sistem pengindeksan pascalaras pada karya …repository.uinjambi.ac.id/2082/1/novi safitri,...

91
i SISTEM PENGINDEKSAN PASCALARAS PADA KARYA MONOGRAF DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM TEMU BALIK INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan OLEH: NOVI SAFITRI NIM: IPT150459 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    SISTEM PENGINDEKSAN PASCALARAS PADA KARYA MONOGRAF

    DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM TEMU BALIK INFORMASI

    DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    dalam Ilmu Perpustakaan

    OLEH:

    NOVI SAFITRI

    NIM: IPT150459

    JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

    FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

    seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:

    "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-

    orang yang benar!" (Al-Baqarah: 31)1

    1 Departemen Agama RI, As-Syifa Al-Quran dan Terjemahannya, (Mesir: Surabaya,

    2014)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    ” Sujud syukur ku persembahkan pada

    Allah yang maha kuasa, berkat rahmat

    detak jantung, denyut nadi, nafas, dan

    putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya

    hingga saat ini saya dapat

    mempersembahkan skripsi ku ini pada

    orang tersayang yaitu untuk kedua orang

    tua ku, Bapak Katiyo dan Ibu Yasriani

    tercinta yang tak pernah lelah

    membesarkanku dengan penuh kasih

    sayang, serta memberi dukungan, motivasi

    doa dan pengorbanan dalam hidup ini.

    Terimakasih ma’e dan pak’e”

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan

    hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga skripsi ini yaitu

    “Sistem Pengindeksan Pascalaras Pada Karya Monograf dan Dampaknya

    Terhadap Temu Balik Informasi di Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi”

    dapat terselesaikan, dan tak luput pula kita kirimkan salam dan salawat kepada

    Nabi Muhammad saw. Yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju

    kealam terang bendrang sampai sekarang ini.

    Penulisan skripsi ini merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan

    pengalaman lebih bagi penulis didalam mengetauhi dunia perpustakaan demi

    menunjang pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Serta memberikan

    manfaat bagi perpustakaan yang dilakukan penelitian serta bagi semua orang yang

    terkait.

    Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

    dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

    berbagai aktifitas yang penulis lakukan.

    2. Bapak Prof. Dr.H.Suai’di Asy’ari,MA,ph.D selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor II. Ibu Dr. Hj. Fadillah,

    M.Pd Selaku Wakil Rektor III di lingkungan Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Prof. Dr. Maisah, M. Pd.I selaku Dekan, Bapak Alfian, S. Pd., M. Ed

    selaku wakil Dekan I, Bapak Muhammad Fadhil, M. Ag selaku wakil Dekan

    II, dan Ibu Raudhoh, S. Ag., SS., M. Pd.I selaku wakil Dekan III Fakultas

    Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

  • viii

  • ix

    ABSTRACT

    Safitri, Novi. 2019.Pascalaras Indexing system on the work of monographs and

    their impact on the information retrieval system at the Adiwangsa Jambi University Library. Majoring in Library and Information Science Faculties of

    Manners and Humanities. Advisor I : Muhammad Rum, S.Ag. SS., M. Si. dan

    Advisor II : Rory Ramayanti, M. IP.

    This is discusses the Pascalaras Indexing system on the work of monographs and

    their impact on information retrieval in the library of Adiwangsa Jambi. The

    purpose of this study was to determine how the pascalaras indexing system in the

    work of monographs in the library of Adiwangsa Jambi and to find out the

    information retrieval system at the library of Adiwangsa Jambi, and to find out the

    impact of the pascalaras indexing system on the work of monographs on the

    information retrieval system at the Adiwangsa Jambi University Library. This

    research uses descriptive qualitative method with a purposive sampling

    apporoach. The results of this study indicate the level of effectiviness of

    information retrieval in the library of Adiwangsa Jambi can be said to be

    effective. This is related to the average level of recovery (recall) of 96,467% and

    the average level of precision (precision) produced by 100%. But the problem is

    the user who rerely uses OPAC. They prefer directly looking for library materials

    on the shelf or directly asking the birarians, so librarians who directly search for

    and get the desired library materials. In information retrieval using information

    retrieval system not all librarians who do not use OPAC because of lack of

    undrstanding in using it. In this library there is also a lack of coordination between

    on librarian and other librarians in the indexing process.

    Keyword: Indexing; Pascalaras; Information Retrieval; recall and precision;

    university library.

  • x

    ABSTRAK

    Safitri, Novi. 2019. Sistem Pengindeksan Pascalaras Pada Karya Monograf dan

    Dampaknya Terhadap Sistim Temu Balik Informasi di Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan

    Humaniora. Pembimbing I : Muhammad Rum, S.Ag. SS., M. Si. dan Pembimbing

    II : Rory Ramayanti, M. IP.

    Penelitian ini membahas tentang Sistem Pengindeksan Pascalaras Pada Karya

    Monograf dan Dampaknya Terhadap Sistim Temu Balik Informasi di

    Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi. Tujuan penelitian adalah untuk

    mengetahui bagaimana sistem pengindeksan pascalaras pada karya monograf di

    Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi dan untuk mengetahui sistim temu

    balik informasi di Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi serta untuk

    mengetahui dampak sistem pengindeksan pascalaras pada karya monograf

    terhadap sistim temu balik informasi di perpustakaan Universitas Adiwangsa

    Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan

    pendekatan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat

    efektifitas temu balik di Universitas Adiwangsa Jambi sudah bisa dikatakan

    efektif. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat perolehan (recall) sebesar 96,467%

    dan rata-rata tingkat ketepetan (precision) yang dihasilkan sebesar 100%.Tetapi

    kendalanya adalah pemustaka yang jarang menggunakan OPAC. Mereka lebih

    memilih langsung mencari bahan pustaka ke rak ataupun langsung bertanya

    kepada pustakawan, sehingga pustakawan yang secara langsung mencari dan

    mengambilkan bahan pustaka yang diinginkan. Dalam penelusuran informasi

    menggunakan sistim temu balik informasi tidak semua pustakawan

    menggunakannya, ada sebagian pustakawan yang tidak menggunakan OPAC

    karena ketidakpahamannya dalam menggunakannya. Di perpustakaan ini juga

    kurangnya koordinasi antara satu pustakawan dengan pustakawan yang lain dalam

    proses pengindeksan.

    Kata Kunci: Pengindeksan; Pascalaras; Temu balik Informasi; Recall dan

    Precision; Perpustakaan Universitas Tinggi.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    NOTA DINAS ........................................................................................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................ iii

    MOTTO .................................................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ..................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

    ABSTRACT .............................................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Kerangka Teori ......................................................................................... 6

    1. Pengindeksan Pascalaras ................................................................... 6

    2. Karya Monograf ................................................................................ 9

    3. Pengertian Temu Balik Informasi ..................................................... 11

    4. Sistem Temu Balik Informasi ............................................................ 12

    5. Efektivitas Sistem Temu Balik Informasi ......................................... 17

    6. Perpustakaan Perguruan Tinggi ......................................................... 20

    B. Studi Relevan ............................................................................................ 23

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................ 29

  • xii

    B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 29

    C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 29

    D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 30

    E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 31

    F. Analisis Data ............................................................................................. 32

    G. Pengecekan Keabsahan Temuan .............................................................. 34

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum ......................................................................................... 36

    1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi ........ 38

    2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi .................. 36

    3. Tata tertib dan prosedur layanan Perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi ................................................................................. 40

    4. Jenis koleksi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi .................. 43

    5. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi ....... 46

    B. Temuan Khusus ........................................................................................ 46

    1. Sistem Pengindeksan Pascalaras Pada Karya Monograf di

    Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi ....................................... 46

    2. Sistim Temu Balik informasi di Universitas Adiwangsa Jambi .......... 52

    3. Dampak sistem pengindeksan pascalaras pada karya monograf

    terhadap sistim temu balik informasi di Perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi ................................................................................. 55

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 63

    B. Saran ......................................................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Matriks recal dan precision ................................................................. 18

    Tabel 2.2 Studi Relevan ....................................................................................... 22

    Tabel 4.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi ................. 41

    Tabel 4.2 Koleksi yang ditelusur ......................................................................... 54

    Tabel 4.3 Hasil Penelususran ............................................................................... 55

    Tabel 4.4 Matriks recal dan pecision ................................................................... 57

    Tabel 4.5 Analisis Hasil Penelusuran ................................................................... 57

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi .... 43

    Gambar 4.2 Sampul Buku .................................................................................... 47

    Gambar 4.3 Daftar isi ........................................................................................... 47

    Gambar 4.4 Daftar Pustaka .................................................................................. 48

    Gambar 4.5 Pengantar .......................................................................................... 48

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perpustakaan merupakan penyedia informasi bagi pemustaka. Selain

    sebagai penyedia informasi, perpustakaan juga bertugas melayani setiap

    pemustaka yang berkunjung. Perpustakaan pastinya mengetahui bahwa setiap

    pemustaka yang dilayani membutuhkan informasi yang berbeda-beda untuk

    itu sebagai penyedia informasi perpustakaan harus memiliki informasi yang

    beragam. Setiap perpustakaan atau pusat dokumentasi dilengkapi dengan

    seperangkat alat bantu untuk memudahkan pengguna dalam mencari

    dokumen atau koleksi pustaka yang dibutuhkan. Sarana temu balik informasi

    sangat menentukan keberhasilan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi

    kebutuhan informasi pengguna.

