pada tipe rack dan pinion,
rack berfungsi sebagai relay rod. Untuk menyetel
panjangnya rod, maka dipasangkan sebuah pipa diantara tie
rod.dan.tie.rod.end.(http://smkmuhi.110mb.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
REKONDISI DAN MODIFIKASI
3.1 Rekondisi dan Modifikasi Sistem Rem
Sistem rem yang tersedia berikut komponen – komponennya sudah
tidak layak digunakan maka dibutuhkan proses rekondisi sistem rem yang
bertujuan menormalkan kerja sistem rem kembali.
Rekondisi dan modifikasi ini termasuk penggantian dan pembersihan
komponen rem yang masih bisa digunakan. Komponen – komponen sistem
rem yang di rekondisi antara lain:
a. Kampas rem
Kampas rem yang tersedia sudah tidak layak dipergunakan kembali
dikarenakan komponen tersebut sudah berkarat dan mengalami
keausan.
Gambar 3.1 Kampas rem ST20 berkarat dan aus
b. Silinder roda
Silinder roda diganti karena permukaannya sudah keropos dan
mengalami keretakan.
Gambar 3.2 Silinder roda ST20 yang sudah keropos dan retak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Pegas rem
Pegas rem diganti karena keropos sehingga mudah patah.
Gambar 3.3 Pegas rem ST20 yang sudah patah
d. Master silinder rem
Master silinder rem diganti karena piston rem di dalam master
silinder macet dan master silinder rem mengalami keretakan.
Gambar 3.4 Master silinder ST20 yang macet
e. Pipa rem
Pipa rem diganti karena sudah patah dan tidak lengkap.
PIPA REM
Gambar 3.5 Pipa rem ST20 yang diganti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
f. Tabung reservoir
Tabung reservoir dibeli karena komponen tersebut tidak tersedia.
Gambar 3.6 Tabung reservoir ST20
g. Rem tangan
Rem tangan dibeli karena komponen tersebut tidak tersedia.
Gambar 3.7 Rem tangan ST20
h. Pedal rem
Pedal yang sudah tersedia dimodifikasi agar posisi pedal sesuai
dengan posisi tempat duduk dan pedal kopling dilepas sehingga
pedal rem dapat dipasang.
Gambar 3.8 Pedal rem ST20
Pedal kopling
Pedal rem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
i. Tromol rem (drum brake)
Tromol rem dimodifikasi agar bisa dipasangkan dengan velg
COLT, dengan cara meratakan permukaan tromol rem ST20 dan
membuat lubang baut roda dengan PCD 100.
Gambar 3.9 Tromol depan ST20 yang sudah dimodifikasi
3.2 Modifikasi Sistem Penggerak
Sistem penggerak yang telah tersedia yaitu gardan, membutuhkan
banyak penyesuaian pada saat di pasangkan ke rangka ST20. Penyesuaian ini
berupa penambahan panjang poros roda dan rumah poros. Pada poros roda
diganti dengan poros ST20 karena input shaft nya cocok dengan gardan yang
telah disediakan atau yang telah dibeli.
Penyesuaian sistem penggerak selanjutnya adalah rumah poros. Panjang
komponen tersebut disesuaikan dengan panjang chasis ST20. Penambahan
panjang dilakukan dengan memotong rumah poros dan menyambung dengan
cara pengelasan, dimana ujungnya memakai rumah poros ST20 agar tidak
membutuhkan penyesuaian lagi pada saat pemasangan baut penahan pada
suspensi ST20.
Panjang awal gardan marlip adalah 97,5 cm dengan panjang rumah
gardan pada sebelah kiri adalah 49,5 cm dan sebelah kanan adalah 32 cm.
Panjang rumah gardan marlip sebelah kiri yang dipakai sepanjang 23
cm dan dibutuhkan sambungan rumah gardan Suzuki ST20 sepanjang 27 cm
serta lebar pengelasan 0,5 cm jadi total panjang rumah gardan yang telah
dimodifikasi menjadi 50,5 cm.
