sistem penunjang keputusan untuk ...repository.amikom.ac.id/files/publikasi_05.12.1179.pdfsistem...
TRANSCRIPT
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN BARU PADA PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Erwin Setiabudi S
05.12.1179
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR ACCEPTANCE OF NEW EMPLOYEE AT
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN BARU PADA PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Erwin Setiabudi S
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
PT Pupuk Kalimantan Timur is company property of trustworthy government and becomes life fulcrums of vicinity public which located in town Bontang, East Borneo. This company has 4 factory ammonia and 5 peripatetic urea factory in sector fertilizer industry and especially chemicals. By having many factories which has been found this company hence at the time of employee receiving, will experience a problem if still using manual system. Sometimes, new employee received with position of occupied differs from reasoning of its (the education, so that the employee must experience study).
Data collecting technique, adapted for across the board analysis standard: Observation and evaluation of information systems management that there have with the standard theory. Direct interview at the side of related to PT Pupuk Kalimantan Timur having descending at purpose of research to obtain complete and real data as analysis. And does data collecting coming from literature and a book related to problems.
Result from problem analysis found many things which must be paid attention to receive employee about job description which is clear and written for each employee candidate.
Keyword: Information, Employee, Information systems, Company.
1. Pendahuluan
PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan milik pemerintah yang
terletak di kota Bontang, Kalimantan Timur. Perusahaan ini memiliki 4 pabrik amonia
dan 5 pabrik urea yang bergerak dalam sektor industri pupuk dan khususnya pada
bahan kimia. Dengan memiliki banyak pabrik yang telah didirikan perusahaan ini
maka pada saat penerimaan tenaga kerja, akan mengalami suatu masalah apabila
masih menggunakan sistem manual.
Pada era teknologi seperti sekarang ini, sistem informasi sangat dibutuhkan
oleh setiap perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini sangat
mempengaruhi dunia bisnis dalam pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan
mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh manusia. Oleh karena perkembangan
teknologi tersebut, dapat mengubah pola pikir seorang manajer untuk mempermudah
dalam pengambilan keputusan dengan tepat waktu yang cukup singkat. Proses untuk
merekrut karyawan baru dengan jumlah yang cukup banyak dengan menggunakan
cara manual dan membutuhkan ingatan yang kuat serta ketelitian seorang manajer,
tentu dapat membuat seorang manajer stress berat. Cara yang biasa dilakukan untuk
mewujudkan pola pikir seorang manajer tersebut adalah dengan cara menggunakan
alat bantu komputer yang memiliki sistem yang mendukung pola pikir seorang
manajer.
Dilihat dari manajemen sumber daya manusia PT. Pupuk Kalimantan Timur
yang memperlakukan karyawan sebagai investor yang dapat menarik perhatian,
mengembangkan, dan mempertahankan pekerjaannya. Diharapkan sistem tersebut
dapat membantu manajer untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan karyawan
baru pada perusahaan PT. Pupuk Kalimantan Timur dengan informasi yang cepat,
akurat dan sesuai dengan kebutuhan manajer untuk membangun perusahaan yang
memiliki pekerja berkualitas tinggi.
2. Dasar Teori
2.1. Data, Informasi, Sistem, dan Sistem Informasi
2.1.1. Data
Data merupakan item-item mengenai sesuatu, kejadian,
aktivitas, dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan, dan disimpan
namun tidak terorganisasikan untuk menyampaikan semua makna
spesifik.1
1 Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang, penterjemah Dwii Prabantini, Decision Support Systems
and Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2005, Hal 278
2.1.2. Informasi
Informasi merupakan data yang telah diorganisasikan dalam
sebuah cara yang membuat mereka bermakna bagi penerima.2 Informasi
tersebut bisa dikatakan berkualitas apabila informasi tersebut akurat,
tepat waktu, memiliki nilai manfaat bagi penggunanya, mudah dipahami,
dan dapat dibandingkan dengan informasi lainnya.