    Bahasa yang digunakan dalam sarana temu kembali bukan bahasa

    yang digunakan secara umum, tetapi yang dimodifikasi, baik kosakata

    maupun sintaksisnya, sehingga tercipta bahasa yang terkendali yaitu bahasa

    indeks.2 Bahasa indeks adalah suatu bahasa artifisial karena ia tidak timbul

    dan tumbuh dengan spontan seperti bahasa alamiah, tetapi khusus diciptakan

    untuk tujuan tertentu dan dikembangkan secara terarah. Terdapat dua jenis

    bahasa indeks yaitu bahasa indeks non-verbal : Skema (bagan) klasifikasi

    (classification scheme) dan bahasa indeks verbal: daftar tajuk subyek (list of

    subject heading) dan tesaurus.3

    Indeks menurut Sulistyo-Basuki adalah nama, subjek, kata kunci atau

    topik lain yang disusun menurut urutan tertentu untuk memudahkan proses

    temu kembali dokumen/informasi. Berdasarkan pengertian tersebut, pusat

    dokumentasi telah menyimpan dan mengolah dokumen kemudian berupaya

    menemukan kembali dokumen atau dapat disebut sebagai kegiatan

    2 Vivit Wardah Rufaidah. “Pralaras (Precoordination) vs Pascalaras (Postcoordination)

    Dalam Tajuk Subjek dan Katalog Sebagai Titik Akses)” Jurnal Perpustakaan Pertanian

    (2009).vol.18, No.2.hlm.50 3 IUA/DOI/pengindeksan dan bahasa indeks. hlm. 1

  • 2

    pegindeksan.4 Pengindeksan merupakan salah satu bentuk kegiatan

    kepustakawanan (librarianship) yang harus dilakukan oleh para pustakawan

    khususnya pada pustakawan tingkat ahli di lingkungan pusat dokumentasi dan

    informasi (pusdokinfo). Tujuan dilakukan pengindeksan adalah untuk

    memberikan kemudahan bagi pemustaka (user) dalam proses temu balik

    (retrive) informasi. Evan menyebutkan bahwa pengindeksan pada karya

    monograf sesungguhnya lebih mudah dilakukan jika sesuai dengan proses

    atau langkah-langkah pengindeksan yang telah diatur bersama pada

    pustakawan.5

    Sistem pascalaras (Post-coordinate indexing) adalah sistem koordinasi

    atau penggabungan istilah indeks pada tahap penelusuran dengan

    menggunakan istilah tunggal, sehingga dalam tahap pengindeksan atau

    pemasukan, istilah-istilah indeks dibiarkan berdiri sendiri. Selanjutnya,

    penelusur menggabungkan istilah indeks sesuai dengan kebutuhan dengan

    memperluas atau mempersempit strategi penelusuran menggunakan operator

    logika Boole (Boolean Logic) seperti AND, OR, dan NOT yang dimungkinkan

    penggunaannya dengan bantuan komputer (Online Public Access Catalogue,

    OPAC).6 Skema klasifikasi dan daftar tajuk subjek merupakan indeks

    konvensional yang biasa digunakan dalam sistem pralaras, sedangkan

    tesaurus terutama digunakan dalam sistem pascalaras.7 Istilah thesaurus

    berasal dari bahasa Yunani dan berarti tempat penyimpanan harta benda atau

    kekayaan. Dalam bahasa Inggris kata ini kemudian mendapat arti “Jexion” or

    “treasury of words”. Dalam Shorter Oxford English Dictionary tahun 1736

    untuk pertama kali tercatat penggunaan kata thesaurus dengan makna

    4 Feby Ayu dan Desriyeni. “Pembuatan Indeks Tugas Akhir Mahasiswa D4 Dari Tahun

    2013-2017 di Perpustakaan Politeknik Negeri Padang” Jurnal Informasi Perpustakaan dan

    Kearsipan (2017).vol.5, No.1, Seri C. hlm.232 5 Khatimah Harys. “Dampak Sistim Penentuan Kosa Kata Indeks pada Karya Monograf

    Terhadap Temu Balik Informasi Pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Jambi” jurnal

    Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2017).vol.1, hlm.2 6 Vivit Wardah Rufaidah. “Pralaras (Precoordination) vs Pascalaras (Postcoordination)

    Dalam Tajuk Subjek dan Katalog Sebagai Titik Akses)” Jurnal Perpustakaan Pertanian

    (2009).vol.18, No.2.hlm.51-53 7 Vivit Wardah Rufaidah. “Pralaras (Precoordination) vs Pascalaras (Postcoordination)

    Dalam Tajuk Subjek dan Katalog Sebagai Titik Akses)” Jurnal Perpustakaan Pertanian

    (2009).vol.18, No.2.hlm.51

  • 3

    khazanah pengetahuan, seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya. Kamus

    Amerika Webster’s mendefinisikan thesaurus sebagai suatu “buku berisi kata

    atau informasi mengenai bidang subyek tertentu atau suatu kelompok konsep,

    seperti kamus sinonim”.8

    Perkembangan yang telah terjadi dalam bidang pengindeksan subyek.

    Metode pengindeksan konsep dan pralaras dan sarana yang dulu lazim

    digunakan, metode dan sarana yang lebih mutakhir. Semua metode dan

    sarana tersebut hingga kini masih dipakai, termasuk yang lama. Pilihan

    metode dan sarana tergantung dari situasi dan kondisi lembaga informasi atau

    perpustakaan, dan fungsi serta format indeks yang sedang dibuat. Indeks yang

    tercetak misalnya, masih tetap meggunakan pengindeksan pra-koordinasi

    dengan kosa kata terkendali seperti tajuk subyek atau deskriptor (istilah

    indeks) dari tesaurus. Katalog subyek OPAC pada umumnya menerapkan

    pengindeksan konsep dengan kosa kata terkendali. Tapi ada pula OPAC yang

    menerapkan kedua-duanya, yaitu pengindeksan konsep maupun kata

    (keywords).9

    Untuk perpustakaan yang ruang lingkupnya kecil terkadang

    pustakawan juga menggunakan daftar tajuk subjek dalam melakukan

    pengindeksan pascalaras, karena membuat tesaurus baru bukanlah pekerjaan

    yang mudah. Untuk penyusunan tesaurus diperlukan staf yang mempunyai

    pengetahuan yang sesuai dan pengalaman yang memadai. Waktu dan biaya

    yang akan habis juga merupakan kendala. Tajuk subjek biasanya

    dicantumkan pada bagian awal entri katalog yang disusun dalam katalog

    subyek berabjad, baik dalam bentuk kartu, bentuk buku, bentuk mikro,

    maupun OPAC.10

    Dalam hal ini peneliti menjadikan perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi sebagai tempat penelitian. Perpustakaan Universitas

    Adiwangasa Jambi dikelola oleh 2 orang, terdiri dari 1 kepala perpustakaan

    8 IUA/KKI/Tesaurus1/07/09/97/.hlm.1

    9 Agnes Martines. “Pengindeksan subyek buku pada Perpustakaan Universitas Sumatra Utara”. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatra Utara. 2017.

    10 IUA/KKI/Tesaurus 1

  • 4

    dan 1 pustakawan. Jumlah judul koleksi monograf 561 dan jumlah exemplar

    1989. Dalam tahap pengindeksan perpustakaan ini menggunakan metode

    klasifikasi DDC. Perpustakaan ini sudah menerapkan sistem automasi yaitu

    menggunakan aplikasi Inlislite versi 3.1, dengan tujuan untuk meningkatkan

    kualitas pelayanan dengan motto selalau memberikan pelayanan prima.11

    Berdasarkan hasil observasi Di perpustakaan Universitas Adiwangsa

    Jambi, pemanfaatan OPAC sebagai media temu balik informasi oleh

    pemustaka dihadapkan dengan beberapa masalah yaitu cara pustakwan dalam

    mengindeks, kurangnya pustakawan dan ketidakpahaman sebagian pemustaka

    dalam menelusur lewat OPAC, padahal media-media temu balik informasi

    telah disediakan oleh pihak perpustakaa, sehingga pengguna Perpustakaan

    Universitas Adiwangsa Jambi menjadi kesulitan dalam menemukan informasi

    yang diinginkannya, seperti pencarian informasi menggunakan media OPAC.

    Masalah ini terkadang terjadi dikalangan pengguna perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi dan hal itu menjadi salah satu penyebab pengguna

    perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi jarang untuk melakukan

    pencarian informasi menggunakan OPAC dan sering mencari informasi

    langsung ke rak atau langsung bertanya pada pustakawan dari pada menelusur

    informasi menggunakan OPAC kurang efektif dan efesien.

    Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti mengambil judul

    “Sistem Pengindeksan pascalaras pada karya monograf dan dampaknya

    terhadap sistem temu balik Informasi di Perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil

    rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana sistem pengindeksan pascalaras pada karya monograf di

    Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi?

