sistem peradilan di indonesia
TRANSCRIPT
Presentasi pkn Bab 5 Bagian C
Alan BadrikaRaka IhsanulhajWisnu Setya W.Karina Widya AisyaDita NurfaizaDheyaini MazayaNabila Annisa H.Nurul Primandhita
Pengertian Peradilan
Nasional
Peradilan Nasional adalah suatu keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak pihak dalam proses peradilan, hirarki kelembagaan peradilan maupun aspek aspek yang bersifat prosedural yang saling berkait sedemikian rupa, sehingga terwujud suatu keadilan hukum. Tujuannya, yaitu mewujudkan keadilan hukum bilamana komponen komponen sistemnya berfungsi dengan baik.
Dasar Hukum
Pasal 24 UUD 1945 tentang kekuasaan kehakiman
Peradilan umum( UU No 2 Tahun1986)
Peradilan agama ( UU No 7 Tahun1989)
Peradilan Militer( UU No 5 Tahun1950 UU No 7 Tahun1989 )
Peradilan Tata Usaha Negara ( UU No 5 Tahun1986)
Kebebasan kehakiman, bersifat menunggu (pasif), dengan itu apabila tidak ada perkara (Pasal 6 UU No.4 tahun 2004)
Pengadilan pengendali menurut hukum tanpa membedakan status seseorang. Pengadilan tidak hanya mengadili berdasarkan undang-undang, tetapi mengadili menurut hukum. Kekuasaan ini memberi kebebasan lebih besar kepada hakim (Pasal 5 ayat 1 UU No.4 Tahun 2004).
Selain peradilan negara, tidak dibolehkan ada peradilan-peradilan yang bukan di lakukan oleh badan peradilan negara (Pasal 3 UU No.4 Tahun 2004).
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara kekuasaan kehakiman, asas-asas penyelengaraan kekuasaan kehakiman, jaminan kedudukan dan perlakuan yang sama bagi setiap orang dalam hukum dan dalam mencari keadilan.
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 Sudah diubah menjadi undang undang No.48 Tahun 2009 Tentang kekuasaan Kehakiman
UU No. 4 tahun 2004
Mahkamah Agung
Peradilan Umum
Pengadilan Tinggi
Pengadilan Negeri
Peradilan Khusus
Peradilan Agama
Pengadilan Tinggi Agama
Pengadilan Agama
Peradilan Syariah Islam
Peradilan Tata Usaha
Negara
Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara
Pengadilan Tata Usaha
Negara
Peradilan Militer
Pengadilan Militer
Pengadilan tinggi militer
Pengadilan militer utama
Pengadilan Militer
pertempuran
Lembaga Peradilan Nasional
Mahkamah Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA)
adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkunganperadilan tata usaha negara
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan • peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan
kekuasaan kehakiman.• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua
lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para
hakim di semua lingkungan peradilan.• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung
memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan :
• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang
berlaku,• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
Peradilan Umum
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Saat ini peradilan umum diatur berdasarkan UU No.2 tahun 1986 (Lembaran Negara No. 20 tahun 1986). Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi (biasa disingkat: PT) merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan Tingkat Banding terhadap perkara-perkara yang diputus olehPengadilan Negeri.
Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan seorang Wakil Ketua PT), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
Pengadilan NegeriPengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidana untuk semua golongan yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah hukum meliputi wilayah kabupaten/kota.
Perkara-perkara dalam pengadilan negeri secara umum diadili oleh majelis hakim yang terdiri atas satu hakim ketua dan dua hakim anggota, dibantu oleh seorang panitera. Kecuali untuk masalah/perkara-perkara ringan yang ancaman hukumannya kurang dari satu tahun, contohnya, perkara pelanggaran lalu lintas. Untuk masalah atau perkara seperti ini,persidangannya dipimpin oleh hakim tunggal (Summier).
Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.