2.1.3. Sistem
Sistem merupakan sekelompok komponen-komponen yang
saling berinteraksi dengan memiliki tujuan.3
2.1.4. Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial, dan merupakan kegiatan
strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan laporan-laporan yang
diperlukan oleh pihak luar.4
2.2. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan (DSS)
2.2.1. Pengertian dan Tujuan DSS
Sistem Penunjang Keputusan (DSS) merupakan sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna
membantu para manajer mengambil keputusan.5 Sistem ini bertujuan
untuk menyediakan informasi yang berfungsi membantu manajer dalam
pengambilan keputusan semiterstruktur yang terkadang keputusan dapat
diketahui terkadang keputusan yang akan dibuat tidak jelas dan
keputusan tidak terstruktur dimana tidak seorang pun tahu keputusan
apa yang harus dibuat.
2.2.2. Keputusan Dalam DSS
Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah
dilihat dari keterstukturannya yang dapat dibagi menjadi:
1. Keputusan terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan bersifat rutin.
2 Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang, penterjemah Dwii Prabantini, Decision Support Systems
and Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2005, Hal 278
3 Efrem G. Mallach, Decision Support and Data Warehouse Systems, The McGraw-Hill Companies, Inc, 2000,
Hal 84 4 Kusrini, M.Kom, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2007, Hal
11 5 Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang, penterjemah Dwii Prabantini, Decision Support Systems
and Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2005, Hal 137
2. Keputusan tidak terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya
rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.
3. Keputusan semiterstrukur
Keputusan semiterstuktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat.
Sebagian keputusan bisa ditangani komputer dan yang lain tetap harus
dilakukan oleh pengambilan keputusan.6
2.3. Arsitektur Sistem Penunjang Keputusan
Pada aplikasi DSS ini, memiliki komponen yang merupakan subsistem
dari DSS itu sendiri yang terdiri dari:
1. Subsistem manajemen data
Subsistem manajamen data memasukkan satu database yang berisi data yang
untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem
manajemen database (DBMS).
2. Subsistem manajemen model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan,
statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif yang lainnya yang
memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.
3. Subsistem antarmuka pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintah DSS melalui subsistem ini.
Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti
menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari interaksi
yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. Browser Web
memberikan struktur antarmuka pengguna grafis yang familiar dan konsisten
bagi kebanyakan DSS.
4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan
Subsistem ini dapat mendukung semua susbsistem lain atau bertindak sebagai
suatu komponen independen. Ia memberikan intelegensi untuk memperbesar
pengetahuan si-pengambilan keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan
dengan repositori perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan),
yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional.7
Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukan pada gambar
dibawah ini:
6 Kusrini, M.Kom, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2007, Hal
19-20 7 Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang, penterjemah Dwii Prabantini, Decision Support Systems
and Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1, CV. ANDI Offset Yogyakarta, 2005, Hal 143-144
2.4. Model Pencocokan Profile
Sistem penunjang keputusan yang saya buat menggunakan model data
penncocokan profile yang bisa dikatakan model data GAP. Model pencocokan
profile ini berfungsi untuk mencari atau mencocokkan profile yang diinginkan
dengan profile yang sudah ada yang terdiri dari beberapa aspek penilaian yang
digunakan oleh manajer.
2.4.1. Aspek Penilaian
Pada model pencocokan profile ini, pengguna bisa menentukan
aspek-aspek penilaian sendiri secara langsung sehingga sistem
pendukung keputusan tersebut dapat digunakan lebih luas.
2.4.2. Pemetaan GAP
Pemetaan GAP yang dimaksudkan pada pembahasan ini adalah
perbedaan kriteria yang dimiliki seseorang dengan kriteria yang
diinginkan pengguna sesuai dengan aspek penilaian. Rumus untuk
pemetaan GAP tersebut dapat dilihat dibawah ini:
GAP = Kriteria seseorang – Kriteria diinginkan
Sedangkan perhitungan GAP lainnya yang terjadi itu sendiri
pada tiap aspeknya memiliki perhitungan yang berbeda-beda.