    2. Bagaimana sistem temu balik informasi di Perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi?

    11 Dokumen Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi

  • 5

    3. Apa dampak sistem pengindeksan pascalaras pada karya monograf

    terhadap sistem temu balik informasi di Perpustakaan A diwangsa

    Jambi ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis menentukan tujuan dari

    penelitian ini yaitu:

    1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengindeksan pascalaras pada

    karya monograf di Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi.

    2. Untuk mengetahui sistim temu balik informasi di Perpustakaan

    Universitas Adiwangsa Jambi.

    3. Untuk mengetahui dampak sistem pengindeksan pascalaras pada karya

    monograf terhadap sistim temu balik informasi di Perpustakaan

    Adiwangsa Jambi.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Menambah referensi ilmu tentang sistem pengindeksan pascalaras

    sebagai sistim temu balik informasi

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi pihak perpustakaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

    pihak perpustakaan untuk menjadikan sistem pengindeksan pascalaras

    sebagai salah satu alternatif untuk sarana temu balik informasi.

    b. Bagi peneliti

    Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat

    dijadikan bekal ketika terjun langsung kelapangan.

    UserTypewriterA. Sejarah Berdirinya Desa Pasar Singkut

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kerangka Teori

    1. Pengindeksan Pascalaras

    Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, diikuti ilmu

    informasi memunculkan konsep baru dalam pengelolaan perpustakaan,

    yaitu perpustakaan digital. Perpustakaan berdasarkan konsep baru ini

    sangat mengandalkan berbagai alat, sumber informasi, fasilitas

    komunikasi, dan kompetensi yang bersifat digital. Internet dan informasi

    elektronok menawarkan berbagai informasi baru dan sekaligus

    melengkapi sumber informasi tradisional yang ada. Pencarian informasi

    dapat dilakukan lebih cepat dengan memanfaatkan fasilitas mesin pencari.

    Di perpustakaan memiliki banyak koleksi karya monograf yang

    mana memiliki judul yang banyak sehingga harus memiliki sarana temu

    balik informasi seperti indeks untuk memudahkan pengguna dalam

    mencari koleksi dan informasi. Umumnya indeks diketahui sebagai daftar

    istilah yang menyertakan halaman istilah tersebut berada. Indeks berasal

    dari bahasa latin indicare yang artinya menunjuk. Indeks memberi

    petunjuk tentang karya tulis yang telah diterbitkan mengenai subjek

    tertentu, baik dalam bentuk majalah atau dalam bentuk dokumen lain.

    Menurut Lasa Indeks sebagai daftar kata atau istilah disusun alfabetis dan

    biasanya terletak dibagian akhir atau suatu buku, berupa nama orang,

    subjek, dan sebagainya. Selain itu Suwarno juga memberi definisi dari

    indeks adalah daftar berisi petunjuk, lebih tepatnya indeks merupakan

    daftar yang sistematis, mengandung istilah atau frasa (yang menyatakan

    nama pengarang, judul, konsep, dan sebagainya) yang dilengkap petunjuk

    ke isi, atau ke lokasi di mana istilah atau frasa tersebut ditemukan.12

    12 Iin Fridayani Veronika Purba, Malta Nelisa. “Pembuatan Indeks beranotasi jurnal

    ilmiah bidang humaniora di Perpustakaan Kopertis wilayah X” Jurnal ilmu informasi

    perpustakaan dan kearsipan (september 2012). vol.1, no.1, seri A.hlm.1-2

  • 7

    Kosa kata indeks adalah kosa kata yang terdiri dari satu atau kata

    lebih dari dokumen (monograf atau terbitan berseri). Kosa kata indeks

    sering kali disebut sebagai bahasa indeks (controlled vocabulary) yakni

    sekelompok istilah terbatas yang harus digunakan untuk mewakili subyek

    dokumen dalam suatu sistim temu balik informasi. Salah satu bentuk

    kegiatan indeks adalah pengindeksan. Pengindeksan merupakan salah satu

    bentuk kegiatan kepustakawanan (librarianship) yang harus dilakukan

    oleh para pustakawan khususnya pada pustakawan tingkat ahli di

    lingkungan pusat dokumentasi dan informasi (pusdokinfo). Pengindeksan

    merupakan kegiatan pendeskripsian isi dokumen dengan memilih istilah

    yang aling tepat sehingga mewakili isi dokumen. Pengindeksan subyek

    merupakan bagian dari proses pengolahan dokumen/bahan pustaka di

    perpustakaan. Pengindeksan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat

    wakil dokumen yang relevan dengan suatu permintaan.13

    Indeks dihasilkan dari langkah kerja yang sistematis, seperti yang

    diungkapkan Sulistyo-Basuki pelaksanaan pengindeksan mencakup

    langkah-langkah seperti: a. pengamatan awal terhadap dokumen atau

    koleksi, b. menentukan subjek utama, c. Menentukan elemen yang

    dideskripsikan dan istilah berkaitan, d. Memastikan relevansi istilah-

    istilah tersebut, e. Mengubah istilah dari bahasa sehari-hari ke bahasa

    dokumenter atau bahasa pengindeksan, f. Memastikan relevansi deskripsi,

    g. Pengaturan deskripsi sesuai dengan ketentuan formal yang digunakan

    oleh sistem informasi bersangkutan.14

    Materi pustaka harus dikelola sesuai perkembangan teknologi

    tersebut agar dapat diidentifikasi dengan cepat dan tepat untuk memenuhi

    permintaan pengguna. Pengorganisasian materi informasi meliputi

    katalogisasi/klasifikasi dan pengindeksan subjek. Sistem pascalaras

    13 Khatimah Harys. “Dampak Sistim Penentuan Kosa Kata Indeks pada Karya Monograf

    Terhadap Temu Balik Informasi Pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Jambi” jurnal

    Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2017).vol.1, hlm.3 14

    Iin Fridayani Veronika Purba, Malta Nelisa. “Pembuatan Indeks beranotasi jurnal

    ilmiah bidang humaniora di Perpustakaan Kopertis wilayah X” Jurnal ilmu informasi

    perpustakaan dan kearsipan (september 2012). vol.1, no.1, seri A.hlm.1-3

  • 8

    adalah sistem koordinasi atau penggabungan istilah indeks pada tahap

    penelusuran dengan menggunakan istilah tunggal, sehingga dalam tahap

    pengindeksan atau pemasukan, istilah-istilah indeks dibiarkan berdiri

    sendiri. selanjutnya, penelusuran menggabungkan istilah indeks sesuai

    dengan kebutuhan dengan memperluas atau mempersempit strategi

    penelusuran menggunakan operator logika Boole (Boolean logic) seperti

    AND, OR, dan NOT yang dimungkinkan penggunannya dengan bantuan

    komputer (Online Public Access Catalogue, OPAC).

    Keuntungan sistem pascalaras adalah: (1) tidak menggunakan

    urutan sitasi, cepat dan murah; (2) pencarian tidak memperhatikan istilah

    dan subjek suatu dokumen, sehingga tiap istilah bisa menjadi titik temu;

    dan (3) jumlah tajuk lebih sedikit karena hanya menggunakan istilah

    indeks yang menyatakan konsep tunggal (foci). Kekurangan pascalaras

    adalah: (1) entri tidak spesifik, banyak dokumen yang dapat terakses

    lewat istilah tertentu, padahal isi dokumen yang dikehendaki lebih khusus

    daripada makna atau cakupan istilah indeks; dan (2) tidak dapat

    digunakan untuk mengatur penyimpanan bahan informasi dalam koleksi

    perpustakaan. Pascalaras memiliki kelemahan: a. Entri tidak bersifat

    spesifik. b. Jumlah entri (perolehan) sangat banyak). Pada sistim

    pascalaras istilah indeks maksimal hanya 45.

    Dengan demikian dalam sistim pascalaras: (1) tajuk (istilah indeks)

    relatif sedikit, tetapi dibawah satu istilah mungkin diindeks sejumlah

    besar dokumen; (2) dibawah istilah indeks tidak ditemukan entri, tetapi

    ditemukan nomor identifikasi dokumen tersebut; dan (3) untuk

    mendapatkan wakil dokumen yang berisi data bibliografi lengkap,

    penelusur harus mencarinya dalam jajaran lain, yaitu jajaran entri yang

    disusun menurut nomor identifikasi atau nomor induk dokumen. Untuk

    mendapatkan dokumen bersubjek majemuk, penelusur mengabungkan

    konsep tunggal (foci yang relevan)pada saat penelusuran. Sebelum era

    komputer, sistem pascalaras menggunakan beberapa metode seperti

    Uniterm Cards(Mortimer Taube), Peek-a-boo (H.W. Batten), dan

  • 9

    EdgeNotched Cards. Sistem pengindeksan pascalaras berkembang dengan

    baik dengan adanya komputer. Komputer dengan cepat dapat

    membandingkan sejumlah besar istilah indeks dan nomor dokumen untuk

    memilih istilah yang memenuhi kriteria penelusuran. Sistem berbantuan

    komputer yang baik harus memungkinkan pengembangan strategi

    penelusuran dengan operasi Boolean AND, OR, dan NOT.