Panjang rumah gardan marlip sebelah kanan yang dipakai sepanjang 5,5
cm dan dibutuhkan 2 potongan rumah gardan ST20 untuk sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sepanjang 12,5 cm dan 30 cm, dengan 2 titik pengelasan yang masing-masing
lebar pengelasan 0,5 cm. Jadi panjang total rumah gardan sebalah kanan
adalah 48 cm.
Panjang awal poros roda sebelah kiri adalah 59,8 cm dan diganti dengan
poros roda Suzuki ST20 dengan panjang 60,8 cm. Panjang awal poros roda
sebelah kanan adalah 42,3 cm dan diganti dengan poros roda Suzuki ST20
dengan panjang 59,3 cm.
Gambar 3.10 Gardan mobil listrik yang sudah dimodifikasi
3.3 Modifikasi Sistem Kemudi
Batang kemudi yang dimiliki oleh rangka ST20 tidak memungkinkan
untuk di gunakan lagi karena porosnya terlalu pendek. Pada struktur bodi
yang telah dibuat, roda kemudi mengalami pergeseran ke belakang sejauh 80
cm, maka dari itu batang kemudi diganti menggunakan batang kemudi
Mitsubishi Galant yang mempunyai panjang 78,5 cm. Disamping itu untuk
menghubungkan antara ujung batang kemudi dengan poros input
recirculating ball maka dibutuhkan crossjoint dengan panjang batangnya 37
cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 3.11 Crossjoint yang dipakai
Gambar 3.12 Crossjoint dipasangkan pada recirculating ball
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
PROSES PEMASANGAN
4.1 Pemasangan Gardan Motor Listrik Pada Rangka ST 20
Langkah – langkah pemasangan gardan motor listrik pada rangka ST
20 antara lain:
a. Memasang rumah poros (selubung) yang telah direkondisi pada gardan.
b. Memasang as roda ST 20 pada gardan motor listrik.
c. Memasang gardan motor listrik pada rangka ST 20.
Gambar 4.1 Pemasangan gardan motor listrik
setelah direkondisi pada rangka ST 20
4.2 Pemasangan Sistem Rem Pada Rangka ST 20
a. Pemasangan sistem rem pada as roda adalah :
1) Memasang rumah silinder pada backing plate.
Gambar 4.2 Rumah silinder
Rumah silinder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Memasang kampas rem pada backing plate.
Gambar 4.3 Kanvas rem
3) Memasang pegas penekan pada kampas rem, agar kampas rem tetap
pada tempatnya, lalu menguncinya dengan pengunci agar pegas
penekan tidak lepas.
Gambar 4.4 Pegas penekan
4) Memasang pegas pengembali diantara kampas rem, berfungsi
sebagai pengembali kampas rem keposisi semula setelah melakukan
proses pengereman.
Gambar 4.5 Pegas pengembali
5) Memasang tromol pada as roda.
6) Memasang mur as roda, pada pemasangan mur as roda ini yang
pertama adalah kencangkan mur sekuat mungkin dengan
Kanvas rem
Pegas penekan
Pegas pengembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menggunakan kunci roda, kemudian setelah benar-benar kencang
lalu dikendorkan sedikit. Lalu memasang pen pengunci.
7) Memasang roda.
b. Pemasangan pada komponen – komponen master silinder:
1) Memasang seal pada piston, pada waktu pemasangan seal ke piston
lumasi sedikit piston dengan oli rem agar waktu pemasangan seal
tidak rusak. Kemudian pasang pegas pada piston.
2) Memasang piston pada silinder master, sebelum memasukkan
piston lumasi dahulu silinder master dengan oli rem supaya dalam
pemasangan mudah, kemudian mengunci dengan snap ring agar
piston tidak keluar.
3) Memasang tabung reservoir pada silinder master.