2.4.3. Penentuan Bobot Nilai
Setelah pemetaan GAP dilakukan, maka hasil dari pemetaan
tersebut diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai dibawah ini
Tabel 2.1 Bobot Nilai GAP
No Selisih Bobot Nilai
Keterangan
1 0 5 Kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan
2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level
3 -1 4 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat/level
4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level
5 -2 3 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat/level
6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
7 -3 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat/level
8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level
9 -4 1 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat/level
2.4.4. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor
Setelah diberikan bobot nilai disetiap aspek penilaian yang ada,
kemudian setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu core factor
dan secondary factor. Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan cara
memilih beberapa faktor saja dari setiap aspek penilaian yang
digunakan. Kemudian untuk menghitung nilai core factor dari setiap
aspek penilaian, maka gunakan rumus yang ada dibawah ini:
Keterangan:
NCF : Nilai rata-rata core factor
NC(Aspek Penilaian) : Jumlah total nilai core factor dari tiap aspek
penilanan
IC : Jumlah item core factor
Kemudian untuk menghitung nilai secondary factor
menggunakan rumus dibawah ini
Keterangan:
NSF : Nilai rata-rata core factor
NS(Aspek Penilaian) : Jumlah total nilai core factor dari tiap aspek
penilanan
IC : Jumlah item Secondary factor
2.4.5. Penghitungan Nilai Total
Setelah melakukan pengelompokan core factor dan secondary
factor, kemudian langkah selanjutnya menghitung nilai total dari core
factor dan secondary factor dari tiap aspek penilaian berdasarkan
prosentase yang diperkirakan berpengaruh terhadap aspek penilaian
yang digunakan. Perhitungan nilai total ini menggunakan rumus dibawah
ini:
Keterangan :
NCF(Aspek Penilaian) : Nilai rata-rata core factor
NSF(Aspek Penilaian) : Nilai rata-rata secondary factor
Nilai Total :Nilai total dari aspek (Kecerdasan, Perilaku, dan
Kondisi keluarga)
(x)% : Nilai persen yang diinputkan
2.4.6. Penghitungan Penentuan Rangking
Hasil akhir dari proses pencocokan profil adalah rangking dari
kandidat yang tersedia. Perhitungan rangking tersebut dapat
menggunakan rumus dibawah ini:
Keterangan:
Nilai Total Tiap Aspek Penilaian : Nilai Total dari tiap aspek penilaian
( x )% : Nilai persen yang diinputkan
3. Analisis
PT. Pupuk Kalimantan Timur menganggap sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas merupakan salah satu modal vital yang akan memungkinkan
perusahaan ini mampu untuk bersaing dan terus eksis dalam mengemban visi dan
mencapai visi perusahaan. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas maka
kegiatan penerimaan karyawan baru dilakukan dengan melakukan tes bertahap yang
diselengarakan dibeberapa tempat yang dipilih oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur
untuk melakukan tes penerimaan tenaga kerja baru yang kemudian hasil-hasil tes
tersebut diperiksa dan dianalisis oleh pimpinan dan tim rekrut.
Kelemahan dari sistem lama tersebut, diantaranya adalah analisis dilakukan
dengan waktu yang cukup lama karena menggunakan sistem manual dengan cara
melihat data calon tenaga kerja yang meliputi hasil tes yang diselenggarakan oleh
perusahaan.
Berdasarkan kelemahan yang dimiliki sistem lama di atas, maka perlu untuk
merancang sebuah aplikasi sistem pembantu pembuatan keputusan yang berfungsi
untuk membantu proses pemilihan tenaga kerja baru.
4. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis dan penelitian yang saya lakukan maka PT. Pupuk
Kalimantan Timur, memiliki parameter penilaian tenaga kerja yang dibutuhkan telah
ditentukan oleh pihak departement yang membutuhkan tenaga kerja baru. Kriteria
yang di butuhkan pun bermacam-macam sehingga pada aspek penilaian ini
ditentukan berdasarkan tes-tes penerimaan karyawan baru secara bertahap yang
diselenggarakan oleh perusahaan. Sehingga sistem penunjang keputusan ini dapat
digunakan untuk pemilihan tenaga kerja baru untuk seluruh departemen yang
membutuhkan tenaga kerja dalam perusahaan PT. Pupuk Kalimantan Timur.