    Pada sistem pascalaras, untuk mengoptimalkan fungsinya

    diperlukan infrastruktur yang memadai, seperti komputer dan perangkat

    lunak. Dengan adanya fasilitas internet, penelusuran tingkat lanjut

    (advancesearch) dioptimalkan antara lain dengan operasi Boolean (AND,

    OR, NOT) dan String. Untuk memperluas displai indeks pralaras perlu

    dimasukkan pula unsurunsur indeks web seperti .com, .edu, .gov, dan

    .org, sehingga indeks dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.15

    2. Karya Monograf

    Monograf adalah sebutan lain untuk buku, dan digunakan untuk

    membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi

    satu topik atau sejumlah topik (subjek) yang berkaitan, dan biasanya

    ditulis oleh satu orang. Selain itu, monograf merupakan terbitan tunggal

    yang selesai dalam satu jilid dan tidak berkelanjutan.

    Dalam ilmu perpustakaan, definisi monograf adalah terbitan yang

    bukan terbitan berseri yang lengkap dalam satu volume atau sejumlah

    volume yang sudah ditentukan sebelumnya. Monograf berbeda dengan

    terbitan berseri seperti majalah, jurnal, atau surat kabar.

    Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun

    perpustakaan. Pengertian buku adalah terbitan yang membahas informasi

    tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak

    termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga

    tertentu, serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi yang

    dikandungnya(pengarang).

    15

    Vivit Wardah Rufaidah. “Pralaras (Precoordination) vs Pascalaras (Postcoordination)

    Dalam Tajuk Subjek dan Katalog Sebagai Titik Akses)” Jurnal Perpustakaan Pertanian

    (2009).vol.18, No.2.hlm.52-53

  • 10

    Bahan pustaka yang termasuk monograf ialah:

    a. Buku Teks atau Buku Pelajaran

    Buku teks adalah buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang

    ditulis berdasarkan sistematika dan organisasi tertentu sehingga

    memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru maupun murid.

    b. Buku Teks Pelengkap

    Buku-buku yang masih terbilang kedalam jenis buu teks, namun

    berfungsi sebagai penunjang pelajaran atau penunjang buku-buku

    teks. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan kepada

    kurikulum di sekolah.

    c. Buku Penunjang

    Buku pelajaran penunjang adalah buku yang sifatnya sebagai

    penunjang atau pelengkap dari buku pelajaran pokok yang digunakan

    oleh guru dan siswa.

    d. Buku Referensi atau Rujukan

    Koleksi referensi sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang

    membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Isi

    buku referens tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat

    informasi tertentu saja seperti arti kata, seperti kamus, ensiklopedi,

    buku tahunan, buku pedoman atau buku petunjuk, direktori, almanak,

    bibliografi, abstrak, dokumen pemerintah.

    e. Buku Fiksi

    Buku fiksi adalah buku cerita seseorang pengarang berdasarkan

    khayalan. Walaupun pengarang terkadang memakai fakta sebagai

    bahan karangannya, karya itu tidak dapat dianggap sebagai

    karyabukan hasil khayalan, seperti novel dan cerpen. Koleksi

    monograf dapat dibedakan sebagai berikut:

    a. Isinya membuat satu pokok permasalahannya, kalaupun terdiri dari

    beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua

    makalah berhubungan dengan tema pokok dari permasalahan tersebut.

    b. Berjilid.

  • 11

    c. Mempunyai halaman judul.

    d. Terdaftar daftar isi.

    e. Teks yang dibagi-bagi dalam bab.

    f. Terdaftar lembaran pendahuluan dan atau pengantar.

    g. Terbit dalam satu jilid atau beberapa voume dengan bentuk jilid sama.

    h. Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book Number).

    Monograf mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Monograf seri, memiliki ciri umum seperti monograf, tetapi

    disamping itu mempunyai judul seri yang tetap dan memiliki nomor

    seri yang berkesinambungan selain ISBN, pada monograf seri sering

    memiliki juga ISSN (International Standard Serial Number).

    b. Monograf Analitik memiliki ciri umum seperti monograf, tetapi isinya

    baik seluruh maupun sebagian terdiri dari sekumpulan makalah yang

    berdiri sendiri, namun satu sama lain saling berkaitan dalam satu

    subjek, memiliki ISBN.

    c. Monograf Analitik berseri memiliki ciri umum seperti monograf

    analitik dan monograf seri. Pada monograf analitik berseri terdapat

    judul seri yang tetap disertai nomor seri yang berkesinambungan,

    biasanya ada ISBN dan ISSN, ada kalanya juga hanya memiliki

    ISBN.16

    3. Pengertian Temu Balik Informasi

    Temu balik informasi merupakan keseragaman dari operasi

    berurutan yang dilakukan untuk menentukan lokasi informasi yang

    diperlukan atau dokumen yang berisi informasi tersebut, disusul dengan

    penyediaan dokumen atau kopinya dan dihasilkan oleh sarana sistem temu

    balik informasi.17

    Purwono menjelaskan tentang definisi dari temu balik

    informasi (Information retrieval) adalah suatu proses yang melibatkan

    16

    Jamila,Evaluasi Keterpakaian koleksi monograf di perpustakaan Madrasah Aliyah

    Negeri Insan Cendekia Muaro Jambi. 2017. Hlm. 13-16. 17 Titan Violeta. “Pengaruh Sistem temu kembali informasiterhadap pemanfaatan koleksi

    oleh pemustaka di perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara” Jurnal Ilmu Perpustakaan (2013).

    volume 2, nomor3

  • 12

    upaya untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan

    pemakai. Sementara itu Houghton dalam Purwono menjelaskan bahwa

    pada prinsipnya dalam temu balik informasi adalah penelusuran yang

    merupakan interaksi antara user dan sistem dan pernyataan kebutuhan

    pengguna diekspresikan sebagai suatu istilah tertentu. Selanjutnya

    dinyatakan bahwa komponen fundamental dari sistem temu balik

    informasi adalah penyimpanan (storage), dan proses temu kembali

    (retrieval).18

    Lancaster dalam Hardi menyatakan bahwa “temu kembali

    informasi sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan

    istilah luas untuk mengidentifikasi dokumen yang berhubungan dengan

    subjek tertentu”. Artinya dalam proses penemuan informasi perlu

    digunakan istilah-istilah tertentu.19

    4. Sistem Temu Balik Informasi

    Penerapan teknologi informasi di perpustakaan sekarang ini,

    merupakan bentuk wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini

    mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan

    mulai menerapkan teknologi informasi dalam aktivitasnya keseharian.

    Oleh karena itu, agar perpustakaan menjadi lebih maju, perpustakaan

    harus tetap memperhatikan kebutuhan penggunanya yaitu dengan

    menghadirkan sebuah perombakan pada perpustakaan yang dulunya

    mengguanakan sistem secara manual berubah menjadi perpustakaan yang

    berbasiskan sistem automasi (komputer).20

    Sebagai pusat dan penyedia informasi, perpustakaan diharapkan

    dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Serta menyediakan

    dan memberikan informasi dengan mudah, cepat dan tepat. Kemudian

    18 Titan Violeta. “Pengaruh Sistem temu kembali informasiterhadap pemanfaatan koleksi

    oleh pemustaka di perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara” Jurnal Ilmu Perpustakaan (2013).

    volume 2, nomor 3 19 Sudia Ajjronisa. “Sistem temu balik informasi menggunakan google scholer” UPT

    Perpustakaan UNP, 2016.hlm 2 20

    Titan Violeta. “Pengaruh Sistem temu kembali informasiterhadap pemanfaatan koleksi

    oleh pemustaka di perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara” Jurnal Ilmu Perpustakaan (2013).

    volume 2, nomor 3

  • 13

    diciptakan sebuah sistem telusur informasi berupa katalog online atau

    yang sering disebut dngan online public access catalog (OPAC).

    Pembuatan sistem temu kembali informasi sudah ada sejak tahun

    1908 oleh United Kingdom dan United State dimulai dengan pembuatan

    kode katalog yang kemudian menghasilkan Anglo-America Catalog Rule

    (AACR). Sedangkan alat temu kembali online public access catalog

    (OPAC) sendiri sudah ada sejak tahun 1970. Sejak pertama kali

    diciptakan, pembuatan sistem temu kembali informasi telah mengalami

    proses perubahan sesuai perkembangan zaman. Perubahan sistem temu

    kembali informasi pada era saat ini terlihat dari semakin beragam

    pedoman dalam pembuatan kode katalog. Seperti DDC sebagai penentu

    nomor klasifikasi, pengguna LCSH, search list dan lain sebagainya

    sebagai penentu tajuk subjek, dan pedoman-pedoman lainnya yang masuk

    pada sistem temu kembali informasi. OPAC merupakan bentuk dari

    sistem temu kembali informasi yang digunakan pengguna untuk

    menentukan informasi yang relevan pada sistem information retrieval

    (IR). 21

    Sebuah sitem temu balik informasi pada umumnya dibentuk oleh

    bahasa temu balik informasi dan kriteria pencocokan yang dirancang

    untuk penelusuran informasi pada koleksi informasi tertentu. Sistem temu

    balik informasi diwujudkan dengan sarana fasilitas teknis tertentu seperti

    katalog, tesaurus, komputer dan sebagainya. Sistem temu balik informasi

    didesain untuk menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan

    masyarakat pengguna.22

    Sistem temu balik informasi merupakan kegiatan yang bertujuan

    untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai

    jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai.