Tugas dan Wewenang
Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan
Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan
Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instasi pemerintah di daerahnya, apabila diminta (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986)
Mengadakan pelaksanaan atau pengawasan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, dan juru sita di daerah hukumnya
Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan di selenggarakan dengan seksama dan sewajarnya
Memberikan teguran dan peringatan yang dipandang perlu tanpa mengurangi kepuasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara
Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada ketua pengadilan tinggi, ketua mahkamah agung, dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris
Contoh Pengadilan Negeri
PERADILAN KHUSUS
Peradilan khusus aadalah lingkungan
peradilan dibawah Mahkamah Agung yang
berwenang untuk menangani kasus-kasus
tertentu
Peradilan khusus dibagi menjadi lingkungan
Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha
Negara, dan Peradilan Militer
PERADILAN AGAMA
• Peradilan Agama Islam
• Bertugas memeriksa dna memutus perkara-perkara yang timbul antara orang-orang Islam mengenai bidang hukum perdata yang diputus berdasarkan syariat Islam
• Contoh: thalaq, pernikahan, waris
DASAR HUKUM
UU No. 7 thn 1989 tentang Peradilan Agama
Menurut UU no. 7 thn 1989, ruang lingkup Peradilan Agama terdiri atas:
Pengadilan Agama: Badan peradilan tingkat pertama yang bertempat kedudukan sama dengan Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi Agama: Badan peradilan tingkat banding, berkedudukan sama dengan daerah Pengadilan Tinggi
PENGADILAN AGAMA
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan agama, tingkat pertama
Berkedudukan di ibukota Kabupaten atau Kota.
Tugas dan wewenang: Memeriksa, memutuskan, menyelesaikan perkara-perkara
antara orang beragama Islam di bidang: Perkawinan Wasiat, warisan, hibah Wakaf atau shodaqoh Ekonomi Syariah
Pengadilan Agama menyelesaikan perkara-perkara di atas menurut syariah Islam
PENGADILAN TINGGI AGAMA
Lembaga pengadilan di lingkungan peradilan agama
Berkedudukan di ibukota probinsi
Pengadilan tingkat banding/akhir
Tugas dan wewenang:
Megadili perkara yang menjadi kewenangan
Pengadilan Agama dalam tingkat banding
Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah hukum
SUSUNAN PENGADILAN AGAMA
PimpinanKetuaWakil Ketua
HakimPaniteraJuru Sita
SUSUNAN PENGADILAN TINGGI AGAMA
Ketua: memimpin dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelaksanaan tugas Pengadilan Tinggi Agama
Membagi tugas dan menentukan penanggung jawab kegiatan
Wakil Ketua: Melaksanakan tugas Ketua bila Ketua berhalangan
dan membantu menyusun program kerja Melakukan pengawasan terhadap pelakasaan
tugas Hakim, pejabat, Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Hakim Memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan
dalam tingkat banding Melakukan pembinaan dan pengawasan yang
ditugaskan oleh pimpinan
Panitera Membantu hakim dalam membuat berita acara
pemeriksaan dalam proses persidangan Bertugas pada bagian administrasi pengadilan, membuat
berita acara, dan tindakan administrasi lainnya Dalam bertugas dibantu oleh panitera pengganti dan
panitera muda
SUSUNAN PENGADILAN TINGGI AGAMA
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara
Mengadili sengketa Tata Usaha Negara, contoh kepegawaian antara badan/pejabat Tata Usaha Negara atau administrasi negara dengan seseorang atau badan hukum perdata (PT, Yayasan)
LANDASAN HUKUM PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA
-Undang-undang no 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara-Undan-Undang no 51 tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang No. 5 tahun 1986
TUJUAN DAN FUNGSI PERADILAN TATA USAHA
NEGARATujuan:
Memberi perlindungan terhadap ha-hak rakyat yang bersumber dari hak individu
Memberi perlindungan yang didasarkan kepentikan bersaing individu yang hidup dalam masyarakat tersebut
Fungsi: Menyelesaikan konflik antara pemerintahan
dengan rakyat
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan tata usaha negara yang berkedudukan di ibukota kabupaten atau kota.