Tes-tes penerimaan karyawan yang akan dijalani oleh calon karyawan baru
tersebut antara lain:
1. Skill Test
Skill Test bertujuan untuk melihat pengetahuan/wawasan calon karyawan
berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki yang ada hubungannya dengan jenis
lowongan pekerjaan yang ada. Apabila calon karyawan dinyatakan gagal dalam
tes ini, maka calon karyawan tersebut tidak dapat melanjutkan tes-tes berikutnya.
2. Psikotest
Psikotest bertujuan untuk mencari gambaran atau potret diri dari peserta seleksi
yang meliputi beberapa aspek yaitu aspek intelektual, sikap, dan kepribadian.
3. Tes Potensial
Pada tahap tes potensial ini bertujuan untuk melihat kemampuan verbal,
kuantitatif dan penalaran dari calon karyawan. Pada tes ini, memiliki 2 macam tes
potensial, antara lain:
a. Tes Potensial Intelektual Umum yang dijalankan oleh calon karyawan yng
memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat.
b. Tes Potensial Akademik yang dijalankan oleh calon karyawan yang memiliki
tingkat pendidikan D3, S1, S2 dan S3.
4. Tes Wawancara
Tes wawancara ini masih memiliki hubungan dengan Skill Test dengan tujuan
untuk melihat kelebihan riil dari hasil Skill Test. Tes ini terdiri dari aspek
Pengetahuan Teori, Praktis, Penguasaan Bidang Pekerjaan, Keterampilan dan
Sikap.
5. Medical Test
Medical test bertujuan untuk melihat kondisi fisik/kesehatan peserta seleksi
secara menyeluruh meliputi pemeriksaan Laboratorium antara lain: Hematologi,
Urine Lengkap, Kimia Darah, Rontgent dan Pemeriksaan Dokter.
Dari proses penerimaan karyawan baru diatas, untuk perhitungan GAP
kompetensi ini akan menitik beratkan pada tes-tes dibawah ini antara lain:
1. Psikotest
a. Aspek Intelektual
Common Sense
Common Sense merupakan kemampuan berpikir konkrit praktis
sehingga diperoleh pandangan yang bersifat umum dan realistis.
Verbalisasi Ide
Verbalisasi ide merupakan kecakapan mengolah dan mengintegrasi
suatu gagasan pemikiran yang bersifat verbal.
Sistematika Berpikir
Sistematika Berpikir merupakan kelincahan berpikir dalam menangkap
suatu hubungan asosiasi antara satu gejala dengan gejala lain
menggunakan logika yang sistematis.
Penalaran dan Solusi Real
Penalaran dan solusi real merupakan kecakapan dalam memahami
suatu inti persoalan dari dua gejala ssecara mendalam sehingga mampu
melakukan penalaran secara logis dan merumuskan suatu hasil yang
realistis.
Konsentrasi
Konsentrasi merupakan kemantapan untuk memusatkan perhatian
dalam mencamkan suatu persoalan.
Logika Praktis
Logika praktis merupakan kecakapan untuk memecahkan masalah
secara logis dan runtut dengan cara praktis dan sederhana.
Fleksibilitas Berpikir
Fleksibilitas berpikir merupakan cara pendekatan berpikir yang
bervariasi, tidak terpaku pada satu metode saja, dan cakap mengnalisis
informasi secara faktual.
Imajinasi Kreatif
Imajinasi kreatif merupakan kecakapan untuk mencari alternatif
pemecahan masalah secara kreatif melalui upaya membayangkan
hubungan gejala secara menyeluruh.
Antisipasi
Antisipasi merupakan kecakapan dalam memprediksi suatu kejadian
(akibat) dan mampu mengenali adanya gejala-gejala perubahan.