    21 Nisa Putri Lestari, Uji Recall and Precision Sistem Temu Kembali Informasi OPAC

    Perpustakan ITS Surabaya. Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas

    Airlangga.hlm.1-2 22

    Wahyuddin, Pemanfaatan sistem temu balik informasi di Dinas Perpustakaan dan

    Kearsipan Kabupaten Barru. Fakultas adab dan humaniora Uin Alauddin Makassar. 2017.hlm.9

  • 14

    Ada beberapa fungsi utama sistem temu balik informasi seperti

    yang dinyatakan Chowdhury, bahwa ada tujuh fungsi utama sistem temu

    balik informasi yang antara lain adalah:

    a. To identify the information (sources) relevant to the areas of interest

    of the target users comunity;

    b. To analyse the contents of the sources (documents);

    c. To represent the contens of the analysed sources in a way that will be

    suitable for matching users queriesw;

    d. To analyse users queries and to represent them in aform that will be

    suitable for matching with the database;

    e. To match the search statement with the stored database;

    f. To retrieve the information that is relevant, and

    g. To make necssary adjustments in the system based on feedback from

    the usesr.

    Pernyataan diatas diartikan sebagai berikut:

    a. Untuk mengidentifikasi informasi (sumber informasi) yang relevan

    dengan bidang-bidang yang sesuai dengan minat dan tujuan komunitas

    pemakai;

    b. Untuk menganalisis isi dari sumber informasi (dokumen)

    c. Untuk mempresentasikan isi dan sumber informasi yang telah

    dianalisis dengan cara yang sesuai untuk kemudian menyesuaikannya

    dengan permintaan pemakai;

    d. Untuk menganalisis permintaan-permintaan pemakai dan

    mempresentasikannya kedalam bentuk yang disesuaikan, untuk

    disesuaikan dengan database;

    e. Untuk menyesuaikan pernyataan penelusuran dengan database;

    f. Untuk menemukaninformasi yang relevan;

    g. Untuk membuat penyesuaian kebutuhan pada dasar sistem arus balik

    dari pemakai.23

    23

    Sudia Ajjronisa. “Sistem temu balik informasi menggunakan google scholer” UPT

    Perpustakaan UNP, 2016.hlm.2-3

  • 15

    Sistem temu balik infomasi bertujuan menghasilkan dokumen yang

    paling relevan berdasarkan keyword pada query yang diberikan pengguna.

    Sistem temu balik informasi ini digunakan untuk mengurangi informasi

    yang terlalu banyak sehingga sulit untuk dikelola.24

    Tague-Sutcliffe dalam Hasugian menyatakan bahwa tujuan utama

    sistem temu balik informasi adalah untuk menemukan dokumen yang

    sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan efesien,

    sehingga dapat memberikan kepuasan baginya.

    Dari uraian diatas disimpulkan bahwa sistem temu balik informasi

    merupakan proses pencarian kembali informasi sesuai dengan kebutuhan

    pencari informasi. Dalam proses perolehan informasi pencari

    merumuskan pertanyaan (query) atau menggunakan istilah-istilah

    berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

    a. Komponen Sistem Temu Balik Informasi

    Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen

    yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Chowdury dalam

    Zaenab ”Pada intinya dalam sistem temu balik informasi terdapat tiga

    komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1) kumpulan

    dokumen; (2) kebutuhan informasi pengguna, dan (3) proses

    pencocokan (matching) antara keduanya”

    Pernyataan yang sama juga diuraikan Hasibun dalam Hasugian

    bahwa “ Secara garis besar komponen sistem temu balik informasi

    terdiri dari pemekai (user), dokumen, dan matcher-machine”.

    Adapun komponen-komponen sistem temu balik informasi

    menurut Hasugian antara lain, (1) pengguana; (2) Query; (3)

    Dokumen; (4) Indeks Dokumen dan (5) Pencocokan/Matcher

    Function.

    24

    Meisya Fitri.”Perancangan sistem temu balik informasi dengan metode pembobotan

    kombinasi TF-IDF untuk pencarian dokumen berbahasa indonesia”, Program studi teknik

    informatika jurusan teknik elektro fakultas teknik universitas Tanjungpura

  • 16

    1) Pengguna

    Pengguna STBI adalah orang yang menggunakan atau

    memanfaatkan STBI dalam rangka kegiatan pengelolaan dan

    pencarian informasi. Berdasarkan perannya, pengguna STBI

    dibedakan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna (user) dan

    pengguna akhir (end user).

    2) Query

    Query adalah format bahasa permintaan yang di input

    (dimasukan) oleh pengguna kedalam STBI. Dalam interface

    (antar muka) STBI selalu disediakan kolom/ruas sebagai tempat

    bagi pengguna untuk mengetikkan (menuliskan) query nya.

    3) Dokumen

    Dokumen adalah istilah yang digunakan untuk seluruh

    bahan pustaka, apakah itu artikel, buku, laporan penelitian dsb.

    Seluruh bahan pustaka dapat disebut sebagai dokumen.

    4) Indeks dokumen

    Indeks adalah daftar istilah atau kata (list of terms).

    Dokumen yang dimasukkan/disimpan dalam database dapat

    diwakili oleh indeks, indeks itu disebut indeks dokumen.

    5) Pencocokan (Matcher Function)

    Pencocokan istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna

    dengan indeks dokumen yang tersimpan dalam database adalah

    dilakukan oleh mesin komputer. Komputerlah yang melakukan

    proses pencocokan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai

    dengan kecepatan memory dan procesing yang dimiliki oleh

    komputer itu.

    Dalam beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa sistem

    temu balik informasi memiliki komponen-komponen penyusun

    yang paling sedikit terdiri tiga bagian yaitu dokumen, pencari

    informasi dan proses pencocokan atau penghubung antara

    dokumen dan pencari informasi. Dan lebih rincinya sistem temu

  • 17

    balik informasi terdiri atas lima komponen yaitu pengguna, query,

    dokumen, indeks dokumen, dan pencocokan.25

    5. Efektivitas Sistem Temu Kembali Informasi

    a. Pengertian Efektivitas Sistem Temu Kembali Informasi

    Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dengan

    memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai

    tujuan. Dalam memanfaatkan efektivitas temu kembali informasi,

    harus digunakan parameter untuk mengevaluasi agar hasil yang

    diberikan sistem sesuai dengan permintaan pengguna. Evaluasi

    dilakukan untuk menjelaskan bagaimana sistem beroperasi atau untuk

    mengetahui mengapa sistem berfungsi pada tingkat efisiensi tertentu.

    Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih

    dikaitkan dengan hasil kerja. Menurut pendapat lain efektivitas sistem

    temu balik informasi adalah kemampuan dari sistem itu untuk

    memanggil berbagai dokumen dari suatu database sesuai dengan

    permintaan pengguna.26

    Lancaster menyatakan bahwa efektivitas dari suatu sistem temu

    kembali informasi adalah kemampuan dari sistem untuk memanggil

    berbagai dokumen dari suatu basis data sesuai dengan permintaan

    pengguna.27

    Pengukuran efektivitas suatu sistem temu kembali dapat

    dilakukan dengan perhitungan terhadap nilai perolehan (recall), nilai

    ketepatan (precision), dan jatuhan semu (fallout). Namun, diantara

    metode tersebut, perhitungan ketepatan merupakan cara yang paling

    umum digunakan.28

    25 Sudia Ajjronisa. “Sistem temu balik informasi menggunakan google scholer” UPT

    Perpustakaan UNP, 2016.hlm.3-4 26 Wahyuddin, Pemanfaatan sistem temu balik informasi di Dinas Perpustakaan dan

    Kearsipan Kabupaten Barru. Fakultas adab dan humaniora Uin Alauddin Makassar. 2017.hlm 12 27

    . Diakses pada tanggal 22 oktober 2019, pukul. 20.22 28 Nisa Putri Lestari, Uji Recall and Precision Sistem Temu Kembali Informasi OPAC

    Perpustakan ITS Surabaya. Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas

    Airlangga.hlm.7

  • 18

    b. Recall dan Precision

    Recall adalah proporsi jumlah dokumen yang dapat ditemukan

    kembali oleh sebuah proses pencarian di sistem IR (Information

    retrieval). Rumusnya: Jumlah dokumen relevan yang ditemukan /

    Jumlah semua dokumen relevan di dalam koleksi. Lalu, precision

    adalah proporsi jumlah dokumen yang ditemukan dan dianggap

    relevan untuk kebutuhan si pencari informasi. Rumusnya: Jumlah

    dokumen relevan yang ditemukan / Jumlah semua dokumen yang

    ditemukan.

    Sedangkan Precision dapat diartikan sebagai kepersisan atau

    kecocokan (antara permintaan informasi dengan jawaban terhadap

    permintaan itu). Jika seseorang mencari informasi disebuah sistem,

    dan sistem menawarkan beberapa dokumen, maka kepersisan ini

    sebenarnya juga adalah relevansi. Artinya, seberapa persis atau cocok

    dokumen tersebut untuk keperluan pencari informasi, bergantung pada

    seberapa relevan dokumen tersebut bagi si pencari.

