sistem perkotaan dan kewilayahan

45
SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN (HIRARKI, INTERAKSI, NODAL, FLOW )

Upload: others

Post on 24-Jan-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN (HIRARKI, INTERAKSI, NODAL, FLOW )

Page 2: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Pendahuluan

• Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.

• Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah (Sistem Kewilayahan) dan sistem internal perkotaan (Sistem Perkotaan).

Page 3: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Hirarki Pelayanan dan Fungsi Utama Kota

• Peran dan fungsi wilayah merupakan penegasan posisi dalam konteks regional maupun nasional.

• Penetapan peran dan fungsi tersebut didasarkan atas potensi yang dimiliki suatu wilayah dan pengaruh lingkungan eksternal yang dapat dijadikan peluang dalam pengembangan wilayah.

• Pengembangan hirarki fungsional (bersifat horizontal) dimaksudkan untuk mengupayakan pengembangan ruang yang terdesentralisasi pada sumber daya alam setempat dan terciptanya keseimbangan pertumbuhan yang proporsional (balance growth).

• Konsep ini mendorong terciptanya satuan ruang wilayah yang lebih efisien.

Page 4: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Hirarki fungsional wilayah yang lebih bersifat horizontal tersebut diwujudkan dalam 3 (tiga) hirarki pusat pelayanan: 1. Pusat Pelayanan Primer : Yaitu pusat yang melayani

wilayah Provinsi dengan wilayah internasional dan wilayah nasional.

2. Pusat Pelayanan Sekunder : Yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah kabupaten/kota. Pusat pengembangan sekunder dibedakan sebagai: a) Sekunder I: Berkaitan dengan pengembangan

pusat permukiman sebagai pelayanan pusat kegiatan nasional (PKN), maupun pusat kegiatan strategis nasional (PKSN).

b) Sekunder II: Berkaitan dengan pengembangan pusat permukiman sebagai pelayanan pusat kegiatan wilayah (PKW).

Page 5: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

3. Pusat Pelayanan Tersier : Yaitu kota-kota mandiri selain pusat kegiatan primer dan sekunder yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efektif, yang diarahkan, masing-masing: a) Tersier I: Berkaitan dengan pengembangan

pusat permukiman pelayanan berskala pusat kegiatan nasional atau wilayah.

b) Tersier II: Berkaitan dengan pengembangan pusat permukiman, pusat kegiatan lokal, dan pusat-pusat pertumbuhan perdesaan.

Page 6: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 7: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 8: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Sistem internal perkotaan (Sistem Perkotaan)

• Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.

Page 9: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 10: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Peran Kawasan Perkotaan

• Gambar tersebut merupakan struktur hierarki sistem perkotaan dan sistem pusat pelayanan yang berlaku di Indonesia.

• Garis titik-titik antara PKSN dan PKN menyiratkan bahwa PKSN memiliki posisi strategis secara nasional tetapi bukan dalam konteks signifikansi fungsi pelayanan ekonomi.

• Garis titik-titik antara PPK dengan PKN, PKW, dan PKL menyiratkan bahwa PPK = Pusat Pelayanan Kota dapat berada didalam PKN, PKW, maupun PKL tergantung peran Kota nya sebagai apa.

• Adapun PPK = Pusat Pelayanan Kawasan merupakan Kawasan Perkotaan atau Pusat Permukiman Perkotaan di daerah Kabupaten.

Page 11: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Berdasarkan kewenangan penetapan: • Penetapan PKN dan PKW ialah kewenangan

Pemerintah Pusat, • Penetapan PKL ialah kewenangan Provinsi, • Penetapan PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) serta PPL

(Pusat Pelayanan Lingkungan) ialah kewenangan Kabupaten.

Bagaimana dengan Kota? Kota menetapkan sistem pelayanan internal kota yakni Pusat Pelayanan Kota (PPK), Subpusat Pelayanan Kota (SPK) untuk setiap Sub Wilayah Kota (SWK) dan Pusat Lingkungan (PL) yang melayani satu atau beberapa kelurahan. Dengan demikian, dalam Sistem Perkotaan Nasional hanya dapat diidentifikasi PKN (dan PKSN) serta PKW saja.