Basic intellegence
Basic intellegence merupakan kemampuan yang mendasar yang dimiliki
seseorang.
b. Sikap
Percaya Diri
Kepemimpinan
Kemampuan Sosial
Hasrat Berprestasi
Inisiatif
Daya Tahan Kerja
Kualitas Kerja
Kecepatan Mengatasi Masalah
Kesediaan Kerja
c. Kepribadian
Emosi : lebih terbuka atau tertutup
Apabila terbuka, maka individu tersebut lebih suka mnyatakan
perasaannya secara langsung. Sedangkan tertutup, maka individu lebih
suka menyimpan perasaan atau menyatakan secara tidak langsung.
Imajinasi : lebih kombinatif atau kreatif.
Jika lebih kombinatif, berarti daya khayalnya lebih cenderung
mendasarkan pada kenyataan disekitarnya. Jika lebih kreatif, maka
individu lebih banyak mengkhayalkan berdasarkan subyektifitas.
Inteligensi : lebih praktis atau spekulatif.
Jika lebih bersifat praktis, artinya seseorang lebih memfungsikan
intelegensi berdasarkan pada ketajaman pengamatan. Jika lebih
spekulatif, berarti seseorang lebih berani menggunakan hipotesa dan
kesimpulan sementara.
Aktifitas : lebih dinamis atau terkontrol
Jika dinamisnya lebih tinggi, berarti tingkah lakunya giat dan spontan.
Jika lebih terkontrol, berarti individu lebih bertingkah laku kalem, diam
dan terkendali.
2. Tes Potensial
a. Verbal comprehension
Kemampuan untuk memahami arti kalimat.
b. Word fluency
Kelancaran menyusun kata menjadi kalimat.
c. Number
Kemampuan menghitung angka.
d. Space
Kemampuan memahami ruang
e. Assosiative memory
Kemampuan untuk mengasosiasikan ingatan
f. Perceprual speed
Kecepatan mempersepsika baik visual maupun non visual.
g. Reasining & Induction
Proses berpikir dengan alasan
3. Tes Wawancara
a. Pengetahuan Teori
b. Praktis
c. Penguasaan Bidang Pekerjaan
d. Keterampilan
5. Kesimpulan
Dari pembuatan program Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan
Karyawan Baru pada PT Pupuk Kalimantan Timur dengan menggunakan Model GAP
atau Model Pencocokan Profil dapat diambil kesimpulan bahwa Model GAP dapat
digunakan dengan baik jika Aspek Penilaian yang digunakan sesuai dengan yang
dibutuhkan pada Profil Jabatan.
Daftar Pustaka
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk keunggulan
Bersain Perusanaan dan Oraganisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset
Ehrem G. Mallach. 2000. Decision Support and Data Warehouse Systems. The McGraw-
Hill Companies, Inc : The Dryden Press
Hermawan, Julius. 2005. Membangun Decision Support System. Yogyakarta: Andi Offset
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi
Offset
Kusrini dan Andri Koniyo. 2007. Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi
Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi
Offset
Rudyanto, M, Arief. 2006. Pemograman Basis Data Menggunakan Transact-SQL dengan
Microsoft SQL Server 2000. Yogyakarta: Andi Offset
Sunyoto, Andi. 2007. Pemograman Database dengan Visual basic dan Microsoft SQL.
Yogyakarta: Andi Offset
Turban, Efraim. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1
(Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas). Diterjemahkan oleh: Dwi
Prabantini. Yogyakarta: Andi Offset
http://www.google.co.id/imgres?q=pupuk+kalimantan+timur&hl=id&sa=X&gbv=2&biw=13
66&bih=641&tbs=isz:l&tbm=isch&tbnid=2BVA4llgHbfdIM:&imgrefurl=http://www.lintasberi
ta.com/Dunia/Keuangan/lowongan-kerja-pt-pupuk-kaltim-oktober-
2011&docid=ixqnqerTjYZK5M&imgurl=http://www.lintasberita.com/mediabig/6a3161dd03
90d9b23544428003a271da.jpg&w=1449&h=1025&ei=CI1NT-
OfOMbIrQfJgrWRDw&zoom=1&iact=hc&vpx=172&vpy=317&dur=4&hovh=189&hovw=26
7&tx=159&ty=107&sig=103047290713845278884&page=1&tbnh=121&tbnw=170&start=
0&ndsp=20&ved=1t:429,r:7,s:0