    Sulistyo Basuki menyatakan bahwa Rasio perolehan (recall)

    adalah perbandingan dokumen ditemukan dngan jumlah total

    dokumen relevan dalam sistem. Sedangkan rasio ketepatan (precision)

    adalah perbandingan antara dokumen relevan dengan jumlah dokumen

    yang ditemu balik dalam penelusuran.

    Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk

    memanggil dokumen yang relevan. Untuk menghitung nilai perolehan

    (recall) digunakan rumus sebagai berikut:

    Jumlah Dokumen Relevan yang Terambil

    Recall (R) = ------------------------------------------------------------

    Jumlah Dokumen Relevan dalam Database

    Ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk

    tidak memanggil dokumen yang tidak relevan. Untuk menghitung

    nilai ketepatan (precision) digunakan rumus sebagai berikut:

  • 19

    Jumlah Dokumen Relevan yang Terambil

    Precision (P) = ----------------------------------------------------------

    Jumlah Dokumen terambil dalam Pencarian

    Lancaster dalam Pendit merumuskan matriks terkenal berikut ini

    sebagai ukuran recall-precision:

    Tabel 2.1

    Matriks Recall and precision Lancaster

    Dokumen Relevan Tidak

    Relevan

    Total

    Ditemukan a (hits) b (nois) a+b

    Tidak

    ditemukan

    c (misses) d (rejected) c+d

    Total a+b c+d a+b+c+d

    Lalu, berdasarkan Tabel tersebut, rumus recall – precision pun

    menjadi:

    Recall = [a/(a+c)] x 100

    Precision = [a/ (a+b)] x 100

    Lewat rumus ini kita dapat membayangkan bahwa sebuah sistem

    harus meningkatkan nilai recall dengan memperbesar nilai a di rumus

    diatas (atau nilai hits). Nilai a yang besar ini dapat terjadi jika jumlah

    dokumen yang diberikan oleh sebuah sistem dalam sebuah pencarian

    juga besar. Semakin besar jumlah dokumen yang diberikan, semakin

    besar kemungkinan nialai a. Tetapi pada saat yang sama, muncul

    kemungknan bahwa nilai b (atau jumlah dokumen yang tidak relevan)

    juga semakin besar. Ini artinya, nilai precisionnya semakin kecil.

    Dalam berbagai eksperimen ditemukan kenyataan bahwa nilai recall

  • 20

    dan precision ini cenderung berlawanan alias berbanding terbalik. Jika

    recall tinggi, besar kemungkinannya precision rendah.

    Menurut Rowley dalam Hasugian, suatu sistem temu kembali

    informasi dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu

    menunjukkan ketepatan (precision) yang tinggi sekalipun

    perolehannya rendah. Kondisi ideal dari keefektifan suatu sistem temu

    kembali informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama

    besarnya (1:1). Akan tetapi karena rasio dari recall sebenarnya sulit

    diukur karena jumlah seluruh dokumen yang relevan dalam database

    sangat besar, oleh karena itu precesionlah yang menjadi salah satu

    ukuran yang digunakan untuk menilai keefektifan suatu sistem temu

    kembali informasi.29

    6. Perpustakaan Perguruan Tinggi

    Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah perpustakaan yang terdapat

    pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang

    berfiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu

    perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di

    Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan,

    penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan

    tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan

    tinggi. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan

    jurusan, bagian, fakultas, universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,

    akademi, maupun perpustakaan program non gelar. Bagi perpustakaan

    badan bawahan yang bernaung di bawah universitas, institut, maupun

    sekolah tinggi, misalnya lembaga penelitian dan lembaga pengabdian

    masyarakat, juga dimasukkan ke dalam kelompok perpustakaan

    perguruan tinggi, walaupun ada juga yang menggolongkannya ke dalam

    perpustakaan khusus.

    29 Nisa Putri Lestari, Uji Recall and Precision Sistem Temu Kembali Informasi OPAC

    Perpustakan ITS Surabaya. Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas

    Airlangga.hlm.7-8

  • 21

    Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

    1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya

    staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup pula tenaga

    administrasi perguruan tinggi.

    2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) padasemua tingkat

    akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke

    mahasisswa program pasca sarjana dan pengajar.

    3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.

    4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

    pemakai.

    5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

    lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

    Perpustakaan perguruan tinggi sebenarnya juga termasuk dalam

    kelompok perpustakaan khusus. Dalam berbagai terbitan berupa direktori

    perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi juga dimasukkan ke

    dalam kelompok perpustakaan khusus. Namun berdasarkan tradisi,

    perpustakaan perguruan tinggi digolongkan sebagai kelompok tersendiri.30

    Untuk melaksanakan tujuan dengan baik, Perpustakaan perguruan

    tinggi memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:

    1. Fungsi Edukasi

    Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika,

    oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang

    mendukung tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran

    setiap program studi koleksi tentang strategi belajar mengajar dan

    materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

    2. Fungsi Informasi

    Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses

    oleh pencarian dan pengguna informasi.

    30

    Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta: Gramedia pustaka utama,

    1993.hlm.

  • 22

    3. Fungsi Riset

    Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan

    sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan

    penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

    Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak

    dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-

    karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan

    pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

    4. Fungsi Rekreasi

    Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna

    untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya

    inovasi pengguna perpustakaan.

    5. Fungsi Buplikasi

    Perpustakan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya

    yang dihasilakan oleh sivitas akademik dan staf non akadmik.

    6. Fungsi Deposit

    Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan

    pengetahuan yang dihasilakan oleh sivitas akademik. Secara umum

    dapat dirumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki

    fungsi yang dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta

    penelitian dengan menyadiakan informasi yang dibutuhkan dan

    melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi, dengan memiliki fungsi

    edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi,

    dan fungsi deposit.31

    Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 24

    berbunyi:

    (1) Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan

    memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.

    31

    Gusmiati Ayu, Pemanfaatan Online Public Access Catalog (OPAC) Terhadap layanan

    di perpustakaan Universitas Dharma Andalas Padang. 2016, hlm. 32-34

  • 23

    (2) Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang

    mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan,

    penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

    (3) Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

    (4) Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan guna memenuhi standar nasional

    pendidikan dan standar nasional perpustakaan.32

    B. Studi Relevan

    Tabel 2.2

    Studi Relevan

    NO Nama Judul Tahun Metode

    Penelitian

    Hasil

    Penelitian

    1 Iin Fridayani,

    dkk

    Pembuatan

    Indeks

    Beranotasi

    Jurnal Ilmiah

    Bidang

    Humaniora Di

    Perpustakaan

    Kopertis

    Wilayah X

    2012 Deskriptif Sebelum

    membuat

    indeks, ada

    baiknya

    dibuat suatu

    persiapan

    seperti:

    menentukan

    jenis indeks,

    bahasa

    indeks, dan

    peraturan

    pengindeksa

    n.

    Selanjutnya

    proses

    pembuatan

    indeks

    beranotasi

    dapat

    disimpulkan

    dengan

    urutan kerja:

    menentukan

    32

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor.43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

    Yogyakarta:Pustaka Mahardika.hlm.20

  • 24

    prosedur

    pengindeksa

    n yang

    disesuaikan

    dengan

    kondisi di

    Perpustakaan

    Kopertis

    Wilayah X,

    adanya

    ketentuan-

    ketentuan

    yang

    digunakan

    dalam

    pengindeksa

    n, dan yang

    terakhir yaitu

    pengetikan

    indeks

    beranotasi.

    2 Muhammad,

    dkk

    Sistem Temu-

    Kembali

    Dalam

    Dokumen

    Menggunakan

    Metod Latent

    Semantic

    Indexing

    Eksperiment 1. Berdasarkan pengujian

    yang

    dilakukan,

    sistem

    temu-

    kembali

    informasi

    menggunak

    an metode

    LSI dapat

    memberika

    n hasil

    pencarian

    recall 96.67%

    dan

    precision

    55.48%

    pada batas

    ambang

    0.6.

    2. Operasi teks sangat

    mempenga

  • 25

    ruhi ukuran

    matriks dan

    basis data

    yang

    digunakan

    oleh

    sistem.

    Jumlah

    total

    seluruh

    kata yang

    berbeda

    (unik) yang

    tersimpan

    dalam basis

    data dan

    matriks

    term-

    dokument setelah

    operasi

    teks adalah

    sebanyak

    3888 kata

    (dalam

    bentuk kata

    dasar,

    tanpa

    stopwords) pada

    pengujian

    sistem.

    Jumlah

    tersebut

    menunjukk

    an bahwa

    operasi

    teks

    menggunak

    an bahasa

    yang sesuai

    dengan

    bahasa

    dokumen

    akan

    menghemat

  • 26

    penggunaa

    n basis data

    dan

    memperkec

    il ukuran

    matriks,

    sehingga

    memori

    yang

    digunakan

    untuk

    menghitun

    g matriks

    menjadi

    lebih

    efisien.

    3. Proses pengindeks

    an yang

    dilakukan

    dalam

    pengujian

    sistem

    memakan

    waktu yang

    relatif lama

    yaitu 135

    menit 32

    detik untuk

    jumlah

    dokumen

    sebanyak

    40 dengan

    rata-rata

    jumlah kata

    hasil

    operasi

    teks adalah

    478 kata

    disetiap

    dokumen.