Page 12: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 13: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Klasifikasi Ukuran Kawasan Perkotaan

• Ukuran perkotaan di Indonesia berada pada rentang 50.000 sampai sejumlah takhingga penduduk.

• Berbeda Negara, memiliki definisi berbeda untuk sebuah kota.

• Swedia dan Denmark, kawasan permukiman lebih dari 200 penduduk dapat disebut sebuah kawasan perkotaan.

• Australia dan Kanada minimal 1.000 penduduk (sejalan dengan Teori Ekistik, Doxiadis (1968).

• Prancis dan Israel, 2.000 Penduduk. • Amerika Serikat dan Meksiko 2.500 penduduk. • Jepang minimal 30.000 Penduduk. • Berikut dibawah ini merupakan sandingan antara klasifikasi

versi RTRWN dan klasifikasi ukuran perkotaan Doxiadis.

Page 14: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 15: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Small city pada skema terebut tidak memiliki ambang batas penduduk minimal karena seringkali didudukan sebagai sub wilayah kota (SWK) dari sebuah kota yang lebih besar (kota sedang atau kota besar).

• Perbedaan city dan town? Definisi legal menurut World Atlas (2019), City ialah: Legally defined entity with a structured system of governance, and which has delegated powers to oversee local legislation as well as the management of resources. Citizens of a city are responsible for electing representatives who form the local government that provides local services.

• Entitas yang ditetapkan secara hukum • Sistem pemerintahan yang terstruktur • Delegasi kekuasaan untuk mengawasi legislasi lokal dan

pengelolaan sumber daya. • Warga kota bertanggung jawab untuk memilih perwakilan

untuk membentuk pemerintah daerah yang menyediakan layanan lokal

Page 16: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Secara sederhana City dapat diartikan Kawasan Perkotaan yang memiliki pemerintahan sendiri, atau yang disebut Kota.

Adapun Town ialah: Towns are generally places with unincorporated communities that have no structured system of government but receives services from the other levels of government. However, in some countries, governments allow towns to have some limited powers.

• Kawasan Perkotaan yang tidak berbadan hukum, • Tanpa sistem pemerintahan terstruktur, • Menerima layanan dari tingkat pemerintahan yang

lainnya, • Meski terdapat beberapa negara yang

mendelegasikan kewenangan kepada Town.

Page 17: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 18: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Sistem Perkotaan Nasional

• Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Sistem Perkotaan Nasional terdiri dari: (dalam PP 21 tahun 2021 tidak diuraiakan secara detail di pasal 21)

• Pusat Kegiatan Nasional (PKN) • Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) • Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Page 19: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ditetapkan dengan kriteria:

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

• Kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau berpotensi sebagai pelabuhan hub internasional dan pintu gerbang ekspor hasil kegiatan kelautan dan perikanan

Page 20: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan dengan kriteria:

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten

• Kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau berpotensi mendukung ekonomi kelautan nasional

Page 21: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan kriteria:

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan

• Kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau berpotensi mendukung ekonomi kelautan lokal

Page 22: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ditetapkan dengan kriteria:

• pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

• pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

• pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

• pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Page 23: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Berikut dibawah ini merupakan hasil pemetaan Lampiran II RTRWN tentang Sistem Perkotaan Nasional yang terdiri dari 83 PKN, 30 PKSN, dan 169 PKW.

Page 24: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Peta Persebaran Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Indonesia

Page 25: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Peta Persebaran Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Indonesia

Page 26: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL.

PKN, PKW, dan PKL dapat berupa:

• kawasan megapolitan;

• kawasan metropolitan;

• kawasan perkotaan besar;

• kawasan perkotaan sedang; atau

• kawasan perkotaan kecil.

Selain sistem perkotaan nasional dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara

Page 27: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Sistem Kewilayahan

• Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

• Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Page 28: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

• Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

Page 29: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah homogen adalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan keseragaman atau seperangkat ciri atau karakteristik tertentu dari aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan beserta kombinasi dan turunannya. Wilayah homogeny dibatasi oleh keseragaman secara internal (internal uniformity). Sifat dan cirri homogenitas dalam hal

Page 30: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah formal (formal region) dan wilayah fungsional (functional region atau nodal region).