4) Memasang pipa – pipa tekanan keseluruh bagian komponen –
komponen pengereman.
5) Membleeding sistem rem, proses pengerjaannya dengan cara
menekan pedal rem berulang kali kemudian kendorkan nepel buang
udara dengan cara pedal rem masih ditekan. Ulangi sampai tidak
ada lagi gelembung udara (proses bleeding).
Gambar 4.6 Komponen – komponen pada master rem
3
2 4
1
Keterangan :
1. Seal piston
2. Master silinder
3. Reservoir
4. Tuas penekan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Pemasangan pada komponen – komponen rem tangan :
1) Memasang tuas rem tangan pada dudukannya.
2) Memasang penyeimbang pada dudukannya.
3) Memasang batang tarik diantara tuas rem tangan dengan
penyeimbang.
4) Memasang kabel rem pada penyeimbang dan dihubungkan dengan
komponen – komponen rem pada roda belakang.
5) Menyetel jarak bebas tuas rem supaya pada saat tuas rem ditekan
kampas rem dapat bekerja dan melakukan pengereman dan
sebaliknya bila tuas rem dilepas maka tidak terjadi pengereman.
Gambar 4.7 Sistem pemindah tenaga rem tangan
Keterangan :
1. Lengan tangan ( Tuas rem tangan )
2. Batang tarik
3. Mur penyetel
4. Penyeimbang
5. Kabel rem
5
4
3
2
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4.3 Pemasangan Sistem Kemudi
Langkah-langkah pemasangan sistem kemudi pada rangka ST 20 yang
sudah direkondisi antara lain:
a. Memasang ujung cross joint dengan input recirculating ball dengan baut
penahan.
b. Memasang ujung cross joint dengan ujung setir (kemudi).
c. Membuat dinding plat dengan jarak 70 cm dari ujung rangka ST 20,
sebagai dudukan pedal rem, master silinder dan plat penahan setir
(kemudi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
d. Membuat plat dudukan setir (kemudi).
e. Membuat dudukan penahan setir (kemudi) dengan menambahkan plat.
Gambar 4.11 Bagian – bagian sistem kemudi
Keterangan :
1. Batang penghubung
2. Lengan pitman
3. Tie rod
4. Sambungan bola ( Ball joint suspensi )
5. Sambungan bola ( Ball joint )
6. Poros utama
6
5
7
8
1
2
4
9
10
3
11
10. Lengan idler
11. Lengan kemudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
7. Roda kemudi
8. Batang kemudi
9. Roda gigi kemudi
Gambar 4.12 Gigi kemudi tipe recirculating ball
65
4
7
3
2
1
Keterangan :
1. Bantalan bola
2. Baut kemudi
3. Sektor
4. Mur kemudi
5. Ball
6. Lengan pitman
7. Batang kemudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB V
PERAWATAN
5.1 Perawatan Rem
Setiap kelipatan 10.000 km perlu dilakukan proses pembersihan dan
penyetelan (cleaning and adjusting) pada rem, proses yang dimaksud
meliputi:
a. Pemeriksaan dan penyetelan komponen rem tromol
1) Mengukur ketebalan kampas rem
Gunakan penggaris/ jangka sorong untuk mengukur kampas rem.
Tebal : 5 mm
Tebal minimum : 2 mm
Ganti kampas rem bila tebal adalah minimum atau kurang, atau bila
kampas rem sudah mengeras atau ausnya tidak rata.
Gambar 5.1 Mengukur tebal kampas rem
Ukuran ketebalan > 2 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Memeriksa permukaan tromol
Untuk memeriksa permukaan tromol rem dilakukan dengan melihat
langsung permukaan gores tromol rem jika permukaan tidak rata maka
dilakukan perbaikan atau penggantian pada tromol rem.