    Akan tetapi

    setelah

    pengindeks

    an

    dokumen

  • 27

    selesai

    dilakukan,

    proses

    pencarian

    dapat

    dilakukan

    dalam

    waktu yang

    relatif

    singkat.

    3 Wahyuddin Pemanfaatan

    Sistem Temu

    Balik

    Informasi di

    Dinas

    Perpustakaan

    dan Kearsipan

    Kabupaten

    Barru

    2017 Deskriptif

    Pemanfaatan

    sistem temu

    balik

    informasi

    (katalog

    kartu) kurang

    yang

    menggunaka

    nnya, hal

    tersebut

    disebabkan

    oleh

    beberapa

    faktor yaitu

    susah dalam

    menggunaka

    nnya dan

    tidak

    mengerti apa

    yang

    dimaksud

    dengan

    katalog, tidak

    adanya

    pedoman

    atau petunjuk

    dalam

    menggunaka

    n katalog

    kartu dan

    kurangnya

    peran

    pustakawan

    dalam

    mensosialisa

    sikan katalog

  • 28

    kartu di

    Dinas

    Perpustakaan

    dan

    Kearsipan

    Kabupaten

    Barru.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

  • 29

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif

    deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

    memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

    misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holostik, dan

    dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

    khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.33

    Penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala

    atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat

    penelitian dilakukan. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha menemukan

    sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi sebuah masalah

    penelitian melalui prosedur ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara

    ilmiah.34

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan di Universitas Adiwangsa Jambi. Jl.Sersan Muslim

    RT.24 Kebun Kopi, Kelurahan Thehok Jambi Selatan, Kota Jambi.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral

    karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada

    dan diamati oleh peneliti.35

    Subjek dalam penelitian ini adalah informan-informan yang diharapkan

    dapat memberi informasi kepada peneliti, informan disini adalah kepala

    perpustakaan, pustakawan dan pemustaka. Untuk memudahkan peneliti dalam

    menentukan subjek penelitian, peneliti memilih metode purposive sampling.

    Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

    pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

    yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia

    33

    21Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2005) hlm. 6 34

    Mukhtar,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta Selatan: Referensi,

    2013) hlm 11. 35 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hlm. 90

  • 30

    sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

    obyek/situasi sosial yang diteliti.36

    D. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan adalah penelitian yang dikenal dengan data

    primer dan data sekunder.

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang

    peneliti umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau

    diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informan) melalui proses

    wawancara. Ada juga data dokumentasi yang dihimpun dari situasi

    sosial atau lembaga secara langsung, akan tetapi tidak dikategorikan

    sebagai data primer, karena hal ini difungsikan sebagai pendukung

    data observasi dan data wawancara.37

    Data primer diambil dengan cara wawancara dan observasi.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

    oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atauu

    ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau

    pelengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data

    sekunder ini dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik,

    manuscrip, tulisan-tulisan tangan dan berbagai dokumentasi lainnya.38

    Data sekunder pada penelitian ini adalah dokumentasi.

    2. Sumber Data

    Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang

    peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan

    dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun data sekunder. Sumber

    36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

    2014) hlm. 218-219 37 Mukhtar,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, hlm.100 38 Mukhtar,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, hlm.100

  • 31

    data dapat diperoleh dari lembaga atau situasi sosial, subjek/informen,

    dokumentasi lembaga, badan atau historis. 39

    E. Prosedur Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

    startegis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

    mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

    peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

    ditetapkan.40

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    a. Observasi

    Observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian kualitatif

    ialah untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

    kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya;

    pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dunia sebagaimana

    dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti

    fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya

    dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu;

    pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan

    dihayati sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai sumber data;

    pengamatan juga memungkinkan pembentukan pengetahuan yang

    diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.41

    b. Wawancara

    Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi

    secara langsung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada

    pihak pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan atau

    jawaban terhadap pertanyaan yang diajaukan. Mereka yang

    memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

    Datanya berupa jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

    39

    Mukhtar,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, hlm.107 40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hlm. 224 41 Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, hlm.175

  • 32

    diajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tersusun dalam

    suatu daftar.42

    Peneliti menggunakan jenis wawancara tak berstruktur yaitu

    wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

    wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk

    pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

    berupa garis-garis besar permasalahn yang akan ditanyakan.43

    c. Dokumentasi

    Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan seperangkat

    alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan data-data

    dokumen. Ini dilakukan agar dapat menyeleksi dokumen mana yang

    dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan.

    Data dokumen dapat berupa: poto, gambar, peta, grafik, struktur

    organisasi, catatan-catatan bersejarah dan sebagainya.44

    F. Analisa Data

    Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam

    analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

    terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

    dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

    drawing/verification.

    a. Data Reduction (reduksi data)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

    Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

    yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

    pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

    Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

    komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

    b. Data Display (Penyajian data)

    42 Mukhtar, Metode praktis penelitian deskriptif kualitatif, hlm. 101 43 Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatid dan R&D, hlm. 233-234 44 Mukhtar, Metode praktis penelitian deskriptif kualitatif, hlm.101

  • 33

    Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

    mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data

    ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram

    dan sejenisnya. Melalui penyajian tersebut, maka data terorganisasikan,

    tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

    dipahami.

    Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

    sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most

    fequent form of display data for qualitative research data in the past

    has been narrative text”. Yang paling sering dignakan untuk

    menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

    bersifat naratif.

    Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

    memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

    berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

    c. Conclusion Drawing/verification

    Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

    Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

    awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

    bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

    pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

    dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

    dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

    maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

    kreadibel.

    Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

    dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

    mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

    dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

  • 34

    sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

    lapangan.45

    G. Pengecekan Keabsahan Temuan

    Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada

    uji validitas dan reliabilitas. Dalam pengujian keabsahan data, metode

    penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian

    kuantitatif. Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,

    creadibility (validityasninterbal), transferability (validitas eksternal),

    dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).46

    Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data, tetapi disini

    peneliti hanya menggunakan teknik trianggulasi yang memiliki tiga jenis

    trianggulasi yaitu: trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan

    trianggulasi waktu.

    1. Trianggulasi

    Trianggulasi dalam dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

    sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

    dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber,

    trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

    a. Trianggulasi sumber

    Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

    dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

    sumber.

    b. Trianggulasi teknik

    Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

    dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

    teknik yang berbeda.

    c. Trianggulasi waktu

    45 Sugiyono, Metode Penelitian ku29antitatif kualitatid dan R&D, hlm.246-253 46 Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatid dan R&D, hlm.267-270

  • 35

    Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu

    dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan

    cara pengecekan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam

    waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data

    yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

    sampai ditemukan kepastian datanya. 47

    BAB IV

    47 Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatid dan R&D, hlm.273-274

  • 36

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi

    Tuntutan akan kebutuhan pelayanan kesehatan yang professional

    sesuai dengan kemajuan ilmu dan tekhnologi merupakan motivasi yang

    kuat untuk Yayasan Pendidikan Prima Medan dalam menyelenggarakan

    pendidikan Diploma III Kebidanan, DIII Keperawatan, Sekolah Kesehatan

    Masyarakat, DIV Kebidanan. Program ini merupakan program pendidikan

    vokasional yang bertujuan menghasilkan lulusan yang beriman dan

    bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berjiwa Pancasila, memiliki

    integritas keribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan

    dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Selain itu, lulusan

    diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat

    khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan sehingga ikut berperan

    aktif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    Pada tahun 2001 izin penyelenggaraan Akademi Kebidanan Prima

    berada di Medan dengan izin penyelenggaraan Akademi Kebidanan

    206/D/O/2001. Pada tahun 2002 pihak Yayasan merasa perlu untuk

    mengembangkan pendidikan menjadi lebih besar, sehingga pendidikan di

    kembangkan menjadi STIKES, STIKES dengan nama STIKES PRIMA

    HUSADA MEDAN dengan izin operasinal 15/YA/NOT/RAP 2002.

    Sehubungan dengan adanya 2 izin penyelenggaran di Yayasan Prima

    Medan, maka Yayasan berkeinginaan untuk mengurus perpindahan

    Akademi Kebidanan ke tempat daerah yang dianggap membutuhkan

    pendidikan dibidang kesehatan. Sehingga Provinsi Jambi dianggap

    merupakan daerah yang sesuai. Pada tahun 2003 Yayasan mengajukan

    permohonan perpindahan lokasi ke Dirjen Dikti Pusat Jakarta, sehingga

    tahun 2005 keluarlah izin perpindahan penyelenggaraan Akademi

    Kebidanan dengan izin operasional Mendiknas RI 09/D/0/2005 dan

    bekerjasama dengan dinas kesehatan Propinsi Jambi. Pada tahun 2010

    Yayasan Pendidikan Prima Medan mengembangkan pendidikan Akbid

  • 37

    Prima Jambi menjadi STIKes Prima Jambi dengan izin penyelenggaran SK

    MENDIKNAS RI 05/D/O/2010 tanggal SK penyelenggaraan Dikti 19

    Januari 2010. STIKes Prima Jambi memiliki 3 Program Studi yaitu

    Program Studi S 1 Kesehatan Masyarakar, D IV Bidan Pendidik dan D III

    Kebidanan.