Tugas Pokok dan fungsi:
Menerima, memeriksa, memutus, menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat (pemerintah) baik di pusat maupun daerah
PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan Tata Usaha yang berkedudukan di ibukota provinsi
Tugas dan wewenang:
Memeriksa dan memutus sengketa Tata Usaha Negara tingkat banding
Memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara PTUN di daerah hukuman
Peradilan Syariah Islam Peradilan syariah Islam sebagai bagian dari struktur
hukum syariah tidak terpisahkan dari sistem hukum syariah Islam yang juga mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan budaya hukumnya. Prinsip-prinsip dasar peradilan syariah Islam, yaitu:
1. Dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan perintah syariah Islam;
2. Kedudukannya merupakan bagian dari system kekuasaan Negara;
3. Kelembagaanya merupakan symbol syariah Islam;
4. Dilakukan oleh aparat hukum yang beragama Islam sebagai bagian dari pengamalan syariah Islam dan symbol syariah Islam;
5. Berfungsi member pelayanan hukum dan keadilan berdasarkan syariah Islam, mengawal dan menegakkan serta mengembangkan syariah Islam;
Peradilan Militer
Peradilan militer adalah lingkungan peradilan di bawah mahkamah agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana militer.Peradilan militer meliputi1. Pengadilan Militer 2. Pengadilan Militer Tinggi3. Pengadilan Militer Utama4. Pengadilan Militer Pertempuran
a. Pengadilan Militer
Pengadilan militer (Dilmil) adalah pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana ditentukan dalam pasal 40 Undang-Undang Republik Indonesia no. 31 tahun 1997 yakni prajurit yang berpangkat kapten ke bawah.
Pengadilan Militer Tinggi (Dimilti) adalah pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara pidana dah sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana ditentukan dalam pasal 41 UU RI no. 31 tahun 1997 yakni prajurit yang berpangkat mayor ke atas.
Selain itu, pengadilan militer tinggi juga memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana yang telah diputus oleh pengadilan militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding.
b. Pengadilan Militer Tinggi
C. PENGADILAN MILITER UTAMA
Pengadilan Militer Utama (Dilmiltama)
memeriksa dan memutus pada tingkat banding
perkara pidana dan sengketa tata usaha militer yang
telah diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan
militer tinggi yang dimintakan banding, memutus
pada tingkat pertama dan terakhir semua sengketa
tentang wewenang mengadili antar pengadilan
militer, pengadilan militer tinggi. Hal ini dicantumkan
dalam pasal 42 dan pasal 43 UU Republik Indonesia
tahun 1997.
d. Pengadilan Militer Pertempuran
Pengadilan Militer Pertempuran merupakan badan pelaksna kekuasaan kehakiman di lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di medan pertempuran.
Karena berkedudukan di suatu medan pertempuran sebagai daerah hukumnya, pengadilan militer pertempuran bersifat mobil atau selalu mengikuti kemana gerak pasukan pada saat pertempuran tersebut berlangsung.
PROSES PERADILAN PIDANA DI INDONESIA
I. PENYELIDIKAN
Merupakan suatu rangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya penyidikan lebih lanjut.
II. PENYIDIKAN
Suatu rangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti, dengan bukti tersebut membuat terang tentang kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
III.PENUNTUTAN
Tindakan JPU untuk melimpahkan perkara pidana ke PN yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara pidana dengan permintaan supaya diperiksa oleh hakim di sidang pengadila
IV. SIDANG Di PENGADILAN
1. DAKWAAN
Dakwaan adalah Tuntutan perkara atau tuduhan yang diajukankepada hakim oleh seseorang terhadap orang lain
2. EKSEPSI/TANGKISAN/KEBERATAN
Eksepsi adalah Tangkisan, keberatan,atau sanggahan mengenai formalitas surat dakwaaan/gugatan/permohonan dan tidak mnyinggung materi pokok perkara
3. PEMERIKSAAN ALAT BUKTI:
4. REQUISITOIR / TUNTUTAN JAKSA
suatu pembuktian tentang terbukti atau tidaknya surat dakwaan
5. PLEDOI / PEMBELAAN
ledoii adalah pembelaan dari terdakwa/penasehat hukumnya terhadap tuntutan yang diajukan oleh JPU, berdasarkan semua keterangan dalam proses pembuktian yang menguntungkan pihak terdakwa
6. REPLIK JPU
Adalah jawaban penggugat baik tertulis maupun lisan terhadap jawaban tergugat atas gugatannya
7. DUPLIK TERDAKWA / PENASEHAT HUKUM
Adalah jawban tergugat terhadap replik yang diajukan penggugat
8. PUTUSAN MAJELIS HAKIM
Menurut KUHAP ada 3 (tiga) macam putusan pengadilan, yaitu :
· Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa (vrijspraak)
· Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan hukum (onstlag van rechtvervolging)
· Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa
Upaya Hukum Biasa
1. Naik Banding (revisi) ke Pengadilan Tinggi (PT)
2. Kasasi (Pembatalan) ke Mahkamah Agung (MA)
Upaya Hukum Luar Biasa
1. Kasasi Demi Kepentingan Hukum
2. Peninjauan Kembali (PK) Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
TERIMA KASIH