3) Memeriksa kerja silinder roda
Pada pemeriksaan silinder roda meliputi beberapa pemeriksaan antara
lain:
Pemeriksaan silinder roda dari kebocoran
Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihal langsung cairan rem
yang keluar dari silinder roda dan pemeriksaan rembesan cairan
rem pada pelindung debu. Jika terjadi kebocoran maka dilakukan
perbaikan dengan cara penggantian sebagian komponen atau
dilakukan penggantian silinder roda secara keseluruhan.
Gambar 5.2 Pemeriksaan kebocoran silinder roda
Memeriksa gerakan piston pada silinder
Pemeriksaan gerakan dilakukan dengan menekan pedal rem, pada
saat pedal di tekan maka piston dapat keluar dari silinder secara
bersama-sama, jika gerakan piston tidak bersamaan atau macet
maka dilakukan overhaul pada silinder roda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4) Penyetelan pada rem tromol
Untuk mendapatkan kinerja rem tromol secara maksimal maka perlu
dilakukan penyetelan pada posisi pemasangan kanvas rem. Penyetelan
dilakukan dengan cara mengatur posisi penyetel kanvas, kanvas rem
diposisikan hingga mencekam pada tromol rem, kemudian baut
penyetel dikendorkan hingga roda / tromol rem dapat berputar dengan
sedikit hambatan.
Gambar 5.3 Penyetelan posisi tromol
b. Pemeriksaan komponen master silinder
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam perawatan master silinder antara
lain meliputi:
1) Memeriksa master silinder dari kebocoran cairan rem, pemeriksaan
dilakukan dengan mengamati daerah sekitar master silinder pada saat
pedal rem di tekan, jika terjadi kebocoran maka master silinder harus
di perbaiki.
Gambar 5.4 Kebocoran pada master silinder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Memeriksa sil pada master silinder, jika sil master silinder sobek atau
mengeras harus dilakukan penggantian.
3) Memeriksa pegas master silinder, jika pegas korosi atau tekanan
pegas lemah maka pegas harus diganti.
Gambar 5.5 Susunan pegas dan torak master silinder
4) Memeriksa bodi master silinder dari korosi, jika terjadi korosi ringan
master silinder harus diratakan permukaan yang terkena korosi, jika
terjadi korosi berat maka bodi master silinder harus diganti.
5) Memeriksa torak master silinder dari korosi, jika terjadi korosi pada
torak master silinder maka torak harus diganti.
c. Penggantian minyak rem
Pada perawatan berkala pada kilometer tertentu minyak rem dapat
diganti, minyak rem memiliki masa pakai tertentu yang harus diganti
dengan yang baru, penggantian minyak rem kurang lebih untuk
pemakaian 20.000 KM dan apabila masih cukup bagus tetapi dalam
reservoir (pada master silinder) menunjukkan batas minimal atau kurang
dari tanda full maka perlu untuk ditambah. Minyak rem yang digunakan
adalah tipe DOT 3.
d. Pemeriksaan pipa dan saluran minyak rem
Pemeriksa sistem rem dari kebocoran dan masuknya udara. Jika sistem
rem diperbaiki atau ada udara di sistem rem, buanglah udara tersebut.
Jika saluran rem kemasukan udara, keluarkan udara dengan jalan tekan
pedal rem berulangkali kemudian kendorkan nepel buang udara dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
cara pedal rem masih ditekan. Ulangi sampai tidak ada lagi gelembung
udara (proses bleeding)
Gambar 5.6 Proses bleeding
e. Pemeriksaan fungsi dan penyetelan Hand Brake
Pada saat melakukan pemeriksaan hand brake langkah yang dilakukan
adalah dengan memeriksa kebebasan roda saat tuas hand brake di
bebaskan dan memeriksa penghentian roda saat tuas hand brake di tarik.