    STIKes Prima Jambi berada di Kota Jambi, mudah dijangkau oleh

    berbagai kendaraan, luas tanah 18000 m2 dengan luas bangunan 15000 m2

    terdiri dari ruangan kelas, kantor dosen, ruang administrasi, ruang

    perpustakaan, laboratorium, ruang audiovisual, asrama, mushola dan

    sarana olah raga, serta dilengkapi dengan berbagai alat bantu belajar

    seperti LCD dan peralatan audio visual, dalam penyelenggaraannya

    STIKes Prima Jambi senantiasa melakukan pembenahan dan pembaharuan

    serta meningkatkan kualitas pembelajaraan sesuai dengan kebutuhan,

    untuk mempelancar proses Tri Drama Pendidikan Perguruan Tinggi, harus

    ada sarana penunjang yaitu, laboratorium, perpustakaan, dan ruang

    audiovisual. Perpustakaan Stikes Prima Jambi, pada awalnya berada di

    Thehok dari tahun yang sejak masa berdirinya Stikes Prima perpustakaan

    sudah dipimpin oleh tiga pemimpinan Kepala Perpustakaan yaitu :

    1. Siti Fatimah, S.Pd, tahun 2008 s/d 2009 (Akademi Kebidanan)

    2. Krisna Natalia L. Tobing tahun 2010 s/d 2011 (Stikes Prima)

    3. Eko Rainaldi, S.IP tahun 2011 s/d 2017 (Stikes Prima)

    4. Musriyanto, S.IP tahun 2017 s/d sekarang (Universitas Adiwangsa

    Jambi)

    Pada tahun 2015-2016 pihak Stikes Prima telah bebenah untuk

    mengembangkan menjadi Universitas dan telah melalui proses dan

    akhirnya pada tanggal, 19 September 2017 visitasi dari

    MENRISTEKDIKTI RI untuk uji kelayakan peralihan status dan akhirnya

    keluarlah izin dari MENRISTEKDIKTI RI Nomor: 495/KPT/I/2017

    tanggal SK penyelenggaraan MENRISTEKDIKTI 19 September 2017,

    mulai menerima pendaftaran mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018

    pada bulan November 2017, perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi,

  • 38

    sudah terdaftar di Perpustakaan Nasional RI dengan nomor regestrasi/

    Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) 1571022D2000001.

    Universitas Adiwangsa Jambi memiliki 5 (Lima) Fakultas dan 12

    Prodi yaitu:

    1. Fakultas Hukum.

    1. S1 Hukum.

    2. Fakultas Ekonomi,

    1. S1 Manajemen

    2. S1 Akuntansi

    3. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

    1. S1 Arsitektur

    2. S1 Sistem Informasi

    3. S1 Teknologi Informasi

    4. Fakultas Kesehatan dan Farmasi

    1. S1 Kesehatan masyarakat,

    2. S1 Farmasi,

    3. S1 Gizi.

    4. DIV Bidan Pendidik

    5. DIII Kebidanan

    5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    1. S1 Pendidikan Matematika48

    2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi

    a. Visi

    Menjadikan Perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi sebagai

    The Heart Of University dalam menunjang Tri Darma Perguruan

    Tinggi.49

    b. Misi

    48

    Universitas Adiwangsa Jambi 49 Universitas Adiwangsa Jambi

  • 39

    1) Menjadi mitra profesional bagi masyarakat akademis (academic

    community) dengan berperan sebagai penyedia informasi.

    2) Memberikan pelayanan prima dan inovatif dengan orientasi kepada

    kepuasan pemustaka.

    3) Mendukung proses belajar mengajar, penelitian dan program

    pengabdian pada masyarakat.

    c. Tugas

    1) Menyusun rencana kerja, program kerja, rencana biaya dan rencana

    kerja, jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang di

    bidangnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

    2) Menyusun laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan tahunan

    sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggunganjawaban

    pelaksanaan tugas

    3) Melakukan tugas evaluasi, pengembangan dan pengajaran sesuai

    dengan kebutuhan

    4) Menjalin kerjasama dengan instansi terkait baik internal maupun

    external dalam rangka menyelenggarakan pelayanan perpustakaan

    5) Membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan perpustakaan

    6) Membuat laporan secara periodik kepada pimpinan

    7) Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan pelayanan

    perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi.

    8) Menjalankan tugas-tugas/ kegiatan lain yang dapat mendukung

    keberhasilan tugas perpustakaan.

    d. Tujuan

    1) Terwujudnya perpustakaan yang memenuhi standard sebagai

    perpustakaan induk dengan berbagai fasilitasnya.

    2) Meningkatkan fungsi perpustakaan sebagai pusat belajar dan

    penelitian bagi segenap sivitas akademika universitas.

    3) Meningkatkan peran perpustakaan sebagai sarana pendorong

    pembelajaran bagi mahasiswa dengan pelayanan prima (cepat,

    tepat dan efesien).

  • 40

    4) Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Perguruan Tinggi (staf

    pengajar/peneliti, mahasiswa, dan tenaga administrasi).

    5) Menyediakan bahan perpustakaan reference pada semua tingkat

    akademis, baik mahasiswa, tenaga pengajar maupun peneliti.

    e. Motto

    Selalu memberikan Pelayanan Prima

    3. TataTertib dan Prosedur Layanan UPT. Perpustakaan Universitas

    Adiwangsa Jambi

    a. Tata Tertib Umum

    1) Wajib mengisi buku kunjungan perpustakaan yang telah disiapkan

    oleh perpustakaan.

    2) Menitipkan Hand bag/ box file, tas atau sejenisnya pada loker.

    3) Pengunjung diharapkan berpakaian rapi dan sopan, tidak

    diperkenankan memakai dan membawa topi, jas, jaket atau

    sweater, tas, map, kotak, sandal japit, makanan, minuman atau

    sejenisnya.

    4) Apabila ingin mengembalikan buku, buku yang dipinjam tersebut

    harap langsung dikembalikan ke petugas sirkulasi sebelum

    membaca buku di perpustakaan.

    5) Pengunjung diharapkan menjaga kenyamanan dan ketertiban

    sehingga tidak mengganggu pengunjung lainnya.

    6) Penggunjung tidak boleh menggunakan fasilitas dan koleksi

    perpustakaan di luar ketentuan yang telah ditetapkan.

    b. Layanan Sirkulasi

    1) Syarat dan ketentuan Peminjaman

    a) Peminjam adalah mahasiswa, dosen atau karyawan Universitas

    Adiwangsa Jambi yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan.

    b) Peminjam harus membawa kartu perpustakaan dan

    menunjukkan kepada petugas setiap kali peminjaman, kartu

    tidak bo]leh memakai kartu perpustakaan orang lain.

  • 41

    c) Lama peminjaman maksimal 1(satu) minggu untuk mahasiswa,

    dan 2 (dua) minggu untuk dosen/staf/ karyawan.

    d) Bila diperlukan, peminjam boleh memperpanjang 1 (satu) kali

    dengan lama perpanjangan sampai 7 (tujuh) hari.

    e) Bagi mahasiswa maksimal buku yang dipinjam adalah

    sebanyak 2 exsemplar, sedangkan

    f) Dosen/staf dan karyawan maksimal 3 eksmplar.

    g) Koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang adalah

    koleksi umum.

    h) Sedangkan koleksi khusus, seperti buku referensi dan skripsi

    pemustaka hanya bisa baca di tempat, dan tidak dipinjamkan

    untuk dibawa pulang.

    i) Bahan perpustakaan seperti, Skripsi dan KTI tidak dibenarkan

    untuk difotocopy.

    j) Setiap transaksi baik peminjaman maupun pengembalian akan

    disimpan dalam pangkalan data secara otomatis oleh komputer.

    2) Syarat dan Ketentuan Pengembalian

    a) Peminjam wajib mengembalikan buku sebelum batas maksimal

    waktu peminjaman berakhir sesuai tanggal yang tertera pada

    lembaran akhir buku.

    b) Peminjam diharapkan datang sendiri dengan membawa kartu

    perpustakaan.

    c) Setiap transaksi pengembalian akan dicatat secara otomatis

    oleh komputer.

    3) Syarat dan ketentuan Perpanjangan

    a) Perpanjangan boleh dilakukan oleh setiap peminjam atas buku

    yang dipinjamnya.

    b) Peminjam harus datang sendiri dengan menyerahkan kartu

    perpustakaan dan membawa buku yang akan diperpanjang.

    c) Buku yang akan diperpanjang tidak dalam status keterlambatan.

  • 42

    d) Perpanjangan hanya boleh dilakukan 1 kali saja.

    e) Setiap transaksi perpanjangan akan dicatat secara otomatis oleh

    komputer.

    4) Syarat dan Ketentuan bebas pustaka/bebas pinjam

    a) Bebas administrasi dari akademik.

    b) Menunjukkan kartu perpustakaan.

    c) Telah mengembalikan buku yang telah dipinjam

    d) Tidak ada catatan pinjaman di perpustakaan.

    e) Menyerahkan buku sumbangan

    5) Syarat dan