• Pengertian wilayah formal identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.

Page 31: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Adapun wilayah fungsional atau nodal region adalah suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda fungsinya.

• Contoh yang sangat jelas dari suatu nodal region adalah kawasan perkotaan.

• Dilihat dari konsep nodal region, wilayah perkotaan terdiri atas tiga komponen utama, yaitu sebagai berikut.

1. Nodus atau inti yang merupakan pusat kota (city).

2. Internal area (hinterland), adalah wilayah sekitar kota yang fungsinya memasok kebutuhan harian kota tersebut.

3. Eksternal area, adalah jalur penghubung antara kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut.

Page 32: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 33: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah yang termasuk dalam suatu nodal region sering kali dihubungkan dengan garis-garis konsentrik (lingkaran).

• Untuk berbagai keperluan dalam pengkajian atau perencanaan pembangunan para ahli membuat suatu konsep pewilayahan atau regionalisasi muka bumi, dengan berbagai dasar penggolongan.

Page 34: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah nodal adalah wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah dibelakangnya (hinterland).

• Ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor produksi, penduduk, barang dan jasa, komunikasi, transportasi serta perhubungan di antara keduanya.

• Wilayah nodal digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah (ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi).

Page 35: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Batas wilayah nodal didasarkan pada pengaruh suatu pusat kegiatan ekonomi jika digantikan oleh pusat kegiatan ekonomi lainya.

• Struktur dari wilayah nodal dapat digambarkan berupa suatu sel hidup dengan adanya inti dan plasma yang saling melengkapi. Intergrasi fungsional merupakan dasar hubungan ketergantungan atas dasar kepentingan masyarakat di wilayah tersebut.

• Beberapa contoh wilayah nodal seperti Jabodetabek (Jakarta sebagai inti dan Bogor, Depok, Tagerang, Bekasi sebagai wilayah belakangnya).

Page 36: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah perencanaan adalah wilayah yang batasannya didasarkan secara fungsional dalam kaitannya dengan maksud perencanaan.

• Wilayah perencanaan mengalami perubahan-perubahan penting dalam pengembangannya dan memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan sebagai suatu kesatuan.

• Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri yaitu : 1. masyarakat mempunyai kesadaran terhadap

permasalahan yang dihadapi daerah, 2. memiliki kemampuan untuk merubah industri

yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia,

3. menggunakan salah satu model perencannaan, dan

4. memiliki pusat pertumbuhan.

Page 37: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

• Wilayah administrasi merupakan wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan.

• Wilayah dalam pengertian administratif sering disebut juga daerah.

• Wilayah administrasi berupa propinsi dan kabupaten atau kota merupakan daerah otonom dan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Pengunaan wilayah administrasi disebabkan oleh dua faktor, yakni :

1. berdasarkan satuan administrasi dalam melaksanakan kebijakan dan rencana pembangunan wilayah, dan

2. wilayah didasarkan pada satuan adminstrasi pemerintahan untuk mempermudah dianalisis dalam pengumpulan data di berbagai bagian wilayah.

Page 38: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Teori Interaksi dalam Perencanaan

• Interaksi keruangan merupakan suatu hubungan timbal balik (resiprocal relationship) yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru.

• Kuat-lemahnya interaksi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:

1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementary),

2. Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity),

3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).

Page 39: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 40: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 41: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 42: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 43: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Flow atau Pergerakan dalam Sistem Kewilayahan

• Dalam sistem kewilayahan pergerakan atau flow bukan hanya manusia saja, tetapi juga barang dan jasa.

• Secara spatial, bagian dalam mewadahi pergerakan dalam suatu wilayah disebut infrastruktur.

• Secara skematis dapat dilihat bahwa pergerakan antar wilayah dan dalam wilayah

Page 44: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN
Page 45: SISTEM PERKOTAAN DAN KEWILAYAHAN

Sekian dan Terima Kasih