Jika pada saat tuas di bebaskan roda tidak dapat berputar maka dilakukan
pengendoran pada penyetel hand brake, jika pada saat tuas hand brake
di tarik roda masih dapat berputar maka dilakukan pengencangan pada
baut penyetel hand brake.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 5.7 Tuas hand brake dan batang penyetel
5.2 Perawatan Gardan Mobil Listrik
Untuk mendapatkan kinerja gardan mobil listrik secara maksimal
dan menghindarkan komponen gardan dari kerusakan maka diperlukan
perawatan, perawatan yang dimaksud meliputi:
a. Mengganti oli gardan mobil listrik
Penggantian oli gardan dilakukan setiap kelipatan 5000 km. Tujuan dari
penggantian oli adalah untuk melindungi gear pada gardan dari gesekan
atau ketahanan aus. Oli yang digunakan pada gardan adalah oli dengan
SAE 40 sebanyak 500 ml.
b. Memeriksa kekencangan baut
Memeriksa kekencangan baut gardan pada saat melakukan penggantian
oli.
c. Memeriksa packing
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kondisi packing
masih layak dipakai atau tidak. Bila pada packing gardan bocor maka
packing harus diganti yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Memeriksa bearing
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kondisi bearing
masih layak pakai atau tidak. Bila bearing sudah aus maka harus diganti
yang baru. Jika masih baik, lumasi bearing dengan grease.
5.3 Perawatan Sistem Kemudi Mobil Listrik
Untuk mendapatkan kinerja sistem kemudi secara maksimal dan
menghindarkan komponen sistem kemudi dari kerusakan maka diperlukan
perawatan, perawatan yang dimaksud meliputi:
a. Unit baut kemudi
Periksa meluncurnya mur pada baut kemudi, mur harus dapat
meluncur secara lembut.
Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus, retak dan cacat.
b. Poros sector
Kondisi permukaan atau alur roda gigi sektor, retak atau aus.
Kekocakan atau keausan poros sektor bagian atas roda gigi sektor
dan tutup sektor (Celah 0,05 - 0,1mm).
Kondisi alur gigi sektor yang berhubungan dengan lengan pitman,
aus atau rusak.
Periksa celah baut penyetel sektor dengan poros sektor, celah
maksimum 0,05 mm.
Gambar 5.9 Memeriksa kondisi poros sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Bantalan peluru
Periksa kondisi bantalan peluru dan jarum, macet atau cacat
d. Lengan pitman
Periksa alur gigi lengan pitman, aus atau rusak
e. Sambungan batang kemudi
Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus atau rusak
f. Periksa sil pelumas, bila bibir sil rusak atau cacat harus diganti.
g. Memeriksa kekocakan ball joint pada sambungan kemudi, bila
kekocakannya besar ball joint harus diganti.
h. Pemeriksaan dudukan lengan idler
Periksa bantalan gesek ( bush ), poros lengan idler, pegas penekan
kemungkinan retak, macet dan jika berat menggerakkannya harus
diganti.
Gambar 5.10 Pemeriksaan dudukan lengan idler
Tempat-
tempat
yang harus
diberi
pelumas
Pegas
Dudukan pegas
Poros lengan idler
Bantalan gesek ( bush )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB VI
KESIMPULAN
1. Rem yang digunakan pada mobil listrik adalah rem tromol untuk roda
depan dan belakang.
2. Gardan yang digunakan pada mobil listrik adalah gardan dari mobil listrik
marlip city car dengan panjang awal 97 cm yang kemudian diperpanjang
rumah porosnya menjadi 115 cm agar bisa terpasang pada rangka ST20.
3. Kemudi pada mobil listrik menggunakan batang kemudi dari Mitsubishi
Galant dengan penambahan cross joint dengan panjang batang 37 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Masrahmarlip, BBM naik rakyat semakin menderita, diakses dari http: //
www.masrahmarlip.blogspot.com 23 April 2010.
Smkmuhi, Modul Pemeliharaan Sistem Kemudi, diakses dari http: //
www.smkmuhi.110mb.com 6 Mei 2010.
VEDC, 2000, Casis dan Transmisi.